Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN

ACARA IV
PEMBUATAN TEH CELUP MANIS RENDAH KALORI KAYA
ANTIOKSIDAN

KELOMPOK 3 THP B

Anggota: Nindya Puspita S (H3114068)


Isna Desmawanti (H3115039)
Noor Arifah R (H3115050)
Rahmitha Devi M (H3115058)
Siti Aisyah (H3115068)

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
ACARA IV
PEMBUATAN TEH CELUP MANIS RENDAH KALORI KAYA
ANTIOKSIDAN

A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Acara IV
tentang Pembuatan Teh Celup Manis Rendah Kalori Kaya Antioksidan, yaitu :
1. Mengetahui dan mempelajari proses pembuatan teh celup manis rendah
kalori kaya antioksidan.
2. Mengetahui formulasi teh yang disukai oleh panelis pada pembuatan teh
celup manis rendah kalori kaya antioksidan.
B. Tinjauan Pustaka
Teh merupakan tanaman perdu yang bercabang-cabang dan berbatang
bulat. Daun teh berbentuk jorong dengan tepi bergerigi. Helaian daunnya
berwarna hijau serta mengkilap. Bunga teh berwarna putih yang berada di
ketiak daun dengan aroma harum. Buahnya berbentuk bulat. Pada saat masih
muda buah berwarna hijau lalu berubah coklat saat sudah masak. Komposisi
kimia daun teh sangat berpengaruh terhadap mutu teh yang dihasilkan.
Komponen-komponen kimia tersebut berpengaruh secara langsung terhadap
warna, flavor dan rangsangan seduhan teh. Senyawa pembentuk aroma teh
terutama terdiri dari minyak atsiri yang bersifat mudah menguap dan bersifat
mudah direduksi. Berdasarkan cara pengolahannya, teh di Indonesia ada tiga
jenis, yaitu teh hitam (black tea/fermented tea), teh hijau (green
tea/unfermented tea) dan teh wangi (jasmine tea). Sedangkan di Taiwan ada
satu jenis lagi, yaitu teh oolong (semifermented tea) yang merupakan hasil dari
proses pengolahan peralihan antara teh hijau dan teh hitam. Teh hitam
merupakan hasil olahan pucuk daun teh yang mengalami proses fermentasi.
Sementara teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan
segera setelah proses rolling/penggulungan daun dengan tujuan untuk
menghentikan proses fermentasi. Teh hijau dihasilkan dari pengolahan yang
tanpa proses fermentasi setelah dipetik. Pengolahan teh hijau melalui tahap-
tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan dan sortasi. Tanaman
stevia digunakan sebagai pemanis minuman dengan jalan mengeringkan
daunnya. Sebagai pemanis alami daun stevia dinilai aman dan layak digunakan
dalam makanan. Produk stevia digunakan terutama untuk makanan berkalori
rendah bagi penderita diabetes, orang yang kegemukan dan penderita gigi
berlubang. Pada umumnya produk stevia dapat mengurangi atau menggantikan
10 sampai 30 persen gula. Herbal tea atau teh herbal merupakan produk
minuman teh, bisa dalam bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain
dikonsumsi sebagai minuman biasa, teh herbal juga dikonsumsi sebagai
minuman yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan (Daroini, 2006).
Berdasarkan proses fermentasinya, teh dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu teh hitam, teh merah, teh hijau, dan teh putih. Teh yang benar-
benar baik, umumnya berasal dari pucuk daun atau daun teh muda yang belum
mekar. Teh hitam dihasilkan melalui proses fermentasi sempurna, teh merah
melalui proses semi fermentasi, sedangkan teh hijau diperoleh tanpa proses
fermentasi, demikian juga dengan teh putih (Marie dkk, 2005).
Menurut berbagai cara pengolahan, terutama tingkat fermentasi, teh
biasanya dibagi menjadi tiga tipe dasar: teh hijau (non-fermentasi), teh oolong
(semi-fermentasi) dan teh hitam (sepenuhnya difermentasi). Produk oksidasi
seperti theaflavin dan thearubigins berkontribusi pada warna teh dan rasa teh
hitam.Selain itu, kualitas teh juga ditentukan oleh teknik pengolahan yang
digunakan.Tiga jenis dasar teh; hijau, oolong dan hitam memiliki karakteristik
kualitas yang berbeda, termasuk aroma, rasa dan warna, dan penampilan. Dari
jumlah total teh diproduksi dan dikonsumsi di dunia, 78% hitam, 20% adalah
hijau, dan <2% teh oolong (Chaturvedula, 2011).
Zat kimia yang terkandung dalam teh hijau adalah polifenol 30%, kafein
(thenin) 4%, gula dan getah 3%, asam amino 7%, mineral 4%, protein 16%,
lemak 8%, klorofil dan pigmen lain 1,5%, pati 0,5%, serat kasar, lignin, dan
lain-lain 22%. Kandungan zat kimia yang paling banyak dalam daun teh hijau
adalah polifenol atau cathecins sekitar 30%. Catechins yang terkandung dalam
