Neoplasma
MODUL ESOFAGUS
NEOPLASMA
EDISI I
KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH
KEPALA DAN LEHER
2008
0
Modul Esofagus
Neoplasma
WAKTU
PERSIAPAN SESI
Materi presentasi :
o LCD 1 : Anatomi dan fisiologi Esofagus
o LCD 2 : Definisi Neoplasma Esofagus
o LCD 3 : Etiopatologi
o LCD 4 : Gejala Klinik
o LCD 5 : Diagnosis Neoplasma Esofagus
o LCD 6 : Penatalaksanaan Neoplasma Esofagus
o LCD 7 : Esofagoskopi Neoplasma Esofagus
REFERENSI
1. Griffith Pearson.F, Joel D.C, Jean Deslauries,et.al : Trauma. Foreign Bodies. Esophageal
surgery, 2nd ed.577-615.2002
2. Schiratzki H: Removal of Foreign Body in The Esophagus. Archives of Otolaryngology.
Vol 102, Number 4. 238-240.1976
3. Ellen M.Friedman : Caustic Ingestion and Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract.
Byron I.Bailey.Head and Neck Surgery Otolaryngology.2nd ed. Lippincot-Raven.1998
4. Byron J Bailey,Karen H.Calhoun : Atlas of Head and Neck Surgery-Otolaryngology.2 nd
edition.834-835. J P Lippincot, Philadelphia, 2001
KOMPETENSI
Keterampilan
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil :
1. Mengenali gejala dan tanda neoplasma esofagus
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan terhadap neoplasma esofagus
3. Melakukan keputusan untuk pemeriksan penunjang seperti esogoskopi, esofagografi dan CT
Scan Torakoabdominal
1
Modul Esofagus
Neoplasma
TUJUAN PEMBELAJARAN
CONTOH KASUS
Seorang laki-laki, 55 tahun datang ke poli THT dalam keadaan sulit menelan sejak 3 bulan lalu,
semakin hari semakin memberat dan sejak 1 minggu lalu bila makan atau minum dimuntahkan
kembali setelah 3 menit ditelan yang bercampur sedikit darah warna merah. Terdapat keluhan
rasa penuh dan nyeri di dada, keluhan tersedak tidak ada. Barium esofagogram : tampak stenosis
pada 1/3 tengah esofagus dengan permukaan mukosa tidak rata, tampak kontras sedikit di
lambung.
Diskusi :
Anatomi & histologi esofagus
Patogenesis terjadinya neoplasma esofagus
Tipe neoplasma esofagus
Prosedur diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Jawaban :
METODE PEMBELAJARAN
Anatomi esofagus
Gambaran dan karakteristik esofagus
Fisiologi dan patofisiologi esofagus
Tujuan 2. Mempu menjelaskan etiopatogenesis dan gambaran klinis dari neoplasma
esofagus
Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini :
1. small group discussion
2. peer assisted learning
3. bedside teaching
4. task-based medical education
5. log-book
Harus diketahui :
Etiologi
Patofisiolgi klinik
Gejala (keluhan pasien)
Tanda (hasil pemeriksaan)
Gambaran klinik
Harus diketahui :
Metode standar anamnesis
Pemeriksaan penunjang yang sensitive dan spesifik
Divice sensitivity on neoplasma on Anomali Finding
Device specivity on Anomali Finding
Harus diketahui :
Metoda anamnesis
Gejala dan tanda neoplasma esofagus
Pemeriksaan penunjang yang sensitif dan spesifik
Menentukan diagnosis kerja
3
Modul Esofagus
Neoplasma
5. log-book
Harus diketahui :
Prosedur konservatif
Prosedur operatif reseksi
Prosedur alternatif
Harus diketahui :
Work up key points
Jenis-jenis terapi yang direkomendasikan
Kondisi atau situasi penting untuk membuat keputusan untuk merujuk
Rangkuman
Neoplasma esofagus adalah suatu proses metaplasi dari esofagus yang dapat menimbulkan
gangguan fungsi menelan.
