My Widget
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk
melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap anak
terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa
hal dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya
perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman sebayanya, mengalami
ketertarikan pada lawan jenis, dan lain sebagainya. Sementara orang tua juga mulai merasakan
besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun
perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan. Komunikasi yang
efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena akan membuat
hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik. Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif orang tua perlu memahami karakteristik remaja.
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan remaja. Perawat
bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang tua bisa diberitahukan cara
mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang diberikan perawat bisa berjalan lancar, perawat
perlu menerapkan strategi pelaksanaan di setiap tindakan keperawatan. Pada makalah ini, kami
akan membahas mengenai komunikasi terapeutik pada klien remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi lima
pertanyaan.
1. Bagaimana perkembangan komunikasi remaja?
2. Apa tujuan komunikasi remaja?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja?
4. Apa saja teknik komunikasi pada remaja?
5. Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. perkembangan komunikasi remaja;
2. tujuan komunikasi remaja;
3. faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja;
4. teknik komunikasi remaja;
5. penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja;
BAB II
PEMBAHASAN
Fase terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Bagaimana perasaan Ibu Susi sekarang? Semoga bermanfaat. Nah apakah ibu masih ingat
pesan saya tadi? Bagus sekali, ibu sudah mengingatnya dengan baik
2. Tindak lanjut klien
Nah Ibu Susi sekarang dan selanjutnya bisa mencoba untuk membangun komunikasi yang lebih
baik dengan Ramlan ya.
3. Kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat
Ibu Susi untuk sekarang bisa ikut saya sebentar ke ruang perawat. Kita akan membahas
mengenai administrasi Ramlan kurang lebih 10-15 menit. Mari ibu, ikut saya.
Ilustrasi:
Suatu hari seorang pemuda yang berusia 16 tahun yang bernama Ramlan mengikuti
balap motor liar di jalan Ciliwung bersama teman-temannya, namun naas Ramlan mengalami
kecelakaan yang menyebabkan kaki dan tangannya luka. Seorang laki-laki yang tepat melihat
kejadian itu langsung membawa Ramlan ke IGD RSWB. Perawat dan dokter kemudian
langsung memberikan penanganan kepada Ramlan. Setelah diberikan penanganan, kondisi
Ramlan membaik dan dia masih ditempatkan di ruangan IGD karena keluarganya belum
datang. Perawat Ana kemudian menghampiri Ramlan untuk menanyakan kondisinya.
Perawat Ana : Selamat malam (Tersenyum).
Ramlan : Malam suster (Termenung)
Perawat Ana : "Dik, perkenalkan saya perawat Ana Susanti, Adik bisa panggil saya suster Ana. Saya perawat
yang bertugas pada malam ini. Jika boleh tahu nama Adik siapa?
Ramlan : Nama saya Ramlan Raharjo suster, suster panggil saja Ramlan
Perawat Ana : Baiklah Dik Ramlan, bagaimana keadaannya sekarang?
Ramlan : Ya masih begini-begini saja sus
Perawat Ana : Maaf Dik Ramlan, bisa dijelaskan lagi maksud dari kata masih begini-begini saja itu apa?
Ramlan : Begini sus, tangan dan kaki saya masih sedikit sakit, tetapi saya rasakan sudah lebih
membaik setelah diberi tindakan tadi
Perawat Ana : Saya mengerti yang anda rasakan Dik Ramlan. Nah bagaimana kalau kita berbincang-
bincang mengenai masalah Adik, dan mengenai kronologis kecelakaannya. Apakah Dik
Ramlan bersedia?
Ramlan : Hmmm. (Ragu-ragu)
Perawat Ana : Dik Ramlan bisa menceritakannya kepada saya, saya akan berusaha semampu saya untuk
membantu (Mempertahankan kontak mata, sedikit membungkuk, bersikap terbuka)
Ramlan : Baiklah saya bersedia suster Ana
Perawat Ana : Nah kalau begitu kita disini akan berbincang-bincang selama kurang lebih 20 menit ya Dik
Ramlan?
Ramlan : Iya suster
Perawat Ana : Nah Dik Ramlan sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa terjadi kecelakaan? Saya
akan mendengarkannya dengan baik
Ramlan : Hmm Anu suster, tadi itu saya balapan motor dengan teman-teman saya, nah pas tikungan
ban motor saya kepleset dan akhirnya saya seperti ini (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Ana : Jadi Dik Ramlan ini kecelakaan gara-gara balapan motor?
Ramlan : Hehe Iya suster (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Ana : Kenapa Dik Ramlan bisa ikut balapan motor?
Ramlan : Ya beginilah anak muda suster, biar dibilang gaul gitu loh
Perawat Ana : Nah, terus apakah orang tua Dik Ramlan mengetahui kalau Adik sering ikut balapan?
