Anda di halaman 1dari 259

Laporan Keuangan Konsolidasian dan

Laporan Auditor Independen


PT Asia Pacific Fibers Tbk
Dan Entitas Anak
31 Desember 2011 dan 2010
DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen


Halaman
Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6

Laporan Arus Kas Konsolidasian 7

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 9

Lampiran

Informasi Keuangan Tambahan 1–7


PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

ASET

31 Desember 31 Desember 1 Januari


Catatan 2011 2010 2010
(Disajikan kembali) (Disajikan kembali)
Rp Rp Rp

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3g,h,5 31.177.273.662 87.892.873.462 62.235.591.207
Investasi jangka pendek 3g,h,6 3.000.000.000 1.000.000.000 3.500.000.000
Piutang usaha, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai sebesar
Rp 141.986.246.529 pada
tahun 2011 and Rp 61.489.504.295
pada tahun 2010
Pihak ketiga 3g,h,7 454.265.227.439 422.111.905.807 280.404.228.582
Pihak berelasi 3g,h,7 268.722.447.175 268.722.447.175 268.722.447.175
Piutang lain-lain, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai sebesar
Rp 330.163.685.573 pada tahun
2011 dan Rp 510.737.395.134
pada tahun 2010
Pihak ketiga 3g,h,8 22.937.261.126 4.431.384.634 5.039.837.125
Persediaan 3i,9 795.058.287.598 462.112.098.195 463.121.064.042
Uang muka pembelian 10 343.195.422.233 291.068.826.915 246.425.188.396
Pajak dibayar dimuka 3t,23a 119.411.500.545 126.510.220.118 86.654.752.801
Biaya dibayar dimuka 3j,11 10.588.262.122 8.241.335.214 7.588.226.644
Uang muka investasi dalam proyek
perusahaan patungan 3g,h,12 − − 5.914.525.920
Aset lancar lainnya 3g,h,13 52.018.685.430 26.473.126.432 2.229.884.332

Jumlah aset lancar 2.100.374.367.330 1.698.564.217.952 1.431.835.746.224

ASET TIDAK LANCAR


Piutang kepada pihak berelasi, setelah
dikurangi penurunan nilai sebesar
Rp 1.015.033.871.667 pada tahun
2011 dan Rp 50.101.533.106
pada tahun 2010 3g,h,14 317.368.061.827 425.918.780.239 426.365.868.504
Rekening bank yang dibatasi
penggunaannya 3g,h,15 10.345.623.643 17.129.600.731 17.650.828.516
Aset tetap, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 8.573.556.432.737 pada tahun
2011 dan Rp 8.977.105.835.012
pada tahun 2010 3k,l,m,n,16 1.255.117.683.754 1.775.584.133.376 2.250.057.296.771
Aset pajak tangguhan 3t,23d − 31.293.233.848 35.479.503.828

Jumlah aset tidak lancar 1.582.831.369.224 2.249.925.748.194 2.729.553.497.619

JUMLAH ASET 3.683.205.736.554 3.948.489.966.146 4.161.389.243.843

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

1
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)

31 Desember 31 Desember 1 Januari


Catatan 2011 2010 2010
(Disajikan kembali) (Disajikan kembali)
Rp Rp Rp

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank 3p,17 637.839.711.337 431.987.380.441 408.047.983.987
Utang terjamin 3p,18 9.185.233.096.043 9.107.034.576.501 9.435.139.803.808
Pinjaman jangka pendek 3p,19 − 324.161.880.678 333.553.849.154
Wesel bayar 3p,20 − 182.150.784.488 188.752.488.371
Utang usaha
Pihak ketiga 3p,21 215.808.272.379 223.080.294.936 381.749.984.520
Utang pembelian aset tetap 3p,22 − 274.011.964 286.476.750
Utang pajak 3t,23b 17.567.520.945 22.684.826.196 22.993.119.491
Biaya yang masih harus dibayar 3p,24 413.557.919.140 695.686.772.082 747.446.678.605
Utang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun :
Pinjaman modal kerja 3p,26 77.078.000.000 38.958.003.000 3.451.313.400
Sewa pembiayaan 3p,27 − 38.670.122.950 40.429.224.305
Kredit pembiayaan 3p,28 517.187.846 475.480.013 156.641.665
Utang lancar lainnya 3p,29 38.573.261.263 155.665.338.586 146.167.238.196

Jumlah liabilitas jangka pendek 10.586.174.968.953 11.220.829.471.835 11.708.174.802.252

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun :
Utang tidak terjamin dan wesel bayar 3p,25 198.997.359.748 189.504.468.044 190.289.560.544
Pinjaman modal kerja 3p,26 131.486.000.000 326.174.259.309 341.012.487.762
Kredit pembiayaan 3p,28 440.023.412 696.228.253 154.802.097
Liabilitas imbalan pasca kerja 3r,30 77.637.935.506 73.633.912.844 59.867.946.890
Liabilitas pajak tangguhan 3t,23d 30.516.083.167 89.854.542.024 150.181.963.385

Jumlah liabilitas jangka panjang 439.077.401.833 679.863.410.474 741.506.760.678

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

2
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)

31 Desember 31 Desember 1 Januari


Catatan 2011 2010 2010
(Disajikan kembali) (Disajikan kembali)
Rp Rp Rp

EKUITAS (DEFISIENSI)
Modal Saham
Modal dasar 12.357.255.040
saham dengan nilai nominal
Rp 10.000 per saham untuk
Seri A, Rp 1.000 per saham
untuk seri B dan Rp 40 per
saham untuk Seri C pada tahun
2011 dan 2010
Modal ditempatkan dan disetor
penuh 219.696.000 saham
Seri A dan 2.157.211.950 saham
Seri C pada tahun 2011 dan 2010 31 2.283.248.477.500 2.283.248.477.500 2.283.248.477.500
Tambahan modal disetor 3o,32 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053
Komponen ekuitas lainnya 3c 12.075.095.048 12.232.185.356 11.119.632.355
Saldo laba (akumulasi defisit)
Ditentukan penggunaannya 33 8.280.000.000 8.280.000.000 8.280.000.000
Tidak ditentukan pengunaannya (15.232.156.355.833) (15.701.308.253.547) (16.036.148.144.398)

Ekuitas yang dapat diatribusikan


kepada Pemilik Entitas Induk (7.342.046.634.232) (7.811.041.441.638) (8.146.993.885.490)
Kepentingan nonpengendali 34 − (141.161.474.525) (141.298.433.597)

Jumlah ekuitas (defisiensi) (7.342.046.634.232) (7.952.202.916.163) (8.288.292.319.087)

JUMLAH LIABILITAS DAN


EKUITAS (DEFISIENSI) 3.683.205.736.554 3.948.489.966.146 4.161.389.243.843

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

Catatan 2011 2010


(Disajikan kembali)
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
Penjualan bersih 3s,37 5.577.223.233.050 4.455.449.431.196
Pendapatan usaha lainnya 3s,38 4.673.888.541 6.156.168.450
Jumlah pendapatan usaha 5.581.897.121.591 4.461.605.599.646
BEBAN POKOK PENJUALAN 3s,39 (5.191.343.118.311) (4.130.212.671.366)
LABA KOTOR 390.554.003.280 331.392.928.280
BEBAN USAHA
Beban penjualan 3s,41 (120.468.271.917) (152.628.533.572)
Beban umum dan administrasi 3s,42 (164.956.335.861) (164.568.310.006)
Jumlah beban usaha (285.424.607.778) (317.196.843.578)
LABA USAHA 105.129.395.502 14.196.084.702
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan bunga 3s,43 185.188.989 239.465.297
Laba atas penjualan aset tetap, bersih 3s,16 − 763.636.367
Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih 35 755.425.253 3.912.505.783
Laba (rugi) kurs, bersih 3c (83.939.034.346) 391.404.862.775
Beban penyusutan atas aset tetap yang
tidak digunakan 16 − (4.598.949.895)
Rugi investasi dalam proyek usaha patungan 12 − (5.914.525.920)
Beban bunga dan administrasi bank 44 (142.803.764.229) (125.722.745.041)
Pendapatan lain-lain, bersih 45 6.804.776.757 4.555.364.474
Jumlah penghasilan (beban) lain-lain, bersih (218.997.407.576) 264.639.613.840
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (113.868.012.074) 278.835.698.542
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 3t
Kini 23c − –
Tangguhan 23d 59.286.095.421 56.141.151.381
Jumlah penghasilan pajak 59.286.095.421 56.141.151.381
LABA (RUGI) DARI OPERASI NORMAL (54.581.916.653) 334.976.849.923

Laba dari operasi yang dihentikan 46 8.301.337.613 –


Keuntungan dari pelepasan Entitas Anak 3b,46 656.593.951.279 −
LABA DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN 664.895.288.892 −

JUMLAH LABA TAHUN BERJALAN 610.313.372.239 334.976.849.923

Laba yang dapat diatribusikan kepada :


Pemilik Entitas Induk 609.369.397.980 334.839.890.851
Kepentingan Nonpengendali 943.974.259 136.959.072
Jumlah laba bersih tahun berjalan 610.313.372.239 334.976.849.923

LABA PER SAHAM DASAR 3u,36 257 141

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

4
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

Catatan 2011 2010


(Disajikan kembali)
Rp Rp

JUMLAH LABA TAHUN BERJALAN 610.313.372.239 334.976.849.923

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA :


Selisih kurs penjabaran mata uang asing 3c (209.453.744) 1.112.553.001
Pajak penghasilan terkait 3t,23e 52.363.436 −

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya setelah pajak (157.090.308) 1.112.553.001

JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF


TAHUN BERJALAN 610.156.281.931 336.089.402.924

Jumlah pendapatan komprehensif yang dapat


diatribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk 609.212.307.672 335.952.443.852
Kepentingan Nonpengendali 943.974.259 136.959.072

Jumlah pendapatan komprehensif 610.156.281.931 336.089.402.924

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

5
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

Komponen ekuitas lainnya Saldo laba


(akumulasi defisit)
Selisih Selisih kurs Ekuitas yang
transaksi karena Selisih dapat
perubahan penjabaran restrukturisasi diatribusikan
Tambahan ekuitas Entitas laporan entitas Ditentukan Tidak ditentukan kepada Kepentingan Jumlah ekuitas
Catatan Modal saham modal disetor Anak keuangan sepengendali penggunaannya pengunaannya Entitas Induk Nonpengendali (defisiensi)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2009 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 (4.950.019.100) 11.341.556.543 (221.924.188) 8.280.000.000 (15.629.497.770.817) (7.745.293.531.009) (134.764.378.004) (7.880.057.909.013)

Dampak penerapan awal


PSAK 50 (Revisi 2006) dan
PSAK 55 (Revisi 2006) 3f – – – – – – (361.748.208.237) (361.748.208.237) (6.534.055.593) (368.282.263.830)

Koreksi tahun lalu 50 – – 4.950.019.100 – – – (44.902.165.344) (39.952.146.244) – (39.952.146.244)

Saldo per 1 Januari 2010


(Disajikan kembali) 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 – 11.341.556.543 (221.924.188) 8.280.000.000 (16.036.148.144.398) (8.146.993.885.490) (141.298.433.597) (8.288.292.319.087)

Pendapatan komprehensif lainnya – – – 1.112.553.001 – – – 1.112.553.001 – 1.112.553.001

Laba tahun berjalan – – – – – – 334.839.890.851 334.839.890.851 136.959.072 334.976.849.923

Saldo per 31 Desember 2010


(Disajikan kembali) 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 – 12.454.109.544 (221.924.188) 8.280.000.000 (15.701.308.253.547) (7.811.041.441.638) (141.161.474.525) (7.952.202.916.163)

Pendapatan komprehensif lainnya – – – (157.090.308) – – – (157.090.308) – (157.090.308)

Laba tahun berjalan – – – – – – 609.369.397.980 609.369.397.980 943.974.259 610.313.372.239

Hilang pengendalian pada Anak


Perusahaan 46 – – – – – – (140.217.500.266) (140.217.500.266) 140.217.500.266 –

Saldo per 31 Desember 2011 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 – 12.297.019.236 (221.924.188) 8.280.000.000 (15.232.156.355.833) (7.342.046.634.232) – (7.342.046.634.232)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

6
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

2011 2010
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 5.673.816.758.805 4.571.801.149.332
Pembayaran kepada pemasok (1.067.788.023.128) (1.266.559.784.992)
Pembayaran gaji (136.621.636.479) (135.561.458.905)
Pembayaran kas operasi lainnya, bersih (308.982.916.599) (544.180.971.694)

Kas yang diperoleh dari operasi 4.160.424.182.599 2.625.498.933.741


Penghasilan bunga 180.331.211 252.699.933
Pembayaran bunga dan administrasi bank (138.419.839.803) (122.398.599.984)
Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi 1.101.259.119 989.928.087
Pembayaran pajak penghasilan (102.802.042.218) (8.463.579.257)
Penerimaan hasil restitusi pajak 64.828.470.645 65.773.176.658

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 3.985.312.361.553 2.561.652.559.178

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Pembelian aset tetap (80.771.119.003) (32.157.279.361)
Hasil penjualan aset tetap − 572.727.273
Penambahan aset lancar lainnya (24.322.087.086) (24.127.214.000)
Penambahan investasi jangka pendek (2.000.000.000) −
Pemberian pinjaman kepada pihak berelasi (24.713.231.369) (147.401.627.178)
Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga (6.047.211.930) −

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (137.853.649.388) (203.113.393.266)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Pembayaran utang bank (3.759.896.128.247) (2.349.271.697.000)
Penerimaan pinjaman modal kerja 74.474.100.000 35.653.947.627
Pembayaran pinjaman modal kerja (227.601.948.781) −
Penerimaan utang kredit pembiayaan 305.238.390 −
Pembayaran utang kredit pembiayaan (519.739.797) (274.216.087)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan (3.913.238.478.435) (2.313.891.965.460)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN


SETARA KAS (65.779.766.270 ) 44.647.200.452

PENGARUH SELISIH KURS 9.368.132.922 (18.989.918.197)

SALDO ENTITAS ANAK YANG TIDAK


DIKONSOLIDASI (Catatan 46) (303.966.452 ) −

SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 87.892.873.462 62.235.591.207

SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 31.177.273.662 87.892.873.462

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

2011 2010
Rp Rp

AKTIVITAS PENDANAAN DAN INVESTASI YANG


TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS :
Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui
utang kredit pembiayaan 408.913.636 2.306.323.363
Kapitalisasi beban bunga menjadi utang tidak
terjamin dan wesel bayar 7.620.301.967 7.619.182.985

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

8
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2011 dan 2010

1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman
Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta
No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, SH, notaris di Jakarta. Undang-undang
diatas telah diubah dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007. Akta
pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. C2-6107.HT.01.01.TH.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan dalam Tambahan
No. 3247 Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September 1990.

Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No.92 tanggal 24 Maret 2009 oleh
notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan
Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar
Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. AHU-0052618.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta
No. 50 tanggal 10 September 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai
perubahan nama Perusahaan dari PT Polysindo Eka Perkasa Tbk menjadi PT Asia Pacific Fibers
Tbk. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Nopember
2009 dan diumumkan dalam Tambahan No. 21449 Berita Negara Republik Indonesia No. 77
tanggal 24 September 2010.

Pada tanggal 4 Pebruari 2011, Perusahaan mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No. 2/B/II/PMDN/2011 tentang
persetujuan pembatalan surat keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
No. 249/II/PMDN.1997 tertanggal 2 Desember 1997.

Kemudian, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) untuk melakukan ekspansi terhadap kapasitas fiber di Karawang melalui surat
persetujuan No. 2/B/II/PMDN/2011 tanggal 24 Pebruari 2011. Proyek ini dijadwalkan akan
dimulai pada kuartal kedua tahun 2012.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahan adalah
meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta industri tekstil lainnya.
Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa
Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan Perusahaan berlokasi di Gedung “The
East”, Lantai 35, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. Perusahaan mulai
berproduksi secara komersial pada tahun 1986. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan
diluar negeri, diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia, Australia dan Timur Tengah.

9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

1. U M U M (Lanjutan)

a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan)

Perusahaan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar 2 (dua) lokasi pabrik
yang terletak di Karawang dan Semarang, dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Dalam upaya untuk mendukung kegiatan ini dengan lebih
efektif, Perusahaan telah mendirikan yayasan yang bernama “Yayasan Asia Pasific Fibre” pada
tanggal 15 Januari 2010. Persetujuan pendirian yayasan ini telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-
960.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 15 Maret 2010.

b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak

• Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan 12.000.000 sahamnya kepada


masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, sekarang dikenal dengan Bursa Efek
Indonesia.

• Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dengan suratnya No S-1738/PM/1993, untuk melakukan
Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 184.000.000
saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta
dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember 1993.

• Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM, No S-2027/PM/1994, perihal perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000
menjadi Rp 500 per saham.

• Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM, dengan suratnya No S-778/PM/1996, untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.104.000.000 saham kepada
pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya pada tanggal 10 Juni 1996.

• Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM, dengan suratnya No S-2844/PM/1997, untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 2.185.920.000 saham kepada
pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya pada tanggal 5 Januari 1998.

• Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000
yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada
pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed
Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan
bertindak sebagai penjamin. Wesel ini dicatat di Bursa Efek Luxembourg.

10
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

1. U M U M (Lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)

• Pada tahun 1996, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Secured Floating
Rate Notes sebesar US$ 50.000.000 dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000
yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.

• Pada tahun 1997, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Guaranteed
Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.

• Sebelum Januari 2000, wesel bayar yang dikeluarkan oleh PIFC sudah tidak tercatat (delisted)
dari Bursa Efek Luxembourg.

• Mulai bulan Desember 2004, seluruh saham Perusahaan sejumlah 4.393.920.000 disuspensi
sehubungan dengan tuntutan pailit terhadap Perusahaan dan keterlambatan menyerahkan
laporan keuangan konsolidasian Perusahaan. Saham-saham Perusahaan tetap disuspensi
walaupun Perusahaan telah lepas dari pailit. Akan tetapi Perusahaan berusaha untuk keluar
dari suspensi ini dengan menyerahkan rencana langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
Perusahaan. Kemudian, pada bulan Juli 2006, saham-saham Perusahaan telah diperdagangkan
kembali.

• Pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan konversi atas utang tidak terjamin sebagai
bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat dengan menerbitkan sebanyak 43.144.238.750 lembar saham dimana sesuai
dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam
waktu 1 tahun. Kemudian, pada bulan Oktober 2007, saham baru tersebut telah
diperdagangkan.

• Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal
21 Pebruari 2008, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan penggabungan nilai
nominal saham (reverse stock split) dengan rasio 20 berbanding 1 yang artinya 20 saham lama
akan menjadi 1 saham baru. Reverse stock ini dilakukan agar saham Perusahaan lebih likuid
dan sesuai dengan kinerja Perusahaan. Karena terdapat perubahan jumlah saham dan nilai
nominal saham, maka Perusahaan harus melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan,
dan akta notaris untuk Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Maret 2008.

• Selanjutnya, menurut akta notaris Sutjipto, SH No. 122 tanggal 27 Pebruari 2008 tentang
perjanjian pembelian sisa saham hasil reverse stock Perusahaan, dinyatakan bahwa
PT Trimegah Securities Tbk sebagai pembeli siaga. Disamping itu, jumlah saham hasil
reverse stock telah diperdagangkan di Pasar Reguler pada tanggal 14 Maret 2008.

• Pada tanggal 10 Oktober 2008, saham dari Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah tidak
tercatat (delisted) di Bursa Efek Indonesia melalui surat keputusan No. S-
04741/BEI.PSR/09/2008 dan Peng-004/BEI.PSR/DEL/09-2008 akibat suspensi saham
PT Texmaco Jaya Tbk dari perdagangannya dan masalah kelangsungan hidupnya.

11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

1. U M U M (Lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)

• Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal
24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH, No 91 tanggal
24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan
modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada
manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme /
MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan
dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C). Akta notaris ini telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana
Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret
2009, program ini akan diimplementasikan pada akhir periode (1 Pebruari 2012).

Kemudian, berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn., No. 107 tanggal 23 Pebruari
2012, notaris di Jakarta, program pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan
Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme/ MESOP) telah
diimplementasikan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 45 per saham. Semua saham telah
disetor penuh melalui rekening bank Perusahaan pada tanggal 20 Pebruari 2012 dan
21 Pebruari 2012, dan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman
No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P-
00033/BEI.PPR/03-2012 tanggal 7 Maret 2012.

• Sejak tanggal 2 Desember 2009, saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia sudah diganti
dengan menggunakan nama Perusahaan yang baru.

c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi

Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung. lebih dari 50% hak suara di Entitas
Anak berikut ini :
Operasi Persentase Jumlah aset
Entitas Anak Lokasi Kegiatan usaha Komersial kepemilikan 2011 2010
% Rp Rp
(dalam jutaan) (dalam jutaan)

PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) Karawang Perdagangan, 1972 92,00 *) 228.735


pertenunan,perajutan
dan pemrosesan

PT Texmaco Graha Busana Jakarta Perdagangan tekstil 1994 91,08 *) 167


(TGB), dimiliki TJ dengan dan produksi pakaian
kepemilikan 99% jadi dan asesoris

Polysindo International Belanda Jasa keuangan 1994 100,00 6.884.590 6.826.131


Finance Company BV.
(PIFC)

Polysindo (Mauritius) Ltd. Republik Jasa keuangan Pra-operasi 100,00 – –


(PML) Mauritius

12
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

1. U M U M (Lanjutan)

c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi (Lanjutan)

*) Tidak berlaku dikarenakan PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) dan PT Texmaco Graha Busana
(TGB) sudah tidak dikonsolidasi (Catatan 46).

• Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi 10.000 saham yang merupakan 100% kepemilikan
di Polysindo (Mauritius) Ltd (PML). Saham yang diperoleh sejumlah US$ 10.000. Perbedaan
antara harga perolehan dengan aktiva bersih dari PML sejumlah Rp 221.924.188 dicatat pada
akun ”selisih restrukturisasi entitas sepengendali” sebagai bagian dari komponen entitas
lainnya di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

• Tidak terdapat transaksi antara Perusahaan dengan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo
International Finance Company BV. selama tahun 2011 dan 2010. Perusahaan berniat untuk
menutup kegiatan Entitas Anak tersebut bersama dengan proses restrukturisasi Perusahaan.

• Terhitung bulan April 2008, operasional divisi fleece pada PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) telah
dioperasikan oleh Perusahaan dengan sistem maklon.

• Sejak semester kedua tahun 2004, PT Texmaco Graha Busana sudah menghentikan
operasional bisnisnya.

• Induk Perusahaan langsung adalah Damiano Investments BV., yang didirikan di Belanda.

d. Karyawan, Direksi dan Komisaris

• Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
adalah sebagai berikut :

2011 2010

Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Bapak Robert Clive Appleby : Bapak Robert Clive Appleby
Komisaris Independen : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto
Bapak Timbul Thomas Lubis SH Bapak Timbul Thomas Lubis SH
Komisaris : Bapak Antonitris : Bapak Antonitris
Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Christopher Robert Botsford
Bapak Robert Mc Carthy Bapak Robert Mc Carthy

Dewan Direksi :
Direktur Utama : Bapak Vasudevan Ravi Shankar : Bapak Vasudevan Ravi Shankar
Direktur : Bapak Masjhud Ali : Bapak Masjhud Ali
Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Seeniappa Jegatheesan
Bapak Peter Vinzenz Merkle Bapak Peter Stanley Grant
Bapak Peter Vinzenz Merkle

13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

1. U M U M (Lanjutan)

d. Karyawan, Direksi dan Komisaris (Lanjutan)

Bapak Peter Stanley Grant, salah satu Direktur Perusahaan, mengundurkan diri dari susunan
Direktur berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang
diadakan pada tanggal 10 Pebruari 2011.

• Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK, Dewan
Komisaris telah membentuk komite audit.

Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai
berikut :

Ketua : Bapak Timbul Thomas Lubis, SH


Anggota : Bapak Drs. Heroe Pramono
Bapak Djati Suara

• Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah Bapak
Tunaryo.

• Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan telah membentuk departemen internal audit untuk
memenuhi ketentuan Bapepam-LK. Ketua internal audit adalah Bapak Yohanes Baptis Galuh
Adjar Pamungkas.

• Jumlah karyawan tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing
sebanyak 3.366 dan 3.158 orang (Tidak Diaudit). Jumlah karyawan tetap Entitas Anak pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebanyak Nihil dan 238 orang (Tidak
Diaudit).

• Imbalan berupa gaji yang diberikan kepada Komisaris dan Direktur untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 5.182.030.423
dan Rp 6.216.295.241. Tidak ada imbalan berupa manfaat pensiun, uang jasa karyawan dan
manfaat khusus lainnya yang diberikan selama tahun 2011 dan 2010.

2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI

a. Kelangsungan Hidup

Fluktuasi dalam industri polyester sejak tahun 2010 masih berlanjut hingga kuartal ketiga di tahun
2011. Dua faktor utama yang turut berkontribusi didalam membaiknya kinerja Perusahaan pada
tahun 2011 adalah tingkat permintaan PTA dan realisasi harga jual yang masih tinggi untuk barang
jadi, sejenis kapas, yang merupakan pasokan pendek selama periode ini.

14
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI


(Lanjutan)

a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)

Perusahaan memperoleh keuntungan dari tingginya tingkat produksi PTA selama periode ini.
Harga bahan baku, Paraxylene dan MEG, melonjak pada tahun 2011 dan 2010. Pertumbuhan pada
pasar domestik untuk produksi polyester melebihi perkiraan industri di tahun 2011. Hal ini
terutama disebabkan karena menurunnya pasokan kapas akibat tingkat produksi yang rendah pada
tahun 2010 sehingga menyebabkan harga kapas yang sangat tinggi.

Perusahaan telah memaksimalkan kapasitas pabriknya mendekati kapasitas penuh (full capacity).
Disamping itu, Perusahaan juga telah merencanakan program pembelanjaan modal sebesar US$ 17
juta pada tahun 2011 yang bertujuan untuk meningkatkan volume produksi staple fiber guna
mengambil keuntungan dari tingginya pertumbuhan industri benang pintal (spun yarn) dan benang
filamen (filament yarn), dan juga untuk memperoleh nilai tambah dari produk tersebut. Beberapa
proyek yang telah dimulai sejak tahun lalu, sudah mulai beroperasi dan menghasilkan produk yang
diinginkan. Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan dana yang diperlukan untuk
program belanja modal tersebut melalui fasilitas Third Loan Agreement.

Dengan adanya lonjakan harga jual dan faktor penghematan biaya pada tahun 2011, Perusahaan
berhasil mencapai total pendapatan usaha sebesar US$ 634 juta dan keuntungan kas sebesar
US$ 78 juta. Dengan kata lain, Perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan lebih dari 30% atas
total pendapatan usaha dan keuntungan kas dibandingkan dengan tahun 2010. Kebutuhan modal
kerja juga mengalami peningkatan yang signifikan seiiring dengan adanya peningkatan pada faktor
pendapatan usaha dan tingginya harga bahan baku. Damiano Investments BV., Belanda terus
mendukung Perusahaan dengan memberikan fasilitas letter of credit sebesar US$ 80 juta.
Disamping itu, Perusahaan juga terus menggunakan fasilitas prefinance untuk menjembatani
tingginya tingkat pengadaan barang sehingga Perusahaan berhasil mengeliminasi tingginya total
biaya pembiayaan.

Dengan modal kerja yang ketat, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari kreditur utang
tidak terjamin untuk melakukan kapitalisasi bunga yang telah jatuh tempo melalui penerbitan surat
utang baru. Damiano Investments BV., Belanda juga telah membebankan biaya pendanaan yang
wajar atas fasilitas letter of credit yang telah disediakan untuk Perusahaan selama tahun 2011
(18%).

Permintaan produk polyester diperkirakan akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Namun, dengan
mulai menurunnya harga kapas pada kuartal terakhir tahun 2011, tingkat margin untuk serat
polyester akan mulai tertekan dan tetap berada dalam kisaran normal untuk masa yang akan
datang. Pada kuartal kedua tahun 2012, ekspansi fiber diharapkan akan mulai beroperasi. Dengan
keadaan pasar yang berfluktuasi, Perusahaan diharapkan dapat memiliki kinerja yang lebih baik di
tahun 2012 dengan adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemegang saham mayoritas dan
dengan adanya kondisi pasar yang semakin membaik.

15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI


(Lanjutan)

a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)

Sampai bulan Maret 2012, Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) masih belum disetujui,
terutama dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang memiliki sekitar 28% dari total utang
terjamin karena beberapa kondisi dibawah SDRP yang belum disetujui oleh PPA. Perusahaan dan
pemegang saham mayoritas terus meminta PT PPA untuk menyetujui restrukturisasi utang
terjaminnya. Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan berakhir dengan perubahan pada
laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan yakin akan mendapatkan pinjaman modal kerja
dari bank konvensional.

Pokok-pokok utama isi SDRP tersebut adalah sebagai berikut :

Diusulkan
Tanggal Restrukturisasi 1 Juli 2007

Tingkat Suku Bunga Pinjaman Bunga akan terutang triwulanan di muka atas surat utang baru
atas Surat Utang Baru: dan dihitung atas dasar jumlah pokok terutang selama triwulan
yang bersangkutan dengan tingkat suku bunga per tahun masing-
masing sebagai berikut

Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9


0,0% 2,0% 2,0% 2,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0%

Amortisasi: Pembayaran-pembayaran pokok utang akan dilaksanakan pada


akhir periode setiap 12 bulanan dimulai pada ulang tahun
keempat Tanggal Restrukturisasi. Jumlah yang harus dibayar
akan sebesar persentase berikut dari pokok utang yang telah
direstrukturisasi

Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9


0% 0% 0% 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5%

Restrukturisasi Utang Surat Utang Baru akan ditukar pada harga 10,73 cent per Dollar
Amerika Serikat. 40,90% dari modal yang ditingkatkan akan
dibagikan kepada para kreditur terjamin sebagai konversi utang
ke saham (Debt/Equity Swap) sebagaimana disebutkan dalam
SDRP.

Disamping itu, kondisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak pada tahun 2011
mencerminkan keadaan berikut :

• Laba komprehensif bersih sebesar Rp 610.156.281.931. Didalam laba komprehensif ini


termasuk rugi kurs yang belum direalisasi dari operasi normal sebesar Rp 74.570.901.424
dan laba kurs yang belum direalisasi dari operasi yang dihentikan sebesar
Rp 23.295.545.656.
• Modal kerja negatif sebesar Rp 8.485.800.601.623.
• Defisiensi modal sebesar Rp 7.342.046.634.232.

16
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI


(Lanjutan)

a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)

Operasional Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) :

Pada tanggal 20 Oktober 2010, PT Hanil Bakrie Finance Company telah mengajukan permohonan
pailit kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui surat
No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST karena Entitas Anak tidak memenuhi liabilitasnya
seperti yang tercantum di dalam Perjanjian Jual Beli yang telah dimuat didalam akta notaris No. 2
tanggal 6 Januari 2003. Dimana menurut perjanjian tersebut, sisa liabilitas sebesar US$ 1,68 juta
harus dilunasi sebelum 15 Pebruari 2007. Dan sejak tahun 2004 sampai dengan 2008,
PT Texmaco Jaya Tbk telah melunasi sebesar US$ 0,71 juta sedangkan sisanya belum dilunasi.
Namun, sampai dengan sekarang, PT Texmaco Jaya Tbk belum juga memenuhi liabilitasnya.

Pada tanggal 15 Nopember 2010, PT Texmaco Jaya Tbk telah mengajukan permohonan
penangguhan pembayaran utang (“PKPU”) kepada Pengadilan Niaga untuk mempersiapkan
Rencana Perdamaian guna merestrukturisasi utangnya. Pengadilan Niaga melalui keputusannya
No. W10/U1/10507.Pdt.02.XI.2010.03 tanggal 24 Nopember 2010 mengabulkan permintaan
Entitas Anak untuk penangguhan pembayaran utang (“PKPU”) dengan memberikan perpanjangan
waktu untuk melunasi liabilitas utangnya (“PKPUS”) selama 45 hari, yang dimulai sejak tanggal
24 Nopember 2010. Namun, dengan persetujuan dari para krediturnya, Pengadilian juga
memberikan perpanjangan waktu selama 180 hari (sampai dengan Juni 2011) kepada PT Texmaco
Jaya Tbk untuk proses pengajuan Rencana Perdamaian Final kepada para krediturnya.

Selama periode tersebut, PT Texmaco Jaya Tbk telah mengidentifikasi dan mengadakan negosiasi
dengan beberapa calon investor untuk mendukung dan berpartisipasi di dalam Rencana
Perdamaian yang diajukan. Meskipun telah terjadi negosiasi panjang dengan beberapa calon
investor, namun tidak satu pun dari mereka yang mau berkomitmen untuk berinvestasi di dalam
PT Texmaco Jaya Tbk dan menyelamatkannya dari kepailitan. Oleh sebab itu, PT Texmaco Jaya
Tbk dianggap tidak dapat menyelesaikan Rencana Perdamaiannya dalam waktu yang telah
ditentukan oleh Pengadilan.

Dan sebagai konsekuensinya, Pengadilan Negeri Jakarta menyatakan PT Texmaco Jaya Tbk dalam
kondisi pailit berdasarkan UU Kepailitan No. 37 tahun 2004 pasal 230 (1) dan 285 (3), dan
mengirimkan putusannya pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan mengacu pada putusan pengadilan
No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. j.o. No: 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST.
Pengadilan juga telah menunjuk Dr. Marsudin Nainggolan sebagai hakim pengawas dan sebagai
tim kurator untuk memantau dan menegakkan proses likuidasi sesuai dengan hukum.

Selanjutnya, kurator juga telah mengajukan verifikasi utang dan proses pendaftaran sesuai dengan
ketentuan hukum dan utang yang terdaftar adalah sebagai berikut :

17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI


(Lanjutan)

a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)

Operasional Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) (Lanjutan) :

No. Kelompok Jumlah Utang Jumlah Kreditur


1 Kreditur preferen 15.478.161.747,06 4
2 Kreditur terjamin 602.914.924.862,14 3
3 Kreditur tidak terjamin 1.515.354.797.944,92 47
Jumlah 2.133.747.884.554,12 54

Setelah proses verifikasi utang selesai, Pengadilan menyatakan bahwa PT Texmaco Jaya Tbk
dalam kondisi pailit dan memerintahkan untuk dilikuidasi sesuai dengan keputusan Pengadilan
No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 26 September 2011.

Namun, karena divisi fleece masih beroperasi dibawah perjanjian maklon dengan Entitas Induk
(PT Asia Pacific Fibers Tbk), maka Pengadilan menyetujui untuk melanjutkan operasional dari
divisi fleece yang berlokasi di Karawang dengan tujuan untuk menjaga nilai dari aset pailit.
Operasional dan arus kas dari PT Texmaco Jaya Tbk dimonitor oleh tim kurator yang telah
ditunjuk oleh Pengadilan.

Dengan demikian, Perusahaan tetap mengoperasikan divisi fleece berdasarkan Perjanjian


Sewa/Maklon (Tolling / Rental Agreement).

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan anggapan Perusahaan berkemampuan untuk


mempertahankan kelangsungan hidupnya dan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang
mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Efek yang timbul akan dilaporkan pada laporan
keuangan konsolidasian pada saat diketahui dan dapat diperkirakan. Perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya sampai sekarang dengan dukungan prefinance dari pelanggan
Perusahaan, fasilitas Letter of Credit dan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV.,
Belanda serta melalui kepercayaan serta pengertian dari para suppliernya. Disamping itu, Damiano
Investments BV., Belanda juga menegaskan bahwa ia akan memberikan bantuan kepada
Perusahaan dalam memperoleh fasilitas Letter of Credit sampai Perusahaan dapat memenuhi
fasilitas letter of credit dari bank atas namanya sendiri. Damiano Investments BV., Belanda telah
menyediakan dana yang diperlukan untuk program belanja modal (capital expenditure) pada tahun
2010 melalui Third loan Agreement.

Dengan kepailitan atau likuidasinya PT Texmaco Jaya Tbk hanya mempunyai pengaruh yang kecil
terhadap operasional PT Asia Pacific Fibers Tbk sekarang karena operasional dari PT Texmaco
Jaya Tbk telah berhenti sejak tahun 2004. Lagipula, PT Asia Pacific Fibers Tbk juga tidak
mempunyai kewajiban terhadap para kreditur dari PT Texmaco Jaya Tbk.

b. Restrukturisasi Utang

Berikut adalah hal-hal yang terdapat pada “Proposal Restrukturisasi Utang Kreditur Tidak
Terjamin” yang dibuat oleh Perusahaan :

18
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI


(Lanjutan)

b. Restrukturisasi Utang (Lanjutan)

(i) Pokok utang direstrukturisasi menjadi 2,961%.

(ii) Beban bunga dan denda dihapuskan.

(iii) Utang yang direstrukturisasi akan dilunasi selama periode 9 tahun.

(iv) Kreditur tidak terjamin akan memperoleh 19,2% ekuitas dilusi penuh Perusahaan.

(v) Tingkat suku bunga menjadi 2% setahun dan naik sampai dengan 4% setahun.

Perusahaan telah mengadakan perjanjian restrukturisasi dengan para kreditur utang tidak terjamin
yang disetujui oleh para kreditur dan diratifikasi oleh Pengadilan. Dengan demikian, jumlah utang
kepada kreditur tidak terjamin setelah restrukturisasi adalah sebesar US$ 18.670.630 ditambah
utang bunga yang dikapitalisasi sampai dengan tahun 2011 sebesar US$ 3.274.381 sehingga
jumlah seluruhnya adalah sebesar US$ 21.945.011. Perusahaan juga telah mengirimkan usulan
restrukturisasi kepada para kreditur terjamin (SDRP). Kemudian pada bulan Maret 2007,
Perusahaan mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin
(SDRP) termasuk PPA, karena SDRP yang sebelumnya telah melampaui batas waktu yang
ditentukan. Namun tidak ada respon dari PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) atas usulan ini.
Usulan restrukturisasi telah didukung oleh Damiano Investments BV., Belanda sebagai pemegang
mayoritas utang terjamin lainnya.

Perusahaan telah melaksanakan semua langkah-langkah yang diharuskan ke arah diterapkannya


Rencana Perdamaian (Composition Plan) sebagaimana disetujui oleh para kreditur tidak terjamin
Perusahaan dan telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Langkah-langkah tersebut meliputi
penerbitan surat-surat utang baru sebagai ganti surat-surat utang tidak terjamin yang lama serta
penerbitan saham-saham untuk pengurangan jumlah pokok utang sesuai dengan syarat-syarat
didalam Rencana Perdamaian. Perusahaan telah menurunkan utang-utang tidak terjaminnya sesuai
Rencana Perdamaian dan meningkatkan modal sahamnya sebagai tambahan modal disetor.
Perusahaan telah menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong
Kong untuk bertindak sebagai Fiscal Agent, Paying Agent dan Trustee untuk surat utang tidak
terjamin baru yang eurocleared.

Pada bulan Januari 2012, Perusahaan juga telah menerima dan mendapatkan persetujuan untuk
penundaan tanggal jatuh tempo atas Surat Utang Baru yang terkait dengan utang tidak terjamin
dari Pebruari 2012 menjadi Pebruari 2015.

PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) mengumumkan program penjualan aset dan saham Grup
Texmaco, termasuk pabrik Perusahaan di Semarang dan pabrik Entitas Anak pada bulan Desember
2010. Namun, program tersebut kemudian dibatalkan. Saat ini, PT Asia Pacific Fibers sedang
melakukan diskusi aktif dengan PPA untuk merestrukturisasi Perusahaan dan sedang menunggu
jawaban dari PPA sesegera mungkin.

19
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI


EKONOMI (Lanjutan)

c. Kondisi Ekonomi

Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 berkembang dengan tingkat laju tercepat sejak krisis
pada tahun 1997-1998, dengan pasar domestik yang luas diperkirakan dapat membantu melindungi
negara dari gejolak ekonomi dunia yang telah menimpa beberapa negara tetangga yang lebih
berorientasi pada kegiatan ekspor. Pendapatan kotor dalam negeri tumbuh sebesar 6,5% di tahun
2011, dan telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami tingkat
pertumbuhan ekonomi tercepat dan menarik perhatian para investor. Investasi luar negeri tumbuh
sebesar 20% dan mencapai US$ 20 juta di tahun 2011 serta mengindikasikan tingkat kepercayaan
investor kepada Indonesia. FDI akan tetap kuat untuk jangka menengah setelah Moody’s Investors
Service and Fitch Ratings memperbaiki tingkat kepercayaan kredit untuk investasi.

Dengan tingkat inflasi yang cukup aman dibawah pengendalian dan diikuti dengan adanya
penguatan mata uang rupiah terhadap US Dollar, akan membuat masyarakat umum untuk
memperoleh pendapatan bersih setelah pajak yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan
tingkat konsumsi di dalam negeri. Total ekspor Indonesia pada tahun 2011 tumbuh menjadi
sebesar US$ 203,6 juta dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya sebesar US$ 157,8 juta.
Kontribusi utama dari produk non-migas juga diikuti oleh produk kelapa sawit (CPO), karet,
tekstil dan elektronik. Rupiah masih tetap kuat sepanjang tahun 2011 dan ditutup pada level
Rp 9.068 per US Dollar dibandingkan Rp 8.991 per US Dollar pada Desember 2010.

Indikasi mengenai adanya peningkatan pada biaya bahan bakar dan listrik pada tahun 2012 akan
memicu tren inflasi. Peningkatan ini juga akan mempengaruhi margin yang akan diperoleh
Perusahaan. Faktor pertumbuhan pendapatan kotor dalam negeri untuk kawasan Asia, India dan
China, diperkirakan akan mengalami penurunan di tahun 2012 dengan adanya perlambatan
perekonomian. Krisis keuangan di zona EU juga akan mempengaruhi ekonomi di kawasan Asean
secara keseluruhan.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian dijelaskan di bawah ini.

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia (“PSAK”) dan interpretasinya (“ISAK”) yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan BAPEPAM dan LK No. VIII G.7 tentang Pedoman Penyajian
Laporan Keuangan yang terdapat dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP-
06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran no. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik Industri Manufaktur
dan Surat Keputusan No. 554/BL/2010 sehubungan dengan perubahan Peraturan No. VIII.G.7.

20
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak telah disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia tanpa pengecualian.

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 telah disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian
Laporan Keuangan”. Menurut PSAK No 1 (Revisi 2009), laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian harus disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan dan Entitas
Anak memilih untuk menyajikan semua pendapatan dan beban dalam laporan tunggal (Single
Statement). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010, jumlah kepentingan
nonpengendali masing-masing sebesar Rp 141.161.474.525 dan Rp 141.298.433.597 di
reklasifikasi sebagai bagian dari ekuitas. Dengan demikian, laporan posisi keuangan konsolidasian
Perusahaan dan Entitas Anak per 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 telah disajikan kembali.

Pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga mengumumkan bahwa Entitas Anak
(PT Texmaco Jaya Tbk) telah pailit dan insolven yang efektif per tanggal 26 September 2011.
Terhitung tanggal tersebut, pengendalian atas Entitas Anak berada dibawah Pengadilan, dan
menyebabkan Perusahaan hilang pengendalian atas Entitas Anak. Sebagai konsekuensinya, jumlah
laba komprehensif dari Entitas Anak sampai dengan tanggal 19 Agustus 2011 akan
diklasifikasikan sebagai “Operasi yang dihentikan” dan saldo kepentingan nonpengendali pada
Entitas Anak sebesar Rp 140.217.500.266 dihapuskan dari laporan posisi keuangan konsolidasian
dan dikoreksi ke saldo laba (akumulasi defisit).

Sehubungan dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan keuangan konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri”, Perusahaan telah mengukur investasi pada Entitas Anak menggunakan
metode biaya, yang mana pada tahun sebelumnya diperhitungkan dengan menggunakan metode
ekuitas.

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disusun dengan dasar pengukuran
biaya perolehan, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan
keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, dengan
mengelompokkan arus kas konsolidasian atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini
adalah Indonesia Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disajikan
dengan menggunakan Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain.

21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang
dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan
mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk
memperoleh manfaat dari aktivitasnya.

Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal
efektif penjualan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi
yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat
konsolidasian.

Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam
ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan nonpengendali pemegang saham pada awalnya boleh
diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset
bersih teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi
dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah
kepentingan nonpengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan
nonpengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif
diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan
nonpengendali mempunyai saldo defisit.

Sebelumnya, kepentingan nonpengendali diukur pada pengakuan awal pada proporsi kepemilikan
kepentingan nonpengendali dalam biaya historis dari aset bersih yang dapat diidentifikasi dari
pihak yang diakuisisi. Bila kerugian dari kepentingan nonpengendali melebihi kepentingannya
dalam ekuitas entitas anak, kelebihan dan setiap kerugian lebih lanjut yang diatribusikan kepada
kepentingan nonpengendali dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali kepentingan
nonpengendali tersebut mempunyai liabilitas mengikat dan dapat menanggung rugi tersebut.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat pada kepentingan entitas
anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian
kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali
disesuaikan dan nilai wajar yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan
diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), ketika Perusahaan hilang pengendalian atas Entitas Anak,
Perusahaan harus menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas Entitas Anak
sebesar nilai tercatat pada saat hilangnya pengendalian. Perusahaan juga harus menghentikan
pengakuan kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya
pengendalian (termasuk setiap komponen pendapatan komprehensif lain yang diatribusikan pada
kepentingan nonpengendali).

22
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (Lanjutan)

Perusahaan telah memilih untuk menyajikan sebagai bagian yang terpisah dalam ekuitas, sisa
saldo yang berkaitan dengan pengaruh transaksi modal tahun sebelumnya dari entitas anak dengan
pihak ketiga.

c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan Entitas Anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-
transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya
transaksi. Akun aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang
Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian sebagai berikut:

Mata Uang Asing 31 Desember 2011 31 Desember 2010


Rp Rp

US$ 1 9.068 8.991


JPY 1 117 110
HKD 1 1.167 1.155
NOK 1 1.313 1.330
CHF 1 9.636 9.600
SGD 1 6.974 6.981
GBP 1 13.969 13.894
EUR 1 11.739 11.956

Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode
berjalan.

Laporan keuangan Entitas Anak yang bertempat kedudukan di luar negeri, PIFC dan PML,
masing-masing diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan
konsolidasian, laporan keuangan Entitas Anak yang bertempat kedudukan di luar negeri
dijabarkan dengan nilai Rupiah sebagai berikut :

• Akun-akun pada laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali akun ekuitas, dijabarkan
dengan menggunakan kurs tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

• Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang periode
berjalan.

Perbedaan yang timbul dari penjabaran disajikan setelah pajak sebagai bagian dari pendapatan
komprehensif lain di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak bereleasi seperti yang
didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Pihak-pihak
berelasi adalah:

(i) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika
orang tersebut :
• Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor.
• Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor.
• Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
(ii) Suatu entitas berelasi entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
• Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
• Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya).
• Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
• Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
• Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor.
• Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (i).
• Orang yang diidentifikasi dalam huruf (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan
persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada Catatan 47.

e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi

Pada tahun 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan beberapa revisi standar akuntansi
yang mulai berlaku untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011:

PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan


PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas
PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi
PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak berelasi
PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

24
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan)

PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan


PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset
PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan

Dibawah ini merupakan pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian atas beberapa revisi
standar akuntansi tersebut.

(i) PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 1 mengatur penyajian
laporan keuangan konsolidasian, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan
keuangan konsolidasian, karakteristik laporan keuangan konsolidasian, seperti penyajian
secara wajar dan kepatuhan terhadap PSAK, kelangsungan usaha, dasar akrual, materialitas
dan agregasi, saling hapus, frekuensi pelaporan, informasi komparatif dan konsistensi
penyajian. Juga memperkenalkan pengungkapan baru antara lain, sumber estimasi
ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif
lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pengungkapannya.

(ii) PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas. PSAK 2 mensyaratkan mengenai informasi
mengenai perubahan historis atas kas dan setara kas dari entitas yang dinyatakan didalam
laporan arus kas konsolidasian, dengan mengelompokkan arus kas selama periode dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Standar ini juga meminta untuk mengungkapkan
pengaruh bersih dari perbedaan selisih kurs atas saldo kas dan setara kas dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Kemudian, Entitas Induk dan Entitas Anak juga
direkomendasikan untuk menyusun laporan arus kas konsolidasian dengan menggunakan
metode langsung.

(iii) PSAK 3 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Interim. PSAK 3 mengatur penyajian minimum
laporan keuangan konsolidasian interim, serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam
laporan keuangan konsolidasian lengkap atau ringkas untuk periode interim. Ketika laporan
keuangan lengkap disajikan dalam laporan keuangan keuangan konsolidasian periode
interim, maka bentuk dan isi dari laporan keuangan konsolidasian periode interim harus
sesuai dengan persyaratan yang diminta di dalam PSAK 1 untuk laporan keuangan
konsolidasian lengkap.

(iv) PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri. PSAK 4 mensyaratkan mengenai ketika Perusahaan menyajikan laporan
keuangan konsolidasian, maka Entitas Induk harus menyajikan laporan keuangannya sebagai
informasi tambahan di dalam laporan keuangan konsolidasian, dan investasi yang dilakukan
oleh Entitas Induk pada Entitas Anak diperhitungkan dengan menggunakan metode biaya.

25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan)

(v) PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi. PSAK 5 mensyaratkan entitas untuk
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian
untuk mengevaluasi sifat dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian serta
pengaruhnya terhadap aktivitas bisnis. Standar juga memperbaiki definisi dari segmen
operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi serta melaporkan segmen
operasi tersebut. Standar mensyaratkan bahwa pendekatan manajemen yang digunakan di
dalam penyajian informasi segmen harus sama dengan yang digunakan di dalam laporan
internal. Ini tidak menyebabkan tambahan penyajian di dalam pelaporan segmen. Segmen
operasional yang dilaporkan harus konsisten dengan yang dilaporkan kepada pengambil
keputusan operasional di dalam laporan internal. Dalam kasus ini, pengambil keputusan
operasional adalah Direktur Utama.

(vi) PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak berelasi. PSAK 7 mensyaratkan


pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, termasuk
komitmen, di dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar juga menjelaskan bahwa
anggota personil manajemen kunci adalah pihak yang berelasi, sehingga memerlukan
pengungkapan mengenai kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci
tersebut di setiap kategorinya.

(vii) PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. PSAK 8 mensyaratkan
bahwa entitas harus mengkoreksi laporan keuangan konsolidasiannya dengan peristiwa yang
terjadi setelah periode pelaporan serta mengungkapkan mengenai suatu tanggal ketika
laporan keuangan konsolidasian di otorisasi untuk diterbitkan dan mengenai peristiwa
setelah periode pelaporan. Entitas tidak harus menyusun laporan keuangan konsolidasiannya
dengan dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan
bahwa asumsi kelangsungan usaha tidak memadai.

(viii) PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan. PSAK 23 mengidentifikasi terpenuhinya kriteria


pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan
akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta
memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

(ix) PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan. PSAK 25 mengatur mengenai kriteria untuk memilih dan mengubah kebijakan
akuntansi, serta perlakuan dan pengungkapannya atas perubahan an kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan. Standar ini membutuhkan
pengungkapan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian, termasuk mengenai
penerapan atas standard dan interpretasi baru beserta revisinya.

26
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan)

(x) PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset. PSAK 48 menetapkan prosedur-prosedur
yang harus diterapkan oleh entitas agar aset yang dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut
melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus
demikian, aset harus mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas
untuk mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan
entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

(xi) PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Revisi PSAK
ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas
diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi
memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk
memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan
informasi tersebut. Provisi diakui jika entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) akibat peristiwa masa lalu yang besar kemungkinannya atas
kewajiban tersebut mengakibatkan arus sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
keluar dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

(xii) PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan. PSAK 58 mensyaratkan ketika entitas berniat untuk menjual suatu aset tidak
lancar, dan jika kemungkinan besar penjualan tersebut akan dilakukan dalam waktu 12
bulan, maka aset tersebut diklasifikasikan sebagai “Aset yang Dimiliki untuk Dijual” dan
disajikan secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Liabilitas
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian jika secara langsung berhubungan dengan suatu pelepasan. Aset yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai terendah antara nilai
tercatatnya dengan nilai wajarnya setelah dikurangi dengan biaya untuk menjual sesegera
mungkin sebelum diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Namun, beberapa aset yang
dimiliki untuk dijual, seperti aset keuangan atau aset pajak tangguhan, terus diukur
berdasarkan kebijakan entitas untuk aset-aset tersebut. Semua laba atau rugi yang timbul
dari transaksi penjualan ataupun pengukuran kembali atas operasi yang dihentikan disajikan
secara terpisah di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jumlah tersebut,
terdiri dari keuntungan atau kerugian setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan
keuntungan atau kerugian setelah pajak dari pengukuran dan pelepasan aset yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.

Berikut adopsi beberapa revisi standar dan interpretasi yang tidak memberikan pengaruh yang
signifikan atas laporan keuangan konsolidasian :

PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama


PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Perusahaan Asosiasi
PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset Tak berwujud
ISAK No. 7 : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)


e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan)

ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan


Liabilitas Serupa
ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan
ISAK No. 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh
Venturer
ISAK No. 14 : Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
ISAK No. 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

f. Instrumen Keuangan

Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006),
Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen
keuangan : Pengakian dan Pengukuran.

Dibawah ini merupakan pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian atas beberapa revisi
standar akuntansi.

(i) PSAK 26 (Revisi 2008),“Biaya Pinjaman”, yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya
pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atas pembuatan aset
kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan
entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini tidak memiliki
dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dimana terdapat kebijakan Perusahaan dan
Entitas Anak untuk mengkapitalisasi bunga terhadap aset kualifikasiannya.

(ii) PSAK 50 (Revisi 2006, Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK 50 ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dari para pengguna laporan keuangan
konsolidasian atas pentingnya instrumen keuangan terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus
kas suatu entitas. Standar ini menitikberatkan pada beberapa hal dibawah ini :

• Klarifikasi dari suatu klasifikasi instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh suatu entitas
dikelompokkan sebagai suatu liabilitas atau ekuitas – Instrumen Keuangan
diklasifikasikan dari perspektif penerbit sebagai aset keuangan, liabilitas keuangan dan
instrumen ekuitas. Instrumen keuangan majemuk mungkin mengandung keduanya dari
komponen liabilitas dan komponen ekuitas.

Bunga, dividen, rugi dan laba yang berhubungan dengan liabilitas keuangan diakui
sebagai pendapatan atau biaya pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dikurangi secara langsung ke ekuitas
setelah dikurangi dengan pajak penghasilan yang terkait.

