3.

Metode perhitungan Break Even Point (Titik Impas)

Menurut Jumingan (2008), terdapat berbagai metode dalam menghitung

titk impas yaitu metode rumus matematik, dan metode grafik. Data atau informasi

yang diperlukan dalam menghitung titik impas adalah hasil keseluruhan penjualan

atau harga jual per unit, biaya variabel keseluruhan atau biaya variabel per unit,

dan jumlah biaya tetap keseluruhan.

a) Metode rumus matematik

Terdapat dua metode atau rumus dalam menghitung titik impas, yakni :

1) Perhitungan breakeven point atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan

dengan menghitung rumus :

FC
BEP ( Rp )=
VC ....................................................................................(1)
1
S

Dimana:

BEP (Rp) = Penjualan pada titik impas-dalam rupiah

FC = Biaya tetap keseluruhan (fixed cost)

VC = Biaya variabel keseluruhan (variabel cost)

S = Hasil penjualan keseluruhan

2) Perhitungan breakeven point atas dasar unit dapat dilakukan dengan

menghitung rumus:

FC
BEP ( Unit )= .............................................................................(2)
PVC

Dimana:

BEP unit = Penjualan pada titik impas-dalam unit

P = Harga jual per unit (sales price per unit)

 V = Biaya variabel per unit

b) Metode grafik

Menurut Sartono (2010:271), pendekatan grafik menggambarkan

hubungan antara volume penjualan dengan laba yang dikeluarkan oleh perusahaan

serta laba. Selain itu juga untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan

tingkat kerugian perusahaan. penentuan titik impas dengan pendekatan grafik

dilakukan dengan cara mencari titik perpotongan antara garis penjualan dengan

garis biaya dalam satu grafik titik impas

Gambar contoh grafik titik impas (Soeardi, 2002)

Langkah-langkah menyusun grafik titik impas adalah :

1) Menarik garis dasar horizontal, yaitu sumbu-x dan membagi ke dalam ruas-

ruas yang sama panjang untuk menyatakan volume penjualan atau jumlah

unit atau sebagai presenase dari volume tertentu

2) Menarik garis vertikal, yaitu smbuh-y disebelah kiri grafik. Sumbu-y di

seelah kiri dibagi ke dalam ruas-ruas yang sama panjang dan menunjukan

penjualan dan biaya dalam nilai uang

3) Menarik garis biaya tetap yang sejajar dengan sumbuh-x pada titik di

sumbuh-y

4) Menarik garis horizontal dari titik biaya tetap di sumbuh-y sampai ke titik

biaya di sumbuh-y di sebelah kanan

5) Menarik garis pendapatan dari titk 0 di sebelah kiri (perpotongan sumbuh-x

dan sumbuh-y) sampai ke titik di sumbuh-y di sebelah kanan

6) Garis total biaya memotong garis pedapatan pada titik impas, yang

menunjukan pendapatan.

7) Daerah disebelah kiri titik impas merupakan daerah rugi, sedangkan daerah

sebelah kanan merupakan daerah laba

c) Metode trial and error (Coba-coba)

Perhitungan break even point dengan cara trial and error dilakukan

dengan cara coba-coba, yaitu dengan menghitung keuntungan operasi dari suatu

volume produksi/penjualan tertentu. Apabila perhitungan tersebut menghasilkan

keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah. Apabila

dengan mengambil suatu volume penjualan tertentu perusahaan menderita

kerugian maka kita mengambil volume penjualan/produksi yang lebih besar.

Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan/produksi di

mana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total (Riyanto,

2001).
 artinya kita akan mencoba memasukan angka-angka yang kita inginkan

sehingga akan terlihat batas laba atau rugi untuk setiap penjualan yang

diperhitungkan. Perhitungan break even point dapat dilakukan dengan cara coba-

coba, yaitu dengan menghitungkeuntungan operasi dari suatu volume

produksi/penjualan tertentu. Apabila perhitungan tersebut menghasilkan

keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah. Apabila

dengan mengambil suatu volume penjualan tertentu, perusahaan menderita

kerugian maka kita mengambil volume penjualan/produksi yang lebih besar.

Demikan dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan/produksi di mana

penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.