Anda di halaman 1dari 11

368

PENGARUH BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


DAN HASIL BELAJAR SISWA TINGKAT SMK

Sulihin B. Sjukur
SMK Negeri 1 Satui Kab. Tanah Bumbu
Suli.cept@gmail.com

Abstrak: Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa di Tingkat
SMK. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara
siswa yang diajarkan pembelajaran blended learning dibanding siswa yang diajarkan pembelajaran
konvensional, 2) mengetahui peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akibat penerapan
pembelajaran blended learning. Jenis penelitian ini quasi experiment. Populasi penelitian adalah
sebanyak 62 siswa dilakukan secara random assignment. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
tertulis dan angket. Data yang diperoleh dianalisis serta diuji dengan statistik parametrik uji F dan uji t.
Hasilnya sebagai berikut. 1) Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang diajar
pembelajaran blended learning dibandingkan siswa yang diajar pembelajaran konvensional dengan nilai
sig. 0,012 dengan rata-rata 4,74 dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan nilai sig. 0,000 dengan
rata-rata 13,39. 2) Ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended
learning dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan 13,55 dan ada peningkatan hasil belajar siswa
dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan 38,23.
Kata Kunci: blended learning, LMS, TKJ, motivasi belajar, hasil belajar

THE EFFECTS OF BLENDED LEARNING ON THE LEARNING


MOTIVATION AND ACHIEVEMENT STUDENTS LEVEL SMK
Abstract: The Effects of Blended Learning on the Learning Motivation and Achievement Students in
level SMK. This research is aimed to: 1) find out the difference in learning motivation and learning
achievement of the students taught using blended learning compared to those taught using conventional
learning, 2) find out the improvement in learning motivation and learning achievement of the students
due to blended learning application. The research type used is quasi-experiment research. The
population of this research students which comprised of 62 students. To determine a random assignment.
The data collection techniques used are written test and questionnaire. The data gathered was then
analyzed and tested by using the F-test and t-test parametric statistics. The results are as follows. 1)
There is a difference in learning motivation of the students taught using blended learning compared to
those taught using conventional learning with the sig. 0.012 with the average 4.74 and there is a
difference in learning achievement of the students with the sig 0.000 with the average 13.39. 2) there is
an improvement in learning motivation of the students due to blended learning application with the sig.
0.000 with the average 13.55 and there is an improvement in learning achievement of the students with
the sig. 0.000 with the average 38.23.
Key Words: blended learning, LMS, TKJ, learning otivation, learning achievement

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012


369

PENDAHULUAN mengambil Kompetensi Keahlian Teknik


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Komputer dan Jaringan.
sebagai organisasi yang berfungsi mengelola Berdasarkan data hasil nilai pelajaran
pendidikan di Indonesia menyambut baik produktif dan hasil wawancara dengan guru
perkembangan ICT dengan memasukkan Produktif TKJ di SMK Negeri 1 Satui, masih
kurikulum yang bernuansa pengenalan teknologi banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan
informasi dan komunikasi, terutama di jenjang belajar minimal yakni 70, rata-rata dari siswa
pendidikan menengah kejuruan yang baru mencapai ketuntasan 67. Selain masih
diorientasikan pada tujuan strategis rendahnya ketuntasan belajar, motivasi dan hasil
pembangunan pendidikan menengah kejuruan belajar siswa juga masih rendah, dari hasil
yang mengacu pada Rencana Strategis pengamatan peneliti terlihat masih kurangnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu persiapan siswa ketika waktu pelajaran produktif
tersedianya dan terjangkaunya layanan TKJ dimulai di kelas proses pembelajaran sering
pendidikan menengah kejuruan yang bermutu, terlambat karena siswa dengan sengaja
relevan, dan berkesetaraan di semua provinsi, mengulur waktu untuk masuk ke ruang
kabupaten, dan kota. komputer. Meskipun setiap siswa sudah
Salah satu Kebijakan Umum Direktorat mempunyai sumber belajar (buku paket
Pembinaan SMK Tahun 2011 didasarkan pada Produktif TKJ), akan tetapi mereka masih saja
hasil evaluasi pelaksanaan program tahun 2010, ada yang lupa membawanya ataupun mereka
dan Rancangan Renstra Direktorat Pembinaan membawanya tapi hanya dibawa saja, tidak
SMK Tahun 2010-2014 adalah upaya untuk mencoba untuk memahaminya. Jika kondisi
mencapai sasaran sekurang-kurangnya 70% tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan
SMK melaksanakan e-pembelajaran, e- dampak yang kurang baik bagi sekolah.
manajemen dan e-layanan. Kurikulum teknologi, banyak dipengaruhi
Respon ini menunjukkan bahwa oleh psikologi belajar behavioristik. Salah satu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ciri dari teori belajar ini adalah menekankan
memperhatikan perkembangan teknologi pola tingkah laku yang bersifat mekanis seperti
informasi dan komunikasi yang sedang yang digambarkan dalam teori Stimulus-respons
mengalami kemajuan pesat. Kebijakan ini yang dikutip oleh Sanjaya (2010:76). Lebih
bertujuan agar siswa memiliki bekal lanjut dalam pandangannya tentang belajar
kemampuan untuk mengenal, memahami, dan kurikulum ini memiliki karakteristik sebagai
berinteraksi dengan teknologi informasi dan berikut: (a) belajar dipandang sebagai proses
komunikasi, sehingga kelak pada saat lulus tidak respon terhadap rangsangan; (b) belajar diatur
buta sama sekali dengan teknologi informasi dan berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan
komunikasi yang ada di masyarakat. sejumlah tugas yang harus dipelajari. Secara
Mata pelajaran produktif TKJ merupakan khusus siswa belajar secara individual,
salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa SMK meskipun dalam hal-hal tertentu bisa saja belajar
baik itu di kelas X atau di kelas XI dan XII yang secara kelompok.

Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar


370

Tabel 1. Hasil Nilai Produktif TKJ Kelas XI TKJ 1 Semester Ganjil TahunPelajaran 2011/2012

Nilai Jumlah Peserta Didik Presentase ketuntasan tanpa proses remedial


> 69 17 55%
< 69 14 45%
Jumlah 31 100%
Sumber : Daftar Nilai Guru TKJ Kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Satui Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2011/2012

Menurut McNeil yang dikutip oleh untuk belajar secara mandiri. Para siswa dapat
Sanjaya (2010:76), tujuan kurikulum teknologis mengakses secara online dari berbagai
ditekankan kepada pencapaian perubahan perpustakaan, museum, database, dan
tingkah laku yang dapat diukur. Oleh karena itu mendapatkan sumber primer. Siswa dan guru
tujuan umum dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan tidak perlu hadir secara fisik di kelas, karena
khusus. Tujuan-tujuan itu biasanya diambil dari siswa dapat mempelajari bahan ajar dan
setiap mata pelajaran (disiplin ilmu). Tujuan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta
yang berorientasi kepada tujuan kemasyarakatan ujian dengan cara mengakses jaringan komputer
jarang digunakan. Semua siswa diharapkan yang telah ditetapkan secara online.
dapat menguasai secara tuntas tujuan pengajaran Istilah blended learning pada awalnya
yang telah ditentukan. digunakan untuk menggambarkan mata
Sanjaya (2011:219) mengatakan ada pelajaran yang mencoba menggabungkan
beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
media yang dapat digunakan dalam online. Selain blended learning ada istilah lain
pembelajaran meliputi: (a) penggunaan yang sering digunakan di antaranya blended
Multimedia Presentasi yaitu multimedia learning dan hybrid learning. Istilah yang
presentasi digunakan untuk menjelaskan materi- disebutkan tadi mengandung arti yang sama
materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi
pembelajaran klasikal dengan kelompok besar. pembelajaran.
Kelebihannya adalah dapat menggabungkan Thorne (2003:2) menggambarkan blended
semua unsur seperti teks, video, animasi, learning sebagai
gambar, grafik dan suara; (b) CD Multimedia
It represents an opportunity to integrate the
Interaktif yaitu CD interaktif dapat digunakan innovative and technological advances
offered by online learning with the
pada berbagai jenjang pendidikan dan berbagai
interaction and participation offered in the
bidang studi. Sifat media ini selain interaktif best of traditional learning.
juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur Sedangkan Bersin (2004:56)
media secara lengkap yang meliputi suara, mendefinisikan blended learning sebagai:
animasi, video, teks dan grafis; (c) pemanfaatan the combination of different training
Internet yaitu pemanfaatan internet sebagai media (technologies, activities, and types
of events) to create an optimum training
media pembelajaran mengkondisikan siswa

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012


371

program for a specific audience. The term perilaku yang dihasilkan sendiri oleh siswa yang
blended means that traditional
secara sistematis diarahkan ke sasaran
instructor-led training is being
supplemented with other electronic formats. pembelajaran mereka (Slavin, 2009:115).
In the context of this book, blended learning
Motivasi intrinsik siswa pada umumnya
programs use many different forms of e-
learning, perhaps complemented with menurun dari sekolah dasar tahun-tahun pertama
instructor-led training and other live
hingga sekolah menengah. Karena alasan ini
formats.
sekolah menerapkan berbagai insentif ekstrinsik
Berdasarkan pendapat tersebut, Blended
(extrinsic incentive), yaitu imbalan untuk
learning sebagai kombinasi karakteristik
pembelajaran yang tidak melekat dalam bahan
pembelajaran tradisional dan lingkungan
yang sedang dipelajari (Slavin, 2009:130).
pembelajaran elektronik atau Blended learning.
Imbalan ekstrinsik dapat berkisar dari pujian,
menggabungkan aspek Blended learning (format
nilai, penghargaan, hingga hadiah atau imbalan
elektronik) seperti pembelajaran berbasis web,
lain.
streaming video, komunikasi audio synchronous
Fenomena motivasi intrinsik
dan asynchronous dengan pembelajaran
mencerminkan kecenderungan utama manusia
tradisional tatap muka.
untuk terlibat dalam kegiatan yang menarik
Proses penyelenggaraan e-learning,
perhatian mereka untuk belajar,
dibutuhkan sebuah Learning Management
mengembangkan dan memperluas kapasitas
System (LMS), yang berfungsi untuk mengatur
mereka. Motivasi intrinsik yang terkandung
tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di
setiap kali orang berperilaku untuk kepuasan
dalam model e-learning. Sering juga LMS
yang melekat dalam perilaku itu sendiri
dikenal sebagai CMS (Course Management
(Sansone, Harackiewicz, 2000:16)
System), umunya CMS dibangun berbasis web,
Pendapat di atas guru seharusnya
yang akan berjalan pada sebuah web server dan
mencoba membuat segala sesuatu yang mereka
dapat diakses oleh pesertanya melalui web
ajarkan sedapat mungkin menarik secara
browser (web client). Server biasanya
instrinsik dan seharusnya menghindari
ditempatkan di universitas/sekolah atau lembaga
membagikan imbalan material kalau hal itu
lainnya, yang dapat diakses darimanapun oleh
tidak perlu, tetapi guru seharusnya tidak merasa
pesertanya, dengan memanfaatkan koneksi
enggan menggunakan imbalan ekstrinsik apabila
internet.
hal itu diperlukan.
Motivasi adalah proses internal yang
Para ahli psikologi mendefinisikan
mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan
motivasi sebagai proses internal yang
perilaku dari waktu ke waktu. Ada banyak jenis,
mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan
intensitas, tujuan, dan arah motivasi yang
perilaku dari waktu ke waktu. Dalam bahasa
berbeda-beda. Motivasi untuk belajar sangat
sederhana, motivasi adalah sesuatu yang
berperan penting bagi siswa dan guru.
menyebabkan anda berjalan, membuat anda
Pembelajaran mandiri, merujuk pada
tetap berjalan, dan menentukan ke mana anda
pembelajaran yang berasal dari pemikiran dan
berusaha berjalan (Slavin, 2009:105).

Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar


372

Hasil belajar merupakan kemampuan belajar turut serta dalam membentuk pribadi
yang diperoleh individu setelah proses belajar individu yang selalu ingin mencapai hasil yang
berlangsung, yang dapat memberikan perubahan lebih baik lagi sehingga akan merubah cara
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang
sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik.
lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang Penelitian yang telah dilakukan oleh
dikemukakan Hilgard yang dikutip oleh Muhamad Ali, Istanto WD, Sigit Y, Muhamad
Sanjaya, (2010:228-229) Munir (2011) dari FT UNY dengan judul Studi
Pemanfaatan e-Learning sebagai Media
Learning is process by which an activity
originates or changed through training Pembelajaran Guru dan Siswa SMK di
procedures (wether in laboratory or in the
Yogyakarta dari hasil kesimpulan dikatakan
natural environment) as distinguished from
changes by factors not atributable to bahwa pembelajaran e-learning memberikan
training.
pengaruh yang cukup signifikan pada motivasi
Menurut Hilgard, belajar itu adalah proses
belajar guru dan siswa, tetapi untuk hasil belajar
perubahan melalui kegiatan atau prosedur
dan waktu menyelesaikan pelajaran
latihan baik latihan di dalam laboratorium
pengaruhnya belum signifikan.
maupun dalam lingkungan alamiah. Pendapat
Berdasarkan kajian teori dan hasil-hasil
tersebut didukung oleh Sanjaya (2010:229)
penelitian yang relevan, maka tujuan penelitian
bahwa hasil belajar adalah suatu proses aktivitas
ini adalah: (1) mengetahui perbedaan motivasi
mental seseorang dalam berinteraksi dengan
belajar antara siswa yang diajarkan
lingkungannya sehingga menghasilkan
pembelajaran blended learning dibanding siswa
perubahan tingkah laku yang bersifat positif
yang diajarkan pembelajaran konvensional; (2)
baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap,
mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa
maupun psikomotor. Dikatakan positif, oleh
yang diajarkan pembelajaran blended learning
karena perubahan perilaku itu bersifat adanya
dibanding siswa yang diajarkan pembelajaran
penambahan dari perilaku sebelumnya yang
konvensional; (3) mengetahui peningkatan
cenderung menetap (tahan lama dan tidak
motivasi belajar siswa akibat penerapan
mudah dilupakan).
pembelajaran blended learning; (4) mengetahui
Berdasarkan pengertian di atas maka
peningkatan hasil belajar siswa akibat penerapan
dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah
pembelajaran blended learning.
suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
Secara umum kerangka pikir dalam
yang telah dilakukan berulang-ulang serta akan
penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan
berikut.
tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012


373

Gambar 1. Kerangka Pikir

METODE Adapun sebagai variabel experimen adalah


Penelitian ini termasuk jenis penelitian variabel perlakuan untuk kelas eksperimen,
kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu. yaitu pembelajaran blended learning berbasis
Desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest LMS, dan variabel perlakuan untuk kelas
Non Equivalen Control Group Desain. kontrol yang digunakan sebagai pembanding,
Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu pembelajaran secara konvensional.
seluruh siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi
Teknik Komputer dan Jaringan sebanyak 62 belajar dan hasil belajar.
orang yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI Teknik pengumpulan data dalam
TKJ 1 sebanyak 31 siswa dan kelas XI TKJ 2 penelitian ini berupa angket dan tes tertulis yang
sebanyak 31 siswa. Pada penelitian ini, menurut diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah
Wiersma (1995:284) untuk menentukan kelas perlakuan pada kedua kelas. Validitas instrumen
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara dalam penelitian ini meliputi validitas rational
random assignment, yaitu pemilihan dilakukan judgement yakni dengan mengkonsultasikan
secara acak untuk memilih kelas (groups). instrumen kepada para ahli dalam hal ini dosen
Dengan cara undian menggunakan kertas kecil pembimbing dan dosen lain yang berkompeten
yang dituliskan nama masing-masing kelas. dengan cara dimintai pendapatnya tentang
Melalui undian tersebut, diperoleh kelas instrumen yang telah disusun. Setelah instrumen
eksperimen dan kelas kontrol. Hasilnya kelas XI selesai dikonsultasikan dan telah memenuhi
TKJ 1 sebanyak 31 siswa sebagai kelas syarat, maka langkah selanjutnya diadakan uji
eksperimen dan kelas XI TKJ 2 sebanyak 31 coba di lapangan untuk memperoleh validitas
siswa sebagai kelas kontrol. Kedua kelas konstruknya. Setelah data didapat dan
tersebut harus berasal dari populasi yang ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruk
homogen, hal ini ditunjukkan dari hasil dilakukan dengan analisis faktor.
homogenitas pretest. Teknik analisis data dilakukan dengan
Penelitian ini melibatkan dua variabel, langkah-langkah: (1) pengujian persyaratan
yaitu variabel eksperimen dan variabel terikat. analisis dengan uji normalitas dengan

Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar


374

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov konvensional. dimana nilai F hitung sebesar


untuk uji homogenitas dilakukan dengan uji 6,753 lebih besar dari nilai F tabel sebesar 4,001
levene test, dan (2) uji hipotesis dalam penelitian dan level signifikansi sebesar (P) 0,012 lebih
ini untuk hipotesis 1 dan 2 menggunakan uji F kecil dari () 0,05.
anova untuk hipotesis 3 dan 4 menggunakan Rata-rata skor motivasi belajar kelas
paired samples t test. eksperimen sebesar 13,55. Rata-rata skor
motivasi belajar kelas kontrol sebesar 8,81.
HASIL PENELITIAN Rata-rata skor motivasi belajar sesudah
Berdasarkan hasil hipotesis 1 pembelajaran lebih besar dibanding rata-rata
menggunakan pada taraf signifikansi 0,05 skor motivasi belajar sebelum pembelajaran.
diperoleh bahwa terdapat perbedaan motivasi Perbedaan rata-rata peningkatan skor motivasi
belajar antara siswa yang diajarkan belajar antara kelas eksperimen dan kelas
pembelajaran blended learning dibandingkan kontrol sebesar 4,74.
siswa yang diajarkan pembelajaran

Gambar 2. Perbedaan Rata-Rata Motivasi Belajar Awal dan Akhir pada Kedua Kelas

Berdasarkan hasil hipotesis 2 dibanding rata-rata skor hasil belajar sebelum


menggunakan pada taraf signifikansi 0,05 pembelajaran. Perbedaan rata-rata skor hasil
diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar belajar kelas eksperimen sebesar 38,23,
antara siswa yang diajarkan pembelajaran sedangkan perbedaan rata-rata skor hasil belajar
blended learning dibandingkan siswa yang kelas kontrol sebesar 24,84. Perbedaan rata-rata
diajarkan pembelajaran konvensional. dimana peningkatan skor hasil belajar antara kelas
nilai F hitung sebesar 26,240 lebih besar dari eksperimen dan kelas kontrol sebesar 13,39.
nilai F tabel sebesar 4,001 dan level signifikansi Gambaran perbedaan rata-rata peningkatan skor
(P) sebesar 0,000 < () 0,05. hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
Rata-rata skor hasil belajar kelas kontrol disajikan pada Gambar berikut ini.
eksperimen sesudah pembelajaran lebih tinggi

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012


375

Gambar 3. Perbedaan Rata-Rata Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Pembelajaran


pada Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil hipotesis 3 sebesar 83,97. Kemudian setelah diberi


menggunakan pada taraf signifikansi 0,05 pembelajaran dengan memanfaatkan blended
diperoleh bahwa ada peningkatan motivasi learning sebanyak lima kali pertemuan, motivasi
belajar siswa akibat penerapan pembelajaran belajar diukur lagi dan diperoleh rata-rata
blended learning. dimana nilai t hitung sebesar - motivasi belajar 97,52 yang artinya ada
9,406 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar -1,697 peningkatan rata-rata sebesar 13,55. Gambaran
untuk taraf kesalahan 5% serta level signifikansi peningkatan rata-rata motivasi belajar disajikan
(P) sebesar 0,000 < () 0,05. pada Gambar berikut ini.
Rata-rata skor motivasi belajar yang
diukur sebelum pembelajaran blended learning

Gambar 4. Rata-Rata Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Menggunakan


Blended Learning

Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar


376

Berdasarkan hasil hipotesis 4 Rata-rata skor hasil belajar yang diukur


menggunakan pada taraf signifikansi 0,05 sebelum pembelajaran blended learning sebesar
diperoleh bahwa ada peningkatan hasil belajar 39,35. Kemudian setelah diberi pembelajaran
siswa akibat penerapan pembelajaran blended dengan menerapkan blended learning sebanyak
learning. dimana nilai t hitung sebesar -19,628 lima kali pertemuan, hasil belajar diukur lagi
lebih kecil dari nilai t tabel sebesar -1,697 untuk dan diperoleh rata-rata hasil belajar 77,58 yang
taraf kesalahan 5% serta level signifikansi (P) artinya ada peningkatan hasil belajar rata-rata
sebesar 0,000 < () 0,05. sebesar 38,23. Gambaran peningkatan rata-rata
hasil belajar disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 5. Rata-Rata Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Menggunakan Blended Learning

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan simpulan di atas, peneliti


