Laporan Keuangan
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada
Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit), dan
Tahun-tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 serta
Laporan Posisi Keuangan pada Tanggal
1 Januari 2009/31 Desember 2008
Laporan Keuangan
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada
Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit), dan
Tahun-tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, serta
Laporan Posisi Keuangan Pada Tanggal
1 Januari 2009/ 31 Desember 2008
1 Januari 2009/ *)
Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011 *) 31 Desember 2010 *) 31 Desember 2009 *) 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 2.c, 2.f, 3 425.515.098.239 583.188.263.886 354.926.218.027 178.658.499.452 140.550.958.344
Investasi Jangka Pendek 2.d, 4 24.276.133.745 24.276.133.745 340.147.168.044 22.060.400.000 22.060.400.000
Piutang Usaha
Pihak-pihak Berelasi
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing
sebesar Rp 1.853.703.425, Rp 4.175.637.396, Rp 47.357.425,
Rp 1.609.798.998 dan Rp 871.611.209) 2.f, 2.r, 5 441.841.605.772 498.998.752.904 127.378.232.088 206.289.914.678 110.685.339.242
Pihak-pihak Ketiga
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing
sebesar Rp 22.083.566.564, Rp 24.857.315.971, Rp 30.781.405.461,
Rp 39.091.815.382 dan Rp 25.817.920.573) 2.f, 5 276.711.502.590 473.086.934.052 467.552.298.775 219.335.227.382 232.158.231.758
Piutang Retensi
Pihak-pihak Berelasi
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing
sebesar Rp 488.244.169, Rp 382.398.318, Nihil, Rp 12.175.213 dan
Rp 563.836.338) 2.f, 2.g, 2.r, 6 116.233.378.702 126.145.746.835 79.028.820.627 35.043.676.697 8.346.335.773
Pihak-pihak Ketiga
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing
sebesar Rp 16.903.456.277, Rp 10.393.959.406, Rp 9.046.297.738,
Rp 22.132.650.633 dan Rp 18.101.513.147) 2.f, 2.g, 6 304.528.174.881 318.434.337.473 208.500.729.971 167.057.559.976 154.252.208.861
Piutang Lain-lain
Pihak-pihak Berelasi
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
sebesar Rp 12.833.995.383 per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, serta
Nihil per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.f, 2.r, 7 265.060.480.849 142.448.447.857 129.692.547 243.907.712 625.285.422
Pihak-pihak Ketiga
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
sebesar Nihil per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, serta
Rp 10.385.494.314, Rp 7.769.825.544 dan Rp 502.641.747 masing-masing
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.f, 7 4.689.795.142 4.590.303.099 20.969.803.143 19.053.440.382 24.058.895.234
Piutang Pemegang Saham 27.b -- -- -- 474.992.100.000 --
Persediaan 2.j, 8 509.624.399.504 351.258.887.957 232.964.157.186 166.382.476.656 124.212.121.607
Tagihan Bruto Kepada Pelanggan
Pihak-pihak Berelasi
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 4.128.279.970 per 30 Juni 2012 dan Nihil per 31 Desember 2011, 2010,
2009 dan 2008) 2.f, 2.h, 2.r, 9 584.658.338.636 324.316.005.904 389.461.745.537 213.592.894.272 163.551.588.509
Pihak-pihak Ketiga
(Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 7.677.683.921 dan Rp 5.007.022.951 masing-masing per 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011, serta Nihil per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.f, 2.h, 9 1.826.347.614.494 1.382.044.176.517 1.263.813.726.534 597.735.827.322 561.095.388.246
Pajak Dibayar di Muka 2.s, 10.a 205.828.963.307 255.775.066.972 126.226.504.673 268.454.524.226 229.998.571.241
Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 2.i, 11 143.436.558.131 119.217.387.466 138.229.976.331 161.479.645.729 153.067.671.029
Jumlah Aset Lancar 5.128.752.043.992 4.603.780.444.667 3.749.329.073.483 2.730.380.094.484 1.924.662.995.266
ASET TIDAK LANCAR
Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 2.f, 12 175.000.000.000 175.000.000.000 -- -- --
Investasi Pada Entitas Asosiasi 2.d, 14.a 7.329.469.643 7.314.876.811 6.732.398.730 7.797.215.285 7.141.561.432
Investasi Pada Ventura Bersama
Pihak-pihak Berelasi 2.r, 2.u, 13 19.321.570.535 15.265.358.610 45.857.291.626 54.254.423.259 27.643.631.303
Pihak-pihak Ketiga 2.u, 13 45.544.591.378 20.865.909.410 19.499.095.377 21.767.695.670 14.249.220.415
Investasi Jangka Panjang Lainnya 2.e, 14.b 94.458.000.000 94.458.000.000 100.318.592.400 100.318.592.400 100.178.529.332
Aset Tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan
per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing
sebesar Rp 170.716.271.711, Rp 155.117.470.437, Rp 132.698.527.887,
Rp 124.657.846.277 dan Rp 112.819.639.904) 2.k, 15 185.770.251.855 192.398.571.437 152.123.694.549 144.444.130.431 141.094.528.589
Aset Lain-lain 2.l, 16 11.854.275.156 6.918.553.573 4.880.024.369 12.282.816.296 13.290.789.782
Jumlah Aset Tidak Lancar 539.278.158.566 512.221.269.841 329.411.097.051 340.864.873.341 303.598.260.853
JUMLAH ASET 5.668.030.202.559 5.116.001.714.508 4.078.740.170.534 3.071.244.967.825 2.228.261.256.119
1 Januari 2009/ *)
Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011 *) 31 Desember 2010 *) 31 Desember 2009 *) 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman Bank Jangka Pendek
Pihak-pihak Berelasi 2.f, 2.r, 17 1.177.053.687.258 806.637.853.977 1.011.280.237.170 722.360.018.688 699.753.348.335
Pihak-pihak Ketiga 2.f, 17 399.463.513.922 398.330.514.288 -- 100.000.000.000 50.010.112.000
Utang Usaha
Pihak-pihak Berelasi 2.f, 2.r, 18 28.489.700.158 26.725.561.045 27.403.870.756 35.801.838.850 18.339.942.913
Pihak-pihak Ketiga 2.f, 18 1.305.486.767.682 1.634.988.803.644 872.890.079.451 902.904.283.390 692.991.876.083
Utang Bruto Kepada Pihak-pihak Ketiga 2.f, 2.n, 19 672.016.638.877 1.022.911.841.173 1.140.388.806.050 450.155.002.074 441.259.745.235
Beban Masih Harus Dibayar 2.f, 21 12.340.322.431 8.440.741.203 19.898.948.370 7.011.802.147 12.478.176.456
Utang Pajak 2.s, 10.b 29.674.643.949 28.116.924.693 27.789.638.831 18.165.523.523 7.154.649.159
Uang Muka Kontrak Jangka Pendek 2.f, 20 453.726.309.623 462.490.507.935 289.665.780.849 266.910.495.682 223.856.778.512
Uang Muka Penjualan Investasi 22 58.965.597.064 -- -- -- --
Liabilitas Jangka Pendek Lainnya 23 11.448.312.670 29.394.037.126 30.918.189.726 32.511.609.627 35.850.503.927
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 4.148.665.493.634 4.418.036.785.084 3.420.235.551.203 2.535.820.573.981 2.181.695.132.620
Beban Pajak Penghasilan 2.s, 10.d (61.889.615.410) (42.333.901.942) (159.837.737.328) (116.164.146.776) (98.867.543.323)
Laba Bersih Tahun Berjalan 36.941.026.553 12.508.786.439 171.989.194.121 124.079.359.763 50.683.132.309
Pendapatan (Beban) Komprehensif Setelah Pajak
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan dalam Valuta Asing 2.q 165.516.967 (48.998.208) 467.611.156 (9.046.990.053) 1.970.067.043
Total Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan 37.106.543.520 12.459.788.231 172.456.805.277 115.032.369.710 52.653.199.352
LABA USAHA PER SAHAM DASAR 35 8.267 6.551 25.602 21.131 14.174
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 35 2.052 695 9.555 6.893 2.816
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (157.673.165.647) (35.662.969.564) 228.262.045.859 176.267.718.575 38.107.541.108
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 583.188.263.886 354.926.218.027 354.926.218.027 178.658.499.452 140.550.958.344
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2.c, 3 425.515.098.239 319.263.248.463 583.188.263.886 354.926.218.027 178.658.499.452
1. Umum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 40 Tahun 1970 status Perusahaan berubah dari
Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan (Persero). Selanjutnya, Perusahaan dinamakan
PT Waskita Karya (Persero) berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Nomor 80 Tanggal 15 Maret 1973,
yang dibuat di hadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH. Akta Perseroan Terbatas tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 20 Agustus 1973 dengan surat keputusan
Nomor : 4.a.5/310/3 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 82 tanggal
13 Nopember 1973, Tambahan Berita Negara Nomor 91.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, dan perubahan terakhir dilakukan
berdasarkan Akta No. 140 tanggal 20 Juli 2010, yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH, Notaris di
Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, tanggal 31 Maret 2010 dengan surat keputusan No. AHU – AH.01.10.19055 Tanggal
27 Juli 2010.
Perubahan anggaran dasar terakhir tersebut antara lain berkaitan dengan perubahan lembar saham
dan nilai nominal saham pada modal dasar Perusahaan.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
Kegiatan usaha Perusahaan yang saat ini telah dijalankan Perusahaan adalah kegiatan pelaksanaan
konstruksi dan pekerjaan terintegrasi Enginering, Procurement and Construction (EPC ).
1.c. Organisasi
Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nomor KEP-233/MBU/2012; KEP-PS06/PPA/0612
tanggal 19 Juni 2012 menetapkan 6 (enam) anggota Direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk yaitu
seorang Direktur Utama dan 5 (lima) Direktur, dengan pembagian tugas sesuai Keputusan Direksi
No. 12/SK/WK/2012 tanggal 18 Juli 2012.
Wilayah Kerja
Sesuai Keputusan Direksi No. 10/SK/WK/2011 tanggal 20 Juli 2011 tentang Perubahan Struktur
Organisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Struktur Organisasi Perusahaan berbasis Unit Bisnis. Unit
Bisnis mempunyai fungsi pemasaran sampai dengan fungsi produksi. Jumlah Unit Bisnis sebanyak 7
Divisi dan 1 Engineering Procurement Construction (EPC) sebagai berikut:
Unit Bisnis Wilayah Operasi Kedudukan
Divisi I Daerah operasinya meliputi seluruh Indonesia dan luar negeri (kecuali Jakarta
Timur Leste) berkedudukan di Jakarta dengan melaksanakan khusus
Proyek Gedung dengan Nilai Kontrak > Rp 75 Milyar, Proyek EPC dan
Property (Investasi).
Divisi II Daerah operasional meliputi seluruh Indonesia berkedudukan di Jakarta
Jakarta dengan melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam bidang
pemasaran sampai dengan produksi untuk seluruh proyek sipil khusus
yang ada di dalam negeri.
Divisi III Daerah operasi meliputi Pulau Sumatera, berkedudukan di Pekanbaru. Pekanbaru
Melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam bidang pemasaran sampai
dengan produksi untuk proyek Gedung kecuali yang ditangani oleh
Divisi I, proyek sipil kecuali yang ditangani oleh Divisi II.
Divisi IV Daerah operasi meliputi Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Jakarta
Tengah dan DIY, berkedudukan di Jakarta. Melaksanakan kegiatan
Perusahaan dalam bidang pemasaran sampai dengan produksi untuk
proyek Gedung, kecuali yang ditangani oleh Divisi I, proyek sipil kecuali
yang ditangani oleh Divisi II.
Divisi V Daerah operasi meliputi pulau Kalimantan, berkedudukan di Balikpapan
Balikpapan. Malaksanakan kegiatan Perusahaan dalam bidang
pemasaran sampai dengan produksi untuk proyek Gedung kecuali
yang ditangani oleh Divisi I, proyek sipil kecuali yang ditangani oleh
Divisi II.
Divisi VI Daerah operasi meliputi seluruh Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan Luar Surabaya
Negeri (Timor Leste), berkedudukan di Surabaya. Melaksanakan
kegiatan Perusahaan dalam bidang pemasaran sampai dengan
produksi untuk proyek Gedung kecuali yang ditangani oleh divisi I,
proyek sipil kecuali yang ditangani oleh Divisi II.
Divisi VII Daerah operasi meliputi seluruh Sulawesi, Maluku dan Papua, Makasar
berkedudukan di Makasar. Melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam
bidang pemasaran sampai dengan produksi untuk proyek Gedung
kecuali yang ditangani oleh Divisi I, proyek sipil kecuali yang ditangani
oleh Divisi II.
Divisi EPC Melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam bidang pemasaran Jakarta
Engineering dan Procurement proyek-proyek EPC, sedangkan
kegiatan produksi proyek C dilakukan oleh unit bisnis lain.
Berdasarkan keputusan Direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk No. 12/SK/WK/2012 tanggal
18 Juli 2012 tentang Perubahan Struktur Organisasi Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk
terdapat penambahan Unit Bisnis Divisi Realty yang berkedudukan di Jakarta. Unit bisnis ini
melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam bidang Pemasaran sampai dengan Produksi untuk Proyek
Realty.
Susunan Komite Risiko dan Asuransi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Ketua : Kohirin Suganda Saputra Kohirin Suganda Saputra Kohirin Suganda Saputra Soemarno Soerono
Anggota : Tjahyo Winarto Tjahyo Winarto Tjahyo Winarto Mohammad Danial
Dadan Krisnandar Dadan Krisnandar Dadan Krisnandar Fatchul Hadi
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Kepala Satuan Pengendalian Intern Syamsudin AB Syamsudin AB Didit Oemar Prihadi Purnomo Subekti
Sekretaris Perusahaan Netty Rohastuti Netty Rohastuti Netty Rohastuti Netty Rohastuti
Komisaris diangkat melalui Surat Keputusan Para Pemegang Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Nomor: SK-233/MBU/2012 dan KEP-PS 06/PPA/0612 tanggal 19 Juni 2012. Direksi diangkat melalui
Surat Keputusan Para Pemegang Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nomor SK234/MBU/2012
dan KEP-PS 07/PPA/0612 tanggal 19 Juni 2012. Komite Audit diangkat melalui Surat Keputusan
Komisaris nomor 02/SK/WK/DK/2010 tanggal 30 Juli 2010. Komite Risiko dan Asuransi diangkat melalui
Surat Keputusan Komisaris Nomor 03/SK/WK/DK/2010 tanggal 30 Juli 2010 dan Nomor
05/SK/WK/DK/2010 tanggal 18 Nopember 2010 mengenai penggantian anggota Komite Risiko dan
Asuransi.
Jumlah remunerasi jangka pendek yang diterima oleh Dewan Komisaris per 30 Juni 2012, 31 Desember
2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 871.620.000, Rp 2.304.150.000, Rp 1.424.203.032
dan Rp 1.251.094.597.
Sedangkan jumlah remunerasi jangka pendek yang diterima oleh Dewan Direksi adalah per 30 Juni
2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 2.619.240.000,
Rp 9.714.060.000, Rp 5.964.436.968, dan Rp 4.127.695.236.
Perusahaan memiliki karyawan tetap masing-masing sebesar 1.004 orang, 1.019 orang, 969 orang dan
886 orang per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (tidak diaudit).
d1/24 Oktober 2012 8 paraf:
PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) serta
Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Dalam Rupiah)
2. Kebijakan Akuntansi
2.a Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan
2009, telah disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) yaitu pernyataan dan
intrepretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
2.b Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dan Peraturan Bapepam No. VIII.G.7 (revisi 2012) tentang “Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Konstruksi sesuai dengan Surat Edaran
Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 sebagaimana diubah dengan SE-
03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011.
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical
cost), kecuali untuk akun aset tetap yang telah dinilai kembali (revaluasi) di tahun 2000, investasi
dalam efek tertentu yang dicatat sebesar nilai wajarnya, persediaan yang dinyatakan sebesar nilai
yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable
value). Laporan keuangan disusun dengan menggunakan metode akrual kecuali untuk laporan arus
kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan
mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
Kantor Cabang Perusahaan di Dubai menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Negara tempat
kedudukannya, yaitu dalam mata uang Arab Emirat Dirham (AED) dan Saudi Arab Real (SAR). Untuk
tujuan penggabungan, laporan keuangan kantor cabang luar negeri dijabarkan dalam Rupiah dengan
kurs Reuters (Catatan 2.q).
Penerapan Standar Akuntansi Revisi
Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.
PSAK 34 (Revisi 2010): Akuntansi Kontrak Konstruksi. Standar ini menggambarkan perlakuan
akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan
pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012, namun
kurang relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
1. PSAK 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”
2. PSAK 13 (Revisi 2011) “ Properti Investasi”
3. PSAK 18 (Revisi 2010) “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”
4. PSAK 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”
5. PSAK 26 (Revisi 2011) “ Biaya Pinjaman”
6. PSAK 28 (Revisi 2011) “ Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa”
d1/24 Oktober 2012 9 paraf:
PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) serta
Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Dalam Rupiah)
langsung 20% atau lebih hak suara suatu entitas, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa
Perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan. Pengaruh signifikan juga ada ketika Perusahaan
memiliki kurang dari 20% hak suara suatu entitas, namun dapat dibuktikan dengan jelas bahwa
Perusahaan memiliki pengaruh signifikan.
Jika setelah kepentingan Perusahaan sama (menjadi nol) atau melebihi jumlah tercatat investasi,
maka tambahan kerugian dicadangkan dan liabilitas diakui hanya sepanjang Perusahaan memiliki
liabilitas konstruktif atau hukum atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika
selanjutnya entitas asosiasi melaporkan laba, maka Perusahaan akan mengakui bagiannya atas laba
tersebut hanya setelah bagian Perusahaan atas laba tersebut sama dengan bagian rugi yang belum
diakui.
Perusahaan menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal Perusahaan tidak lagi memiliki
pengaruh signifikan atas entitas asosiasi.
2.e. Investasi Jangka Panjang Lainnya
Merupakan investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang pada awalnya diakui sebesar
nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi. Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi dipasar
aktif. Selanjutnya investasi saham yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara handal, diukur dengan biaya perolehan.
Pada setiap tanggal laporan keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif
bahwa suatu investasi mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif bahwa suatu investasi
mengalami penurunan nilai, penurunan tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif di
tahun berjalan.
2.f. Instrumen Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2012 Perusahaan menerapkan PSAK No 50 (Revisi 2010), Instrumen
Keuangan: “Penyajian”, yang menggantikan PSAK No 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan:
“Penyajian dan Pengungkapan”.
PSAK No 60 memperkenalkan pengungkapan baru untuk meningkatkan informasi mengenai instrumen
keuangan. PSAK ini mewajibkan pengungkapan secara luas mengenai signifikansi pengaruh
instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja Perusahaan, dan pengungkapan kuantitatif
dan kualitatif atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan, serta menentukan pengungkapan
minimum mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. PSAK ini juga mewajibkan
pengungkapan terkait dengan pengukuran nilai wajar menggunakan tingkat hirarki nilai wajar dimana
mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam mengukur nilai wajar dan memberikan arahan
dalam bentuk pengungkapan kuatitatif mengenai pengukuran nilai wajar dan mewajibkan informasi
yang diungkapkan dalam format tabel kecuali terdapat lain yang sesuai. Penerapan PSAK No 60
memiliki dampak pada pengungkapan laporan keuangan (Catatan 44).
Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii)
investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan
klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset
keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat
dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai
instrumen lindung nilai.
Pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan tidak mempunyai aset
keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif.
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan
awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi
dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.
Pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan mempunyai kas dan setara
kas, piutang usaha, piutang retensi, piutang karyawan, dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan
sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
(iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan mempunyai promissory notes
yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan
likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui
pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih
kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual
mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas
akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan
keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan
sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan mempunyai aset keuangan
yang diklasifikasikan sebagai investasi saham diukur dengan metode biaya.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) Liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif
Nilai wajar Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif adalah Liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas
keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam
jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai Liabilitas diperdagangkan kecuali
ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan tidak memiliki liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan memiliki liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Untuk aset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka
Perusahaan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara
kolektif dilakukan dengan formula tertentu. Setiap tahun Perusahaan akan mengkaji basis formula
tersebut sampai dengan diperoleh data historis yang memadai.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian tertentu.
Aset keuangan dan Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi,
disajikan sebesar nilai tercatat yang nilainya mendekati nilai wajar pada 30 Juni 2012 dan
31 Desember 2011.
Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode presentase penyelesaian yang
dinyatakan dalam berita acara penyelesaian pekerjaan yang belum diterbitkan faktur karena
perbedaan antara tanggal berita acara kemajuan (progress) fisik dengan pengajuan penagihan pada
tanggal laporan posisi keuangan.
Pengadaan bahan bangunan untuk usaha jasa konstruksi langsung dibukukan pada perkiraan Biaya
Bahan. Sisa bahan di proyek setiap akhir bulan dihitung dan dibukukan pada perkiraan Persediaan
Bahan dengan harga perolehan berdasarkan pada metode FIFO (First in First Out) dan dibukukan
kembali sebagai biaya bahan pada awal bulan berikutnya.
Persediaan tanah kavling untuk usaha sarana papan dinilai dengan menggunakan harga beli ditambah
dengan biaya lain-lain yang dikeluarkan sampai dengan tanah tersebut siap dijual (bersertifikat).
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi
bersih (the lower of cost or net realizable value).
Penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan penelaahan fisik persediaan pada akhir
periode.
2.k. Aset Tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2010), “Aset Tetap”,
yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, dan PSAK No.47, “Akuntansi Tanah”.
Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No.25, “Hak atas Tanah”.
PSAK No. 16 (Revisi 2011) menyatakan bahwa Perusahaan diwajibkan untuk menerapkan prinsip-
prinsip dari revisi ini terhadap item-item aset tetap yang digunakan untuk mengembangkan atau
mengelola (a) aset-aset biologis dan (b) hak dan cadangan mineral-mineral seperti minyak bumi, gas
alam dan sumber daya alam tidak terbaharukan sejenis. Lingkup dari standar yang telah direvisi ini
mencakup (1) aset yang sedang dibangun atau dikembangkan untuk keperluan properti investasi
dimasa datang; (2) penerapan akuntansi atas aset tetap yang diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
untuk dijual; dan (3) pengakuan aset tetap atas hibah pemerintah.
Aset tetap dipertanggungjawabkan dengan menggunakan model biaya dan dinyatakan berdasarkan
biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan
menggunakan metode saldo menurun ganda dan garis lurus (untuk gedung dan bangunan) dengan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
Masa Manfaat
Gedung 20 Tahun
Kendaraan 8 Tahun
Peralatan Kantor dan Peralatan Proyek 2 – 8 Tahun
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat
terjadinya biaya-biaya tersebut, sedangkan pengeluaran dalam jumlah besar dan sifatnya
meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Pengeluaran setelah perolehan awal aset
tetap akan ditambah (kapitalisasi) pada jumlah tercatat aset yang bersangkutan bila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
- Pengeluaran tersebut memperpanjang masa manfaat aset yang bersangkutan, dan
- Memenuhi batas materialitas yang ditetapkan oleh Direksi, yaitu:
(i) Di atas Rp 5.000.000,00 untuk perlengkapan kantor, bengkel dan gudang.
Pendapatan dari usaha sarana papan (properti) diakui dengan metode full accrual, yang dinyatakan
dalam PSAK 44 (Revisi 2010) Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat, berlaku sejak 1 Januari
2012, jika seluruh syarat berikut dipenuhi:
(i) Pengikatan jual beli telah berlaku;
(ii) Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah
mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
(iii) Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi terhadap
utang lain dari pembeli;
(iv) Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli sebagai
berikut:
- Untuk penjualan bangunan rumah beserta tanah jika telah terjadi pengalihan seluruh risiko dan
manfaat kepemilikan yang umum terdapat pada suatu transaksi penjualan, dan penjual
selanjutnya tidak mempunyai liabilitas atau terlibat lagi secara signifikan dengan aset (properti)
tersebut. Dalam hal ini bangunan tersebut telah siap ditempati/digunakan, dan
- Untuk penjualan tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli jika
selesainya pengembangan lingkungan dimana tanah tersebut berada, yaitu penjual tidak
mempunyai liabilitas yang signifikan lagi untuk menyelesaikan lingkungan seperti pematangan
tanah yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi liabilitas dan
beban penjual, sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli yang bersangkutan atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apabila semua persyaratan tersebut diatas tidak dipenuhi, semua penerimaan uang yang berasal dari
pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan menggunakan metode deposit (deposit
method), sampai semua persyaratan dipenuhi.
Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.
2.p. Kapitalisasi Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan konstruksi, persediaan
realty-property, atau produksi suatu aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan
aset tertentu tersebut.
Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasikan adalah seluruh biaya pinjaman (bunga, diskonto, biaya-
biaya yang terkait) selisih kurs dari pinjaman yang tidak dilindungi nilai (hedging) yang timbul selama
peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi
sementara atas nama dana hasil pinjaman yang belum digunakan.
2.q. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No 10 (Revisi 2010) Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing. PSAK No 10 (Revisi 2010) mewajibkan Perusahaan untuk menentukan
mata uang fungsionalnya dan mengukur hasil operasi dan posisi keuangannya dalam mata uang
tersebut. Selanjutnya, standar ini juga mengatur cara untuk menyertakan transaksi mata uang asing
dan operasi luar negeri dalam laporan keuangan Perusahaaan dan mentranslasikan laporan keuangan
ke dalam mata uang penyajian.
1. Mata uang fungsional dan penyajian
Penyajian laporan keuangan Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah, sedangkan penyajian
laporan keuangan atas kegiatan diluar negeri menggunakan mata uang negara setempat. Setiap
periode dilakukan penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri dengan laporan
keuangan unit bisnis di Indonesia. Penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek
di Luar Negeri dengan laporan keuangan entitas di Indonesia.
2. Transaksi dan Saldo
Transaksi-transaksi dalam tahun berjalan yang menggunakan mata uang yang bukan Rupiah
dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan,
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang yang bukan Rupiah disesuaikan untuk mencerminkan
kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan
ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian
akibat penyesuaian kurs tersebut dicatat sebagai laba atau rugi tahun berjalan.
2.r. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Berelasi
Perusahaan menerapkan PSAK No.7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Standar ini
menyempurnakan panduan untuk pengungkapan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk
komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manjemen kunci adalah
pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci
untuk masing-masing kategori.
Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan
laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi:
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor: atau
iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk pelapor.
b. Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
ii. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja atau imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor.
iii. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam huruf (a).
iv. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Entitas Berelasi dengan Pemerintah adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau
dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah. Pemerintah dalam hal ini didefinisikan dalam ruang
lingkup Menteri Keuangan atau Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang saham dari entitas.
2.s. Pajak Penghasilan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No 46 (Revisi 2010) Akuntansi Pajak
Penghasilan. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan.
Pajak penghasilan dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan terdiri dari pajak kini dan
tangguhan. Pajak penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali untuk transaksi
yang berhubungan dengan transaksi yang diakui langsung dalam ekuitas atau pendapatan
komprehensif lainnya, dalam hal ini diakui dalam ekuitas atau pendapatan komprehensif lainnya.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung dengan tarif pajak yang berlaku.
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan Liabilitas dengan dasar pengenaan
pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode Liabilitas (liability). Tarif pajak yang berlaku
atau secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak
penghasilan tangguhan.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar
kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan
banding pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Pada tanggal 4 Juni 2009, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 40 Tahun 2009
mengenai perubahan atas PP No. 51 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari
usaha jasa konstruksi yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Agustus 2008, dimana pasal 10 menyatakan
perlakuan pengenaan pajak final atas kontrak yang ditandatangani semula sejak 1 Januari 2008
berubah menjadi 1 Agustus 2008.
Dengan diberlakukannya PP No. 40 tanggal 4 Juni 2009, terdapat perbedaan perlakuan yang
menyebabkan perbedaan perhitungan antara pajak perusahaan yang sudah dicatat oleh Perusahaan
dengan yang seharusnya dicatat berdasarkan PP tersebut.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yakni pajak yang
dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan
jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Perbedaan nilai tercatat aset
atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya
tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting. Biaya jasa kini
diakui sebagai beban periode berjalan.
liabilitas pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan.
Nilai aset, liabilitas, pendapatan dan beban sebenarnya kemungkinan berbeda.
Imbalan Pascakerja
Nilai kini liabilitas imbalan pascakerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar
aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya
(penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi
jumlah tercatat imbalan pascakerja.
Pajak Penghasilan
Menentukan provisi atas pajak penghasilan badan mewajibkan pertimbangan signifikan oleh
manajemen. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak
pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan
berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Pada tanggal 30 Juni 2012, Perusahaan berpendapat bahwa proses-proses tersebut tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan.
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Kas 1.219.121.012 1.705.153.596 1.301.491.039 1.086.090.720 2.484.043.659
Bank
Pihak-pihak Berelasi
Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 186.621.952.441 134.525.261.232 42.388.430.275 21.401.427.370 24.828.021.791
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 39.814.049.115 55.275.067.449 18.616.237.891 80.095.594.481 302.773.848
PT Bank BRI (Persero) Tbk 15.427.215.060 31.377.354.539 76.607.381.610 11.024.198.092 12.360.002
PT Bank Syariah Mandiri 3.075.149.204 4.323.066.954 34.539.804.183 2.068.206.963 7.698.108.675
PT Indonesia EximBank 121.134.444 87.702.978 -- -- --
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 88.682.093 383.818.016 18.881.217.766 -- --
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
US Dollar
PT Bank BRI (Persero) Tbk 7.998.396.292 14.220.187.134 6.237.280.037 -- --
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 6.406.007.237 16.306.977.509 5.566.109.888 11.311.996.096 11.901.329.321
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 419.561.005 6.475.577.772 3.034.595.386 3.411.904.865 42.803.524.597
Japan Yen
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 191.879.342 1.209.192.557 10.172.807.593 1.680.779.831 1.443.177.558
Singapore Dollar
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 40.420.844 38.017.422 4.519.647.671 12.636.071.189 1.356.884.660
Euro
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 110.139.564 457.023.607 203.628.504 230.817.113 264.286.623
Jumlah 260.314.586.641 264.679.247.169 220.767.140.804 143.860.996.000 90.610.467.075
Pihak-pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank Panin Tbk 30.836.540.048 181.033.749.424 42.832.942.740 4.365.079.889 7.663.893.586
PT BPD Jabar dan Banten Tbk 19.104.375.610 955.000 -- 1.674.304 1.734.304
PT Bank Bukopin Tbk 533.886.700 531.253.604 370.761.850 1.425.062.265 216.692.656
The Bank of Tokyo - Mitsubishi UVJ 155.247.177 73.709.457 830.401.521 4.991.345.590 1.641.551.384
PT BPD Riau 36.566.745 20.011.033.198 67.275.875.974 11.282.634.710 23.010.572.716
PT Bank NTB 14.715.732 5.251.546 -- 10.974.533 1.041.002.349
PT Bank NTT 12.926.883 -- -- 10.054.344 9.929.301
PT BPD Jawa Tengah 9.497.683 796.280 826.280 946.280 8.463.295
PT Bank ChinaTrust Indonesia 1.804.000 2.170.000 2.752.000 36.566.746 --
PT BPD Semarang 796.280 -- -- -- --
PT BPD Sumut -- 8.143.571.463 8.258.225.244 1.503.526.590 5.795.681
PT Bank Mega Tbk -- -- -- 45.199.908 36.566.746
PT Bank Jatim -- -- -- 5.954.390 5.954.390
PT Bank Papua -- -- -- 1.945.318 2.305.318
US Dollar
The Bank of Tokyo - Mitsubishi UVJ 158.267.652 151.389.353 917.262.448 188.046.530 2.783.819
Arab Emirat Dirham (AED)
Masreq-Dubai 418.039.459 7.203.661.568 -- 5.447.352.355 12.709.202.065
Saudi Arab Riyal (SAR)
NCB-Jeddah 12.698.726.617 4.646.322.228 12.368.538.127 4.395.048.980 --
Jumlah 63.981.390.586 221.803.863.121 132.857.586.184 33.711.412.732 46.356.447.610
Deposito Berjangka
Pihak-pihak Berelasi
Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk -- 25.000.000.000 -- -- --
Jumlah -- 25.000.000.000 -- -- --
Pihak-pihak Ketiga
Rupiah
PT BPD Jabar dan Banten Tbk 100.000.000.000 70.000.000.000 -- -- --
PT Bank Bukopin Tbk -- -- -- -- 1.100.000.000
Jumlah 100.000.000.000 70.000.000.000 -- -- 1.100.000.000
Jumlah Kas dan Setara Kas 425.515.098.239 583.188.263.886 354.926.218.027 178.658.499.452 140.550.958.344
-- 583.188.263.886 583.188.263.886
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Per Tahun (%)
Rupiah 2,5% - 8,5% 4,1% - 8% -- -- 5,5% - 8%
Merupakan sertifikat deposito senilai Rp 13.612.200.000 dan Rp 2.215.733.745 (Catatan 17.1) atau total senilai
Rp 15.827.933.745 yang ditempatkan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Rp 8.448.200.000 yang
ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 17.2) di tahun 2012 dan 2011. Sertifikat deposito
tersebut dijadikan jaminan atas pinjaman bank pada masing-masing bank tersebut.
Pada tanggal 3 Januari 2011, deposito sebesar Rp 27.133.200.000 kepada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, diantaranya senilai Rp 13.521.000.000 telah dicairkan dan sisanya sebesar Rp 13.612.200.000
dijadikan jaminan pinjaman bank PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 17.1).
Sebagai tambahan, di tahun 2011, Perusahaan menempatkan deposito sebagai jaminan kepada PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 2.215.733.745 (Catatan 17.1).
Pada tanggal 31 Januari 2011, deposito sebesar Rp 35.490.200.000 kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
diantaranya sebesar Rp 27.042.000.000 telah dicairkan dan sisanya Rp 8.448.200.000 dijadikan jaminan atas
utang bank (Catatan 17.2). Pada tanggal 31 Januari 2011, deposito sebesar Rp 7.500.000.000 telah dicairkan.
Di tahun 2010, Perusahaan menjaminkan sertifikat deposito senilai Rp 27.133.200.000 kepada PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, dan Rp 35.490.200.000 kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Rp 7.500.000.000
kepada PT Bank BRI (Persero) Tbk, yang menjadi agunan atas kredit yang diperoleh Perusahaan.
Di tahun 2009, Perusahaan menjaminkan sertifikat deposito masing-masing senilai Rp 13.612.000.000 kepada
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Rp 8.448.200.000 kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Promissory notes (PN) merupakan surat utang dari PT PPA (Persero) senilai Rp 275 Milyar, sesuai surat utang
No.SU-01/PPA/0710, tanggal 22 Juli 2010, dengan bunga 3% per tahun. Surat utang tersebut diterbitkan dalam
rangka program restrukturisasi dan/atau revitalisasi Perusahaan. Nilai tercatat dengan amortized cost, per
31 Desember 2010 sebesar Rp 270.023.768.044. Pada tanggal 22 Juli 2011, PT PPA (Persero) telah melunasi
PN tersebut.
5. Piutang Usaha
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
Piutang Usaha Jasa Konstruksi 147.440.783.228 218.123.548.263 21.197.547.380 121.403.034.289 34.995.828.847
Piutang Ventura Bersama 296.254.525.969 285.050.842.037 106.228.042.133 86.496.679.387 76.561.121.604
Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (1.853.703.425) (4.175.637.396) (47.357.425) (1.609.798.998) (871.611.209)
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 441.841.605.772 498.998.752.904 127.378.232.088 206.289.914.678 110.685.339.242
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Ketiga
Piutang Usaha Jasa Konstruksi 289.776.349.154 488.858.090.960 489.060.009.443 258.408.322.764 257.505.147.231
Piutang Sarana Papan 9.000.000.000 9.000.000.000 9.000.000.000 -- 471.005.100
Piutang Sewa Gedung 18.720.000 86.159.063 273.694.793 18.720.000 --
Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (22.083.566.564) (24.857.315.971) (30.781.405.461) (39.091.815.382) (25.817.920.573)
Jumlah Pihak-pihak Ketiga 276.711.502.590 473.086.934.052 467.552.298.775 219.335.227.382 232.158.231.758
Jumlah Piutang Usaha 718.553.108.362 972.085.686.956 594.930.530.863 425.625.142.060 342.843.571.000
Rincian saldo piutang usaha jasa konstruksi kepada pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut :
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 37.459.768.423 58.278.866.976 -- -- --
PT Trans Marga Jateng 22.337.729.877 25.862.819.860 -- -- --
PT PLN (Persero) 16.569.966.621 17.392.284.719 12.543.362.965 -- 8.900.538.182
PT Jasa Marga Bali Tol 15.687.980.275 -- -- -- --
PT Dok Kodja Bahari (Persero) 15.477.421.000 -- -- -- --
PT Angkasa Pura II (Persero) 9.836.363.636 -- -- 25.662.483.934 --
PT Iglas 7.019.080.068 7.019.080.068 -- -- --
PT Pertamina Bina Medika 5.007.201.681 -- -- -- --
PT Jasa Marga (Persero) Tbk -- 71.902.166.048 -- -- --
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) -- -- -- 8.419.858.489 13.018.028.581
PT Bukit Asam (Persero) -- 11.644.539.391 -- -- --
Perum Perumnas -- -- -- 27.484.878.130 8.913.029.154
PT Indonesia Power -- -- -- 16.588.488.141 --
PT Semen Padang -- -- -- 14.820.190.220 --
PT Rekayasa Industri -- -- -- 9.603.842.597 --
Lainnya (di bawah Rp 5 Milyar) 18.045.271.647 26.023.791.201 8.654.184.415 18.823.292.778 4.164.232.930
Jumlah Piutang Usaha Pihak-pihak Berelasi 147.440.783.228 218.123.548.263 21.197.547.380 121.403.034.289 34.995.828.847
Rincian saldo piutang usaha jasa konstruksi kepada pihak-pihak ketiga adalah sebagai berikut :
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Ketiga
Pemerintah-Pemerintah Daerah 46.847.146.067 -- 26.459.423.720 38.460.842.899 28.671.624.695
Kementerian Pekerjaan Umum 39.166.740.937 226.022.866.474 214.950.864.780 71.894.562.178 66.721.696.932
PT Multi Artha Pratama 33.256.293.059 12.967.093.842 -- -- --
Bin Ladin Contractor Group LLC 32.922.696.837 32.791.873.553 24.673.439.471 5.015.213.898 15.593.046.526
PT Indonesian Paradise Island 15.586.676.209 14.787.284.177 11.197.240.179 -- --
PT Pancamulti Niaga Pratama 12.221.604.189 -- 15.116.097.644 -- --
PT Trans Heksa Karawang 10.456.000.001 -- -- -- --
PT Meridan Sejati Surya Plantation 9.218.563.200 9.679.320.200 -- -- --
PT Prolindo Cipta Nusantara 8.127.000.000 5.901.577.000 -- -- --
Daewoo Engineering Company 5.984.137.500 22.012.815.000 -- -- --
Hubei Hongyuan Power Engineering, Co. Ltd 5.943.575.000 10.562.007.500 9.640.990.980 -- --
PT Saipem Indonesia 5.875.475.985 -- 15.466.558.288 -- --
RS Islam Jakarta 5.563.216.841 -- -- -- --
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Sedangkan rincian saldo piutang ventura bersama pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut :
1 Januari 2009/
Proyek 30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
1 Januari 2009/
Proyek 30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Manajemen telah membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai piutang, berdasarkan penilaian secara
individual atas masing-masing pemberi kerja.
Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha di tahun 2012 sebesar Rp 23.937.269.989, meliputi piutang-
piutang kepada PT Basko, First Kuwaiti Trading, Perum Perumnas, Sijiro Internasional, PT Pakuwon Darma dan
beberapa perusahaan lainnya.
Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha di tahun 2011 sebesar Rp 29.032.953.367, meliputi piutang-
piutang kepada PT Basko Minang Plaza, PT Pakuwon Darma, First Kuwait Trading & Co W.L.L, PT Flobamora
Realty dan beberapa perusahaan lainnya.
Sedangkan di tahun 2010 sebesar Rp 30.828.762.886, penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha
tersebut kepada PT Persada Gading Elok, PT Sarana Multi Land, PT Makmur Jaya Sejati, PT Pakuwon Darma,
PT Citra Buana Prakarsa, PT Flobamora Realty, PT Citra Margatama Surabaya, PT Dwijaya Manunggal dan
beberapa perusahaan lainnya.
Pemulihan atas penyisihan kerugian nilai piutang usaha di tahun 2012 merupakan pemindahbukuan dari piutang
usaha menjadi penyisihan kerugian nilai piutang retensi, diantaranya kepada Perum Perumnas sebesar
Rp 4.128.279.970, PT Pakuwon Darma sebesar Rp 2.243.561.558, PT Elite Prima Hutama sebesar
Rp 1.140.113.383, dan beberapa perusahaan lainnya.
Di tahun 2011 terdapat pemulihan atas penyisihan kerugian penurunan nilai piutang termin diantaranya kepada
PT Sarana Multi Land sebesar Rp 6.218.237.455, PT Citra Margatama Surabaya sebesar Rp 3.246.273.248,
dan beberapa Perusahaan lainnya (Catatan 34).
Informasi penting lainnya yang berkaitan dengan Piutang Usaha kepada Pemberi Kerja Perusahaan sampai
dengan 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut:
1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk - Proyek Pematangan Lahan Krakatau Steel
Perusahaan melaksanakan pekerjaan proyek Pematangan Lahan Krakatau Steel berdasarkan Kontrak
pekerjaan Nomor:07/C-DU/KS/KONTR/2011 sebesar Rp 488.414.000.000 tanggal 28 Pebruari 2011.
Penyelesaian pekerjaan berdasarkan konfirmasi fisik per 30 Juni 2012 adalah sebesar 99,17%,
sedangkan tagihan termin yang tercatat adalah sebesar Rp 37.459.768.423. Pada bulan Juli 2012
terdapat penerimaan pembayaran sebesar Rp 36.438.138.376.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat
direalisasikan.
2. PT Indonesian Paradise Island – Proyek Hotel Sahid Kuta
Perusahaan melaksanakan pekerjaan proyek Hotel Sahid Kuta berdasarkan kontrak pekerjaan Nomor:
002.VI/10/IPI-Dev/Kontrak-SA sebesar Rp 237.470.909.091 tanggal 21 Juni 2010.
Penyelesaian pekerjaan berdasarkan konfirmasi fisik per 30 Juni 2012 adalah sebesar 86,21%,
sedangkan tagihan termin yang tercatat adalah sebesar Rp 15.586.676.209.
Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat direalisasikan.
4. PT Jasamarga Bali Tol – Proyek Pembagunan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Paket 4
Perusahaan melaksanaan pekerjaan proyek Pembagunan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Paket 4
berdasarkan kontrak pekerjaan No. 004/SPP-JBT/2012 tanggal 8 Pebruari 2012 sebesar
Rp 417.851.952.727.
Penyelesaian pekerjaan berdasarkan konfirmasi fisik per 30 Juni 2012 No. 2296/WK/DIV.II/NS2-
BN/2012 adalah sebesar 18,54%, sedangkan tagihan termin yang tercatat adalah sebesar
Rp 15.687.980.275. Pada bulan Juli 2012 terdapat penerimaan pembayaran sebesar
Rp 15.687.980.275.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Perusahaan menyatakan bahwa piutang usaha tersebut telah
direalisasikan.
5. PT Multi Artha Pratama – Proyek Simpang Susun Penjaringan PIK
Perusahaan melaksanakan pekerjaan proyek Simpang Susun Penjaringan PIK berdasarkan kontrak
pekerjaan Nomor: 11.06.217.DO-1 sebesar Rp 237.470.909.091 tanggal 21 Juni 2010 dan terdapat
addendum kontrak pekerjaan Nomor 11.06.217.DO-1 tanggal 22 Mei 2012 menjadi sebesar
Rp 227.458.801.090.
Penyelesaian pekerjaan berdasarkan konfirmasi fisik per 30 Juni 2012 adalah sebesar 78,88%,
sedangkan tagihan termin yang tercatat adalah sebesar Rp 33.256.293.059. Pada bulan Juli 2012
terdapat penerimaan pembayaran sebesar Rp 14.499.446.000.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat
direalisasikan.
6. PT Dok dan Perkapalan Bahari (Persero) – Proyek Dok Kodja Bahari
Perusahaan melaksanakan pekerjaan proyek Dok Kodja Bahari berdasarkan kontrak pekerjaan
Nomor: 029/IV/KONTR/DKB/2010 dan 03/KONTR/WK/WB/Kri/2010 sebesar Rp 119.565.187.000
tanggal 16 Juli 2010. Terdapat 2 (dua) kali addendum kontrak pekerjaan Nomor 029-1/ADD
1/IV/KONTR/DKB/2011 dan 03-1/ADD 1/KONTR/WK/WB/Kri/2011 sebesar Rp 131.301.528.000 pada
tanggal 5 Juli 2011 serta Nomor 029-2/ADD 2/IV/KONTR/DKB/2012 dan 03-2/ADD
2/KONTR/WK/D.III/Kri/2012 pada tanggal 9 Januari 2012.
Penyelesaian pekerjaan berdasarkan konfirmasi fisik per 30 Juni 2012 No:
04/KONF/WK/DIV.III/DKB/2012 adalah sebesar 59,653%, sedangkan tagihan termin yang tercatat
adalah sebesar Rp 15.477.421.000.
Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat direalisasikan.
7. PT Trans Heksa Karawang – Proyek Jalan Industri Karawang
Perusahaan melaksanakan pekerjaan proyek Jalan Industri Karawang berdasarkan kontrak pekerjaan
No. 001/SPK/THK/WK/XII/2010 sebesar Rp 82.136.363.636 tanggal 27 Desember 2010.
Penyelesaian pekerjaan berdasarkan konfirmasi fisik per 30 Juni 2012 adalah sebesar 91,42%,
sedangkan tagihan termin yang tercatat adalah sebesar Rp 10.456.000.001.
Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat direalisasikan.
Piutang Usaha dijaminkan pada bank-bank pemberi pinjaman, dengan rincian sebagai berikut:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 17.1), nilai piutang proyek yang dijaminkan adalah
sebagai berikut : Pembangunan jalan layang non tol Antasari – Blok M senilai Rp 137.000.000.000,
Pekerjaan pembangunan saluran drainase (Banyu Urip-1) Kota Surabaya senilai Rp 142.000.000.000
Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 51.000.000.000, Tanjung Benoa Paket 4 senilai
Rp 300.000.000.000, Jalan Tol JORR W2 senilai Rp 110.000.000.000.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 17.2), nilai piutang proyek yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
proyek Development of World Class University pada Universitas Indonesia senilai Rp 292.000.000.000,
pembangunan Waduk Serbaguna Jatibarang paket B-1 senilai Rp 184.785.207.914, Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi Riau senilai Rp 84.000.000.000, dan Tol Tanjung Benoa Paket 2 senilai
Rp 125.000.000.000.
PT Bank Panin Tbk (Catatan 17.3), nilai piutang proyek yang dijaminkan adalah sebagai berikut: proyek
Plaza Bangkinang senilai Rp 45.000.000.000, Polder Dike Alabio Sub Project senilai Rp 6.185.370.654,
Graha Cakrawala Tahap IV senilai Rp 21.619.458.769, Pekerjaan Pengaman Pantai Bengkulu senilai
Rp 39.534.544.631, Pembangunan Jembatan Teluk Mesjid senilai Rp 45.736.761.893, Gedung Teacher
Study and Training Center Universitas Negeri Malang senilai Rp 3.056.865.985, Waduk Rajui senilai
Rp 20.664.440.845, Apartemen Gunawangsa senilai Rp 64.513.564.531, DPRD Kabupaten Sumbawa
Besar senilai Rp 12.119.058.113, Politeknik Media Kreatif Tahap III senilai Rp 17.381.191.998, Jalan
Nasional Karawang senilai Rp 26.739.560.500, RSUP Kandou Manado Rp 4.602.668.909, Samarinda
Medical Center senilai Rp 31.501.258.327, Rumah Sakit Pertamina Sentul City senilai Rp 103.540.000.000,
Water Boom Kabupaten Batanghari Rp 18.958.314.387, Terminal 1A dan 1B Soekarno Hatta senilai
Rp 32.920.722.651, Mataram Sito Packing senilai Rp 62.970.669.630, Jalan Pujud Mahato senilai
Rp 72.479.558.919, The Manhattan Square senilai Rp 163.250.000.000, Jembatan Tawei III senilai
Rp 29.827.875.637.
PT Indonesia EximBank (Catatan 17.5), nilai piutang proyek yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
pembangunan pekerjaan terminal selatan dan fasilitas penunjang PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar
Udara International Juanda diikat senilai Rp 250.000.000.000, King Abdullah Financial District diikat senilai
Rp 120.000.000.000.
PT BPD Jabar dan Banten Tbk (Catatan 17.6), nilai piutang proyek yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
proyek Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Hulu Sapan-Nanjung Dan Anak-Anak
Sungai Citarum di Kab. Bandung (Paket V) senilai Rp 100.000.000.000, Tol Semarang – Bawen Paket 6
senilai Rp 110.000.000.000, dan Pembangunan Graha Bontang senilai Rp 40.000.000.000.