28
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

• Menggambarkan kondisi dimana aset dan liabilitas memungkinkan untuk saling hapus di
laporan posisi keuangan konsolidasian – Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling
hapus ketika dan hanya jika terdapat hak hukum yang mengijinkan entitas untuk
menyelesaikannya secara bersih.

• Mewajibkan berbagai pengungkapan tentang instrumen keuangan, termasuk informasi


tentang nilai wajarnya – PSAK 50 mensyaratkan pengungkapan mengenai faktor yang
mempengaruhi jumlah, waktu dan kepastian dari arus kas di masa yang akan datang yang
terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan atas
instrumen tersebut. Hal ini juga mensyaratkan pengungkapan mengenai sifat dan luas dari
instrumen keuangan, tujuan bisnis yang dilakukan, risiko yang terkait dengannya, serta
kebijakan manajemen untuk mengendalikan risiko tersebut.

(iii) PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. PSAK 55
menggambarkan prinsip-prinsip untuk mengakui dan mengukur beberapa macam instrumen
keuangan yang berbeda.

• Pengakuan – PSAK 55 mensyaratkan semua aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui
di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, termasuk instrumen derivatif. Suatu aset
keuangan atau liabilitas keuangan diakui pada saat entitas menjadi salah satu pihak di
dalam kontrak instrumen.

• Pengukuran – Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar harga
perolehan. Selanjutnya, pengukuran tergantung pada kategori dari masing-masing
instrumen keuangan tersebut. Hal ini diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif atau sebesar nilai wajarnya. Jika ada
bukti obyektif mengenai adanya faktor penurunan nilai, maka nilai tercatat aset tersebut
harus dikurangkan dan rugi penurunan nilai diakui.

Dalam penerapan PSAK 50 dan PSAK 55, Perusahaan dan Entitas Anak telah mengidentifikasi
beberapa transaksi penyesuaian sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi
dari Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.

Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak telah menentukan adanya kemungkinan
penurunan nilai atas instrumen keuangan berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal tersebut.
Perbedaan dalam penurunan nilai dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang telah berlaku
sebelumnya dengan menyesuaikan saldo laba (akumulasi defisit) pada tanggal 1 Januari 2010.

Perbedaan antara keduanya dihitung dengan pendekatan lama dan baru atas penurunan nilai adalah
sebesar Rp 368.282.263.830 telah disesuaikan pada saldo awal dari saldo laba (akumulasi defisit)
pada tanggal 1 Januari 2010. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak yakin bahwa penurunan
nilai dari piutang lain-lain tidak dapat direalisasikan, sehingga aset pajak tangguhan yang timbul
dari penurunan nilai tersebut tidak diakui.

29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Rincian dari penyesuaian penurunan nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1 Januari 2010
Rp
Piutang lain-lain (Catatan 8) :
Dari Entitas Induk 286.606.568.916
Dari Entitas Anak
Pemilik Entitas Induk 75.141.639.321
Kepentingan Nonpengendali 6.534.055.593
81.675.694.914
Dampak dari penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55
(Revisi 2006) 368.282.263.830

g. Aset Keuangan

Aset keuangan meliputi kas dan instrumen keuangan lainnya. Aset keuangan, selain instrumen
lindung nilai, diklasifikasikan ke dalam kategori berikut : Aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Aset keuangan ditentukan ke
dalam berbagai kategori oleh manajemen pada saat pengakuan awal, tergantung pada tujuan
dilakukannya investasi tersebut. Penentuan aset keuangan dievaluasi kembali pada setiap tanggal
pelaporan dimana pada tanggal tersebut, pemilihan klasifikasi atau metode penerapan
akuntansinya harus taat terhadap ketentuan khusus dari standar akuntansi yang berlaku.

Pembelian dan penjualan aset keuangan secara rutin diakui pada tanggal perdagangan. Semua aset
keuangan yang tidak diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya
diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang terkait. Aset keuangan yang
dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan
biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Hal ini timbul ketika
entitas menyediakan uang, barang atau jasa secara langsung kepada debitur dan tidak bermaksud
untuk memperdagangkan piutang tersebut. Dengan demikian, ini diklasifikasikan sebagai aset
lancar, kecuali untuk yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian akan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Pinjaman yang diberikan dan piutang untuk selanjutnya akan diukur pada biaya perolehan setelah
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif serta dikurangi dengan rugi
penurunan nilai, jika ada. Setiap perubahan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.

30
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

g. Aset Keuangan (Lanjutan)

Rugi penurunan nilai dibentuk ketika ada bukti obyektif bahwa entitas tidak dapat menerima
semua pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan ketentuan asli dari piutang tersebut.
Jumlah kerugian dari penurunan nilai ditentukan sebagai selisih antara jumlah aset yang tercatat
dengan nilai kini dari estimasi arus kas.

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang, yang disajikan sebagai kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang
lain-lain, piutang kepada pihak berelasi, aset lancar lainnya dan rekening bank yang dibatasi
penggunaannya di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Kas dan setara kas mencakup
saldo kas, bank, dan investasi likuid lainnya yang jatuh tempo dalam kurun waktu tiga bulan atau
kurang, dan dapat dengan segera dikonversi menjadi uang tunai serta memiliki risiko yang tidak
signifikan dari setiap perubahan nilai.

Semua pendapatan dan biaya, termasuk rugi dari penurunan nilai, yang berkaitan dengan aset
keuangan diakui dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank serta beban umum dan
administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Penghasilan bunga tidak majemuk, pendapatan dividen dan arus kas lainnya yang dihasilkan dari
aset keuangan yang dimiliki diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada
saat diperoleh, yang terlepas dari bagaimana nilai tercatat dengan aset keuangan tersebut diukur.

Penghentian dari pengakuan aset keuangan terjadi ketika hak untuk menerima arus kas dari
instrumen keuangan berakhir atau ketika seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan secara
substansial telah dialihkan.

h. Penurunan Nilai atas Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, entitas mengevaluasi apakah terdapat
bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan
nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi,
Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara
kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan
yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset
tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit
yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai
diakui atau tetap diakui, tidak termasuk penilaian penurunan nilai secara kolektif.

31
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

h. Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan)

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas di masa yang
akan datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini
estimasi arus kas di masa yang akan datang didiskontokan dengan mengunakan suku bunga efektif
awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel,
maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah
suku bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan
jumlah kerugian yang terjadi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yand diturunkan nilainya berdasarkan
tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta
dengan penurunan nilai terkait akan dihapuskan ketika adanya prospek pemulihan di masa yang
akan datang dan sebuah jamin dapat direalisasikan atau ditransfer ke Entitas.

Jika pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau
berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan
nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan
penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut terpulihkan, maka pemulihannya
harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

i. Persediaan

Barang jadi, barang dalam proses, bahan baku dan bahan pembantu diukur berdasarkan biaya atau
nilai realisasi neto mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata
tertimbang. Harga perolehan meliputi semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada
proses produksi dan bagian yang sesuai atas overhead produksi terkait, berdasarkan kapasitas
operasi normal. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan
penjualan tersebut.

Penyisihan penurunan nilai ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-
masing jenis persediaan pada masa mendatang. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan menjadi
nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Jumlah setiap pemulihan kembali atas penurunan nilai persediaan
yang timbul dari meningkatnya nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurang terhadap jumlah
inventory yang diakui dan diakui sebagai beban pada periode pemulihan kembali terjadi.

j. Biaya yang dibayar di muka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.

32
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

k. Aset Tetap

Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke alokasi dan kondisi
yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta
estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan,
diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
akan mengalir ke entitas dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya
komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan
sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap,
kecuali tanah. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20


Mesin dan peralatan 10 – 20
Kendaraan 5
Peralatan kantor 5
Peralatan toko 5

Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan. Beban-beban tertentu
sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi
dengan menggunakan metode garis lurus selama periode legal atas hak atas tanah atau umur
ekonomis dari tanah tersebut, yang mana lebih pendek. Beban ditangguhkan ini disajikan dalam
akun “Hak atas tanah yang ditangguhkan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah ulang setiap akhir tahun buku untuk
memastikan bahwa nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi yang diterapkan telah
konsisten dan sesuai dengan pola ekspektasi dan manfaat ekonomis dari aset tersebut.

Penyusutan aset dimulai pada saat tersedia untuk digunakan, yaitu pada saat berada di lokasi dan
dalam kondisi yang siap untuk melakukan operasional sesuai dengan yang dikehendaki oleh
Manajemen. Penyusutan tidak berhenti pada saat aset tersebut tidak digunakan atau dihentikan
dari penggunaannya, kecuali aset tersebut telah disusutkan penuh. Aset yang telah disusutkan
penuh akan dipertahankan di dalam rekening ini sampai aset tersebut tidak lagi digunakan dan
tidak ada biaya lagi untuk penyusutan atas aset tersebut.

Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang
dapat diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan
serta akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang
timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.

33
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

k. Aset Tetap (Lanjutan)

Aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, sejak Perusahaan dan Entitas Anak
memilih untuk menerapkan metode biaya

l. Aset dalam penyelesaian

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari
aset tetap. Akumulasi penyusutan akan direklasifikasi ke aset tetap ketika konstruksi telah
diselesaikan dan aset sudah siap untuk digunakan.

m. Penurunan Nilai Aset Tetap

Aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak telah ditelaah untuk menentukan apakah terdapat indikasi
penurunan nilai ketika ada peristiwa atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat
tidak mungin diperoleh kembali.

Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil dan
menghasilkan arus kas terpisah. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat
diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual netto dan nilai pakai aset.

n. Sewa Guna Usaha

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada
tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tersebut tergantung pada penggunaan suatu
aset serta perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut
PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substantial, seluruh resiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu
sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial
seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Dalam sewa pembiayaan, entitas mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian sebesar nilai wajar aset sewaan atau jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum yang ditentukan pada saat awal sewa.

Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan sisa liabilitas. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa
sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Sewa
kontinjensi dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.

34
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

n. Sewa Guna Usaha (Lanjutan)

Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih
pendek antara masa umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian
yang memadai bahwa entitas akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa, yang tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa operasional. Sewa operasional diakui sebagai
biaya pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian berdasarkan masa manfaat dari sewa
tersebut. Biaya yang berhubungan, seperti pemeliharaan dan asuransi, diakui sebagai biaya pada
saat terjadinya.

Entitas harus menentukan apakah di dalam suatu kontrak mengandung unsur suatu sewa secara
substansial yang tergantung pada penggunaan dari aset secara khusus atau dari hak
penggunaannya.

o. Beban Tangguhan

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan
diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997,
Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima tahun. Berdasarkan Surat
Keputusan BAPEPAM KEP–No.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara
retrospektif dibukukan pada akun “Tambahan Modal Disetor”.

p. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan meliputi utang bank, utang terjamin, pinjaman jangka pendek, wesel bayar,
utang usaha, utang lancar lainnya, utang pembelian aset tetap, biaya yang masih harus dibayar,
utang kredit pembiayaan, utang tidak terjamin dan wesel bayar, pinjaman modal kerja dan utang
sewa pembiayaan, diukur pada biaya perolehan yang telah diamortisasi dengan menggunakan
metode tingkat suku bunga efektif.

Liabilitas keuangan diakui ketika entitas menjadi salah satu pihak yang ada di dalam perjanjian
kontrak dari suatu instrumen keuangan. Semua beban bunga yang terkait diakui sebagai beban di
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Utang bank, utang terjamin, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, utang tidak terjamin dan wesel
bayar, dan pinjaman modal kerja diterima untuk mendukung pendanaan jangka pendek atas
operasional. Hal ini diakui sebesar jumlah yang diterima, setelah dikurangi dengan biaya
perolehannya secara langsung.

Utang kredit pembiayaan dan utang sewa pembiayaan diukur pada saat nilai perolehan awal
setelah dikurangi dengan faktor perhitungan pembayaran sewa kembali.

35
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

p. Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

Utang usaha, utang lancar lainnya, utang pembelian aset tetap dan beban masih harus dibayar pada
awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dan setelah itu diukur sebesar nilai amortisasi yang
dikurangi dengan pelunasannya.

Liabilitas keuangan dihapuskan dari laporan posisi keuangan konsolidasian hanya jika liabilitas
tersebut dibatalkan atau kadaluarsa.

q. Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar merupakan jumlah pada instrumen keuangan yang bisa dipertukarkan dalam transaksi
saat ini dengan pihak-pihak yang tersedia, selain penjualan secara paksa atau likuidasi. Nilai wajar
diperoleh dari harga pasar atau diskonto arus kas, yang mana yang lebih sesuai.

Nilai wajar dikurangi estimasi penyesuaian kredit untuk aset dan liabilitas keuangan dengan waktu
jatuh tempo kurang dari setahun diasumsikan akan mendekati nilai wajarnya. Nilai wajar dari
liabilitas keuangan untuk tujuan pelaporan diestimasikan dengan cara mendiskontokan arus kas
kontraktual di masa yang akan datang dengan tingkat bunga pasar kini atas instrumen keuangan
yang serupa bagi entitas.

r. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

Hak karyawan atas uang jasa dan ganti rugi yang berhubungan dengan pengunduran diri karyawan
secara suka rela harus diakui. Liabilitas yang estimasi dibuat sebagai hasil dari jasa yang diberikan
oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian dan dihitung sesuai dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia pada bulan April 2003.

Perhitungan imbalan manfaat paska kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit
Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian yang belum diakui dan yang melebihi 10% dari nilai
kini kewajiban entitas dibebankan dengan metode garis lurus selama sisa masa kerja rata-rata yang
diharapkan dari karyawan tersebut. Biaya jasa lalu diakui secara langsung apabila imbalan
tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus
selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Kewajiban imbalan manfaat yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan
nilai kini kewajiban imbalan pasti yang telah disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian
aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

36
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

s. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada
entitas dan pendapatan tersebut harus dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan secara khusus
harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.

(i) Penjualan barang – Pendapatan diakui pada saat risiko dan manfaat dari kepemilikan barang
berpindah kepada pembeli, biasanya pada saat barang telah diserahkan kepada pelanggan.

(ii) Pendapatan bunga – Pendapatan diakui sebagai pendapatan bunga berdasarkan metode efektif
dari aset tersebut.

(iii) Laba atas penjualan aset tetap – Pendapatan diakui pada saat hak atas suatu aset ditransfer
kepada pembeli atau ketika kolektibilitas dari harga jual dapat diukur.

Pendapatan diukur dengan mengacu pada nilai wajarnya dengan mempertimbangkan penerimaan
piutang atas barang yang diproduksi oleh entitas.

Beban diakui pada saat pemanfaatan jasa atau pada tanggal terjadinya.

t. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. Aset pajak
tangguhan dibentuk dari perbedaan waktu atas pengakuan pendapatan dan beban dalam laporan
keuangan konsolidasian dan laporan pajak. Perlakuan akuntansinya harus sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 mengenai Akuntansi untuk Pajak Penghasilan.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial
telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan
atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode berjalan.

u. Laba per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-
rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
masing-masing sebesar 2.376.907.950 saham.

v. Informasi Segmen

Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen operasi yang diidentifikasi. Segmen operasi
adalah suatu komponen dari entitas :

1. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari
entitas yang sama).

37
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

v. Informasi Segmen (Lanjutan)

2. yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya, dan
3. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

4. KETIDAKPASTIAN ESTIMASI

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang
melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda
dengan jumlah estimasi yang dibuat.

Estimasi dan asumsi yang mendasarinya direview dengan dasar kesinambungan. Revisi terhadap
estimasi akuntansi diakui dalam suatu periode dengan merevisi estimasi dan efeknya di periode yang
akan datang.

Informasi tentang pertimbangan dan estimasi kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang
memiliki efek signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian adalah
sebagai berikut :

Penurunan nilai

Penurunan nilai diakui untuk jumlah dimana aset atau uang tunai yang menghasilkan jumlah unit
tercatat melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Untuk menentukan jumlah yang dapat dipulihkan,
manajemen memperkirakan arus kas di masa yang akan datang yang diharapkan dapat diperoleh dari
masing-masing unit penghasil kas dan menentukan tingkat bunga yang sesuai untuk menghitung nilai
sekarang dari arus kas tersebut. Dalam proses pengukuran arus kas yang diharapkan di masa yang akan
datang, manajemen membuat asumsi tentang hasil operasional di masa yang akan datang. Asumsi ini
berhubungan dengan kejadian dan keadaan di masa yang akan datang. Hasil yang sebenarnya dapat
bervariasi, dan dapat menyebabkan penyesuaian yang signifikan terhadap Perusahaan dan Entitas
Anak di tahun berikutnya.

Dalam beberapa kasus, penentuan tingkat diskonto yang berlaku melibatkan estimasi atas penyesuaian
risiko pasar dan penyesuaian terhadap faktor risiko mengenai aset yang memadai.

Pensiun dan imbalan kerja

Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan Entitas Anak
bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung
jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji
tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat
kematian.

38
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

4. KETIDAKPASTIAN ESTIMASI (Lanjutan)

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki
pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus
selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan
bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan
signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara
material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

Umur manfaat dan penyusutan aset tetap

Manajemen menentukan estimasi masa manfaat dari aset tetap dan biaya penyusutannya berdasarkan
kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Ini adalah masa manfaat yang diekspektasi dan
diterapkan di dalam industri dimana Perusahaan dan Entitas Anak melakukan bisnisnya. Hasil yang
sebenarnya mungkin dapat bervariasi karena keusangan teknik. Perubahan di dalam tingkat kegunaan
yang diharapkan dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai
residu dari aset tersebut, dan biaya penyusutan di masa yang akan datang harus direvisi.

Nilai wajar dari instrumen keuangan

Manajemen menggunakan teknik penilaian untuk mengukur nilai wajar dari instrumen keuangan
dimana penawaran pasar aktif tidak tersedia. Dalam menerapkan teknik penilaian, manajemen
menggunakan data pasar, dan membuat estimasi serta asumsi dengan berdasarkan padanya, sejauh
mungkin, sesuai dengan data yang dapat diobservasi bahwa pelaku pasar akan digunakan dalam
penentuan harga instrumen.

Bila data yang berlaku dipasar tidak dapat diobservasi, manajemen menggunakan estimasi terbaik dari
asumsi yang akan dibuat oleh pelaku pasar. Estimasi ini dapat berbeda dari harga sebenarnya yang
akan dicapai dalam melakukan transaksi pada tanggal pelaporan.

5. KAS DAN SETARA KAS


2011 2010
Rp Rp

Kas :
Rupiah 380.467.288 371.157.705
Dolar Amerika Serikat 305.003.811 297.715.747
Dolar Singapura 57.615.945 19.989.884
Euro Eropa 27.559.862 6.468.082
Kron Norwegia 1.455.663 1.474.349

772.102.569 696.805.767

39
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

5. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)


2011 2010
Rp Rp

Bank :
Pihak ketiga :
Deutsche Bank
Rekening Rupiah 10.280.801.879 11.470.996.970
Rekening Dolar Amerika Serikat 13.127.799.840 66.609.289.906
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Rekening Rupiah 1.623.533.799 926.269.108
Rekening Dolar Amerika Serikat 782.916.521 109.599.211
PT Bank Central Asia Tbk
Rekening Rupiah 543.981.441 447.142.449
Rekening Dolar Amerika Serikat 2.660.593.367 6.410.904.786
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Rekening Rupiah 1.385.544.246 1.188.166.093
Rekening Dolar Amerika Serikat − 15.204.141
PT Bank Mandiri Tbk
Rekening Rupiah − 10.429.794
PT Bank Rakyat Indonesia
Rekening Rupiah − 8.065.237
30.405.171.093 87.196.067.695

Jumlah 31.177.273.662 87.892.873.462

• Kas di bank umumnya memperoleh bunga berdasarkan suku bunga bank harian yang berkisar
antara 0,50% sampai dengan 3,25% setahun untuk rekening Rupiah dan sebesar 0,20% sampai
0,75% setahun untuk rekening Dolar Amerika Serikat pada tahun 2011 dan 2010.

• Tidak terdapat penempatan kas dan setara kas pada pihak yang berelasi.

6. INVESTASI JANGKA PENDEK


2011 2010
Rp Rp
Pihak ketiga :
Deutsche Bank, Jakarta 3.000.000.000 1.000.000.000

• Deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000 merupakan deposito
berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 5,80% setahun dan jatuh tempo pada
tanggal 10 Desember 2012.

40
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

6. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)

• Deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 1.000.000.000 merupakan deposito
berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 6,25% setahun dan jatuh tempo pada
tanggal 20 Mei 2012.

• Deposito berjangka pada Deutsche Bank sebesar Rp 1.000.000.000 merupakan deposito berjangka
waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 6,25% setahun dan jatuh tempo pada tanggal
18 Mei 2011. Deposito berjangka ini telah dicairkan pada tanggal 18 Mei 2011.

• Tidak terdapat penempatan investasi jangka pendek pada pihak yang berelasi.

7. PIUTANG USAHA

Akun ini terdiri dari :

Pihak ketiga :
2011 2010
Rp Rp

Pelanggan dalam negeri 402.220.760.561 433.723.129.561


Pelanggan luar negeri 52.044.466.878 49.878.280.541

Jumlah 454.265.227.439 483.601.410.102


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai − (61.489.504.295)

Bersih 454.265.227.439 422.111.905.807

Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai
berikut :
2011 2010
Rp Rp

Sampai dengan 1 bulan 346.873.104.949 333.253.690.703


> 1 bulan – 3 bulan 106.326.774.872 86.776.831.570
> 3 bulan – 6 bulan 231.312.702 2.081.383.534
> 6 bulan – 1 tahun 154.718.271 −
> 1 tahun 679.316.645 61.489.504.295

Jumlah 454.265.227.439 483.601.410.102

41
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

7. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Mutasi penyisihan penurunan nilai dari pihak ketiga adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Saldo awal 61.489.504.295 60.376.201.419


Saldo Entitas Anak yang tidak dikonsolidasi (61.489.504.295)
Perubahan selama tahun berjalan :
Penambahan penyisihan − 1.294.556.295
Pengurangan penyisihan − (181.253.419)

Saldo akhir − 61.489.504.295

Piutang usaha dari pihak ketiga merupakan piutang jangka pendek dan tidak dikenakan bunga.

Seluruh jumlah piutang usaha kepada pihak ketiga telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi
penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha kepada pihak ketiga
secara individual pada tanggal 31 Desember 2011, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa
penyisihan piutang usaha dari pihak ketiga cukup memadai untuk menutup kerugian yang mungkin
timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga tersebut. Dan berdasarkan hasil
penelaahan terhadap status dari piutang usaha kepada pihak ketiga secara individual pada tanggal
31 Desember 2010, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa penyisihan piutang
usaha dari pihak ketiga cukup memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak
tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga tersebut karena adanya kesulitan keuangan dari para
pelanggan Entitas Anak.

Penambahan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 1.294.556.295 disebabkan
karena adanya penambahan tidak tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga, dan disajikan sebagai
beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 42).

Pengurangan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 181.253.419 disebabkan karena
pembalikan atas penyisihan penurunan nilai akibat adanya selisih kurs mata uang asing.

Saldo nilai tercatat bersih pada piutang usaha dari pihak ketiga dipertimbangkan telah mendekati nilai
wajarnya.

Rincian piutang usaha dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 102.616.673 57.478.608.468

Dolar Amerika Serikat


US$ 50.084.099 pada tahun 2011 dan
US$ 47.394.372 pada tahun 2010 454.162.610.766 426.122.801.634

Jumlah 454.265.227.439 483.601.410.102

42
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

7. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Pihak-pihak yang berelasi :


2011 2010
Rp Rp

PT Multikarsa Investama 268.722.447.175 268.722.447.175


PT Texmaco Jaya (dalam pailit) 141.986.246.529 –

Jumlah 410.708.693.704 268.722.447.175


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai (141.986.246.529) –

Bersih 268.722.447.175 268.722.447.175

Rincian umur piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi dihitung sejak tanggal faktur adalah
sebagai berikut :
2011 2010
Rp Rp

Sampai dengan 1 bulan – –


> 1 bulan – 3 bulan – –
> 3 bulan – 6 bulan – –
> 6 bulan – 1 tahun – –
> 1 tahun 410.708.693.704 268.722.447.175

Jumlah 410.708.693.704 268.722.447.175

Mutasi penyisihan penurunan nilai untuk piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai
berikut :
2011 2010
Rp Rp

Saldo awal periode – –


Perubahan selama periode berjalan :
Penambahan penyisihan 141.986.246.529 –
Pengurangan penyisihan – –

Saldo akhir periode 141.986.246.529 –

Piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi merupakan piutang usaha jangka pendek dan tidak
dikenakan bunga.

Penambahan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2011 sebesar Rp 141.986.246.529 disebabkan
karena adanya penurunan nilai atas tidak tertagihnya piutang usaha dari PT Texmaco Jaya Tbk (dalam
pailit), dan telah dieliminasi dengan laporan keuangan atas operasi yang dihentikan dari Entitas Anak
(Catatan 46).

43
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

7. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang usaha kepada pihak-pihak yang berelasi,
manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajar. Penyisihan
penurunan nilai tidak perlu dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada
dibawah program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang usaha dari pihak yang berelasi
tersebut akan dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai.

Rincian piutang usaha dari pihak-pihak menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 410.708.693.704 268.722.447.175

Pada tahun 2011, seluruh piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan pinjaman
modal kerja Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17 dan
26). Dan pada tahun 2010, seluruh piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas utang bank,
pinjaman modal kerja Perusahaan serta pinjaman jangka pendek Entitas Anak yang diperolehnya dari
Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17, 19 dan 26).

8. PIUTANG LAIN-LAIN
2011 2010
Rp Rp

Pihak ketiga :
Piutang dari potongan pembelian 2.043.148.647 –
Piutang dari transaksi impor 1.724.449.726 1.044.521.903
Piutang karyawan 347.153.332 840.738.253
Piutang bunga dari deposito berjangka 6.663.333 1.805.556
Lain-lain 2.646.971.303 2.544.318.922

6.768.386.341 4.431.384.634
Pihak ketiga lainnya :
Uang muka operasional kepada :
PT Wastra Indah 142.286.940.254 164.073.551.252
PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk 51.203.593.031 79.623.239.633
PT Wahana Perkasa Auto Jaya 50.169.696.654 50.799.463.564
PT Sumatex Subur 28.706.321.888 34.267.515.040
PT Texmaco Taman Synthetics 28.024.019.799 37.072.146.707
Drapper Texmaco Inc. Co., Amerika Serikat 18.567.339.814 18.567.339.814
Norfil Ltd., Inggris 6.547.165.191 6.547.165.191
PT Bina Prima Perdana 4.678.110.000 –
PT Jaya Perkasa Engineering 4.283.000.000 –
Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore 4.467.327.421 4.467.327.421

Dipindahkan 338.933.514.052 395.417.748.622

44
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

8. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)


2011 2010
Rp Rp

Pindahan 338.933.514.052 395.417.748.622

PT Wismakarya Prasetya 1.756.450.000 –


PT Perkasa Heavindo Engineering 1.749.533.856 1.883.533.856
PT Raja Busana Mahameru 1.231.274.473 30.776.633.189
PT Supermitory Utama Tbk 839.820.513 2.582.676.075
PT Saritex Jaya Swasti 653.265.000 6.634.990.433
PT Kreasi Kekar 448.500.000 448.500.000
PT Devrindo Widya 228.680.000 332.282.365
PT Perkasa Indobaja 142.205.928 912.938.896
PT Perkasa Indosteel 119.820.512 1.555.808.912
PT Wahana Jaya Perkasa 99.820.513 99.820.513
PT Sarana Daycrown Industri 99.820.511 99.820.511
PT Bina Peranan Busana 21.000.000 21.000.000
PT Kreasi Indah Textile 8.855.000 18.250.000
PT Mutiara Persada Inti – 29.050.809.556
Polysindo (UK) Ltd., Inggris – 22.217.242.613
Coastal Group Ltd, Afrika Selatan – 7.799.959.893
PT Ungaran Sari Garments – 2.781.057.537
Polysindo (USA) Inc., Amerika Serikat – 2.393.687.182
PT Elok Prima Mitra Busana – 1.959.468.888
PT Cipta Abadi Sejati – 1.354.384.678
PT Cipta Busana Jaya – 878.647.275
PT Citra Indah Textile – 728.716.157
PT Busana Perkasa Garments − 411.585.107
PT Mahkota Indah Sentosa − 377.832.876

Jumlah 346.332.560.358 510.737.395.134


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai (330.163.685.573) (510.737.395.134)

Bersih 16.168.874.785 −

Jumlah piutang lain-lain 22.937.261.126 4.431.384.634

Piutang lain-lain dari perusahaan-perusahaan diatas merupakan pinjaman dan uang muka untuk tujuan
modal kerja. Pinjaman dan uang muka ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu
pembayarannya. Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut diatas belum dapat membayar
utangnya kepada Perusahaan dan Entitas Anak karena masih mengalami kesulitan keuangan. Beberapa
perusahaan-perusahaan pelanggan tersebut sudah tidak beroperasi dan masih berada dalam program
restrukturisasi utang dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sampai bulan Maret 2012, proses
restrukturisasi utang tersebut belum selesai.

45
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

8. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)

Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut :


2011 2010
Rp Rp

Saldo awal 510.737.395.134 147.254.392.372


Efek dari penerapan awal PSAK 50
(Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) – 368.282.263.830
Saldo Entitas Anak yang tidak dikonsolidasi (180.299.495.716) –
Perubahan selama tahun berjalan :
Penambahan penyisihan – 303.000.000
Pengurangan penyisihan (274.213.845) (5.102.261.068)

Saldo akhir 330.163.685.573 510.737.395.134

Penambahan dalam penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 303.000.000 diakui akibat
adanya penambahan piutang lain-lain yang tidak tertagih, dan disajikan sebagai bagian dari beban
umum dan administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 42).

Pengurangan dalam penyisihan penurunan nilai pada tahun 2011 sebesar Rp 274.213.845 merupakan
pembalikan penyisihan penurunan nilai akibat dari tertagihnya piutang lain-lain, dan disajikan sebagai
bagian dari pendapatan lain-lain, bersih pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan
45).

Pengurangan dalam penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 5.102.261.068 merupakan
pembalikan atas penyisihan penurunan nilai akibat adanya selisih kurs mata uang asing.

Piutang lain-lain dari karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Pinjaman ini
tidak dikenakan bunga dan pembayarannya dilakukan berdasarkan skedul pembayaran yang telah
ditentukan.

Seluruh piutang lain-lain telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan
penelaahan terhadap status dari piutang lain-lain secara individual, manajemen Perusahaan dan Entitas
Anak berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai dari piutang lain-lain adalah cukup untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut.

Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 352.546.420.272 403.006.361.000

Dolar Amerika Serikat


US$ 61.152 pada tahun 2011 and
US$ 12.474.966 pada tahun 2010 554.526.427 112.162.418.768

Jumlah 353.100.946.699 515.168.779.768

Saldo nilai tercatat bersih dari piutang lain-lain dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

46
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

9. PERSEDIAAN
2011 2010
Rp Rp

Barang jadi 318.102.818.554 178.376.709.962


Barang dalam proses 61.491.214.627 43.375.132.437
Bahan baku 254.941.869.304 95.368.506.633
Bahan pembantu 160.522.385.113 144.991.749.163

Jumlah 795.058.287.598 462.112.098.195


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai – –

Bersih 795.058.287.598 462.112.098.195

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan
Entitas Anak berpendapat bahwa tidak perlu membentuk penyisihan penurunan nilai.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, persediaan Perusahaan dilindungi oleh asuransi
PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran dan resiko-
resiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 68.000.000 dan
US$ 51.000.000, yang mana menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk menutup kerugian-
kerugian yang mungkin timbul. Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan Entitas Anak tidak
dilindungi oleh asuransi kebakaran dan risiko lainnya.

Pada tahun 2011, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan pinjaman modal
kerja Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17 dan 26).
Dan pada tahun 2010, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan pinjaman
modal kerja Perusahaan serta pinjaman jangka pendek Entitas Anak yang diperolehnya dari Damiano
Investments BV., Belanda (Catatan 17, 19 dan 26).

10. UANG MUKA PEMBELIAN


2011 2010
Rp Rp

Pihak ketiga :
Pembelian aset tetap 49.537.553.869 25.721.389.072
Pembelian persediaan 40.759.776.124 30.598.633.412
Pembelian suku cadang turbin 7.806.751.861 1.143.761.941

98.104.081.854 57.463.784.425
Pihak ketiga lainnya :
PT Wismakarya Prasetya 245.091.340.379 233.605.042.490

Jumlah 343.195.422.233 291.068.826.915

47
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

10. UANG MUKA PEMBELIAN (Lanjutan)

Pada tahun 2011, total uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 49.537.553.869 merupakan uang
muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan dengan total sebesar
Rp 16.717.469.383 pada divisi benang filamen dan pembelian mesin dan perlengkapan untuk
memproduksi fiber dalam rangka ekspansi dengan total sebesar Rp 32.820.084.486. Mesin dan
perlengkapan tersebut akan diterima pada tahun 2012.

Uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 25.721.389.072 merupakan uang muka yang berkaitan
dengan pembelian mesin dan perlengkapan dengan total sebesar Rp 5.466.999.072 pada divisi benang
filamen dan ekspansi Batch Poly (chip) dengan total sebesar Rp 20.254.390.000. Mesin dan
perlengkapan tersebut telah diterima pada bulan April 2011 dan Mei 2011.

Pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Wismakarya Prasetya merupakan kelebihan
pembayaran atas jumlah yang tertera di dalam tagihan yang dianggap sebagai uang muka kepada
PT Wismakarya Prasetya sehubungan dengan adanya perjanjian antara PT Wismakarya Prasetya
dengan Perusahaan pada tanggal 16 Nopember 2006.

11. BIAYA DIBAYAR DIMUKA


2011 2010
Rp Rp

Asuransi dibayar dimuka 9.809.638.122 7.830.955.214


Sewa dibayar dimuka 778.624.000 410.380.000

Jumlah 10.588.262.122 8.241.335.214

12. UANG MUKA INVESTASI DALAM PROYEK PERUSAHAAN PATUNGAN

Akun ini merupakan uang muka investasi Perusahaan dalam bentuk tanah yang akan digunakan untuk
proyek perusahaan patungan (joint venture) dengan Eastman Kodak Company, Amerika Serikat dalam
bidang produksi polyester chips dan fiber di Karawang – Jawa Barat. Jumlah uang muka tersebut
adalah 17% dari jumlah modal perusahaan patungan yang ditempatkan. Kelanjutan dari joint venture
ini sedang dipertimbangkan kembali oleh kedua belah pihak. Dan karena tidak ada kemungkinan akan
dimulainya proyek perusahaan patungan ini, maka manajemen Perusahaan mempertimbangkan untuk
membuat penurunan nilai di tahun 2010.

48
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

13. ASET LANCAR LAINNYA


2011 2010
Rp Rp

Bank garansi 49.725.555.298 24.239.736.000


Uang jaminan atas listrik 1.755.000.000 1.755.000.000
Uang jaminan atas sewa 492.950.729 433.211.029
Lain-lain 45.179.403 45.179.403

Jumlah 52.018.685.430 26.473.126.432

Berdasarkan perjanjian jual beli gas No. 001016.PK/HK.02/USH/2010 antara Perusahaan,


PT Perusahaan Gas Negara (Persero) dan PT Wismakarya Prasetya, Perusahaan harus menyediakan
bank garansi untuk memasok gas yang kira-kira setara dengan dua (2) bulan nilai konsumsi gas
tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan telah menyediakan bank garansi
(SBLC) melalui Deutsche Bank, Jakarta yang masing-masing sebesar US$ 2.915.282 ditambah Rp
14.248.812.000 (atau setara dengan US$ 4.486.611) dan US$ 1.466.368 ditambah Rp 7.124.400.000
(atau setara dengan US$ 2.258.760) yang merupakan konsumsi selama dua (2) bulan. Bank garansi
memiliki jangka waktu selama sembilan (9) bulan, dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September
2012. Untuk memperoleh SBLC tersebut, pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan telah
mendepositkan uangnya yang masing-masing sebesar US$ 5.483.630 dan US$ 2.696.000 di Deutsche
Banks, Hong Kong sebagai jaminan melalui rekening Kyoa. Jaminannya kira-kira sebesar 120% dari
nilai SBLC.

Rincian aset lancar lainnya menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 2.237.815.332 2.233.390.432

Dolar Amerika Serikat


(US$ 5.489.730 pada tahun 2011 dan
US$ 2.696.000 pada tahun 2010) 49.780.870.098 24.239.736.000

Jumlah 52.018.685.430 26.473.126.432

14. PIUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI


2011 2010
Rp Rp

PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) 964.932.338.561 –


PT Multikarsa Investama 367.469.594.933 476.020.313.345

Jumlah 1.332.401.933.494 476.020.313.345


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai (1.015.033.871.667) (50.101.533.106)

Bersih 317.368.061.827 425.918.780.239

49
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

14. PIUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)

Piutang dari PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan AR International Limited, Hong Kong
sebesar Rp 51.421.394.625 untuk pengembalian uang muka pembelian aset tetap (mesin dan peralatan)
dan sisanya masing-masing sebesar Rp 316.048.200.308 dan Rp 424.598.918.720 pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010 merupakan pinjaman untuk uang muka gaji karyawan dan biaya lainnya.

Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Saldo awal 50.101.533.106 50.101.533.106


Perubahan selama tahun berjalan :
Penambahan penyisihan 964.932.338.561 −
Pengurangan penyisihan – −

Saldo akhir 1.015.033.871.667 50.101.533.106

Penambahan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2011 sebesar Rp 964.932.338.561 disebabkan
karena adanya penurunan nilai atas tidak tertagihnya piutang dari PT Texmaco Jaya Tbk (dalam
pailit), dan telah dieliminasi dengan laporan keuangan atas operasi yang dihentikan dari Entitas Anak
(Catatan 46).

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang kepada pihak-pihak berelasi, manajemen
berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajarnya. Tambahan atas
penyisihan penurunan nilai tidak dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada
dalam program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang kepada pihak berelasi ini akan
dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai.

Rincian piutang hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 1.332.401.933.494 476.020.313.345

15. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

2011 2010
Rp Rp
IBRA (PPA) :

PT Bank Dharmala
Rekening Rupiah 27.066.834 64.056.133

Dipindahkan 27.066.834 64.056.133

50
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

15. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA (Lanjutan)

2011 2010
Rp Rp

Pindahan 27.066.834 64.056.133

PT Bank Putera Multikarsa


Rekening Rupiah 3.894.435.991 5.569.629.066
Rekening Dollar Amerika Serikat 6.368.731.161 11.440.674.287

PT Bank Papan Sejahtera


Rekening Rupiah 37.356.312 37.356.312

PT Bank Umum Nasional


Rekening Dollar Amerika Serikat 17.477.845 17.329.433

PT Bank Asia Pacific


Rekening Rupiah 555.500 555.500

Jumlah 10.345.623.643 17.129.600.731

Karena Perusahaan dan Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi oleh Badan Penyehatan
Perbankan Indonesia (BPPN), maka keseluruhan saldo rekening bank dibatasi penggunaannya oleh
IBRA.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (IBRA) menghentikan izin
operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang berelasi, pada tanggal 28 Januari
2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret
1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus 1998. Akibatnya, saldo sejumlah
Rp 10.345.623.643 dan Rp 17.129.600.731 yang ada di bank tersebut disajikan sebagai kas yang
dibatasi penggunaannya dalam aset tidak lancar di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010.

Penurunan pada tahun 2011 merupakan penurunan atas saldo rekening bank yang dibatasi
penggunaannya dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi
pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan telah
kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa saldo rekening bank yang dibatasi
penggunaanya tidak perlu diturunkan nilainya, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini
akan dikompensasikan dengan pinjaman Perusahaan dan Entitas Anak pada saat penyelesaian
restrukturisasi utang dengan para kreditur dan PPA. Oleh karena itu, saldo nilai tercatat bersih dari kas
yang dibatasi penggunaannya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

51
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

16. ASET TETAP


2011 2010
(Disajikan kembali)
Rp Rp

Nilai tercatat :
Pemilikan langsung 9.800.327.704.159 10.706.451.678.368
Aset sewa pembiayaan − 30.142.094.300

Jumlah nilai tercatat 9.800.327.704.159 10.736.593.772.668

Akumulasi penyusutan :
Pemilikan langsung 8.573.556.432.737 8.946.963.740.712
Aset sewa pembiayaan − 30.142.094.300

Jumlah akumulasi penyusutan 8.573.556.432.737 8.977.105.835.012

Nilai buku 1.226.771.271.422 1.759.487.937.656

Aset dalam penyelesaian 28.346.412.332 16.096.195.720

Jumlah 1.255.117.683.754 1.775.584.133.376

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :

Pemilikan langsung :

2 0 1 1 Perubahan selama periode berjalan


Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir
(Disajikan kembali)
Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :
Tanah 111.712.279.573 – 74.863.284.378 – 36.848.995.195
Bangunan dan prasarana 218.670.462.740 1.902.915.564 94.149.737.607 – 126.423.640.697
Mesin dan peralatan 10.316.220.766.066 50.112.277.471 774.373.118.009 16.096.195.720 9.608.056.121.248
Kendaraan 25.122.643.741 408.913.636 8.158.435.806 – 17.373.121.571
Peralatan kantor 29.946.833.126 600.000 18.321.607.678 – 11.625.825.448
Peralatan toko 4.778.693.122 – 4.778.693.122 – –

10.706.451.678.368 52.424.706.671 974.644.876.600 16.096.195.720 9.800.327.704.159

Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana 165.970.749.814 8.820.489.737 74.732.397.611 – 100.058.841.940
Mesin dan peralatan 8.724.196.785.856 496.770.912.045 773.946.248.606 – 8.447.021.449.295
Kendaraan 22.094.603.589 809.704.214 8.040.699.681 – 14.863.608.122
Peralatan kantor 29.922.908.331 8.863.217 18.319.238.168 – 11.612.533.380
Peralatan toko 4.778.693.122 – 4.778.693.122 – –

8.946.963.740.712 506.409.969.213 879.817.277.188 – 8.573.556.432.737

Nilai buku 1.759.487.937.656 1.226.771.271.422

52
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

16. ASET TETAP (Lanjutan)

2 0 1 0 Perubahan selama periode berjalan (Disajikan kembali)


Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir
Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :
Tanah 111.712.279.573 – – – 111.712.279.573
Bangunan dan prasarana 218.670.462.740 – – – 218.670.462.740
Mesin dan peralatan 10.302.849.214.879 13.371.551.187 – – 10.316.220.766.066
Kendaraan 23.602.511.287 2.671.632.454 1.151.500.000 – 25.122.643.741
Peralatan kantor 29.928.933.126 17.900.000 – – 29.946.833.126
Peralatan toko 4.778.693.122 – – – 4.778.693.122

10.691.542.094.727 16.061.083.641 1.151.500.000 – 10.706.451.678.368

Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana 155.760.850.234 10.209.899.580 – – 165.970.749.814
Mesin dan peralatan 8.228.272.341.404 495.924.444.452 – – 8.724.196.785.856
Kendaraan 22.769.194.569 476.909.020 1.151.500.000 – 22.094.603.589
Peralatan kantor 29.903.718.627 19.189.704 – – 29.922.908.331
Peralatan toko 4.778.693.122 – – – 4.778.693.122

8.441.484.797.956 506.630.442.756 1.151.500.000 – 8.946.963.740.712

Nilai buku 2.250.057.296.771 1.759.487.937.656

Aset sewa pembiayaan :

Perubahan selama periode berjalan


2011 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai tercatat :
Mesin dan peralatan 30.142.094.300 – 30.142.094.300 – –

30.142.094.300 – 30.142.094.300 – –
Akumulasi penyusutan :
Mesin dan peralatan 30.142.094.300 – 30.142.094.300 – –

30.142.094.300 – 30.142.094.300 – –

Nilai buku – –

Perubahan selama periode berjalan


2010 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai tercatat :
Mesin dan peralatan 30.142.094.300 – – – 30.142.094.300

30.142.094.300 – – – 30.142.094.300
Akumulasi penyusutan :
Mesin dan peralatan 30.142.094.300 – – – 30.142.094.300

30.142.094.300 – – – 30.142.094.300

Nilai buku – –

53
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

16. ASET TETAP (Lanjutan)

Aset dalam penyelesaian :

Perubahan selama periode berjalan


2011 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai tercatat :
Mesin dan peralatan 16.096.195.720 28.346.412.332 – 16.096.195.720 28.346.412.332

Perubahan selama periode berjalan


2010 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai tercatat :
Mesin dan peralatan – 16.096.195.720 – – 16.096.195.720

Pengurangan aset tetap merupakan penjualan kendaraan dengan rincian sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Nilai buku – –
Harga jual – 763.636.367

Laba penjualan aset tetap – 763.636.367

Beban penyusutan dialokasikan pada :


2011 2010
Rp Rp

Pemilikan langsung :
Operasi normal
Beban pabrikasi (Catatan 40) 502.656.246.277 501.535.394.142
Beban umum dan administrasi (Catatan 42) 798.585.385 496.098.719
Pendapatan (beban) lain-lain − 4.598.949.895

503.454.831.662 506.630.442.756

Operasi yang dihentikan (Catatan 46) :


Beban pabrikasi 111.647.141 –
Beban umum dan administrasi 19.982.046 –
Pendapatan (beban) lain-lain 2.823.508.364 –

2.955.137.551 –

Jumlah 506.409.969.213 506.630.442.756

54
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

16. ASET TETAP (Lanjutan)

Pada tahun 2011 dan 2010, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa bidang tanah yang
berlokasi di Karawang. Kendal dan Pemalang yang masing-masing seluas 751.357,40 M² dan
1.265.486.40 M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 – 30
tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan 2029. Untuk tanah milik Perusahaan yang
berlokasi di Semarang seluas 78.111 M² jangka waktunya telah habis dan telah diperpanjang sampai
dengan tanggal 29 November 2027. Sertifikat HGB seluas 76.428 M² masih dalam proses. Manajemen
berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah
diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada tahun 2002 dan 2001
penambahan tanah sebesar Rp 258.585.580 dan Rp 1.753.645.426 terdiri dari tanah yang berlokasi
di Semarang seluas 24.120 M² dan di Karawang seluas 1.962.60 M². Sertifikat hak atas tanah tersebut
masih dalam proses.

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan aset tetap dimana laporan keuangan Entitas
Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan
pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Pada tanggal 31 Desember 2011, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar Rp 28.346.412.332
berhubungan dengan peningkatan kapasitas benang filament dan fiber Perusahaan. Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2011, persentase penyelesaian untuk proyek-proyek tersebut adalah sekitar 74%
dan akan diselesaikan pada tahun 2012. Managemen yakin bahwa tidak ada indikasi halangan terhadap
penyelesaian dari aset dalam penyelesaiannya.

Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar
Rp 16.096.195.720 berhubungan dengan pengembangan Perusahaan atas produk benang baru (merek
SILKRA) dan meningkatkan kapasitas Batch Poly. Proyek ini telah diselesaikan pada bulan Agustus
2011 dan December 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2011 and 2010, seluruh aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak, kecuali
tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap resiko kerugian dan
resiko lainnya termasuk gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar
US$ 561.520.000 dan US$ 571.850.000 ditambah Rp 2.813.350.000. Manajemen Perusahaan dan
Entitas Anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi
kerugian-kerugian yang mungkin timbul.

Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai wajar atas tanah (762.538 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual
Objek Pajak) adalah sebesar Rp 228.498.206.000 dan nilai wajar atas bangunan (210.582 M²)
berdasarkan NJOP adalah sebesar Rp 145.565.456.000. Dan pada tanggal 31 Desember 2010, nilai
wajar atas tanah (1.119.661 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah sebesar
Rp 315.500.995.000 dan nilai wajar atas bangunan (375.458 M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar
Rp 235.422.046.000.

Berdasarkan laporan jasa penilai KJPP Wilson dan Rekan tanggal 30 Januari 2012, jumlah nilai pasar
atas tanah, bangunan dan prasarana Perusahaan adalah sebesar Rp 444.212.000.000. Dan berdasarkan
laporan jasa penilai Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 19 Januari 2012, jumlah nilai pasar atas
mesin dan kendaraan Perusahaan di Karawang adalah sebesar US$ 274.860.902 (setara dengan
Rp 2.492.438.659.336).

55
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

16. ASET TETAP (Lanjutan)

Berdasarkan laporan jasa penilai Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 20 Januari 2010, jumlah nilai
pasar dari aset tetap Perusahaan (kecuali peralatan kantor) adalah sebesar US$ 591.782.199.

Pada tahun 2011, seluruh tanah, mesin dan peralatan Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas
utang obligasi terjamin dan pinjaman modal kerja yang diperoleh dari Damiano Investments BV.,
Belanda dan PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (Catatan 18 dan
26). Dan pada tahun 2010, seluruh tanah, mesin dan peralatan Perusahaan dan Entitas Anak digunakan
sebagai jaminan atas pemegang utang obligasi terjamin, pinjaman modal kerja dan wesel bayar yang
diperoleh dari Damiano Investments BV., Belanda dan PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan
Pengelola Aset (PPA) (Catatan 18, 20 dan 26).

17. UTANG BANK


2011 2010
Rp Rp

Pihak yang berelasi :


Damiano Investment BV., Belanda
(US$ 70.339.624 pada tahun 2011 dan
US$ 48.046.644 pada tahun 2010) 637.839.711.337 431.987.380.441

Menurut pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 3 Maret 2006 dan 31 Agustus 2006 antara
Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier
Hodgson (Monitoring Agent), Pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas letter of
credit dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ 50.000.000. Dengan demikian, Perusahaan juga dapat
menggunakan nama pemberi pinjaman sebagai penjamin untuk membuka Letter of Credit di Barclays
Bank Plc, Hong Kong (Barclays). Disamping itu, Perusahaan juga membayar biaya pendanaan sebesar
2,25% sebulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Barclays kepada Damiano Investments BV.,
Belanda.

Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 1 Januari 2009 antara Perusahaan
(Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson
(Monitoring Agent), maka sejak tanggal 3 April 2009, semua fasilitas “Letter of Credit di Barclays”
dipindahkan ke “Deutsche Bank AG : Fasilitas Letter of Credit”. Total biaya pendanaan yang
dibebankan oleh Damiano Investments BV., Belanda untuk fasilitas ini adalah sebesar 1,50% per
bulan.

Fasilitas Letter of Credit ini selalu berubah sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk pembelian
bahan baku. Berdasarkan perubahan perjanjian terakhir pada tanggal 8 April 2011 antara Perusahaan
(Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson
(Monitorong Agent), Pemberi pinjaman setuju untuk meningkatkan fasilitas Letter of Credit dari
jumlah sebesar US$ 50.000.000 menjadi US$ 80.000.000.

56
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

17. UTANG BANK (Lanjutan)

Fasilitas yang tersedia per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sejumlah US$ 76.934.921 dan
US$ 50.717.707. Dan Letter of Credit yang telah digunakan oleh Perusahaan untuk membeli bahan
baku sejumlah US$ 70.339.624 (setara dengan Rp 637.839.711.337) pada tahun 2011 dan
US$ 48.046.644 (setara dengan Rp 431.987.380.441) pada tahun 2010.

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, biaya pendanaan atas fasilitas Letter of
Credit yang telah dibukukan masing-masing sebesar Rp 91.061.129.517 dan Rp 73.156.430.350, dan
disajikan sebagai bagian dari beban bunga dan administrasi bank di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian (Catatan 44).

Seluruh utang bank dari Damiano Investments BV., Belanda dijamin dengan piutang usaha dan
persediaan milik Perusahaan (Catatan 7 dan 9).

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

18. UTANG TERJAMIN


2011 2010
Rp Rp
Obligasi :

A. 13% Guaranteed Secured Notes


US$ 122.526.000 1.111.065.768.000 1.101.631.266.000

B. US$ 50.000.000 Secured Floating Rate Notes 453.400.000.000 449.550.000.000

C. 9.375% Guaranteed Secured Notes


US$ 250.000.000 2.267.000.000.000 2.247.750.000.000

D. 11.375% Guaranted Secured Notes


US$ 260.000.000 2.357.680.000.000 2.337.660.000.000

6.189.145.768.000 6.136.591.266.000

PT Bina Prima Perdana

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


Rupiah 1.302.583.907.331 1.302.583.907.331
US$ 29.055.834 263.478.302.712 261.241.003.494
EUR 849.872 9.976.649.920 10.160.902.370
YEN 3.001.711.400 350.609.346.911 331.044.642.263

1.926.648.206.874 1.905.030.455.458

57
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

18. UTANG TERJAMIN (Lanjutan)


2011 2010
Rp Rp

Banks
Damiano Investments BV., Netherland
(Eks. PT Bank Finconesia)
EUR 7.471.539 87.708.321.891 89.328.151.552
Damiano Investments BV., Netherland
(Eks. Union Europeene de CIC. ,Singapore)
EUR 5.941.395 69.745.974.836 71.034.069.241
Damiano Investments BV., Netherland
(Eks. Credit Agricole Indosuez., Singapore)
US$ 12.117.088 109.877.757.060 108.944.741.260
Damiano Investments BV., Netherland
(Eks. Bangkok Bank, Singapore)
US$ 3.303.097 29.952.487.042 29.698.148.543
297.284.540.829 299.005.110.596

Tim Pemberesan (TP)


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
US$ 78.628.322 713.001.627.708 706.947.246.882
Rupiah 41.968.807.083 41.968.807.083
EUR 1.426.173 16.741.818.216 17.051.019.567
CHF 45.902 442.327.333 440.670.915
772.154.580.340 766.407.744.447

Jumlah 9.185.233.096.043 9.107.034.576.501

Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of


Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari
Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Perusahaan dan MOA ini secara otomatis
dihentikan. Kemudian, pada tanggal 14 Maret 2007, Perusahaan telah mengirimkan kembali usulan
restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) untuk merestrukturisasi utang
terjaminnya termasuk obligasi. Sampai dengan bulan Maret 2012, belum diperoleh persetujuan dari
para kreditur terjaminnya, terutama dari PPA (28% dari total utang terjamin) masih belum
memberikan keputusan soal penyelesaian restrukturisasi utang.

