Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMBINATORIKA

HUBUNGAN REKURSIF DENGAN FUNGSI PEMBANGKIT

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si.
Novita Sari, S.Pd., M.Pd.
Rahma Siska Utari, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
1. Khaerani Dwi Saputri (06081382328076)
2. Nanda Aliyatuzzahrah (06081182328004)
3. Tara Nurpadillah (06081182328006)
4. Veny Yoni Pertiwi (06081282328047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiraat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Rekursif dengan
Fungsi Pembangkit” ini tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Sriwijaya.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah berperan
dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pengampu kami Prof. Dr. Ratu Ilma
Indra Putri, M.Si., Novita Sari, S.Pd., M.Pd., Rahma Siska Utari, S.Pd., M.Pd. yang telah
memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penulis makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi materi, bahasa dan penulisan yang kurang sesuai. Sehingga kami
sangat mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari Ibu Dosen
Pengampu serta para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Indralaya, 15 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Definisi Relasi Rekursif……………………..…………………………………………………………………………………2
B. Definisi Fungsi Pembangkit .............................................................................................. 2
C. Penyelesaian Relasi Rekursif Menggunakan Fungsi Pembangkit……………………….3
Latihan Soal ............................................................................................................................. 14
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika yang sering disebut dasar ilmu pengetahuan memiliki ruang
lingkup yang luas dan banyak aplikasi di kehidupan nyata. Ruang lingkupnya pun
walaupun mengkaji aspek yang berbeda namun tetap memiliki kesinambungan.
Matematika diskrit itu sendiri merupakan cabang matematika yang mempelajari
tentang obyek-obyek diskrit. Diskrit itu sendiri adalah sejumlah berhingga elemen yang
berbeda atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Dimana data diskrit merupakan
data yang satuannya selalu bulat dalam bilangan asli, tidak berbentuk pecahan.
Matematika diskrit meliputi system pencacahan,prinsip sarang merpati prinsip
inklusi-ekslusi,fungsi pembangkit, relasi rekursif (relasi berulang), dan lain-lain . Pada
makalah ini akan dibahas mengenai penyelesaian relasi rekursif (relasi berulang)
dengan fungsi pembangkit .
Relasi berulang mendefinisikan sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n
yang dikaitkan dengan suku-suku sebelumnya. Untuk mendefinisikan sebuah barisan,
relasi ulang memerlukan nilai awal yang sudah ditentukan, sedangkan Fungsi
Pembangkit atau Generating Function. digunakan untuk merepresentasikan barisan
secara efisien dengan mengkodekan unsur barisan sebagi koefisien dalam deret pangkat
suatu variabel x.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi dari fungsi relasi rekursif?
2. Apakah defenisi dari fungsi pembangkit?
3. Bagaimana cara penyelesaian relasi rekursif dengan solusi fungsi pembangkit
C. Tujuan
1. Memahami cara penyelesain relasi rekursif dengan fungsi pembangkit
2. Mengetahui contoh soal serta penyelesaian mengenai relasi rekursif dengan solusi
fungsi pembangkit

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Relasi Rekursif
Relasi rekursi adalah sebuah formula rekursif dimana setiap bagian dari suatu
barisan dapat ditentukan menggunakan satu atau lebih bagian sebelumnya. Jika 𝑎𝑘
adalah banyak cara untuk menjalankan prosedur dengan 𝑘 objek, untuk 𝑘 = 0, 1, 2, ...,
maka relasi rekursi adalah sebuah persamaan yang menyatakan 𝑎𝑛 sebagai sebuah
fungsi dari 𝑎𝑘 untuk 𝑘 < 𝑛 .

