TUGAS AKHIR
Andhika Kurniawan
1314030001
i
ii
2017
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Telah diuji oleh tim penguji dalam Sidang Tugas Akhir pada
(..) dan dinyatakan LULUS.
Depok, ..
Disahkan oleh
Ketua Jurusan Teknik Elektro
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Diploma Tiga Politeknik.
Judul Tugas Akhir yang dibuat adalah Rancang Bangun Antena Mikrostrip
Hexangular Array Planar 2x2 Elemen untuk Aplikasi Komunikasi Suara Berbasis
Voice Over Internet Protocol Pada Frekuensi 2,4 GHz.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Tugas Akhir ini, sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Benny Nixon, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral.
3. Seluruh Staf Pengajar dan Karyawan Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Jakarta.
4. Irma Tri Anggraini selaku partner yang telah bekerja sama dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini. dan;
5. Sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu.Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Depok, 24 Juli 2017
Penulis
iv
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR GAMBAR
Hal
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Return Loss ......... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran VSWR .............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Level Sinyal Antena .................................................56
Tabel 4.4 Hasil Kuat Sinyal dan Throughput Kondisi 1 ........................................66
Tabel 4.5 Hasil Kuat Sinyal dan Throughput Kondisi 2 ........................................67
Tabel 4.6 Perbandingan Kuat Sinyal ......................................................................68
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Komunikasi Suara Pada Kondisi 1 ..............................74
x
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1
2
1.4. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Merancang dan membuat Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar
2x2 Elemen pada frekuensi 2,4 GHz dengan kanal 1, yaitu pada
frekuensi kerja 2,412 GHz.
2. Menjelaskan penggunaan Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar
2x2 Elemen untuk aplikasi komunikasi berbasis VoIP.
3. Meningkatkan performansi antena transmitter dalam melakukan
pengiriman sinyal untuk mendukung pengiriman suara berbasis VoIP.
Sistem terdiri atas dua bagian pokok, yaitu pemancar (Tx) dan penerima
(Rx). Pemancar terdiri atas modulator dan antena pemancar, sedangkan penerima
terdiri atas demodulator dan antena penerima. Modulator berfungsi memodulasi
informasi menjadi sinyal yang akan dipancarkan melalui antena pemancar. Antena
merupakan suatu sarana atau piranti pengubah sinyal listrik (tegangan/arus)
menjadi sinyal elektromagnetik (sebagai pemancar). Sinyal elektromagnetik inilah
4
5
yang akan dipancarkan melalui udara atau ruang bebas (sehingga sampai ke
penerima). (Menurut Susilawati, Indah, 2009)
= 2.1
2.1.2. Frekuensi
Frekuensi (f) adalah jumlah siklus getaran atau gelombang utuh (sempurna)
yang terjadi dalam satu detik (Wowok,2008). Jika suatu sinyal lengkap satu putaran
dalam satu detik, maka frekuensinya adalah 1Hz.
6
1 Hz adalah peristiwa yang terjadi satu kali per detik. Semakin kecil nilai
frekuensi maka semakin besar panjang gelombangnya , begitu pun sebaliknya
semakin besar nilai frekuensi semakin kecil panjang gelombangnya.
1 2.2
= 20
+ 1
Pola radiasi mempunyai jenis-jenis tersendiri. Adapun jenis-jenis dari pola radiasi
adalah sebagai berikut :
1. Isotropis
Isotropis adalah arah pancaran antena ke berbagai arah dengan energi
yang sama besar pada seluruh bidang. Pola radiasi antena isotropis
dalam tiga dimensi mempunyai bentuk pola radiasi seperti bola. Antena
isotropis ini merupakan antena ideal dan secara teoritis dijadikan
sebagai referensi dalam pengujian antena lain.
2. Unidirectional
Unidirectional adalah arah pancaran antena ke satu arah. Antena dengan
arah pancaran unidireksional ini memiliki daya pancar yang lebih jauh
9
dan sering digunakan dalam komunikasi point to point. Bentuk dari pola
radiasi unidirectional dapat dilihat pada Gambar 2.5.
3. Omnidirectional
Omnidirectional adalah arah pancaran antena ke berbagai arah dengan
energi pada satu bidang sama besar. Bentuk dari pola radiasi
omnidirectional dapat dilihat pada Gambar 2.6 :
Dalam pengujian perlu diketahui jarak minimum antara antena referensi dan
antena yang akan diuji. Untuk mengetahui jarak minimum (jarak medan jauh)
tersebut dapat menggunakan persamaan 2.3. (Balanis, 2016).