teh hijau dapat bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung
konsentrasinya. Sebagai senyawa fenol, catechins dapat bekerja dengan cara
merusak dinding sel bakteri dan membran sitoplasmanya sehingga
menyebabkan denaturasi protein. Teh hijau mempunyai fungsi ganda yaitu
kandungan catechins yang mempunyai daya antimikroba terhadap
Streptococcus mutans dan fluor merupakan komponen anorganik yang dapat
memperkuat struktur gigi. Disamping itu, teh hijau juga mempunyai efek
terapeutik terhadap disentri (Handajani, 2002).
Dalam perkembangannya, teh dikemas dalam berbagai bentuk.ada yang
berbentuk teh celup, teh seduh, teh dipres, teh stik dan teh instan.Teh celup
adalah teh yang dikemas dalam kantong kecil yang biasa dibuat dari kertas.Teh
celup ini sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tapi pencinta teh
biasanya tidak menyukai rasa teh celup.Dari banyaknya hasil penelitian
sekarang ini, ternyata teh menyimpan banyak manfaat bagi tubuh. Manfaat teh
terus dikembangkan, namun beberapa di antaranya yang sudah ditemukan
adalah untuk memperkuat gigi, mengurangi resiko keracunan makanan,
memperkuat daya tahan tubuh, menyegarkan tubuh, mencegah tekanan darah
tinggi, menangkal kolesterol, mengoptimalkan metabolisme gula dan
mencegah pertumbuhan kanker (Anggrek, 2005).
Teh celup manis rendah kalori kaya antioksidan merupakan produk
minuman teh yang mengandung sedikit kalori dan kaya akan antioksidan, bisa
dalam bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain dikonsumsi sebagai
minuman biasa, teh ini juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat
untuk meningkatkan kesehatan.Khasiat yang dimiliki setiap teh ini berbeda-
beda, tergantung bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan
merupakan herbal atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk
membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Hambali, 2005).
Stevia merupakan bahan pemanis yang mengandung kalori rendah. Daun
stevia mengandung kalori sebesar 2,42 kcal/g, lebih rendah dari bahan pemanis
yang lain. Stevia juga dapat berfungsi sebagai bahan antioksidan alami.
Kemampuan ekstrak daun stevia dalam mengikat radikal elektron bebas dan
superoksida, sehingga meminimalkan berkembangnya sel-sel kanker
(Djajadi, 2014).
Cengkeh digunakan dalam pengobatan tradisional Cina untuk mengobati
masalah perut, sembelit, disentri, dan masalah pencernaan lainnya.Merangsang
pencernaan, kembung, gas dan malabsorpsi.Penelitian telah menunjukkan
bahwa hal itu tidak hanya meningkatkan nafsu makan dan produksi asam
klorida tetapi meningkatkan pencernaan dari banyak nutrisi penting seperti
vitamin B, beta-karoten dan selenium dan berbagai fitokimia dalam rempah-
rempah lainnya dan dalam teh hijau (Kundu, 2014).
Kayu manis merupakan jenis tanaman rempah. Rempah-rempah
merupakan bagian yang penting dari konsumsi makanan manusia. Tidak hanya
memperkuat rasa dan aroma, rempah-rempah juga meningkatkan umur simpan
makanan dengan bertindak sebagai antimikroba dan antioksidan. Komponen
utama flavor dalam kayu manis adalah sinamaldehid, yang bukan merupakan
fenol. Tetapi komponen minor flavor, kumarin mengandung gugus fenol dan
penting untuk memberi ciri khas flavor alami kayu manis. Eugenol yang
merupakan komponen utama flavor cengkeh, juga ditemukan pada kayu manis
dalam jumlah kecil. Eugenol ditemukan pada kayu manis sebesar 0,04-0,2
persen, pada oleoresin kayu manis sebesar 2-6 persen, dan pada minyak daun
kayu manis sebesar 70-90 % (Ho, 1992).
Jahe (Zingiber officinale) mempunyai kegunaan yang cukup beragam,
antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai
obat. Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit
rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram,
hipertensi, mual, demam dan infeksi. Jahe biasanya aman sebagai obat herbal.
Senyawa antioksidan alami dalam jahe cukup tinggi dan sangat efisien dalam
menghambat radikal bebas superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-
sel kanker, dan bersifat sebagai antikarsinogenik, non-toksik dan non-
mutagenik pada konsentrasi tinggi (Banerjee, 2011).
C. Metodologi
1. Alat
a. Benang
b. Cup kecil
c. Jarum
d. Kantung teh celup / tea bag
e. Kompor
f. Panci
g. Sealer
h. Sendok
i. Teko
j. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Air matang
b. Cengkeh
c. Daun stevia kering
d. Jahe
e. Kayu manis
f. Teh hijau
3. Cara Kerja

