Anda di halaman 1dari 248

(taVXt uloEEuy)

0E?0I euB{Bf
I I'oN AI lBruBr)I 'If
E66t
:qelo
Exsrytrffi
Exffiffi&xaffieEad EKsrrx{}pad
,-,*t'^\^S
,,otf*^*h ,rfia>
Judul : :f ti:,t';i irt,liAi'ii !:',,i- i,i,i-i-t,'i.,-,,,,,-:', r':j ioi -

Hak Cipta @ 1993 pada Penerbit Erlangga

Oleh ; ,:;:;t; ;l:., !r.,=,.,i


Kepala Depademen Teknik SiPil
Kanlor izin Bangunan Roltedam

ia;rg F" Kcie


Staf anggota Teknik SiPil CUR

nr. Gideose E{" lli(us,"rir.i;a iii{.[.ii*


Dosen Fakultas Teknik Sipil
Univercitas Kristen Pelra Surabaya

Editor : {r" Furn-romo 1?"airyei llaciae't,o"

Buku ini diset dan layout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga
dengqn huruf Time 10 pt.

Dicetak oleh : iitT' i"i;:;ii,t,,-':ai. i,,.:,,1.,',,1 ,;r'q'11ii1,r::,r. ..:

Cetakan pertama 1993

Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini serta
memperjualbelil<annya tanpa izin tertulis dari Penerbil Erbngga

O I{AK C5PT,{ E}XH,INDUNG{ OL.EEfl EJF{}i'}r-LIqG "iJNI}ANG


9Z
6
nz
t7,
i
ouas rut
07,
6I
6t
;
6t
8I
f
L
8t
I
9T
N)Y'I
EI
****iT*J*iHJiffifi-,$** II
0[
ZT
6
ZT
8
II
L
OI .il;;;i$;;;;;J.Htffi*# 9
8 -
:: :: :::: ::: NYVNVSXV-IAd s
9
. :... . ::. i:.li*rIg].yIIy*ohr irdu_irdlr t
""'NVUVA\VNAd
E
E
:::.......::....:...:::....:: rsyrsirud NvrmNff.Drirsas 7.
I NVN-INHVONAd I
vi Daftar lsr fu s

BAB 3. Menggambar dan Membaca Gambar Tulangan............c. 3t 6


I PENDAHI..ILUAT.I 3l
2 MENGGAMBAR KONSTRUKSI BETON 33
E

3 MENGGAMBAR TI'LANGAN 35

EIAEI 4" Bekisting 4f I\3!t'


I PENDAHI.JLUAN 4t
2 BAHAN.BAHAN BEKISTING DAN PERLENGKAPANNYA 42
3 BEKISTING LANTAI 48
4 BEKISTING BALOK 68
5 BEKISTING DINDING 72
6 BEKISTING KOLOM 8l
7 BEKISTING KHUSUS 84
8 RENCANA BEKISTING 87

8A# 5'" "1-itfarer:iars ,ri 4:

I PENDAHI.JLUAN 9l
2 DARI BUI BESI SAMPAI BAJA BETON 9l
3 BAJA BETON 95
4 PEMOTONGAN DAN PENGBENGKOKAN 103
5 PENGANYAMAN 113
6 PENGELASAN 126
7 MEMPERPANJANG BATANG BAJA BETON t32
8 MENYAMBI.'NG PERULANGAN BAJA BETON r38
9 PEMERIKSAAN 139
l0 BUTIR-BUTIR PERHATIAN PENGANYAMAN PADA LOKASI BA-
NGUNAN 140
aji ii .>
.F!',) !.' j:aJ
-
I PENDAHULUAN 143
2 SEMEN t4
3 AGREGAT 148
4 AIR 155
5 BAHAN KIMIA TAMBAHAN (ADMXTURES) 155
6 PEMERIKSAAN 156
7 PRINSIP PERHITI'NGAN CAMPURAN 161
8 PENUANGAN SPESI - BETON 172