Contoh :

1. 𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1
2. 𝑎𝑛 = 𝑐1 𝑎𝑛−1 + 𝑐2 𝑎𝑛−2 + ⋯ + 𝑐𝑟 𝑎𝑛−𝑟 dengan 𝑐𝑖 konstanta
3. 𝑎𝑛 = 𝑐𝑎𝑛−1 + 𝑓(𝑛) dengan 𝑓(𝑛) sembarang fungsi dari 𝑛
4. 𝑎𝑛 = 𝑎0 𝑎𝑛−1 + 𝑎1 𝑎𝑛−2 + ⋯ + 𝑎𝑛−1 𝑎0
5. 𝑎𝑛,𝑚 = 𝑎𝑛−1,𝑚 + 𝑎𝑛−1,𝑚−1

Nilai 𝑎𝑛 tidak akan pernah dapat dicari jika suatu nilai awal tidak diberikan. Jika
suatu relasi rekursi melibatkan 𝑟 buah 𝑎𝑘 , maka 𝑟 buah nilai awal 𝑎0 , 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑟−1 harus
diketahui. Sebagai contoh, pada relasi rekursi 𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 , tidak cukup hanya
diketahui sebuah nilai 𝑎0 = 2 , akan tetapi butuh sebuah nilai lagi yaitu misal 𝑎1 = 3 .
Dengan demikian 𝑎2 = 𝑎1 + 𝑎0 = 3 + 2 = 5 ; 𝑎3 = 𝑎2 + 𝑎1 = 5 + 3 = 8 dan
seterusnya dapat diketahui.

B. Definisi Fungsi Pembangkit

Misal (𝑎𝑛 ) = (𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , … ) adalah suatu barisan. Fungsi Pembangkit Biasa


(FPB) dari barisan (𝑎𝑛 ) didefinisikan sebagai berikut:

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎3 𝑥 3 + ⋯
𝑛=0

Fungsi Pembangkit Eksponensial (FPE) dari barisan (𝑎𝑛 ) didefinisikan sebagai


berikut:

𝑥𝑛 𝑎2 𝑥 2 𝑎3 𝑥 3
𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + + +⋯
𝑛! 2! 3!
𝑛=0

2
C. Penyelesaian Relasi Rekursif Menggunakan Fungsi Pembangkit
Contoh:
1. Gunakanlah Fungsi Pembangkit Biasa untuk menyelesaikan relasi rekursif
berikut:
𝑎0 = 1; 𝑎1 = 3; 𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 + 4𝑛−1 , 𝑛 ≥ 2
Penyelesaian :
Misal 𝑃(𝑥) adalah Fungsi Pembangkit Biasa barisan (𝑎𝑛 ) . Maka:
Bentuk umum : 𝑎0 = 1; 𝑎1 = 3
Bagian rekursif : 𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 + 4𝑛−1 , 𝑛 ≥ 2
Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan 𝑥 𝑛 . Kemudian ambil sigmanya
dari 𝑛 = 2 sampai ∞, sehingga diperoleh:
∞ ∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = ∑(2𝑎𝑛−1 + 4𝑛−1 ) 𝑥 𝑛 = 2 ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛 + ∑ 4𝑛−1 𝑥 𝑛


𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2

Agar perubahan lebih mudah dimengerti, maka kita akan melakukannya satu per
satu.
a. ∑∞ 𝑛 ∞ 𝑛
𝑛=2 𝑎𝑛 𝑥 = ∑𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 − 𝑎0 − 𝑎1 𝑥 = 𝑃(𝑥) − 1 − 3𝑥

b. 2 ∑∞ 𝑛 ∞
𝑛=2 𝑎𝑛−1 𝑥 = 2𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−1 𝑥
𝑛−1
= 2𝑥(∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛−1 𝑥
𝑛−1
− 𝑎0 )
= 2𝑥( 𝑃(𝑥) − 1) = 2𝑥 𝑃(𝑥) − 2𝑥
c. ∑∞
𝑛=2 4 𝑥 = 𝑥 ∑∞
𝑛−1 𝑛
𝑛=2 4
𝑛−1 𝑛−1
𝑥 = 𝑥(∑∞
𝑛=1 4
𝑛−1 𝑛−1
𝑥 − 1)
1 𝑥
= 𝑥( − 1) = −𝑥
1 − 4𝑥 1 − 4𝑥
Sehingga persamaan menjadi,
𝑥
𝑃(𝑥) − 1 − 3𝑥 = 2𝑥 𝑃(𝑥) − 2𝑥 + −𝑥
1 − 4𝑥

1 − 3𝑥
𝑃(𝑥) =
(1 − 4𝑥)(1 − 2𝑥)

Karena

1 1
1 − 3𝑥 2 + 2
=
(1 − 4𝑥)(1 − 2𝑥) 1 − 4𝑥 1 − 2𝑥

Maka:

3
1 1
1 2
𝑃(𝑥) = ( + 2 )
2 1 − 4𝑥 1 − 2𝑥

∞ ∞
1
= (∑(4𝑥)𝑛 + ∑(2𝑥)𝑛 )
2
𝑛=0 𝑛=0


1
= ∑ (4𝑛 + 2𝑛 )𝑥 𝑛
2
𝑛=0

Karena 𝑎𝑛 adalah koefisien 𝑥 𝑛 dalam 𝑃(𝑥), maka penyelesaian relasi rekursif


yang dimaksud adalah

1
𝑎𝑛 = 2 (4𝑛 + 2𝑛 ), untuk 𝑛 ≥ 0.

CATATAN:

(i) Pada dasarnya, relasi rekursif (1) dapat diselesaikan dengan


menggunakanfungsi pembangkit.
(ii) Untuk jenis relasi rekursif tertentu, lebih mudah diselesaikan dengan fungsi
pembangkit eksponensial daripada fungsi pembangkit biasa
2. Gunakan Fungsi Pembangkit untuk menyelesaikan relasi rekursif berikut:
𝑎0 = 1; 𝑎𝑛 = 𝑛𝑎𝑛−1 + 2𝑛 , 𝑛 ≥ 1
Penyelesaian :
Misal 𝑃(𝑥) adalah Fungsi Pembangkit Eksponensial barisan (𝑎𝑛 ) . Maka:


𝑥𝑛
𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛
𝑛!
𝑛=0

Bentuk umum : 𝑎0 = 1
Bagian rekursif : 𝑎𝑛 = 𝑛𝑎𝑛−1 + 2𝑛 , 𝑛 ≥ 1
𝑥𝑛
Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan . Kemudian ambil sigmanya
𝑛!

dari , 𝑛 = 1 sampai ∞, sehingga diperoleh:


∞ ∞
𝑥𝑛 𝑛
𝑥𝑛
∑ 𝑎𝑛 = ∑(𝑛𝑎𝑛−1 + 2 )
𝑛! 𝑛!
𝑛=1 𝑛=1

Agar perubahan lebih mudah dimengerti, maka kita akan melakukannya satu per
satu.

4
𝑥𝑛 𝑥𝑛
a. ∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛 = ∑∞
𝑛=0 𝑎𝑛 − 𝑎0 = 𝑃(𝑥) − 1
𝑛! 𝑛!
𝑥𝑛 𝑥 𝑛−1
b. ∑∞
𝑛=1 𝑛𝑎𝑛−1 = 𝑥 ∑∞
𝑛=0 𝑛𝑎𝑛−1 = 𝑥𝑃(𝑥)
𝑛! 𝑛!
𝑥𝑛 𝑥 𝑛−1
c. ∑∞
𝑛=1 2
𝑛
= 𝑥 ∑∞
𝑛=0 2
𝑛
= 𝑒 2𝑥 − 1
𝑛! 𝑛!

Sehingga persamaan menjadi,

𝑃(𝑥) − 1 = 𝑥𝑃(𝑥) + 𝑒 2𝑥 − 1

𝑒 2𝑥
𝑃(𝑥) =
1−𝑥

Karena

1
𝑃(𝑥) = 𝑒 2𝑥
1−𝑥
∞ ∞
𝑥𝑛 𝑛
= (∑ 2 ) (∑ 𝑥 𝑛 )
𝑛!
𝑛=0 𝑛=0

∞ ∞
2𝑘 𝑛
= ∑ (∑ )𝑥
𝑘!
𝑛=0 𝑘=0

∞ ∞
2𝑘 𝑥 𝑛
= ∑ 𝑛! (∑ )
𝑘! 𝑛!
𝑛=0 𝑘=0

2𝑘
Maka solusi relasi rekursif yang dimaksud adalah 𝑎𝑛 = 𝑛! (∑∞
𝑘=0 𝑘! ), untuk 𝑛 ≥ 0

3. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan Fungsi Pembangkit Biasa