Bubuk daun Bubuk daun Herba (jahe,


teh hijau stevia cengkeh, kayu
(6 gr; 6,5 gr) (2 gr) manis)
1,5gr, 1gr, 0,5gr

Pencampuran

Pemasukan dalam kantong teh celup

Pemasangan benang

Perekatan / penutupan

Air panas 200 Penyeduhan


ml

Pengujian organoleptik
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 Formulasi Teh Celup Manis Rendah Kalori Kaya Antioksidan
Kode Sampel Teh Hijau Stevia Jahe, cengkeh,
kayu manis
236 6 gr 2 gr 1,5 gr
856 6,5 gr 2 gr 1 gr
478 6,5 gr 2 gr 0,5 gr
913 6,5 gr 2 gr 1,5 gr
149 6 gr 2 gr 1 gr
789 6 gr 2 gr 0,5 gr
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptik Teh Celup Manis Rendah Kalori Kaya
Antioksidan
Kode Parameter
Sampel Warna Rasa Kenampakan
a a
236 2,28 2,28 2,48a/b
a a
856 2,32 2,00 2,24a
478 3,08b 2,36a 2,44a/b
b/c a
913 3,24 2,44 2,96b/c
149 3,72c/d 2,00a 2,84b/c
789 3,92d 3,04b 3,28c
Sumber: Laporan Sementara
Keterangan
Skor :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = netral
4 = suka
5 = sangat suka
Menurut Jigisha (2012), teh (Camellia sinensis) merupakan bahan
minuman yang dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses
pengolahan seperti pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan dan
pengeringan. Proses pengeringan biasanya digunakan untuk menghentikan
proses fermentasi dimana suhu yang semakin tinggi dapat menyebabkan kadar
air yang rendah dan mutu teh yang lebih buruk serta waktu simpan yang lebih
lama (Siringoringo dkk., 2012).
Menurut berbagai cara pengolahan, terutama tingkat fermentasi, teh
biasanya dibagi menjadi: teh hijau dan teh putih (non-fermentasi), teh oolong
(semi-fermentasi) dan teh hitam (sepenuhnya difermentasi). Produk oksidasi
seperti theaflavin dan thearubigins berkontribusi pada warna teh dan rasa teh
hitam.Selain itu, kualitas teh juga ditentukan oleh teknik pengolahan yang
digunakan.Tiga jenis dasar teh; hijau, oolong dan hitam memiliki karakteristik
kualitas yang berbeda, termasuk aroma, rasa dan warna, dan penampilan. Dari
jumlah total teh diproduksi dan dikonsumsi di dunia, 78% hitam, 20% adalah
hijau, dan <2% teh oolong (Chaturvedula, 2011).
Teh putih masuk dalam kategori teh tanpa fermentasi, pengolahan teh
putih paling sederhana yaitu pelayuan dan pengeringan yang digunakan untuk
pembuatan teh putih hanya berasal dari pucuk dan dua daun dibawahnya.
Pelayuan dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari sinar matahari.
Biasanya proses pelayuan ini mampu mengurangi kadar air sampai 12%.
Selanjutnya, daun teh yang sudah layu dikeringkan menggunakan mesin
pengering. Pucuk teh kemudian akan menjadi jenis mutu silver needle,
sedangkan dua daun di bawahnya akan menjadi white poeny. Teh hijau
termasuk teh tanpa fermentasi. prinsip dasar proses pengolahannya adalah
inaktivasi enzim polifenol oksidase untuk mencegah terjadinya oksimatis yang
merubah polifenol menjadi senyawa oksidasinya berupa teaflavin dan
tearubigin. Teh oolong atau teh dengan semi fermentasi. Daun teh sesegara
mungkin dilayukan dengan menfaatkan panas dari sinar matahari sambil
digulung halus secara manual menggunakan tangan ataupun menggunakan
mesin. Tujuan penggulungan halus ini adalah untuk mengoksidasi sebagian
polifenol yang terdapat dalam daun teh. Proses ini dikenal sebagai proses semi
oksimatis. Setelah dipandang cukup semi oksimatisnya, daun teh kemudian
dikeringkan. Teh hitam termasuk dalam teh dengan fermentasi penuh. Teh
hitam ini juga merupakan teh dengan proses pengolahan yang cukup rumit.
Berdasarkan prosesnya teh hitam dibedakan menjadi teh hitam ortodoks dan
crushing-tearing-curling (CTC). Pada proses pengolahan teh hitam ortodoks,
daun teh dilayukan semalam 14-18 jam. Setelah layu, daun teh digulung,
digiling dan dioksimatis selama kurang lebih 1 jam. Sementara itu, proses
pengolahan CTC, pelayuannya lebih singkat yaitu, 8-11 jam dan diikuti dengan
proses penggilingan yang sangat kuat untuk mengeluarkan cairan sel
semaksimal mungkin. Proses selanjutnya adalah pengeringan yaitu proses
pengolahan yang bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis dan
