Anda di halaman 1dari 20

II.1.

Pengertian Diabetes Melitus Feokromositoma


Hipertiroidisme
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala
e)Karena obat/zat kimia:
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
Vancor, interferon
karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
Pentamidin, tiazin, dilatin
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif.1 Asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid
f)Infeksi : rubella kongenital dan CMV
II.2. Etiologi 1,2 g)Imunologi (jarang) : antibodi anti reseptor
insulin
1. Diabetes Melitus Tipe 1
h) Sindroma genetik lain : Sindrom Down,
a) Melalui proses imunologik
Kliniferter, Turner, Huntington Chorea,
b) Idiopatik Sindrom Prader Willi.
2. Diabetes Melitus Tipe 2 (bervariasi mulai yang
4. Diabetes Melitus Gestasional (Kehamilan)
predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan II.3. Faktor Resiko
sekresi insulin bersama resistensi insulin).
3. Diabetes Melitus Tipe Lain Sudah lama diketahui bahwa diabetes
a) Defek genetik funsi sel-: merupakan penyakit keturunan. Artinya bila orang
tuanya menderita diabetes, anak-anaknya akan
Kromosom 12, HNF-1 alfa (dahulu MODY 3)
menderita diabetes juga. Hal itu memang benar.
Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
Tetapi faktor keturunan saja tidak cukup. Diperlukan
Kromosom 20, HNF-4 alfa (dahulu MODY 1)
faktor lain yang disebut faktor resiko atau faktor
DNA mitokondria
pencetus misalnya:1
Insulin promoter factor-1 (IPF-1; MODY 4)
HNF-1 (MODY 5) Adanya infeksi virus (pada DM tipe 1)
NeuroD1 (MODY 6) Obesitas (terutama yang bersifat sentral)
Subunits of ATP-sensitive potassium channel Pola makan yang salah
Proinsulin or insulin conversion Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
b) Defek genetik kerja insulin: Proses penuaan
Type A insulin resistance Hipertensi (TD 140/90 mm Hg)2
Sindrom Rabson-Mendenhall Dyslipidemia HDL kolesterol < 40 mg/dL atau
Sindrom Lipodystrophy TG > 150 mg/dL
c) Penyakit eksokrin pankreas: Stress
Pankreatitis
II.4. Klasifikasi
Trauma/pankreatektomi
Neoplasma II.4.1. Diabetes Melitus Tipe I / Juvenile
Kista fibrosis
Hemokromatosis Diabetes tipe 1 dulu dikenal sebagai tipe
juvenile-onset dan tipe dependen insulin; namun,
Pankreatopati fibro kalkulus
kedua tipe ini dapat muncul pada sembarang usia.
d) Endokrinopati:
Insidens diabetes tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru
Akromegali
setiap tahunnya dan dapat dibagi dalam dua subtipe:
Sindrom cushing

1
(a) autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan keru- Pengobatan Insulin, diet, Diet, olah raga,
sakan sel-sel beta; dan (b) idiopatik, tanpa bukti olah raga tablet, insulin
adanya autoimun dan tidak diketahui sumbernya.3 Biochemical Kemungkinan Persisten peptida-C
kehilangan
II.4.2. Diabetes Melitus Tipe II / Onset maturitas
peptida-C
Diabetes tipe 2 dulu dikenal sebagai tipe
dewasa atau tipe onset maturitas dan tipe
II.4.3. Diabetes Gestasional (GDM)
nondependen insulin. Obesitas sering dikaitkan
dengan penyakit ini.3 Diabetes gestasional (GDM) dikenali pertama
kah selama kehamilan dan memengaruhi 4% dari
Tabel 01: Perbedaan antara DM tipe 1 dengan DM
semua kehamilan. Faktor risiko terjadinya GDM
tipe 2.1,4
adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat
Type 1 (insulin Type 2 (non-insulin keluarga, dan riwayat diabetes gestasional terdahulu.
dependent) dependent) Karena terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon
yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi
Nama lama DM Juvenil DM Dewasa glukosa, maka kehamilan adalah suatu keadaan
diabetogenik. Pasien-pasien yang mempunyai
Epidemiologi Anak- Orang tua (biasanya predisposisi diabetes secara genetik mungkin akan
anak/remaja(bias berumur > 30 tahun) memerlihatkan intoleransi glukosa atau manifestasi
anya berumur < klinis diabetes pada kehamilan.3
30 tahun) Kriteria diagnosis biokimia diabetes
kehamilan yang dianjurkan adalah kriteria yang di-
Berat badan Biasanya kurus Sering ebesitas
usulkan oleh O'Sullivan dan Mahan (1973). Menurut
kriteria ini, GDM terjadi apabila dua atau lebih dari
nilai berikut ini ditemukan atau dilampaui sesudah
Heredity HLA-DR3 or Tidak ada hubungan pemberian 75 g glukosa oral: puasa, 105 mg/dl; I jam,
DR4 in > 90% HLA 190 mg/dl; 2 jam, 165 mg/dl; 3 jam, 145 mg/dl.
Pengenalan diabetes seperti ini penting karena
Patogenesis Penyakit Tidak berhubungan penderita berisiko tinggi terhadap morbiditas dan
Autoimmune : dengan autoimun mortalitas perinatal dan mempunyai frekuensi
Islet cell Insulin resistance kematian janin viabel yang lebih tinggi. kematian
autoantibodies janin viabel yang lebih tinggi. Kebanyakan
Insulitis perempuan hamil harus menjalani penapisan untuk
diabetes selama usia kehamilan 24 hingga 28
minggu.3
Klinikal Defisiensi Defisiensi Partial II.5. Patogenesis
Insulin insulin
Berhungan Berhubungan dengan II.5.1. Diabetes Melitus Tipe 1
dengan hyperosmolar
Pada diabetes tipe 1 timbul karena adanya
ketoacidosis
reaksi atoimin yang disebabkan adanya peradangan

2
pada sel- insulinitis. Ini menyebabkan timbulnya anti
bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell
Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi
(ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya
sel-. Insulinitis bisa disebabkan macam-macam
diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubella,
CMV, herpes dan lain-lain. Yang diserang pada
insulinitis itu hanya sel-, biasanya sel- dan delta
tetap utuh.1