Pada bulan Juli 2007, Perusahaan mengajukan Secured Debt Restructure Plan (SDRP) kepada
kreditur terjaminnya yang terdiri dari pemegang obligasi terjamin dan PPA. SDRP ini belum disetujui
oleh PPA hingga Maret 2012, dimana hal tersebut telah disetujui oleh Damiano Investments BV.,
Belanda. Damiano Investments BV., Belanda memiliki sekitar 93% utang terjamin yang berupa
obligasi dan bank selain PPA. Pada bulan November 2010 dan Desember 2010, PPA mengumumkan
program “Penjualan aset dan saham Grup Texmaco” yang meliputi pabrik di Semarang. Namun karena
beberapa alasan di bulan Desember 2010, program ini kemudian dibatalkan.

58
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

18. UTANG TERJAMIN (Lanjutan)

A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122.526.000.

Pada bulan Juni 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000
dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Wesel ini akan jatuh tempo pada tahun 2001. Pada
bulan Mei 1996, Perusahaan menawarkan kepada para pemegang Unsecured Notes untuk
menukarkan wesel mereka ke Guaranteed Secured Notes dengan tingkat bunga 13% per tahun dan
jatuh tempo pada tahun 2001 yang terdaftar pada Bursa Efek Luxembourg dan diterbitkan oleh
PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin.

Seluruh pemegang Unsecured Notes menukar Unsecured Notes menjadi Secured Notes, kecuali
pemegang Unsecured Notes sebesar US$ 2.474.000. Pada bulan Agustus 1997, Perusahaan
membayar sebagian Unsecured Senior Notes dengan tingkat bunga 13% sejumlah US$ 1.250.000.

B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50.000.000.

Pada bulan Pebruari 1996, PIFC menerbitkan Secured Floating Rate Note sebesar
US$ 50.000.000, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin yang tercatat pada Bursa Efek
Luxembourg dengan tingkat bunga 3% di atas LIBOR per tahun yang jatuh tempo pada tahun
1999.

C. 9,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250.000.000.

Pada bulan Juli 1997, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000
yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin
dengan tingkat bunga 9,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2007. Dana dari wesel
ini digunakan untuk mendanai sebagian dari program pengembangan yang baru tahap I.

D. 11,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260.000.000.

Pada bulan Juni 1996, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000
yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin
dengan tingkat bunga 11,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2006. Dana dari wesel
ini digunakan untuk melunasi utang bank dan utang lainnya.

Saat ini, wesel-wesel tersebut di atas tidak tercatat pada Bursa Efek Luxemburg dan dijamin oleh hak
gadai dengan jaminan real property, aset-aset bergerak (selain dari persediaan) dan hasil dari
penjualan jaminan tersebut secara pari-passu dengan wesel bayar dan liabilitas lainnya dari
Perusahaan (Catatan 16).

Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai
dengan skema restrukturisasi utang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA)
tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 utang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi
dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan
Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Akan tetapi, pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN
mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat
tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal
membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003.

59
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

18. UTANG TERJAMIN (Lanjutan)

Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga atas utang terjamin sejak tahun 2004 dimana
Perusahaan masih dalam proses restrukturisasi, dan utang bunga tidak akan diperhitungkan nantinya.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan mempunyai utang bunga sebesar
Rp 380.648.007.290, dan disajikan sebagai bagian dari biaya yang masih harus dibayar di dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian.

Rincian utang terjamin menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Dollar Amerika Serikat


(USD 805.630.342 pada tahun 2011 dan 2010) 7.305.455.942.522 7.243.422.406.179

Euro Eropa
(EUR 15.688.978 pada tahun 2011 dan 2010) 184.172.764.863 187.574.142.730

Yen Jepang
(JPY 3.001.711.400 pada tahun 2011 dan 2010) 350.609.346.911 331.044.642.262

Franc Swiss
(CHF 45.902 in 2011 and 2010) 442.327.333 440.670.916

Rupiah 1.344.552.714.414 1.344.552.714.414

Jumlah 9.185.233.096.043 9.107.034.576.501

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

19. PINJAMAN JANGKA PENDEK


2011 2010
Rp Rp

Fasilitas Pinjaman Modal Kerja :

PT Bina Prima Perdana :


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Hong Kong (US$ 18.587.500) − 167.120.212.500
Cabang Pekalongan − 53.122.755.829
Cabang Karawang − 88.695.795

PT Bank Dharmala − 8.000.000.000

Dipindahkan − 228.331.664.124

60
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)


2011 2010
Rp Rp

Fasilitas Pinjaman Modal Kerja (Lanjutan)

PT Bina Prima Perdana (Lanjutan)

Pindahan − 228.331.664.124

PT Bank Putera Multikarsa − 1.197.490.480

Catora International BV., Belanda


(US$ 400.000 pada tahun 2010) − 3.596.400.000

Damiano Investments BV., Belanda


(US$ 200.000 pada tahun 2010) − 1.798.200.000

Jumlah fasilitas modal kerja 234.923.754.604

Fasilitas Letter of Credit :

PT Bina Prima Perdana :


PT Bank Duta − 28.175.026.153
PT Bank Putera Multikarsa −
(US$ 1.670.669,38) − 15.020.988.397

Jumlah − 43.196.014.550

Lain-lain :

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia


(US$ 1.906.484) − 17.141.197.649

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


(US$ 198.595 dan Rp 27.115.346.119) − 28.900.913.875

Jumlah lain-lain − 46.042.111.524

Jumlah fasilitas letter of credit − 89.238.126.074

Jumlah − 324.161.880.678

Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, PT Bank Dharmala dan PT Bank Putera Multikarsa yang telah jatuh tempo dan
administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi utang yang
termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, utang Entitas Anak
dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP pada tahun 2002. Untuk pengalihan tersebut, BPP
menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN.

61
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

Pada tanggal 30 Nopember 2001, Entitas Anak telah menandatangani Definitive Memorandum of
Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana
restrukturisasi dari Entitas Anak. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Entitas Anak dan MOA
ini secara otomatis dihentikan.

Pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada
PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai
holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo
tanggal 18 Agustus 2003.

Pada tanggal 27 Pebruari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang
sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan, dialihkan kepada suatu lembaga baru
pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan.

Berikut adalah informasi penting sehubungan dengan pinjaman :

a. Fasilitas Kredit Modal Kerja

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

Entitas Anak tidak mencatat beban bunga pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses
restrukturisasi, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga yang masih harus dibayar
sebesar Rp 50.280.187.912 ditambah US $ 9.031.692,27, yang disajikan sebagai bagian dari biaya
masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

PT Bank Dharmala

Entitas Anak tidak mencatat beban bunga pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Dharmala
sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi, dimana pada saat
restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010,
Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar Rp 7.856.714.054, dan disajikan sebagai bagian dari
biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

PT Bank Putera Multikarsa

Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank
Putera Multikarsa sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi
utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada
tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar Rp 98.149.297, dan
disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.

62
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (Lanjutan)

Catora International BV., Belanda

Pada tanggal 27 Januari 2006, Entitas Anak memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar
US$ 500.000 dari Catora International BV., Belanda (“CIBV”) untuk pembelian bahan baku
(impor dan lokal) dan memenuhi kebutuhan operasional seperti pembayaran gaji, tagihan listrik
dan lain-lain. Fasilitas kredit modal kerja ini dibebani bunga sebesar 18% per tahun dengan jatuh
tempo pembayaran pada tanggal 31 Agustus 2006, dan dijamin dengan persediaan senilai
US$ 750.000. Kemudian, fasilitas kredit modal kerja tersebut telah diamandemen pada bulan
Agustus 2006 untuk menyediakan tambahan fasilitas kredit dengan total fasilitas menjadi senilai
US$ 750.000 dan jatuh tempo pembayaran akhir adalah pada tanggal 31 Mei 2007. Entitas Anak
telah membayar US$ 200.000 pada tanggal 14 Agustus 2007, US$ 100.000 pada tanggal
13 September 2007, dan US$ 50.000 pada tanggal 9 April 2008.

Kemudian, loan ini dipindahkan kepada Bapak Marimutu Sinivasan sesuai dengan perjanjian
pengalihan tertanggal 29 Juli 2008.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak belum membayar sisa pinjamannya sebesar
US$ 400.000 yang telah jatuh tempo karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas. Disamping
itu, Entitas Anak belum memperbaharui perjanjian pinjaman ini.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar US$ 149.946 (setara
dengan Rp 1.348.164.450), dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada
laporan posisi keuangan konsolidasian.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 19 Agustus 2011, beban bunga atas pinjaman jangka
pendek dari Catora International BV., Belanda sebesar US$ 51.333 (setara dengan
Rp 425.399.333), dan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan Entitas Anak dari operasi
yang dihentikan (Catatan 46). Dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010,
beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Catora International BV., Belanda sebesar
US$ 81.111 (setara dengan Rp 736.238.222), dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi
bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44).

Damiano Investment BV., Belanda

Berdasarkan perjanjian tanggal 8 Januari 2008 antara Entitas Anak (Peminjam), dan Damiano
Investment BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent),
pemberi pinjaman setuju untuk menyediakan fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 1.000.000.
Bunga atas pinjaman ini sebesar 25% per tahun dan harus dibayar kembali selama 6 bulan setelah
disetujui atau pada bulan Agustus 2008. Pada tanggal 14 Agustus 2008 dan 1 September 2008,
Entitas Anak telah membayar masing-masing sebesar US$ 700.000 dan US$ 100.000. Dan pada
tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak belum membayar sisa pinjaman masing-masing sebesar
US$ 200.000 tersebut karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas.

63
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (Lanjutan)

Damiano Investment BV., Belanda (Lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga masing-masing sebesar
US$ 174.194 (setara dengan Rp 1.566.177.417), dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih
harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 19 Agustus 2011, jumlah beban bunga atas pinjaman
jangka pendek dari Damiano Investments BV., Belanda sebesar US$ 35.645 (setara dengan
Rp 287.763.423), dan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan Entitas Anak dari operasi
yang dihentikan (Catatan 46). Dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 December 2010,
jumlah beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Damiano Investment BV., Belanda sebesar
US$ 56.327 (setara dengan Rp 553.146.917), dan disajikan pada beban bunga dan administrasi
bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44).

b. Fasilitas Letter of Credit

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

Pada bulan Agustus 2000, Entitas Anak memperoleh fasilitas Letter of Credit dari PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan maksimum kredit sebesar US$ 100.000.000 untuk
mengimpor bahan baku, supplies bahan pembantu untuk tekstil dan industri kimia. Fasilitas Letter
of Credit dari BNI yang dijamin BPPN tersebut telah dihentikan oleh BNI pada bulan Maret 2003.

Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses
restrukturisasi utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan
diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar
Rp 17.414.256.284 ditambah US$ 56.730,30, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus
dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank
Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang
dalam proses restrukturisasi utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan
diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar
Rp 22.512.136.671 plus US$ 89.072,89, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus
dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
dikategorikan sebagai Utang BPPN/PPA dengan Jaminan.

64
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

b. Fasilitas Letter of Credit (Lanjutan)

PT Bank Putera Multikarsa

Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank
Putera Multikarsa sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi
utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada
tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar US$ 73.997,97, dan
disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.

Fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Putra Multikarsa dikategorikan sebagai Utang BPPN tanpa
jaminan.

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan pinjaman jangka pendek dimana laporan
keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas
Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

Seluruh pinjaman jangka pendek tersebut di atas dijamin dengan piutang usaha, persediaan, aset tetap,
jaminan pribadi direksi Entitas Anak dan penggadaian saham Entitas Anak sejumlah 5.000.000 lembar
(Catatan 7, 9 dan 16).

20. WESEL BAYAR


2011 2010
Rp Rp

PT Bina Prima Perdana :


Dollar Amerika Serikat (US$ 5.000.000) − 44.955.000.000
Rupiah
Nilai nominal − 37.026.286.647

− 81.981.286.647

Lain-lain :
Dollar Amerika Serikat (US$ 11.141.085) − 100.169.497.841

Jumlah − 182.150.784.488
Dikurangi : wesel bayar yang jatuh tempo dalam
satu tahun − (182.150.784.488 )

Wesel bayar jangka panjang − –

65
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

20. WESEL BAYAR (Lanjutan)


2011 2010
Rp Rp

Tingkat bunga diskonto :


Rupiah − 18.75%
Dollar Amerika Serikat − 10.50%

Akibat dihentikannya operasi beberapa bank pemegang wesel bayar ini pada tahun 1999,
administrasinya telah dialihkan kepada BPPN. Sesuai dengan skema restrukturisasi utang yang termuat
dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 utang
Entitas Anak berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada perusahaan
induk (holding company) untuk divisi tekstil yang baru dibentuk (NewCo) yaitu PT Bina Prima
Perdana. Untuk pengalihan tersebut, PT Bina Prima Perdana mengeluarkan Exchangeable Bond (EB)
kepada BPPN.

Wesel bayar tersebut di atas tidak mempunyai jaminan. Bertindak sebagai arranger dari wesel bayar
ini adalah PT Asia Kapitalindo Securities.

Pada tanggal 26 Februari 2004, BPPN mengeluarkan surat pemberitahuan default kepada PT Bina
Prima Perdana. Surat tersebut menyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai perusahaan induk
divisi tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo pada tanggal
18 Agustus 2003.

Pada tanggal 27 Februari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang
sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah
yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan.

Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari wesel bayar sejak tahun 2004 karena Entitas
Anak sedang dalam proses restrukturisasi utang, dan beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada
tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar US$ 732.349 ditambah
Rp 3.082.246.608, dan disajikan sebagai bagian dari biaya yang masih harus dibayar pada laporan
posisi keuangan konsolidasian.

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan wesel bayar dimana laporan keuangan Entitas
Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan
pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Wesel bayar diatas dijamin dengan aset tetap Entitas Anak (Catatan 16).

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

66
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

21. UTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

Pihak ketiga :
2011 2010
Rp Rp

Pemasok lokal 146.206.580.414 110.708.669.156


Pemasok luar negeri 69.601.691.965 112.371.625.780

Jumlah 215.808.272.379 223.080.294.936

Rincian umur utang usaha kepada pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai
berikut :
2011 2010
Rp Rp

Sampai dengan 1 bulan 173.755.827.533 140.797.703.928


> 1 bulan – 3 bulan 25.492.631.181 22.153.838.109
> 3 bulan – 6 bulan 3.230.837.254 4.763.942.026
> 6 bulan – 1 tahun 4.464.633.683 3.833.188.907
> 1 tahun 8.864.342.728 51.531.621.966

Jumlah 215.808.272.379 223.080.294.936

Rincian utang usaha kepada pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 35.088.919.356 117.868.634.044

Dollar Amerika Serikat


(US$ 19.653.155 pada tahun 2011 dan
US$ 11.091.004 pada tahun 2010) 178.214.810.634 99.719.215.335

Euro Eropa (EUR 136.455 pada tahun 2011 dan


EUR 419.905 pada tahun 2010) 1.601.842.214 5.020.384.712

Dollar Singapura (SGD 32.654 pada tahun 2011


dan SGD 20.022 pada tahun 2010) 227.728.473 139.772.963

Yen Jepang (Yen 3.779.861 pada tahun 2011 dan


Yen 1.431.156 pada tahun 2010) 442.243.747 157.427.188

Dipindahkan 215.575.544.424 222.905.434.242

67
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

21. UTANG USAHA (Lanjutan)


2011 2010
Rp Rp

Pindahan 215.575.544.424 222.905.434.242

Poundsterling Inggris (GBP 16.660 pada tahun


2011 dan GBP 11.788 pada tahun 2010) 232.727.955 163.781.365

Swiss Franc (CHF 1.154 pada tahun 2010) − 11.079.329

Total 215,808,272,379 223.080.294.936

Utang usaha pihak ketiga pemasok lokal dan luar negeri merupakan utang atas pembelian bahan baku
dan bahan pembantu. Utang ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditentukan jangka waktu
pelunasannya.

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

Tidak terdapat utang usaha yang dijaminkan.

22. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP

Akun ini merupakan utang atas pembelian mesin yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan
Entitas Anak :
2011 2010
Rp Rp
Pihak ketiga :
Juki Singapore Pte. Ltd., Singapore
(US$ 30.476) − 274.011.964

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan utang pembelian aset tetap dimana laporan
keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas
Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

68
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN

a. Pajak Dibayar Di Muka


2011 2010
Rp Rp

Lebih bayar atas pajak penghasilan badan


2008 − 939.157.520
2009 − 19.081.272.984
2010 35.940.392.206 36.127.382.770
2011 36.167.173.650 −
Pajak pertambahan nilai 47.303.934.689 70.362.406.844

Jumlah 119.411.500.545 126.510.220.118

b. Utang Pajak
2011 2010
Rp Rp

Pajak penghasilan pasal 21 944.064.792 2.184.914.372


Pajak penghasilan pasal 23 585.759.082 1.096.242.154
Pajak penghasilan pasal 26 2.311.914.393 2.331.116.769
Pajak penghasilan pasal 4(2) − 14.072.093
Pajak pertambahan nilai 13.725.782.678 15.110.236.740
Denda pajak − 1.948.244.068

Jumlah 17.567.520.945 22.684.826.196

c. Pajak Penghasilan Badan

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian dengan taksiran laba (rugi) fiskal yang dihitung oleh Perusahaan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai
berikut:
2011 2010
Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut


laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (113.868.012.074) 278.835.698.542
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan − (5.898.258.382)
Eliminasi dengan operasi yang dihentikan (1.110.367.644.627) −

Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan (1.224.235.656.701) 272.937.440.160

69
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)

2011 2010
Rp Rp

Penyesuaian fiskal terdiri dari:


Beda tetap :
Beban yang tidak diperkenankan/
(penghasilan kena pajak final) :
Beban penyisihan penurunan nilai (274.213.845) 303.000.000
Perjamuan dan representasi 933.029.594 995.746.157
Sumbangan 173.375.000 1.330.326.800
Beban pajak 21.806.504.613 19.984.675.315
Penghapusan utang (3.095.834.930) (2.857.939.005)
Penghasilan bunga (185.188.989) (232.252.259)

19.357.671.443 19.523.557.008

Beda waktu :
Beban penyusutan aset tetap 218.295.231.725 228.903.442.854
Amortisasi beban tangguhan (310.582.360) (326.928.800)
Liabilitas imbalan pasca kerja 19.159.732.318 12.733.171.392

237.144.381.683 241.309.685.446

Taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan sebelum


kompensasi kerugian tahun sebelumnya (967.733.603.575) 533.770.682.614
Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya (1.572.588.299.302) (2.115.037.888.998)
jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal (2.540.321.902.877) (1.581.267.206.384)

Taksiran pajak penghasilan badan – –

Pajak dibayar dimuka :


Pajak penghasilan pasal 22 (36.167.173.650) (35.940.392.206)

Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan


Perusahaan (36.167.173.650) (35.940.392.206)

Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan


Entitas Anak – (186.990.564)

Laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang dilaporkan pada SPT
pajak penghasilan badan adalah sebesar Rp 548.419.183.287. Atas perbedaan tersebut, Perusahaan
tidak melakukan pembetulan SPT.

70
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

d. Pajak Tangguhan

Perhitungan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25%
pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :

2 0 1 1
Dikreditkan
(dibebankan) pada
laporan laba rugi
Pada tanggal komprehensif Tidak Pada tanggal
31 Desember 2010 konsolidasian dikonsolidasi 31 Desember 2011
Rp Rp Rp Rp

Aset (liabilitas) pajak tangguhan:

Perusahaan :
Akumulasi rugi fiskal 395.316.801.596 239.763.699.123 − 635.080.500.719
Penyisihan penilaian (395.316.801.596) (239.763.699.123) − (635.080.500.719)
Beban penyusutan aset tetap (106.405.425.764) 54.573.807.932 − (51.831.617.832)
Amortisasi beban tangguhan 1.931.332.943 (77.645.590) − 1.853.687.353
Liabilitas imbalan pasca kerja 14.619.550.797 4.789.933.079 − 19.409.483.876

Jumlah – Perusahaan (89.854.542.024) 59.286.095.421 − (30.568.446.603)

Entitas Anak :
TJ 31.129.463.036 (2.983.656.808) (28.145.806.228) −
TGB 163.770.812 − (163.770.812) −
Entitas Anak di luar negeri − 52.363.436 − 52.363.436

Jumlah – Entitas Anak 31.293.233.848 (2.931.293.372) (28.309.577.040) 52.363.436

Jumlah liabilitas pajak


tangguhan, bersih (58.561.308.176) 56.354.802.049 (28.309.577.040) (30.516.083.167)

2 0 1 0
Dikreditkan
(dibebankan) pada
laporan laba rugi
Pada tanggal komprehensif Pada tanggal
31 Desember 2009 konsolidasian 31 Desember 2010
Rp Rp Rp
Aset (liabilitas) pajak tangguhan :

Perusahaan :
Akumulasi rugi fiskal 615.881.612.845 (220.564.811.249) 395.316.801.596
Penyisihan penilaian (615.881.612.845) 220.564.811.249 (395.316.801.596)
Beban penyusutan aset tetap (163.631.286.477) 57.225.860.713 (106.405.425.764)
Amortisasi beban tangguhan 2.013.065.143 (81.732.200) 1.931.332.943
Liabilitas imbalan pasca kerja 11.436.257.949 3.183.292.848 14.619.550.797

Jumlah – Perusahaan (150.181.963.385) 60.327.421.361 (89.854.542.024)

71
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

d. Pajak Tangguhan (Lanjutan)


2 0 1 0
Dikreditkan
(dibebankan) pada
laporan laba rugi
Pada tanggal komprehensif Pada tanggal
31 Desember 2009 konsolidasian 31 Desember 2010
Rp Rp Rp

Entitas Anak :
TJ 35.315.733.016 (4.186.269.980) 31.129.463.036
TGB 163.770.812 – 163.770.812

Jumlah – Entitas Anak 35.479.503.828 (4.186.269.980) 31.293.233.848

Jumlah liabilitas pajak tangguhan,


bersih (114.702.459.557) 56.141.151.381 (58.561.308.176)

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan aset pajak tangguhan dimana laporan
keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat
Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya
(Catatan 46).

Pengakuan aset pajak penghasilan yang ditangguhkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah
berdasarkan perkiraan dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas
tingkat produksi dan harga komoditi atas produk Perusahaan dan Entitas Anak, waktu dan sifat
penyelesaian atas liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak serta strategi
perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan
besar Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat merealisasikan aset pajak tangguhannya yang
timbul dari rugi fiskal kumulatif. Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian
yang masing-masing sebesar Rp 635.080.500.719 dan Rp 395.316.801.596 yang dicadangkan pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

• Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) dan jumlah yang dihitung dengan
menggunakan tarif pajak efektif terhadap laba (rugi) sebelum pajak penghasilan adalah
sebagai berikut :
2011 2010
Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut


laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (113.868.012.074) 278.835.698.542
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan − (5.898.258.382)
Eliminasi dengan operasi yang dihentikan (1.110.367.644.627) −

Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan (1.224.235.656.701) 272.937.440.160

72
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

d. Pajak Tangguhan (Lanjutan)

2011 2010
Rp Rp

Kerugian (keuntungan) pajak pada tarif 25% (306.058.914.175) 68.234.360.040

Rugi (laba) pajak pada tarif 25% 241.933.425.893 (133.442.670.653)

Pengaruh pajak atas beban yang tidak


diperkenankan (penghasilan kena pajak final) : 4.839.392.861 4.880.889.252

Penghasilan pajak Perusahaan (59.286.095.421) (60.327.421.361)


Penghasilan pajak Entitas Anak − 4.186.269.980

Jumlah penghasilan pajak – dari operasi normal (59.286.095.421) (56.141.151.381)


Jumlah beban pajak – dari operasi yang dihentikan
(Catatan 46) 2.983.656.808 −
Jumlah penghasilan pajak – dari Entitas Anak
di luar negeri (52.363.436) −

Jumlah penghasilan pajak (56.354.802.049) (56.141.151.381)

e. Penghasilan (Beban) Pajak


2011 2010
Rp Rp

Beban pajak penghasilan kini :


Perusahaan – –
Entitas Anak – –

– –
Penghasilan (beban) pajak tangguhan :
Perusahaan 59.286.095.421 60.327.421.361
Entitas Anak – (4.186.269.980)

59.286.095.421 56.141.151.381

Jumlah penghasilan pajak – dari operasi normal 59.286.095.421 56.141.151.381


Jumlah beban pajak – dari operasi yang dihentikan
(Catatan 46) (2.983.656.808) –
Jumlah penghasilan pajak – dari Entitas Anak
di luar negeri 52.363.436 −

Jumlah penghasilan pajak 56.354.802.049 56.141.151.381

73
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

f. Surat Ketetapan pajak

a. Perusahaan

• Pada tanggal 24 Nopember 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk
periode Nopember 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak
No. 00058/407/10/092/11, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar
Rp 10.359.423.414. Kelebihan bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan
Desember 2011 dengan kekurangan bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Nopember 2010
sebesar Rp 48.621.160. Dan sisa kelebihan bayar sebesar Rp 10.310.802.254 telah
diterima pada tanggal 19 Desember 2011.

• Pada tanggal 24 Nopember 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk
bulan Oktober 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak
No. 00026/207/10/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar
Rp 48.621.160. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2011
dengan kelebihan bayar Pajak Pertambahan Nilai pada bulan Nopember 2010.

• Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
September 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00051/407/10/092/11,
Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 8.759.215.905. Kelebihan bayar
pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan September 2011 dengan kekurangan
bayar pajak lainnya untuk tahun 2009 sejumlah Rp 8.712.581. Dan sisa kelebihan bayar
sebesar Rp 8.759.215.905 telah diterima pada tanggal 20 September 2011.

• Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Agustus 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00021/207/10/092/11,
Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 26.108.522. Utang pajak
tersebut telah dilunasi pada tanggal 9 September 2011.

• Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juli
2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00020/507/10/092/11, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

• Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Juni 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/507/10/092/11,
Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.

74
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

f. Surat Ketetapan pajak (Lanjutan)

a. Perusahaan (Lanjutan)

• Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Mei
2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00018/507/10/092/11, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

• Pada tanggal 18 Mei 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan April
2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00035/407/10/092/11, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 13.552.130.826. Kelebihan bayar pajak
tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kekurangan bayar Pajak
lainnya untuk tahun 2010 sejumlah Rp 99.079.275. Dan sisa kelebihan bayar sebesar
Rp 13.453.051.551 telah diterima pada tanggal 9 Juni 2011.

• Pada tanggal 18 Mei 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Maret
2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00010/207/10/092/11, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.621.560. Utang pajak tersebut telah
dilunasi pada tanggal 9 Desember 2011.

• Pada tanggal 28 April 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00018/501/09/511/11, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

• Pada tanggal 28 April 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00008/503/09/511/11, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

• Pada tanggal 28 April 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00018/540/09/511/11, Perusahaan
tidak mempunyai tambahan utang pajak.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00006/406/09/092/11, Perusahaan
mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 18.732.214.219. Kelebihan bayar pajak
tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kekurangan bayar Pajak
lainnya untuk tahun 2009 sejumlah Rp 4.445.402.669. Dan sisa kelebihan bayar sebesar
Rp 14.286.811.350 telah diterima pada tanggal 31 Mei 2011.

75
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

f. Surat Ketetapan pajak (Lanjutan)

a. Perusahaan (Lanjutan)

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/09/092/11, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 175.063.304. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
tahun 2009.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00011/203/09/092/11, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 247.399.209. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
tahun 2009.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00005/204/09/092/11, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.470.055.683. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
tahun 2009.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00008/240/09/092/11, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 989.042.079. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
tahun 2009.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun
2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00008/277/09/092/11, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 29.348.684. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan
tahun 2009.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Desember 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00112/207/09/092/11,
Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 6.543.266. Utang pajak tersebut
telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan
Badan tahun 2009.

76
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)

f. Surat Ketetapan pajak (Lanjutan)

a. Perusahaan (Lanjutan)

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Pebruari 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00111/207/09/092/11,
Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 12.784.716. Utang pajak
tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak
Penghasilan Badan tahun 2009.

• Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan
Januari 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00110/207/09/092/11,
Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.332.826. Utang pajak tersebut
telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan
Badan tahun 2009.

• Pada tanggal 16 Pebruari 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode
Pebruari 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00021/407/10/092/11,
Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 13.416.773.900. Kelebihan
bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Pebruari 2011 dengan kekurangan
bayar Pajak lainnya untuk tahun 2010 sejumlah Rp 291.202.973. Dan sisa kelebihan bayar
sebesar Rp 13.125.570.927 telah diterima pada tanggal 25 Pebruari 2011.

• Pada tanggal 16 Pebruari 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode
Januari 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00003/207/10/092/11,
Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 66.860.404. Utang pajak
tersebut telah dikompensasikan pada bulan Pebruari 2011 dengan kelebihan bayar Pajak
Pertambahan Nilai bulan Pebruari 2010.

• Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk
tahun 2006. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00015/204/06/092/10,
Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 8.844.864.229. Selain itu,
Perusahaan juga menerima bunga sebesar Rp 4.245.534.829. Total sebesar
Rp 13.090.399.058 telah diterima pada tanggal 24 Nopember 2010. Direktorat Jenderal
Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Jika
peninjauan kembali tersebut diterima dan disetujui, maka Perusahaan harus
mengembalikan jumlah diatas berikut denda keterlambatan untuk mengembalikannya.
Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat ditentukan.

77
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

23. PERPAJAKAN (Lanjutan)


f. Surat Ketetapan pajak (Lanjutan)
a. Perusahaan (Lanjutan)
• Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun
2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00014/204/08/092/10, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 20.552.395.501. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
Kemudian pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada
Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat
ditentukan.
• Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun
2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00023/203/08/092/10, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 2.019.141.457. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
Kemudian pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada
Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat
ditentukan.
• Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun
2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/08/092/10, Perusahaan
mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 901.815.396. Utang pajak tersebut telah
dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
Kemudian pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada
Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat
ditentukan.

g. Administration
• Sebagai catatan, Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Desember 2010 sampai dengan
Agustus 2011 sedang dalam tahap pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dan sampai
dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum ditentukan.
• Menurut Undang-Undang Perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat
Pemberitahuan Pajak Tahunannya berdasarkan perhitungan sendiri. Pihak fiskus dapat
melakukan penilaian kembali dan memperbaharui pajaknya dalam kurun waktu 5 tahun sejak
tanggal pajak tersebut terutang.
• Pada tanggal 23 September 2008, Pemerintah Republik Indonesia telah menyetujui perubahan
perundangan mengenai pajak penghasilan.yang efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Perubahan tersebut meliputi diantaranya, perubahan tarif pajak dari 30% di tahun 2008
menjadi 28% di tahun 2009 dan menjadi 25% di tahun 2010.

Sebagai tambahan, dampak perubahan tarif pajak penghasilan pada tahun 2009, revisi juga
akan dibuat pada pajak tangguhan yang sebelumnya sudah ditetapkan untuk mencerminkan
pengurangan dari tarif pajak efektif tersebut.

78
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

24. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR


2011 2010
Rp Rp

Bunga 381.616.791.445 654.113.644.431


Listrik 18.663.345.797 21.916.392.167
Transportasi 6.783.594.689 8.305.844.335
Gaji 3.173.520.697 8.652.370.380
Sewa 1.212.470.894 1.097.865.207
Lain-lain 2.108.195.618 1.600.655.562

Jumlah 413.557.919.140 695.686.772.082

Biaya bunga atas utang terjamin, pinjaman jangka pendek dan wesel bayar merupakan beban bunga
yang telah diakui sejak tahun 2001, 2002, dan 2003, dimana seluruh jumlah tersebut belum dibayarkan
dan hutang bunga sampai dengan tahun 2000 telah dihapuskan berdasarkan MOA. Beban bunga
setelah tahun 2003 tidak dicatat oleh Perusahaan dan Entitas Anak karena proses restrukturisasi belum
selesai.

Pada bulan Pebruari 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengajukan tuntutan dalam
Pengadilan Tinggi Jawa Tengah terhadap Entitas Anak untuk pengembalian utang listrik selama bulan
Desember 2003 sampai dengan September 2004 sebesar Rp 2.821.800.525. Sampai dengan tanggal
19 Agustus 2011, utang tersebut belum dibayarkan oleh Entitas Anak.

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan biaya yang masih harus dibayar dimana
laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat
Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya
(Catatan 46).

Rincian biaya masih harus dibayar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 411.036.714.332 517.758.001.414


Dollar Amerika Serikat
(US$ 278.033 pada tahun 2011 dan
US$ 19.789.653 pada tahun 2010 2.521.204.808 177.928.770.668

Jumlah 413.557.919.140 695.686.772.082

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

79
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

25. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR


2011 2010
Rp Rp

The Hongkong and Shanghai Banking


Corporation Limited
(US$ 21.945.011 pada tahun 2011 dan
US$ 21.077.129 pada tahun 2010) 198.997.359.748 189.504.468.044

Perusahaan telah mengambil langkah untuk implementasi Rencana Perdamaian (Composition Plan)
yang telah disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan diratifikasi oleh Pengadilan
Niaga. Pada tanggal 29 September 2006, utang tidak terjamin yang terdiri dari Bank, PT Bina Prima
Perdana, sewa guna usaha dan wesel bayar sebesar US$ 18.670.630 telah direstrukturisasi ke dalam
wesel bayar dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate Notes) dan berada dibawah pengawasan
(Custodian) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, utang tidak terjamin setelah restrukturisasi masing-masing
sebesar US$ 21.945.011 (setara dengan Rp 198.997.359.748) dan US$ 21.077.129 (setara dengan
Rp 189.504.468.044), terdiri dari utang pokok US$ 18.670.630 (setara dengan Rp 169.305.272.840
untuk tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 167.867.634.330 untuk tanggal 31 Desember 2010) ditambah
dengan utang bunga yang dikapitalisasi sebesar US$ 3.274.381 (setara dengan Rp 29.692.086.908)
pada tahun 2011 dan US$ 2.406.499 (setara dengan Rp 21.636.833.714) pada tahun 2010. Utang tidak
terjamin tersebut akan dilunasi selama 9 tahun dari tanggal restrukturisasi dengan rincian sebagai
berikut :

Tahun Tingkat Pengembalian

2009 5,0%
2010 17,5%
2011 17,5%
2012 17,5%
2013 20,0%
2014 22,5%

Suku bunga utang restrukturisasi adalah sebagai berikut :


Tahun Suku Bunga

2006 2% p.a.
2007 2% p.a.
2008 2% p.a.
2009 dan seterusnya 4% p.a.

80
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

25. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan)

Berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited (Pemberi Pinjaman) pada tanggal 30 Januari 2009, Pemberi pinjaman setuju
untuk menunda tanggal angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk
jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut :

Tahun Tingkat Pengembalian


2012 5,0%
2013 17,5%
2014 17,5%
2015 17,5%
2016 20,0%
2017 22,5%

Kemudian, berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited (Pemberi Pinjaman) pada tanggal 23 Desember 2011, Pemberi pinjaman
setuju untuk menunda kembali tanggal angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel
bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi
sebagai berikut :

Tahun Tingkat Pengembalian


2015 5,0%
2016 17,5%
2017 17,5%
2018 17,5%
2019 20,0%
2020 22,5%

Seluruh utang tidak terjamin dan wesel bayar dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, beban bunga atas utang tidak
terjamin dan wesel bayar masing-masing sebesar Rp 7.554.663.403 dan Rp 7.403.114.841, dan
disajikan sebagai bagian dalam beban bunga dan adminstrasi bank pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian (Catatan 44).

Nilai wajar dan nilai tercatat atas liabilitas keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut :

Nilai Wajar Nilai Tercatat


Rp Rp
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited
Pada tanggal 31 Desember 2011 181.540.893.506 198.997.359.748
Pada tanggal 31 Desember 2010 169.659.438.050 189.504.468.044

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai
kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku
bunga efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan
yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

81
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

26. PINJAMAN MODAL KERJA


2011 2010
Rp Rp

Pihak yang berelasi :


Damiano Investments BV., Belanda
(US$ 23.000.000 pada tahun 2011 dan
US$ 40.610.862 pada tahun 2010) 208.564.000.000 365.132.262.309

Jumlah 208.564.000.000 365.132.262.309


Dikurangi : Utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun (77.078.000.000) (38.958.003.000)

Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian


yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 131.486.000.000 326.174.259.309

Berdasarkan Rencana Perdamaian yang telah disetujui oleh para kreditur, Damiano Investments BV.,
Belanda setuju untuk menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 15.000.000 kepada Perusahaan.
Suku bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut adalah 9% setahun sampai dengan
diimplementasikannya Rencana Perdamaian. Setelah Rencana Perdamaian diimplementasikan, tingkat
suku bunga dan pembayaran pokok pinjaman akan mengikuti surat utang baru atas pinjaman yang
direstrukturisasi. Namun, pinjaman modal kerja tersebut telah dilunasi penuh oleh Perusahaan pada
tahun 2011.

Disamping pinjaman modal kerja diatas, Damiano Investments BV., Belanda juga telah memberikan
tambahan pinjaman modal kerja sebesar US$ 10.687.669,23 kepada Perusahaan dengan suku bunga
sebesar 15% setahun. Bagian dari pinjaman modal kerja ini sebesar US$ 6.777.924,23 telah dilunasi
oleh Perusahaan pada tahun 2011.

Damiano Investments BV., Belanda juga memberikan pinjaman uang muka sebesar US$ 3.336.000.
Kemudian, berdasarkan perjanjian penghentian uang muka pada tanggal 1 Januari 2008, Damiano
Investments BV., Belanda setuju untuk memindahkan pinjaman uang muka tersebut ke dalam
perjanjian pinjaman modal kerja.

Berdasarkan perjanjian penghentian uang muka pada tanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments
BV., Belanda juga setuju untuk memindahkan jumlah pokok utang atas fasilitas prefinance dari Catora
International BV., Belanda beserta bunganya masing-masing sebesar US$ 4.000.000 dan
US$ 2.399.255 ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja.

Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Agustus 2008 dan 19 September 2008, Perusahaan
mendapatkan tambahan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda masing-masing
sebesar US$ 700.000 dan US$ 155.000.

82
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

26. PINJAMAN MODAL KERJA (Lanjutan)

Sepanjang tahun 2009, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal
kerja sebesar US$ 1.625.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement diatas. Sebagian dari
pinjaman modal kerja ini yaitu sebesar US$ 1.257.839 telah dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun
2009 dan sisanya sebesar US$ 367.161 dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun 2010.

Sepanjang tahun 2010, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal
kerja sebesar US$ 4.333.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement atas belanja barang modal.
Pinjaman ini telah dibayarkan secara bertahap sejak bulan Pebruari 2011 sampai dengan Juni 2011.

Sepanjang tahun 2011, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal
kerja sebesar US$ 8.500.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement atas belanja barang modal.
Pinjaman ini akan dibayarkan oleh Perusahaan pada bulan Desember 2012.

Seluruh pinjaman modal kerja dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, beban bunga atas
pinjaman modal kerja dari Damiano Investment BV., Belanda masing-masing sebesar
Rp 40.178.444.642 dan Rp 39.470.011.450, dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44).

Nilai wajar dan nilai tercatat atas liabilitas keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut :

Nilai Wajar Nilai Tercatat


Rp Rp
Damiano Investments BV., Belanda

31 Desember 2011 :
Jatuh tempo dalam satu tahun 75.009.509.860 77.078.000.000
Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 122.055.330.344 131.486.000.000

31 Desember 2010 :
Jatuh tempo dalam satu tahun 38.632.756.444 38.958.003.000
Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 309.784.959.246 326.174.259.309

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai
kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku
bunga efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan
yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pada tahun 2011, pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda menggunakan
piutang usaha, persediaan dan aset tetap Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 7, 9 dan 16). Dan pada
tahun 2010, pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda menggunakan piutang
usaha dan persediaan Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 7 dan 9).

83
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

27. UTANG SEWA PEMBIAYAAN

Perusahaan Sewa Pembiayaan Jenis aset 2011 2010


Rp Rp
PT Perjahl Leasing Indonesia Mesin pabrik – 11.092.358.618
PT Piranti Mulia Bisnisindo Mesin pabrik – 10.476.194.790
PT Hanil Bakrie Finance Corporation Mesin pabrik – 8.723.702.065
PT Koexim Mandiri Finance Mesin pabrik – 5.415.629.769
PT GE Astra Finance Mesin pabrik – 2.962.237.708
Jumlah – 38.670.122.950
Dikurangi : Utang sewa pembiayaan yang jatuh
Tempo dalam satu tahun – (38.670.122.950)
Utang sewa pembiayaan jangka panjang – setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun – –

Pada tanggal 31 Desember 2010, suku bunga dan periode sewa pembiayaan adalah sebagai berikut :

Penyewa Suku bunga Jatuh tempo


PT Hanil Bakrie Finance Corporation SIBOR + 2 % 2007
PT Koexim Mandiri Finance SIBOR + 2,55% 2004
PT Perjahl Leasing Indonesia SIBOR + 2,8125% 2003
PT Piranti Mulia Binisindo SIBOR + 2% 2005
PT GE Astra Finance SIBOR + 4,75% untuk tahun 1999, 2002
SIBOR + 2,75% dari tahun
2000 sampai dengan 2002

Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa yang akan datang per 31 Desember 2011 dan 2010
adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp
Jumlah pembayaran minimum – 43.978.549.340
Dikurangi : Bunga sewa pembiayaan – (5.308.426.390)
Utang sewa pembiayaan – 38.670.122.950
Dikurangi : Utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun – (38.670.122.950)
Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang
Jatuh tempo dalam waktu satu tahun – –

84
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

27. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)

Pada tahun 2007, PT Koexim BDN Finance (dahulu PT Koexim Mandiri Finance) mengajukan
tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Jakarta untuk pengembalian aset sewa pembiayaannya.

Pada tahun 2010, PT Hanil Bakrie Finance Corporation bersama dengan PT Koexim BDN Finance
(dahulu PT Koexim Mandiri Finance) mengajukan tuntutan pailit melalui Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat kepada Entitas Anak. Dan pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah
mengumumkan bahwa Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) telah dinyatakan pailit dan insolvensi.

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan utang sewa pembiayaan dimana laporan
keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas
Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Nilai tercatat dari utang sewa pembiayaan tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya
dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

Rincian utang sewa pembiayaan menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp
Dollar Amerika Serikat
(US$ 4.300.981 pada tahun 2010) – 38.670.122.950

28. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN


2011 2010
Rp Rp
Utang kredit pembiayaan :
PT Andalan Finance Indonesia 414.935.216 601.574.600
PT Astra Sedaya Finance 289.934.102 79.245.841
PT Staco Estetika Sedaya Finance 252.341.940 415.331.575
PT Toyota Astra Financial Service − 75.556.250
Jumlah utang kredit pembiayaan 957.211.258 1.171.708.266
Dikurangi : Utang kredit pembiayaan yang jatuh tempo
dalam satu tahun
PT Andalan Finance Indonesia (206.567.540) (186.639.384)
PT Staco Estetika Sedaya Finance (185.176.985) (163.234.379)
PT Astra Sedaya Finance (125.443.321) (50.050.000)
PT Toyota Astra Financial Service − (75.556.250)
Jumlah utang utang kredit pembiayaan yang jatuh
tempo dalam satu tahun (517.187.846) (475.480.013)
Utang kredit pembiayaan – setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 440.023.412 696.228.253

85
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

28. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan)

Berdasarkan perjanjian tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Honda All New CRV) dengan harga beli
sebesar Rp 200.200.000 dan suku bunga efektif sebesar 8,25% setahun, yang dibayar secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Agustus 2008 sampai dengan 30 Juli 2012. Pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 29.195.845
dan Rp 79.245.841.

Berdasarkan perjanjian tanggal 28 Desember 2009, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Toyota Astra Financial Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli
sebesar Rp 164.850.000 dan suku bunga efektif sebesar 6,00% setahun, yang dibayar secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Desember 2009 sampai dengan 30 Nopember 2011. Pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nihil
dan Rp 75.556.250.

Berdasarkan perjanjian tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Staco Estetika Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Fortuner) dengan harga beli
sebesar Rp 513.000.000 dan suku bunga efektif sebesar 12,83% setahun, yang dibayar secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 28 Mei 2010 sampai dengan 28 April 2013. Pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 252.341.940
dan Rp 415.331.575.

Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli
sebesar Rp 137.547.400 dan suku bunga efektif sebesar 10,04% setahun, yang dibayar secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 Nopember 2013. Pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar
Rp 91.836.615 dan Rp 133.141.400.

Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar
Rp 137.547.400 dan suku bunga efektif sebesar 10,04% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap
bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 Nopember 2013. Pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 91.836.615
dan Rp 133.141.400.

Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Fortuner) dengan harga beli
sebesar Rp 346.385.800 dan suku bunga efektif sebesar 10,03% setahun, yang dibayar secara cicilan
setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 Nopember 2013. Pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar
Rp 231.261.986 dan Rp 335.291.800.

Berdasarkan perjanjian tanggal 16 Juni 2011, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Isuzu Elf) dengan harga beli sebesar
Rp 185.598.390 dan suku bunga efektif sebesar 10,24% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap
bulannya terhitung dari tanggal 19 Juli 2011 sampai dengan 19 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember
2011, saldo utang kredit pembiayaan sebesar Rp 158.471.324.

86
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

28. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan)

Berdasarkan perjanjian tanggal 20 Juni 2011, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari
PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) dengan harga beli sebesar
Rp 119.640.000 dan suku bunga efektif sebesar 10,74% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap
bulannya terhitung dari tanggal 22 Juli 2011 sampai dengan 22 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember
2011, saldo utang kredit pembiayaan sebesar Rp 102.266.933.

Jumlah beban bunga atas utang kredit pembiayaan yang telah dibayar untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 136.723.195 dan Rp 74.093.904, dan
disajikan pada beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
(Catatan 44).

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang – utang kredit pembiayaan pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010 ditentukan dengan memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan
posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metorde suku bunga pasar yang efektif tersedia
pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar
nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

29. UTANG LANCAR LAINNYA


2011 2010
Rp Rp

Pihak ketiga :
Uang muka pensiun 16.758.187.956 40.345.843.127
Pengangkutan 7.358.516.613 16.023.169.568
Uang muka pelanggan 3.560.869.965 24.024.047.064
Asuransi 2.256.989.205 12.024.244.707
Lain-lain 8.638.697.524 8.788.133.170

38.573.261.263 101.205.437.636

Pihak ketiga lainnya :


PT Citra Indah Textile − 39.491.541.493
PT Bima Peranan Busana − 13.653.484.229
PT Perkasa Heavyndo Engineering − 1.062.557.586
PT Waniaindah Busana Tbk − 128.200.000
PT Texmaco Micro Indoutama − 80.457.768
PT Kreasi Kekar − 43.659.874

− 54.459.900.950

Jumlah 38.573.261.263 155.665.338.586

87
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

29. UTANG LANCAR LAINNYA (Lanjutan)

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan utang sewa pembiayaan dimana laporan
keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas
Anak dinyatakan pailit sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46).

Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai
tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.

30. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000
mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi
tersebut, yang mengharuskan entitas untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan
pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri
memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Kemudian pada bulan April 2003,
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000. Sehubungan dengan hal ini, pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan membukukan liabilitas imbalan pasca kerja.

Jumlah yang diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atas imbalan pasca kerja
adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Biaya jasa kini 11.549.756.128 10.608.116.016


Biaya bunga 8.726.173.129 6.492.026.116
Biaya jasa lalu 2.105.357.669 1.665.322.019
Kerugian kurtailmen dan penyelesaian 717.541.289 440.035.650

Jumlah (Catatan 42) 23.098.828.215 19.205.499.801

Jumlah yang diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang merupakan liabilitas
Perusahaan terhadap imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Nilai kini liabilitas 136.932.453.215 115.172.146.697


Biaya jasa lalu yang belum diakui (17.735.309.474) (19.840.667.143)
Kerugian aktuarial yang belum diakui (41.559.208.235) (21.697.566.710)

Liabilitas bersih 77.637.935.506 73.633.912.844

88
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

30. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)

Mutasi liabilitas bersih di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp

Saldo awal 73.633.912.844 59.867.946.890


Saldo Entitas Anak yang tidak dikonsolidasi (14.139.865.271) −
Pembayaran manfaat (4.954.940.282) (5.439.533.847)
Beban tahun berjalan 23.098.828.215 19.205.499.801

Saldo akhir 77.637.935.506 73.633.912.844

Perhitungan aktuaria tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan menggunakan asumsi sebagai berikut :

Tingkat diskonto : 6,90% per tahun untuk tahun 2011 dan


8,90% per tahun untuk tahun 2010
Tingkat mortalita : The 1980 Commissioners’ Standard Ordinary Mortality Table.
Tingkat kenaikan gaji : 8% per tahun untuk tahun 2011 dan 2010
Usia pensiun normal : 10% pada usia 20 tahun dan menurun sampai dengan usia 54 tahun
Tingkat kemungkinan
pengunduran diri : 1% dari tingkat mortalita
Metode pendanaan : Projected Unit Credit

Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah
memadai dan juga berpendapat bahwa provisi atas uang jasa telah memadai untuk menutup liabilitas
yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003.

31. MODAL SAHAM

Berdasarkan akta notaris Januar Tirtaamidjaja, SH, No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984, modal dasar
Perusahaan adalah sebesar Rp 15.000.000.000 yang terdiri dari 600 lembar saham dengan nilai
nominal sebesar Rp 25.000.000 per lembar. Modal ditempatkan sebesar Rp 7.500.000.000 atau
sebanyak 300 lembar saham dan yang telah disetor penuh sebesar Rp 1.500.000.000 atau sebanyak 60
lembar saham.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 100 tanggal
27 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana perubahan Modal Dasar
dari semula Rp 8.500.000.000.000 menjadi Rp 16.000.000.000.000 dan Modal Ditempatkan dan
Disetor dari semula Rp 2.196.960.000.000 menjadi Rp 4.174.224.000.000.

Berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 12 tanggal 4 Juli 2006 tentang perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH,
No. 111 tanggal 21 Juni 2006, para pemegang saham telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut :

89
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

31. MODAL SAHAM (Lanjutan)

• Modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor
penuh sebesar Rp 4.174.224.000.000.
• Alokasi 83.484.480.000 lembar saham baru (seri C) dengan nilai nominal Rp 2 per saham
berdasarkan konversi utang menjadi modal. Saham baru sebesar 43.144.238.750 lembar untuk
kreditur tidak terjamin dan pemberi fasilitas modal kerja baru sedangkan sisanya sebanyak
40.340.241.250 lembar saham untuk kreditur terjamin.
• Membukukan agio saham hasil konversi saham menjadi modal sebesar Rp 5.574.513.535.500.

Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
keputusannya No. C-25038.HT.01.04.TH.2006 tanggal 28 Agustus 2006 dan telah didaftarkan di
Departemen Industri dan Perdagangan No. 233/BH-1/IX/2006 tanggal 1 September 2006.

Pada tanggal 31 Desember 2006, modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terdiri dari
247.145.100.800 lembar saham dengan pengelompokkan sebagai berikut :

• 17.000.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
• 146.660.620.800 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
• 83.484.480.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 2 per saham.

Dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 2.283.248.477.500 yang terdiri dari
4.393.920.000 lembar saham seri A dan 43.144.238.750 lembar saham seri C.

Pada bulan Pebruari 2008, Perusahaan melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan
reverse stock yang dilakukan dengan rasio 20 berbanding 1. Dan menurut akta notaris Sutjipto, SH,
No. 91 tanggal 21 Pebruari 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Modal saham
Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham dengan
pengelompokan sebagai berikut :

• 850.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham.
• 7.333.031.040 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.
• 4.174.224.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 40 per saham.

Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 3 Maret 2008.

Modal ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya sebesar Rp 4.174.224.000.000 (26%) terbagi atas :

• 219.696.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000 per saham atau seluruhnya
sebesar Rp 2.196.960.000.000.
• 1.890.975.522 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham atau seluruhnya
sebesar Rp 1.890.975.522.000.
• 2.157.211.950 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per saham atau seluruhnya
sebesar Rp 86.288.478.000.

90
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

31. MODAL SAHAM (Lanjutan)

Dan susunan pemegang saham pada tanggal 21 Pebruari 2008 menurut akta notaris adalah sebagai
berikut :

Jumlah lembar Persentase Jumlah


Pemegang Saham Saham Kepemilikan Rp
%
Saham seri A 219.696.000 5.15 2.196.960.000.000
Saham seri B 1.890.975.522 44.30 1.890.975.522.000
Saham seri C 2.157.211.950 50.55 86.288.478.000

Jumlah 4.267.883.472 100.00 4.174.224.000.000

Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret
2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, No 91 tanggal
24 Maret 2009, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan
efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan
(Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah
sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham
seri C). Akta notaris ini ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus
2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat
tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut :

Periode Periode Implementasi

I 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2009


II 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2009
III 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2010
IV 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2010
V 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2011
VI 5 (lima) hari bursa dimulai dari 3 Oktober 2011
VII 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Pebruari 2012

Program tersebut telah diimplementasikan pada tanggal 5 Maret 2012 berdasarkan akta notaris Aryanti
Artisari, SH, M.Kn., No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012. Akta notaris tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-0018443.AH.01.09 Tahun
2012 tanggal 29 Pebruari 2012 (Catatan 55).

Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan
catatan pemegang saham yang dikeluarkan oleh Kantor Administrasi Saham, PT Datindo Entrycom
adalah sebagai berikut :

91
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

31. MODAL SAHAM (Lanjutan)

2011
Jumlah lembar Persentase Jumlah
Pemegang Saham Saham Kepemilikan Rp
%
Saham Seri A:

PT Multikarsa Investama 131.394.719 5,53 1.313.947.195.000


Publik (masing-masing dibawah 5%) 88.301.281 3,71 883.012.805.000
219.696.000 9,24 2.196.960.000.000

Saham Seri B: – – –

Saham Seri C:

Damiano Investments BV., Belanda 1.427.211.220 60,04 57.088.448.800


Lain-lain 526.952.223 22,17 21.078.088.900
Yang belum diambil 203.048.507 8,55 8.121.939.800
2.157.211.950 90,76 86.288.477.500

Jumlah 2.376.907.950 100,00 2.283.248.477.500

2010
Jumlah lembar Persentase Jumlah
Pemegang Saham Saham Kepemilikan Rp
%
Saham Seri A:

PT Multikarsa Investama 131.394.719 5,53 1.313.947.195.000


Publik (masing-masing dibawah 5%) 88.301.281 3,71 883.012.805.000
219.696.000 9,24 2.196.960.000.000

Saham Seri B: – – –

Saham Seri C:

Damiano Investments BV., Belanda 1.436.211.220 60,42 57.448.448.800


Lain-lain 517.952.223 21,79 20.718.088.900
Yang belum diambil 203.048.507 8,55 8.121.939.800
2.157.211.950 90,76 86.288.477.500

Jumlah 2.376.907.950 100,00 2.283.248.477.500

92
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

31. MODAL SAHAM (Lanjutan)

Saham Seri C yang belum diambil merupakan saham baru yang belum ditukarkan oleh kreditur
(melalui The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong – custodian).
sehingga nama pemegang sahamnya belum didaftarkan di PT Datindo Entrycom (administrator
saham).

Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH, Spn, No. 111 tanggal 16 Agustus 2002, sebagian
saham PT Multikarsa Investama sebanyak 2.454.081.290 saham (atau 122.704.064 saham setelah
penggabungan saham) telah dijual kepada PT Bina Prima Perdana. Namun menurut catatan yang
dibuat oleh PT Datindo Entrycom masih terdaftar atas nama PT Multikarsa Investama.

Bapak Seeniappa Jegatheesan adalah Direktur Perusahaan untuk tahun 2011 dan 2010 dengan
kepemilikan saham masing-masing sejumlah 2.388 lembar saham dari jumlah modal disetor.

Saham baru seri C (2.157.211.950 lembar saham) yang dikeluarkan sebagai hasil dari konversi utang
menjadi modal telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 1 Oktober 2007.

32. TAMBAHAN MODAL DISETOR


2011 2010
Rp Rp
Selisih antara nilai nominal dengan hasil
penjualan saham Perusahaan pada penawaran 25.800.000.000 25.800.000.000
umum kepada masyarakat di tahun 1990 (13.807.386.447) (13.807.386.447)
Biaya emisi saham
11.992.613.553 11.992.613.553

Selisih antara nilai nominal dari hasil


konversi utang ke modal di tahun 2006 5.574.513.535.500 5.574.513.535.500

Jumlah 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053

Menurut usulan restrukturisasi (Rencana Perdamaian), Perusahaan telah menerbitkan sebanyak


16.780.718.747 lembar saham seri C kepada para kreditur utang tidak terjamin dan 26.363.520.000
lembar saham seri C untuk Damiano Investments BV., Belanda, sehubungan dengan konversi utang
menjadi saham sebesar Rp 5.660.802.013.000.

Berdasarkan perubahan anggaran dasar Perusahaan tanggal 4 Juli 2006 melalui akta notaris Aulia
Taufani, SH, No. 12, Perusahaan telah mencatat saham yang diterbitkan sebesar
Rp 5.660.802.013.000, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 86.288.477.500 dan
tambahan modal disetor sebesar Rp 5.574.513.535.500.

93
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

33. CADANGAN UMUM

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam
akta No. 351 tanggal 23 Juni 1997 dan akta No. 402 tanggal 24 Juni 1996 dari Adam Kasdarmadji,
SH, notaris di Jakarta, disetujui penyisihan cadangan umum sebesar Rp 8.280.000.000 dari saldo laba,
guna memenuhi ketentuan pasal 61 Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Pada tahun 2011 dan 2010, Perusahaan tidak membuat tambahan cadangan karena akumulasi
defisitnya.

34. KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Pada tahun 2011 dan 2010, kepentingan nonpengendali merupakan kepentingan nonpengendali atas
liabilitas bersih dari Entitas Anak yang terdiri dari :

Saldo per Bagian laba dari Penghapusan Saldo per


31 Desember, laba bersih Entitas karena hilang 31 Desember,
2010 Anak pengendalian 2011
Rp Rp Rp Rp

Kepentingan nonpengendali
(8% kepemilikan di
PT Texmaco Jaya Tbk) (141.161.474.525) 943.974.259 140.217.500.266 −

Saldo per Bagian laba dari laba Saldo per


1 Januari 2010 Bersih Entitas Anak 31 Desember 2010
Rp Rp Rp

Kepentingan nonpengendali
(8% kepemilikan di
PT Texmaco Jaya Tbk) (141.298.433.597) 136,959,072 (141.161.474.525)

Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan kepentingan nonpengendali dimana laporan
keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas
Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya. Sebagai
konsekuensinya, saldo kepentingan nonpengendali dihapuskan dari laporan posisi keuangan
konsolidasian dan dikoreksi ke saldo laba (akumulasi defisit).

35. PENYELESAIAN ATAS KLAIM ASURANSI, BERSIH

• Akun ini berkaitan dengan penyelesaian klaim asuransi atas persediaan yang rusak atau hilang.
Penyelesaian klaim tersebut telah diterima oleh Perusahaan pada tahun 2011 dan 2010 yang
masing-masing sebesar Rp 755.425.253 dan Rp 3.912.505.783.

94
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

36. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR


2011 2010
Rp Rp

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 2.376.907.950 2.376.907.950


Laba bersih yang digunakan dalam
perhitungan laba per saham 610.313.372.239 334.976.849.923

Laba bersih per saham dasar 257 141

37. PENJUALAN BERSIH


2011 2010
Rp Rp

Lokal
Yarn 1.909.504.926.661 1.497.045.636.355
Fibre 1.971.954.154.015 1.462.683.852.276
Chips 491.565.571.862 419.610.560.478
Fleece (Knitting) 18.132.138.775 7.232.632.142
Bonded (Coating) 1.744.343.436 –
Lain-lain 4.200.966.101 2.542.385.738

4.397.102.100.850 3.389.115.066.989
Ekspor
Yarn 915.855.123.426 840.406.886.152
Fibre 108.085.709.087 95.320.757.623
Fleece (Knitting) 12.003.304.053 10.888.875.360
Chips 104.395.872.630 64.408.933.664
PTA 39.219.695.987 55.300.955.040
Bonded (Coating) 561.427.017 7.956.368

1.180.121.132.200 1.066.334.364.207

Jumlah 5.577.223.233.050 4.455.449.431.196

Pada tahun 2011 dan 2010, total penjualan bersih fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar
Rp 32.441.213.281 dan Rp 18.178.206.884 merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Produk ini
diproduksi oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan sistem maklon.

Pada tahun 2011 dan 2010, tidak ada penjualan kepada pihak yang berelasi.

Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat penjualan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah
pendapatan usaha.

95
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

38. PENDAPATAN USAHA LAINNYA


2011 2010
Rp Rp

Barang pembantu rusak 2.237.655.637 4.972.687.954


Produk tidak standar dan lainnya 2.436.232.904 1.183.480.496

Jumlah 4.673.888.541 6.156.168.450

Pada tahun 2011 dan 2010, pendapatan usaha lainnya dari fleece, bonded dan garment sebesar
Rp 950.229.762 dan Rp 1.183.480.496, yang merupakan pendapatan usaha lain dari pihak ketiga.
Produk ini diproduksi oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan basis maklon.

Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat penjualan kepada pihak yang berelasi.

Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat pendapatan usaha lainnya yang diterima dari pihak ketiga
yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.

39. BEBAN POKOK PENJUALAN


2011 2010
Rp Rp

Bahan baku yang digunakan 3.672.391.133.526 2.574.384.087.292


Upah buruh langsung 75.657.541.860 74.138.354.796
Beban pabrikasi (Catatan 40) 1.600.066.004.148 1.494.954.178.131

Jumlah beban produksi 5.348.114.679.534 4.143.476.620.219

Persediaan barang dalam proses


Pada awal tahun 43.375.132.437 45.066.289.569
Pada akhir tahun (61.491.214.627) (43.375.132.437)

Beban pokok produksi 5.329.998.597.344 4.145.167.777.351

Persediaan barang jadi


Pada awal tahun 178.376.709.962 145.296.009.825
Pembelian 1.070.629.559 18.125.594.152
Pada akhir tahun (318.102.818.554) (178.376.709.962)

Beban pokok penjualan 5.191.343.118.311 4.130.212.671.366

Pada tahun 2011 dan 2010, bahan baku yang digunakan mencakup bahan baku yang digunakan untuk
produk fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar Rp 2.691.635.441 dan Rp 8.160.290.605.

Pada tahun 2011 dan 2010, tidak ada pembelian dari pihak yang berelasi.

96
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

39. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan)

Pada tahun 2011, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian :

2011
Rp Persentase

PT Cipta Karya 1.401.115.819.978 32,34%


PT Polychem Indonesia 995.286.186.528 22,97%
Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland 864.533.325.752 19,96%

Pada tahun 2010, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian :

2010
Rp Persentase

Kolmar Petrochemicals AG. Switzerland 843.553.991.778 28,66%


PT Cipta Karya 757.957.408.160 25,75%
PT Polychem Indonesia 640.590.376.932 21,76%

40. BEBAN PABRIKASI


2011 2010
Rp Rp

Beban penyusutan aset tetap (Catatan 16) 502.656.246.277 501.535.394.142


Bahan pembantu 468.832.467.906 437.837.934.567
Listrik dan gas 471.496.246.793 432.101.629.875
Pengangkutan 56.486.548.059 45.878.191.743
Biaya proses (jasa maklon) 21.319.629.246 18.414.449.509
Sewa 19.097.030.479 16.700.296.422
Perbaikan dan pemeliharaan 18.931.653.066 14.917.028.808
Asuransi 8.084.094.174 7.338.079.221
Lain-lain 33.162.088.148 20.231.173.844

Jumlah 1.600.066.004.148 1.494.954.178.131

Pada tahun 2011, biaya proses (jasa maklon) sebesar Rp 21.319.629.246 merupakan biaya proses
kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) sebesar Rp 1.964.544.819, kepada PT Multikarsa
Investasma sebesar Rp 19.154.680.113 dan kepada pihak ketiga sebesar Rp 200.404.314. Dan pada
tahun 2010, biaya proses (jasa maklon) sebesar Rp 18.414.449.509 merupakan biaya proses kepada
PT Multikarsa Investama (Catatan 47).

97
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

41. BEBAN PENJUALAN


2011 2010
Rp Rp

Beban ekspor 46.661.178.057 65.167.592.420


Pengangkutan 43.138.746.528 43.171.035.948
Pemasaran 26.086.114.253 42.055.866.702
Iklan dan promosi 163.472.625 285.464.360
Lain-lain 4.418.760.454 1.948.574.142

Jumlah 120.468.271.917 152.628.533.572

42. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI


2011 2010
Rp Rp

Gaji, upah dan tunjangan 68.805.923.743 65.570.824.861


Imbalan pasca kerja (Catatan 30) 23.098.828.215 19.205.499.801
Beban pajak 22.554.257.427 20.793.495.368
Perjalanan bisnis 10.105.942.803 10.482.279.166
Jasa profesional 7.842.431.490 9.089.565.594
Sewa 6.693.625.053 6.738.025.687
Komunikasi 4.164.471.558 3.992.603.096
Peralatan kantor 2.330.130.408 3.318.422.181
Sumbangan dan tanggung jawab sosial 2.134.875.000 1.330.326.800
Perbaikan dan pemeliharaan 1.302.463.878 1.516.283.825
Perjamuan dan representasi 1.028.679.594 1.066.187.320
Beban penyusutan aset tetap (Catatan 16) 798.585.385 496.098.719
Listrik dan air 705.664.631 938.511.609
Asuransi 159.580.031 524.153.639
Penyisihan atas penurunan nilai (Catatan 7 dan 8) – 1.597.556.295
Lain-lain 13.230.876.645 17.908.476.045

Jumlah 164.956.335.861 164.568.310.006

43. PENGHASILAN BUNGA


2011 2010
Rp Rp

Bunga dari jasa giro dan deposito berjangka 185.188.989 239.465.297

98
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

44. BEBAN BUNGA DAN ADMINISTRASI BANK


2011 2010
Rp Rp

Beban bunga atas :


Pinjaman modal kerja (Catatan 26) 40.178.444.642 39.470.011.450
Utang tidak terjamin dan wesel bayar (Catatan 25) 7.554.663.403 7.403.114.841
Pinjaman jangka pendek (Catatan 19) − 1.289.385.139
Utang kredit pembiayaan (Catatan 28) 136.723.195 74.093.904

Jumlah beban bunga 47.869.831.240 48.236.605.334


Biaya pendanaan atas utang bank (Catatan 17) 91.061.129.517 73.156.430.350
Beban administrasi bank 3.872.803.472 4.329.709.357

Jumlah 142.803.764.229 125.722.745.041

45. PENDAPATAN LAIN-LAIN, BERSIH


2011 2010
Rp Rp

Penghapusan utang 3.095.834.930 3.300.834.607


Rabat pada pembelian bahan kimia 1.561.609.258 1.058.169.021
Penerimaan dari penurunan nilai tahun lalu (Catatan 8) 274.213.845 −
Pengakuan utang dari verifikasi PKPU − (485.439.510)
Lainnya 1.873.118.724 681.803.356

Jumlah 6.804.776.757 4.555.367.474

46. OPERASI YANG DIHENTIKAN

Pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengumumkan bahwa PT Texmaco
Jaya Tbk (Entitas Anak) dalam kondisi pailit dan insolvensi. Dimana efektif pada tanggal tersebut,
Entitas Anak menjadi berada dibawah pengendalian Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan
kehilangan pengendaliannya atas Entitas Anak. Pengadilan juga sudah menunjuk Hakim Pengawas
dan tim Kurator untuk menjaga nilai aset pailit dan memonitor operasional serta arus kas dari Entitas
Anak.

Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), ketika Entitas Induk kehilangan pengendalian atas suatu Entitas
Anak, maka Entitas Induk harus menghentikan pengakuan aset dan liabilitas pada Entitas Anak pada
nilai tercatat ketika pengendalian hilang, serta menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap
kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian.

99
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

46. OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan)

Pendapatan dan beban, keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan operasi Entitas Anak yang
dihentikan dieliminasi dengan laba atau rugi Perusahaan dari operasi yang normal, dan disajikan
terpisah di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Laba operasi dari PT Texmaco Jaya
Tbk sampai dengan tanggal hilangnya pengendalian (19 Agustus 2011) adalah sebagai berikut :

1 Januari 2011 –
19 Agustus 2011
Rp

Pendapatan usaha −
Beban pokok penjualan (3.020.370.741)

Rugi kotor (3.020.370.741)

Beban usaha :
Beban penjualan (17.320.754)
Beban umum dan administrasi (5.445.677.285)

Jumlah beban usaha (5.462.998.039)

Rugi usaha (8.483.368.780)

Penghasilan (beban) lain-lain :


Penghasilan bunga 2.280.014
Laba kurs, bersih 23.295.545.656
Beban penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan (Catatan 16) (2.823.508.364)
Beban bunga dan administrasi bank (731.248.134)
Pendapatan lain-lain, bersih 25.294.029

Jumlah penghasilan lain-lain, bersih 19.768.363.201

Laba sebelum pajak penghasilan 11.284.994.421


Beban pajak (Catatan 23e) (2.983.656.808)

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 8.301.337.613

100
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

46. OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan)

Nilai tercatat atas aset dan liabilitas pada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) pada tanggal 19
Agustus 2011 adalah sebagai berikut :

19 Agustus 2011
Rp

Aset lancar :
Kas dan setara kas 303.966.452
Piutang lain-lain 196.758.067
Persediaan 2.845.608.129
Uang muka pembelian 423.489.363
Pajak dibayar dimuka 339.495.152

Jumlah aset lancar 4.109.317.163

Aset tidak lancar :


Piutang kepada pihak berelasi 85.489.206.408
Rekening bank yang dibatas penggunaannya 6.591.339.242
Aset tetap 134.791.745.656
Aset pajak tangguhan 28.309.577.041

Jumlah aset tidak lancar 255.181.868.347

JUMLAH ASET 259.291.185.510

Liabilitas jangka pendek :


Pinjaman jangka pendek 314.218.794.246
Wesel bayar 175.161.697.557
Utang usaha 44.718.432.196
Utang pembelian aset tetap 260.815.747
Utang pajak 2.984.313.824
Biaya yang masih harus dibayar 199.290.216.311
Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun 36.807.798.043
Utang lancar lainnya 128.303.203.594

Jumlah liabilitas jangka pendek 901.745.271.518

Liabilitas jangka panjang :


Liabilitas imbalan pasca kerja 14.139.865.271

Jumlah liabilitas jangka panjang 14.139.865.271

JUMLAH LIABILITAS 915.885.136.789

JUMLAH LIABILITAS BERSIH (656.593.951.279)

101
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

46. OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan)

Laporan keuangan PT Texmaco Jaya Tbk (Entitas Anak) untuk periode 1 Januari 2011 sampai dengan
19 Agustus 2011 disusun oleh Entitas Anak (Tidak Diaudit)

Karena Perusahaan hilang pengendalian pada Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk), maka Perusahaan
mengakui liabilitas bersih Entitas Anak sebesar Rp 656.593.951.279 sebagai keuntungan dari
pelepasan Entitas Anak, dan disajikan setelah pajak penghasilan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.

Sampai saat ini, yang telah dilakukan oleh tim kurator adalah menyelesaikan proses verifikasi utang
dan dalam waktu dekat akan melakukan tender untuk menjual aset tetap berupa mesin dan peralatan
pabrik yang berada di Pemalang.

Dengan kepailitan atau akan dilikuidasinya Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) hanya memiliki
pengaruh kecil terhadap operasional PT Asia Pacific Fibers Tbk (Entitas Induk), karena operasional
normal dari Entitas Anak telah berhenti sejak tahun 2004. Disamping itu, dengan adanya liabilitas
bersih Entitas Anak dan pelepasan Entitas Anak tersebut, PT Asia Pacific Fibers Tbk sebagai Entitas
Induk tidak mempunyai kewajiban atas penyelesaian utang kepada para kreditur dari Entitas Anak dan
juga Perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan atas pelepasan Entitas Anak ini di kemudian hari.

47. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Rincian sifat, hubungan dan jenis transaksi dengan pihak-pihak berelasi :

Nama pihak-pihak yang berelasi Sifat relasi Transaksi

Damiano Investments BV., Belanda Pemegang saham Pinjaman, pemegang saham


PT Multikarsa Investama Pemegang saham Transaksi maklon
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Perusahaan afiliasi Pinjaman, maklon

Transaksi dengan pihak yang berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan dengan pihak berelasi, yang
meliputi antara lain :

Persentase
terhadap jumlah
Aset/ Liabilitas
Pendapatan/ Beban
2011 2010 2011 2010
Rp Rp % %

Piutang usaha 268.722.447.175 268.722.447.175 7,29 6,80

Piutang kepada pihak berelasi 317.368.061.827 425.918.780.239 8,61 10,79

102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

47. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)

Transaksi dengan pihak yang berelasi (Lanjutan)

Persentase
terhadap jumlah
Aset/ Liabilitas
Pendapatan/ Beban
2011 2010 2011 2010
Rp Rp % %

Utang bank 637.839.711.337 431.987.380.441 5,79 3,63

Utang terjamin 6.024.541.854.608 5.840.580.166.660 54,64 49,08

Biaya yang masih harus dibayar 968.784.155 74.234.451.831 0,00 0,62

Pinjaman modal kerja 208.564.000.000 365.132.262.309 1,89 3,07

Beban pabrikasi 21.119.224.932 18.414.449.509 0,37 0,45

48. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING

Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan rincian sebagai berikut :

2 0 1 1 2 0 1 0
Mata uang Mata uang
Asing Ekuivalen asing Ekuivalen
Rp Rp
Aset

Kas dan setara kas US$ 1.861.084 16.876.313.539 8.168.470 73.442.713.791


SGD 8.262 57.615.945 2.863 19.989.884
EUR 2.348 27.559.862 541 6.468.082
NOK 1.108 1.455.663 1.108 1.474.349

Piutang usaha :
Pihak ketiga US$ 50.084.099 454.162.610.766 47.394.372 426.122.801.634

Piutang lain-lain US$ 61.152 554.526.427 12.474.966 112.162.418.768

Aset lancar lainnya US$ 5.489.730 49.780.870.098 2.696.000 24.239.736.000

Rekening bank yang


dibatasi penggunaannya US$ 704.258 6.386.209.006 1.274.386 11.458.003.720

Jumlah aset 527.847.161.306 647.453.606.228

103
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

48. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING (Continued)

2 0 1 1 2 0 1 0
Mata uang Mata uang
Asing Ekuivalen asing Ekuivalen
Rp Rp
Liabilitas
Utang bank US$ 70.339.624 637.839.711.337 48.046.644 431.987.380.441
Utang terjamin US$ 805.630.342 7.305.445.942.522 805.630.342 7.243.422.406.179
EUR 15.688.978 184.172.764.863 15.688.978 187.574.142.730
YEN 3.001.711.400 350.609.346.911 3.001.711.400 331.044.642.262
CHF 45.902 442.327.333 45.902 440.670.916
Pinjaman jangka pendek US$ − − 22.963.248 206.462.566.302
Wesel bayar US$ − − 16.141.085 145.124.497.841
Utang usaha :
Pihak ketiga US$ 19.653.155 178.214.810.634 11.091.004 99.719.215.335
YEN 3.779.861 442.243.747 1.431.156 157.427.188
SGD 32.654 227.728.473 20.022 139.772.963
GBP 16.660 232.727.955 11.788 163.781.365
EUR 136.455 1.601.842.214 419.905 5.020.384.712
CHF − − 1.154 11.079.329
Utang pembelian aset tetap US$ − − 30.476 274.011.964
Biaya yang masih harus dibayar US$ 278.033 2.521.204.808 19.789.653 177.928.770.668
Utang tidak terjamin dan
wesel bayar US$ 21.945.011 198.997.359.748 21.077.129 189.504.468.044
Pinjaman modal kerja US$ 23.000.000 208.564.000.000 40.610.862 365.132.262.309
Utang sewa pembiayaan US$ − − 4.300.981 38.670.122.950
Utang lancar lainnya US$ 3.151.011 28.573.367.192 3.656.241 32.873.261.972

Total liabilitas (9.097.885.377.737) (9.455.650.865.470)

Liabilitas bersih (8.570.038.216.431) (8.808.197.259.242)

49. INFORMASI SEGMEN

Pada tahun lalu, informasi segmen dilaporkan berdasarkan segmen bisnis dan geografi. Namun, efektif
1 Januari 2011, standar revisi mensyaratkan bahwa segmen operasi harus diidentifikasi berdasarkan
informasi yang dikaji ulang oleh para pengambil keputusan operasional, yang digunakan untuk tujuan
alokasi sumber daya dan penilaian segmen operasinya.

Perusahaan dan Entitas Anak melaporkan segmen seperti yang tertuang di dalam PSAK No. 5 (Revisi
2009) yang berdasarkan divisi operasional, yang sama dengan segmen bisnis di dalam standar
sebelumnya yaitu :

1. Industri kimia dan serat sintentis


2. Pertenunan dan perajutan
3. Perdagangan tekstil
4. Jasa keuangan

104
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

49. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan divisi operasional. Jumlah yang dilaporkan untuk
tahun lalu disajikan kembali untuk kesesuaian dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009).

Industri kimia Pertenunan


dan dan Perdagangan Jasa
2011 serat sintetis perajutan tekstil keuangan Eliminasi Total
(Dalam ribuan Rupiah) Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

PENJUALAN SEGMEN :

Penjualan eksternal
Dalam negeri 4.380.949.278 20.826.712 − − − 4.401.775.990
Luar negeri 1.167.556.401 12.564.731 − − − 1.180.121.132
Penjualan antar segmen 2.009.782.637 217.800 − − (2.010.000.437) −

Jumlah penjualan segmen 7.558.288.316 33.609.243 − − (2.010.000.437) 5.581.897.122

HASIL

Hasil segmen 390.554.003


Beban usaha yang tidak dapat
dialokasikan (285.424.608)

Laba usaha 105.129.395


Beban lain-lain, bersih (218.997.407)

Rugi sebelum pajak (113.868.012)


penghasilan
Penghasilan pajak 59.286.095

Rugi dari operasi normal (54.581.917)


Laba dari operasi yang
dihentikan 8.301.338
Keuntungan dari pelepasan
Entitas Anak 656.593.951

Laba bersih tahun berjalan 610.313.372


Pendapatan komprehensif
lainnya setelah pajak (157.090)

Jumlah pendapatan
komprehensif tahun berjalan 610.156.282
LAPORAN POSISI
KEUANGAN ::
Aset segmen (3.691.174.745) (16.288.068) − (6.884.589.967) 6.908.847.043 (3.683.205.737)

Liabilitas segmen 10.993.824.773 20.258.019 − 6.909.256.545 (6.898.086.966) 11.025.252.371

INFORMASI LAINNYA :
Pengeluaran modal (80.755.719) (15.400) − − − (80.771.119)

Penyusutan dan amortisasi (503.399.598) (55.234) (2.955.138) − − (506.409.970)

105
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

49. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Industri kimia Pertenunan


dan dan Perdagangan Jasa
2010 serat sintetis perajutan tekstil keuangan Eliminasi Total
(Dalam ribuan Rupiah) Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

PENJUALAN SEGMEN :

Penjualan eksternal
Dalam negeri 3.386.708.290 8.557.672 – – – 3.395.265.962
Luar negeri 1.055.437.532 10.902.106 – – – 1.066.339.638
Penjualan antar segmen 1.622.317.294 – – – (1.622.317.294) –

Jumlah penjualan segmen 6.064.463.116 19.459.778 – – (1.622.317.294) 4.461.605.600

HASIL

Hasil segmen 331.392.928

Beban usaha yang tidak dapat


dialokasikan (317.196.844)

Laba usaha 14.196.084

Penghasilan lain-lain, bersih 264.639.614

Laba sebelum pajak 278.835.698


penghasilan

Penghasilan pajak 56.141.151

Laba bersih tahun berjalan 334.976.849

Pendapatan komprehensif
lainnya 1.112.553

Jumlah pendapatan
komprehensif tahun berjalan 336.089.402

NERACA :

Aset segmen (4.981.712.833) (6.786.485) (228.734.601) (6.826.130.171) 8.094.874.124 (3.948.489.966)

Liabilitas segmen 10.965.130.909 10.657.558 2.034.164.805 6.850.587.296 (7.959.847.686) 11.900.692.882

INFORMASI LAINNYA :

Pengeluaran modal (32.157.279) – – – – (32.157.279)

Penyusutan dan amortisasi (501.766.788) (4.863.655) – – – (506.630.443)

Operasional Perusahaan dan Entitas Anak dilakukan di dalam lima (5) area geografis. Proses divisi
industri kimia, serat sintetis, pertenunan dan perajutan dilakukan di Indonesia.

106
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

49. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Pendapatan usaha berdasarkan pasar geografis

Tabel dibawah ini menunjukkan distribusi dari pendapatan usaha Perusahaan dan Entitas Anak dari
pihak eksternal berdasarkan pasar geografisnya :

2011 2010
Rp 000 Rp 000

Indonesia 4.401.775.990 3.395.265.961


Asia 475.800.284 368.642.422
Amerika 343.447.850 440.283.219
Eropa 214.393.046 192.344.228
Australia 76.647.326 38.255.286
Afrika 69.832.626 26.814.484

Jumlah 5.581.897.122 4.461.605.600

Tabel berikut ini menunjukkan bahwa nilai tercatat dari segmen aset tidak lancar dan penambahan aset
tetap berdasarkan area geografis dimana aset tersebut ditempatkan adalah sebagai berikut :

Nilai tercatat dari aset tidak lancar Penambahan aset tetap


31 Desember 31 Desember 1 Januari 31 Desember 31 Desember
2011 2010 2010 2011 2010
Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Indonesia 1.582.831.369 2.249.925.748 2.729.553.498 80.801.119 32.157.279

50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU

Manajemen membuat penyesuaian untuk mengkoreksi beberapa hal dibawah ini :

a. Akun penambahan biaya pengeluaran saham pada Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sebesar
Rp 4.950.019.100.
b. Kelebihan nilai tercatat atas aset tetap Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) pada tahun lalu
sebesar Rp 39.952.146.244 dengan rincian sebagai berikut :
• Tanah senilai Rp 1.630.736.937
• Bangunan senilai Rp 5.527.493.699
• Mesin senilai Rp 32.793.915.608

Menurut PSAK No. 25, jumlah koreksi kesalahan sebesar Rp 44.902.165.344 yang berhubungan
dengan kesalahan tahun sebelumnya harus dilaporkan dengan mengkoreksi saldo awal dari saldo laba
(akumulasi defisit) yang tidak ditentukan penggunaannya dan merupakan bagian dari ekuitas yang
dapat diatribusikan kepada Entitas Induk.

107
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU


(Lanjutan)

Ringkasan dari akun-akun yang disajikan kembali adalah sebagai berikut :

Dilaporkan
sebelumnya Disajikan kembali
Rp Rp

Aset tetap :
Pada tanggal 1 Januari 2010 2.290.009.443.015 2.250.057.296.771
Pada tanggal 31 Desember 2010 1.815.536.279.620 1.775.584.133.376
Akumulasi defisit –
yang tidak ditentukan penggunaannya :
Pada tanggal 1 Januari 2010 15.976.645.979.054 16.021.548.144.398
Pada tanggal 31 Desember 2010 15.641.806.088.203 15.686.708.253.547

51. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

• Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan
pengadilan pajak atas pengembalian sejumlah Rp 13.090.399.058 pada tanggal 24 Nopember
2010. Jika Peninjauan Kembali yang diajukan dimenangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka
Perusahaan harus mengembalikan jumlah terutang beserta bunga yang harus dibayarkan sampai
dengan tanggal pengembalian. Sampai dengan tanggal selesainya laporan, hasilnya belum dapat
ditentukan.

• Efektif tanggal 19 Agustus 2011, Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) menjadi berada dibawah
pengendalian Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan kehilangan pengendaliannya. Pengadilan
juga sudah menetapkan Hakim Pengawas dan tim kurator untuk menjaga aset pailit dan memonitor
operasional dan arus kas Entitas Anak tersebut. Liabilitas bersih Entitas Anak pada tanggal
tersebut adalah sebesar Rp 656.593.951.279. PT Asia Pacific Fibers Tbk yang merupakan Entitas
Induk tidak ada kewajiban atas utang kreditur dari Entitas Anak tersebut.

• Berdasarkan surat koresponden dengan PT Bina Prima Perdana tanggal 8 Agustus 2011, PT Bina
Prima Perdana mengajukan klaim terhadap Perusahaan selaku pemberi garansi atas beberapa
pinjaman yang diberikannya kepada Entitas Anak. Namun, manajemen Perusahaan menyatakan
bahwa garansi (promisory note) tersebut tidak pernah didaftarkan oleh PT Bina Prima Perdana
selama proses verifikasi utang yang dilakukan oleh kurator PT Asia Pacific Fibers Tbk (formerly
PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) dalam proses pailit pada tahun 2005, dan sebagai konsekuensinya,
klaim dari PT Bina Prima Perdana tersebut adalah tidak sah. Disamping itu, proses restrukturisasi
hutang tidak terjamin PT Asia Pacific Fibers Tbk telah selesai dilakukan.

108
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

52. PERJANJIAN PENTING

Perjanjian Maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)

Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dan maklon dengan PT Texmaco
Jaya Tbk untuk periode 12 bulan dan dapat diperbaharui. Perjanjian ini dibuat karena PT Texmaco
Jaya Tbk tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk melayani permintaan dari pelanggan.
Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya yang terdiri dari biaya maklon, sewa
gedung dan sewa mesin kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Biaya maklon diperhitungkan
berdasarkan hasil produksi.

Pada tanggal 3 Agustus 2009, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan
PT Texmaco Jaya Tbk untuk periode tiga (3) bulan dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian
ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard dengan hasil produksi
minimum sebesar 100.000 yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Dan pada tanggal
23 Oktober 2009, Perusahaan setuju untuk memperpanjang perjanjian maklon/sewa untuk periode
tujuh (7) bulan dari tanggal 1 November 2009 sampai dengan 30 Juni 2010.

Berdasarkan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk pada tanggal 15 Juli
2010, Perusahaan setuju untuk perpanjangan periode selama lima belas (15) bulan yang dimulai dari
tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2011 dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian
ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard untuk periode tanggal 1 Juli
2010 sampai dengan 30 September 2010 dan US$ 0,75 per yard untuk periode dari tanggal 1 Oktober
2010 sampai dengan 30 September 2011.

Kemudian, berdasarkan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk pada tanggal 10 Januari
2011, Perusahaan setuju untuk perpanjangan periode selama lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal
1 Januari 2011 sampai dengan 30 Desember 2016 dan dapat diperbaharui untuk periode tiga (3) tahun
kemudian. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 0,30
per kgs dan minimal sebesar US$ 50.000 setiap bulannya.

Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)

Berdasarkan perjanjian sewa tanah tanggal 15 Juni 2009 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya
Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa tanah yang digunakan untuk 950 meter saluran
pipa gas, 1.500 meter saluran pipa air, 800 meter untuk fasilitas air pompa dan 1.000 meter kabel
listrik. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu tiga puluh (30) tahun yang terhitung sejak tanggal
1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2040. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus
membayar biaya sewa sebesar Rp 100.000.000 setiap bulannya.

Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 30 Maret 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco
Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang selama sepuluh (10) bulan yang
dimulai dari tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Sebagai konsekuensinya,
Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 43.200.000 setiap bulannya.

Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 17 Nopember 2011 antara Perusahaan dengan
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang selama tiga (3) bulan
yang dimulai dari tanggal 17 Nopember 2011 sampai dengan 17 Pebruari 2012. Sebagai
konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 9.000.000 setiap bulannya.

109
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

52. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)

Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Taman Synthetics

Berdasarkan perjanjian sewa tanggal 1 Agustus 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Taman
Synthetics, Perusahaan setuju untuk menyewa gudang guna menempatkan peralatan laboratorium
selama lima (5) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2015.
Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 99.000.000 setiap
bulannya.

Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya

Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Agustus 2006 antara Perusahaan dengan PT Wismakarya Prasetya
yang mengacu pada pembelian tenaga listrik, uap dan gas dan berdasarkan notulen rapat tanggal
22 April 2010 tentang kesepakatan harga beli, dimana Perusahaan telah menyetujui untuk menaikan
harga beli sesuai kenaikan harga gas alam dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Perusahaan harus
membayar tagihan atas tenaga listrik, uap dan gas sesuai pemakaiannya. Sebagai tambahan,
Perusahaan harus menanggung biaya pemeliharaan turbin sesuai dengan jam yang digunakan sebagai
bagian biaya pembelian listrik. Perjanjian ini berlaku untuk periode lima (5) tahun, dan jatuh tempo
pada tanggal 22 April 2015.

53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Perusahaan memiliki beragam eksposur risiko yang berasal dari instrumen keuangan, sedangkan
Entitas Anak tidak lagi dipengaruhi risiko keuangan karena sejak semester kedua tahun 2004, Entitas
Anak telah menghentikan kegiatan operasionalnya. Disamping itu, pada tanggal 19 Agustus 2011,
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat juga telah mengumumkan bahwa Entitas Anak (PT Texmaco Jaya
Tbk) sudah dalam kondisi pailit dan insolvensi sehingga tim kurator akan menjaga aset pailit, dan
memonitor operasional serta arus kas dari Entitas Anak tersebut, dimana Perusahaan sebagai Entitas
Induk telah kehilangan pengendaliannya atas Entitas Anak tersebut. Tipe utama resiko yang ada
adalah risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas.

Manajemen risiko dari Perusahaan memfokuskan secara aktif pada pengamanan atas arus kas jangka
pendek dan jangka menengah dengan meminimalkan risiko pada pasar keuangan.

Perusahaan tidak aktif berpartisipasi di dalam perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi atau
untuk mengambil pilihan. Risiko keuangan yang paling signifikan bagi Perusahaan akan diuraikan
dibawah ini.

a. Risiko pasar

Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko pasar melalui penggunaan instrumen keuangan dan
terutama pada risiko nilai tukar dan risiko suku bunga yang dihasilkan dari aktivitas operasional
dan aktivitas investasi.

110
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

a. Risiko pasar (Lanjutan)

(a) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Kebanyakan transaksi Perusahaan dilakukan dalam beberapa mata uang asing. Eksposur
terhadap nilai tukar mata uang asing timbul karena penjualan dan pembelian Perusahaan yang
didominasi dalam mata uang US Dollar dan mata uang lainnya, selain Rupiah. Perusahaan
juga mempunyai kas dan setara kas dalam mata uang US Dollar.

Untuk mengurangi risiko Perusahaan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan
selalu memonitor arus kas dalam mata uang asingnya.

Aset dan liabilitas keuangan yang dinyatakan dalam mata uang asing, dilaporkan dalam mata
uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian, dan rinciannya disajikan pada catatan atas aset dan liabilitas
keuangan dalam mata uang asing (Catatan 48).

Kebijakan Perusahaan untuk mengelola aset keuangannya dalam mata uang asing dilakukan
dengan menyediakan dana untuk menyelesaikan liabilitas keuangan dalam mata uang asing.
Pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas keuangan dalam mata uang asing telah melebihi
jumlah aset keuangan yang masing-masing sebesar Rp 8.570.038.216.431. Hal ini disebabkan
karena adanya utang terjamin milik Perusahaan yang belum selesai direstrukturisasi yaitu
sebesar Rp 7.840.670.381.629. Dengan demikian, selisih lebih liabilitas keuangan diatas aset
keuangan tanpa mempertimbangkan faktor utang yang belum direstrukturisasi tersebut diatas
adalah sebesar Rp 729.367.834.802. Jumlah ini menggambarkan nilai yang akan dibayarkan
saat jatuh tempo.

(b) Risiko Suku Bunga

Kebijakan Perusahaan untuk meminimalkan eksposur risiko arus kas pendanaan jangka
panjang. Bunga atas pinjaman jangka panjang biasanya dalam tingkat tetap (fixed interest
rates). Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai bunga dengan tingkat bunga
tetap (fixed interest rates) atas pinjaman kepada pihak bank, pihak ketiga dan pihak berelasi,
dimana tidak ada risiko tingkat bunga pada Perusahaan.

b. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari
pelanggan. Eksposur Perusahaan terhadap risiko ini berasal dari beragam instrumen keuangan,
seperti jaminan atas piutang dan uang muka penjualan baik yang berasal dari pelanggan maupun
dari pihak yang berelasi.

111
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

b. Risiko kredit (Lanjutan)

Perusahaan terus memonitor pelanggan dan pihak lainnya yang kemungkinan gagal dalam
memenuhi liabilitasnya, dengan cara mengidentifikasi baik secara individu maupun secara grup,
serta berkaitan dengan ketersediaan informasi lainnya di dalam memonitor risiko kredit.

Perusahaan mempunyai kebijakan hanya akan melakukan kegiatan transaksi dengan pihak yang
yang mempunyai prospek di masa depan. Selain itu, untuk penjualan tertentu, penerimaan uang
muka atas penjualan harus dilakukan untuk mencegah timbulnya risiko tersebut.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan sesuai dengan nilai tercatat pada aset keuangan di
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai
berikut:

2011
Rp

Kas dan setara kas 31.177.273.662


Investasi jangka pendek 3.000.000.000
Piutang usaha, bersih 722.987.674.614
Piutang lain-lain, bersih 22.937.261.126
Aset lancar lainnya 52.018.685.430
Piutang kepada pihak berelasi, bersih 317.368.061.827
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 10.345.623.643

Jumlah aset keuangan 1.159.834.580.302

(a) Kas dan setara kas serta investasi jangka pendek

Pertimbangan terhadap risiko kredit untuk kas dan setara kas serta investasi jangka pendek
dapat diabaikan, karena pihak yang terkait adalah bank yang mempunyai reputasi dengan
kualitas rating kredit eksternal yang tinggi. Perusahaan secara aktif memonitor saldo kas dan
setara kas secara mingguan.

(b) Piutang usaha

Sehubungan dengan piutang usaha, Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan
terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik secara individual maupun secara grup. Piutang
usaha Perusahaan terdiri dari banyak pelanggan. Berdasarkan informasi historis, tingkat
kegagalan dalam pelunasan piutang dari para pelanggan adalah kecil karena pembayaran dari
pelanggan biasanya diterima oleh Perusahaan dalam batas waktu kredit. Lagipula, penjualan
Perusahaan dalam jumlah yang signifikan biasanya dilakukan dengan penerimaan uang muka
terlebih dahulu dari pelanggan (prefinance). Dengan demikian, manajemen Perusahaan
berpendapat bahwa kualitas kredit atas saldo piutang usaha tidak diperlukan adanya
penurunan nilai.

112
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

b. Risiko kredit (Lanjutan)

(b) Piutang usaha (Lanjutan)

PT Adetex berutang kepada Perusahaan sebesar Rp 682 juta yang telah jatuh tempo lebih dari
12 bulan. Saat ini, perjanjian untuk proses maklon sedang didiskusikan dengan mereka untuk
dilakukan penyesuaian dengan jumlah piutang mereka

(c). Piutang lain-lain

Dalam piutang lain-lain, Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko
kredit dari para pelanggan baik secara individual maupun secara grup. Berdasarkan informasi
historis tentang tingkat kegagalan dari para pelanggan, manajemen mempertimbangkan bahwa
kualitas kredit dari piutang lain-lain, bersih tidak perlu dilakukan penurunan nilai.

(d). Piutang dengan pihak berelasi

Piutang dengan pihak berelasi disini merupakan piutang kepada PT Multikarsa Investama
(related party). Manajemen Perusahaan menyatakan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai
yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena PT Multikarsa
Investama sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi selesai.

(e) Rekening bank yang dibatasi penggunaannya

Manajemen Perusahaan menyatakan tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari
estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena Perusahaan sedang dalam proses
restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan
disesuaikan pada waktu restrukturisasi.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi saat Perusahaan tidak dapat memenuhi liabilitasnya
pada saat jatuh tempo. Risiko ini melekat di dalam operasional Perusahaan yang dapat
dipengaruhi oleh institusi spesifik dan situasi pasar dunia.

Pada kondisi normal, Perusahaan mengelola kebutuhan likuiditasnya dengan cara memonitor
jadwal pembayaran utang jangka pendek secara hati-hati yang diakibatkan karena adanya bisnis
harian. Kebutuhan likuiditas di monitor di berbagai waktu, hari-demi-hari, minggu-demi-minggu,
berdasarkan proyeksi 90 harian.

113
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

c. Risiko Likuiditas (Lanjutan)

Liabilitas keuangan lancar yang akan jatuh tempo termasuk utang bank untuk pengadaan bahan
baku telah sepenuhnya dicakup di dalam aset lancar Perusahaan yang dapat dikonversi menjadi
uang tunai dalam waktu singkat. Pinjaman jangka panjang lainnya memiliki tingkat suku bunga
dan jadwal pembayaran yang pasti, yang telah dianggarkan sepenuhnya dalam perkiraaan arus kas
tiga (3) bulanan. Perusahaan tidak memiliki liabilitas yang sudah jatuh tempo baik jangka pendek
maupun jangka panjang, kecuali utang berjamin yang sedang dalam proses restrukturisasi

Pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas keuangan Perusahaan disajikan sebagai berikut :

2011
Rp
Utang bank 637.839.711.337
Utang terjamin 9.185.233.096.043
Utang usaha 215.808.272.379
Biaya yang masih harus dibayar 413.557.919.140
Utang kredit pembiayaan 957.211.258
Pinjaman modal kerja 208.564.000.000
Utang tidak terjamin dan wesel bayar 198.997.359.748
Utang lancar lainnya 38.573.261.263
Jumlah liabilitas keuangan 10.899.530.831.168

54. KEBIJAKAN MANAJEMEN MODAL

Tujuan Perusahaan mengelola risiko modal adalah untuk menjaga kemampuan Perusahaan dalam
melanjutkan usahanya sebagai suatu entitas yang mempunyai kelangsungan hidup, dan untuk
memastikan struktur permodalan yang optima serta pengembalian kepada pemegang saham.

Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :

2011 2010
Rp Rp
Jumlah pinjaman 10.230.634.167.128 10.599.971.352.461
Dikurangi :
Kas dan setara kas (31.177.273.662 (87.892.873.462 )
Investasi jangka pendek (3.000.000.000) (1.000.000.000)
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya (10.345.623.643) (17.129.600.731)
Utang bersih 10.186.111.269.823 10.493.948.878.268
Jumlah defisiensi (7.342.046.634.232) (7.952.202.916.163)
Gearing ratio (139% ) (133% )

114
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

54. KEBIJAKAN MANAJEMEN MODAL (Lanjutan)

Jumlah pinjaman tersebut termasuk utang terjamin yang belum direstrukturisasi sebesar Rp 9.185
triliun. Perusahaan akan merestrukturisasi utang ini pada tingkat yang berkelanjutan dimana tahap
negosiasi dengan kreditur terjamin termasuk PPA/BPP sedang berlangsung. Jika usulan Perusahaan
mengenai konversi utang menjadi modal diterima, maka hal ini akan memperbaiki struktur modal
gearing Perusahaan.

55. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

• Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 2 Januari 2012 antara Perusahaan dengan
PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa mesin chiller selama satu
(1) tahun yang terhitung sejak tanggal 2 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Sebagai
konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 5.000.000 per bulan.

• Berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn, No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012,
Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih
dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management
Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari
jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C) dengan
nilai nominal Rp 40 per saham. Harga pelaksanaan dari program tersebut adalah Rp 45 per saham,
dan saham-saham tersebut telah disetor penuh pada tanggal 20 Pebruari 2012 dan 21 Pebruari
2012. Saham-saham tersebut juga telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman
No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P-00033/BEI.PPR/03-
2012 tanggal 7 Maret 2012.

Komposisi pemegang saham pada tanggal 5 Maret 2012 adalah sebagai berikut :

Jumlah lembar Persentase Jumlah


Pemegang Saham Saham Kepemilikan Rp
%
Saham Seri A:
PT Multikarsa Investama 131.394.719 5,26 1.313.947.195.000
Publik (masing-masing dibawah 5%) 88.301.281 3,54 883.012.805.000
219.696.000 8,80 2.196.960.000.000

Saham Seri B: – – –

Saham Seri C:
Damiano Investments BV., Netherland 1.434.255.172 57,47 57.370.206.880
Lainnya 537.605.796 21,54 21.504.231.840
MESOP 118.845.397 4,76 4.753.815.880
Yang belum diambil 185.350.982 7,43 7.414.039.280
2.276.057.347 91,20 91.042.293.880

Jumlah 2.495.753.347 100,00 2.288.002.293.880

115
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

56. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU

a. Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) dan interpretasinya (“ISAK”) baik revisi maupun baru. Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian yang mencakup periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

• PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing.


• PSAK 16 (Revisi 2011) – Aset Tetap.
• PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya.
• PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja.
• PSAK 26 (Revisi 2011) – Biaya Pinjaman.
• PSAK 28 (Revisi 2011) – Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian.
• PSAK 30 (Revisi 2011) – Sewa.
• PSAK 33 (Revisi 2011) – Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum.
• PSAK 34 (Revisi 2011) – Kontrak Konstruksi.
• PSAK 36 (Revisi 2011) – Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.
• PSAK 45 (Revisi 2011) – Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.
• PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan.
• PSAK 50 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan : Penyajian
• PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham
• PSAK 55 (Revisi 2011) – Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.
• PSAK 56 (Revisi 2011) – Laba Per Saham.
• PSAK 60 – Instrumen Keuangan : Pengungkapan.
• PSAK 61 – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan
Pemerintah.
• PSAK 62 – Kontrak Asuransi.
• PSAK 63 – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi.
• PSAK 64 – Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambahan Sumber
Daya Mineral.
• ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar
Negeri.
• ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum
dan Interaksinya.
• ISAK 16 – Perjanjian Jasa Konsesi.
• ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas
Operasi.
• ISAK 19 – Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 :
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi.
• ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau
Para Pemegang Sahamnya.
• ISAK 22 – Perjanjian Konsensi Jasa : Pengungkapan.
• ISAK 23 – Sewa Operasi – Insentif.
• ISAK 24 – Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu
Bentuk Legal Sewa.
• ISAK 25 – Hak atas Tanah.
• ISAK 26 – Penilaian Ulang Derivatif Melekat.

116
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
31 Desember 2011 dan 2010

56. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan)

b. Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) dan interpretasinya (“ISAK”) baik revisi maupun baru. Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian yang mencakup periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013:

• ISAK 21 – Perjanjian Kontrak Real Estat.

Saat ini Manajemen Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari beberapa standar akuntansi dan
interpretasinya yang baru maupun yang revisi terhadap laporan keuangan konsolidasian.

57. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasian. Informasi keuangan tambahan PT Asia


Pacific Fibers Tbk (induk Perusahaan saja) pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 7 disajikan untuk
tujuan analisa hasil usaha Entitas Induk saja. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers
Tbk berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific
Fibers Tbk dan Entitas Anak.

Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), Entitas Induk telah mengukur investasi pada Entitas Anak dengan
menggunakan metode biaya, yang sebelumnya diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Dengan
diterapkannya PSAK No. 4 tersebut menghasilkan penyesuaian sebesar Rp 1.929.673.610.257 yang
dibukukan pada akun akumulasi defisit awal tahun 2010.

58. PENYAJIAN DAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian atas laporan keuangan
konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 21 Maret 2012.

