Anda di halaman 1dari 15

3.1. Pendahuluan 1. Perhatian.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak 2. Pengamatan.


dari setiap pekerja yang harus dipenuhi oleh setiap
perusahaan karena pada dasarnya manusia selalu 3. Tanggapan.
menginginkan dalam keadaan sehat dan selamat
4. Imajinasi.
dimanapun berada bahkan juga tempat kerja, tempat
dimana seorang menjalankan tugas dan kewajibanya. 5. Ingatan/ Pemikiran.
Dan setiap tempat atau unit-unit kerja mempunyai
sistem dan cara yang berbeda-beda dalam 6. Motivasi.
penanganan tentang keselamatan kerja yang
disesuaikan dengan tingkat keamanan dan Timbulnya motivasi pada diri seseorang untuk
keselamatan yang menjadi resiko kerja. melakukan suatu tindakan dimulai karena adanya
perhatian maka barulah seseorang akan melakukan
Pada dasernya sistem penanganan keselamatan pengamatan secara seksama. Pengamatan akan tidak
kerja adalah sama yaitu untuk melindungi pekerja teliti apabila tidak ada perhatian terlebih dahulu dan
dari kecelakaan kerja, namun banyak alasan kenapa hasil pengamatan akan hilang begitu saja tanpa
orang kurang memperhatikan akan pentingnya membekas sedikitpun dari ingatan.
kesehatan dan keselamatan kerja padahal kalau
dilihat secara seksama hal tersebut sangat Setelah terjadi perhatian dan pengamatan maka
berpengaruh pada sistem dan proses kerja, diantara akan timbul dalam benak seseorang tanggapan atau
banyak alasan itu salah satunya karena faktor biaya kesan-kesan tersendiri yang seolah ada rekaman atau
yang menjadi tanggung jawab perusahaan, faktor gambar yang membekas dalam otak kita tentang
dari diri pekerja yang mempunyai mental tidak sesuatu yang telah kita amati, dan dari hasil rekaman
teratur, dan kurang kenyamanan dalam pemakaian itu akan muncul imajinasi untuk menghubung-
alat keselamatan kerja. Dari ketiga faktor tersebut hubungkaan dengan pengalaman yang dimilikinya
harus bisa ditangani secara singkron karena ketiga dan dari hasil imajinasi tersebut akan terus dicoba
faktor tersebut merupakan elemen-elemen dari dimasukan dalam otak untuk selalu diingat.
sistem keselamatan kerja yang sangat menentukan Disamping selalu berusaha untuk mengingat maka
baik buruknya sistem keselamatan kerja dalam seseorang juga akan selalu berfikir untuk
perusahaan. menganalisa kejadian sebagai tindak lanjut maka
akan timbul darongan untuk melakukan suatu
Salah satu dari manfaat program kesehatan kerja tindakan dari diri seseorang yang sering disebut
adalah untuk menumbuhkan motivasi kerja pada dengan motivasi.
para pekerja karena dengan sistem keselamatan kerja
yang bagus maka para pekerja akan lebih merasa Dalam kehidupan kita banyak ada banyak hal
aman dalam bekerja yang nantinya akan memotivasi yang kita jadikan sebagai panduan dalam melatih
diri untuk bekerja lebih giat sesuai dangan dan menumbuhkan motivasi kerja, dan dari berbagai
keselamatan kerja, jadi sistem keselamatan kerja macam teori tersebut kita bisa mengelompokan
bisa menjadi jembatan perantara antara perusahaan kedalam 3 teori utama dimana teori teori tersebut
dengan pekerja dalam meningkatkan motivasi kerja yang paling sering digunakan oleh perusahaan yaitu
yang pada akhirnya sangatlah berpengaruh pada teori hirarki kebutuhan, teori dua faktor, dan teori x
tingkat produktivitas pekerja. dan y.

