Disusun Oleh:
IKHWAN FAUZANI
2017
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 14431003
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Dibuat untuk melengkapi kurikulum pada Jurusan Elektro Fakultas Teknik Insitut Sains
dan Teknologi Nasional dan disetujui untuk diajukan dalam sidang Diploma Tiga (D3)
Program Studi Teknik Elektro.
Dosen Pembimbing
ii
ABSTRAK
Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco dimana
sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika saja, dalam satu buah port
group. Fungsinya adalah untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun
server, dan jika salah satu port mengalami failover atau jalur aksesnya rusak , maka port group
akan tetap bekerja menggunakan jalur atau port yang lain.
EtherChannel adalah istilah untuk teknologi berbasis perangkat Cisco yang memungkinkan
pembuatan link hingga delapan fisik ethernet link, ke satu link logis. Pada awalnya teknologi ini
disebut dengan Fast EtherChannel (FEC), atau saat teknologi Ethernet hanya tersedia di Fast
Ethernet. Teknologi ini juga disebut Gigabit EtherChannel (GEC), atau lebih umum, hanya disebut
dengan istilah Port Channel. Untuk vendor umum diluar perangkat Cisco istilah yang digunakan
untuk link agregasi tersebut adalah Link Aggregation, atau disingkat dengan LAG.
Dengan menggunakan EtherChannel, kecepatan satu link tunggal logis agregat sama
dengan kecepatan semua link fisik yang digunakan. Sebagai contoh, jika Anda membuat
EtherChannel dari empat 100 Mbps Ethernet Link, maka EtherChannel akan memiliki kecepatan
400 Mbps.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini sebagai salah satu syarat kelulusan diploma.
Adapun Proyek Akhir ini berjudul “Perancangan Link Aggregation Pada Jaringan MPLS Dengan
Menggunakan Fitur Etherchannel”
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut
membantu dalam penyelesaian penulisan Proyek Akhir ini, terutama kepada :
Proyek Akhir ini disusun berdasarkan keterbatasan pengetahuan mengenai materi yang dibahas
dan sudut pandang pemikiran penulis. Sehingga penulis tidak memungkiri apabila terdapat
kekurangan. Demikian pengantar ini dibuat, semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu elektro dan kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
v
2.1.2 Perangkat yang digunakan dalam jaringan ................................ 9
vi
3.2.1.1 Konfigurasi IP dan Interface .......................................22
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 3.12 Switch Cisco 3600 ............................................................................26
Gambar 3.17 Verifikasi fitur etherchannel pada switch BTS Cikini ..................... 28
Gambar 3.18 Verifikasi fitur etherchannel pada switch ISTN Cikini .................... 29
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR ISTILAH
ISP : Merupakan singkatan dari Internet Service Provider adalah perusahaan penyedia layanan
internet. Dari ISP inilah kita dapat mengakses internet.
LAN :LAN (Local Area Network) merupakan jaringan komputer yang cakupan wilayahnya
sangat kecil. Biasanya LAN diterapkan pada jaringan Perusahaan, Sekolah, atau instansi
lainnya.
WAN : WAN (Wide Area Network) meruapakan jaringan yang cakupan wilayahnya lebih luas
lagi, sebagai contoh jaringan antar kota, bahkan negara.
IP Address : Internet Protocol Address adalah suatu alamat numerikyang terdapat pada komputer
dalam suatu jaringan. Apabila komputer ingin terkoneksi dengan jaringan, maka setiap
komputer harus memiliki ip address, dan ip address tersebut tidak boleh sama.
Router :Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengirim paket data dari suatu jaringan
atau internet agar sampai ke tempat tujuannya, proses ini dinamakan routing. Router juga
berfungsi untuk menghubungkan 2 jaringan/network atau lebih agar dapat meneruskan data
dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
Gateway : Gateway adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk suatu menghubungkan suatu
jaringan agar dapat terhubung dengan satu atu lebih jaringan lainnya. Bisa dikatakan
gateway ini merupakan pembuka jalan agar komputer dapat terhubung dengan komputer
lain yang berada pada jaringan yang berbeda.
DHCP : Dynamic Host Configuration Protocol memungkinkan komputer dapat meminta atau
diberikan IP Address secara otomatis. Sebagai contoh, pada saat Anda menggunakan
perangkat laptop atau smartphone untuk terhubung ke jaringan WiFi, perangkat anda akan
secara otomatis meminta IP dari Router dan Router akan memberikannya secara otomatis.
