INTEGRAL

Rahmat Al Kafi, M.Si

3.8. ANTI TURUNAN
Definisi
𝐹 disebut sebagai suatu anti turunan dari 𝑓 pada interval 𝐼, jika
𝐹 ′ 𝑥 = 𝑓 𝑥 , ∀𝑥 ∈ 𝐼

Contoh: Tentukan anti turunan dari 𝑓 𝑥 = 4𝑥 3 .

𝐹 ′ 𝑥 = 4𝑥 3
𝐹 𝑥 = 𝑥 4 dan 𝐹 𝑥 = 𝑥 4 + 6 masih memenuhi 𝐹 ′ 𝑥 = 4𝑥 3
Sehingga, 𝐹 𝑥 = 𝑥 4 + 𝐶 , merupakan anti turunan dari 𝑓 𝑥 = 4𝑥 3
dimana 𝐶 adalah konstanta.
 Notasi

Anti turunan disebut juga Integral Tak Tentu

Notasi:

න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑥 + 𝐶
Sifat-sifat Integral Tak Tentu
𝑟
𝑥 Sifat Kelinieran
න 𝑥𝑟 = + 𝐶, 𝑟 ≠ −1
𝑟+1
න 𝑘 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘 න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
න sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
න 𝑓 𝑥 + 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 = න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + න 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
න cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
න 𝑓 𝑥 − 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 = න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − න 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
න sec 2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶

න csc 2 𝑥 𝑑𝑥 = −cot 𝑥 + 𝐶
Misalkan 𝑢 = 𝑔(𝑥) dan 𝑑𝑢 = 𝑔′ 𝑥 𝑑𝑥, maka
𝑟 𝑔′
𝑢𝑟
න 𝑔(𝑥) 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑢𝑟 𝑑𝑢 = +𝐶
𝑟+1

Contoh 1: Hitung ‫ ׬‬sin 2𝑥 + 1 𝑑𝑥

1
Misal 𝑢 = 2𝑥 + 1, maka 𝑑𝑢 = 2 𝑑𝑥 → 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢
2
1
න sin 2𝑥 + 1 𝑑𝑥 = න sin 𝑢 𝑑𝑢
2
1
= − cos 𝑢 + 𝐶
2
1
= − cos 2𝑥 + 1 + 𝐶
2
Contoh 2: Hitung ‫ 𝑥 ׬‬3 + 6𝑥 5 6𝑥 2 + 12 𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 𝑥 3 + 6𝑥, maka
𝑑𝑢 = 3𝑥 2 + 6 𝑑𝑥 → 6𝑥 2 + 12 𝑑𝑥 = 2 3𝑥 2 + 6 = 2 𝑑𝑢
න 𝑥 3 + 6𝑥 5 6𝑥 2 + 12 𝑑𝑥 = න 𝑢5 2 3𝑥 2 + 6 𝑑𝑥

= 2 න 𝑢5 𝑑𝑢

𝑢6
=2 +𝐶
6
𝑢6 𝑥 3 + 6𝑥 6
= + 2𝐶 = +𝐾
3 3
Contoh 2: Hitung ‫ 𝑥 ׬‬3 + 1 10
𝑥 5 𝑑𝑥
3 2 1
Misal 𝑢 = 𝑥 + 1, maka 𝑑𝑢 = 3𝑥 𝑑𝑥 → 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢
3𝑥 2
3 10 5 10 5
𝑑𝑢 1 10 3
න 𝑥 +1 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑢 𝑥 2
= න 𝑢 𝑥 𝑑𝑢
3𝑥 3
Substitusi 𝑥 3 dengan menggunakan hubungan 𝑢 = 𝑥 3 + 1 → 𝑥 3 = 𝑢 − 1
1 1
න 𝑥 + 1 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑢 𝑥 𝑑𝑢 = න 𝑢10 𝑢 − 1 𝑑𝑢
3 10 5 10 3
3 3
1 11 10
1 12 1 11
= න 𝑢 − 𝑢 𝑑𝑢 = 𝑢 − 𝑢 +𝐶
3 36 33
1 3 12
1 3 11
= 𝑥 +1 − 𝑥 +1 +𝐶
36 33
Notasi Sigma:
𝑛 𝑛

෍ 𝑎𝑖 = 𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛 dan ෍ 𝑐 = 𝑐 + 𝑐 + ⋯ + 𝑐 = 𝑛𝑐
𝑖=1 𝑖=1
Sifat Kelinieran
𝑛 𝑛
෍ 𝑐𝑎𝑖 = 𝑐 ෍ 𝑎𝑖
𝑖=1 𝑖=1

𝑛 𝑛 𝑛

෍(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 ) = ෍ 𝑎𝑖 + ෍ 𝑏𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

𝑛 𝑛 𝑛

෍(𝑎𝑖 − 𝑏𝑖 ) = ෍ 𝑎𝑖 − ෍ 𝑏𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
Rumus Sigma
𝑛
𝑛 𝑛+1
෍𝑖 = 1 + 2 + ⋯+ 𝑛 =
2
𝑖=1

𝑛
𝑛 𝑛 + 1 2𝑛 + 1
෍ 𝑖2 = 12 + 22 + ⋯+ 𝑛2 =
6
𝑖=1

𝑛 2
3 3 3 3
𝑛 𝑛+1
෍𝑖 = 1 + 2 + ⋯+ 𝑛 =
2
𝑖=1

𝑛
𝑛 𝑛 + 1 2𝑛 + 1 3𝑛 2 + 3𝑛 − 1
෍ 𝑖 4 = 14 + 24 + ⋯ + 𝑛4 =
30
𝑖=1
4.2. INTEGRAL TENTU
Jumlah Riemann

Misal fungsi 𝑓(𝑥) terdefinisi pada interval tutup 𝑎, 𝑏 .