Piutang ventura bersama merupakan piutang termin atas prestasi pekerjaan fisik yang telah ditagihkan untuk
proyek Kerja Sama Operasi (KSO) dengan bentuk kelola secara bersama kepada pemberi kerja (owner of the
project) dan biaya-biaya proyek yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha kepada pihak ketiga adalah
cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang
kepada pihak ketiga.
6. Piutang Retensi
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi 116.721.622.871 126.528.145.153 79.028.820.627 35.055.851.910 8.910.172.111
Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (488.244.169) (382.398.318) -- (12.175.213) (563.836.338)
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 116.233.378.702 126.145.746.835 79.028.820.627 35.043.676.697 8.346.335.773
Pihak-pihak Ketiga 321.431.631.158 328.828.296.879 217.547.027.709 189.190.210.609 172.353.722.008
Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (16.903.456.277) (10.393.959.406) (9.046.297.738) (22.132.650.633) (18.101.513.147)
Jumlah Pihak-pihak Ketiga 304.528.174.881 318.434.337.473 208.500.729.971 167.057.559.976 154.252.208.861
Jumlah 420.761.553.583 444.580.084.308 287.529.550.598 202.101.236.673 162.598.544.634
Mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang retensi adalah sebagai berikut:
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo Awal Periode (10.776.357.724) (9.046.297.738) (22.144.825.846) (18.665.349.485) (5.381.925.131)
Pemulihan di Tahun Berjalan -- 2.704.394.375 13.098.528.108 -- --
Penambahan di Tahun Berjalan (6.615.342.722) (4.434.454.361) -- (3.479.476.361) (13.283.424.354)
Saldo Akhir Periode (17.391.700.446) (10.776.357.724) (9.046.297.738) (22.144.825.846) (18.665.349.485)
Manajemen telah membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai piutang, berdasarkan penilaian secara
individual atas masing-masing pemberi kerja.
Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang retensi di tahun 2012 sebesar Rp 6.615.342.722, meliputi piutang-
piutang kepada PT Pakuwon Darma, PT Elite Prima Hutama, Perum Perumnas, dan beberapa perusahaan
lainnya.
Terdapat pemulihan atas penyisihan kerugian penurunan nilai piutang retensi di tahun 2011 diantaranya kepada
Bin Ladin Contractor Group sebesar Rp 2.517.118.730, dan Proyek Royal Plaza sebesar Rp 187.275.645.
Terdapat pemulihan atas penyisihan penurunan nilai piutang retensi di tahun 2010 kepada PT Citra Margatama
Surabaya sebesar Rp 8.079.246.716 dan PT Basko Minang Plaza sebesar Rp 5.019.281.395 dan penambahan
penyisihan kerugian penurunan nilai di tahun berjalan, sehingga nilai pemulihan piutang retensi bersih di tahun
2010 adalah sebesar Rp 13.098.528.108.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai piutang retensi adalah cukup untuk
menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang retensi di kemudian hari.
7. Piutang Lain-Lain
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
PT Nindya Karya (Persero) 200.000.000.000 90.638.840.000 -- -- --
PT Istaka Karya (Persero) 75.144.307.748 64.482.422.748 -- -- --
Koperasi PT Waskita Karya 114.072.547 114.072.547 124.072.547 124.072.547 124.072.547
Piutang Karyawan 11.095.937 47.107.945 5.620.000 119.835.165 501.212.875
Lain-lain 2.625.000.000 -- -- -- --
277.894.476.232 155.282.443.240 129.692.547 243.907.712 625.285.422
Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (12.833.995.383) (12.833.995.383) -- -- --
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 265.060.480.849 142.448.447.857 129.692.547 243.907.712 625.285.422
Pihak-pihak Ketiga
PT Megacity Development -- -- 24.000.000.000 24.000.000.000 24.000.000.000
PT Sapta Mandiri -- -- -- 477.272.727 477.272.727
Lain-lain 4.689.795.142 4.590.303.099 7.355.297.457 2.345.993.199 84.264.254
4.689.795.142 4.590.303.099 31.355.297.457 26.823.265.926 24.561.536.981
Dikurangi: Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang -- -- (10.385.494.314) (7.769.825.544) (502.641.747)
Jumlah Pihak-pihak Ketiga 4.689.795.142 4.590.303.099 20.969.803.143 19.053.440.382 24.058.895.234
Jumlah 269.750.275.991 147.038.750.956 21.099.495.690 19.297.348.094 24.684.180.656
Mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang lain-lain adalah sebagai berikut:
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo Awal Periode (12.833.995.383) (10.385.494.314) (7.769.825.544) (502.641.747) (490.763.597)
Pemulihan Penyisihan -- 10.385.494.314 -- -- --
Penambahan Penyisihan -- (12.833.995.383) (2.615.668.770) (7.267.183.797) (11.878.150)
Saldo Akhir Periode (12.833.995.383) (12.833.995.383) (10.385.494.314) (7.769.825.544) (502.641.747)
Manajemen telah membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai piutang, berdasarkan penilaian secara
individual atas masing-masing pemberi kerja.
Piutang lain-lain PT Nindya Karya (Persero) sebesar Rp 200.000.000.000 merupakan pinjaman yang diberikan
berdasarkan keputusan para Pemegang Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk diluar RUPS Nomor KEP-
189/MBU/2011 dan KEP-PS06/PPA/0811 tanggal 9 Agustus 2011 dan jatuh tempo pada 9 Agustus 2012, dalam
rangka mengatasi kesulitan likuiditas PT Nindya Karya (Persero). Pinjaman tersebut diikat dengan jaminan
melalui Perjanjian Pembebanan Jaminan Fidusia atas tagihan piutang melalui Akta No. 81 tanggal 15 Pebruari
2012 dan Akta No. 2 tanggal 2 April 2012 Notaris Aryanti Artisari SH, Mkn. Adapun tagihan piutang yang
dijaminkan merupakan piutang termin atas proyek konstruksi PT Nindya Karya (Persero) sebesar
Rp 211.588.000.000. Pada tanggal 30 Juli 2012, PT Nindya Karya (Persero) mengajukan surat perpanjangan
pinjaman jangka pendek selama 2 (dua) bulan, sampai dengan 15 Oktober 2012, sehubungan proses
restrukturisasi dan revitalisasi PT Nindya Karya (Persero) sedang dalam proses penyelesaian.
Piutang lain-lain PT Istaka Karya (Persero) sebesar Rp 64.169.976.914 merupakan piutang Perusahaan kepada
PT Istaka Karya (Persero) yang diberikan berdasarkan keputusan para Pemegang Saham PT Waskita Karya
(Persero) Tbk diluar RUPS Nomor KEP-83/MBU/2011 dan KEP-PS04/PPA/0411 tanggal 1 April 2011. Pada
tanggal 21 Mei 2011 Perusahaan menerima Surat Pengakuan Utang No. L.05B/P/WK/2011 dan No. DU-
SP/2011.01B dari PT Istaka Karya (Persero) sebesar Rp 64.169.976.914.
Pada tanggal 22 Maret 2011, Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan
No. 124K/PDT.SUS dengan putusan menerima permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh PT JAIC
Indonesia atas PT Istaka Karya (Persero), PT Istaka Karya (Persero) gagal membayar utang yang telah jatuh
tempo kepada PT JAIC Indonesia sebesar USD 7,645,000 (Catatan 41).
Pada tanggal 9 Desember 2011 seluruh kreditur (kredit konkuren) PT Istaka Karya (Persero) sepakat membuat
Perjanjian Perdamaian, dengan kesepakatan sebagai berikut:
1. Setuju untuk melakukan haircut sebesar 20% dari masing-masing total piutang kepada PT Istaka Karya
(Persero);
2. Pembayaran akan dilakukan dengan cara pembayaran pertama dilakukan dalam waktu dua bulan setelah
Perjanjian Perdamaian disahkan oleh Pengadilan Negeri dan disisanya akan dikonversi dalam bentuk
saham.
Sampai dengan 30 Juni 2012, Perusahaan membukukan pencadangan penurunan piutang kepada PT Istaka
Karya (Persero) sebesar Rp 12.833.995.383 atau 20% dari nilai piutang.
Ketidakmampuan PT Istaka Karya (Persero) dalam memenuhi pembayaran utangnya maka penyelesaian
dilakukan dengan cara Debt to Equity Swap, yaitu para kreditur mendapatkan posisi sebagai pemegang ekuitas
PT Istaka Karya (Persero) sebagai pengganti pembayaran atas utang PT Istaka Karya (Persero) kepada para
kreditur.
Piutang lain-lain Perusahaan merupakan biaya provisi/bank garansi yang dibayar terlebih dahulu oleh
Perusahaan atas Kredit Modal Kerja (KMK) untuk subkontraktor.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi
kemungkinan tidak tertagihnya piutang lain-lain di kemudian hari.
Piutang lain-lain PT Megacity Development (PT MGC) merupakan piutang yang semula dibukukan sebagai
persediaan berdasarkan Perjanjian Perdamaian tanggal 24 Nopember 2006 antara PT MGC dengan Societe
Auxiliare d’Enterprises International (SAE) dan Perusahaan. Para pihak sepakat bahwa utang PT MGC sebesar
Rp 55.000.000.000 akan dilunasi dengan uang tunai sebesar Rp 30.000.000.000 kepada SAE dan
Rp 25.000.000.000 kepada Perusahaan (milik Perusahaan adalah Rp 24.000.000.000 setelah dikurangi
Rp 1.000.000.000 biaya Pengacara) dalam bentuk apartemen Dukuh Golf, yang berlokasi di Kemayoran,
sebanyak 43 unit apartemen.
Pada 31 Desember 2010 Perusahaan membukukan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang kepada
PT MGC sebesar Rp 10.385.494.314. Perhitungan tersebut didasarkan pada metode pendiskontoan, dengan
memperhitungkan perkiraan kas yang akan diterima.
Pada tanggal 30 Maret 2012, Perusahaan membayar pencairan jaminan uang muka atas nama PT Istaka Karya
sebesar Rp 10.661.885.000 untuk proyek Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan dan Jembatan Nasional
Tanjung Karang, sehingga per 30 Juni 2012, piutang Perusahaan kepada PT Istaka Karya menjadi sebesar
Rp 75.144.307.748.
Pada tanggal 21 Oktober 2011, Perusahaan menerima pelunasan piutang dari PT MGC sebesar
Rp 25.000.000.000. Atas pelunasan ini, Perusahan melakukan pemulihan atas cadangan penurunan nilai
piutang sebesar Rp 10.385.494.314 dan membukukan sebagai Pendapatan Pemulihan Piutang Lain-lain.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai piutang cukup untuk menutupi
kemungkinan tidak tertagihnya piutang lain-lain di kemudian hari.
8. Persediaan
Persediaan bahan baku konstruksi merupakan persediaan material dan perlengkapan proyek yang masih
tersedia di gudang proyek yang dimiliki oleh Perusahaan.
Persediaan tanah kavling merupakan persediaan tanah Perusahaan di Perumahan Bukit Diponegoro
(Semarang) yang memiliki luas tanah sebesar 2.712 m2 dengan status kepemilikan tanah sertifikat Hak Guna
Bangunan (HGB).
Berdasarkan penelaahan atas kondisi persediaan pada akhir periode, Manajemen berkeyakinan bahwa tidak
terjadi penurunan terhadap nilai persediaan serta tidak terdapat persediaan yang usang, sehingga penyisihan
penurunan nilai untuk persediaan pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah
nihil.
Tagihan bruto kepada pengguna jasa merupakan piutang Perusahaan dari pekerjaan yang telah diakui
sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan namun belum diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita acara fisik
dengan pengajuan penagihan pada tanggal laporan keuangan. Tagihan bruto kepada pengguna jasa per
30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan 2008 adalah sebagai berikut:
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi 588.786.618.606 324.316.005.904 389.461.745.537 213.592.894.272 163.551.588.509
Dikurangi : Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (4.128.279.970) -- -- -- --
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 584.658.338.636 324.316.005.904 389.461.745.537 213.592.894.272 163.551.588.509
Pihak-pihak Ketiga 1.834.025.298.415 1.387.051.199.468 1.263.813.726.534 597.735.827.322 561.095.388.246
Dikurangi : Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (7.677.683.921) (5.007.022.951) -- -- --
Jumlah Pihak-pihak Ketiga 1.826.347.614.494 1.382.044.176.517 1.263.813.726.534 597.735.827.322 561.095.388.246
Jumlah Tagihan Bruto 2.411.005.953.130 1.706.360.182.421 1.653.275.472.071 811.328.721.594 724.646.976.755
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Indonesian Paradise Island 41.549.448.337 13.559.279.224 36.878.194.855 -- --
PT Multi Artha Pratama 40.154.782.970 33.299.868.441 -- -- --
PT Merdeka Sandi Surya 36.558.281.819 16.248.836.364 -- -- --
PT Putera Mataram Indah Wisata 19.543.699.607 19.543.699.607 7.895.497.500 -- --
PT Inti Utama Dharma RE 17.506.894.776 28.243.150.455 -- -- --
PT Patria Maritime Industry 15.847.545.545 -- -- -- --
Resident Representative - United Nations Development Prog 15.238.278.274 -- -- -- --
Bank Indonesia 14.403.003.010 13.359.080.647 8.150.952.447 -- --
Kopkar PT IDEC AWI Tarakan 13.558.284.560 19.593.100.800 -- -- --
PT Palarudhibi Teguh Makmur 12.711.059.036 9.799.238.637 -- -- --
Star Energi Geothermal (Wayang Windu) Ltd 10.848.750.512 25.620.957.045 10.245.116.000 -- --
Hubei Hongyuan Power Engineering, Co. Ltd. 10.043.256.387 10.370.347.708 -- -- --
Universitas Negeri Makassar 9.734.545.455 9.734.545.455 -- -- --
PT Trans Heksa Karawang 8.558.560.620 14.466.677.455 5.873.738.000 -- --
PT Saipem Indonesia 8.249.074.189 16.978.348.121 41.488.684.140 5.027.753.174 --
PT Samudera Golden Mitra 7.901.051.782 -- -- -- --
PT GriyaInta Sejahtera Insani 7.225.161.938 20.014.488.168 -- -- --
PT Gunawangsa Investindo 6.713.871.961 13.204.834.094 -- -- --
Koperasi Sejahtera Bersama Unit Usaha Ritel SBMART 6.334.195.738 -- -- -- --
PT Magna Terra 6.204.168.053 15.543.668.364 -- -- --
PT Makmur Jaya Serasi 6.189.544.455 -- -- 5.473.143.897 5.475.955.575
Kementerian Perhubungan 5.789.745.866 -- 6.751.327.057 14.829.722.829 --
PT Inext Arsindo 5.675.570.400 5.505.041.964 -- -- --
PT Graha Santika Dyandra -- 16.540.862.715 31.296.872.728 -- --
PT Tiara Sakti Mandiri -- 12.802.033.249 9.091.936.364 -- --
PT Pancamulti Niaga Pratama -- 11.040.527.331 15.809.293.051 -- --
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga -- 9.726.211.818 -- -- --
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II -- 7.996.383.126 -- -- --
PT Prolindo Cipta Nusantara -- 6.894.150.473 -- -- --
PT Hotel Candi Baru -- 6.433.795.700 16.756.373.599 -- --
United Nations Development Programme -- 5.376.130.800 -- -- --
PT Ciliandra Perkasa Group -- 5.354.374.500 -- -- --
PMU Universitas Sumatera Utara -- -- 77.505.962.852 9.384.512.340 --
Japan International Corporation -- -- 53.784.404.905 -- --
Pelaksanaan Pengelolaan Kota -- -- 36.304.122.660 24.368.740.280 23.850.241.795
PT Retzan Indonesia -- -- 14.487.568.000 -- --
PT Badak NGL Bontang -- -- 14.471.594.510 -- --
PT Cipta Ekatama Nusantara -- -- 11.848.409.000 -- --
Yayasan RS Advent Bandung -- -- 11.559.288.936 6.018.192.936 --
Badan Pendidikan dan Latihan Laut -- -- 8.788.833.209 --
PT Techindo Pratama -- -- 8.400.231.128 -- --
Badan Nasional Penanggulangan Bencana -- -- 5.909.090.909 -- --
PT Arcs House -- -- 5.231.466.227 -- --
Islamic Development Bank -- -- -- 30.936.642.283 --
PT Titan Wijaya -- -- -- 21.664.803.841 --
Mahkamah Agung Republik Indonesia -- -- -- 17.206.409.906 --
Yayasan Pendidikan Telkom -- -- -- 7.258.089.091 7.216.534.373
PT Jakarta Lingkar Barat Satu -- -- -- 6.544.145.459 --
Antara Koh, Pte Ltd -- -- -- 6.539.087.460 --
Oger Abu Dhabi -- -- -- -- 75.524.085.181
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Pakuwon Darma -- -- -- -- 11.513.107.359
PT Elita Prima Hutama -- -- -- -- 11.392.941.352
Badan Pemeriksa Keuangan -- -- -- -- 7.731.222.914
Lainnya (di bawah Rp 5 Milyar) 95.153.980.676 57.124.649.814 79.938.361.692 91.258.897.524 77.572.420.755
Jumlah Tagihan Bruto Pihak-Pihak Ketiga 1.834.025.298.415 1.387.051.199.468 1.263.813.726.534 597.735.827.322 561.095.388.246
Informasi penting lainnya yang berkaitan dengan Tagihan Bruto Pemberi Kerja Perusahaan sampai dengan
30 Juni 2012 adalah sebagai berikut:
1. PT Bank Pembangunan Daerah Riau – Kepri – Proyek Menara Dang Merdu
Perusahaan memperoleh kontrak pekerjaan untuk Pembangunan Menara Dang Merdu
No. 06/PKS/2010; 418/WK/KONT/WB/2010 dengan nilai sebesar Rp 195.426.363.636. Terdapat
addendum I, berdasarkan Akta Notaris Yuvita Adriana No. 14 tanggal 14 Januari 2012 dengan
perubahan pada nilai kontrak menjadi sebesar Rp 202.503.636.364.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar 100%, sesuai dengan
konfirmasi pekerjaan fisik proyek. Tagihan bruto yang tercatat merupakan piutang termin yang belum
ditagihkan sebesar Rp 202.503.636.364. Proyek Menara Dang Merdu merupakan proyek dengan pola
turnkey, dimana proyek tersebut akan dibayar pada kondisi telah dilakukan serah terima atas proyek
tersebut kepada pemberi kerja.
Berdasarkan Surat Sanggup Bayar tanggal 29 Pebruari 2012, PT Bank Riau Kepri berjanji tanpa syarat
untuk melakukan pembayaran 14 (empat belas) hari setelah Berita Acara Serah Terima Pertama
(BAST I). Sampai dengan 30 Juni 2012, Perusahaan belum melakukan serah terima penyelesaian
pekerjaan tersebut kepada PT BPD Riau Kepri.
merupakan sisa piutang termin yang belum ditagihkan sebesar Rp 49.226.513.095, sedangkan nilai
termin yang sudah dibukukan adalah sebesar Rp 28.243.238.941.
5. Universitas Indonesia – World Class UI
Perusahaan memperoleh kontrak pekerjaan untuk proyek Pembangunan World Class Universitas
Indonesia No. 1291/H2.PPK/LOG.0.1.01-01/2C11, 12 September 2011 sebesar Rp 292.000.000.000.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar 90,95%, sesuai dengan
konfirmasi pekerjaan fisik proyek. Tagihan bruto yang tercatat merupakan sisa piutang termin yang
belum ditagihkan sebesar Rp 192.574.000.000, sedangkan nilai termin yang sudah dibukukan adalah
sebesar Rp 73.000.000.000.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar 76,99%, sesuai dengan
konfirmasi pekerjaan fisik proyek Nomor: 75.A/WK/D.III/B21C10153/2012. Tagihan bruto yang tercatat
merupakan sisa piutang termin yang belum ditagihkan sebesar Rp 33.275.386.306, sedangkan nilai
termin yang sudah dibukukan adalah sebesar Rp 2.105.207.171.
7. Kementerian Pekerjaan Umum – Proyek Enrip Cabdin Dompu - Banggoi
Perusahaan mendapatkan kontrak pekerjaan untuk Pembuatan Jalan Enrip Cabdin Dompu - Banggoi
Nomor: 03-42/ENB-03/NR/A/L002/1209, tanggal 10 Desember 2009 dengan nilai sebesar
Rp 92.661.446.364. Terdapat 3 (tiga) addendum selama proyek berjalan. Addendum I dengan terdapat
perubahan nama penanggungjawab proyek. Addendum II tanggal 5 Juli 2011 dengan nilai sebesar
Rp 116.850.553.636 dan addendum III pada tanggal 18 April 2012 dengan nilai kontrak sebesar
Rp 125.188.771.818.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar 94,38%, sesuai dengan
konfirmasi pekerjaan fisik proyek. Tagihan bruto yang tercatat merupakan sisa piutang termin yang
belum ditagihkan sebesar Rp 23.429.924.919, sedangkan nilai termin yang sudah dibukukan adalah
sebesar Rp 94.660.237.923.
8. Pemerintah Daerah – Proyek Pelabuhan Laut Sangata
Perusahaan memperoleh kontrak pekerjaan proyek Pelabuhan Laut Sangata berdasarkan kontrak
pekerjaan Nomor 552.3/00.18.08/362.3/Hubkominfo.03 tanggal 8 Desember 2011 sebesar
Rp 237.725.291.818.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar 48,88%, sesuai dengan
konfirmasi pekerjaan fisik proyek No. 41/WK/DIV.V/D53D11176/2012. Tagihan bruto yang tercatat
merupakan sisa piutang termin yang belum ditagihkan sebesar Rp 51.524.781.288, sedangkan nilai
termin yang sudah dibukukan adalah sebesar Rp 64.672.579.187.
9. Kementerian Pekerjaan Umum – Proyek Dermaga Tanjung Priok
Perusahaan mendapatkan kontrak pekerjaan untuk proyek Dermaga Tanjung Priok berdasarkan
kontrak pekerjaan Nomor KU.08.08-Aa.13.06/PBPS II/2008-07 tanggal 17 Desember 2008 sebesar
Rp 126.947.376.586. Terdapat beberapa addendum, dimana pada addendum No. KU.08.10-
Aa.13.06/PPK.SP II/AMD/2011-03 tanggal 23 September 2011 terjadi perubahan nilai kontrak sebesar
Rp 182.772.229.770.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar 95,934%, sesuai dengan
konfirmasi pekerjaan fisik proyek No. 319/WK/DIV-IV/D23B09005/2011. Tagihan bruto yang tercatat
merupakan sisa piutang termin yang belum ditagihkan sebesar Rp 2.737.431.611, sedangkan nilai
termin yang sudah dibukukan adalah sebesar Rp 172.603.279.297.
Penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan bruto di tahun 2012 sebesar Rp 11.805.963.891, meliputi tagihan
bruto kepada PT Pakuwon Darma, Perum Perumnas, dan beberapa perusahaan lainnya.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan bruto adalah cukup untuk
menutupi kemungkinan tidak tertagihnya tagihan bruto di kemudian hari.
10. Perpajakan
Dalam tahun 2012, 2011, 2010 dan 2009 Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar (SKPLB) untuk beberapa jenis pajak untuk tahun pajak 2010, 2009 dan 2008 (lihat Catatan 10.f).
b. Utang Pajak
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Pajak Penghasilan Pasal 21 5.251.490.422 8.496.886.909 5.454.133.631 4.136.066.408
Pajak Penghasilan Pasal 22 -- 75.778.700 -- --
Pajak Penghasilan Pasal 23 - Wapu 2.126.681.320 1.620.373.166 3.427.943.717 4.333.493.452
Pajak Penghasilan Pasal 29 3.286.099.804 -- -- --
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) - Final 11.932.443.343 17.040.386.131 18.904.451.533 9.680.497.663
Pajak Pertambahan Nilai - KSO 7.041.939.727 871.069.837 -- --
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 35.989.333 12.429.950 3.109.950 15.466.000
Jumlah 29.674.643.949 28.116.924.693 27.789.638.831 18.165.523.523
c. Beban Pajak
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Pajak Kini
Pajak atas Pendapatan Final 58.603.515.606 157.687.109.390 116.164.146.776 98.867.543.323
Pajak atas Pendapatan Non Final 3.286.099.804 2.150.627.938 -- --
Jumlah Beban Pajak 61.889.615.410 159.837.737.328 116.164.146.776 98.867.543.323
d. Pajak Kini
Pajak Non Final
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tanggal 20 Juli 2008 yang belaku efektif mulai 1 Januari 2008
tentang pajak penghasilan dari usaha konstruksi, semua pendapatan perusahaan kontruksi dikenakan
pajak final.
