Siklus Rankine Di Turbin Uap Fia
Siklus Rankine Di Turbin Uap Fia
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah
batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara
konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena
berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar,
dan murah.
1. Pompa
2. Boiler
3. Turbin
4. Kondenser
Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam
turbin tidak isentropic,dengan kata lain proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat
selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi
energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh
terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini
menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi
turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada
temperatur yang sangat tinggi.
Siklus Rankine Organik menggunakan fluida organik seperti n-pentana atau toluena
menggantikan air dan uap. Penggunaan kedua jenis fluida tersebut akan mengurangi suplai
panas yang dibutuhkan karena rendahnya titik didih dari kedua jenis fluida tersebut
sehingga energi matahari sudah cukup untuk mengubah fase fluida tersebut. Meski efisiensi
Carnot akan berkurang, namun pengumpulan panas yang dilakukan pada temperatur
rendah akan mengurangi banyak biaya operasional.
Siklus Rankine sesungguhnya tidak membatasi fluida jenis apa yang digunakan
karena pada dasarnya siklus Rankine adalah mesin kalor sehingga efisiensinya dihitung
berdasarkan efisiensi Carnot. Konsepnya tidak boleh dipisahkan dengan siklus
termodinamika.
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi.
Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga hanya membutuhkan energi
yang relatif kecil untuk proses pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air berubah
fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja berupa
putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan temperatur dan tekanan
uap, sehingga pada suhu turbin tingkat akhir kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap
berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Turbin
Uap dari boiler pada kondisi 1, yang berada pada temperatur dan tekanan
yang sudah dinaikkan bereksansi didalam turbin untuk menghasilkan kerja dan
kemudian didinginkan dimkondenser pada kondisi 2 dengan tekanan yang relatif
rendah. Dengan mengabaikan perpindahan kalor dengan sekelilingnya,
kesetimbangan laju energi dan massa untuk volume atur disekitar turbin pada
kondisi tunak.
= 1 - 2
Kondenser
Dalam kondenser terjadi perpindahan kalor dari uap ke air pendingin yang
mengalir dalam aliran yang terpisah. Uap terkondensasi dan temperatur air
pendingin meningkat. Pada keadaan tunak, kesetimbangan laju massa dan energi
untuk volume atur dari permukaan kalor.
= 2 - 3
Pompa
Kondensat cair yang meninggalkan kondenser dikondisi 3 dipompa dari
kondenser kedalam boiler yang bertekanan tinggi, dengan menggunakan volume
atur dan mengasumsi tidak ada perpindahan kalor dengan sekitarnya.
= 4 - 3
Boiler
Fluida kerja yang meninggalkan pompa pada kondisi 4 disebut air pengisian,
dipanaskan sampai jenuh dan diuapkan didalam boiler, dengan menggunnakan
volume atur dari kondisi 4 kekondisi 1, kesetimbangan massa dan energi.
= 1 - 4
Parameter Kerja
Efisiensi termal mengukur seberapa banyak energi yang masuk kedalam
fluida kerja melalui boiler yang dikonversi menjadi keluaran kerja netto merupakan
efisiensi termal.
(1 2 ) (4 3 ) (2 3 )
= = menjadi = 1
1 4 (1 4 )
3. Siklus rankine
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air berubah
fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja berupa
putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan temperatur dan tekanan
uap, sehingga pada suhu turbin tingkat akhir kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap
berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Contoh Soal :
1. Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada temperatur 400 oC dan tekanan 80
bar. Tekanan kondensor 0,1 bar. Aliran massa uap yang masuk ke turbin 100 kg/s.
Hitunglah kerja turbin, kerja pompa, kalor masuk, kalor keluar dan efisiensi siklus. daya
yang dihasilkan turbin dan daya netto siklus.
