KALKULUS 2
Oleh:
Drs. Soehardjo
2011
KATA PENGANTAR
Diktat ini berisi teori integral tertentu dan aplikasinya (luas dataran, panjang busur,
volume benda putar, titik berat, momen inersia, dsb). Diktat ini dibuat dengan tujuan agar
mahasiswa mampu mempelajari dengan mudah mata kuliah kalkulus dan dapat digunakan
sebagai literatur utama disamping literatur lainnya, karena didalam diktat ini juga berisi tugas
yang harus diselesaikan oleh mahasiswa.
Tulisan ini adalah sebagai pengalaman almarhum Bapak Soehardjo dan teman-teman
dosen yang mengajar di ITATS. Bapak Soehardjo adalah seorang dosen yang mengajar sejak
tahun 1966 pada fakultas-fakultas teknik di lingkungan ITS dan ITATS serta mengajar di
Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) di Kualalumpur tahun 1974-1976. Diktat ini
dipersembahkan untuk mengenang jasa almarhum Bapak Soehardjo yang telah mengabdikan
diri seumur hidupnya di dunia pendidikan.
Supaya dapat memahami isi yang terkandung dalam diktat ini diharapkan mahasiswa
harus menguasai teorinya dulu. Penulis menyadari bahwa isi dari diktat ini tidak luput dari
berbagai kekurangan, karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk penyempurnaan pada penerbitan yang akan datang.
Kepada siapa saja yang telah membantu sehingga memungkinkan terbitnya diktat ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1. INTEGRAL TERTENTU
1.1.Pengertian Integral Tertentu 1
1.2.Teorema Newton Leibnitz 1
1.3.Sifat sifat Integral Tertentu 2
1.4.Integral Tak Wajar 5
Soal Latihan 9
DAFTAR PUSTAKA
1 INTEGRAL TERTENTU
0 = 0 1 1 2 2 3 1 1 =
= = 1 1 + 2 2 + +
=1
lim ( ) =
0
=1
Interval [, ] dibagi atas n interval bagian yang berbeda dengan yang tadi dimana 0,
sedemikian hingga:
lim = lim
( ) =
=1
n b
yang disebut integral tertentu dari f (x) terhadap dari = sampai dengan = . Sehingga
disebut sebagai batas bawah integrasi sedangkan untuk disebut sebagai batas atas integrasi.
Jika integral tak tertentu dari () pada , maka
= ()
1
Bukti:
Pandang fungsi =
, [, ]. Fungsi ini adalah integral tak tertentu dari () pada
[, ]. Ingat kembali bahwa setiap dua buah integral tak tertentu dari sebuah fungsi yang diberikan
berbeda satu dengan yang lain oleh sebuah konstanta, karena itu ada sebuah konstanta C sedemikian
hingga = + atau = + untuk semua dalam [, ]. Jika = , maka
= + . Karena
= 0, didapat + = 0 atau = () sehingga
= | = () dimana = ().
Contoh:
1 1
3 = 3 1 2
= 2 3 2 |10 = 2(1)3 2
2(0)3 2
=2
0 0
1.
=
2.
=
+
; <<
3. 0
= 0
2
4. 0
= 0
+ 0
2
2
5. Jika 2 = () maka 0
() = 2 0
2
6. Jika 2 = () maka 0
() = 0
7. Jika () fungsi periodik dengan periode , = ( + ), maka
0
= 0
8. Jika () fungsi genap, maka
() = 2 0
()
9. Jika () fungsi gasal, maka
() = 0
2
Bukti :
= () = =
0 0
Jika diganti dengan maka didapatkan: 0
= 0
.
2 2
4. 0
= 0
+
()
Subtitusi = 2 =
Untuk = =
= 2 = 0
0
= 0
+
2
0
= 0
2
= 0
+ 0
2
2
Jadi terbukti bahwa 0
= 0
+ 0
2 .
2
5. Dengan sifat yang ke-4 : 0
= 0
+ 0
2 . Jika 2 = () maka
2
berakibat bahwa 0
= 0
+ 0
= 2 0
.
2
6. Dengan sifat yang ke-4 : 0
= 0
+ 0
2 . Jika 2 = () maka
2
berakibat bahwa 0
= 0
0
= 0.
3
2
7. 0
() = 0
+
+ + 1
Misal : = + =
Untuk : = = 0; = 2 =
Diperoleh:
2
() = + = + =
0 0 0
Jadi:
= + + + =
0 0 0 0 0
0
8.
=
+ 0
()
substusi: = = ;
Untuk: = = ; = 0 = 0.
Sehingga diperoleh:
0 0 0
= () = = =
0
= + . (1)
0 0
= + = 2
0 0 0
= + = 0
0 0
4
Contoh:
1. = 0
cos 4
Penyelesaian:
= ( ) cos 4 ( )
0
= cos 4 cos 4
0 0
= 0
cos 4 Ingat RUMUS:
cos 1 sin 1
2 = cos 4 cos = + cos 2
0
6 3 2
= =
2 16 16
Integrand Diskontinu
() = +
Integral ini disebut konvergen jika limitnya ada, dan disebut divergen jika limitnya tak ada.
2 4
dx dx
Contoh: Selesaikan a). 4 x2
; b). 4 x
0 0
5
Penyelesaian:
1
a. integrand f ( x ) diskontinu di x = 2.
4 x2
2
2
lim+ = lim+ arcsin |2
0 = lim+ arcsin arcsin 0 = arcsin 1 =
0 4 2 0 2 0 2 2
0
2
dx
Jadi 4 x2
2
.
0
1
b. integrand f ( x ) diskontinu di x = 4.
4x
4
dx 4
Lim = Lim ln 4 x 0 Lim (ln ln 4) ( ln 4) ln 4
0
0
4 x 0 0
4
dx
Jadi 4 x divergen.
0
= +
+
Penyelesaian:
1
Integrand f ( x ) diskontinu di x = 0.
x
3 3
= lim+ = lim+ 2 |30+ = lim+ 2 3 2 = 2 3
0 0 0
0 0+
6
3. Jika kontinu untuk semua nilai pada , kecuali di = dimana < <
maka:
() = + +
+
1
Penyelesaiannya: Integrand f ( x ) hanya diskontinu di x = 0 yang terletak di antara batas-batas
x
integrasi -1 dan 1, maka:
1 0 1
1 1
= lim+ + lim+ = lim+ ln || | 1
1 + lim+ ln ||| 1
0 1 0 0 1 0
1 1 0+ 1
= lim+ ln lim+ ln 1
0 1 0
= tak ada
1
dx
Jadi x
divergen.
1
=
+
Penyelesaian:
+
1 1 1
= lim = lim arctan |0 =
9 + 2 + 9+ 2 + 3 3 6
0 0
7
2. Jika () kontinu pada , maka :
e
2x
Contoh: Selesaikan dx
Penyelesaian:
0 0
1 2 0 1 1
2 = lim 2 = lim | = lim ( 0 ) =
2 2 2
= +
+
Penyelesaian:
+ 0 1
1 1 1
= lim + lim
4 + 2 4 + 2 1 + 4 + 2
0
1 1
= lim arctg |0 + lim arctg |0 1
2 2 1 + 2 2
1 1
= lim arctg 0 arctg + lim arctg 1 arctg 0 =
2 1 + 2 2
8
SOAL-SOAL LATIHAN
3 3
2. = 2 5
2 17. = 0
4 (1 + ) 2
2
3. = (4 2 7 + 1) 2
2 18. = 0
1 + 2
8 3 1
4. = ( + 5 2 )
sec
1 19. = 4
0 8+sec
7
5. = 1
9
20. = 1
1 +
6. =
4
(2 sec + 2 2 ) 21. =
+
6 0
4 1 + 1
1 22. =
7. = 2
( 2 + 2 2 ) 1 3
32 5 + 1
8. = 23. =
1 5 2 0 2 + 2 2
+ 1
24. =
9. = 0
(sin + 2 ) 1
1 0 1
4 25. =
10. = 2
0 2
(21)3
22
3 1
11. =
4
7 + 2 26. = 0 2
0
8 1
2 27. =
12. = 0
4 2 0 3
3 9 1
13. = 28. = 0 9
0 2 +1
1 4 1
29. =
14. = 0 2 2 +2
3 3 2
+
1
30. =
15. = 2
0
2 cos 2 +2
9
2 LUAS DATARAN
Untuk n atau x 0 , maka luas daerah yang dibatasi oleh kurva y f (x ) , sumbu x,
garis-garis x = a dan x = b adalah :
= lim = =
0
=1
0
10
Busur PQ PQ ri .
1
Luas juring OPQ = (Busur PQ).(OP).
2
1 1 2
= ( ri )( ri ) ri
2 2
n
1 2
Sehingga luas juring seluruhnya= 2
ri .
i 1
2
1 2 1
= lim = 2
0 2 2
=1 1
Dari penjelasan 2.1 dan 2.2 dapat dibuat ringkasan sebagai berikut:
1. Luas dataran yang dibatasi oleh kurva = > 0, sumbu x, garis x = a dan x = b.
Y PQRS = dL
R C
S = () > 0 Elemen Luas dL ydx
D
Luas ABCD adalah :
y dL
=
0 A P Q B
dx X
2. Luas dataran yang dibatasi oleh kurva = < 0, sumbu x, garis x = a dan x = b.
11
Y
3. Luas dataran yang dibatasi oleh kurva 1 = 1 , 2 = 2 sumbu x, garis x = a
dan x = b.