menurunkan kadar air. Teh kering selanjutnya disortasi dan digrading untuk
menghasilkan jenis mutu teh tertentu (Rohdlana, 2015).
Kandungan kimiawi teh hijau sama seperti yang terkandung dalam daun
teh segar, yaitu senyawa polifenol (flavonol, flavanol, flavone, flavavone,
isoflavone, antocyanin), teofilin, teobromin, vitamin C, vitamin E, vitamin B
kompleks, serta sejumlah mineral seperti fluor, fosfor, kalsium, stronsium, Fe,
Zn, Mg, dan Mo. Polifenol yang paling banyak ditemukan dalam teh hijau
adalah flavanol, yaitu katekin. Katekin dalam teh hijau terdiri atas
epigallocatechin-3-gallate (EGCG), epigallatocatechin (EGC), epicatechin-3-
gallate (ECG), dan epicatechin (EC) (Anwar dkk, 2007).
Berdasarkan tabel 4.2 uji organoleptik teh celup manis rendah kalori
kaya antioksidan maka didapat hasil setelah dilkukan uji organoleptik dengan
parameter warna, rasa dan kenampakan. Untuk sampel yang digunakan
sebanyak enam sampel yang berbeda formulasinya. Untuk kode sampel 236 =
campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1,5gr;
kode 856 = campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh,
kayu manis 1gr; untuk kode 478 = campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr +
herba: jahe, cengkeh, kayu manis 0,5gr; kode 913 = campuran teh hijau 6,5 gr
+ stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1,5gr; kode 149 = campuran
teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1gr; kode 789 =
campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 0,5gr.
Pada parameter warna mulai dari yang tidak disukai hingga yang disukai
yaitu kode sampel 236 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe,
cengkeh, kayu manis 1,5gr; 856 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr +
herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1gr; 478 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2
gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 0,5gr; 913 campuran teh hijau 6,5 gr +
stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1,5gr;149 campuran teh hijau 6
gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1gr; untuk yang paling
disukai kode 789 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh,
kayu manis 0,5gr. Untuk parameter warna terdapat beda nyata, perbedaan
komposisi yang digunakan mempengaruhi warna yang ditimbulkan.
Pada parameter rasa dari yang tidak disukai hingga yang disukai yaitu
kode 856 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu
manis 1gr; 149 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh,
kayu manis 1gr; 236 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe,
cengkeh, kayu manis 1,5gr; 478 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr +
herba: jahe, cengkeh, kayu manis 0,5gr; 913 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia
2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1,5gr; dan yang paling disukai kode
789 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis
0,5gr. Untuk parameter rasa pada kode 236, 856, 478, 913, 149 tidak ada beda
nyata. Untuk kode 789 terhadap kode 236, 856, 478, 913, 149 terdapat beda
nyata perbedaan komposisi mempengaruhi parameter rasa.
Untuk parameter kenampakan dari yang paling tidak disukai hingga yang
paling disukai yaitu kode 856 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr + herba:
jahe, cengkeh, kayu manis 1gr; 478 campuran teh hijau 6,5 gr + stevia 2 gr +
herba: jahe, cengkeh, kayu manis 0,5gr; 236 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2
gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1,5gr; 149 campuran teh hijau 6 gr +
stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1gr; 913 campuran teh hijau 6,5
gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh, kayu manis 1,5gr; dan yang paling
disukai kode 789 campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr + herba: jahe, cengkeh,
kayu manis 0,5gr. Pada parameter kenampakan terdapat beda nyata, perbedaan
komposisi menyebabkan kenampakannya berbeda-beda.
