1
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Modal saham-nilai nominal Rp 100 per
saham
Modal dasar 1.500.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh- 22 70.104.347.800 70.104.347.800
701.043.478 saham pada tahun 2013
Tambahan modal disetor 24 66.576.893.555 66.576.893.554
Selisih penilaian asset dan liabilitas 2r 141.163.689.040 141.163.689.040
Saldo laba 40.280.811.660 28.762.126.289
Komponen ekuitas lainnya
Surplus revaluasi 2s 13.408.802.873 13.408.802.873
Selisih penjabaran laporan keuangan 79.857.145.497 86.432.253.748
JUMLAH EKUITAS 411.391.690.425 406.448.113.303
2
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BEBAN USAHA
Penjualan 2m,27 3.470.372.839 3.035.284.535
Umum dan administrasi 2m,28 9.113.495.306 7.112.122.341
Jumlah Beban Usaha 12.583.868.145 10.147.406.876
LABA USAHA 27.295.067.548 11.312.746.741
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan bunga 2m 224.397.205 6.023.671
Beban bunga 2m (11.512.063.324) (5.893.028.763)
Laba (rugi) selisih kurs bersih 2m (3.036.682.963) (2.438.593.355)
Lain-lain bersih 2m 1.097.053.488 881.096.540
Beban lain-lain Bersih (13.227.295.594) (7.444.501.907)
LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN 14.067.771.954 3.868.244.834
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
TAKSIRAN PENGHASILAN (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN
Tangguhan 2o,29 (2.549.086.583) 210.129.193
Taksiran Beban Pajak Penghasilan (2.549.086.583) 210.129.193
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 11.518.685.371 4.078.374.027
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 2p 16.43 6,93
3
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Surplus Revaluasi
dan Selisih
Modal Penjabaran
Tambahan Modal
Ditempatkan dan Saldo Laba Laporan Keuangan Jumlah Ekuitas
Disetor
Disetor Penuh
4
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2013
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 196.247.259.793 126.003.327.711
Pembayaran kas kepada pemasok (179.433.627.846) (164.203.444.122)
Kas yang dihasilkan dari operasi 16.813.631.947 (38.200.116.411)
Pembayaran :
Bunga dan beban keuangan (11.931.260.734) (7.345.625.881)
Pajak (1.586.473.420) (741.529.815)
Lain-lain (376.846.255) (1.500.034.885)
Penerimaan:
Penghasilan bunga 224.397.205 6.023.671
Penghasilan lain 132.262.628 275.377.879
Kas Bersih yang Diperoleh/(digunakan) 3.275.711.371 (47.505.905.442)
untuk Aktivitas Operasi
5
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian Entitas
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. (Entitas) didirikan dengan akta Notaris M.M. Lomanto, S.H.
No. 22 tanggal 20 Pebruari 1984. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2315-HT.01.TH.1985 tanggal 25 April 1985 serta
diumumkan dalam Berita Negara No. 27 Tambahan No. 304 tanggal 3 April 1987. Anggaran
Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Dyah
Ambarwaty Setyoso, S.H. No. 25 tanggal 31 Oktober 2008, antara lain mengenai perubahan pasal
22 anggaran dasar Entitas dan penegasan perubahan susunan Direksi serta perubahan ketentuan
anggaran dasar Entitas guna penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-100935.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 31 Desember 2008.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas meliputi industri
rim, stabilizer dan peralatan lain dari alloy aluminium dan baja, serta perdagangan umum untuk
produk-produk tersebut. Kantor dan pabrik Entitas berlokasi di Jalan Muncul No. 1, Gedangan,
Sidoarjo, Jawa Timur.
Berdasarkan surat keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 604/A.1/1989 tanggal 12
September 1989, bidang usaha Entitas bebas analisis mengenai dampak lingkungan.
Pada tahun 1990, penawaran umum perdana 2.000.000 saham Entitas dan penjualan 1.000.000
saham milik pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan nilai nominal Rp 1.000 per
saham kepada masyarakat dinyatakan efektif.
Pada tahun 1994, para pemegang saham menyetujui pembagian satu saham bonus untuk setiap
satu saham.
Pada tahun 1997, para pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000
per lembar saham menjadi Rp 500 per saham, pembagian dividen saham sebanyak 2 saham
dengan nilai nominal Rp 500 kepada setiap pemegang 10 saham dengan nilai nominal Rp 1.000
per saham dan pembagian saham bonus sebanyak 8 saham dengan nilai nominal Rp 500 per
saham kepada setiap pemegang 5 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.
Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa tanggal 10 Januari 2003 yang diaktakan dengan akta
Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 13 tanggal 10 Januari 2003, para pemegang saham
menyetujui restrukturisasi hutang dan penambahan modal melalui penerbitan saham baru tanpa
hak memesan efek terlebih dahulu sejumlah 41.600.000 saham dengan harga sebesar Rp 1.250
per saham.
