Anda di halaman 1dari 7

1.

Klasifikasi Bahan Magnetik

Ketika sebuah Bahan di tempatkan pada sebuah medan magnet H, medan ini akan
menyebabkan di dalam Bahan tersebut ada sebuah medan B yang diberikan oleh
B H 4 M H

M di sini adalah magnetisasi Bahan dan adalah permeabilitas. Magnetisasi ini ada karena dari
medan luar H. ini adalah sebuah fakta empiris, untuk sebuah pendekatan yang baik, M (dengan
pengecualian untuk beberapa kasus khusus) adalah sebuah fungsi linier dari H dan kita bisa
dapatkan
M H

Dimana disebut Suseptibiliti magnet. Suseptibiliti ini adalah sebuah parameter karakteristik
dari kandungan bahan, yang secara umum tergantung pada suhu. Berdasarkan tanda dan aturan
dari nilai bahan terbagi kedalam tiga kelas besar :

1. 0 Bahan Diagmanetik
2. 0 Bahan Paramagnetik
3. 0 Bahan Ferromanetik

Pada Kelas 1 adalah terbanyak yang hampir semua molekul organik berada pada kelas ini, serta
semua gas mulia, beberapa logam dari logam mulia, bismuth, zinc, mercury, dan beberapa non
logam seperti sulfur, iodin, silikon, (Bates, 1961). Dalam prinsip ini juga semua superkonduktor
termasuk dalam kelas ini, sejak di bawah poin transisi dalam sebuah superkonduktor B = 0 (Efek
Meissner) maka 1/ 4 . Karena bagaimanapun, perilaku seperti ini disebabkan oleh sebab
fisik yang sangat berbeda daripada diamagnetik normal. (D,Wagner.1972)
( Wagner,D.1972. Introduction to The Theory Of Magnetism. Braunschweig: Pergamon Press)
Meissner dan Ochsenfeld telah mengobservasi sebuah medan magnet luar ( selama itu tidak begitu
besar) tidak bisa masuk kedalam sebuah superkonduktor. Dengan demikian, sebuah
superkonduktor berperilaku sebagai diamagnet sempurna. Jika sebuah logam normal dalam
keadaan dingin di bawah suhu kritis dalam sebuah medan magnet, fluks magnet tiba-tiba keluar.
Transisi menuju superkonduktif dalam medan magnet didampingi dengan arus permukaan perlu
untuk menghilangkan medan magnet di dalam bahan.( Misra Prasanta K. 2012)
Garis-garis fluks tidak bisa melewati loop arus dalam superkonduktor
( Prasanta K, Misra. 2012. Physics of Condesed Matter. Elsevier. DOI: 10.1016/B978-0-12-
384954-0.00014-1)

2. Pengertian Diamagnetik

Bicara secara umum, elektron-elektron pada bahan diamagnet mencoba untuk melindungi
bahan untuk mencegah medan magnet dari luar masuk kedalam bahan. Bagaimanapun, dalam
peristiwa ini, di sini ada perbedaan dari perbandingan pernyataan Faraday-Lenz. Untuk
diamagnetik lokal, arus induksi tetap ada sementara medan magnet eksternal bekerja pada bahan;
Dengan cara yang berbeda seperti di atas, dimana arus induksi hanya ada bila terjadi perubahan
medan magnet (fluks perubahan). Akhirnya, medan magnet dari arus induksi berlawanan dengan
medan magnet eksternal; Dan, sebagai tambahan, momen magnetik yang terkait dengan arus
induksi adalah momen diamagnetik.
Untuk mendapatkan magnetisasi dan Suseptibiliti magnet pada sebuah elektron lokal, yaitu
yang terikat pada atom. Dengan demikian, model kita mulai dengan sebuah elektron -e berputar
mengelilingi sebuah inti e; dan pergerakkan ini karena gaya coulomb. Oleh karena itu, elektron ini
diserahkan kepada sebuah medan listrik dari persamaan
e r
E
4 0 r 3