Bahan yang digunakan untuk membuat teh pada saat praktikum yaitu teh
hijau, daun stevia, jahe, cengkeh, dan kayu manis. Penambahan ekstrak jahe
pada teh ini menguntungkan, karena selain meningkatkan citarasa juga dapat
memberikan efek rasa panas pada perut, dapat menghangatkan badan, dapat
digunakan mengurangi kembung dan kejang usus karena dapat merangsang
gerak peristaltik usus (Sukarminah, 2003). Stevia merupakan tanaman pemanis
yang mengandung steviosid yang mempunyai tingkat kemanisan 300 kali dari
sukrosa yang terkandung dalam tebu (Djajadi, 2014).
Kayu manis merupakan jenis tanaman rempah. Rempah-rempah
merupakan bagian yang penting dari konsumsi makanan manusia. Tidak hanya
memperkuat rasa dan aroma, rempah-rempah juga meningkatkan umur simpan
makanan dengan bertindak sebagai antimikroba dan antioksidan (Ho et al.,
1992). Cengkeh digunakan dalam pengobatan tradisional Cina untuk
mengobati masalah perut, sembelit, disentri, dan masalah pencernaan lainnya.
Merangsang pencernaan, kembung, gas dan malabsorpsi. Cengkeh tidak hanya
meningkatkan nafsu makan dan produksi asam klorida tetapi meningkatkan
pencernaan dari banyak nutrisi penting seperti vitamin B, beta-karoten dan
selenium dan berbagai fitokimia dalam rempah-rempah lainnya dan dalam teh
hijau (Kundu, 2014).
Proses pembuatan teh celup manis rendah kalori kaya anti oksidan yang
pertama ialah menyiapkan bahan bahan seperti teh hijau kering, daun stevia
yang sudah diblender dan herba yang terdiri dari jahe, cengkeh dan kayu manis
yang sudah dicuci bersih lalu di keringkan dan di haluskan. Kemudian bahan-
bahan tersebut ditimbang dengan berat yang bermacam-macam, sesuai
formulasi yang sudah ditentukan. Daun teh hijau di timbang 6 gr dan 6,5 gr.
Untuk daun stevia kering ditimbang dengan berat 2 gram. Sedangkan herba
dengan ditimbang 1,5 gr, 1 gram, dan 0,5 gram. Ketiga bahan (teh hijau, daun
stevia dan herba) dicampurkan sesuai formulasi dalam satu wadah sampai
homogen.Campuran teh, daun stevia dan herba kemudian dimasukan kedalam
kantung teh sebanyak 2 gr pada tiap kantung nya, lalu di jahit dengan
benang.Setelah kantung teh tertutup rapat, Teh dapat diseduh dengan air hangat
untuk uji organoleptik.
Teh yang dibuat saaat praktikum merupakan teh rendah kalori sebab
bahan yang digunakan yaitu daun stevia, stevia merupakan bahan pemanis
yang mengandung kalori rendah. Daun stevia mengandung kalori sebesar 2,42
kcal/g, lebih rendah dari bahan pemanis yang lain. Stevia juga dapat berfungsi
sebagai bahan antioksidan alami. Kemampuan ekstrak daun stevia dalam
mengikat radikal elektron bebas dan superoksida, sehingga meminimalkan
berkembangnya sel-sel kanker (Djajadi, 2014).
Menurut Mursito (2004), manfaat teh celup rendah kalori kaya
antioksidan adalah untuk mencegah penyakit akibat penyempitan pembuluh
darah, seperti penyakit angina pectoris. Berdasarkan percobaan praklinis,
senyawa yang berperan aktif dalam pencegahan penyakit tersebut adalah
kelompok flavan. Penggunaan tea bag dalam pembuatan teh celup ditujukan
untuk memudahkan proses pembuatan, karena hanya tinggal mencelupkan
kantong teh kedalam air panas.
Kandungan senyawa fenolat dalam daun teh dapat menghambat
peroksidasi lemak sehingga akan menghambat absorbs kolesterol ke dalam
tubuh. Komposisi kimia daun teh sangat berpengaruh terhadap mutu teh yang
dihasilkan. Komponen-komponen kimia tersebut berpengaruh secara langsung
terhadap warna, flavor dan rangsangan seduhan teh (Nasution dan Tjiptadi,
1975).
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Acara IV tentang Pembuatan Teh Celup Manis
Rendah Kalori Kaya Antioksidan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Teh celup manis rendah kalori kaya antioksidan merupakan teh dengan
pencampuran teh, daun stevia, dan penambahan herba (jahe, kayu manis,
cengkeh).
2. Pada parameter warna, rasa, kenampakan atau secara overall teh yang
paling disukai yaitu formulasi campuran teh hijau 6 gr + stevia 2 gr +
herba: jahe, cengkeh, kayu manis 0,5gr.
DAFTAR PUSTAKA