6
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (Lanjutan)
Pada tahun 2005, para pemegang saham meyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 500
per saham menjadi Rp 100 per saham.
Pada tahun 2013, Entitas telah mencatatkan 701.043.478 saham di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Juni 2013 yang diaktakan
dengan akta Notaris Siti Nurul Yuliami, S.H., M.Kn., No. 106 tanggal 28 Juni 2013, para
pemegang saham menyetujui perubahan susunan Dewan Direksi sehingga menjadi sebagai
berikut:
30 Juni 2014
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Bing Hartono Poernomosidi
Komisaris : Ratnawati Sasongko
Komisaris Independen : Paulus Bondan S. Herman
Dewan Direksi
Direktur Utama : Djoko Sutrisno
Direktur : Basuki Kurniawan
Direktur : Danny Kurnia
31 Desember 2013
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Bing Hartono Poernomosidi
Komisaris : Ratnawati Sasongko
Komisaris Independen : Paulus Bondan S. Herman
Dewan Direksi
Direktur Utama : Djoko Sutrisno
Direktur : Basuki Kurniawan
Direktur : Danny Kurnia
Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, susunan Komite Audit Entitas adalah sebagai
berikut :
30 Juni 2014
Ketua : Paulus Bondan S. Herman
Anggota : Sheilla Gunadi
Anggota : Rudi Setiawan
7
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (Lanjutan)
31 Desember 2013
Ketua : Paulus Bondan S. Herman
Anggota : Sheilla Gunadi
Anggota : Rudi Setiawan
Jumlah karyawan tetap Entitas adalah 745 orang dan 744 orang masing-masing pada tahun 30
Juni 2014 dan 31 Desember 2013.
Manajemen Entitas bertangung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan
pada tanggal 21 Juli 2014.
a. Peryataan Kepatuhan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, disusun berdasarkan pada saat terjadinya
(accrual basis) dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu
disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-
masing akun tersebut.
Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
Mata uang fungsional Entitas adalah dalam US Dollar. Mata uang penyajian yang digunakan
untuk penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah.
8
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Entitas menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing.
Pembukuan Entitas diselenggarakan dalam Rupiah, sedangkan mata uang fungsionalnya adalah
US Dollar. Dengan demikian, pada setiap akhir periode pelaporan, pembukuan Entitas dijabarkan
ke dalam US Dollar dengan menggunakan prosedur yang dijelaskan dalam Catatan 2s dan
kemudian dijabarkan lagi ke dalam mata uang penyajian Rupiah.
Untuk tujuan penyajian laporan keuangan, akun-akun Entitas tersebut dijabarkan ke dalam
Rupiah dengan menggunakan mekanisme berikut :
- Aset dan liabilitas dijabarkan dengan mengunakan kurs pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca);
- Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi;
- Akun entitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis; dan
- Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari komponen ekuitas lainnya pada akun
Selisih Penjabaran Laporan Keuangan dan disajikan sebagai bagian dari komponen ekuitas
lainnya pada laporan posisi keuangan (neraca).
Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan masa jatuh tempo
tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi
penggunaannya.
Entitas telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55
(Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK 60, Instrumen
keuangan: Pengungkapan. Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset
keuangan dan liabilitas keuangan.
9
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah
aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan, yaitu jika dimiliki terutama untuk
tujuan dijual kembali dalam waktu dekat atau terdapat bukti mengenai pola ambil untung
dalam jangka pendek yang terkini.
Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba
(rugi) yang belum direalisasi pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dikreditkan atau
dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas tidak mempunyai aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta
manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo.
Pada saat pengakuan awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diakui
pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada
saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya,
ditambah dengan biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan dan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang jangka pendek dimana perhitungan bunganya tidak material.
Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas mempunyai aset keuangan berupa pinjaman yang
diberikan dan piutang yang meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan
piutang pihak berelasi.
10
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(iv) Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset
keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
memenuhi kriteria kelompok lainnya. Aset keuangan ini dicatat sebesar nilai wajar. Selisih
antara nilai perolehan dan nilai wajar merupakan laba (rugi) yang belum direalisasikan pada
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang disajikan sebagai bagian dari pendapatan
komprehensif lain. Klasifikasinya termasuk dalam aset tidak lancar kecuali manajemen
bermaksud untuk menjual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual berupa investasi yang tersedia untuk dijual.
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif adalah liabilitas keuangan yang dapat dipindahtangankan dalam waktu
dekat. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung
nilai.
Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas tidak mempunyai liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur pada
biaya perolehan diamortisasi.
Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas mempunyai liabilitas keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi meliputi utang usaha, utang lain-lain, beban yang masih
harus dibayar, pinjaman bank jangka pendek, utang bank jangka panjang, utang sewa
pembiayaan dan utang pihak berelasi.
11
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk
menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah.
Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data
pasar yang dapat diobservasi
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan jumlah netonya dilaporkan pada
laporan posisi keuangan (neraca) ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum.
Pada setiap tanggal pelaporan, Entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa
aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau
kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan
hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang
merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa
depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai
meliputi:
- Kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak peminjam atau penerbit instrumen
keuangan;
- Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau
bunga;
- Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan
keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak
peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan
tersebut;
- Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;
- Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
Entitas melakukan transaksi dengna pihak-pihak berelasi seperti yang dinyatakan dalam PSAK
No. 7 (Revisi 2010) mengenai Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
12
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
h. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the
lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode
rata-rata tertimbang (weighted-average method).
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi
estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.
Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan
atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa yang akan datang.
Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai masa manfaatnya dan diamortisasi
menggunakan metode garis lurus.
j. Aset tetap
Entitas memilih model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran
atas aset tetap tanah, bangunan dan prasarana serta menggunakan model biaya (cost
model)sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap mesin dan peralatan pabrik, perabot dan
peralatan kantor dan alat pengangkutan.
Pada tanggal 1 Januari 2012, Entitas melakukan penelaah ulang atas estimasi umur manfaat aset
tetap berdasarkan penilaian yang dilakukan pihak independen sehingga taksiran masa manfaat
ekonomis aset tetap setelah penelaahan tersebut adalah sebagai berikut:
Tahun
Pematangan Tanah 10
Bangunan dan prasarana 20
Mesin dan peralatan pabrik 20
Perabot dan peralatan kantor 5
Alat pengangkutan 5
Kenaikan yang berasal dari revaluasi tanah, bangunan dan prasarana tersebut langsung
dikreditkan surplus revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas
aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini,
kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan
13
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset
tetap dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif apabila penurunan tersebut melebihi
saldo akun surplus revaluasi aset tetap yang berasal dari revaluasi sebelumnya, jika ada.
Saldo surplus revaluasi tersisa dipindahkan langsung ke saldo laba saat aset tetap yang telah
direvaluasi dijual atau dihentikan penggunaannya dan sejalan dengan penggunaan aset oleh
Entitas. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak melalui laporan laba rugi komprehensif.
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan cara disajikan kembali secara
proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto dari aset sehingga jumlah tercatat
aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasian. Jumlah penyesuaian yang timbul dari
penyajian kembali akumulasi penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam
jumlah tercatat yang dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari
Aset Tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya; pemugaran dan
penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi
atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan laba
rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
Entitas telah menerapkan kebijakan akuntansi untuk mengakui liabilitas manfaat karyawan sesuai
dengan PSAK No. 24 (Revisi 2010) mengenai imbalan kerja. Pemberian imbalan kerja
dilakukan oleh Entitas dengan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Entitas sehubungan dengan imbalan pasca kerja
ini.
PSAK 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan (kerugian)
aktuarial imbalan pasca kerja, dimana keuntungan (kerugian) aktuarial dapat diakui seluruhnya
melalui pendapatan komprehensif lainnya. Namun, Entitas tetap memilih menggunakan metode
koridor dalam perhitungan liabilitas manfaat karyawan.
Imbalan pasca kerja dihitung menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi
keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini
imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang
14
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung
apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan (neraca)
merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian
aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Keuntungan dan kerugian
aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman dan perubahan
asumsi-asumsi aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10%
dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau
dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang
bersangkutan.
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Entitas menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), mengenai
Penurunan Nilai Aset.
Pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Entitas menelaah nilai tercatat aset non-keuangan
untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai.
Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk
menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada), Bila tidak memungkinkan untuk
mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Entitas mengestimasi
nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau
nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas)
kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar
nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laporan laba rugi
komprehensif.
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi laporan
keuangan kecuali bagi pengungkapannya
Pendapatan dari penjualan domestik diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan,
sedangkan pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim. Beban diakui pada
saat terjadinya (accrual basis).
15
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
n. Sewa
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), dalam sewa pembiayaan, Entitas mengakui aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan (neraca) pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa.
Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama sewa, sehingga menghasilkan tingkat
suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode
terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset sewaan (disajikan
sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian
yang memadai bahwa Entitas akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam
sewa operasi, Entitas mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama
masa sewa.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Entitas menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) Pajak
Penghasilan, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam
memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah
tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan
transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul
dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar
pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Liabilitas pajak tangguhan diakui
untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
telah berlaku pada tanggl laporan posisi keuangan (neraca). Pajak tangguhan dibebankan atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan (neraca) atas dasar
kompensasi sesuai dengna penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
16
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba rugi bersih tahun berjalan dengan jumlah
rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan yaitu sebesar
701.043.478 saham pada tahun 2013 dan 2014.
q. Informasi Segmen
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi, segmen usaha menyajikan informasi
produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan
segmen usaha lain.
Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang
beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
r. Kuasi Reorganisasi
Berdasarkan PSAK No. 51 (Revisi 2003), mengenai Akuntansi Kuasi Reorganisasi, kuasi
reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Entitas untuk merestrukturisasi
ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya
berdasarkan nilai wajar untuk mendapatkan awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang
menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit.
Nilai wajar aset dan liabilitas Entitas dalam rangka kuasi reorganisasi ditentukan berdasarkan
nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik
yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dngan mempertimbangkan harga aset sejenis dan
teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan.
Berikut ini adalah perubahan standar akuntansi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2013
dan relevan namun tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan Entitas:
17
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan arus kas disajikan dengan metode tidak langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Entitas menerapkan PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing, yang diterapkan secara retrospektif.
PSAK ini menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dalam laporan
keuangan Entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Entitas
mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang
fungsionalnya. Entitas menentukan mata uang fungsionalnya adalah US Dollar tetapi
memutuskan mata uang penyajian lapran keuangan menggunakan Rupiah untuk tujuan
konsistensi dengan mata uang penyajian sebelumnya.
Sehubungan dengan penerapan PSAK ini, semua akun-akun Entitas, yang dilaksanakan dalam
Rupiah, telah dijabarkan ke dalam Dollar AS yang merupakan mata uang fungsional, dengan
menggunakan prosedur sebagai berikut secara retrospektif:
Pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup; Pos non-moneter yang
diukur dalam biaya historis dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal
transaksi; dan Pos non-moneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.
Akun-akun yang telah dijabarkan sebagaimana disebutkan dalam paragraf sebelumnya kemudian
dijabarkan ke dalam Rupiah yang merupakan mata uang penyajian, dengan menggunakan
prosedur sebagai berikut :
Aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan yang disajikan (termasuk komparatif)
dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangn tersebut;
Penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif (termasuk komparatif)
dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
Semua selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada akun Selisih
Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan disebut dengan (CTA).
Penyusunan laporan keuangan mengharuskan majemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada
tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporakn selama periode
pelaporan.
18
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pos-pos signifikan yang terkait dengan taksiran dan asumsi antara lain :
Entitas mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan
tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal; tersebut, Entitas mempertimbangkan
berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu
hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari
pihak ketiga dan factor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas
jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh
Entitas. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi
yang diterima mempengaruhi julah cadangan kerugian penurunan nilai piutang.
Entitas menetapkan klasifikasikan atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
(Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai
dengan kebijakan akuntansi Entitas seperti diungkapkan pada catatan 2c.
c. Aset tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen
mengistimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Umur masa
manfaat ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industry dimana Entitas
menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa
depan mungkin direvisi.
d. Pajak penghasilan
e. Imbalan kerja
Nilai kini liabilitas imbalan kerja tergantung pada sejumlah factor yang ditentukan dengan
menggunakan asumsi aktuaria. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya bersih untuk
pensiun termasuk tingkat pengembalian jangka panjang yang diharapkan atas aset program dan
19
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
tingkat diskonto yang relevan. Setiap perubahan dalam asumsi ini akan berdampak pada nilai
tercatat liabilitas imbalan kerja.
Asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program ditentukan secara seragam,
dengan mempertimbangkan pengembalian historis jangka panjang, alokasi aset dan perkiraan
masa depan atas pengembalian investasi jangka panjang.
Asumsi penting lainnya untuk liabilitas imbalan kerja sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat
ini.
4. KUASI ORGANISASI
Sesuai dengan PSAK No. 51 (Revisi 2003) (PSAK No. 51), mengenai Akuntansi Kuasi
Reorganisai. Kuasi reorganisasi (kuasi) merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Entitas
merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai seluruh aset dan liabilitasnya
berdasarkan nilai wajar.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Entitas melakukan kuasi sesuai dengan PSAK No, 51, untuk
mengeliminasi saldo defisit sebesar 16.923.085.477. Pelaksanaan kuasi didasarkan atas keyakinan
yang memadai bahwa Entitas setelah kuasi akan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya
(going concern).
Penentuan nilai wajar aset dan liabilitas dalam rangka kuasi dilakukan sesuai dengan nilai wajar pada
tanggal kuasi reorganisasi. Apabila nilai pasar tidak tersedia atau tidak menggambarkan nilai wajar
instrument lain yang substansinya sejenis, estimasi perhitungan nilai sekarang, atau arus kas diskonto.