Gambar 02: Mekanisme skeresi insulin pada sel-


pankreas.2
Peradangan pd - Cocksakie
sel- (Insulinitis) - Rubella, Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah sel-
- CMV
- Herpes berkurang sampai 50-60% dari normal. Jumlah sel-
Terbentuknya
Antibodi trhdp
meningkat. Yang menyolok adalah adanya
Insulin
sel- / ICA peningkatan jumlah jaringan amiloid pada sel- yang
disebut amilin.1
Rx. Antigen- Rusak sel-
antibodi

Gambar 01: Skema proses perjalanan DM tipe 1.1

II.5.2. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah insulin


normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah
reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan
sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada
keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang,
sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak,
tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka
glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel
akan kekurangan glukosa dan glukosa di dalam
pembuluh darah meningkat. Dengan demikian Gambar 03: Mekanisme signal transduksi insulin
keadaan ini sama dengan pada DM tipe 1. normal, berbeda pada orang penderita DM jumlah
Peebedaannya adalah DM tipe 2 di samping kadar reseptor insulin menurun sehungga glukosa tidak
glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal dapat masuk ke dalam sel sehingga glukosa darah
keadaan ini disebut resistensi insulin.1 meningkat.5

3
II.5.3. Diabetes Gestational penderita kehilangan jaringan lemak dan otot
sehingga menjadi kurus.1
Diabetes gestasional (GDM) dikenali pertama
kah selama kehamilan dan memengaruhi 4% dari 2. Banyak kencing (poliuria)
semua kehamilan. Faktor risiko terjadinya GDM Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang
adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing
keluarga, dan riwayat diabetes gestasional terdahulu. yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat
Karena terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon mengganggu penderita, terutama pada waktu malam.
yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi Untuk mekanisme lihat gambar 05 dibawah ini.1
glukosa, maka kehamilan adalah suatu keadaan
diabetogenik. Pasien-pasien yang mempunyai 3. Banyak minum (polidipsia)
predisposisi diabetes secara genetik mungkin akan
memerlihatkan intoleransi glukosa atau manifestasi Rasa haus amat sering dialami oleh penderita
karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing.
Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya
sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban
kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
penderita minum banyak. Untuk lebih jelanya lihat
gambar 05 dibawah ini.1

klinis diabetes pada kehamilan.3

Gambar 04: Skema mekanisme pada diabetes


gestasional.6

II.6. Manifestasi Klinis

II.6.1. Gejala Khas

1. Penurunan berat badan dan rasa lemah


Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu
relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa
lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi di
sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal
ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
Gambar 05: Mekanisme poliuria dan polidipsia.3
masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan
bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk 4. Banyak makan (polifagia)
kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil
dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya

4
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah II.7. Komplikasi
dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak II.7.1. Komplikasi Metabolik Akut
seluruhnya dapat dimanfaatkan, oleh karena itu
penderita selalu merasa lapar.1 Komplikasi metabolik diabetes disebabkan oleh
perubahan yang relatif akut dari konsentrasi glukosa
II.6.2. Gejala Tidak Khas plasma. Komplikasi metabolik yang paling serius
pada diabetes tipe 1 adalah:
1. Gangguan saraf tepi/kesemutan
A. Ketoasidosis Diabetik (DKA).
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan
terutama pada kaki di waktu malam, sehingga
Merupakan komplikasi metabolik yang paling
mengganggu tidur.1
serius pada DM tipe 1. Hal ini bisa juga terjadi pada
2. Gangguan penglihatan DM tipe 2. Hal ini terjadi karena kadar insulin sangat
menurun, dan pasien akan mengalami hal berikut: 7
Pada fase awal penyakit diabetes sering
dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong Hiperglikemia
penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali Hiperketonemia
agar ia tetap dapat melihat dengan baik.1 Asidosis metabolik
Hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan
3. Gatal/bisul lipogenesis ,peningkatan lipolisis dan peningkatan
oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di
keton (asetoasetat, hidroksibutirat, dan aseton).
daerah kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti
Peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ke-
ketiak dan di bawah payudara. Sering pula dikeluhkan
tosis. Peningkatan produksi keton meningkatkan beban
timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka
ion hidrogen dan asidosis metabolik. Glukosuria dan
ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka
ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan diuresis
lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.1
osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan
4. Gangguan ereksi elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan
mengalami syok.3,7
Gangguan ereksi ini menjadi masalah Akhimya, akibat penurunan penggunaan
tersembunyi karena sering tidak secara terus terang oksigen otak, pasien akan mengalami koma dan
dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan meninggal. Koma dan kematian akibat DKA saat ini
budaya masyarakat yang masih merasa tabu jarang terjadi, karena pasien maupun tenaga kesehatan
membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut telah menyadari potensi bahaya komplikasi ini dan
kemampuan atau kejantanan seseorang.1 pengobatan DKA dapat dilakukan sedini mungkin.3

5. Keputihan Tanda dan Gejala Klinis dari Ketoasidosis


Diabetik7
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan
1. Dehidrasi
keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang
2. Poliuria
merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.1
3. Hipotensi (postural atau supine)
4. Bingung

5
5. Ekstremitas Dingin/sianosis perifer koma dengan kejang. Penyebab tersering hipoglikemia
6. Kelelahan adalah obat-obatan hipoglikemik oral golongan
7. Takikardi sulfonilurea, khususnya glibenklamid. Hasil penelitian
8. Mual-muntah di RSCM 1990-1991 yang dilakukan Karsono dkk,
9. Kusmaul breathing memperllihatkan kekerapan episode hipoglikemia
10. Kaki kram sebanyak 15,5 kasus pertahun, dengan wanita lebih
11. Nafas bau aseton besar daripada pria, dan sebesar 65% berlatar belakang
12. Pandangan kabur DM. meskipun hipoglikemia sering pula terjadi pada
13. Hipotermia pengobatan dengan insulin, tetapi biasanya ringan.
14. Koma (10%) Kejadian ini sering timbul karena pasien tidak
memperlihatkan atau belum mengetahui pengaruh
B. Hiperglikemia, Hiperosmolar, Koma Nonketotik beberapa perubahan pada tubuhnya.1
(HHNK)
Penyebab Hipoglikemia
Komplikasi metabolik akut lain dari diabetes
yang sering terjadi pada penderita diabetes tipe 2 yang 1. Makan kurang dari aturan yang ditentukan
lebih tua. Bukan karena defisiensi insulin absolut,
2. Berat badan turun
namun relatif, hiperglikemia muncul tanpa ketosis. Ciri-
ciri HHNK adalah sebagai berikut:3 3. Sesudah olah raga

Hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum > 4. Sesudah melahirkan


600 mg/dl.
Dehidrasi berat 5. Sembuh dari sakit
Uremia
6. Makan obat yang mempunyai sifat serupa
Pasien dapat menjadi tidak sadar dan meninggal
bila keadaan ini tidak segera ditangani. Angka Tanda hipoglikemia mulai timbul bila glukosa darah <
mortalitas dapat tinggi hingga 50%. Perbedaan utama 50 mg/dl, meskipun reaksi hipoglikemia bisa
antara HHNK dan DKA adalah pada HHNK tidak didapatkan pada kadar glukosa darah yang lebih
terdapat ketosis.3 tinggi. Tanda klinis dari hipoglikemia sangat
Penatalaksanaan HHNK bervariasi dan berbeda pada setiap orang.1
Penatalaksanaan berbeda dari ketoasidosis Tanda-tanda Hipoglikemia
hanya dua tindakan yang terpenting adalah: Pasien
biasanya relatif sensitif insulin dan kira-kira diberikan 1) Stadium parasimpatik: lapar, mual, tekanan darah
dosis setengah dari dosis insulin yang diberikan untuk turun.
terapi ketoasidosis, biasanya 3 unit/jam.7
2) Stadium gangguan otak ringan: lemah, lesu, sulit
C. Hipoglikemia (reaksi insulin, syok insulin) bicara, kesulitan menghitug sederhana.

Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan 3) Stadium simpatik: keringat dingin pada muka
saraf yang disebabkan penurunan glukosa darah. Gejala terutama di hidung, bibir atau tangan, berdebar-
ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa debar.

6
4) Stadium gangguan otak berat: koma dengan atau P.Z.I : 18 jam setelah suntikan
tanpa kejang.
3) Obat oral sedikit memberikan gejala saraf otonom
Keempat stadium hipoglikemia ini dapat ditemukan (parasimpatik dan simpatik), sedangkan akibat
pada pemakaian obat oral ataupun suntikan. Ada insulin sangat menonjol.
beberapa catatan perbedaan antara keduanya:1
Penatalaksanaan Hipoglikemia
1) Obat oral memberikan tanda hipoglikemia lebih
berat.
Gambar 06: Skema Penatalaksanaan Hipoglikemia.1
2) Obat oral tidak dapat dipastikan waktu
serangannya, sedangkan insulin bisa diperkirakan II.7.2. Komplikasi Kronik Jangka Panjang
pada puncak kerjanya, misalnya: A. Mikrovaskular / Neuropati7

Insulin reguler : 2-4 jam setelah suntikan - Retinopati, catarak penurunan penglihatan
- Nefropati gagal ginjal
Insulin NPH : 8-10 jam setelah suntikan - Neuropati perifer hilang rasa, malas bergerak
- Neuropati autonomik hipertensi, gastroparesis
- Kelainan pada kaki ulserasi, atropati

B. Makrovaskular7

- Sirkulasi koroner iskemi miokardial/infark


miokard
- Sirkulasi serebral transient ischaemic attack,
strok
- Sirkulasi claudication, iskemik

II.7.3. Faktor yang Berpengaruh Terhadap


Terjadinya Penyulit

Tidak semua orang sama untungnya untuk


tidak mendapat warisan penyakti DM. demikian pula
tidak semua penderita DM akan sama kesempatannya
untuk terhindar ataupun untuk mendapat penyulit
DM. Di antara para penderita DM memang terdapt 2-
25% yang beruntung, walupun sudah lama mengidap
DM, tetapi tidak menunjukkan kelainan vaskular
yang berarti, dan didapatkan 5% yang walaupun
kadar glukosa darahnya hanya sedikit meningkat dan
belum lama meningkatnya, tetapi sudah mengidap
kelainan vaskular yang lanjut.1

7
Berbagai faktor yang berpengaruh pada pada penyandang DM yang diobati dengan insulin
terjadinya penyulit. Secara garis besar faktor yang konvensional dibanding dengan cara infus)
berpengaruh terhadap tingkat kejadian penyulit DM mendukung hipotesis metabolik ini.1
dapat di bagi menjadi:1
Hasil penelitian DCCT pada penyandang DM
Faktor genetik atau keturunan tipe 1 juga mendukung hipotesis ini. Pada penelitian
Faktor metabolik faktor glukosa darah dan multisenter jangka panjang tersebut, dapat dibuktikan
metabolit lain yang abnormal. bahwa pengobatan intensif dengan menggunakan cara
infus insulin dapat mencegah, menghambat timbulnya
A. Hipotesis Genetik maupun progresi penyulit kronik DM (retinopeti dan
Timbulnya kelainan pada pembuluh darah nefropati).1
penderita DM tidak berhubungan dengan Mengenai patogenesis terjadinya penyulit
abnormalitas metabolik pasien, tetapi memang sedikit kronik DM akibat hiperglikemia juga ada berbagai
banyak sudah ditentukan oleh faktor genetik, siapa- teori yang dianjurkan untuk mencoba
siapa yang cenderung timbul penyulit vaskular dan menerangkannya. Diantaranya yang terkenal adalah:1
siapa-siapa yang tidak. Kelompok ini ditunjang oleh
penelitian Siperstein yang mendapatkan adanya Teori Sorbitol
kelainan pada membran basal otot penderita DM
Hiperglikemia akan menyebabkan
(pada 90% penderita DM ) dan juga mendapatkan
penumpukkan glukosa pada sel dan jaringan tertentu
kelainan serupa pada 53% orang normal yang kedua
yang dapat mentransportasi glukosa kedalam sel tanpa
orang tuanya mengidap DM.1
insulin. sebagian diantaranya akan dimetabolisme
B. Hipotesis Metabolik melalui sorbitol dengan enzim aldose reduktase
menjadi fruktosa. Sorbitol yang tertumpuk pada
Terjadinya penyulit kronik DM adalah sebagai sel/jaringantersebut akan menyebabkan terjadinya
akibat kelainan metabolik yang ditemui pada penyulit kronik DM teori ini tidak dapat menerangkan
pengidap DM. Atas dasar hipotesis ini Kelly West
lebih setuju menganggap kelainan vaskular sebagai
manifestasi patologis DM daripada sebagai penyulit,
karena eratnya hubungan dengan kadar glukosa darah
yang abnormal. Sedang untuk mudahnya timbul
infeksi seperti misalnya tuberkulosis, disebut sebagai
komplikasi DM.1