𝑎0 = 1, 𝑎1 = 0 dan 𝑎𝑛 − 3𝑎𝑛−1 + 2𝑎𝑛−2 = 2𝑛
Penyelesaian:
Misal 𝑃(𝑥) adalah Fungsi Pembangkit Biasa barisan (𝑎𝑛 ) . Maka:
Bentuk umum : 𝑎0 = 1; 𝑎1 = 0
Bagian rekursif : 𝑎𝑛 − 3𝑎𝑛−1 + 2𝑎𝑛−2 = 2𝑛
Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan 𝑥 𝑛 . Kemudian ambil sigmanya
dari 𝑛 = 2 sampai ∞, sehingga diperoleh:

5
∞ ∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 − ∑ 3𝑎𝑛−1 𝑥 + ∑ 2𝑎𝑛−2 𝑥 = ∑ 2𝑛 𝑥 𝑛
𝑛 𝑛 𝑛

𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2

Agar perubahan lebih mudah dimengerti, maka kita akan melakukannya satu per
satu.
a. ∑∞ 𝑛 ∞ 𝑛
𝑛=2 𝑎𝑛 𝑥 = ∑𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 − 𝑎0 − 𝑎1 𝑥 = 𝑃(𝑥) − 1

b. ∑∞ 𝑛 ∞
𝑛=2 3𝑎𝑛−1 𝑥 = 3𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−1 𝑥
𝑛−1

= 3𝑥 (∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 − 𝑎0 )
𝑛=1

= 3𝑥(𝑃(𝑥) − 1)
= 3𝑥𝑃(𝑥) − 3𝑥
c. ∑∞ 𝑛 2 ∞
𝑛=2 2𝑎𝑛−2 𝑥 = 2𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−2 𝑥
𝑛−2

= 2𝑥 2 𝑃(𝑥)
d. ∑∞ 𝑛 𝑛 ∞ 𝑛 𝑛 0 0 1 1
𝑛=2 2 𝑥 = ∑𝑛=0 2 𝑥 − 2 𝑥 − 2 𝑥

1
= ∑ 2𝑛 𝑥 𝑛 − 1 − 2𝑥 = − 1 − 2𝑥
1 − 2𝑥
𝑛=0

1 − (1 − 2𝑥) − (2𝑥 − 4𝑥 2 )
=
1 − 2𝑥
1 − 1 + 2𝑥 − 2𝑥 + 4𝑥 2
=
1 − 2𝑥
4𝑥 2
=
1 − 2𝑥
Sehingga persamaan menjadi,
4𝑥 2
2
𝑃(𝑥) − 1 − (3𝑥𝑃(𝑥) − 3𝑥) + 2𝑥 𝑃(𝑥) =
1 − 2𝑥
4𝑥 2
2
𝑃(𝑥) − 1 − 3𝑥𝑃(𝑥) + 3𝑥 + 2𝑥 𝑃(𝑥) =
1 − 2𝑥
4𝑥 2
(1 − 3𝑥 + 2𝑥 2 )𝑃(𝑥) = + 1 − 3𝑥
1 − 2𝑥
10𝑥 2 − 5𝑥 + 1
𝑃(𝑥) =
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥)
10𝑥 2 − 5𝑥 + 1 𝐴 𝐵 𝐴
𝑃(𝑥) = 2
= + 2
+
(1 − 2𝑥) (1 − 𝑥) 1 − 2𝑥 (1 − 2𝑥) 1−𝑥

𝐴 − 3𝐴𝑥 + 𝐵 + 2𝐴𝑥 2 − 𝐵𝑥 + 𝐶 − 4𝐶𝑥 + 4𝐶𝑥 2


=
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥)

6
(2𝐴 + 4𝐶)𝑥 2 − (3𝐴 + 𝐵 + 4𝐶)𝑥 + (𝐴 + 𝐵 + 𝐶)
=
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥)

2𝐴 + 4𝐶 = 10. . . . . . (1)

3𝐴 + 𝐵 + 4𝐶 = 5 … . . (2)

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 = 1 … … (3)

𝐸𝑙𝑖𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠 (2)𝑑𝑎𝑛 (3)

3𝐴 + 𝐵 + 4𝐶 = 5

𝐴+𝐵+𝐶 =1 −

2𝐴 + 3𝐶 = 4 … … (4)

𝐸𝑙𝑖𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠 (1)𝑑𝑎𝑛 (4)