Ramlan : Orang tua saya itu tidak peduli dengan saya
Perawat Ana : (Diam dan mempertahankan kontak mata)
Ramlan : Mereka itu sangat jarang di rumah suster, mereka sibuk sendiri dengan pekerjaan mereka
Perawat Ana : Lalu?
Ramlan : Ya saya cari kesibukan juga dong, mendingan saya kumpul dengan anak motor daripada
saya dirumah sumpek sendiri
Perawat Ana : Jadi apakah Dik Ramlan sering ikut balapan karena orang tua Adik jarang memperhatikan
Adik?
Ramlan : Iya bisa dibilang begitu suster, Apalagi mereka itu galak, kerjaannya ceramahi saya terus.
Ya saya jadi kurang betah di rumah
Perawat Ana : Iya, saya mengerti apa yang Dik Ramlan rasakan. Kalau saya perhatikan Adik dari tadi bisa
tersenyum menjawab pertanyaan saya, tapi saya rasa ada yang Adik pikirkan
Ramlan : Iya benar suster (Menunduk)
Perawat Ana : Apa yang adik pikirkan kalau begitu?
Ramlan : Ya tentang tadi itu suster, nanti kalau mereka datang pasti akan marah-marah
Perawat Ana : Mengenai masalah itu, nanti saya akan bicarakan dengan orang tua Adik ya, jadi tidak usah
cemas dulu, sementara kita tunggu kedatangan dari orang tua Dik Ramlan, tadi sudah
dihubungi pihak rumah sakit
Ramlan : Iya suster
Perawat Ana : Nah berdasarkan apa yang Adik jelaskan tadi, saya bisa pahami kalau masalah Dik Ramlan
itu sebenarnya karena jarang berkomunikasi dan mendapat perhatian dari orang tua, apakah
benar seperti itu?
Ramlan : Benar sus (Menunduk)
Perawat Ana : Iya mungkin itu penyebab adik merasa kurang nyaman di rumah, tetapi kalau saya boleh
berikan pemahaman, yang perlu Dik Ramlan ingat adalah orang tua Adik itu sibuk bekerja
untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu karena mereka sayang dengan adik. Tapi nanti saya
juga akan beritahukan kepada orang tua adik agar memberikan sedikit waktu untuk
memberikan perhatian ke adik ya. Nah kalau boleh saya sarankan, adik lebih baik berhenti ikut
balapan liar, karena seperti yang adik rasakan sekarang gak enak kan rasanya?
Ramlan : Iya sus, saya menyesal (Menunduk)
Perawat Ana : Nah sebaiknya Dik Ramlan melakukan hal-hal yang positif mumpung masih muda, seperti
mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain musik, belajar yang giat, siapa tahu adik bisa
berprestasi, tentunya akan membanggakan orang tua dan secara otomatis mereka pasti akan
lebih perhatian dengan adik
Ramlan : Iya suster, saya akan coba untuk berubah
Ilustrasi:
Saat Perawat Ana dan Ramlan sedang berbincang-bincang, kemudian akhirnya Ibu
Ramlan datang dan menemui Ramlan.
Perawat Ana : Nah Dik Ramlan sekarang saya akan ke ruangan perawat dulu bersama Ibu adik ya, nanti
kalau sudah selesai saya akan kembali dan mengantar adik ke ruangan ya
Perawat Ana : Iya sama-sama Dik Ramlan, Saya pamit ya, mari Ibu Susi ikut saya sebentar
Ilustrasi:
Perawat dan ibunya Ramlan kemudian menuju ruangan perawat untuk menyelesaikan
administrasi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Remaja adalah fase transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, oleh sebab itu
diperlukan strategi khusus untuk berkomunikasi dengan remaja.
2. Tujuan komunikasi pada remaja adalah untuk membangun hubungan yang harmonis dengan
remaja, membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar, membuat remaja mau berbicara
ketika mempunyai masalah, membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka
berbicara dan membantu remaja menyelesaikan masalah.
3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, usia
tumbang status kesehatan remaja, saluran dan Lingkungan
4. Teknik komunikasi pada remaja yaitu melalui orang lain atau pihak ketiga, bercerita,
memfasilitasi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan kontra, penggunaan
skala dan menulis.
5. Penerapan strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada
remaja itu sendiri sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja.
B. Saran
Berdasarkan uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait
sebagai berikut.
1. Kepada orang tua dan perawat ketika menghadapi remaja sangat perlu memahami karakteristik
remaja dan memiliki strategi untuk berkomunikasi agar komunikasi yang terjadi dapat berjalan
efektif
2. Orang tua dan remaja harus saling membangun hubungan komunikasi yang baik, agar setiap
permasalahan yang terjadi dapat bersama-sama diselesaikan antara orang tua dan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: PT
Refika Aditama.
Http://haqqienea.blogspot.co.id. 2014. Komunikasi pada Usia Remaja. Diunduh 13 November 2015.
Pukul 16.00 WIB.