Diagnosis dan tatalaksana yang baik dapat mencegah timbulnya komplikasi yang disebabkan
kelainan ini.
EVALUASI
1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk essay dan oral sesuai
dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal, yang dimiliki
peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pretest terdiri atas :
Anatomi, gambarana klinik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis,
penatalaksanaan dan prognosis.
2. Small group discussion bersama fasilitator untuk membahas kekurangan yang ada, hal- hal
yang berkenaan dengan penuntun belajar dan proses penilaian.
3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan
langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role play dengan teman-
teman (peer assisted learning) atau kepada standardized patient. Pada saat tersebut yang
bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dpegang
oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (peer assieted evaluation). Setelah dianggap
memeadai melalui metode bed side teaching dibawah pengawasan fasilitator, peserta didik
mengaplikasikan penuntun belajar dari model anatomik dan setelah kompetensi tercapai
peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya paqda pasien sesunggguhnya.
Pada saat pelaksaan, evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation)
dan mengisi formulir penilaian berikut :
- Perlu perbaikan : pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan
- Cukup : pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misalnya pemeriksaan terlalu lama
atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien
- Baik : pelaksanaan benar dan baik (efisien)
4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali untuk mendapatkan penjelasan dari
berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan
untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
5. Self assesment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar
6. Pendidik / fasilitator :
4
Modul Esofagus
Neoplasma
Kuesioner meliputi :
Soal :
Jawaban :
Soal :
Jawaban :
Soal :
Jawaban :
5
Modul Esofagus
Neoplasma
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR ESOFAGOSKOPI NEOPLASMA DI ESOFAGUS
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi
di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang
II PROSEDUR ESOFAGOSKOPI
6
Modul Esofagus
Neoplasma
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh
peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang
diuraikan dibawah ini:
: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau
panduan standar
: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan
prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh
peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
KEGIATAN NILAI
I. PERSIAPAN PROSEDUR
1. Kaji ulang diagnosis
2. Menyiapkan peralatan operatif
3. Menyiapkan posisi pasien
4. Melakukan tindakan a & anti septik
II. PROSEDUR ESOFAGOSKOPI
- Esofagoskop dipegang dengan tangan kiri seperti memegang tongkat
bilyar, jari tengah dan jari manis membuka bibir atas dan mengait pada
gigi insisivus. Sementara itu jari telunjuk dan ibu jari memegang bagian
distal esofagoskop serta menarik bibir agar tidak terjepit di antara pipa
esofagoskop dengan gigi.
- Esofagoskop dimasukkan secara vertikal ke dalam mulut melalui ujung
kanan mulut
- Memasuki sinus piriformis kanan.
- Melewati penyempitan krikofaringeal
- Melalui esofagus segmen torakalis
- Melalui penyempitan pada hiatus diafragma
8
Modul Esofagus
Neoplasma
KEGIATAN NILAI
- Pada waktu mengeluarkan esofagoskop posisi penderita dan arah
gerakan esofagoskop dilakukan dengan cara yang berlawanan.
III. PASKA PROSEDUR ESOFAGOSKOPI
1. Lakukan evaluasi daerah diatas lokasi inkarserasi, bekas tempat
asing dan di bawah lokasi impaksi sampai gaster
2. Evaluasi tanda-tanda perforasi
MATERI PRESENTASI
MATERI BAKU
Neoplasma Esofagus
1. Tumor Jinak
Tumor jinak esofagus jarang terjadi dibandingkan gangguan esogfagus yang lain seperti
reflux esofagus, gangguan motilitas, kanker dan divertikulum, jumlahnya kurang dari 1% dari
semua neoplasma esofagus.
Gejala dan tanda gangguan esofagus merupakan problem yang sulit oleh karena beberapa
faktor antara lain :
1. Esofagus merupakan tabung otot yang berukuran 23 25 cm, memanjang
mulai dari faring sampai gaster.