Y Elemen luas dL ( y1 y 2 ) dx
Luasnya adalah
= ()
= () = 1 2
X
a b
= 1 2
X
a b
5. Luas dataran yang dibatasi oleh kurva = > 0, sumbu , garis = dan =
c
X
0
12
6. Luas dataran yang dibatasi oleh kurva bentuk kutub = , jari-jari hantar pada
= 1 dan = 2
Contoh:
X
0 2
2. Dapatkan luas daerah persekutuan yang dibentuk oleh garis lurus y = 1 dan y x 2
Penyelesaian:
Y
= 2 2
titik potong: = 1 1 = 1, 2 = 1
=1 =
1 1 Y=1
1 3
b
4
L ( y1 y 2 ) dx = (1 x ) dx x x
2
a 1 3 1 3
X
-1 0 1
13
3. Dapatkan luasan keping kardioida r 1 cos .
Penyelesaian:
1
Bagian atas : L L1 ,
2
1 0, 2
1 2 2
2 1 0
L1 r d
1 1 3
L L1 2. 1 cos d
2
2 20 2
SOAL LATIHAN
Dapatkan luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva dan sertai gambarnya:
1. = 2 , = 0, = 1, = 3 11. = ( 2)2 = 4
2. = 4 2 2 = 0 12. = ( 1)2 = 3
3. = 8 + 2 2 = 0 13. = 2 4, = 0 = 3
4. = 2 = 2 + 2 14. = 3 = 2 2
5. = 2 4 + 4, = 0 = 0 15. = 3 =
6. = 2 + 4, = 6 2 = 3 16. = = 2
7. = 3 2 2 , = 1 2, = 1, dan 17. = ln , = 1 = 1
=0
18. = 4 4 = 2
8. = 2 2 = 2
19. 2 = 12 2 = 12
9. = 2 = 1
1
20. = 3 2 1 = 4
10. 2 + 1 = ( 1)2 = 0
14
3 ISI BENDA PUTAR
= ()
a b X
ba
Interval [a,b] dibagi menjadi n bagian yang sama, x . Empat persegi panjang kecil
n
dengan panjang x dan lebar yi setelah di putar pada sumbu x menghasilkan tabung kecil
dengan jari-jari yi dan tinggi x dengan isi V yi 2 x . Untuk x 0 atau n maka
didapat isi benda putar yang terjadi adalah:
= lim 2 = 2
0
=1
15
6.2 Pada Koordinat Kutub.
Luas = 2 . = 2 . . .
Isi (OPQ ) Isi kerucut dengan luas bidang alasnya luas (PQ ) dengan tinggi ri .
1 1
Isi (OPQ ) Luas ( PQ ).ri ( 2yi ri ).ri , karena yi ri sin maka:
3 3
1 2
Isi (OPQ ) ( 2 ri sin ri ).ri ri 3 sin . . Jadi isi benda putar adalah:
3 3
2
2
= 3 sin
3
1
1. Isi benda putar yang terjadi jika keping datar yang dibatasi oleh = (), sb. x, garis-garis
x = a dan x = b, diputar pada sumbu x.
= 2
a
b
16
2. Isi benda putar yang terjadi jika keping datar ABCD seperti no. 1 diputar pada sumbu
a dx b X
= 2
3. Isi benda putar yang terjadi jika keping datar yang dibatasi oleh 1 = 1 () dan 2 = 2 ()
garis-garis x = a dan x = b, diputar pada sumbu x.
= 12 22
= ()
a b
X
4. Isi benda putar yang terjadi jika keping datar seperti no.3 di atas diputar pada sumbu
= 2 1 2
5. Isi benda putar yang terjadi jika keping datar yang dibatasi oleh = (), sumbu y, garis-
garis y = c dan y = d.
= 2
d
c
17
6. Isi benda putar pada koordinat kutub
2
Y Elemen Isi: dV r 3 sin d sedemikian
a 3
= ()
hingga isi benda putar adalah:
b
2
2
= 3 sin
3
1
X
Contoh:
1. Dapatkan isi benda putar yang terjadi jika keping setengah lingkaran x y a yang
2 2 2
Penyelesaian:
a a
V y dx (a x )dx
2 2 2
a a
1 3 4 3
V (a 2 x x ) a
a a
-a a X 3 3
0
(isi bola).
2. Dapatkan isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi oleh y x 2 , garis-garis x = 0
dan y = 9 diputar pada sb. y. Penyelesaian:
Y = b
V x 2 dy
a
9
1 81
V ydx ( y 2 ) 90
0
2 2
x
3. Dapatkan isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi oleh y 4 x x 2 dan y x ,
diputar pada sumbu x. Penyelesaian:
Y
= =
18 3 x
y 4 x x 2 , y x maka titik potongnya adalah 4 x x 2 x x 2 3 x 0
x ( x 3) 0 x1 0, x 2 3
Sedemikian hingga:
b 3 3
108
V ( y1 y 2 ) dx [( 4 x x 2 ) 2 x 2 ]dx V ( x 4 8 x 3 15 x 2 )dx
2 2
a 0 0
5
4. Dapatkan isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi oleh y sin x , sumbu x, di
antara x = 0 s/d x diputar pada sumbu y. Penyelesaian:
Y
b
= () V 2 xydx 2 x sin xdx
a 0
x
2 ( x cos x sin x ) 0 2 2
5. Dapatkan isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi oleh y x 3 , sumbu y dan
garis-garis y = 1 di putar pada garis x = 2. Penyelesaian:
1
12
V 2 ( 2 x )(1 x 3 ) dx
0
5
2 X
6. Dapatkan isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi kardioida r a (1 cos ) ,
diputar pada sumbu kutub. Penyelesaian:
2 2 3
V r sin d
3 1
2 8
V a 1 cos sin d
3
3 0 3
19
SOAL LATIHAN
Dapatkan volume benda putar yang terjadi jika keping datar yang di batasi oleh:
(sertai gambar)
1. = , , = 1 = 2 .
2. = 2 2 , , = 0 = 2 .
3. = , , = 2 .
1
4. = 3 , , = 9 .
1
5. = , = 1 = 2 .
6. = 2 2 , = 0 .
7. = 2 = 2 .
8. = = 2 2 .
9. = = 2 .
10. = 2 = .
2
11. + = 1 .
9
2
12. + = 1 .
9
13. 2 = 8 3 , = 1 = 2 ( ) .
14. 2 = 8 3 , = 1 = 2 ( ) .
15. = , , = 5 .
16. = sin , (0 ) .
17. = 2 2 , .
18. = 4 = 2 .
19. = 6 3 = 4 2 2 .
1 1
20. = 2 2 , = 1, = 4 .
20
4 PANJANG BUSUR
c C
2
= 1+
x
= ()
3. Panjang busur AB dari garis lengkung dengan persamaan parametrik , dimana
= ()
( = 1 ) dan ( = 2 )
Elemen panjang busur:
y=g(t)
2 2
y x=f(t) dx dy
ds dt
A dt dt
21
4.2 Pada Koordinat Kutub.
2
2
= 2 +
1
Contoh:
3
Penyelesaian:
1 2
3 dy 9
y ' x 2 ; ds 1 dx 1 x dx
2 dx 4
b 5 3
9 8 9 335
s ds 1 x dx (1 x ) 2 50
a 0
4 27 4 27
2 2 2
Penyelesaian:
(0,a)
1 1
y' y x 3 ;
3
(a,0)
a a 1 1
(-a,0)
s 4 1 y ' dx 4 a x 3 dx 6 a
2 3
0 0
(0,-a)
x a (t sin t )
3. Dapatkan panjang suatu busur sikloida: y a (1cos t )
Penyelesaian:
22
dx dy
a (1 cos t ), a sin t
dt dt
(1 cos t ) 0 cos t 1 t1 0, t 2 2
a 2 (1 cos t ) 2 a 2 sin 2 t dt 8a
0
Penyelesaian:
dr
a sin ;
= (1 + cos ) d
2
dr
s 2 r
2
d
0 d
x 2 a 2 (1 cos ) 2 a 2 sin 2 d 8a
0
23
SOAL LATIHAN
Dapatkan suatu busur dari kurva berikut pada interval yang diberikan:
1
1. = 3 2 pada [0,6]
3
2. = 3 2 1 dari = 0 ke = 1
4 1
3. = + 8 2 pada [1,2]
4
4 1
4. = 16 + 2 2 dari = 2 ke = 3
6. 24 = 4 + 48 dari = 2 ke = 4
3
17
7. = 2 1 2 pada [1, 9 ]
1 1
8. = 8 ( 4 + 4 2 ) dari y= 1 ke y= 4
1
= 3 3
9. dari = 0 ke = 3
= 2 + 2
= cos
10. dari = 0 ke =
= 2 sin
24
5 LUAS KULIT BENDA PUTAR
1. Luas kulit benda putar yang terjadi jika busur AB dari kurva = () diputar pada sumbu x.
= 1 + 2
= 2 = 2 1 + 2
2. Luas kulit benda putar yang terjadi jika busur CD dari kurva = () diputar pada sumbu y.
2
= () = 1+
Y
d = ()
Elemen luas kulit: = 2
D
2
c
C = 2 = 2 1+
25
= ()
3. Untuk kurva dengan persamaan parametrik:
= ()
( = )
X
a. Sumbu X Elemen luas kulit: = 2, maka luas kulit benda putarnya adalah:
2
2 2
= 2 +
1
b. Sumbu YElemen luas kulit: = 2, maka luas kulit benda putarnya adalah:
2
2 2
= 2 +
1
2
l
= = 2 +
A
= ()
= cos
B = sin
X
O
26
Jika busur AB diputar pada :
a. Sumbu kutub (OX):
2 2
2
= 2 = 2 sin 2 +
1 1
Contoh:
1. Dapatkan luas kulit benda putar yang terjadi jika busur = 2 dari x = 0 s/d x = 3 diputar
pada sumbu x.
Penyelesaian:
dy 1
Y y2 x y'
dx x
b
= K 2 y 1 ( y ' ) 2 dx
a
3
1
3 X K 2 2 x 1 dx
0
x
3
56
K 4 x 1dx
0
3
2. Dapatkan luas kulit benda putar yang terjadi jika satu busur sikloida: = sin ,
= 1 cos diputar pada: a). sumbu x, b). garis = .
Penyelesaian:
Y
2 2
dx dy 1
dS dt 2 a sin tdt ,
dt dt 2
2a
2
a) = 2 1
( )
2 1 64
X = 2 0
1 cos 2 sin 2 = 2
2 3
27
b). jarak ds sampai dengan sumbu putar adalah a x , maka:
2a
1 4
K 2 (a x )ds 2 a a t sin t .2 a sin tdt 8a 2 ( )
0 0
2 3
3. Dapatkan luas kulit benda putar yang terjadi jika setengah (bagian atas) dari kardioida
r a (1 cos ) diputar pada sumbu kutub (OX).
Penyelesaian:
= 2. 1 + cos ; = sin
32 2
= 2 = 2 1 + cos sin . 2. 1 + cos =
5
0 0
28
SOAL LATIHAN
3 1
2. Kurva = + dari = 1 ke = 2 yang di putar pada sumbu x
3 4
1
3. Kurva = 3 2 dari = 0 ke = 6 yang di putar pada sumbu x
3 1
4. Kurva = 1 dari = 2 ke = 1 yang di putar pada sumbu x
29
6 TITIK BERAT
Jumlah seluruh massa : = 1 + 2 + + = =1 ..(1)
Titik Z ( x, y ) yang bersifat xM M y dan yM M x disebut titik berat dari sistem itu.