Persamaan ini digunakan dalam persamaan gaya Lorentz. Berdasarkan definisi Magnetisasi dan
hubungan antara B dan H, didapatkan

e
M N r 2 0 H B
3

Dimana B e / 2m . Suseptibiliti (Susceptibilty) Magnet bisa di evaluasikan menjadi


e 2
N r 0 B
3
Magnetisasi dan Suseptibiliti magnet dikarenakan elektron terikat pada atom, hasil ini diketahui
sebagai Suseptibiliti (Langevin or Lamor).
Akhirnya, itu menarik untuk penekanan Suseptibiliti ini bernilai negatif dan tidak
bergantung pada suhu, sementara magnetisasi ( juga negatif dan tidak bergantung pada suhu),
hanya bergantung kepada medan magnet yang diluar H. linier pada keempat kuadran.

3. Itinerant Diamagnet

3.1.Pada Medan magnetik rendah; tinggi atau rendahnya suhu


Dalam analogi sebelumnya, sekarang akan dikembangkan magnetisasi dan Suseptibiliti magnet,
bagaimanapun, untuk pergerakan elektron; dan sebuah elektron dari gas merupakan sebuah
pendekatan yang baik. Di mulai dengan melalui hubungan konsep termodinamika untuk
magnetisasi
1
M ln Z
B

Dimana 1/ kBT dan Z adalah sebuah fungsi grand partisi. Dengan demikian untuk
menentukan magnetitsasi dan suga suseptibiliti magnet, terlebih dahulu mengetahui logaritma
dari fungsi grand partisi Z pada elektron gas.

3.2. Limit dari Medan magnet lemah ( F 0 B )

Untuk Induksi medan magnet yang kecil B, Landau level cukup padat, sejak jarak antara levels
adalah berbanding lurus dengan B.
Maka persamaan Magnetisasi di dapatkan
M f (T ) B

Dimana f (T ) adalah sebuah fungsi suhu T, demikian, sebagai perkiraan, magnetisasi adalah linier
dengan medan magnet. (untuk limit nilai kecil dari medan magnet). Dari sini, kita akan
menentukan f(T) untuk beberapa limit ( suhu rendah dan suhu tinggi)
3.2.1. Limit pada Medan Magnetik rendah F 0 B dan suhu rendah F kBT

Magnetisasinya menjadi


M N B 0 H B
2 F

Dengan B 0 H dan karena itu artinya dengan kondisi kerapatan gas yang rendah, sejak
keterkaitan ini valid dalam vakum, kita juga tahu Suseptibiliti magnet di berikan sebagai

B
N 0 B
2 F H;

Medan Magnetik rendah F 0 B dan suhu rendah F kBT . Magnetisasi tidak


bergantung pada suhu.

Berdasarkan hasil diatas, bisa disebut sebagai Landau diamagnetic susceptibility, karena
Suseptibiliti magnetik sebuah elektron gas yang bergantung pada medan magnet luar dari induksi
B. ini juga sangat penting mengingat bahwa hasil ini adalah valid untuk medan magnet serta suhu
dengan nilai yang kecil

3.2.2. Limit pada Medan Magnetik rendah F 0 B dan suhu tinggi F k BT

Persamaan Magnetisasi didapatkan



M N B 0 H B
3kBT
Maka konsekuensinya untuk suseptibiliti magnet

B
N 0 B
3kBT

Medan Magnetik rendah F 0 B dan suhu tinggi F k BT garis : limit suhu tinggi, tanpa
hambatan pada nilai medan magnet
Medan Magnetik rendah F 0 B dan suhu mendekati nol, y berbanding terbalik dengan medan
magnet. Osilator berprilaku magnetisasi ini adalah efek Haas-van Alphen (dHvA)
Prilaku Magnetisasi dan Suseptibilti ke medan magnet dan suhu limit sudah di rangkum pada
sebuah grafik di bawah ini

Pengurangan Suseptibiliti diamagnet untuk limit suhu rendah F kBT dan suhu tinggi
F kBT . Mengingat Suseptibiliti diamagnet bernilai negatif.( Mario Reis.2013)
(Reis,Mario.2013. Fundamental of Magnetism. 10.1016/2FB978-0-12-405545-2.00007-2)

Anda mungkin juga menyukai