2. Mempunyai fungsi yang relatif simple mengantar bolus makanan secara
cepat masuk ke dalam gaster melalui gerakan peristaltik aktif dan mencegah terjadinya
regurgitasi
3. Sensasi esofagus dapat dirasakan seperti rasa terbakar substernal yang
digambarkan sebagai nyeri dada dan nyeri susternal yang identik terhadap gangguan arteri
koroner
4. Esofagus relatif mudah diperiksa melalui pemeriksaan kontras radiologi,
CT-Scan,USG esofagus dan esofagoskopi
Oleh karena tumor esofagus tumbuh dengan perlahan, sehingga kebanyakan penderita tidak
merasakan keluhan pada tahap dini, sampai tumor esofagus mencapai tahap lanjut .
Gangguan yang dirasakan pasien biasanya berupa gangguan menelan, perasaan tidak enak
pada dada, kontraksi peristaltik yang abnormal, nyeri yang menyerupai cardiac pain, yang dapat
berkurang dengan pemberian nitrat, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan khusus untuk
membedakan nyeri esofagus dan cardiac pain.
Kesulitan menelan jangan pernah diabaikan oleh karena esofagus merupakan transit tube,
dimana makanan tidak dapat dicerna dan biasanya tidak stagnan sehingga dapat terjadi ulserasi
dan perdarahan yang disebabkan oleh tumor jinak.
Tumor jinak kadang-kadang bisa bersama dengan kondisi yang lain seperti divertikulum
esofagus, akalasia, hernia dan kanker.
9
Modul Esofagus
Neoplasma
Patofisiologi
Tumor jinak tumbuh dengan lambat dan mengadakan ekspansi, pembesaran dapat
menyerupai balon, dan menekan organ disekitarnya, tidak terdapat metastase, dapat terjadi
kalsifikasi yang dapat membahayakan penderita dengan beberapa cara :
1. Melalui komplikasi insidentil seperti obstruksi lumen
2. Melalui regurgutasi dan obstruksi jalan nafas
3. Melalui efek penekanan terhadap struktur mediastinal disekelilingnya
4. Melalui ulserasi dan perdarahan
Lokasi Anatomis
Esofagus lebih banyak terletak pada mediastinum posterior, kecuali bagian segmen terkecil
yang terletak pada leher dan abdomen. Tumor intramural yang terletak di bawah otot spingter
krikofaring biasanya bermanifestasi dengan cepat disertai kesulitan menelan dan batuk yang
keras pada saat penderita menelan.
Sejalan dengan ekspansi tumor yang perlahan di balik strukrur tulang thorakis dapat
menyebabkan obstruksi saluran nafas bagian atas.
Di dalam mediastinum esofagus mempunyai hubungan yang erat dengan trachea, bronkus
utama kiri, jantung, aorta, dengan tulang vertebra torarakalis, sehingga suatu tumor yang besar
yang meluas dari permukaan luar esofagus yang mencapai rongga mediastinum dan pleura dapat
memberikan penekanan pada struktur mediastinal sehingga menyebabkan atelektasis, sesak dan
syndroma obstruksi v.cava superior.
Diagnosis
Gambaran klinis tumor jinak esofagus dapat berlangsung menahun dan tidak memberikan gejala
klinis (<85%), dan ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan radiologi dan endoskopi.
Pemeriksaan fisik biasanya negatif pada tumor esofagus yang jinak, jika tumor terletak di
bawah spingter otot krikofaring keluhan biasanya berupa spluttering setiap kali penderita
menelan. Sangat jarang pasien mengeluhkan stridor inspiratoar dan obstruksi nafas saluran atas.
Disfagia berat dan berkelanjutan disertai dengan pneumonitis biasanya disebabkan oleh spill over
yang berulang dan aspirasi.
Kadang-kadang penderita mengeluhkan gangguan menelan yang ringan dan intermiten,
disertai dengan perasaan tertekan retrosternal, hematemesis dan melena jarang terjadi.