22 2.3
>
Dimana : D = Panjang dimensi terbesar antena (m)
R = Jarak minimum antara antena pemancar dan penerima (jarak
medan jauh) (m)
= Panjang gelombang (m)
2.2.3. VSWR
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah tingkat ketidaksesuaian
antara beban dan saluran pada antena. Besar VSWR didapatkan dengan melakukan
perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum
dengan minimum. Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan impedansi
transceiver maka akan timbul daya refleksi pada saluran yang ber-interferensi
dengan daya maju. Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri yang besarnya
bergantung pada besarnya daya refleksi. Besarnya VSWR dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.4 berikut. (Balanis, 2016)
1 + ||
= 2.4
1 ||
2.2.4. Gain
Gain adalah perbandingan daya pancar suatu antena terhadap antena
referensi atau pertambahan daya yang diradiasikan pada arah tertentu dari suatu
11
antena dibandingkan dengan daya yang diradiasikan pada arah yang sama oleh
suatu antena referensi. Besarnya gain perbandingan tersebut dapat ditentukan
menggunakan persamaan 2.5 (Balanis, 2016)
= 1 2 + 2.5
Dimana:
Gain = Gain antena yang diukur (dB)
Gref = Gain antena referensi yang sudah diketahui (dB)
P1 = Daya yang diterima antena yang diukur(dBm)
P2 = Daya yang diterima antena referensi (dBm)
2.2.5. Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi di mana
kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti impedansi
masukan, polarisasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR, return loss)
memenuhi spesifikasi standar. Bandwitdh dapat dicari dengan menggunakan
persamaan 2.6 (Sinurat Meinarty, 2015)
2.6
= 100%
2.7
= +
2
Dimana:
B = bandwidth (%)
fu = frekuensi upper (Hz)
fl = frekuensi lower (Hz)
fc = frekuensi center (Hz)
12
Bandwidth yang dinyatakan dalam persen ini secara umum digunakan untuk
antena narrow band. Sedangkan untuk antena broadband, bandwidth merupakan
perbandingan antara frekuensi atas dengan frekuensi bawah.
= 1 2.8
2 2
{1 + [ ( ) + 1,7726]}
2
Dimana:
a = Jari-jari patch (cm)
F = Fungsi logaritmik
h = Ketebalan substrat (cm)
= Konstanta dielektrik relatif substrat
fr = Frekuensi kerja antena (GHz)
= 2.10
WZL
WZT
WZO
Gambar 2.12 Saluran Transmisi Antena Mikrostrip
Sumber: Heri, 2009
377
= ( )
2.14
Lebar saluran Zo dapat ditentukan dengan persamaan 2.15
377
= ( ) 2.15
2.6. Kabel
Kabel merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransmisikan
sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Secara umum, kabel memiliki fungsi sebagai
media transimisi yang berperan untuk mempercepat penyampaian pesan. Setiap
kabel memiliki spesialisasi fungsi yang berbeda-beda. Kabel koaksial dirancang
dengan besar impedansi tertentu. Pada peralatan WiFi atau WLAN umumnya
digunakan kabel koaksial dengan impedansi 50 ohm. Kabel koaxial adalah contoh
saluran transimisi yang secara matematis relatif mudah untuk dianalisa, dan secara
praktis mempunyai bidang yang luas(Alaydrus, 2011)
2.7. Konektor
Konektor digunakan sebagai penghubung kabel koaksial dengan antena dan
perangkat radio. Penggunaan konektor bergantung pada jenis kabel dan frekuensi
yang digunakan. Pada frekuensi 2,4 GHz konektor jenis N dan SMA sering dipakai.
Konektor tersebut memiliki pelemahan yang kecil pada frekuensi tersebut.
20
Gambar 2.14 Konektor Tipe N : (a) Male Connector, (b) Female Connector
Sumber: Nugroho, Adi , 2011
Channel Frekuensi
1 2,412 GHz
2 2,417 GHz
3 2,422 GHz
4 2,427 GHz
5 2,432 GHz
6 2,437 GHz
7 2,442 GHz
8 2,447 GHz
9 2,452 GHz
10 2,457 GHz
11 2,462 GHz
12 2,467 GHz
13 2,472 GHz
14 2,484 GHz
Syarat dalam membangun jaringan WDS yaitu access point harus menggunakan
Band, Frequency, dan SSID yang sama.( Anggoro, Kobro, 2017)
2.12.1. Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal
ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu
proses yang lama (Jonathan, 2011). Delay versi Telecommunications and Internet
Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) dikelompokkan menjadi empat
kategori seperti terlihat pada Tabel 2.2.
