Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara PDF
Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara PDF
ABSTRAK
Jalan merupakan media transportasi darat yang utama dalam infrastruktur pembangunan suatu wilayah. Pertumbuhan
ekonomi yang terkait dengan kesejahteraan rakyat umumnya didahului dan didukung oleh infrastruktur yang
memadai, salah satunya adalah infrastruktur jalan. Pembangunan jalan tol di Bali merupakan suatu upaya untuk
mendukung masterplan program percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia (MP3EI) yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Merupakan jalan bebas hambatan pertama di pulau Bali, pembangunan infrastruktur ini menarik
untuk dibuat dalam sebuah makalah dengan menggunakan landasan teori pembangunan transport and development.
Akan terlihat bagaimana suatu pembangunan sarana transportasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
minat investasi khususnya di sektor pariwisata yang menjadi andalan bagi pulau dewata ini.
1. Pendahuluan
Definisi jalan tol dapat diartikan sebagai suatu jalan alternatif bebas hambatan, yang berbayar sesuai
dengan tarifnya, untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu
tempat ke tempat lain. Tercatat di Badan Pusat Statistik Nasional, panjang jalan nasional yang mencapai
38.570 km dan panjang jalan secara keseluruhan di Indonesia adalah 496.607 km pada tahun 2010 bukan
merupakan suatu pencapaian yang dapat dibanggakan melainkan seharusnya menjadi suatu koreksi bagi
bangsa ini. Mengingat luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km2 yang mana merupakan negara terluas
di Asia Tenggara justru memiliki jalan terpendek di ASEAN. Terwujudnya salah satu mega proyek jalan
tol Bali Mandara di pulau Bali tidak terlepas karena usaha dan kerja keras pemerintah daerah dan pusat
yang telah bekerja sama dengan baik dalam rangka merealisasikan MP3EI di sektor pariwisata
Jika ditinjau lebih detail lagi, MP3EI terbagi menjadi 6 koridor, yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Papua-Maluku dengan 8 program utama, yaitu pertanian, pertambangan,
energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Terlihat
bahwa rencana pembangunan ekonomi nusantara disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
wilayahnya. Keberhasilan Indonesia lolos dari krisis ekonomi global di tahun 2008 sepertinya menambah
motivasi republik ini untuk lebih cepat merealisasikan percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah
ditetapkan dalam MP3EI pada tanggal 27 Mei 2011 lalu.
Gambar 1 : Pembagian Koridor dan Program Utama dalam MP3EI (sumber: situs Indonesian Investments)
2. Teori Transport and Development
Dalam sebuah negara, penyediaan transportasi sangat penting karena menjadi infrastruktur dasar
dalam pembangunannya. Jika digolongkan berdasarkan GDP, terdapat 2 kelompok besar yang cukup
signifikan dalam penyediaan transportasi, yaitu negara maju dengan level penyediaan transportasi yang
baik dan negara yang lebih miskin dengan rendahnya level penyediaan transportasi. Level penyediaan
transportasi tidak hanya dilihat dari panjang jalan yang telah dibangun, akan tetapi faktor
pemeliharaannya juga menjadi kunci penting. Transportasi memang merupakan elemen esensial dalam
pembangunan, tapi transportasi tidak selalu menjamin pembangunan. Melalui kegiatan preservasi,
perbaikan transportasi dapat dengan mudah digunakan untuk mengangkut barang dan orang dalam
volume yang lebih besar dan jarak yang lebih jauh dengan biaya murah. Dengan menyediakan
kemudahan dalam mobilitas dan aksesibilitas, perbaikan transportasi secara potensi mampu
mengembangkan kesempatan ekonomi dan sosial tapi mungkin tidak mampu diikuti oleh individu atau
komunitas yang tidak dapat memanfaatkannya. Tabel dibawah memperlihatkan bagaimana dampak
transportasi terhadap perekonomian.
Selain bermanfaat untuk pembangunan, penyediaan transportasi ternyata juga dapat menimbulkan
dampak negatif, diantaranya adalah :
Land value meningkat drastis, perbedaannya cukup signifikan jika dibanding dengan daerah dengan
infrastruktur transportasi yang kurang
Populasi meningkat akibat terjadi perpindahan penduduk sebagai dampak ketimpangan kondisi
ekonomi suatu daerah dengan daerah lain.