117
Lampiran -1

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

ASET

31 Desember 31 Desember 1 Januari


2011 2010 2010
(Disajikan kembali) (Disajikan kembali)
Rp Rp Rp

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 30.990.690.495 87.356.159.090 61.535.283.406
Investasi jangka pendek 3.000.000.000 1.000.000.000 3.500.000.000
Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai sebesar Rp 141.986.246.529 pada
pada tahun 2011 and Rp Nihil pada tahun 2010
Pihak ketiga 454.265.227.439 422.111.905.807 279.109.672.287
Pihak berelasi 268.722.447.175 410.708.693.704 410.708.693.704
Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai sebesar Rp 330.163.685.573
pada tahun 2011 dan Rp 510.737.395.134
pada tahun 2010
Pihak ketiga 22.937.261.126 4.115.422.435 5.180.509.523
Persediaan 795.058.287.598 458.311.330.390 457.252.353.016
Uang muka pembelian 343.195.422.233 290.672.668.878 245.937.124.918
Pajak dibayar dimuka 119.411.500.545 124.902.276.343 84.688.222.794
Biaya dibayar dimuka 10.588.262.122 7.830.955.214 6.657.155.331
Uang muka investasi dalam proyek perusahaan
patungan − − 5.914.525.920
Aset lancar lainnya 52.018.685.430 26.473.126.432 2.189.069.332

Jumlah aset lancar 2.100.187.784.163 1.833.482.538.293 1.562.672.610.231

ASET TIDAK LANCAR


Piutang kepada pihak berelasi, setelah dikurangi
penurunan nilai sebesar Rp 1.015.374.640.487
pada tahun 2011 dan Rp 50.101.533.106
pada tahun 2010 341.518.011.387 1.301.732.278.186 1.297.995.314.444
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 10.345.623.643 10.291.395.798 10.579.437.205
Investasi pada Entitas Anak 293.709.800 168.193.709.800 168.193.709.800
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 8.573.556.432.737 pada tahun 2011
dan Rp 8.977.105.835.012 pada tahun 2010 1.255.117.683.754 1.677.799.396.413 2.147.549.051.438

Jumlah aset tidak lancar 1.607.275.028.584 3.158.016.780.197 3.624.317.512.887

JUMLAH ASET 3.707.462.812.747 4.991.499.318.490 5.186.990.123.118


Lampiran -2

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)


31 Desember 31 Desember 1 Januari
2011 2010 2010
(Disajikan kembali) (Disajikan kembali)
Rp Rp Rp

LIABILITIAS JANGKA PENDEK


Utang bank 637.839.711.337 431.987.380.441 408.047.983.987
Utang terjamin 9.185.233.096.043 9.107.034.576.501 9.435.139.803.808
Utang usaha
Pihak ketiga 215.808.272.379 178.428.588.562 337.456.069.142
Pihak yang berelasi − 1.218.619.613 −
Utang pajak 17.567.520.945 18.337.551.362 19.852.961.889
Biaya yang masih harus dibayar 413.557.919.140 491.360.573.180 540.447.343.900
Utang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun :
Pinjaman modal kerja 77.078.000.000 38.958.003.000 3.451.313.400
Kredit pembiayaan 517.187.846 475.480.013 156.641.665
Utang lancar lainnya 37.870.049.132 43.279.993.064 32.608.169.328

Jumlah liabilitas jangka pendek 10.585.471.756.822 10.311.080.765.736 10.777.160.287.119

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun :
Utang tidak terjamin dan wesel bayar 198.997.359.748 189.504.468.044 190.289.560.544
Pinjaman modal kerja 131.486.000.000 326.174.259.309 341.012.487.762
Kredit pembiayaan 440.023.412 696.228.253 154.802.097
Liabilitas imbalan pasca kerja 77.637.935.506 58.478.203.188 45.745.031.796
Liabilitas pajak tangguhan 30.568.446.603 89.854.542.024 150.181.963.385

Jumlah liabilitas jangka panjang 439.129.765.269 664.707.700.818 727.383.845.584


Lampiran -3

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

LIABILITIES AND EKUITAS (DEFISIENSI)

31 Desember 31 Desember 1 Januari


2011 2010 2010
(Disajikan kembali) (Disajikan kembali)
Rp Rp Rp

EKUITAS (DEFISIENSI)
Modal Saham
Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan
nilai nominal Rp 10.000 per saham untuk
Seri A, Rp 1.000 per saham untuk seri B
dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada
tahun 2011 dan 2010
Modal ditempatkan dan disetor penuh
219.696.000 saham seri A dan
2.157.211.950 saham Seri C
pada tahun 2011 dan 2010 2.283.248.477.500 2.283.248.477.500 2.283.248.477.500
Tambahan modal disetor 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053
Saldo laba (akumulasi defisit)
Ditentukan penggunaannya 8.280.000.000 8.280.000.000 8.280.000.000
Tidak ditentukan pengunaannya (15.195.173.335.897) (13.862.323.774.617) (14.195.588.636.138)

Ekuitas yang dapat diatribusikan


kepada Pemilik Entitas Induk (7.317.138.709.344) (5.984.289.148.064) (6.317.554.009.585)

JUMLAH LIABILITAS DAN


EKUITAS (DEFISIENSI) 3.707.462.812.747 4.991.499.318.490 5.186.990.123.118
Lampiran -4

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

2011 2010
(Disajikan kembali)
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan bersih 5.577.223.233.050 4.455.449.431.196
Pendapatan usaha lainnya 4.673.888.541 6.254.259.196
Jumlah pendapatan usaha 5.581.897.121.591 4.461.703.690.392

BEBAN POKOK PENJUALAN (5.194.841.458.938) (4.132.801.446.187)


LABA KOTOR 387.055.662.653 328.902.244.205
BEBAN USAHA
Beban penjualan (120.468.271.917) (151.230.661.906)
Beban umum dan administrasi (164.956.335.861) (152.914.237.900)
Jumlah beban usaha (285.424.607.778) (304.144.899.806)
LABA USAHA 101.631.054.875 24.757.344.399
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan bunga 185.188.989 232.252.259
Penyelesaian atas klaim asuransi 755.425.253 3.912.505.783
Laba (rugi) kurs, Bersih (83.939.034.346) 369.581.472.402
Beban bunga dan administrasi bank (142.803.764.229) (124.400.348.814)
Laba atas penjualan aset tetap − 572.727.273
Rugi investasi dalam proyek perusahaan patungan − (5.914.525.920)
Pendapatan (beban) lain-lain, bersih (1.100.064.527.243) 4.196.012.778
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain, bersih (1.325.866.711.576) 248.180.095.761
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (1.224.235.656.701) 272.937.440.160
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Kini − –
Tangguhan 59.286.095.421 60.327.421.361
Jumlah penghasilan pajak 59.286.095.421 60.327.421.361
LABA (RUGI) BERSIH DARI OPERASI NORMAL (1.164.949.561.280) 333.264.861.521
Kerugian dari pelepasan Entitas Anak (167.900.000.000) –

JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF


TAHUN BERJALAN (1.332.849.561.280) 333.264.861.521

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR (561) 141


Lampiran -5

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk tahun yang berakhir apda tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

Saldo laba
(akumulasi defisit)
Selisih kurs Ekuitas yang
Selisih transaksi karena Selisih dapat
perubahan penjabaran restrukturisasi diatribusikan
Tambahan ekuitas Entitas laporan entitas Ditentukan Tidak ditentukan kepada
Modal Saham modal disetor Anak keuangan sepengendali penggunaannya pengunaannya Entitas Induk

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2009 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 (4.950.019.100) 11.341.556.543 (221.924.188) 8.280.000.000 (15.764.262.148.821) (7.880.057.909.013)
Dampak penerapan awal PSAK 50 (Revisi
2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) – – – – – – (368.282.263.830) (368.282.263.830)
Selisih penjabaran laporan keuangan – – – 1.112.553.001 – – – 1.112.553.001
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan
PSAK 4 (Revisi 2009) – – 4.950.019.100 (12.454.109.544 ) 221.924.188 – 1.936.955.776.513 1.929.673.610.257
Saldo per 1 Januari 2010
(Disajikan kembali) 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 – – – 8.280.000.000 (14.195.588.636.138) (6.317.554.009.585)
Laba komprehensif tahun berjalan – – – – – – 333.264.861.521 333.264.861.521
Saldo per 31 Desember 2010
(Disajikan kembali) 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 – – – 8.280.000.000 (13.862.323.774.617) (5.984.289.148.064)
Rugi komprehensif tahun berjalan – – – – – – (1.332.849.561.280) (1.332.849.561.280)

Saldo per 31 Desember 2011 2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 – – – 8.280.000.000 (15.195.173.335.897) (7.317.138.709.344)


Lampiran -6

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

2011 2010
Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan dari pelanggan 5.673.816.758.805 4.570.849.739.332
Pembayaran kepada pemasok (1.067.788.023.128) (1.266.227.673.615)
Pembayaran gaji (136.621.636.479) (127.789.231.195)
Pembayaran kas operasi lainnya, bersih (308.935.167.494) (551.713.916.479)

Kas yang diperoleh dari operasi 4.160.471.931.704 2.625.118.918.043


Penghasilan bunga 180.331.211 247.828.786
Beban bunga dan administrasi bank (138.419.839.803) (122.261.988.548)
Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi 1.101.259.119 989.928.087
Pembayaran pajak penghasilan (102.802.042.218) (8.463.579.257)
Penerimaan hasil restitusi pajak 64.828.470.645 65.955.290.106

Kas bersih diperoleh dair aktivitas operasi 3.985.360.110.658 2.561.586.397.217

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Pembelian aset tetap (80.771.119.003) (32.157.279.361)
Penerimaan dari penjualan aset tetap − 572.727.273
Penambahan investasi jangka pendek (2.000.000.000) −
Pembayaran piutang kepada pihak berelasi (24.713.231.369) (147.208.316.171)
Pembayaran piutang lain-lain (6.047.211.930 ) −
Penambahan aset lancar lainnya (24.322.087.086)) (24.127.214.000)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (137.853.649.388) (202.920.082.259)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Pembayaran utang bank (3.759.896.128.247) (2.349.271.697.000)
Penerimaan pinjaman modal kerja 74.474.100.000 35.653.947.627
Pembayaran pinjaman modal kerja (227.601.948.781 ) −
Penerimaan utang kredit pembiayaan 305.238.390 −
Pembayaran utang kredit pembiayaan (519.739.797) (274.216.087)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan (3.913.238.478.435) (2.313.891.965.460)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH


KAS DAN SETARA KAS (65.732.017.165 ) 44.774.349.498
PENGARUH SELISIH KURS 9.366.548.570 (18.953.473.814)
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 87.356.159.090 61.535.283.406
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 30.990.690.495 87.356.159.090
Lampiran -7

INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(INDUK PERUSAHAAN SAJA)
LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

2011 2010
Rp Rp

AKTIVITAS PENDANAN DAN INVESTASI YANG


TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS :
Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui
utang kredit pembiayaan 408.913.636 2.166.176.545
Kapitalisasi beban bunga menjadi utang tidak
terjamin dan wesel bayar 7.620.301.967 7.619.182.985
Consolidated Financial Statements and
Independent Auditors’ Report
PT Asia Pacific Fibers Tbk
And Its Subsidiaries
December 31, 2011 and 2010
CONTENTS

Board of Directors’ Statement

Independent Auditors’ Report


Page
Consolidated Financial Statements

Consolidated Statements of Financial Position 1

Consolidated Statements of Comprehensive Income 4

Consolidated Statements of Changes in Equity 6

Consolidated Statements of Cash Flows 7

Notes to Consolidated Financial Statements 9

Schedule

Supplementary Financial Information 1–7


PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010

ASSETS

December 31, December 31, January 1,


Notes 2011 2010 2010
(As Restated) (As Restated)
Rp Rp Rp

CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents 3g,h,5 31,177,273,662 87,892,873,462 62,235,591,207
Short-term investments 3g,h,6 3,000,000,000 1,000,000,000 3,500,000,000
Trade receivables, net after
allowance for impairment of
Rp 141,986,246,529 in 2011 and
Rp 61,489,504,295 in 2010
Third parties 3g,h,7 454,265,227,439 422,111,905,807 280,404,228,582
Related parties 3g,h,7 268,722,447,175 268,722,447,175 268,722,447,175
Other receivables, net after
allowance for impairment of
Rp 330,163,685,573 in 2011 and
Rp 510,737,395,134 in 2010
Third parties 3g,h,8 22,937,261,126 4,431,384,634 5,039,837,125
Inventories 3i,9 795,058,287,598 462,112,098,195 463,121,064,042
Purchase advances 10 343,195,422,233 291,068,826,915 246,425,188,396
Prepaid taxes 3t,23a 119,411,500,545 126,510,220,118 86,654,752,801
Prepaid expenses 3j,11 10,588,262,122 8,241,335,214 7,588,226,644
Advances for investment in
a joint venture 3g,h,12 − − 5,914,525,920
Other current assets 3g,h,13 52,018,685,430 26,473,126,432 2,229,884,332

Total current assets 2,100,374,367,330 1,698,564,217,952 1,431,835,746,224

NON–CURRENT ASSETS
Non-trade receivables from related
parties, net after allowance for
impairment of
Rp 1,015,033,871,667 in 2011
and Rp 50,101,533,106 in 2010 3g,h,14 317,368,061,827 425,918,780,239 426,365,868,504
Restricted cash in banks 3g,h,15 10,345,623,643 17,129,600,731 17,650,828,516
Property, plant and equipment, net
after accumulated depreciation
of Rp 8,573,556,432,737
in 2011 and
Rp 8,977,105,835,012 in 2010 3k,l,m,n,16 1,255,117,683,754 1,775,584,133,376 2,250,057,296,771
Deferred tax assets 3t,23d − 31,293,233,848 35,479,503,828

Total non–current assets 1,582,831,369,224 2,249,925,748,194 2,729,553,497,619

TOTAL ASSETS 3,683,205,736,554 3,948,489,966,146 4,161,389,243,843

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

1
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010

LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)


Notes December 31, December 31, January 1,
2011 2010 2010
(As Restated) (As Restated)
Rp Rp Rp

CURRENT LIABILITIES
Bank Loans 3p,17 637,839,711,337 431,987,380,441 408,047,983,987
Secured Debts 3p,18 9,185,233,096,043 9,107,034,576,501 9,435,139,803,808
Short term loans 3p,19 − 324,161,880,678 333,553,849,154
Notes payable 3p,20 − 182,150,784,488 188,752,488,371
Trade payables
Third parties 3p,21 215,808,272,379 223,080,294,936 381,749,984,520
Liabilities for purchase of property,
plant and equipment 3p,22 − 274,011,964 286,476,750
Taxes payable 3t,23b 17,567,520,945 22,684,826,196 22,993,119,491
Accrued expenses 3p,24 413,557,919,140 695,686,772,082 747,446,678,605
Current maturity of long-term
liabilities:
Working capital loans 3p,26 77,078,000,000 38,958,003,000 3,451,313,400
Obligation under finance lease 3p,27 − 38,670,122,950 40,429,224,305
Credit financing payables 3p,28 517,187,846 475,480,013 156,641,665
Other current liabilities 3p,29 38,573,261,263 155,665,338,586 146,167,238,196

Total current liabilities 10,586,174,968,953 11,220,829,471,835 11,708,174,802,252

NON–CURRENT LIABILITIES
Long-term liabilities - net of
current maturity :
Unsecured Debts and Notes
Payable 3p,25 198,997,359,748 189,504,468,044 190,289,560,544
Working capital loans 3p,26 131,486,000,000 326,174,259,309 341,012,487,762
Credit financing payables 3p,28 440,023,412 696,228,253 154,802,097
Employees’ benefit liabilities 3r,30 77,637,935,506 73,633,912,844 59,867,946,890
Deferred tax liabilities 3t,23d 30,516,083,167 89,854,542,024 150,181,963,385

Total non–current liabilities 439,077,401,833 679,863,410,474 741,506,760,678

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

2
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010

LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)


December 31, December 31, January 1,
Notes 2011 2010 2010
(As Restated) (As Restated)
Rp Rp Rp

EQUITY (DEFICIENCY)
Capital stock
Authorized 12,357,255,040
shares at Rp 10,000 par value
per Series A, Rp 1,000 par
value per per Series B and
Rp 40 par value per Series C
in 2011 and 2010
Issued and paid up 219,696,000
Series A and 2,157,211,950
Series C in 2011 and 2010 31 2,283,248,477,500 2,283,248,477,500 2,283,248,477,500
Additional paid-in capital 3o,32 5,586,506,149,053 5,586,506,149,053 5,586,506,149,053
Other components of equity 12,075,095,048 12,232,185,356 11,119,632,355
Retained earnings (accumulated
deficit)
Appropriated 33 8,280,000,000 8,280,000,000 8,280,000,000
Unappropriated (15,232,156,355,833) (15,701,308,253,547) (16,036,148,144,398)

Equity attributable to the owners


of the Company (7,342,046,634,232) (7,811,041,441,638) (8,146,993,885,490)
Non-controlling interests 34 − (141,161,474,525) (141,298,433,597)

Total equity (deficiency) (7,342,046,634,232) (7,952,202,916,163) (8,288,292,319,087)

TOTAL LIABILITIES AND


EQUITY (DEFICIENCY) 3,683,205,736,554 3,948,489,966,146 4,161,389,243,843

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

3
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
For the years ended December 31, 2011 and 2010

Notes 2011 2010


(As Restated)
Rp Rp
OPERATING REVENUES
Net sales 3s,37 5,577,223,233,050 4,455,449,431,196
Other operating revenues 3s,38 4,673,888,541 6,156,168,450
Total operating revenues 5,581,897,121,591 4,461,605,599,646
COST OF GOODS SOLD 3s,39 (5,191,343,118,311) (4,130,212,671,366)
GROSS PROFIT 390,554,003,280 331,392,928,280
OPERATING EXPENSES
Selling expenses 3s,41 (120,468,271,917) (152,628,533,572)
General and administrative expenses 3s,42 (164,956,335,861) (164,568,310,006)
Total operating expenses (285,424,607,778) (317,196,843,578)
PROFIT FROM OPERATIONS 105,129,395,502 14,196,084,702
OTHER INCOME (CHARGES)
Interest income 3s,43 185,188,989 239,465,297
Gain on sale of property, plant and equipment 3s,16 − 763,636,367
Insurance claim settlement, net 35 755,425,253 3,912,505,783
Gain (loss) on foreign exchange transactions, net 3c (83,939,034,346) 391,404,862,775
Depreciation expenses of unused property, plant
and equipment 16 − (4,598,949,895)
Loss on investment in joint venture 12 − (5,914,525,920)
Interest expense and bank charges 44 (142,803,764,229) (125,722,745,041)
Miscellaneous income, net 45 6,804,776,757 4,555,364,474
Total other income (charges), net (218,997,407,576) 264,639,613,840
PROFIT (LOSS) BEFORE INCOME TAX (113,868,012,074) 278,835,698,542
TAX INCOME (EXPENSE) 3t
Current period 23c − –
Deferred 23d 59,286,095,421 56,141,151,381
Total tax income 59,286,095,421 56,141,151,381
Profit (loss) from continuing operations (54,581,916,653) 334,976,849,923
Profit from discontinued operations 46 8,301,337,613 –
Gain from disposal of Subsidiary 3b,46 656,593,951,279 −
Profit from discountinued operations 664,895,288,892 −
NET PROFIT FOR THE YEAR 610,313,372,239 334,976,849,923
Net profit attributable to :
Owners of the Company 609,369,397,980 334,839,890,851
Non-controlling interests 943,974,259 136,959,072
Total net profit for the year 610,313,372,239 334,976,849,923
EARNING PER SHARE 3u,36 257 141

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

4
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (Continued)
For the years ended December 31, 2011 and 2010

Notes 2011 2010


(As Restated)
Rp Rp

NET PROFIT FOR THE YEAR 610,313,372,239 334,976,849,923

OTHER COMPREHENSIVE INCOME


Foreign currency translation 3c (209,453,744) 1,112,553,001
Related income tax 3t,23e 52,363,436

Total other comprehensive income, net of tax (157,090,308) 1,112,553,001

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME


FOR THE YEAR 610,156,281,931 336,089,402,924

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME


ATTRIBUTABLE TO :
Owners of the Company 609,212,307,672 335,952,443,852
Non-controlling interests 943,974,259 136,959,072

Total comprehensive income 610,156,281,931 336,089,402,924

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

5
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the years ended December 31, 2011 and 2010

Other components of equity Retained earnings


(accumulated deficit)
Difference on
restructuring Total equity
Difference in Equity among under (deficiency)
the equity adjustment common attributable
Additional transaction of from control to the owners Non-Controlling Total equity
Notes Capital stock paid-in capital subsidiaries translation companies Appropriated Unappropriated of the Company Interest (deficiency)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Balance as of December 31, 2009 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 (4,950,019,100) 11,341,556,543 (221,924,188) 8,280,000,000 (15,629,497,770,817) (7,745,293,531,009) (134,764,378,004) (7,880,057,909,013)

Effect of First Time Adoption of


SFAS 50 (Revised 2006) and
SFAS 55 (Revised 2006) 3f – – – – – – (361,748,208,237) (361,748,208,237) (6,534,055,593) (368,282,263,830)

Prior years’ adjustments 50 – – 4,950,019,100 – – – (44,902,165,344) (39,952,146,244) – (39,952,146,244)

Balance as of January 1, 2010


(As Restated) 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 – 11,341,556,543 (221,924,188) 8,280,000,000 (16,036,148,144,398) (8,146,993,885,490) (141,298,433,597) (8,288,292,319,087)

Other comprehensive income – – – 1,112,553,001 – – – 1,112,553,001 – 1,112,553,001

Profit for the year – – – – – – 334,839,890,851 334,839,890,851 136,959,072 334,976,849,923

Balance as of December 31, 2010


(As Restated) 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 – 12,454,109,544 (221,924,188) 8,280,000,000 (15,701,308,253,547) (7,811,041,441,638) (141,161,474,525) (7,952,202,916,163)

Other comprehensive income – – – (157,090,308) – – – (157,090,308) – (157,090,308)

Profit for the year – – – – – – 609,369,397,980 609,369,397,980 943,974,259 610,313,372,239

Reclassified due to lost of controls 46 – – – – – – (140,217,500,266) (140,217,500,266) 140,217,500,266 –

Balance as of December 31, 2011 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 – 12,297,019,236 (221,924,188) 8,280,000,000 (15,232,156,355,833) (7,342,046,634,232) – (7,342,046,634,232)

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

6
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the years ended December 31, 2011 and 2010

2011 2010
Rp Rp
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Receipt from customers 5,673,816,758,805 4,571,801,149,332
Payment to suppliers (1,067,788,023,128) (1,266,559,784,992)
Payment of salaries (136,621,636,479) (135,561,458,905)
Other operating cash payments, net (308,982,916,599) (544,180,971,694)

Cash provided by operations 4,160,424,182,599 2,625,498,933,741


Interest received 180,331,211 252,699,933
Interest expense and bank charges paid (138,419,839,803) (122,398,599,984)
Cash receipt from insurance claim settlement 1,101,259,119 989,928,087
Payment of income tax (102,802,042,218) (8,463,579,257)
Refund of income tax 64,828,470,645 65,773,176,658
Net cash provided by operating activities 3,985,312,361,553 2,561,652,559,178

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES


Payment to acquire property, plant and equipment (80,771,119,003) (32,157,279,361)
Proceed from sale of property, plant and equipment − 572,727,273
Increase of other current assets (24,322,087,086) (24,127,214,000)
Payment of non-trade receivables from related parties (24,713,231,369) (147,401,627,178)
Payment of other receivables (6,047,211,930) −
Increase of short-term investments (2,000,000,000) −
Net cash used in investing activities (137,853,649,388) (203,113,393,266)

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES


Payment of bank loans (3,759,896,128,247) (2,349,271,697,000)
Receipt of working capital loans 74,474,100,000 35,653,947,627
Payment of working capital loans (227,601,948,781 ) −
Receipt of credit financing payables 305,238,390 −
Payment of credit financing payables (519,739,797) (274,216,087)
Net cash used in financing activities (3,913,238,478,435) (2,313,891,965,460)

NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH


EQUIVALENTS (65,779,766,270 ) 44,647,200,452

EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE 9,368,132,922 (18,989,918,197)

BALANCE OF UNCONSOLIDATED SUBSIDIARY


(Note 46) (303,966,452 ) −
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF YEAR 87,892,873,462 62,235,591,207

CASH AND CASH EQUIVALENTS


AT END OF YEAR 31,177,273,662 87,892,873,462

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)
For the years ended December 31, 2011 and 2010

2011 2010
Rp Rp

ADDITIONAL SCHEDULE OF NON–CASH


INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES :
Acquired of property, plant and equipment direct
acquisition through credit financing payables 408,913,636 2,306,323,363
Capitalization of interest expenses to unsecured debts
and notes payable 7,620,301,967 7,619,182,985

The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part


of the consolidated financial statements

8
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
December 31, 2011 and 2010

1. G E N E R A L

a. Establishment and General Information

PT Asia Pacific Fibers Tbk (“the Company”) was established within the framework of the
Domestic Capital Investment Law No. 6 year 1968, as amended by Law No. 12 year 1970 based
on notarial deed No. 22 dated February 15, 1984 of Januar Tirtaamidjaja, SH, notary public in
Jakarta. The above Laws were subsequently amended by the Limited Liability Company Law of
Republic of Indonesia No. 40 year 2007 dated August 16, 2007. The deed of establishment was
approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on decision letter No. C2–
6107.HT.01.01.TH.84 dated October 26, 1984 and was published in Supplement No. 3247 of State
Gazette No. 72 dated September 7, 1990.

The Article of Association has been amended based on notarial deed No. 92 dated March 24, 2009
of Sutjipto, SH, notary in Jakarta to adjust the Company’s Article of Association with Bapepam-
LK No. IX.J.1 dated May 14, 2008 concerning the Principles of Association of Public Offering of
Conduct Equity Securities and Public Companies. The deed of establishment was approved by the
Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on decision letter No. AHU-
0052618.AH.01.09.Tahun 2009 dated August 14, 2009.

The Articles of Association have been amended several times. The latest amendment of the
Company’s Articles of Association was based on notarial deed No. 50 dated September 10, 2009
of Sutjipto, SH, notary public in Jakarta, concerning the change in the Company’s name from
PT Polysindo Eka Perkasa Tbk to PT Asia Pacific Fibers Tbk. The deed was approved by the
Minister of Justice and Human Rights of the Republic Indonesia based on his decision letter
No. AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 dated November 10, 2009 and the publishment in
Supplement No. 21449 of State Gazette No. 77 dated September 24, 2010.

On February 4, 2011, the Company obtains the approval from the Chairman of the Capital
Investment Coordinating Board (BKPM) in his letter No. 2/B/II/PMDN/2011 with regard to the
cancellation of approval from the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board
(BKPM) in his letter No. 249/II/PMDN.1997 dated December 2, 1997.

Further, the Company has received the approval of the Chairman of the Capital Investment
Coordinating Board (BKPM) for the expansion of the Fibre capacity in Karawang side through the
approval letter No. 2/B/II/PMDN/2011 dated February 24, 2011. This project is scheduled to
begin in the second quarter of 2012.

In accordance with Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of the
Company’s activities are mainly to engage in the manufacturing of chemical and synthetic fiber,
weaving and knitting, and other activities related to the textile industry. The Company is
domiciled in Kendal, Central Java with its plants located in Kendal, Central Java and Karawang,
West Java. The Company’s representative office is located at East Building, 35th Floor, Jl. Lingkar
Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. The Company started its commercial operations in 1986.
The Company’s products are marketed both domestically and internationally, including Europe,
United States of America, Asia, Australia and the Middle East.

9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

1. G E N E R A L (Continued)

a. Establishment and General Information (Continued)

The Company has many ongoing social activities in the local environs of its two plant location in
Semarang and Karawang which the purpose of this activity is to improve the livelihood of the
surrounding communities. In order to carry out these programes more effectively, the Company
has established a foundation, “Yayasan Asia Pacific Fibre” on January 15, 2010. The deed was
approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic Indonesia based on
decision letter No. AHU-960.AH.01.04.Tahun 2010 dated March 15, 2010.

b. Public Offering of Shares, Notes Payable of the Company and its Subsidiaries

• On December 14, 1990, the Company offered 12,000,000 shares to the public through the
Jakarta and Surabaya Stock Exchanges, now known as Indonesian Stock Exchange.

• On October 8, 1993, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of the
Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM), in his letter No. S-1738/PM/1993, for its
limited offering of 184,000,000 shares through rights issue with preemptive rights to
stockholders. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on
November 1, 1993.

• On December 15, 1994, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of
BAPEPAM, in his decision letter No. S-2027/PM/1994, for the change of par value from
Rp 1,000 to Rp 500 per share.

• On May 20, 1996, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of
BAPEPAM, in his decision letter No. S-778/PM/1996, for its offering of 1,104,000,000 shares
through rights issue II with preemptive rights to stockholders. These shares were listed in the
Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on June 10, 1996.

• On December 11, 1997, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of
BAPEPAM, in his decision leter No. S-2844/PM/1997, for its offering of 2,185,920,000
shares through rights issue III with preemptive rights to stockholders. These shares were listed
in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on January 5, 1998.

• In 1994, the Company issued US$ 125,000,000 Unsecured Senior Notes which are listed in
Luxembourg. In 1996, the Company offered to the holders of the said unsecured notes to
exchange their notes with US$ 125,000,000 Guaranteed Senior Notes issued by PIFC with the
Company as the guarantor. These notes were listed in the Luxembourg Stock Exchange.

10
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

1. G E N E R A L (Continued)

b. Public Offering of Shares, Notes Payable of the Company and its Subsidiaries (Continued)

• In 1996, PIFC, with the Company as a guarantor, also issued US$ 50,000,000 Secured
Floating Rate Notes and US$ 260,000,000 Guaranteed Secured Notes which were listed in the
Luxembourg Stock Exchange.

• In 1997, PIFC, with the Company as a guarantor, issued US$ 250,000,000 Guaranteed
Secured Notes which were listed in the Luxembourg Stock Exchange.

• Prior to January 2000, the above notes issued by PIFC were delisted from Luxembourg Stock
Exchange.

• Beginning December 2004, all of the Company’s outstanding shares totaling 4,393,920,000
shares were suspended regarding the the bankruptcy proceeding against the Company and
delay in submitting the required consolidated financial statements. The Company’s shares
were still suspended after the Company remove their bankruptcy. However, the Company took
efforts to remove its suspension which includes submitting Company’s future plan of actions.
Further in July 2006, all of the Company’s shares resumed trading.

• In 2006, The Company converted the unsecured debt amounted to 43,144,238,750 shares as
part of the implementation of Composition Plan which have been approved and ratified by the
Commercial Court. Based on the condition issued by Indonesian Stock Exchange, the new
shares can not be traded for 1 (one) year. Further in October 2007, the new Company’s shares
were traded.

• Based on the Extraordinary General Stockholders Meeting (RUPSLB) held on February 21,
2008, the stockholders approved the reverse stock split (split down) with a ratio of 20:1
wherein 20 old shares will become 1 new share. Reverse stock splits are conducted for the
Company’s shares to be more liquid and in line with the Company’s performance. Due to the
changes in the Company’s number of shares and par value, the Company amended its Articles
of Association and the notarial deed regarding the changes of the Company’s Article of
Association had been approved by the Minister of Justice and Human Rights on March 3,
2008.

• Further, based on the notarial deed of Sutjipto, SH, No. 122 dated February 27, 2008
regarding shares purchase as the result of reverse stock split named PT Trimegah Securities
Tbk as “Stand by Buyer”. In addition, all shares from reverse stock were traded on March 14,
2008.

• On October 10, 2008, the Subsidiary’s shares (PT Texmaco Jaya Tbk) have been delisted from
the Indonesian Stock Exchange based on its letter No. S-04741/BEI.PSR/09/2008 and Peng-
004/BEI.PSR/DEL/09-2008 due to the suspension of the trading shares and going concern
problem of the Subsidiary.

11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

1. G E N E R A L (Continued)

b. Public Offering of Shares, Notes Payable of the Company and its Subsidiaries (Continued)

• Based on the Extraordinary General Stockholders Meeting (RUPSLB) held on March 24,
2009 and based on notarial deed No. 91 dated March 24, 2009 of Sutjipto, SH, notary in
Jakarta, the stockholders approved the issuance of 118,845,397 new authorized shares series C
(5% of issued and paid-up capital) without preemptive rights, for providing stock options to
the Company’s management and employees (Management Employee Stock Option
Programme / MESOP). The notarial deed was approved by the Minister of Justice of the
Republic of Indonesia based on his decision letter No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009
dated August 14, 2009. As per the Company’s schedule that was reported to Indonesian Stock
Exchange dated March 17, 2009, its programe will be implemented at the latest period
(February 1, 2012).

Further, based on the notarial deed No. 107 dated February 23, 2012 of Aryanti Artisari, S.H.,
M.Kn., notary in Jakarta, the Management Employee Stock Option Programme / MESOP) has
been implemented with the execution price of Rp 45 each. All shares under MESOP have
been fully paid up through the Company’s bank accounts dated February 20 and 21, 2012. It
has been registered in the Indonesian Stock Exchange through announcement No. Peng-P-
00032/BEI.PPR/03-2012 dated March 5, 2012 and No. Peng-P-00033/BEI.PPR/03-2012 dated
March 7, 2012.

• Since December 2, 2009, the Company’s shares in the Indonesian Stock Exchange have been
changed with the new Company’s name.

c. Consolidated Subsidiaries

The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following
subsidiaries :
Commercial Percentage of Total Assets
Subsidiaries Domicile Nature of Business Operations Ownership 2011 2010
% Rp Rp
(in million) (in million)

PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) Karawang Trading, weaving, 1972 92.00 *) 228,735
knitting and
processing

PT Texmaco Graha Busana Trading of textile and 1994 91.08 *) 167


(TGB)-99% owned by TJ Jakarta producing ready to wear
garments and
accessories

Polysindo International Netherlands Financial services 1994 100.00 6,884,590 6,826,131


Finance Company BV.
(PIFC)

Polysindo (Mauritius) Ltd. Republic of Financial services Pre- 100.00 – –


(PML) Mauritius operating

12
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

1. G E N E R A L (Continued)

c. Consolidated Subsidiaries (Continued)

*) Not applicable due to PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) and PT Texmaco Graha Busana (TGB)
deconsolidation (Note 46).

• In 2001, the Company acquired 10,000 shares which represent 100% ownership in Polysindo
(Mauritius) Ltd. The shares were acquired for the amount of US$ 10,000. The difference
between the acquisition cost and the net assets of PML amounted to Rp 221,924,188 was
recorded as “difference on restructuring among companies under common control” account as
part of the other components equity in the consolidated statements of financial position.

• There were no transactions between the Company and Polysindo (Maurutius) Ltd and
Polysindo International Finance Company BV. during 2011 and 2010. The Company intends
to close the operation of its subsidiaries along with the restructure of the Company.

• Since April 2008, PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) operations (Fleece division) are conducted by
the Company with tolling basis.

• Since the second semester of 2004, PT Texmaco Graha Busana has halted its business
operations.

• The Company’s immediate parent Company is Damiano Investments BV., incorporated in


Netherland.

d. Employees, Directors and Commissioners

• The members of the Company’s board of commissioners and directors as of December 31,
2011 and 2010 are as follows :

2011 2010

Board of Commissioners :

President Commissioner : Mr. Robert Clive Appleby : Mr. Robert Clive Appleby
Independent Commissioners : Mr. Dono Iskandar Djojosubroto : Mr. Dono Iskandar Djojosubroto
Mr. Timbul Thomas Lubis SH Mr. Timbul Thomas Lubis SH
Commissioners : Mr. Antonitris : Mr. Antonitris
Mr. Christopher Robert Botsford Mr. Christopher Robert Botsford
Mr. Robert Mc Carthy Mr. Robert Mc Carthy

Board of Directors :

President Director : Mr. Vasudevan Ravi Shankar : Mr. Vasudevan Ravi Shankar
Directors : Mr. Masjhud Ali : Mr. Masjhud Ali
Mr. Seeniappa Jegatheesan Mr. Seeniappa Jegatheesan
Mr. Peter Vinzenz Merkle Mr. Peter Stanley Grant
Mr. Peter Vinzenz Merkle

13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

1. G E N E R A L (Continued)

d. Employees, Directors and Commissioners (Continued)

Mr. Peter Stanley Grant, one of the Directors of the Company, resigned from the Board of
Directors based on the resolution passed at the Extraordinary Shareholder’s Meeting held on
February 10, 2011.

• Audit Committee is appointed based on BAPEPAM regulation No. IX.1.5 regarding the
forming and work guidance audit committee to comply with BAPEPAM-LK regulation Board
of Commissioners has formed Audit Committee.

The members of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2011 and 2010 are as
follows :

Chairman : Mr. Timbul Thomas Lubis, SH


Member : Mr. Drs. Heroe Pramono
Mr. Djati Suara

• The Company’s corporate secretary as of December 31, 2011 and 2010 is Mr. Tunaryo.

• In February 2009, the Company formed an internal audit department based on BAPEPAM-LK
regulation. The head of internal audit is Mr. Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas.

• The total number of the Company’s permanent employees as of December 31, 2011 and 2010
were 3,366 and 3,158 persons, respectively (unaudited). As of December 31, 2011 and 2010,
the Subsidiary’s permanent employees were Nil and 238 persons, respectively (unaudited).

• Compensation representing salary was given to Commissioners and Directors for the years
ended December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 5,182,030,423 and Rp 6,216,295,241,
respectively. No contribution to retirement benefits, entitlement benefits and any other special
benefits were given during the year 2011 and 2010.

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS

a. Going Concern

The buoyancy in the Polyester Industry which began in the year 2010 continued though the third
quarter of 2011. The two main factors for the strong performance of the Company in 2011 were
the demand for PTA remained high and high selling price realization for its finished goods as
cotton was in short supplies during this period.

14
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued)

a. Going Concern (Continued)

The Company benefitted most by producing PTA in this period. The raw material, Paraxylene and
MEG prices spiked in 2011 from 2010 levels considerably. The domestic market growth of
polyester exceeded industry forecast in 2011. This was mainly due to shortage of cotton on
account of low crops in 2010 and the resultant very high price of cotton.

The Company operated its plant to its near full capacity. The Company has also initiated further
capital expenditure programme of around US$ 17 million during 2011 for increase the volume
staple fiber to take advantage of growth in the spun yarn industry and filament yarn and also value
added products. Some of the projects initiated in the previous year have come on stream and are
yielding the desired results. Damiano Investments BV., Netherland has been providing the
requisite funds for the above mentioned capital expenditure through Third Loan Agreement.

With the spurt in the selling price and the savings in the costs levels in 2011, the Company could
achieve a sales turnover of around US$ 634 million and cash profit of around US$ 78 million
registering a growth of over 30% in the sales revenue and higher Cash profits over 2010 levels.
The working capital applications have also increased significantly with the increased sales
revenue and higher raw material price levels. Damiano Investments BV., Netherland continued to
support the Company with the letter of credit working capital of around US$ 80 million. Though
the Company continued with the prefinance facility for bridging the high procurement levels, it
could successfully eliminate the high cost source of pre-finance.

As the working capital remained tight, Company sought and received the approval of its unsecured
creditors for the capitalization of the interest due on the New Notes. Damiano Investments BV.,
Netherland has also charged a reasonable fee on the letter of credit facility provided by them for
the year 2011 (18%).

The demand for polyester products is expected to remain strong in the near future. However, with
the easing of price of cotton from the last quarter of 2011, the margin levels for the polyester fiber
will come under pressure and remain at the normal levels in the future. From the second quarter of
2012, the fiber expansion is expected to come on stream and barring unforeseen circumstances,
the Company is expected to perform well in the year 2012 with the continued support of its
majority shareholders and with the buoyant market conditions.

15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued)

a. Going Concern (Continued)

Until March 2012, the Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) is not approved by, particularly
by PT Persusahaan Pegelola Asset (PPA) which owned about 28% of the total secured debt as
some of the terms under the SDRP are not agreed by PPA. The Company and its majority stake
holders continue to request PT PPA for its consent to the restructuring of its secured debt. Upon
completion of this restructuring, and the consequent reorganization of its consolidated statements
of financial position, the Company is confident of securing a formal working capital lending from
a conventional banking sources.

The major terms of the Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) are as follows:

Proposed
Restructuring Date July 1, 2007

Interest on New Notes Interest shall be payable on the New Notes quarterly in arrears and
calculated on the outstanding principal amount of the New Notes
during the quarter at the per annum rates shown in the table below :

Yr1 Yr2 Yr3 Yr4 Yr5 Yr6 Yr7 Yr8 Yr9


0.0% 2.0% 2.0% 2.0% 4.0% 4.0% 4.0% 4.0% 4.0%

Amortisation Principal repayment shall be made at the end of each 12-month period
beginning on the fourth anniversary of the Restructuring Date. The
amount payable shall be equal to the percentages of the restructured
principal amount shown in the table below:

Yr1 Yr2 Yr3 Yr4 Yr5 Yr6 Yr7 Yr8 Yr9


0% 0% 0% 5.0% 17.5% 17.5% 17.5% 20.0% 22.5%

Debt Restructuring New Secured Notes will be exchanged at 10.73 Cents per US$ 1.
40.90% of the expanded equity will be allotted to the Secured
Creditors as per the Debt /Equity swap indicated in the SDRP

In addition, the Company and its Subsidiaries’ consolidated financial condition in 2011 showed
the following :

• Total comprehensive income amounting to Rp 610,156,281,931. In total comprehensive


income includes unrealized loss on foreign exchange transactions from continuing operations
of Rp 74,570,901,424 and unrealized gain on foreign exchange transactions from
discountinued operations of Rp 23,295,545,656.
• Negative working capital amounting to Rp 8,485,800,601,623.
• Capital deficiency amounting to Rp 7,342,046,634,232.

16
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued)

a. Going Concern (Continued)

Subsidiary’s Operations (PT Texmaco Jaya Tbk):

On October 20, 2010, PT Hanil Bakrie Finance Company submitted its bankruptcy proposal at the
Central Jakarta’s Commercial Court (Pengadilan Niaga Jakarta Pusat) with registered
No. 71/PAILIT/2010/PN. NIAGA.JKT.PST due to non fulfillment of the obligation by
PT Texmaco Jaya Tbk based on the Sale and Purchase Agreement which is stated in notarial deed
No. 2 dated January 6, 2003. Accordingly the outstanding amount of US$ 1.68 million is
repayable before February 15, 2007. Between 2004 up to 2008, PT Texmaco Jaya Tbk had repaid
amounting to US$ 0.71 million and the balance is still outstanding. However up to now,
PT Texmaco Jaya Tbk has not fulfilled its obligation.

On November 15, 2010, PT Texmaco Jaya Tbk has applied for Suspension of Payment (PKPU) to
the Commercial Court in order to present a Peace Plan for the restructure of its loans. Commercial
Court in its decision letter No. W10/U1/10507.Pdt.02.XI.2010.03 dated November 24, 2010 to
granted the request for Suspension of Payment (“PKPU”) providing the temporary postponement
of debt obligation payment (“PKPUS”) for 45 days, commencing on November 24, 2010. With the
approval of its creditors, the court further granted extension of time for a period of 180 days time
(up to end June 2011) to PT Texmaco Jaya Tbk to submit the final Peace Plan to its creditors.

During the period, PT Texmaco Jaya Tbk identified and held negotiations with the prospective
investors to support and participate in the peace plan proposed by the Subsidiary. Despite
prolonged negotiations with several investors, none of them came forward with a commitment to
invest in PT Texmaco Jaya Tbk and bail out the Subsidiary from bankruptcy. In the absence of any
investor, PT Texmaco Jaya Tbk could not finalize the composition plan within the time stipulated
by the Court.

Consequent to this, the Commercial Court of Jakarta declared PT Texmaco Jaya Tbk bankrupt on
pursuant to section 230 (1) and 285 (3) of the Indonesian Bankruptcy law 37 0f 2004 and
delivered its verdict on 19th August 2004 as per Court order 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST.
Jo No: 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. The Court also appointed Dr. MARSUDIN
NAINGGOLAN as the supervisory Judge and a team of Receivers (Curators) to monitor and
enforce the liquidation process as per the law.

Subsequently, the Curators had conducted debt verification and registration process as per the
provisions of the law and the final registered debt is as follows:

17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued)

a. Going Concern (Continued)

Subsidiary’s Operations (PT Texmaco Jaya Tbk) (Continued) :

Sl No Details Amounts in Rupiah No of Creditors


1 Preferred Creditors 15,478,161,747.06 4
2 Secured Creditors 602,914,924,862.14 3
3 Unsecured Creditors 1,515,354,797,944.92 47
Total 2,133,747,884,554.12 54

Subsequent to completion of debt verification, the Court had declared PT Texmaco Jaya Tbk
insolvent and ordered liquidation of the bankrupt estate – vide Court order no
71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST dated September 26, 2011.

As the Fleece division was still operating under tolling arrangement by its parent Company
(PT Asia Pacific Fibers Tbk), the Court had approved continued operation of fleece division at
Karawang with a view to maintain the value of the bankrupt assets. The operation and the cash
flow of PT Texmaco Jaya are monitored by the team of receivers appointed by the Court.

Accordingly, the Company continues to operate the fleece division through Tolling/Rental
Agreement.

The accompanying consolidated financial statements have been prepared on a going concern basis,
and do not include any adjustment that might result from the outcome of these uncertainties.
Related effects will be reported in the consolidated financial statements as they become known
and can be estimated. To date, the Company, in running its operations is supported through the
letter of credit facility and other working capital loans from Damiano Investments BV.,
Netherland and through the confidence and support of its suppliers and customers. In addition,
Damiano Investments BV., Netherlands confirmed that it will provide the assistance to the
Company in obtaining letter of credit facilities until such time that the Company can secure a
credit facility from banks on its own. Damiano Investments BV., Netherland has also provided the
requisite funds for the Company’s capital expenses programmes in 2010 through its Third Loan
Agreement.

The bankruptcy / liquidation of PT Texmaco Jaya Tbk will have little impact on the operations of
PT Asia Pacific Fibers Tbk now as the operations of PT Texmaco Jaya Tbk had stopped since year
2004. Moreover, PT Asia Pacific Fibers Tbk has no obligations to the creditors of PT Texmaco
Jaya Tbk.

b. Debt Restructuring

The following are the salient features of the “Unsecured Restructure Proposal” of the Company:

18
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued)

b. Debt Restructuring (Continued)

(i) New Principal amount to be restructured to 2.961%.

(ii) Interest and penalty will be waived.

(iii) The restructured principal amount will be repaid over a period of 9 years.

(iv) The unsecured creditors will get on equity ownership of 19.2% of diluted equity shares of the
Company.

(v) The rate of interest will be 2% p.a. progressing to 4% p.a.

The Company has executed the restructuring agreement with the unsecured creditors as approved
by the Creditors and ratified by the Court. Accordingly, the total unsecured loans after the
restructuring stands at US$ 18,670,630 plus unpaid capitalized interest for 2011 of US$ 3,274,381
or amounted to US$ 21,945,011. The Company has also submitted restructuring proposal to the
secured creditors (SDRP). Further, in March 2007, the Company reissued the SDRP proposal to
all of its secured creditors, including PPA, as the earlier SDRP proposal has time barred.
However, no response has been received from PPA on the proposal. The proposal has the support
of Damiano Investment BV., Netherland, the majority holder of the other secured debts of the
Company.

The Company has taken all the required corporate actions towards the implementation of the
Composition Plan (“Peace Plan”) as approved by the unsecured creditors of the Company and
ratified by the Commercial Court. The steps involve the issuance of the new debts secured or
unsecured in exchange of the old unsecured debts and issuance of shares for the reduction of the
principal amount of debts as per the terms of the Composition Plan. The Company has reduced its
unsecured debts as per the Composition Plan and increased its share capital as additional capital
pending allotment to the creditors. The Company has appointed The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited, Hong Kong to act as its Fiscal Agent, Paying Agent and Trustees
for its new unsecured notes which are eurocleared.

In January 2012, the Company also sought and got the approval of its Unsecured New Note
Holders for the extension of its maturity from February 2012 to February 2015.

PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) announced a sale programme of Texmaco Group assets and
shares, including that of the Semarang site of Company and Subsidiary (TJ), in December 2010.
However the programme was later cancelled and called off. PT Asia Pacific Fibers Tbk has been
in active discussion with PPA for the restructure of the Company and awaiting their response of
PPA in this regard.

19
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued)

c. Economic Condition

Indonesia’s economy grew in 2011 at its fastest pace since the 1997-1998 Asian crisiss, with the
country’s vast domestic market helping to shield it from the global economic turmoil battering its
more export-oriented neighbours. The GDP expanded 6.5% in 2011, affirming Indonesia’s
position as one of Asia’s fastest-growing economies and highlighting its appeal to its investors.
Foreign Direct Investment grew 20% to a record level of US$ 20 billion in 2011 indicating the
investors’ confidence in the country. FDI is likely to remain robust over the medium term after
Moody’s Investors Service and Fitch Ratings recently upgraded Indonesia’s credit rating to
investment grade.

With inflation reasonably under check and the strong rupiah vis-à-vis US$ will leave the general
public with a reasonable disposable income which can boost the domestic consumption.
Indonesian exports in 2011 grew substantially to US$ 203.6 billion as compared to US$ 157.8
billion in 2010. The main non oil contributors are CPO followed by rubber, textiles and electronic.
The rupiah remained strong throughout 2011 and closed at Rp. 9,068 per US$ as compared to
Rp 8,991 per US$ as at December 2010.

There are indications that the fuel and power costs are slated to increase in 2012 which will trigger
the inflationary trend. These increases will also affect adversely the margins of the company. The
other major economies in Asian region-India and China have already downsized its GDP growth
estimated for 2012 with slowing down of these economies. The financial crisis in EU Zone will
also impact all Asian economies.

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

The significant accounting policies that have been used by the Company and its Subsidiaries in the
preparation of these consolidated financial statements are summarized in subsequent paragraphs.

a. Basis of Preparation of Consolidated Financial Statements

The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements have been prepared in
accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”) and its interpretations
(“ISAK”) established by the Indonesian Institute of Accountants (IIA), Regulation No. VIII G.7 of
BAPEPAM AND LK regarding the Guidelines on Presentation of Financial Statements included
in Appendix of the Decree of the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions
Supervisory Agency (Bapepam-LK) No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2010 and the Circular
Letter No. SE-02/PM/2002 regarding Guidelines on Presentation and Disclosures of Financial
Statements for Publicly Listed Manufacturing Companies and the Decision Letter No. KEP-
554/BL/2010 regarding the changes of the Regulation No. VIII.G.7.

20
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Basis of Preparation of Consolidated Financial Statements (Continued)

The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements are in compliance with the
applicable PSAK without exception.

The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements for the year ended December
31, 2011 have been prepared in accordance with PSAK No. 1 (Revised 2009), “Presentation of
Financial Statements”. In accordance with PSAK No. 1 (Revised 2009), the consolidated
statements of comprehensive income has been presented in these consolidated financial
statements. The Company and its Subsidiaries have been elected to present all items of income
and expense in the single statement. As of December 31, 2010 and January of 1, 2010, the non-
controlling interests of Rp 141,161,474,525 and Rp 141,298,433,597, respectively have been
reclassified as part of the equity. Accordingly, the consolidated statements of financial position of
the Company and its Subsidiaries as of December 31, 2010 and January 1, 2010 have been
restated.

As of August 19, 2011, the Commercial Court had declared that the Subsidiary (PT Texmaco Jaya
Tbk) is bankruptcy and insolvency effective on September 26, 2011. Effective this period, the
Subsidiary becomes subject to the control of the Court, and causing the Company loss its controls.
Consequently, the total comprehensive income from Subsidiary up to August 19, 2011 is classified
as “Discountinued Operations” and the outstanding of non-controlling interests balance from
Subsidiary of Rp 140,217,500,266 has been written-off from the consolidated statements of
financial position and adjusted into retained earnings (accumulated deficit).

In relation to the PSAK No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial
Statements”, the Company has measured investment in subsidiaries using cost method, which
were previously accounted for using equity method.

The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements have been prepared on the
historical cost basis of accounting, except for the certain accounts are prepared based on the other
measurement that are more fully described in the accounting policies below. The consolidated
financial statements are prepared under the accrual basis of accounting, except for the
consolidated statements of cash flows.

The consolidated statements of cash flows have been prepared using the direct method, present
receipts and disbursements of cash and cash equivalents classified operating, investing and
financing activities.

The reporting currency used in the preparation of these consolidated financial statements is
Indonesian Rupiah. All figures presented in the notes to the Company and its Subsidiaries’
consolidated financial statements are expressed in fully Rupiah amounts, unless otherwise stated.

21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Principles of Consolidation

The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and
entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has
the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from
its activities.

The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated
statements of comprehensive income from the effective date of acquisition and up to the effective
date of disposal, as appropriate.

Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the
accounting policies used in line with those used by the Company.

All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.

Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity.
Effective January 1, 2011, the interest of non-controlling shareholders maybe initially measured
either at fair value or at the non-controlling interests’ proportionate share of the fair value of the
acquiree’s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition
basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of non-controlling interests is the amount of
those interests at initial recognition plus non-controlling interests’ share of subsequent changes in
equity. Total comprehensive income is attributed to non-controlling interests even if this results in
the non-controlling interests having a deficit balance.

Previously, the non-controlling interest is measured on initial recognition at the non-controlling


interests’ proportionate share in the historical cost of the identifiable net assets of the acquiree.
Where the losses applicable to the non-controlling interests exceed their interest in the equity of
the subsidiary, the excess and any further losses attributable to the non-controlling interest are
charged against the majority interest except to the extent that the non-controlling interest has a
binding obligation to, and is able to, make good the losses.

Changes of the Company interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are
accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Company and its subsidiaries
interests and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative
interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling
interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognized directly
in equity and attributable to owners of the Company.

According to PSAK No. 4 (Revised 2009), when the Company losses control of a Subsidiary, the
Company should derecognizes the assets (including any goodwill) and liabilities of the Subsidiary
at their carrying amount at the date when the control is lost. Also, derecognizes the carrying
amount of any non-controlling interests in the former Subsidiary at the date when control is lost
(including any component of other comprehensive income attributable to them).

22
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Principles of Consolidation (Continued)

The Company has carried forward and opted to present as a separate item within equity, the
remaining balance related to the effect of prior year’s capital transactions of the subsidiary with
third parties.

c. Foreign Currency Transaction and Balances

The Company and its Subsidiaries’ books and records are maintained in Indonesian Rupiah.
Transactions involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the
date of the transactions. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies at
consolidated statements of financial position date are translated into Rupiah at the middle rate of
Bank Indonesia at that date as follows :

Foreign currency December 31, 2011 December 31, 2010


Rp Rp

US$ 1 9,068 8,991


JPY 1 117 110
HKD 1 1,167 1,155
NOK 1 1,313 1,330
CHF 1 9,636 9,600
SGD 1 6,974 6,981
GBP 1 13,969 13,894
EUR 1 11,739 11,956

Gains or losses arising from foreign exchange transactions are credited or charged to the
consolidated statements of comprehensive income in the current period.

The financial statements of Subsidiaries domiciled outside of Indonesia, i.e. PIFC and PML,
maintain their accounting records in US Dollar. For consolidation purposes, the financial
statements of foreign domiciled subsidiaries are translated into Rupiah as follows :

• Accounts in the Statements of financial position, except for equity accounts, are translated at
the exchange rate as of the consolidated statements of financial position date.

• Profit and loss items are translated at the average rates of exchange for the year.

The difference resulting from translation is presented net of tax as part of other comprehensive
income in the consolidated statements of comprehensive income.

23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

d. Transactions with Related Parties

The Company and its Subsidiaries enters into transactions with related parties as defined in PSAK
7 (Revised 2010) “Related Party Disclosure”. Related party is principally defined as follows:

(i) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that
person :
• Has control or joint control over the reporting entity ;
• Has significant influence over the reporting entity ; or
• Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of
reporting entity.
(ii) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies :
• The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each
parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
• One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint
venture of a member of a group of which the other entity is a member).
• Both entities are joint ventures of the same third party.
• One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the
third entity.
• The entity is a post-employment defined benefit plan for the benefit of employees of
either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity
is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
• The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (i).
• A person identified in (i) has significant influence over the entity or is a member of the
key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

All significant transactions and balances with related parties, whether or not conducted under
normal terms and conditions similar to those with third parties are disclosed in Note 47.

e. New Accounting Standards to Existing Standards

In 2011, the Company and its Subsidiary adopted for the first time the following revised
accounting standards which are mandatory for accounting periods beginning on or after January 1,
2011 :

PSAK 1 (Revised 2009) : Presentation of Financial Statements


PSAK 2 (Revised 2009) : Statements of Cash Flows
PSAK 3 (Revised 2010) : Interim Financial Reporting
PSAK 4 (Revised 2009) : Consolidated and Separate Financial Statements
PSAK 5 (Revised 2009) : Operating Segments
PSAK 7 (Revised 2010) : Related Party Disclosures
PSAK 8 (Revised 2010) : Events After the Reporting Period

24
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued)

PSAK 23 (Revised 2010) : Revenue


PSAK 25 (Revised 2009) : Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and
Errors
PSAK 48 (Revised 2009) : Impairment of Assets
PSAK 57 (Revised 2009) : Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
PSAK 58 (Revised 2009 : Non Current Assets, Held for Sale and Discontinued
Operations.

Discussed below are the impacts on the consolidated financial statements of these revised
accounting standards.

(i) PSAK 1 (Revised 2009) : Presentation of Financial Statements. PSAK 1 regulates


presentation of consolidated financial statements that is among others, the objective,
component of consolidated financial statements, characteristic of consolidated financial
statements, such as, fair presentation and compliance with PSAK, going concern, accrual
basis, materiality and aggregate, offseting, reporting frequency, comparative information,
and consistency. Also introduces new disclosures such as, among others, judgments and
estimations, capital management, other comprehensive income, departures from accounting
standards and other disclosures.

(ii) PSAK 2 (Revised 2009) : Statements of Cash Flows. PSAK 2 requires the provision for
information about the historical changes in cash and cash equivalents of an entity by mean
of a consolidated statements of cash flows which classified as a cash flow during the period
from operating, investing and financing activities. Also, this standard requires to present the
effect of net foreign exchange differences from cash and cash equivalent separately from
operating, investing and financing activities. Further, the entity are also recommended to
prepare the consolidated statements of cash flows using the direct method.

(iii) PSAK 3 (Revised 2010) : Interim Financial Reporting. PSAK 3 prescribes minimum
presentation of interim financial statements, and also the principles of recognition and
measurement in the full set or condensed set interim consolidated financial statements.
When a full set of consolidated financial statements are presented in the interim financial
report, the form and content of those interim consolidated financial statements is required to
conform to the requirement of PSAK 1 for a complete set of consolidated financial
statements.

(iv) PSAK 4 (Revised 2009) : Consolidated and Separate Financial Statements. PSAK 4
requires when the Company publish a consolidated financial statements, so the parent
Company presents its financial statements as the supplementary information in the
consolidated financial statements, and parent Company’s investment in subsidiary is
accounted for using the cost method.

25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued)

(v) PSAK 5 (Revised 2009) : Operating Segments. PSAK 5 requires the entities to disclose the
information that enables for users of consolidated financial statements to evaluate the nature
and impact of consolidated financial statements and its effects to business activities.
Standard also improve the definition of operating segments and the procedures used to
identify and report the operating segments. Standard requires the "management approach"
that used in the presentation of segment information using the same base as well as in the
internal reporting. It is not cause the additional presentation of the reported segment. The
operating segment was reported in consistent with the internal reporting provided to
operational decision-makers. In this case, the operational decision-makers are Board of
Directors

(vi) PSAK 7 (Revised 2010) : Related Party Disclosures. PSAK 7 requires disclosure of related
party relationships, transactions and outstanding balances including commitments, in the
consolidated financial statements. Standard also provide an explanation that members of key
management personnel is a related party, thereby necessitating disclosures of key
management personnel compensation for each category.

(vii) PSAK 8 (Revised 2010) : Events After the Reporting Period. PSAK 8 is to prescribe when
an entity should adjust its consolidated financial statements for events after the reporting
period and the disclosures that an entity should give about the date when the consolidated
financial statements were authorized for issue and about events after the reporting period.
An entity should not prepare its consolidated financial statements on a going concern basis
if events after the reporting period indicate that the going concern assumption is not
appropriate.