Diagnosis yang akurat biasanya dilakukan dengan anamnesis yang cermat, disertai dengan
pemeriksaan radiografi dan esofagoskopi. Bila gambaran endoskopi meragukan diperlukan biopsi
untuk menunjang diagnosis.
Hemangioma esofagial dapat didiagnosis dengan pemeriksaan endoskopi sebagai massa
polipoid sub mukosa berwarna biru keabuan dan lunak. Biopsi endoskopi sebaiknya dihindari
bila mukosa yang melapisinya intak. Spesimen biopsi sebaiknya dianalisis dengan pemeriksaan
imunohistokimia.
Pemeriksaan barium sering digunakan untuk mendiagnosis leimioma intramural, tumor ini
dapat berukuran sangat besar sampai mencapai ukuran > 10 Cm.
Dilatasi esofagial progresif yang terjadi dapat didiagnosis sebagai akalasia, lebih lanjut tumor
mid-esofagus dapat didiagnosis bila pedikel tumor tersebut mencapai faringo-esofagial junction.
Pada saat endoskopi tumor dapat tidak terlihat oleh karena tertutup lapisan mukosa esofagus yang
normal. Kesulitan dalam mendiagnosis dapat terjadi bila leimiomioma intramural menutup
esofagogastric junction yang dapat didignosis sebagai striktur peptik atau tumor ganas. Bila
tumor gagal terdiagnosis, dilatasi esofagial dapat menyebabakan perforasi esofagus. Penggunaaan
USG esofagus dalam mendiagnosis tumor submukosa seperti leimioma, kista atau fibroma. CT
kontras dan angiografi radionuklear merupakan dua teknik pemeriksaan noninvasif yang dapat
digunakan untuk membantu mendiagnosis hemangioma esofagus. Tumor-tumor yang terletak
pada mediastinum posterior baik yang belum atau sudah mengalami kalsifikasi, pemeriksaan CT-
Scan merupakan pemeriksaan yang tepat.
Insidensi antara 0,01% - 0,04% , diduga disebabkan oleh human papilloma virus. Terletak
pada 1/3 bawah esofagus. Pada pemeriksaan endoskopi papilloma terlihat sebagai tumor yang
multilobulus dan sesile dengan permukaan licin dan konsistensi yang lunak. Sulit dibedakan
dengan veruka karsinoma sel squamosa, sehingga dibutuhkan biopsi.
Terdapat dua indikasi eksisi untuk tumor tersebut yaitu obstruksi esofagus dan kesulitan
menyingkirkan suatu keganasan. Pengangkatan tumor secara endoskopi dilakukan bila terjadi lesi
obstruktif. Jika diduga merupakan suatu keganasan atau tidak dapat mengangkat seluruh tumor,
eksplorasi secara pembedahan dapat dilakukan dengan lokal eksisi dan rekonstruksi esofagus
pasca operasi.
Polip Hipervaskuler
Sering sebagai lesi yang soliter, umumnya terjadi pada laki-laki tua antara 60 70 Th, lokasi
tumor 85% pada esofagus bagian atas, biasanya berasal dari tepi bawah otot spingter
krikofaringeus, diawali sebagai tumor mukosa yang kecil, dan tumbuh ke arah lumen, kadang-
kadang tumor tumbuh dengan ukuran yang besar dan mempunyai pedikel yang sangat panjang.
1. Griffith Pearson.F, Joel D.C, Jean Deslauries,et.al : Trauma. Foreign Bodies. Esophageal
surgery, 2nd ed.577-615.2002
2. Schiratzki H: Removal of Foreign Body in The Esophagus. Archives of Otolaryngology.
Vol 102, Number 4. 238-240.1976
3. Ellen M.Friedman : Caustic Ingestion and Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract.
Byron I.Bailey.Head and Neck Surgery Otolaryngology.2nd ed. Lippincot-Raven.1998
4. Byron J Bailey,Karen H.Calhoun : Atlas of Head and Neck Surgery-Otolaryngology.2 nd
edition.834-835. J P Lippincot, Philadelphia, 2001
11