Anda di halaman 1dari 14

III. Analisis Masalah iv.

Lesu
b. Bagaimana diagnosis banding dari v. Nyeri kepala
keluhan yang dirasakan? vi. Nyeri tulang dan sendi
Manifestasi klinis malaria sangat vii. Rasa tidak nyaman pada perut
bervariasi dari gejala yang ringan sampai viii. Diare ringan
berat, terutama dengan penyakit-penyakit 1) Demam diikuti menggigil dan
di bawah ini : berkeringat:
Malaria tanpa komplikasi harus dapat Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi
dibedakan dengan penyakit infeksi lain Plasmodium dapat menyebabkan
sebagai berikut : timbulnya gejala demam disertai
1. Demam tifoid : Demam lebih dari 7 menggigil. Periodisitas demam pada
hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit malaria berhubungan dengan waktu
perut (diare, obstipasi), lidah kotor, pecahnya sejumlah skizon matang dan
bradikardi relatif, roseola, leukopenia, keluarnya merozoit yang masuk aliran
limfositosis relatif, aneosinofilia, uji Widal darah (sporulasi). Respon yang terjadi bila
positif bermakna, biakan empedu positif. organisme penginveksi telah menyebar di
2. Demam dengue : Demam tinggi dalam darah, yaitu pengeluaran suatu
terus menerus selama 2 7 hari, disertai bahan kimia oleh makrofag yang disebut
keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri pirogen endogen (TNF alfa dan IL-1).
ulu hati, sering muntah, uji torniquet Pirogen endogen ini menyebabkan
positif, penurunan jumlah trombosit dan pengeluaran prostaglandin, suatu
peninggian hemoglobin dan hematokrit perantara kimia lokal yang dapat
pada demam berdarah dengue, tes menaikan termostat hipotalamus yang
serologi inhibisi hemaglutinasi, IgM atau mengatur suhu tubuh. Setelah terjadi
IgG anti dengue positif. peningkatan titik patokan hipotalamus,
3. Leptospirosis ringan : Demam tinggi, terjadi inisiasi respon dingin, dimana
nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, hipotalamus mendeteksi suhu tubuh di
muntah, conjunctival injection (kemerahan bawah normal, sehingga memicu
pada konjungtiva bola mata), dan nyeri mekanisme respon dingin untuk
betis yang menyolok. Pemeriksaan serologi meningkatkan suhu. Respon dingin
Microscopic Agglutination Test (MAT) atau tersebut berupa menggigil dengan tujuan
tes Leptodipstik positif. agar produksi panas meningkat dan
Mengingat bervariasinya manifestasi klinis vasokonstriksi kulit untuk segera
malaria maka anamnesis riwayat mengurangu pengeluaran panas.
perjalanan ke daerah endemis malaria 2) Lesu:
pada setiap penderita dengan demam Ada banyak faktor yang menyebabkan
harus dilakukan. Diagnosis malaria lesu. Untuk penderita malaria, faktor
ditegakkan seperti diagnosis penyakit faktor yang ikut berperan seperti:
lainnya berdasarkan anamnesis, Hiponatremia
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Pada penderita anemia, perubahan yang
laboratorium. Diagnosa pasti malaria menonjol adalah hambatan magnesium-
apabila ditemukan parasit malaria dalam activated ATP-ase pada eritrosit yang
darah. menyebabkan kegagalan pompa sodium
c. Bagaimana mekanisme (pada dan akhirnya menyebabkan hiponatremia.
kasus) : Hipoglikemia
i. Demam Terkadang kadar gula darah dalam tubuh
ii. Menggigil rendah akibat aktivitas dari plasmodium
iii. Berkeringat
yang membutuhkannya dalam jumlah Nyamuk yang di dalam tubuhnya terdapat
besar. parasit malaria menggigit manusia
Kekurangan cairan akibat diare dan sporozoit sporozoit ke sel hati dan di
berkeringat parenkim hati melakukan perkembangan
Kadar hemoglobin yang rendah secara aseksual (skizogoni eksoeritrosit)
3) Nyeri Kepala: selama 5,5 hari skizoit skizoit pecah
Infeksi Plasmodium melepaskan toksin menjadi mengeluarkan merazoid-merazoid
malaria atau GPI sehingga mengaktifasi merazoid ke sirkulasi darah dan
makrofag dan mensekresikan IL 2 menyerang RBC terbentuk eritrosit
mengaktifasi sel Th mensekresikan IL3 parasit (EP) bereplikasi secara aseksual
mengaktifasi sel mast mensekresikan (skizogoni eritrosit) parasit dalam
PAF (Platelet Activating Factor) yaitu eritrosit mengalami 2 stadium yaitu
pembawa pesan kimiawi yang stadium cincin (tropozoid) dan matur
menyebabkan inflamasi, pengerutan (skizon) permukaan membran EP
pembuluh darah, penggumpalan darah, stadium matur menonjol dan membentuk
dan akhirnya gangguan fungsi cerebral knob dengan HRP1 (komponen umum
mengaktifkan faktor hagemann (factor knob) EP mengalami merogoni/skizogoni
koagulasi atau penggumpalan) sintesis (pembelahan secara berulang)
bradikinin (bradikardin bersifat melepaskan toksin malaria berupa GP1
vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas GPI merangsang pelepasan TNF alpha, IL 1,
vaskuler, dsb) merangsang/respon IL 6, IL 3 dengan mengaktivasi makrofag
serabut saraf di otak nyeri sakit IL 3 mengaktivasi sel mast pelepasan
kepala. histamin peningkatan asam lambung
4) Nyeri tulang dan sendi: nausea perasaan perut tidak nyaman.
