Anda di halaman 1dari 5

PENDEKATAN TEORI & METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

PENDEKATAN TEORI
A. LATAR BELAKANG SEJARAH
Geografi : Beberapa ahli sejarah dan geografi mencoba menerangkan jatuh-
bangunnya peradaban yg disebabkan oleh karakteristik lingkungan. Sebagai contoh,
Toynbee mengembangkan teori bahwa lingkungan ( iklim, vegetasi, ketersediaan air
dll) adalah tantangan bagi penduduk yg tinggal dilingkungan tersebut.
Tantangan lingkungan yg ekstrim akan merusak peradaban, sementara tantangan
yg terlalu kecil akan mengakibatkan stagnasi kebudayaan. Lebih lanjut Toynbee
mengusulkan bahwa tantangan lingkungan pada tingkat menenga juga dapat
emmpengaruhi perkembangan peradaban. Pada tingkat yg lebih berkurang atau
sebaliknya maki berlebihan hasilnya justru akan memperlemah pengaruhnya.
Gagasan mengenai tantangan lingkungan dan respon-respon perilakunya meski di
dasari oleh para penganut geographical determinism, ternyata seringkali merupakan
bentuk-bentuk atau variasi-variasi teori yg diterapkan dalam psikologi lingkungan

Biologi Ekologi : Perkembangan teori-teori ekologi menunjukan adanya perhatian


terhadap adanya ketergantungan biologi dan sosiologi dalam kaitan hubungan antara
manusia dengan lingkungannya, dimana hal itu secara significant mempengaruhi
pemikiran-pemikiran psikologi lingkungan. Dengan perkembangan ilmu ekologi,
seseorang tidak dianggap terpisah dari lingkungannya, melainkan merupakan bagian yg
integral dari lingkungan

Behaviorisme : Pengaruh penting lain yg merupakan pemikiran yg datang dari


cabang disiplin psikologi sendiri adalah behaviorisme. Pemikiran kalangan behavioris
muncul sebangai reaksi atas kegagalan teori2 kepribadian untuk menerangkan perilaku
manusia. Pada saat ini secara umum dapat diterima bahwa 2 hal penting yang menjadi
pertimbangan adalah konteks lingkungan dimana suatu perilaku muncul dan variabel-
variabel personal (seperti sikap dan kepribadian).

Psikologi Gestalt : Psikologi gestalt berkembang pada saat yg berbarengan dengan


behaviorisme dan lebih menekankan perhatian kepada persepsi dan kognisi sebagai
perilaku tampak (overt behavior). Prinsip terpenting dari cara kerja kalangan Gestalt ini
adalah bahwa objek2, orang2 dan seting2 dipersepsi sebagai suatu keseluruhan, dimana
hal itu lebih dari sekedar penjunlahan bagian2. dari pandangan Gestalt, suatu perilaku
didasarkan pada proses kognitif, yg bukan dipengaruhi oleh proses stimulus tetapi dari
persepsi terhadap stimulus tersebut. Pengarug Gestalt pada psikologi lingkungan dapat
dilihat antara lain pada kognisi lingkungan, misalnya untuk menjelaskan pesepsi, berpikir
dan pemrosesan informasi lingkungan.

B. BEBERAPA TEORI
1. Teori Arousal ( Arousal Theory)
Arousal ( pembangkit ). Ketika kita emosional, kita sering merasa bergairah.
Beberapa teori telah berpendapat bahwa semua emosi adalah hanya tingkat
dimana seseorang atau binatang dihasut. Meski tidak semua orang setuju dengan
gagasan ini, tingkat keterbangkitan adalah bagian penting dari emosi. Contohnya :
tingkat yang tinggi dalam ketebangkitan adalah dalam kemarahan, ketakutan dan
kenikmatan, sedangkan tingkat keterbangkitan yang rendah adalah eksedihan dan
depresi.

2. Teori Beban Stimulus ( Stimulus Load Theory)


Titik sentral dari teosri beban stimulus adalah adanya dugaan bahwa manusia
memiliki kapasitas yg terbatas dalam memproses informasi. Ketika input
(masalah) melebihi kapasitas, maka orang cenderung untuk mengabaikan
beberapa masukan dan mencurahkan perhatian lebih banyak kepada hal lain.
Teoti ini bertanggungjawab terhadap respon2 stimulasi lingkungan dalam
kaitannya dengan kapasitas individu dalam jangka pendek untuk memperhatikan
dan bertransaksi dengan hal2 yg menonjol dalam suatu lingkungan
3. Teori Kendala Perilaku (Behavioral Constrain Theory)
Teori kendala perilaku memfokuskan kepada kenyataan, atau perasaan, kesan yg
terbatas dari individu oleh lingkungan. Menurut teori ini, lingkungan dapat
mencegah, mencampuri, atau membatasi perilaku penghuni. Misalnya : pada
suatu hari kemacetan lalulintas akan menganggu para penglaju, suara yg keras
akan emmbuat bising yg menganggu komunikasi, tata cara rumah sakit yg terlalu
mengatur akan menganggu proses penyambuhan, tingginya temperatur yg
berlebihan akan mencegah kerja fisik yg berlebihan dan rendahnya suhu yg
berlebihan akan mengurangi kepekaan gerakan jari2.

4. Teori Tingkat Adaptasi

Teori ini memiliki kemiripan dengan teori beban lingkungan, yang dimana
stimulus yang tinggi maupun rendah memiliki dampak negative bagi perilaku
individu. Namun nilai lain dari teori ini adalah pengenalan tingkat adaptasi pada
individu, misalnya tingkat arousal atau adaptasi individu terbiasa dengan keadaan
lingkungan atau tingkat pengharapan suatu lingkungan tertentu.

Menurut Wohwill (dalam Fisher, 1984) membagi 3 dimensi hubungan perilaku


lingkungan:

1. Intensitas, yang berhubungan dengan kesesakan atau justru kelenggangan yang dapat
mempengaruhi psikologis individu.

2. Keanekaragaman, berkaitan dengan banyaknya informasi yang masuk atau justru


sedkitnya informasi yang masuk dan tak sebanding dengan kapasitas pemrosesan
informasi. Jika berlebih maka dapat terjadi yang dinamakan overload dan jika terlalu
sedikit maka dapat terjadi kemonotonan.

3. Keterpolaan, berkaitan dengan keteraturan suatu pola sehingga dapat atau tidak
dapatnya diprediksi oleh individu. Semakin teratur suatu pola semakin mudah dikenali
oleh individu, dan begitupun sebaliknya.
5. Teori Stress Lingkungan

Teori in lebih menekankan pada peran fisiologi, kognisi maupun emosi dalam
usaha manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Stress dapat terjadi saat respon
stress atau beban melebihi kapasitas tingkat optimal. Hal yang dapat membuat
individu menjadi stress disebut dengan stressor. Namun individu memiliki hal
yang disebut dengan coping. Jika sumber-sumber coping tersebut habis maka
dapat terjadi exhausted atau yang biasa kita sebut dengan kelelahan (Selye dalam
Veitch & Arkkelin, 1995).

B. METODE PENELITIAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

1. Studi Korelasi

Seorang peneliti dapat menggunakan variasi dari metode korelasi, jika seorang
peneliti berminat untuk memastikan tingkat validitas eksternal yang tinggi (Veitch
& Arkkelin, 1995). Studi ini menyediakan informasi tentang hubungan-hubungan
atau peristiwa yang terjadi di alam nyata tanpa dipengaruhi oleh pengumpulan data.

Namun sesempurna apapun suatu studi juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari
studi kasus adalah lemahnya validitas internal, berkebalikan dengan studi
laboratorium yang memiliki tingkat validitas internal yang lebih tinggi, namun
memliki validitas eksternal yang lebih rendah jika dibandingkan dengan studi
korelasi.

2. Eksperiment Laboratorium

Jika peneliti tertarik untuk memastikan tingkat validitas internal yang tinggi,
maka studi inilah yang sangat tepat (Veitch & Arkkelin, 1995). Metode ini member
kebebasan kepada peneliti untuk melakuakn manipulasi secara sistematik dengan
tujuan mengurangi variable-variabel yang mengganggu. Metode ini mengambil
subjeknya secara random, yang berarti semua subjek memiliki kesempatan yang
sama dalam semua keadaan eksperimen. Namun kelemahan dari metode ini salah
satunya adalah hasil yang diperoleh di laboratorium belum pasti dapat diterpkan di
luar laboratorium.

3. Eksperimen Lapangan

Metode ini adalah metode penengah antara Korekasi dengan Eksperiment


Laboratorium. Asumsinya adalah jika peneliti ingin menyeimbangkan validitas
internal yang didapat dalam eksperiment laboratorium dengan validitas eksternal
yang didapat dari studi korelasi. Dalam metode ini peneliti tetap melakukan
manipulasi sitematis, hanya bedanya peneliti juga harus member perhatian pada
variable eksternal dalam suatu seting tertentu

4. Teknik-Teknik Pengukuran

Beberapa disajikan beberapa contoh tekhnik pengukuran dengan keunggulannya


masing-masing, antara lain mudah dalam scoring, administrasi maupun dalam
proses pembuatannya. Antara lain:

A Self-report
Dengan cara ini, seorang responden ditanya oleh peneliti hal2 yg berkaitan
dengan opini, kepercayaan, perilaku, sikap dan perasaan. Self report terdiri dari
beragam teknik yg meliputi : kuesioner, wawancara, dan skala penilaian (rating
scale)
B Kuisioner
C Wawancara atau Interview
D Skala Penilaian

Anda mungkin juga menyukai