Anda di halaman 1dari 20

PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 1 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

Ditetapkan oleh:
Tanggal Terbit: Kepala RS Pratama,
21 Maret 2016
Standar Prosedur
Operasional
dr. Fetty Fathiyah,
NIP. 19690402 200112 2
002
PENGERTIAN 1. Bencana adalah rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis (UU No. 24 Tahun
2007).
2. Musibah massal atau bencana adalah keadaan yang
gawat dalam kehidupan sehari-hari yang mendadak
terganggu dan banyak orang terjerumus dalam
keadaan tak berdaya dan menderita, dan sebagai
akibatnya membutuhkan pengobatan, perawatan,
perlindungan, makanan, dan kebutuhan lain.
3. Kualifikasi Bencana.
Bencana tingkat I : jumlah korban 1 - 49 orang
Bencana tingkat II : jumlah korban 50 - 99
orang
Bencana tingkat III : jumlah korban 100 - 299
orang
Bencana tingkat IV : jumlah korban lebih dari 300
orang.
Yang dimaksud korban tidak hanya korban yang meninggal
dunia, tapi termasuk semua orang yang mengalami
gangguan baik psikis maupun fisik, dari yang bersifat
ringan sampai yang paling berat.
TUJUAN Sesuai dengan sifat dan datangnya yang selalu tak
terduga, maka dibuat suatu prosedur pelaksanaan dalam
hal penanggulangan bencana, dengan tujuan :

1. Pemanfaatan secara maksimal semua tenaga, sarana


dan prasarana yang ada di Instalasi Gawat Darurat
untuk penanggulangan bencana supaya mendapatkan
hasil yang optimal.
2. Menciptakan satu koordinasi dan suasana yang baik
dalam hal penanggulangan bencana.
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 2 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

3. Menciptakan sistem kinerja yang dapat berhasil guna


dan berdaya guna.
4. Terbentuknya satuan koordinasi yang baik dan selalu
siap setiap saat dalam penanggulangan bencana.
5. Kesiapan tenaga Rumah Sakit dalam penanggulangan
bencana
6. Kesiapan sarana dan prasarana untuk
penanggulangan bencana
Terbentuknya sistem yang baik dalam penanggulangan
bencana
KEBIJAKAN SK Kepala UPT Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta No
05/SK/RSP/2016 tentang Kebijakan Penyusunan Standar
Prosedur Operasional (SPO)

PROSEDUR A. MEDICAL SUPPORT

I. PERAN IGD DALAM PENANGGULANGAN


BENCANA

Dokter Triase
Bertugas di Instalasi Gawat Darurat harus bertindak
sebagai Triage Officer dengan tugas-tugas :

a. Melaporkan secara vertikal kepada Kepala


Instalasi Gawat Darurat atau perawat jaga I AB bila
bencana terjadi di luar jam kerja.
b. Mengkoordinasikan, memanfaatkan, dan
memobilisasi semua tenaga, sarana, dan prasarana
Kepala IGD yang ada di IGD secara optimal.
c. Meminta semua sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam penanggulangan bencana (obat-
obatan, alat-alat medik, linen, dan lain-lain).
d. Semua tugas harus segera dikerjakan sampai
Perawat Jaga I AB ada pengambil alihan tugas oleh yang lebih
berwenang.
e. Triase pasien/labelisasi pasien, dilanjutkan
penanganan pasien dengan kategori hijau serta
merujuk pasien yang berkategori kuning dan
merah.

Kepala IGD bertugas :

a. Melaporkan kepada koordinator Tim Bencana.


b. Berkoordinasi dengan managerial support.
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 3 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

c. Mengkoordinir semua pelayanan di IGD (Kamar


periksa, Kamar Operasi, dan IMC).
Petugas Instalasi d. Berkoordinasi dengan bagian/instalasi lain
Farmasi (Laboratorium (ILK), Farmasi (IF), Radiologi (IRO),
CSSD (PLS), dan lain-lain).

