Anda di halaman 1dari 39

Fisika Mekanika II

Program Studi S1 Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Sistem Banyak Partikel
Sistem Diskrit dan Kontinyu
Hingga saat ini, kita mendefenisikan gerak sebuah benda
dapat dianggap sebagai sebuah partikel atau titik massa. Pada
beberapa kasus praktis, sebuah benda secara realistis dianggap
sebagai sistem banyak partikel. Sistem seperti ini disebut sistem
Diskrit atau Kontinyu bergantung pada apakah partikel-partikel
tersebut dapat dianggap terpisah satu sama lain atau tidak.
Sistem Diskrit memiliki jumlah partikel yang banyak dan
berhingga serta dapat dianggap sebagai sistem yang kontinyu.
Kebalikannya, sebuah Sistem Kontinyu dapat dianggap sebagai
sistem yang diskrit dari sejumlah partikel yang besar dan
berhingga.
Densitas
Untuk sistem kontinyu partikel yang melingkupi suatu
daerah ruang tiga dimensi, sering didefenisikan suatu
massa per satuan volume yang disebut dengan kerapatan
volume atau densitas. Secara matematika, jika ∆𝑀 adalah
total massa dari volume ∆𝑉 partikel, maka densitas
didefenisikan sebagai:

Δ𝑀
𝜌 = lim (1)
Δ𝑉→0 Δ𝑉
Densitas merupakan fungsi posisi dan dapat
bervariasi dari suatu titik ke titik lain. Jika densitas
konstan, maka sistem dikatakan seragam/beraturan.
Jika sistem kontinyu melingkupi suatu
permukaan/luas, maka kita sebut kerapatan luas atau
massa per satuan luas. Untuk partikel melingkupi suatu
garis atau kurva, maka dikatakan kerapatan linear atau
massa per satuan panjang.
Benda Tegar (kaku) dan Elastis
Dalam prakteknya, gaya yang diberikan pada sistem banyak partikel
akan merubah jarak antara partikel-partikelnya. Sistem semacam ini
disebut sebagai benda elastis. Jika jarak antara partikel tetap ketika
diberikan gaya, maka sistem partikel ini disebut benda tegar (kaku).

Contoh:
1. Gas yang berada di dalam sebuah balon mainan bukan merupakan
benda tegar sebab jarak partikel-partikel gas itu satu dari yang lain
berubah-ubah.
2. Sepotong pipa paralon yang menggelinding (tanpa
tergencet) merupakan benda tegar.
3. Beberapa bola kecil yang dihubungkan dengan batang-
batang yang kukuh (lihat gambar di bawah) merupakan
benda tegar.
Sistem yang tersusun atas 𝑛 buah partikel yang masing-
masing memiliki vektor posisi 𝒓𝟏 , 𝒓𝟐 , … , 𝒓𝒊 , … , 𝒓𝒋 , … , 𝒓𝒏
dikatakan sebagai benda tegar apabila berlaku:

𝒓𝒊 − 𝒓𝒋 = konstanta

Untuk setiap 𝑖, 𝑗 = 1, 2, … , 𝑛.
Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar tersebut memperlihatkan kedudukan sistem tiga


partikel pada saat 𝑡1 , 𝑡2 dan 𝑡3 sembarang. Dapatkah sistem
tiga partikel itu dikatakan sebagai benda tegar?
Pusat Massa
Pusat massa sebuah benda tegar adalah suatu titik dalam
ruang yang menjadi posisi terpusatnya seluruh massa benda
tegar itu. Jadi, pusat massa sebuah benda tegar adalah
posisi sebuah partikel titik yang memiliki massa sebesar
benda tegar itu.
Misalkan 𝐫𝟏 , 𝐫𝟐 , … , 𝐫𝐍 adalah vektor posisi sistem dengan 𝑁
partikel dengan massa 𝑚1 , 𝑚2 , … , 𝑚𝑁 . Pusat massa sistem
diskrit ini, dapat dituliskan:
𝐫CM = 𝑋CM 𝑖 + 𝑌CM 𝑗 + 𝑍CM 𝑘 2
𝑚1 𝑥1 + 𝑚2 𝑥2 + ⋯ + 𝑚𝑁 𝑥𝑁
𝑋CM =
𝑚1 + 𝑚2 + ⋯ + 𝑚𝑁
𝑁
𝑖=1 𝑚𝑖 𝑥𝑖
= 𝑁 (3)
𝑖=1 𝑚𝑖
𝑚1 𝑦1 + 𝑚2 𝑦2 + ⋯ + 𝑚𝑁 𝑦𝑁
𝑌CM =
𝑚1 + 𝑚2 + ⋯ + 𝑚𝑁
𝑁
𝑖=1 𝑚𝑖 𝑦𝑖
= 𝑁 (4)
𝑖=1 𝑚𝑖
𝑁
𝑚1 𝑧1 + 𝑚2 𝑧2 + ⋯ + 𝑚𝑁 𝑧𝑁 𝑖=1 𝑚𝑖 𝑧𝑖
𝑍CM = = 𝑁 (5)
𝑚1 + 𝑚2 + ⋯ + 𝑚𝑁 𝑖=1 𝑚𝑖