Sintesis dan pelepasan pirogen endogen 6) Diare ringan:
(sitokin) terinduksi dari pirogen eksogen Parasit P.falciparum masuk ke RBC toxin
yang telah mengenali bakteri maupun dikeluarkan sebagai reseptor di usus
jamur yang masuk ke dalam tubuh. Virus melekat pada eritosit (sel absorptif usus)
pun dapat menginduksi pirogen endogen merusak eritrosit enzim intrasel usus
melalui sel yang terinfeksi. Tidak hanya meningkat sekresi air meningkat
mikroorganisme; inflamasi, trauma, diare.
nekrosis jaringan, dan kompleks antigen- 3. Tn. Hasan dibawa ke IGD Rumah
antibodi pun mampu menginduksi pirogen Sakit karena mengalami kejang sekitar 10
endogen. menit dan diikuti dengan penurunan
Pirogen eksogen dan endongen akan kesadaran sejak empat jam yang lalu, BAK
berinteraksi dengan endotel dari kapiler- berwarna seperti kopi, namun bicara tidak
kapiler di circumventricular vascular organ pelo dan tidak ada anggota gerak yang
sehingga meembuat konsentrasi lemah sesisi.
prostaglandin-E2 (PGE2) meningkat. PGE2 a. Bagaimana mekanisme kejang pada
yang terstimulus tidak hanya yang di kasus ini?
pusat, tetapi juga PGE2 di perifer. Stimulus Kejang yang terjadi pada Tn. Hasan adalah
PGE2 di pusat akan memicu hipotalamus Eritrosit yang mengandung parasit
untuk meningkatkan set point-nya dan cenderung bersifat mudah melekat pada
PGE2 di perifer mampu menimbulkan rasa eritrosit disekitarnya yang tidak terinfeksi,
nyeri di tubuh. sel trombosit, dan endotel kapiler sehingga
5) Tidak nyaman pada perut: terjadi pembentukan roset dan
Mekanisme mual : penggumpalan didalam pembuluh darah
yang dapat memperlambat sirkulasi darah.
Perubahan yang menonjol adalah tadi, dengan akibat terjadinya lepas
hambatan magnesium-activated ATP-ase muatan listrik. Lepas muatan listrik ini
pada eritrosit yang menyebabkan sedemikian besarnya sehingga dapat
kegagalan pompa sodium, sehingga terjadi meluas ke seluruh sel maupun ke
hiponatremia dalam sel. membran sel lainnya dengan bantuan
Plasmodium membutuhkan glukosa bahan yang disebut neurotransmitter
dalam jumlah besar untuk keperluan sehingga terjadi kejang
energinya. Hal ini terkadang menyebabkan b. Apa dampak kejang selama 10
terjadinya hipoglikemia. Akibatnya terjadi menit?
peningkatan glikolisis anaerobic dan Semakin lama suatu kejang maka akan
akumulasi asam laktat. Kelebihan produksi menyebabkan semakin banyak sel neuron
asam laktat atau mengganggu produksi di otak akan rusak.
normal bikarbonat bisa menyebabkan c. Apa saja tipe penurunan kesadaran?
asidosis metabolik (metabolic acidosis). a. Compos Mentis (conscious), yaitu
Gangguan yang disebabkan rossete, kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
gumpalan dan adhesi endotel terhadap dapat menjawab semua pertanyaan
eritrosit yang terinfeksi parasit, pelepasan tentang keadaan sekelilingnya.
sitokin local dan respon imun semuanya b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran
berperan dalam menyebabkan peripheral yang segan untuk berhubungan dengan
pooling dan hambatan oksigenisasi sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
jaringan sehingga terjadi hipoksia jaringan. c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi
Hipoksia menyebabkan sel otak melakukan (orang, tempat, waktu), memberontak,
respirasi anaerob, hal itu memacu berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang
terbentuknya asam laktat, sehingga terjadi berhayal.
asidosis metabolic (Ph turun), kemudian d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu
kerja Na-K ATPase pun terganggu (kerja kesadaran menurun, respon psikomotor
pompa Na/K menurun), hal itu yang lambat, mudah tertidur, namun
menyebabkan kelainan depolarisasi neuron kesadaran dapat pulih bila dirangsang
sehingga memacu pelepasan (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur
neurotransmitter asetil kolin secara terus lagi, mampu memberi jawaban verbal.
menerus. Pelepasan neurotransmitter e. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan
asetil kolin secara terus menerus tersebut seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
menyebabkan kejang. terhadap nyeri.
Suhu tubuh dapat mencapai 40C f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa
terutama pada anak. Hal ini menyebabkan dibangunkan, tidak ada respon terhadap
kejang-kejang dan gangguan kesadaran. rangsangan apapun (tidak ada respon
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 kornea maupun reflek muntah, mungkin
derajat celcius akan menyebabkan juga tidak ada respon pupil terhadap
metabolisme basal meningkat 10-15% dan cahaya).
kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada d. Bagaimana mekanisme dari
seorang anak yang berumur 3 tahun penurunan kesadaran?
sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh Merozoit yang dikeluarkan oleh sel darah
tubuh, sedangkan pada orang dewasa merah akan melepaskan toksin malaria
hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh berupa Glikosilfosfatidilinositol (GPI).
tertentu dapat terjadi perubahan Toksin ini akan merangsang pelepasan
keseimbangan dari membran dan dalam TNF- dan IL-1 oleh makrofag. Serta
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion meningkatkan sitoadherensi (perlekatan
kalium maupun natrium melalui membran antara EP stadium matur pada permukaan
endotel vaskular) pada endotelium obatan yang berlebihan dan terpapar
mikrovaskular otak dan rosetting bahan kimia.
(berkelompoknya EP matur yang Perubahan warna merah atau gelap pada
diselubungi 10 atau lebih eritrosit yang urin dapat memiliki berbagai penyebab:
non-parasit. Sel darah merah
Rosseting ini menyebabkan obstruksi aliran Hematuria mikroskopis (darah dalam
darah lokal/dalam jaringan sehingga jumlah kecil, dapat dilihat hanya pada
mempermudah terjadinya sitoadherensi ) urine atau light microscope)
sehingga menyebabkan penyumbatan Hematuria makroskopik (hematuria
mikrovaskular otak,suplai darah ke otak "terang" atau "kotor")
berkurang dan mengakibatkan pasien Hemoglobin (hemoglobinuria)
mengalamai penurunan kesadaran. Hemoglobinuria biasanya ditemukan pada
e. Bagaimana efek penurunan penderita dewasa dengan malaria berat
kesadaran? yang disertai anemia dan gagal ginjal.