Sedangkan untuk aset dan liabilitas tertentu, penilaian dilakuakan sesuai dengan PSAK terkait. Selisih
lebih atas penilaian aset dan liabilitas Entitas dicatat pada akun Selisih Penilaian Aset dan
Liabilitas.
Selisih penilaian aset dan liabilitas Entitas sebagai hasil dari penyesuaian nilai wajar aset dan
liabilitas, yang diambil dari penilaian kembali aset dan liabilitas Entitas sesuai nilai wajar berdasarkan
Laporan Penilaian Independen kantor Jasa Penilai Publik Hari Utomo dan Rekan sebesar Rp
158.086.774.517.
Perhitungan eliminasi atas saldo defisit Entitas pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar
Rp16.923.085.477 adalah sebagai berikut :
20
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank
Pihak ketiga
PT Bank Negara Indonesia (persero)Tbk
(US$ 162.079, EUR 8.000 dan Rp 49.115.903 pada 2.119.690.739 2.434.006.635
tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 189.280, Rp 42.527.333
dan EUR 5.015 pada tanggal 31 Desember 2013)
PT Bank Central Asia Tbk 1.185.258.345 2.042.999.543
United Overseas Bank Limited 164.422.103 167.444.315
(US$ 13.737 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 13.737
pada tanggal 31 Desember 2013)
PT Bank Rakyat Indonesia 1.276.406.285 5.380.463.851
(US$ 47.716, EUR 38.810 dan Rp 71.412.003 pada
tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 362.966, EUR 54.349 dan
Rp 42.036.133 pada tanggal 31 Desember 2013)
PT Bank Panin Tbk 54.269.726 49.211.682
(US$ 3.734 dan Rp 9.580.592 pada tanggal 30 Juni
2014 dan US$ 3.767 dan Rp 3.298.401 pada tanggal 31
Desember 2013)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., 115.560.934 50.165.292
(US$ 9.655 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 4.116
pada tanggal 31 Desember 2013)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 3.081.231 3.216.881
PT Bank Ekspor Indonesia 13.527.838.491 8.432.458.560
(US$ 1.130.240 pada tanggal 30 Juni 2014 dan US$
691.809 pada tanggal 31 Desember 2013)
Sub Jumlah 18.446.527.854 18.559.966.759
Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Entitas tidak mempunyai saldo kas dan setara kas
pada pihak berelasi.
6. DEPOSITO BERJANGKA
Akun ini terdiri dari :
30 Juni 2014 31 Desember 2013
PT. Bank Rakyat Indonesia 54.401.498.800 30.858.038.070
21
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PIUTANG USAHA
Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, analisis umur piutang usaha adalah sebagai
berikut:
Jatuh tempo:
1 30 hari 148.715.593 0.17 448.529.140 0.8
31 60 hari - 294.147.262 0.5
Lebih dari 60 hari 47.702.713.624 54.53 34.332.070.011 58.4
Jumlah 87.479.760.907 100 58.836.142.975 100
Entitas berkeyakinan bahwa cadangan penurunan nilai piutang pada pihak ketiga cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha dikemudian hari.
22
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PIUTANG LAIN-LAIN
Pihak Ketiga
Special Falgar I Kungsbacka Co., 2.842.637.500 2.894.887.500
(US$ 237.500 pada tanggal 30 Juni 2014
dan tanggal 31 Desember 2013)
Svenska Faelg I Eksj Co., 2.663.102.500 2.712.052.500
(US$ 222.500 pada tanggal 30 Juni 2014
dan tanggal 31 Desember 2013)
Prestige Autotech Co., Ametika Serikat 3.166.758.020 23.336.815.620
(US$ 264.580 pada tanggal 30 Juni 2014
dan US$ 1.914.580 pada tanggal 31
Desember 2013)
Lain-lain 10.950.408.915 968.637.989
(US$ 885.714, dan Rp 349.224.362 pada
tanggal 30 Juni 2014 dan US$ 48.355
dan Rp 379.233.165 pada tanggal 31
Desember 2013)
Piutang lain-lain pada pihak ketiga merupakan piutang atas penagihan penggantian biaya mould.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember
2013, manajemen Entitas berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat ditagih, oleh karena itu tidak ada
ditentukan adanya penurunan nilai piutang lain-lain.
23
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PERSEDIAAN
Seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang.
Persediaan diasuransikan atas resiko kebakaran dan resiko lainnya berdasarkan suatu paket polis
tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 6.500.000 pada tahun 2014 dan 2013. Manajemen
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin
terjadi.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup
untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat penurunan nilai persediaan dikemudian hari.
Uang muka pemasok merupakan uang muka atas pembelian bahan pembantu dan aset tetap.