Delay Kategori
<150 ms Sangat baik
150 ms s/d 300 ms Baik
300 ms s/d 450 ms Sedang
>450 ms Buruk
2.12.2. Jitter
Hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu
pengolahan data dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir
perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan
latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay antar paket pada transmisi data
di jaringan IP. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter
(Jonathan, 2011). Kategori kinerja jaringan berbasis IP dalam jitter versi
Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks
(TIPHON) mengelompokkan menjadi empat kategori penurunan kinerja jaringan
berdasarkan nilai jitter seperti terlihat pada Tabel 2.3.
2.13. Elastix
Elastix merupakan open source software yang membuat sebuah platform
media komunikasi terpadu atau Unified Communications Platform, yang terdiri
dari komponen atau modul berbagai teknologi media komunikasi yang lazim
digunakan dewasa ini seperti: email server, instant messaging, a fax server, VoIP
dan video conference.
Hampir semua modul dapat dikelola dan dikonfigurasi melalui
antarmuka grafis, dimana Elastix mendukungan fitur-fitur terdepan seperti
voicemail, fax-to-email, softphones, termasuk sistem CRM (customer relationship
management) dan banyak lainnya. (Warman, Indra, 2015). Gambar 2.20 merupakan
tampilan software wireshark.
26
2.14. Wireshark
Wireshark adalah software paket analyzer yang bersifat open source.
Perangkat ini digunakan untuk pemecahan masalah jaringan, analisis, perangkat
lunak dan pengembangan protokol komunikasi, dan pendidikan. Gambar 2.19
merupakan tampilan software wireshark.
27
28
Mulai
Tidak
Sesuai dengan parameter
Melakukan simulasi antena dengan
antena yang diinginkan?
software CST Studio Suite 2011
berdasarkan perhitungan
Ya
Melakukan optimasi
hasil simulasi antena Selesai
(mengubah dimensi
patch)
Ya Tidak
Sesuai dengan parameter
antena yang diinginkan?
= 0,124 = 124
32
8.719109
=
8.719109
=
2,412 109 4.3
= 1,757
= 1
2 2
{1 + [ ( ) + 1,7726]}
2
1,757
= 1/2
2(1,6) 3,14(1,757)
(1 + [ + 1.7726])
3,14. 4,3. 1,757 2(1,6)
= 1,533 cm = 15,33 mm
Jadi, panjang tiap sisi Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen
adalah 15,33 mm.
= 25 50
= 35,35
Untuk nilai panjang gelombang pada bahan dielektrik d dapat dihitung
dengan persamaan 2.11.
=
33
124
=
4,3
= 59,79
Panjang saluran transformer (LT) dapat ditentukan menggunakan persamaan 2.12.
=
4
59,79
=
4
= 14,95
2.3904
Pada simulasi rancangan awal antena ini juga diperoleh hasil simulasi
VSWR antena. Hasil VSWR rancangan awal antena dapat dilihat pada Gambar 3.8
dimana hasil VSWR pada frekuensi 2.412 yaitu 2.3961554 sedangkan VSWR
terbaik pada posisi frekuensi 2.3904 GHz yaitu 2.1068217.
2.3904
Selain return loss dan VSWR, pada simulasi rancangan awal antena ini juga
diperoleh hasil simulasi gain antena. Hasil simulasi gain antena dapat dilihat dalam
tampilan 2D dan 3D. Tampilan 2D hasil gain rancangan awal antena dapat dilihat
pada Gambar 3.9 .
Pada Gambar 3.9, terlihat bahwa HPBW (angular width) simulasi awal
adalah sebesar 39,8 derajat. Sedangkan untuk tampilan secara 3D dapat dilihat pada
Gambar 3.10, diperoleh gain hasil simulasi sebesar 5,711 dB.
38
Hasil VSWR setelah dilakukan optimasi dapat dilihat pada Gambar 3.12
dimana VSWR menjadi lebih baik dan berada tepat pada frekuensi kerja yang
diinginkan, yaitu pada frekuensi 2.412 GHz.
