Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

Bab ini memuat pembahasan pengertian Integral Henstock beserta

sifat-sifat dasarnya. Definisi-definisi, lemma maupun teorema-teorema dalam

pembahasan ini mengarah pada pengertian Integral Henstock beserta sifat-sifat

dasarnya.

A. Pengertian Integral Henstock

Integral Henstock didasarkan atas adanya partisi pada daerah

pengintegralannya. Partisi tersebut dapat dilihat pada definisi berikut ini:

Definisi 3.1.1.

Diberikan fungsi positif- : [a,b] R.

Dengan partisi D = {a = xo, x1,, xn = b; 1, 2, , n} pada [a, b] yang memenuhi:

i (i) < xi-1 i xi < i + (i) .

untuk semua i = 1, 2, , n dinamakan partisi- (-partition atau -fine partition)

pada [a, b]. Untuk menyingkat penyajian di atas partisi D biasa ditulis

sebagai {[u,v], } dengan titik ukuran gauge (gauge point) atau titik sampel (tag

t ) seperti pada pembahasan bab II (pengertian simbol sama dengan pengertian

simbol t), dan [u,v] selang ukuran (gauge interval).

23
2

Karena integral yang akan didefinisikan menyangkut pengertian partisi-,

maka perlu untuk diungkapkan eksistensi (keujudan) dari partisi- tersebut. Berikut

lemma yang menunjukkan adanya partisi- pada suatu selang tertutup [a, b].

Lemma 3.1.2.

Untuk setiap fungsi positif : [a, b] R terdapat suatu partisi- pada [a,

b].

Adapun sifat dari partisi- seperti tertuang dalam teorema berikut

dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya.

Teorema 3.1.3.

Misalkan , 1, 2, masing-masing merupakan fungsi bernilai positif pada [a,

b] dengan

() = min {1 (), 2 ()}, [a, b]

Jika D partisi- pada [a, b], maka D juga merupakan partisi- 1 dan partisi-2

pada [a, b].

Bukti :

Misalkan D partisi- pada [a, b] yang diberikan oleh :

D = { a = xo, x1,, xn = b ; 1, 2, , n} dengan

i (i) < xi-1 i xi < i + (i), i = 1 , 2, , n

karena () = min {1 (), 2 ()} maka

() 1 () atau () 2 ()

Akibatnya:
3

i - 1 (i) i - (i) < xi-1 i xi < i + (i) i + i (i) dan juga

i - 2 (i) i - (i) < xi-1 i xi < i + (i) i + 2 (i), i = 1, 2, , n

Jadi, D merupakan partisi-1 dan partisi-2 pada [a, b] dan terbukti pula bahwa

partisi- lebih halus dari partisi-1 atau partisi-2.

Dengan menggunakan partisi- seperti didefinisikan pada definisi 3.1.1,

Henstock membangun integral yang selanjutnya disebut integral Henstock yang

didefinisikan seperti berikut ini.

Definisi 3.1.4. (Lee. P.Y. 1989: 4)

Suatu fungsi f : [a, b] R dikatakan terintegral Henstock jika ada

bilangan A sehingga untuk setiap > 0 terdapat fungsi () > 0 pada [a, b]

sedemikian sehingga pembagian D diberikan oleh

D = {a = xo, x1,, xn = b ; 1, 2, , n}

Memenuhi i [xi-1, xi] (i (i), i + (i)) untuk i = 1, 2, 3, , n .

pada [a, b] berlaku

f ( ) (x i 1 - x i-1 ) - A
i 1 <

A disebut nilai integral Henstock fungsi f pada selang [a, b] dan ditulis dengan

lambang :

f (x) dx
A = (H) a

f ( ) (x i 1 - x i -1 )
dan i 1 dinamakan jumlah Riemann yang bersesuaian dengan

partisi- D pada selang [a, b].


4

Integral Henstock dapat juga didefenisikan dengan pengertian:

Definisi 3.1.5. (Lee. P.Y. 1989: 5)

Fungsi f bernilai real dikatakan terintegral Henstock ke A pada [a, b] jika

untuk setiap > 0 terdapat fungsi () > 0 sehingga untuk setiap pembagian

D = {[u,v], } dari [a, b] diperoleh

f ( ) (v - u) - A
i 1 <

ditulis dengan lambang :

f (x) dx
A =(H) a

Dalam integral Henstock memiliki keunikan yakni nilai integralnya

tunggal. Adapun keunikan integral Henstock dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Jika fungsi f : [a, b] R terintegral Henstock pada [a, b], maka nilai

integral itu tunggal.

Bukti :

Diberikan > 0 sebarang,

Karena f terintegral Henstock pada [a, b], maka terdapat bilangan real A

dan fungsi positif 1 : [a,b] R sehingga untuk setiap partisi-1 D1 = {([u,v]; )}

pada [a,b] berlaku:


(D1 ) f ( ) (v - u) - A < 2
5

Misalkan f juga terintegral Henstock pada [a,b] dengan nilai integral B,

terdapat fungsi positif 2: [a,b]R sehingga untuk setiap partisi-2 D2 =

{([u,v]; )} pada [a,b] berlaku:


(D 2 ) f ( ) (v - u) - B < 2

Didefinisikan fungsi positf - : [a,b] R dengan

() = min {1 (), 2 ()}, [a,b]

Menurut teorema 3.1.3. jika partisi- D = {([u,v]; )} pada [a,b], maka

pembagian D juga merupakan partisi -1 dan partisi -2 pada [a,b]. Sehingga

diperoleh :

A B A (D) f () (v,u) + (D) f () (v,u) B


< 2 + 2=

karena > 0 diambil sebarang, maka terbukti A = B. Jadi nilai A tunggal.

Adapun contoh fungsi terintegral Henstock adalah fungsi Direchlet, dan

fungsi Direchlet tidak terintegral Riemann. Bukti fungsi Direchlet terintegral

Henstock dapat ditunjukkan pada contoh berikut:

Contoh 3.1.6 :

1 , x rasional , x 0,1

Diberikan fungsi Direchlet f x 0 , x irasional , x 0,1 , dengan

> 0 dan a n : n 1,2,3,... merupakan himpunan semua bilangan rasional pada

[0,1], tunjukkan bahwa fungsi Direchlet f(x) terintegral Henstock dengan nilai

integralnya 0. Adapun fungsi Gauge (x) pada [0, 1] adalah:


6

1 , jika, x a n

, jika, x a n
x 2 n 1

Bukti:

Misal a n : n 1,2,3,... merupakan himpunan semua bilangan rasional

pada [0,1], maka jumlah Riemann titik-titik tag irasional adalah 0. Misal

adalah tagged partisi, maka jumlah Riemann pada bilangan irasional menjadi

S f ; , dan jika ada Q sebagai tagged partisi lain, maka jumlah Riemann pada

bilangan rasional menjadi S f ; Q sehingga diperoleh:

S f ;Q 0 S f ;Q S f ;
=

S f ;Q S f ;


f a a f a a
n 1
n n
n 1
n n




2 f a a 2 2
n n n 1

n 1 2
n

n 1 n 1

Jadi terbukti bahwa f terintegral Henstock ke 0 pada [0, 1].

Anda mungkin juga menyukai