Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

IMPETIGO BULOSA

Disusun oleh:
Alrein Putrananda Wajong, S.Ked (07120100103)

Dibimbing oleh:
dr. Muljani Enggalhardjo, SpKK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Siloam Hospitals Lippo Village
Rumah Sakit Umum Siloam
Periode: 30 November 2015 2 Januari 2016
Tangerang, 2015
STATUS PASIEN

Identitas
Nama : An. T
Usia : 11 bulan

Anamnesis
Keluhan utama: Melenting-mlenting di punggung sejak 1 minggu

Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu pasien mengeluh sejak 1 minggu timbul mlenting-mlenting diseluruh tubuh anaknya
kulit melepuh seperti tersulut puntung rokok yang kemudian pecah mengeluarkan cairan dan
menjadi koreng, awalnya timbul dibelakang leher, muka, dada, punggung, lengan, tungkai,
dan menyebar keberbagai bagian tubuh. anak sangat rewel, tidak ada demam, tidak ada batuk,
ibu pasien mengaku sebelumnya anak diajak bermain dengan di rumah saudara ibu,dan
kemudian timbul merah-merah pada kulit yg kemudian mejadi mleenting yg berisi cairan,
sudah pernah diobati dengan salep asyklovir yang beli di apotek, namun tidak ada perbaikan,
dan dirasa mlenting-mlenting bertambah banyak, sehingga ibu membawa pasien datang ke
poli kulit.

Riwayat Penyakit Dahulu


Belum pernah sakit seperti ini

Riwayat Keluarga
Ayah dan ibu pasien juga memiliki keluhan serupa
Riwayat alergi makanan, alergi debu, alergi dingin, pilek pagi hari, gatal-gatal dan asma
disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Pasien terbiasa dimandikan ibunyaa sebanyak 2x sehari dengan sabun bayi pagi dan mandi
sore. Sehari-hari pasien sering berada di ruangan ber-AC dan aktivitas di luar ruangan tidak
terlalu banyak.

1
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak tidak sakit
Kesadaran : compos mentis (GCS 15)

Tanda-tanda Vital
Laju nadi : 100 kali/menit
Suhu : 36.8oC
Laju napas : 16 kali/menit

Status Generalisata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Wajah : tidak terdapat rambut-rambut yang jelas terlihat pada kulit atas bibir
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : pergerakan napas simetris, stem fremitus kanan = kiri, sonor pada
seluruh lapang paru, vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar, supel, timpanik, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Status dermatologicus
Status Dermatologis
Lokasi :
I. punggung, tungkai bawah kiri (seluruh tubuh)

UKK :
I. Makula eritema, vesikel, bula

2
3
4
5
6
Diagnosis
Diagnosa Kerja :
Impetigo bulosa
Lokasi : punggung
UKK : eritema, vesikel, bula,
Diagnosis Banding :
Impetigo Krustosa
Lokasi : Muka yakni disekitar lubang hidung dan mulut
UKK : Eritem dan vesikel yang cepat memecah, krusta tebal berwarna kuning seperti madu
jika dilepaskan tampak erosi dibawahnya.
Varisela
Lokasi : Didaerah badan kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas
UKK : Papul eritem kemudian menjadi vesikel berubah menjadi pustul dan kemudian
menjadi krusta.
Pemfigoid bulosa
Lokasi : Ketiak, lengan bagian flexor, lipat paha
UKK : Bula dapat bercampur dengan vesikel, berdinding tegang, sering disertai eritema.

Tatalaksana
Tatalaksana medikamentosa:
Oral : Amoxixilin syr fl No I (3x1 cth)
Puyer : CTM tab
Vit C tab No XV (3x1 pulv)
Topikal : Bedak salycil : Badan

Tatalaksana non-medikamentosa:
Edukasi:
Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat
mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan
bersih
Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.

7
Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya.
Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang
panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.
Gunakan cuttonbud saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang terinfeksi dan
cuci tangan setelah itu
Kontrol rutin.

Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanactionam : bonam
Ad cosmeticam : dubia ad bonam

Pembahasan
Diagnosis kerja impetigo bulosa ditegakkan atas dasar pada anamnesis dari ibu pasien sejak
1 minggu timbul mlenting-mlenting diseluruh tubuh anaknya kulit melepuh seperti tersulut
puntung rokok yang kemudian pecah mengeluarkan cairan dan menjadi koreng, awalnya
timbul dibelakang leher, dada, punggung, lengan, tungkai. Pasien sudah berobat ke dokter
umum sebelumnya dan diberi pengobatan asiklovir dimana pengobatan ini justru untuk
varisella tetapi tidak berhasil. Hal ini mungkin terjadi karena lesi varisela, sebagai diagnosa
banding, dapat menyerupai secara sekilas. Pengobatan asiklovir yang gagal ini mengurangi
kemungkinan varisella sebagai diagnosa banding. Pada pemeriksaan fisik terdapat makula
eritema, vesikel, bula pada regio punggung, bahu dan tungkai kiri bawah dimana lokasi
tersebut biasa menjadi predileksi impetigo bullosa. Sedangkan pada impetigo crustosa
cenderung berlokasi di daerah sekitar wajah-mulut.

Melihat etiologi dari kasus ini merupakan bakteri staphylococcus aureus, maka antibiotik
menjadi pengobatan utama. Pada pasien ini dapat dimulai dengan antibiotik spektrum luas
seperti pada kasus ini amoxicillin oral (syrup) selama 10 hari. Antibiotik oral dipilih
dibandingkan salep karena lesi tidak terlokalisir melainkan meluas lebih dari 1 regio.
Pengobatan lainnya bersikap suportif seperti CTM untuk mengurangi gatal, dan vitamin
untuk membantu daya tahan tubuh pasien. Pasien disarankan tetap dimandikan seperti biasa
dan menjaga kebersihan pakaiannya. Pasien dijaga agar tidak berkeringat dengan ventilasi
yang baik dan pakaian yang tidak terlalu berlaipis-lapisPemeriksaan penunjang dapat

8
dilakukan seperti darah rutin dan juga kultur dari nanah/eksudat pada pecahan-pecahan bulla,
tetapi pada pasien ini tidak dilakukan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan

Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Sebenarnya infeksi kulit, selain
disebabkan oleh bakteri gram positif seperti pada pioderma, dapat pula disebabkan oleh
bakteri gram negatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis,
E. coli dan klebsiella. Penyebab yang umum ialah bakteri gram positif, yakni streptokokus
dan stafilokokus. Impetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering
menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul di bagian
tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun pada infeksi virus.
Paling sering ditemukan diwajah , lengan dan tungkai. Pada dewasa impetigo bisa terjadi
setelah penyakit kulit lainya.

Definisi

Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah digunakan untuk
menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa nampak pada daerah kulit
Impetigo mengenai kulit bagian atas ( epidermis superfisial).dengan dua macam gambaran
klinis, impetigo krustosa ( tnpa gelembung, cairan dengan krusta, keropeng, koreng) dan
impetigo bulosa ( dengan gelembung berisi cairan)
Impetigo adalah penyakit kulit menular yang disebabkan bakteri dan biasanya menyerang
anak-anak. Walaupun sebagian besar disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka,
namun impetigo dapat terjadi pada kulit yang sehat. Impetigo merupakan infeksi kulit yang
mudah sekali menyebar, baik dalam keluarga, tempat penitipan atau sekolah. Impetigo
menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Di Inggris
kejadian impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada
anak usia 5-15 tahun.