40
Sebelum dioptimasi, didapatkan Gain sebesar 5.711 dB, hasil yang didapat
sudah sesuai dengan spesifikasi rancangan yaitu > 5dB tetapi belum dikatakan
sebagai Gain terbaik. Setelah dilakukan optimasi, didapatkan Gain sebesar -7,930
dB. Hasil Gain tersebut sudah memenuhi spesifikasi rancangan yaitu > 5dB dan
merupakan Gain terbaik.
Dari hasil optimasi didapatkan hasil simulasi antena dengan nilai return loss
-41,938307 dB, VSWR 1,0143622 dan gain 7,930 dB. Hasil ini sudah memenuhi
nilai spesifikasi awal yang diharapkan. Perbandingan antara hasil optimasi dengan
simulasi awal dapat dilihat pada Tabel 3.6
5. Crimping Tool
6. Penggaris
7. Gunting dan Cutter
8. Spidol OHP F permanent.
9. Bor dan Mata Bor 3 mm
(a) (b)
Gambar 3.15 Hasil fabrikasi Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2
Elemen (a) Tampak Depan (b) Tampak Belakang
8. Merakit penyangga antena menggunakan PVC.
9. Memasang antena pada penyangga sehingga antena siap untuk
digunakan seperti pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen dengan
Tiang Penyangga
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisa pada Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen sebagai antena transmitter untuk
aplikasi komunikasi suara berbasis VoIP pada frekuensi 2,4 GHz.
A. Tujuan Pengujian
Tujuan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui frekuensi kerja, VSWR, return loss, pola radiasi, dan gain
Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen
2 Mengetahui kuat sinyal, throughput, dan performansi komunikasi suara
berbasis VoIP menggunakan Antena Mikrostrip Hexangular Array
Planar 2x2 Elemen.
B. Lokasi Pengujian
Lokasi dilakukannya pengujian adalah sebagai berikut:
46
C. Tanggal pengujian
Tanggal dilakukannya pengujian adalah sebagai berikut:
1. 04 05 Mei 2017 pengujian frekuensi kerja, VSWR, return loss, pola
radiasi, dan gain antena.
2. 20 Juni 06 Juni 2017 pengujian kuat sinyal, throughput, dan
performansi komunikasi suara berbasis VoIP
D. Pelaksana
Adapun Pelaksana dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Andhika Kurniawan
2. Irma Tri Anggraini
E. Instruktur
Adapun Instruktur dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Bapak Hendra (LIPI Bandung)
2. Bapak Benny Nixon, ST., MT. (Dosen Pembimbing)
a. Langkah-Langkah Pengujian
Langkah-langkah untuk pengujian terhadap return loss, VSWR, bandwidth
dan frekuensi kerja antena adalah sebagai berikut:
1. Menghubungkan Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2
Elemen dengan network analyzer menggunakan konektor adapter BNC
to SMA male seperti pada Gambar 4.1
b. Hasil Pengujian
Setelah melakukan pengujian terhadap return loss maka didapatkan data-
data hasil pengujian yang dapat dibandingkan dengan parameter yang telah
ditentukan sebelumnya dan juga dengan hasil dari simulasi yang telah dilakukan.
Hasil pengujian Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen untuk
49
parameter return loss pada rentang frekuensi 1 Ghz sampai dengan 3 Ghz dapat
dilihat pada Gambar 4.10
Pada Gambar 4.10 terlihat hasil dari pengujian parameter return loss.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dilihat nilai return loss yang diperoleh
pada frekuensi kerja 2,412 GHz. Adalah -32.771 dB. nilai return loss tersebut sudah
sesuai dengan spesifikasi rancangan, yaitu < - 10 dB. Adapun nilai-nilai return loss
pada rentang frekuensi 2,37 GHz 2,45 GHz dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Pada Tabel 4.2 nilai VSWR terbaik terdapat pada frekuensi 2.412 GHz,
yaitu sebesar 1.073684. Hal ini membuktikan bahwa frekuensi kerja mendapatkan
nilai VSWR terbaik yang sesuai dengan spesifikasi rancangan, yaitu VSWR < 2.