(viii) PSAK 23 (Revised 2010) : Revenue. PSAK 23 identifies the circumtances in which the
criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue may be recognized, and
prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and
events, and also provides practival guidance on the application of the criteria on revenue
recognition.

(ix) PSAK 25 (Revised 2009) : Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and
Errors. PSAK 25 prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies,
together with the treatment and disclosure of changing in accounting policies, changes in
accounting estimates and correction of errors. This standard results in the inclusion of new
disclosures in the notes to consolidated financial statements, such as the adoption of new
and revised standards and interpretations.

26
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued)

(x) PSAK 48 (Revised 2009) : Impairment of Assets. PSAK 48 prescribes the procedures to be
employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable
amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount
exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the
asset is describes as impaired and this revised PSAK requires the entity to recognize an
impairment loss. This revised PSAK also specifies when an entity should reverse an
impairment loss and prescribes disclosures.

(xi) PSAK 57 (Revised 2009) : Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets. The
revised PSAK is applied prespectively and provides that appropriate recognition criteria and
measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and
to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to the consolidated financial
statements to enable users to understand the nature, timing and amount related to the
informations. Provisions are recognized when the entity has a present obligation (legal or
constructive) where, as a result of a post event, it is probable that an outflow of resources
embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate
can be made of the amount of the obligation.

(xii) PSAK 58 (Revised 2009) : Non Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations.
PSAK 58 is to prescribe when the entity intends to sell a non-current asset, and if sale within
12 months is highly probable, the asset is classified as “held for sale” and presented
separately in the consolidated statements of financial position. Liabilities are classified as
“held for sale” and presented as such in the consolidated statements of financial position if
they are directly associated with a disposal group. Assets classified as”held for sale” are
measured at the lower of their carrying amounts immediately prior to their classification as
held for sale and their fair value less costs to sell. However, some “held for sale” assets such
as financial assets or deferred tax assets, continue to be measured in accordance with the
entity’s accounting policy for those assets. Any profit or loss arising from the sale or
remeasurement of discontinued operations is presented in a single amount in the statements
of comprehensive income. This amount, which comprises the post-tax profit or loss of
discountinued operations and the post-tax gain or loss resulting from the measurement and
disposal of assets classified as held for sale.

The adoption of the following revised standards and interpretations did not have any significant
impact on the financial statements.

• PSAK 12 (Revised 2009) – Interests in Joint Venture.


• PSAK 15 (Revised 2009) – Investments in Associates.
• PSAK 19 (Revised 2010) – Intangible Assets.
• ISAK No. 7 – Consolidation – Special Purpose Entities.

27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued)

• ISAK No. 9 – Changes in Existing Decommissioning, Restoration and


Similar Liabilities.
• ISAK No. 10 – Customer Loyalty Programs.
• ISAK No. 11 – Distributions of Non-Cash Assets to Owners.
• ISAK No. 12 – Jointly Controlled Entities : Non-Monetary
Contribution by owners.
• ISAK No. 14 – Intangible Assets – Web site Cost.
• ISAK No. 17 – Interim Financial Reporting and Impairment

f. Financial Instruments

Effective January 1, 2010, the Company and its Subsidiaries’ adopted the PSAK 50 (Revised
2006), Financial Instruments : Presentation and Disclosures and PSAK 55 (Revised 2006),
Financial Instruments : Recognition and Measurement.

Discussed below are the impacts on the consolidated financial statements of these revised
accounting standards.

(i) PSAK 26 (Revised 2008), Borrowing Costs, which contains the accounting treatment for
borrowing costs and requires the entity to capitalize borrowing costs directly attributable to
the acquisition, construction of qualifying assets as part of the cost of that asset. This standard
also requires entities to recognize other borrowing costs as an expense. This standard had no
impact on the consolidated financial statements since it is the Company and its Subsidiaries’
policy to capitalize interest on qualifying assets.

(ii) PSAK 50 (Revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosure. PSAK 50 is
intended to enhance consolidated financial statements users’ understanding of the significance
of financial instruments to the entity’s financial position, performance and cash flows. These
standards addresses this in the following ways:

a. Clarifying the classification of a financial instrument issued by an enterprise as a liability


or as equity - Financial instruments are classified, from the perspective of the issuer, as
financial assets, financial liabilities and equity instruments. Compound financial
instruments may contain both a liability and an equity component.

Interest, dividends, losses and gains relating to financial liabilities are recognized as
income or expense in consolidated statements of comprehensive income. Distributions to
holders of equity instruments are debited directly to equity, net of any related income tax
benefit.

28
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

f. Financial Instruments (Continued)

b. Prescribing strict conditions under which assets and liabilities may be offset in the
statements of financial position - Financial assets and financial liabilities are offset when
and only when there is a legally enforceable right to set off and the entity intends to settle
on a net basis.

c. Requiring a broad range of disclosures about financial instruments, including


information as to their fair values – PSAK 50 requires disclosure about factors that affect
the amount, timing and certainty of an entity and subsidiaries’ future cash flows relating
to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments. It also
requires disclosure about the nature and extent of an entity’s use of financial instruments,
the business purposes they serve, the risks associated with them, and management’s
policies for controlling those risks.

(iii) PSAK 55 (Revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurement. PSAK 55
prescribes principles for recognizing and measuring the different types of financial
instruments.

Recognition – PSAK 55 requires that all financial assets and all financial liabilities be
recognized in the consolidated statements of financial position, including derivatives. A
financial asset or liability is recognized when the entity becomes a party to the instrument
contract.

Measurement – Financial assets and liabilities are initially recognized at cost. Subsequent
measurement depends on the category of the financial instrument. It can be measured
either at amortized cost using the effective interest method or at fair value. If there is
objective evidence of impairment, the carrying amount of the asset is reduced and an
impairment loss is recognized.

In adopting PSAK 50 and PSAK 55, the Company and its Subsidiaries identified the following
transaction adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 concerning the transition
provision for the First Adoption of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006) as
issued by the Indonesian Institute of Accountants.

As at January 1, 2010, the Company and its Subsidiaries determined any possibility impairment of
financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between this
impairment and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is
adjusted to the retained earnings (accumulated deficit) as at January 1, 2010.

The difference between the two balances based on the old and new approach for impairment
computation amounting to Rp 368,282,263,830 was credited to the opening balance of Retained
Earning (accumulated deficit) as at January 1, 2010. The Company and its Subsidiaries’
management believes that the impairment of other receivables can not be realized, therefore the
deferred tax assets arising from the impaiment of other receivables were not recognized.

29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

f. Financial Instruments (Continued)

Details of adjustment of such allowance are as follows :

January 1, 2010
Rp
Other receivables (Note 8) :
From the Company 286,606,568,916
From the Subsidiary
Owners of the Company 75,141,639,321
Non-controlling interest 6,534,055,593
81,675,694,914
Total Effect of First Time Adoption of SFAS 50 (Revised 2006)
and SFAS 55 (Revised 2006) 368,282,263,830

g. Financial Assets

Financial assets include cash and other financial instruments. Financial assets, other than hedging
instruments, are classified into the following categories: financial assets at fair value through
profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments and available-for-sale financial
assets. Financial assets are assigned to the different categories by management on initial
recognition, depending on the purpose for which the investments were acquired. The designation
of financial assets is re-evaluated at every reporting date at which date a choice of classification or
accounting treatment is available, subject to compliance with specific provisions of applicable
accounting standards.

Regular purchases and sales of financial assets are recognized on their trade date. All financial
assets that are not classified as at fair value through profit or loss are initially recognized at fair
value plus any directly attributable transaction costs. Financial assets carried at fair value through
profit or loss is initially recognized at fair value and transaction costs are expensed in the
consolidated statements of comprehensive income.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments
that are not quoted in the active market. They arise when the entity provides money, goods or
services directly to a debtor with no intention of trading the receivables. They are included in
current assets, except for maturities greater than 12 months after the consolidated statements of
financial position date which are classified as non-current assets.

Loans and receivables are subsequently measured at amortized cost using the effective interest
method, less impairment loss, if any. Any change in their value is recognized in the consolidated
statements of comprehensive income.

30
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Financial Assets (Continued)

Impairment loss is provided when there is objective evidence that the entity will not be able to
collect all amounts due to it in accordance with the original terms of the receivables. The amount
of the impairment loss is determined as the difference between the assets’ carrying amount and
the present value of estimated cash flows.

The Company and its Subdiaries’s financial assets categorized as loans and receivables, are
presented as Cash and Cash Equivalents, Short-term Investments, Trade Receivables, Other
Receivables, Non-trade receivables from Related Parties, Other Current Assets and Restricted
Cash in Banks in the consolidated statements of financial position. Cash and cash equivalents are
defined as cash on hand, demand deposits and short-term, highly liquid investments with original
maturities of three months or less that are readily convertible to known amounts of cash and
which are subject to insignificant risk of changes in value.

All income and expenses, including impairment losses, relating to financial assets that are
recognized and presented as part of interest expense and bank charges and general and
administrative expenses in the consolidated statements of comprehensive income.

Non-compounding interest, dividend income and other cash flows resulting from holding
financial assets are recognized in profit or loss when earned, regardless of how the related
carrying amount of financial assets is measured.

Derecognition of financial assets occurs when the rights to receive cash flows from the financial
instruments expire or are transferred and are substantially all of the risks and rewards of
ownership have been transferred.

h. Impairment of financial assets

The entity assesses at each consolidated statements of financial position dates whether there is any
objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. For loans and
receivables carried at amortized cost, the entity first assesses whether objective evidence of
impairment exists individually significant, or collective for financial assets that are not
individually significant.

If the entity determines that no objective evidence of impairment exists for an individually
assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial
assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment.

Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or
continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.

31
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

h. Impairment of financial assets (Continued)

If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is
measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated
future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The
present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original
effective interest rate. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring
impairment loss is the current effective interest rate.

The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for
impairment account and the amount of the loss is recognized in the consolidated statements of
comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount
based on the original effective interest rate of the financial asset. Loans and receivables, together
with the associated allowance, are written off when there is no realistic prospect of future
recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the entity.

If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases
because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized
impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a
future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the consolidated statements of
comprehensive income.

i. Inventories

Finished goods, work in process, raw materials and indirect materials are carried at the lower of
cost and net realizable value. Cost is determined by the average method. Cost includes all
expenses directly attributable to the manufacturing process as well as suitable portions of related
production overheads, based on normal operating capacity. Net realizable value is the estimated
selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the
estimated costs necessary to make the sale.

An allowance for impairment is determined on the basis of estimated future usage or sale of
individual inventory items. The amount of any write-down of inventories to net realizable value
and all losses of inventories are recognized as an expense in the period the write-down or loss
occurs. The amount of any reversal of any write-down of inventories, arising from an increase in
net realizable value, is recognized as a reduction in the amount of inventories recognized as an
expense in the period in which the reversal occurs.

j. Prepaid Expenses

Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited using the straight-line
method.

32
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

k. Property, Plant and Equipment

Initially, an item of property, plant and equipment is measured at its cost, which comprises its
purchase price and any cost directly attributable to bringing the assets to the location and
condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management, and
also include the initial estimate of the costs of dismantling and removing the item and restoring the
site on which it is located.

Subsequent expenditures such as replacement and major inspection are added to the carrying
amount of the asset when it is probable that future economic benefits will flow to the entity and
the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of those parts that are replaced
or any remaining carrying amounts of the cost of the previous inspection is derecognized. The
costs of day-to-day servicing of an asset are recognized as an expense in the period in which they
are incurred.

Depreciation is recognized on straight-line basis to write down the depreciable amount of


property, plant and equipment, except land. The estimated useful lives of the assets are as follows:

Years
Buildings and improvement 20
Machinery and equipment 10-20
Transportation 5
Office equipment 5
Store equipment 5

Land is stated at cost and is not depreciated. Certain cost associated with the acquisition or
renewal of legal titles on the landrights are deferred and amortized using the straight-line method
over the legal term of the landrights or economic life of the land, whichever is shorter. These
deferred costs are presented under “Deferred Charges for landrights” in the consolidated
statements of financial position.

The residual values, useful lives and depreciation method are reviewed at each reporting date to
ensure that such residual values, useful lives and depreciation method are consistent with the
expected pattern of economic benefits from those assets.

Depreciation of an asset begins when it is available for use, i.e. when it is in the location and
condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
Depreciation does not cease when the assets become idle or is retired from active use unless the
asset is fully depreciated. Fully depreciated assets are retained in the accounts until they are no
longer in use and no further charge for depreciation is made in respect of those assets.

When an asset is disposed of or when no future economic benefits are expected from its use or
disposal, the cost and accumulated depreciation and impairment losses, if any, are removed from
the accounts. Any resulting gains or losses from derecognition of an item of property, plant and
equipment is included in the consolidated statements of comprehensive income.

33
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

k. Property, Plant and Equipment (Continued)

The Company and its Subsidiaries’ property, plant and equipment are carried at cost less
accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any, since the Company and
Subsidiaries adopt the cost method.

l. Contruction in Progress

Construction in progress is stated at cost and presented as part of property, plant and equipment.
The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property, plant and equipment account
when the contruction is substantially completed and the asset is ready for its intended use.

m. Impairment of Non-financial assets

The Company and its subsidiaries’ property, plant and equipment are tested for impairment
whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be
recoverable.

For purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are
separately identifiable cash flows. An impairment loss is recognized for the amount by which the
asset’s carrying amount exceeds its recoverable amount. The recoverable amount is the higher of
an asset’s net selling price and value in use.

n. Leases

Based on PSAK 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a
lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of
the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to
use the asset. Under this revised PSAK, leases that transfer substantially to the lessee all the risks
and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover,
leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the
leased item are classified as operating leases.

Under a finance lease, the entity shall recognize assets and liabilities in consolidated statements of
financial position at amounts requal to the fair value of the leased property or, if lower, the present
value of the minimum lease payments, each determined at the inception of the lease.

Minimum lease payments shall be apportioned between the finance charge and the reduction of
the outstanding liability. The finance charge shall be allocated to each period during the lease term
so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. The
contingent rents shall be charged as expenses in the periods in which they are incurred. The
finance charges are reflected in the consolidated statements of comprehensive income.

34
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Leases (Continued)

Capitalised leased assets (presented under the account of property, plant and equipment) are
depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term, if there is
no reasonable certainty that the entity will obtain ownership by the end of the lease term.

Leases, which do not transfer substantially all the risks and benefits of ownership of the asset, are
classified as operating leases. Operating lease payments are recognized as expense in the
consolidated statement of comprehensive income on straight-line basis over the lease term.
Associated costs, such as maintenance and insurance, are expensed as incurred.

The entity determine whether an arrangement is, or contains a lease based on the substance of the
arrangement is dependent on the use of a specific asset or assets and arrangement conveys a right
to use the asset.

o. Deferred Charges

Expenses related to the issuance of the Company’s shares to the public were deferred and
amortized over a ten-year period using the straight-line method. In 1997, the Company opted to
amortize the remaining balance of this account over five years. Based on BAPEPAM’s decision
letter KEP-No.06/PM/2000 dated March 13, 2000, the share issuance costs were retroactively
recorded into “Additional Paid-in Capital”.

p. Financial Liabilities

Financial liabilities include Bank Loans, Secured Debts, Short-term Loans, Notes Payable, Trade
Payables, Other Current Liabilities, Liabilities for purchase of property, plant and equipments,
Accrued Expenses, Credit Financing Payables, Unsecured Debts and Notes Payables, Working
Capital Loans and Obligation under finance lease, which are measured at amortized cost using the
effective interest rate method.

Financial liabilities are recognized when the entity becomes a party to the contractual terms of the
instrument. All interest-related charges are recognized as an expense in the consolidated
statements of comprehensive income.

Bank Loans, Secured Debts, Short-term Loans, Notes Payable, Unsecured Debts and Notes
Payables, and Working Capital Loans are raised for support of short-term funding of operations.
They are recognized at proceeds received, net of direct issue costs.

Credit financing payables and Obligation under Finance Lease are measured at initial value less
the capital element of lease repayments.

35
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

p. Financial Liabilities (Continued)

Trade Payables, Other Current Liabilities, Liabilities for Purchase of Property, Plant and
Equipments, and Accrued Expenses are initially recognized at their fair value and subsequently
measured at amortized cost less settlement payments.

Financial liabilities are derecognized from the consolidated statements of financial position only
when the obligations are extinguished either through discharge, cancellation or expiration.

q. Determination of Fair Value

Fair value is defined as the amount at which the financial instruments could be exchanged in a
current transaction between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction, other
than in a forced sale or liquidation. Fair values are obtained from quoted prices, discounted cash
flow models, as appropriate.

The face values less any estimated credit adjustments for financial assets and liabilities with a
maturity of less than one year are assumed to approximate to their fair values. The fair value of
financial liabilities for disclosure purposes is estimated by discounting the future contractual cash
flows at the current market interest rate available to the entity for similar financial instruments.

r. Employees’ Benefit Liabilities

Employee entitlements to service and compensation payments relating to the employee’s


separation, gratuity and compensation are recognized. A provision is made for the estimated
liability as of the consolidated statements of financial position date and is calculated based on the
Manpower Law No. 13/2003 issued by the Government of Republic Indonesia in April 2003.

The cost of providing post-employment benefit is determined using the Projected Unit Credit
Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present
value of the entity’s defined benefit obligations is recognized on a straight-line basis over the
expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is
recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is
amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.

The benefit obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents
the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains
and losses and unrecognized past service cost.

36
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

s. Revenue and Expense Recognition

Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the
entity and the revenue can be reliably measured. The following specific recognition criteria must
also be met before revenue is recognized:

(i) Sale of goods – Revenue is recognized when the risks and rewards of ownership of the goods
have passed to the buyer, i.e. generally when the goods are delivered to the customers.
(ii) Interest income – Revenue is recognized as the interest accrues taking into account the
effective yield of the asset.
(iii) Gain on sale of property, plant and equipment – Revenue is recognized when the title to the
assets is transferred to the buyer or when the collectibility of the entire sales price is
reasonably measured.

Revenue is measured by reference to the fair value of consideration received or receivable by the
entity for goods supplied.

Expenses are recognized upon utilization of the service or at the date they are incurred.

t. Income Tax

Income tax is computed on the basis of taxable income for the period. Deferred income tax is
provided for the timing differences in the recognition of income and expenses for financial
reporting and income tax purpose. The accounting treatment is in conformity with the Statement
Financial Accounting Standard (SFAS) No. 46 concerning Accounting for Income Taxes.

Deferred tax is accounted for using the current tax rate or substantially applicable tax rate at the
consolidated statements of financial position date. Deferred tax are charged or credited to the
consolidated statements of comprehensive income in the current period.

u. Basic Net Profit per Share

Basic profit per share is computed by dividing net profit by the weighted average number of shares
outstanding during the year. The weighted average number of shares as of December 31, 2011 and
2010 was 2,376,907,950 shares, in both years.

v. Segment Information

Segment information is presented based upon identifiable operating segments. An operating


segment is a component of an entity :
1. that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses
(including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same
entity) ;

37
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

v. Segment Information (Continued)

2. whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operating decision maker
to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance ;
and
3. for which discrete financial information is available.

4. ESTIMATION UNCERTAINTY

The preparation of the consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial
Accounting Standard required management to make judgments, estimates and assumption that effect
the application of accounting policies and amounts reported in the consolidated financial statements.
Actual results may differ from these estimates.

Estimates and underlying assumptions are reviewed on an on going basis. Revisions to accounting
estimates are recognized in the period in with the estimates are revised and in the future period
effected.

Information about critical judgments and estimates in applying accounting policies that have the most
significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statements are as follows :

Impairment

An impairment loss is recognized for the amount by which the assets or cash-generating unit’s
carrying amount exceeds its recoverable amount. To determine the recoverable amount, management
estimates expected future cash flows from each cash-generating unit and determines a suitable interest
rate in order to calculate the present value of those cash flows. In the process of measuring expected
future cash flows management makes assumptions about future operating results. These assumptions
relate to future events and circumstances. The actual results may vary, and may cause significant
adjustments to the Company and Subsidiaries’ assets within the next financial year.

In most cases, determining the applicable discount rate involves estimating the appropriate adjustment
to market risk and the appropriate adjustment to asset-specific risk factors.

Pension and employees’ benefit

The determination of the Company and its Subsidiaries’ obligations and cost for pension and
employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the
independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount
rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and
mortality rate.

38
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

4. ESTIMATION UNCERTAINTY (Continued)

Actual results that differ from the Company and its Subsidiaries’ assumptions which effects are more
than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line basis
over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company
and its Subsidiaries believe that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences
in the actual results or significant changes in the Company and its Subsidiaries’ assumptions may
materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefit
expense.

Useful lives and depreciation of property, plant and equipments

Management determined the estimates the useful lives of these property, plant and equipment and
depreciation expense based on the expected utility of the assets. These are common life expectancies
applied in the industries where the Company and its Subsidiaries conducts its business. Actual results
may vary due to technical obsolescence. Changes in the expected level of usage and technological
development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and
therefore future depreciation charges could be revised.

Fair value of financial instruments

Management uses valuation techniques in measuring the fair value of financial instruments where
active market quotes are not available. In applying the valuation techniques, management makes
maximum use of market inputs, and uses estimates and assumptions that are, as far as possible,
consistent with observable data that market participants would use in pricing the instrument.

Where applicable data is not observable, management uses its best estimate about the assumptions that
market participants would make. These estimates may vary from the actual prices that would be
achieved in an arm’s length transaction at the reporting date.

5. CASH AND CASH EQUIVALENTS


2011 2010
Rp Rp

Cash on hand :
Rupiah 380,467,288 371,157,705
US Dollar 305,003,811 297,715,747
Singapore Dollar 57,615,945 19,989,884
Euro European 27,559,862 6,468,082
Norwegian Krone 1,455,663 1,474,349

772,102,569 696,805,767

39
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

5. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)


2011 2010
Rp Rp

Cash in banks :
Third Parties :
Deutsche Bank
Rupiah account 10,280,801,879 11,470,996,970
US Dollar account 13,127,799,840 66,609,289,906
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Rupiah account 1,623,533,799 926,269,108
US Dollar account 782,916,521 109,599,211
PT Bank Central Asia Tbk
Rupiah account 543,981,441 447,142,449
US Dollar account 2,660,593,367 6,410,904,786
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Rupiah account 1,385,544,246 1,188,166,093
US Dollar account − 15,204,141
PT Bank Mandiri Tbk
Rupiah account − 10,429,794
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
Rupiah account − 8,065,237
30,405,171,093 87,196,067,695

Total 31,177,273,662 87,892,873,462

• Cash in banks generally earn interest at rates based on daily bank deposit rates with rates ranging
from 0.50% to 3.25% per annum for Rupiah accounts and 0.20% to 0.75% per annum for
US Dollar accounts in 2011 and 2010.

• No cash and cash equivalents are placed with the related parties.

6. SHORT TERM INVESTMENTS


2011 2010
Rp Rp

Third party :
Deutsche Bank, Jakarta 3,000,000,000 1,000,000,000

• In 2011, time deposit with Deutsche Bank, Jakarta of Rp 2,000,000,000 represents one year time
deposit with interest rate of 5.80% per annum, due on December 10, 2012.

40
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

6. SHORT TERM INVESTMENTS (Continued)

• In 2011, time deposit with Deutsche Bank, Jakarta of Rp 1,000,000,000 represents one year time
deposit with interest rate of 6.25% per annum, due on May 20, 2012.

• In 2010, time deposit with Deutsche Bank, Jakarta of Rp 1,000,000,000 represents one year time
deposit with interest rate of 6.25% per annum, due on May 18, 2011. The time deposit is
liquidated on May 18, 2011.

• No short-term investments are placed with the related parties.

7. TRADE RECEIVABLES

This account consists of :

Third parties :
2011 2010
Rp Rp

Local debtors 402,220,760,561 433,723,129,561


Foreign debtors 52,044,466,878 49,878,280,541

Total 454,265,227,439 483,601,410,102


Less : Allowance for impairment − (61,489,504,295)

Net 454,265,227,439 422,111,905,807

A summary of the aging of trade receivables from third parties based on the date of invoice is as
follows :

2011 2010
Rp Rp

Up to 1 month 346,873,104,949 333,253,690,703


> 1 month – 3 months 106,326,774,872 86,776,831,570
> 3 months – 6 months 231,312,702 2,081,383,534
> 6 months – 1 year 154,718,271 −
> 1 year 679,316,645 61,489,504,295

Total 454,265,227,439 483,601,410,102

41
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

7. TRADE RECEIVABLES (Continued)

Changes in the allowance for impairment from third parties are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Beginning balance 61,489,504,295 60,376,201,419


Balance of unconsolidated subsidiary (61,489,504,295) −
Movement during the year :
Addition − 1,294,556,295
Deduction − (181,253,419)

Ending balance − 61,489,504,295

Trade receivables from third parties are short-term and non interest bearings.

All amounts of trade receivables from third parties have been reviewed for indication of impairment.
Based on the review of the status of individual trade receivables from third parties as of December 31,
2011, the Company’s managements believe that there is no requirement of allowance for impairment
as the amounts are fully collectible. And based on the review of the status of individual trade
receivables from third parties as of December 31, 2010, the Company and Subsidiaries’ managements
believe that the impairment of trade receivables from third parties are adequate to cover possible
losses on uncollectible receivables from third parties because of the financial difficulties of the
Subsidiary’ customers.

Additions in allowance for impairment in 2010 of Rp 1,294,556,295 was due to additional


uncollectible receivables from third parties, and are presented as part of general and administrative
expenses in the consolidated statements of comprehensive income (Note 42).

Deduction in allowance for impairment in 2010 of Rp 181,253,419 was a reversal of allowance for
impairment due to the difference of foreign exchange rate.

The net carrying value of trade receivables from third parties is considered a reasonable
approximation of fair value.

The details of trade receivables from third parties based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 102,616,673 57,478,608,468

United States Dollar


US$ 50,084,099 in 2011 and US$ 47,394,372 in 2010 454,162,610,766 426,122,801,634

Total 454,265,227,439 483,601,410,102

42
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

7. TRADE RECEIVABLES (Continued)

Related parties :
2011 2010
Rp Rp

PT Multikarsa Investama 268,722,447,175 268,722,447,175


PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) 141,986,246,529 −

Total 410,708,693,704 268,722,447,175


Less : Allowance for impairment (141,986,246,529) −

Net 268,722,447,175 268,722,447,175

A summary of the aging of trade receivables from related parties based on the date of invoice is as
follows :
2011 2010
Rp Rp

Up to 1 month – –
> 1 month – 3 months – –
> 3 months – 6 months – –
> 6 months – 1 year – –
> 1 year 410,708,693,704 268,722,447,175

Total 410,708,693,704 268,722,447,175

Changes in the allowance for impairment of trade receivables from related parties are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Beginnning balance – –
Movement during the year :
Addition 141,986,246,529 –
Deduction – –

Ending balance 141,986,246,529 –

Trade receivables from related parties are short-term and non interest bearings.

Additions in allowance for impairment in 2011 of Rp 141,986,246,529 due to the impairment loss on
uncollectible trade receivables from PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), and has been
eliminated with the discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46).

43
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

7. TRADE RECEIVABLES (Continued)

Based on the review of the status of the trade receivables from related parties, management believes
that the carrying value is a reasonable approximation of fair value. The impairment was not provided
since the related party, PT Multikarsa Investama, is under debt restructuring program and the
settlement of the receivables from related party will be done when the debt restructuring is completed.

The details of trade receivables from related parties based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp
Rupiah 410,708,693,704 268,722,447,175

In 2011, all trade receivables are used as collateral for the Company’s bank loans and working capital
loans that were received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17 and 26). And in 2010,
all trade receivables are used as collateral for the Company’s bank loans, working capital loans and
the Subsidiary’s short-term loans that were received from Damiano Investments BV., Netherland
(Notes 17, 19 and 26).

8. OTHER RECEIVABLES
2011 2010
Rp Rp
Third parties :
Receivables from purchase discounts 2,043,148,647 −
Receivables from import clearance 1,724,449,726 1,044,521,903
Receivables from employees 347,153,332 840,738,253
Interest receivables on time deposit 6,663,333 1,805,556
Others 2,646,971,303 2,544,318,922

6,768,386,341 4,431,384,634
Other third parties :
Operational Advances to :
PT Wastra Indah 142,286,940,254 164,073,551,252
PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk 51,203,593,031 79,623,239,633
PT Wahana Perkasa Auto Jaya 50,169,696,654 50,799,463,564
PT Sumatex Subur 28,706,321,888 34,267,515,040
PT Texmaco Taman Synthetics 28,024,019,799 37,072,146,707
Drapper Texmaco Inc. Co., United States of America 18,567,339,814 18,567,339,814
Norfil Ltd., England 6,547,165,191 6,547,165,191
PT Bina Prima Perdana 4,678,110,000 –
PT Jaya Perkasa Engineering 4,283,000,000 –
Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore 4,467,327,421 4,467,327,421

Carried forward 338,933,514,052 395,417,748,622

44
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

8. OTHER RECEIVABLES (Continued)


2011 2010
Rp Rp

Brought forward 338,933,514,052 395,417,748,622

PT Wismakarya Prasetya 1,756,450,000 –


PT Perkasa Heavyndo Engineering 1,749,533,856 1,883,533,856
PT Raja Busana Mahameru 1,231,274,473 30,776,633,189
PT Supermitory Utama Tbk 839,820,513 2,582,676,075
PT Saritex Jaya Swasti 653,265,000 6,634,990,433
PT Kreasi Kekar 448,500,000 448,500,000
PT Devrindo Widya 228,680,000 332,282,365
PT Perkasa Indobaja 142,205,928 912,938,896
PT Perkasa Indosteel 119,820,512 1,555,808,912
PT Wahana Jaya Perkasa 99,820,513 99,820,513
PT Sarana Daycrown Industri 99,820,511 99,820,511
PT Bina Peranan Busana 21,000,000 21,000,000
PT Kreasi Indah Textile 8,855,000 18,250,000
PT Mutiara Persada Inti − 29,050,809,556
Polysindo (UK) Ltd., England − 22,217,242,613
Coastal Group Ltd., South Africa − 7,799,959,893
PT Ungaran Sari Garments − 2,781,057,537
Polysindo (USA) Inc., United States of America − 2,393,687,182
PT Elok Prima Mitra Busana − 1,959,468,888
PT Citra Abadi Sejati − 1,354,384,678
PT Cipta Busana Jaya − 878,647,275
PT Citra Indah Textile − 728,716,157
PT Busana Perkasa Garments − 411,585,107
PT Mahkota Indah Sentosa − 377,832,876

Total 346,332,560,358 510,737,395,134


Less : Allowance for impairment (330,163,685,573) (510,737,395,134)

Net 16,168,874,785 −

Total other receivables 22,937,261,126 4,431,384,634

Other receivables from the above companies represent the loans and advances for working capital
purposes. The loan and advances are not subject to interest and have no terms of repayment. Until
now, these companies above are unable to pay their payables to the Company and its Subsidiaries due
to their financial difficulties. Some of the companies have already stopped operations and are still
under the restructuring program with PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA). As of March 2012, the
debt restructuring process has not yet been completed.

45
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

8. OTHER RECEIVABLES (Continued)

Changes in the allowance for impairment are as follows :


2011 2010
Rp Rp

Beginning balance 510,737,395,134 147,254,392,372


Effect of First Time Adoption of SFAS 50
(Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) – 368,282,263,830
Balance of unconsolidated subsidiary (180,299,495,716) –
Movement during the year :
Addition – 303,000,000
Deduction (274,213,845) (5,102,261,068)

Ending balance 330,163,685,573 510,737,395,134

Additions in allowance for impairment in 2010 of Rp 303,000,000 was recognized due to additional
uncollectible other receivables, and are presented as part of the general and administrative expenses in
the consolidated statements of comprehensive income (Note 42).

Deductions in allowance for impairment in 2011 of Rp 274,213,845, was a reversal of allowance for
impairment due to the collectible, and are presented as part of the miscellaneous income, net in the
consolidated statements of comprehensive income (Note 45).

Deductions in allowance for impairment in 2010 of Rp 5,102,261,068, was a reversal of allowance for
impairment due to the difference of foreign exchange rate.

Other receivables from employees represent advances to employees. These advances are not subject to
interest and the payments are made based on terms of repayment schedule.

All amounts of other receivables have been reviewed for indication of impairment. Based on the
review of the status of individual other receivables, the Company and its Subsidiaries’ managements
believe that the impairment of other receivables are adequate to cover possible losses on uncollectible
other receivables.

The details of other receivables based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 352,546,420,272 403,006,361,000

United States Dollars


US$ 61,152 in 2011 and US$ 12,474,966 in 2010 554,526,427 112,162,418,768

Total 353,100,946,699 515,168,779,768

The net carrying value of other receivable are considered a reasonable approximation of fair value.

46
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

9. INVENTORIES
2011 2010
Rp Rp

Finished goods 318,102,818,554 178,376,709,962


Work in process 61,491,214,627 43,375,132,437
Raw materials 254,941,869,304 95,368,506,633
Indirect materials 160,522,385,113 144,991,749,163

Total 795,058,287,598 462,112,098,195


Less : Allowance for impairment – –

Net 795,058,287,598 462,112,098,195

Based on the review of the physical condition of the inventories at the end of each year, the Company
and its Subsidiaries’ management believes that no allowance for impairment is deemed necessary.

As at December 31, 2011 and 2010, the Company’s inventories were covered by insurance with
PT Asuransi Rama Satria Wibawa against fire loss and other risks totaling of US$ 68,000,000 and
US$ 51,000,000, respectively, which in the opinion of the management were adequate to cover losses
arising from such risks. As at December 31, 2010, the Subsidiaries’ inventories were not covered by
insurance against fire loss and other risks.

In 2011, all inventories were used as collateral for the Company’s bank loans and working capital
loans that were received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17 and 26). And in 2010,
all inventories were used as collateral for the Company’s bank loans, working capital loans and the
Subsidiary’s short-term loans received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17, 19 and
26).

10. PURCHASE ADVANCES


2011 2010
Rp Rp

Third parties :
Purchase of property, plant and equipments 49,537,553,869 25,721,389,072
Purchase of inventories 40,759,776,124 30,598,633,412
Purchase of turbine’s spareparts 7,806,751,861 1,143,761,941

98,104,081,854 57,463,784,425
Other third party :
PT Wismakarya Prasetya 245,091,340,379 233,605,042,490

Total 343,195,422,233 291,068,826,915

47
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

10. PURCHASE ADVANCES (Continued)

In 2011, total purchases advance of property, plant and equipments of Rp 49,537,553,869 represents
the balance in connection with the purchases machineries and equipments with total amounts of
Rp 16,717,469,383 in filament yarn division and the purchases of fiber machineries and equipments
for expansion with total amounts of Rp 32,820,084,486. The machineries and equipments will be
received in 2012.

And in 2010, total purchase advances of property, plant and equipments of Rp 25,721,389,072
represent the balance in connection with the purchases of machineries and equipments with total
amounts of Rp 5,466,999,072 in filament yarn division and the expansion for Batch Poly (chips) with
total amounts of Rp 20,254,390,000. The machineries and equipments had been received in April 2011
and May 2011.

The payment made by the Company to PT Wismakarya Prasetya in excess of the invoice amount in
treated as advance payment to PT Wismakarya Prasetya in line with the agreement between
PT Wismakarya Prasetya and the Company on November 16, 2006.

11. PREPAID EXPENSES


2011 2010
Rp Rp

Prepaid insurance 9,809,638,122 7,830,955,214


Prepaid rent 778,624,000 410,380,000

Total 10,588,262,122 8,241,335,214

12. ADVANCES FOR INVESTMENT IN A JOINT VENTURE

This account consist of advances for the Company’s investment in land to be used for a joint venture
project between the Company and Eastman Kodak Company, USA to manufacture special types of
polyester chips and fiber in Karawang - West Java. Total advances represents 17% of the joint
venture’s subscribed capital. However the necessity for continuing with the joint venture is being
assessed by both joint venture partners. As there is no possibility of the start-up this venture, it is
thought fit to provide impairment for this equivalent amount in 2010.

48
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

13. OTHER CURRENT ASSETS


2011 2010
Rp Rp

Bank guarantee 49,725,555,298 24,239,736,000


Security deposit for electricity 1,755,000,000 1,755,000,000
Security deposit for rental 492,950,729 433,211,029
Others 45,179,403 45,179,403

Total 52,018,685,430 26,473,126,432

Based on the purchase and sale gas agreement No. 001016.PK/HK.02/USH/2010 between the
Company, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) and PT Wismakarya Prasetya, the Company should
provide the bank guarantee for gas supplies equivalent to approximately two months consumption
value and the balance of gas. As of December 31, 2011 and 2010, the Company provided the bank
guarantee (SBLC) through Deutsche Bank, Jakarta for an amount equal to US$ 2,915,282 plus
Rp 14,248,812,000 (or equivalent with 4,486,611) and US$ 1,466,368 plus Rp 7,124,400,000 (or
equivalent with US$ 2,258,760), respectively representing 2 month’s consumption. The bank
guarantees have terms of 9 (nine) months and will due on September 30, 2012. In order to obtain the
SBLC, the Company deposited an amount equal to US$ 5,483,630 and US$ 2,696,000 as of
December 31, 2011 and 2010 in Deutsche Bank, Hong Kong as collateral through Kyoa account. The
collateral represents approximately 120% of SBLC amount.

The details of other current assets based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp
Rupiah 2,237,815,332 2,233,390,432
United States Dollar
(US$ 5,489,730 in 2011 and US$ 2,696,000 in 2010) 49,780,870,098 24,239,736,000
Total 52,018,685,430 26,473,126,432

14. NON-TRADE RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES


2011 2010
Rp Rp

PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) 964,932,338,561 −


PT Multikarsa Investama 367,469,594,933 476,020,313,345

Total 1,332,401,933,494 476,020,313,345


Less : Allowance for impairment (1,015,033,871,667) (50,101,533,106)

Net 317,368,061,827 425,918,780,239

49
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

14. NON-TRADE RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES (Continued)

Receivables from PT Multikarsa Investama derived from the cash receipts from AR International
Limited, Hong Kong of Rp 51,421,394,625 due to refund on advances for purchase of property, plant
and equipment (machinery and equipment) and the remaining balance represent advance payments for
expenses of Rp 316,048,200,308 and Rp 424,598,918,720 as of December 31, 2011 and 2010
respectively represent advance payments for salary and other expenses.

Changes in the allowance for impairment are as follows :


2011 2010
Rp Rp
Beginning balance 50,101,533,106 50,101,533,106
Movement during the period :
Addition 964,932,338,561 –
Deduction – –
Ending balance 1,015,033,871,667 50,101,533,106

Addition in allowance for impairment in 2011 of Rp 964,932,338,561 were recognized as additional of


allowance for impairment due to the uncollectible non-trade receivables from PT Texmaco Jaya Tbk
(under bankruptcy), and and has been eliminated with the discountinued operations financial
statements from Subsidiary (Note 46).

Based on the review of the status of the non-trade receivables from related parties, management
believes that the carrying value is a reasonable approximation of fair value. The impairment was not
provided since the related party, PT Multikarsa Investama, is under debt restructuring program and the
settlement of the due from related parties will be done when the debt restructuring is completed.

The details of non-trade receivables from related parties based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp
Rupiah 1,332,401,933,494 476,020,313,345

15. RESTRICTED CASH IN BANKS


2011 2010
Rp Rp

IBRA (PPA) :

PT Bank Dharmala
Rupiah account 27,066,834 64,056,133

Carried forward 27,066,834 64,056,133

50
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

15. RESTRICTED CASH IN BANKS (Continued)


2011 2010
Rp Rp

Brought forward 27,066,834 64,056,133

PT Bank Putera Multikarsa


Rupiah account 3,894,435,991 5,569,629,066
US Dollar account 6,368,731,161 11,440,674,287

PT Bank Papan Sejahtera


Rupiah account 37,356,312 37,356,312

PT Bank Umum Nasional


US Dollar account 17,477,845 17,329,433

PT Bank Asia Pacific


Rupiah account 555,500 555,500

Total 10,345,623,643 17,129,600,731

As the Company and Subsidiary are under restructuring process with the Indonesian Bank
Restructuring Agency (IBRA), the aggregate balances of cash in banks were restricted by IBRA.

The Indonesian government through IBRA suspended the bank operating licences of PT Bank Putera
Multikarsa, a related party, on January 28, 2000, PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific and
PT Bank Papan Sejahtera on March 13, 1999; and PT Bank Umum Nasional on August 21, 1998. As a
result, the balance of cash as of December 31, 2011 and 2010 amounting to Rp 10,345,623,643 and
Rp 17,129,600,731, respectively, is shown as restricted cash in banks under non-current assets in the
2011 and 2010 consolidated statements of financial position.

Deduction in 2011 represents the deduction of restricted cash in banks which financial statements
were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at
bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The Company and its Subsidiaries’ management determined that the restricted cash in banks do not
need impaired, because the outstanding balance of restricted cash in banks will be settled upon the
Company and its Subsidiaries’ loans repayment or upon completion of the restructuring program with
creditors and PPA. The net carrying value of the restricted cash in banks is considered a reasonable
approximation of fair value.

51
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT


2011 2010
Rp Rp

Carrying cost :
Direct acquisition 9,800,327,704,159 10,706,451,678,368
Assets under finance lease − 30,142,094,300

Total carrying cost 9,800,327,704,159 10,736,593,772,668

Accumulated depreciation :
Direct acquisition 8,573,556,432,737 8,946,963,740,712
Assets under finance lease − 30,142,094,300

Total accumulated depreciation 8,573,556,432,737 8,977,105,835,012

Book value 1,226,771,271,422 1,759,487,937,656

Contruction in progress 28,346,412,332 16,096,195,720

Total 1,255,117,683,754 1,775,584,133,376

The details of property, plant and equipment are as follows :

Direct acquisition :

2 0 1 1 Changes during the current period


Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
(As Restated)
Rp Rp Rp Rp Rp

Carrying cost :
Land 111,712,279,573 – 74,863,284,378 – 36,848,995,195
Building and improvement 218,670,462,740 1,902,915,564 94,149,737,607 – 126,423,640,697
Machinery and equipment 10,316,220,766,066 50,112,277,471 774,373,118,009 16,096,195,720 9,608,056,121,248
Transportation equipment 25,122,643,741 408,913,636 8,158,435,806 – 17,373,121,571
Office equipment 29,946,833,126 600,000 18,321,607,678 – 11,625,825,448
Store equipment 4,778,693,122 – 4,778,693,122 – –

10,706,451,678,368 52,424,706,671 974,644,876,600 16,096,195,720 9,800,327,704,159

Accumulated depreciation :
Building and improvement 165,970,749,814 8,820,489,737 74,732,397,611 – 100,058,841,940
Machinery and equipment 8,724,196,785,856 496,770,912,045 773,946,248,606 – 8,447,021,449,295
Transportation equipment 22,094,603,589 809,704,214 8,040,699,681 – 14,863,608,122
Office equipment 29,922,908,331 8,863,217 18,319,238,168 – 11,612,533,380
Store equipment 4,778,693,122 – 4,778,693,122 – –

8,946,963,740,712 506,409,969,213 879,817,277,188 – 8,573,556,432,737

Book value 1,759,487,937,656 1,226,771,271,422

52
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)

Changes during the period (As Restated)


2010 Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Rp Rp Rp Rp Rp

Carrying cost :
Land 111,712,279,573 – – – 111,712,279,573
Building and improvement 218,670,462,740 – – – 218,670,462,740
Machinery and equipment 10,302,849,214,879 13,371,551,187 – – 10,316,220,766,066
Transportation equipment 23,602,511,287 2,671,632,454 1,151,500,000 – 25,122,643,741
Office equipment 29,928,933,126 17,900,000 – – 29,946,833,126
Store equipment 4,778,693,122 – – – 4,778,693,122
10,691,542,094,727 16,061,083,641 1,151,500,000 – 10,706,451,678,368
Accumulated depreciation :
Building and improvement 155,760,850,234 10,209,899,580 – – 165,970,749,814
Machinery and equipment 8,228,272,341,404 495,924,444,452 – – 8,724,196,785,856
Transportation equipment 22,769,194,569 476,909,020 1,151,500,000 – 22,094,603,589
Office equipment 29,903,718,627 19,189,704 – – 29,922,908,331
Store equipment 4,778,693,122 – – – 4,778,693,122
8,441,484,797,956 506,630,442,756 1,151,500,000 – 8,946,963,740,712

Book value 2,250,057,296,771 1,759,487,937,656

Assets under finance lease :

Changes during the current period


2011 Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Rp Rp Rp Rp Rp

Carrying cost :
Machinery and equipment 30,142,094,300 – 30,142,094,300 – –

30,142,094,300 – 30,142,094,300 – –

Accumulated depreciation :
Machinery and equipment 30,142,094,300 – 30,142,094,300 – –

30,142,094,300 – 30,142,094,300 – –

Book value – –

Changes during the current period


2010 Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Rp Rp Rp Rp Rp

Carrying cost :
Machinery and equipment 30,142,094,300 – – – 30,142,094,300

30,142,094,300 – – – 30,142,094,300

Accumulated depreciation :
Machinery and equipment 30,142,094,300 – – – 30,142,094,300

30,142,094,300 – – – 30,142,094,300

Book value – –

53
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)

Construction in progress :

2 0 1 1 Changes during the current period


Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Rp Rp Rp Rp Rp

Carrying cost :
Machinery and equipment 16,096,195,720 28,346,412,332 – 16,096,195,720 28,346,412,332

2 0 1 0 Changes during the current period


Beginning Addition Deduction Reclassification Ending
Rp Rp Rp Rp Rp

Carrying cost :
Machinery and equipment – 16,096,195,720 – – 16,096,195,720

Deduction on the property, plant and equipment represents sale of transportation equipment as
follows:

2011 2010
Rp Rp

Book value – –
Selling price – 763,636,367

Gain on sale of property, plant and equipment – 763,636,367

2011 2010
Rp Rp
Depreciation expenses are allocated to :

Direct acquisition :
Continued operations :
Manufacturing expense (Note 40) 502,656,246,277 501,535,394,142
General and administrative expenses (Note 42) 798,585,385 496,098,719
Other income (charges) − 4,598,949,895

503,454,831,662 506,630,442,756

Discountinued operations (Note 46) :


Manufacturing expense 111,647,141 −
General and administrative expenses 19,982,046 −
Other income (charges) 2,823,508,364 −

2,955,137,551 −

Total 506,409,969,213 506,630,442,756

54
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)

In 2011 and 2010, the Company own several pieces of land located in Karawang, Kendal and
Pemalang amounted to 751,357.40 and 1,265,486.40 square meters, respectively with certificate
Building Use Right (Hak Guna Bangunan or HGB) for a period of 20 – 30 years which will be expired
between 2006 and 2029. For the ownership certificate of the land were located in Semarang of 78,111
square meters have been extended up to November 29, 2027. Management believes that there will be
no difficulty in the extension of the certificate of landrights since all the landrights were acquired
legally and supported by sufficient evidence of ownership. In 2002 and 2001, the addition of land of
Rp 220,685,580 and Rp 1,753,645,426 consist of land located in Semarang of 24,120 square meters
and in Karawang 1,962.60 square meters. The ownership certificate processing of the land is still in
progress.

Deduction in 2011 represents the deduction of property, plant and equipments which financial
statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is
stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

Machinery and equipment construction in progress as of December 31, 2011 of Rp 28,346,412,332 are
connected with the increasing of the Company’s filament yarn and fiber capacity. Up to December 31,
2011, the percentage of completion for this project is approximately 74% and will be completed in
2012. Management believes that there is no impediment to the completion of the contruction in
progress.

Machinery and equipment construction in progress as of December 31, 2010 of Rp 16,096,195,720 are
connected with the Company’s development in the new product yarn (SILKRA’s branded) and the
Company’s Batch Poly capacity. These have been completed in August 2011 and December 2011,
respectively.

As of December 31, 2011 and 2010, all of the Company and its Subsidiaries’ property, plant and
equipment, except land were insured with PT Asuransi Rama Satria Wibawa from loss and other risks
including earthquake valuing in total US$ 561,520,000 and US$ 571,850,000 plus Rp 2,813,350,000,
respectively. The Company and its Subsidiaries’ management, the sum insured as stated above is
adequate to cover possible losses arising from such risks.

As of December 31, 2011, the fair value of land (762,538 sqm) based on NJOP (Tax Object Market
Value) is Rp 228,498,206,000 and the fair value of building (210,582 sqm) based on NJOP is
Rp 145,565,456,000. And as of December 31, 2010, the fair value of land (1,119,661 sqm) based on
NJOP (Tax Object Market Value) is Rp 315,500,995,000 and the fair value of building (375,458 sqm)
based on NJOP is Rp 235,422,046,000.

Based on the appraisal’s report of KJPP Wilson and Rekan dated January 30, 2012, total market value
of the Company’s land, building and improvement were Rp 444,212,000,000. And based on the
appraisal’s report of Nirboyo A., Dewi A. & Rekan dated January 19, 2012, total market value of
machinery and transportation equipment in Karawang is US$ 274,860,902 (equivalent to
Rp 2,492,438,659,336).

55
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)

Based on the appraisal’s report of Nirboyo A., Dewi A. & Rekan dated January 20, 2010, total market
value of the Company’s property, plant and equipment (except for office equipments) are
US$ 591,782,199.

In 2011, All of the Company’s land, machinery and equipment are used as collateral for secured bond
holders and working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland and PT Bina Prima
Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) (Notes 18 and 26). And in 2010, All of the
Company and Subsidiaries’ land, machinery and equipment are used as collateral for the secured bond
holders, working capital loans and notes payable from Damiano Investments BV., Netherland and
PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) (Notes 18, 20 and 26).

17. BANK LOANS


2011 2010
Rp Rp

Related Party :
Damiano Investment BV., Netherland
(US$ 70,339,624 in 2011 and
US$ 48,046,644 in 2010) 637,839,711,337 431,987,380,441

According to the amendment loan agreement dated March 3, 2006 and August 31, 2006 between the
Company (Borrower), and Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson
(Monitoring Agent), the lender agreed to provide the Letter of Credit facility in the aggregate principal
amount of US$ 50,000,000. Accordingly, the Company can also use the lender name as guarantor for
opening Letter of Credit in Barclays Bank Plc, Hongkong (Barclays). In addition, the Company should
pay a financing fee of 2.25% per month on the aggregate amounts of the facility in Barclays to
Damiano Investments BV., Netherland.

Further, based on the amendment loan agreement dated January 1, 2009 between the Company
(Borrower), and Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson
(Monitoring Agent), from April 3, 2009 onwards, any and all references to “Barclays Letter of Credit
Facility” shall be moved to “Deutsche Bank AG : Letter of Credit Facility”. The fee charges by
Damiano Investments BV., Netherland on this facility was 1.50% per month.

The Letter of Credit facility always changed based on the Company’s requirements for purchasing of
raw materials. Based on the last amendment loan agreement dated April 8, 2011 between the Company
(Borrower) and Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson (Monitoring
Agent), the lender agreed to increase the Letter of Credit facility in the aggregate principal amount
from US$ 50,000,000 to US$ 80,000,000.

56
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

17. BANK LOANS (Continued)

The availability of facility as of December 31, 2011 and 2010 were US$ 76,934,921 and
US$ 50,717,707, respectively. And the letter of credit is used by the Company to purchase of raw
materials totaling US$ 70,339,624 (equivalent to Rp 637,839,711,337) in 2011 and US$ 48,046,644
(equivalent to Rp 431,987,380,441) in 2010, respectively.

For the years ended December 31, 2011 and 2010, a fee on Bank Loan has been recognized in the
amount of Rp 91,061,129,517 and Rp 73,156,430,350, respectively, and is presented as part of interest
expense and bank charges accounts in the consolidated statements of comprehensive income (Note
44).

All bank loans from Damiano Investments BV., Netherland are collateralized by the Company’s trade
receivables and inventories (Notes 7 and 9).

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

18. SECURED DEBTS


2011 2010
Rp Rp

Bonds :

A. 13% Guaranteed Secured Notes


US$ 122,526,000 1,111,065,768,000 1,101,631,266,000

B. US$ 50,000,000 Secured Floating Rate Notes 453,400,000,000 449,550,000,000

C. 9.375% Guaranteed Secured Notes


US$ 250,000,000 2,267,000,000,000 2,247,750,000,000

D. 11.375% Guaranted Secured Notes


US$ 260,000,000 2,357,680,000,000 2,337,660,000,000

6,189,145,768,000 6,136,591,266,000

PT Bina Prima Perdana

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


Rupiah 1,302,583,907,331 1,302,583,907,331
US$ 29,055,834 263,478,302,712 261,241,003,494
EUR 849,872 9,976,649,920 10,160,902,370
YEN 3,001,711,400 350,609,346,911 331,044,642,263

1,926,648,206,874 1,905,030,455,458

57
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

18. SECURED DEBTS (Continued)


2011 2010
Rp Rp
Banks

Damiano Investments BV., Netherland


(Ex. PT Bank Finconesia)
EUR 7,471,539 87,708,321,891 89,328,151,552

Damiano Investments BV., Netherland


(Ex. Union Europeene de CIC, Singapore)
EUR 5,941,395 69,745,974,836 71,034,069,241

Damiano Investments BV., Netherland


(Ex. Credit Agricole Indosuez, Singapore)
US$ 12,117,088 109,877,757,060 108,944,741,260

Damiano Investments BV., Netherland


(Ex. Bangkok Bank, Singapore)
US$ 3,303,097 29,952,487,042 29,698,148,543

297,284,540,829 299,005,110,596
Tim Pemberesan (TP)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
US$ 78,628,322 713,001,627,708 706,947,246,882
Rupiah 41,968,807,083 41,968,807,083
EUR 1,426,173 16,741,818,216 17,051,019,567
CHF 45,902 442,327,333 440,670,915

772,154,580,340 766,407,744,447

Total 9,185,233,096,043 9,107,034,576,501

On November 30, 2001, the Company entered into Definitive Memorandum of Agreement (MOA)
with the noteholders regarding the restructuring plan of the Company. However, it has not yet been
executed by the Company, and the MOA automatically terminated. However, on March 14, 2007, the
Company has issued a new SDRP (Secured Debt Restructure Proposal) to its secured creditors for the
restructure of its Secured debts including the bonds. Up to March 2012, the Company has not obtained
the approval from the secured creditors, particularly from PPA (28% of total secured debt) has not
given their decision on restructuring settlement.