Data dari pasien dengan transplantasi ginjal


mendukung hipotesis ini, baik ginjal normal yang
kemudian menunjukkan kelainan khas DM setelah
ditransplantasikan pada penyandang DM atau
sebaliknya ginjal penyandang DM yang menjadi
normal setelah ditransplantasikan pada orang normal.1
terjadinya semua penyakit DM.1
Beberapa penelitian retrospektif (belgia-pirart)
dan prospektif (penelitian steno mengenai retinopati

8
Gambar 07: Sekematik jalur metabolisme glukosa oleh enzim aldos reductase (AR), dengan akibat
dalam lensa 90% akan melalui jalur peningkatan stress osmotik pada serat lensa yang
hexokinase pada keadaan normal. menampakan gejala awal seperti udema dan pecah.9
Namun pada orang-oran gdiabetik jalur
tersebut akan berubah melalui polyol
pathway yang akn di ubah menjadi Teori Glikasi.
sorbitol.8
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan
Enzim Aldos Reductase (AR) mengkatalis terjadinya proses glikasi pada semua protein, terutama
glukosa glukosa menjadi sorbitol melalui polyol yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses
pathway, proses berhubungan dengan perkembangan glikosilasi pada protein membran basal dapat
dari katarak diabetik. Akumulasi intraselular dari menerangkan semua kejadian komplikasi DM baik
sorbitol akan menjadikan perubahan osmotik yang penyulit mikro maupun makrovaskular DM.1
berakibat pada jaringan lensa hidrofik menjadi
degenerasi dan menghasilkan katarak diabetik.9 Mengingat bahwa kalau penyulit kronik sudah
Pada lensa, sorbitol lebih cepat dirubah timbul sulit untuk memperbaikinya kembali, diagnosis
menjadi fruktosa oleh enzim sorbitol dan penyulit kronik sangat diperlukan. Pada semua
dehidrogenase/polyol dehydrogenase. Peningkatan penyandang DM harus diperiksa dan dicari adanya
akumulasi sorbitol menciptakan efek hiperosmotik penyulit kronik ini secara berkala.1
yang mengakibatkan pada pemasukan cairan di II.8. Diagnosis Diabetes Melitus
gradient osmotik. Temuan ini membantu untuk
menemukan tentang osmotic hypothesis pada II.8.1. Anamnesis
susunan katarak diabetik, menekankan bahwa
Diabetes melitus bisa timbul akut berupa
peningkatan cairan intraselular adalah respon dari
ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemia, disertai
AR-mediated accumulation polyols yang
efek osmotik diuretik dari hiperglikemia (poliuria,
mengakibatkan udem pada lensa. Penelitian
polidipsi, nokturia), efek samping diabetes pada organ
menunjukkan stress osmotik pada lensa menyebabkan
akhir (IHD, retinopati, penyakit vaskular perifer,
akumulasi sorbitol yang merangsang kematian sel
neuropati perifer), atau komplikasi akibat
epitel lensa. 9
meningkatnya keretanan terhadap infeksi (misalnya
Akumulasi sorbitol merangsang stress pada ISK, ruam kandiada). Keadaan ini juga bisa
retikulum endoplasma (RE), sebagai tempat yang ditemukan secara tidak sengaja saat melakukan
utama pensintesis protein, penyebab utama penghasil pemeriksaan darah atau urin.10 Maka hal di atas harus
radikal bebas. Stress pada RE bisa juga disebabkan ditanyakan secara lengkap!
dari lonjakan kadar glukosa yang mengawali respon
banjir protein (UPR) yang menghasilkan spesifik Riwayat Penyakit Dahulu
oksigen reaktif (ROS) dan menyebabkan stress Apakah pasien diketahui mengidap diabetes?
oksidatif yang merusak serat lensa.9 Jika ya, bagaimana manifestasinya dan apa obat yang
Kesimpulan, bermacam-macam hipotesis yang didapat? Bagaimana pemantauan untuk kontrol:
mendukung tetang mekanisme terbentuknya katarak frekuensi pemeriksaan pemeriksaan urin, tes darah,
diabetik produksi polyols yang berasal dari glukosa HbA1C, buku catatan, kesadaran akan hipoglikemia?
Tanyakan mengenai komplikasi sebelumnya.10

9
- Riwayat masuk rumah sakit karena
hipoglikemia/hipergikemia.
- Penyakit vaskular: iskemia jantung (MI, angina,
CCF), penyakit vaskular perifer (klaudikasio,
nyeri saat beristirahat, ulkus, perawatan kaki,
impotensi), neuropati perifer, neuropati otonom
(gejala gastroparesis muntah, kembung, diare).
- Retinopati, ketajaman penglihatan, terapi laser.
- Hiperkolesterolemia, hipertrigliserida.
- Disfungsi ginjal (proteinuria, mikroalbuminuria).
- Hipertensi tetapi.
- Diet/berat badan/olahraga.
Riwayat Pengobatan10
- Apakah pasien sedang menjalani terapi diabetes:
diet saja, obat-obatan hipoglikemia oral, atau
insulin?
- Tanyakan mengenai obat yang bersifat
diabetogenik (misalnya kortikosteroid,
siklosporin)?
- Tanyakan riwayat merokok atau penggunaan
alkohol?
- Apakah pasien memiliki alergi?
Riwayat Keluarga dan Sosial10
- Adakah riwayat diabetes melitus dalam keluarga?
- Apakah diabetes mempengaruhi kehidupan?
- Siapa yang memberikan suntikan insulin/tes gula
darah, dan sebagainya
(pasangan/pasien/perawat)?