Bandwidth Antena
0
2.36 2.37 2.38 2.39 2.4 2.41 2.42 2.43 2.44 2.45 2.46
-5
-10
Return Loss (dB)
-15
-20
-25
-30
-35
-40
Frekuensi (GHz)
Dari grafik pada Gambar 4.11 dapat dilihat titik merah pada grafik
digunakan sebagai penanda frekuensi atas ( ) dan frekuensi bawah ( ) yang
ditentukan dari nilai return loss sebesar <-10dB. Untuk mendapatkan nilai
bandwidth antena maka dapat digunakan persamaan berikut:
(a)
(b)
Gambar 4.5 Perbandingan Return Loss Hasil Simulasi dengan Hasil Pengujian
(a) Simulasi (b) Pengujian
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat perbandingan dari hasil return loss pada
simulasi dan pengujian. Return loss pada frekuensi 2.412 GHz yang didapatkan
dari hasil simulasi seperti pada Gambar 4.5 (a), adalah sebesar -42,938307 dB,
sedangkan return loss pada frekuensi 2.412 GHz yang didapatkan dari hasil
pengujian seperti pada Gambar 4.5 (b) , yaitu sebesar -32.771 dB. Terlihat
53
perubahan nilai return loss pada saat simulasi dengan pengujian. Hal tersebut dapat
terjadi akibat rugi-rugi konektor yang digunakan pada antena, proses etching yang
tidak sempurna, cara penyolderan konektor yang tidak sempurna, serta pengaruh
medan elektromagnetik di sekitar tempat pengukuran. Namun, hasil dari pengujian
nilai return loss pada Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen ini
telah memenuhi spesifikasi yang diharapkan, yaitu mendapatkan nilai return loss <
-10 dB dan bekerja pada frekuensi 2.412 GHz.
(a)
(b)
Gambar 4.6 Perbandingan VSWR Hasil Simulasi dengan Hasil Pengujian
(a) Simulasi (b) Pengujian
54
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat perbandingan dari hasil VSWR pada
simulasi dan pengujian. VSWR pada frekuensi 2.412 GHz yang didapatkan dari
hasil simulasi seperti pada Gambar 4.6 (b), adalah sebesar 1.0143622, sedangkan
VSWR pada frekuensi 2.412 GHz yang didapatkan dari hasil pengujian seperti pada
Gambar 4.5 (b), yaitu sebesar 1.073. Terlihat perubahan nilai VSWR pada saat
simulasi dengan pengujian. Hal tersebut dapat terjadi akibat rugi-rugi konektor
yang digunakan pada antena, proses etching yang tidak sempurna, cara penyolderan
konektor yang tidak sempurna, serta pengaruh medan elektromagnetik di sekitar
tempat pengukuran. Namun, hasil dari pengujian nilai VSWR pada Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen ini telah memenuhi spesifikasi
yang diharapkan, yaitu mendapatkan nilai VSWR < 2 dan bekerja pada frekuensi
2.412 GHz.
2 2
>
Dimana :
R = Jarak medan jauh
D = Diagonal antena mikrostrip, dimana,
= 2 + 2
55
Pada Gambar 4.2 Antena horn sebagai antena pemancar dan Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen sebagai antena
penerima. Jarak (R) yang digunakan sesuai dengan perhitungan jarak
minimum yang dilakukan sebelumnya, yaitu R 75,95 cm.
2. Mengatur frekuensi pada Sweep Oscillator dan Spectrum Analyzer
sesuai dengan frekuensi kerja dari Antena Mikrostrip Hexangular Array
Planar 2x2 Elemen, yaitu 2,412 GHz
3. Melihat level sinyal yang muncul pada spectrum analyzer. Level sinyal
yang dilihat adalah level sinyal yang terbaik.
4. Memutarkan antena sejauh 3600 sesuai arah jarum jam dengan keadaan
tiap 100 level sinyal yang diterima oleh antena dicatat untuk melihat
bentuk pola radiasinya.
