Analisis Masalah pada malaria berhubungan dengan waktu
b. Bagaimana diagnosis banding dari keluhan pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya yang dirasakan? merozoit yang masuk aliran darah (sporulasi). Manifestasi klinis malaria sangat bervariasi Respon yang terjadi bila organisme penginveksi dari gejala yang ringan sampai berat, terutama telah menyebar di dalam darah, yaitu pengeluaran dengan penyakit-penyakit di bawah ini : suatu bahan kimia oleh makrofag yang disebut Malaria tanpa komplikasi harus dapat dibedakan pirogen endogen (TNF alfa dan IL-1). dengan penyakit infeksi lain sebagai berikut : Pirogen endogen ini menyebabkan pengeluaran 1. Demam tifoid : Demam lebih dari 7 hari prostaglandin, suatu perantara kimia lokal yang ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut (diare, dapat menaikan termostat hipotalamus yang obstipasi), lidah kotor, bradikardi relatif, roseola, mengatur suhu tubuh. Setelah terjadi peningkatan leukopenia, limfositosis relatif, aneosinofilia, uji titik patokan hipotalamus, terjadi inisiasi respon Widal positif bermakna, biakan empedu positif. dingin, dimana hipotalamus mendeteksi suhu 2. Demam dengue : Demam tinggi terus tubuh di bawah normal, sehingga memicu menerus selama 2 7 hari, disertai keluhan sakit mekanisme respon dingin untuk meningkatkan kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, suhu. Respon dingin tersebut berupa menggigil uji torniquet positif, penurunan jumlah trombosit dengan tujuan agar produksi panas meningkat dan dan peninggian hemoglobin dan hematokrit pada vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangu demam berdarah dengue, tes serologi inhibisi pengeluaran panas. hemaglutinasi, IgM atau IgG anti dengue positif. 2) Lesu: 3. Leptospirosis ringan : Demam tinggi, nyeri Ada banyak faktor yang menyebabkan lesu. Untuk kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, penderita malaria, faktor faktor yang ikut conjunctival injection (kemerahan pada berperan seperti: konjungtiva bola mata), dan nyeri betis yang Hiponatremia menyolok. Pemeriksaan serologi Microscopic Pada penderita anemia, perubahan yang menonjol Agglutination Test (MAT) atau tes Leptodipstik adalah hambatan magnesium-activated ATP-ase positif. pada eritrosit yang menyebabkan kegagalan Mengingat bervariasinya manifestasi klinis malaria pompa sodium dan akhirnya menyebabkan maka anamnesis riwayat perjalanan ke daerah hiponatremia. endemis malaria pada setiap penderita dengan Hipoglikemia demam harus dilakukan. Diagnosis malaria Terkadang kadar gula darah dalam tubuh rendah ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya akibat aktivitas dari plasmodium yang berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan membutuhkannya dalam jumlah besar. pemeriksaan laboratorium. Diagnosa pasti malaria Kekurangan cairan akibat diare dan apabila ditemukan parasit malaria dalam darah. berkeringat c. Bagaimana mekanisme (pada kasus) : Kadar hemoglobin yang rendah i. Demam 3) Nyeri Kepala: ii. Menggigil Infeksi Plasmodium melepaskan toksin malaria iii. Berkeringat atau GPI sehingga mengaktifasi makrofag dan iv. Lesu mensekresikan IL 2 mengaktifasi sel Th v. Nyeri kepala vi. Nyeri tulang dan sendi mensekresikan IL3 mengaktifasi sel mast vii. Rasa tidak nyaman pada perut mensekresikan PAF (Platelet Activating Factor) viii. Diare ringan yaitu pembawa pesan kimiawi yang menyebabkan 1) Demam diikuti menggigil dan berkeringat: inflamasi, pengerutan pembuluh darah, Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi penggumpalan darah, dan akhirnya gangguan Plasmodium dapat menyebabkan timbulnya gejala fungsi cerebral mengaktifkan faktor hagemann demam disertai menggigil. Periodisitas demam (factor koagulasi atau penggumpalan) sintesis GP1 GPI merangsang pelepasan TNF alpha, IL 1, bradikinin (bradikardin bersifat vasodilatasi, IL 6, IL 3 dengan mengaktivasi makrofag IL 3 meningkatkan permeabilitas vaskuler, dsb) mengaktivasi sel mast pelepasan histamin merangsang/respon serabut saraf di otak nyeri peningkatan asam lambung nausea perasaan sakit kepala. perut tidak nyaman. 4) Nyeri tulang dan sendi: 6) Diare ringan: Sintesis dan pelepasan pirogen endogen (sitokin) Parasit P.falciparum masuk ke RBC toxin terinduksi dari pirogen eksogen yang telah mengenali bakteri maupun jamur yang masuk ke dikeluarkan sebagai reseptor di usus melekat dalam tubuh. Virus pun dapat menginduksi pada eritosit (sel absorptif usus) merusak pirogen endogen melalui sel yang terinfeksi. Tidak hanya mikroorganisme; inflamasi, trauma, eritrosit enzim intrasel usus meningkat nekrosis jaringan, dan kompleks antigen-antibodi sekresi air meningkat diare. pun mampu menginduksi pirogen endogen. 