= =
= =
30
6.2 Titik berat Keping datar homogin.
Keping datar homogin adalah keping datar yang
1. Titik berat keping datar homogin yang dibatasi oleh kurva = , sumbu x, garis-
garis = dan = .
1 1
Momen Statis dari dM terhadap sumbu x adalah: = 2 = 2 2
= =
Jadi: 1 2
=2
= ;
31
2. Titik berat keping datar homogin yang dibatasi oleh kurva-kurva 1 = 1 , 2 = 2
garis-garis x = a dan x = b adalah , , dimana:
x( y 1 y 2 ) dx
y = ()
x a
b
(y 1 y 2 ) dx
a
Z(x,y) b
1
( y1 y 2 ) dx
2 2
2a
y b
= ()
x (y 1 y 2 ) dx
a
a b
Jika suatu luasan (keping) datar diputar penuh pada sumbu (garis) yang sebidang dengan
luasan itu dan tidak memotong luasan itu, maka isi benda putar yang terjadi sama dengan
luasan dataran itu kali lintasan titik beratnya.
y
A B = 2
x
a b
Bukti:
1 2
2 = 2. 2
= .
= 2. .
32
Secara umum sbb:
= 2. .
+ +
=
2 + 2
Contoh-contoh:
1. Dapatkan titik berat dataran yang dibatasi oleh y = x dan y x 2 , sumbu x dan garis x = 3.
Penyelesaian:
b 3
xydx x.x dx 1 4 81
3
3
y x 0
= 9
x ab 03 4 4
1 3 9 4
3
ydx x 2
dx x 0
3
a 0
b 3
1 2 1
2 a
2
y dx x 2 dx 1 5 3
x
20 10
0
27
y b
3
3 x 9 10
ydx x
2
dx
a 0
Penyelesaian:
y y x2 x2 x x2 x 0
= potong
yx x ( x 1) 0 x1 0, x 2 1
1
1 x
33
b 1
x( y y 2 ) dx x.( x x
1 2
1 ) dx
1
x ab 01 12
1 2
2
( y1 y 2 ) dx ( x x ) dx
6
a 0
b 1
1 1
( y1 y 2 ) dx
2 0
1
x 2 x 4 dx
2 2
2a 2
y b
1 15
1 5
(y y 2 ) dx 2
1 ( x x ) dx
6
a 0
1 2
Titik beratnya Z ( x, y ) Z ( , )
2 5
Penyelesaian:
y
Dengan dalil Guldin I sumbu Y = sumbu simetri
x 0 ambil sumbu x sebagai sumbu putar:
1
Luas setengah lingkaran; L a 2 .
Z(0,y) 2
4
-a 0 a x Isi bola jari-jari = a; V a 3 .
3
Dalil Guldin I: = 2. .
4 3 1 4a
a 2 . y a 2 y .
3 2 3
4a
Jadi titik beratnya Z (0, y ) Z (0, )
3
4. Dataran pada contoh no.2 di atas diputar pada garis lurus x y 1 = 0. Dapatkan Isi benda
putar yang terjadi. Penyelesaian:
b 1
1
Luas L ( y1 y 2 ) dx ( x x 2 ) dx ,
a 0
6
y
1 2
titik beratnya Z ( x, y ) Z ( , )
= 2 5
(x,y)
Jarak dari Z ( x, y ) ke garis x y 1 = 0
adalah:
x
34
9x,y0
1 1
1
x y 1 7
ZD 2 5
12 ( 1) 2 2 10 2
71 7 7 2
V 2 .ZD .L 2 . .
10 2 6 30 2 60
y
B
x Z(x,y) y=f(x) dy
Elemen panjang busur: ds 1 dx
dx
A
y Density = , maka elemen massa (massa dari
x
a ds b ds) adalah dM ds .
Karena ds pendek, berupa batang lurus, titik beratnya di tengah-tengahnya, sehingga lengan
dari dM terhadap sumbu y adalah sepanjang x dan lengannya terhadap sumbu x adalah
sepanjang y, maka momen statis dari dM terhadap sumbu y dan sumbu x, berturut-turut
adalah:
dM y x ds dM x y ds
Diperoleh:
b b
35
xM M y dan yM M x
b b
b b
x ds xds dan y ds yds
a a
a a
b b
x 1 ( y ' ) dx y 1 ( y ' ) 2 dx
2
Jadi: x a
b
;y a
b
1 ( y ' ) dx 1 ( y ' ) 2 dx
2
a a
Perhatikan bahwa :
Titik berat busur homogin tidak selalu terletak pada busur itu; contohnya: titik berat busur
lingkaran penuh terletak di titik pusat lingkaran itu.
Jika suatu busur dari suatu kurva datar diputar penuh pada sumbu yang sebidang dengan
busur itu dan tidak memotong busur itu, maka luas kulit benda putar yang terjadi sama
dengan panjang busur itu kali lintasan titik beratnya.
Jadi: jika S = panjang busur AB, Z ( x, y ) = titik berat busur AB, sumbu x = sumbu putar,
K = luas kulit benda putar, maka:
= . .
b y ds b
Bukti : K 2. y ds 2 a
b
. ds = 2. . y.s , sehingga K 2. . y.s
ds
a a
Contoh-contoh:
36
1
(, ) =
dS 1 ( y ' ) 2 x a ( a 2 x 2 ) 2 dx
a a
1 (, )
xdS xa (a x )
2 2 2
dx
a 2 2a
x 0
0
a a
1
1 x
a
dS a(a x )
2 2 2
dx
2 (, )
0 0
2a
yx
2a 2a
Jadi titik beratnya adalah Z ( x, y ) Z ,
2. Dapatkan titik berat busur setengah lingkaran x 2 y 2 a 2 yang ada di atas sumbu x.
Penyelesaian:
2a
Jadi titik beratnya Z (0, y ) Z (0, ).
y
Jika y f (x ) diputar mengelilingi penuh
37
Ini diperoleh sbb.: Karena sb. x = sumbu putar y 0 , y f ( x ) dS 1 ( y ' ) 2 dx jika
ds diputar pada sumbu x menjadi elemen luas kulit dK 2. . y.dS . Bila density = (konstan)
b b
Karena sumbu x = sumbu putar, maka titik berat terletak pada sumbu putar ialah C (x,0)
b b
b b xydx xy 1 ( y ' ) 2 dx
x 2 ydS 2 xydS x a
b
= a
b
.
ydx y 1 ( y ' ) dx
a a 2
a a
Contoh:
1
1. Dapatkan titik berat kulit benda putar yang terjadi jika busur lingkaran x 2 y 2 a 2
4
yang di kwadran I diputar pada sumbu x.
Penyelesaian:
y
1
y a 2 x 2 dS a a 2 x 2 2 dx
xydS 1 2
ax a
0
a
y 0
2 ,
a
ax 0a 2
ydS
0
a
Jadi titik berat kulit setengah bola ini C ( ,0) .
2
38
2. Dapatkan titik berat kulit benda putar yang terjadi jika garis 4 y 3 x 6 dari x 0 s/d
x 2 diputar pada sumbu x.
Penyelesaian:
y 3 3 3
y x y' ,
4 2 4
2
x 3 5
dS 1 ( y ' ) dx 1 dx dx
2
C(,0) 2 4 4
b 2
3 35
1 3 3 22
xy ds x 4 x 2 4 dx
x x 0
4 4 2
x b
a
2
0
.
3 35 3 2 3 2 3
y ds 4 2 4
x dx x x 0
8 2
a 0
2
Jadi titik beratnya C ,0
3
y
diputar pada sumbu x, adalah:
x
b
dx
xy
2
dx
x a
b
;y0
z a
y
2
dx
b a
Karena sb.x = sumbu putar y 0 . Elemen luas dL ydx diputar pada sumbu x diperoleh
39
elemen isi dV y 2 dx . Bila density = (konstan) maka elemen massa
dM dV y 2 dx
Massa isi benda putar: =
2 .
dM yoz xdM xy 2 dx
Sehingga M yoz xy 2 dx
a
Karena sb x = sumbu putar, maka titik berat terletak pada sumbu putar ialah: C x,0 dengan
sifat xM M YOZ
xy
2
b b
dx
x y dx xy dx , x
2 2 a
b
y
a a 2
dx
a
Contoh:
1. Dapatkan titik berat isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi oleh
y 2 x , sumbu x dan garis x = 1, diputar pada sumbu x.
Penyelesaian:
y 2 x y 2 4x ,
=
sumbu x sebagai sumbu putar y 0
1 x b 1
xy dx x.4 xdx
(, ) 2
2
x a
b
0
1
3
y 4 xdx
2
dx
a 0
2
Jadi titik beratnya C x,0 C ,0
3
40
1
2. Dapatkan titik berat isi setengah bola yang terjadi jika keeping lingkaran x 2 y 2 a 2
4
yang dikwadran I diputar pada sumbu y.
Penyelesaian:
y x2 y2 a2 x2 a2 y2
(, )
yx y (a y 2 )dy
2 2
dx
x 3a
-a a y a
b
0
a
8
y (a y 2 ) dy
2 2
dx
a 0
3a
jadi titik beratnya C 0, y C 0, .
8
SOAL LATIHAN
3. Kurva 2 = 20 dan 2 = 20
4. Kurva = 6 3 2 dan = 3
5. Kurva 2 + 2 2 = 3, (kuadran IV).
6. Kurva = sin dan = 0 (0 ).
7. Kurva = 4 2 dan = 4 .
41
Dapatkan titik berat isi benda putar yang terjadi jika keping datar yang dibatasi oleh:
Dengan dalil guldin I dapatkan isi benda putar yang terjadi jika dataran yang dibatasi oleh:
296 2
3. y 6 3x x 2 dan x y 3 0 diputar pada garis y = 3-x jawab:
5
Luas kulit Torus yang terjadi jika busur lingkaran : x ( y b ) a ; (b > a) diputar pada
2 2 2
4.
sumbu x.
42
7 MOMEN INERSIA
(Momen Kelembaman)
xn
mn
x3 m3
x2 m2
yn
x1
m1 y2 y3
y1
0 x
n
Sumbu x adalah I x m1 y1 m 2 y 2 ... m n . y n mi y i
2 2 2
i 1
n
Sumbu y adalah I y m1 x1 m2 x 2 ... mn x n mi xi
2 2 2
i 1
n
M m1 m2 ... m n mi
i 1
Pada bidang XOY dapat dapat ditemukan sebuah titik yang berjarak R dari sumbu x sedemikian
Ix
hingga I x R 2 M atau R , maka R disebutkan jari-jari girasi terhadap sumbu x.