Ini terlihat lebih sederhana dari pada menggunakan IP Statik yang harus mengisi ip secara
manual.
Hostname : Hostname adalah sebuah label yang menunjuk ke sebuah perangkat yang terhubung
ke jaringan. Misalnya pada jaringan rumah Anda, hostname komputer windows anda
xi
mungkin WindowsPC. Perangkat yang lain dapat terhubung ke Windows PC dan akan
menunjuk pada alamat IP lokal komputer itu.
Bandwidth : Bandwidth menunjukan kapasitas dalam membawa informasi. Istilah ini dapat
digunakan dalam banyak hal: telepon, jaringan kabel, bus, sinyal frekuensi radio, dan
monitor. Paling tepat, bandwidth diukur dengan putaran perdetik (cycles per second), atau
hertz (Hz), yaitu perbedaan antara frekuensi terendah dan tertinggi yang dapat
ditransmisikan. Tetapi juga sering digunakan ukuran bit per second (bps).
Fast Ethernet : Fast Ethernet seperti Ethernet biasa, namun dengan kecepatan transfer data yang
lebih cepat, sampai dengan 100 mbps. Ethernet ini juga disebut 100BaseT.
RJ-45 : RJ-45 (Registered Jack-45) adalah konektor delapan kabel yang biasanya digunakan
untuk menghubungkan komputer ke sebuah local-area network (LAN), khususnya
Ethernets. Konektor RJ-45 mirip dengan konektor RJ-11 yang digunakan dalam koneksi
telepon, tetapi lebih besar.
Topologi : Dalam jaringan komputer topologi adalah bentuk pengaturan keterhubungan antar
sistem komputer. terdapat bermacam-macam topologi seperti bus, star, ring.
UTP : UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah jenis kabel yang terdiri dari dua kawat tak
terbungkus yang berpilin. Kabel UTP banyak digunakan pada local-area networks (LANs)
dan sambungan telepon karena harganya lebih murah. Kabel UTP tidak sebaik kabel
koaksial dan serat optik dalam hal penyediaan banwidth dan ketahanan terhadap
interferensi.
VLAN : VLAN (virtual local-area network) adalah jaringan komputer yang seakan terhubung
menggunakan kabel yang sama meskipun mungkin secara fisik berada pada bagian LAN
yang lain. VLAN dikonfigurasi melalui software dan tidak hardware, yang membuatnya
sangat fleksible.Salah satu keunggulan VLAN adalah jika sebuah komputer secara fisik
dipindah ke lokasi lain, komputer tersebut tetap pada VLAN yang sama tanpa melakukan
konfigurasi ulang hardware.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Fitur etherchannel di fungsikan pada switch yang berlokasi di BTS dan pelanggan
4. Fitur etherchannel berfungsi menggabungkan 2 sampai 8 port yang berbeda dalam satu
kesatuan. Dimana beberapa portnya melalui jalur yang berbeda. Sehingga jika salah satu
jalur mengalami gangguan, jaringan MPLS masih bisa melalui jalur lain.
1.4 HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis bisa menyimpulkan bahwa hipotesis dari tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Diharapkan dengan menggunakan fitur Etherchannel, gangguan pada jaringan MPLS
dapat diminimalisir.
b. Dengan fitur Etherchannel, beberapa port pada switch dapat bekerja dalam 1 logika
service yang dapat memback-up satu sama lain.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui sistem jaringan MPLS
Mempelajari Link Aggregation pada jaringan MPLS
Mempelajari cara sinkronisasi antar perangkat yang ada jaringan MPLS.
Membuat perancangan Link Redudansi menggunakan fitur Etherchannel
Menguji fungsi Etherchannel yang sudah dirancang pada jaringan MPLS.
2
1.5.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari tugas akhir rancangan Link Redudansi Pada Jaringan MPLS Menggunakan
Fitur Etherchannel adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis :
a. Untuk menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan.
b. Agar lebih memahami tentang sistem link agregasi pada jaringan MPLS.
2. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi referensi bacaan dan informasi khususnya bagi para mahasiswa Teknik
Elektro yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan data yang akurat dan dapat digunakan serta
diolah menjadi suatu informasi untuk mendukung penulisan Tugas Akhir. Sehubungan dengan
hal tersebut, penulis memerlukan cara yang tepat untuk mempermudah pelaksanaan pengumpulan
data tersebut. Dalam hal ini penulis melakukannya dengan cara sebagai berikut:
3
3. Penelitian Labor (Laboratory Research)
Metode ini dilakukan untuk menguji konsep yang ada dengan menggunakan alat yang sesuai.
Adapun Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
a. Hardware
1. Laptop
b. Software
1. Software GNS3
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,hipotesis, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tentang referensi penunjang yang menjelaskan tentang fungsi dari perangkat-
perangkat yang digunakan dalam simulasi ini. Dalam hal ini perangkat yang digunakan adalah
Switch dan router.
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
Bab ini memuat tentang penjelasan mengenai perancangan jaringan yang akan dibuat. Dengan
software Graphic Network Simulator (GNS3), penulis melakukan simulasi bagaimana jaringan
pada ISTN Srengseng dan ISTN Cikini saling berhubungan menggunakan jaringan MPLS dengan
fitur Etherchannel didalamnya sesuai dengan topologi dan alokasi yang sudah dibuat.
4
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini memuat tentang hasil simulasi fitur Etherchannel yang diimplementasikan pada jaringan
MPLS.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bagian terakhir yang membahas tentang Kesimpulan dari
pengembangan sistem informasi serta beberapa Saran yang diharapkan dapat membangun.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Jaringan (network) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masing- masing berdiri sendiri
dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa
kabel tembaga, namun juga bisa melalui fiber optik, microwave, infrared, bahkan melalui satelit.
(Tanenbaum, 2003, p10)
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya
yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan
komputer adalah :
Contoh yang sederhana adalah sistem telepon, jika komputer juga akan dirangkaikan seperti
telepon maka akan terbentuk jaringan yang luas dan besar. Jelas hal ini memerlukan investasi yang
besar sekali. Pemecahan dari masalah diatas adalah menghubungkan komputer pada sebuah
jaringan komunikasi. (Lukas, 2006, p8)
6
2.1.1 PROTOKOL
Protokol digunakan untuk berkomunikasi antara entitas dalam sistem yang berbeda. Contoh entitas
adalah aplikasi program, perpindahan file, database sistem manajemen, fasilitas surat elektronik
dan terminal. Pada umumnya entitas adalah segala sesuatu yang mempunyai kemampuan
mengirim atau menerima informasi. Komunikasi antara dua entitas akan berlangsung baik jika
memiliki protokol. Protokol didefinisikan sebagai kumpulan aturan yang telah diorganisasikan
dengan baik agar dua entitas dapat melakukan pertukaran data dengan keandalan yang tinggi.
(Lukas, 2006, p14)
TCP / IP adalah model protokol yang paling luas digunakan dalam arsitektur jaringan. TCP / IP
merupakan hasil penelitian yang dibuat dan dikembangkan oleh DARPA (Defence Advanced
Research Project Agency) yang digunakan pada jaringan paket. Protokol ini merupakan kumpulan
protokol yang banyak digunakan pemakai internet. (Lukas, 2006, pp21-22).
a. Application layer
Application layer berisi segala aplikasi user baik yang umum maupun semua aplikasi. Selain itu
juga berisi fungsi logika yang akan dipakai pada seluruh aplikasi yang digunakan.
b. Transport layer
Transport layer mengkoordinasikan semua data yang diterima maupun data yang dikirim.
c. Internet layer
Jika jaringan yang akan dihubungi mempunyai type yang berbeda, sehingga diperlukan prosedur
yang berbeda untuk melakukan accessnya maka digunakan Internet layer. Pada Internet layer
diperlukan Internet Protokol (IP).
7
d. Network access layer
Layer ini mengatur pertukaran data antara “end system“ dengan jaringan yang terhubung
dengannya. Komputer pengirim harus memberikan ke jaringan alamat dari komputer tujuan,
sehingga jaringan akan dapat melakukan “routing“ data ke tujuan. Jenis jaringan perlu diamati
oleh network access ini agar dapat mengenali tipe jaringan yang ada seperti jaringan switch,
jaringan paket atau jaringan lokal.
e. Physical layer
Layer ini menangani interface secara physic antara peralatan komunikasi data (terminal, komputer,
workstation) denga media transmisi atau jaringan. Layer ini menitik beratkan pada spesifikasi dari
media transmisi yaitu signal yang dapat dilewati, kecepatan transmisi dan lainnya yang berkaitan
dengan karakteristik media.
1. Application layer
Layer ini menyediakan akses ke lingkungan OSI untuk pemakai dan hanya menyediakan
pelayanan distribusi informasi.
2. Presentation layer
Layer ini menyediakan kebutuhan pada proses aplikasi serta memberi layanan keamanan data
serta proses penyimpanan file.
8
3. Session layer
Layer ini menyediakan struktur kontrol untuk hubungan antara aplikasi, yaitu membangun,
mengatur, dan mengakhiri koneksi antara hubungan aplikasi.
4. Transport layer
Layer ini menyediakan kepercayaan, kejernihan transfer data di akhir point, yaitu menyediakan
end to end error recovery flow control.
5. Network layer
Layer ini berfungsi sebagai penyedia rute fasilitas pada transport layer, agar data dapat sampai ke
tujuan. Untuk itu dilakukan proses penyambungan dan pengendalian jaringan.
Layer ini menyediakan kepercayaan pengiriman informasi melewati jaringan fisik, mengirim blok
data dengan penyeragaman, error control, dan flow control.
7. Physical layer
Layer ini menyiapkan sistem penyambungan fisik ke jaringan dan menyesuaikannya sehingga
aliran data dapat melewati saluran dengan baik.
2.1.2.1 Hub
Suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan menghubungkan beberapa node
(komputer).
9
Cara Kerja:
Ketika sebuah paket tiba di salah satu port, paket itu akan disalin ke port-port yang lain di hub.
Atau dengan kata lain hub hanya menyalin data ke semua simpul yang terhubung ke hub. Hal ini
menyebabkan unjuk kerja jaringan akan lambat.
Hub dengan spesifikasi 10/100Mbps harus berbagi bandwidth dengan masing-masing port. Jadi
ketika hanya satu PC yang menggunakan, akan mendapat akses bandwith yang maksimum yang
tersedia. Namun, jika beberapa PC beroperasi atau di gunakan pada jaringan tersebut, maka
bandwidth akan dibagi kepada semua PC, sehingga akan menurunkan kinerja jaringan.
2.1.2.2 Switch
Switch merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan hub, tetapi
perangkat ini ‘lebih pintar’ dari hub karena dapat mengatasi masalah collision data. Tidak hanya
itu, switch juga memiliki beberapa kelebihan seperti kecepatan transfer data maupun luas jaringan
yang jauh lebih bagus dari hub.
Selain itu, switch tidak hanya digunakan untuk membagi sinyal tetapi juga memfilter paket data
kemudian meneruskannya ke jaringan yang dituju.
Cara Kerja:
Switch dengan spesifikasi 10/100Mbps akan mengalokasikan 10/100Mbps penuh untuk setiap port
nya. Jadi berapapun jumlah computer yang terhubung, pengguna akan selalu memiliki bandwidth
penuh.
10
2.1.2.3 Router
Berfungsi agar data sampai ke tempat tujuan pada jaringan sesuai yang dikehendaki.
Cara Kerja:
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch. Perbedaannya, router merupakan penyaring
atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router
pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logical bukan fisikal.
Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik (rute terbaik untuk transportasi data.), bila
memang ada beberapa jalan untuk mencapai tujuan atau bila salah satu jalan ke tempat tujuan
terputus karena sesuatu hal. Router bekerja pada lapisan physical, data link dan network layer,
sehingga tidak dapat digunakan sembarangan.
Router umumnya paling tidak terhubung ke dua jaringan., dua LAN atau WAN ke LAN dan
jaringan dari ISP ( Internet Service Provider).
Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi
(data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat
inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data.
Jenis media transmisi ada dua, yaitu Guided dan Unguided. Guided transmission media atau
media transmisi terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel. Unguided
11
transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang menggunakan
sistem gelombang.
Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-
pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang
melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan
coaxial cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan sinyal dalam
bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam
bentuk cahaya.
Kabel twisted-pair terdiri atas dua jenis yaitu shielded twisted pair biasa disebut STP dan
unshielded twisted pair (tidak memiliki selimut) biasa disebut UTP. Kabel twisted-pair terdiri atas
dua pasang kawat yang terpilin. Twisted-pair lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami
gangguan lain sewaktu kabel terpuntir atau kusut. Keunggulan dari kabel twisted-pair adalah
dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan: apabila sebagian kabel twisted-pair rusak, tidak
seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial. Kabel twisted-pair
terbagi atas dua yaitu:
Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. STP
yang peruntukan bagi instalasi jaringan ethernet, memiliki resistansi atas interferensi
elektromagnetik dan frekuensi radio tanpa perlu meningkatkan ukuran fisik kabel. Kabel Shielded
Twister-Pair nyaris memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan kabel UTP. Satu hal
keunggulan STP adalah jaminan proteksi jaringan dari interferensi-interferensi eksternal,
sayangnya STP sedikit lebih mahal dibandingkan UTP.
Secara fisik, kabel Unshielded Twisted-Pair terdiri atas empat pasang kawat medium. Setiap
pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Kabel UTP memiliki banyak keunggulan. Selain mudah
12
dipasang, ukurannya kecil, juga harganya lebih murah dibanding media lain. Kekurangan kabel
UTP adalah rentang terhadap efek interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-
perangkat di sekelilingnya. Meski begitu, pada prakteknya para administrator jaringan banyak
menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan cukup diandalkan.
Kabel coaxial atau popular disebut “coax” terdiri atas konduktor silindris melingkar, yang
menggelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. kabel ini memiliki tingkat transmisi data
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabel biasa, namun harganya relatief lebih mahal
dibandingkan kabel biasa.
13
2.2.1.3 Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)
Kabel fiber optic merupakan media networking yang mampu digunanakan untuk transmisi-
transmisi modulasi. Jika dibandingkan media-media lain, fiber optic memiliki harga lebih mahal,
tetapi cukup tahan terhadap interferensi elektromagnetis dan mampu beroperasi dengan kecepatan
dan kapasitas data yang tinggi.
Multi Protocol Label Switching (disingkat menjadi MPLS) adalah teknologi penyampaian paket
pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan
dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang
14
lebih baik dari keduanya. MPLS dapat membuat aplikasi-aplikasi lain menjadi sangat berguna
untuk kepentingan jaringan, terutama jaringan besar.
Konsep utama MPLS adalah teknik penempatan label dalam setiap paket yang dikirim melalui
jaringan ini. MPLS bekerja dengan cara memberi label paket-paket data untuk menentukan rute
dan prioritas pengiriman paket tersebut yang didalamnya memuat informasi penting yang
berhubungan dengan informasi routing suatu paket, diantaranya berisi tujuan paket serta prioritas
paket mana yang harus dikirimkan terlebih dahulu. Teknik ini biasa disebut dengan label
switching. Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap paket
hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan untuk
pertama kali.
Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut dengan Label-
Switched-Router (LSR). Dengan teknik MPLS maka akan mengurangi teknik pencarian rute dalam
setiap router yang dilewati setiap paket, sehingga pengoperasian jaringan dapat dioperasikan
dengan efektif dan efisien mengakibatkan pengiriman paket menjadi lebih cepat.
Dalam jaringan MPLS sekali suatu paket telah dibubuhi “label”, maka tidak perlu lagi terdapat
analisa header yang dilakukan oleh router, karena semua pengiriman paket telah dikendalikan oleh
label yang ditambahkan tersebut.
15
R1 dan R6 disebut Edge Router, ditempatkan di bagian depan / perbatasan dari domain IP. R2, R3,
R4 DAN R5 disebut Core Router, tidak berhubungan langsung dengan dunia luar kecuali melalui
Edge Router. Edge Router sebagai Label-Edge-Router (LER) dan Core Router sebagai Label-
Switched-Router (LSR).
LER mengkonversi paket IP ke paket MPLS dan sebaliknya. Ketika paket- paket tersebut masuk
ke LER, konversi yang dilakukan adalah dari paket IP ke paket MPLS, dan ketika keluar dari LER,
konversi dari paket MPLS ke paket IP.
LSR mem-forward paket MPLS mengikuti beberapa intruksi yang telah tersimpan dalam suatu
table. Berdasarkan informasi yang tersimpan dalam paket MPLS, yang disebut Label, kemudian
Label tersebut memilih sebuah register dari table dan mengikuti intruksi yang terdapat dalam
register ini, lalu mem-forward paket MPLS tersebut.
LER menerima paket IP, kemudian melakukan beberapa proses internal, dan mengkonversi paket
menjadi paket MPLS dan mem-forward-nya ke dalam domain MPLS.
16
2.4 Routing Protokol
Routing protokol adalah berbeda dengan router protokol. Routing protokol adalah
komunikasi antara router. Routing protokol mengijinkan router untuk sharing informasi tentang
jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan
memperbaiki tabel routingnya. Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yaitu:
2.4.1 Static Routing (Routing Statis)
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang
di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling
sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Penggunaan routing statik biasanya
digunakan untuk sebuah jaringan dengan skala kecil.
2.4.2 Dynamic Routing (Routing Dinamis)
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat
tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan antara router lainnya. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data
routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute
yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara
router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Macam – macam protocol
dalam routing dinamis:
a. RIP (Routing Information Protocol)
b. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) Pada IGRP routing dilakukan secara
matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP sudah mempertimbangkan hal
berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal
yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.
c. OSPF (Open Source Path First) adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah
dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.
d. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) IGRP sangat cocok untuk
jaringan besar. Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan
distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah
mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
17
e. BGP (Border Gateway Protocol) merupakan salah satu jenis routing protocol yang
ada di dunia komunikasi data. BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan
rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam
jaringan.
18
2.6 EtherChannel
Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco dimana
sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika saja, dalam satu buah port
group. Fungsinya adalah untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun
server, dan jika salah satu port atau jalur rusak atau mengalami failover, maka port group akan
tetap bekerja menggunakan jalur atau port yang lain.
EtherChannel adalah istilah untuk teknologi berbasis perangkat Cisco yang memungkinkan
pembuatan link hingga delapan fisik ethernet link, ke satu link logis. Pada awalnya teknologi ini
disebut dengan Fast EtherChannel (FEC), atau saat teknologi Ethernet hanya tersedia di Fast
Ethernet. Teknologi ini juga disebut Gigabit EtherChannel (GEC), atau lebih umum, hanya disebut
dengan istilah Port Channel. Istilah umum yang digunakan untuk penggabungan beberapa port
tersebut adalah link agregasi atau Link Aggregation, atau disingkat dengan LAG.
19
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
Fitur Etherchannel difokuskan pada segment BTS Cikini kearah ISTN Cikini. Segment ini
dipilih dikarenakan tidak memiliki jalur back up. Sedangkan pada MPLS Cloud antara router
MPLS satu dengan yang lain sudah saling memback up.
Fitur Etherchannel dapat menggabungkan 2 sampai 8 port menjadi satu kesatuan. Masing-
masing port melalui jalur yang berbeda, sehingga saat salah satu jalur bermasalah port lain yang
berbeda dapat mem-back up jaringan. Pada perancangan jaringan ini, menggunakan simulator
Graphic Network Simulator (GNS3)
20
3.2 Konfigurasi Perangkat
Dalam simulasi kali ini, tipe perangkat router yang digunakan untuk router MPLS adalah
Cisco 7200. Cisco 7200 Series Router dipilih dikarenakan mempunyai performa yang baik dan
mempunyai interface dengan kapasitas besar.
21
3.2.1.1 Konfigurasi IP dan Interface
22
3.2.1.2 Konfigurasi OSPF , BGP dan MPLS
Agar semua router MPLS dapat saling berkomunikasi satu sama lain, maka diperlukan
konfigurasi Dynamic Routing (OSPF & BGP) dan MPLS pada masing-masing router MPLS.
Untuk konfigurasi BGP hanya dilakukan di router PE saja. Dalam hal ini router MPLS Cikini
dan Srengseng.
24
3.2.2 Konfigurasi Router
Router yang digunakan untuk simulasi adalah tipe Cisco C3725. Tipe ini dipilih dikarenakan
jaringan yang dibuat sederhana dan hanya membutuhkan sedikit port. Pada router ini, terdapar 2
port Fast Ethernet.
25
3.2.3 Konfigurasi Switch
Pada simulasi kali ini, yang digunakan adalah switch Cisco tipe C3600. Dipilihnya router ini
dikarenakan mempunyai banyak port, sehingga jika nanti ada rencana penambahan bandwidth
dapat menggunakan port tersebut
Koneksi antara switch BTS Cikini dan switch ISTN Cikini, melalui jalur FO yang berbeda. Hal
ini untuk menghindari jaringan MPLS terputus total jika salah satu jalur FO mengalami gangguan.
27
Dilakukan konfigurasi Etherchannel, agar interface yang melalui jalur FO 1 dan jalur FO 2 menjadi
satu kesatuan dan dapat memback-up satu sama lain jika salah satu jalur FO mengalami gangguan.