In July 2007, the Company submitted a Secured Debt Restructure Plan (SDRP) to its secured creditors
comprising of secured bond holders and PPA. However, PPA has not approved this SDRP till March
2012, though the same is being supported by Damiano Investments BV., Netherland. Damiano
Investments BV., Netherland currently hold approximately 93% of the secured bonds and banks, other
than PPA. In November 2010 and December 2010, PPA announced a “Sale of Texmaco Assets and
Shares” programme which includes the fixed assets held as security by PPA in the Company-
Semarang’s site. However for some reasons in December 2010, the programme was called-off and
cancelled.

58
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

18. SECURED DEBTS (Continued)

A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122,526,000.

The Company issued US$ 125,000,000 Unsecured Senior Notes in June 1994 carrying an interest
rate of 13% per annum. The notes are due for repayment in 2001. In May 1996, the Company
offered to the holders of the said unsecured notes to exchange their notes with 13% Guaranteed
Senior Notes due in 2001 which were listed in Luxembourg Stock Exchanges and issued by PIFC
with the Company as the guarantor.

All holders of the unsecured notes exchanged their notes with the new secured notes except for the
holders of unsecured notes amounting to US$ 2,474,000. In August 1997, the Company paid part
of the 13% Unsecured Senior Notes amounting to US$ 1,250,000.

B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50,000,000.

In February 1996, PIFC, with the Company as a guarantor, issued the US$ 50,000,000 Secured
Floating Rate Notes which were listed in Luxembourg Stock Exchanges with carrying an interest
rate of 3% above LIBOR and were due in 1999.

C. 9.375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250,000,000.

In July 1997, PIFC, with the Company as a guarantor, issued the US$ 250,000,000 Guaranteed
Secured Notes due in 2007 which were listed in Luxembourg Stock Exchange with carrying an
interest rate of 9.375% per annum. The proceeds from issuance of these notes were used to
finance a portion of phase I of the Company’s expansion program.

D. 11.375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260,000,000.

In June 1996, PIFC, with the Company as a guarantor, issued the US$ 260,000,000 Guaranteed
Secured Notes due in 2006 which were listed in Luxembourg Stock Exchange. The notes carry an
interest rate of 11.375% per annum. The proceeds from issuance of these notes were used to pay
off other debts and loans.

Currently all these notes have been delisted from Luxembourg Stock Exchanges and are secured by
liens of the collateral, which consist of real property, moveable assets (other than inventories) and
proceeds of collateral on a pari-passu basis with the other notes payable and obligations of the
Company (Note 16).

Loans to PT Bina Prima Perdana (BPP) represent loans from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
which had been defaulted and transferred to IBRA. Further, pursuant to debt restructuring scheme in
Master Restructuring Agreement (MRA) dated May 23, 2001, in 2002 the Company’s debts to IBRA
have been transferred to BPP. For this transfer, BPP issued Exchangeable Bond (EB) to IBRA. But, on
February 26, 2004, IBRA issued a letter of default notice to PT Bina Prima Perdana. The letter stated
that PT Bina Prima Perdana as the textile holding company had failed to pay the Exchangeable Bond
(EB) coupons due on August 18, 2003.

59
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

18. SECURED DEBTS (Continued)

The Company did not recognize the interest expenses on secured debts since 2004 since the Company
is under restructuring process, and the interest payable will not be counted. As of December 31, 2011
and 2010, the interest payable of Rp 380,648,007,290 was presented as part of accrued expenses in the
consolidated statements of financial position.

The breakdown of secured debts by currency is as follows:

2011 2010
Rp Rp

United States Dollar


(USD 805,630,342 in 2011 and 2010) 7,305,455,942,522 7,243,422,406,179

European Euro
(EUR 15,688,978 in 2011 and 2010) 184,172,764,863 187,574,142,730

Japan Yen
(JPY 3,001,711,400 in 2011 and 2010) 350,609,346,911 331,044,642,263

Swiss Franc
(CHF 45,902 in 2011 and 2010) 442,327,333 440,670,915

Rupiah 1,344,552,714,414 1,344,552,714,414

Total 9,185,233,096,043 9,107,034,576,501

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

19. SHORT–TERM LOANS


2011 2010
Rp Rp

Working capital loan facility :

PT Bina Prima Perdana :


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Hong Kong Branch (US$ 18,587,500) − 167,120,212,500
Pekalongan Branch − 53,122,755,829
Karawang Branch − 88,695,795

PT Bank Dharmala − 8,000,000,000


Carried forward − 228,331,664,124

60
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

19. SHORT–TERM LOANS (Continued)


2011 2010
Rp Rp

Working capital loan facility (Continued)


PT Bina Prima Perdana (Continued)
Brought forward − 228,331,664,124

PT Bank Putera Multikarsa − 1,197,490,480


Catora International BV., Netherlands,
(US$ 400,000 in 2010) − 3,596,400,000
Damiano Investments BV., Netherlands,
(US$ 200,000 in 2010) − 1,798,200,000

Total working capital loans − 234,923,754,604

Letter of Credit facility :


PT Bina Prima Perdana :
PT Bank Duta − 28,175,026,153
PT Bank Putera Multikarsa
(US$ 1,670,669.38) − 15,020,988,397

Total − 43,196,014,550

Others :
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
(US$ 1,906,484) − 17,141,197,649
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(US$ 198,595 and Rp 27,115,346,119) − 28,900,913,875
Jumlah lain-lain − 46,042,111,524

Total letter of credit facility − 89,238,126,074

Total − 324,161,880,678

Loans to PT Bina Prima Perdana (BPP) represent loans to PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,
PT Bank Dharmala and PT Bank Putera Multikarsa which have been default and transferred to IBRA.
Pursuant to the debt restructuring scheme of the Master Restructuring Agreement (MRA) dated May
23, 2001, the Subsidiaries’ debts to IBRA are to transferred to BPP in 2002. For this transfer, BPP
issued Exchangeable Bond (EB) to IBRA.

61
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

19. SHORT–TERM LOANS (Continued)

On November 30, 2001, the Subsidiary entered into Definitive Memorandum of Agreement (MOA)
with the bondholders and IBRA for restructuring plan of Subsidiary. However, it has not yet been
executed by the Subsidiary and the MOA could be automatically terminated.

On February 26, 2004, IBRA issued a letter of default notice to PT Bina Prima Perdana. The letter
stated that PT Bina Prima Perdana as the textile holding company has failed to pay the Exchangeable
Bond (EB) coupons due on August 18, 2003.

On February 27, 2004, IBRA was dissolved by the Government. The outstanding or unfinished affairs
under the handling of IBRA were transferred to a company called PT Perusahaan Pengelola Assets
(Assets Management Company) for further management and restructuring process under the
supervision of the Ministry of Finance.

The significant information relating to the loans are as follows :

a. Working Capital Loan Facility

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) since 2004 due to the Subsidiary is under the
restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the
Subsidiary has interest payables of amounting to Rp 50,280,187,912 plus US$ 9,031,692.27, and
was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.

PT Bank Dharmala

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from
PT Bank Dharmala since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process, and the
interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest
payables of Rp 7,856,714,054, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated
statements of financial position.

PT Bank Putera Multikarsa

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from
PT Bank Putera Multikarsa since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process,
and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary has
interest payable of Rp 98,149,297, and was presented as part of accrued expenses in the
consolidated statements of financial position.

62
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

19. SHORT–TERM LOANS (Continued)

a. Working Capital Loan Facility (Continued)

Catora International BV., Netherlands

On January 27, 2006, the Subsidiary obtained a short term working capital loan facility amounting
US$ 500,000 from Catora International B.V., Netherlands (“CIBV.”) for the purchase of raw
materials (import and local) and to meet some of critical operational expenses such as wages,
electricity etc. This facility bears interest rate 18% p.a. with the final repayment due on August 31,
2006, and is secured by inventories under fiduciary in favour of CIBV. at a minimal amount of
US$ 750,000. The facility had been amended on August 2006 to provide the Subsidiary with total
credit facility up to US$ 750,000 and the final repayment due on May 31, 2007. During 2007, the
Company has paid US$ 200,000 on August 14, 2007 and US$ 100,000 on September 13, 2007.
During 2008, the Subsidiary has paid US$ 50,000 on April 9, 2008.

Subsequently, the loan was assigned in favour of Mr. Marimutu Sinivasan as per the assignment
agreement dated July 29, 2008.

As of December 31, 2010, the Subsidiary has not paid the remaining working capital loan
amounting to US$ 400,000 which is already due because of financial difficulties and cash flow
problem. This agreement has not yet been renewed.

As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables were US$ 149,946 (equivalent with
Rp 1,348,164,450), and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements
of financial position.

For the period ended August 19, 2011, interest expense of short-term loans from Catora
International BV., Netherland amounted to US$ 51,333 (equivalent to Rp 425,399,333) and was
presented as part of discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46). And
for the year ended December 31, 2010, interest expense of short-term loans from Catora
International BV., Netherland amounted to US$ 81,111 (equivalent to Rp 736,238,222) and was
presented as part of interest expenses and bank charges in the consolidated statements of
comprehensive income (Note 44).

Damiano Investment BV., Netherlands

Based on the loan agreement dated January 8, 2008 among the Subsidiary (Borrower), Damiano
Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), the lender
agreed to provide working capital loan facility in the aggregate principal amount of
US$ 1,000,000. The interest chargeable in this loan is 25% per annum, repayable in six (6) months
after the date of execution or due on August 2008. On August 14, 2008 and September 1, 2008,
the Subsidiary has paid US$ 700,000 and US$ 100,000 respectively. As of December 31, 2011
and 2010, the Subsidiary has not paid the remaining balance of US$ 200,000 respectively due to
financial difficulties or cash flow problem.

63
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

19. SHORT–TERM LOANS (Continued)

a. Working Capital Loan Facility (Continued)

Damiano Investment BV., Netherlands (Continued)

As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables were US$ 174,194 (equivalent with
Rp 1,566,177,417), and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements
of financial position.

For the period ended August 19, 2011, interest expense on short-term loans from Damiano
Investment BV., Netherland amounted to US$ 35,645 (equivalent to Rp 287,763,423) and was
presented as part of discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46). And
for the year ended December 31, 2010, interest expense on short-term loans from Damiano
Investment BV., Netherland amounted to US$ 56,327 (equivalent to Rp 553,146,917) and was
presented as part of interest expenses and bank charges in the consolidated statements of income
(Note 44).

b. Letter of Credit Facility

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

In August 2000, the Subsidiary obtained Letter of Credit facilities from PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (BNI) with a maximum credit of US$ 100,000,000 for importing raw materials,
supplies and consumable goods for textile and chemical industries. The Letter of Credit Facility
provided by BNI guaranteed by IBRA, was stopped by BNI in March 2003.

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) since 2004 due to the Subsidiary is under the
restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the
Subsidiary had interest payables of Rp 17,414,256,284 plus US$ 56,730.30, respectively, and was
presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.

PT Bank Duta and PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from
PT Bank Duta and PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia since 2004 due to the Subsidiary is under
the restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010,
the Subsidiary had interest payables of Rp 22,512,136,671 plus US$ 89,072.89, and was presented
as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.

The Letter of Credit facilities from PT Bank Duta and PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia are
categorized as BPPN/PPA secured debt.

64
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

19. SHORT–TERM LOANS (Continued)

b. Letter of Credit Facility (Continued)

PT Bank Putera Multikarsa

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from
PT Bank Putera Multikarsa since 2004 due to the Subsidiary is under restructuring process, and
the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary had interest
payables of US$ 73,997.97, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated
statements of financial position.

The letter of credit facilities from PT Bank Putra Multikarsa is categorized as BPPN/PPA
unsecured debt.

Deduction in 2011 represents the deduction of short-term loans which financial statements were no
longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and
insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

The above short-term loans are collateralized by the Subsidiary’s trade receivables, inventories,
property, plant and equipment, personal guarantees of the directors of the Subsidiary, and a pledge of
5,000,000 shares of the Subsidiary (Notes 7, 9 and 16).

20. NOTES PAYABLE


2011 2010
Rp Rp

PT Bina Prima Perdana :


US Dollar (US$ 5,000,000) – 44,955,000,000
Rupiah – 37,026,286,647

– 81,981,286,647

Others :
US Dollar (US$ 11,141,085) – 100,169,497,841

Total – 182,150,784,488
Less : currently maturing of notes payable – (182,150,784,488 )

Long-term notes payable – –

65
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

20. NOTES PAYABLE (Continued)


2011 2010
Rp Rp
Discounted interest rate :
Rupiah – 18.75%
US Dollar – 10.50%

Due to the suspension of the bank operations as noteholders in 1999, the loans have been transferred
to IBRA for administration. Pursuant to the debt restructuring scheme of the Master Restructuring
Agreement (MRA) dated May 23, 2001, the Subsidiary’s debts to IBRA are to be transferred to a new
holding company (NewCo), BPP in 2002. For this transfer, PT Bina Prima Perdana issued
Exchangeable Bond (EB) to IBRA.

The above notes payable are unsecured. The arranger of the notes payable is PT Asia Kapitalindo
Securities.

On February 26, 2004, IBRA issued a letter of default notice to PT Bina Prima Perdana. The letter
stated that PT Bina Prima Perdana as the textile holding company has failed to pay the Exchangeable
Bond (EB) coupons due on August 18, 2003.

On February 27, 2004, IBRA was dissolved by the Government. The outstanding or unfinished affairs
under the handling of IBRA were transferred to a company called PT Perusahaan Pengelola Assets
(Assets Management Company) for further management and restructuring process under the
supervision of the Ministry of Finance.

The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the notes payable since 2004 due
to the Subsidiary is under restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of
December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables of US$ 732,349 plus Rp 3,082,246,608, and
was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.

Deduction in 2011 represents the deduction of notes payable which financial statements were no
longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and
insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The above notes payable are collateralized by the Subsidiary’s property, plant and equipment (Note
16).

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

66
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

21. TRADE PAYABLES


This account consist of :
Third parties :
2011 2010
Rp Rp

Local suppliers 146,206,580,414 110,708,669,156


Foreign suppliers 69,601,691,965 112,371,625,780

Total 215,808,272,379 223,080,294,936

A summary of the aging of trade payables to third parties based on the date of invoice is as follows :

2011 2010
Rp Rp

Up to 1 month 173,755,827,533 140,797,703,928


> 1 month – 3 months 25,492,631,181 22,153,838,109
> 3 months – 6 months 3,230,837,254 4,763,942,026
> 6 months – 1 year 4,464,633,683 3,833,188,907
> 1 year 8,864,342,728 51,531,621,966

Total 215,808,272,379 223,080,294,936

The details of trade payables to third parties based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Rupiah 35,088,919,356 117,868,634,044

United States Dollar


(US$ 19,653,155 in 2011 and
US$ 11,091,004 in 2010) 178,214,810,634 99,719,215,335

European Euro (EUR 136,455 in 2011 and


EUR 419,905 in 2010) 1,601,842,214 5,020,384,712

Singapore Dolar (SGD 32,654 in 2011 and


SGD 20,022 in 2010) 227,728,473 139,772,963

Japan Yen (Yen 3,779,861 in 2011 and


Yen 1,431,156 in 2010) 442,243,747 157,427,188

Carried forward 215,575,544,424 222,905,434,242

67
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

21. TRADE PAYABLES (Continued)


2011 2010
Rp Rp

Brought forward 215,575,544,424 222,905,434,242

Great British Poundsterling (GBP 16,660 in 2011


and GBP 11,788 in 2010) 232,727,955 163,781,365

Swiss Franc (CHF 1,154 in 2010) − 11,079,329

Total 215,808,272,379 223,080,294,936

Trade payables to third parties local and foreign suppliers represent payables for purchase of raw
materials and indirect materials. These are non-interest bearing with clear terms of repayments.

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

There are no collateral on the trade payables.

22. LIABILITIES FOR PURCHASE OF PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT

This account represents liabilities for purchase of machinery in relation to the Subsidiary’s project
expansion :
2011 2010
Rp Rp
Third party :
Juki Singapore Pte. Ltd., Singapore
(US$ 30,476) − 274,011,964

Deduction in 2011 represents the deduction of liabilities for purchase of property, plant and equipment
which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco
Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control
(Note 46).

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

68
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION

a. Prepaid Taxes
2011 2010
Rp Rp

Overpayment of corporate income tax


2008 − 939,157,520
2009 − 19,081,272,984
2010 35,940,392,206 36,127,382,770
2011 36,167,173,650 −
Value added Tax 47,303,934,689 70,362,406,844

Total 119,411,500,545 126,510,220,118

b. Taxes Payable
2011 2010
Rp Rp

Income tax article 21 944,064,792 2,184,914,372


Income tax article 23 585,759,082 1,096,242,154
Income tax article 26 2,311,914,393 2,331,116,769
Income tax article 4(2) − 14,072,093
Value added tax 13,725,782,678 15,110,236,740
Tax Penalty − 1,948,244,068

Total 17,567,520,945 22,684,826,196

c. Corporate Income Tax

A reconciliation between profit (loss) before income tax as shown in the statements of
comprehensive income and estimated taxable profit (loss) which was calculated by the Company
for the years ended December 31, 2011 and 2010 are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Profit (loss) before income tax as per consolidated


Statements of comprehensive income (113,868,012,074) 278,835,698,542
Profit before income tax of the Subsidiaries − (5,898,258,382)
Elimination with discountinued operations (1,110,367,644,627) −

Profit (loss) before income tax of the Company (1,224,235,656,701) 272,937,440,160

69
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

c. Corporate Income Tax (Continued)


2011 2010
Rp Rp

Fiscal adjustments consisted of :


Permanent difference :
Non deductible expenses/(non taxable income) :
Allowance for impairment (274,213,845) 303,000,000
Entertainment and representation 933,029,594 995,746,157
Donation 173,275,000 1,330,326,800
Tax expense 21,806,504,613 19,984,675,315
Payables’ written-off (3,095,834,930) (2,857,939,005)
Interest income (185,188,989) (232,252,259)

19,357,571,443 19,523,557,008
Timing differences :
Depreciation expense of property, plant and
equipment 218,295,231,725 228,903,442,854
Amortization of deferred charges (310,582,360) (326,928,800)
Employees’ Benefit Liabilities 19,159,732,318 12,733,171,392

237,144,381,683 241,309,685,446

Estimated taxable profit (loss) for the year before


fiscal loss carry forward (967,733,703,575) 533,770,682,614
Fiscal loss carry forward (1,572,588,299,302) (2,115,037,888,998)

Total estimated accumulated taxable loss (2,540,322,002,877) (1,581,267,206,384)

Estimated corporate income tax – –

Prepaid taxes :
Income tax article 22 (36,167,173,650) (35,940,392,206)

Estimated overpayment of corporate income tax


of the Company (36,167,173,650) (35,940,392,206)

Estimated overpayment of corporate income tax


of the Subsidiaries – (186,990,564)

Taxable profit for the year ended December 31, 2010 as reported in the 2010 corporate income tax
return amounted to Rp 548,419,183,287. For this discrepancy, the Company did not make any
correction to the corporate income tax return.

70
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

d. Deferred Tax

The calculation of deferred tax assets and deferred tax liabilities with the maximum tax tariff of
25% in 2011 and 2010 are as follows :

2 0 1 1
Credited (charged)
to the consolidated
statements of
As of comprehensive As of
December 31, 2010 income Deconsolidation December 31, 2011
Rp Rp Rp Rp

Deferred tax assets (liabilities) :

The Company :
Accumulated taxable loss 395,316,801,596 239,763,699,123 − 635,080,500,719
Valuation allowance (395,316,801,596) (239,763,699,123) − (635,080,500,719)
Depreciation expense of
property, plant and equipment (106,405,425,764) 54,573,807,932 − (51,831,617,832)
Amortization of deferred charges 1,931,332,943 (77,645,590) − 1,853,687,353
Employees’ benefit liabilities 14,619,550,797 4,789,933,079 − 19,409,483,876

Total – the Company (89,854,542,024) 59,286,095,421 − (30,568,446,603)

The Subsidiaries :
TJ 31,129,463,036 (2,983,656,808) (28,145,806,228) −
TGB 163,770,812 − (163,770,812) −
Foreign Subsidiaries − 52,363,436 − 52,363,436

Total – the Subsidiaries 31,293,233,848 (2,931,293,372) (28,309,577,040) 52,363,436

Total deferred tax liabilities – net (58,561,308,176) 56,354.802,049 (28,309,577,040) (30,516,083,167)

2 0 1 0
Credited (charged)
to the consolidated
statements of
As of comprehensive As of
December 31, 2009 Income December 31, 2010
Rp Rp Rp

Deferred tax assets (liabilities) :

The Company :
Accumulated taxable loss 615,881,612,845 (220,564,811,249) 395,316,801,596
Valuation allowance (615,881,612,845) 220,564,811,249 (395,316,801,596)
Depreciation expense of
property, plant and equipment (163,631,286,477) 57,225,860,713 (106,405,425,764)
Amortization of deferred charges 2,013,065,143 (81,732,200) 1,931,332,943
Employees’ benefit liabilities 11,436,257,949 3,183,292,848 14,619,550,797

Total – the Company (150,181,963,385) 60,327,421,361 (89,854,542,024)

71
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

d. Deferred Tax (Continued)


2 0 1 0
Credited (charged)
to the consolidated
statements of
As of comprehensive income As of
December 31, 2009 for the year December 31, 2010
Rp Rp Rp

The Subsidiaries :
TJ 35,315,733,016 (4,186,269,980) 31,129,463,036
TGB 163,770,812 − 163,770,812

Total – the Subsidiaries 35,479,503,828 (4,186,269,980) 31,293,233,848

Total deferred tax liabilities – net (114,702,459,557) 56,141,151,381 (58,561,308,176)

Deduction in 2011 represents deduction of deferred tax assets which financial statements were no
longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy
and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The recognition of the Company and its Subsidiaries’ deferred tax assets is based on
management’s estimates of the results of future operations including an estimate of output levels
and commodity prices for the Company and its Subsidiaries’ products, the timing and extent of the
reversal certain of the Company and its Subsidiaries’ deferred tax liabilities, and certain tax
planning strategies. Based on these estimates, management believes that the Company will not
realize its deferred tax asset arising from accumulated taxable loss. Accordingly, the management
had made a valuation allowance of Rp 635,080,500,719 and Rp 395,316,801,596 at December 31,
2011 and 2010, respectively.

• A reconciliation between the total tax expense (income) and the amounts computed by
applying the effective tax rate to loss before income tax is as follows :

2011 2010
Rp Rp

Profit (loss) before income tax as per consolidated


statements of comprehensive income (113,868,012,074) 278,835,698,542
Profit before income tax of the Subsidiaries − (5,898,258,382)
Elimination with discountinued operations (1,110,367,644,627) −

Profit (loss) before income tax of the Company (1,224,235,656,701) 272,937,440,160

72
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

d. Deferred Tax (Continued)

2011 2010
Rp Rp

Tax loss (benefit) at tax rate 25% (306,058,914,175) 68,234,360,040

Taxable profit (loss) at tax rate 25% 241,933,425,893 (133,442,670,653)

Tax effect of non-deductible expense


(non-taxable income) 4,839,392,861 4,880,889,252

Tax income of the Company (59,286,095,421) (60,327,421,361)


Tax expense of the Subsidiaries − 4,186,269,980

Total tax income – from continuing operations (59,286,095,421) (56,141,151,381)


Total tax expense – from discountinued operation
(Note 46) 2,983,656,808 −
Total tax income – from Foreign Subsidiaries (52,363,436) –

Total tax income (56,354,802,049) (56,141,151,381)

e. Tax Income (Expense)


2011 2010
Rp Rp

Continuing operations :
Current income tax :
The Company – –
Subsidiaries – –

– –
Deferred tax income (expense) :
The Company 69,804,825,950 60,327,421,361
Subsidiaries – (4,186,269,980)

69,804,825,950 56,141,151,381

Total tax income – from continuing operations 59,286,095,421 56,141,151,381


Total tax expense – from discountinued operations
(Note 46) (2,983,656,808) –
Total tax income – from Foreign Subsidiaries 52,363,436 –

Total tax income 56,354,802,049 56,141,151,381

73
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

f. Tax Assessment Letter

a. Company

• On November 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period November 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00058/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 10,359,423,414. The
overpayment of Value Added Tax has been compensated in December 2011 with the
November 2010 Value Added Tax liability amounted to Rp 48,621,160. And the
remaining of its overpayment amounted to Rp 10,310,802,254 had been received on
December 19, 2011.

• On November 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period October 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00026/207/10/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 48,621,160. The
tax liability had been compensated in December 2011 with the overpayment of November
2010 value added tax.

• On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period September 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00051/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 8,767,928,486. The
overpayment of Value Added Tax has been compensated in September 2011 with the
other tax liabilities for fiscal year 2009 with totalling amount of Rp 8,712,581. And the
remaining of its overpayment amounted to Rp 8,759,215,905 had been received on
September 20, 2011.

• On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period August 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00021/207/10/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 26,108,522. The
tax liability had been paid on September 9, 2011.

• On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period July 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00020/507/10/092/11, the Company had no additional tax liability.

• On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period June 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00019/507/10/092/11, the Company had no additional tax liability.

74
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

f. Tax Assessment Letter (Continued)

a. Company (Continued)

• On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period May 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00018/507/10/092/11, the Company had no additional tax liability.

• On May 18, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period April 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00035/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 13,552,130,826. The
overpayment of Value Added Tax has been compensated in May 2011 with the other tax
liabilities for fiscal year 2010 with totalling amount of Rp 99,079,275. And the remaining
of its overpayment amounted to Rp 13,453,051,551 had been received on June 9, 2011.

• On May 18, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period March 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00010/207/10/092/11, the Company had an additional tax liability of Rp 1,621,560.
The tax liabilities had been paid on December 9, 2011.

• On April 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 21 assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00018/501/09/511/11, the Company had no additional tax liability.

• On April 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 23 assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00008/503/09/511/11, the Company had no additional tax liability.

• On April 26, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 4 (2) assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00018/540/09/511/11, the Company had no additional tax liability.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Corporate Income Tax assessment letter
for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00006/406/09/092/10, the Company had an overpayment of Rp 18,732,214,019. The
overpayment of Corporate Income Tax has been compensated in May 2011 with the other
tax liabilities for fiscal year 2009 with totalling amount of Rp 4,445,402,669. And the
remaining of its overpayment amounted to Rp 14,286,811,350 had been received on May
31, 2011.

75
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

f. Tax Assessment Letter (Continued)

a. Company (Continued)

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 21 assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00019/201/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 175,063,304.
The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009
corporate income tax.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 23 assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00011/203/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 247,399,209.
The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009
corporate income tax.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 26 assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00005/204/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 1,470,055,683.
The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009
corporate income tax.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 4 (2) assessment
letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00008/240/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 989,042,079.
The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009
corporate income tax.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00008/277/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 29,348,684. The
tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate
income tax.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period December 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00112/207/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 6,453,266. The
tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate
income tax.

76
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

f. Tax Assessment Letter (Continued)

a. Company (Continued)

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period February 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00111/207/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 12,784,716. The
tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate
income tax.

• On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period January 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00110/207/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 1,332,826. The
tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate
income tax.

• On February 16, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period February 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00021/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 13,416,773,900. The
overpayment of Value Added Tax has been compensated in February 2011 with the other
tax liabilities for fiscal year 2010 with totalling amount of Rp 291,202,973. And the
remaining of its overpayment amounted to Rp 13,125,570,927 had been received on
February 25, 2011.

• On February 16, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for
fiscal period January 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00003/207/10/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 66,860,404. The
tax liability had been compensated in February 2011 with the overpayment of February
2010 Value Added Tax.

• On September 30, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 26 assessment
letter for fiscal year 2006. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00015/204/06/092/10, the Company had an overpayment of income tax article 26 of
Rp 8,844,864,229. In the other that, the company also received the interest of
Rp 4,245,534,829. Its totaling of Rp 13,090,399,058 had been received on November
24, 2010. The Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak) have filed a Review
Petition (PK) against the verdict of refund. If Review Petition is accepted and approved,
the Company has to refund the above amount along with accrued interest. But until the
date of report finished, the result has not been determined yet.

77
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

23. TAXATION (Continued)

f. Tax Assessment Letter (Continued)

a. Company (Continued)

• On April 21, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 26 assessment
letter for fiscal year 2008. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00014/204/08/092/10, the Company had additional tax liability of Rp 20,552,395,501.
The tax liability had been compensated in May 2010 with the overpayment of 2008
corporate income tax. Further on July 7, 2010, the Company submits the objection letter to
the Indonesian Tax Authorities. Until the date of report finished, the result has not
determined yet.

• On April 21, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 23 assessment
letter for fiscal year 2008. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00023/203/08/092/10, the Company had additional tax liability of Rp 2,019,141,457.
The tax liability had been compensated in May 2010 with the overpayment of 2008
corporate income tax. Further on July 7, 2010, the Company submits the objection letter to
the Indonesian Tax Authorities. Until the date of report finished, the result has not
determined yet.

• On April 21, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 21 assessment
letter for fiscal year 2008. Based on the Indonesian Tax Authorities letter
No. 00019/201/08/092/10, the Company had additional tax liability of Rp 901,815,396.
The tax liability had been compensated in May 2010 with the overpayment of 2008
corporate income tax. Further on July 7, 2010, the Company submits the objection letter to
the Indonesian Tax Authorities. Until the date of report finished, the result has not
determined yet.

g. Administration

• It is noted that value added taxes for fiscal period December 2010 up to August 2011 is under
examination by the Tax Authorities, and until the date of report finished, the result has not
been determined yet.

• Under the taxation laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self
assessment. The tax authorities may access or amend taxes within 5 years of the taxes
becoming payable.

• On September 23, 2008, the Government of the Republic of Indonesia approved the new
revised Income Tax law effective January 1, 2009. The revision includes among others,
changes the effective tax rate from 30% in 2008 to 28% in 2009, and to 25% in 2010.

In addition to the impact on the current income tax for 2009, the revision will also impact the
deferred income tax previously set up to reflect the reduction in effective tax rate.

78
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

24. ACCRUED EXPENSES


2011 2010
Rp Rp

Interest 381,616,791,445 654,113,644,431


Electricity 18,663,345,797 21,916,392,167
Transportation 6,783,594,689 8,305,844,335
Salary 3,173,520,697 8,652,370,380
Rent 1,212,470,894 1,097,865,207
Others 2,108,195,618 1,600,655,562

Total 413,557,919,140 695,686,772,082

The accrued interest of certain secured debts, short-term loans and notes payable represent interest
expenses accrued from the year 2001, 2002 and 2003, while all the unpaid and accrued interest up to
2000 according to the MOA had been waived. The interest expense after the year 2003 has not been
recorded by the Company and its Subsidiaries due to the restructuring process that has not yet been
completed.

In February 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) had filed a petition in The Hight Court of
Central Java (Pengadilan Tinggi Jawa Tengah) to the Subsidiary for the recovery of their outstanding
amounting to Rp 2,821,800,525 on electricity bill for December 2003 up to September 2004. Until
August 19, 2011, the outstanding payable has not yet paid by the Subsidiary.

Deduction in 2011 represents the deduction of accrued expenses which financial statements were no
longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and
insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The details of accrued expenses based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp
Rupiah 411,036,714,332 517,758,001,414
United States Dollar
(US$ 278,033 in 2011 and
US$ 19,789,653 in 2010) 2,521,204,808 177,928,770,668
Total 413,557,919,140 695,686,772,082

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered reasonable approximation of fair value.

79
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

25. UNSECURED DEBTS AND NOTES PAYABLE


2011 2010
Rp Rp

The Hongkong and Shanghai Banking


Corporation Limited
(US$ 21,945,011 in 2011 and
US$ 21,077,129 in 2010) 198,997,359,748 189,504,468,044

The Company has taking steps to implement the Composition Plan (Rencana Perdamaian) as approved
by the unsecured creditors of the Company and ratified by the Commercial Court. On September 29,
2006, the unsecured creditors comprising of Banks, PT Bina Prima Perdana, Leasing, and Notes stand
at US$ 18,670,630 was restructured into Fixed Rates Notes under custodian of The Hongkong and
Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong.

As of December 31, 2011 and 2010, the total restructured unsecured debt were US$ 21,945,011
(equivalent to Rp 198,997,359,748) and US$ 21,077,129 (equivalent to Rp 189,504,468,044),
respectively which are comprising of principal notes at US$ 18,670,630 (equivalent to
Rp 169,305,272,840 for the year ended December 31, 2011 and Rp 167,867,634,330 for the year
ended December 31, 2010) plus unpaid capitalized interest of US$ 3,274,381 (equivalent to
Rp 29,692,086,908) in 2011 and US$ 2,406,499 (equivalent to Rp 21,636,833,714) in 2010. The notes
are repayable over a period of 9 years from the date of restructure as below :

Years Rate of return


2009 5.0%
2010 17.5%
2011 17.5%
2012 17.5%
2013 20.0%
2014 22.5%

The interest rate for the restructured debt is as below :

Years Interest Rate

2006 2% p.a.
2007 2% p.a.
2008 2% p.a.
2009 and onwards 4% p.a.

80
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

25. UNSECURED DEBTS AND NOTES PAYABLE (Continued)

Based on the Minutes of Noteholders’ Meeting between the Company (Borrower) and The Hongkong
and Shanghai Banking Corporation Limited (Noteholder) dated January 30, 2009, the Noteholder shall
defer the redemption dated of the unsecured debt and notes payable for 3 (three) years by revoking and
replacing the table of redemption dates below :

Years Rate of return

2012 5.0%
2013 17.5%
2014 17.5%
2015 17.5%
2016 20.0%
2017 22.5%

Further, based on the Minutes of Noteholders’ Meeting between the Company (Borrower) and The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Noteholder) dated December 23, 2011, the
Noteholder shall defer the redemption dated of the unsecured debt and notes payable for 3 (three)
years by revoking and replacing the table of redemption dates below :

Years Rate of return

2015 5.0%
2016 17.5%
2017 17.5%
2018 17.5%
2019 20.0%
2020 22.5%

All unsecured debts and notes payable are denominated in US Dollar.

For the years ended December 31, 2011 and 2010, the interest charges on the unsecured debts were
Rp 7,554,663,403 and Rp 7,403,114,841, respectively, and are presented as part of interest expense
and bank charges in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44).

The fair value and the carrying amount of the long-term financial liabilities are as follows :

Fair value Carrying amount


Rp Rp
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited
As of December 31, 2011 181,540,893,506 198,997,359,748
As of December 31, 2010 169,659,438,050 189,504,468,044

The fair value of long-term financial liabilities have been determined by calculating their present value
at the consolidated statements of financial position date, using fixed effective market interest rates
available to the Company. No fair value changes have been included in consolidated statements of
comprehensive income for the period as financial liabilities are carried at amortized cost in the
consolidated statements of financial position.

81
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

26. WORKING CAPITAL LOANS


2011 2010
Rp Rp

Related Party :
Damiano Investments BV., Netherland
(US$ 23,000,000 in 2011 and
US$ 40,610,862 in 2010) 208,564,000,000 365,132,262,309
Less : Current maturity of long-term liabilities (77,078,000,000) (38,958,003,000)
Long-term liability – net of current maturity 131,486,000,000 326,174,259,309

According to the Composition Plan approved by the creditors, Damiano Investments BV., Netherland
has provided US$ 15,000,000 working capital loans for the Company. The interest chargeable on this
loan is 9% per annum till the implementation of the Composition Plan. Upon implementation of the
Composition Plan, the rate of interest and repayment of the principal amount are as per the terms of
the “New Notes / Loan restructure”. The working capital loans have been fully paid by the Company
during 2011.

In addition to the above working capital loan, Damiano Investments BV., Netherland has also
provided US$ 10,687,669.23 as working capital loans to the Company with interest rate of 15% per
annum. The part of these working capital loans with totalling of US$ 6,777,924.23 have been repaid
by the Company in 2011.

Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 3,336,000 as advances. Based on the
termination agreement dated January 1, 2008, Damiano Investments BV., Netherland agreed to
reclassify the advances into a working capital loan agreement.

Based on the termination deed dated January 1, 2008, Damiano Investments BV., Netherland also
agreed to reclassify outstanding amounts of principal and its interest from Catora’s pre-financing
facility amounting to US$ 4,000,000 and US$ 2,399,255, respectively into a working capital loan
agreement.

Based on the third loan agreement dated August 14, 2008 and September 19, 2008, the Company
obtained additional working capital loan from Damiano Investments BV., Netherland amounting to
US$ 700,000 and US$ 155,000, respectively.

82
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

26. WORKING CAPITAL LOANS (Continued)

During the year 2009, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 1,625,000 as a
part of the Third Loan Agreement. The part of these short-term working capital loans with totaling of
US$ 1,257,839 have been repaid by the Company in the 2009 while the remaining balance of
US$ 367,161 was repaid by the Company in 2010.

During the year 2010, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 4,333,000 as part
of the Third Loan Agreement for the Company’s capital expenditure. It has been repaid by the
Company during February 2011 until June 2011.

During the year 2011, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 8,500,000 as part
of the Third Loan Agreement for the Company’s capital expenditure. It will be repaid by the Company
in December 2012.

All working capital loans are denominated in US Dollar.

For the years ended December 31, 2011 and 2010, the interest charge on the working capital loans
from Damiano Investments BV., Netherland were Rp 40,178,444,642 and Rp 39,470,011,450,
respectively, and are presented as part of interest expense and bank charges in the consolidated
statements of comprehensive income (Note 44).

The fair value and the carrying amount of the long-term financial liabilities are as follows :

Fair value Carrying amount


Rp Rp

Damiano Investments BV., Netherland

December 31, 2011 :


Current maturity of long-term liabilities 75,009,509,860 77,078,000,000
Long-term liability – net of current maturity 122,055,330,344 131,486,000,000

December 31, 2010 :


Current maturity of long-term liabilities 38,632,756,444 38,958,003,000
Long-term liability – net of current maturity 309,784,959,246 326,174,259,309

The fair value of long-term financial liabilities have been determined by calculating their present value
at the consolidated statements of financial position date, using fixed effective market interest rates
available to the Company. No fair value changes have been included in consolidated statements of
comprehensive income for the period as financial liabilities are carried at amortized cost in the
consolidated statements of financial position.

In 2011, working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland are collateralized by the
Company’s trade receivables, inventories and property, plant and equipments as collateral (Notes 7, 9
and 16). And in 2010, working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland are
collateralized by the Company’s trade receivables and inventories as collateral (Notes 7 and 9).

83
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

27. OBLIGATION UNDER FINANCE LEASE


Lessors Type of asset 2011 2010
Rp Rp
PT Perjahl Leasing Indonesia Machinery – 11,092,358,618
PT Piranti Mulia Bisnisindo Machinery – 10,476,194,790
PT Hanil Bakrie Finance Corporation Machinery – 8,723,702,065
PT Koexim Mandiri Finance Machinery – 5,415,629,769
PT GE Astra Finance Machinery – 2,962,237,708
Total – 38,670,122,950
Less : Current maturity of long-term liabilities – (38,670,122,950)
Long-term liability – net of current maturity – –

As of December 31, 2010, the interest rate and lease period are as follows :
Lessor Interest rate Period ended

PT Hanil Bakrie Finance Corporation SIBOR + 2 % 2007


PT Koexim Mandiri Finance SIBOR + 2,55% 2004
PT Perjahl Leasing Indonesia SIBOR + 2,8125% 2003
PT Piranti Mulia Binisindo SIBOR + 2% 2005
PT GE Astra Finance SIBOR + 4,75% for 1999 2002
SIBOR + 2,75% from
2000 until 2002

The future minimum lease payments under finance lease as of December 31, 2011 and 2010 are as
follows :
2011 2010
Rp Rp
Total minimum lease payments – 43,978,549,340
Less : amount representing interest – (5,308,426,390)

Obligation under finance lease – 38,670,122,950


Less : Current maturity of long-term liabilities – (38,670,122,950)

Long-term liability – net of current maturity – –

84
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

27. OBLIGATION UNDER FINANCE LEASE (Continued)

In 2007, PT Koexim BDN Finance (formerly PT Koexim Mandiri Finance) had filed a petition to the
Hight Jakarta Court for recovery of leased equipment.

In 2010, PT Hanil Bakrie Finance Corporation with PT Koexim BDN Financing (Formerly
PT Koexim Mandiri Finance) had filed a petition to the District Jakarta Court. And on August 19,
2011, the Commercial Court of Central Jakarta declared that the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is
in state of bankruptcy and insolvency.

Deduction in 2011 represents the deduction of obligation under finance lease which financial
statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is
stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The fair value of these obligation under finance lease is not individually determined as the the carrying
amount is considered a reasonable approximation of fair value.

The details of obligation under capital lease based on currencies are as follows :

2011 2010
Rp Rp

United States Dollar


(US$ 4,300,981 in 2010) – 38,670,122,950

28. CREDIT FINANCING PAYABLES


2011 2010
Rp Rp

Credit financing payables:


PT Andalan Finance Indonesia 414,935,216 601,574,600
PT Astra Sedaya Finance 289,934,102 79,245,841
PT Staco Estetika Sedaya Finance 252,341,940 415,331,575
PT Toyota Astra Financial Service − 75,556,250
Total credit financing payables 957,211,258 1,171,708,266

Less : current maturity of credit financing payables :


PT Andalan Finance Indonesia (206,567,540) (186,639,384)
PT Staco Estetika Sedaya Finance (185,176,985) (163,234,379)
PT Astra Sedaya Finance (125,443,321) (50,050,000)
PT Toyota Astra Financial Service − (75,556,250)
Total current maturity of credit financing payables (517,187,846) (475,480,013)

Credit financing payables – net of current maturity 440,023,412 696,228,253

85
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

28. CREDIT FINANCING PAYABLES (Continued)

Based on agreement dated August 5, 2008, the Company obtained a credit financing from PT Astra
Sedaya Finance for purchasing of a car (Honda All New CRV) amounting to Rp 200,200,000 with
interest rate of 8.25% per annum, repayable in monthly installments from August 30, 2008 up to July
30, 2012. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were
Rp 29,195,845 and Rp 79,245,841, respectively.

Based on agreement dated December 28, 2009, the Company obtained a credit financing from
PT Toyota Astra Financial Services for purchasing of a car (Toyota Innova) amounting to
Rp 164,850,000 with interest rate of 6.00% per annum, repayable in monthly installments from
December 30, 2009 up to November 30, 2011. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding
credit financing payable balances were Rp Nil and Rp 75,556,250, respectively.

Based on agreement dated May 24, 2010, the Company obtained a credit financing from PT Staco
Estetika Sedaya Finance for purchasing of a car (Toyota Fortuner) amounting to Rp 513,000,000 with
effective interest rate of 12.83% per annum, repayable in monthly installments from May 28, 2010 up
to April 28, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable
balances were Rp 252,341,940 and Rp 415,331,575, respectively.

Based on agreement dated December 14, 2010, the Company obtained a credit financing from
PT Andalan Finance Indonesia for purchasing of a car (Toyota Innova) amounting to Rp 137,547,400
with effective interest rate of 10.04% per annum, repayable in monthly installments from December 10,
2010 up to November 10, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing
payable balances were Rp 91,836,615 and Rp 133,141,400, respectively.

Based on agreement dated December 14, 2010, the Company obtained a credit financing from
PT Andalan Finance Indonesia for purchasing of a car (Toyota Innova) amounting to Rp 137,547,400
with effective interest rate of 10.04% per annum, repayable in monthly installments from December 10,
2010 up to November 10, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing
payable balances were Rp 91,836,615 and Rp 133,141,400, respectively

Based on agreement dated December 14, 2010, the Company obtained a credit financing from
PT Andalan Finance Indonesia for purchasing of a car (Toyota Fortuner) amounting to Rp 346,385,800
with effective interest rate of 10.03% per annum, repayable in monthly installments from December 10,
2010 up to November 10, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing
payable balances were Rp 231,261,986 and Rp 335,291,800, respectively.

Based on agreement dated June 16, 2011, the Company obtained a credit financing from PT Astra
Sedaya Finance for purchasing of a car (Isuzu Elf) amounting to Rp 185,598,390 with effective interest
rate of 10.24% per annum, repayable in monthly installments from July 19, 2011 up to June 19, 2014.
As of December 31, 2011, the outstanding credit financing payable balance was Rp 158,471,324.

86
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

28. CREDIT FINANCING PAYABLES (Continued)

Based on agreement dated June 20, 2011, the Company obtained a credit financing from PT Astra
Sedaya Finance for purchasing of a car (Toyota Avanza) amounting to Rp 119,640,000 with effective
interest rate of 10.74% per annum, repayable in monthly installments from July 22, 2011 up to June 22,
2014. As of December 31, 2011, the outstanding credit financing payable balance was Rp 102,266,933.

The interest expenses incurred on this credit financing for the years ended December 31, 2011 and
2010 were Rp 136,723,195 and Rp 74,093,904, respectively, and is shown as part of the interest
expense and bank charges in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44).

The fair value of the long-term financial liabilities – credit financing payables as of December 31, 2011
and 2010 have been determined by calculating their present value at the consolidated statements of
financial position date, using fixed effective market interest rates available to the Company. No fair
value changes have been included in consolidated statements of comprehensive income for the period
as financial liabilities are carried at amortized cost in the consolidated statements of financial position.

29. OTHER CURRENT LIABILITIES


2011 2010
Rp Rp

Third parties :
Advance receipt from customers 16,758,187,956 24,024,047,064
Freight 7,358,516,613 16,023,169,568
Insurance 3,560,869,965 12,024,244,707
Advance receipt for pensiun 2,256,989,205 40,345,843,127
Others 8,638,697,524 8,788,133,170

38,573,261,263 101,205,437,636

Other third parties :


PT Citra Indah Textile − 39,491,541,493
PT Bima Peranan Busana − 13,653,484,229
PT Perkasa Heavyndo Engineering − 1,062,557,586
PT Waniaindah Busana Tbk − 128,200,000
PT Texmaco Micro Indoutama − 80,457,768
PT Kreasi Kekar − 43,659,874

− 54,459,900,950

Total 38,573,261,263 155,665,338,586

87
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

29. OTHER CURRENT LIABILITIES (Continued)

Deduction in 2011 represents the deduction of other current liabilities which financial statements were
no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy
and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46).

The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying
amount is considered reasonable approximation of fair value.

30. EMPLOYEES’ BENEFIT LIABILITIES

On June 20, 2000, the Ministry of Manpower issued Decree No. KEP-150/Men/2000 regarding the
settlements of work dismissal and determination of separation, appreciation and compensation
payment by entities, which requires companies to pay their employees gratuity and compensation
benefits in case of employees resignation based on the employee’s number of years of service and
salaries provided the conditions set forth in the decree are met. In April 2003 The Government of the
Republic Indonesia issued Labour Law No. 13/2003 replacing the Decree No. KEP-150/Men/2000. In
relation to this, as of December 31, 2011 and 2010, the Company has recorded employees’ benefit
liabilities as follows.

Amounts recognized in consolidated statements of comprehensive income in respect of the employees’


benefits are as follows :

2011 2010
Rp Rp

Current service cost 11,549,756,128 10,608,116,016


Interest costs 8,726,173,129 6,492,026,116
Past service cost 2,105,357,669 1,665,322,019
Losses on curtailments and settlements 717,541,289 440,035,650

Total (Note 42) 23,098,828,215 19,205,499,801

The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the Company’s
obligation in respect of the employees’ benefits is as follows :

2011 2010
Rp Rp

Present value of obligations 136,932,453,215 115,172,146,697


Unrecognized past service cost (17,735,309,474) (19,840,667,143)
Unrecognized actuarial losses (41,559,208,235) (21,697,566,710)

Net liability 77,637,935,506 73,633,912,844

88
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

30. EMPLOYEES’ BENEFIT LIABILITIES (Continued)

Movements in the net liability recognized in consolidated statements of financial position are as
follows :

2011 2010
Rp Rp

Beginning of the year 73,633,912,844 59,867,946,890


Balance of unconsolidated subsidiary (14,139,865,271) −
Benefits payment (4,954,940,282) (5,439,533,847)
Amount charged to income 23,098,828,215 19,205,499,801

Ending of the year 77,637,935,506 73,633,912,844

The above actuarial assessment was made by PT Sienco Aktuarindo Utama as at December 31, 2011
and 2010 using the following assumptions :

Discount rate : 6.90% p.a. in 2011 and 8.90% p.a. in 2010


Mortality rate : The 1980 Commissioners’ Standard Ordinary Mortality Table.
Salary growth rate : 8% p.a. in 2011 and 2010
Normal retirement age : 10% in 20 years old and decline until 54 years old
Probability of resigned : 1% of mortality rate
Fund method : Projected Unit Credit Method

Management had reviewed the assumptions used and is in the opinion that the assumptions are
reasonable and believed that the provision for severance provided is adequate to cover the potential
liability required by Labour Law No. 13/2003.

31. CAPITAL STOCK

Pursuant to the notarial deed of Januar Tirtaamidjaja, SH, No. 22 dated February 15, 1984, the
authorized capital amounts to Rp 15,000,000,000 consisting of 600 shares with a par value of
Rp 25,000,000 each. Issued capital amounts to Rp 7,500,000,000 or 300 shares and fully paid up
capital amounts to Rp 1,500,000,000 or 60 shares.

Pursuant to the General Shareholders Meeting with notarial deed of Aulia Taufani, SH, No. 100 dated
December 27, 2002, the shareholders agreed to approve the changes in the Company’s Articles of
Association to increase the authorized capital from Rp 8,500,000,000,000 to become
Rp 16,000,000,000,000 and issued and paid-in capital from Rp 2,196,960,000,000 to become
Rp 4,174,224,000,000.

Pursuant to the notarial deed of Aulia Taufan, SH, No. 12 dated July 4, 2006 regarding the amendment
of the Company’s Article of Association and the Extraordinary Shareholders’ Meeting with notarial
deed of the same notary No. 111 dated June 21, 2006, the shareholders approved the following :

89
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

31. CAPITAL STOCK (Continued)

• The authorized capital of the Company amounts to Rp 16,000,000,000,000 and issued and fully
paid up capital amounts to Rp 4,174,224,000,000.
• The allocation of 83,484,480,000 new shares (series C) par value Rp 2 each with to regard to the
debt to equity conversion. The new shares of 43,144,238,750 shares for the unsecured creditors
and new working capital lender and 40,340,241,250 shares for secured creditors.
• To record the paid in capital in excess of par value from debt to equity conversion of
Rp 5,574,513,535,500.

The deed was approved by the Minister of Justice and Human Right in his decision letter No. C-25038
HT.01.04.TH.2006 dated August 28, 2006 and registered in the Department of Industry and Trade
under No. 233/BH-1/IX/2006 dated September 1, 2006.

As of December 31, 2006, the authorized capital of the Company amounted to Rp 16,000,000,000,000
consisting of 247,145,100,800 shares with the following classifications.

• Series A of 17,000,000,000 shares with par value of Rp 500 each.


• Series B of 146,660,620,800 shares with par value of Rp 50 each.
• Series C of 83,484,480,000 shares with par value of Rp 2 each.

Issued and fully paid up capital was Rp 2,283,248,477,500 consisting of Series A of 4,393,920,000
shares, and Series C of 43,144,238,750 shares.

In February 2008, the Company amended its Articles of Association in connection with the reverse
stock split with ratio 20 : 1. Based on the notarial deed of Sutjipto SH No. 91 dated February 21, 2008
regarding the changes of the Articles of Association, the authorized capital of the Company amounts
to Rp 16,000,000,000,000 consisting of 12,357,255,040 shares with following classifications :

• Series A of 850,000,000 shares with par value of Rp 10,000 each.


• Series B of 7,333,031,040 shares with par value of Rp 1,000 each.
• Series C of 4,174,224,000 shares with par value of Rp 40 each.

The deed was approved by the Minister of Justice and Human Rights in his decision letter No. AHU-
10588.AH.01.02 Tahun 2008 dated March 3, 2008.

Issued and fully paid in capital amounted to Rp 4,174,224,000,000 (26%) consist of :

• 219,696,000 shares with par value of Rp 10,000 each or totaling Rp 2,196,960,000,000.


• 1,890,975,522 shares with par value of Rp 1,000 each or totaling Rp 1,890,975,522,000.
• 2,157,211,950 shares with par value of Rp 40 each or totaling Rp 86,288,478,000.

90
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

31. CAPITAL STOCK (Continued)

The composition of stockholders as of February 21, 2008 based on notarial deed is as follows :

Numbers of Percentage of
Stockholders Shares ownership Total
% Rp

Shares Series A 219,696,000 5.15 2,196,960,000,000


Shares Series B 1,890,975,522 44.30 1,890,975,522,000
Shares Series C 2,157,211,950 50.55 86,288,478,000

Total 4,267,883,472 100.00 4,174,224,000,000

Based on the Extraordinary General Stockholders Meeting (RUPSLB) held on March 24, 2009 and
based on notarial deed No. 91 dated March 24, 2009 of Sutjipto, SH, notary in Jakarta, the
stockholders approved the issuance of 118,845,397 new authorized shares series C (5% of issued and
paid-up capital) without preemptive rights, for providing stock options to the Company’s management
and employees (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). The notarial deed was
approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on his decision letter
No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 dated August 14, 2009. Based on the Company’s schedule
that was reported to PT Bursa Efek Indonesia dated March 17, 2009, these programme will be
implemented in the period as follows :

Period Implementation Period


I 5 (five) trading days starting from April 1, 2009
II 5 (five) trading days starting from October 1, 2009
III 5 (five) trading days starting from April 1, 2010
IV 5 (five) trading days starting from October 1, 2010
V 5 (five) trading days starting from April 1, 2011
VI 5 (five) trading days starting from October 3, 2011
VII 5 (five) trading days starting from February 1, 2012

It has been implemented on March 5, 2012 based on the notarial deed of Aryanti Artisari, SH, M.Kn.
No. 107 dated February 23, 2012. The deed was approved by the Minister of Justice and Human
Rights in his decision letter No. AHU-0018443.AH.01.09.Tahun 2012 dated February 29, 2012 (Note
55).

The composition of stockholders as of December 31, 2011 and 2010 based on the stockholder’s list
issued by the Stock Administrative Office, PT Datindo Entrycom, of listed shares of the Company is
as follows :

91
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

31. CAPITAL STOCK (Continued)

2011
Numbers of Percentage of Total
Stockholders Shares ownership Rp
%
Shares Series A:

PT Multikarsa Investama 131,394,719 5.53 1,313,947,195,000


Public (below 5% each) 88,301,281 3.71 883,012,805,000
219,696,000 9.24 2,196,960,000,000

Shares Series B: – – –

Shares Series C:

Damiano Investments BV., Netherland 1,427,211,220 60.04 57,088,448,800


Others 526,952,223 22.17 21,078,088,900
Unsettled 203,048,507 8.55 8,121,939,800
2,157,211,950 90.76 86,288,477,500

Total 2,376,907,950 100.00 2,283,248,477,500

2010
Numbers of Percentage of Total
Stockholders Shares ownership Rp
%
Shares Series A:

PT Multikarsa Investama 131,394,719 5.53 1,313,947,195,000


Public (below 5% each) 88,301,281 3.71 883,012,805,000
219,696,000 9.24 2,196,960,000,000

Shares Series B: – – –

Shares Series C:

Damiano Investments BV., Netherland 1,436,211,220 60.42 57,448,448,800


Others 517,952,223 21.79 20,718,088,900
Unsettled 203,048,507 8.55 8,121,939,800
2,157,211,950 90.76 86,288,477,500

Total 2,376,907,950 100.00 2,283,248,477,500

92
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

31. CAPITAL STOCK (Continued)

Unsettled shares series C represent the creditors that have not exchanged with the new shares (through
the Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited – the custodian). These shareholders’ name
is not yet registered in PT Datindo Entrycom (share administrator).

