LAPORAN KASUS
3.2 ANAMNESIS
Heteroanamnesis dengan anggota keluarga pasien (istri) tanggal 29
September 2017
Keluhan utama:
Penurunan kesadaran
1
saat berbicara dan cenderung tidak dapat mengerti tentang apa yang
sedang diperbicarakan. Lemas sebagian badan (-), bicara pelo (-)
Pasien juga dikeluhkan badannya panas sejak 7 hari yang lalu,
dengan onset yang bertahap. Pasien mengatakan bahwa pola demam
adalah tidak jelas, panas dirasakan di seluruh tubuhnya. Suhu demam
tidak diukur oleh pasien. Pasien tidak menggigil dan berkeringat saat
demam. Badan pasien juga tampak lemas saat demam.
Pasien tampak kuning sejak 4 hari yang lalu. Kuning tampak di
daerah mata dan di daerah wajah. Tidak ada gatal-gatal pada pasien, tinja
tidak berwarna dempul, dan air kencing tidak seperti warna teh.
Pasien BAK 5x/hari dengan volume rata-rata tiap BAK adalah 50cc.
BAB 1x setiap 2 hari
Riwayat pengobatan
Pasien mendapatkan terapi sebagai berikut di RSUD Jati Waluyu
Kraksaan :
O2 masker NRBM 10 lpm
Inf Asering 500cc loading
Inf NacL 500cc/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2x 1gr
Inj Omepazole 2 x 1 gr
Inj Diazepam 1 amp IV pelan k/p
NE pump 0.05-2mcg/kgBB/menit
Pasang Kateter urin
2
Riwayat sosial
Pasien bekerja sebagai seorang petani, menikah dengan seorang istri dan
memiliki 2 orang anak.
Riwayat teman kerja dengan keluhan serupa (-)
Riwayat Pribadi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun obat.
Hobi : Pasien tidak memiliki hobi khusus.
Olah raga : Pasien tidak rutin berolahraga.
Kebiasaan makan : Nasi dengan lauk pauk dan sayuran 3x sehari.
Merokok :-
Minum alkohol : Pasien tidak pernah minum alkohol
Hubungan seks : Hubungan seksual diluar pernikahan disangkal
3
trakea, pulsasi vena normal.
Auskultasi: Bruit Bruit (-)
JVP R+2 cm H2O, 30o
Kaku kuduk (-)
Toraks
Pulmo
Inspeksi: simetri, gerakan, respirasi, I : Dinamis D = S
irama, payudara, tumor P : Stem fremitus tidak dapat
Palpasi: stem/taktil fremitus diperiksa
Perkusi: resonansi P:S S
Auskultasi: suara nafas, rales, ronkhi, S S
wheezing, bronkofoni S S
A : V V Rh - - Wh - -
V V - - - -
V V - - - -
Jantung
Inspeksi: iktus I : Iktus tidak terlihat
Palpasi: iktus, thrill P : Iktus teraba di ICS V lateral MCL
Perkusi: batas kiri, batas kanan, (S)
pinggang jantung P : RHM ~ SL (D)
Auskultasi: denyut jantung (frekuensi, LHM ~ iktus
irama) S1, S2, S3, S4, gallop, murmur, A : S1, S2 single, murmur (-), gallop
efection click, rub (-)
Abdomen
Inspeksi: kontur, striae, sikatrik, vena, Flat, soefl, BU (+) dalam batas
caput medusae, hernia normal, epigastric pain (-), Liver span
Palpasi: nyeri, defans/rigiditas, massa, 10 cm, tidak teraba, Traube’s space
hernia, hati, limpa, ginjal tympani, limpa tidak teraba
Perkusi: resonansi, shifting dullness, Spasme otot perut (+)
4
undulasi
Perkusi: peristaltik usus, bruit, rub
Punggung
Inspeksi: postur, mobilitas, skoliosis, Dalam batas normal
kifosis, lordosis
Palpasi: nyeri, gybus, tumor
Ekstremitas
Inspeksi: gerak sendi, pembengkakan, Edema ekstremitas tangan/tungkai (-
merah, deformitas, simetri, edema, ), pucat (-), akral hangat (-), CRT 4
sianosis, pucat, ulkus, varises, kuku detik
Palpasi: panas, nyeri, massa, edema,
denyut nadi perifer
5
3.4 PEMERIKSAAN TAMBAHAN / PENUNJANG
6
Hematokrit 25.90% 40-47
Trombosit 102.000 sel / µL 142-424.103
MCV 76.60 fl 80-93
MCH 27.80 pg 27-31
MCHC 36,30 g/Dl 32-36
HitungJenis:
Eosinophil 0,1 % 0-4
Basophil 0,2 % 0-1
Neutrophil 91.4 % 51-67
Limfosit 3.5 % 25-33
Monosit 4.8 % 2-5
Kimia Klinik
Faal hati
Bilirubin total 13.10 mg/dl <1.0
Bilirubin direk 11.28 mg/dl < 0.25
Bilirubin indirek 1.82 mg/dl <0.75
AST / SGOT 188 U/L 0-40
ALT / SGPT 67 U/L 0-41
Albumin 2.09 g/dL 3.5 – 5.5
Metabolisme karbohidrat
Gula darah sewaktu 82 mg/dL <200
Faal Ginjal
Ureum 337.80 mg/dL 16.6 – 48.5
Kreatinin 13.20 mg/dL < 1.2
Immunoserologi
HbsAg Reaktif
Anti – HCV Negatif
Elektrolit
Natrium 130 mmol/L 136-145
Kalium 3,03 mmol/L 3.5-5.0
7
Klorida 103 mmol/L 98-106
8
3.4.3 Pemeriksaan Elektrokardiografi Tanggal 28/09/2017 PUKUL
04.00
9
3.4.3 Problem Oriented Medical Report (POMR)
Akral dingin
CRT > 2 detik
Laboratorium
Leukosit : 32.240
GDS : 82
Ur/Cr :
337,80/13,20
10
Urinalisis :
Protein : 2+
Bakteri : +++
Darah : +2
Leukosit : 3+
Leukosit 40x :
>100 LPB
CUE AND CLUE PL IDx PDx PTx PMo
K/L
Sklera ikterik (+)
Akral dingin
CRT > 2 detik
Laboratorium
Leukosit :
11
32.240
Ur/Cr : 337,80 /
13,20
GDS : 82
Urinalisis :
Protein : 2+
Bakteri : +++
Darah : +2
Leukosit : 3+
Leukosit 40x :
>100 LPB
12
b. Nadi : 106
x/menit, lemah
c. RR : 24x/menit
d. Tax : 38.2-C
Conjungtiva
anemis (+) ,
Sklera icterus (+)
Nyeri di otot
gastronecmius (+)
Laboratorium
Leukosit : 32.240
Trombosit :
102.000
Ur/Cr :
337,80/13,20
Bilirubin T/D/I :
13.10/11.28/2.09
Urinalisis :
Protein : 2+
Bakteri : +++
Darah : +2
Leukosit : 3+
Leukosit 40x :
>100 LPB
Laboratorium
13
Creatinin : 13,20
mg/dL
14
Urinalisis
Bilirubin +2
Laboratorium
Urinalisis :
Protein : 2+
Bakteri : +++
Darah : +2
Leukosit : 3+
Leukosit 40x :
>100 LPB
15
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Anamnesis a. Penyakit leptospirosis tersebar luas diseluruh dunia, angka
a. Penurunan kesadaran secara bertahap pagi hari SMRS, kejadian tertinggi yaitu di daerah tropis seperti Asia tenggara
b. Sulit diajak berbicara sejak 4 hari yang lalu dan Amerika Latin.
c. Kuning sejak 4 hari yang lalu
d. Badan panas sejak 7 hari yang lalu b. Orang yang rentan terkena infeksi ini adalah petani, peternak,
e. BAK 5x/hari dengan volume total 250cc pekerja tambang, pekerja rumah potong hewan, penebang kayu,
f. Pasien bekerja sebagai seorang petani dan dokter hewan
Pemeriksaan fisik c. Kerusakan organ terberat pada infeksi leptospira terjadi pada
a. TD : 90/60 mmHg organ hati dan ginjal, tetapi organ lain juga dapat diserang
b. Nadi : 106 x/menit, lemah
c. RR : 24x/menit d. Perjalanan penyakit leptospirosis dibagi menjadi 2, yaitu fase
-
d. Tax : 38.2 C leptospiremia dan fase imun. Pada fase leptospiremia pasien
akan mengalami gejala awal sakit kepala, nyeri di otot terutama
Status generalis di paha, betis. Demam dengan menggigil, mual, muntah, dan
KU : Tampak sakit berat pada 25% kasus dapat terjadi penurunan kesadaran. Pada
17
GCS : 334 pemeriksaan fisik didapatkan conjungtival suffusion, rash
Conjungtiva anemis (+) , Sklera ikterik (+) maculopapular atau urtikaria, splenomegali, hepatomegali,
Nyeri di otot gastronecmius (+) limfadenopati. Pada fase imun demam akan meningkat kembali,
suhu dapat mencapai 40oC, rasa sakit hampir seluruh tubuh.
Laboratorium Terdapat manifestasi perdarahan berupa epistaksis, gejala
Leukosit : 32.240 kerusakan ginjal dan hati.
Trombosit : 102.000
Ur/Cr : 337,80/13,20 e. Weil Disease : adalah leptospirosis berat yang ditandai
Bilirubin T/D/I : 13.10/11.28/2.09 dengan icterus, biasanya disertai perdarahan, anemia, azotemia,
gangguan kesadaran dan demam tipe kontinua
Urinalisis :
Protein : 2+ f. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin bisa dijumpai
Bakteri : +++ lekositosis, normal atau sedikit menurun disertai gambaran
Darah : +2 neutrofilia dan laju endap darah yang meninggi. Pada urin
Leukosit : 3+ dijumpai proteinuria, leukosituri. Bila organ hati terlibat, bilirubin
Leukosit 40x : >100 LPB direk meningkat tanpa peningkatan transaminase. BUN, ureum
dan kreatinin juga bias meninggi bila terjadi komplikasi pada
ginjal. Trombositopenia terdapat pada 50% kasus. Diagnose
pasti dengan isolasi leptospira dari cairan tubuh dan serologi.
18
19