Anda di halaman 1dari 19

PPI 6

DATA INFEKSI RUMAH SAKIT


RUANG RAWAT INAP RSUD DR. EKO MAULANA ALI
PERIODE JANUARI JUNI 2017

Formulir A

Data Pasien:
Nama Pasien : An. Tufail Ahmad No Med Rec : 00-32-07
Umur : 10 bulan No For.Sur :1
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 24-01-2017 s/d 27-01-2017

Tanggal keluar : 27-01-2017


Diagnosa akhir : Gastroenteritis
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 24-01-2017 s/d 27-01-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : An. M. Abdul Azis No Med Rec : 00-00-43
Umur : 4,5 tahun No For.Sur :2
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 23-01-2017 s/d 26-01-2017

Tanggal keluar : 26-01-2017


Diagnosa akhir : GERD
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 23-01-2017 s/d 26-01-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : An. Aljaz Muzakki No Med Rec : 00-32-76
Umur : 2 bulan No For.Sur :3
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 05-02-2017 s/d 07-02-2017

Tanggal keluar : 07-02-2017


Diagnosa akhir : Kejang Demam
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 05-02-2017 s/d 07-02-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Tn. Dahrul No Med Rec : 00-28-70
Umur : 65 tahun No For.Sur :4
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 14-02-2017 s/d 17-02-2017

Tanggal keluar : 17-02-2017


Diagnosa akhir : Dyspesia + Vertigo
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 14-02-2017 s/d 17-02-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Tn. Marjoni No Med Rec : 00-11-72
Umur : 59 tahun No For.Sur :5
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 20-02-2017 s/d 25-02-2017

Tanggal keluar : 25-02-2017


Diagnosa akhir : Hipertensi + Hepatomegali
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 20-01-2017 s/d 25-01-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Tn. Djung Kui No Med Rec : 00-33-72
Umur : 78 tahun No For.Sur :6
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 24-02-2017 s/d 27-02-2017

Tanggal keluar : 27-02-2017


Diagnosa akhir : Dermatitis + Diabetes Melitus Tipe II
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 24-02-2017 s/d 27-02-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Ny. Rotena No Med Rec : 00-34-06
Umur : 70 tahun No For.Sur :7
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 24-02-2017 s/d 01-03-2017

Tanggal keluar : 01-03-2017


Diagnosa akhir : Vertigo + Typoid
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 24-02-2017 s/d 01-03-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Ny. Suryani No Med Rec : 00-34-08
Umur : 65 tahun No For.Sur :8
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 25-02-2017 s/d 02-03-2017

Tanggal keluar : 02-03-2017


Diagnosa akhir : Vertigo
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 25-02-2017 s/d 02-03-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Ny. Mardiyah No Med Rec : 00-29-51
Umur : 41 tahun No For.Sur :9
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 05-03-2017 s/d 09-03-2017

Tanggal keluar : 09-03-2017


Diagnosa akhir : Gastritis akut
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 05-03-2017 s/d 09-03-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

Data Pasien:
Nama Pasien : Ny. Eli Umiyati No Med Rec : 00-41-52
Umur : 43 tahun No For.Sur : 10
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dirawat:
Ruang : Rawat Inap
Tanggal : 01-06-2017 s/d 05-06-2017

Tanggal keluar : 05-06-2017


Diagnosa akhir : CVD
Faktor resiko:
Pemasangan alat
Intra vena cateter : 01-06-2017 s/d 05-06-2017

Infeksi nosokomial yang terjadi:


Plebitis
PPI 6

DATA PASIEN PHLEBITIS


RUANG RAWAT INAP RSUD DR. EKO MAULANA ALI
BULAN JANUARI - JUNI 2017

Formulir B

JANUARI 2017

Tanggal Nama JK Umur Med rec Dokter Tindakan


An. M. Abdul Pemasangan
23-01-2017 L 4,5 tahun 00-00-43 dr. windra
Ajiz infus
An. Tufail Pemasangan
24-01-2017 L 10 bulan 00-32-07 dr. Putra
Ahmad infus

FEBRUARI 2017

Tanggal Nama JK Umur Med rec Dokter Tindakan


An. Aljaz Pemasangan
05-02-2017 L 2 bulan 00-32-76 dr. Windra
Muzaki infus
dr. Yudi
Pemasangan
14-02-2017 Tn. Dahrul L 65 tahun 00-28-70 Yusrizal
infus
Sp.Pd
dr. Yudi
Pemasangan
20-02-2017 Tn. Marjoni L 59 tahun 00-11-72 Yusrizal
infus
Sp.Pd
dr. Yudi
Pemasangan
24-02-2017 Tn. Djung Kui L 78 tahun 00-33-72 Yusrizal
infus
Sp.Pd
dr. Yudi
Pemasangan
24-02-2017 Ny. Rotena P 78 tahun 00-34-06 Yusrizal
infus
Sp.Pd
dr. Yudi
Pemasangan
25-02-2017 Ny. Suryani P 65 tahun 00-34-08 Yusrizal
infus
Sp.Pd

MARET 2017

Tanggal Nama JK Umur Med rec Dokter Tindakan


dr. Yudi
Pemasangan
05-03-2017 Ny. Mardiyah P 41 tahun 00-29-51 Yusrizal
infus
Sp.Pd

APRIL 2017
PPI 6

Tanggal Nama JK Umur Med rec Dokter Tindakan


- - - - - - -

MEI 2017

Tanggal Nama JK Umur Med rec Dokter Tindakan


- - - - - - -

JUNI 2017

Tanggal Nama JK Umur Med rec Dokter Tindakan


dr. Yudi
Ny. Eli Pemasangan
04-06-2017 P 43 tahun 00-41-52 Yusrizal
Yumiyati infus
Sp.Pd
PPI 6

PERHITUNGAN INSIDEN RATE SURVEILANS KEJADIAN INFEKSI RUMAH SAKIT


DI RAWAT INAP RSUD DR. EKO MAULANA ALI
JANUARI - JUNI 2017

PLEBITIS

Jumlah plebitis
--------------------------------------------------------------X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena perifer

Bulan Januari 2017


2
---------- X 1000 = 18,18
110 hari

Bulan Februari 2017


6
---------- X 1000 = 51,28
117 hari

Bulan Maret 2017


1
---------- X 1000 = 5,98
167 hari

Bulan April 2017


0
---------- X 1000 =0
168 hari

Bulan Mei 2017


0
---------- X 1000 =0
185 hari

Bulan Juni 2017


1
---------- X 1000 = 35,71
28 hari
PPI 6

ANALISA DATA KEJADIAN INFEKSI RUMAH SAKIT


DI RAWAT INAP RSUD DR. EKO MAULANA ALI JANUARI - JUNI 2017

Insiden Rate Infeksi Jarum Infus (Phlebitis)


Infus intravena adalah salah satu metode umum pemberian cairan, nutrisi, dan
pengobatan untuk pasien serta intravena solution merupakan satu-satunya sumber makanan
dan cairan untuk banyak pasien akut (Kozier & Erb, 1982). Pemberian terapi intravena saat ini
merupakan yang paling banyak digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi pasien. Data
statistik menunjukkan terapi ini belum jelas, tetapi diperkirakan sekitar 80% pasien akan
diberikan terapi intravena ini. (Wilkinson, 1996 dikutip oleh Workman, 1999) sedangkan
menurut tim Bapelkes Cilandak (2000) setiap tahunnya 50% pasien yang dirawat di rumah sakit
akan mendapat terapi intravena.
Hospital Acquired Infections (HAIs) yang biasanya sering terjadi pada pemasangan infus
adalah infeksi flebitis, Menurut Pearson (1998) resiko terjadinya flebitis dikarenakan lokasi
kateter infus dengan kejadian cairan lipid secara terus menerus dan lamanya pasien dirumah
sakit. Kontaminasi infus dapat juga terjadi selama pemasangan infus sebagai akibat dari cara
kerja yang tidak sesuai prosedur serta pemakaian yang terlalu lama (Murder, 2001). Angka
kejadian infeksi melalui jarum infus di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dilaporkan
terdapat 53,8% (Widiyanto, 2002). Kejadian flebitis di RSUP Sardjito Jogjakarta mencapai
27,19% (Baticola, 2002).
Plebitis merupakan salah satu komplikasi dari pemberian terapi intra vena. Komplikasi
dari pemberian terapi intravena bisa bersifat sistemik dan lokal. Komplikasi sistemik lebih jarang
terjadi, tetapi seringkali lebih serius dibanding komplikasi lokal, seperti septikemia, reaksi alergi,
overload sirkulasi dan emboli udara. Komplikasi lokal selain phlebitis antara lain infiltrasi,
trombophlebitis, hematom, iritasi vena, trombosis, occlusion, spasme vena, reaksi vasovagal,
dan kerusakan saraf, tendon, ligamen (Potter dan Perry, 2005). Kejadian phlebitis menurut
distribusi penyakit sistemik sirkulasi darah berjumlah sangat banyak yakni 744 orang (Depkes,
2008).
Hal ini menunjukkan jumlah presentase pasien yang mengalami infeksi lokal yakni
plebitis masih cukup besar, oleh karena masih di atas standart yang direkomendasikan oleh
INS (Intravenous Nurses Society) yaitu 5%. Kejadian infeksi ini menyebabkan length of
stay (LOS), mortalitas dan health care cost meningkat.Transmisinya sendiri melalui 3 cara,
yaitu: flora transien dan residen dari kulit pasien itu sendiri, flora dari petugas kesehatan ke
pasien, dan flora dari lingkungan rumah sakit. Petugas kesehatan mempunyai peran besar
dalam rantai transmisi infeksi ini. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk
memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi HAIs dapat berkurang.
Pencegahan dan pengendalian HAIs di rumah sakit sangat penting dilakukan karena
kejadian infeksi nosokomial menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Untuk
meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi ,kegiatannya meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan monitoring dan evaluasi (Depkes RI, 2008).
Di RSUD DR. EKO MAULANA ALI dalam penghitungan angka phlebitis menggunakan
rumus indikator sebagai berikut:
Judul indikator Insiden rate phlebitis pada pasien rawat inap
Tujuan peningkatan mutu Meningkatkan keselamatan pasien dalam pemberian obat
PPI 6

dan cairan melalui intravena


Mencegah dan menurunkan angka infeksi rumah sakit
numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi akibat pemasangan
infus sesuai kriteria
Denominator Jumlah lama hari pemakaian kateter intra vena perifer
Sumber Data Formulir surveilans
Penanggung Jawab IPCN
Alasan Pemilihan Indikator Phlebitis merupakan program PPI yang diprioritaskan. Pasien
rawat inap cenderung mendapatkan lebih banyak obat
intravena sehingga risiko terjadinya phlebitis masih tinggi.
Tipe Indikator Outcome
Jangka Waktu Pelaporan Bulanan
Frekuensi Penilaian Data Bulanan
Metodologi Pengumpulan Data Sensus harian
Taget/sampel size Total populasi
Area Monitoring Rawat inap
Nilai Ambang/ Standar 1,5%
Mekanisme pengumpulan data 1. Pasien rawat inap yang terpasang infus dicatat waktu
dan analisis pemasangannya sejak awal pemasangan infus
2. Pasien yang phlebitis dicatat di dalam lembar surveilans
3. Waktu pelepasan infuse dicatat di dalam form
4. Rekap data dalam form surveilans
5. Merekap data dalam satu bulan dilaporkan kepada tim
peningkatan mutu
6. Tim peningkatan mutu melakukan validasi dan analisis
data
7. Penyusunan laporan dan diserahkan kepada direktur
Cara diseminasi ke staf Presentasi rapat evaluasi mutu pelayanan
in-focus
PPI 6

GRAFIK KEJADIAN INFEKSI RUMAH SAKIT: PHLEBITIS


PERIODE JANUARI - JUNI 2017
60

50
hasil per mil kejadian
phlebitis periode januari -
40 Juni 2017

30
nilai ambang batas
20 berdasarkan KEPMENKES
NO.129 TAHUN 2008
10 TENTANG STANDAR
PELAYANAN MINIMAL

0
januari februari maret april mei juni

Angka kejadian phlebitis pada periode Januari - Juni 2017 masih berada dibawah
standar namun terjadi peningkatan cukup tinggi pada bulan Februari 2017. Hal ini dikarenakan
berkurangnya petugas kesehatan di ruang rawat inap yang menyebabkan petugas lain
kelelahan untuk memberikan pelayanan kesehatan serta kurang nya kepatuhan petugas dalam
mencuci tangan. Sedangkan pada bulan maret terjadi penurunan hal ini dikarenakan sudah
bertambahnya petugas kesehatan di ruang rawat inap sehingga pelayanan kesehatan dapat
lebih optimal. Pada bulan april dan mei angka kejadian phlebitis tidak ada, pada dua bulan ini
petugas kesehatan sudah melaksanakan cuci tangan sesuai dengan SPO. Sedangkan pada
bulan juni kembali naik dikarenakan pasien yang terlalu banyak bergerak sehingga posisi jarum
infuse berubah. Berdasarkan kondisi tersebut tim PPI melakukan suatu analisis terhadap
kejadian dan ditemukan penyebab sebagai berikut:
1. Kepatuhan cuci tangan petugas yang belum maksimal
2. Pemberian obat dengan osmolaritas yang terlalu tinggi/pekat
3. Pemahaman petugas tentang tanda phlebitis belum sama
4. Pasien terlalu banyak bergerak sehingga posisi jarum infus berubah
5. Pemasangan infuse yang tidak sesuai dengan SPO oleh petugas
PPI 6

TINDAKAN ATAS HASIL ANALISIS DALAM MENURUNKAN ANGKA PHLEBITIS

Dari beberapa penyebab yang sudah dianalisis maka perlu dilakukan rencana tindak
lanjut antara lain:
1. Sosialisasi ulang tentang cuci tangan kepada petugas secara rutin.
2. Audit kepatuhan cucitangan terhadap staf, pasien dan keluarga
3. Pelatihan pengambilan data surveilans kepada petugas terutama tentang pemahaman
tanda dan gejala phlebitis
4. Edukasi pasien tentang prosedur infus berisi hal yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan saat dipasang infus.
5. Memperhatikan kepekatan obat saat akan diberikan
6. Sosialisasi ulang tentang SPO pemasangan infuse kepada petugas
PPI 6

ASSESMENT RISIKO INFEKSI PADA SETIAP UNIT KERJA PELAYANAN

No Jenis Skor Prioritas Tujuan Strategi Evaluasi Progress /


kelompok analisis
1. IADP: 15 Dewasa Menurunkan infeksi Edukasi SPO, Setiap 6 bulan - Sosialisasi ulang
plebitis IADP di ruang Melaksanakan SPO, tentang cuci tangan
perawatan
Monev kepatuhan kepada petugas
secara rutin.
- Audit kepatuhan cuci
tangan terhadap staf,
pasien dan keluarga
- Sosialisasi ulang
tentang SPO
pemasangan infuse
kepada petugas
- Edukasi pasien
tentang prosedur infus
berisi hal yang boleh
dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan
saat dipasang infus.

2. Sterilisasi 16 IGD Menurunkan infeksi di Kepatuhan SPO, labeling Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
alkes ruang IGD kadaluarsa pada alat
PPI 6

3. Laundry & 16 Laundry Menurunkan infeksi di Kepatuhan SPO saat Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
linen infeksius bagian laundry & linen laundry, kepatuhan SPO
penyimpanan dan
pemisahan linen bersih dan
kotor
4. Sampah 12 infeksius Menurunkan infeksi Kepatuhan SPO pemilahan Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
terkena sampah sampah
infeksius
5. Benda 16 Jarum Menurunkan infeksi Kepatuhan SPO Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
tajam injeksi terkena jarum injeksi pembuangan sampah
tajam, monev angka
kejadian tertusuk jarum
6. Kamar 16 Kamar Menurunkan infeksi di Kepatuhan SPO Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
mayat mayat ruang Kamar mayat
sementara
sementara
7. Gedung 12 Kualitas Menurunkan infeksi Monitoring kualitas udara Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
udara akibat kualitas udara yang bekerja sama dengan
dari renovasi gedung
badan lingkungan hidup
8. Dapur 12 Pengguna Menurunkan infeksi di Monitoring Kepatuhan Setiap 1 tahun Belum bisa di evaluasi
an APD dapur akibat penggunaan APD,
penggunaan APD yang
kepatuhan SPO
kurang

Anda mungkin juga menyukai