II.8.2. Pemeriksaan Fisik Gambar 08: Keadaan-keadaan yang


mungkinditemukan dalam pemeriksaan fisik.7
Diabetes melitus merupakan penyakit yang
memiliki efek kepada seluruh tubuh. Maka dalam II.8.3. Pemeriksaan Penyaring
pemeriksaan fisik harus dialkukan pemeriksaan secara
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok
lengkap. Dan biasanya ditemukan beberapa kelainan
dengan salah satu resiko DM sebagai berikut:1
sebagai berikut:7
1. Usia > 45 tahun
2. Berat badan lebih: BBR > 110% BB idaman atau
IMT > 23 kg/m2.
3. Hipertensi (> 140/90 mmHg)
4. Riwayat DM dalam keluarga

10
5. Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat Kadar Plasma < 110 110-125 126
atau BB lahir bayi > 4000 gram glukosa Vena
6. Kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau TG 250 darah
mg/dl puasa Plasma < 90 90-109 110
(mg/dl) Kapiler
Pemeriksaan penyaring berguna untuk
menjaring pasien DM, TGT dan GDPT, sehingga
dapat ditentukan langkah yang tepat untuk mereka.
Pasien dengan TGT dan GDPT merupakan tahap Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus dan
sementara menuju DM. setelah 5-10 tahun kemudian Gangguan Toleransi Glukosa1,2
1/3 kelompok TGT akan berkembang menjadi DM. 1. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma
1/3 tetap TGT dan 1/3 lainya kembali normal. Adanya vena) 200 mg/dl
TGT sering berkaitan dengan resistensi insulin. pada 2. Kadar glukosa darah puasa (plasma
kelompok TGT ini resiko terjadinya aterosklerosis vena) 126 mg/dl
lebih tinggi dibandingkan kelompok normal. TGT 3. Kadar glukosa plasma 200 mg/dl
sering berkaitan dengan penyakit kardiovaskular, pada 2 jam sesudah diberi beban
hipertensi dan dislipidemia. Peran aktif para pengelola glukosa 75 gram pada TTGO.
kesehatan sangat diperlukan agar deteksi DM dapat
ditegakkan sedini mungkindan penegahan primer dan
skunder dapat segera diterapkan.1
II.8.4. Langkah-langkah Untuk Menegakkan
Pemeriksaan penyaring dapat dialakukan Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa
melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu
Diangnosi klinis DM umumnya akan
atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat
dipikirkan bila ada keluhan DM berupa poliuria,
diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO)
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang
standar.1
tidka dapat dijelaskan sebabny. Keluhan lain yang
mungkin dikemukakan pasien adalah lemah,
kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita.
Jika keluahan khas pemeriksaan glukosa darah
Tabel 03: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
sewaktu 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM.1
diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa
Bukan Belum DM darah puasa 126 mg/dl juga digunakan untuk
DM pasti patokan diagnosis DM.1
DM
Untuk keluhan khas DM, hasil pemeriksaan
Kadar Plasma < 110 110-199 200
glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal,
glukosa Vena
belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM.
darah
Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat
sewaktu Plasma <90 90-199 200
sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah
(mg/dl) Kapiler
puasa 126 mg/dl, kadar glukosa darah sewaktu 200
mg/dl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi

11
glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah penyulit, baik makroangipati, mikroangiopati maupun
pasca pembebanan 200 mg/dl.1 neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan
morbidilitas dan mortalitas DM.1

Mengingat mekanisme dasar kelianan DM


tipe 2 adalah terdapatnya faktor gentik, resistensi
insulin dan insufisiensi sel- pankreans, maka
cara-cara untuk memperbaiki kelainan dasar
tersebut harus tercermin pada langkah
pengelolaan. Dalam mengelola DM langkah
pertama yang harus di lakukan adalah pengelolaan
non-farmakologis, berupa perencanaan makan dan
kegiatan jasmani.1

Lima pilar utama pengelolaan DM1

1. Perencanaan makanan
2. Latihan jasmani
3. Obat berkhasiat hipoglikemik
4. Penyuluhan (edukasi)
5. Pemeriksaan glukosa mandiri

A. Perencanaan Makan

Standar yang dianjurkan adalah makan


dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan
kecukupan gizi baik sebagai berikut:1

- Karbohidrat : 60-70%
Gambar 09: Langkah-langkah diagnostik DM dan - Protein : 10-13%
gangguan toleransi glukosa.1,11 - Lemak : 20-25%
II.9. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Jumlah kalori disesuaikan dengan
II.9.1. Non-farmakologi pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan
kegiatan jasmani untuk mencapai dan
Dalam mengelola DM untuk jangka pendek 1
mempertahankan berat bdan idaman.
tujuannya adalah menghilangkan keluhan/gejala DM
dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat. Untuk Untuk penentuan status gizi, dipakai body
jangka mass index (BMI) = indeks massa tubuh (IMT).
Keterangan:
panjangnya
GDP: Glukosa Darah Puasa lebih jauh
lagi, yaitu BMI = IMT = BB (kg)
GDS: Glukosa Darah Sewaktu
mencegah TB (m)2
GDPT: Glukosa Darah Puasa Terganggu

TGT: Toleransi Glukosa Terganggu 12

TTGO: Tes Toleransi Glukosa Oral


Klasifikasi IMT: Stres metabolik : + (10-30%) x kalori basal
= + ............kalori
- Berat badan kurang :
< 18,5 Hamil trimester I & II
- Berat badan normal : = + 300 kalori
18,5-22,9
- Berat badan lebih : Hamil trimester III / laktasi
23,0 = + 500 kalori
Dengan resiko : Total kebutuhan
23,0-24,9 = ..............kalori
Obes I :
25,0-29,9
Obes II : Note: RUMUS BROCA
30,0
BB idaman = (TB-100)-10%

Penentuan kebutuhan kalori11


-
BB kurang = < 90% BB
Kalori basal idaman
- BB normal = 90-110% BB
Lakilaki : BB idaman x 30 kalori /kg idaman
= ........kalori - BB lebih = 110-120% BB
Wanita : BB idaman x 25 kalori/kg idaman
= .........kalori - Gemuk = >120 % BB
idaman
Koreksi / Penyesuaian B. Latihan Jasmani

Umur > 40 tahun : -5 % x kalori basal Manfaat :


= - ..........kalori
menurunkan kadar glukosa darah
Aktivitas ringan : +10% x kalori basal (mengurangi resistensi insulin
= + ..........kalori ,meningkatkan sensitivitas insulin)
menurunkan berat badan
sedang : + 20% x kalori basal
mencegah kegemukan
berat : +30% x kalori basal mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi aterogenik , gangguan lipid
BB gemuk : -20% x kalori basal darah , peningkatan tekanan
= - /+..........kalori darah,hiperkoagulasi darah.
lebih : -10% x kalori basal Prinsip : Continuous , Rhytmic , Interval , Progressive
kurang : + 20% x kalori basal , Endurance (CRIPE)1