Efek penurunan kesadaran dimana dalam Gejalanya warna urin berwarna kehitaman
kasus ini pasien tidak sadarkan diri, secara karena hemolisis intravaskuler.
nyata tidak ada efek yang begitu Pigmen-pigmen yang lain
membahayakan. Penurunan kesadaran o Mioglobin dalam myoglobinuria
bisa menjadi salah satu acuan untuk o Porfirin di porfiria
menegakkan diagnosis pada pasien. Efek o Betanin, setelah makan bit
jangka panjang yang akan menyebabkan o Obat-obatan seperti Rifampisin
suatu yang berbahaya. Pada penderita malaria terdapat
f. Bagaimana mekanisme urine penurunan interaksi hemoglobin dan
berwarna seperti kopi pada kasus? dinding selnya yang menyebabkan
Warna urine seperti kopi biasanya deformitas eritrosit sehingga umur eritrosit
mengandung sel darah merah yang rusak memendek.
(hematuria) atau hanya mengandung g. Bagaimana derajat perubahan warna
hemoglobin (hemoglobinuria). urine?
Hematuria didefinisikan sebagai Urine normal biasanya akan berwarna
keberadaan sel darah merah di dalam urin kuning bercahaya, karena merupakan hasil
baik secara kasat mata maupun yang tak ekskresi (pengeluaran) pigmen yang
kasat mata (mikroskopik). Hematuria ditemukan dalam darah yang disebut
mikroskopik (Evaluasi pemeriksaan urochrome. Tapi urine bisa berubah warna,
mikroskopis bila ditemukan hematuria, sesuai dengan makanan atau penyakit
yaitu ditemukan eritrosit dalam urin 3 per yang diderita seseorang.
lapang pandang besar ) merupakan Berikut beberapa warna urine dan
penemuan insidental pada tes urin sebagai indikasinya:
evaluasi kesehatan rutin. Hematuria dapat a. Warna jernih atau tidak berwarna
terbentuk dari mana saja sepanjang Terlalu banyak minum cairan. Hati-
traktus urinarius termasuk ginjal, ureter, hati, jangan terlalu banyak minum karena
urethra, prostat, dan kandung kemih. juga bisa membahayakan tubuh. Minum air
Diestimasikan bahwa hematuria terjadi disesuaikan dengan berat badan (berat
dari 2.5% hingga 21% dari populasi. badan 60 kg berarti minum 2 liter air per
Hematuria ini dapat dijadikan indikasi hari).
adanya infeksi, pengendapan batu atau Gangguan hati, seperti hepatitis
kanker. Faktor risiko yang berarti misalnya virus akut atau sirosis. Tapi ini biasanya
merokok, radiasi, penggunaan obat ditandai dengan gejala lain, yaitu
menguning, kulit kuning, mual, muntah, h. Bagaimana makna klinis pada
demam dan kelelahan. keadaan bicara tidak pelo dan tidak ada
b. Warna kuning cerah atau neon anggota gerak yang lemah sesisi?
Suplemen vitamin yang diminum Dari keterangan kedua hal tersebut
terlalu berlebihan atau tidak diserap oleh menunjukkan bahwa Tn.hassan tidak
tubuh. mengalami gangguan neurologis.
c. Warna kuning gelap atau emas Berbicara pelo (disartri) terjadi karena
Dehidrasi. Perbanyak minum, tapi kelumpuhan otot-otot lidah, dapat
sesuaikan dengan berat badan Anda, berkaitan dengan gangguan/kerusakan
jangan sampai justru minum berlebihan. saraf kranial XII. Tn. Hasan berbicara tidak
d. Warna merah muda atau merah pelo yang dapat diartikan sebagai tidak
Terdapat darah di urin dari ginjal ada kelumpuhan otot-otot lidah.
atau infeksi kandung kemih. Jika Anda 4. Pemeriksaan Fisik :
mengalami sakit di punggung atau perut Kesadaran GCS 9, pupil isokor RC (+/+)N,
bagian bawah, urgensi kemih, dan merasa konjunctiva palpebral anemis, sclera
seperti demam, maka segera konsultasi ke ikterik, kaku kuduk (-), Thorax dalam batas
dokter. normal, Abdomen : hepar tidak teraba, lien
Makan makanan berwarna merah Schuffner 1.
atau merah muda terlalu banyak, seperti a. Bagaimana interpretasi dan
bit, berry atau pewarna makanan. mekanisme :
Efek samping dari beberapa obat i. GCS 9
pencahar. ii. Pemeriksaan pupil isokor RC (+/+) N
e. Warna oranye atau jingga iii. Konjunctiva palpebral anemis
Efek samping obat iv. Sklera ikterik
Makan terlalu banyak jeruk atau v. Kaku kuduk (-)
makanan merah, seperti bit dan biji-bijian
atau makanan dengan pewarna buatan. 1. Kesadaran GCS 9
Dehidrasi GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala
f. Warna biru atau hijau yang digunakan untuk menilai tingkat
Efek samping obat tertentu kesadaran pasien, (apakah pasien dalam
Makan makanan hijau terlalu banyak, kondisi koma atau tidak) dengan menilai
seperti asparagus atau makanan dengan respon pasien terhadap rangsangan yang
pewarna buatan biru atau hijau. diberikan. Respon pasien yang perlu
g. Warna coklap gelap atau seperti teh diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi
Gangguan hati, terutama jika disertai membuka mata , bicara dan motorik. Hasil
dengan tinja berwarna pucat dan kulit pemeriksaan dinyatakan dalam derajat
kuning (score) dengan rentang angka 1 6
Efek samping obat tertentu tergantung responnya.
h. Warna berawan atau keruh Eye (respon membuka mata) :
Infeksi saluran kemih. Jika Anda (4) : spontan
mengalami sakit di punggung atau perut (3) : dengan rangsang suara (suruh pasien
bagian bawah, urgensi kemih, dan merasa membuka mata).
seperti demam, maka segera konsultasi ke (2) : dengan rangsang nyeri (berikan
dokter. rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
Batu ginjal, biasanya disertai dengan jari)
rasa sakit yang lain, segera konsultasikan (1) : tidak ada respons
ke dokter. Verbal (respon verbal) :
Terlalu banyak makan asparagus. (5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering Kesadaran GCS 9 Delirium. yaitu gelisah,
bertanya berulang-ulang ) disorientasi disorientasi (orang, tempat, waktu),
tempat dan waktu. memberontak, berteriak-teriak,
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, berhalusinasi, kadang berhayal.