Untuk sistem yang kontinyu, partikel yang berada pada daerah ℛ


dengan kerapatan volume 𝜌, pusat massa dapat dituliskan:

𝐫 𝑑𝑚 ℛ
𝜌𝐫 𝑑𝑉
𝐫CM = = (6)
𝑀 𝜌𝑑𝑉

Karena 𝐫CM = 𝑋CM 𝑖 + 𝑌CM 𝑗 + Untuk benda dengan kerapatan
𝑍CM 𝑘 , maka: luas 𝜍 dan kerapatan kurva/garis
𝜆 , maka pusat massanya menjadi:
𝑥 𝑑𝑚 𝜌𝑥 𝑑𝑉 ℛ
𝑟 𝑑𝑚 ℛ
𝜍𝑟 𝑑𝐴
ℛ ℛ 𝑟CM = = (10)
𝑋CM = = 7
𝑀 𝜌𝑑𝑉 𝑀 𝜍𝑑𝐴
ℛ ℛ


𝑦 𝑑𝑚 ℛ
𝜌𝑦 𝑑𝑉 𝑟 𝑑𝑚 𝜆𝑟 𝑑𝑙
𝑌CM = = (8) 𝑟CM = ℛ
= ℛ
(11)
𝑀 𝜌𝑑𝑉 𝑀
ℛ ℛ
𝜆𝑑𝑙

𝑧 𝑑𝑚 ℛ
𝜌𝑧 𝑑𝑉
𝑍CM = = (9)
𝑀 𝜌𝑑𝑉

Contoh 1
Suatu sistem banyak partikel terdiri dari
benda bermassa 3 gram berada pada titik
1, 0, −1 , benda bermassa 5 gram berada
pada titik −2 , 1, 3 dan benda bermassa 2
gram berada pada titik 3, −1, 1 .
Tentukanlah posisi pusat massa sistem ini!
Jawab
𝑚1 𝑥1 + 𝑚2 𝑥2 + 𝑚3 𝑥3 𝑚1 𝑧1 + 𝑚2 𝑧2 + 𝑚3 𝑧3
𝑋CM = 𝑍CM =
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3
3 1 + 5 −2 + 2(3) 3 −1 + 5 3 + 2(1)
= =
3+5+2 3+5+2
1 14
=− =
10 10
𝑚1 𝑦1 + 𝑚2 𝑦2 + 𝑚3 𝑦3 7
𝑌CM =
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 =
5
3 0 + 5 1 + 2(−1)
= Jadi posisi pusat massa sistem:
3+5+2 1 3 7
3 𝐫CM = − 𝑖 + 𝑗+ 𝑘
= 10 10 5
10
Contoh 2
Tentukan pusat massa setengah
lingkaran dengan jari-jari 𝑎.
Jawab
Cara I: Menggunakan koordinat persegi
Persamaan lingkaran:
𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2
𝑎 𝑎2 −𝑥 2
𝜍𝑥 𝑑𝐴 𝑥=−𝑎 𝑦=0
𝜍𝑥 𝑑𝑦𝑑𝑥