Partisi interval tutup 𝑎, 𝑏 menjadi

𝑛 bagian.
𝑎 = 𝑥0 < 𝑥1 < ⋯ < 𝑥𝑛 = 𝑏
Maka 𝑃 = 𝑎 = 𝑥0 , 𝑥1 , … , 𝑥𝑛 = 𝑏
disebut partisi dari 𝑎, 𝑏 , dan
∆𝑥𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1
Pada setiap subinterval [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ], pilih sembarang titik 𝑥ҧ𝑖 yang
disebut sebagai sample point untuk subinterval ke-𝑖

Jumlah Riemann dari fungsi 𝑓 adalah 𝑛

𝑅𝑝 = ෍ 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖
𝑖=1

Note:
1. Nilai sebuah jumlah riemann tidak tunggal, tergantung pd pemilihan: banyaknya
subinterval, panjang subinterval, dan sample point yang digunakan.
2. 𝑅𝑝 dapat bernilai negatif
Integral Tentu

Definisi Arti geometris dari integral

tentu:
Misal 𝑓 terdefinisi pada interval tutup 𝑎, 𝑏 . Jika 𝑏
𝑛 න 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐴𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝐴𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
lim ෍ 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖 𝑎
𝑃 →0
𝑖=1
limitnya ada, maka dikatakan 𝑓 integrable
(terintegralkan) pada 𝑎, 𝑏 . Lebih jauh,
𝑏
‫ 𝑥𝑑 )𝑥(𝑓 𝑎׬‬disebut sebagai Integral Tentu (atau
Integral Riemann) 𝑓 dari 𝑎 sampai 𝑏, dan ditulis
sebagai
𝑏
‫ = 𝑥𝑑 )𝑥(𝑓 𝑎׬‬lim σ𝑛𝑖=1 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖
𝑃 →0
 𝑃 adalah panjang subinterval terbesar dari partisi 𝑃. Atau,
𝑃 = Max ∆𝑥𝑖
Jika 𝑃 → 0 maka ekivalen dengan 𝑛 → ∞, sehingga
𝑏 𝑛 𝑛

න 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = lim ෍ 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖 = lim ෍ 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖

𝑃 →0 𝑛→∞
𝑎 𝑖=1 𝑖=1

Sifat: Fungsi berikut terintegralkan sepanjang

Jika 𝑓 terbatas dan kontinu
(kecuali disejumlah berhingga
titik) pada [𝑎, 𝑏] , maka 𝑓
integrable (terintegralkan)
[𝑎, 𝑏]:
• Polinomial
• Fungsi Rasional (syarat penyebut
tidak nol sepanjang [𝑎, 𝑏]
• Fungsi sinus dan cosinus
 2
Contoh: Hitung ‫׬‬0 𝑥 − 2 𝑑𝑥
Jawab: berikut langkah-langkah perhitungan
(i) Partisi selang 0, 2 menjadi 𝑛 bagian yang sama panjang, sehingga
2 x x x x
∆𝑥 = .
𝑛 0 x1 x 2 xi 1 xi x n 1 2
Maka, ⋮
2𝑖
𝑥0 = 0 𝑥𝑖 = 0 + 𝑖∆𝑥 =
𝑛
2 ⋮
𝑥1 = 0 + ∆𝑥 = 2
𝑛 𝑥𝑛 = 0 + 𝑛∆𝑥 = 𝑛 = 2
𝑛
2
𝑥2 = 0 + 2∆𝑥 = 2
𝑛
 2𝑖 2𝑖
(ii) Pilih sample point, 𝑥ҧ𝑖 = 𝑥𝑖 = , maka 𝑓(𝑥𝑖 ) = −2
𝑛 𝑛
(iii) Bentuk jumlah Riemann
𝑛 𝑛

෍ 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖 = ෍ 𝑓(𝑥𝑖 )∆𝑥

𝑖=1 𝑖=1
𝑛
2𝑖 2
=෍ −2
𝑛 𝑛
𝑖=1
𝑛
4𝑖 4
=෍ 2−
𝑛 𝑛
𝑖=1
𝑛 𝑛
4 4
= 2෍𝑖 − ෍1
𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑖=1
4 𝑛(𝑛 + 1) 4 2
= 2 − 𝑛 = −2 +
𝑛 2 𝑛 𝑛
(iv) Hitung integral tentu