M
Momen Inersia terhadap suatu garis yang letaknya sebidang denga dataran atau busurnya disebut
momen inersia Axial. Momen Inersia terhadap suatu titik yang letaknya sebidang dengan
43
dataran/busurnya, atau terhadap suatu garis yang tegak lurus pada bidang dataran / busurnya
disebut momen inersia kutub (polar) . Momen inersia kutub adalah sama dengan jumlahnya
momen inersia axial terhadap sumbu x dan terhadap sumbu y.
y y r 2 x 2 y 2 ; I y x 2 m , dan I x y 2 m
x m
I y I x x 2 m y 2 m ( x 2 y 2 )m
sedangkan untuk I 0 r 2 m ( x 2 y 2 )m
y
r Jadi
0 x x I0 I x I y
l y
maka :
y Il I0 I x I y
x m
y
0 x
x
Contoh:
1. Dapatkan momen inersia dari keping empat persegi panjang homogin dengan alas a dan
tinggi t; terhadap alasnya . (density = (konstan)). Penyelesaian:
y
Ambil alas sebagai sumbu x, sisi kiri
D C(a,t)
sebagai sumbu y. Elemen Luas = ,
Elemen massa dM dL , Elemen momen
t t t
1
y I x y 2 dM y 2dL y 2ady at 3
0 0 0
3
0 x
0=A B(a,0)
44
Perhatikan :
1 3
dI x y dx dx x
3
1. Dapatkan momen inersia kutub dari keping lingkaran homogin jari-jari terhadap titik
pusatnya. (density = (konstan)). Penyelesaian:
Jadi:
a
1
I 0 2 r 3 dr a 4
0
2
1 1
Perhatian: I x I y I 0 . Karena simetri, maka I x I y I 0 a 4 .
2 4
Peranan titik O dapat di ganti oleh garis g yangmelalui O dan tegak lurus keping lingkaran itu
1 1
maka I g I 0 a 4 . Jika keping lingkaran itu mempunyai tebal t maka I g a 4 t .
2 2
45
Selanjutnya apabila keping lingkaran itu
terjadi dari elemen luas yang diputar
mengelilingi sumbu x, maka didapat
elemen momen inersia benda putar
terhadap sb x. (sebagai sb. putarnya) ialah:
y
1
dx x dI x y 4 dx
2
1. Momen Inersia terhadap sumbu x ( I x ) dan momen Inersia terhadap sumbu y ( I y ) dari keping
datar homogin ABCD yang dibatasi oleh kurva = (), sumbu x, garis-garis = dan
= dengan density (rapat massa)= (konstan) didapat sebagai berikut:
Dari perhatian contoh 1 didepan bahwa
b
Y 1
Ix y 3 dx , elemen luas dL = ydx. Elemen
3 a
y=f(x)
massa dM dL ydx . Elemen massa dM
ini berlengan x dari sumbu y, maka:
x
= 2 = 2 ; sehingga
a dx b X
= 2
46
2. Momen Inersia terhadap sumbu x ( I x ) dan momen Inersia terhadap sumbu y ( I y ) dari
Y 1
dI x ( y1 y 2 ) dx
3 3
= () 3
b
1
I x ( y1 y 2 ) dx
3 3
x 3 a
= () dL ( y1 y 2 ) dx
a b X
dM dL ( y1 y 2 ) dx
dI y x 2 dM x 2 ( y1 y 2 ) dx . Jadi:
= 2 1 2
Jika momen inersia suatu keping datar homogin yang massanya M (Luas=L, densitynya= )
terhadap sumbu (garis) yang melalui titik beratnya = I Z , maka momen inersia masa keeping
itu terhadap garis yang sejajar dan berjarak p dengan sumbu yang melalui titik berat tsb adalah:
= + 2
Bukti:
47
sumbu (garis) x0 dan berlengan (y + p) terhadap garis g, maka:
dI g ( y p ) 2 dM
dI g ( y 2 2 py p 2 )dL
y dL I z ; ydL My dimana
2
Karena y otomatis bernilai nol jika titik berat berada pada
Contoh:
1. Dapatkan momen Inersia terhadap sumbu x dan terhadap sumbu y dari keping datar yang
dibatasi oleh y x , sumbu x dan garis x 3 , dengan density (konstan). Penyelesaian:
2
b 3 3
1 1 1 729
Y = I x y 3 dx = ( x 2 ) 3 dx I x x 6 dx
3 a 3 0 3 0 7
b 3 3
243
I y y x dx = x x dx I y x 4 dx
2 2 2
a 0 0
5
3 X
2. Dapatkan momen inersia I x , I y , dan I y dari keping datar homogin yang dibatasi oleh y = x dan
b 1
1 1 1
I x ( y1 y 2 ) dx = ( x 3 x 6 ) dx
y 3 3
= 3 a 3 0 28
b 1
1
I y x 2 ( y1 y 2 ) dx x 2 ( x x 2 ) dx
= a 0
20
1 x 1 1 3
I0 I x I y
28 20 35
48
3. Diberikan keping empat persegi panjang ABCD. Alas AB = a, tinggi AD = t. Density =
(konstan). Titik berat Z; AE = ED; BF = FC; EF melalui Z; EF // AB. Ditanyakan :
Momen Inersianya terhadap garis EF. Penyelesaian :
D C(a,t) 1
I AB I x at 3
3
E Z F
Masing keping ABCD M L at ,
t
1
Jarak EF ke AB adalah ZG t
2
O=A G B(a,0)
1 1 1
at 3 I EF ( t ) 2 at I EF at 3
3 2 12
4. Diberikan soal seperti contoh 3 ditanyakan Momen Inersianya terhadap titik berat Z.
Penyelesaian:
1 1
I AB at 3 ; I AD ta 3 ; I A I O
3 3
1
I A I AB I AD ta( a 2 t 2 )
3
1 1 1
AG a ; ZG t maka ( AZ ) 2 ( a 2 t 2 )
2 2 4
1 1 1
at ( a 2 t 2 ) I Z ( a 2 t 2 )at I Z at ( a 2 t 2 ) .
3 4 12
49
7.4. Momen Inersia Busur
Momen inersia busur AB dari kurva = () antara = s/d = , terhadap sumbu x dan
sumbu y diperoleh sbb:
y
B Dari = () maka elemen panjang busur
ds = ()
ds 1 ( y ' ) 2 dx dengan density (konstan)
A elemen massa dM ds .
a b x
dI x y 2 dM y 2 ds
= 2 = 2 1 + 2
dI y x 2 dM x 2 ds
= 2 = 2 1 + 2
Contoh:
Dapatkan momen inersia terhadap sumbu x dari busur setengah keliling lingkaran
Y
x
y a 2 x 2 y' dx
a x 2 2
a
ds 1 ( y ' ) 2 dx dx
y
-a a X
0
50
a a
I x y 2 ds a ydx ;
a a
a
1
I x a a 2 x 2 dx a3
a
2
Momen inersia kulit benda putar terhadap sumbu x, yang terjadi dari perputaran kurva
X dI x y 2 dM
dI x 2y 3 ds
a
b
Jadi:
= 2 3 = 2 3 1 + 2
Contoh:
Dapatkan momen inersia terhadap sumbu x dari kulit benda putar yang terjadi jika y x ,
diputar pada sumbu x dari x = 0 s/d x = 2. Penyelesaian:
Y =
1
y x y '
2 x
b b
I x 2 y ds 2 y 3 1 ( y ' ) 2 dx
3
X a a
2
51
2 3
1
I x 2 x 2 1 ( ) dx
0
4x
2
1 149
I x 2 x x dx
0
4 30
1. Momen Inersia terhadap sumbu y dari isi benda putar yang terjadi jika keping datar yang
dibatasi oleh = (), sumbu x, garis-garis = s/d = , diputar pada sumbu y,
diperoleh sbb:
a b X dI y x 2 dM x 2dV 2x 3 ydx
dx
Jadi:
= 2 3
Contoh:
Dapatkan momen Inersia terhadap sumbu y dari isi benda putar yang terjadi jika keping datar
dikwadran pertama yang dibatasi oleh y 8 x , sumbu x dan garis x = 2, diputar pada sumbu y.
2
Penyelesaian:
b
Y
I y 2 x 3 ydx
= a
2
256
I y 2 x 3 8 x dx
0
9
2 X
52
2. Momen Inersia terhadap sumbu x dari isi benda putar yang terjadi jika keping datar yang
dibatasi oleh y = f(x), sumbu x, garis-garis x = a s/d x = b, diputar pada sumbu x,
diperoleh sbb:
Y = ()
Elemen momen inersia dalam hal ini berupa
momen inersia keping lingkaran jari-jari y, tebal
dx, terhadap sumbu x, yang tegak lurus bidang
y
keping lingkaran melalui titik pusatnya. Pada
X
perhatian contoh no.2 dipengertian momen
inersia didepan sudah dijelaskan bahwa :
a
b 1
dI x y 4 dx . Jadi :
2
1
= 4
2
Contoh:
1. Dapatkan momen inersia terhadap sumbu x, dari isi benda putar yang terjadi jika keeping yang
di batasi oleh y = r , sumbu x, garis-garis x = 0 dan x = t; diputar pada sumbu x. Penyelesaian:
b t
1 1 1 1
Ix y 4 dx r 4 dx r 4 x t0 r 4 t
2 a
2 0
2 2
1 1 1
Ix r 4 t (r 2 t ) r 2 Mr 2
2 2 2
53
2. Dapatkan momen Inersia terhadap sumbu x, dari isi benda putar yang terjadi jika keping datar
r
yang terjadi jika keping di batasi oleh y x, sumbu x, garis x = t; diputar pada sumbu x.
t
Penyelesaian:
Massa kerucut:
1
M V r 2 t .
3
b
1
I x y 4 dx
2 a
t 4
1 r 1 3
Ix x dx r 4 t , dinyatakan dalam massa menjadi I x Mr 2
2 0t 10 10
7.7 Momen Inersia Isi I OY dari keping yang diputar pada sumbu x.
pada sumbu x. Momen inersia isi terhadap sumbu diam OY( I OY ) dari benda putar yang
Elemen massa dM y dx yang berlengan x terhadap sumbu OY. Dengan dalil pergeseran,
2
maka:
54
1 1
dI OY dI Z x 2 dM y 4 dx x 2 (y 2 dx ) ( y 4 x 2 y 2 ) dx
4 4
b
Jadi 1
I OY ( y 4 x 2 y 2 ) dx
a
4
Contoh:
Dapatkan momen Inersia terhadap sumbu OY, I OY dari isi benda putar yang terjadi jika
keping datar yang dibatasi oleh: y x 2 , sumbu x dan garis x = 1, diputar pada sumbu x.