𝑥CM = =
𝑎 𝑎2 −𝑥 2

𝜍𝑑𝐴 𝜍 𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑥=−𝑎 𝑦=0
𝑎 𝑎2 −𝑥 2 𝑎 2 − 𝑥 2 𝑑𝑥
𝑥=−𝑎
𝜍𝑥 𝑦 0 𝑑𝑥 𝑥=−𝑎
𝑥 𝑎
= 𝑎
= 𝑎
𝑎2 −𝑥 2 𝑎 2 − 𝑥 2 𝑑𝑥
𝑥=−𝑎
𝜍 𝑦 0 𝑑𝑥 𝑥=−𝑎
𝑎
Untuk 𝑥=−𝑎
𝑥 𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥
2 2 𝑑𝑢
Misalkan 𝑢 = 𝑎 − 𝑥 → = −2𝑥
𝑑𝑥
𝑎 0 0
2 2
𝑑𝑢 1
𝑥 𝑎 − 𝑥 𝑑𝑥 = −𝑥 𝑢 =− 𝑢𝑑𝑢 = 0
𝑥=−𝑎 0 2𝑥 2 0
𝑎 𝑎
Untuk 𝑥=−𝑎
𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥 =2 𝑥=0
𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥
𝑥
Misalkan sin 𝜃 = → 𝑎 cos 𝜃 𝑑𝜃 = 𝑑𝑥
𝑎
𝑎2 −𝑥 2
dan cos 𝜃 =
𝑎
𝜋
𝑎 2
2 𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 𝑎 cos 𝜃 𝑎 cos 𝜃 𝑑𝜃
𝑥=0 𝜃=0
𝜋 𝜋
2 2 1 + cos 2𝜃
= 2𝑎2 cos2 𝜃 𝑑𝜃 = 2𝑎2 𝑑𝜃
𝜃=0 𝜃=0 2
𝜋 𝜋 2
2 1 2 𝜋 𝜋𝑎
= 𝑎2 𝜃 + sin 2𝜃 = 𝑎2 + 0 =
0 2 0 2 2
Jadi:
𝑥CM = 0

𝑎 𝑎2 −𝑥 2
𝜍𝑦 𝑑𝐴 𝑥=−𝑎 𝑦=0
𝜍𝑦 𝑑𝑦𝑑𝑥

𝑦CM = =
𝑎 𝑎2 −𝑥 2

𝜍𝑑𝐴 𝜍 𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑥=−𝑎 𝑦=0
𝑎 1 2 𝑎2−𝑥 2 𝑎 1 2 2
𝑥=−𝑎 2
𝑦 0 𝑑𝑥 𝑥=−𝑎 2
𝑎 − 𝑥 𝑑𝑥
= 𝑎 2 2
= 𝑎
𝑎 −𝑥 𝑎 2 − 𝑥 2 𝑑𝑥
𝑥=−𝑎
𝑦 0 𝑑𝑥 𝑥=−𝑎
𝑎 1 𝑎
Untuk 𝑥=−𝑎 2
𝑎2 − 𝑥2 𝑑𝑥 = 𝑥=0
𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 1 3 𝑎
𝑎2 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑎2 𝑥 − 𝑥
𝑥=0 0 3 0
3 1 3 2 3
•=𝑎 − 𝑎 = 𝑎
3 3
Maka:
2𝑎3 3 4𝑎
𝑦CM = 2 =
𝜋𝑎 2 3𝜋
𝜋 𝑎 2
Cara II: Menggunakan Koordinat Untuk 𝑟 sin 𝜃 𝑑𝑟𝑑𝜃
𝜃=0 𝑟=0
Polar 𝜋 𝑎
𝜋 𝑎 2
𝜍𝑦 𝑑𝐴 𝜍𝑦 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝑑𝑟𝑑𝜃
ℛ 𝜃=0 𝑟=0 𝜃=0 𝑟=0
𝑦CM = = 𝜋 𝑎 1 3 𝑎 𝜋
𝜍𝑑𝐴 𝜃=0 𝑟=0
𝜍 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = 𝑟 − cos 𝜃

𝜋 𝑎 3 0 0
𝜃=0 𝑟=0
𝑟 sin 𝜃 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 2 3
= 𝜋 𝑎 = 𝑎
𝜃=0 𝑟=0
𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 3
𝜋 𝑎 2
𝜃=0 𝑟=0
𝑟 sin 𝜃 𝑑𝑟𝑑𝜃
= 𝜋 𝑎
𝜃=0 𝑟=0
𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃
𝜋 𝑎
Untuk 0 0
𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃
𝜋 𝑎 𝑎
1 2 𝜋
𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = 𝑟 𝜃
𝜃=0 𝑟=0 2 0 0
1 2
•= 2
𝜋𝑎