9
Sinonim

Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet

Penyebab

Mikroorganisme penyebab impetigo adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus B


hemoliticus. Untuk impetigo bulosa sebabnya lebih sering karena Staphylococcus aureus

Gejala

Impetigo terdiri dari dua jenis, yaitu impetigo krustosa (tanpa gelembung cairan, dengan
krusta/keropeng/koreng) dan impetigo bulosa (dengan gelembung berisi cairan). Impetigo
krustosa hanya terdapat pada anak-anak, paling sering muncul di muka, yaitu di sekitar
hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga
penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika
dilepaskan tampak erosi dibawahnya. Impetigo bulosa terdapat pada anak dan dewasa, paling
sering muncul di ketiak, dada, dan punggung. Kelainan kulit berupa eritema, vesikel, bula
dan bula hipopion. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula telah
pecah

10
impetigo bulosa yang sudah pecah

impetigo bulosa

11
Hipopion pada impetigo bulosa

pemfigoid bulosa

12
Impetigo krustosa

Impetigo krustosa

Varisela

13
Pemeriksaan Penunjang

Laboraturium rutin
Pada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan hanya ditemukan pada 50% kasus
pasien dengan impetigo.
Pemeriksaan imunologis
Pada impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dapat ditemukan peningkatan
kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody
Pemeriksaan mikrobiologis
Eksudat yang diambil di bagian bawah krusta dan cairan yang berasal dari bulla dapat
dikultur dan dilakukan tes sensititas. Hasil kultur bisa memperlihatkan S. pyogenes, S.
aureus atau keduanya. Tes sensitivitas antibiotic dilakukan untuk mengisolasi
metisilin resistar. S. aureus (MRSA) serta membantu dalam pemberian antibiotic yang
sesuai. Pewarnaan gram pada eksudat memberikan hasil gram positif.
Pada blood agar koloni kuman mengalami hemolisis dan memperlihatkan daerah yang
hemolisis di sekitarnya meskipun dengan blood agar telah cukup untuk isolasi kuman,
manitol salt agar atau medium Baierd-Parker egg Yolk-tellurite direkomendasikan
jika lesi juga terkontaminasi oleh organism lain. Kemampuan untuk mengkoagulasi
plasma adalah tes paling penting dalam mengidentifikasi S. aureus. Pada sheep blood
agar, S. pyogenes membentuk koloni kecil dengan daerah hemolisis disekelilingnya.
Streptococcus dapat dibedakan dari Staphylokokkus dengan tes katalase.
Streptococcus memberikan hasil yang negative.

Pengobatan

Impetigo diobati dengan antibiotik. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu,
namun karena dapat menyebar dengan mudah dan dapat menjadi infeksi yang lebih serius,
sangat penting untuk mengobatinya secepat mungkin. Pada lesi yang terlokalisir maka
pemberian antibiotik topikal diutamakan. Karena antibiotik topikal sama efektifnya dengan
antibiotik oral. Antibiotik oral disimpan untuk kasus dimana pasien sensitif terhadap
antibiotik topikal, lesi lebih luas atau dengan penyakit penyerta yang berat. Obat topikal yang
diberikan mupirocin 2% diberikan di kulit yang terinfeksi 3x sehari selama tiga sampai lima

14
hari. Antibiotik oral yang dapat diberikan adalah Amoxicillin dengan asam klavulanat;
cefuroxime;cephalexin; dicloxacillin; atau eritromicin selama 10 hari

Komplikasi

infeksi dari penyakit ini dapat tersebar keseluruh tubuh utamanya pada anak-anak. Jika tidak
di obati secara teratur, maka penyakit ini dapat berlanjut menjadi glomerulonefritis (2-5%)
akut yang biasanya terjadi 10 hari setelah lesi impetigo pertama muncul, namun biasanya
juga terjadi setelah 1-5 minggu kemudian.

Prognosis
Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan yang teratur,
meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis dan lain-lain. Lesi
mengalami perbaikan setelah 7-10 hari pengobatan.

Pencegahan

Untuk mencegah impetigo dapat dilakukan :


Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat
mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan
bersih
Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya.
Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang
panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.

15
Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang terinfeksi
dan cuci tangan setelah itu

16

Anda mungkin juga menyukai