Penyelesaian:
= 2 b
Y 1
I OY y 4 x 2 y 2 dx
a
4
1
1
I OY x 8 x 2 x 4 dx
0
X 4
1
1 1 43
x 9 x 7
36 7 0 252
55
SOAL LATIHAN
Dapatkan momen inersia dari keping datar homogin (Density = (konstan)) yang dibatasi:
53 14
jawab: I x ; Iy
103 3
1 2 64
3. y x dan y x ; terhadap sumbu y, jawab: I y
4 5
1 2
5. Keliling lingkaran x 2 y 2 a 2 ; terhadap diameternya. Jawab: I x a M
2
x
6. Garis rantai y a cosh , (0 x a ) ; terhadap sumbu x.
a
Dapatkan momen inersia isi benda putar yang terjadi (Density = (konstan)), jika keping
datar yang dibatasi oleh:
3
Jawab: I x a 5
15
56
8 NILAI PURATA PADA
KALKULUS INTEGRAL
1 + 2 + 3 + +
= lim
1 . + 2 . + 3 . + + .
= lim
.
lim =1 .
0
=
( )
.
1
=
( )
8.2. Nilai rata-rata kwadrat (a.r.k) (root mean square value = r.m.s. nilai efektif)
i(t) 2
= sin
+
t
-
T=1 periode
57
2
Misalkan pandang Arus elektrik = sin dimana T adalah periode. Nilai rata-rata
1 2
= sin
0
0
1 2 1 1
= . cos |0 = cos 2 cos 0 = 11 = 0
2 2 2
Selama suatu periode T (yakni satu siklus sempurna) integral dari suatu fungsi itu adalah nol,
sebab luas bagian positif dan negatif adalah sama, sehingga saling meniadakan.
Tetapi pada kenyataannya arus tersebut mampu menimbulkan kerja dan menghasilkan panas,
karena itu untuk mengatasi hal tersebut di atas tadi, arus dikwadratkan lalu di ambil akar dari
rata-rata kwadrat yang disebut root-mean-squar (r.m.s) yang memberikan suatu ukuran
besarnya arus.
2
0
=
Dari uraian sebelumnya, maka yang dimaksud dengan nilai r.m.s dari suatu fungsi
2
=
Perhatikan:
Mean value dari suatu fungsi periodik, dimaksud nilai mean atas satu periode jika tanpa
pemberitahuan apa-apa.
58
SOAL LATIHAN
6. y 3 x 2 7 di antara x = 0 dan x = 2
7. y x 1 di antara x = 0 dan x = 2 jawab : 2
8. y 6x 2 di antara x = -1 dan x = 3
9. y 4 x 1 di antara x = 0 dan x = 2 jawab : 5
10. y 10 sin 2 x di antara x = 0 dan x =
Dapatkan nilai r. m .s dari:
1
11. y 400 sin 200 t di antara t = 0 dan t = Jawab : 200 2
100
12. y 1 sin x di antara x = 0 dan x = 2
59
9 TURUNAN PARSIAL
Contoh: = 2 cos = 2 cos ; = 2 sin .
2 2
= = ; = = .
Contoh:
1. = 2 3 sin + 4 3 = 2 3 cos ; = 2 + 12 2 ;
= 2 + 3 sin ; = 24;
= 2; = 2.
3 3 3
2. = sin 3 + = 3 3 ; = 3 cos 3 + 3 ;
2
= 9 3 6; = 9 sin
3
= 3 ; = 3 3 .
2 2
Dari kedua contoh tersebut tampak bahwa: = atau = .
Jika = (, ) maka diferensial total dari adalah = + . Sehingga jika diberikan
, = (konstan), maka + = 0.
60
10 PERSAMAAN DIFERENSIAL
Definisi:
Persamaan Diferensial (PD) adalah persamaan yang merupakan hubungan antara
turunan (derivative) dari satu variabel tak bebas terhadap satu/lebih variabel bebas.
PD
PD Biasa PDB PD Parsial PDP
( hanya mengandung satu (mengandung lebih dari
variabel bebas) satu variabel bebas)
Contoh:
PD Biasa 1. + 2 = 2 + 3 2. 3 + 2 =
2
PD Parsial 1. 2 = 0 2. + = 0.
Jika turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan adalah tingkat , maka PD itu disebut PD
tingkat . Jika persamaan itu seluruhnya rasional dan bulat dalam turunan-turunan itu, maka
pangkat dari turunan tertinggi dalam persamaan itu disebut derajat PD itu.
Contoh:
1. + 3 = 2 PD tingkat satu, derajat Satu
Contoh:
61
Ditanyakan PD dari berkas garis lurus : = ..............(1)
Penyelesaian: Diturunkan terhadap , didapat: = (2)
Eliminasi dari (1) dan (2), didapat = .
Penyelesaian PD
Penyelesaian PD adalah suatu fungsi tanpa turunan-turunan dan yang memenuhi PD itu.
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial (PUPD): penyelesaian PD yang memuat konstanta-
konstanta sebarang yang banyaknya sama dengan tingkat dari PD itu.
Penyelesaian Partikulir Persamaan Diferensial (PPPD): penyelesaian PD yang didapat dari PUPD
jika pada konstanta-konstanta sebarangnya diberi nilai tertentu.
1 1 ()
PUPD: + = .
2 () 2 ()
Contoh:
62
Selesaikan PD: + 1 1 = 0.
Penyelesaian: + 1 1 = 0
+1 1 1 1
= 0 1 + 1 = 0.
1 1
1 + 1 = + ln + ln = .
PUPD: + ln = .
10.1.2 PD HOMOGIN
Contoh:
Selesaikan PD: 2 + 2 = 0.
Penyelesaian: subs: = = +
PD menjadi: 2 2 + 2 2 2 + = 0.
1 2 3 = 0 3 1
1 1
1 = 0 = .
1
1
ln + 1 1 = ln + ln 1 = .
ln + ln ln 1 = ln ln = ln .
1
= = = .
1 1
Jadi PUPD: = .
10.1.3 PD BERBENTUK: + + + + + =
1
1. Jika = 0 subst: = + ; = .
63
= + + = 0
dimana adalah penyelesaian dari
= + + = 0
maka PD menjadi PD homogin: 1 + 1 1 + 1 + 1 1 = 0.
Contoh:
Selesaikan PD: + + + 1 = 0.
Penyelesaian: Pada soal ini: = 0 subst: = + ; = .
PD menjadi: + 1 = 0 + 1 = 0.
1
+ 1 = + 2 2 = .
1 2 1 2
+2 + + = . Jadi PUPD: 2 + = .
10.1.4 PD EKSAK
PD : , + , = 0 disebut PD Eksak jika dan hanya jika = .
Contoh:
Selesaikan PD: 3 2 + 6 + 3 2 + 3 2 = 0.
, = 3 2 + 6 = 6
Penyelesaian:
sama, maka PD tersebut PD Eksak.
, = 3 2 + 3 2 = 6
, = , + ()
= 3 2 + 6 + = 3 + 3 2 + ()
64
= 3 2 + = (, )
3 2 + = 3 2 + 3 2 = 3 2 = 3 .
PUPD: 3 + 3 2 + 3 = .
Contoh:
Selesaikan PD: 2 + + = 0.
Penyelesaian:
1 1 2
= = =
2 2
Faktor pengintegral: = = 2 ln = ln = 2 .
PD: 2 + + = 0 PD Eksak.
2 2 + + 2 = 0
1 1
1 + 2 + = 0
1
, = 1+ 2 + = + ln + + ()
1 1
= + = = 0 = 1 .
PUPD: , = + ln + = .
2. Jika = () saja.
65
= 0, = =
= .
()
Jadi faktor pengintegral: = .
Contoh:
Selesaikan PD: 2 + 2 3 2 = 0.
6 2 4
= = =
2
4
Faktor pengintegral: = = 4 ln = 4
PD dikalikan dengan V menjadi:
2 1 3 2
+ = 0 PD Eksak.
3 2 4
2 2
, = + = 3 + ()
3 2 1 3 2 1 1
= 4 + = 2 4 = 2 =
2 1
Jadi PUPD: 3 = .
Bentuk umum: = = .
Faktor pengintegral: =
PUPD: = + .
Contoh:
Selesaikan PD: + = 2 + 2
Penyelesaian:
1
Faktor pengintegral: = = .
PUPD: = 2 + 2 +
= 2 + 2 +
= 2 + .
Jadi PUPD: = 2 + .
66
10.1.7 PD BERNOULLI
Bentuk umum:
+ = . .(1)
Persamaan (1) dibagi , didapat: + 1 = .
1
Substitusi: = 1 = 1 = 1
PD menjadi : + 1 = 1 .
Contoh:
1
Selesaikan PD: + = 3 3 .
Penyelesaian:
Substitusi: = 3+1 = 2 = 2 3
2
PD menjadi: = 2 3 PD linier tingkat Satu
2
Faktor pengintegral: = = 2 .
. 2 = 2 3 2 + = 2 + = 4 + 2 .
PUPD: 2 = 4 + 2 .
10.1.8 PD RICCATI
Bentuk: = + + () 2 .
Jika , , konstan maka = + .
+ + 2
Jika = 0 PD linier.
Jika = 0 PD Bernoulli.
Mendapatkan penyelesaian umum PD Riccati, sbb:
Dicari/diketahui penyelesaian partikulir = 1 (), maka:
1 = + 1 + 12 ()
(1)
Ambil = 1 + + 21 = 2 PD Bernoulli.
Contoh:
Selesaikan PD: = 2 + 2 + 2 . Jika diketahui penyelesaian partikulir 1 = .
Penyelesaian: = 1; = 2 ; = 2 +
67
1
Ambil = + 2 2 + 2 2 = 2 = 2 = .
10.9 TRAYEKTORI
Suatu kurva yang memotong setiap anggota dari suatu rumpun kurva (dari sebaliknya) dengan
sudut dinamakan trayektori dari rumpun itu atau trayektori isogonal.