Maka:
𝜋 𝑎 2 2 3
𝑟 sin 𝜃 𝑑𝑟𝑑𝜃 𝑎 4𝑎
𝑦CM = 𝜃=0 𝑟=0
= 3 =
𝜋 𝑎 1 2 3𝜋
𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃
𝜃=0 𝑟=0
2 𝜋𝑎
Contoh 3
Tentukan pusat suatu daerah
yang dibatasi oleh bidang
𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 𝑎 dan bidang
𝑥 = 0, 𝑦 = 0 dan 𝑧 = 0.
Jawab
Pertama kita gambarkan bentuk
bangunnya!
Untuk menentukan batas integralnya,
kita katakan 𝑥 dan 𝑦 konstan, maka
integralnya dari 𝑧 = 0 sampai 𝑧 = 𝑎 −
𝑥 − 𝑦. Kemudian katakan 𝑥 konstan dan
kita integralkan terhadap 𝑦 pada daerah
𝑅𝑆 dengan 𝑧 = 0, sehingga batasnya
dari 𝑦 = 0 sampai 𝑦 = 𝑎 − 𝑥.
Terakhir kita integral terhadap 𝑥 dengan batas 𝑥 = 0 sampai
dengan 𝑥 = 𝑎.
𝑎 𝑎−𝑥 𝑎−𝑥−𝑦
𝜌𝑥 𝑑𝑉 𝑥=0 𝑦=0 𝑧=0
𝑥𝑑𝑧𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑥CM = ℛ = 𝑎 𝑎−𝑥 𝑎−𝑥−𝑦
𝜌𝑑𝑉 𝑥=0 𝑦=0 𝑧=0
𝑑𝑧𝑑𝑦𝑑𝑥

𝑎 𝑎−𝑥 𝑎−𝑥−𝑦
𝑥=0 𝑦=0
𝑥𝑧 𝑧=0 𝑑𝑦𝑑𝑥
= 𝑎 𝑎−𝑥 𝑎−𝑥−𝑦
𝑧
𝑥=0 𝑦=0 𝑧=0
𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑎 𝑎−𝑥 2
𝑥=0 𝑦=0
𝑥𝑎 − 𝑥 − 𝑥𝑦 𝑑𝑦𝑑𝑥
= 𝑎 𝑎−𝑥
𝑥=0 𝑦=0
𝑎 − 𝑥 − 𝑦 𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑎−𝑥
𝑎 1
𝑥=0
𝑥𝑎𝑦 − 𝑥 2 𝑦 − 2 𝑥𝑦 2 𝑑𝑥
𝑦=0
=
𝑎 1 2 𝑎−𝑥
𝑥=0
𝑎𝑦 − 𝑥𝑦 − 2 𝑦 𝑑𝑥
𝑦=0
𝑎 2 1 2 𝑑𝑥
𝑥=0
𝑥𝑎 𝑎 − 𝑥 − 𝑥 𝑎 − 𝑥 − 2 𝑥 𝑎 − 𝑥
=
𝑎 1 2 𝑑𝑥
𝑥=0
𝑎 𝑎 − 𝑥 − 𝑥 𝑎 − 𝑥 − 2 𝑎 − 𝑥
𝑎 2 2 2 3 1 2 2 1 3
𝑥=0
𝑎 𝑥 − 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑥 − 2 𝑎 𝑥 + 𝑎𝑥 − 2 𝑥 𝑑𝑥
=
𝑎 2 2 1 2 1 2
𝑎 − 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑥 − 𝑎 + 𝑎𝑥 − 𝑥 𝑑𝑥
𝑥=0 2 2
𝑎
𝑎 1 2 1 3 1 2 2 1 3 1 4
𝑎 𝑥 − 𝑎𝑥 2 + 𝑥 𝑑𝑥 4 𝑎 𝑥 − 3 𝑎𝑥 + 8 𝑥
𝑥=0 2 2 𝑥=0
𝑥CM = = 𝑎
𝑎 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3
𝑎 − 𝑎𝑥 + 𝑥 𝑑𝑥
𝑥=0 2 2 2 𝑎 𝑥 − 2 𝑎𝑥 + 6 𝑥 𝑥=0
1 4 1 4 1 4 1 4
𝑎 − 𝑎 + 𝑎 𝑎 1
= 4 3 8 = 24 = 𝑎
1 3 1 3 1 3 1 3 4
𝑎 − 𝑎 + 𝑎 𝑎
2 2 6 6
Dengan cara yang sama akan mendapatkan:
1 1
𝑦CM = 𝑎 dan 𝑧CM = 𝑎
4 4
Momentum Sistem Banyak partikel
𝑑𝐫𝑖
Jika 𝐯𝑖 = = 𝐫𝑖 adalah kecepatan dari partikel 𝑚𝑖 , maka total
𝑑𝑡
momentum dari sistem ini didefenisikan sebagai:
𝑁 𝑁