2𝐴 + 4𝐶 = 10

2𝐴 + 3𝐶 = 4 −

𝐶 =6

𝑆𝑢𝑏𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶 = 6 𝑘𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑠(1)

2𝐴 + 4𝐶 = 10

2𝐴 + 4(6) = 10

2𝐴 = 10 − 24

2𝐴 = −14

−14
𝐴=
2

𝐴 = −7

𝑆𝑢𝑏𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 = −7𝑑𝑎𝑛 𝐶 = 6 𝑘𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑠(3)

𝐴+𝐵+𝐶 =1

−7 + 𝐵 + 6 = 1

7
−1 + 𝐵 = 1

𝐵=2

Karena

10𝑥 2 − 5𝑥 + 1 −7 2 6
2
= + 2
+
(1 − 2𝑥) (1 − 𝑥) 1 − 2𝑥 (1 − 2𝑥) 1−𝑥

Maka :

−7 2 6
𝑃(𝑥) = + 2
+
1 − 2𝑥 (1 − 2𝑥) 1−𝑥
∞ ∞ ∞

= −7 ∑ 2 𝑥 + 2 ∑(𝑛 + 1)2 𝑥 + 6 ∑ 𝑥 𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

𝑛=0 𝑛=0 𝑛=0

Karena 𝑎𝑛 adalah koefisien 𝑥 𝑛 dalam 𝑃(𝑥), maka penyelesaian relasi rekursif yang
dimaksud adalah

𝑎𝑛 = −7. 2𝑛 + 2(𝑛 + 1)2𝑛 + 6

= −7. 2𝑛 + (2𝑛 + 2)2𝑛 + 6

= −7. 2𝑛 + 2𝑛. 2𝑛 + 2.2𝑛 + 6

= −5. 2𝑛 + 2𝑛. 2𝑛 + 6

= (2𝑛 − 5)2𝑛 + 6

Ada empat jenis penyelesaian relasi rekursif dengan fungsi pembangkit yaitu :

1. Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Konstan


Relasir rekursif linear homogen koefisien konstan dapat diselesaikan dengan
fungsi pembangkit biasa.
Contoh :
Selesaikan RR berikut dengan Fungsi Pembangkit Biasa
𝑎0 = 0, 𝑎1 = −1 dan 𝑎𝑛 = 7𝑎𝑛−1 − 12𝑎𝑛−2 , 𝑛 ≥ 2
Penyelesaian:

8
Misalkan

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑛=0

Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan 𝑥 𝑛 . Kemudian ambil sigmanya
dari 𝑛 = 2 sampai ∞, sehingga diperoleh:
∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = ∑ 7𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛 − ∑ 12𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2


𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2

Selanjutnya, kita usahakan untuk merubah setiap ekspresi sigma menjadi ekspresi
yang melibatkan 𝑃(𝑥) atau ekspresi-ekspresi lain yang . Agar proses 12 perubahan
lebih mudah dimengerti, maka kita akan melakukannya satu persatu.
a. ∑∞ 𝑛 ∞ 𝑛 ∞ 𝑛
𝑛=2 𝑎𝑛 𝑥 = ∑𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 − 𝑎0 − 𝑎1 𝑥 = ∑𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 − 0 + 𝑥 = 𝑃(𝑥) + 𝑥

b. ∑∞ 𝑛 ∞
𝑛=2 7𝑎𝑛−1 𝑥 = 7𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−1 𝑥
𝑛−1
= 7𝑥(∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛−1 𝑥
𝑛−1
− 𝑎0 ) =
7𝑥(𝑃(𝑥) − 0) = 7𝑥𝑃(𝑥)
c. ∑∞ 𝑛 2 ∞
𝑛=2 12𝑎𝑛−2 𝑥 = 12𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−2 𝑥
𝑛−2
= 12𝑥 2 𝑃(𝑥)

Diperoleh :

𝑃(𝑥) + 𝑥 = 7𝑥𝑃(𝑥) − 12𝑥 2 𝑃(𝑥)

(1 − 7𝑥 + 12𝑥 2 )𝑃(𝑥) = −𝑥

−𝑥
𝑃(𝑥) =
1 − 7𝑥 + 12𝑥 2
−𝑥
𝑃(𝑥) =
(1 − 4𝑥)(1 − 3𝑥)