2 𝑛

න 𝑥 − 2 𝑑𝑥 = lim ෍ 𝑓 𝑥ҧ𝑖 ∆𝑥𝑖

𝑃 →0
0 𝑖=1

2
= lim −2 +
𝑛→∞ 𝑛
= −2
 Sifat Integral Tentu
𝑎 𝑏 𝑎

න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0 dan න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = − න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 Fungsi Ganjil

𝑎 𝑎 𝑏 Jika 𝑓(𝑥) fungsi ganjil, maka
𝑎
Sifat Linier
𝑏 𝑏 න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0
න 𝑘𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘 න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 −𝑎

𝑎 𝑎 Fungsi Genap
𝑏 𝑏 𝑏
Jika 𝑓(𝑥) fungsi genap, maka
𝑎 𝑎
න 𝑓 𝑥 +𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + න 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎 න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 2 න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑏 𝑏 𝑏
−𝑎 0
න 𝑓 𝑥 −𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − න 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎
Sifat Penambahan Selang
Misalkan 𝑓 terintegralkan pada interval yang memuat titik 𝑎, 𝑏, dan 𝑐, maka:
𝑐 𝑏 𝑐

න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑏
Sifat Perbandingan
Misalkan 𝑓 dan 𝑔 terintegralkan pada interval [𝑎, 𝑏], jika 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥), maka:
𝑏 𝑏

න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 ≤ න 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎

Sifat Perbandingan
Misalkan 𝑓 terintegralkan pada interval [𝑎, 𝑏], dan 𝑚 ≤ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑀, maka:
𝑏

𝑚(𝑏 − 𝑎) ≤ න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 ≤ 𝑀(𝑏 − 𝑎)
𝑎
4.3. TEOREMA DASAR KALKULUS
Teorema Dasar Kalkulus I

Jika 𝑓 kontinu pada interval tutup [𝑎, 𝑏], dan 𝑥 suatu (variabel) titik dalam
[𝑎, 𝑏], maka
𝑥
𝑑
න 𝑓 𝑡 𝑑𝑡 = 𝑓(𝑥)
𝑑𝑥
𝑎

Secara umum:
𝑢(𝑥)
𝑑
න 𝑓 𝑡 𝑑𝑡 = 𝑓 𝑢 𝑥 𝑢′ (𝑥)
𝑑𝑥
𝑎
Contoh 1:
𝑥
𝑑
න 𝑡 3 𝑑𝑡 = 𝑥 3
𝑑𝑥
1

Contoh 2:

𝑥2
𝑑 2
𝑑 2
න 3𝑡 − 1 𝑑𝑡 = 3𝑥 − 1 𝑥 = 3𝑥 2 − 1 2𝑥 = 6𝑥 3 − 2𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
1
Contoh 3:

𝑥3 𝑎 𝑥3
𝑑 𝑑 𝑑
න 3𝑡 sin 𝑡 𝑑𝑡 = න 3𝑡 sin 𝑡 𝑑𝑡 + න 3𝑡 sin 𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑥2 𝑥2 𝑎
𝑥2 𝑥3
𝑑 𝑑
= − න 3𝑡 sin 𝑡 𝑑𝑡 + න 3𝑡 sin 𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎
𝑑 2 𝑑 3
= −3𝑥 2 sin 𝑥2 3
𝑥 + 3𝑥 sin 𝑥 3 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
= −6𝑥 3 sin 𝑥 2 + 9𝑥 4 sin 𝑥 3
= 3𝑥 3 3𝑥 sin 𝑥 3 − 2 sin 𝑥 2
Teorema Dasar Kalkulus II

Jika 𝑓 kontinu pada interval tutup [𝑎, 𝑏], dan 𝐹(𝑥) suatu anti turunan dari
𝑓(𝑥). Maka,
𝑏

න 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑏 − 𝐹(𝑎)
𝑎
 𝜋
Contoh 1: Hitung ‫𝜋׬‬Τ sin 2𝑥 𝑑𝑥
2
1
Misal 𝑢 = 2𝑥 → 𝑑𝑢 = 2 𝑑𝑥. Maka, ‫ ׬‬sin 2𝑥 𝑑𝑥 == − cos 2𝑥
2
𝜋
𝜋
1
න sin 2𝑥 𝑑𝑥 = − cos 2𝑥 𝜋ൗ
2 2
𝜋ൗ
2
1
= − (cos 2𝜋 − cos 𝜋)
2
= −1
 5
Contoh 2: Hitung ‫׬‬1 𝑥 − 2 𝑑𝑥
Jawab:
𝑥 − 2, 𝑥 ≥ 2
𝑓 𝑥 = 𝑥−2 =ቊ
− 𝑥 − 2 ,𝑥 < 2
5 2 5

න 𝑥 − 2 𝑑𝑥 = න − 𝑥 − 2 𝑑𝑥 + න 𝑥 − 2 𝑑𝑥
1 1 22 5
1 2 1 2
= − 𝑥 + 2𝑥 1+ 𝑥 − 2𝑥 2
2 2
1 25
= −2 + 4 − − + 2 + − 10 − 2 − 4
2 2
1 9
= + =5
2 2