tapi kata-kata masih jelas, namun tidak 2. Kepala-leher: pupil isokor (sama
dalam satu kalimat. Misalnya aduh, besar) normal
bapak) 3. RC (+/+) N : reflek cahaya normal
(2) : suara tanpa arti (mengerang) 4. Konjungtiva palpebra anemis tidak
(1) : tidak ada respons normal, kurangnya Hb dalam darah yang
Motor (respon motorik) : dikarenakan penurunan eritrosit,
(6) : mengikuti perintah sedangkan darah yang ada di perifer di
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & pasokkan ke organ organ vital sehingga
menjauhkan stimulus saat diberi rangsang pasokan darah di perifer berkurang.
nyeri) 5. Sklera ikterik tidak normal: adanya
(4) : withdraws (menghindar / menarik bilirubin unconjugated
extremitas atau tubuh menjauhi stimulus Ikterus adalah diskolorasi kuning
saat diberi rangsang nyeri) pada kulit dan sklera mata akibat
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin
keduanya posisi kaku diatas dada & kaki adalah produk penguraian sel darah
extensi saat diberi rangsang nyeri). merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau lain :
keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari 1). Ikterus hemolitik
mengepal & kaki extensi saat diberi Disebabkan oleh lisisnya
rangsang nyeri). (penguaraian) sel darah merah yang
(1) : tidak ada respon berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran destruksi sel darah merah yang berlebihan
berdasarkan GCS disajikan dalam simbol dan hati dapat mengkonjugasikan semua
EVM bilirubin yang dihasilkan.
Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai 2). Ikterus hepatoseluler
GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu Penurunan penyerapan dan konjugasi
E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi
E1V1M1. hepeatosit dan disebut dengan
Jika dihubungkan dengan kasus trauma hepatoseluler.
kapitis maka didapatkan hasil : 3). Ikterus Obstruktif
1) GCS : 14 15 = CKR (cidera kepala Sumbatan terhadap aliran darah ke
ringan) empedu keluar hati atau melalui duktus
2) GCS : 9 13 = CKS (cidera kepala biliaris disebut dengan ikterus obstruktif.
sedang) 6. Kaku kuduk (-) normal (-)
3) GCS : 3 8 = CKB (cidera kepala 7. Thorax dalam batas normal
berat) 8. Abdomen: hepar tidak teraba, lien
Setelah dilakukan scoring maka dapat Schuffner 1
diambil kesimpulan : Splenomegali adalah pembesaran
Compos Mentis(GCS: 15-14) limpa yang merupakan gejala khas
Apatis (GCS: 13-12) malaria. Limpa mengalami kongesti,
Somnolen(11-10) menghitam dan menjadi keras karena
Delirium (GCS: 9-7) timbunan pigmen eritrosit parasit dan
Sporo coma (GCS: 6-4) jaringan ikuut bertambah. Pembesaran
Coma (GCS: 3) limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika
membesar sekitar 3 kali lipat. Lien teraba %. Pada kasus ini mungkin malaria yang
di bawah arcus cista kiri, lekukan pada terjadi belum sampai ke stadium berat
batas anterior. Jika lien membesar lebih atau parah.
lanjut akan terdorong ke bawah kanan, Preparat darah tebal ditemukan
mendekati umbiloicus dan fossa iliaca delicate ring dan gametosit berbentuk
dekstra. pisang
Interpretasi: Ditemukannya gametosit
5. Pemeriksaan Laboratorium : berbentuk pisang dan delicate ring
Hb 4,6 g/dl, GDS 145 mg%, preparat darah merupakan gambaran mikroskopis adanya
tebal didapatkan delicate ring dan P.falciparum pada stadium
gametosit berbentuk pisang, kepadatan makrogametosit.
parasite 13.800/uL dan preparat darah Kepadatan parasit 13.800 uL
tipis didapatkan hasil P. falciparum (+). Interpretasi: Kepadatan parasit
Pemeriksaan penunjang yang lain belum mengindikasikan terjadinya anemia pada
dikerjakan karena tidak ada fasilitas. penderita. Jika kepadatan parasit >
a. Bagaimana interpretasi dan 10.000/ l, penderita mengalami anemia
mekanisme : berat. Diagnosa tersebut didukung dengan
i. Hb 4,6 g/dl hasil pemeriksaan Hb yaitu 4,6 mg/dl
ii. GDS 145 mg% (dibawah 5 g/dl).
iii. Preparat darah tebal didapatkan Preparat darah tipis didapatkan hasil
delicate ring dan gametosit berbentuk P.falciparum (+)
pisang. Interpretasi: Pemeriksaan preparat darah
iv. Kepadatan parasite 13.800/uL tipis digunakan untuk mengidentifikasi
v. Preparat darah tipis P. falciparum (+) jenis plasmodium apabila pada preparat
Hb tebal sulit ditemukan. Pada pemeriksaan
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 preparat darah tipis ditemukan adanya
gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita parasit P.falciparum yang menegaskan
hamil 10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11- hasil dari pemeriksaan preparat darah
16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10- tebal.
17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL b. Apa saja pemeriksaan penunjang
Interpretasi: Rendahnya hemoglobin dapat yang perlu dilakukan?
disebabkan karena anemia pada penderita Tes Antigen : P-F test
infeksi P.falciparum. Anemia tersebut dapat Yaitu mendeteksi antigen dari P.Falciparum
disebabkan oleh: (Histidine Rich Protein H). Deteksi sangat
Pengrusakan eritrosit oleh parasit cepat hanya 3 5 menit, tidak
Hambatan eritropoiesis sementara memerlukan alat dan latihan khusus,
Hemolisis oleh karena proses sensitivitasnya baik,. Deteksi untuk
complement mediated immune complex antigen vivaks sudah beredar di pasaran
Eritrofagositosis yaitu dengan metode ITC-Tes sejenis
Penghambatan pengeluaran dengan mendeteksi laktat dehidrogenase
retikulosit dari plasmodium (pLDH) dengan cara
Pengaruh sitokin immunochromatographic telah dipasarkan
GDS 145 mg% dengan nama test OPTIMAL. Optimal dapat
Kadar glukosa darah berada pada mendeteksi dari 0 200 parasit / ul darah
kisaran normal antara 70-140 mg%. dan dapat membedakan apakah infeksi P.