𝐩= 𝑚𝑖 𝐯𝑖 = 𝑚𝑖 𝐫𝑖 (12)
𝑖=1 𝑖=1
𝑁 𝑁
𝑖=1 𝑚𝑖 𝐫𝑖 𝑖=1 𝑚𝑖 𝐫𝑖
dengan defenisi pusat massa: 𝐫CM = 𝑁 = ,
𝑚
𝑖=1 𝑖 𝑀
𝑁 𝑑𝐫𝑖
𝑖=1 𝑚𝑖 𝑑𝑡
𝑁
𝑑𝐫CM 𝑖=1 𝑚𝑖 𝐫𝑖
𝐫CM = = =
𝑑𝑡 𝑀 𝑀
Maka momentum total sistem:
𝑁 𝑁

𝐩= 𝑚𝑖 𝐯𝑖 = 𝑚𝑖 𝐫𝑖 = 𝑀𝐫CM = 𝑀𝐯CM (13)


𝑖=1 𝑖=1
dengan 𝐫CM = 𝐯CM adalah kecepatan pusat massa.
Contoh 4
Tiga buah partikel bermassa 2, 1 dan 3 gram, memiliki vektor
posisi 𝐫1 = 5𝑡𝐢 − 2𝑡 2 𝐣 + 3𝑡 − 2 𝐤, 𝐫2 = 2𝑡 − 3 𝐢 + 12 − 5𝑡 2 𝐣 +
4 + 6𝑡 − 3𝑡 3 𝐤 dan 𝐫3 = 2𝑡 − 1 𝐢 + 𝑡 2 + 2 𝐣 − 𝑡 3 𝐤 dengan 𝑡
dalam satuan sekon dan 𝐫 dalam meter. Tentukanlah:
(a)Kecepatan pusat massa pada saat 𝑡 = 1 s
(b)Total momentum linear pada saat 𝑡 = 1 s
Jawab:
(a) Kecepatan pusat massa pada saat 𝑡 = 1 s
𝑑𝐫1 𝑑
𝐫1 = = 5𝑡𝐢 − 2𝑡 2 𝐣 + 3𝑡 − 2 𝐤
𝑑𝑡 𝑑𝑡
= 5𝐢 − 4𝑡𝐣 + 3𝐤
𝑑𝐫2 𝑑
𝐫2 = = 2𝑡 − 3 𝐢 + 12 − 5𝑡 2 𝐣 + 4 + 6𝑡 − 3𝑡 3 𝐤
𝑑𝑡 𝑑𝑡
= 2𝐢 − 10𝑡𝐣 + 6 − 9𝑡 2 𝐤
𝑑𝐫3 𝑑
𝐫3 = = 2𝑡 − 1 𝐢 + 𝑡 2 + 2 𝐣 − 𝑡 3 𝐤
𝑑𝑡 𝑑𝑡
= 2𝐢 + 2𝑡𝐣 − 3𝑡 2 𝐤
𝑁
𝑖=1 𝑚𝑖 𝐫𝑖 𝑚1 𝐫1 + 𝑚2 𝐫2 + 𝑚3 𝐫3
𝐫CM = =
𝑀 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3
2 5𝐢 − 4𝑡𝐣 + 3𝐤 + 1 2𝐢 − 10𝑡𝐣 + 6 − 9𝑡 2 𝐤 + 3 2𝐢 + 2𝑡𝐣 − 3𝑡 2 𝐤
=
2+1+3
18𝐢 + −12𝑡 𝐣 + 12 − 18𝑡 2 𝐤
=
6
= 3𝐢 − 2𝑡𝐣 + 2 − 3𝑡 2 𝐤
Untuk 𝑡 = 1 s
𝐫CM = 3𝐢 − 2𝐣 − 𝐤 m/s
(b) Total momentum linear:
Cara I:
𝑁 𝑁