Pekerja merupakan individu yang bekerja dalam a. Teori Hirarki Kebutuhan


team untuk mencapai tujuan bersama yaitu Diperkenalkan oleh Abraham Maslow yang
keuntungan, untuk itu perlu adanya kerjasama yang menyebutkan bahwa kebutuhan manusia
baik antara para pekerja dengan atasan. Dalam team mengandung unsur bertingkat atau memiliki hirarki,
ini perlu adanya persfektif atau cara pandang yang dari kebutuhan yang memiliki hirarki rendah, bisa
sama agar nantinya dalam pelaksanaan proses kerja sampai kebutuhan dengn hirarki paling tinggi.
sesuai peraturan dan kesepakatan yang telah Kebutuhan yang belum tercapai akan menjadi
ditetapkan dan menjadi target bersama. kebutuhan dengan hirarki tertinggi dan apabila
Persepsi itu perlu ditumbuhkan oleh seorang kebutuhan tersebut sudah tercapai maka akan
pimpinan dan proses penumbuhan persepsi itu menjadi kebutuhan dengan hirarki terendah. Lima
melalui tahapan-tahapan yang berurutan antara lain : hirarki keperluan atau kebutuhan dapat digambarkan
sebagai berikut :
terwujud dapat menciptakan perasaan berprestasi,
dihargai memperoleh kemajuan dan tanggung jawab.
5
c. Teori X dan Teori Y
4
Dikemukakan oleh Douglas Mac Gregor bahwa ada
dua macam sikap dasar seseorang :
3
1. Sikap dasar yang didasari oleh teori X
2
Dalam teori ini mengemukakan bahwa pada
dasarnya manusia mempunyai sifat malas dan lebih
1
senang diberikan petunjuk praktis dari pada diberi
kebebasan imajinasi untuk berpikir. Dalam hal ini
motivasi kerja hanyalah untuk mendapatkan uang
Gambar 2.1 Piramid Kebutuhan Maslow atau financial. Mereka tidak suka menerima
tanggung jawab dan hanya menyenangi haknya saja
1. Kebutuhan fisiologi (fisiological needs). selalu ingin merasa aman.
Kebutuhan dasar untuk menunjang kehidupan
manusia, yaitu: pangan, sandang , papan, dan 2. Sikap dasar yang didasari oleh teori Y
seks. Apabila kebutuhan fisiologi ini belum
Teori ini berasumsi bahwa manusia pada
terpenuhi secukupnya, maka kebutuhan lain
dasarnya senang bekerja, seperti halnya anak-anak
tidak akan memotivasi manusia.
yang suka bermain, orang biasa bermain dengan
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan bekerja, sehingga pengendalaian dan penempatan
akan terbebaskannya dari bahaya fisik, rasa takut diri sendiri merupakan dasar motivasi kerja guna
kehilangan pekerjaan dan materi. mencapai tujuan yang telah ditetapkan olehnya
maupun tujuan organisasi.
3. Kebutuhan akan sosialisasi (social needs or
affiliation). Sebagai makhluk sosial manusia Sistem keselamatan dan kesehatan kerja ada
membutuhkan pergaulan dengan sesamanya dan karena sering adanya kecelakaan kerja sedangkan
sebagai bagian dari kelompok. kecelakaan kerja itu sendiri terbagi atas dua menurut
proses terjadinya kecelakaan yaitu :
4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs).
Kebutuhan merasa dirinya berharga dan dihargai 1. Incident : suatu kejadian yang tidak diinginkan
oleh orang lain. bilamana pada saat itu sedikit saja ada
perubahan, maka dapat menyebabkan accident.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization
needs), Kebutuhan untuk mengembangkan diri 2. Accident : suatu kejadian yang tidak diingikan
dan menjadi orang sesuai dengan yang berakibat cedera pada manusia atau pekerja,
diharapkanya. kerusakan barang, gangguan terhadap kelancaran
pekerjaan, dan pencemaran lingkungan.
b. Teori Dua Faktor
Jadi bisa dikatakan terjadinya kecelakaan atau
Teori ini dikembangkan oleh Herzberg yang accident karena adanya incident yang tidak bisa
mencari sebab adanya yang mencari sebab adanya ditangani dengan baik. Dalam hal seperti inilah
rasa puas dan tidak puas terhadap sesuatu yang sistem kesehatan dan keselamatan kerja sangat
dikerjakan, dengan mengetahui faktor-faktor diperlukan untuk meminimalkan tingkat kecelakaan
tersebut maka manajer akan lebih mudah untuk kerja pada proses kerja.
memaksimalkan rasa puas bagi pekerja terhadap
hasil kerjanya.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah
faktor kesehatan. Faktor ini berupa lingkungan kerja
antara lain hubungan dengan supervisor, hubungan
dengan teman kerja, rasa tidak aman dalam
pekerjaan, kondisi kerja status jabatan serta gaji
yang cukup. Apabila faktor-faktor tersebut dapat
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
Tenag melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran
a disegala tempat kerja, baik di darat di dalam tanah di
permukaan air maupun di udara. Keselamatan kerja
merupakan tugas dari semua orang yang bekerja.
Kesehat Keselam Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk
setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga
masyarakat pada umumnya dengan maksud dan
Proses
Alat tujuan untuk :
Baha
n 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya
Lingkun
dalam melakukan pekerjaanya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
Gambar 2.2 Proses Kerja K3 serta produktifitas nasional.
Gambar diatas merupakan proses kerja dari 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang
kesehatan dan keselamatan kerja yang melibatkan berada di tempat kerja.
unsur-unsur pokok dalam dan ruang lingkup
pembahasan mengenai keselamatan kerja yaitu 3. Sumber produksi dipelihara dan digunakan
menyangkut bahan baku yang akan diproduksi, alat secara aman dan efesien.
kerja yang akan digunakan dan tenaga kerja yang
akan melaksanakan pekerjaan tersebut. Dari berbagai penjelasan yang telah terurai diatas
dapat ditarik kesimpulan bawasanya keselamatan
3.2. Definisi Kesehatan dan Keselamatan kerja sangat penting dan sudah seharusnya dipenuhi
Kerja oleh setiap perusahaan karena dengan keselamatan
kerja yang baik maka dapat meningkatkan produksi
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dan produktifitas perusahaan.
suatu sistem kerja yang baik dan bijaksana seta
bagaimana seorang pekerja dapat memelihara suatu Keselamatan kerja dapat membantu
tempat keja yang baik. Sistem kerja yang dimaksud meningkatkan produksi dan produktifitas perusahaan
meliputi pekerja, mesin dan peraturan yang berlaku. hal ini hal ini didasarkan atas :

Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, 1. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi,
Keselamatan dan Kerja : kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab
sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi
1. Kesehatan sahingga pembiayaan yang tidak perlu dapat
dihindari.
Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan
situasi yang sehat baik sehat jasmani, rohani maupun 2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan
lingkungan yang sehat. ppemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja
serta mesin yang produktif dan efesien dengan
2. Keselamatan
tingkat produksi dan produktifitas tinggi.
Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang
3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang
pekerja harus melakukan tindakan yang sesuai
tinggi menciptakan kondisi yang mendukung
dengan keselamatan dirinya agar terhindar dari
kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga
kecelakaan kerja.
faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat
3. Kerja efesiensi yang tinggi pula.

Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang 4. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari
baik serta memperhatikan keselamatan kerja maka keterampilan keduanya berjalan sejajar dan
akan tercipta situasi kerja yang kondusif dan merupakan unsur-unsur esensial bagi
harmonis yang nantinya akan meningkatkan kelangsungan proses produksi.
produktifitas kerja.
Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah baiknya dengan partisipasi dari pengusaha dan buruh
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat / karyawan, hal ini akan membawa iklim keamanan
alat kerja, bahan dan proses pengolahanya, landasan dan ketenaga kerjaan, sehingga sangat membantu
bagi hubungan buruh dan pengusaha yang Peraturan pemerintah dalam memperhatikan nasib
merupakan landasan kuat bagi terciptanya pekerjanja adalah dengan mengeluarkan undang-
kelancaran produksi. undang yang berhubungan dengan keselaamatan
kerja para pekerja karena pekerja merupakan aset
3.3. Undang-undang keselamatan Kerja dari negera yang akan terus selalu menggerakan roda
perekonomian negara. Menurut undang-undang
3.3.1. Umum
keselamatan kerja pada tahun 1970 memuat tentang
Secara umum undang-undang mengenai ketentuan-ketentuan umum keselamatan kerja baik
keselamatan kerja ditulis dalam setiap benak pekerja di bidang yang berada dalam wilayah kekuasaan
karena seorang pekerja selalu mengingatkan untuk hukum Republik Indonesia.
bekerja dalam keadaan sehat dan selamat. Undang-
Sehingga undang-undang itu berguna untuk :
undang dasar 1945 mengisyaratkan semua warga
negara atau pekerja dan penghasilan yang layak bagi 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
kemanusiaan. Pekerja baru memenuhi kelayakan
bagi kemanusiaan, apabila keselamatan kerja sebagai 2. Mencegah dan mengurangi bahaya.
sebagai pelaksananya terjamin. Kematian, cacat,
cidera, penyakit dan lain-lain sebagai akibat 3. Memberi jalan penyelamat diri pada waktu
kecelakaan dalam melakukan pekerjaan terjadi kecelakaan yang berbahaya.
bertentangan dengan dasar kemanusiaan. Maka dari
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
itu, atas dasar landasan UUD 1945 lahir undang-
undang dan ketentuan-ketentuan pelaksanaanya 5. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
dalam keselamatan kerja.
6. Memberi alat-alat perlindungan kepala pada para
Dalam undang-undang No. 14 Tahun 1969 pekerja.
tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga
kerja secara jelas ditegaskan, bahwa setiap tenaga 7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
kerja berhak mendapat perlindungan atas penyakit akibat kerja.
keselamatan kerja, sedangkan dalam hubungan dan
bantuan sosial, secara umum dinyatakan dalam 8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan
undang-undang No. 14 Tahun 1969 tersebut bahwa ketertiban.
pemerintah mengatur penyelenggaraan peraturan 3.3.3. Peraturan Mentri Tenaga Kerja
sosial dan bantuan sosial bagi tenaga kerja dan
keluarganya. Pertanggungan dan bantuan sosial ini Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 1 / MEN / 1981 /
meliputi juga kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentang kewajiban melapor masalah penyakit kerja.
sekalipun dalam penjelasan undang-undang
dimaksudkan hanya terperinci antara lain, sakit, (Banet N. B Silalahi dan Rumendang B. Silalahi,
meninggal dunia dan cacat. 1995)

Melihat sasaranya, terdapat dua kelompok 3.4. Kesehatan kerja


perundang-undangan dalam keselamatan kerja, yaitu
Dalam melakukan tugasnya, seorang pekerja
sebagai berikut :
harus dalam keadaan sehat baik itu sehat jasmani
1. Kelompok perundang-undangan yang maupun rohani serta dalam lingkungan kerja yang
berdasarkan pencegahan kecelakaan akibat kerja. sehat pula karena tingkat produktivitas kerja sangat
Kelompok ini terdiri dari undang-undang Nomor dipengaruhi oleh kesehatan dari pekerja, seperti
1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan hubungan yang searah yang saling menguntungkan
peraturan lain yang berkaitan denganya. satu sama lain, menguntungkan bagi pekerja
menguntungkan juga bagi perusahaan. Dengan
2. Kelompok perundang-undangan yang tingkat kesehataan pekerja yang terjamin oleh
berdasarkan pemberian kompensasi terhadap perusahaan maka pekerja akan semakin giat dalam
kecelakaan yang sudah terjadi. Kelompok ini melaksanakan tugas dari perusahaan karena pekerja
terdiri dari undang-undang kecelakaan (1947- akan merasa hutang budi atas fasilitas yang telah
1957) dan aturan yang diturunkanya. diberikan oleh perusahaan dengan kata lain loyalitas
dari pekerja kepada perusahaan akan meningkat,
3.3.2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 dan itu akan menguntungkan perusahaan.
Kesehatan kerja disini meliputi kesehatan 4. Praktek keselamatan tidak dapat
dari seorang pekerja itu sendiri baik kesehatan fisik dipisahkan dari keterampilan keduanya
maupun rohani juga kesehatan lingkungan kerja berjalan sejajar dan merupakan unsur-
yang meliputi tempat kerja dan proses kerja yang unsur esensial bagi kelangsungan proses
telah ditentukan oleh perusahaan. produksi.
1. Kesehatan Pekerja 3.5. Kecelakaan kerja
Kesehatan pekerja adalah kesehatan yang harus Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang paling
ada pada diri pekerja seperti layaknya umum pekerja tidak diinginkan oleh para pekerja juga oleh
tidak diperkenankan untuk bekerja apabila dalam perusahaan karena dengan adanya kecelakaan kerja
keadaan sakit karena bisa mengganggu proses kerja akan terganggu sustu proses kerja yang bisa
yang lainya, apabila pekerja dalam keadaan sakit mengakibatkan suatu kerugian pada perusahaan.
maka pekerja berhak untuk meminta cuti istirahat Kecelakaan kerja terjadi karena berbagai sebab dan
dan perusahaan dalam hal ini harus membantu dalam kejadian itu tidak terlepas dari ketiga faktor diatas
proses penyembuhan diri pekerja baik secara moril yaitu faktor manusia sebagai pekerja, alat untuk
maupun materi. pelindung dalam keselamatan kerja dan perusahaan
sebagai penyedia bahan untuk keselamatan kerja.
2. Kesehatan Lingkungan Kerja Proses terjadinya kecelakaan kerja telah kita ketahui
seperti pada pokok pembahasan diatas yaitu dari
Lingkungan tempat kerja harus selalu dalam
proses incident kemudian karena penanganan yang
keadaan bersih dan sehat agar dalam melakukan
tidak baik bisa mengakibatkan terjadinya accident.
pekerjaanya seorang pekerja merasa nyaman dan
aman, dimana kesehatan tempat kerja ini sangat Sebab-sebab utama terjadinya kecelakaan kerja
menentukan baik buruknya tingkat kesehatan bagi sangat bermacam-macam baik itu dari diri pekerja,
pekerja. Tempat kerja yang sehat akan membuat mesin sebagai alat kerja bahkan faktor-faktor lain
pekerja jarang terkena penyakit yang dapat dari luar lingkungan kerja. Berikut gambar tentang
mempengaruhi proses kerja di tempat keja, apabila sebab dan akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan
terjadi masalah ditempat kerja maka seorang pekerja kerja :
wajib melapor ke perusahaan atau pihak yang
berwenang dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja
Penyebab kecelakaan
sesuai peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Kesalahan manusia
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu
peningkatan produksi dan produktifitas karyawan Kesalahan desain
hal ini atas dasar :
1. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, Kesalahan manejemen
Acident
kecelakaan-kecelakaan yang menjadi
sebab sakit, cacat dan kematian dapat Analisa
safety Kesalahan komponen
dikurangi sahingga pembiayaan yang tidak
perlu dapat dihindari.
Kesalahan pihak luar
2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan
dengan ppemeliharaan dan penggunaan
peralatan kerja serta mesin yang produktif Proses kecelakaan
dan efesien dengan tingkat produksi dan
produktifitas tinggi.
3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan
yang tinggi menciptakan kondisi yang Gambar 2.3 Sebab akibat kecelakaan kerja
mendukung kenyamanaan serta
kegairahan kerja. Sehingga faktor manusia
dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi
yang tinggi pula. Gambar diatas merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan kecelakaan kerja beserta akibat yang
ditimbulkanya mulai dari faktor keselahan manusia
yang hanya menimbulkan luka sampai kesalahan 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
pihak luar yang menimbulkan kerugian lingkungan.
Sebab dan akibat kecelakaan kerja tersebut perlu kita a. Terjatuh.
ketahui agar kita lebih mudah dalam
b. Tertimpa benda jatuh.
menginvestigasi guna memberikan solusi yang
terbaik dalam penangananya. c. Tertekan benda.

Akibat kecelakaan

Kecelakaan Barang / Kerusakan Sulit diperbaiki


kerja lingkungan

Mudah
diperbaiki

Orang Cacat Sementara

- fisik
Permanen
- mental

Kematian

Secara umum kecelakaan kerja mengakibatkan d. Pengaruh suhu tinggi.


kerusakaan pada barang yang diproduksi, yang biasa
kita sebut dengan barang “rijek” atau mengakibatkan e. Kontak dengan bahan-bahan.
kecelakaan pada operator yang bekerja yaitu
f. Jenis-jenis kelalaian.
manusia. Kecelakaan yang terjadi pada barang
menyebabkan kerusakan hasil produksi yang mudah 2. Klasifikasi menurut penyebab :
diperbaiki dan sulit diperbaiki, sedangkan
kecelakaan pada manusia dapat menyebabkan cacat a. Pembangkit tenaga terkecuali motor-motor
baik fisik maupun mental yang bersifat sementara tenaga listrik.
dabn permanen bahkan bisa juga menyebabkan
kematian pada diri pekerja. b. Mesin angkut dan alat angkut.

Berikut adalah gambar akibat kecelakaan kerja c. Peralatan lain (bencana bertekanan, alat listrik,
secara umum : alat kerja, instalasi. pendingin, instalasi listrik).
d. Bahan-bahan atau material.

Gambar 2.4 akibat kecelakaan e. Zat-zat dan radiasi bahan peledak.

3.5.1. Klasifikasi kecelakaan akibat kerja f. Lingkungn kerja.

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut 3. Klasifikasi menurut sifat luka dan kelainan :
organisasi perburuhan internasional tahun 1962 a. Dislokasi patah tulang.
adalah sebagai berikut :
b. Regang otot. Faktor peralatan yang digunakan dalam melakukan
aktifitas kerja kurang baik dapat menyebabkan
c. Memar. terjadinya kecelakaan kerja.
d. Amputasi. 4. Machine protektor Not Good
e. Keracunan mendadak. Perlindungan mesin yang tidak sempurna dapat
menyebabkan terjadinya accident.
f. Luka bakar.
5. Body protektor
g. Mati lemas.
Alat pelindung diri (APD) sangat diperlukakan
h. Pengaruh listrik.
untuk mengurangi resiko kecelakaan dan sebagai
i. Pengaruh radiasi. alat pelindung apabila terjadi sesuatu yang
membahayakan diri pekerja, faktor
j. Luka-luka lain. ketidaklengkapan alat pelindung diri sebagai pemicu
terjadinya kecelakaan yang parah.
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di
tubuh : 6. lay out not good
a. Kepala. Tata letak ruangan yang kurang bagus dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, maka
b. Leher. perusahaan perlu membuat lay out atau tata ruang
c. Badan. yang bagus untuk memudahkan aliran produksi juga
untuk meminimalkan kecelakaan.
d. Anggota atas.
7. SOP Not Good
e. Anggota bawah.
SOP yang tidak bagus dapat menyebabkan
f. Banyak tempat. kecelakaan kerja

g. Kelainan umum. 8. Emotion condition

h. Letak lain yang tidak dapat dimasukan Kondisi emosional dari seorang pekerja yang
klasifikasi tersebut. terlalau tinggi dan tidak bisa dikontrol dengan baik
dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Faktor emosi
3.5.2. Proses kecelakaan kerja menurut pekerja bisa datang dari lingkungan.
Hainrich
3.5.3. Faktor-faktor keselamatan kerja :
Menurut Hainrich ada 8 faktor yang menyebabkan
yang terjadinya kecelakaan kerja yang mana Dalam menghindari suatu kecelakaan kerja maka
sebagian besar faktor tersebut datang dari diri kita terlebih dahulu harus mengetahui faktor-faktor
seorang pekerja, diantara faktor-faktor tersebut apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja dan
antara lain : upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk
meningkatkan keselamatan kerja. Ada beberapa
1. Un-Dicipline faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan keselamatan kerja diantaranya yaitu :
Faktor ketidak disiplinan dari pekerja.
1. Faktor manusia
2. Training Not Good
Manusia sebagai kunci keberhasilan keselamatan
Pelatihan sebelum pekerja melakukan aktifitas
kerja dalam suatu perusahaan. Yang termasuk faktor
kerjayang kurang bagus sehingga pada waktu kerja
manusia adalah pemilik perusahaan dan tenaga kerja
masih banyak hal yang belum dipahami oleh seorang
atau karyawan. Semua orang yang ada dalam
pekerja yang menyebabkan kecelakaan kerja.
perusahaan harus tahu bahwa pekerja
3. Lack Tool / Equipment berkepentingan bukan hanya pada bagian produksi,
mutu dan kualitas produksi tetapi juga dalam
keselamatan kerja.
Umumnya di perusahaan keselamatan kerja mulai peralatan lain. Oleh karena itu bagian-bagian mesin
dari manajemen puncak, baru turun kebawah. yang berbahaya harus ditiadakan dengan mengubah
Manajer juga harus memandang keselamatan kerja konstruksi atau memberi alat pelindung.
sebagai dari proses bukan sebagai tambahan, serta
wajib menjamin tidak terjadinya kondisi yang tidak 3.5.4. Upaya keselamatan kerja
aman dan tidak nyaman.
Sangat banyak yang kita lakukan untuk mencegah
Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa suatu kejadian yang tidak kita inginkan dan harus
keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama bisa untuk memilah dan memprioritaskan sesuai
untuk kepentingan bersama pula. Kesadaran tersebut kebutuhan yang tepat.
tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan
Kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja tentunya
peraturan yang ditetapkan perusahaan atau disiplin
terjadi secara tidak sengaja. Baik itu terjadi dari
ketat yang dipaksakan. Memakai alat-alat
faktor manusia ataupun tenaga kerja sendiri, tempat
keselamatan kerja atau perlindungan dari yang telah
kerja maupun terjadi karena mesin-mesin produksi.
ditetapkan dalam peraturan tanpa adanya kesadaran
Tetapi hal tersebut tidak mustahil adanya
dari tenaga kerja maka peraturan tersebut malah
pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
akan diabaikan. Mereka beralasan bahwa memakai
alat perlindungan perorangan tersebut akan membuat Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan :
gerakan kurang leluasa pada saat melakukan
aktivitas, walaupun disetiap tempat telah tersedia 1. Peraturan perundang-undangan
poster-poster yang berhubungan dengan keselamatan
kerja untuk membangkitkan kesadaran mengenai Yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan
keselamatan kerja ini. Cara yang sering dilakukan mengenai kondisi kerja pada umumnya,
untuk memasyarakatkan keselamatan kerja antara perencanaan, konstruksi dan pemeliharaan,
lain : pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan
industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh latihan
a. Poster / gambar / plangkat. supervisi medis, PPPK dan pemeriksaan kesehatan.

b. Petunjuk / slide. 2. Standarisasi

c. Ceramah / seminar. Standarisasi yaitu penetapan standar resmi, setengah


resmi atau tidak resmi mengenai keselamatan kerja
d. Pameran / kampanye. misalnya kondisi yang memenuhi syarat
keselamatan, jenis-jenis peralatan industri tertentu,
e. Mengadakan diklat keselamatan dan kesehatan
praktek keselamatan dan kesehatan umum atas alat-
kerja yang sistematis.
alat pelindung diri yang dipergunakan.
Biasanya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada
3. Pengawasan
tenaga kerja yang baru karena belum memahami
pentingnya cara kerja yang aman. Oleh karena itu Yaitu tentang dipatuhinya ketentuan perundang-
perlu diadakan atau diberikan kepada mereka undangan yang diwajibkan.
pendidikan dan lebih ditekankan kepada mereka
akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Penelitian bersifat teknik

2. Faktor peralatan dan pekerjaan Penelitian ini meliputi sifat dan ciri-ciri bahan
bahaya, penyelidikan tentang pagar pengamanan,
Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, pengujian alat-alat pelindung diri, penelitian tentang
panel kendali dan alat-alat perlindungan diri harus pencegahan peledakan gas dan debu.
dirawat menurut kondisi bagian-bagianya bukan
menurut waktu pemakaianyan. Perawatan 5. Riset medis
berdasarkan kondisi harus dijadikan asas
pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi Meliputi penelitian tentang efek-efek fisikologi dan
sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis
menimbulkan bahaya karena kecelakaan terjadi dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan
tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejab mata, kecelakaan.
sehingga untuk menghindarinya perlengkapan dan 6. Penelitian pisikologis
peralatan yang ada harus terlindungi dari
kemungkinan berinteraksi dengan manusia dan
Yaitu penelitian tentang pola-pola kejiwaan yang 3.6.1. Organisasi Pemerintah
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi
7. Penelitian secara statistik pemerintah ditingkat pusat terdapat dalam bentuk
Direktorat Pembinaan Normal Kesehatan dan
Yaitu untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang Keselamatan Kerja. Direktorat Jendral Perlindunan
terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam dan Perawatan Tenaga Kerja, memiliki fungsi yaitu :
pekerjaan apa dan apa sebab-sebabnya.
1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta
8. Pendidikan penyempurnaan dalam penetapan norma
keselamatan kerja dibidang mekanik.
Menyangkut pendidikan dalam kurikulum teknik,
sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukaran. 2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta
penyempurnaan dalam penetapan norma
9. Latihan-latihan
keselamatan kerja dibidang listrik.
Yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya
3. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta
bagi tenaga kerja yang baru dalam keselamatan
penyempurnaan dalam penetapan norma
kerja.
keselamatan kerja dibidang uap.
10. Penggairahan
4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta
Yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau penyempurnaan dalam penetapan norma
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk keselamatan kerja dibidang pencegahan
selamat dalam bekerja. kebakaran.

11. Asuransi 3.6.2. Organisasi Tingkat pemerintah

Asuransi yaitu insentif finansial untuk meningkatkan Organisasi keselamatan kerja ditingkat perusahaan
pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk ada dua jenis, yaitu :
pengurangan premi, yang dibayar oleh perusahaan,
1. Organisasi sebagai bagian dari struktur
jika tindakan keselamatan sangat baik.
organisasi perusahaan dan disebut bidang,
3.6. Organisasi keselamatan kerja bagian, dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh
karena merupakan bagian dari organisasi
Organisasi keselamatan kerja terdapat pada unsur perusahaan, maka tugasnya kontinyu
pemerintah, dalam ikatan profesi, badan-badan pelaksanaanya menetap dan anggaranya
konsultasi masyarakat, di perusahaan-perusahaan, tersendiri. Kegiatan-kegiatan biasanya cukup
dan lain-lain. Program pemerintah khususnya banyak dan efeknya terhadap keselamatan dan
pembinaan pengawasan bersama-sama dengan kesehatan kerja adalah banyak dan baik.
praktek keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan
saling mengisi sehingga sehingga dicapai tingkat 2. Panitia kesehatan dan keselamatan kerja yang
keselamatan di perusahaan dalam meningkatkan biasanya terdiri dari wakil pimpinan perusahaan,
penerapan keselamatan kerja di perusahaanya dapat wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter
memperoleh bantuan keahlian dari badan-badan perusahaan dan lain-lain. Kondisi perusahaan
konsultan atau lembaga-lembaga pengujian. Pada biasanya pencerminan panitia pada umumnya.
tingkat perusahaan, pengusaha dan buruh adalah Pembentukan panitiademikian adalah atas dasar
kunci kearah keberhasilan program keselamatan kewajiban undang-undang.
kerja agar menunjang keberhasilan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan keselamatan kerja secara umum dalah
Secara keilmuan, keselamatan kerja memerlukan
sebagai berikut :
keahlian-keahlian lain. Pusat terdapat teknologi,
kimia, fisika, toksilogi, kesehatan, teknisi, fisiologi, 1. Pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
psikologi, dan lain-lain. Maka dari itu, selain ahli
atau teknisi keselamatan kerja masih diperlukan 2. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja.
insinyur, dokkter, ahli faal, ahli jiwa, ahli statistik,
dan lain-lain.
3. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil- tempat kerja atau dalam rangka menjalankan
kecilnya terjadinya kematian akibat kecelakaan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.
kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya
digolongkan menjadi 2, yakni:1
4. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-
kecilnya cacat yang ditimbulkan akibat kerja. • Faktor Fisik. Kondisi-kondisi lingkungan
pekerjaan yang tidak aman atau unsafety
5. Pengamanan material, konstruksi, bangunan, condition misalnya lantai licin, pencahayaan
alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pesawat, kurang, silau, dan sebagainya.
instalasi-instalasi, dan lain-lain. • Faktor Manusia. Perilaku pekerja itu sendiri
yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya
6. Peningkatan produktifitas kerja atas dasar tingkat
karena kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan
keamanan dan kenyamanan kerja yang tinggi.
sebagainya. Menurut hasil penelitian yang
7. Penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, ada, 85 % dari kecelakaan yang terjadi
alat-alat dan material-material produksi lainya disebabkan oleh faktor manusia.
sewaktu kerja. Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja

8. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, Kecelakaan akibat kerja terjadi tanpa
aman dan nyaman. disangka-sangka dalam waktu sekejap mata. Bennett
(1991) mengemukakan bahwa di dalam setiap
9. peningkatan pengamanan produksi dalam rangka kejadian kecelakaan kerja, empat faktor bergerak
industrialisasi dan pembangunan. dalam satu kesatuan berantai, yakni a) faktor
lingkungan, b) faktor bahaya, c) faktor peralatan dan
Definisi Kecelakaan Kerja perlengkapan, dan d) faktor manusia.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak Cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan
terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh di berbagai Negara tidak sama. Namun ada
karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesamaan umum, yaitu kecelakaan disebabkan oleh
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. dua golongan penyebab, antara lain:3
Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan
kriminil adalah di luar ruang lingkup kecelakaan a. Penyebab langsung
yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena (1) Perbuatan yang tidak aman (unsafe
peristiwa kecelakaan disertai kerugian material actions), didefinisikan sebagai segala
ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai tindakan manusia yang dapat memungkinkan
kepada yang paling berat.1 tejadinya kecelakaan pada diri sendiri
maupun orang lain. Contoh dari perbuatan
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang tidak aman seperti misalnya :3
yang ada hubungannya dengan kerja, dalam - Tidak menggunakan alat yang telah
kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu disediakan.
melaksanakan pekerjaan. Hubungan kerja di sini - Salah menggunakan alat yang telah
dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan disediakan.
oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan - Menggunakan alat yang sudah msak.
pekerjaan. Dengan demikian muncul dua - Metode kerja yang salah.
permasalahan:1 - Tidak mengikuti prosedur keselamatan kerja.
a. Kecelakaan sebagai akibat langsung dari (2) Kondisi yang tidak aman (unsafe
pekerjaan atau; condition), didefinisikan sebagai suatu
b. Kecelakaan terjadi saat melakukan kondisi lingkungan kerja yang dapat
pekerjaan. memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Dalam perkembangan selanjutnya ruang Contoh kondisi yang tidak aman :3
lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga - Kondisi fisik, mekanik, peralatan.
mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang - Kondisi permukaan tempat berjalan dan
terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan bekerja.
dari tempat kerja. - Kondisi penerangan, ventilasi, suara dan
getaran.
Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang - Kondisi penataan lokasi yang salah.
menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari b. Penyebab tidak langsung 4
(1) Fungsi manajemen proyek. 1. Pengetahuan (pengetahuan dasar dan spesifik
(2) Kondisi pekerja tentang pekerjaan).
a. Faktor Manusia 2. Fungsional (keterampilan dasar dan spesifik
Umur/usia dalam mengerjakan suatu pekerjaan).
3. Afektif (kemampuan dasar dan spesifikasi
Usia muda relative lebih mudah terkena dalam suatu pekerjaan).
kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia lanjut Kelelahan
yang mungkin dikarenakan sikap ceroboh dan
tergesa-gesa. Pengkajian usia dan kecelakaan akibat Kelelahan dapat menimbulkan kecelakaan
kerja menunjukkan angka kecelakaan pada kerja pada suatu industri. Kelelahan merupakan
umumnya lebih rendah dengan bertambahnya usia, suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup lagi
tetapi tingkat keparahan cedera dan untuk melakukan aktivitasnya. Kelelahan ini
5
penyembuhannya lebih serius. ditandai dengan adanya penurunan fungsi-fungsi
kesadaran otak dan perubahan pada organ di luar
Jenis Kelamin kesadaran. Kelelahan disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain kurang istirahat, terlalu lama bekerja,
Tingkat kecelakaan akibat kerja pada
pekerjaan rutin tanpa variasi, lingkungan kerja yang
perempuan akan lebih tinggi daripada pada laki-laki.
buruk serta adanya konflik.5
Perbedaan kekuatan fisik antara perempuan dengan
kekuatan fisik laki-laki adalah 65%. Secara umum, b. Faktor lingkungan
kapasitas kerja perempuan rata-rata sekitar 30% Lokasi/Tempat Kerja
lebih rendah dari laki-laki. Tugas yang berkaitan
dengan gerak berpindah, laki-laki mempunyai waktu Tempat kerja adalah tempat dilakukannya
reaksi lebih cepat daripada perempuan.5 pekerjaan bagi suatu usaha, dimana terdapat tenaga
kerja yang bekerja, dan kemungkinan adanya bahaya
Koordinasi Otot kerja di tempat itu. Disain di lokasi kerja yang tidak
ergonomis dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Koordinasi otot berpengaruh terhadap
Tempat kerja yang baikapabila lingkungan kerja
keselamatan pekerja. Diperkirakan kekakuan dan
aman dan sehat.5
reaksi yang lambat berperan dalam terjadinya
kecelakaan kerja.5 Peralatan dan Perlengkapan
Kecenderungan Celaka Proses produksi adalah bagian dari
perencanaan produksi. Langkah penting dalam
Konsep popular dalam penyebab kecelakaan
perencanaan adalah memilih peralatan dan
adalah “accident prone theory”. Teori ini didasarkan
perlengkapan yang efektif sesuai dengan apa yang
pada pengamatan bahwa ada pekerja yang lebih
diproduksinya. Pada dasarnya
besar mengalami kecelakaan dibandingkan pekerja
peralatan/perlengkapan mempunyai bagian-bagian
lainnya. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri yanga
kritis yang dapat menimbulkan keadaan bahaya,
ada dalam pribadi yang bersangkutan (ILO,1979).5
yaitu:5
Pengalaman Kerja
1. Bagian-bagian fungsional
Semakin banyak pengalaman kerja dari 2. Bagian-bagian operasional
seseorang, maka semakin kecil kemungkinan Bagian-bagian mesin yang berbahaya harus
terjadinya kecelakaan akibat kerja. Pengalaman ditiadakan denga jalan mengubah konstruksi,
untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan kerja member alat perlindungan. Peralatan dan
bertambah baik sesuai dengan usia, maka kerja atau perlengkapan yang dominan menyebabkan
5
lamanya bekerrja di tempat yang bersangkutan.5 kecelakaan kerja, antara lain:

Tingkat Pendidikan 1. Peralatan/perlengkapan yang menimbulkan


kebisingan.
Pendidikan formal dan pendidikan non- 2. Peralatan/perlengkapan dengan penerangan
formal akan mempengaruhi peningkatan yang tidak efektif.
pengetahuan pekerja dalam menerima informasi dan 3. Peralatan/perlengkapan dengan temperature
perubahan, baik secara langsung maupun tidak tinggi ataupun terlalu rendah.
langsung. Tuntutan pekerjaan atau job requirements 4. Peralatan/perlengkapan yang mengandung
pada seorang pekerja adalah:5 bahan-bahan kimia berbahaya.
5. Peralatan/perlengkapan dengan efek radiasi mesin instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil
yang tinggi. produksi, menciptakan lingkungan kerja yang aman,
6. Peralatan/perlengkapan yang tidak nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan
dilengkapi dengan pelindung, dll. dengan manusia atau antara manusia dengan
Shift Kerja pekerjaan. Penerapan K3 yang baik dan dan terarah
dalam suatu wadah industri tentunya akan
Menurut National Occupational Health and memberikan dampak lain, salah satunya adalah
Safety Committee, shift kerja adalah bekerja di luar sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan
jam kerja normal, dari Senin sampai Jumat termasuk optimal.6
hari libur dan bekerja mulai dari jam 07.00 sampai
dengan jam 19.00 atau lebih. Shift kerja malam Tujuan dari Sistem Manajemen K3 adalah:6
biasanya lebih banyak menimbulkan kecelakaan
kerja dibandingkan dengan shift kerja siang, tetapi 1. Sebagai alat uniuk mencapai derajat kesehatan
shift kerja pagi-pagi tidak menutup kemungkinan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh.
dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja.5 petani. nelayan. pegawai negeri atau pekerja-
pekerja bebas.
Sumber Kecelakaan 2. Sebagai upaya untuk mencegah dan
memberantas penyakit dan kecelakaan-
Sumber kecelakaan merupakan asal dari kecelakaan akibat kerja, memelihara, dan
timbulnya kecelakaan, bisa berawal dari jenis meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga
perlatan/perlengkapannya, berawal dari faktor kerja, merawat dan meningkatkan efisiensi dan
human error, dimana sumber dari jenis kecelakaan daya produktifitas tenaga manusia, memberantas
merambat ke tempat-tempat lain, sehingga kekelahan kerja dan melipatgandakan gairah
menimbulkan kecelakaan kerja.5 serta semangat bekerja.
Langkah-langkah Penerapan SMK3
Manajemen Keselamatan Kerja
Setiap jenis Sistem Manajemen K3
Sistem Managemen Kesehatan dan
mempunyai elemen atau persyaratan tertentu yang
Keselamatan Kerja (SMK3) harus diperhatikan
harus dibangun dalam suatu organisasi. Sistem
terlebih bagi pemrakarsa supaya proses produksi,
Manajemen K3 tersebut harus dipraktekkan dalam
peningkatan kualitas dan kendali biaya dapat terus
semua bidang/divisi dalam organisasi. Sistem
dioptimalkan. Fungsi managemen mengarah di
Manajemen K3 harus dijaga dalam operasinya untuk
aspek kualitas, produksi, kecelakaan/kerugian dan
menjamin bahwa sistem itu punya peranan dan
biaya. Terdapat 4 program K3 di tempat kerja ,
fungsi dalam manajemen perusahaan. Untuk lebih
yaitu :6
memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen
(1) Komitmen manajemen dan keterlibatan pekerja. K3, berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan
(2) Analisis risiko di tempat kerja. dan langkah-langkahnya. Tahapan dan langkah-
(3) Pencegahan dan pengendalian bahaya. langkah tersebut dibagi menjadi dua bagian besar:6
o Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis,
1. Tahap Persiapan
pekerja memahami dan melaksanakannya.
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus
o Aturan dan prosedur kerja dipatuhi.
dilakukan suatu organisasi/perusahaan. Langkah ini
o Pemeliharaan sebagai usaha preventif. melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah
o Perencanaan untuk keadaan darurat. personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai
o Pencatatan dan pelaporan kecelakaan. dengan menetapkan kebutuhan sumber daya yang
o Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja. diperlukan. Adapun, tahap persiapan ini, antara lain:6
o Pemeriksaan tempat kerja secara berkala. - Komitmen manajemen puncak.
(4) Pelatihan untuk pekerja, penyelia dan manager. - Menentukan ruang lingkup.
SMK3 memiliki peran yang cukup penting - Menetapkan cara penerapan.
dalam proses kerja dalam suatu perusahaan - Membentuk kelompok penerapan.
(pemrakarsa). Apabila SMK3 yang diberlakukan - Menetapkan sumber daya yang diperlukan.
tidak cukup baik maka akibatnya dapat dilihat dari 2. Tahap pengembangan dan penerapan
banyaknya pekerja yang mengalami kecelakaan Sistem dalam tahapan ini berisi langkah-langkah
kerja dan juga proses produksi mengalami yang hams dilakukan oleh organisasi/perusahaan
kemunduran. Tujuan khusus dari SMK3 adalah dengan melibatkan banyak personal, mulai dari
mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja, menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan
kebakaran, peledakaan dan PAK, mengamankan
sendiri kegiatan audit internal serta tindakan • Penyusunan Jadwal Kegiatan
perbaikannya sampai dengan melakukan sertifikasi.6 Setelah melakukan peninjauan sistem maka
Berikut ini langkah-langkah spesifik dalam kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal
menerapkan Sistem Manajemen K3 dalam suatu kegiatan.6
perusahaan:
• Pengembangan Sistem Manajemen K3
• Menyatakan komitmen Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan
Pernyataan koniitmen dan penetapan dalam tahap pengembangan sistem manajemen K3
kebijakan untuk menerapkan sebuah Sistem antara lain mencakup dokumentasi, pembagian
Manajemen K3 dalam organisasi/manajemen harus kelompok, penyusunan bagan alir, penulisan manual
dilakukan oleh manajemen puncak. Penerapan sistem manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja.6
Sistem Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa
adanya komitmen terhadap sistem manajemen • Penerapan system
tersebut. Manajemen harus benar-benar menyadari Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka
bahwa merekalah yang paling bertanggung jawab setiap anggota kelompok kerja kembali ke masing-
terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan masing untuk menerapkan sistem yang telah ditulis.6
Sistem Manajemen K3.6
• Proses sertifikasi
• Menetapkan cara penerapan Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem
Perusahaan dapat menggunakan jasa Manajemen K3. Misalnya sucofindo melakukan
konsultan untuk menerapkan Sistem Manajemen sertifikasi terhadap Permenaker 05/Men/1996.
K3.Namun dapat juga tidak menggunakan jasa Namun untuk OHSAS 18001:1999 organisasi bebas
konsultan jika organisasi yang bersangkutan menentukan lembaga sertifikasi manapun yang
memiliki personel yang cukup mampu untuk diinginkan.6
mengorganisasikan dan mengarahkan orang.6
Pencegahan Kecelakaan Kerja
• Membentuk kelompok kerja
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan
Jika perusahaan akan membentuk kelompok
tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan
kerja sebaiknya anggota kelompok kerja tersebut
kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja
terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja,
mencakup 5 M yaitu :7
biasanya manajer unit kerja. Hal ini penting karena
merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab a. Manusia.
terhadap unit kerja yang bersangkutan.6 b. Manajemen ( unsur pengatur ).
c. Material ( bahan-bahan ).
• Menetapkan sumber daya yang diperlukan
d. Mesin ( peralatan ).
Sumber daya di sini mencakup orang,
e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
perlengkapan, waktu dan dana. Orang yang
dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat Saat bekerja, terdapat tiga unsur kelompok,
secara resmi di luar tugas-tugas pokoknya dan yaitu manusia, perangkat keras dan perangkat lunak.
terlibat penuh dalam proses penerapan.6 Oleh karena itu dalam melaksanakan pencegahan