b. Hasil Pengujian
Untuk mendapatkan bentuk pola radiasi antena, dilakukan pengukuran level
sinyal dengan melakukan pemutaran antena setiap 100 dari mulai titik 00 sampai
dengan 3600. Hasil dari pengujian level sinyal yang dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Level Sinyal Antena
Level Level
Sudut Daya Daya
(dBm) (dB)
o
0 -34.06 -64.06
o
10 -34.75 -64.75
o
20 -37.12 -67.12
30o -39.26 -69.26
o
40 -43.22 -73.22
o
50 -47.88 -77.88
o
60 -44.14 -74.14
o
70 -43.37 -73.37
o
80 -45.68 -75.68
90o -47.92 -77.92
o
100 -48.45 -78.45
o
110 -50.27 -80.27
o
120 -51.16 -81.16
57
(a)
(b)
Gambar 4.9 Perbandingan Pola Radiasi Hasil Simulasi dengan Hasil Pengujian
(a) Simulasi (b) Pengujian
59
Pada Gambar 4.9 (a) dan (b) dapat dilihat pola radiasi pada hasil simulasi
dan hasil pengujian. Kedua hasil pola radiasi memiliki bentuk yang tidak jauh
berbeda. Dari kedua hasil pengukuran tersebut, pola radiasi antara simulasi dengan
pengukuran menunjukkan bahwa pola radiasi yang terbentuk adalah unidirectional
atau satu arah. Dari hasil pengukuran pola radiasi tersebut dapat dicari Half Power
Beamwidth (HPBW). dengan cara menurunkan nilai sinyal maksimum sebesar 3
dB dan menggarisnya sesuai dengan plot pola radiasi yang ada. Level sinyal
maksimum dapat dilihat dari Tabel 4.3. Level sinyal maksimu dari antena
mikrostrip ini adalah sebesar -34.06 dBm. Untuk mencari nilai HPBW, besar dari
level sinyal tersebut dikurangi setengah daya atau -3 dB.
= 64.06 3 = 67.06
Berdasarkan pada Tabel 4.3 didapatkan besar nilai HPBW dimulai dari
sudut 300 sampai dengan 3200. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil dari HPBW
sebesar 700. Gambar 4.8 menunjukan HPBW dari hasil pengukuran pola radiasi
yang telah dilakukan.
500
C. Pengujian Gain
Pengujian gain adalah pengukuran untuk mengukur besar gain atau
penguatan dari sebuah antena. Pengujian gain dilakukan diruangan bebas pantul
atau ruang tanpa gema (Anehoic Chamber) yang ada di LIPI Bandung. Alat-alat
yang dibutuhkan dalam pengujian gain antena adalah sebagai berikut:
1. Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen
2. Antena Horn (Antena Referensi)
3. Spektrum Analyzer Hewlett Packard 8593A (9 KHz22 GHz)
4. Signal Generator Hewlett Packard B308 Sweep Osilator Frequency
5. Kabel Pigtail
6. Tripod
a. Langkah-Langkah Pengujian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian gain Antena Mikrostrip
Hexangular Array Planar 2x2 Elemen adalah sebagai berikut:
1. Menghubungkan Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2
Elemen yang telah diletakkan diatas tripod dengan Spektrum Analyzer
Hewlett Packard 8593A untuk frekuensi 9 KHz22 GH dan
Menghubungkan antena horn referensi yang telah diletakkan diatas
tripod dengan Sweep Oscillator sesuai dengan set up rangkaian seperti
pada Gambar 4.3
Pada Gambar 4.3 Antena horn sebagai antena pemancar dan Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen sebagai antena
penerima.
2. Mengatur frekuensi pada Sweep Oscillator dan Spectrum Analyzer
sesuai dengan frekuensi kerja dari Antena Mikrostrip Hexangular Array
Planar 2x2 Elemen, yaitu 2,412 GHz
3. Mencatat level daya sinyal yang terbaca pada spectrum analyzer.
4. Menukar fungsi antena horn menjadi antena penerima dan Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen sebagai antena
pemancar seperti pada Gambar 4.4
(a) (b)
Gambar 4.13 Hasil Pengujian Gain (a) Receiver (b) Transmitter
Berdasarkan Gambar 4.14, terlihat nilai level daya Antena Mikrostrip
Hexangular Array Planar 2x2 Elemen dalam kondisi receiver adalah - 34,01 dB
dan dalam kondisi transmitter adalah - 29,80dB. Untuk mendapatkan nilai gain
antena maka dapat digunakan persamaan 2.7.