𝐩= 𝑚𝑖 𝐯𝑖 = 𝑚𝑖 𝐫𝑖 = 𝑚1 𝐫1 + 𝑚2 𝐫2 + 𝑚3 𝐫3
𝑖=1 𝑖=1
= 2 5𝐢 − 4𝑡𝐣 + 3𝐤 + 1 2𝐢 − 10𝑡𝐣 + 6 − 9𝑡 2 𝐤 + 3 2𝐢 + 2𝑡𝐣 − 3𝑡 2 𝐤
= 18𝐢 + −12𝑡 𝐣 + 12 − 18𝑡 2 𝐤
Untuk 𝑡 = 1 s
𝐩 = 18𝐢 − 12𝐣 − 6𝐤 gm/s
cara II:
𝐩 = 𝑀𝐫CM
= 2 + 1 + 3 3𝐢 − 2𝑡𝐣 + 2 − 3𝑡 2 𝐤
= 6 3𝐢 − 2𝑡𝐣 + 2 − 3𝑡 2 𝐤
= 18𝐢 − 12𝑡𝐣 + 12 − 18𝑡 2 𝐤 gm/s
Untuk 𝑡 = 1 s
𝐩 = 18𝐢 − 12𝐣 − 6𝐤 gm/s
Gerak Pusat Massa
Misalkan Gaya internal antara dua partikel dari sistem mematuhi
hukum ketiga Newton. Jika 𝐅 adalah gaya eksternal total yang
bekerja pada sistem, berlaku:
𝑑𝐩 𝑑2 𝐫CM 𝑑𝐯cM
𝐅= =𝑀 2
=𝑀 (14)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Ungkapan ini dapat dinyatakan:
“Pusat massa sistem banyak partikel bergerak seolah-olah
massa total dan gaya eksternal total diberikan pada titik ini.”
Misalkan 𝐅𝑖 gaya ekternal total yang bekerja pada
partikel 𝑖, sedangkan 𝐟𝑖𝑗 adalah gaya internal pada
partikel 𝑖 karena partikel 𝑗. Kita asumsikan bahwa
𝐟𝑖𝑖 = 0 artinya bahwa partikel 𝑖 tidak mendapatkan
gaya dari dan untuk dirinya sendiri.
Dengan menggunakan hukum Newton kedua, total
gaya pada partikel 𝑖 adalah:
𝑑𝐩𝑖 𝑑2
𝐅𝑖 + 𝐟𝑖𝑗 = = 2 𝑚𝑖 𝐫𝑖 (15)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑗
Kita totalkan untuk semua partikel 𝑖:
𝑑2
𝐅𝑖 + 𝐟𝑖𝑗 = 2 𝑚𝑖 𝐫𝑖 (16)
𝑑𝑡
𝑖 𝑖 𝑗 𝑖

Berdasarkan hukum ketiga Newton bahwa 𝐟𝑖𝑗 = −𝐟𝑗𝑖 , maka suku


kedua sebelah kiri pada persamaan (16) sama dengan nol. Sehingga:
1
𝐅𝑖 = 𝐅 dan 𝐫CM = 𝑚𝑖 𝐫𝑖
𝑀
𝑖 2 𝑖
𝑑 𝐫CM
𝐅=𝑀 2
(17)
𝑑𝑡
Konservasi Momentum
Jika 𝐅 = 0 pada persamaan (17), kita dapatkan bahwa:
𝑁

𝐩= 𝑚𝑖 𝐯𝑖 = konstan (18)
𝑖=1
Sehingga kita dapatkan:
“Jika resultan gaya eksternal bekerja pada sistem banyak partikel
sama dengan nol, maka momentum totalnya konstan atau
konservatif. Artinya bahwa pusat massa dalam keadaan diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan.”
Teorema ini sering disebut sebagai prinsip konservasi
momentum.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai