Anda di halaman 1dari 2

Anemia Dalam Kehamilan

Kebutuhan oksigen pada saat kehamilan akan lebih tinggi sehingga tubuh akan memicu
peningkatan produksi eritropoeitin. Hal ini mengakibatkan volume plasma bertambah dan sel darah
merah (eritrosit) meningkat. Peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibanding dengan peningkatan kadar eritrosit sehingga terjadi penurunan konsenstrasi Hb akibat
hemodelusi. Volume plasma yang terekspansi akan menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi
haemoglobin (Hb), dan hitung eritrosit. Tetapi hal ini tidak sesungguhnya menurunkan jumlah absolut
Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik
pada kehamilan.

Ekspansi volume plasma akan mulai terjadi pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan. Tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37.
Volume plasma pada ibu hamil pada puncaknya dapat mencapai 40% lebih tinggi dibandingkan
perempuan yang tidak hamil. Volume plasma meningkat mulai dari 25% - 80% dalam kehamilan
normal. Kenaikan volume plasma menyesuaikan dengan berat janin yang dikandung dan peningkatan
volume plasma tersebut akan semakin meningkat pada hamil kembar. Volume plasma akan berkurang
setelah minggu ke 34 kehamilan.

Prevalensi Anemia pada Kehamilan

Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara maju
maupun Negara berkembang. Badan kesehatan dunia atau World Heath Organization (WHO).
Memperkirakan bahwa 35 75% ibu hamil di Negara berkembang dan 18% ibu hamil di Negara maju
mengalami anemia. Banyak dari ibu hamil tersebut telah mengalami anemia pada saat konsepsi.
Dengan perkiraan pervalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil di Negara berkembang
dan 12 % di Negara yang lebih maju.

Dampak Anemia pada Ibu jan Janin

Saat kadar haemoglobin kurang dari 6-7 g/dL, tbuh ibu akan memicu terjadinya kegagalan
cardiac output yang tinggi yang akan mengakibatkan efek besar pada ibu dan juga janin. Sedangkan
jika anemia pada kehamilan dengan kadar 8-10 g/dLakan menimbulkan risiko yang lebih kecil pada
ibu tetapi dapat menyebabkan risiko yang bermakna pada janin. Anemia juga seringkali dikaitkan
dengan kelahiran premature. Anemia pada kehamilan juga dapat menyebabkan kematian janin,
BBLR, dan kelainan abnormal pada janin.
Penyebab Anemia pada Kehamilan

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Penyebab mendasar anemia
nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbs yang tidak adekuat, banyaknya zat gizi yang
hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hematopoetik. Sekitar 75% anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi. Penyebab tersering kedua adalah anemia
megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.

Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering ditemukan baik di Negara
maju maupun berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi defisiensi besi terpara,
yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum dan saturasi transferrin yang
rendah, dan konsentrasi Hb atau hematokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi
terjadi akibat terjadi pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoesis.

Pada kehamilan, kebutuhan asam folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena
transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya cadangna folat maternal. Peningkatan
lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi. Progesteron dan
estrogen yang tinggi selama kehamilan tampaknya emiliki hubungan efek penghambat terhadap
absorbs folat. Selain itu, ada penyebab lain yang akan menimbulkan anemia pada kehamilan yang
ditulis pada table berikut.

Nutritional

Iron deficiency
Megaloblastic anemia Folate deficiency Cobalamin
deficiency

Anemia Due to Bone Marrow Suppression


Aplastic
Secondary to chronic systemic disease
Hemolytic
Acquired
Associated with preeclampsia (HELLP syndrome)
Autoimmune
Congenital
Thalassemias
Sickle cell anemia and related hemoglobinopathies

Tatalaksana Anemia pada Kehamilan

Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil sampai minggu ke 28 kehamilan pada
ibu hamil yang belum mendapat besi menurunkan prevalensi anemia dan BBLR. Pemberian
supementasi beso elemental pada dosis 50 mg berkaitan dengan hipertensi maternal yang lebih tinggi
daripada control. Jika anemia dikarenakan defisiensi asam folat maka berikan folat secara oral
sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pads dosis 1 mg anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien
mengalami malabsorbsi.

Anda mungkin juga menyukai