1. Menggantikan sementara tugas Kepala Instalasi


Gawat Darurat
Petugas lain 2. Menghubungi semua perawat IGD yang sudah
terjadwal, bila masih kekurangan tenaga perawat,
meminta bantuan Bidang Pelayanan Keperawatan
untuk membantu.
3. Bersama dengan semua perawat berkewajiban
membantu pelaksanaan penanganan pasien
bencana dengan menyiapkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan, a. l. :
a. Menyiapkan peralatan medik bencana yang
telah tersedia sehingga dapat dipergunakan
sewaktu-waktu dengan cepat.
b. Menyiapkan tempat, brankar, LSB dan ruangan
untuk pasien bencana.
c. Menghubungi Bidang Keperawatan untuk minta
bantuan tenaga keperawatan bila dipandang
perlu.
d. Mengatur semua petugas Perawat yang ada di
IGD.
e. Menginformasikan kebutuhan Logistik semua
tenaga yang bekerja di IGD.
f. Menginformasikan ke Kepala IGD kemampuan
OK IGD, apakah mampu menangani semua
pasien yang ada atau perlu menghubungi IBS
g. Mengatur jadwal Perawat IGD setelah masa
akut selesai

Menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan dengan :

a. Menyiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk


penanggulangan bencana sehingga siap digunakan.
b. Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan
jika sewaktu-waktu dibutuhkan baik ruang label
merah, label kuning, label hijau maupun OK IGD.
c. Selalu berhubungan dengan Triage Officer untuk
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 4 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

mengetahui perkembangan yang baru dan lebih


lanjut.

Petugas lain yang ada di Instalasi Rawat Darurat


berkewajiban membantu pelaksanaan penanggulangan
bencana sesuai dengan bidang masing-masing, yaitu :

a. Pekarya membantu menyiapkan peralatan nonmedik


yang diperlukan.
b. Petugas Gizi menyiapkan konsumsi petugas dan
pasien.
c. Petugas Rekam Medik menyiapkan dan melakukan
pencatatan dan pendataan pasien.
d. dan lain-lain yang dibutuhkan.

II. PERAN INSTALASI LABORATORIUM KLINIK


DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
1. Dokter IGD membuat surat permintaan
pemeriksaan laboratorium dengan tanda
khusus Korban Bencana dan memberikan
kepada perawat IGD untuk melakukan
pengambilan spesimen. Perawat IGD
mengambil spesimen dan mengirim spesimen
tersebut ke Instalasi Laboratorium Klinik atau
perawat IGD menelpon petugas Laboratorium
untuk meminta bantuan mengambil spesimen
2. Petugas administrasi menerima spesimen,
mengecek validitas spesimen, mencatat
dalam buku register khusus.
3. Analis segera melakukan analisis
(pemeriksaan) dan mengarsipkan hasil analisis
ke dalam buku khusus, kemudian
memberikannya kepada dokter jaga
Laboratorium.
4. Dokter jaga Laboratorium melakukan penilaian
hasil pemeriksaan dan segera menyerahkan
hasil pemeriksaan yang sudah disyahkan
kepada petugas administrasi.
5. Petugas administrasi mencatat dalam buku
ekspedisi nama-nama pasien yang hasil
pemeriksaannya sudah selesai, kemudian
memberitahu petugas IGD melalui telpon
bahwa hasil pemeriksaan lab sudah selesai.
6. Petugas IGD mengambil hasil pemeriksaan lab
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 5 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

yang sudah selesai dan menandatangani buku


ekspedisi serta menulis nama terang.
7. Petugas IGD memberikan hasil pemeriksaan
kepada dokter yang merawat korban.

III. PERAN INSTALASI RADIOLOGI DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
1. Kepala IGD Perawat/Jaga I AB menyampaikan
kode nencana sesuai kode yang ada dan
informasi akurat tentang bencana kepada
petugas Instalasi Radiologi.
2. Petugas Radiologi mengkoordinasikan tugas-
tugas kedaruratan.
3. Instalasi Radiologi mengirim 2 petugas ke
IGD beserta kaset. Radiografer memotret
pasien yang direkomendasikan dokter Tim
Penanggulangan Bencana.
4. Radiografer/petugas kamar gelap/petugas
MR memproses film beridentitas dan
memasukkan dalam amplop.
5. Dokter Radiologi melakukan expertise
dengan komputasi SIM.
6. Petugas Radiologi menyerahkan hasilnya
kepada Petugas MR
7. Petugas IGD mengambil hasil.

IV. PERAN UNIT AMBULANS DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
1. Memanggil semua sopir ambulans untuk
datang ke RS Pratama Kota Yogyakarta.
2. Ambulans tersedia 3 unit. Untuk bergerak
harus menunggu perintah dari Medical
Support
3. Mengirim ambulans dengan pendamping
perawat IGD ke lokasi bencana jika diperlukan.

V. PERAN INSTALASI CATATAN MEDIK DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
1. Petugas ICM jaga Instalasi Rawat Darurat,
menghubungi staf ICM yang tidak berdinas.
2. Petugas jaga mulai melakukan registrasi bila
korban sudah datang. Mengidentifikasi
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 6 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

korban yang sudah diberi tanda dengan


menulis No. RM dan Nama Korban pada
tanda yang telah terpasang.
3. Mengkoordinasikan dengan dokter jaga
triase di Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau
di lokasi bencana, untuk pasien yang belum
teridentifikasi.
4. Memberikan tanda X, untuk korban yang
belum teridentifikasi namanya.
5. Menulis nomor rekam medik dan nama
korban yang telah diidentifikasi pada berkas
rekam medik.
6. Meletakkan berkas rekam medik pada
samping korban sesuai dengan identitas
masing-masing.
7. Melengkapi identitas korban yang belum
lengkap dalam berkas rekam medik. Menulis
dalam buku register korban bencana alam.

VI. PERAN INSTALASI RAWAT INAP DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
1. Petugas seluruh INSTALASI RAWAT INAP
menerima informasi mengenai bencana.
2. Petugas INSTALASI RAWAT INAP menghubungi
masing-masing ruangan/bangsal sesuai
kebutuhan.
3. Petugas ruangan/bangsal menyiapkan
ruang/bangsal.

VII. PERAN ICU (INTENSIVE CARE UNIT) DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
1. Dokter jaga label merah mengkonfirmasi
perawat ICU/HCU untuk penyiapan tempat,
ventilator dan semua perlengkapan
perawatan. Selesai persiapan perawat
menelpon IGD bahwa pasien siap diterima.
2. Pasien ditransport ke ICU/HCU
3. Pasien dipindah ke bed ruang ICU/HCU di
pintu depan ICU
4. Pemasangan monitor dan ventilator jika
diperlukan oleh perawat ICU
5. Peraway IGD operan dengan perawat jaga
ICU/HCU.
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 7 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

6. Status pasien adalah rawat bersama


ICU/HCU dan SMF pengirim.

B. MANAJERIAL SUPPORT

I. PERAN BIDANG PELAYANAN MEDIK DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
A. Pra Bencana
1. Mempelajari kebijakan-kebijakan mengenai
penanganan bencana.
2. Mengkoordinir penyusunan Hospital
Disaster Plan
3. Berkomunikasi dan melakukan koordinasi
dengan stake holder.
4. Melakukan koordinasi untuk penyusunan
kebutuhan persiapan alat medik, non
medik, perbekalan farmasi, film, reagen,
linen dan gizi serta kebutuhan fasilitas
penunjang yang lain.

B. Pada Saat Bencana


1. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk :
a. mengamankan area IGD dan area lain
yang dicadangkan untuk perluasan ruang
penanganan emergensi.
b. menyiapkan seluruh fasilitas yang
dibutuhkan, a. l : perbekalan Farmasi,
Gizi, Linen, Laboratorium, Radiologi dan
fasilitas penunjang lain.
2. Melakukan telaah kebutuhan tenaga medik
dan berkoordinasi dengan SDM untuk
pemenuhannya.
3. Melakukan jaga piket manajerial.

C. Pasca Bencana
1. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk :
a. pengadaan logistik untuk korban
bencana.
b. perawatan korban selanjutnya.
2. Membantu Direktorat Keuangan untuk
proses penyelesaian klaim biaya perawatan
pasien korban bencana.
3. Membantu bagian Perencanaan dan
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 8 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

Evaluasi (PE) dalam pembuatan laporan.


4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penanganan bencana di rumah sakit,
selama masa tanggap darurat sampai
dengan masa normal/akhir bencana.

BENCANA

D. Aktivasi Tim Bencana Rumah Sakit

TIM FMS DIREKSI

Ka TIM GULANG
BENCANA

KOORD KOORD KOORD


MEDIK PERAWAT MANAJEMEN

PETUGAS PENANGGULANGAN BENCANA RS Pratama


PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 9 dari
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 20

1. Berita adanya bencana sampai ke Direksi, Tim


FMS atau Tim Bencana.
2. Yim FMS, Direksi dan Tim Bencana segera
melakukan koordinasi.
3. Ketua Tim Bencana memerintahkan Koordinator
Manajemen, Koordinator Perawat dan
Koordinator Medik untuk menjalankan prosedur
sesuai Prosedur Tetap masing-masing bagian,
bidang, instalasi dan satuan kerja.
4. Bagian, bidang, instalasi dan satuan kerja
segera melakukan tindakan

II. PERAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN


DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

1. Jadwal jaga perawat dibuat oleh Bidang


Pelayanan Keperawatan untuk dikirim ke IGD,
Penanggung Jawab Pelayanan terkait,
Pengawas Keperawatan sore, malam, pagi dan
hari libur.
2. Bila terjadi bencana, dan pasien melimpah
maka kedatangan perawat terebut atas
perintah Penanggung Jawab Pelayanan masing-
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 10
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

masing.
3. Perawatan pasien akan dilaksanakan pada
ruangan yang telah direncanakan (di Unit
Stroke/bekas IGD sementara dan Rawat Jalan).
4. Bila ruangan One Day Surgery tempat tidur
kosong, maka pasien akan semaksimalnya
dirawat disana. Begitu juga dengan ruangan
perawatan di Instalasi lain.
5. Komunikasi & Informasi,
a. Pada pagi hari jam 07.00 14.00. IGD
menghubungi Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan. Bidang Pelayanan
Keperawatan akan koordinasi dengan
Penanggung Jawab Pelayanan, untuk
menggerakkan Perawat / Bidan ke IGD.
b. Bila sore hari, jam 14.00 21.00,
menghubungi Pengawas Perawatan Sore.
Bersamaan informasi juga disampaikan
kepada Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan dan Kasi Pelayanan Rawat
Jalan untuk bantuan pelayanan
keperawatan.
c. Bila malam hari 21.00 08.00 menghubungi
Pengawas Perawatan Malam. Bersamaan
informasi juga untuk Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan dan Kasi Pelayanan
Rawat Jalan.

III. PERAN INSTALASI BINATU DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA

A. Sebelum Terjadi Bencana


1. Membuat jadwal piket petugas.
2. Koordinasi dengan IPSRS tentang :
Kesiapan Boiler
Kesiapan Petugas untuk memperbaiki mesin
bila sewaktu-waktu terjadi kerusakan
3. Pengecekan Peralatan setiap hari oleh Petugas
Pemeliharaan Mesin Instalasi Binatu :
Mesin Cuci
Mesin Pengering
Mesin Flatwork Ironer
4. Menyiapkan Linen untuk korban bencana di
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 11
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

dalam Trolly siap angkut untuk tahap I


5. Menyiapkan administrasi
Jadwal Piket
Daftar Petugas Piket
Blangko Keluar Masuk Linen
6. Sosialisasi protap bencana ke seluruh staf
7. Memprioritaskan finishing Linen Operasi IBS &
IGD

B. Sesaat Setelah Terjadi Bencana


1. Begitu mengetahui terjadi bencana, petugas
piket segera ke Instalasi Binatu, menyiapkan
linen untuk dibawa ke IGD untuk memenuhi
kebutuhan linen.
2. Petugas Piket I membawa linen yang telah siap
angkut ke IGD sebanyak 100 set.
3. Petugas Instalasi Binatu menyerahkan linen ke
petugas IGD
4. Petugas kembali ke ruangan dengan membawa
informasi sementara tentang jumlah pasien
5. Penanggung jawab gudang linen menyiapkan
linen untuk kebutuhan shift berikutnya.
6. Petugas mencatat linen yang telah dikeluarkan

C. Pelayanan Selanjutnya Setelah


Bencana
1. Penanggung jawab gudang linen menyiapkan
linen khusus untuk bencana setiap hari untuk 3
shift (baik linen operasi maupun linen
perawatan pasien).
2. Penanggung Jawab Gudang Linen menyerahkan
linen kepada petugas piket sesuai dengan
kebutuhan untuk dibawa ke IGD.
3. Petugas Piket menyerahkan linen bersih ke
penanggung jawab linen di IGD dan mengambil
linen yang kotor dengan membawa bon
penyerahan linen dan bon pengambilan linen
kotor.
4. Petugas piket membawa linen kotor ke Instalasi
untuk dicuci.
5. Setiap pk. 15.00 WIB, penanggung jawab linen
mengecek ketersediaan linen di IGD untuk
persediaan sore dan malam hari.
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 12
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

6. Bila terjadi kekurangan linen pada Pk. 16.00


07.00 WIB, langsung menghubungi petugas
Bagian Linen.
7. Semua karyawan Instalasi Binatu harus siap bila
sewaktu-waktu dipanggil ke Instalasi Binatu.
Bila linen di binatu habis maka petugas harus
mencari rekanan yang dapat menyediakan linen
kurang dari 24 jam.

IV. PERAN INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK


DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BAGI
JENAZAH
A. Penerimaan Korban Bencana
1. Korban bencana dibawa masuk melalui
pintu FASUM menuju Instalasi Kedokteran
Forensik (IKF).
2. Korban ditempatkan di Ruang Wet Lab
(bekas ruang kuliah A), dilakukan registrasi
awal (pencatatan, memberi label IKF,
membuat foto close up wajah dan whole
body). Label warna biru untuk jenazah utuh
tanpa properti, label putih untuk jenazah
tidak utuh tanpa properti, label putih untuk
jenazah tidak utuh, label kuning untuk
jenazah utuh/tidak utuh dengan properti.
3. Korban dibawa ke R. Visum dan Ruang
Otopsi untuk identifikasi post mortem (R.
Visum menampung 8 jenazah dan R. Otopsi
menampung 2 jenazah).
4. Korban post identifikasi post mortem
dipindahkan ke R. Lemari es lama dan
Ruang lemari es baru untuk penyimpanan
sementara (R. Lemari es lama menampung
4 jenazah, selebihnya di R. Lemaris baru
menampung 4 jenazah dan sepuluh jenazah
dengan pemberian kantung plastik es).
5. Data post mortem diolah dengan data ante
mortem di R. Diskusi.
6. Hasil pengolahan data dicantumkan di
papan informasi.

B. Penanganan di Unit Data Post Mortem :


PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 13
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

1. Petugas IKF menerima jenazah/potongan


jenazah dan barang dari unit TKP (petugas
evakuasi)
2. Registrasi ulang dan mengelompokkan
kiriman tersebut berdasarkan jenazah utuh,
tidak utuh, potongan jenazah dan barang-
barang.
3. Membuat foto jenazah
4. Mencatat ciri-ciri korban sesuai formulir
yang tersedia
5. Mengambil sidik jari korban dan golongan
darah
6. Mencatat gigi-geligi korban oleh tim
odontologi
7. Melakukan otopsi jika diminta oleh penyidik
8. Mengambil data-data ke unit pembanding
data

C. Penanganan di Unit Data Ante Mortem


1. Petugas IKF atau DVI mengumpulkan
data-data korban semasa hidup (seperti
foto dan lain-lain dari instansi tempat kerja,
keluarga/kenalan, dokter gigi pribadi, polisi
seperti sidik jari)
2. Memasukkan data-data yang ada ke
dalam formulir yang tersedia
3. Mengelompokkan data-data ante
mortem berdasarkan :
a. Jenis kelamin
b. Umur
4. Mengirimkan data-data yang telah diperoleh
ke unit pembanding data

D. Penanganan di Unit Pembanding Data


1. Mengkoordinasikan penentuan identitas
korban antara unit TKP, unit data Post
Mortem dan Unit Ante Mortem
2. Mengumpulkan data-data korban yang
dikenal ke Tim Identifikasi
3. Mengumpulkan data-data tambahan dari
unit TKP Post Mortem dan Ante Mortem
untuk korban yang belum dikenal
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 14
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

4. Melakukan telusur kepada keluarga korban


untuk mendapatkan identitas tambahan
yang berguna untuk identifikasi.

E. Penanganan di Unit Tim Identifikasi


Propinsi
1. Check dan recheck hasil unit pembanding
data.
2. Mengumpulkan hasil identifikasi korban.
3. Membuat surat kematian untuk korban yang
dikenal dan surat-surat lain yang
diperlukan.
4. Menerima keluarga korban.
5. Publikasi yang benar dan terarah.

V. PERAN INSTALASI GIZI DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
A. Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap
Korban Bencana

1. Pramusaji melakukan sensus pasien di


ruangan atau melihat buku register pasien
dan mencatat dalam buku list makanan.
2. Pramusaji menulis terapi diit di buku list
makan.
3. Pramusaji membuat daftar permintaan
makanan pasien sesuai dengan buku les
makanan dalam form khusus.
4. Ahli gizi/pramusaji menandatangani daftar
permintaan makanan pasien.
5. Pramusaji menyerahkan daftar permintaan
makanan pasien ke Instalasi Gizi jam 09.00
untuk makan siang, sore dan makan pagi
hari berikutnya.
6. Bila ada pasien baru, pramusaji membuat
permintaan makanan dengan menggunakan
form permintaan pasien baru yang
ditandatangani pramusaji.
7. Bila ada pergantian diit, pramusaji
membuat permintaan pergantian diit
dengan menggunakan form pergantian diit
yang ditandatangani ahli gizi ruangan dan
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 15
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

pramusaji.
8. Bila ada pasien pulang dengan surat
persetujuan pulang dari TPP yang sudah
diserahkan oleh perawat, pasien tersebut
tidak mendapatkan jatah makan.

B. Penyaluran Makanan Pegawai


Penanganan Bencana/Keadaan Darurat

1. Pelaksana administrasi mencatat jumlah


pegawai yang berhak mendapat makan
pada papan konsumen.
2. Penyelia menyiapkan peralatan makan
disposibel sesuai dengan jumlah pegawai.
3. Pelaksana dapur petugas jaga memorsi
makan sesuai menu dan jumlah petugas
penanganan bencana/keadaan alam.
4. Pramusaji membawa makanan pegawai ke
ruangan.

VI. PERAN INSTALASI SANITASI RUMAH SAKIT


DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
A. Penyediaan Air Bersih
1. Petugas mengecek penyediaan air bersih
baik kuantitas maupun kualitas bersama
dengan instalasi terkait.
2. Petugas memonitor penyediaan air bersih
setiap hari secara kuantitas.
3. Petugas memonitor penyediaan air bersih
secara kualitas dengan memeriksa pH dan
sisa Chlor.

B. Pengelolaan Sampah
1. Petugas menyediakan fasilitas pengelolaan
sampah baik sampah medik dan non medik
yang berupa :
a. Ember merah dan plastik kuning untuk
sampah medik (ada tulisan khusus
sampah medik).
b. Ember biru dan plastik hitam untuk
sampah non medik (ada tulisan khusus
sampah non medik).
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 16
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

C. Desinfeksi Ruangan
Apabila ruangan perlu untuk dilakukan
desinfeksi untuk menurunkan angka kuman,
maka akan dilakukan desinfeksi ruangan baik
menggunakan bahan kimia (Cidex/Ascend)
maupun OZONTEX sesuai dengan protap yang
telah ada.

VII. PERAN INSTALASI PUSAT PELAYANAN


STERILISASI DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA
A. Persiapan

1. Kesiapan SDM
a. Menyiapkan jadwal jaga (ditempel).
b. Menyiapkan no. Telpon / HP petugas
terkait (ditempel).
c. Kepala IPPS memastikan HP on.
2. Kesiapan sarana & Prasarana (cek rutin).
3. Kesiapan mesin uap, koordinasi dengan
boiler.
4. Perbekalan Steril IP2S
a. Menyiapkan alat kesehatan steril, antara
lain : minor set, venasecsi set, CVP set,
GV set, (di luar milik IBS dan IGD).
b. Linen steril (di luar rutin IBS dan IGD)
c. Kasa steril
d. Sarung tangan steril OK
e. Sarung tangan non steril
5. Persiapan Administrasi
a. Blangko permintaan Cito
b. Blangko permintaan perpasien.
c. Buku catatan khusus KLB.

B. Pada Saat Bencana


1. Kepala IPPS melakukan koordinasi dengan :
a. Posko IGD.
b. Penanggung jawab-penanggung jawab
pelayanan dan petugas jaga.
c. Kepala Bidang Penunjang & Sarana Medik
d. Kepala IPSRS.
e. Kepala Instalasi Binatu.
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 17
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

2. Petugas jaga menyiapkan :


a. Operasional mesin
b. Kelengkapan sterilisasi : desinfeksi,
setting, packing, labeling & indikatorisasi.
3. Petugas mendistribusikan alat kesehatan :
a. Koordinasi dengan IGD, IBS tentang
jumlah pasien, jumlah dan jenis
kebutuhan.
b. Mengecek jumlah, jenis, kondisi
perbekalan steril.
c. Menyiapkan set tambahan bila masih
diperlukan
d. Mendistribusikan kebutuhan yang
diperlukan.
4. Petugas memfile :
a. Blangko permintaan Cito
b. Blangko permintaan perpasien
c. Mendokumentasi permintaan
d. Memonitor pengembalian set instrumen.
5. Kepala IPPS melakukan koordinasi dengan
Tim Penanggulangan Bencana untuk
kebutuhan dasar yang menipis/kosong.

C. Pelayanan Lanjutan
1. Petugas IP2S melakukan koordinasi dengan
petugas IGD, ICU/PICU/NICU, HCU meliputi :
Nama pasien, Rekam Medik, tindakan
medik, jumlah dan jenis kebutuhan.
2. Petugas mengecek sediaan kebutuhan yang
diperlukan IGD, ICU/NICU/PICU dan HCU.
3. Petugas melakukan :
a. Distribusi sesuai permintaan
b. Menginformasikan ke bagian produksi
IP2S bila sediaan steril menipis/kosong.
4. Petugas memfile :
a. Blangko permintaan Cito
b. Mendokumentasi permintaan
c. Memonitor pengembalian Set Instrumen.
5. Koordinasi dengan Tim Penanggulangan
Bencana untuk kebutuhan dasar yang
menipis/kosong.

VIII. PERAN SATUAN PENGAMANAN DAN


PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 18
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

PENERTIBAN DALAM PENANGGULANGAN


BENCANA
1. Petugas menghubungi anggota yang tidak
dinas.
2. Petugas mengosongkan lahan parkir di
sekitar Posko Bencana
3. Petugas mengarahkan pintu masuk ambulans
melalui pintu selatan depan IGD dan
membuka pintu besi sebelah utara untuk
keluar kendaraan.
4. Mengatur kendaraan yang keluar masuk
IGD/Posko yang membawa korban (ambulans
atau kendaraan lainnya).
5. Petugas mengatur dan menempatkan
kendaraan petugas/pejabat internal maupun
eksternal yang mau parkir bekerja sama
dengan pihak Java Parking pada tempat yang
disediakan.
6. Melarang masyarakat umum yang tidak
berkepentingan masuk di ruang perawatan
pasien (korban).
7. Jika diperlukan Satpam siap membantu
mengevakuasi para korban dari ambulans ke
tempat perawatan yang ditentukan.