Menggunakan kesamaan fungsi Aljabar, bentuk terakhir dapat kita nyatakan


dalam bentuk:

−𝑥 𝐴 𝐵
𝑃(𝑥) = = +
(1 − 4𝑥)(1 − 3𝑥) 1 − 4𝑥 1 − 3𝑥

−𝑥 𝐴(1 − 3𝑥) + 𝐵(1 − 4𝑥) 𝐴 − 3𝐴𝑥 + 𝐵 − 4𝐵𝑥


𝑃(𝑥) = = =
(1 − 4𝑥)(1 − 3𝑥) (1 − 4𝑥)(1 − 3𝑥) (1 − 4𝑥)(1 − 3𝑥)

Dengan menyelesaikan persamaan untuk koefisien ruas kiri dan ruas kanan,
diperoleh 𝐴 = −1 dan 𝐵 = 1 sehingga:

−1 1
𝑃(𝑥) = +
1 − 4𝑥 1 − 3𝑥
9
∞ ∞

𝑃(𝑥) = (−1) ∑ 4 𝑥 + ∑ 3𝑛 𝑥 𝑛
𝑛 𝑛

𝑛=0 𝑛=0

Karena pada awalnya kita memisalkan 𝑃(𝑥) = ∑∞ 𝑛


𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 maka dari ekspresi

terakhir diperoleh solusi khusus dari RR, yaitu: 𝑎𝑛 = −4𝑛 + 3𝑛 = 3𝑛 −4𝑛

2. Relasi Rekursif Linear Non-Homogen Koefisien Konstan


Relasi rekursif linear Non-homogen koefisien konstan dapat diselesaikan dengan
fungsi pembangkit biasa.
Contoh :
Selesaikan RR berikut dengan Fungsi Pembangkit Biasa
𝑎0 = 1, 𝑎1 = 0 dan 𝑎𝑛 − 3𝑎𝑛−1 + 2𝑎𝑛−2 = 2𝑛 , 𝑛 ≥ 2
Penyelesaian:
• Misalkan

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑛=0

• Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan 𝑥 𝑛 . Kemudian ambil


sigmanya dari 𝑛 = 2 sampai ∞, sehingga diperoleh:
∞ ∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 − ∑ 3𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛 + ∑ 2𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛 = ∑ 2𝑛 𝑥 𝑛
𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2 𝑛=2

Agar perubahan lebih mudah dimengerti, maka kita akan melakukannya


satu per satu.
a. ∑∞ 𝑛 ∞ 𝑛
𝑛=2 𝑎𝑛 𝑥 = ∑𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 − 𝑎0 − 𝑎1 𝑥 = 𝑃(𝑥) − 1

b. ∑∞ 𝑛 ∞
𝑛=2 3𝑎𝑛−1 𝑥 = 3𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−1 𝑥
𝑛−1

= 3𝑥 (∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 − 𝑎0 )
𝑛=1

= 3𝑥(𝑃(𝑥) − 1)
= 3𝑥𝑃(𝑥) − 3𝑥
c. ∑∞ 𝑛 2 ∞
𝑛=2 2𝑎𝑛−2 𝑥 = 2𝑥 ∑𝑛=2 𝑎𝑛−2 𝑥
𝑛−2

= 2𝑥 2 𝑃(𝑥)
d. ∑∞ 𝑛 𝑛 ∞ 𝑛 𝑛 0 0 1 1
𝑛=2 2 𝑥 = ∑𝑛=0 2 𝑥 − 2 𝑥 − 2 𝑥

10

1
= ∑ 2𝑛 𝑥 𝑛 − 1 − 2𝑥 = − 1 − 2𝑥
1 − 2𝑥
𝑛=0

1 − (1 − 2𝑥) − (2𝑥 − 4𝑥 2 )
=
1 − 2𝑥
1 − 1 + 2𝑥 − 2𝑥 + 4𝑥 2
=
1 − 2𝑥
4𝑥 2
=
1 − 2𝑥

Setelah semua perubahan digabungkan, diperoleh:

4𝑥 2
𝑃(𝑥) − 1 − (3𝑥𝑃(𝑥) − 3𝑥) + 2𝑥 2 𝑃(𝑥) =
1 − 2𝑥
4𝑥 2
𝑃(𝑥) − 1 − 3𝑥𝑃(𝑥) + 3𝑥 + 2𝑥 2 𝑃(𝑥) =
1 − 2𝑥
4𝑥 2
(1 − 3𝑥 + 2𝑥 2 )𝑃(𝑥) = + 1 − 3𝑥
1 − 2𝑥
10𝑥 2 − 5𝑥 + 1
𝑃(𝑥) =
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥)
10𝑥 2 − 5𝑥 + 1 𝐴 𝐵 𝐴
𝑃(𝑥) = = + +
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥) 1 − 2𝑥 (1 − 2𝑥)2 1 − 𝑥

𝐴 − 3𝐴𝑥 + 𝐵 + 2𝐴𝑥 2 − 𝐵𝑥 + 𝐶 − 4𝐶𝑥 + 4𝐶𝑥 2


=
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥)

(2𝐴 + 4𝐶)𝑥 2 − (3𝐴 + 𝐵 + 4𝐶)𝑥 + (𝐴 + 𝐵 + 𝐶)


=
(1 − 2𝑥)2 (1 − 𝑥)

Setelah menyelesaikan SPL, diperoleh : A = -7, B = 2, dan C = 6, sehingga:

−7 2 6
𝑃(𝑥) = + 2
+
1 − 2𝑥 (1 − 2𝑥) 1−𝑥
∞ ∞ ∞

𝑃(𝑥) = −7 ∑ 2𝑛 𝑥 𝑛 + 2 ∑(𝑛 + 1)2𝑛 𝑥 𝑛 + 6 ∑ 𝑥 𝑛


𝑛=0 𝑛=0 𝑛=0

𝑎𝑛 = −7. 2𝑛 + 2(𝑛 + 1)2𝑛 + 6

Jadi, solusi khusus dari RR adalah: = (2𝑛 − 5)2𝑛 + 6

11
3. Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Non-Konstan
Rekursif linear homogen koefisien Non-konstan dapat diselesaikan dengan fungsi
pembangkit eksonensial.
Contoh :
Selesaikan RR berikut : 𝑎0 = 1; 𝑎𝑛 − 𝑛𝑎𝑛−1 = 0
Penyelesaian :
Selesaikan RR berikut dengan Fungsi Pembangkit Eksponensial karena koefisien
nonkonstan.
Misalakan fungsi pembangkit eksponensial dari barisan tersebut adalah 𝑃(𝑥),
𝑥𝑛 𝑥𝑛
maka 𝑃(𝑥) = ∑∞
𝑛=0 𝑎𝑛 . Kedua ruas bagian rekursif dikalikan dengan .
𝑛! 𝑛!

𝑥𝑛 𝑥𝑛
𝑎𝑛 − 𝑛𝑎𝑛−1 =0
𝑛! 𝑛!
Ambil Sigma untuk 𝑛 ≥ 1
∞ ∞
𝑥𝑛 𝑥𝑛
∑ 𝑎𝑛 − ∑ 𝑛𝑎𝑛−1 =0
𝑛! 𝑛!
𝑛=1 𝑛=1

𝑥 𝑛−1
𝑃(𝑥) − 1 − 𝑥 ∑ 𝑛𝑎𝑛−1 =0
𝑛(𝑛 − 1)!
𝑛=0

𝑃(𝑥) − 1 − 𝑥𝑃(𝑥) = 0
∞ ∞
1 𝑛
𝑥𝑛
𝑃(𝑥) = = ∑ 𝑥 = ∑ 𝑛!
1−𝑥 𝑛!
𝑛=0 𝑛=0
𝑥𝑛
Sehingga 𝑎𝑛 adalah koefisien dalam 𝑃(𝑥), 𝑎𝑛 = 𝑛!
𝑛!