= P1 P2 +
= 43,01 (29,80) + 12
= 7.79
c. Analisis
Berdasarkan hasil dari pengujian Antena Mikrostrip Hexangular Array
Planar 2x2 Elemen didapatkan gain sebesar 7,79 dB, sedangkan pada simulasi
didapatkan gain sebesar 7,930 dB. Terlihat gain mengalami penurunan sebesar 0.14
dB. Penurunan gain tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya rugi-rugi
konektor yang digunakan pada antena, proses etching yang tidak sempurna, cara
penyolderan konektor yang tidak sempurna, serta pengaruh medan elektromagnetik
di sekitar tempat pengukuran. Namun, hasil dari pengujian nilai gain pada Antena
63
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen ini telah memenuhi spesifikasi
yang diharapkan, yaitu mendapatkan nilai gain > 5 dB dan bekerja pada frekuensi
2.412 GHz.
a. Langkah-Langkah Pengujian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian kuat sinyal dan
throughput Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen adalah
sebagai berikut:
64
b. Hasil Pengujian
Pengujian kuat sinyal dan throughput dilakukan dalam dua keadaan yaitu,
keadaan Line Off Sight (LOS) dan Non Line Off Sight (NLOS). LOS adalah keadaan
dimana tidak adanya halangan / obstacle antara antena pengirim dengan antena
penerima. NLOS adalah keadaan dimana adanya halangan / obstacle antara antena
pengirim dengan antena penerima.
Pengujian dilakukan dalam dua kondisi. Kondisi 1 adalah pengujian kuat
sinyal dan throughput Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen
sebagai transmitter dengan Antena Mikrostrip Triangular Array Linear 3 Elemen
sebagai receiver. Sedangkan kondisi 2 adalah pengujian kuat sinyal dan throughput
antena omnidirectional wireless router sebagai transmitter dengan antena
omnidirectional access point sebagai receiver. Hasil pengujian kuat sinyal dan
throughput pada kondisi 1 dapat dilihat pada Tabel 4.4
Berdasarkan Tabel 4.4, kuat sinyal antena pada jarak terjauh yaitu 30 dB
(LOS) dan 27 (NLOS), dan throughput pada jarak terjauh yaitu 36.56 Mbps
(NLOS) dan 27.06 Mbps (NLOS). Hasil pengujian kuat sinyal dan throughput pada
kondisi 2 dapat dilihat pada Tabel 4.5
Berdasarkan Tabel 4.5, kuat sinyal antena pada jarak terjauh yaitu 25 dB
(LOS) dan 24 (NLOS), dengan throughput yang masih dalam kondisi baik yaitu
5.88 Mbps (NLOS) dan 4.31 Mbps (NLOS).
Pengujian kuat sinyal dan throughput juga dilakukan untuk
membandingkan kuat sinyal throughput dan antara Antena Mikrostrip Hexangular
Array Planar 2x2 Elemen, Antena Mikrostrip Triangular Array Linear 3 Elemen
dan antena omnidirectional (antena default) pada jarak 100 m dalam keadaan LOS
dan NLOS. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas kuat sinyal
antena hasil rancang bangun dengan antena omnidirectional. Hasil dari pengujian
perbandingan kuat sinyal dapat dilihat pada Tabel 4.6:
68
throughput yang di peroleh dan Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2
Elemen memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan antena omnidirectional
(default).
a. Langkah-Langkah Pengujian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian performansi VoIP
adalah sebagai berikut:
1. Menghubungkan Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2
Elemen dengan wireless Router dan Antena Mikrostrip Triangular
Array Linear 3 Elemen dengan Access Point menggunakan kabel semi
rigid. Menghubungkan Server VoIP, Laptop dengan Wireless Router
dan Laptop dengan Access Point menggunakan kabel UTP seperti pada
Gambar 4.8
2. Menggunakan software wireshark, kemudian klik start capturing
packets untuk memulai proses capture delay, jitter dan packet loss.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari rancang bangun dan pengujian Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen adalah sebagai berikut:
1. Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen telah memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan dengan memiliki nilai return loss sebesar
-32.771, VSWR sebesar 1.073, gain sebesar 7.79 dB, memiliki polaradiasi
unidirectional serta bekerja pada frekuensi 2.412 GHz.
2. Antena Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen dapat bekerja
pada jaringan WLAN dan dapat digunakan untuk komunikasi suara berbasis
VoIP.
3. Kualitas suara yang dipancarkan dan diterima menggunakan Antena
Mikrostrip Hexangular Array Planar 2x2 Elemen lebih baik dibandingkan
kualiatas suara yang dipancarkan dan diterima menggunakan antena
omnidirectional (Default)
5.2. Saran
Dengan adanya tugas akhir rancang bangun Antena Mikrostrip Hexangular
Array Planar 2x2 Elemen diharapkan akan ada variasi bentuk patch yang lebih
kreatif lagi dan penggunakan antena mikrostrip untuk aplikasi yang lebih luas dan
berguna untuk masyarakat.
1
LAMPIRAN
5
6
FREKUENSI KERJA 2,4 GHz Ida Bagus Ngurah Wily Wiguna NIM.
0710633004 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Brawijaya Malang Dosen pembimbing: Erfan Achmad Dahlan, Ir., MT.
Dwi Fadila Kurniawan, ST., MT. 2011
- Indra Surjati, Antena Mikrostrip Konsep dan Aplikasinya, Penerbit
Universitas Trisakti, Jakarta, Maret 2010
- PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA JARINGAN AREA
LOKAL NIRKABEL 2,4 GHz nugroho adi 2011
- IMPLEMENTASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) PADA
ELASTIX SERVER MENGGUNAKAN PROTOCOL INTER ASTERISK
EXCHANGE (IAX) ( Studi Kasus Kantor Bupati Pasaman) Indra
Warman1) , Iqbal Marzuki2) 1Dosen Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Industri 2Mahasiswa Teknik Informatika , Fakultas Teknologi
Industri Institut Teknologi Padang Email : saeiqbal@gmail.com1 2015
- Onno purbo buku pegangan internet dan wireless 2008
- Analisis Wireless Distribution System (WDS) dengan 4 buah RB951UI-
2HnD Anggoro, Kobro 2017
7
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama.
Daftar pustaka ditulis dalam spasi 1. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya
diberi jarak 1,5 spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke
dalam (Harvard style).Pedoman dan Tata Laksana PKL 15 Ketentuan umum
penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Sumber yang dikutip dalam uraian/ teks harus ditulis lengkap dalam Daftar
Pustaka. Sebaliknya, sumber yang terdaftar dalam Daftar Pustaka harus ditulis
dalam teks sebagai kutipan.
b. Nama penulis ditulis nama keluarga/ nama belakang terlebih dahulu, kecuali
nama Cina, Jepang, Korea, karena nama keluarga sudah di awal.
Contoh :
Nama : Kwik Kian Gie. Penulisan : Kwik Kian Gie.
Nama : Heribertus Andi Mattalata. Penulisan : Mattalata, Heribertus Andi.
Nama : Joyce Elliot-Spencer. Penulisan : Elliot-Spencer, Joyce.
Nama : Anthony T. Boyle, PhD. Penulisan : Boyle, Anthony T.
Nama : Sir Philip Sidney. Penulisan : Sidney, Philip.
Nama : Arthur George Rust Jr. Penulisan : Rust, Arthur George, Jr.
Nama : John D. Rockfeller IV. Penulisan : Rockfeller, John. D., IV
Contoh :
Penulis tunggal
Baxter, C. 1997.Race Equality in Health Care and Education.Philadelphia: Balliere
Tindall.
Baxter, C. 1997.Race Equality in Health Care and Education.Philadelphia: Balliere
Tindall.
Penulis dua atau tiga
Cone, J.D. and Foster, S.L. 1993.Dissertations and Theses from Start to
Finish:Psychology and Related Fields. Washington, DC: American
Psychological Association.
Terjemahan
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi
(Hendra Teguh & Ronny Antonius Rusli, Penerjemah.). Jakarta: Prenhallindo.
Artikel Jurnal
Clark, L.A. Kochanska, G. and Ready, R. 2000. Mothers personality and its
interaction with child temperament as predictors of parenting
behavior.Journal ofPersonality and Social Psychology,79, 274-285.
Artikel Majalah
9
Greenberg, G. 2001, August 13.As good as dead: Is There Really Such A Thing
as Brain Death? New Yorker, 36-41.
Acara Televisi
Crystal, L. (Executive Producer). 1993, October 11. The MacNeil/Lehrer News
Hour.[Television broadcast]. New York and Washington, DC: Public
BroadcastingService.
Kaset Video/VCD
National Geographic Society (Producer). 1987. In The Shadow of Vesuvius.
[Videotape]. Washington, DC: National Geographic Society.
Kaset Audio
McFerrin, Bobby (Vocalist). 1990. Medicine music [Audio Recording]. Hollywood,
CA: EMI-USA.
CD-ROM
Ziegler, H. 1992. Aldehyde. The Software Toolworks multimedia encyclopedia
(CDROM version 1.5). Boston: Grolier. Software Toolworks. [19 Januari
1999]
BIOGRAFI PENULIS
11