28
Gambar 3.18 Verifikasi fitur etherchannel pada switch ISTN Cikini
Hasil verifikasi menunjukan bahwa port fa0/1 dan fa 0/2 pada masing-masing switch sudah
tergabung dalam group Etherchannel.
29
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
Setelah dilakukan konfigurasi pada router, router MPLS dan juga switch yang sudah diaktifkan
fitur Etherchannel maka selanjutnya dilakukan verifikasi ping point to point dari router ISTN
Srengseng ke router ISTN Cikini maupun sebaliknya.
Hasil simulasi ping menunjukkan bahwa ping dari router ISTN Srengseng ke router ISTN Cikini
maupun sebaliknya reply. Dapat disimpulkan. jaringan MPLS dapat bekerja dengan fitur
Etherchannel pada switchnya.
30
4.2 Simulasi Gangguan Jalur Fiber Optic
Untuk memverifikasi fungsi dari fitur Eherchannel, dilakukan simulasi gangguan pada jalur fiber
optic 1 yang putus.
Simulasi dapat dilakukan dengan cara menonaktifkan port switch yang melalui jalur FO 1 tesebut,
31
Gambar 4.3 Menonaktifkan port Fa 0/1 switch BTS Cikini
Lakukan simulasi ping to to point, dari router ISTN Srengseng ke Cikini maupun sebaliknya.
Simulasi dilakukan dengan cara mengaktifkana kembali port switch jalur FO 1 dan menonaktifkan
port switch yang melalui jalur FO 2.
33
Gambar 4.7 Menonaktifkan port Fa 0/2 switch ISTN Cikini
Lakukan simulasi ping to to point, dari router ISTN Srengseng ke Cikini maupun sebaliknya.
Hasil ping menunjukan bahwa jaringan dari ISTN Srengseng ke ISTN Cikini maupun sebaliknya
normal meskipun jalur FO 2 sedang mengalami gangguan. Jaringan MPLS tidak mengalami
kendala dikarenakan masih memiliki jalur back-up melalui jalur FO 1.
34
4.3 Simulasi Gangguan Port Switch Bermasalah
Dengan fitur Etherchannel,kita dapat mempercepat proses perbaikan jaringan jika salah satu port
pada switch mengalami masalah. Hal ini dapat disimulasikan dengan cara menonaktifkan port pada
salah satu switch yang tergabung dalam Etherchannel.
Dikarenakan adanya port pada salah satu switch yang bermasalah, maka koneksi antara ISTN
Srengseng dan Cikini dan Srengseng akan mengalami packet loss.
Dengan fitur Etherchannel, kita dapat mempercepat proses troubleshooting yaitu dengan
menonaktifkan port pada switch yang satu jalur FO dengan port switch yang bermasalah.
35
Setelah port yang satu jalur FO dengan port yang bermasalah di non-aktifkan, maka dilakukan
simulasi ping point to point kembali.
Terpantau jaringan sudah tidak mengalami packet loss. Dengan simulasi ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa dengan fitur Etherchannel dapat mempercepat proses perbaikan jaringan
melalui remote. Untuk sementara link dilewatkan melalui port yang tidak bermasalah dan untuk
perbaikan pada port problem dapat dilakukan setelahnya tanpa mengganggu traffic.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
a. Untuk penyedia layanan MPLS, alangkah baiknya fitur Etherchannel dapat diterapkan
pada layanan jaringan MPLS.
b. Untuk peningkatan kualitas, lebih disarankan media transmisinya menggunakan fiber
optic. Dikarenakan radio microwave rentan mengalami gangguan seperti cuaca buruk dan
terhalang pohong atau bangunan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAPORAN PERJALANAN TUGAS AKHIR
JADWAL KEGIATAN
No. Jenis Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Proposal
2 BAB I
3 BAB II
4 BAB III
5 BAB IV
6 BAB V
7 Pemeriksaan Akhir
1 byte = 8 bit
1 kilobyte = 1.024 byte
1 megabyte = 1.024 kilobyte
1 gigabyte = 1.024 megabyte
1 terabyte = 1.024 gigabyte
1 exabyte = 1.024 terabyte
1 Byte = 8 bit
1 KB = 1024 Byte
1MB = 1024 KB
1GB = 1024 MB
1KB = 8192 bit
1Kb = 1024 bit
1 byte = 8 bit
1 kilo bit = 1024 bit
1 kilo byte = 1024 x 8 bit = 8192 bit