4. Relasi Rekursif Linear Non-Homogen Koefisien Non-Konstan


Relasir rekursif linear Non-homogen koefisien Non-konstan dapat diselesaikan
dengan fungsi pembangkit eksponensial.
Contoh :
Selesaikan RR berikut 𝐷𝑛 = 𝑛𝐷𝑛−1 + (−1)𝑛 ; 𝑛 ≥ 1 dan 𝐷0 = 1
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebutakan digunakan fungsi pembengkit
eksponen dengan langkah penyelesaian
Misalkan FPE dari barisan tersebut 𝑃(𝑥)

𝑥𝑛
𝑃(𝑥) = ∑ 𝐷𝑛
𝑛!
𝑛=0

12
𝑥𝑛
Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan . Kemudian ambil sigmanya
𝑛!

dari , 𝑛 = 1 sampai ∞, sehingga diperoleh:


𝑥𝑛 𝑥𝑛 𝑛
𝑥𝑛
𝐷𝑛 = 𝑛𝐷𝑛−1 + (−1)
𝑛! 𝑛! 𝑛!
∞ ∞
𝑥𝑛 𝑥𝑛 𝑛
𝑥𝑛
∑ 𝐷𝑛 = ∑ 𝑛𝐷𝑛−1 + (−1)
𝑛! 𝑛! 𝑛!
𝑛=1 𝑛=0
∞ ∞ ∞
𝑥𝑛 𝑥0 𝑥 𝑛−1 𝑥𝑛
∑ 𝐷𝑛 − 𝐷0 = 𝑥 ∑ 𝑛𝐷𝑛−1 + ∑(−1)𝑛 −1
𝑛! 0! 𝑛(𝑛 − 1)! 𝑛!
𝑛=0 𝑛=1 𝑛=1
−𝑥
𝑃(𝑥) − 1 = 𝑥𝑃(𝑥) + 𝑒 −1
𝑃(𝑥) = 𝑥𝑃(𝑥) + 𝑒 −𝑥 − 1
(1 − 𝑥)𝑃(𝑥) = 𝑒 −𝑥
1
𝑃(𝑥) = 𝑒 −𝑥
1−𝑥
∞ ∞
𝑥𝑛 𝑛
𝑃(𝑥) = ∑(−1) . ∑ 𝑥𝑛
𝑛!
𝑛=0 𝑛=0

∞ ∞
(−1)𝑘 𝑛
𝑃(𝑥) = ∑ (∑ )𝑥
𝑘!
𝑛=0 𝑛=0
∞ ∞
(−1)𝑘 𝑛𝑛
𝑃(𝑥) = ∑ 𝑛! ∑
𝑘! 𝑛!
𝑛=0 𝑛=0
(−1)𝑘
Jadi solusi : 𝑎𝑛 = 𝑛! ∑∞
𝑛=0 ;𝑛 ≥ 0
𝑘!

13
Latihan Soal

1. Selesaikan relasi rekurensi 𝑎𝑛 − 𝑎𝑛−1 = 7 dengan menggunakan fungsi pembangkit


jika 𝑎0 = 1
2. Selesaikan relasi rekurensi 𝑎𝑛 − 2𝑎𝑛−1 = 0 dengan 𝑎0 = 3
3. Selesaikan 𝑎𝑛 − 3𝑎𝑛−1 = 𝑛2 untuk 𝑛 ≥ 1 dan 𝑎0 = 1

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi rekursi adalah sebuah formula rekursif dimana setiap bagian dari suatu
barisan dapat ditentukan menggunakan satu atau lebih bagian sebelumnya. Fungsi
pembangkit ada FPB dan FPE. Penyelesaian relasi rekursif dengan fungsi pembangkit
yaitu :
a. Fungsi Pembangkit Biasa, untuk :
1) Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Konstan
2) Relasi Rekursif Linear Non Homogen Koefisien Konstan
b. Fungsi Pembangkit Eksponensial, untuk :
1) Relasi Rekursif Linear Homogen Non Konstan
2) Relasi Rekursif Linear Non Homogen Koesien Non Ko
B. Saran
kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi materi,
bahasa dan penulisan yang kurang sesuai. Sehingga kami sangat mengharapkan segala
bentuk kritik dan saran yang membangun dari Ibu Dosen Pengampu serta para pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Kharisma, G. (n.d.). Relasi rekursif Fungsi Pembangkit. Scribd.
https://id.scribd.com/document/454266579/relasi-rekursif-Fungsi-Pembangkit

16

Anda mungkin juga menyukai