24
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Pematangan tanah 938.982.561 - - - 938.982.561
Bangunan dan prasarana 2.068.674.848 1.755.462.932 - - 3.824.137.780
Mesin dan peralatan pabrik 38.214.053.516 12.494.071.580 - - 50.708.125.096
Perabot dan peralatan kantor 538.336.352 175.804.185 - - 714.140.537
Alat pengangkutan 1.491.959.419 284.050.750 120.900.000 - 1.655.110.169
Sub-jumlah 43.252.006.696 14.709.389.447 - 57.840.496.143
2013
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Selisih Translasi Saldo Akhir
Nilai Tercatat
Kepemilikan langsung
Hak atas tanah 74.525.000.000 - - 18.148.456.948 92.673.456.948
Pematangan tanah 938.982.561 - - - 938.982.561
Bangunan dan prasarana 41.373.496.960 - - 9.571.578.289 50.945.075.249
Mesin dan peralatan pabrik 216.601.590.885 8.291.169.260 185.068.793 29.872.053.278 254.579.744.630
Perabot dan peralatan kantor 1.342.992.300 144.213.415 - 82.498.537 1.569.704.252
Alat pengangkutan 4.050.950.507 - - 237.064.288 4.288.014.795
Aset dalam penyelesaian 29.028.844.230 2.078.131.980 - 4.787.285.082 35.894.261.292
Sub-jumlah 367.861.857.443 10.513.514.655 185.068.793 62.698.936.422 440.889.239.727
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Pematangan tanah 938.982.561 58.455.791 - - 938.982.561
Bangunan dan prasarana - 1.931.330.311 - (1.931.330.311) 2.068.674.848
Mesin dan peralatan pabrik 16.478.475.933 16.478.475.933 - - 38.214.053.516
Perabot dan peralatan kantor 263.351.741 263.458.996 (107.255) - 538.336.352
Alat pengangkutan 724.434.619 724.434.619 - - 1.491.959.419
Sub-jumlah 18.405.244.854 19.456.155.650 (107.255) (1.931.330.311) 43.252.006.696
25
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2013
Beban pokok penjualan 14.335.903.443 25.091.557.475
- Beban pabrikasi
Beban penjualan 18.636.047 37.808.553
Beban umum dan administrasi 372.904.687 727.330.224
Jumlah 14.727.444.177 25.856.696.252
Pada tahun 2014 dan 2013, aset tetap Entitas telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko
lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar
US$ 42.429.118 dan Rp 640.000.000.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang
mungkin terjadi.
Manajemen Entitas telah melakukan pengkajian ulang atas estimasi umur ekonomis, metode
penyusutan dan nilai residu pada setiap akhir pelaporan.
Manajemen Entitas menyatakan bahwa tidak terdapat aset tetap yang masih memiliki nilai buku
namun berhenti beroperasi.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai
aset di tahun 2014 dan 2013.
Beban ditangguhkan bersih sebagian besar merupakan biaya sehubungan dengan biaya penyelesaian
hutang pada tahun 2014 dan 2013.
26
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada September 2012, Entitas mendapat fasilitas pinjaman jangka pendek dari PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (Persero), yaitu berupa:
- Kredit Modal Kerja dengan batas maksimum sebesar Rp 4.000.000.000, tingkat bunga atas
pinjaman adalah sebesar 12.5% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun.
- Kredit Modal Kerja Ekspor dengan batas maksimum sebesar US$ 2.500.000, tingkat bunga atas
pinjaman adalah sebesar 7% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun.
Pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan utang bank jangka pendek dari Indonesia
Eximbank, yaitu berupa :
- Kredit Modal Kerja Ekspor dengan batas maksimum sebesar US$ 2.000.000, tingkat bunga atas
pinjaman adalah sebesar 6% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun.
- Kredit Modal Kerja Ekspor dengan batas maksimum sebesar US$ 15.000.000, tingkat bunga atas
pinjaman adalah sebesar 6% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun.
- Jasa perdagangan dengan batas maksimum sebesar US$ 10.000.000, dengan jangka waktu
pinjaman 1 tahun.
27
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Utang usaha timbul dari pembelian bahan baku, bahan pembantu dan lain-lain yang digunakan untuk
produksi velg.
Tidak ada jaminan yang diberikan atas saldo utang usaha di atas.
28
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan transaksi pembelian kepada pihak ketiga sebesar Rp 3.019.779.477 dan Rp
3.401.802.162 masing-masing pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.
29
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada bulan September 2012, Entitas mendapat fasilitas pinjaman dari BRI, yaitu berupa:
- Kredit investasi dengan batas maksimum sebesar Rp 7.300.000.000, tingkat bunga atas pinjaman
adalah sebesar 12% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 4 tahun.