Peraturan tersebut telah diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tanggal 4 Juni 2009 yang
berlaku efektif mulai tanggal 1 Agustus 2008 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 51 tahun
2008, yang menyatakan bahwa semua pendapatan perusahaan konstruksi di antara tanggal 1 Januari
2008 dan 31 Juli 2008 dikenakan pajak tidak final berdasarkan Undang Undang No. 17 tahun 2000.
Pajak Final
Perhitungan beban dan utang pajak penghasilan final untuk tahun-tahun yang berakhir pada
30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Terdapat perbedaan nilai pajak final untuk tahun 2011, dan 2010 antara yang dicatat dalam laporan
keuangan dengan yang disampaikan kepada Direktorat Pajak berdasarkan SPT Pembetulan Pajak Final
tanggal 2 Maret 2012 dan tanggal 1 Nopember 2010. Perbedaan nilai yang dilaporkan tersebut disebabkan
adanya perbedaan waktu antara pengakuan pendapatan dengan penerimaan piutang. Sedangkan untuk
tahun 2009 tidak ada perbedaan antara yang dicatat dalam laporan keuangan dengan yang disampaikan
kepada Direktorat Pajak.
e. Pajak Tangguhan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tanggal 20 Juli 2008 dan berlaku efektif tanggal 1 Januari
2008 tentang pajak penghasilan dari usaha jasa konstruksi, semua pendapatan perusahaan konstruksi
dikenakan pajak final. Konsekuensi dari penerapan peraturan tersebut adalah Perusahaan tidak lagi
melakukan perhitungan pajak tangguhannya.
f. Surat Ketetapan Pajak
Pada tahun 2012, Perusahaan menerima restitusi atas SPT PPN masa Pebruari 2010 sampai dengan
Januari 2011:
No Jenis Pajak Masa Pajak Nomor SKP Tanggal SKPLB/(SKPKB) Terima Kas
Pada tahun 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk tahun 2009
dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Masa Pajak Januari 2010 dengan rincian sebagai
berikut:
No Jenis Pajak Masa Pajak Nomor SKP Tanggal SKPLB/(SKPKB) Terima Kas
1 PPN Jan-10 1311/WPJ.19/BD.05/2011 30-Dec-11 183.931.793 2012
2 SPT Tahunan Badan (1771) 2009 80186/051-0183-2011 9-Sep-11 1.313.695.027 2011
3 PPh Badan Jul-05 00061/406/09/051/11 23-Aug-11 1.576.308.835 2011
4 PPh 21 Jan-Des 2009 0037/201/09/051/11 23-Aug-11 (1.170.631) 2011
5 PPh 23 Jan-Des 2009 0086/203/09/051/11 23-Aug-11 (6.945.528) 2011
6 PPh 4 (2) Jan-Des 2009 0028/240/09/051/11 23-Aug-11 (254.947.649) 2011
Jumlah 2.810.871.847
Pada tahun 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun pajak 2008, dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Pajak Masa Pajak Nomor SKP Tanggal SKPLB/(SKPKB) Terima Kas
1 SPT Tahunan Badan (1771) 2008 00058/406/08/051/10 30-Jul-10 43.719.408.227 2010
2 SPT Tahunan Pegawai (1721) Jan - Des 2008 00038/201/08/051/10 30-Jul-10 (617.370.673) 2010
3 PPh Pasal 23 Jan - Des 2008 00049/203/08/051/10 30-Jul-10 (241.026.281) 2010
4 PPh Pasal 4 Ayat 2 Jan - Des 2008 00037/240/08/051/10 30-Jul-10 (9.952.963) 2010
5 SPM PPN Jan-10 00006/407/10/051/10 23-Nov-10 118.169.824.330 2010
6 STP PPN Feb -Des 2008 00123/107/08/051/10 30-Jul-10 (501.843.655) 2010
7 SPM PPN Jan-09 00014/407/09/051/10 2-Mar-10 105.564.550.145 2010
8 STP PPN Jan-Des 2008 00268/207/08/051/10 30-Jul-10 (232.883.876) 2010
Jumlah 265.850.705.254
Pada tahun 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun pajak 2009, dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Pajak Masa Pajak Nomor SKP Tanggal SKPLB/(SKPKB) Terima Kas
1 SPT Tahunan Badan (1771) 2007 00098/406/07/051/09 12-Nov-09 31.084.225.314 2009
2 SPT Tahunan Pegawai (1721) 2007 00071/201/07/051/09 12-Nov-09 (1.323.318.122) 2009
3 PPh Pasal 23 Jan - Des 2007 00055/203/07/051/09 12-Nov-09 (969.506.348) 2009
4 PPh Pasal 4 Ayat 2 Jan - Des 2007 00035/240/07/051/09 12-Nov-09 (473.893.699) 2009
5 PPN Jan - Des 2007 00120/207/07/051/09 12-Nov-09 (52.757.790) 2009
6 STP PPN Feb - Des 2007 00118/107/07/051/09 12-Nov-09 (320.456.865) 2009
7 PPN Jan-07 00039/407/08/051/09 30-Apr-09 59.930.668.892 2009
Jumlah 87.874.961.382
Uang muka pihak ketiga diberikan kepada sub kontraktor, pemasok dan mandor borong yang bekerja pada
proyek yang dilaksanakan oleh Perusahaan. Penyelesaian uang muka akan diperhitungkan dengan termin yang
akan dibayarkan kepada pihak ketiga yang bersangkutan. Lain-lain merupakan biaya dibayar di muka
operasional proyek.
Perusahaan memiliki Promissory Notes yang diterbitkan oleh PT PPA (Persero) tanggal 22 Juli 2011 senilai
Rp 175.000.000.000, sesuai surat utang No. SU-01/PPA/0711 dengan bunga 3% dan jangka waktu 2 (dua)
tahun, sampai dengan tanggal 22 Juli 2013.
30 Juni 2012
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran (Penarikan)/ Pengakuan Laba Saldo Akhir
Koreksi (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
Pihak-Pihak Berelasi
Waskita - Wika - PP - Hutama Jatigede Sumedang 25% 4.191.430.375 -- 3.253.589.930 7.445.020.305
Waskita - Brantas Bendung Gerak Tempe 50% 1.738.513.918 -- 1.782.138.150 3.520.652.068
Waskita - Adhi - PP Jalan SS Karawang 33% 2.933.562.102 -- -- 2.933.562.102
Waskita - PAL PLTU Malinau 75% 1.880.319.102 -- (151.379.317) 1.728.939.785
Waskita - Brantas - Wika Waduk Jatibarang 33% 1.518.000.000 -- -- 1.518.000.000
Waskita - Hutama - PP Jembatan Siak IV 35% -- 775.862.754 775.862.754
Waskita - PP Bendung Batang Sinamar 40% -- 799.279.481 -- 799.279.481
Waskita - Adhi Jalan Batas Kota Pinang 25% -- 771.873.000 -- 771.873.000
30 Juni 2012
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran (Penarikan)/ Pengakuan Laba Saldo Akhir
Koreksi (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
30 Juni 2012
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran (Penarikan)/ Pengakuan Laba Saldo Akhir
Koreksi (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2011
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran (Penarikan) / Pengakuan Laba Saldo Akhir
Koreksi (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
Pihak-Pihak Berelasi
Waskita - Wika - PP - Hutama Bendung Jatigede CIC 25% 2.363.546.704 4.923.328.378 (3.095.444.707) 4.191.430.375
Waskita - Adhi - PP Jalan SS Karawang 33% -- 2.933.562.102 -- 2.933.562.102
Waskita - PAL PLTU Malinau 75% -- -- 1.880.319.102 1.880.319.102
Waskita - Brantas Bendung Gerak Tempe 50% -- -- 1.738.513.918 1.738.513.918
Waskita - Brantas - Wika Waduk Jatibarang 33% -- 1.518.000.000 -- 1.518.000.000
Waskita - PP Bendungan & Jaringan Batang Sinamar 40% 218.415.568 1.062.611.000 -- 1.281.026.568
Waskita - PP MFC-7 50% -- 607.581.204 -- 607.581.204
Waskita - PP Jembt. Sei Gergaji 50% 2.633.811.385 (2.040.245.942) -- 593.565.443
Waskita - PP BPK RI 56% -- -- 324.063.163 324.063.163
Waskita - Adhi Jembatan Suramadu 45% 31.230.124.799 (31.124.148.639) -- 105.976.160
Waskita - Adhi - Hutama - Wika Suramadu CIC 25% 1 88.166.893 -- 88.166.894
Waskita - Brantas Rehab Bend Agraguruh 50% 48.722.542 (45.568.861) -- 3.153.681
Waskita - Adhi Bojonegoro Barrage 45% 2.641.331.927 (2.641.331.927) -- --
Waskita - Adhi - Hutama Jembatan Kelok 9 35% 6.164.248.477 (6.164.248.477) -- --
Waskita - Adhi - Wika Bendung Sei Ular 33% 557.090.224 (557.090.224) -- --
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 45.857.291.627 (31.439.384.493) 847.451.476 15.265.358.610
Pihak-pihak Ketiga
Waskita - CPA SPAM Samarinda Utara 65% -- -- 5.217.645.260 5.217.645.260
Waskita - Yasa Bandara Kualanamu 70% -- -- 5.089.168.468 5.089.168.468
Waskita - Kega Harris Hotel Yogya 70% -- -- 2.404.766.610 2.404.766.610
Waskita - Luhribu Reservoir Bendung Ma. Kayu 55% -- -- 1.593.357.450 1.593.357.450
Waskita - Sacna Irigasi Saphon 40% 1.283.946.494 12.186.206 -- 1.296.132.700
Waskita - Rindang Jalan T Besar Bujung Tenuk 55% 252.559.461 799.491.078 -- 1.052.050.539
Waskita - Larasati Pengendalian Banjir Karang Asam 55% -- -- 1.034.250.000 1.034.250.000
Waskita - Indopora Drainase Pekalongan 60% -- (26.400.000) 1.020.821.211 994.421.211
Waskita - CPA Sandai Nanga Tayap Kalbar 65% -- -- 703.463.103 703.463.103
Waskita - Indah Karya Ciasem Pamanukan 97% -- -- 672.454.261 672.454.261
Waskita - Aneka Bangun Landasan Pacu Mutiara Palu 60% -- -- 324.200.000 324.200.000
Waskita - Sinar K Jemb. Talumolo 75% 396.248.125 (146.248.125) -- 250.000.000
Waskita - Rimba Marinda Tol Balikpapan - Samarinda 51% -- -- 208.551.808 208.551.808
Waskita - Karya Baru Makmur Landasan Pacu Mutiara Palu 70% -- (424.298.000) 608.000.000 183.702.000
Waskita - Aremix Porong Paket 3 55% 924.067.435 (924.067.435) -- --
Waskita - Aremix - Akas Jalan Proyek Situbondo 40% 133.020.925 (133.020.925) -- --
Waskita - Artanusa - Indoetam MEP RSUD Tarakan 60% 850.151.000 (850.151.000) -- --
Waskita - Bhaswara M Tulur Aji Langkat 33% 409.231.010 (409.231.010) -- --
31 Desember 2011
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran (Penarikan) / Pengakuan Laba Saldo Akhir
Koreksi (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2010
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran Pengakuan Laba Saldo Akhir
(Penarikan) (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
Waskita - Adhi Jembatan Penghubung Suramadu 45% 31.230.124.799 -- -- 31.230.124.799
Waskita - Adhi - Hutama Jembatan Kelok 9 35% 4.895.467.038 (1.209.723.369) 2.478.504.808 6.164.248.477
Waskita - Adhi Jalan SS Karawang 45% 2.933.562.102 -- (292.230.175) 2.641.331.927
Waskita - PP Jembatan Gergaji 50% 3.485.875.412 (1.363.602.789) 511.538.763 2.633.811.385
Waskita - Wika - PP - Hutama Bendung Jatigede CIC 25% 6.056.858.820 (4.950.000.000) 1.256.687.883 2.363.546.703
Waskita - Adhi - Wika Sei Ular 33% 4.113.972.693 (5.271.406.694) 1.714.524.225 557.090.224
Waskita - PP Pembangunan Bendung Batang Sinamar 40% 1.489.839.853 (1.271.890.270) 465.986 218.415.568
Waskita - Brantas Sumber air perencanaan banjir Semarang 50% 48.722.542 -- -- 48.722.542
Waskita - Adhi - Hutama - Wika Jembatan Suramadu CIC 25% 1 -- -- 1
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 54.254.423.259 (14.066.623.122) 5.669.491.489 45.857.291.626
Pihak-pihak Ketiga
Waskita - Pusaka Dewa K Jalan Nabire - Topo 70% 2.730.204.081 -- -- 2.730.204.081
Waskita - Green Global Trashrack Kalidami 80% 2.469.223.498 -- -- 2.469.223.498
Waskita - Yasa Jalan Tol Waru Juanda 58% 2.001.354.544 -- -- 2.001.354.544
Waskita - Metro Jalan Akses Bil 51% -- -- 1.962.085.431 1.962.085.431
Waskita - Vigon Jalan Memeh - Bintuni 60% 1.351.737.388 -- -- 1.351.737.388
Waskita - Sacna Irigasi Sapon 40% 1.283.946.494 -- -- 1.283.946.494
31 Desember 2010
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran Pengakuan Laba Saldo Akhir
(Penarikan) (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2009
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran Pengakuan Laba Saldo Akhir
(Penarikan) (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
Waskita - Adhi Jembatan Penghubung Suramadu 45% 31.230.124.799 -- -- 31.230.124.799
Waskita - Wika - PP - Hutama Bendung Jatigede CIC 25% 4.434.701.252 -- 1.622.157.568 6.056.858.820
Waskita - Adhi - Hutama Jembatan Kelok 9 35% 4.206.160.060 -- 689.306.978 4.895.467.038
Waskita - Adhi - Wika Sei Ular 33% 2.415.624.105 (1.000.000.000) 2.698.348.588 4.113.972.693
Waskita - PP Jembatan Gergaji 50% 3.170.612.363 -- 315.263.049 3.485.875.412
Waskita - Adhi Jalan SS Karawang 45% 985.195.682 -- 1.948.366.420 2.933.562.102
Waskita - PP Pembangunan Bendung Batang Sinamar 40% -- -- 1.489.839.853 1.489.839.853
Waskita - Brantas Sumber air perencanaan banjir Semarang 50% 48.722.542 -- -- 48.722.542
Waskita - Adhi - Hutama - Wika Jembatan Suramadu CIC 25% (18.847.509.500) (1.090.295.975) 19.937.805.476 1
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 27.643.631.303 (2.090.295.975) 28.701.087.931 54.254.423.259
Pihak-pihak Ketiga
Waskita - Bhaswara M Melak Menor 33% 374.798.136 2.688.197.392 -- 3.062.995.528
Waskita - Pusaka Dewa K Jalan Nabire - Topo 70% 678.927.286 (1.430.826.924) 3.482.103.719 2.730.204.081
Waskita - Green Global Trashrack kalidami 80% -- -- 2.469.223.498 2.469.223.498
Waskta - Yasa Jalan Tol Waru Juanda 58% 2.001.354.544 -- -- 2.001.354.544
Waskita - Vigon Jalan Memeh - Bintuni 60% 538.364.079 (1.040.061.801) 1.853.435.110 1.351.737.388
Waskita - Sacna Irigasi Sapon 40% 1.326.772.368 -- (42.825.874) 1.283.946.494
Waskita - Rindang Jalan Terbanggi Besar - Bujung Tenuk 55% 1.585.322.918 (2.459.392.799) 1.926.120.420 1.052.050.539
Waskita - Paesa KSO STAKPN Tarutung 55% -- -- 997.091.000 997.091.000
Waskita - Modern - Purisakti Bandara A. Yani Semarang 40% 1.626.790.444 (640.998.000) (25.792.444) 960.000.000
31 Desember 2009
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran Pengakuan Laba Saldo Akhir
(Penarikan) (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2008
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran Pengakuan Laba Saldo Akhir
(Penarikan) (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
Waskita - Adhi Jembatan Suramadu 45% 30.489.644.742 (17.550.000.000) 18.290.480.057 31.230.124.799
Waskita - Wika - Adhi - Hutama Jembatan Suramadu CIC 25% 1.447.868.887 -- (20.295.378.387) (18.847.509.500)
Waskita - Brantas Sumber air perencanaan banjir Semarang 50% 48.722.542 -- -- 48.722.542
Waskita - PP Jembatan Gergaji 50% 2.206.619.103 963.993.260 3.170.612.363
Waskita - Adhi - Nindya Jembatan kelok 9 35% 274.718.101 -- 3.931.441.959 4.206.160.060
Waskita - Wijaya - Adhi Sei Ular 33% 455.549.000 (446.662.500) 2.406.737.605 2.415.624.105
Waskita - Adhi Jalan Sp Susun Karawan 45% -- -- 985.195.682 985.195.682
Waskita - Wijaya - PP - Hutama Bendung Jatigede CIC 25% -- -- 4.434.701.252 4.434.701.252
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 34.923.122.375 (17.996.662.500) 10.717.171.428 27.643.631.303
Pihak-pihak Ketiga
Waskita - Wika - CGC Palan Pasupati 50% (878.660.568) 878.660.568 -- --
Waskita - Penta Pantai Sanur 40% 450.342.804 -- -- 450.342.804
Waskita - Hanan Jalan Ladia Galaska 55% 894.100.767 -- -- 894.100.767
Waskita - Yasa Waru Juanda 58% 2.001.354.544 -- -- 2.001.354.544
Waskita - Modern Bandara A.Yani 51% 182.115.207 -- -- 182.115.207
Waskita - Sinar Bali Jalan Tohpati Kesumba 75% 731.719.589 -- -- 731.719.589
Waskita - NK - Sacna Irigasi Sapon 40% (591.396.400) -- 1.918.168.768 1.326.772.368
Waskita - Ringdang Jalan Terbanggi Besar-Bujung Tenuk 55% 536.021.053 -- 1.049.301.865 1.585.322.918
Wasktia - BRE Pipa Gas Negara 60% (1.102.808.979) -- -- (1.102.808.979)
Waskita - Panca - Agra Jembtaan Laren Lamongan 36% 154.473.309 -- 273.482.298 427.955.607
Waskita - Sinar K Jembatan Talumolo 75% 53.928.626 -- 342.319.499 396.248.125
Waskita - Aremix Jalan Siring - Porong 55% 486.916.865 (538.364.079) 1.346.419.157 1.294.971.943
Waskita - Pusaka Dewa Krisna Jalan Nabire - Topo 70% -- -- 678.927.286 678.927.286
Waskita - Jakon - Bumirejo Jalan Pati - Rembang 40% -- -- 578.024.471 578.024.471
Waskita - Igon Jalan Memeh - Bintuni 60% -- -- 538.364.079 538.364.079
31 Desember 2008
Proyek Persentase Saldo Awal Setoran Pengakuan Laba Saldo Akhir
(Penarikan) (Rugi)
Rp Rp Rp Rp
Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak sebagaimana tersebut pada masing-
masing perjanjian, berupa penyerahan dana kepada pengelola sesuai kewajiban yang tertuang dalam
perjanjian kerjasama menurut porsi yang ditetapkan. Pengelola proyek dibentuk dengan anggota yang
berasal dari masing-masing pihak yang melakukan perjanjian kerjasama. Pengelola proyek melaksanakan
kegiatan pembangunan proyek dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan tersebut
termasuk laporan pertanggungjawaban keuangan kepada masing-masing pihak yang melakukan perjanjian
kerjasama.
Perjanjian Ventura Bersama sebagai berikut :
1. Waskita – Kumodo Intan – Proyek Pembangunan Waduk Rajui
Berdasarkan Perjanjian Kemitraan Kerjasama Operasi tanggal 10 Desember 2010, Perusahaan dan
PT Kumodo Intan membentuk Kerjasama Operasi (KSO) untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Waduk Rajui di Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan pembagian penyertaan
masing-masing sebesar 70% dan 30%.
2. Waskita – Yasa – Proyek Bandara Kualanamu
Berdasarkan Perjanjian Kemitraan Kerjasama Operasi tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan dan
PT Yasa Patria Perkasa membentuk Kerjasama Operasi (KSO) untuk melaksanakan Pekerjaan
Pembangunan Bandar Udara Medan Baru Kualanamu Propinsi Sumatera Utara dengan pembagian
penyertaan masing-masing sebesar 70% dan 30%.
3. Waskita – HK - PP – Proyek Jembatan Siak IV
Berdasarkan Perjanjian Kemitraan Kerjasama Operasi tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan dan
PT Yasa Patria Perkasa membentuk Kerjasama Operasi (KSO) untuk melaksanakan Pekerjaan
Pembangunan Jembatan Siak Paket IV dan Jalan Akses Propinsi Riau dengan pembagian penyertaan
masing-masing sebesar 40%, 35% dan 25%.
4. Waskita – Luhbiru – Proyek Pembangunan Turap/Sheet
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasi tanggal 1 Maret 2011 terbentuk Kerjasama Operasi (KSO)
untuk melaksanakan Proyek Pembangunan Turap/Sheet di Propinsi Kalimantan Timur, dengan pembagian
penyertaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 55% dan PT Luhbiru Naga Jaya sebesar 45%.
5. Waskita – Wika – PP – HK – Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede CIC
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasi tanggal 2 Pebruari 2009 terbentuk Kerjasama Operasi (KSO)
untuk melaksanakan Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede CIC di Propinsi Jawa Barat, dengan
pembagian penyertaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 25%, PT Wijaya Karya 25%, dan
PT Pembangunan Perumahan sebesar 25%, dan PT Hutama Karya 25%.
6. Waskita – CPA – Proyek SPAM Samarinda
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasi tanggal 3 Juni 2010 terbentuk Kerjasama Operasi (KSO) untuk
melaksanakan Proyek SPAM Samarinda Utara di Provinsi Kalimantan Timur, dengan pembagian
penyertaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 65% dan PT Cahaya Pengajaran Abadi sebesar
35%.
14. Investasi pada Entitas Asosiasi dan Investasi Jangka Panjang Lainnya
Berikut informasi keuangan dari entitas asosiasi per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
sebagai berikut:
Entitas Domisili Jenis Usaha Tahun Persentase 30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Asosiasi Operasi Kepemilikan Jumlah Jumlah Laba Jumlah Jumlah Laba Jumlah Jumlah Laba Jumlah Jumlah Laba
Komersial % Aset (Rugi) Bersih Aset (Rugi) Bersih Aset (Rugi) Bersih Aset (Rugi) Bersih
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
PT Ismawa Trimitra Jakarta Pembangunan 1995 25,00 42.040.830.820 1.897.303.383 44.125.150.748 4.204.181.213 40.870.765.213 4.543.455.312 43.557.128.637 2.114.367.835
dan Jasa
Berikut informasi keuangan atas investasi pada instrumen ekuitas tahun per 30 Juni 2012, 31 Desember
2011, 2010 dan 2009 sebagai berikut:
Entitas Domisili Jenis Usaha Tahun Persentase 30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Operasi Kepemilikan Jumlah Jumlah Laba Jumlah Jumlah Laba Jumlah Jumlah Laba Jumlah Jumlah Laba
Komersial % Aset (Rugi) Bersih Aset (Rugi) Bersih Aset (Rugi) Bersih Aset (Rugi) Bersih
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
PT Trans Lingkar Jakarta Pengusahaan 2006 18,14 1.132.115.645.199 6.837.058.425 1.060.521.628.911 (4.876.082.101) 874.917.070.457 (4.328.966.213) 410.172.799.619 (1.020.678.470)
Kita Jaya Jalan Tol
PT Citra Jakarta Pengusahaan 2006 12,50 172.227.416.798 (1.344.029.469) 163.760.971.523 (1.178.965.983) 125.874.602.385 186.200.112 125.786.494.657 455.054.010
Waspphutowa Jalan Tol
PT Cinere Serpong Jakarta Pengusahaan Tahap 20,00 -- -- -- -- 45.552.962.000 -- 45.552.962.000 --
Jaya Jalan Tol Pengembangan
PT Citra Waspphutowa
Perusahaan memiliki penyertaan sebesar 12,5% dari modal PT Citra Waspphutowa (PT CW).
Perusahaan ini didirikan sesuai Akta Pendirian dari Notaris Drs. Soegeng Santosa, SH. MH, Nomor 10
tanggal 13 Januari 2006, bergerak di bidang pengusahaan jalan tol. Pada tanggal 14 Juni 2011 telah
dilakukan tambahan modal sebesar Rp 3.250.000.000.
Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 27 Juni 2011 antara Perusahaan dengan PT Thiess
Contractors Indonesia (PT TCI), penyertaan Perusahaan pada PT Cinere – Serpong Jaya telah dijual
kepada PT TCI sebesar USD 1,000,000 atau setara dengan Rp 8.481.000.000. Selanjutnya, berdasarkan
Perjanjian Novasi tanggal 27 Juni 2011 antara Perusahaan dengan PT TCI, menyatakan Perusahaan
dibebaskan dari kewajiban utang kepada PT TCI sebesar Rp 9.110.592.400, sebagai kompensasi PT TCI
menggantikan hak Perusahaan atas kepemilikan di PT Cinere – Serpong Jaya (Catatan 18).
Perusahaan mencatat keuntungan atas penjualan penyertaan pada PT Cinere – Serpong Jaya sebesar
Rp 8.481.000.000 (Catatan 34).
Manajemen berpendapat tidak terdapat harga kuotasi dipasar aktif atas nilai wajar investasi jangka
panjang lainnya dan teknik penilaian tidak dapat digunakan karena entitas tersebut diatas belum
beroperasi penuh secara komersil, sehingga nilai wajar investasi diukur dengan biaya perolehan.
30 Juni 2012
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Kepemilikan Langsung
Biaya Perolehan:
Tanah 59.367.538.524 -- -- 59.367.538.524
Gedung 70.840.447.180 334.862.500 -- 71.175.309.680
Perlengkapan Kantor 10.619.308.538 240.913.569 -- 10.860.222.107
Peralatan Proyek 194.705.201.412 7.680.529.032 -- 202.385.730.444
Kendaraan 11.983.546.220 970.734.546 256.557.955 12.697.722.811
Jumlah 347.516.041.874 9.227.039.647 256.557.955 356.486.523.566
Akumulasi Penyusutan:
Gedung 41.867.555.165 1.741.800.537 -- 43.609.355.702
Perlengkapan Kantor 7.318.508.864 506.183.260 -- 7.824.692.124
Peralatan Proyek 96.368.804.891 13.190.250.180 -- 109.559.055.071
Kendaraan 9.562.601.517 403.413.334 242.846.037 9.723.168.814
Jumlah 155.117.470.437 15.841.647.311 242.846.037 170.716.271.711
Nilai Buku 192.398.571.437 185.770.251.855
31 Desember 2011
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Kepemilikan Langsung
Biaya Perolehan:
Tanah 59.367.538.524 -- -- 59.367.538.524
Gedung 70.012.547.680 827.899.500 -- 70.840.447.180
Perlengkapan Kantor 9.535.426.081 1.083.882.457 -- 10.619.308.538
Peralatan Proyek 133.539.463.931 61.165.737.481 -- 194.705.201.412
Kendaraan 12.367.246.220 -- 383.700.000 11.983.546.220
Jumlah 284.822.222.436 63.077.519.438 383.700.000 347.516.041.874
Akumulasi Penyusutan:
Gedung 38.385.570.779 3.481.984.386 -- 41.867.555.165
Perlengkapan Kantor 6.576.754.075 741.754.789 -- 7.318.508.864
Peralatan Proyek 78.641.829.448 17.726.975.443 -- 96.368.804.891
Kendaraan 9.094.373.585 829.792.932 361.565.000 9.562.601.517
Jumlah 132.698.527.887 22.780.507.550 361.565.000 155.117.470.437
Nilai Buku 152.123.694.549 192.398.571.437
31 Desember 2010
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Kepemilikan Langsung
Biaya Perolehan:
Tanah 60.137.909.325 -- 770.370.801 59.367.538.524
Gedung 69.744.889.232 292.627.500 24.969.052 70.012.547.680
Perlengkapan Kantor 8.572.499.349 962.926.732 -- 9.535.426.081
Peralatan Proyek 118.619.019.233 19.678.067.780 4.757.623.082 133.539.463.931
Kendaraan 12.027.659.569 2.447.000.000 2.107.413.349 12.367.246.220
Jumlah 269.101.976.708 23.380.622.012 7.660.376.284 284.822.222.436
Akumulasi Penyusutan:
Gedung 34.958.284.218 3.451.936.560 24.649.999 38.385.570.779
Perlengkapan Kantor 5.884.567.551 692.186.524 -- 6.576.754.075
Peralatan Proyek 74.016.178.241 7.837.446.452 3.211.795.245 78.641.829.448
Kendaraan 9.798.816.267 1.136.833.076 1.841.275.758 9.094.373.585
Jumlah 124.657.846.277 13.118.402.612 5.077.721.002 132.698.527.887
Nilai Buku 144.444.130.431 152.123.694.549
31 Desember 2009
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Kepemilikan Langsung
Biaya Perolehan:
Tanah 60.137.909.325 -- -- 60.137.909.325
Gedung 69.644.663.473 100.225.759 -- 69.744.889.232
Perlengkapan Kantor 8.261.985.849 310.513.500 -- 8.572.499.349
Peralatan Proyek 103.087.547.733 15.531.471.500 -- 118.619.019.233
Kendaraan 12.782.062.113 -- 754.402.544 12.027.659.569
Jumlah 253.914.168.493 15.942.210.759 754.402.544 269.101.976.708
Akumulasi Penyusutan:
Gedung 31.515.561.223 3.442.722.995 -- 34.958.284.218
Perlengkapan Kantor 5.092.532.286 792.035.265 -- 5.884.567.551
Peralatan Proyek 66.498.073.162 7.518.105.079 -- 74.016.178.241
Kendaraan 9.713.473.233 761.995.622 676.652.588 9.798.816.267
Jumlah 112.819.639.904 12.514.858.961 676.652.588 124.657.846.277
Nilai Buku 141.094.528.589 144.444.130.431
Aset tetap, berupa tanah dan bangunan dijadikan jaminan atas perolehan kredit dari bank. Sebagian tanah
berikut bangunannya dijadikan jaminan kepada Bank BNI (Catatan 17.1), Bank Mandiri (Catatan 17.2), Bank
BRI (Catatan 17.4) dan Indonesian Eximbank (Catatan 17.5) masing-masing sebesar Rp 109.135.230.000,
Rp 6.750.000.000, Rp 16.186.000.000 dan Rp 4.714.000.000, dengan nilai keseluruhan Rp 136.785.230.000,
dan nilai pasar tanah yang dijaminkan sebesar Rp 155.424.200.000.
Penyusutan pada 30 Juni 2012 dan 2011, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dibebankan ke beban kontrak
(Catatan 30) sebesar Rp 13.190.250.180, dan Rp 6.536.179.695, Rp 17.726.975.443, Rp 7.837.446.452 dan
Rp 7.518.105.079 dan dibebankan ke beban usaha (Catatan 32) masing-masing sebesar Rp 2.651.397.131
dan Rp 2.532.085.589, Rp 5.053.532.106, Rp 5.280.956.160 dan Rp 4.996.753.882.
Penjualan aset tetap pada 30 Juni 2012 dan 2011, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
Keuntungan atas Penjualan
Tahun Nilai Penjualan Aset Tetap Nilai Buku Aset Tetap
Aset Tetap
2012 (6 bulan) 110.100.000 28.741.919 81.358.081
2011 (6 bulan) -- -- --
2011 (1 tahun) 150.300.000 22.135.001 128.164.999
2010 (1 tahun) 2.902.753.202 19.037.007 2.883.716.195
2009 (1 tahun) 502.858.606 77.749.956 425.108.650
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan atas aset tetap yang diasuransikan adalah cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian yang terjadi.
Perangkat Lunak merupakan pembayaran tahap pertama atas pembelian ERP MS Dynamics AX2012 yaitu
perangkat lunak yang digunakan untuk sistem akuntansi Perusahaan.
Beban kontrak yang ditangguhkan merupakan beban yang ditangguhkan atas proyek-proyek yang sedang
berjalan, yang akan dibebankan sebagai beban kontrak pada saat proyek tersebut dilaksanakan.
Aset lain-lain tanah dan bangunan terdiri dari tanah dan bangunan yang berlokasi di Jalan KH. Mansyur,
Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang - Jakarta Pusat dengan nilai sebesar Rp 1.467.200.000.
Telah dilakukan penilaian oleh Jasa Penilai Independen Toto Suharto dan Rekan atas Apartemen tersebut
melalui laporan tanggal 26 Juli 2012 dengan nilai sebesar Rp 1.671.200.000. Penilaian tersebut
menggunakan cara-cara penilaian yang lazim, serta memperhatikan semua keterangan, faktor-faktor yang
terdapat dalam laporan ini dan berdasarkan pada asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang berlaku.
Fasilitas tersebut jatuh tempo tanggal 27 Desember 2011 sesuai surat No. KPS/2.1/139/R tanggal
12 Oktober 2011 dan telah di perpanjang sesuai surat No. BIN/1.2/009/R tanggal 10 Januari 2012 dan
akan jatuh tempo tanggal 26 Maret 2013. Fasilitas pinjaman ini dijamin dan diikat dengan :
a. Barang-barang stock telah diikat fidusia akta nomor 5 tanggal 13 Agustus 1998 dan telah didaftarkan
di Kantor Pendaftaran Fidusia. Sertifikat Jaminan Fidusia No. C2-4831 HT.04.06.TH.2001/NTSD
tanggal 26 Januari 2001.
b. Satu bidang tanah SHGB No. 2001 tanggal 1 Juni 2006 dan berakhir haknya pada tanggal 1 Januari
2026, seluas 5.798 m2, terletak di Desa Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, a.n. PT Waskita Karya
(Persero) Tbk senilai Rp 5.191.600.000 sesuai dengan Sertifikat Hak Tanah (SHT) I No. 323.
c. Satu bidang tangah SHGB No. 724 tanggal 29 Maret 1988 s/d 1 Desember 2027 seluas 2.098 m2
terletak di Kelurahan Cipinang Cempedak, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur, a.n. PT Waskita Karya
(Persero) Tbk senilai Rp 1.500.000.000 sesuai dengan SHT No.397/T/1988 dan senilai
Rp 31.000.000.000 sesuai dengan SHT.II No.408/2004.
d. Satu bidang tanah SHGB No. 38, tanggal 21 April 2003 s/d 20 April tahun 2022, seluas 1.332 m2,
terletak di Kel. Ampenan Selatan, Kec. Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat, a.n. PT Waskita
Karya (Persero) Tbk cabang NTB senilai Rp 1.332.000.000 sesuai dengan SHT.I No.687/2007.
e. Satu bidang tanah SHGB No. 01/Tangjungbaru tanggal 13 Nopember 1987 s/d 13 Oktober 2027,
seluas 1.095 m2, terletak di Desa/Kel. Tanjung baru, Kec. Sukarame, Bandar Lampung, Lampung,
a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 30.000.000 sesuai dengan S.Hip. No.3181 dan
senilai Rp 2.222.100.000 diikat SHT II No. 01057/2007.
f. Satu bidang tanah SHGB No. 772 tanggal 31 Maret 1989 s/d 19 Desember 2028, seluas 3.650 m 2,
terletak di Desa /Kel. Cipinang Cempedak, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur a.n. PT Waskita Karya
(Persero) Tbk senilai Rp 1.000.000.000 sesuai dengan S.Hip. No. 597/T/1995 tgl. 29-09-1995 dan
senilai Rp 31.000.000.000 sesuai dengan SHT.I. No. 407/2004.
g. Satu Bidang tanah SHGB No. 4 tanggal 10 Oktober 1988 sampai dengan 19 Desember 2028 seluas
2.511 m2, terletak di Desa/Kelurahan betung-Tebal, Kec. Lubuk-Begalung, Padang, Sumatera barat,
a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 651.430.000.
h. Satu bidang tanah SHGB No. 7 tanggal 18 Pebruari 1993 sampai dengan 8 Pebruari 2013, seluas
806 m2, terletak di Kelurahan Belakanolo, kecamatan Padang Barat, Padang, Sumatera barat, a.n.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 1.270.880.000 sesuai dengan SHT.I.No. 3129/2001 dan
senilai Rp 460.020.000 sesuai dengan SHT.II. No.1151/2007.
i. Satu bidang tanah SHGB No. 436 tanggal 1 Maret 1988 sampai dengan 19 Juni 2032, seluas
1.004 m2, terletak di Desa Sungai Raya, Kodya Pontianak, Kalimantan Barat, a.n. PT Waskita Karya
(Persero) Tbk senilai Rp 464.850.000 sesuai dengan SHT.I.No. 356/2001 dan senilai Rp 747.850.000
sesuai dengan SHT.II.No. 169/2007.
j. Satu bidang tanah SHGB No. 1085 tanggal 18 Desember 2006 sampai dengan 23 November 2026,
seluas 1.404 m2, terletak di Kel. Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo, Kodya Surabaya, Jawa Timur, a.n.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 2.665.700.000 sesuai dengan SHT.I. No. 2952/2007.
k. Satu bidang tanah SHGB No. 82 tanggal 20 Oktober 1988 sampai dengan 13 April 2028, seluas
2.013 m2, terletak di Kelurahan Kalirungkut, Kodya Surabaya, Jawa Timur, a.n. PT Waskita Karya
(Persero) Tbk senilai Rp 2.027.710.000 sesuai dengan SHT.I No. 4772/2001 dan senilai
Rp 2.474.390.000 sesuai dengan SHT.II.
l. Satu bidang tanah SHGB No. 30 tanggal 26 Januari 2007 sampai dengan 26 Januari 2027, seluas
1.250 m2, terletak di Kelurahan Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur, Bali, a.n. PT Waskita Karya
(Persero) Tbk senilai Rp 3.404.000.000 sesuai dengan SHT.I. No. 2012/2007.
m. Satu bidang tanah SHGB No. 2 tanggal 25 Juni 1997 sampai dengan 25 Juni 2017, seluas 1.000 m 2,
terletak di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kelapa Lima, Kodya Kupang, Nusa Tenggara Timur,
a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 402.860.000 sesuai dengan SHT.I. No. 390/2001 dan
senilai Rp 636.540.000 sesuai dengan SHT.II. No. 239/2007.
n. Satu bidang tanah SHGB No. 24 tanggal 24 Oktober 1997 sampai dengan 24 Oktober 2017, seluas
595 m2, terletak di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kodya Kupang, Nusa Tenggara
Timur, a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 49.260.000 sesuai dengan SHT.I.No.
374/2001 dan senilai Rp 39.740.000 sesuai dengan SHT.II. No. 240/2007.
o. Satu bidang tanah SHGB No. 13 tanggal 22 Juli 1993 sampai dengan 22 Juli 2023, seluas 4.830 m 2,
terletak di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kodya Kupang, Nusa Tenggara Timur, a.n.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 457.590.000 sesuai dengan SHT.I. No. 375/2001.
d1/24 Oktober 2012 53 paraf:
PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) serta
Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
(Dalam Rupiah)
p. Satu bidang tanah SHGB No. 14 tanggal 22 Juli 1993 sampai dengan 22 Juli 2023, seluas 4.800 m 2,
terletak di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kodya Kupang, Nusa Tenggara Timur, a.n.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 288.000.000 sesuai dengan SHT.I. No. 375/2001 dan
senilai Rp 602.410.000 sesuai dengan SHT.II. No. 238/2007.
q. Satu bidang tanah SHGB No. 24 tanggal 11 Juni 1993 sampai dengan 25 Mei 2013, seluas 276 m 2,
terletak di Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Wenang, Kodya Manado, Sulawesi Utara, a.n.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 263.530.000, sesuai dengan SHT.I.No. 737/2001 dan
senilai Rp 121.670.000, sesuai dengan SHT.II. No. 667/2007.
r. Satu bidang tanah SHGB No. 2 tanggal 16 Pebruari 1988 sampai dengan 16 Pebruari 2018, seluas
17.450 m2, terletak di Desa Kali Jaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, a.n.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 9.273.020.000, sesuai dengan SHT.I.No. 956/2001 dan
senilai Rp 7.047.380.000, sesuia dengan SHT.II. No. 1104/2007.
s. Satu bidang tanah SHGB No. 1 tanggal 7 Januari 1992 sampai dengan 28 Desember 2020, seluas
4.040 m2, terletak di Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp 1.516.520.000, sesuai dengan SHT.I.No.2927/2001
dan senilai Rp 994.180.000 sesuai dengan SHT.II.No. 1613/2007.
Tanah yang dijaminkan termasuk bangunan dan segala sesuatu yang berada di atas tanah tersebut,
baik yang telah ada maupun yang akan ada.
t. Kendaraan bermotor yang terdiri dari 1 (satu) unit VW Caravel YDN tahun 2005 dan 1 (satu) unit
Toyota New Camry tahun 2010, yang diikat fidusia sesuai Akta Pemberian Jaminan Fidusia Atas
Kendaraan No. 18 tanggal 18 Pebruari 2004.
u. Deposito a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang ditempatkan di BNI senilai Rp 5.469.000.000,
dengan bilyet Deposito No. Seri AA 548877 tgl 23 Nopember 2004 diikat secara gadai sesuai
Perjanjian Gadai no. 2005.002 tanggal 29 April 2005 (Catatan 4).
v. Deposito a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang ditempatkan senilai Rp 8.143.200.000, dengan
bilyet Deposito No. Seri AB 621858 tanggal 15 Januari 2008/Gadai/002 tanggal 12 Pebruari 2008
(Catatan 4).
w. Deposito a.n. PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang ditempatkan senilai Rp 2.215.733.745, dengan
bilyet Deposito No. Seri PAA 0360531 dan PAA 0361348 sesuai Surat No. 538/BK/WK/2011 tanggal
27 Mei 2011 (Catatan 4).
Perjanjian ini juga mencakup batasan-batasan yang tidak diperkenankan dilakukan oleh Perusahaan
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank antara lain; melakukan perubahan kegiatan usaha;
menjual atau memindahkan hak atau mengalihkan seluruh atau sebagian kekayaan/aset milik dalam satu
transaksi atau dalam beberapa transaksi kecuali; menjual atau mengalihkan aset kecuali yang bersifat
arm’s length; menjual atau mengalihkan aset sebagai ganti atau digantikan aset lainnya yang sebanding
atau lebih baik tipe sifat dan kualitasnya; menjual atau mengalihkan aset dalam rangka pelaksanaan
reorganisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia sepanjang penjualan aset tersebut tidak mempunyai
akibat material; melakukan peleburan penggabungan pemisahan pembubaran perseroan maupun
rekonstruksi selain daripada reorganisasi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia
sepanjang tidak memiliki akibat material; tindakan korporasi dengan anggota lain dengan ketentuan
bahwa tindakan korporasi tersebut dilakukan dengan syarat akan menjadi badan hukum yang bertahan
(surviving legal entity); melakukan perubahan anggaran dasar yang dapat menimbulkan akibat material;
mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang kepada
instansi yang berwenang.
Seluruh tagihan proyek per tahun diikat secara cessie (Catatan 5). Saldo pinjaman bank per
31 Desember 2011 sebesar Rp 318.918.854.975. Selama periode berjalan, terdapat pencairan pinjaman
dari Bank BNI sebesar Rp 4.071.044.894.716 dan pelunasan pinjaman sebesar Rp 3.755.155.452.431
dimana Rp 50.000.000.000 bersumber dari dana obligasi. Dengan demikian saldo pinjaman bank BNI
per 30 Juni 2012 sebesar Rp 634.808.297.260.
dari pihak ketiga untuk proyek yang sama; mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan
harta kekayaan perusahaan yang dibiayai kepada pihak lain; melakukan merger, akuisisi yang dapat
menghambat kewajiban pembayaran kredit kepada kreditur dan penjualan atau pemindahtanganan atau
melepaskan hak atas harta kekayaan selain untuk kegiatan usaha sehari-hari; mengajukan permohonan
dan atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk dinyatakan pailit atau
penundaan pembayaran utang, menjual atau memindahtangankan dengan cara apapun atau
melepaskan sebagian atau seluruh harta kekayaan yang sudah diserahkan sebagai Agunan kepada
Kreditur selain dalam rangka memperdagangkan hasil produksi, meminjamkan uang kepada siapapun
juga, kecuali akibat kegiatan usaha yang normal dalam usaha Debitur; menyerahkan sebagian atau
seluruh hak dan atau kewajiban atas fasilitas kredit kepada pihak lain.
Saldo pinjaman bank per 31 Desember 2011 sebesar Rp 98.849.330.533. Selama periode berjalan,
terdapat pencairan pinjaman dari Bank Jabar Banten sebesar Rp 151.725.669.467 dan pelunasan
pinjaman sebesar Rp 575.000.000. Dengan demikian saldo pinjaman bank Jabar Banten per 30 Juni
2012 sebesar Rp 250.000.000.000.
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pemasok 742.353.317.286 834.308.171.976 488.339.356.056 491.447.282.187 358.680.905.704
Subkontraktor 443.366.576.280 601.861.777.373 322.276.041.754 360.664.065.422 287.738.398.225
Ventura Bersama 74.249.409.780 119.034.146.354 6.365.705.689 6.449.132.576 13.299.001.621
Sewa Alat 42.909.683.970 47.216.476.327 38.863.613.941 29.802.324.075 --
Upah Kerja 19.993.791.606 31.552.271.151 22.061.649.152 30.737.041.029 24.609.621.237
Lain-lain 11.103.688.918 27.741.521.508 22.387.583.615 19.606.276.951 27.003.892.209
Jumlah 1.333.976.467.840 1.661.714.364.689 900.293.950.207 938.706.122.240 711.331.818.996
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Utang Sewa Alat
> 30 - 90 hari
Belum Jatuh Tempo 24.480.113.835 33.085.246.919 29.098.020.257 22.179.088.146 --
Sudah Jatuh Tempo 10.189.847.606 13.092.329.179 5.134.944.751 3.913.956.732 --
> 90 - 180 hari - Sudah Jatuh Tempo 3.739.215.447 139.173.621 3.116.914.544 1.549.780.392 --
> 180 - 360 hari - Sudah Jatuh Tempo 1.517.482.105 29.863.200 622.330.635 102.792.880 --
> 360 hari - Sudah Jatuh Tempo 2.983.024.977 869.863.408 891.403.754 2.056.705.925 --
Total 42.909.683.970 47.216.476.327 38.863.613.941 29.802.324.075 --
Utang Upah
> 30 - 90 hari
Belum Jatuh Tempo 12.905.657.237 26.415.764.188 17.790.353.529 24.959.391.059 19.639.738.630
Sudah Jatuh Tempo 2.257.720.870 4.680.596.039 3.115.268.239 4.370.638.172 3.439.114.005
> 90 - 180 hari - Sudah Jatuh Tempo 2.945.842.417 277.085.797 555.330.876 166.589.696 345.524.775
> 180 - 360 hari - Sudah Jatuh Tempo 822.089.935 -- 239.708.610 16.373.936 521.454.469
> 360 hari - Sudah Jatuh Tempo 1.062.481.147 178.825.127 360.987.898 1.224.048.166 663.789.358
Total 19.993.791.606 31.552.271.151 22.061.649.152 30.737.041.029 24.609.621.237
Saldo utang usaha lain-lain per 31 Desember 2010 sebesar Rp 22.387.583.615, diantaranya terdapat utang
kepada PT Thiess Contractors Indonesia (PT TCI) sebesar Rp 9.110.592.400 yang merupakan utang atas
perolehan investasi pada perusahaan asosiasi PT Cinere – Serpong Jaya. Berdasarkan Perjanjian Novasi
tanggal 27 Juni 2011 antara Perusahaan dengan PT TCI, menyatakan Perusahaan dibebaskan dari kewajiban
utang tersebut, sebagai kompensasi PT TCI menggantikan hak Perusahaan atas kepemilikan di PT Cinere –
Serpong Jaya. Hal ini sesuai dengan Perjanjian Jual Beli antara PT TCI dengan Perusahaan tanggal 27 Juni
2011 (Catatan 14.a dan 34).
Termasuk dalam saldo utang usaha per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar
Rp 6.304.150.500, Rp 3.010.425.000 dan Rp 16.791.607.655 merupakan utang atas pembelian aset tetap
(Catatan 15 dan 38).
Utang bruto kepada sub kontraktor merupakan utang Perusahaan yang berasal dari pekerjaan yang diakui
sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan, namun belum diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita acara fisik dengan
pengajuan penagihan pada tanggal laporan posisi keuangan. Utang bruto kepada sub kontraktor per 30 Juni
2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Divisi I 313.516.051.535 421.046.836.111 477.470.975.456 --
Divisi II 134.434.651.470 97.751.553.453 294.206.416.381 --
Divisi III 60.309.455.617 151.360.462.700 368.711.414.213 --
Divisi IV 23.480.664.286 153.669.681.152 -- --
Divisi V 86.968.395.589 94.430.723.967 -- --
Divisi VI 6.871.792.878 63.168.351.665 -- --
Divisi VII 21.205.764.623 17.940.236.544 -- --
Divisi EPC 25.229.862.879 23.543.995.581 -- --
Kantor Pusat -- -- -- 9.781.762.030
Wilayah Barat -- -- -- 43.648.876.623
Wilayah Tengah -- -- -- 67.400.977.237
Uang muka kontrak jangka pendek merupakan uang muka pelaksanaan proyek yang diterima dari pemberi
kerja sesuai kontrak pekerjaan konstruksi jangka pendek, uang muka tersebut akan dikompensasikan dengan
progress pekerjaan dan termin pembayaran sesuai dengan progress lapangan.