3. Tn. Hasan dibawa ke IGD Rumah Sakit Pirogen eksogen dan endongen akan berinteraksi karena mengalami kejang sekitar 10 menit dan dengan endotel dari kapiler-kapiler di diikuti dengan penurunan kesadaran sejak empat circumventricular vascular organ sehingga jam yang lalu, BAK berwarna seperti kopi, namun meembuat konsentrasi prostaglandin-E2 (PGE2) bicara tidak pelo dan tidak ada anggota gerak yang meningkat. PGE2 yang terstimulus tidak hanya lemah sesisi. yang di pusat, tetapi juga PGE2 di perifer. Stimulus a. Bagaimana mekanisme kejang pada kasus PGE2 di pusat akan memicu hipotalamus untuk ini? meningkatkan set point-nya dan PGE2 di perifer Kejang yang terjadi pada Tn. Hasan adalah mampu menimbulkan rasa nyeri di tubuh. Eritrosit yang mengandung parasit 5) Tidak nyaman pada perut: cenderung bersifat mudah melekat pada eritrosit Mekanisme mual : disekitarnya yang tidak terinfeksi, sel trombosit, Nyamuk yang di dalam tubuhnya terdapat parasit dan endotel kapiler sehingga terjadi pembentukan malaria menggigit manusia sporozoit roset dan penggumpalan didalam pembuluh darah sporozoit ke sel hati dan di parenkim hati yang dapat memperlambat sirkulasi darah. melakukan perkembangan secara aseksual Perubahan yang menonjol adalah hambatan (skizogoni eksoeritrosit) selama 5,5 hari skizoit magnesium-activated ATP-ase pada eritrosit yang menyebabkan kegagalan pompa sodium, sehingga skizoit pecah menjadi mengeluarkan merazoid- terjadi hiponatremia dalam sel. merazoid merazoid ke sirkulasi darah dan Plasmodium membutuhkan glukosa dalam jumlah besar untuk keperluan energinya. Hal ini menyerang RBC terbentuk eritrosit parasit (EP) terkadang menyebabkan terjadinya hipoglikemia. bereplikasi secara aseksual (skizogoni eritrosit) Akibatnya terjadi peningkatan glikolisis anaerobic dan akumulasi asam laktat. Kelebihan produksi parasit dalam eritrosit mengalami 2 stadium asam laktat atau mengganggu produksi normal yaitu stadium cincin (tropozoid) dan matur bikarbonat bisa menyebabkan asidosis metabolik (skizon) permukaan membran EP stadium (metabolic acidosis). Gangguan yang disebabkan rossete, matur menonjol dan membentuk knob dengan gumpalan dan adhesi endotel terhadap eritrosit HRP1 (komponen umum knob) EP mengalami yang terinfeksi parasit, pelepasan sitokin local dan merogoni/skizogoni (pembelahan secara respon imun semuanya berperan dalam berulang) melepaskan toksin malaria berupa menyebabkan peripheral pooling dan hambatan oksigenisasi jaringan sehingga terjadi hipoksia jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban jaringan. Hipoksia menyebabkan sel otak verbal. melakukan respirasi anaerob, hal itu memacu e. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan terbentuknya asam laktat, sehingga terjadi asidosis seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap metabolic (Ph turun), kemudian kerja Na-K ATPase nyeri. pun terganggu (kerja pompa Na/K menurun), hal f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa itu menyebabkan kelainan depolarisasi neuron dibangunkan, tidak ada respon terhadap sehingga memacu pelepasan neurotransmitter rangsangan apapun (tidak ada respon kornea asetil kolin secara terus menerus. Pelepasan maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada neurotransmitter asetil kolin secara terus menerus respon pupil terhadap cahaya). tersebut menyebabkan kejang. d. Bagaimana mekanisme dari penurunan Suhu tubuh dapat mencapai 40C terutama kesadaran? pada anak. Hal ini menyebabkan kejang-kejang dan Merozoit yang dikeluarkan oleh sel darah merah gangguan kesadaran. Pada keadaan demam, akan melepaskan toksin malaria berupa kenaikan suhu 1 derajat celcius akan Glikosilfosfatidilinositol (GPI). Toksin ini akan menyebabkan metabolisme basal meningkat 10- merangsang pelepasan TNF- dan IL-1 oleh 15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada makrofag. Serta meningkatkan sitoadherensi seorang anak yang berumur 3 tahun sirkulasi otak (perlekatan antara EP stadium matur pada mencapai 65% dari seluruh tubuh, sedangkan permukaan endotel vaskular) pada endotelium pada orang dewasa hanya 15%. Jadi pada kenaikan mikrovaskular otak dan rosetting suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan (berkelompoknya EP matur yang diselubungi 10 keseimbangan dari membran dan dalam waktu atau lebih eritrosit yang non-parasit. yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun Rosseting ini menyebabkan obstruksi aliran darah natrium melalui membran tadi, dengan akibat lokal/dalam jaringan sehingga mempermudah terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan terjadinya sitoadherensi ) sehingga menyebabkan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat penyumbatan mikrovaskular otak,suplai darah ke meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel otak berkurang dan mengakibatkan pasien lainnya dengan bantuan bahan yang disebut mengalamai penurunan kesadaran. neurotransmitter sehingga terjadi kejang e. Bagaimana efek penurunan kesadaran? b. Apa dampak kejang selama 10 menit? Efek penurunan kesadaran dimana dalam kasus ini Semakin lama suatu kejang maka akan pasien tidak sadarkan diri, secara nyata tidak ada menyebabkan semakin banyak sel neuron di otak efek yang begitu membahayakan. Penurunan akan rusak. kesadaran bisa menjadi salah satu acuan untuk c. Apa saja tipe penurunan kesadaran? menegakkan diagnosis pada pasien. Efek jangka a. Compos Mentis (conscious), yaitu panjang yang akan menyebabkan suatu yang kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat berbahaya. menjawab semua pertanyaan tentang keadaan f. Bagaimana mekanisme urine berwarna sekelilingnya. seperti kopi pada kasus? b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan Warna urine seperti kopi biasanya mengandung untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya sel darah merah yang rusak (hematuria) atau acuh tak acuh. hanya mengandung hemoglobin (hemoglobinuria). c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, Hematuria didefinisikan sebagai keberadaan sel tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, darah merah di dalam urin baik secara kasat mata berhalusinasi, kadang berhayal. maupun yang tak kasat mata (mikroskopik). d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu Hematuria mikroskopik (Evaluasi pemeriksaan kesadaran menurun, respon psikomotor yang mikroskopis bila ditemukan hematuria, yaitu lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat ditemukan eritrosit dalam urin 3 per lapang pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi pandang besar ) merupakan penemuan insidental pada tes urin sebagai evaluasi kesehatan rutin. Gangguan hati, seperti hepatitis virus akut Hematuria dapat terbentuk dari mana saja atau sirosis. Tapi ini biasanya ditandai dengan sepanjang traktus urinarius termasuk ginjal, gejala lain, yaitu menguning, kulit kuning, mual, ureter, urethra, prostat, dan kandung kemih. muntah, demam dan kelelahan. Diestimasikan bahwa hematuria terjadi dari 2.5% b. Warna kuning cerah atau neon hingga 21% dari populasi. Hematuria ini dapat Suplemen vitamin yang diminum terlalu dijadikan indikasi adanya infeksi, pengendapan berlebihan atau tidak diserap oleh tubuh. batu atau kanker. Faktor risiko yang berarti c. Warna kuning gelap atau emas misalnya merokok, radiasi, penggunaan obat Dehidrasi. Perbanyak minum, tapi obatan yang berlebihan dan terpapar bahan kimia. sesuaikan dengan berat badan Anda, jangan Perubahan warna merah atau gelap pada urin sampai justru minum berlebihan. dapat memiliki berbagai penyebab: d. Warna merah muda atau merah Sel darah merah Terdapat darah di urin dari ginjal atau Hematuria mikroskopis (darah dalam infeksi kandung kemih. Jika Anda mengalami sakit jumlah kecil, dapat dilihat hanya pada urine atau di punggung atau perut bagian bawah, urgensi light microscope) kemih, dan merasa seperti demam, maka segera Hematuria makroskopik (hematuria konsultasi ke dokter. "terang" atau "kotor") Makan makanan berwarna merah atau Hemoglobin (hemoglobinuria) merah muda terlalu banyak, seperti bit, berry atau Hemoglobinuria biasanya ditemukan pada pewarna makanan. penderita dewasa dengan malaria berat yang Efek samping dari beberapa obat pencahar. disertai anemia dan gagal ginjal. Gejalanya warna e. Warna oranye atau jingga urin berwarna kehitaman karena hemolisis Efek samping obat intravaskuler. Makan terlalu banyak jeruk atau makanan Pigmen-pigmen yang lain merah, seperti bit dan biji-bijian atau makanan o Mioglobin dalam myoglobinuria dengan pewarna buatan. o Porfirin di porfiria Dehidrasi o Betanin, setelah makan bit f. Warna biru atau hijau o Obat-obatan seperti Rifampisin Efek samping obat tertentu Pada penderita malaria terdapat penurunan Makan makanan hijau terlalu banyak, interaksi hemoglobin dan dinding selnya yang seperti asparagus atau makanan dengan pewarna menyebabkan deformitas eritrosit sehingga umur buatan biru atau hijau. eritrosit memendek. g. Warna coklap gelap atau seperti teh g. Bagaimana derajat perubahan warna urine? Gangguan hati, terutama jika disertai Urine normal biasanya akan berwarna kuning dengan tinja berwarna pucat dan kulit kuning bercahaya, karena merupakan hasil ekskresi Efek samping obat tertentu (pengeluaran) pigmen yang ditemukan dalam h. Warna berawan atau keruh darah yang disebut urochrome. Tapi urine bisa Infeksi saluran kemih. Jika Anda mengalami berubah warna, sesuai dengan makanan atau sakit di punggung atau perut bagian bawah, penyakit yang diderita seseorang. urgensi kemih, dan merasa seperti demam, maka Berikut beberapa warna urine dan indikasinya: segera konsultasi ke dokter. a. Warna jernih atau tidak berwarna Batu ginjal, biasanya disertai dengan rasa Terlalu banyak minum cairan. Hati-hati, sakit yang lain, segera konsultasikan ke dokter. jangan terlalu banyak minum karena juga bisa Terlalu banyak makan asparagus. membahayakan tubuh. Minum air disesuaikan h. Bagaimana makna klinis pada keadaan dengan berat badan (berat badan 60 kg berarti bicara tidak pelo dan tidak ada anggota gerak yang minum 2 liter air per hari). lemah sesisi? Dari keterangan kedua hal tersebut menunjukkan (5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan bahwa Tn.hassan tidak mengalami gangguan stimulus saat diberi rangsang nyeri) neurologis. Berbicara pelo (disartri) terjadi karena (4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas kelumpuhan otot-otot lidah, dapat berkaitan atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang dengan gangguan/kerusakan saraf kranial XII. Tn. nyeri) Hasan berbicara tidak pelo yang dapat diartikan (3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya sebagai tidak ada kelumpuhan otot-otot lidah. posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi 4. Pemeriksaan Fisik : rangsang nyeri). Kesadaran GCS 9, pupil isokor RC (+/+)N, (2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya konjunctiva palpebral anemis, sclera ikterik, kaku extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki kuduk (-), Thorax dalam batas normal, Abdomen : extensi saat diberi rangsang nyeri). hepar tidak teraba, lien Schuffner 1. (1) : tidak ada respon a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme : Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan i. GCS 9 GCS disajikan dalam simbol EVM ii. Pemeriksaan pupil isokor RC (+/+) N Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang iii. Konjunctiva palpebral anemis tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah iv. Sklera ikterik adalah 3 yaitu E1V1M1. v. Kaku kuduk (-) Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil : 1. Kesadaran GCS 9 1) GCS : 14 15 = CKR (cidera kepala ringan) GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang 2) GCS : 9 13 = CKS (cidera kepala sedang) digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, 3) GCS : 3 8 = CKB (cidera kepala berat) (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil dengan menilai respon pasien terhadap kesimpulan : rangsangan yang diberikan. Respon pasien yang Compos Mentis(GCS: 15-14) perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi Apatis (GCS: 13-12) membuka mata , bicara dan motorik. Hasil Somnolen(11-10) pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) Delirium (GCS: 9-7) dengan rentang angka 1 6 tergantung responnya. Sporo coma (GCS: 6-4) Eye (respon membuka mata) : Coma (GCS: 3) (4) : spontan Kesadaran GCS 9 Delirium. yaitu gelisah, (3) : dengan rangsang suara (suruh pasien disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, membuka mata). berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) 2. Kepala-leher: pupil isokor (sama besar) (1) : tidak ada respons normal Verbal (respon verbal) : 3. RC (+/+) N : reflek cahaya normal (5) : orientasi baik (4) : bingung, berbicara mengacau ( sering 4. Konjungtiva palpebra anemis tidak bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan normal, kurangnya Hb dalam darah yang waktu. dikarenakan penurunan eritrosit, sedangkan darah (3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata- yang ada di perifer di pasokkan ke organ organ kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. vital sehingga pasokan darah di perifer berkurang. Misalnya aduh, bapak) 5. Sklera ikterik tidak normal: adanya (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak ada respons bilirubin unconjugated Motor (respon motorik) : Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit (6) : mengikuti perintah dan sklera mata akibat kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel Hb darah merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, lain : wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 1). Ikterus hemolitik gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita Disebabkan oleh lisisnya (penguaraian) sel 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14- darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat 27 gram/dL terjadi pada destruksi sel darah merah yang Interpretasi: Rendahnya hemoglobin dapat berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan disebabkan karena anemia pada penderita infeksi semua bilirubin yang dihasilkan. P.falciparum. Anemia tersebut dapat disebabkan 2). Ikterus hepatoseluler oleh: Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin Pengrusakan eritrosit oleh parasit oleh hati terjadi pada disfungsi hepeatosit dan Hambatan eritropoiesis sementara disebut dengan hepatoseluler. Hemolisis oleh karena proses complement 3). Ikterus Obstruktif mediated immune complex Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu Eritrofagositosis keluar hati atau melalui duktus biliaris disebut Penghambatan pengeluaran retikulosit dengan ikterus obstruktif. Pengaruh sitokin 6. Kaku kuduk (-) normal (-) GDS 145 mg% Kadar glukosa darah berada pada kisaran 7. Thorax dalam batas normal normal antara 70-140 mg%. Interpretasi: Pada 8. Abdomen: hepar tidak teraba, lien Schuffner penderita malaria berat, gejala klinis yang terjadi 1 adalah hipoglikemia dimana gula darah < 40 mg%. Splenomegali adalah pembesaran limpa Pada kasus ini mungkin malaria yang terjadi belum yang merupakan gejala khas malaria. Limpa sampai ke stadium berat atau parah. mengalami kongesti, menghitam dan menjadi Preparat darah tebal ditemukan delicate keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit ring dan gametosit berbentuk pisang dan jaringan ikuut bertambah. Pembesaran limpa Interpretasi: Ditemukannya gametosit berbentuk terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar pisang dan delicate ring merupakan gambaran sekitar 3 kali lipat. Lien teraba di bawah arcus cista mikroskopis adanya P.falciparum pada stadium kiri, lekukan pada batas anterior. Jika lien makrogametosit. membesar lebih lanjut akan terdorong ke bawah Kepadatan parasit 13.800 uL kanan, mendekati umbiloicus dan fossa iliaca Interpretasi: Kepadatan parasit mengindikasikan dekstra. terjadinya anemia pada penderita. Jika kepadatan parasit > 10.000/ l, penderita mengalami anemia 5. Pemeriksaan Laboratorium : berat. Diagnosa tersebut didukung dengan hasil Hb 4,6 g/dl, GDS 145 mg%, preparat darah tebal pemeriksaan Hb yaitu 4,6 mg/dl (dibawah 5 g/dl). didapatkan delicate ring dan gametosit berbentuk Preparat darah tipis didapatkan hasil P.falciparum pisang, kepadatan parasite 13.800/uL dan (+) preparat darah tipis didapatkan hasil P. falciparum Interpretasi: Pemeriksaan preparat darah tipis (+). Pemeriksaan penunjang yang lain belum digunakan untuk mengidentifikasi jenis dikerjakan karena tidak ada fasilitas. plasmodium apabila pada preparat tebal sulit a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme : ditemukan. Pada pemeriksaan preparat darah tipis i. Hb 4,6 g/dl ditemukan adanya parasit P.falciparum yang ii. GDS 145 mg% menegaskan hasil dari pemeriksaan preparat iii. Preparat darah tebal didapatkan delicate darah tebal. ring dan gametosit berbentuk pisang. b. Apa saja pemeriksaan penunjang yang perlu iv. Kepadatan parasite 13.800/uL dilakukan? v. Preparat darah tipis P. falciparum (+) Tes Antigen : P-F test Yaitu mendeteksi antigen dari P.Falciparum 4. Plasmodium ovale, yang menyebabkan (Histidine Rich Protein H). Deteksi sangat cepat malaria ovale hanya 3 5 menit, tidak memerlukan alat dan Secara umum pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria dengan faktor- faktor yang latihan khusus, sensitivitasnya baik,. Deteksi untuk mempengaruhi, yaitu: antigen vivaks sudah beredar di pasaran yaitu 1. Ras atau suku bangsa dengan metode ITC-Tes sejenis dengan Di Afrika, apabila prevalens hemoglobin S mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (HbS) cukup tinggi, penduduk lebih tahan (pLDH) dengan cara immunochromatographic terhadap infeksi P. falciparum. Penyelidikan telah dipasarkan dengan nama test OPTIMAL. terakhir bahwa HbS menghambat Optimal dapat mendeteksi dari 0 200 parasit / ul perkembangbiakan P. falciparum baik sewaktu invasi maupun sewaktu pertumbuhannya. darah dan dapat membedakan apakah infeksi P. 2. Kurangnya suatu enzim tertentu falciparum atau P. vivax . Sensitivitas sampai 95% Kurangnya enzim G6PD (Glucose 6 Phosfat dan hasil positif adalah lebih rendah dari tes Dehindrogenase) ternyata juga memberikan deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes perlindungan terhadap infeksi plasmodium. cepat (rapid test). Keuntungan dari kurangnya enzim ini ternyata Tes Serologi merugikan dari segi pengobatan penderita dengan Tes serologi mulai diperkenalkan tahun 1962 obat- obat golongan sulfonamide dan primakuin dimana dapat terjadi hemolisis darah. dengan memakai tehnik indirec fluorecent 3. Kekebalan antibody test. Tes ini berguna mendeteksi adanya Adanya kemampuan tubuh manusia untuk antibodi spesifik terhadap malaria atau pada menghancurkan plasmodium yang masuk atau keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini menghalangi perkembangbiakan. kurang bermanfaat sebagai alat diagnostik sebab KLASIFIKASI MALARIA antibodi baru terjadi setelah beberapa hari Menurut Harijanto (2000) klasifikasi malaria berdasarkan jenis plasmodiumnya antara lain parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk sebagai berikut : penelitian epidemologi atau alat uji saring donor 1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum). darah. Titer > 1 : 200 dianggap sebagai infeksi Malaria tropika/ falciparum merupakan baru; dan test > 1 : 20 dinyatakan positip. Metode- bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas metode tes serologi antara lain indirect yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia haemagglutination test, immuno-precipitation yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa techniques, ELISA tes, radio-immunoassay. inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Reaction) Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan eritrosit normal dan merupakan satu-satunya teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double cepat dan sensivitas maupun spesifitasnya tinggi. Chromatin). Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat Malaria falciparum dikelompokkan atas dua sedikit dapat memberikan hasil positif. tes ini baru kelompok yaitu Malaria falciparum tanpa komplikasi yang digolongkan sebagai malaria dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk ringan adalah penyakit malaria yang disebabkan pemeriksaan rutin. Plasmodium falciparum dengan tanda klinis ringan terutama sakit kepala, demam, menggigil, dan ETIOLOGI mual tanpa disertai kelainan fungsi organ. Di Indonesia, dikenal 4 macam (spesies) Sedangkan malaria falciparum dengan komplikasi parasit: umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang 1. Plasmodium falciparum, yang menurut WHO di definisikan sebagai infeksi menyebabkan malaria tropika Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan 2. Plasmodium vivax, yang menyebabkan satu atau lebih komplikasi. malaria tertiana Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika: 3. Plasmodium malariae, yang menyebabkan Plasmodium Falcifarum menyerang sel malaria quartana darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali merah yang mengandung parasit menghasilkan dengan puncak demam setiap 72 jam. banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan PROSES KEHIDUPAN PLASMODIUM endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka dan zat makanan dari hemoglobin sel darah merah. komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan Dari proses metabolisme meninggalkan sisa gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Fever). Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu 2. Malaria Kwartana (Plasmodium Malariae) indikator dalam identifikasi. Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud yang serupa dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dengan pertumbuhan ini adalah perubahan dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. morfologi yang meliputi perubahan bentuk, Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium suatu stadium parasit pada berbagai spesies, malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun menjadi bervariasi.setiap proses membutuhkan seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu kecil. dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise yang sama pada lapang pandang atau sediaan umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun darah yang berbeda. dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang pemeriksaan akan di temukan edema, asites, berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini hipertensi. lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan 3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale) sitoplasma. Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk). bentuknya mirip Plasmodium malariae, skizonnya Keempat, berkembang biak. Berkembang biak hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa artinya berubah dari satu atau sepasang sel pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat menjadi beberapa sel baru.Ada dua macam di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu: yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval 1. Pembiakan seksual. atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh merupakan bentuk yang paling ringan dari semua nyamuk melalui proses sporogoni. Bila malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit inkubasi 11-16 hari, walaupun periode laten (sel betina) terhisap vektor bersama darah sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari penderita, maka proses perkawinan antara kedua dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan tanpa terapi dan terjadi pada malam hari. terbentuk zigot yang kemudian akan berubah 4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit biasanya menginfeksi eritrosit muda yang yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor. diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Perubahan dari mikrogametosit dan Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, makrogametosit sampai menjadi sporozoit di namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli. pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi pada masing-masing spesies plasmodium adalah seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen berbeda, yaitu: plasmodium vivax: jumlah kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan jam dengan gejala klasik trias malaria dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsiparum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah Di sini dapat dikatakan, proses dari skizon 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari. dewasa untuk kembali ke skizon lagi, disebut satu Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya merozoit ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni dari satu skizon dewasa, tidak sama untuk tiap selama 26-28 hari. spesies plasmodium. Pada plasmodium falsiparum: 2. Pembiakan aseksual. jumlah merozoit di dalam satu sel skizon dewasa Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya manusia melalui proses skizogoni yang terjadi reproduksi tinggi dan cepat sehingga kepadatan melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti tropozoit pada darah sangat tinggi. troposoit dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan Plasmodium vivax: jumlah merozoit di seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada dalam satu sel skizon dewasa sebanyak 16 dan spesies plasmodium. Bila pembelahan inti telah lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada dan lebih lambat, sehingga kepadatan tropozoit setiap inti dan terjadilah sel baru yang disebut pada darah sering rendah. Plasmodium malariae: merozoit. jumlah merozoit di dalam satu sel skizon dewasa Kelima, reaksi terhadap rangsangan. sebanyak delapan dan lama siklusnya 72 jam. Plasmodium memberikan reaksi terhadap Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat. rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya upaya plasmodium untuk mempertahankan diri spesies ini ditemukan seandainya rangsangan itu berupa ancaman Akhirnya, karena perbedaan proses terhadap dirinya. Misalnya, plasmodium bisa perkembangan, maka masa tunas atau pre paten membentuk sistem kekebalan (resistensi) atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh terhadap obat anti malaria yang digunakan manusia (intrinsik) masing-masing spesies penderita. lamanya berbeda. Plasmodium falsiparum selama Dengan adanya proses-proses 9-14 hari, plasmodium vivax selama 12-17 hari, pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam dan plasmodium malariae 18 hari sel darah merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu: SIKLUS HIDUP PLASMODIUM PADA TUBUH a. Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam MANUSIA proses pertumbuhan. b. Stadium skizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan. c. Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin. Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Skizon muda, skizon tua, dan skizon matang. Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang. Untuk skizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi tropozoit muda berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi tropozoit setengah dewasa, lalu menjadi tropozoit dewasa. Selanjutnya berubah menjadi skizon muda dan skizon dewasa. Pada saat menjadi merozoit-merozoit, skizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi merozoit-merozoit baru. Ketika nyamuk anopheles betina (yang sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering mengandung parasit malaria) menggigit manusia, tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam angka kematian malaria serebral mencapai 20- siklus hidupnya parasit malaria membentuk 50% hampir semua penderita yang tertolong tidak stadium skizon jaringan dalam sel hati (stadium menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit terjadi sekuel. membentuk stadium skizon dalam eritrosit PATOGENESIS DAN PATOLOGI (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk Selama skizogoni, sirkulasi perifer tropozoit muda sampai skizon tua/matang menerima pigmen malaria dan produk samping sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. parasit, seperti membran dan isi-isi sel eritrosit. Sebagian besar merozoit masuk kembali ke Pigmen malaria tidak toksik, tetapi menyebabkan eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit tubuh mengeluarkan produk-produk asing dan jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh respon fagosit yang intensif. Makrofag dalam nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus sistem retikuloendotelitial dan dalam sirkulasi hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). menangkap pigmen dan menyebabkan warna agak Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan kelabu pada sebagian besar jaringan dan organ antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel tubuh. Pirogen dan racun lain yang masuk ke gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. sirkulasi saat skizogoni, diduga bertanggung jawab Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk mengaktifkan kinin vasoaktif dan kaskade ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi pembekuan darah. ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, Mengenai patogenesis malaria lebih keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur ditekankan pada terjadinya peningkatan nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia. permeabilitas pembuluh darah. Oleh karena Khusus plasmodium vivax dan plasmodium skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati akan terjadi anemia. Beratnya anemia yang tidak (skizon jaringan) sebagian parasit yang berada sebanding dengan parasitemia, menunjukkan dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati parasit. Diduga terdapat toksin malaria yang disebut hipnosit-. Bentuk hipnozoit inilah yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan menyebabkan malaria relapse. Pada penderita sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa dan yang mengandung hipnozoit, apabila suatu saat keluarlah parasit. Faktor lain yang menyebabkan dalam keadaan daya tahan tubuh menurun anemia mungkin karena terbentuknya antibodi misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau terhadap eritrosit. Suatu bentuk khusus anemia perubahan iklim (musim hujan), hipnozoit dalam hemolitik pada malaria adalah black water fever, tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan yaitu bentuk anemia hemoglobinuria, kegagalan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah ginjal akut akibat nekrosis tubulus, disertai angka eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kematian yang tinggi. kembali gejala penyakit. Misalnya 1 2 tahun Pada infeksi malaria, limpa akan membesar, sebelumnya pernah menderita plasmodium mengalami pembendungan dan pigmentasi vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi malaria akan muncul kembali sekalipun yang fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati sd hiperplasi dari retikulum disertai peningkatan positif plasmodium vivax/ plasmodium ovale. makrofag. Pada sindrom pembesaran limpa Pada plasmodium falciparum serangan didaerah tropis atau penyakit pembesaran limpa dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan pada malaria kronis biasanya dijumpai bersama menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, dengan peningkatan kadar IgM. Peningkatan paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan antibodi malaria ini mungkin menimbulkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. respons imunologis yang tidak lazim pada malaria Plasmodium falciparum dalam jaringan yang kronis. mengandung parasit tua bila jaringan tersebut PATOFISIOLOGI berada di dalam otak- peristiwa ini disebut Gejala malaria timbul saat pecahnya sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung eritrosit yang mengandung parasit. Gejala yang antara 15 menit sampai 1 jam. palig mencolok adalah demam yang diduga b) Stadium demam (Hot stage). disebabkan oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan Setelah merasa kedinginan, pada stadium interleukin-1. Akibat demam terjadi vasodilatasi ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. sakit kepala menjadi-jadi dan muntah kerap Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi merasa sangat hasil dan suhu badan dapat parasit, teraktivasinya sistem retikuloendotelial meningkat sampai 41C atau lebih. Stadium ini untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Juga disebabkan oleh pecahnya sison darah yang telah terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit matang dan masuknya merozoit darah kedalam neutrofil. Terjadinya kongesti pada organ lain aliran darah. meningkatkan resiko terjadinya ruptur limpa. Pada plasmodium vivax dan P. ovate sison- Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat sison dari setiap generasi menjadi matang setiap berupa faktor yang diturunkan maupun yang 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga didapat. Pertahanan terhadap malaria yang hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. diturunkan terutama penting untuk melindungi Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena anak kecil/bayi karena sifat khusus eritrosit yang ini. Pada plasmodium malariaa, fenomena tersebut relatif resisten terhadap masuk dan berkembang- 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P. ovale, biaknya parasit malaria. Masuknya parasit hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan tergantung pada interaksi antara organel spesifik demam di ikuti oleh periode laten yang lamanya pada merozoit dan struktur khusus pada tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan permukaan eritrosit. tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada CARA PENULARAN penderita. Malaria dapat ditularkan dengan 2 cara, yaitu : c) Stadium berkeringat (sweating stage). 1. Cara alamiah : melalui gigitan nyamuk Pada stadium ini penderita berkeringat anopheles banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya 2. Penularan bukan alamiah, dibagi atas : basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, Malaria bawaan; terjadi pada bayi baru kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. lahir karena ibunya menderita malaria. Penularan Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat terjadi melalui tali pusat/ plasenta. bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada Secara mekanik; terjadi melalui transfusi gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 darah/ jarum suntik. Banyak terjadi pada sampai 4 jam. Gejala-gejala yang disebutkan diatas morphinis yang menggunakan jarum suntik yang tidak selalu sama pada setiap penderita, tidak steril. tergantung pada species parasit dan umur dari Secara oral; pernah dibuktikan pada ayam penderita, gejala klinis yang berat biasanya teljadi (Plasmodium gallinassium), burung dara pada malaria tropika yang disebabkan oleh (Plasmodium relection) dan monyet (Plasmodium plasmodium falciparum. knowlesi). Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoit dan GEJALA KLINIS sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada yaitu : organ-organ tubuh tersebut. a) Stadium dingin (cold stage). Gejala mungkin berupa koma/pingsan, Stadium ini mulai dengan menggigil dan kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis penderita biasanya menutup tubuhnya dengan malaria ini. Kadangkadang gejalanya mirip segala macam pakaian dan selimut yang tersedia kholera atau dysentri. Black water fever yang nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya merupakan gejala berat adalah munculnya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. hemoglobin pada air seni yang menyebabkan Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak warna air seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama dengan Terdapat hiperparasitemia; yaitu bila > 5% warna empedu, black water fever biasanya eritrosit dihinggapi parasit. dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. Malaria serebral dengan kesadaran falcifarum yang berulang -ulang dan infeksi yang menurun (delirium, stupor, koma) cukup berat. Anemia berat, kadar hemoglobin < 7 g/dl 1. Masa tunas instrinsik berakhir dengan Ikterus, kadar bilirubin serum > 50 mmol/l timbulnya serangan demam pertama Hipoglikemia, kadang- kadang Serangan demam yang khas terdiri dari 3 stadium : berhubungan dengan pengobatan kuinin a. Stadium dini (15 menit 1 jam) : Gagal ginjal, kadar kreatinin serum karena Diawali dengan menggigil > 3,0 g/dl dan diuresis < 400 ml/ 24 jam Nadi cepat dan lemah Hipertermia, suhu badan >390C Bibir pucat/ sianosis Kegagalan sirkulasi (algid malaria) Kulit kering dan pucat Malaria algid adalah malaria falciparum Muntah yang disertai syok oleh karena adanya septikemia Pada anak sering kejang kuman gram negatif. Tekanan darah sistole < 50 b. Stadium demam (2 12 jam) mmHg posisi berbaring kulit teraba dingin, Pucat, demam lembab, sianotik, denyut nadi lemah dan cepat. Muka merah, kulit kering Nyeri kepala, mual/ muntah Nadi kuat kembali Sangat haus, suhu meningkat (>410C) c. Stadium berkeringat : Berkeringat banyak, suhu turun Gejala tersebut di atas tidak selalu sama pada setiap pasien, tergantung pada spesies penyakit, berat infeksi dan umur pasien. 2. Hipertrofi dan hiperplasia Sistem Retikuloendotelial (RES) akan menyebabkan limpa membesar, sel makrofag bertambah dan dalam darah terdapat monositosis. 3. Anemia dapat terjadi karena : a. Eritrosit yang diserang akan hancur pada saat sporulasi b. Derajat fagositosis RES meningkat, sehingga mengakibatkan banyak eritrosit yang rusak. Masa inkubasi (instrinsik) bervariasi antara 9-30 hari, P. falciparum paling pendek dan paling panjang pada P. malariae. Masa inkubasi pada penularan secara ilmiah bagi masing- masing spesies parasit untuk P.falsiparum 12 hari, P.vivax dan P.ovale 13-17 hari, P.malariae 28-30 hari. Black water fever merupakan penyakit berat adalah munculnya hemoglobin pada urine berwarna merah tua/ hitam. Gejala lainnya ikterus dan muntah berwarna seperti empedu. Black water dijumpai pada penderita infeksi P.falciparum berulang dengan infeksi yang cukup berat.
MALARIA BERAT Malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh P.falciparum stadium aseksual, dimana terdapat penyakit malaria dengan disertai 1 atau lebih kelainan seperti di bawah ini :