Berdasarkan hasil penelitian yang telah memberikan saran untuk berbagai pihak yang
dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat berkepentingan terhadap penelitian ini, yaitu: (1)
disimpulkan sebagai berikut: (1) terdapat para guru mata diklat produktif teknik komputer
perbedaan motivasi belajar antara siswa yang dan jaringan maupun guru adaptif dan normatif
diajarkan pembelajaran blended learning dapat menerapkan pembelajaran blended
dibandingkan siswa yang diajarkan learning pada mata diklat yang di ampu karena
pembelajaran konvensional; (2) terdapat terbukti terdapat perbedaan motivasi belajar dan
perbedaan hasil belajar antara siswa yang hasil belajar antara siswa yang diajarkan
diajarkan pembelajaran blended learning pembelajaran blended learning dibandingkan
dibandingkan siswa yang diajarkan siswa yang diajarkan pembelajaran
pembelajaran konvensional; (3) ada peningkatan konvensional; (2) guru produktif TKJ maupun
motivasi belajar siswa akibat penerapan guru adaptif dan normatif dapat menerapkan
pembelajaran blended learning; (4) ada pembelajaran blended learning pada mata
peningkatan hasil belajar siswa akibat penerapan pelajaran yang di ampu karena terbukti ada
pembelajaran blended learning. peningkatan motivasi belajar siswa dan
peningkatan hasil belajar siswa.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012


377

DAFTAR PUSTAKA Merlot journal of online learning and


teaching. Vol. 6, no. 2, june, 491.
Bersin, J. 2004. The blended learning book: Best
University of Pittsburgh. Pittsburgh. 13
practices, proven methodologies, and
lessons learned. San Francisco: Pfeiffer Oktober 2011, dari http://
Publishing. jolt.merlot.org/vol6no2/frey_0610.pdf
Brophy, J. 2010. Motivating students to learn Hasibuan, Z.A. (9 11 September, 2006).
(3rd ed.). New York: Routledge. Integrasi aspek pedagogi dan teknologi
dalam e-learning studi kasus:
Cepi Riyana. 2011. Teknologi informasi dan Pengembangan e-learning di fakultas ilmu
komunikasi dalam pembelajaran: Blended komputer, UI. Makalah disajikan dalam
learning. Artikel tik, 21-24. 13 Oktober Seminar Teknologi Pendidikan ke-19,
2011, dari Lengkawi, Kedah, Malaysia. 13 Oktober
http://kurtek.upi.edu/tik/content/blend 2011, dari
ed.pdf. http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/libr
Cole, J., & Foster, H. 2008. Using moodle (2 nd ary/library-ref-ind/ref-ind2/
ed.). California: OReilly Media, Inc. application/education/Integrasi Aspek
Pedagogi dan Teknologi v3.doc
Creswell, J.W. 2011. Research design:
Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan Heinze, A. 2008. Blended learning: An
mixed, edisi ketiga. (Terjemahan Achmad interpretive action research study. PhD
Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thesis, tidak diterbitkan, University of
(Buku asli diterbitkan tahun 2009) Salford, Manchester. 13 Oktober 2011,
dari http://usir.salford.ac.uk/1653/1/
Daniels, H. 2005. An introduction to vygotsky,
Heinze _2008 _blended _e-
(2nd ed.). New York: Routledge.
learning.pdf
Daryanto. 2010. Media pembelajaran
peranannya sangat penting dalam Heinze, A., & Procter, C. (13-14 September,
mencapai tujuan pembelajaran. 2004). Reflections on the use of blended
Yogyakarta: Gava Media. learning. Education in a changing
environment conference proceedings:
Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI. Nomor Education development unit. University
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. of Salford, Manchester. 13 Oktober 2011,
Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan dari http://www.ece.salford.ac.uk/
Nasional RI. Nomor 16 Tahun 2007 proceedings/papers/ah_04.rtf
tentang Standar Kualifikasi Akademik Herman Dwi Surjono. 2011. Membangun course
dan Kompetensi Guru. e-learning berbasis moodle. Yogyakarta:
Depdiknas. 2008. SK Direktur Jenderal UNY Press.
Manajemen Pendidikan Dasar dan Johnson, R.L., Penny, J.A., & Gordon, B. 2009.
Menengah Departemen Pendidikan Assessing performance: Designing,
Nasional Nomor: 251/C/KEP/MN/2008, scoring, and validating performance. New
tentang Spektrum Keahlian Pendidikan York: The Guilford Press.
Menengah Kejuruan.
Jonathan Sarwono. 2009. Statistik itu mudah:
Dit.PSMK. 2009. Standar kompetensi dan Panduan lengkap untuk belajar
kompetensi dasar (SKKD) teknik komputansi statistik menggunakan SPSS
komputer dan informatika. Diambil pada 16. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
tanggal 19 Oktober 2011, dari
ftp://124.81.109.86/Pembelajaran/Kuri Maslow, A. H. 1954. Motivation and
kulum/SKKD/SMK/SKKD/. personality. New York: Harper & Row,
Publishers, Inc.
Dit.PSMK. Dit.Men 2011. Garis-garis besar
program pembinaan smk tahun 2011. Mayer, R.E. 2009. Multimedia learning: Prinsip-
Draft rencana strategis direktorat prinsip dan aplikasi. (Terjemahan Baroto
pembinaan smk tahun 2010 2014. Tavip Indrojarwo) Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. (Buku asli diterbitkan tahun
Frey, B.A., & Sutton, J.M. 2010. A model for 1999)
developing multimedia learning projects.

Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar


378

Mihai, A., & Christova, A. 2011. Teaching Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur penelitian:
european studies: A blended learning Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
approach. Institute for european studies Cipta.
(IES) - Vrije Universiteit Brussel (VUB).
Syaad Patmanthara. 2006. Pemanfaatan
Belgium. International journal of
teknologi informasi dan komunikasi untuk
emerging technologies in learning (iJET).
pengembangan pembelajaran melalui web
Vol. 6, No. 4, 1-2. 10 Oktober 2011, dari
sekolah. Jurnal Teknodik
http://euce.org/eusa/2011/papers/9d_2 No.19/x/Teknodik/Des/2006, 56-67.
mihai.pdf. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional
Munir, 2008. Kurikulum berbasis teknologi Pusat Teknologi Komunikasi dan
informasi dan komunikasi. Bandung: SPS Informasi Pendidikan.
Universitas Pendidikan Indonesia. Thorne, K. 2003. Blended learning : How to
Riduwan. 2010. Belajar mudah penelitian untuk integrate online and traditional learning.
guru-karyawan dan peneliti pemula. London: Kogan Page Publishers.
Bandung: Alfabeta. Wahyudi. 2011. Naik 13 juta, pengguna internet
Sansone, C., Judith, M., & Harackiewicz. indonesia 55 juta orang. 1 November
(2000). Intrinsic and extrinsic motivation: 2011, dari
The search for optimal motivation and http://tekno.kompas.com/read/ 2011/
performance. San Diego: Academic Press. 10/ 28/
Siahaan, S. 2008. Mengapa harus menggunakan 16534635/Naik.13.Juta..Pengguna.Inte
e-learning dalam kegiatan pembelajaran?. rnet.Indonesia.55.Juta.Orang).
Jurnal Teknodik. Vol. 12 No. 1 Juni 2008, Wasis Dwiyogo. 8 Mei 2012. Blended Learning.
43-54. Jakarta: Departemen pendidikan Pembelajaran berbasis blended learning.
Nasional Pusat Teknologi Komunikasi 13 Mei 2012 dari
dan Informasi Pendidikan. http://id.wikibooks.org/ wiki/
Singgih Santoso. 2012. Aplikasi SPSS pada Pembelajaran_Berbasis_Blended_Lear
statistik parametrik. Jakarta: PT Elex ning.
Media Komputindo.
Wiersma, W. 1995. Research methods in
Siregar, S. 2011. Statistika deskriptif untuk education: An introduction (6th ed.).
penelitian dilengkapi perhitungan manual Boston: Allyn and Bacon.
dan aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta :
Wikipedia. (10 Mei 2012). program
Rajawali Pers.
pembelajaran elektronik. Learning
Slavin, R.E. 2008. Psikologi pendidikan teori management system. 13 Mei 2012 dari
dan praktik, edisi kedelapan, Jilid http:// http://id.wikipedia.org/ wiki/
pertama. (Terjemahan Marianto Samosir). Learning_ Management_ System.
Jakarta: PT Index (Buku asli diterbitkan
tahun 2006) Wina Sanjaya. 2010. Kurikulum dan
pembelajaran: Teori dan praktik
Slavin, R.E. 2009. Psikologi pendidikan teori pengembangan kurikulum tingkat satuan
dan praktik, edisi kedelapan, Jilid kedua. pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
(Terjemahan Marianto Samosir). Jakarta: Prenada Media Group.
PT Index (Buku asli diterbitkan tahun
2006) Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan desain
sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sugiyono. 2011. Statistika untuk penelitian. Prenada Media Group.
Bandung : Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012

Anda mungkin juga menyukai