Anda di halaman 1dari 1

1.

Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri dimulai dari stimulus nociceptor oleh stimulus noxious pada jaringan,
yang kemudian akan mengakibatkan stimulasi nocereceptor di mana di sini stimulus
noxious tersebut akan diubah menjadi potensial aksi. Proses ini disebut transduksi atau
aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan ditransmisikan menuju
neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan nyeri. Tahap pertama transmisi
adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu dorsalis medulla spinalis, pada
kornu dorsalis ini neuron aferen primer bersinap dengan neuron susunan saraf pusat. Dari
sini jaringan neuron tersebut akan naik ke atas medulla spinalis menuju batang otak dan
thalamus selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara thalamus dan pusat-pusat yang
lebih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan
nyeri. Terdapat proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut
tempat modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medulla spinalis.
Setelah itu, timbullah persepsi di mana pesan nyeri menuju ke otak dan menghasilkan
pengalaman yang tidak menyenangkan.

Stimulasi mosiceptor ini merupakan akibat dari pembebasan berbagai mediator biokimiawi
selama proses inflamasi terjadi.

Selain nyeri karena inflamasi, nyeri pada sendi dapat pula disebabkan karena adanya
osteofit, bakteri, dan adanya fibrilasi tulang rawan.

Sebenarnya nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Nyeri menjadi sinyal bahwa
terdapat kerusakan pada tubuh. Misalnya bertopang dagu dengan tangan kiri dalam jangka
waktu yang lama dapat menyebabkan aliran darah ke kulit tangan kiri berkurang sehingga
terjadi kerusakan jaringan setempat (iskemia) dan timbul rasa nyeri akibat penekanan
dagu. Maka kita akan berganti tangan kanan atau berganti posisi. Seandainya kita tidak
merasakan nyeri maka kerusakan jaringan akan bertambah luas dan dapat berakibat
kematian jaringan.

Anda mungkin juga menyukai