Entitas mendapatkan fasilitas Kredit Investasi Ekspor dengan batas limit sebesar USD 8.800.000
untuk pengambilalihan fasilitas kredit Entitas di Bank Negara Indonesia (BNI). Fasilitas ini akan
jatuh tempo pada tahun 2015. Seluruh pinjaman Entitas kepada Indonesia Eximbank dijamin dengan
persediaan senilai Rp 115.000.000.000, piutang usaha sebesar Rp 115.000.000.000, tanah dan
bangunan Entitas sebesar Rp 130.000.000.000, mesin dan peralatan sebesar Rp430.000.000.000, serta
jaminan pribadi dari Presiden Direktur Entitas.
Berdasarkan Akta Notaris Hj. Trining Ariswati, S.H. No. 16 tanggal 24 Mei 2012, Entitas melakukan
perjanjian penjaminan dengan PT Asuransi Ekspor Indonesia untuk memperoleh fasilitas Standby
Line Usance L/C Impor dengan limit penjaminan maksimal sebesar US$ 15.000.000 dengan jangka
waktu 1 tahun sejak 23 April 2012, dan telah diperpanjang hingga tahun 2014.
30
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Utang sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa pembiayaan yang bersangkutan. Perjanjian sewa
guna usaha ini membatasi Entitas antara lain dalam melakukan penjualan dan pemindahan aset sewa
pembiayaan.
Berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Sienco Aktuarindo Utama, aktuaris
independen dalam laporannya masing-masing tanggal 4 April 2013 dengan menggunakan metode
Projected Unit Credit, Entitas mencatat liabilitas atas pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan
ganti kerugian pada karyawan masing-masing sebesar Rp 13.176.829.338 pada tanggal 31 Juni 2014
dan 31 Desember 2013 yang disajikan sebagai Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja dalam
laporan posisi keuangan (neraca).
31
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen Entitas berpendapat bahwa jumlah akrual pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam dalam UU No. 13/2003 dan PSAK No. 24
(Revisi 2010).
Berdasarkan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek, PT Raya Saham
Registra, susunan pemegang saham Entitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni
2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Presentase Kepemilikan
Pemegang saham Jumlah
Disetor Penuh %
(Lembar)
PT. Enmaru International 266.000.000 37.94 26.600.000.000
Ratnawati Sasongko 34.745.900 4.96 3.474.590.000
Venice Enterprises 113.043.478 16.12 11.304.347.800
Holdings Ltd., British
Virgin Islands
Masyarakat (masing-masing 287.254.100 40.98 28.725.410.000
dibawah 5%)
Jumlah 701.043.478 100,00 70.104.347.800
Surplus revaluasi berasal dari revaluasi aset tetap tanah dan bangunan dan prasarana. Apabila aset
tetap yang telah direvaluasi tersebut dijual, bagian dari surplus revaluasi dari aset tetap tersebut
direalisasikan dengan memindahkan langsung ke saldo laba.
32
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan neto adalah sebagai berikut:
2014
Wheelworld GMBH 41.920.358.520
Amring Amerikanska Ringde -
Prestige Autotech Co.,Amerika Serikat 62.164.914.130
Special Falgar 23.542.642.530
Jumlah 127.627.915.180
2013
Amring Amerikanska Ringde 19.090.772.734
MIM Tecnomagnesio S.R.L Co., 17.108.450.231
Prestige Autotech Co., 27.794.701.923
Jumlah 63.993.924.888
33
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2013
Pemakaian bahan baku 123.713.898.762 67.777.190.645
Upah langsung 15.093.223.576 12.483.393.021
Beban pabrikasi 40.074.421.408 52.758.378.492
Jumlah Beban Produksi 178.881.543.746 133.018.962.158
2014 2013
Gaji dan upah 853.153.057 788.790.498
Perijinan - 45.372.192
Perjalanan dinas 437.423.371 154.659.377
Pengangkutan 1.749.883.265 -
Beban Bank 43.237.073 -
Telepon, fax dan internet - 40.830.736
Penyusutan 18.636.047 18.569.582
Lain-lain 368.040.026 1.987.062.150
Jumlah 3.470.372.839 3.035.284.535
34
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2013
Gaji dan upah 4.240.507.475 3.851.395.070
Amortisasi 1.041.669.988 682.199.705
Perjalanan dinas 829.115.176 305.926.165
Alat tulis kantor 207.777.623 131.135.727
Listrik 221.338.002 165.478.209
Makan dan minum 101.924.500 30.075.100
Telepon, fax dan internet 107.552.182 113.847.091
Perijinan 109.580.700 99.822.800
Penyusutan 372.904.687 364.420.702
Beban bank 244.255.853 -
Lain-lain 1.636.869.120 1.367.821.772
Jumlah 9.113.495.306 7.112.122.341
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012, dan taksiran
rugi fiskal adalah sebagai berikut:
35
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2013
Laba (rugi) sebelum taksiran beban 14.067.771.954 3.868.244.834
pajak penghasilan
Beda waktu
Penyusutan 1.703.417.300 (2.919.635.236)