Interpretasi: Pada penderita malaria berat, falciparum atau P. vivax . Sensitivitas
gejala klinis yang terjadi adalah sampai 95% dan hasil positif adalah lebih
hipoglikemia dimana gula darah < 40 mg rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini
sekarang dikenal sebagai tes cepat (rapid falciparum. Penyelidikan terakhir bahwa
test). HbS menghambat perkembangbiakan P.
Tes Serologi falciparum baik sewaktu invasi maupun
sewaktu pertumbuhannya.
Tes serologi mulai diperkenalkan
2. Kurangnya suatu enzim tertentu
tahun 1962 dengan memakai tehnik Kurangnya enzim G6PD (Glucose 6
indirec fluorecent antibody test. Tes ini Phosfat Dehindrogenase) ternyata juga
berguna mendeteksi adanya antibodi memberikan perlindungan terhadap infeksi
spesifik terhadap malaria atau pada plasmodium. Keuntungan dari kurangnya
keadaan dimana parasit sangat minimal. enzim ini ternyata merugikan dari segi
Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat pengobatan penderita dengan obat- obat
golongan sulfonamide dan primakuin
diagnostik sebab antibodi baru terjadi
dimana dapat terjadi hemolisis darah.
setelah beberapa hari parasitemia. 3. Kekebalan
Manfaat tes serologi terutama untuk Adanya kemampuan tubuh manusia
penelitian epidemologi atau alat uji saring untuk menghancurkan plasmodium yang
donor darah. Titer > 1 : 200 dianggap masuk atau menghalangi
sebagai infeksi baru; dan test > 1 : 20 perkembangbiakan.
dinyatakan positip. Metode-metode tes KLASIFIKASI MALARIA
Menurut Harijanto (2000) klasifikasi
serologi antara lain indirect
malaria berdasarkan jenis plasmodiumnya
haemagglutination test, immuno- antara lain sebagai berikut :
precipitation techniques, ELISA tes, radio- 1. Malaria Tropika (Plasmodium
immunoassay. Falcifarum).
Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Malaria tropika/ falciparum
Reaction) merupakan bentuk yang paling berat,
ditandai dengan panas yang ireguler,
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka
anemia, splenomegali, parasitemia yang
dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa
dipakai cukup cepat dan sensivitas inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika
maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan menyerang semua bentuk eritrosit.
tes ini walaupun jumlah parasit sangat Disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
sedikit dapat memberikan hasil positif. tes Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil
ini baru dipakai sebagai sarana penelitian yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit
normal dan merupakan satu-satunya
dan belum untuk pemeriksaan rutin.
spesies yang memiliki 2 kromatin inti
(Double Chromatin).
ETIOLOGI Malaria falciparum dikelompokkan atas dua
Di Indonesia, dikenal 4 macam kelompok yaitu Malaria falciparum tanpa
(spesies) parasit: komplikasi yang digolongkan sebagai
1. Plasmodium falciparum, yang malaria ringan adalah penyakit malaria
menyebabkan malaria tropika yang disebabkan Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax, yang dengan tanda klinis ringan terutama sakit
menyebabkan malaria tertiana kepala, demam, menggigil, dan mual
3. Plasmodium malariae, yang tanpa disertai kelainan fungsi organ.
menyebabkan malaria quartana Sedangkan malaria falciparum dengan
4. Plasmodium ovale, yang komplikasi umumnya digolongkan sebagai
menyebabkan malaria ovale malaria berat yang menurut WHO di
Secara umum pada dasarnya setiap orang definisikan sebagai infeksi Plasmodium
dapat terkena malaria dengan faktor- falciparum stadium aseksual dengan satu
faktor yang mempengaruhi, yaitu: atau lebih komplikasi.
1. Ras atau suku bangsa Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Di Afrika, apabila prevalens Plasmodium Falcifarum menyerang
hemoglobin S (HbS) cukup tinggi, sel darah merah seumur hidup. Infeksi
penduduk lebih tahan terhadap infeksi P. Plasmodium Falcifarum sering kali
menyebabkan sel darah merah yang plasmodium Falcifarum, namun seiring
mengandung parasit menghasilkan banyak dengan maturasi, tropozoit vivax berubah
tonjolan untuk melekat pada lapisan menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24
endotel dinding kapiler dengan akibat merozoit ovale dan pigmen kuning
obstruksi trombosis dan iskemik lokal. tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir
Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin
lainnya dengan angka komplikasi tinggi eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria
(Malaria Serebral, gangguan jenis ini secara periodik 48 jam dengan
gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black gejala klasik trias malaria dan
Water Fever). mengakibatkan demam berkala 4 hari
2. Malaria Kwartana (Plasmodium sekali dengan puncak demam setiap 72
Malariae) jam.
Plasmodium Malariae mempunyai PROSES KEHIDUPAN PLASMODIUM
tropozoit yang serupa dengan Plasmoduim Pertama, metabolisme (pertukaran zat).
vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih Untuk proses hidupnya, plasmodium
kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mengambil oksigen dan zat makanan dari
mempunyai granula coklat tua sampai hemoglobin sel darah merah. Dari proses
hitam dan kadang-kadang mengumpul metabolisme meninggalkan sisa berupa
sampai membentuk pita. Skizon pigmen yang terdapat dalam sitoplasma.
Plasmodium malariae mempunyai 8-10 Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah
merozoit yang tersusun seperti kelopak satu indikator dalam identifikasi.
bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud
mirip dengan Plasmodium vivax tetapi dengan pertumbuhan ini adalah perubahan
lebih kecil. morfologi yang meliputi perubahan bentuk,
Ciri-ciri demam tiga hari sekali ukuran, warna, dan sifat dari bagian-
setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan
pada kepala dan punggung, mual, sifat morfologi dari suatu stadium parasit
pembesaran limpa, dan malaise umum. pada berbagai spesies, menjadi
Komplikasi yang jarang terjadi namun bervariasi.setiap proses membutuhkan
dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan waktu, sehingga morfologi stadium parasit
komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada yang ada pada sediaan darah dipengaruhi
pemeriksaan akan di temukan edema, waktu dilakukan pengambilan darah. Ini
asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa berkaitan dengan jam siklus
uremia dan hipertensi. perkembangan stadium parasit. Akibatnya
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale) tidak ada gambar morfologi parasit yang
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) sama pada lapang pandang atau sediaan
bentuknya mirip Plasmodium malariae, darah yang berbeda.