1. Trayektori Isogonal
tan
Integral kurva dari persamaan diferensial , , 1+ tan = 0 adalah trayektori isogonal
3. Selesaikakan PD baru tersebut dan ini akan menghasilkan persamaan trayektori yang dimaksud.
Contoh:
1. Dapatkan trayektori orthogonal dari 2 + 2 2 = .(1)
Penyelesaian:
Kurva (1) dideferensialkan: 2 + 4 = 0. Kemudian diganti dengan menjadi
68
2. Dapatkan trayektori isogonal dengan = /4 dari 2 + 2 = 2 x + y .
Penyelesaian:
Pers. 2 + 2 2 x + y = 0. PD dari rumpun kurva ini adalah: 2 + 2
dy
2 1 + dx = 0. Karena masih mengandung parameter , maka dihilangkan. Dari
x 2 +y 2
persamaan rumpun kurva didapat: 2 = . Maka PD rumpun kurva itu adalah:
x+y
x 2 +y 2 dy dy
2 + 2 1 + dx = 0 x 2 y2 + 2xy + 2xy + y 2 x 2 = 0.
x+y dx
tan tan /4 1
diganti dengan = = , sehingga didapat
1+ tan 1+ tan /4 1+
4 + 2 2 2 2 = 0 PD homogin.
Maka penyelesaian dari PD tersebut adalah: 2 + 2 = .
Jadi trayektori isogonal dengan = /4 adalah 2 + 2 = .
CONTOH SOAL PD TINGKAT SATU DERAJAT SATU
1+ 2
1. Selesaikan PD: = 1+ 2
Penyelesaian: =0 = .
1+ 2 1+ 2 1+ 2 1+ 2
2. Selesaikan PD: 1 + 2 + 4 = 0
Penyelesaian: 1 + 2 + 4 = 0 1 + 2 4
+ =0
4 1 + 2
+ = 1
4 1 + 2
1
ln 4 + ln 1 + 2 = 1
2
2 ln 4 + ln 1 + 2 = 21
ln 4 2 (1 + 2) = ln ; = 21
PUPD: 4 2
1 + 2 =
4
3. Selesaikan PD: = 3
Penyelesaian: 3 4 = 0
3 4
= 0
69
3 4
1 =
3 ln 4 ln =
PUPD: 3 ln 4 ln =
4. Selesaikan PD: . = 0,jika = 0 , = 0
Penyelesaian:
= 0
=
1
PUPD: 2 =
2
1
Untuk = 0 , = 0 2 02 0 =
1 1
Jadi penyelesaian PD tersebut: 2 2 = 2 02 0 atau 2 02 = 2( 0 )
5. Selesaikan PD Homogin: + + = 0
Penyelesaian:
Substitusi: = = +
PD menjadi: + + + = 0
1 + 2 + 2 = 0 (1 + 2) 2
+ =0
1 + 2
1
ln + ln(1 + 2) = 1
2
2 ln + ln(1 + 2) = 21
ln 2 (1 + 2) = ln ; = 21
2 1 + 2 = 2 1 + 2 =
PUPD: 2 + 2 =
6. Selesaikan PD Homogin: 1 + 2 + 2 1 = 0
Penyelesaian:
Substitusi: = = +
PD menjadi: 1 + 2 + + 2 1 = 0
+ 2 + 1 + 2 = 0 + 2
70
1 + 2
+ =0
+ 2
1 + 2
+ = 1
+ 2
ln + ln + 2 = 1
ln + 2 = ln ; = 1
+ 2 =
PUPD: + 2 =
2+1
7. Selesaikan PD: = 4+2+5
2 + 5
= 0
5 + 9
2 + 5
=
5 + 9
2 7
5 + 9 +
5 5 =
(5 + 9)
2 7
ln 5 + 9 =
5 25
2 7
(2 + ) ln 10 + 5 + 9 =
5 25
1 2 7
PUPD: 5 5 25 ln 10 + 5 + 9 = .
8. Selesaikan PD: 6 2 10 + 3 2 + 6 5 2 3 2 = 0
= 6 2 10 + 3 2 = 10 + 6
Penyelesaian:
= (PD EKSAK)
= 6 5 2 3 2 = 10 + 6
, = + ()
= (6 2 10 + 3 2 ) + ()
= 2 3 5 2 + 3 2 + ()
= 5 2 + 6 + ) = 5 2 + 6 + () = 6 5 2 3 2
71
= 3 2 = 3 2 = 3
PUPD: , = 2 3 5 2 + 3 2 3 = .
9. Selesaikan PD: + 2 + + 4 = 0
= +2 =1
Penyelesaian:
= (PD EKSAK)
= +4 =1
, = + ()
= ( + 2) + ()
1 2
= + 2 + ()
2
= + = + = + 4
1
= 4 = (4 ) = 4 2
2
1 1
PUPD: , = 2 2 + 2 + 4 2 2 .
2
10. Selesaikan: = + 2
Penyelesaian:
2
Faktor pengintegral: = = 2 ln = 2 .
= + 2 = ( + 2 ) 2 +
1
2 = + 1 +
2 = ln + +
PUPD: = 2 ln + 3 + 2
11. Selesaikan PD: ln + = 3 3 .
1 3 2
Penyelesaian: + ln = ln
1
Faktor pengintegral: = ln = ln ln = ln .
3 2
= + ln = . ln +
ln
72
ln = 3 2 + ln = 3 +
PUPD: ln = 3 + .
Penyelesaian:
Substitusi: = 14 = 3 = 3 4
3
PD menjadi: = 3 5 .
3
Faktor pengintegral: = 3 ln = 3
3 = 3 5 3 + 3 = 3 2 +
3 = 3 + = 6 + 3
1
Karena = 3 PUPD: 3 = 6 + 3 atau 3 = 3 6 .
= sin +
1
Karena = 1 PUPD: 1 = sin + atau = sin .
73
SOAL LATIHAN
Selesaikan PD berikut:
1. PD dengan variabel terpisah atau dapat dipisahkan:
a. + + + = 0 Jwb: + + ln =
b. 1 + 2 + = Jwb: = 1 1 + 2 1/2
c. +2 = 0 Jwb: ln + 2 ln( + 2) =
d. 2 + + 2 + = 0 Jwb: 2 + 1 2 + 1 =
1
e. 1 + 2 + 1 2 1/2
= 0 Jwb: arcsin + 2 ln 1 + 2 =
f. (1 + ln ) + 1 + ln = 0 Jwb: ln + ln =
g. 2 + 9 2 + 9 = 0 Jwb: arctan 3 arctan 3 =
h. + 1 + 1 = 2 Jwb: 2 + 1 =
2
i. + 2 = 0;jika = 0, = 0 Jwb: = 0
j. = 0; jika = 0 , = 0 Jwb: 2 02 = 2( 0 )
2. PD Homogin:
a. + 2 + 2 + 3 = 0 Jwb: 2 + 4 + 3 2 =
1
b. + + = 0 Jwb:2 ln 2 + 2 + arctan =
2
c. + 2 = 0 Jwb: + 3
= ( )
d. 2 + 2 + 2 2 + 3 = 0 Jwb: 2 + =
2 3 + 3
e. = Jwb: 3 3 = 0
3 2
f. sin cos + cos = 0 Jwb: sin =
g. 2 2 + = 0 Jwb:2 2 2 = 4 +
h. 3 + 3 + 3 2 = 0 Jwb: 4 + 4 3 =
i. = Jwb: ln + =
j. 2 2 = 2 + 4 2 Jwb: 1 + 4 2 2 = 0
3. PD + + + + + = 0 :
a. 2 5 + 2 + 10 4 4 = 0 Jwb: 2 =
2+5
b. = 2+1 Jwb: 2 2 4 + 10 + 2 =
74
c. 4 + 6 + 5 = 2 + 3 + 4
1 9
Jwb:8 2 + 3 + 64 ln 16 + 24 + 23 = +
d. 2 + 3 6 = 6 2 7
3
Jwb:3 2 2 2 2 7 + 6 =
124
e. = Jwb: 4 2 + 2 + 4 + 2 2 =
1++2
4. PD Eksak:
1
a. + + = 0 Jwb: + 2 2 =
b. 2 + 2 = 0 Jwb: 3 + 3 3 =
2 1
c. = Jwb: 2 2 2 =
1
d. 2 = 0 Jwb: 3 3 =
1
e. 2 + 2 + 2 = 0 Jwb: 3 3 + 2 =
f. 2 + + = 0 Jwb: 2 + =
g. + = Jwb: 2 + 2 2 arctg =
2 + 2
h. 2 3 + 6 2 2 = 0 jika = 0, = 0
Jwb: = 2 3 + 2 3
5. PD Linier Tingkat Satu:
a. 2 1 + 2 = 1 Jwb: 1 2 =
b. ln + = 2 ln Jwb: ln = + ln 2
e. 2 = 2 Jwb: = + 2
1
f. + cos = 2 sin 2 Jwb: = sin 1 sin
2
g. +1 = + 1 3
Jwb: 2 = + 1 4
+ ( + 1)2
12
h. + =1 Jwb: = 2 1 + 1/
2
1
i. 3 = 1; = 0 , = 0 Jwb: = 3 3 1
6. PD Bernoulli:
a. + = 2 Jwb: 1 + 2 + = 0
b. + = 3 4 Jwb: 3 ln + 3 3 = 1
75
c. (sin ) cos + 2 = 0 Jwb: + = sin
1
d. = 2 Jwb: = 1 +
1
e. + = 2 Jwb: =
f. 3 = 3 3 4 Jwb: 1 = 13 12
7. PD Riccati:
a. = 2 2 1 + 1, dengan penyelesaian partikulir 1 = .
Jwb: = + 1 1 ln 1
b. = 2 + + , dengan 1 =
1 1
Jwb: = + 3 + 2
c. = 2 + 8 2 + 1 + 16 3 , dengan 1 = 4
1 1
Jwb: = 4 + 1 3 2
2. 2 + 2 2x = 0 Jwb: = 2 + 2
3. 2 + 4 2 = Jwb: = 4
4. = 2 Jwb: 2 + 2 2 =
5. 2 = Jwb: 2 2 + 2 =
2
6. = Jwb: 2 =
7. = cos Jwb: = sin
Dapatkan trayektori isogonal dari keluarga kurva-kurva berikut dengan sudut tetap sebesar
1
1. = 2 + ; = Jwb: = +
4 3
2. 2 + 2 = ; = Jwb: ln 2 + 2 2 arctg =
4
3. 2 + 2 = 2 + ; = Jwb: 2 + 2 =
4
2
4. + 2 = 2 ; = Jwb: 2 + 2 =
4
1
5. = + ; = Jwb: + 1 = 1 +
4
76
10.2 PD TINGKAT DUA
10.2.1 PD : = ()
2
Contoh: Selesaikan PD: 2 = 3 2 6.