Jawab
Pertama-tama gambarkan skema siklus Rankine sederhana dan lengkapi dengan data-data
yang ada di dalam soal
Entropi uap keluar turbin sama dengan entropi uap masul turbin (proses ideal atau
isentropis) sehingga s1 = s2 = 6,3658 kJ/kg.K
Dari tabel uap jenuh, pada tekanan 0,1 bar (10 kPa) didapat :
2 2 6,3658 0,6492
= = = 0,7622 76,22 %
2 7,4996
Artinya kadar uap yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah 76,22 % atau
fluida yang keluar dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian yang cair ini tidak perlu
lagi diembunkan, tetapi 76,22 % uap ini yang harus dibuang kalornya supaya fasenya
berubah menjadi cair. Maka energi total yang terkandung di dalam 76,22% uap dapat
dihitung :
2 2
=
2 191,81
0,7622 =
2392,1
. = 1124,33 100 = 112433 112344 112,344
Kalor yang dibuang oleh kondensor :
= 2 3
h2 adalah entalpi uap yang masuk ke kondensor = 2015,07 kJ/kg
= (4 3) = (4 3 )
p4 = tekanan air keluar pompa = tekanan boiler (proses ideal tidak ada rugi-rugi tekanan)
maka p4 = p1 = 400 bar = 40 Mpa.
p3 = tekanan air masuk pompa = tekanan air keluar kondensor, untuk proses ideal tidak ada
rugi-rugi tekanan sehingga p3 = 0,1 bar = 10 kPa
Bila aliran massa air yang dipompa 100 kg/s maka daya yang diperlukan oleh pompa
adalah:
= ( . )
= 40,3899 100 = 4038,99
Daya netto siklus :
= 1 4
h4 = entalpi air keluar pompa yang besarnya = entalpi air masuk pompa + kerja pompa,
maka 4 = 191,81 + 40,3899 = 232,1999 /
1124,33 40,3899
=
2392,1
= 0,3737 37,37 %
Dari hasil perhitungan dapat dilihat hanya 37,37 % dari daya yang diberikan ke dalam boiler
yang dapat diubah menjadi energi mekanis, sisanya hilang atau dibuang ke alam melalui
kondensor dan ada sebagian kecil yang digunakan untuk mengerakan pompa.
4 = 3 +
= 750,30 /
= (10 . 10) (1 . 1)
= 815915,61
= 815,92
Pin
Tin TURBIN UAP
GENERATOR
Pout
Tout
Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar
= 18 98,07
= 1.765,26
= ( + )
= ( 1.765,26 + 101,325 )
= 1.866,59 ()
Jadi nilai tekanan masuk turbin yang diperoleh adalah sebesar 1.866,59 kPa
Sedangkan untuk tekanan keluar turbin nilai rata-rata adalah sebesar (Pout) = 2,8 kg/ cm G
1 / 2 = 98,07
= 2,8 /
1 = 101,325
= ( + )
= ( 274,59 + 101,325 )
= 375,92 ()
Jadi nilai tekanan keluar turbin yang diperoleh adalah sebesar 375,92 kPa.
= 208 + 273
= 481
= 142 + 273
= 415
Dari tekanan masuk boiler yaitu penjumlahan antara tekanan ruangan 1 atm dengan
tekanan separator 0,7 kg/cm maka dapat dicari entalpi fluida masuk boiler (h1) sebagai
berikut:
Tahap 1
Selanjutnya dari entalpi fluida masuk boiler maka dapat dicari eltalpi fluida keluar boiler (h2)
yaitu :
Tahap 2 2 = 1.866,59
2 = 1
Kerja spesifik pompa masuk adalah sebagai berikut:
= 1,7916265 /
2 = 1 + , = 483,013 / + 1,7916265 /
= 484,8046 /
Selanjutnya pada tahap tiga dari tekanan dan temperature dapat dicari (h3) dan (s3)
sebagai berikut:
3 = 208
3 = 2.796,7 /
3 = 6,3659 / .
Selanjutnya pada tahap empat nilai temperatur 141,3C diasumsikan sama dengan 142C
sehingga dapat menggunakan tabel A-5 untuk mencari nilai entalpi dan entropi adalah
sebagai berikut:
4 = 141,3
4 = 2.735,20 /
= 602,88 /
= 2.136,70 /
4 = 3 = 6,3659 / .
= 1,7680 / .
= 5,1528 / .
= 602,88 + 0,892136,7
= 2.509,48 / .
A. Efisiensi Termal
= 3
= 20.000 / 2.796,71 /
= 55.934.200 / = 15.537,28
= 4
= 20.000 / 2.735,20 /
= 54.704.000 / = 15.195,56
Jadi, efisiensi termal yang dihasilkan turbin uap adalah sebesar 2,21 %.
B. Efisiensi Isentropik
0,2141 = 21,41%
() = 20.000 /
= (3 4)
= /
= 341,72 / 0,84
= 406,80
( ) = 8.838,70 /
= 2.762 /