Beban yang masih harus dibayar operasional proyek adalah utang kepada pihak ketiga sehubungan dengan
kegiatan operasional proyek perusahaan. merupakan biaya pegawai, keperluan kantor dan perjalanan dinas.
Di tahun 2012 dan 2011 merupakan biaya pegawai, keperluan kantor dan perjalanan dinas, sedangkan tahun
2010 merupakan pembelian alat-alat proyek yang masih harus dibayar, seperti pembelian alat asphaalt, tryre
roller dan tandem roller, sedangkan di tahun 2009 merupakan biaya operasional kepada pihak ketiga.
Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham No. 89 tanggal 29 Mei 2012 antara Perusahaan dengan
PT Jasa Marga (Persero) Tbk, penyertaan Perusahaan pada PT Trans Lingkar Kita Jaya sebesar
Rp 76.208.000.000 (Catatan 14.b) dijual kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 117.931.294.128.
Selanjutnya, pembayaran akan dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan cara sebesar 50% atau
sebesar Rp 58.965.597.064 dibayar pada saat penandatangan perjanjian, sedangkan sisanya sebesar 50%
atau sebesar Rp 58.965.597.064 akan dibayar oleh PTJasa Marga (Persero) Tbk paling lambat 1 hari kerja
setelah ditandatanganinya Akta Jual Beli Saham oleh kedua belah pihak. Perusahaan belum mencatat
transaksi jual beli tersebut sebagai penjualan, melainkan sebagai uang muka penjualan investasi sebesar
Rp 58.965.597.064.
Berdasarkan Risalah Rapat Direksi tanggal 28 Pebruari 2012 tentang pemberian jasa produksi tahun 2011
kepada pegawai Perusahaan, estimasi jasa produksi kepada karyawan yang ditetapkan sebesar
Rp 20.000.000.000. Estimasi tantiem untuk Direksi tahun 2011 sebesar Rp 5.000.000.000.
Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris PT Waskita Karya (Persero) Tbk No. 03/WK/DK/2011 tentang
pemberian jasa produksi tahun 2010 kepada pegawai Perusahaan tanggal 2 Pebruari 2011, estimasi jasa
produksi kepada karyawan yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 15.500.000.000. Estimasi
tantiem untuk direksi tahun 2010 adalah sebesar Rp 3.000.000.000.
Berdasarkan risalah rapat umum pemegang saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk tentang pengesahan
rencana kerja dan anggaran Perusahaan tahun 2009 No. RIS-20/D2.MBU/2009 tanggal 12 Januari 2009,
estimasi jasa produksi dan tantiem yang ditetapkan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 20.580.000.000 dan
Rp 2.750.000.000. Selanjutnya sesuai surat komisaris Perusahaan No. 06/WK/DK/2010 tanggal
5 Pebruari 2010 tentang pemberian jasa produksi tahun 2009, terdapat revisi atas penetapan jasa produksi
tahun 2009 menjadi Rp 14.800.000.000, yaitu disesuaikan dengan pencapaian kinerja Perusahaan
sedangkan tantiem tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 11 tanggal 4 April 2012 juncto Akta Perubahan I
Perjanjian Perwaliamanatan No. 98 tanggal 26 April 2012 juncto Akta Perubahan II Perjanjian
Perwaliamantan No. 58 tanggal 23 Mei 2012 yang ketiganya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H.,
Perusahaan telah menerbitkan ”Obligasi II Waskita Karya Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap” senilai
Rp 750.000.000.000 dengan perincian sebagai berikut:
Seri A : Obligasi dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,75% (delapan koma tujuh lima persen)
per tahun dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun. Jumlah pokok Obliasi Seri A yang ditawarkan
adalah sebesar Rp 75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah)
Seri B : Obligasi dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 9,75% (sembilan koma tujuh lima persen)
per tahun dengan jangka waktu 5 (lima) tahun. Jumlah pokok Obligasi seri B yang ditawarkan
adalah sebesar Rp 675.000.000.000,- (enam ratus tujuh puluh lima milyar Rupiah).
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga
obligasi. Pembayaran bunga obligasi Seri A dan Seri B pertama akan dilakukan pada tanggal 5 September
2012. Obligasi Seri A akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2015 dan Seri B akan jatuh tempo pada tanggal
5 Juni 2017.
Pemeringkatan atas efek utang jangka panjang (obligasi) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yaitu
A- (Single A minus). Sebagai jaminan penerbitan obligasi adalah piutang performing dari proyek-proyek
dengan nilai nominal 120% (seratus dua puluh persen) dari nilai Pokok Obligasi.
Biaya Emisi Obligasi II sebesar Rp 2.263.502.489 diamortisasi setiap bulan sampai dengan jatuh tempo masa
Obligasi II tahun 2017.
Utang obligasi mencakup persyaratan tertentu antara lain:
- Current ratio tidak kurang dari 1 : 1 (satu berbanding satu);
- Debt to Equity tidak lebih dari 3 : 1 (tiga berbanding satu), dan
- EBITDA dengan Beban Bunga Pinjaman tidak kurang dari 1,5 : 1 (satu koma lima berbanding satu).
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
PT PLN (Persero) 44.510.936.037 3.097.553.230 36.791.258.319 -- --
PT Jasa Marga (Persero) 14.626.569.297 -- -- -- --
PT Angkasa Pura II (Persero) -- -- -- -- 25.796.761.785
Jumlah Uang Muka Jangka Panjang Pihak-pihak Berelasi 59.137.505.334 3.097.553.230 36.791.258.319 -- 25.796.761.785
Pihak-pihak Ketiga
Pemerintah-pemerintah Daerah 38.401.554.595 30.474.446.112 14.371.062.727 49.774.021.364 --
Kementerian Pekerjaan Umum 18.878.101.426 41.673.488.270 85.929.634.068 135.290.507.116 191.773.766.502
Kementerian Pemuda dan Olah Raga 3.097.553.230 -- -- -- --
Universitas Sumatera Utara -- -- 23.305.337.305 -- --
Japan International Corporation -- -- 21.434.892.949 --
PT Tiara Sakti Mandiri -- -- 6.065.529.409 -- --
Hubei Hongyuan Power Engineering, Co Ltd -- -- 5.885.838.520 -- --
PT Elite Prima Hutama -- -- -- -- 10.249.381.302
Lain-lainnya (dibawah Rp 2 Milyar) 1.607.603.824 2.497.080.919 14.531.597.548 14.197.606.588 7.842.339.816
Jumlah Uang Muka Jangka Panjang Pihak-pihak Ketiga 61.984.813.075 74.645.015.301 171.523.892.526 199.262.135.068 209.865.487.620
Jumlah 121.122.318.409 77.742.568.531 208.315.150.845 199.262.135.068 235.662.249.405
Perusahaan telah membukukan liabilitas manfaat karyawan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, menggunakan teknik aktuarial, dalam rangka penerapan PSAK nomor 24
(Revisi 2010) tentang Imbalan Kerja.
Penilaian aktuaria atas estimasi manfaat karyawan pasca kerja tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011,
2010, dan 2009 dilakukan oleh perusahaan konsultan aktuaria PT Praptasentosa Gunajasa. Penggunaan
teknik aktuarial atas imbalan pasca kerja dilakukan dengan cara mendiskontokan imbalan dalam menentukan
nilai kini dari Liabilitas imbalan pasti dan biaya jasa kini, berdasarkan Projected Unit Credit Method (PUC
Method), dan dilakukan berdasarkan pengukuran pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember untuk setiap
tahunnya.
Asumsi aktuarial pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 sebagai berikut:
Mortalitas (Mortality Rate) CSO -1980 CSO -1980 CSO -1980 CSO -1980
Tingkat Kenaikan Gaji - per Tahun 8% 8% 5% 5%
Tingkat Bunga/Diskonto (Interest Rate) 6,5% 6,5% 11% 11%
Metode PUC PUC PUC PUC
Pada tahun 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama nomor WK: L.20/P/WK/2006 dan
nomor AJS: 079.SJ.U 076 antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
tanggal 28 Juli 2006 tentang Pengelolaan Program Asuransi Pesangon Kumpulan dan Addendum I Perjanjian
Kerjasama No. L. 20/P/WK/2006; No. 079 Sj. U. 0706 tanggal 25 April 2008.
Tidak terdapat manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau
pengurangan iuran masa datang di tahun 2012, 2011, 2010 dan 2009, sehingga Aset Program tersebut tidak
dibukukan oleh Perusahaan.
Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk No. 36 tanggal
21 Oktober 2005 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah SH, ditetapkan peningkatan modal dasar Perusahaan
dari Rp 240.000.000.000 menjadi Rp 720.000.000.000 yang terbagi atas 720.000 saham dan masing-masing
saham mempunyai nominal Rp 1.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh
sebanyak 180.000 saham dengan nilai Rp 180.000.000.000 oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan Akta Akta No. 140 tanggal 20 Juli 2010, yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta,
terdapat perubahan anggaran dasar mengenai perubahan Modal Dasar Perusahaan sebesar
Rp 720.000.000.000, terbagi atas 20.186.900 saham, yang terbagi dari 186.900 saham seri A Dwi Warna,
masing-masing saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000, dan 20.000.000 saham seri B masing-masing
saham dengan nilai nominal Rp 26.655. Dari modal dasar telah ditempatkan sebesar Rp 654.992.100 dan
diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia sebanyak 180.000 saham seri A Dwi Warna atau sebesar
Rp 180.000.000.000 dan Perusahaan Pengelola Aset sebanyak 17.820.000 saham seri B atau sebesar
Rp 474.992.100.000. Seluruh saham tersebut berjumlah Rp 654.992.100.000, telah disetor penuh ke kas
Perusahaan.
b. Modal Dipesan
Pada tahun 2009, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/(PT PPA) melakukan Restrukturisasi dan/atau
Revitalisasi atas Perusahaan. Pelaksanaan restrukturisasi dan/atau revitalisasi tersebut dilakukan dengan
penyetoran modal oleh PT PPA sebesar Rp 474.992.100.000. Perusahaan akan menerbitkan saham baru
atas penyetoran modal tersebut. Sampai dengan 31 Desember 2009, proses dan dokumentasi revitalisasi
dan/atau restrukturisasi yang telah selesai adalah sebagai berikut :
i. Surat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. : S-222/MBU/2009 tanggal 13 April 2009
perihal prioritas kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam program Rekapitalisasi.
ii. Surat dari Menteri Keuangan No. S-553/MK.06/2009 tanggal 17 September 2009 perihal Persetujuan
Restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
iii. Surat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara No: S. 664/MBU/2009 tanggal 29 September 2009
perihal Pelaksanaan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nomor :
KEP-244/MBU/2009 tanggal 16 Nopember 2009.
iv. Rancangan Pengambilalihan Dalam Rangka Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi PT Waskita Karya
(Persero) Tbk tanggal 30 Nopember 2009 yang telah ditandatangani antara PT Perusahaan Pengelola
Aset (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
v. Perjanjian Pokok Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi atas PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang telah
ditandatangani antara PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero)
Tbk tanggal 31 Desember 2009.
vi. Peraturan Pemerintah (PP) No. 49 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010 tentang struktur kepemilikan
saham negara melalui penerbitan saham baru pada Perusahaan.
Dengan kondisi tersebut, pada 31 Desember 2009, Perusahaan telah membukukan hasil sementara proses
revitalisasi dan/atau restrukturisasi tersebut sebagai “Piutang Pemegang Saham” atas pemesanan saham
dan sebagai “Modal Dipesan”. Oleh sebab itu, penambahan Modal Dipesan ditahun 2009 sebesar
Rp 474.992.100.000 merupakan penambahan modal dipesan yang dalam Laporan Arus Kas sebagai
aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas.
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Telah Ditentukan Penggunaannya
Saldo Awal Tahun 192.279.960.913 192.279.960.913 142.601.988.604 142.601.988.604 142.601.988.604
Penambahan Dana Cadangan -- -- 49.677.972.309 -- --
Saldo Akhir Periode 192.279.960.913 192.279.960.913 192.279.960.913 142.601.988.604 142.601.988.604
Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan No RIS-18/D2.MBU/2010 tanggal
14 Juni 2010, disetujui untuk membentuk cadangan umum atas penggunaan laba Perusahaan tahun 2009
sebesar Rp 49.677.972.309.
Perusahaan membuat penyisihan untuk cadangan umum sesuai dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007
mengenai Perusahaan Terbatas. Undang-undang tersebut mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk
membuat penyisihan cadangan umum sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan
disetor penuh. Dana cadangan diadakan untuk menutupi kerugian yang diderita dan dapat dipergunakan
sebagai modal kerja dan tujuan lain menurut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
Sesuai dengan program Pemerintah Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Mlik Negara nomor KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Mlik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, Perusahaan menyisihkan
dana untuk program kemitraan bersumber dari penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% (satu persen)
sampai dengan 3% (tiga persen), dan menyisihkan dana untuk program bina lingkungan bersumber dari
penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen).
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor PER05/MBU/2007 tanggal 27 April
2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan, Perusahaan menyisihkan dana untuk program kemitraan bersumber dari penyisihan laba setelah
pajak maksimal sebesar 2% (dua persen), dan menyisihkan dana untuk program bina lingkungan bersumber
dari penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen), masing-masing sebesar
Rp 6.879.567.764, Rp 2.423.912.870 dan Rp 1.005.160.000 per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan
31 Desember 2010.
Pihak-pihak Ketiga
Pemerintah - Pemerintah Daerah 571.165.472.448 313.251.448.298 740.706.995.855 197.833.146.754 1.061.381.238.694
Kementerian Pekerjaan Umum 357.348.262.686 503.956.184.380 2.408.180.632.441 2.299.952.637.549 1.130.802.585.083
Universitas Indonesia 154.220.800.000 14.953.268.013 -- -- 71.376.300.673
Bin Laden Corporation Group 123.566.504.313 123.911.102.456 235.695.761.419 294.572.603.706 39.383.252.953
PT Multi Artha Pratama 106.711.510.079 -- 72.718.921.951 -- --
PT Tapin Coal Terminal 95.683.660.367 10.561.300.257 128.966.929.215 -- --
PT Merdeka Sandi Surya 73.763.990.909 42.976.109.091 42.976.109.091 -- --
PT Indonesian Paradise Island 51.891.616.113 62.126.675.799 126.217.288.233 69.397.461.145 --
Daewoo Engineering Company 49.050.417.856 40.942.306.938 120.101.301.531 -- --
PT Basco Minang Plaza 47.672.969.645 -- -- -- --
PT Inti Utama Dharma RE 46.616.526.594 -- 55.890.909.092 -- --
PT Trans Heksa Karawang 35.981.428.619 -- 33.233.848.545 -- --
PT Adhityya Seroyakorita 30.730.540.000 -- -- -- --
Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih 28.111.974.745 -- -- -- --
Resident representative a.i - United Nations Development Program 26.435.590.233 -- -- -- --
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia 22.852.000.000 122.167.714.100 30.182.727.271 --
PT Magna Terra 22.240.047.689 -- 37.201.685.364 -- --
PT Palarudhibi Teguh Makmur 21.127.727.087 -- 15.093.386.364 -- --
PT Meridan Sejati Surya Plantation 20.356.631.271 48.847.185.000 99.877.504.386 -- --
Koperasi Sejahtera Bersama Unt Usaha Ritel SB Smart 20.037.303.957 -- -- -- --
PT BPD Riau 18.763.435.266 35.833.000.582 126.134.371.889 57.605.829.209 --
Kementerian Perhubungan 17.025.532.897 -- -- -- --
PT Patria Maritime Industry 15.847.545.545 -- -- -- --
PT GriyaInta Sejahtera Insani 14.890.368.314 -- 20.014.488.168 -- --
PT Suraco Jaya Abadimotor 13.172.291.545 -- -- -- --
Jakarta International Container Terminal 10.629.489.235 -- -- -- --
PT Gunawangsa Investindo 9.341.429.883 -- -- -- --
PT Marga Bumi 9.262.220.557 -- -- -- --
Kementerian Pendidikan Nasional 9.221.995.125 -- -- -- --
PT Inext Arsindo 8.301.503.491 -- -- -- --
PT Samudera Golden Mitra 7.901.051.782 -- -- -- --
PT Pandan Harum Medika 7.862.289.000 -- -- -- --
Cilandra Perkasa Group 6.654.310.276 -- -- -- --
PT Makmur Permata Putra 6.189.544.455 -- -- -- --
PT Putera Mataram Indah Wisata -- 15.531.670.000 24.170.821.211 17.642.322.500 --
PT Arcs House -- 12.896.778.143 15.311.663.720 21.196.909.864 --
PT Pancamulti Niaga Pratama -- 12.531.640.000 20.228.217.869 29.551.200.000 --
PT Badak NGL Bontang -- 9.413.873.411 -- 14.471.594.510 --
PT Techindo Pratama -- 8.350.694.700 -- 15.000.231.128 --
Yayasan Masjig Agung At-Taqwa -- 7.749.728.037 -- -- --
PT Newmont Nusa Tenggara -- 7.328.447.500 25.683.689.091 -- --
PT Sandai Inti Jaya Tambang -- 5.971.172.727 13.909.090.908 -- --
Universitas Indonesia -- -- 184.851.922.558 93.813.728.946 --
Universitas Hasanuddin Makassar -- -- 148.728.582.729 54.909.090.909 --
PT Graha Santika Dyandra -- -- 86.640.449.115 60.790.227.273 --
Universitas Sumatera Utara -- -- 83.134.461.400 224.739.026.260 --
PT Gunawangsa Investindo -- -- 75.124.387.009 -- --
PT Saipem Indonesia -- -- 53.575.701.015 142.022.086.820 14.758.568.384
Merupakan beban bunga atas kredit bank/non bank, beban provisi, dan beban administrasi bank yang terkait
dengan perolehan pinjaman selama periode berjalan setelah dikurangi biaya bunga yang secara langsung
dapat diatribusikan dengan biaya perolehan suatu proyek tertentu yang memenuhi syarat.
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:
2012 2011 2011 2010 2009
(6 bulan) (6 bulan) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun)
Tidak Diaudit
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba Usaha 148.799.146.100 117.918.896.046 460.831.959.206 380.360.993.691 255.135.164.184
Laba Bersih 36.941.026.553 12.508.786.439 171.989.194.121 124.079.359.763 50.683.132.309
Rata-rata Saham Beredar 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000
Laba Usaha per saham 8.267 6.551 25.602 21.131 14.174
Laba Bersih per Saham 2.052 695 9.555 6.893 2.816
Perusahaan memiliki fasilitas Bank Garansi dari PT Bank BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Panin Tbk, dan PT BRI (Persero) Tbk masing-masing dengan jumlah maksimum Rp 3 triliun,
Rp 2,65 triliun, Rp 100 Milyar, dan Rp 200 Milyar.
Pada tanggal 30 Juni 2012 Perusahaan telah menggunakan Bank Garansi masing-masing Rp 1,273 triliun,
Rp 1,607 triliun, Rp 0 dan Rp 80,572 Milyar.
Pada tanggal 31 Desember 2011 Perusahaan telah menggunakan Bank Garansi masing-masing
Rp 1,442 triliun, Rp 1,35 triliun, Rp 17,068 Milyar dan Rp 91,808 Milyar.
Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan telah menggunakan Bank Garansi masing-masing
Rp 1,514 triliun, Rp 1,91 triliun, Rp 23,837 Milyar dan Rp 51,116 Milyar.
Perusahaan juga memiliki fasilitas Letter Of Credit dan Surat Kredit Bank Dalam Negeri (SKBDN) dari
PT Bank BNI Tbk sebesar USD 45,000.
37. Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dan Supply Chain Financing (SCF)
Perusahaan memiliki fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dan Supply Chain Financing (SCF) yang digunakan
untuk membayar tagihan mitra kerja sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - SCF 350.000.000.000 300.000.000.000 -- --
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - KMK Mitra -- -- 50.000.000.000 50.000.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - KMK 250.000.000.000 250.000.000.000 100.000.000.000 --
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - OAF 200.000.000.000 150.000.000.000 -- --
PT Bank Syariah Mandiri - KMK -- -- 50.000.000.000 50.000.000.000
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 800.000.000.000 700.000.000.000 200.000.000.000 100.000.000.000
Pihak-pihak Ketiga
PT CIMB Niaga Bank Tbk 200.000.000.000 200.000.000.000 100.000.000.000 --
PT Deutsch Bank 45.000.000.000 85.000.000.000 85.000.000.000 85.000.000.000
Bank China Trust - KMK -- -- 100.000.000.000 --
Jumlah Pihak-pihak Ketiga 245.000.000.000 285.000.000.000 285.000.000.000 85.000.000.000
Jumlah 1.045.000.000.000 985.000.000.000 485.000.000.000 185.000.000.000
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 jumlah penggunaan fasiltas tersebut
sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Pihak-pihak Berelasi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - SCF 179.943.645.572 259.851.000.000 -- --
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - OAF 150.726.738.267 80.862.000.000 -- --
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - KMK -- 12.485.000.000 57.340.701.874 --
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - KMK Mitra -- -- -- 32.543.236.891
PT Bank Syariah Mandiri - KMK -- -- 1.009.550.911 35.825.605.268
Jumlah Pihak-pihak Berelasi 330.670.383.839 353.198.000.000 58.350.252.785 68.368.842.159
Perusahaan memiliki transaksi non kas untuk 30 Juni 2012 dan 2011, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
sebagai berikut:
2012 2011 2011 2010 2009
(6 bulan) (6 bulan) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun)
Tidak Diaudit
Rp Rp Rp Rp Rp
Penambahan Aset Tetap Melalui Utang Usaha (Catatan 15, 18) 6.304.150.500 1.318.389.850 3.010.425.000 16.791.607.655 --
Penambahan Modal Dipesan (Catatan 27.b) -- -- -- -- 474.992.100.000
Jumlah 6.304.150.500 1.318.389.850 3.010.425.000 16.791.607.655 474.992.100.000
Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Liabilitas
Utang Usaha AED -- -- -- -- 39.201 95.900.933 2.272.085 5.814.197.352
SAR -- -- -- -- 2.289.082 5.479.398.474 -- --
Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, nilai tukar mata uang asing yang digunakan
Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Segmen Primer
Segmen primer Perusahaan dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan.