13
Continuous adalah latihan harus untuk meningkatkan pemahaman pasien akan
berkesinambungan dan dilakukan terus-menerus tanpa penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai
henti. Contoh : bila dipilih jogging 30 menit , maka keadaan sehat optimal, dan menyesuaikan keadaan
selama 30 menit pasien melakukan jogging tanpa psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik.
istirahat. Edukasi merupakan bagian integral dari asuhan
perawatan pasien diabetes.1
Rhytmic adalah latihan olah raga harus dipilih
yang berirama,yaitu otot-otot berkontraksi dan Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai
relaksasi secara teratur.Contoh: jalan kaki, jogging, dengan memberikan penyuluhan kesehatan antara
berlari, berenang, bersepeda, mendayung. lain:1

Interval adalah latihan dilakukan selang Agar penyandang DM dapat hidup


seling antara gerak cepat dan lambat.Contoh: jalan lebih lama dan dalam kebahagiaan.
cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan, Kwalitas hidup sudah merupakan
dan lain-lain. kebutuhan bagi seseorang, bukan hanya
kuantitas. Seseorang yang bertahan
Progressive adalah latihan dilakukan secara
hidup, tetapi dalam keadaan tidak sehat
bertahap sesuai dengan kemampuan dari intensitas
akan mengganggu kebahagiaan dan
ringan sampai sedang hingga mencapai 30-60 menit
stabilitas keluarga.
Endurance adalah latihan daya tahan untuk Untuk membantu penderita DM agar
meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti mereka mampu merawat dirinya sendiri
jalan (jalan santai/cepat, sesuai umur ), jogging, sehingga komplikasi yang mungkin
berenang, dan bersepeda. timbul bisa dikurangi selain itu jumlah
hari sakit dapat ditekan.
Dalam latihan jasmani ada hal-hal yang perlu Agar penyandang DM dapat berfungsi
dihindari sebagai berikut: dan berperan sebaik-baiknya dalam
- Hindari berlatih pada suhu terlalu masyarakat.
panas/dingin Agar penyandang DM dapat lebih
- Bila kadar glukosa darah > 250 mg/dl . produktif dan bermanfaat
Jangan melakukan latihan jasmani Menekan biaya perawatab baik yang
berat ( misalnya bulu tangkis , sepak dikeluarkan secara pribadi, keluarga
bola , dan olah raga permainan lain ) ataupun nasional.
- Jangan teruskan bila ada gejala
hipoglikemia
II.9.2. Farmakologi
C. Penyuluhan
A. Sulfonil urea
Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat
penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Obat golongan ini sudah dipakai pada
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan pengelolaan diabetes sejak 1957. Berbagai macam
mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien obat golongan ini umumnya mempunyai sifat
diabetes yang bertujuan menunjang perubahan prilaku farmakologis yang serupa, demikian juga efek klinis

14
dan mekanisme kerjanya. Beberapa informasi baru menjadi lebih rendah. Selanjutnya kadar glukosa
mengenai obat golongan ini ada, terutama mengenai darah siang hari dapat diatur dengan pemberian
efek farmakologis pada pemakaian jangka lama dan sulfonilurea seperti biasanya.1
pemakaiannya secara kombinasi dengan insulin.1
Kombinasi sulfonilurea dan insulin ini
Golongan obat ini bekerja dengan ternyata lebih baik daripada insulin saja dan dosis
menstimulasi sel- pankreas untuk melepaskan insulin insulin yang diperlukan pun ternyata lebih rendah.
yang tersimpan. Karena itu tentu saja hanya dapat Selain itu pasien lebih bisa menerima cara
bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai pengelolaan kombinasi daripada pengelolaan dengan
kemampuan untuk mensekresikan insulin. Golongan suntikan yang lebih sering.1
obat ini tidak dapat dipakai pada DM tipe 1. Efek
ekstra prankreas yaitu memperbaiki sensitivitas B. Glinid
insulin ada, tetapi tidak penting karena ternyata obat Glinid merupakan obat generasi baru yang
ini tidak bermanfaat pada pasien yang insulinopenik.1 cara kerjnya sama dengan sulfonilurea, dengan
Mekanisme kerja obat golongan sulfonilurea: meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan
ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid
1. Menstimulasi penglepasan insulin yang (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat
tersimpan (stored insulin) fenilalanin). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah
2. Menurunkan ambang sekresi insulin pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat
3. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat melalui hati.1
rangsangan glukosa
C. Biguanid
Obat golongan ini semuanya mempunyai cara
kerja yang serupa, berbeda dalam hal masa kerja, Saat ini dari golongan ini yang masih dipakai
degradasi dan aktivitas metabolitnya. Semuanya dapat adalah metformin. Metformin menurunkan glukosa
menyebabkan hipoglikemia yang mungkin dapat fatal. darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin
Untuk mengurangi kemungkinan hipoglikemia, pada tingkat selular, distal dari reseptor insulin serta
apalagi pada orang tua dipilih obat yang masa juga pada efeknya menurunkan produksi glukosa hati.
kerjanya paling pendek. Obat sulfonilurea dengan Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel
masa kerja panjang sebaiknya tidak dipakai pada usia usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga
lanjut.1 disangka menghambat absorbsi glukosa dari usus
pada keadaan sesudah makan.1
Kombinasi Sulfonilurea dengan Insulin
Metformin menurunkan kadar glukosa darah
Pemakaian kombinasi kedua obat ini tetapi tidak menyebabkan penurunan sampai di bawah
didasarkan bahwa rerata kadar glukosa darah normal. Karena itu tidak disebut sebagai obat
sepanjangn hari terutama ditentukan oleh kadar hipoglikemik, tetapi obat antihiperglikemik. Pada
glukosa darah puasnya. Umumnya kenaikan kadar pemakaian kombinasi dengan sulfonilurea,
glukosa darah sesudah makan kurang lebih sama, hipoglikemia dapat terjadi akibat pengaruh
tidak tergantung dari kadar glukosa darah puasanya. sulfonilureanya. Pada pemakaian tunggal, metformin
Dengan memberikan dosis insulin kerja sedang dapat menurunkan kadar glukosa darah sampai 20%.
malam hari, produksi glukosa hati malam hari dapat Kadar insulin plasma basal juga turun. Metformin
dikurangi sehingga kadar glukosa darah puasa dapat