dan pengendalian kecelakaan adalah dengan
• Kegiatan penyuluhan
pendekatan kepada ketiga unsur kelompok tersebut,
Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah
yaitu :7
kegiatan dari dan untuk kebutuhan personal
perusahaan. Oleh karena itu perlu dibangun rasa 1. Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur
adanya keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam manusia, antara lain :7
perusahaan melalui program penyuluhan.6
o Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat
• Peninjauan sistem agar diperoleh keserasian antara bakat dan
Kelompok kerja penerapan yang telah kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya.
dibentuk kemudian mulai bekerja untuk meninjau o Pembinaan pengetahuan dan keterampilan
sistem yang sedang berlangsung dan kemudian melalui training yang relevan dengan
dibandingkan dengan persyaratan yang ada da lam pekerjaannya.
Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat o Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap
dilakukan melatui dua cara yaitu dengan meninjau dan bertndak sesuai dengan keperluan
dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaannya.6 perusahaan.
o Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi pengoperasian peralatan industri, kewajiban-
yang lengkap dan jelas. kewajiban para pengusaha dan pekerja,
o Pengawasan dan disiplin yang wajar. pelatihan, pengawasan kesehatan,pertolongan
pertama dan pemeriksaan kesehatan.
2. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat b. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar
keras, antara lain : 7 resmi, setengah resmi, ataupuntidak resmi.
o Perancangan, pembangunan, pengendalian, c. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha
modifikasi, peralatan kilang, mesin-mesin harus penegakan peraturan yangharus dipatuhi.
memperhitungkan keselamatan kerja. d. Riset teknis, termasuk hal-hal seperti
o Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyelidikan peralatan dan ciri-ciri daribahan
penyaluran, pengangkutan, penyusunan, berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin,
penyimpanan dan penggunaan bahan produksi pengujian maskerpernapasan, penyelidikan
secara tepat sesuai dengan standar keselamatan berbagai metode pencegahan ledakan gas dan
kerja yang berlaku. debudan pencarian bahan-bahan yang paling
o Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman cocok serta perancangan tali kerekandan alat
untuk pekerja. kerekan lainya
o Pembuangan sisa produksi dengan e. Riset medis, termasuk penelitian dampak
memperhitungkan kelestarian lingkungan. fisiologis dan patologis dari faktor-faktor
o Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi
kemampuan manusia. fisik yang amatmerangsang terjadinya
kecelakaan.
3. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat f. Riset psikologis, sebagai contoh adalah
lunak, harus melibatkan seluruh level penyelidikan pola-pola psikologisyang dapat
manajemen, antara lain :7 menyebabkan kecelakaan.
g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis
o Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari kecelakaan yang terjadi, berapabanyak, kepada
safety policy. tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban,
o Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang
pembagian tanggung jawab. menjadi penyebab.
o Penentuan pelaksanaan pengawasan,
melaksanakan dan mengawasi sistem/prosedur Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja,
o kerja yang benar. antara lain:7
o Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
• Pengendalian teknik: mengganti prosedur
o Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya,
dan pembinaan pekerja yang terpadu. menggunakan otomatisasi pekerjaan,
o Penggunaan standard/code yang dapat menggunakan cara kerja basah dan ventilasi
diandalkan. pergantian udara.
o Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui • Pengendalian administrasi: mengurangi
ketimpangan yang ada. waktu pajanan, menyusun peraturan
keselamatan dan kesehatan, memakai alat
Adapun cara pengendalian lingkungan kerja untuk
pelindung, memasang tanda – tanda
meminimalisir kecelakaan para pekerja sebagai
peringatan, membuat daftar data bahan-
berikut :7
bahan yang aman, melakukan pelatihan
o Pengendalian teknik sistem penangganan darurat.
o Pengendalian administrative • Pemantauan kesehatan : melakukan
o Menggunakan Alat Pelindung Diri pemeriksaan kesehatan.
Alat Pelindung Diri (APD)
Berbagai cara yang umum digunakan untuk
meningkatkan keselamatan kerja dalam industri Perlindungan keselamatan pekerja melalui
dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut:7 upaya teknis pengamanan tempat, mesin,peralatan
dan lingkungan kerja wajib diutamakan, namun
a. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus
kadang-kadang risiko terjadinya kecelakaan masih
dipatuhi mengenai hal-halseperti kondisi kerja
belum sepenuhnya dapat dikendalikan, sehingga
umum, perancangan, konstruksi,
digunakan alat pelindung diri (alat proteksi diri)
pemeliharaan,pengawasan, pengujian dan
(personal protective device). Jadi, penggunaan APD 5. Kaki : sepatu pengaman (safety shoes)
adalah alternatif terakhir yaitu perlengkapan dari 6. Alat pernafasan : Respirator, masker alat bantu
segenap upaya teknis pencegahan kecelakaan. APD pernafasan.
harus memenuhi persyaratan :8 7. Telinga : Sumbat telinga (ear plug), tutup telinga
(ear muff)
1. Enak (nyaman) dipakai 8. Tubuh : pakaian kerja menurut keperluan yaitu
2. Tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan pakaian kerja yang tahan panas, tahan dingin,
3. Memberingan perlindungan efektif terhadap pakaian kerja lainnya
macam bahaya yang dihadapi 9. Lainnya : sabuk pengaman
Pakaian kerja harus dianggap sebagai alat Dapus
perlindungan terhadap bahaya kecelakaan. Pakaian Kecelakaan pada Saat Melakukan Pekerjaan
kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya Ricky Sunandar
berlangan pendek, pas (tidak longgar) pada dada 10.2012.227
atau punggung, tidak ada dasi, tidak ada lipatan atau Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
kerutan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wacana
Wanita sebaiknya mengenakan celana panjang, jala McKenzie, F James. Kesehatan dan
atau ikat rambut, baju yang pas dan tidak keselamatan di tempat kerja dalam Kesehatan
mengenakan perhiasan. Pakaian kerja sintetis hanya Masyarakat: Suatu Pengantar. Ed.4; Alih bahasa,
baik terhadap bahan kimia korosif, tetapi justru Atik Utami, et all. Editor bahasa Indonesia, Palupi
bahaya pada lingkunan kerja dengan bahan yang Widyastuti. Jakarta: EGC, 2007. h.615.
dapat meledak oleh aliran listrik statis.8 Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan &
komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.213-4.
Alat proteksi diri beraneka ragam. Jika
Ridley John. Kecelakaan dalam Ikhtisar
digolongkan menurut bagian tubuh yang
dilindunginya, maka jenis alat proteksi diri dapat Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Ed.3. Jakarta:
dilihat pada daftar sebagai berikut :8 Erlangga, 2007. h. 113-8
Chundawan E. Kecelakaan Kerja dan
1. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi Penerapan K-3 Dalam Pengoperasian Tower
dari berbagai jenis yaitu topi pengaman (safety Crane pada Proyek Industri. Surabaya:
helmet) topi atau tudung kepala, tutup kepala Universitas Kristen Petra;
2. Mata : kacamata pelindung (protective goggles) Okti FP. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Muka : Pelindung muka (face shields) Jakarta: FKM Universitas Indonesia; 2008
4. Tangan dan jari : sarung tangan(sarung tangan Suardi R. Sistem manajemen K3 dan
dengan ibu jari terpisah), sarung tangan manfaat penerapannya dalam Sistem Manajemen
biasa(gloves), pelindung telapak tangan(hand Keselamatan dan Kesehatam Kerja. Jakarta:
pad), dan sarung tangan yang menutupi Penerbit PPM, 2007. h.15-6, 23-34
pergelanan tangan sampai lengan (sleeve).

Anda mungkin juga menyukai