Informasi segmen berdasarkan jenis usaha / produk adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012
Konstruksi Sewa Gedung Properti Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Usaha 2.727.488.726.208 359.626.293 -- 2.727.848.352.501
Beban Pokok Pendapatan 2.517.131.173.472 -- -- 2.517.131.173.472
Hasil Segmen 210.357.552.736 359.626.293 -- 210.717.179.029
Penghasilan Lain - lain -- -- -- 26.639.688.273
Beban Usaha -- -- -- (85.676.557.662)
Beban Lain - lain -- -- -- (2.881.163.540)
Laba Usaha -- -- -- 148.799.146.100
Beban Pinjaman -- -- -- (72.728.061.923)
Bagian Laba Entitas Asosiasi
dan Ventura Bersama -- -- -- 22.759.557.786
Laba Sebelum Pajak Penghasilan -- -- -- 98.830.641.963
Beban Pajak Penghasilan -- -- -- (61.889.615.410)
Laba Bersih 36.941.026.553
30 Juni 2012
Konstruksi Sewa Gedung Properti Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Aset
Piutang Usaha 709.534.388.361 18.720.000 9.000.000.000 718.553.108.361
Piutang Retensi 420.761.553.583 -- -- 420.761.553.583
Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa 2.411.005.953.130 -- -- 2.411.005.953.130
Persediaan 509.624.399.504 -- -- 509.624.399.504
Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- 1.608.085.187.981
Jumlah Aset 5.668.030.202.559
Liabilitas
Utang Usaha 1.333.976.467.840 -- -- 1.333.976.467.840
Utang Bruto Kepada Pihak Ketiga 672.016.638.877 -- -- 672.016.638.877
Liabilitas yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- 3.011.587.759.194
Jumlah Liabilitas 5.017.580.865.910
31 Desember 2011
Konstruksi Sewa Gedung Properti Jumlah
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2010
Konstruksi Sewa Gedung Properti Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Liabilitas
Utang Usaha 900.293.950.207 -- -- 900.293.950.207
Utang Bruto Kepada Pihak Ketiga 1.140.388.806.050 -- -- 1.140.388.806.050
Liabilitas yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- 1.587.867.945.791
Jumlah Liabilitas 3.628.550.702.048
31 Desember 2009
Konstruksi Sewa Gedung Properti Jumlah
Rp Rp Rp Rp
31 Desember 2009
Konstruksi Sewa Gedung Properti Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Aset
Piutang Usaha 425.606.422.060 18.720.000 -- 425.625.142.060
Piutang Retensi 202.101.236.673 -- -- 202.101.236.673
Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa 811.328.721.594 -- -- 811.328.721.594
Persediaan 160.520.222.676 -- 5.862.253.980 166.382.476.656
Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- 1.465.807.390.842
Jumlah Aset 3.071.244.967.825
Liabilitas
Utang Usaha 938.706.122.240 -- -- 938.706.122.240
Utang Bruto Kepada Pihak Ketiga 450.155.002.074 -- -- 450.155.002.074
Liabilitas yang Tidak Dapat Dialokasikan -- -- -- 1.346.221.584.735
Jumlah Liabilitas 2.735.082.709.049
b. Segmen Geografis
Segmen sekunder Perusahaan dikelompokkan berdasarkan daerah geografis. Informasi segmen
berdasarkan daerah geografis adalah sebagai berikut :
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Aset
Kantor Pusat 2.302.853.987.188 1.608.079.701.842 989.549.354.163 1.162.272.968.177
Divisi I 1.375.191.819.716 1.199.367.424.472 1.183.652.741.210 --
Divisi II 1.121.262.559.485 974.425.472.866 1.041.907.388.842 --
Divisi III 757.927.147.846 1.066.225.300.224 1.227.461.770.010 --
Divisi IV 399.457.983.446 514.191.557.170 -- --
Divisi V 484.034.663.795 437.151.930.767 -- --
Divisi VI 232.779.545.904 285.050.184.654 -- --
Divisi VII 127.947.417.276 143.909.585.748 -- --
Divisi EPC 177.985.042.595 128.400.100.502 -- --
Wilayah Barat -- -- -- 475.406.669.255
Wilayah Tengah -- -- -- 366.156.853.503
Wilayah Timur -- -- -- 188.298.955.843
Wilayah Luar Negeri -- -- -- 99.595.501.371
Divisi Gedung -- -- -- 359.976.904.655
Divisi Sipil -- -- -- 910.602.307.288
Jumlah Sebelum Eliminasi 6.979.440.167.251 6.356.801.258.245 4.442.571.254.225 3.562.310.160.092
Eliminasi (1.311.409.964.692) (1.240.799.543.737) (363.831.083.691) (491.065.192.267)
Jumlah Setelah Eliminasi 5.668.030.202.559 5.116.001.714.508 4.078.740.170.534 3.071.244.967.825
Pendapatan Usaha
Kantor Pusat 77.825.539.274 7.444.832.368 901.192.866 2.854.320.392
Divisi I 825.187.200.540 1.885.109.259.300 1.847.725.228.634 --
Divisi II 605.655.326.866 1.292.385.436.560 1.847.189.178.426 --
Divisi III 421.521.219.507 1.467.162.575.766 2.157.389.563.841 --
Divisi IV 239.427.687.215 748.621.501.665 -- --
Divisi V 257.963.188.673 547.106.896.900 -- --
Divisi VI 184.569.108.031 758.164.138.138 -- --
Divisi VII 104.425.602.911 317.311.909.197 -- --
Divisi EPC 11.273.479.484 250.860.087.906 -- --
Wilayah Barat -- -- -- 763.403.402.780
Wilayah Tengah -- -- -- 702.649.501.610
Wilayah Timur -- -- -- 574.119.512.000
Wilayah Luar Negeri -- -- -- 353.950.052.246
Divisi Gedung -- -- -- 716.093.273.080
Divisi Sipil -- -- -- 1.377.805.910.418
Jumlah 2.727.848.352.501 7.274.166.637.800 5.853.205.163.767 4.490.875.972.526
1. Pada tahun 1999 Joint Venture SAE Waskita yang terdiri dari Sociate Euxilliare D’Enterprise International
dan Perusahaan (Pemohon) menunjuk Arbiter Soelistio SH dan oleh karena responden tidak dapat
menunjuk seorang arbiter, maka Soelistio SH bertindak sebagai Arbiter Tunggal dalam perkara klaim
atas wanprestasi yang dilakukan oleh PT Angkasa Interland (Responden) untuk proyek Kondominium
Puri Casablanca. Pada tanggal 21 Desember 1999 Arbiter mengeluarkan putusan dan telah disahkan
oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dengan putusan No. 06/Eks.Arb/2000/PN.Jaksel, tanggal 6
Maret 2000 dengan amar putusan sebagai berikut:
a. Responden harus segera membayar kepada Pemohon jumlah sebesar Rp 59.933.261.574,
termasuk PPN;
b. Responden harus segera membayar kepada Pemohon bunga berjumlah Rp 1.259.987.768 sampai
tanggal 15 November 1999;
c. Responden harus segera membayar kepada Pemohon bunga menurut Undang-Undang sebesar 6%
per tahun atas jumlah yang diputuskan dibawah ayat-ayat 1 dan 2 di atas sejak tanggal
16 Nopember 1999 sampai tanggal pembayaran seluruh jumlah tersebut, dan
d. Masing - masing harus segera membayar separuh biaya Arbitrase sebesar Rp 2.500.000.
Atas putusan tersebut, PT Angkasa Interland mengajukan gugatan kepada Joint Venture SAE Waskita
melalui PN Jakarta Selatan. Pada tanggal 22 Pebruari 2001 PN Jakarta Selatan mengeluarkan putusan
No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel dengan amar putusan sebagai berikut:
a. Menolak Eksepsi Terlawan I (Soelistio), II (SAE) dan III (PT Waskita Karya).
b. Mengabulkan perlawanan Pelawan untuk sebagian.
c. Menyatakan Pelawan adalah pelawan yang benar.
d. Menyatakan prosedur pembentukan Arbiter tunggal Sulistio, SH tidak berdasarkan hukum.
e. Menyatakan putusan arbitrase tanggal 21 Desember 1999 yang diputus oleh terlawan I tidak sah dan
tidak mempunyai kekuatan hukum.
f. Menyatakan Penetapan PN Jakarta Selatan No. 06/Eks.Arb/2000/PN.Jak.Sel tanggal 6 Maret 2000
tidak mempunyai kekuatan hukum, sehingga tidak dapat dilaksanakan.
g. Menghukum turut Terlawan I dan II mematuhi putusan ini.
Selanjutnya Perusahaan mengajukan banding atas putusan PN kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
(PT). Pada tanggal 29 November 2001, PT mengeluarkan keputusan No. 328/Pdt/2001/PT. DKI yang amar
putusannya berbunyi menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel tanggal 22 Februari 2001.
Atas putusan tersebut Perusahaan selaku Pemohon Kasasi I bersama dengan SAE mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung (MA). Dalam salinan putusan No. 2773 K/PDT/2002 tanggal 19 Mei 2004, MA
mengeluarkan putusan yang isinya antara lain :
a. Mangabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi I (SAE dan PT Waskita Karya) dan pemohon
kasasi II (Soelisto, SH).
b. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 29 November 2001
No. 328/Pdt/2001/PT.DKI dan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 22 Pebruari 2001
No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel.
c. Menerima Eksepsi para terlawan (pemohon kasasi I dan II).
d. Menyatakan perlawanan pelawan tidak dapat diterima (termohon kasasi).
e. Menghukum para termohon kasasi untuk membayar seluruh biaya perkara dalam semua tingkat
peradilan, dan dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp 500.000.
Sehubungan Perkara I Casablanca telah diputus pada tingkat PK dengan nomor putusan
No.229.PK/Pdt/2005 dan Perkara II Casablanca juga telah diputus pada tingkat PK dengan nomor
putusan No.46 PK/Pdt/2010, maka untuk kedua perkara tersebut sudah tidak ada lagi upaya hukum yang
dapat dilakukan, untuk itu telah ditunjuk Nengah Sujana & Rekan law Firm (NSR) sebagai kuasa hukum
guna mengajukan Permohonan Sita Eksekusi sebagaimana Surat Kuasa No. 33/SKU/WK/2011 tanggal
8 April 2011.
2. Selanjutnya PT Angkasa Interland kembali mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum ke PN Jakarta
Selatan dengan tuntutan untuk menangguhkan berlakunya putusan Arbiter tunggal, Soelistio, SH tanggal
21 Desember 1999. Pada tanggal 2 Agustus 2005, PN Jakarta Selatan mengeluarkan keputusan
No. 832/Pdt.G/2004/PN.Jak.Sel yang memutuskan bahwa :
a. Menyatakan sah dan berharga Putusan Provisi tanggal 19 Januari 2005.
b. Menyatakan para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap penggugat.
c. Menghukum para Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat secara tanggung
renteng dengan perincian sebagai berikut:
a. Kerugian akibat dihukum dalam putusan Arbiter tunggal yang tidak sah untuk membayar
Tergugat II dan III (SAE dan Perusahaan) sebesar Rp 61.193.249.342 padahal pembentukan
Arbiter Tunggal itu dengan melanggar ketentuan UU.
b. Ganti kerugian yang harus dibayar oleh tergugat II dan III kepada Penggugat yang sampai
sekarang tidak dibayar karena dibuatnya putusan Arbitrase Tunggal secara melawan hukum
adalah sebesar Rp 22.288.859.804.
c. Ganti kerugian bunga akibat tidak diterimanya pembayaran butir b diatas pada waktunya, sesuai
dengan UU sebesar 6% per tahun, terhitung sejak gugatan didaftarkan di kepaniteraan PN
Jakarta Selatan sampai dibayar lunas.
d. Kerugian immaterial akibat kehilangan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengurus masalah ini
yang tidak dapat dinilai dengan uang, namun pantas dan wajar apabila berdasarkan kepantasan
dan kepatutan adalah sebesar Rp 5.000.000.000.
e. Menyatakan pasal 13 UU No. 30/1999 berlaku terhadap putusan Arbitrase Tunggal Soelistio, SH
tanggal 21 Desember 1999 dan menyatakan Arbiter Tunggal Soelistio, SH telah melanggarnya.
Kemudian Tergugat II dan III mengajukan banding atas putusan PN tersebut ke PT DKI Jakarta dan pada
tanggal 25 Agustus 2006 PT DKI Jakarta mengeluarkan putusan No. 183/PDT/2006/PT.DKI yang
amarnya sebagai berikut :
a. Mangabulkan tuntutan terbanding Penggugat dalam provisi untuk sebagian.
b. Menangguhkan berlakunya putusan Arbiter tunggal, Soelistio, SH tgl 21 Desember 1999 sampai
putusan berkekuatan hukum tetap.
c. Menyatakan tuntutan terbanding/Penggugat agar para Tergugat II dan III membayar ganti kerugian
sebesar Rp 22.288.859.804 dan bunga sebesar 6% pertahun sejak gugatan ini didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dibayar lunas, tidak dapat diterima.
d. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.
e. Menyatakan turut terbanding/Tergugat I dan para Pembanding/Tergugat II dan III telah melakukan
perbuatan melawan hukum terhadap penggugat.
f. Menghukum para Pembanding/Tergugat II dan III dan turut Terbanding/Tergugat I untuk membayar
ganti kerugian immateriil kepada Terbanding/Penggugat secara tanggung renteng sebesar
Rp 3.000.000.000.
g. Menolak gugatan Terbanding/Penggugat untuk selain dan selebihnya.
Sehubungan dengan keputusan PT tersebut, para Tergugat dan Penggugat mengajukan permohonan
kasasi secara tertulis kepada MA dengan memori kasasi tanggal 21 Desember 2006 dan 22 Desember
2006, Putusan MA No. 300 K/Pdt/2007 tanggal 28 Pebruari 2008 adalah menolak permohonan kasasi
dari Pemohon Kasasi I dan Pemohon kasasi II.
Atas penolakan permohonan kasasi yang diajukan, maka Tergugat II dan III mengajukan berkas
permohonan peninjauan kembali (PK) pada tanggal 6 Januari 2010 kepada Mahkamah Agung. Putusan
PK Mahkamah Agung dengan nomor 46PK/PDT/2010 tanggal 27 Oktober 2010 menolak permohonan
peninjauan kembali Waskita.
3. Pada tahun 2009, para kontraktor yang tergabung dalam joint venture (JO) dan terlibat dalam proyek
pembangunan multi years “GOR Samarinda Kalimantan Timur”, dengan anggota yaitu PT Total Bangun
Persada, PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Bangun Cipta Kontraktor selanjutnya disebut
Penggugat I, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selanjutnya disebut Penggugat II dan PT Adhi Karya
(Persero) Tbk selanjutnya disebut Penggugat III secara bersama-sama menunjuk Kuasa Hukum Supriyono,
SH. & Partners untuk menggugat pembayaran eskalasi pada proyek multi years tersebut kepada Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur (Kaltim) selaku Pengelola Komplek Stadion Utama Kaltim c.q
Pemerintah Provinsi Kaltim selanjutnya disebut Tergugat di Pengadilan Negeri Samarinda Kaltim teregister
sebagai perkara No. 96/PDT.G/2009/ PN.Smda.
Atas Putusan PN tersebut Tergugat melakukan upaya Banding sesuai Relaas pemberitahuan dan
penyerahan Memori Banding Perkara No. 96/PDT.G/2009/ PN.Smda tertanggal 20 Oktober 2010 yang
diterima Kuasa Hukum Para Penggugat.
Berdasar Relaas pemberitahuan dan penyerahan Memori Banding Perkara
No. 96/PDT.G/2009/PN.Smda tersebut, Kuasa Hukum Para Penggugat mengajukan Kontra Memori
Banding ke PN Samarinda pada tanggal 21 Maret 2011.
Dalam proses Banding, Tergugat (Pemda Kaltim) dan Penggugat (Waskita) menandatangani Perjanjian
Perdamaian (total klaim hasil perdamaian Rp 156,6 M dengan porsi Waskita Karya sebesar
Rp 29,035 M) yang dikuatkan dalam Putusan No. 45/PDT/2011/PT.KT.Smd tanggal 25 Agustus 2011
dan telah diinformasikan kepada DPRD pada tanggal 23 September 2011.
Perusahaan telah mendapat pembayaran pertama sebesar Rp 11.309.929.000 pada tanggal
22 Nopember 2011, sedangkan sisanya akan dibayar dengan menggunakan dana APBD tahun 2012.
4. Pada tahun 2010 para kontraktor yang tergabung dalam joint venture (JO) dan terlibat dalam proyek
pembangunan multi years “Jalan/Jembatan Teluk Mesjid Provinsi Riau”, dengan anggota terdiri dari
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk selanjutnya disebut Pemohon I, PT Adhi Karya (Persero)
Tbk, selanjutnya disebut Pemohon II, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selanjutnya disebut Pemohon III, JO
PT Hutama Karya (Persero) dan PT Duta Graha selanjutnya disebut Pemohon IV, PT Waskita Karya
(Persero) Tbk selanjutnya disebut Pemohon V, PT Istaka Karya selanjutnya disebut Pemohon VI, JO
PT Modern Widya Tehnikal, PT Anisa Putri Ragil selanjutnya disebut Pemohon VII, PT Harap Panjang
selanjutnya disebut Pemohon VIII secara bersama-sama menunjuk Kuasa Hukum Nengah Sudjana, SH. &
Rekan (NSR) untuk mengajukan permohonan Arbitrase klaim eskalasi pada proyek multi years tersebut
kepada Kepala Dinas PU Program Pembangunan Jalan/Jembatan (Program Multi Years) Provinsi Riau c.q.
Pemerintah Provinsi Riau selanjutnya disebut Termohon di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
Jakarta terdaftar sebagai Perkara No: 352/V/ARB-BANI/2010.
Pada tanggal 27 Desember 2010 BANI Jakarta telah memutuskan Perkara No: 352/V/ARB-BANI/2010
dengan amar Putusan:
a. Mewajibkan Termohon untuk membayar eskalasi sebesar Rp 322.395.826.691, dengan perincian
kepada:
1) Pemohon I : Rp 113.841.020.412;
2) Pemohon II : Rp 41.214.592.443;
3) Pemohon III : Rp 31.504.906.623;
4) Pemohon IV : Rp 49.853.904.365;
5) Pemohon V : Rp 20.459.969.111;
6) Pemohon VI : Rp 29.580.157.994;
7) Pemohon VII : Rp 11.520.971.085;
8) Pemohon VIII: Rp 24.419.304.658;
Pada saat yang bersamaan dengan Proses Permohonan Eksekusi tersebut, Termohon telah
mengajukan keberatan atas Putusan BANI No. 352/IV/ARB-BANI/2010 tertanggal 27 Desember 2010
kepada PN Pekanbaru pada tanggal 21 Pebruari 2011 terdaftar nomor 24/Pdt.ARB.BANI/2011/PN.Pbr.
Putusan PN Pekanbaru nomor 24/Pdt.ARB.BANI/2011/PN.Pbr tanggal 11 Mei 2011 adalah menolak
gugatan/permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Atas putusan PN Pekanbaru tersebut, Pemohon pada
tanggal 24 Mei 2011 menyatakan kasasi ke MA.
Putusan Kasasi MA RI No. :709K/Pdt.Sas/2011 tanggal 24 Januari 2012 adalah menolak permohonan
banding dari Kepala Dinas PU Provinsi Riau.
5. Pada tanggal 22 Maret 2011, Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan
No. 124K/PDT.SUS dengan amar putusan “menerima permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh
PT JAIC Indonesia; menyatakan PT Istaka Karya (Persero) Pailit dengan segala akibat hukumnya”,
PT JAIC Indonesia mengajukan permohonan pailit tersebut karena PT Istaka Karya (Persero) gagal
membayar utang yang telah jatuh tempo kepada PT JAIC Indonesia sebesar USD 7,645,000.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam upaya mendapatkan hak tagih piutangnya kepada PT Istaka Karya
(Dalam pailit) telah mendaftarkan hak tagih atas piutang dimaksud kepada Kurator PT Istaka Karya (Dalam
Pailit) selaku kreditur konkuren.
Dalam proses kepailitan, PT Istaka Karya (Dalam Pailit) mengajukan upaya perdamaian yang disepakati
oleh para kreditur konkuren yang dituangkan dalam Perjanjian Perdamaian tertanggal 9 Desember 2011.
Perjanjian Perdamaian tersebut oleh Hakim Pengawas PT Istaka Karya (Dalam Pailit) dimintakan
pengesahan/penetapan kepada Hakim Pemutus Pengadilan Niaga.
Surat Menteri Negara BUMN tersebut di atas, menjadi dasar PT Istaka Karya (dalam Pailit) melakukan
upaya Kasasi atas Penetapan Pengadilan Niaga No. 73/PAILIT/2010/PN.NIAGA JKT.PST, permohonan
kasasi diajukan pada tanggal 6 Januari 2012.
Bersamaan dengan upaya Kasasi di atas, permohonan Peninjauan Kembali (PK) atas Putusan MA
No.:124 K/PDT.SUS/2011 ke Mahkamah Agung RI oleh PT Istaka Karya (Persero) pada tanggal 23
Agustus 2011, Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Putusan PK No. 142 PK/Pdt.SUS/2011 tanggal
13 Desember 2011, dengan amar Putusan mengadili:
1) Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali : PT Istaka
Karya (Persero) tersebut;
2) Membatalkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 124 K/Pdt.SUS/2011 tanggal 22 Maret 2011 dan
Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No. 73/PAILIT/2010/PN.JKT.PST tanggal 16 Desember 2010.
Berdasarkan Putusan PK Mahkamah Agung RI No.: 142/PK/PDT.SUS/2011 tertanggal 13 Desember
2011, maka PT Istaka Karya (Persero) kembali seperti semula tidak dalam kondisi pailit dan piutang
PT Waskita Karya (Persero) Tbk atas PT Istaka Karya (Persero) masih tetap berlaku.
PT Istaka Karya (Persero) ditetapkan sebagai termohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU) oleh Sumber Rahayu Prima berdasarkan Putusan No.23/PKPU/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal
11 Juni 2012.
Tanggal 17 Juli 2012, dalam Rapat Verifikasi Tagihan antara Kreditur dan Debitur, Debitur mengakui
seluruh jumlah Tagihan Cash Loan yang diajukan oleh Kreditur sebesar Rp 84.986.215.510 sebagai
utang sesuai dengan Berita Acara Pencocokan Piutang/Verifikasi Ulang Kreditur PT Istaka Karya
(Persero), sedangkan Tagihan Non Cash Loan tidak dapat ditagihkan sebab belum menjadi utang real.
6. Terdapat gugatan PT Albok Bolier Industri (penggugat) kepada Konsorsium PAL - Waskita (tergugat)
sehubungan dengan pemutusan kerja/ terminasi yang dilakukan terhadap PT Albok Boiler Industrie
(Penggugat) dan adanya rencana pencairan Bank Garansi.
a) Bahwa antara PT Albok Boiler Industri (Penggugat) dan Konsorsium PAL - Waskita (Tergugat)
telah membuat dan mendatangani perjanjian-perjanjian sebagai berikut :
1) Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Sub Pelaksana Konstruksi Pekerjaan Desain
Mekanikal, Elektrikal dan I&C pada proyek PLTU Malinau 2x3 MW No. 01/SPPP/PAL-
WASKITA/MCFSPP/III/2011 tertanggal 16 Maret 2011 dengan harga pekerjaan sebesar
Rp 2.915.0000.000 untuk selanjutnya disebut Perjanjian I.
2) Surat Perjanjian Pemesanan Bahan/Material (SPPB) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan I&C
pada proyek PLTU Malinau 2x3 MW No. 01/SPPB/PAL-WAKITA/MCFSPP/III/2011 tertanggal
16 Maret 2011 dengan harga Pekerjaan sebesar Rp 73.430.146.900 untuk selanjutnya
disebut Perjanjian II.
b) Bahwa berdasarkan Perjanjian tersebut di atas, PT Albok Boiler Indutri (Penggugat) telah
menyerahkan Bank garansi kepada Konsorsium Pal-Waskita (Tergugat), yang diterbitkan oleh
Turut Bank Pembangunan Daerah Sumsel (Tergugat I) sebagai berikut :
1) Pada tanggal 16 Maret 2011 diterbitkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Sub
Pelaksana Konstruksi Pekerjaan Design mechanical, electrical dan I&C pada proyek PLTU
Malinau 2x3 MW No.01/SPPP/PAL-Waskita/MCFSPP/III/2011 :
a. Bank Garansi Uang Muka No. 083.637/JKT/III/GM/2011 tanggal 3 Mei 2011 dengan nilai
jaminan Rp 583.000.000 yang berlaku terhitung mulai tanggal 6 April 2011 sampai
dengan 6 April 2012 yang di terbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Selatan dan Bangka Belitung sebagai pihak Penjamin;
b. Bank garansi Uang Muka No.083.637/JKT/III/GM/2011 perpanjangan tanggal 27 Pebruari
2012 dengan nilai jaminan Rp 583.000.000 yang berlaku terhitung muali tanggal 7 April
2012 sampai dengan 6 Juli 2012 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebagai Pihak Penjamin;
4) Menyatakan sah dan berharga menurut hukum, sita jaminan terhadap tanah dan bangunan di
Gedung Waskita Karya Jl. MT. Haryono Kav.10, Cawang Jakarta 13340.
5) Menyatakan Turut Tergugat I dan II untuk tidak melakukan pencairan Bank Garansi dimaksud
sampai dengan adanya Putusan yang dimiliki kekuatan hukum yang tetap.
6) Menghukum Tergugat membayar uang paksa sebesar Rp 10.000.000 per hari apabila
tergugat lalai dan/atau sengaja tidak mau melaksanakan putusan dalam perkara ini.
Terdaftar pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan No. Perkara: 208/Pdt.G/2012/PN.Jak.Tim dan
Tergugat akan menghadap di persidangan Umum pada tanggal 2 Agustus 2012 Sesuai Relaas
Panggilan Sidang.
Sampai dengan tanggal laporan ini, belum terdapat putusan atas kasasi tersebut, sehingga hasil akhir
belum dapat ditentukan.