Penyelesaian: = 3 2 6 = 3 6 + 1 = 3 6 + 1
1
PUPD: = 4 4 3 2 + 1 + 2 .
10.2.2. PD : = ()
2
Misal: = 2 = = . = .
PD menjadi: = () = 2 = 2 + 1 .
Atau = 2 + 1 = .
2 +1
Jadi = + 2 .
2 +1
Contoh:
2
Selesaikan PD: 2 = .
Penyelesaian: 2 = 2 + 1 2 = 2 + 1 = 2 + 1 .
= + 2 = ln + 2 + 1 + 2 .
2 +1
Jadi PUPD: = ln + 2 + 1 + 2 .
10.2.3 PD : + + = ; , , :konstan
2
Misal: = = = 2 = = 2
Maka PD menjadi: 2 + + = 0 2 + + = 0.
Karena 0, sehingga: 2 + + = 0.
77
Persamaan karakteristik: 2 + + = 0 dengan akar-akar 1 dan 2 dengan rumus abc :
2 4
1,2 =
2
Contoh:
2
1. Selesaikan PD: 2 2 = 0.
Penyelesaian:
Persamaan Karakteristik (PK): 2 2 = 0
1
Akar-akar karakteristik: 2 1 = 0 1 = 0, 2 = 2
1
PUPD: = 1 + 2 2 .
2. Selesaikan PD: 4 + 4 = 0.
Penyelesaian:
PK: 2 4 + 4 = 0 2 2 = 0.
Akar-akar: 1,2 = 2
PUPD: = 2 1 + 2
3. Selesaikan PD: 4 + 13 = 0.
Penyelesaian:
PK: 2 4 + 13 = 0
(4) (4)2 4 1 (13) 4 36
Akar-akar: 1,2 = = = 2 3
2(1) 2
78
Untuk = 0, = 0 0 = 2 21 2 = 2.2 = 4.
Jadi penyelesaian PD yang memenuhi syarat adalah: = 2 2 cos + 4 sin .
10.2.4 PD : + + = () ; , , :konstan
2
= = ; 2 = 2 = ; . ; = = ()
1 adalah invers dari operator .
1 1
1 = = ; =
1
Definisi: =
79
b. 2 sin + = 2 sin ( + )
1. Metode Operator
1
PD Lengkap: = = () ()
Sifat-sifat:
1
a. Jika = maka = () = () ; () 0
1 1
b. Jika = () maka = () = ()
(+)
1 1 ()
f. Jika = () maka = () = ()
() () 2
1 1
g. cos + = cos + ; 2 0
( 2 ) 2
1 1
h. sin + = sin + ; 2 0
( 2 ) 2
80
Contoh:
1. Selesaikan PD: 3 + 2 = 2
Penyelesaian:
PD: 2 3 + 2 = 2
PR: 2 3 + 2 = 0 1 2 = 0
PUPR: = 1 + 2 2
1 2
2 2
= = =
2 3 + 2 (2)2 3 2 + 2 12
2
PUPD: = + = 1 + 2 2 + 12
2. Selesaikan: + = 2 +
Penyelesaan:
PD: 2 + 1 = 2 +
PR: 2 + 1 = 0
1 14 1 3
PK: 2 + 1 = 0 1,2 = =2
2 2
1
3 3
PUPR: = 2 1 cos + 2 sin
2 2
1 1 1 1
= 2 + = 2 2 + = 2 +
2 +1 2 2+1 11+1 3
1
3 3 1
PUPD: = + = 2 1 cos + 2 sin + 3 2 + .
2 2
3. Selesaikan PD: 2 + =
Penyelesaian:
PD: ( 2 2 + 1) =
PR: ( 2 2 + 1) = 0 1 1 = 0
PUPR: = 1 + 2
1 1 1 11
= = 1 = 2 1 = (1)
2 2 + 1 2
( + 1) 2 + 1 + 1
1 1 1 2
= . . 1 = = =
2
1
PUPD: = + = 1 + 2 + 2 2
81
4. Selesaikan PD: = 2 3
Penyelesaian:
PD: ( 2 1) = 2 3
PR: ( 2 1) = 0 1 + 1 = 0
PUPR: = 1 + 2
1 1
= 2 3 = 2 3 = 1 + 2 + 4 + (2 3 )
2 1 1 2
= 2 3 + 2 2 3 + . = 2 3 6 = 3 + 4
PUPD: = + = 1 + 2 + 3 + 4.
1 4
= 2. sin sin = sin cos
1 1 (1 1)2
PUPD: = + = 1 + 2 sin cos .
82
7. Selesaikan PD: 4 = 5 2 3
Penyelesaian:
PD: 2 4 = 5 2 3
PR: : 2 4 = 0 2 + 2 = 0
= 1 2 + 2 2
1 1 1
= 5 2 3 = 5 3 2 = 5 3 2
2 4 2
+3 4 5 + 6 + 2
2
3
1 1 2 3
6 + 2 6 + 2
= 5 = 1 + 2
5 6 + 2 5 5
1+ 5
12 62
= 3 2 +
5 25
12 62
PUPD: = + = 1 2 + 2 2 + 3 2 + 25
5
1 1 1 8 3
= 2 sin 3 = 2 2 sin 3 = 2 sin 3
2 3 + 1 3 3 + 1 (8 + 3) 8 3
(8 3) (8 3) 2
= 2 2
sin 3 = 2 2
sin 3 = 8 sin 3 9 cos 3
64 9 64 9(3 ) 73
3+ 5 3 5
2
PUPD: = + = 1 2 + 2 2 73 8 sin 3 9 cos 3 .
83
1 2
= 31 3 22 2 +
10
1
Untuk = 0, = 0 0 = 31 22 + 10 (2)
3 1
Dari (1) dan (2) didapat: 1 = , 2 = 4
10
3 1 1
Jadi penyelesaian PD adalah = 3 + 4 2 + 20 2 .
10
1
10. Selesaikan PD: 6 + 9 = 2 3
PR: ( 2 6 + 9) = 0 3 3 = 0
= 3 (1 + 2 )
= 1 3 + 2 3 , dimana 1 dan 2 didapat dari:
1 3 + 2 3 =0
1
31 3 + 2 3 + 32 3 = 2 3
1 sin + 2 cos = 0
1 cos 2 sin = tg
Dari dua persamaan tersebut didapat:
84
1 = sin 1 = sin = cos
10.2.5 PD EULER
Bentuk umum:
0 + + 1 + 1 (1)
+ + 1 + + = () (1)
dengan , , 0 , 1 , , adalah konstanta-konstanta.
Substitusi:
+ = = ln +
= ; =
+
= . = . + =
+
2 2 2 2 2
2
= . + =
2 + 2 2 2
3 3 3 2 3 3
3 2
= . 3 2 +2 + = 3 2 +2
3 + 3 3 3
Jika = + = ; + 2 = 2 1 ;
+ 3 = 3 1 2
Secara umum dapat ditulis: + () = 1 2 ( + 1)
Sehingga PD (1) menjadi:
{0 1 2 . ( + 1) + 1 1 1 2 . ( + 2) + + }
= ( ) adalah PD linier dengan koefisien konstan.
Untuk lebih khususnya diambil PD: 0 2 + 1 + 2 = (), (2)
dengan 0 , 1 , 2 konstanta.
Penyelesaian:
1
Substitusi: = = ln ; =
= ; 2 = 1
85
Sehingga PD (2) menjadi 0 1 + 1 + 2 = ( )
Contoh:
Selesaikan PD: 2 + 2 = ln
Penyelesaian:
1
Substitusi: = = ln ; =
2
= ; = 1
Sehingga PD menjadi: 1 + 2 = atau 2 2 + 2 =
PR: 2 2 + 2 = 0 + = 0
= 1 cos + 2 sin
1 1 1 1 2 2 1 1
= = . = 1+ + = +
2 2 + 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2
1 1
PUPD: = + = 1 cos + 2 sin + 2 + 2.
1 1
Ganti = ; = ln = 1 cos ln
() + 2 sin ln() + 2 ln + 2
PD serentak dengan dua persamaan dan dua fungsi yang belum diketahui mempunyai bentuk
sebagai berikut:
1 + 1 = 1 ()
dimana 1 , 2 , 1 , 2 () adalah polynomial dalam
2 + 2 = 2 ()
dengan koefisien-koefisien konstan.
1 () 1 ()
= = 1 2 2 1 ()
2 () 2 ()
1 () 1 ()
1 = = 2 1 1 2 ()
2 () 2 ()
1 () 1 ()
2 = = 1 2 2 1 ()
2 () 2 ()
PD menjadi: = 1 dan = 2 .
Banyaknya konstanta-konstanta sebarang pada PUPD serentak adalah sama dengan pangkat
tertinggi dari dalam .
Contoh:
+ 1 + 2 = (1)
Selesaikan PD serentak :
+ 1 + 3 = . . (2)
Penyelesaian:
86
+1 2
= = + 1 3 2 + 1 = 1
+1 3
2
1 = = 3 2 = 3 1 + 2 = 4 1 + 2
3
= 1 = 4 1 + 2
1 = 4 1 + 2
+ 1 = 4 + 1 2
PR: + 1 = 0 = .
1
= 4 1 + 2 = 4 2 +
+1
= 4 2 +
= 4 2 + 1
= 4 2 + 3
= + = + 4 2 + 3..(3)
+1
2 = = + 1 + 1 = 1 + + = + 1
+1
= 2 = + 1
1 = + 1 + 1 = ( + 1)
=
1
= +1 = 1 + 2 + + 1 = + 1 1 =
+1
= + = ..(4)
Karena derajat dalam adalah derajat satu maka pada penyelesaian umum haruslah hanya ada
satu konstanta sebarang.