Permasalahan lingkungan hidup, pengembangan transportasi akan selalu diikuti oleh pembangunan
infrastruktur lainnya seperti gedung, pabrik, pemukiman dan kawasan komersial akan berdampak
pada tingginya polusi dan berkurangnya daerah hijau.
Oleh sebab itu maka dibutuhkan perencanaan yang baik dalam penyediaan transportasi. Adapun
pertimbangan dalam membuat rencana pengembangan transportasi diantaranya adalah :
When : pemilihan waktu yang tepat untuk mengembangkan sarana transportasi
Which : penentuan lokasi pengembangan transportasi yang strategis dan berpotensi.
What : menentukan teknologi yang digunakan
Who : pengambil keputusan serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya
3. Studi Kasus
Menjadi jalan bebas hambatan pertama di pulau Bali, tol Bali Mandara sebenarnya sudah
direncanakan sejak tahun 2009. Berbagai pernyataan dan pertanyaan bermunculan meragukan
pembangunan jalan tol ini. Beberapa diantaranya adalah pertanyaan mengenai penting atau tidaknya jalan
tol dibangun di Bali, sistem pendaan yang terlalu membebani APBD, hingga teknologi yang akan
digunakan terkait adanya permasalahan mengenai adat istiadat masyarkat setempat. Kondisi ragam adat
dan budaya masyarakat Bali yang sangat konservatif menjadi isu yang sangat menjadi pertimbangan
pemilihan jenis konstruksi bangunan jalan tol yang harus dipilih oleh pemerintah dan kontraktor.
Keterbatasan dana APBD juga turut menunda realisasi pelaksanaannya pada saat itu.
Salah satu kesepakatan APEC ke-24 di Rusia pada bulan September 2012 lalu adalah akselerasi
investasi infrastuktur adalah strategi penting untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan di Asia
Pasifik. Namun seperti kesepakatan itu tidak berlaku secara langsung pada pembangunan jalan tol Bali
Mandara ini. Tidak adanya minat investor dalam pembangunan infrastruktur ini sebagai pendukung
pariwisata mendorong adanya konsorsium BUMN, mengingat tidak dimungkinkannya penggunaan
APBN dalam pembangunan jalan tol ini. Jasa Marga sebagai BUMN yang bergerak di bidang jalan tol
tentunya punya porsi kepemilikan yang lebih dibanding BUMN lain sebagai kontraktor yang ikut andil
dalam sinergi BUMN ini. Proyek yang menelan dana sebesar 2.5 Triliun Rupiah ini pun memiliki susunan
kepemilikan sebagai berikut, Jasa Marga sebesar 60%, PT Pelindo III sebesar 20%, PT Angkasa Pura I
sebesar 10%, PT Wijaya Karya Tbk (Wika) sebesar 5%, PT Adhi Karya Tbk sebesar 2%, PT Hutama
Karya Tbk sebesar 2%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali sebesar 1%. Dengan tarif tol sebesar Rp.
10.000 untuk golongan I (sedan, jip, pickup/truk kecil dan minibus) dan Rp. 4.000 untuk golongan VI
(kendaraan bermotor roda dua) dirasa sedikit lebih mahal jika dibandingkan beberapa jalan tol di pulau
jawa yang memiliki panjang lebih dari 12.7 km ini. Menelan total biaya 2.5 triliun rupiah, mega proyek
jalan Bali Mandara ini mampu diselesaikan dalam jangka waktu 14 bulan dan dinyatakan resmi
digunakan pada tanggal 23 September 2013 oleh Presiden Indonesia ke-5, Susilo Bambang Yudhoyono.