According to notarial deed of DR. H. Teddy Anwar, SH. Spn. No. 111 dated August 16, 2002, the part
of PT Multikarsa Investama’s shares of 2,454,081,290 (or after reverse stock 122,704,064 shares)
were sold to PT Bina Prima Perdana. However, based on the data issued by PT Datindo Entrycom, the
shares are still registered under the name of PT Multikarsa Investama.

Mr. Seeniappa Jegatheesan, director of the Company for 2011 and 2010, has ownership of 2,388
shares of the paid-in capital.

The new shares series C (2,157,211,950 shares), are issued as the results of the debt to equity
conversion had been traded in the Indonesian Stock Exchange since October 1, 2007.

32. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL


2011 2010
Rp Rp

Paid-in capital in excess of par value from


Public offering in 1990 25,800,000,000 25,800,000,000
Shares issuance cost (13,807,386,447) (13,807,386,447)

Subtotal 11,992,613,553 11,992,613,553

Paid-in capital in excess of par value from


Conversion of debt to equity in 2006 5,574,513,535,500 5,574,513,535,500

Total 5,586,506,149,053 5,586,506,149,053

As per the Composition Proposal (Rencana Perdamaian) the Company is issuing 16,780,718,747
shares series C to unsecured creditors and 26,363,520,000 shares series C for Damiano Investments
BV., Netherland in regard to debt to equity conversion of Rp 5,660,802,013,000.

Further, based on the amendment of the Company’s articles of association dated July 4, 2006 by
notary deed No. 12 of Aulia Taufani, SH, the Company has recognized the advance for future stock
subscription of Rp 5,660,802,013,000 as issued and paid-in capital amounted to Rp 86,288,477,500
and as additional paid-in capital amounted to Rp 5,574,513,535,500.

93
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

33. APPROPRIATION FOR GENERAL RESERVE

Based on the annual general stockholders’ meeting as stated in notarial deed No. 351 dated June 23,
1997 and No. 402 dated June 24, 1996 of Adam Kasdarmadji SH, notary public in Jakarta, the
stockholders agreed to appropriate a general reserve aggregating to Rp 8,280,000,000 from retained
earnings in accordance with article 61 of the Corporate Law No. 1 year 1995 for Limited Liability
Companies. In 2011 and 2010, the Company was exempted from reserving additional amounts due to
its accumulated deficit.

34. NON-CONTROLLING INTERESTS

In 2011 and 2010, the non-controlling interest represents the non-controlling interest in net assets of
Subsidiary derived from :

Balance as of Equity in net Balance as of


December 31, Profit of Written-off due December 31,
2010 Subsidiary to lost control 2011
Rp Rp Rp Rp

Non-controlling interests
(8% ownership in
PT Texmaco Jaya Tbk (141,161,474,525) 943,974,259 140,217,500,266 −

Balance as of Equity in net profit Balance as of


January 1, 2010 of Subsidiary December 31, 2010
Rp Rp Rp

Non-controlling interests
(8% ownership in
PT Texmaco Jaya Tbk (141,298,433,597) 136,959,072 (141,161,474,525)

Deduction in 2011 represents the deduction of non-controlling interests which financial statements
were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at
bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control. Consequently, the
amount has been written-off from the consolidated statements of financial position and adjusted to
retained earning (accumulated deficit).

35. INSURANCE CLAIM SETTLEMENT, NET

• This account represents the settlement of insurance claim on inventory loss from damage or
inventory loss from theft. The settlement received by the Company in 2011 and 2010 amounting to
Rp 755,425,253 and Rp 3,912,505,783, respectively.

94
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

36. BASIC NET PROFIT PER SHARE


2011 2010
Rp Rp

Weighted average number of shares outstanding 2,376,907,950 2,376,907,950


Net profit for computing the earnings per share 610,313,372,239 334,976,849,923

Basic net profit per share 257 141

37. NET SALES


2011 2010
Rp Rp

Local
Yarn 1,909,504,926,661 1,497,045,636,355
Fibre 1,971,954,154,015 1,462,683,852,276
Chips 491,565,571,862 419,610,560,478
Fleece (Knitting) 18,132,138,775 7,232,632,142
Bonded (Coating) 1,744,343,436 –
Others 4,200,966,101 2,542,385,738

4,397,102,100,850 3,389,115,066,989

Export
Yarn 915,855,123,426 840,406,886,152
Fibre 108,085,709,087 95,320,757,623
Fleece (Knitting) 12,003,304,053 10,888,875,360
Chips 104,395,872,630 64,408,933,664
PTA 39,219,695,987 55,300,955,040
Bonded (Coating) 561,427,017 7,956,368

1,180,121,132,200 1,066,334,364,207

Total 5,577,223,233,050 4,455,449,431,196

In 2011 and 2010, net sales of fleece, bonded and garment were Rp 32,441,213,281 and
Rp 18,178,206,884, respectively consists of sales to third parties. The product is manufactured by
PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) based on the tolling basis.

In 2011 and 2010, no sales were earned from sales to related parties.

In 2011 and 2010, no sales to third parties exceeded 10% of the operating revenues.

95
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

38. OTHER OPERATING REVENUES


2011 2010
Rp Rp

Indirect materials damage 2,237,655,637 4,972,687,954


Product non-standard and others 2,436,232,904 1,183,480,496

Total 4,673,888,541 6,156,168,450

In 2011 and 2010, other operating revenues of fleece, bonded and garment were Rp 950,229,762 and
Rp 1,183,480,496, respectively represent the other operating revenues to third parties. The product is
manufactured by PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) based on the tolling basis.

In 2011 and 2010, no sales were earned from sales to related parties.

In 2011 and 2010, no sales to third parties exceeded 10% of the operating revenues.

39. COST OF GOODS SOLD


2011 2010
Rp Rp

Raw materials used 3,672,391,133,526 2,574,384,087,292


Direct labour 75,657,541,860 74,138,354,796
Manufacturing expense (Note 40) 1,600,066,004,148 1,494,954,178,131

Total manufacturing cost 5,348,114,679,534 4,143,476,620,219

Work in process
At beginning of year 43,375,132,437 45,066,289,569
At end of year (61,491,214,627) (43,375,132,437)

Cost of goods manufactured 5,329,998,597,344 4,145,167,777,351

Finished goods
At beginning of year 178,376,709,962 145,296,009,825
Purchases 1,070,629,559 18,125,594,152
At end of year (318,102,818,554) (178,376,709,962)

Cost of goods sold 5,191,343,118,311 4,130,212,671,366

In 2011 and 2010, raw material used included the raw material used for fleece, bonded and garment
product were Rp 2,691,635,441 and Rp 8,160,290,605, respectively.

In 2011 and 2010, no purchases from related party.

96
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

39. COST OF GOODS SOLD (Continued)

In 2011, purchases from third parties exceeded 10% of total purchases are as follows :

2011
Rp Percentage

PT Cipta Karya Persada 1,401,115,819,978 32.34%


PT Polychem Indonesia 995,286,186,528 22.97%
Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland 864,533,325,752 19.96%

In 2010, purchases from third parties exceeded 10% of total purchases are as follows :

2010
Rp Percentage

Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland 843,553,991,778 28.66%


PT Cipta Karya Persada 757,957,408,160 25.75%
PT Polychem Indonesia 640,590,376,932 21.76%

40. MANUFACTURING EXPENSES


2011 2010
Rp Rp

Depreciation expense of property, plant and equipment


(Note 16) 502,656,246,277 501,535,394,142
Indirect materials 468,832,467,906 437,837,934,567
Electricity and gas 471,496,246,793 432,101,629,875
Freight 56,486,548,059 45,878,191,743
Processing fee (tolling) 21,319,629,246 18,414,449,509
Rental 19,097,030,479 16,700,296,422
Repair and maintenance 18,931,653,066 14,917,028,808
Insurance 8,084,094,174 7,338,079,221
Others 33,162,088,148 20,231,173,844

Total 1,600,066,004,148 1,494,954,178,131

In 2011, processing fee (tolling) of Rp 21,319,629,246 represent the processing fee to PT Texmaco
Jaya Tbk (under bankruptcy) amounted to Rp 1,964,544,819, PT Multikarsa Investama amounted to
Rp 19,154,680,113 and other parties amounted to Rp 200,404,314. And in 2010, processing fee
(tolling) of Rp 18,414,449,509 represents the processing fee to PT Multikarsa Investama (Note 47).

97
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

41. SELLING EXPENSES


2011 2010
Rp Rp

Export charges 46,661,178,057 65,167,592,420


Freight 43,138,746,528 43,171,035,948
Marketing expenses 26,086,114,253 42,055,866,702
Advertising and promotion 163,472,625 285,464,360
Others 4,418,760,454 1,948,574,142

Total 120,468,271,917 152,628,533,572

42. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES


2011 2010
Rp Rp

Salaries, wages and benefits 68,805,923,743 65,570,824,861


Employees’ benefits (Note 30) 23,098,828,215 19,205,499,801
Tax expenses 22,554,257,427 20,793,495,368
Business traveling expenses 10,105,942,803 10,482,279,166
Professional fees 7,842,431,490 9,089,565,594
Rent 6,693,625,053 6,738,025,687
Communication 4,164,471,558 3,992,603,096
Stationery 2,330,130,408 3,318,422,181
Donation and Corporate Social Responsibility 2,134,875,000 1,330,326,800
Repairs and maintenance 1,302,463,878 1,516,283,825
Entertainment and representation 1,028,679,594 1,066,187,320
Depreciation expense of property, plant and
equipment (Note 16) 798,585,385 496,098,719
Electricity and water 705,664,631 938,511,609
Insurance 159,580,031 524,153,639
Allowance for impairment (Notes 7 and 8) – 1,597,556,295
Others 13,230,876,645 17,908,476,045

Total 164,956,335,861 164,568,310,006

43. INTEREST INCOME


2011 2010
Rp Rp

Interest from current account and time deposits 185,188,989 239,465,297

98
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

44. INTEREST EXPENSE AND BANK CHARGES


2011 2010
Rp Rp
Interest expense on :
Working capital loans (Note 26) 40,178,444,642 39,470,011,450
Unsecured debts and notes payable (Note 25) 7,554,663,403 7,403,114,841
Short term loans (Note 19) − 1,289,385,139
Credit financing payables (Note 28) 136,723,195 74,093,904

Total interest expense 47,869,831,240 48,236,605,334


Fee on bank loans (Note 17) 91,061,129,517 73,156,430,350
Bank charges 3,872,803,472 4,329,709,357

Total 142,803,764,229 125,722,745,041

45. MISCELLANEOUS INCOME, NET


2011 2010
Rp Rp

Payables’ written-off 3,095,834,930 3,300,834,607


Rebate on purchasing chemicals 1,561,609,258 1,058,169,021
Collectible of prior year’s impairment (Note 8) 274,213,845 −
Payables recognized from PKPU’s verification − (485,439,510)
Others 1,873,118,724 681,803,356

Total 6,804,776,757 4,555,367,474

46. DISCOUNTINUED OPERATIONS

On August 19, 2011, the Commercial Court of Central Jakarta declared that PT Texmaco Jaya Tbk
(Subsidiary) is in state of bankruptcy and insolvency. Effective this period, the Subsidiary becomes
subject to the control of the Court, causing the Company loss its control in the Subsidiary. The Court
has been appointed team curator for saving the asset value of the bankruptcy and monitor the
Subsidiary’s operations and cash flows.

In accordance with PSAK No. 4 (Revised 2009), if the Company losses control of a Subsidiary,
therefore the Company should derecognizes the assets and liabilities of the Subsidiary at the their
carrying amounts at the date when control is lost and derecognizes the carrying amount of any non-
controlling interests in the former Subsidiary at the date when control is lost.

99
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

46. DISCOUNTINUED OPERATIONS (Continued)

Revenue and expenses, gains and losses relating to the discountinuation of this Subsidiary have been
eliminated from profit or loss of the Company’s continuing operations and are shown as a single line
item on the face of the consolidated statements of comprehensive income. PT Texmaco Jaya’s
operating profit or loss until the loss of control on August 19, 2011 are summarized as follows :

2011
Rp

Operating revenues −
Cost of goods sold (3,020,370,741)

Gross loss (3,020,370,741)

Operating expenses :
Selling expenses (17,320,754)
General and administrative expenses (5,445,677,285)

Total operating expenses (5,462,998,039)

Loss from operations (8,483,368,780)

Other income (charges) :


Interest income 2,280,014
Gain on foreign exchange transactions 23,295,545,656
Depreciation expenses of unused property, plant and equipment (Note 16) (2,823,508,364)
Interest expense and bank charges (731,248,134)
Miscellaneous income, net 25,294,029

Total other income, net 19,768,363,201

Profit before income tax 11,284,994,421


Tax expenses (Note 23e) (2,983,656,808)

Total comprehensive income for the year 8,301,337,613

100
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

46. DISCOUNTINUED OPERATIONS (Continued)

The carrying amounts of assets and liabilities in PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) as of
August 19, 2011 are as follows :

As of August 19, 2011


Rp

Current assets :
Cash and cash equivalents 303,966,452
Other receivables 196,758,067
Inventories 2,845,608,129
Purchase advances 423,489,363
Prepaid taxes 339,495,152

Total current assets 4,109,317,163

Non-current assets :
Non-trade receivables from related party 85,489,206,408
Restricted cash in banks 6,591,339,242
Property, plant and equipment, net 134,791,745,656
Deferred tax assets 28,309,577,041

Total non-current assets 255,181,868,347

TOTAL ASSETS 259,291,185,510

Current liabilities :
Short-term loans 314,218,794,246
Notes payable 175,161,697,557
Trade payables 44,718,432,196
Liabilities for purchase of property, plant and equipment 260,815,747
Taxes payable 2,984,313,824
Accrued expenses 199,290,216,311
Current portion of obligation under finance lease 36,807,798,043
Other current liabilities 128,303,203,594

Total current liabilities 901,745,271,518

Non-current liabilities :
Employees’ benefit liabilities 14,139,865,271

Total non-current liabilities 14,139,865,271

TOTAL LIABILITIES 915,885,136,789

TOTAL NET LIABILITIES (656,593,951,279)

101
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

46. DISCOUNTINUED OPERATIONS (Continued)

The financial statements of PT Texmaco Jaya Tbk (Subsidiary) for the period January 1, 2011 up to
August 19, 2011 were complied by the Subsidiary (Unaudited).

Since the Company losses control of a subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk), the Company recognized
the net liabilities of the Subsidiary totaling of Rp 656,593,951,279 as gain on disposal of Subsidiary
and were presented after the taxation in the consolidated statements of comprehensive income.

Until now, the progress of the curator team is completing the debt verification and in the near future,
they will make a tender to sell the Subsidiary’s property, plant and equipments that was consists of
factory’s machineries and equipments in Pemalang.

The bankruptcy or liquidation of Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) will have little impact to PT Asia
Pacific Fibers Tbk (parent Company) now, as the operations of the Subsidiary had stopped since year
2004. However, with the existence of net liabilities in Subsidiary and disposal of Subsidiary, PT Asia
Pacific Fibers Tbk as parent Company do not have an liabilities regarding the settlement of the
Subsidiary’s liabilities to the other creditors, and also the Company do not get the gain regarding the
disposal of Subsidiary in the future.

47. NATURE AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIES

Nature of relationships and transaction with related parties :

Nature of
Name of related parties relationship Transaction

Damiano Investments BV., Netherland Stockholder Loans, shareholder


PT Multikarsa Investama Stockholder Tolling arrangement
PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) Affiliated Company Loans, tolling arrangement

Related Parties Transactions

In the normal course of business, the Company and Subsidiaries entered into certain transactions with
related parties, including the followings :

Percentage to total
Assets/ Liabilities
Revenue/Expenses
2011 2010 2011 2010
Rp Rp % %

Trade receivables 268,722,447,175 268,722,447,175 7.29 6.80

Non-trade receivables from


related parties 317,368,061,827 425,918,780,239 8.61 10.79

102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

47. NATURE AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIES (Continued)

Related Parties Transactions (Continued)


Percentage to total
Assets/ Liabilities
Revenue/Expenses
2011 2010 2011 2010
Rp Rp % %

Bank loans 637,839,711,337 431,987,380,441 5.79 3.63

Secured debts 6,024,541,854,608 5,840,580,166,660 54.64 49.08

Accrued expenses 968,784,155 74,234,451,831 0.00 0.62

Working capital loans 208,564,000,000 365,132,262,309 1.89 3.07

Manufacturing expense 21,119,224,932 18,414,449,509 0.37 0.45

48. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY

The Company and Subsidiaries’ financial assets and liabilities in foreign currencies as of December
31, 2011 and 2010, are as follows :
2 0 1 1 2 0 1 0
Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in
Currency Rupiah Currency Rupiah
Rp Rp

Assets :

Cash and cash equivalents US$ 1,861,084 16,876,313,539 8,168,470 73,442,713,791


SGD 8,262 57,615,945 2,863 19,989,884
EUR 2,348 27,559,862 541 6,468,082
NOK 1,108 1,455,663 1,108 1,474,349

Trade receivables :
Third parties US$ 50,084,099 454,162,610,766 47,394,372 426,122,801,634

Other receivables US$ 61,152 554,526,427 12,474,966 


112,162,418,768

Other current assets US$ 5,489,730 49,780,870,098 2,696,000 24,239,736,000

Restricted cash in bank US$ 704,258 6,386,209,006 1,274,386 11,458,003,720

Total assets 527,847,161,306 647,453,606,228

103
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

48. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY (Continued)


2 0 1 1 2 0 1 0
Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in
Currency Rupiah Currency Rupiah
Rp Rp
Liabilities
Bank loans US$ 70,339,624 637,839,711,337 48,046,644 431,987,380,441

Secured Debts US$ 805,630,342 7,305,445,942,522 805,630,342 7,243,422,406,179


EUR 15,688,978 184,172,764,863 15,688,978 187,574,142,730
YEN 3,001,711,400 350,609,346,911 3,001,711,400 331,044,642,262
CHF 45,902 442,327,333 45,902 440,670,916
Short-term loan US$ − − 22,963,248 206,462,566,302
Notes payable US$ − − 16,141,085 145,124,497,841
Trade payables :
Third parties US$ 19,653,155 178,214,810,634 11,091,004 99,719,215,335
YEN 3,779,861 442,243,747 1,431,156 157,427,188
SGD 32,654 227,728,473 20,022 139,772,963
GBP 16,660 232,727,955 11,788 163,781,365
EUR 136,455 1,601,842,214 419,905 5,020,384,712
CHF − − 1,154 11,079,329
Liabilities for Purchasing
Property, Plant and
Equipment US$ − − 30,476 274,011,964
Accrued expenses US$ 278,033 2,521,204,808 19,789,653 177,928,770,668
Unsecured Debts and Notes
Payable US$ 21,945,011 198,997,359,748 21,077,129 189,504,468,044
Working capital loan US$ 23,000,000 208,564,000,000 40,610,862 365,132,262,309
Obligation under finance lease US$ − − 4,300,981 38,670,122,950
Other current liabilities US$ 3,151,011 28,573,367,192 3,656,241 32,873,261,972
Total liabilities (9,097,885,377,737) (9,455,650,865,470)
Net liabilities (8,570,038,216,431) (8,808,197,259,242)

49. SEGMENT INFORMATION

In prior years, the segment information reported was based on business and geographical segments.
However, effective January 1, 2011, the new standard requires that operating segments be identified
based on the information reviewed by the chief operating decision maker, which is used for the
purpose of resources allocation and assessment of their operating segments performance.

The Company and Subsidiaries’ reportable segments under PSAK 5 (Revised 2009) are based on their
operating division ; which is similar to the business segment under the previous standard :

1. Chemical industry and synthetic fibre


2. Weaving and knitting
3. Textile and trading
4. Finance Service

104
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

49. SEGMENT INFORMATION (Continued)

The following are segment information based on the operating divisions. Amounts reported for the
prior year have been restated to conform to the requirements of PSAK 5 (Revised 2009) :

Chemical Weaving Textile


Industry and and and Finance
2011 Synthetic fibre knitting Trading Service Elimination Total
(In Thousands Rupiah) Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

SEGMENT SALES :
External sales
Local 4,380,949,278 20,826,712 − − − 4,401,775,990
Export 1,167,556,401 12,564,731 − − − 1,180,121,132
Inter segment sales 2,009,782,637 217,800 − − (2,010,000,437) −
Total segment sales 7,558,288,316 33,609,243 − − (2,010,000,437) 5,581,897,122

RESULT
Segment result 390,554,003
Unallocated operating expenses (285,424,608)

Profit from operations 105,129,395


Other charges, net (218,997,407)

Loss before income tax (113,868,012)


Tax income 59,286,095

Loss from continuing operations (54,581,917)


Profit from discountinued
operation 8,301,338
Gain from disposal of
Subsidiary 656,593,951

Net profit for the period 610,313,372


Other comprehensive income (157,090)

Total comprehensive income 610,156,282

STATEMENTS OF FINANCIAL
POSITION :

Segment assets (3,691,174,745) (16,288,068) − (6,884,589,967) 6,908,847,043 (3,683,205,737)

Segment liabilities 10,993,824,773 20,258,019 − 6,909,256,545 (6,898,086,966) 11,025,252,371

OTHER INFORMATION :

Capital expenditures (80,755,719) (15,400) − − − (80,771,119)

Depreciation and amortization (503,399,598) (55,234) (2,955,138) − − (506,409,970)

105
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

49. SEGMENT INFORMATION (Continued)

Chemical Weaving Textile


industry and and and Finance
2010 synthetic fibre knitting Trading Service Elimination Total
(In Thousands Rupiah) Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

SEGMENT SALES :

External sales
Local 3,386,806,380 8,459,581 – – – 3,395,265,961
Export 1,055,437,532 10,902,107 – – – 1,066,339,639
Inter segment sales 1,622,317,294 – – – (1,622,317,294) –

Total segment sales 6,064,561,206 19,361,688 – – (1,622,317,294) 4,461,605,600

RESULT

Segment result 331,392,928

Unallocated operating expenses (317,196,844)

Profit from operations 14,196,084

Other income, net 264,639,614

Profit before income tax 278,835,698

Tax income 56,141,151

Net profit for the period 334,976,849

Other comprehensive income 1,112,553

Total comprehensive income 336,089,402

STATEMENTS OF FINANCIAL
POSITION :

Segment assets (4,981,712,833) (6,786,485) (228,734,601) (6,826,130,171) 8,094,874,124 (3,948,489,966)

Segment liabilities 10,965,130,909 10,657,558 2,034,164,805 6,850,587,296 (7,959,847,686) 11,900,692,882

OTHER INFORMATION :

Capital expenditures (32,157,279) – – – – (32,157,279)

Depreciation and amortization (501,766,788) (4,863,655) – – – (506,630,443)

The Company and its Subsidiaries’ operations are located in five (5) principal geographical areas.
Processing of chemical industry, synthetic fibre and Weaving and knitting divisions are located in
Indonesia.

106
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

49. SEGMENT INFORMATION (Continued)

Sales by geographical market

The following table shows the distribution of the Company and its Subsidiaries’ sales from external
customers by geographical market, regardless of where the goods were produced :

2011 2010
Rp 000 Rp 000

Indonesia 4,401,775,990 3,395,265,961


Asia 475,800,284 368,642,422
America 343,447,850 440,283,219
Europe 214,393,046 192,344,228
Australia 76,647,326 38,255,286
Africa 69,832,626 26,814,484

Total 5,581,897,122 4,461,605,600

The following table shows the carrying amount of segment non-current assets and additions to
property, plant and equipment by geographical area in which the assets are located :

Carrying amount non-current assets Additions to property, plant and equipment


December 31, December 31, January 1, December 31, December 31,
2011 2010 2010 2011 2010
Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Indonesia 1,582,831,369 2,249,925,748 2,729,553,498 80,801,119 32,157,279

50. RESTATEMENT OF THE PRIOR YEARS’ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

The management makes adjustments to correct the followings :

a. The additional shares issuance cost on the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) amounted to
Rp 4,950,019,100.
b. The overstated of book value on prior years’ property, plant and equipment of the Subsisiary
(PT Texmaco Jaya Tbk) amounted to Rp 39,952,146,244 with details below.
• Land amounted to Rp 1,630,736,937.
• Building amounted to Rp 5,527,493,699.
• Machineries amounted to Rp 32,793,915,608.

According to PSAK No. 25, the total amount of correction of errors amounted to Rp 44,902,165,344
that related to prior period should be reported by adjusting the opening balance of unappropriate
retained ernings (accumulated deficit) and as part of the equity attributable to the owners of the
Company.

107
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

50. RESTATEMENT OF THE PRIOR YEARS’ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS


(Continued)

The summary of the restatement of accounts are as follows :

As previously
Reported As Restated
Rp Rp

Property, plant and equipments :


As of January 1, 2010 2,290,009,443,015 2,250,057,296,771
As of December 31, 2010 1,815,536,279,620 1,775,584,133,376
Accumulated deficit – unappropriated :
As of January 1, 2010 15,976,645,979,054 16,021,548,144,398
As of December 31, 2010 15,641,806,088,203 15,686,708,253,547

51. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

• The Directorat Jenderal Pajak has filed a Review Petition against the verdict of the tax court for
the refund of Rp 13,090,399,058 on November 24, 2010. If the Review Petition filed by the
Directorat Jenderal Pajak is won, then the entire refund amount became payable along with the
accrued interest till the date of refund. Until the date of report finished, the result has not been
determined yet.

• Effective August 19, 2011, one of Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) becomes subject to the
control of Court, causing the Company to lose its control. The Count has already set a Supervisory
Judge and curator team to maintain and monitor the operation of bankruptcy assets and cash flows
of the Subsidiary. Net liabilities at the date of lost its control is Rp 656.593.951.279. PT Asia
Pacific Fibers Tbk as parent Company do not have obligation regarding the creditors’ payables of
Subsidiary.

• Based on the correspondence letter from PT Bina Prima Perdana dated August 8, 2011, PT Bina
Prima Perdana claims the Company regarding the guarantor of the Subsidiary’s loans. However,
the management of the Company mentioned that the above guarantees (promissory note) were not
registered by PT Bina Prima Perdana during the debt verification by the curator of PT Asia Pacific
Fibers Tbk (formerly PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) during its bankruptcy process in 2005, and
consequently, the above claims of PT Bina Prima Perdana were not valid. In addition, the
restructuring process of unsecured debt in PT Asia Pacific Fibers Tbk has been completed.

108
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

52. SIGNIFICANT AGREEMENT

Tolling Agreement with PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy)

On April 1, 2008, the Company arranged the tolling / rental agreement with PT Texmaco Jaya Tbk
for a period of twelve (12) months and can be renewed. This agreement is prepared because
PT Texmaco Jaya Tbk does not have the necessary working capital to service the orders from its
customers. Based on this agreement, the Company should pay the conversion charges that consisting
of tolling fee, building and machinery rental to PT Texmaco Jaya Tbk each month. The tolling fees
are calculated based on the production results.

On August 3, 2009, the Company arranged the amendment of tolling agreement with PT Texmaco
Jaya Tbk for a period of three (3) months and can be renewed. Based on this agreement, the Company
should pay the tolling fee of US$ 1.20 per yard with the minimum production results of 100,000 yards
to PT Texmaco Jaya Tbk each month. And on October 23, 2009, the Company renewed the tolling /
rental agreement for seven (7) months from November 1, 2009 up to June 30, 2010.

On July 15, 2010, the Company arranged the amendment of tolling agreement with PT Texmaco Jaya
Tbk for fifthteen (15) months from July 1, 2010 up to September 30, 2011 and can be renewed. Based
on this agreement, the Company should pay the tolling fee of US$ 1.20 per yard for the contract
period from July 1, 2010 up to September 30, 2010, and US$ 0.75 per yard for the contract period
from October 1, 2010 up to September 30, 2011.

Further, based on the latest amendment of tolling agreement with PT Texmaco Jaya Tbk dated
January 10, 2011, the Company agreed to extend for five (5) years from January 1, 2011 up to
December 30, 2016 and can be renewed for three (3) years later. Based on this agreement, the
Company should pay the tolling fee of US$ 0.30 per kgs and at least US$ 50,000 per month.

Warehouse Agreement with PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy)

Based on the land rental agreement dated June 15, 2009 between the Company and PT Texmaco Jaya
Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the land for 950 meters of gas pipe, 1,500
meters of water pipe, 800 meters of water pump facility and 1,000 meters of electricity cable. This
agreement is valid for thirty (30) years from January 1, 2010 up to December 31, 2040. As
consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to Rp 100,000,000.

Based on the warehouse rental agreement dated March 30, 2011 between the Company and
PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the warehouse for ten (10)
months from March 1, 2011 up to December 31, 2011. As consequently, the Company should pay the
rental expenses amounted to Rp 43,200,000 per month.

Based on the warehouse rental agreement dated November 17, 2011 between the Company and
PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the warehouse for three (3)
months from November 17, 2011 up to February 17, 2012. As consequently, the Company should pay
the rental expenses amounted to Rp 9,000,000 per month.

109
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

52. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)

Warehouse Agreement with PT Texmaco Taman Synthetics

Based on the rental agreement dated August 1, 2011 between the Company and PT Texmaco Taman
Synthetics, the Company agreed to rent the laboratory equipments for five (5) years from August 1,
2011 up to July 31, 2015. As consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to
Rp 99,000,000 per month.

Gas Turbine with PT Wismakarya Prasetya

Based on the agreement dated August 14, 2006 between the Company and PT Wismakarya Prasetya
regarding purchase of electric power, steam and gas and based on the Minutes of Meeting on April
22, 2010 regarding power purchase price, the Company agrees to increase the power purchase price
due to Natural gas price increases from PT Perusahaan Gas Negara (Persero). The Company should
pay the monthly electricity, steam and gas based on their consumption. Additionally, the Company
would incur the cost of maintenance of turbines as per the standard running hours as a part of cost of
purchase of electricity. This agreement is valid for a period of 5 years, and due on April 22, 2015.

53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

The Company is exposed to various risks in relation to financial instruments, while the Subsidiaries
are not exposed to such risks anymore because since the second semester of 2004, the Subsidiary has
discontinued its business operations and on August 19, 2011, the Commercial Court of Central
Jakarta declared that the subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is in state of bankruptcy and insolvency
so the curator team will keep the bankruptcy assets and monitor the Subsidiary’s operational and cash
flows, and the Company as parent Company has lost its control over the Subsidiary. The main types
of risks are market risk, credit risk and liquidity risk.

The Company’s risk management focuses on actively securing the Company’s short-to medium-term
cash flows by minimizing the exposure on financial markets

The Company does not actively engage in the trading of financial assets for speculative purposes nor
does it take options. The most significant financial risks to which the Company is exposed to are
described below.

a. Market Risk

The Company is exposed to market risk through its use of financial instruments and specifically to
currency risk and interest risk which result from both their operating and investing activities.

110
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

a. Market Risk (Continued)

(a) Foreign Currency Risk

Most of the Company’s transactions are carried out in the other currencies. Exposure to
currency exchange rates arise from the Company’ sales and purchases are denominated in
United States Dollars (US$) and currencies other than Indonesian rupiah. The Company also
holds United States Dollar-denominated cash and cash equivalents.

To mitigate the Company’s exposure to foreign currency risk, non-Indonesian rupiah cash
flows are monitored.

Foreign currency denominated financial assets and liabilities, translated into Indonesian
Rupiah at the middle rate at the consolidated statements of financial position date, and the
details are stated in Financial Assets and Liabilities in Foreign Currency (Note 48).

The Company’s policy is to manage the financial asssets denominated in foreign currencies
are available to settle the financial liabilities denominated in foreign currencies. At December
31, 2011, the financial liabilities denominated in foreign currencies are in excess of financial
assets denominated in foreign currencies at amount of Rp 8,570,038,216,431. It due to the
Company’s secured debts around of Rp 7,840,670,381,629 has not yet restructured. If the
above mentioned are not considered, the excess of financial liabilities over the assets will be
around Rp 729,367,834,802. This is a manageable level as the loans are repayable over a
period of time.

(b) Interest Rate Risk

The Company’s policy is to minimize interest rate risk exposure on long-term financing.
Longer-term borrowings are therefore usually at fixed rates. At December 31, 2011, the
Company have applied the fixed interest rate for their loans from bank, third parties and
related parties. Hence there is no interest rate risk for the Company.

b. Credit Risk

Credit risk is the risk that counterparty fails to discharge an obligation to the Company. The
Company is exposed to this risk for various financial instruments, for example by granting
receivables and advances to customers and related parties.

111
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Credit Risk (Continued)

The Company continuously monitors defaults of customers and other counterparties, identified
either individually or by group, and incorporate this information into its credit risk controls.

The Company’s policy is to deal only with creditworthy counterparties. In addition, for a certain
proportion of sales, advance payments are received to mitigate risks.

The Company’s maximum exposure to credit risk is limited to the carrying amount of the
financial assets as shown on the face of the consolidated statements of financial position, as
summarized below.

2011
Rp

Cash and cash equivalents 31,177,273,662


Short-term investments 3,000,000,000
Trade receivables, net 722,987,674,614
Other receivables, net 22,937,261,126
Other current assets 51,998,685,430
Non-trade receivable from related parties, net 317,368,061,827
Restricted cash in banks 10,345,623,643

Total financial assets 1,159,814,580,302

(a) Cash and cash equivalents and short-term investments

The credit risk for cash and cash equivalents and short-term investment are considered
negligible, since the counterparties are reputable banks with high quality external credit
ratings. The Company actively monitoring the cash and bank balances on weekly basis

(b) Trade receivables

In respect of trade receivables, the Company is not exposed to any significant credit risk
exposure to any single counterparty or any group of counterparties. The Company’s trade
receivables consist of many customers. Based on historical information, the customer default
rates in the settlement of receivables is low due to the settlement from customers are normally
received by the Company with in the credit term. Moreever, the Company’s significant
portion of the sales are on cash before delivery or a portion of the sales are collected a front
(prefinance). Thus, the Company’s management noted that the outstanding of trade
receivables have not impaired.

112
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Credit Risk (Continued)

(b) Trade receivables (Continued)

PT Adetex owes the Company of Rp 682 million which is due for more than 12 months.
Currently an arrangement for tolling is being organised with them to adjust the above
receivables from them.

(c) Other receivables

In respect of other receivables, the Company is not exposed to any significant credit risk
exposure to any single counterparty or any group of counterparties. Based on historical
information about customer default rates, management consider the credit quality of other
receivables have not impaired.

(d) Non-trade receivables from related parties

Non-trade receivables from related party represent the receivables from PT Multikarsa
Investama (related party). The Company’s management stated that there is no impairment
indication that could be counted from the estimated cash flow in the future, due to
PT Multikarsa Investama is still in the debt restructuring process with PT Perusahaan
Pengelola Aset (PPA). In addition, the said value will be suitably adjusted at the time of
restructuring.

(e) Restricted Cash in Banks

The Company’s management noted that there is no impairment indication that could be
counted from the estimated cash flow in the future, due to the Company is still in the debt
restructuring process with PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). In addition, the said amount
will be suitably adjusted at the time of restructuring.

c. Liquidity Risk

Liquidity risk is the risk that the Company’s ability to meet its obligations when they fall due. The
risk is inherent in the Company’s operational and can be affected by a range of institution-specific
and market-wide events.

In the normal course, the Company manages its liquidity needs by carefully monitoring scheduled
debt servicing payments for current financial liabilities as well as other cash outflows on a day-to-
day business. Liquidity needs are monitored in various time bands, on a day-to-day and week-to-
week basis, as well as on the basis of a rolling 90-day projection.

113
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Liquidity Risk (Continued)

The current financial dues including the bank loans for the procurement of raw materials, of the
Company are fully covered by the current assets of the Company which can be converted into
cash within a short period. The other long-term loans have fixed interest servicing and repayment
schedule, which are fully budgeted in the 3 (three) monthly cash flow estimates. The Company
does not have any over due liability either short-term or long-term, except for secured debts that is
still under the restructuring process

As at December 31, 2011, the Company’s financial liabilities are presented below.

2011
Rp

Bank loans 637,839,711,337


Secured debts 9,185,233,096,043
Trade payables 215,808,272,379
Accrued expenses 413,557,919,140
Credit financing payables 957,211,258
Working capital loans 208,564,000,000
Unsecured debts and notes payable 198,997,359,748
Other current liabilities 38,573,261,263

Total financial liabilities 10,899,530,831,168

54. CAPITAL MANAGEMENT POLICIES

The objective when managing capital is to safeguard the Company and Subsidiaries’ ability to
continue as a going concern, and to ensure optimal capital structure and shareholder returns.

The gearing ratios as at December 31, 2011 and 2010 are as follows :

2011 2010
Rp Rp
Total borrowings 10,230,634,167,128 10,599,971,352,461
Less :
Cash and cash equivalents (31,177,273,662 (87,892,873,462 )
Short-term investments (3,000,000,000) (1,000,000,000)
Restricted cash in banks (10,345,623,643) (17,129,600,731)
Net debt 10,186,111,269,823 10,493,948,878,268
Total deficiency (7,342,046,634,232) (7,952,202,916,163)
Gearing ratio (139% ) (133% )

114
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

54. CAPITAL MANAGEMENT POLICIES (Continued)

The total borrowings include the unrestructured secured debts of approximately Rp 9.185 trillion. The
Company endevours to restructure this debt to a sustainable level and for which the negotiations are
underway with its secured creditors including PPA/BPP. If the proposal of the Company which
includes debt to equity swap and waiver of the past interest amounts is accepted by its creditors, it will
considerably improve the capital gearing structure of the Company.

55. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD

• Based on the warehouse rental agreement dated January 2, 2012 between the Company and
PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the chiller machinery for
one (1) years from January 2, 2012 up to December 31, 2012. As consequently, the Company
should pay the rental expenses amounted to Rp 5,000,000 per month.

• Based on the notarial deed of Aryanti Artisari, SH, M.Kn. No 107 dated February 23, 2012, the
stockholders agreed to used their option right regarding the Management Employee Stock Option
Programme (MESOP). It was connected with the notarial deed of Sutjipto, SH No. 91 dated
March 24, 2009 regarding the issuance of 118,845,397 new authorized shares series C (5% of
issued and paid-up capital) without preemptive rights at par value of Rp 40 each. The execution
price at March 5, 2012 is Rp 45 each, and the shares have been fully paid-up on February 20, 2012
and February 21, 2012. The shares also registered in the Indonesian Stock Exchange through
announcement No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 dated March 5, 2012 and No. Peng-P-
00033/BEI.PPR/03-2012 dated March 7, 2012.

The composition of stockholders as of March 5, 2012 is as follows :

Numbers of Percentage of Total


Stockholders Shares ownership Rp
%
Shares Series A:
PT Multikarsa Investama 131,394,719 5.26 1,313,947,195,000
Public (below 5% each) 88,301,281 3.54 883,012,805,000
219,696,000 8.80 2,196,960,000,000

Shares Series B: – – –

Shares Series C:
Damiano Investments BV., Netherland 1,434,255,172 57.47 57,370,206,880
Others 537,605,796 21.54 21,504,231,840
MESOP 118,845,397 4.76 4,753,815,880
Unsettled 185,350,982 7.43 7,414,039,280
2,276,057,347 91.20 91,042,293,880

Total 2,495,753,347 100.00 2,288,002,293,880

115
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

56. PRONOUNCEMENT OF NEW ACCOUNTING STANDARDS

a. The Indonesian Institute of Accountants (“IIA”) has issued new or revision of the following the
Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”) and its interpretation (“ISAK”). The
accounting standards which will be effective or applicable on the Company financial statements
covering periods beginning on or after January 1, 2012 :
• PSAK 10 (Revised 2010) – The Effects of changes in Foreign Exchange Rates.
• PSAK 16 (Revised 2011) – Property, Plant and Equipment
• PSAK 18 (Revised 2010) – Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans.
• PSAK 24 (Revised 2010) – Employee Benefits.
• PSAK 26 (Revised 2011) – Borrowing Costs
• PSAK 28 (Revised 2011) – Accounting for Casuality Insurance Contract
• PSAK 30 (Revised 2011) – Leases
• PSAK 33 (Revised 2011) – Stripping Cost Activity and Environmenal Management in the
Public Mining
• PSAK 34 (Revised 2010) – Construction Contracts.
• PSAK 36 (Revised 2011) – Accounting for Life Insurance Contract
• PSAK 45 (Revised 2010) – Financial Reporting for Non-Profit Organization
• PSAK 46 (Revised 2010) – Income Taxes.
• PSAK 50 (Revised 2010) – Financial Instruments : Presentation.
• PSAK 53 (Revised 2010) – Share-based Payment.
• PSAK 55 (Revised 2011) – Financial Instruments : Recognition and Measurement
• PSAK 56 (Revised 2011) – Earnings per shares
• PSAK 60 – Financial Instruments : Disclosures.
• PSAK 61 – Accounting for Government Grants and Disclosure of
Government Assistance.
• PSAK 62 – Insurance Contract
• PSAK 63 – Financial Reporting in Hyperinflationary Economies.
• PSAK 64 – Exploration and evaluation of Mineral Resources
• ISAK 13 – Hedge of Net Investment in Foreign Operation.
• ISAK 15 – The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding
Requirements and their Interaction.
• ISAK 16 – Services Concession Arrangements
• ISAK 18 – Government Assistance – No Specific Relation to Operating
Activities.
• ISAK 19 – Applying the restatement approach in PSAK 63 : Financial
Reporting in Hyperinflationary Economies
• ISAK 20 – Income Taxes – Changes in the Tax Status of an Entity or its
Shareholders.
• ISAK 22 – Service Concession Arrangements : Disclosures
• ISAK 23 – Operating Leases – Incentives
• ISAK 24 – Evaluating the Substance of Transactions involving the Legal
Form of a Lease
• ISAK 25 – Land Rights
• ISAK 26 – Reassessment of Embedded Derivatives

116
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
December 31, 2011 and 2010

56. PRONOUNCEMENT OF NEW ACCOUNTING STANDARDS (Continued)

b. The Indonesian Institute of Accountants (“IIA”) has issued new or revision of the following the
Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”) and its interpretation (“ISAK”). The
accounting standards which will be effective or applicable on the Company financial statements
covering periods beginning on or after January 1, 2013 :

• ISAK 21 – Agreements for the Constructions of Real Estate

The Company’s management is currently evaluating the possible impact on these new or revised
accounting standards and interpretations on its consolidated financial statements.

57. SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

The Company published consolidated financial statements. The supplementary financial information
of PT Asia Pacific Fibers Tbk (Parent Company only) in schedule 1 until schedule 7 that has been
prepared in order to analyse parent Company only’s result of operations. The following supplementary
financial information of PT Asia Pacific Fibers Tbk (Parent Company only) should be read in
conjuction with the consolidated financial statements of PT Asia Pacific Fibers Tbk and its
Subsidiaries.

According to PSAK No. 4 (Revised 2009), parent Company has measured the investment in subsidiary
using the cost method, which was previously measured using the equity method. With the adoption of
PSAK No. 4 resulted the adjustment of Rp 1,929,673,610,257 which is recorded in the beginning of
accumulated deficits in 2010.

58. PRESENTATION AND RESPONSIBILITY OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS

The Company’s directors are responsible for the preparation and presentation of the consolidated
financial statements that was completed and authorized for issue on March 21, 2012.

117
Schedule -1

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010

ASSETS

December 31, December 31, January 1,


2011 2010 2010
(As Restated) (As Restated)
Rp Rp Rp
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents 30,990,690,495 87,356,159,090 61,535,283,406
Short term investments 3,000,000,000 1,000,000,000 3,500,000,000
Trade receivables, net after allowance for
impairment of Rp 141,986,246,529
in 2011 and Rp Nil in 2010
Third parties 454,265,227,439 422,111,905,807 279,109,672,287
Related parties 268,722,447,175 410,708,693,704 410,708,693,704
Other receivables, net after allowance for
impairment of Rp 330,163,685,573
in 2011 and Rp 330,437,899,419 in 2010
Third parties 22,937,261,126 4,115,422,435 5,180,509,523
Inventories 795,058,287,598 458,311,330,390 457,252,353,016
Purchase advances 343,195,422,233 290,672,668,878 245,937,124,918
Prepaid taxes 119,411,500,545 124,902,276,343 84,688,222,794
Prepaid expenses 10,588,262,122 7,830,955,214 6,657,155,331
Advances for investment in a joint venture − − 5,914,525,920
Other current assets 52,018,685,430 26,473,126,432 2,189,069,332
Total current assets 2,100,187,784,163 1,833,482,538,293 1,562,672,610,231
NON–CURRENT ASSETS
Non-trade receivables from related parties,
net after allowance for impairment of
Rp 1,015,374,640,487 in 2011 and
Rp 50,234,341,481 in 2010 341,518,011,387 1,301,732,278,186 1,297,995,314,444
Restricted cash in banks 10,345,623,643 10,291,395,798 10,579,437,205
Investment in subsidiaries 293,709,800 168,193,709,800 168,193,709,800
Property, plant and equipment, net after
accumulated depreciation of
Rp 8,573,556,432,737 in 2011 and
Rp 8,070,101,601,075 in 2010 1,255,117,683,754 1,677,799,396,413 2,147,549,051,438
Total non–current assets 1,607,275,028,584 3,158,016,780,197 3,624,317,512,887

TOTAL ASSETS 3,707,462,812,747 4,991,499,318,490 5,186,990,123,118


Schedule -2

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010

LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)

December 31, December 31, January 1,


2011 2010 2010
(As Restated) (As Restated)
Rp Rp Rp

CURRENT LIABILITIES
Bank Loans 637,839,711,337 431,987,380,441 408,047,983,987
Secured Debts 9,185,233,096,043 9,107,034,576,501 9,435,139,803,808
Trade payables
Third parties 215,808,272,379 178,428,588,562 337,456,069,142
Related party − 1,218,619,613 −
Taxes payable 17,567,520,945 18,337,551,362 19,852,961,889
Accrued expenses 413,557,919,140 491,360,573,180 540,447,343,900
Current maturity of long-term
liabilities:
Working capital loans 77,078,000,000 38,958,003,000 3,451,313,400
Credit financing payables 517,187,846 475,480,013 156,641,665
Other current liabilities 37,870,049,132 43,279,993,064 32,608,169,328

Total current liabilities 10,585,471,756,822 10,311,080,765,736 10,777,160,287,119

NON–CURRENT LIABILITIES
Long-term liabilities- net of
current maturity :
Unsecured Debts and Notes Payable 198,997,359,748 189,504,468,044 190,289,560,544
Working capital loans 131,486,000,000 326,174,259,309 341,012,487,762
Credit financing payables 440,023,412 696,228,253 154,802,097
Employees’ benefit liabilities 77,637,935,506 58,478,203,188 45,745,031,796
Deferred tax liabilities 30,568,446,603 89,854,542,024 150,181,963,385

Total non–current liabilities 439,129,765,269 664,707,700,818 727,383,845,584


Schedule -3

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010

LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)

December 31, December 31, January 1,


2011 2010 2010
(As Restated) (As Restated)
Rp Rp Rp

EQUITY (DEFICIENCY)
Capital stock
Authorized 12,357,255,040 shares at
Rp 10,000 par value per Series A,
Rp 1,000 par value per Series B and
Rp 40 par value per Series C
in 2011 and 2010
Issued and paid up 219,696,000
Series A and 2,157,211,950
Series C in 2011 and 2010 2,283,248,477,500 2,283,248,477,500 2,283,248,477,500
Additional paid-in capital 5,586,506,149,053 5,586,506,149,053 5,586,506,149,053
Retained earnings
(accumulated deficit)
Appropriated 8,280,000,000 8,280,000,000 8,280,000,000
Unappropriated (15,195,173,335,897) (13,862,323,774,617) (14,195,588,636,138)

Total equity (deficiency)


attributable to the owners
of the Company (7,137,138,709,344) (5,984,289,148,064) (6,317,554,009,585)

TOTAL LIABILITIES AND


EQUITY (DEFICIENCY) 3,707,462,812,747 4,991,499,318,490 5,186,990,123,118
Schedule -4

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
For the years ended December 31, 2011 and 2010

2011 2010
(As Restated)
Rp Rp
OPERATING REVENUES
Net sales 5,577,223,233,050 4,455,449,431,196
Other operating revenues 4,673,888,541 6,254,259,196
Total operating revenues 5,581,897,121,591 4,461,703,690,392
COST OF GOODS SOLD (5,194,841,458,938) (4,132,801,446,187)
GROSS PROFIT 387,055,662,653 328,902,244,205
OPERATING EXPENSES
Selling expenses (120,468,271,917) (151,230,661,906)
General and administrative expenses (164,956,335,861) (152,914,237,900)
Total operating expenses (285,424,607,778) (304,144,899,806)
PROFIT FROM OPERATIONS 101,631,054,875 24,757,344,399
OTHER INCOME (CHARGES)
Interest income 185,188,989 232,252,259
Insurance claim settlement, net 755,425,253 3,912,505,783
Gain (loss) on foreign exchange transactions, net (83,939,034,346) 369,581,472,402
Interest expense and bank charges (142,803,764,229) (124,400,348,814)
Miscellaneous income (expense), net (1,100,064,527,243) 4,196,012,778
Gain on sale of property, plant and equipment – 572,727,273
Loss on investment in joint venture – (5,914,525,920)
Total other income (charges), net (1,325,866,711,576) 248,180,095,761
PROFIT (LOSS) BEFORE INCOME TAX (1,224,235,656,701) 272,937,440,160
TAX INCOME (EXPENSE)
Current period – –
Deferred 59,286,095,421 60,327,421,361
Total tax income 59,286,095,421 60,327,421,361
NET PROFIT (LOSS) FROM CONTINUING OPERATIONS (1,164,949,561,280) 333,264,861,521
Loss from disposal of Subsidiary (167,900,000,000) –
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME (LOSS)
FOR THE YEAR (1,332,849,561,280) 333,264,861,521

BASIC EARNING (LOSS) PER SHARE (561) 141


Schedule -5

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the years ended December 31, 2011 and 2010

Retained earnings
(accumulated deficit)
Difference on
restructuring Total equity
Difference in among under (deficiency)
the equity Equity common Attributable to the
Additional transaction of adjustment from control owner of the
Capital stock paid-in capital subsidiary translation companies Appropriated Unappropriated Company

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Balance as of December 31, 2009 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 (4,950,019,100) 11,341,556,543 (221,924,188) 8,280,000,000 (15,764,262,148,821) (7,880,057,909,013)
Effect of First Time Adoption of
PSAK 50 (Revised 2006) and
PSAK 55 (Revised 2006) – – – – – – (368,282,263,830) (368,282,263,830)
Equity adjustment from translation – – – 1,112,553,001 – – – 1,112,553,001
Adjustment in relation to the implementation
of PSAK 4 (Revised 2009) – – 4,950,019,100 (12,454,109,544 ) 221,924,188 – 1,936,955,776,513 1,929,673,610,257
Balance as of January 1, 2010
(As Restated) 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 – – – 8,280,000,000 (14,195,588,636,138) (6,317,554,009,585)
Total comprehensive income for the year – – – – – – 333,264,861,521 333,264,861,521
Balance as of December 31, 2010
(As Restated) 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 – – – 8,280,000,000 (13,862,323,774,617) (5,984,289,148,064)
Total comprehensive loss for the year – – – – – – (1,332,849,561,280) (1,332,849,561,280)

Balance as of December 31, 2011 2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 – – – 8,280,000,000 (15,195,173,335,897) (7,317,138,709,344)


Schedule -6

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the years ended December 31, 2011 and 2010

2011 2010
Rp Rp

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES


Receipt from customers 5,673,816,758,805 4,570,849,739,332
Payment to suppliers (1,067,788,023,128) (1,266,227,673,615)
Payment of salaries (136,621,636,479) (127,789,231,195)
Other operating cash payments, net (308,935,167,494) (551,713,916,480)

Cash provided by operations 4,160,471,931,704 2,625,118,918,042


Interest received 180,331,211 247,828,786
Interest expense and bank charges paid (138,419,839,803) (122,261,988,548)
Cash receipt from insurance claim settlement 1,101,259,119 989,928,087
Payment of income tax (102,802,042,218) (8,463,579,257)
Refund of income tax 64,828,470,645 65,955,290,106
Net cash provided by operating activities 3,985,360,110,658 2,561,586,397,216
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Payment to acquire property, plant and equipment (80,771,119,003) (32,157,279,361)
Proceed from sale of property, plant and equipment − 572,727,273
Increase of short-term investments (2,000,000,000) −
Payment of non-trade receivables from related parties (24,713,231,369) (147,208,316,171)
Payment of other receivables (6,047,211,930 ) −
Increase of other current assets (24,322,087,086)) (24,127,214,000)
Net cash used in investing activities (137,853,649,388) (202,920,082,259)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Payment of bank loans (3,759,896,128,247) (2,349,271,697,000)
Receipt of working capital loans 74,474,100,000 35,653,947,627
Payment of working capital loans (227,601,948,781 ) −
Receipt of credit financing payables 305,238,390 −
Payment of credit financing payables (519,739,797) (274,216,087)
Net cash used in financing activities (3,913,238,478,435) (2.313.891.965.460)
NET INCREASE (DECREASE) IN
CASH AND CASH EQUIVALENTS (65,732,017,165 ) 44,774,349,498
EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE 9,366,548,570 (18,953,473,814)
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF YEAR 87,356,159,090 61,535,283,406
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF YEAR 30,990,690,495 87,356,159,090
Schedule -7

SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION

PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk


(PARENT COMPANY ONLY)
STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)
For the years ended December 31, 2011 and 2010

2011 2010
Rp Rp

ADDITIONAL SCHEDULE OF NON–CASH


INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES :
Acquired of property, plant and equipment direct
acquisition through credit financing payables 408,913,636 2,166,176,545
Capitalization of interest expenses to unsecured debts
and notes payable 7,620,301,967 7,619,182,985

Anda mungkin juga menyukai