15
tidak menyebabkan kenaikan berat badan seperti pada terbagi insulin kerja menengah dua kali sehari dan
pemakaian sulfonilurea.1 kemudian diberikan campuran insulin kerja cepat
dimana perlu sesuai dengan respons kadar glukosa
D. Tiazolidindion darahnya. Umumnya dapat juga pasien langsung
Tiazolidindion adalah golongan obat baru diberikan insulin campuran kerja cepat dan menengah
yang mempunyai efek farmakologis meningkatkan dua kali sehari.1
sensitivitas insulin. dapat diberikan secara oral. Kombinasi insulin kerja sedang yang
Golongan obat ini bekerja meningkatkan glukosa diberikan malam hari sebelum tidur dengan
disposal pada sel dan mengurangi produksi glukosa di sulfonilurea tampaknya memberikan hasil yang lebih
hati.1 baik daripada dengan insulin saja, baik satu kali
Golongan obat baru ini diharapkan dapat lebih ataupun dengan insulin campuran. Keuntungannya
tepat kerjanya pada sasaran kelainan yaitu resistensi pasien tidak harus dirawat dan kepatuhan pasien tentu
insulin dan dapat pula dipakai untuk mengatasi lebih besar.1
berbagai manifestasi resistensi insulin tanpa
menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak
menyebabkan kelelahan sel- pankreas.1 Tabel 04: Jenis-jenis Obat-obatan Hipoglikemia

E. Penghambat Glukosidase Alfa Nama Merk Dosis Do La Freku


Generik dagan haria sis ma ensi
obat ini bekerja secara kompetitif megnhambat
g n aw ker pembe
kerja enzim kosidase alfa di dalam saluran cerna
(mg) al ja rian
sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan
(m (ja
menurunkan hiperglikemia postprandial.1
g) m)
obat ini bekerja di dalam lumen usus dan tidak Sulfonilurea:
menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak
berpengaruh pada kadar insulin. Efek samping akibat Khlorpropa Diabin 100- - 24- 1
maldigestif karbohidrat berupa gejala gastrointestinal mid ese 500 36
seperti meteorismus, flatus dan diare.1 (100-250 mg) - 2-3
Tolbutamid Rastino 500- 6-
F. Insulin (500) n 2000 - 12 1-2
Glibenklamid
Secara keseluruhan sebanyak 20-25% pasien
(2.5-5 mg) Daonil 2.5-5 12-
DM tipe 2 kemudian akan memerlukan insulin untuk
Eugluc 24
mengendalikan kadar glukosa darahnya. Untuk pasien
on 5 1-2
yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar glukosa
Glipizid Renabe 1
darahnya dengan kombinasi sulfonilurea dan
(5mg-10mg) tic 5-20
metformin, langkah berikut yang mungkindiberikan
Prodia 30 10- 1
adalah insulin.1
Gliclazid bet 16
Disamping pemberian insulin secara (80 mg) Minidi 30-
konvensional 3 kali sehari dengan memakai insulin ab 120 80 1-3
kerja cepat, insulin dapat pula diberikan dengan dosis Glucotr 24

16
ol XL -
Diamir 80- glukosidase:
con 240 30 10- 1-3 Acarbose
MR 20 (50-100mg)
Gliquidon (30 1 1
(30mg) mg) Kombinasi Glucov 250/1 25 6- 1-4
Glimepirid Pedab 30- Metformin ance .25- 0- 24
(1mg, 2mg, Glikam 120 - Dengan 1000/ 1.2
3mg, 4mg) el Glibenklamid 5 5
Glicab 6 - (250/1.25 mg,
Glucod 500/2.5mg)
ex
Gluren
orrn Kombinasi Obat Hipoglikemia Oral

Kombinasi obat hipoglikemik oral (OHO) dan


Amaryl isulin dapat dimulai jika dengan OHO dosis hampir
Amadi maksimal, baik sendiri-sendiri ataupun secara
ab kombinasi namun kadar glukosa darah belum tercapai.
Pada keadaan ini dipikirkan adanya kegagalan
Glinid: pamakaian OHO. Untuk kombinasi ini, insulin kerja
Repaglinide Novon 6 0.5 - 1-3 sedang dapat diberikan pada pagi atau malam hari.1
(0.5 mg,1 orm
mg,2 mg) 360 - - 3 Indikasi Pemakaian Obat Hipoglikemia Oral:1
Nateglinid Starlix 1. Diabetes sesudah umur 40 tahun
(120 mg) 2. Diabetes kurang dari 5 tahun
3. Memerlukan insulin dengan dosis
Golongan kurang dari 40 unit perhari
Biguanid: Glucop 250- - 6-8 1-3 4. DM tipe 2, berat normal atau lebih
Metformin hage 3000
(500-850) Diabex
Neodip
ar

Golongan
tiazolindion/ Actos 15-30 15 24 1
Glitazon:
Pioglitazone
(15mg-30mg)

Golongan Glucob 50- 1-3


penghambat ay 300

17
Faktor nutrisi berlebihan
Faktor lain, obat-obatan, hormon

Faktor keturunan jelas berpengaruh pada


terjadinya DM. keturunan oang yang mengidap DM
(apalagi kalau kedua orang tuanya mengidap DM jelas
lebih besar kemungkinannya untuk mengidap DM
daripada orang normal). Demikian pula saudara
kembar identik pengidap DM, hampir 100% dapat
dipastikan akan juga mengidap DM nantinya.1

Faktro keturunan merupakan faktor yang tidak


dapat diubah tetapi faktor lingkuangan (kegemukan,
kegiatan jasmani, nutrisi berlebih) merupakan faktor
yang dapat diubah dan diperbaiki.1

Usaha pencegahan primer ini dilakukan secara


menyeluruh pada masyarakat tetapi diutamakan dan
ditekankan untuk dilaksanakan dengan baik pada
mereka yang beresiko tinggi untuk kemudian
Gambar 10: Skema pemberian OHO1 mengidap DM.1