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit Ketiga, pergerakan. Plasmodium
dengan masa pigmen hitam di tengah. bergerak dengan cara menyebarkan
Karakteristik yang dapat di pakai untuk sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki
identifikasi adalah bentuk eritrosit yang palsu (pseudopodia). Pada plasmodium
terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih
atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale jelas terlihat yang berupa kepingan-
merupakan bentuk yang paling ringan dari kepingan sitoplasma. Bentuk penyebaran
semua malaria disebabkan oleh ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma
Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 amuboit (tanpa bentuk).
hari, walaupun periode laten sampai 4 Keempat, berkembang biak. Berkembang
tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan biak artinya berubah dari satu atau
jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun sepasang sel menjadi beberapa sel
tanpa terapi dan terjadi pada malam hari. baru.Ada dua macam perkembangbiakan
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) sel pada plasmodium, yaitu:
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) 1. Pembiakan seksual.
biasanya menginfeksi eritrosit muda yang Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh
diameternya lebih besar dari eritrosit nyamuk melalui proses sporogoni. Bila
normal. Bentuknya mirip dengan mikrogametosit (sel jantan) dan
makrogametosit (sel betina) terhisap
vektor bersama darah penderita, maka
proses perkawinan antara kedua sel
kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini
akan terbentuk zigot yang kemudian akan
berubah menjadi ookinet dan selanjutnya
menjadi ookista. Terakhir ookista pecah
dan membentuk sporozoit yang tinggal
dalam kelenjar ludah vektor.
Perubahan dari mikrogametosit dan
makrogametosit sampai menjadi sporozoit
di dalam kelenjar ludah vektor disebut
masa tunas ekstrinsik atau siklus
sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap
ookista dan lamanya siklus sporogoni,
pada masing-masing spesies plasmodium
adalah berbeda, yaitu: plasmodium vivax:
jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-
40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9
hari. Plasmodium falsiparum: jumlah
sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir
dan siklus sporogoni selama 10 hari.
Plasmodium malariae: jumlah sporozoit
dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus
sporogoni selama 26-28 hari.
2. Pembiakan aseksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh c. Stadium gametosit, plasmodium ada
manusia melalui proses skizogoni yang dalam proses pembentukan sel kelamin.
terjadi melalui proses pembelahan sel Oleh karena dalam setiap stadium
secara ganda. Inti troposoit dewasa terjadi proses, maka dampaknya bagi
membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya morfologi parasit juga akan mengalami
sampai batas tertentu tergantung pada perubahan. Dengan demikian, dalam
spesies plasmodium. Bila pembelahan inti stadium-stadium itu sendiri terdapat
telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi- tingkatan umur yaitu: tropozoit muda,
bagi kepada setiap inti dan terjadilah sel tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit
baru yang disebut merozoit. dewasa. Skizon muda, skizon tua, dan
Kelima, reaksi terhadap rangsangan. skizon matang. Gametosit muda,
Plasmodium memberikan reaksi terhadap gametosit tua, dan gametosit matang.
rangsangan yang datang dari luar, ini Untuk skizon berproses berawal dari
sebagai upaya plasmodium untuk sizon dewasa pecah menjadi merozoit-
mempertahankan diri seandainya merozoit dan bertebaran dalam plasma
rangsangan itu berupa ancaman terhadap darah. Merozoit kemudian menginvasi sel
dirinya. Misalnya, plasmodium bisa darah merah yang kemudian tumbuh
membentuk sistem kekebalan (resistensi) menjadi tropozoit muda berbentuk cincin
terhadap obat anti malaria yang digunakan atau ring form. Ring form tumbuh menjadi
penderita. tropozoit setengah dewasa, lalu menjadi
Dengan adanya proses-proses tropozoit dewasa. Selanjutnya berubah
pertumbuhan dan pembiakan aseksual di menjadi skizon muda dan skizon dewasa.
dalam sel darah merah manusia, maka Pada saat menjadi merozoit-merozoit,
dikenal ada tiga tingkatan (stadium) skizon dewasa mengalami sporulasi yaitu
plasmodium yaitu: pecah menjadi merozoit-merozoit baru.
a. Stadium tropozoit, plasmodium ada Di sini dapat dikatakan, proses dari
dalam proses pertumbuhan. skizon dewasa untuk kembali ke skizon
b. Stadium skizon, plasmodium ada dalam lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini
proses pembiakan. dan banyaknya merozoit dari satu skizon
dewasa, tidak sama untuk tiap spesies gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah
plasmodium. Pada plasmodium falsiparum: menjadi ookinet, kemudian masuk ke
jumlah merozoit di dalam satu sel skizon dinding lambung nyamuk berubah menjadi
dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya ookista. Setelah ookista matang kemudian
24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke
sehingga kepadatan tropozoit pada darah kelenjar liur nyamuk dan siap untuk
sangat tinggi. ditularkan ke manusia.
Plasmodium vivax: jumlah merozoit Khusus plasmodium vivax dan
di dalam satu sel skizon dewasa sebanyak plasmodium ovale pada siklus parasitnya
16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya di jaringan hati (skizon jaringan) sebagian
reproduksi rendah dan lebih lambat, parasit yang berada dalam sel hati tidak
sehingga kepadatan tropozoit pada darah melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan
sering rendah. Plasmodium malariae: tetapi tertanam di jaringan hati disebut
jumlah merozoit di dalam satu sel skizon hipnosit-. Bentuk hipnozoit inilah yang
dewasa sebanyak delapan dan lama menyebabkan malaria relapse. Pada
siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih penderita yang mengandung hipnozoit,
rendah dan lebih lambat. Ini mungkin yang apabila suatu saat dalam keadaan daya
menjadi penyebab jarangnya spesies ini tahan tubuh menurun misalnya akibat
ditemukan terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan
Akhirnya, karena perbedaan proses iklim (musim hujan), hipnozoit dalam
perkembangan, maka masa tunas atau pre tubuhnya akan terangsang untuk
paten atau masa inkubasi plasmodium di melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke
dalam tubuh manusia (intrinsik) masing- eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit
masing spesies lamanya berbeda. pecah akan timbul kembali gejala
Plasmodium falsiparum selama 9-14 hari, penyakit. Misalnya 1 2 tahun sebelumnya
plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan pernah menderita plasmodium vivax/ovale
plasmodium malariae 18 hari dan sembuh setelah diobati, bila kemudia
mengalami kelelahan atau stress, gejala
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM PADA TUBUH malaria akan muncul kembali sekalipun
MANUSIA yang bersangkutan tidak digigit oleh
Ketika nyamuk anopheles betina nyamuk anopheles. Bila dilakukan
(yang mengandung parasit malaria) pemeriksaan, akan didapati sd positif
menggigit manusia, akan keluar sporozoit plasmodium vivax/ plasmodium ovale.
dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke Pada plasmodium falciparum
dalam darah dan jaringan hati. Dalam serangan dapat meluas ke berbagai organ
siklus hidupnya parasit malaria tubuh lain dan menimbulkan kerusakan
membentuk stadium skizon jaringan dalam seperti di otak, ginjal, paru, hati dan
sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah jantung, yang mengakibatkan terjadinya
sel hati pecah, akan keluar malaria berat atau komplikasi. Plasmodium
merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit falciparum dalam jaringan yang
membentuk stadium skizon dalam eritrosit mengandung parasit tua bila jaringan
(stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk tersebut berada di dalam otak- peristiwa
tropozoit muda sampai skizon tua/matang ini disebut sekustrasi. Pada penderita
sehingga eritrosit pecah dan keluar malaria berat, sering tidak ditemukan
merozoit. plasmodium dalam darah tepi karena telah
Sebagian besar merozoit masuk mengalami sekuestrasi. Meskipun angka
kembali ke eritrosit dan sebagian kecil kematian malaria serebral mencapai 20-
membentuk gametosit jantan dan betina 50% hampir semua penderita yang
yang siap untuk diisap oleh nyamuk tertolong tidak menunjukkan gejala sisa
malaria betina dan melanjutkan siklus neurologis (sekuele) pada orang dewasa.
hidupnya di tubuh nyamuk (stadium Malaria pada anak kecil dapat terjadi
sporogoni). sekuel.
Didalam lambung nyamuk, terjadi PATOGENESIS DAN PATOLOGI
perkawinan antara sel gamet jantan (mikro Selama skizogoni, sirkulasi perifer
gamet) dan sel gamet betina (makro menerima pigmen malaria dan produk
samping parasit, seperti membran dan isi- terjadi vasodilatasi perifer yang mungkin
isi sel eritrosit. Pigmen malaria tidak disebabkan oleh bahan vasoaktif yang
toksik, tetapi menyebabkan tubuh diproduksi oleh parasit. Pembesaran limpa
mengeluarkan produk-produk asing dan disebabkan oleh terjadinya peningkatan
respon fagosit yang intensif. Makrofag jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,
dalam sistem retikuloendotelitial dan teraktivasinya sistem retikuloendotelial
dalam sirkulasi menangkap pigmen dan untuk memfagositosis eritrosit yang
menyebabkan warna agak kelabu pada terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat
sebagian besar jaringan dan organ tubuh. hemolisis. Juga terjadi penurunan jumlah
Pirogen dan racun lain yang masuk ke trombosit dan leukosit neutrofil. Terjadinya
sirkulasi saat skizogoni, diduga kongesti pada organ lain meningkatkan
bertanggung jawab mengaktifkan kinin resiko terjadinya ruptur limpa.
vasoaktif dan kaskade pembekuan darah. Pertahanan tubuh individu terhadap
Mengenai patogenesis malaria lebih malaria dapat berupa faktor yang
ditekankan pada terjadinya peningkatan diturunkan maupun yang didapat.
permeabilitas pembuluh darah. Oleh Pertahanan terhadap malaria yang
karena skizogoni menyebabkan kerusakan diturunkan terutama penting untuk
eritrosit maka akan terjadi anemia. melindungi anak kecil/bayi karena sifat
Beratnya anemia yang tidak sebanding khusus eritrosit yang relatif resisten
dengan parasitemia, menunjukkan adanya terhadap masuk dan berkembang-biaknya
kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit malaria. Masuknya parasit
parasit. Diduga terdapat toksin malaria tergantung pada interaksi antara organel
yang menyebabkan gangguan fungsi spesifik pada merozoit dan struktur khusus
eritrosit dan sebagian eritrosit pecah saat pada permukaan eritrosit.
melalui limpa dan keluarlah parasit. Faktor CARA PENULARAN
lain yang menyebabkan anemia mungkin Malaria dapat ditularkan dengan 2 cara,
karena terbentuknya antibodi terhadap yaitu :
eritrosit. Suatu bentuk khusus anemia 1. Cara alamiah : melalui gigitan
hemolitik pada malaria adalah black water nyamuk anopheles
fever, yaitu bentuk anemia 2. Penularan bukan alamiah, dibagi
hemoglobinuria, kegagalan ginjal akut atas :
akibat nekrosis tubulus, disertai angka Malaria bawaan; terjadi pada bayi
kematian yang tinggi. baru lahir karena ibunya menderita
Pada infeksi malaria, limpa akan malaria. Penularan terjadi melalui tali
membesar, mengalami pembendungan pusat/ plasenta.
dan pigmentasi sehingga mudah pecah. Secara mekanik; terjadi melalui
Dalam limpa dijumpai banyak parasit transfusi darah/ jarum suntik. Banyak
dalam makrofag dan sering terjadi terjadi pada morphinis yang menggunakan
fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi jarum suntik yang tidak steril.
maupun yang tidak terinfeksi. Pada Secara oral; pernah dibuktikan pada
malaria kronis terjadi hiperplasi dari ayam (Plasmodium gallinassium), burung
retikulum disertai peningkatan makrofag. dara (Plasmodium relection) dan monyet
Pada sindrom pembesaran limpa didaerah (Plasmodium knowlesi).
tropis atau penyakit pembesaran limpa
pada malaria kronis biasanya dijumpai GEJALA KLINIS
bersama dengan peningkatan kadar IgM. Gejala klasik malaria merupakan suatu
Peningkatan antibodi malaria ini mungkin paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium
menimbulkan respons imunologis yang yang berurutan yaitu :
tidak lazim pada malaria kronis. a) Stadium dingin (cold stage).