(3) dan (4) disubstitusi ke (2), menjadi:
+ 1 + 4 2 + 3 + 3 =
+ 4 4 2 + + 4 2 + 3 1 3 + 3 =
4 4 + = = 1
Jadi PUPD serentak: = + 4 2 + 3 ; =
87
SOAL LATIHAN PD TINGKAT DUA
Selesaikan PD berikut:
1. 9 + 12 + 4 = 0 Jwb: = 2/3 1 + 2
2. + 4 + 13 = 0 Jwb: = 2 1 cos 3 + 2 sin 3
3. + 2 = 0 Jwb: = 1 cos + 2 sin
4. 8 6 5 = 0 Jwb: = 1 /2 + 2 5/4
5. 2 = 0 Jwb: = 1 + 2 2
6. 4 20 + 25 = 0 Jwb: = 1 + 2 5/2
2
7. + 4 + 4 = 0 Jwb: = 2 1 + 2
2
14 14
8. 3 2 + 5 = 0 Jwb: = /3 1 cos + 2 sin
3 3
9. 11 + 23 = 0 Jwb: = 1 7 + 2 4
1 1
10. + 4 12 = 0, jika 0 = 0, 0 = 1 Jwb: = 6 + 8 2
8
14. 2 3 = 27 2 Jwb: = 1 + 2 3 9 2 + 12 14
15. 2 3 = 4 8 6 2 Jwb: = 1 + 2 3 + 2 2
1
16. 6 + 9 = Jwb: = 1 + 2 3 + 4
1 1
17. + = cos Jwb: = 1 + 2 + cos sin
2 2
18. + 4 = 15 8 Jwb: = 1 cos 2 + 2 sin 2 + 3 2
19. + 2 = 12 2 Jwb: = 1 + 2 2 + 3 2
20. = 10 sin2 Jwb: = 1 + 2 + cos 2 5
21. 2 4 + 3 = 20 cos Jwb: = 1 3 + 2 + 2 cos 4 sin
22. 2 1 = 3 2 sin + 4 cos Jwb: = 1 + 2 2 sin
1
23. 2 1 = 3 Jwb: = 1 + 2 + 32 3 4 3
24. 2 2 + 3 = cos
1
Jwb: = 1 cos 2 +2 sin 2 + 41 5 cos 4 sin
88
27. 2 2 8 = 8 cos 2
1 1
Jwb: = 1 2 + 2 4 9 + 5 3 cos 2 + sin 2
28. 2 2 + 10 = sin 3 +
1 1
Jwb: = 1 cos 3 + 2 sin 3 + 37 sin 3 + 6 cos 3 + 9
30. 2 + 9 = 2 sin + 3
1 1 1
Jwb: = 1 cos 3 + 2 sin 3 + 4 sin 16 cos + 54 3 1 3
31. 2 2 3 = 1 + 3
1 1
Jwb: = 1 3 + 2 + 9 2 3 + 16 2 2 3
32. 2 + 2 3 = 2 3 + + 1
1 1
Jwb: = 1 3 + 2 8 2 2 + 3 + 16 2 2 + 3
89
47. 3 + 2 + 7 = 0 Jwb: = 1 + 2 3 + 2 4/3
1
48. 2 2 + = 2 Jwb: = 1 + 2 + 3 2
+ = 0 = 1 2 + 2 2 ,
53. Jwb:
+ 4 = 0 = 2 1 2 2 2
13 2 3
+ 2 3 = = 1 + 2 5 + 2 ,
25 5 7
54. Jwb:
+ 2 3 = 2
= 1 2 5 12 3
25 5 + 7 2
4
+ 2 + = sin = 1 + 2 + 2 sin ,
55. Jwb:
4 2 = cos = 21 2 + 1 2 3 sin 2 cos
90
11 PENERAPAN PERSAMAAN
DIFERENSIAL BIASA
Masalah Pendinginan.
Hukum Newton untuk pendinginan menyatakan bahwa Berkurangnya suhu benda berbanding
lurus dengan perbedaan suhu benda dan suhu medium sekelilingnya.
Rumus: = ,
Contoh:
Sebuah logam suhunya 100 diletakkan ke dalam sebuah bilik dengan suhu tetap 0 . Jika
setelah 20 menit suhu logam menjadi 50 , maka dapatkan:
a. Waktu yang diperlukan oleh logam tersebut untuk mencapai suhu 25
b. Suhu logam setelah 25 menit
Penyelesaian:
Diketahui: = 0 = =
91
Andaikan bahwa pada saat awal ada gram zat A dan gram zat B dan bahwa gram zat A
bercampur dengan gram zat B membentuk ( + ) gram zat C. Jika gram zat C terbentuk pada t
satuan waktu, maka C memuat: (+) gram zat A dan (+) gram zat B.
Sisa larutan A tinggal (+) gram dan sisa larutan B tinggal (+) gram.
Contoh:
Suatu reaksi kimia menyebabkan suatu larutan A yang dicampur dengan larutan B membentuk
larutan C. Jika dalam PD (1) =8 dan = 6 dan dalam 10 menit terbentuk 2 gram larutan C,
berapa gram larutan C terbentuk setelah 15 menit?
Penyelesaian:
PD: = 8 6 , untuk = 0, = 0; = 10, = 2, = 15, =?
PD diselesaikan didapat:
=
8 6
1 1
2
+ 2 =
8 (6 )
1 1
ln 8 2 ln 6 + 1 =
2
1 1 1
ln 8 + ln 6 =
2 2 2
6
= 2
8
60 6 3
Jika = 0, = 0 maka 80 = 2(0) = 8 = 4
Sehingga PD menjadi:
6 3 2
=
8 4
62 3 8
Jika = 10, = 2 maka 82 = 4 20 20 = 9
92
Sehingga pada saat = 15 maka
6 3 2(15)
=
8 4
4 6 = 3(8 ) 30
4 6 = 3(8 ) 20 3/2
3
8 2 5432 2
24 4 = 3 8 = = 2,6
9 94 2
: gaya yang bekerja pada benda dalam arah gerakan benda (Gaya ini adalah resultante
dari dua gaya yang mempunyai tanda negative (-) karena arahnya berlawanan dengan
arah kecepatan.
Jadi:
=
=
=
ln = + 1 = +1
Penyelesaian umum:
= + ..(1)
1
dengan = 1 / .
Ketika benda dijatuhkan ia punya kecepatan awal 0 (yang boleh juga bernilai nol).
Jadi pada saat = 0 maka kecepatan awal = 0 , disubstitusi ke (1) didapat:
0 = + atau = 0 .
93
Jadi kecepatan jatuhnya benda adalah:
= 0 + .
Sehingga: = + =
Jika diketahui 0 = 0 = 0 , sehingga = 0 .
N = 0
3
2
1
0 t
0 1 2 3
94
N
= 0
2,5
2
1,5
1
0,5
0 t
0 1 2 3
Contoh:
Pnduduk suatu daerah berkembang menjadi dua kali dalam 50 tahun. Jika kecepatan bertambah
berbanding langusng dengan banyaknya penduduk pada waktu itu, maka dalam berapa tahun
penduduknya menjadi tiga kali lipat?
Penyelesaian:
Jika jumlah penduduk dilambangkan dengan , maka rumusnya: = . Sehingga penyelesaian
PD tersebut adalah = 0 .
ln 2
= 50 50 = 20 20 = 0 (50) 50 = ln 2 =
50
Supaya = 30 =?
30 = 0 3 = = ln 3
ln 2
= ln 3 = 79
50
RANGKAIAN LISTRIK
Sebuah rangkaian elektrik sederhana terdiri dari sebuah sumber tenaga (misal: baterai), sebuah
resistor, sebuah induktor dan sebuah kapasitor. Deangan dihasilkannya arus elektrik pada sumber
tenaga akan berakibat timbulnya beda tegangan pada resistor, induktor maupun kapasitor.
Tiga hukum fisika yang berkaitan dengan beda tegangan tersebut adalah:
1. Penurunan voltase pada resistor, yang diberikan dengan rumus:
=
Dengan: : voltase pada resistor dengan satuan volt
: besar tahanan pada resistor dengan satuan ohm
: kuat arus dengan satuan Ampere
95
=
Dengan: : voltase pada induktor dengan satuan volt
: besar induksi dengan satuan Henry
: kuat arus dengan satuan Ampere
2
= 2
+ +
Jika (1) diturunkan terhadap , didapat:
2 1
= 2+ +
atau
2
= 2+ +
Jika rangkaian tersebut tidak memuat kapasitor maka dari (1) diperoleh model matematik:
= +
Jika rangkaian tersebut tidak memuat induktor maka dari (1) diperoleh model matematik:
96
= +
Contoh:
Dapatkan muatan dan arus sebagai fungsi waktu didalam sebuah rangkaian listrik RLC jika
tahanan = 12 ohm, kumparan = 0,02 henry, kapasitor = 2 x 104 Farad, baterai = 12
volt pada saat = 0, = 0 dan = 0.
Penyelesaian:
2
= 2 + +
2
12 = 0,02 2 + 16 +
2 x 104
2
600 = 2 + 800 + 250000
Ini merupakan PD orde dua, jika diselesaikan akan didapat:
= 400 1 cos 300 + 2 sin 300 + 2,4 x 103
Untuk = 0, = 0 0 = 400(0) 1 cos 0 + 2 sin 0 + 2,4 x 103 1 = 2,4 x 103
= = 400 400 1 cos 300 + 2 sin 300 + 400 3001 sin 300 + 3002 cos 300
Untuk = 0, = 0 0 = 4001 + 3002 .
Karena 1 = 2,4 x 103 2 = 3,2 x 103
Jadi penyelesaiannya:
= 400 2,4 cos 300 + 3,2 sin 300 103 + 2,4 x 103
dan
= 2 400 sin 300
97
2
= PD gerakan titik P.
2
2
Jika = 2 PD menjadi: 2 + 2 = 0 dengan penyelesaian umum:
= 1 cos + 2 sin .
Syarat pada saat = 0 = 0 , = 0, didapat nilai 1 = 0 , 2 = 0.
2
Jadi = 0 cos ini GHS dengan amplitudo 0 dan periode .
GETARAN TEREDAM
Ada gesekan dengan menganggap suatu gaya penghambat yang sebanding dengan kecepatan .
2
PD gerakan ini adalah: = ; > 0, > 0
2
2
PD tersebut dapat ditulis: + + 2 = 0, dengan = , = .
2
98
RUMUS-RUMUS
I. = = I. =
II. = = + =konstanta
II. () () =
III. = = 2
99
TURUNAN
OPERATOR D:
= operator turunan
=
RUMUS LEIBNITZ:
1
= . + . 1 + 1 2 . 2
2!
1
+ 1 2 3 . 3 +
3!
TURUNAN FUNGSI PARAMETRIK:
= ()
= =
= ()
= =
= .
OPERATOR :
1
1 = = operator integral
RUMUS INTEGRAL:
1 1 1 1
1. = . . 2 + 2 . 3
1 1
2. =
+
1 sin
3. sin = 2 2
2 2
1 cos
4. cos = 2 2
2 2
100
Daftar Pustaka
[1] Garner, L.E., Calculus and Analytic Geometry, Maxwell Macmillan, Singapore, 1991.
[2] Kartono, Penuntun Belajar Persamaan Diferensial, Andi Offset, Yogyakarta, 1994.