Amortisasi 223.708.654 644.173.682
Beda tetap
Jamuan dan sumbangan 49.111.311 41.716.738
Penghasilan bunga yang pajaknya (224.397.205) -
bersifat final
Beban kesejahteraan karyawan 60.870.180 -
Penyusutan revaluasi (3.757.009.910) -
Denda pajak 70.000.200
Taksiran laba (rugi) fiskal 12.123.472.285 1.704.500.218
Kumulatif rugi fiskal (23.882.702.146) (63.326.852.521)
Koreksi fiskal SKP - -
Taksiran laba (rugi) fiskal (11.759.229.861) (61.622.352.303)
2014 2013
Pajak penghasilan
Pasal 22 967.822.282 212.105.260
Jumlah 967.822.282 212.105.260
Pajak Tangguhan
2014 2013
Penghasilan (beban) pajak
tangguhan
Rugi fiskal (3.030.868.071) (426.125.054)
Penyusutan 425.854.325 729.908.809
Amortisasi beban ditangguhkan 55.927.164 (93.654.562)
Taksiran Penghasilan (Beban) Pajak (2.549.086.583) 210.129.193
Penghasilan - Tangguhan
36
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara taksiran penghasilan (beban) pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak
yang berlaku dari laba akuntansi sebelum taksiran beban pajak, dengan taksiran beban pajak seperti
yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014 2013
Laba (rugi) sebelum pos luar biasa 14.067.771.954 3.868.244.834
dan taksiran beban pajak
penghasilan
Taksiran pajak penghasilan dengan 3.516.942.989 967.061.208
tarif pajak yang berlaku
Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai
berikut:
Taksiran laba fiskal Entitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 telah sesuai dengan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang akan disampaikan kepada Kantor Pelayanan
Pajak.
Saldo aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut:
38
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2013
Informasi menurut daerah geografis
Penjualan bersih:
Eropa 150.539.762.132 104.060.408.891
Amerika 62.164.914.130 27.794.701.923
Afrika - 5.064.586.847
Australia 3.509.275.535 4.756.274.761
Lokal 6.144.666.069 6.526.405.656
Asia 1.015.683.836 832.388.443
Timur Tengah - -
Jumlah 223.374.301.702 149.034.766.521
Kegiatan Entitas sangat berhubungan dengan kondisi perekonomian maupun pertumbuhan ekonomi
global, termasuk menguat atau melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Sehingga
kebijakan fiscal dan moneter yang dijalankan oleh Pemerintah dapat mempengaruhi kinerja Entitas,
walaupun hal tersebut merupakan berada diluar kendali Entitas.
Tujuan pengelolaan modal Entitas adalah untuk pengamanan kemampuan Entitas dalam melanjutkan
kelangsungan usaha agar dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham dan pihak berkepentingan
lainnya serta mempertahankan struktur permodalan yang optimum untuk meminimalkan biaya modal.
Secara periodik, Entitas melakukan valuasi hutang untuk menentukan kemungkinan refinancing
hutang yang ada dengan utang baru yang lebih efisien yang akan mengarah pada biaya hutang yang
lebih optimal.
Selain harus memenuhi persyaratan pinjaman, Entitas juga harus mempertahankan struktur
permodalannya pada tingkat yang tidak berisiko terhadap peringkat kreditnya dan setara dengan
pesaingnya.
39
PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 Juni 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rasio hutang berdampak bunga terhadap ekuitas (dengan membandingkan hutang yang dikenai bunga
terhadap jumlah ekuitas) adalah rasio yang diawasi oleh manajemen untuk mengevaluasi struktur
permodalan Entitas dan menelaah efektivitas utang Entitas.
Sesuai dengan persyaratan dari pihak bank bahwa Entitas harus memelihara beberapa rasio keuangan.
Aktivitas Entitas mengandung berbagai macam risiko keuangan antara lain: risiko mata uang, risiko
suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan
oleh Entitas adalah sebagai berikut:
3. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal
memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.
Kebijakan Entitas dalam melakukan penjualan selalu menetapkan uang muka atau pembukaan
L/C sebelum proses produksi dijalankan dan memastikan barang telah dibayar lunas saat barang
tersebut dikirim.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana entitas akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana
untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.
Entitas akan menerapkan dan mempertahankan likuiditas dengan jalan memperlancar
kolektabilitas atas piutang yang timbul dengan membuat kebijakan pengeluaran yang mendukung
terhadap kepastian waktu pembayaran.
Manajemen Entitas bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan
pada tanggal 21 Juli 2014.
40