PATOFISIOLOGI Stadium ini mulai dengan menggigil
Gejala malaria timbul saat pecahnya dan perasaan yang sangat dingin. Gigi
eritrosit yang mengandung parasit. Gejala gemeretak dan penderita biasanya
yang palig mencolok adalah demam yang menutup tubuhnya dengan segala macam
diduga disebabkan oleh pirogen endogen, pakaian dan selimut yang tersedia nadi
yaitu TNF dan interleukin-1. Akibat demam cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya
pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. tersumbatnya pembuluh darah pada
Penderita mungkin muntah dan pada anak- organ-organ tubuh tersebut.
anak sering terjadi kejang. Stadium ini Gejala mungkin berupa
berlangsung antara 15 menit sampai 1 koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak
jam. berfungsinya ginjal. Kematian paling
b) Stadium demam (Hot stage). banyak disebabkan oleh jenis malaria ini.
Setelah merasa kedinginan, pada Kadangkadang gejalanya mirip kholera
stadium ini penderita merasa kepanasan. atau dysentri. Black water fever yang
Muka merah, kulit kering dan terasa sangat merupakan gejala berat adalah munculnya
panas seperti terbakar, sakit kepala hemoglobin pada air seni yang
menjadi-jadi dan muntah kerap terjadi, menyebabkan warna air seni menjadi
nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merah tua atau hitam. Gejala lain dari
merasa sangat hasil dan suhu badan dapat black water fever adalah ikterus dan
meningkat sampai 41C atau lebih. muntah-muntah yang warnanya sama
Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 dengan warna empedu, black water fever
jam. Demam disebabkan oleh pecahnya biasanya dijumpai pada mereka yang
sison darah yang telah matang dan menderita infeksi P. falcifarum yang
masuknya merozoit darah kedalam aliran berulang -ulang dan infeksi yang cukup
darah. berat.
Pada plasmodium vivax dan P. ovate 1. Masa tunas instrinsik berakhir
sison-sison dari setiap generasi menjadi dengan timbulnya serangan demam
matang setiap 48 jam sekali sehingga pertama
demam timbul setiap tiga hari terhitung Serangan demam yang khas terdiri dari 3
dari serangan demam sebelumnya. Nama stadium :
malaria tertiana bersumber dari fenomena a. Stadium dini (15 menit 1 jam) :
ini. Pada plasmodium malariaa, fenomena Diawali dengan menggigil
tersebut 72 jam sehingga disebut malaria Nadi cepat dan lemah
P. vivax/P. ovale, hanya interval demamnya Bibir pucat/ sianosis
tidak jelas. Serangan demam di ikuti oleh Kulit kering dan pucat
periode laten yang lamanya tergantung Muntah
pada proses pertumbuhan parasit dan Pada anak sering kejang
tingkat kekebalan yang kemudian timbul b. Stadium demam (2 12 jam)
pada penderita. Pucat, demam
c) Stadium berkeringat (sweating Muka merah, kulit kering
stage). Nyeri kepala, mual/ muntah
Pada stadium ini penderita Nadi kuat kembali
berkeringat banyak sekali sampai-sampai Sangat haus, suhu meningkat
tempat tidurnya basah. Suhu badan (>410C)
meningkat dengan cepat, kadang-kadang c. Stadium berkeringat :
sampai dibawah suhu normal. Penderita Berkeringat banyak, suhu turun
biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat Gejala tersebut di atas tidak selalu sama
bangun dari tidur merasa lemah tetapi pada setiap pasien, tergantung pada
tidak ada gejala lain, stadium ini spesies penyakit, berat infeksi dan umur
berlangsung antara 2 sampai 4 jam. pasien.
Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak 2. Hipertrofi dan hiperplasia Sistem
selalu sama pada setiap penderita, Retikuloendotelial (RES) akan
tergantung pada species parasit dan umur menyebabkan limpa membesar, sel
dari penderita, gejala klinis yang berat makrofag bertambah dan dalam darah
biasanya teljadi pada malaria tropika yang terdapat monositosis.
disebabkan oleh plasmodium falciparum. 3. Anemia dapat terjadi karena :
Hal ini disebabkan oleh adanya a. Eritrosit yang diserang akan hancur
kecenderungan parasit (bentuk trofosoit pada saat sporulasi
dan sison). Untuk berkumpul pada b. Derajat fagositosis RES meningkat,
pembuluh darah organ tubuh seperti otak, sehingga mengakibatkan banyak eritrosit
hati dan ginjal sehingga menyebabkan yang rusak.
Masa inkubasi (instrinsik) bervariasi Terdapat hiperparasitemia; yaitu bila
antara 9-30 hari, P. falciparum paling > 5% eritrosit dihinggapi parasit.
pendek dan paling panjang pada P. Malaria serebral dengan kesadaran
malariae. Masa inkubasi pada penularan menurun (delirium, stupor, koma)
secara ilmiah bagi masing- masing spesies Anemia berat, kadar hemoglobin < 7
parasit untuk P.falsiparum 12 hari, P.vivax g/dl
dan P.ovale 13-17 hari, P.malariae 28-30 Ikterus, kadar bilirubin serum > 50
hari. mmol/l
Black water fever merupakan Hipoglikemia, kadang- kadang
penyakit berat adalah munculnya berhubungan dengan pengobatan kuinin
hemoglobin pada urine berwarna merah Gagal ginjal, kadar kreatinin serum
tua/ hitam. Gejala lainnya ikterus dan karena > 3,0 g/dl dan diuresis < 400 ml/
muntah berwarna seperti empedu. Black 24 jam
water dijumpai pada penderita infeksi Hipertermia, suhu badan >390C
P.falciparum berulang dengan infeksi yang Kegagalan sirkulasi (algid malaria)
cukup berat. Malaria algid adalah malaria
falciparum yang disertai syok oleh karena
MALARIA BERAT adanya septikemia kuman gram negatif.
Malaria berat adalah malaria yang Tekanan darah sistole < 50 mmHg posisi
disebabkan oleh P.falciparum stadium berbaring kulit teraba dingin, lembab,
aseksual, dimana terdapat penyakit sianotik, denyut nadi lemah dan cepat.
malaria dengan disertai 1 atau lebih
kelainan seperti di bawah ini :

Anda mungkin juga menyukai