Gambar 2 : Peta Jalan Tol Bali Mandara (sumber: dokumen Badan Pembinaan Jalan Tol 2013)
Selain untuk mendukung program pemerintah pusat tujuan utama lainnya dari pembangunan jalan tol
ini adalah untuk menguraikan kemacetan yang kerap terjadi di ruas jalan By Pass Ngurah Rai Denpasar
menuju titik-titik penting di daerah kota Denpasar, yaitu akses menuju bandara internasional Ngurah Rai
dan pelabuhan Tanjung Benoa yang merupakan pintu masuk menuju pulau Bali (Gambar 2). Data statistik
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dibawah memperlihatkan bahwa terjadi
peningkatan mobilitas keluar dan masuk penumpang yang menggunakan jasa penerbangan melalui bandara
ngurah rai meningkat setiap tahunnya. Begitu juga terhadap peningkatan jumlah kendaraan bermotor di
Pulau Bali khususnya kota Denpasar terus meningkat setiap tahunnya.
Tabel 2 : Data jumlah penerbangan dan penumpang keluar dan masuk Pulau Bali
Keterangan :
1. Bandara Internasional Ngurah
Rai
2. Pelabuhan Benoa
3. Pulau Serangan (sudah
direklamasi)
4. Rencana Pulau Baru (reklamasi
Tanjung Benoa)
5. Teluk Benoa
Rencana reklamasi ini selain merupakan dampak dari beberapa pembangunan yang ada lainnya, seperti
pengembangan bandara ngurah rai yang hampir bersamaan dengan pembangunan jalan tol ini, juga
berpengaruh terhadap pembangunan wilayah provinsi Bali secara keselurahan. Hal ini sesuai dengan teori
transport and development yang menyebutkan bahwa jika perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
sarana transportasi dilakukan dengan baik, maka akan muncul suatu pembangunan yang berkelanjutan
lainnya. Gambar dibawah memberikan ilustrasi mengenai siklus dampak pembangunan yang terjadi
terkait dengan pembangunan jalan tol ini.
Rencana
Reklamasi
Tanjung Benoa
Pengembangan
Pembangunan
Bandara
Jalan Tol Bali
Ngurah-Rai
Development
5. Kesimpulan
Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara merupakan program pemerintah daerah untuk mendukung
program MP3EI di sektor pariwisata dengan pembenahan transportasi darat. Pembangunan jalan tol Bali
Mandara menjadi awal pembangunan transportasi modern di pulau Bali. Hal tersebut terbukti melalui
adanya masterplan pembangunan jalan tol lainnya yang menghubungkan Bali wilayah selatan dengan bali
wilayah barat dan utara. Dampak positif di sektor ekonomi dapat dirasakan langsung dengan
pembangunan ini. Kebijakan pemerintah dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif pembangunan
jalan tol ini. Teori transport and development yang digunakan hampir dapat mengungkap semua
paradigm yang ada akan tetapi tidak semua sesuai pada studi kasus ini, dampak negatif kenaikan harga
lahan tidak terjadi secara signifikan karena pembangunan jalan tol dilakukan diatas laut merupakan salah
satunya.
Terealisasinya proyek jalan tol ini membuktikan bahwa jika aktor-aktor yang terkait didalamnya
mampu bersinergi dengan baik, maka pembiayaan dana proyek bukan merupakan isu yang menjadi jalan
buntu terciptanya pembangunan. Perencanaan pembangunan yang baik mampu menciptakan
pembangunan yang berkelanjutan lebih jauh lagi akan mendorong banyak dampak positif serta
mengurangi permasalahan sosial yang biasa muncul di masyarakat.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Nasional (2013), Data Statistik Panjang Jalan di Indonesia, http://www.bps.go.id
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2013), Data Statistik Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jumlah
Penerbangan Pesawat dan Penumpang, http://bali.bps.go.id
Budhi Arsa, I Gusti Agung Made (2013), Reklamasi Tanjung Benoa, Paper Tugas Ujian Akhir Semester
Matakuliah Etika Pembangunan, Program Studi Pembangunan SAPPK ITB.
Desai, Vandana and Potter, Robert B. (2002). The Companion to Development Studies. United States of
America: Oxford University Press Inc.
Indonesian-Investments (2013), Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic
Development, http://www.indonesianinvestment.com
Mary, Siti Rakhma, MP3EI, Mendorong Pertumbuhan dengan Mempercepat Kehancuran, Program
Hukum dan Resolusi Konflik HuMa
The Eddington Transport Study (2006). The Case for Action : Sir Rod Eddingtons Advice to
Government, Norwich: St. Clements House