Keterangan: Orang-orang yang menpunyai resiko tinggi


untuk mengidap DM1
OHO: Obat Hipoglikemia Oral 1. Orang yang pernah terganggu toleransi
STT: Sasaran Tak Tercapai glukosanya
2. Orang yang berpotensi untuk
DIT: Dosis Isulin Total terganggu toleransi glukosnya
- Ibu dengan DM saat hamil
- Ibu dengan riwayat melahirkan
II.10. Pencegahan anak > 4 kg
- Saudara kembar DM
II.10.1. Usaha Pencegahan Primer - Anak yang kedua orang tunya
Pencegahan primer berarti mencegah DM
terjadinya diabetes melitus. Untuk dapat menghayati - Orang/kelompok yang
dan melaksanakan benar usah pencegahan primer mangalami perubahan
harus dikanali dahulu faktor yang berpengaruh pola/gaya hidup ke arah
terjadinya penyakit diabetes melitus. Faktor yang kegiatan jasmani yang kurang
berpengaruh pada terjadinya diabetes melitus adalah:1 - Orang yang juga mengidap
penyakit yang sering timbul
Faktor keturunan bersama dengan DM, seperti
Faktor kegiatan jamnasi yang kurang tekanan darah tinggi,
Faktor kehemukan/distribusi lemak dislipidemia, dan kegemukan.

18
Tindakan yang di lakukan untuk usaha Jangka panjang : mencegah penyulit
pencegahan primer meliputi: penyuluhan mengenai DM baik mikroangiopati, makroangiopati
perlunya pengaturan gaya hidup sehat sedini mungkin maupun retinopati.
dengan memberikan pedoman sebagai berikut:1
Saran untuk mencapai sasaran kadar glukosa
Mempertahankan pola makan sehari-hari yang darah yang terkendali baik telah berulangkali
sehat dan seimbang yaitu: dikemukakan dan telah berulang kali pula dibicarakan
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah dan ditekankan kembali oleh para pengelola kesehatan
- Membatasi makanan tinggi lemak dan pada setiap kesempatan pertemuan dengan penderita
karbohidrat sederhana DM.1
- Mempertahankan berat badan normal/idaman
sesuai dengan umur dan tinggi badan Secara garis besar sarana tersebut
adalah:1
Melakukan kegiatan jasmani yang cukup
- Perencanaan makan yang baik dan seimbang
sesuai dengan umur dan kemampuan
untuk mendapatkan berat badan idaman sesuai
Menghindari obat yang bersifat diabetogenik
dengan umur dan jenis kelamin.
- Kegiatan jasamani yang cukup sesuai umur dan
II.10.2. Usaha Pencegahan Sekunder kondisi pasien.
- Obat-obatan, baik berbagai macam obat yang
Usaha pencegahan sekunder dimulai dengan diminum maupun obat suntik insulin.
usaha mendeteksi diri penderita DM. karena itu - Penyuluhan untuk menjelaskan pada pasien
dianjurkan untuk setiap kesemapatan terutama untuk mengenai DM dan penyulitnya agar kemudian
meraka yang mempunyai resiko tinggi agar dilakukan didapatkan pengertian yang baik dan
pemeriksaan penyaring glukosa darah. Dengan keikutsertaan pasien dalam usaha untuk
demikian mereka yang mempunyai resiko tinggi DM mengendalikan kadar glukosa darahnya.
dapat terjaring untuk diperiksa dan kemudian yang
dicurigai DM akan dapat ditindak lanjuti, sampai II.10.3. Uasah Pencegahan Tersier
diyakini benar mereka mengidap DM. Bagi mereka
Usaha pencegahan tersier dilalakukan untuk
dapat ditegakkan diagnosis dini DM kemudian dapat
mencegah lebih lanjut terjadinya kecacatan kalau
dikelola dengan baik guna mencegah penyulit lebih
penyulit sudah terjadi. Kecacatan yang mungkin
lanjut.1
timbul akibat penyulit DM adalah:1
Pengelolaan untuk mencegah terjadinya
Pembuluh darah otak : stroke
penyulit dikerjakan bersama bersama oleh dokter dan
dan segala gejala sisanya
para petugas kesehatan. Peran dokter dalam
mendapatkan hasil pengendalian glukosa darah yang Pembuluh darah mata :
baik sangat menonjol. Walapun demikian, hasil kebutaan
pengelolaan yang baik tidak akan dapat dicapai tanpa
keikutsetaan aktif para penderita DM.1 Pembuluh darah ginjal : gagal
ginjal kronik
Tujuan pengelolaan DM1
Jangka pendek : menghilangkan Pembuluh darah tungkai bawah :
keluhan dan gejala DM. amputasi tungkai bawah

19
Untuk mencegah terjadinya kecacatan tentu Paru - pemeriksaan berkala foto dada
saja harus dimulai dengan deteksi dini penyulit DM setiap 1-2 tahun atau kalau keluhan batuk
agar kemudian penyulit dapat dikelola dengan baik di kronik.
samping tentu saja pengelolaan untuk mengendalikan Jantung - pemeriksaan berkala EKG/uji
kadar glukosa darah.1 latihan jantung secara berkala setiap tahun
atau kalau ada keluhan nyeri dada.
Pemeriksaan pemantauan yang diperlukan
Ginjal - pemeriksaan berkala urin
untuk penyulit ini adalah:
untuk mendeteksi adanya protein dalam urin.
Mata - pemeriksaan mata/fundus
secara berkala setiap 6-12 bulan.
Kaki - pemeriksaan kaki secara berkala dan penyuluhan mengenai cara perawatan kaki yang
sebaik-baiknya untuk mencegah kemungkinan timbulnya kaki diabetik dan kecacatan yang mungkin
kemudian ditimbulkan.

Pengelolaan penyulit kronik DM pada umumnya dapat dikerjakan sebagai berikut:1

PJK - Pengelolaan gagal jantung, infark

- Pengelolaan penyempitan koroner

- Konservatif dan medikamentosa

- Invasi bedah pintas koroner

- Angioplasti

PVD - Pengelolaan koservatif dengan medikamentosa, mengatasi infeksi

Retina - Fotokoagulasi

- Vitrekstomi dengan endolaser

Gagal ginjal - Pengelolaan konservatif dengan diet dan obat

- Pengelolaan dengan tindakan: hemodialisis, dialisis peritoneal, transplantasi ginjal.

Dengan berbagai usaha pencegahan tersebut para penderita DM diharapkan dapat hidup sehat bersama
DM seperti orang sehat atau normal, terutama dalam kaitannya dengan penyulit manahun DM.1

20

Anda mungkin juga menyukai