Berikut ini adalah entitas berelasi dengan Pemerintah yang merupakan entitas yang dikendalikan,
dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah:
Pihak-pihak Berelasi Transaksi
PT Bank BRI (Persero) Tbk Kas dan Setara Kas/Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kas dan Setara Kas/Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kas dan Setara Kas/Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT Bank Syariah Mandiri Kas dan Setara Kas/Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kas dan Setara Kas/Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT Indonesia EximBank Kas dan Setara Kas/Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Piutang Usaha
PT Pertamina Bina Medika Piutang Usaha
PT Indonesia Power Piutang Usaha/Piutang Retensi/Pendapatan Usaha
Perum Perumnas Piutang Usaha/Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Trans Marga Jateng Piutang Usaha/Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Angkasa Pura II (Persero) Piutang Usaha/Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Uang Muka Jangka Panjang/Pendapatan Usaha
PT Jasa Marga (Persero) Tbk Piutang Usaha/Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Uang Muka Jangka Panjang/Pendapatan Usaha
PT PLN (Persero) Piutang Usaha/Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Uang Muka Jangka Panjang/Pendapatan Usaha
PT Jasa Marga Bali Tol Piutang Usaha/Tagihan Bruto
PT Bukit Asam (Persero) Piutang Usaha/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Dok Kodja Bahari (Persero) Piutang Usaha/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Iglas (Persero) Piutang Usaha/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Piutang Usaha/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Rekayasa Industri Piutang Usaha/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Semen Padang (Persero) Piutang Usaha/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Pelindo II (Persero) Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Trans Lingkar Kita Jaya Piutang Retensi/Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Istaka Karya (Persero) Piutang Lain-lain
PT Nindya Karya (Persero) Piutang Lain-lain
PT Angkasa Pura I (Persero) Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Kertas Leces (Persero) Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
PT Pertamina (Persero) Tagihan Bruto/Pendapatan Usaha
Kas dan Setara kas 260.314.586.641 289.679.247.169 220.767.140.804 143.860.996.000 90.610.467.075 4,69% 5,66% 5,41% 4,68% 4,07%
Piutang Usaha 441.841.605.772 498.998.752.904 127.378.232.088 206.289.914.678 110.685.339.242 7,96% 9,75% 3,12% 6,72% 4,97%
Piutang Retensi 116.233.378.702 126.145.746.835 79.028.820.627 35.043.676.697 8.346.335.773 2,09% 2,47% 1,94% 1,14% 0,37%
Piutang Lain-lain 265.060.480.849 142.448.447.857 129.692.547 243.907.712 625.285.422 4,77% 2,78% 0,00% 0,01% 0,03%
Tagihan Bruto 584.658.338.636 324.316.005.904 389.461.745.537 213.592.894.272 163.551.588.509 10,53% 6,34% 9,55% 6,95% 7,34%
Investasi Pada Ventura Bersama 19.321.570.535 15.265.358.610 45.857.291.626 54.254.423.259 27.643.631.303 0,35% 0,30% 1,12% 1,77% 1,24%
Pinjaman Bank 1.177.053.687.258 806.637.853.977 1.011.280.237.170 722.360.018.688 699.753.348.335 21,19% 15,77% 24,79% 23,52% 31,40%
Utang Usaha 28.489.700.158 26.725.561.045 27.403.870.756 35.801.838.850 18.339.942.913 0,51% 0,52% 0,67% 1,17% 0,82%
Uang Muka Jangka Panjang 59.137.505.334 3.097.553.230 36.791.258.319 -- 25.796.761.785 1,06% 0,06% 0,90% 0,00% 1,16%
Pendapatan Usaha 615.027.604.239 523.669.868.310 1.285.881.615.324 876.125.409.107 791.888.501.148 23,21% 23,74% 17,68% 14,97% 17,63%
Kontrak Konstruksi
Perusahaan telah mengikat kontrak konstruksi dengan berbagai pihak. Kontrak ini mengikat kedua belah pihak
untuk memenuhi Liabilitasnya dalam jangka waktu kontrak. Perusahaan memiliki komitmen untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak, diantaranya sebagai berikut:
Jangka Waktu
No Nama Proyek Nomor Kontak Nilai Kontrak Pemberi Kerja
Mulai Selesai
1 Pematangan Lahan Krakatau 07/C-DU/KS/KONTR/2011 Rp 579.985.262.000 PT Krakatau Steel (Persero) 1-Mar-11 -
Steel Tbk
2 Pembangunan Jalan Tol Nusa 004/SPP-JBT/2012 Rp 417.851.952.727 PT Jasa Marga Bali Tol 8-Feb-12 3-Mar-13
Dua - Ngurah Rai - Benoa
Paket 4 - Bali
Jangka Waktu
No Nama Proyek Nomor Kontak Nilai Kontrak Pemberi Kerja
Mulai Selesai
3 Bojonegoro Barrage Paket I KU.08.08-Aa.13.06/PBPS Rp 338.598.190.198 Pejabat pembuat komimen 17-Dec-08 31-Aug-12
II/2008-07 pengendalian banjir dan
perbaikan sungai II SNVT
4 Pembangunan World Class 1291/H2.PPK/LOG.0.1.01- Rp 292.000.000.000 Univesitas Indonesia 12-Sep-11 -
Universitas Indonesia 01/2C11
5 Pembangunan Jalan Tol Nusa 002/SPP-JBT/2012 Rp 285.224.794.545 PT Jasa Marga Bali Tol 8-Feb-12 3-Mar-13
Dua - Ngurah Rai - Benoa
Paket 2 - Bali
6 Pembangunan Hotel Sahid 002.VI/10/IPI-Dev/Kontrak-SA Rp 237.470.909.091 PT Indonesian Paradise 1-Jul-10 30-Sep-12
Lifestyle Kuta - Bali Island
7 Pembangunan Banyu Urip-I SBY.P-2/PKK.P/PPLP/VI/2011 Rp 236.944.127.273 Kementerian PU 27-Jun-11 17-Nov-12
(Box Culvert-II)
8 Pembangunan Proyek 10045/-1.792 Rp 222.861.115.182 Kementerian PU 22-Nov-10 12-Aug-12
Pekerjaan Jalan Layang non
tol - Mabak Blok M - Jakarta
9 Pembangunan Jalan Tol TMJ.KPPPPJT/VIII/2011/012 Rp 189.854.115.454 PT Trans Marga Jateng 22-Nov-11 13-Apr-13
Semarang - Bawen - Solo
Paket 6
10 Pembangunan Jalan Tol Ruas 02/KONTRAK- Rp 157.763.636.363 PT Marga Lingkar Jakarta 29-Mar-12 29-Jun-13
Lingkar Luar Jakarta (JORR) DIR/MLJ/III/2012
W2 Utara Seksi II (Joglo -
Ulujami) Paket - 3 (STA.
11 11+783 - STA.14+129)
Pembangunan Hotel Mall- DKI 01/GOR/GISI-WK/VIII/2011 Rp 145.454.545.455 PT Griya Inti Sejahtera 30-May-12 30-Mar-13
Palembang
12 Pembangunan Jalan Tol TMJ.KPPPPJT/VIII/2011/008 Rp 144.278.192.364 PT Trans Marga Jateng 19-Aug-11 27-Sep-12
Semarang - Bawen - Solo
Paket 2
13 Pembangunan Graha Suara 0031/MSS-KSW/VII/2011 Rp 133.636.363.636 PT Merdeka Sandisurya 21-Jul-11 4-Aug-12
Merdeka - Semarang - Jawa
Tengah
14 Pembangunan Cipinang Indah 02/SPP-CIM/VI/2011 Rp 127.227.272.727 PT Inti Utama Dharma RE 16-Jun-11 16-Jun-12
Mall, Cipinang Indah-Jakarta
Timur
15 Pembangunan Bandara 31/SPP/PL.02/2011/DU Rp 117.886.715.000 PT Angkasa Pura I (Persero) 9-Aug-11 8-Jun-12
Sipinggan - Balikpapan,
Kalimantan Timur
16 Pembangunan Flyover 11/JT/KTR/METRO- Rp 81.797.931.818 Pejabat Pembuat Komitmen 15-Dec-11 3-Dec-13
Peterongan II/KJMG/XII/2011 Pelaksanaan Jalan Nasional
17 Pembangunan Gedung Cikini SPMK 004/CGC- Rp 70.090.909.091 PT Magna Terra 18-May-11 -
Gold Center SPMK/V/2011
18 Pekerjaan Peninggian dan HK.566/1/15/C.Tpk-12 Rp 62.272.727.273 PT Pelabuhan Indonesia II 6-Feb-12 1-Apr-13
Perkuatan Dermaga 001, 002,
003 dan 004 Pelabuhan
Tanjung Priok - DKI Jakarta
19 Pekerjaan Perkuatan HK.566/1/16/C.Tpk-12 Rp 59.681.818.182 PT Pelabuhan Indonesia II 6-Feb-12 1-Apr-13
Dermaga 201, 202 dan 203
Pelabuhan Tanjung Priok -
DKI Jakarta
20 Pekerjaan Kali Pesanggrahan HK.02.03/PPKSP-SNVT Rp 310.943.778.182 SNVT Pelaksanaan Jaringan 24-Oct-11 23-Oct-15
Paket 1 PJSACC/X/1888
Dalam pengelolaan keuangan, Perusahaan telah melakukan analisa risiko terhadap persaingan dan
ketidakpastian yang dapat berpengaruh pada aset keuangan dan Liabilitas keuangan sebagai berikut:
Perusahaan mendefinisikan risiko keuangan sebagai kemungkinan kerugian atau laba yang hilang, yang
disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal yang berpotensi negatif terhadap pencapaian
tujuan Perusahaan.
Tujuan Perusahaan dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang
sesuai antara risiko dan tingkat pengembalian serta meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja
keuangan Perusahaan.
Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan adalah risiko kredit, risiko suku bunga, risiko
likuiditas, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi
dan sosial politik. Perhatian atas pengelolaan risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan
mempertimbangan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia dan internasional.
(i) Risiko Kredit
Risiko kredit adalah kerugian yang timbul dari pelanggan yang gagal memenuhi kewajiban
kontraktual mereka.
Instrumen keuangan Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan
setara kas, piutang usaha, piutang retensi dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit
maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Rincian umur piutang usaha dapat
dilihat pada Catatan dalam Laporan Keuangan.
Pada tanggal 30 Juni 2012 piutang usaha Perusahaan tidak terkonsentrasi pada pelanggan tertentu.
Perusahaan mengelola risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima
untuk masing-masing pelanggan dan lebih selektif dalam pemilihan bank dan institusi keuangan,
yaitu hanya bank-bank dan institusi keuangan ternama dan yang berpredikat baik yang dipilih.
Perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek dengan bunga mengambang. Tingkat suku bunga
yang cukup tinggi dan terjadi secara tiba-tiba dapat berpengaruh terhadap menurunnya laba
Perusahaan.
Berikut ini merupakan rincian dari liabilitas keuangan berdasarkan jenis tingkat suku bunga:
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp
Liabilitas Keuangan
Suku bunga mengambang 1.576.517.201.180 1.204.968.368.265 1.011.280.237.170 822.360.018.688
Dampak dari pergerakan suku bunga di pasar tidak signifikan. Perusahaan mengelola risiko suku
bunga dan melalui pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi
dampak negatif terhadap Perusahaan. Perusahaan akan mengawasi secara ketat pergerakan suku
bunga dipasar dan apabila suku bunga mengalami kenaikan yang signifikan maka Perusahaan akan
menegosiasikan suku bunga tersebut dengan para lender.
(iii) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko di mana posisi arus kas menunjukkan pendapatan jangka pendek tidak
cukup untuk menutupi pengeluaran jangka pendek.
Eksposur risiko likuiditas berupa kesulitan Perusahaan dalam memenuhi liabilitas keuangan yang
harus dibayar dengan kas atau aset keuangan lainnya. Perusahaan diharapkan dapat membayar
seluruh kewajibannya sesuai dengan jatuh tempo kontraktual. Dalam memenuhi kewajiban tersebut,
maka Perusahaan harus menghasilkan arus kas masuk yang cukup.
Berikut ini merupakan Liabilitas keuangan non-derivatif berdasarkan nilai sisa jatuh tempo yang tidak
didiskonto:
Jatuh Tempo Nilai Tercatat
< 1 Tahun >1-2 Tahun >2-3 Tahun >3 Tahun Total Biaya Emisi 30 Juni 2012
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang
mencukupi dalam memenuhi komitmen Perusahaan untuk operasi normal dan secara rutin
mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan
liabilitas keuangan.
Eksposur risiko nilai tukar mata uang asing merupakan bagian dari kegiatan operasi normal
Perusahaan dan cabang Luar Negeri
Dengan demikian pengaruh dari selisih nilai tukar mata uang asing tidak signifikan.
(v) Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah, Kondisi Ekonomi dan Sosial Politik
Kebijakan pemerintah baik yang menyangkut ekonomi dan moneter, serta kondisi sosial dan politik
yang kurang kondusif akan berakibat menurunnya investasi dan pembangunan. Hal ini dapat
mengakibatkan tertundanya proyek-proyek yang telah maupun akan diperoleh Perusahaan. Risiko ini
merupakan risiko yang bersifat sistemik (Systematic Risk) dimana bila risiko ini terjadi maka akan
mempengaruhi secara negatif seluruh variable yang terlibat, sehingga membuat kinerja Perusahaan
menurun risiko ini bahkan diversifikasi pun belum mampu menghilangkan risiko ini.
Manajemen Permodalan
Tujuan dari Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga entitas dapat tetap memberikan hasil bagi
pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya, dan untuk memberikan imbal hasil
yang memadai kepada pemegang saham dengan menentukan harga produk dan jasa yang sepadan
dengan tingkat risiko.
Perusahaan menetapkan sejumlah modal sesuai proporsi terhadap risiko. Perusahaan mengelola
struktur modal dan membuat penyesuaian dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomi dan
karakteristik risiko aset yang mendasari.
Konsisten dengan perusahaan lain dalam industri, Perusahaan memonitor modal dengan dasar rasio
utang terhadap modal yang disesuaikan. Rasio ini dihitung sebagai berikut: utang neto dibagi modal yang
disesuaikan. Utang neto merupakan total utang (sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan)
dikurangi kas dan setara kas. Modal yang disesuaikan terdiri dari seluruh komponen ekuitas (meliputi
modal saham, selisih kurs penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing dan saldo laba).
Selama tahun 2012, strategi Perusahaan tidak berubah yaitu mempertahankan rasio utang terhadap
modal yang disesuaikan pada batas bawah dari kisaran 6:31 sampai dengan 7:60. Rasio utang terhadap
modal yang disesuaikan pada 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan surat dari Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-229/MBU/2012 tanggal 8 Mei 2012
tentang Rencana Privatisasi PT Waskita Karya, dinyatakan hal-hal sebagai berikut:
a. Dengan kondisi PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang telah mulai sehat dan dapat beroperasi dengan
baik, dan untuk mempercepat pengembangan usaha Perusahaan, maka restrukturisasi dan revitalisasi
PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang sedang dilakukan oleh PT PPA (Persero) agar sekaligus
dilanjutkan dengan melakukan pengembangan usaha melalui pelaksanaan Initial Public Offering (IPO)
dengan menerbitkan saham baru maksimal 35%.
b. Terkait pelaksanaan IPO, PT Waskita Karya (Persero) Tbk diminta untuk mempersiapkan langkah-
langkah yang diperlukan dan berkoordinasi dengan Direksi PT PPA serta Kementerian BUMN cq.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaaan Strategis BUMN.
c. Pelaksanaan IPO PT Waskita Karya (Persero) Tbk agar dilakukan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
a. Sehubungan dengan penjualan investasi pada PT Translingkar Kita Jaya (lihat catatan 22), telah
diterbitkan akta jual beli nomor 18 tertanggal 6 Agustus 2012 yang menyatakan bahwa Perusahaan
telah menjual investasi pada PT Translingkar Kita Jaya kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk senilai
Rp 117.931.194.128.
b. Pada tanggal 1 Agustus 2012, Perusahaan telah memperpanjang asuransi atas aset gedung dengan
nilai pertanggungan sebesar Rp 3.358.300.000 terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada
PT Asuransi Himalaya Pelindung untuk jenis pertanggungan property all risk, gempa bumi, dan
kebakaran dan pada tanggal 6 September 2012, Perusahaan telah memperpanjang asuransi atas aset
gedung dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 74.177.700.000 terhadap risiko kebakaran dan risiko
lainnya kepada PT Asuransi Tripakarta untuk jenis pertanggungan property all risk, gempa bumi, dan
kebakaran.
c. Pada tanggal 16 Oktober 2012, berdasarkan Laporan Independen Penilaian aset tetap Perusahaan
berdasarkan laporan independen KJPP Antonius Setiadi dan Rekan No. KJPP ASR –
633/MP.329/X/2012, diketahui bahwa nilai pasar (market value) dari aset tetap Perusahaan adalah
sebesar Rp 457.857.852.000.
d. Pada tanggal 20 Oktober 2012, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah
(PP) No 86 tentang pengurangan penyertaaan modal Negara Republik Indonesia pada Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA (Persero)) sebesar Rp 804.671.584.634.
Pengurangan tersebut terdiri dari modal disetor PT PPA (Persero) pada PT Waskita Karya (Persero)
Tbk (Perusahaan) sebesar Rp 474.992.100.000 dan akumulasi keuntungan porsi penyertaan PT PPA
(Persero) pada Perusahaan sebesar Rp 329.679.484.634. Pengurangan penyertaan modal Negara
pada PT PPA (Persero) menjadikan kepemilikan saham PT PPA (Persero) pada Perusahaan beralih
menjadi saham milik Negara pada Perusahaan, sehingga status Perusahaan menjadi Badan Usaha
Milik Negara. Adanya pengalihan saham tersebut, mengakibatkan kepemilikan saham Negara secara
langsung pada Perusahaan menjadi 100% atau sebesar Rp 654.992.1000.000.
e. Berdasarkan Risalah Rapat Keputusan Para Pemegang Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk diluar
Rapat Umum Pemegang Saham tentang pengalihan saham milik PT Perusahaan Pengelola Aset
(Persero) (PT PPA (Persero)) No. SK369/MBU/2012 tanggal 22 Oktober 2012 dan telah diaktakan
melalui Akta Notaris No. 52 tanggal 23 Oktober 2012 oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta,
disebutkan para pemegang saham setuju untuk mengalihkan seluruh saham PT PPA (Persero) yaitu
sebanyak 17.820.000 saham seri B, masing-masing dengan nilai nominal Rp 26.655 per lembar saham
atau seluruhnya sebesar Rp 474.992.100.000 kepada Negara Republik Indonesia. Setelah
dilakukannya pengalihan saham tersebut, maka Negara Republik Indonesia menjadi pemegang saham
satu-satunya atau seluruh saham Perusahaan. Pengalihan saham tersebut telah didaftarkan untuk
memperoleh pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia dengan Surat
Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-37904 tanggal 23 Oktober 2012.
f. Berdasarkan Akta Pengalihan Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk tanggal 22 Oktober 2012
diketahui bahwa PT PPA (Persero) mengalihkan hak kepemilikan saham di PT Waskita Karya
(Persero) Tbk kepada Negara Republik Indonesia.
g. Berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. S-576/MBU/2012 tanggal 23
Oktober 2012 mengenai Persetujuan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO)
dan Perubahan Anggaran Dasar PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yaitu dengan memutuskan sebagai
berikut:
1. Perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka.
2. Menyetujui perubahan anggaran dasar Perusahaan dari Modal dasar sebesar
Rp 720.000.000.000 menjadi Rp 2.600.000.000.000 dan perubahan nilai nominal saham
Perusahaan seluruhnya menjadi Rp 100 per saham, dengan jumlah saham menjadi
26.000.000.000.000 (dua puluh enam miliar) saham, yang terdiri dari 1 (satu) saham seri A
Dwiwarna dan 25.999.999.999 (dua puluh lima miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta,
sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan) saham seri
B, masing-masing dengan nilai nominal Rp 100;
3. Penerbitan saham seri A dan seri B masing-masing sebesar 1 (satu) saham seri A dan
6.549.920.999 (enam miliar, lima ratus empat puluh sembilan juta, sembilan ratus dua puluh ribu
sembilan ratus sembilan puluh sembilan) saham seri B.
4. Menyetujui pengeluaran saham baru dalam simpanan Perusahaan dengan jumlah saham yang
akan ditawarkan paling banyak 35% dengan perincian penawaran umum perdana saham paling
banyak 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, termasuk program Employee
Stock Allocation (ESA) dengan jumlah maksimal sesuai dengan ketentuan pasar modal dan
program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) dari modal ditempatkan dan
disetor penuh setelah IPO, ditetapkan oleh Dewan Komisaris setelah berkonsultasi dengan
Menteri BUMN.
h. Pernyataan Persetujuan Menteri BUMN tersebut telah diaktakan melalui Akta Notaris No. 57 tanggal
24 Oktober 2012, Notaris Fathia Helmi SH, Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan untuk memperoleh
pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan No. AHU-54929.AH.01.02 tahun 2012, tanggal 24 Oktober 2012.
Perusahaan telah menyajikan kembali laporan keuangan per 30 Juni 2012 untuk disesuaikan dengan PSAK
No. 7 yang berlaku dengan tambahan penyajian dan pengungkapan sebagai berikut:
1 Januari 2009/
31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Rp Rp Rp Rp
Sebelum Reklasifikasi Akun
Piutang Usaha
Pihak-pihak Berelasi 736.252.650.176 462.450.327.779 359.114.439.556 220.773.861.420
Pihak-pihak Ketiga 235.833.036.780 132.480.203.084 66.510.702.504 122.069.709.580
Piutang Retensi
Pihak-pihak Berelasi 322.068.788.633 211.765.332.900 106.087.724.003 71.433.436.581
Pihak-pihak Ketiga 122.511.295.675 75.764.217.698 96.013.512.670 91.165.108.053
Tagihan Bruto
Pihak-pihak Berelasi 1.215.982.191.073 1.237.167.099.220 617.094.066.058 485.039.543.849
Pihak-pihak Ketiga 490.377.991.348 416.108.372.851 194.234.655.536 239.607.432.906
Investasi Pada Ventura Bersama
Pihak-pihak Berelasi dan Ketiga 36.131.268.020 65.356.387.003 76.022.118.929 41.892.851.718
Pinjaman Bank Jangka Pendek
Pihak-pihak Berelasi (905.487.184.510) -- -- --
Pihak-pihak Ketiga (299.481.183.755) -- -- --
Utang Usaha
Pihak-pihak Berelasi (54.452.687.438) (53.899.289.675) (65.179.368.128) (30.188.394.121)
Pihak-pihak Ketiga (1.607.261.677.251) (846.394.660.532) (873.526.754.112) (681.143.424.875)
Uang Muka Kontrak Jangka Panjang
Pihak-pihak Berelasi (75.245.487.612) (160.397.292.419) (185.064.528.480) (217.570.528.287)
Pihak-pihak Ketiga (2.497.080.919) (47.917.858.426) (14.197.606.588) (18.091.721.118)
Jumlah 214.731.920.220 1.492.482.839.483 377.108.961.948 324.987.875.706
Setelah Reklasifikasi Akun
Piutang Usaha
Pihak-pihak Berelasi 498.998.752.904 127.378.232.088 206.289.914.678 110.685.339.242
Pihak-pihak Ketiga 473.086.934.052 467.552.298.775 219.335.227.382 232.158.231.758
Piutang Retensi
Pihak-pihak Berelasi 126.145.746.835 79.028.820.627 35.043.676.697 8.346.335.773
Pihak-pihak Ketiga 318.434.337.473 208.500.729.971 167.057.559.976 154.252.208.861
Tagihan Bruto
Pihak-pihak Berelasi 324.316.005.904 389.461.745.537 213.592.894.272 163.551.588.509
Pihak-pihak Ketiga 1.382.044.176.517 1.263.813.726.534 597.735.827.322 561.095.388.246
Investasi Pada Ventura Bersama
Pihak-pihak Berelasi 15.265.358.610 45.857.291.626 54.254.423.259 41.892.851.718
Pihak-pihak Ketiga 20.865.909.410 19.499.095.377 21.767.695.670 --
Pinjaman Bank Jangka Pendek
Pihak-pihak Berelasi (806.637.853.977) -- -- --
Pihak-pihak Ketiga (398.330.514.288) -- -- --
Utang Usaha
Pihak-pihak Berelasi (26.725.561.045) (27.403.870.756) (35.801.838.850) (18.339.942.913)
Pihak-pihak Ketiga (1.634.988.803.644) (872.890.079.451) (902.904.283.390) (692.991.876.083)
Uang Muka Kontrak Jangka Panjang
Pihak-pihak Berelasi (3.097.553.230) (36.791.258.319) -- (25.796.761.785)
Pihak-pihak Ketiga (74.645.015.301) (171.523.892.526) (199.262.135.068) (209.865.487.620)
Jumlah 214.731.920.220 1.492.482.839.483 377.108.961.948 324.987.875.706
48. Penerbitan Laporan Keuangan Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada
30 Juni 2012
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan
keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir ada 30 Juni 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, dengan tambahan pengungkapan pada catatan 46 atas laporan
keuangan, mengenai kejadian setelah tanggal pelaporan.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada
tanggal 24 Oktober 2012.