Anggrek, Vito. 2005. 29 Resep Teh Nikmat. Jogja Great Publisher. Yogyakarta
Anwar D A, Supartinah A, Handajani J. 2007. Efek Kumur Ekstrak Teh Hijau
(Camellia sinensis) Terhadap Derajat Keasaman dan Volume Saliva
Penderita Gingivitis. Indonesia Journal of Dentistry. Vol. 14(1): 22-6
Banerjee, S., H.I. Mullick, and J. Banerjee. 2011. Zingiber Officinale: a Natural
Gold. International Journal of Pharma and Bio Sciences. Vol. 2(1): 146-
149.
Chaturvedula, Venkata Sai Prakash dan Indra Prakash. 2011. The Aroma, Taste,
Color and Bioactive Constituents of Tea..Journal of Medicinal Plants
Research. Vol 5 (11) : 3-4.
Daroini, Oriza Sativa. 2006. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal dari
Campuran Teh Hijau. Jurnal Pertanian. Vol. 2(1): 38-44.
Djajadi. 2014. Pengembangan Tanaman Pemanis Stevia rebaudiana (Bertoni) di
Indonesia. Jurnal Perspektif. Vol 13(1): 25-33.
Hambali, E. M. Z. Nasution dan E. Herliana. 2005. Membuat Aneka Herbal Tea.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Handajani J.2002. Daya Imunomodulasi Daun Teh Hijau (Camellia sinensis).
Majalah Ilmu Kedokteran Gigi Indonesia. Vol. 4(7): 175
Ho, C. T., C. Y. Lee and M. T. Huang. 1992. Phenolics Compounds in Food and
Their Effects on Health I : Analysis, Occurrence and Chemistry. American
Chemical Society, Washington, DC.
Jigisha, Anand., Rai Nishant, Kumar Navin, and Gautam Pankaj. 2012. Green Tea
: A Magical Herb with Miraculous Outcomes. International Research
Journal of Pharmacy. Vol. 3(5): 12-26.
Kundu, Sanjukta., Rajita Ghosh., Payal Choudhary dan Alok Prakash. 2014.
Health Benefits of Various Indian Culinary Herbs and Comparative
Statistical Analysis for Organoleptic Properties of Indian Teas by Using
Analysis of Variance (Anova).International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. Vol 6 (4): 1.
Marie, Pierre st, and Onge. 2005. Dietary Fats, Teas, Dairy, and Nuts: Potential
Functional Foods for Weight Control?. Journal American Society for
Clinical Nutrition. Vol.81:7-15.
Mursito, B. 2004.Ramuan Tradisional untuk Melangsingkan Tubuh. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Nasution, Z. dan W. Tjiptadi. 1975. Pengolahan Teh. Teknologi Industri
Pertanian FATETA IPB. Bogor.
Rohdlana, Dadan. 2015. Teh: Proses, Karakteristik & Komponen Fungsionalnya.
Foodreview Indonesia. Vol 10 (1): 34-37.
Siringoringo, Freddy Hotmaruli Tua., Zulkifli Lubis, Rona J. Nainggolan. 2012.
Studi Pembuatan Teh Daun Kopi. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian.
Vol. 1(1): 49-56.
Sukarminah, Een dan Lita Listanti.2003. Pengaruh Imbangan Seduhan Teh
dengan Ekstrak Jahe Terhadap Karakteristik Sirup Teh Jahe.. Jurnal
Bionatura. Vol 5 (3): 22-23.

Anda mungkin juga menyukai