Narasi Lot menawarkan anak sendiri untuk memuaskan nafsu orang
(PRMI Imanuel, Bandengan, 14 Oktober 2007) Sodom dan Gomora.
(Persekutuan Doa GKR Teluk Gong, 17 Oktober 2007)
Intro.
Ada pepatah tradisional yang mengatakan, Bergaul dengan
tukang ikan pasti bau amis. Pepatah ini tidak bermaksud untuk
mendiskreditkan tukang ikan. Pepatah ini secara sederhana
berusah untuk mengingatkan kita bahwa kita akan sangat
dipengaruhi oleh rekan-rekan pergaulan kita.
Pesan dibalik pepatah ini sama dengan pesan yang
disampaikan oleh Paulus. Di dalam I Kor 15:33, ia berkata,
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik. Ia mengingatkan kita untuk berhati-hati
dengan pergaulan kita.
Prop.
Kita harus memilih lingkungan pergaulan kita
dengan baik.
Quest.
Mengapa kita harus memilih lingkungan pergaulan kita
dengan baik?
Trans.
Sedikitnya ada dua alasan mengapa kita harus memilih
lingkungan pergaulan kita dengan baik:
1) Pilihan lingkungan yang keliru akan menghancurkan standar
nilai kita.
a) Pengaruh lingkungan pada standar nilai kita tidak terjadi
dengan cepat, melainkan dengan lambat. Pertama-tama,
kita mungkin hanya berada di lingkungan itu secara fisik,
sambil tetap bertekad bahwa kita tidak akan menjadi seperti
itu. Namun perlahan tapi pasti, lingkungan itu akan mulai
mempengaruhi kita dan kita akan mulai mengkompromikan
standar nilai kita.
b) Lingkungan akan sangat mempengaruhi standar nilai kita,
perlahan namun pasti. Sebenarnya, Lot adalah orang benar.
Jiwanya juga menderita karena kejahatan orang-orang
Sodom dan Gomora (II Ptr.2:6-10). Namun tetap saja, ia
kompromi dengan standar kebenaran orang Sodom
(Kej.19:1-10). Ia menyetujui standar nilai yang jahat dengan
c) Ilustrasi
Pada tahun 1981, Presiden AS, Ronald Reagen
ditembak oleh seorang pemuda yang bernama John Hickley,
Jr. Ia adalah anak seorang jutawan yang bergerak di bidang
perminyakan. John sangat menyukai sebuah novel yang
berjudul Taxi Driver, yang mengisahkan percintaan
seorang sopir taxi dengan seorang pelacur remaja. Kisah
dalam novel itu kemudian dibuat film dan dibintangi oleh
Jodie Foster.
Dalam plot cerita itu diceritakan bahwa sopir taxi itu
mau menembak presiden AS untuk membuktikan cintanya
kepada pelacur itu. john Hicley berulang-ulang membaca
buku tersebut dan menonton filmnya. Lama kelamaan,
terbentuklah pikiran dalam dirinya bahwa ia bukan lagi
John Hickley melainkan sang sopir taxi dalam kisah Taxi
Driver itu. Ia lalu menulis surat cinta kepada Jodie Foster
yang dibayangkannya adalah pelacur remaja dalam novel
yang sangat disukainya itu. Akhirnya sesuai dengan jalan
ceritanya, ia mengambil pistol dan menembak presiden
Ronald Reagen untuk membuktikan cintanya!
Novel atau film yang kita lihat terus menerus dapat
sangat mempengaruhi kita. Demikian pula halnya dengan
pergaulan. Di dalam pergaulan, kita bukan hanya bergaul
namun juga belajar dengan melihat langsung, mendengar
secara langsung dan mengalami secara langsung. Mungkin
saja, dampaknya menjadi lebih besar daripada apa yang kita
baca dan apa yang kita tonton. Itulah sebabnya, kita harus
ekstra hati-hati di dalam memilih lingkungan pergaulan
kita.
d) Aplikasi
Jika lingkungan bisa sangat mempengaruhi kita,
maka kita harus memilih lingkungan yang paling selaras
dengan nilai-nilai kita.
Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang baik,
bergaulah dengan orang Kristen yang baik.
 Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang
bertumbuh, bergaulah dengan orang Kristen yang
bertumbuh.
Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang sukses,
bergaulah dengan orang Kristen yang sukses.
Jika selama ini kita tidak mengalami pertumbuhan
yang nyata dalam kehidupan kita, mungkin kita harus
mencermati lingkungan pergaulan kita, apakah lingkungan
itu adalah lingkungan yang mendukung pertumbuhan atau
tidak.
2) Pilihan lingkungan yang keliru akan menghancurkan seluruh
hidup kita.
a) Lot kehilangan semuanya. Ia kehilangan hartanya dan
istrinya. Namun yang paling menyedihkan adalah anak-
anak Lot kemudian mengadopsi standar nilai orang-orang
Sodom dan Gomora sehingga melahirkan anak dari ayah
mereka sendiri.
b) Ilustrasi
Daud sangat mengerti hal ini. Pernah dalam
hidupnya, ia terjebak dalam strategi pasir hisap Iblis.
Semula ia hanya berjalan-jalan di sotoh rumahnya. Apakah
salah jalan-jalan di sotoh rumah sendiri? Tidak salah!
Masalahnya, itu adalah waktu raja-raja berperang. Memang
jalan-jalan di sotoh rumah itu baik dan menyenangkan.
Namun yang seharusnya Daud lakukan adalah berperang.
Itu adalah hal yang benar yang seharusnya dilakukannya.
Ketika Daud hanya berjalan-jalan di sotoh rumah di musim
berperang, Daud sudah melanggar prinsip yang pertama:
Apa yang menguntungkan dan menyenangkan tidak selalu
benar dan berguna.
Gawatnya, dari sotoh rumah itulah ia melihat
Batsyeba sedang mandi. Saya yakin bahwa di kali pertama
Daud melihat Batsyeba mandi, ia buang muka. Namun Iblis
segera menebar strategi pasir hisap-nya. Ia mengatakan
kepada Daud, Gak apa-apa, kamu kan gak sengaja. Jalan-
jalan sore itu bagus lho untuk kesehatan. Lagian, kalau
kelihatan itu namanya ketiban duren runtuh...rejeki itu.
Semula Daud hanya berada di sotoh rumah, kemudian ia
mulai kompromi. Akhirnya pikirannya merancang rencana
jahat untuk meniduri Batsyeba dan membunuh Uria,
suaminya. Ia telah terjebak dalam strategi Pasir Hisap si
Iblis!
Pada waktu Nabi Nathan menegurnya, Daud
sungguh-sungguh menyesal. Namun berapapun
penyesalannya, ia masih harus membayar konsekuensi logis
dari dosanya. Anaknya yang perempuan diperkosa kakak
laki-lakinya dari lain ibu. Kakak si perempuan kemudian
membunuh saudaranya yang memperkosa itu. Daud tidak
dapat melakukan apa-apa karena ia kehilangan otoritas
untuk menegur.
Yang lebih gawat lagi, anaknya, Absalom, yang sakit
hati karena sang ayah tidak bisa mengambil tindakan tegas
memutuskan untuk memberontak melawan ayahnya. Ia
mengejar untuk membunuh Daud. Semua dimulai dari
komprominya demi kenikmatan sesaat, kemudian terjebak
dalam pasir hisap si Iblis, dan hidupnya harus berakhir
dengan menyedihkan. Satu-satunya yang menyelamatkan
Daud adalah pengampunan dan pemulihan dari Tuhan.
c) Aplikasi
Jika kita berpikir bahwa tidak ada konsekuensi logis
atas pilihan-pilihan kita, maka kita keliru. Pilihan yang
benar akan memberkati kita; sebaliknya, pilihan yang salah
akan mengambil segalanya dari kita.
Jika kita bergaul dengan orang-orang yang tidak
bertumbuh, maka kita akan menjadi orang yang picik.
Jika kita bergaul dengan orang-orang pesimis, maka
kita akan menjadi orang yang tidak pernah berhasil.
Jika kita bergaul dengan orang-orang yang tidak
mau maju, maka kita akan mundur.
Pergaulan yang buruk bukan hanya mempengaruhi
kita, namun juga mengambil segalanya dari kita.
Perhatikan baik-baik lingkungan pergaulan kita.