IX. PERAN BIDANG HUKUM & HUBUNGAN


MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA
a. Pengelolaan Informasi Korban Bencana
1. Semua informasi tentang korban bencana
alam maupun korban bencana akibat
kelalaian manusia yang ada di lingkungan
RS Pratama Kota Yogyakarta melalui Bagian
Hukum dan Humas.
2. Bagian hukum dan Humas menyiapkan
bahan informasi berdasar evidence based.
3. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi
tentang korban bencana dapat
menghubungi Bagian Hukum & Humas RS
Pratama Kota Yogyakarta selama 24 jam
4. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi
dan pembicaraan secara langsung dengan
Ketua Tim Bencana melalui Bagian Hukum &
Humas.
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 19
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

b. Pengelolaan Dokumentasi Korban


Bencana
1. Membuat dokumentasi data korban seijin
korban yang masih kooperatif, atau sanak
keluarganya.
2. Hasil dokumentasi diproses menjadi data
dokumentasi yang dapat berguna bagi yang
memerlukan.
3. Data disimpan dalam ruangan yang dapat
menjamin keawetan dan menjadi tanggung
jawab Bagian Hukum dan Humas.

c. Pengelolaan Bantuan Korban Bencana


1. Untuk pemanfaatan dana melalui
mekanisme yang berlaku (persetujuan
Direksi).
2. Bantuan dalam bentuk barang dikoordinir
oleh Bagian Hukum dan Humas dan
berkoordinasi dengan satuan terkait
(Instalasi Gizi dan Instalasi Farmasi), IPSRS.

X. PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN


KORBAN BENCANA
1. Pasien Korban Bencana dicatat di lembar RM
Bencana.
2. Registrasi pasien dilakukan setelah mendapat
pelayanan emergency.
3. Pengolahan data korban bencana dilakukan
oleh petugas ICM.
4. Hasil pengolahan data disampaikan kepada
Ketua Tim Bencana.
5. Setelah disetujui Ketua Tim Bencana data
laporan disampaikan kepada Bagian
Perencanaan & Evaluasi ( P & E ) dan Hukmas.
6. Bagian Perencanaan & Evaluasi mengirimkan
laporan yang sudah ditandatangani Direksi
kepada :
a. Dinas Kesehatan Propinsi DIY Bidang
Pelayanan Kesehatan.
b. Departemen Kesehatan RI :
Pusat Penanggulangan Krisis.
Dirjen Pelayanan Medik (Yan Med) u.b. :
PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
PRATAMA No. Dokumen: No. Revisi: Halaman 20
KOTA YOGYAKARTA 11. 302. 0001 00 dari 20

o Direktorat Pelayanan Medik Dasar.


o Direktorat Pelayanan Medik Spesialistik
7. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat
menginformasikan data laporan ke mass
media dan keluarga korban bencana.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Tim Penanggulangan Bencana
3. Semua SMF
4. Instalasi Laboratorium
5. Instalasi Radiologi
6. Unit Ambulans
7. Instalasi Catatan Medik
8. Instalasi Rawat Inap
9. ICU, HCU
10. Bidang Pelayanan Medik
11. Bidang Pelayanan Keperawatan
12. Instalasi Farmasi
13. Instalasi Binatu
14. Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi
15. Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah
Sakit
16. Instalasi Sanitasi & Lingkungan Rumah Sakit
17. Instalasi Penertiban dan Pengamanan Rumah Sakit
18. Instalasi Gizi
19. Instalasi Kedokteran Forensik
20. Bagian Hukum & Humas
21. Semua Bidang dan Bagian terkait
22. Semua SMF terkait.

CATATAN REVISI

Anda mungkin juga menyukai