I PENDAHULUAN 192
2 KERUSAKAN BETON AKIBAT PENGARUH MEKANIS 194
3 KERUSAKAN BETON AKIBAT PENGARUH FISIKA 194
4 KERUSAKAN BETON AKIBAT (KIMIAWI) PENGARUH -
KIMIA 197
PEMEzuKSAAN (INSPEKSI) DAN PERAWATAN 2W
ZOZ
L6r
n6t
n6t
z6t
'r'{.)r ij'
ZLI
I9I
99r
ssr
ssI
8?I
wt
Ett
:;y,,;.
0nt
6ET
8r
zEt
9Zt
tI
EOI
s6
I6
I6
r /-
n&;
L8
,8
I8
7,L
89
8'
ZT
w
gEA SX---GN i9
SE
OEZ NOIlI8 U(}.IXNUIS NWSXNIaI^EId NVIVIVJNIId IEt
6ZZ NOIgg N\rXIVSTIAd VqVd SVII-IVn) N\ruruVDNlId ,IE
L
SOZ NOIgg ISXOUISNOX NV)IIVEIIAd }IVq NV9NN(INITUAd el8
lq reUeo
l!^ .tst M
iit',,:;..;jr,!,ie;,i !:r,, ii, ;;; ,-
,:=
.
i,

Adalah merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk memberikan Kata pengantar bagi
buku ini. Hal ini terutama disebabkan oleh kondisi pada saat ini di mana kita secara
bersama sedang menjalani transisi penggunaan dari Standar Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung-.SKSNI T-15-199143. Hadirnya suatu buku referensi dalam
bahasa [ndonesia yang menyajikan penjelasan dasar dan uraian mengenai beberapa latar
belakang dari konsep yang diadopsi dalam Standar Beton l99l ini jelas merupakan suatu
dukungan yang sangat berarti. Makna dari dukungan ini makin terasa karena memang
hingga saat ini belum hadir referensi lain, dalam bahasa lndonesia, ymg mampu mengisi
kebutuhan tersebut. Dapat dikatakan bahwa dengan hadirnya buku ini, tuntutan yang selalu
membututi seorang teknisi Sipil untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu teknik sipil,
khususnya teknik beton, dapat lebih mudah dijangkau.
Menarik untuk disimak upaya penyajian yang disampaikan oleh Tim Penulis di mana
bukan saja penurunan matematis dari formula yang dipakai yang dikemukakan, tetapi
disampaikan juga uraian akan filosophi dari masalah yang ditinjau yang disampaikan
secara berurutan, elegan, dan dalam bahasa teknis yang mudah dimengerti. Ini merupakan
langkah yang relatif jarang kita jumpai dalam buku referensi lainnya. Langkah ini mernberi
kesempatan pada mereka yang berminat untuk mendalami masalah untuk mengerti konsep
konsep dasar yang dipakai dan dengan demikian dapat memupuk potensi untuk
mengembangkan penguasaannya untuk mencari solusi akan masalah yang lebih kompleks.
Sebagai tenaga pengajar yang juga aktif berprofesi di lapangan, pengalaman kami
menunjukkan bahwa langkah ini sangat positif. Kami sarankan, bagi mereka yang ingin
mengerti secara lebih dalam, untuk secara "sabar" mencerna urutan uraian yang disajikan.
Kami sangat menyarankan agar pembaca tidak hanya tertarik pada formula-formula yang
ada, tetapi juga menyelami latar belakang dari "lahirnya" formula tersebut.
Walaupun belum dapat dikatakan lengkap, uraian yang disajikan bisa berfungsi sebagai
jembatan awal bagi pembaca untuk memudahkan upaya untuk memahami seclra lebih
mendalam uraian yang tercantum dalam referensi dasar dari sumber Standar Beton lggl,
yaitu Standar ACI 318-86 dan Standar New 7*aland NZS 3101 -1982 Part I danZ,dan NZS
4203-1984.
Kami ucapkan selamat kepada Tim Penulis yang telah berhasil dengan baik menyajikan
suatu referensi dasar yang mendukung Standar Beton l99l yang banr.

Jakarta,
t,' Juli 1993
:i,;1i;,i;li5,r 1]piii, - ;,,g
"t"
IBnsaS 'nEfuplp lBpll IUI ueleu ue>lelurd-uolaq rsusrlerseds r8as uep Suepuudrq .g qug eped
netultlp uu{u lur 1ug 'Euusudrp tedep ue8uulnl Bluur ue4ufta1rp reseles Burlsqaq r{glalas
'uolaq upuduep sulllenl
rqnreEuadueul ledep Eue{ Eurlsg3q epud pq uderaqeq elnd sequqrp uB{B !u! qBq rltple rp e8nf
ue>fl1eq:adlp uE{E (e33uu,{uad) laduas uup'1e1uo:1 3ur1sn1aq'sn:eueur loluq :rpxJas uurBeq
rcSuqraq lnlun Bueqrepes BruJes 3ur1so1eq ue8unlrqrad epo1e61 '3unpa8-Sunpa8 uep ueun8ueq
ru8uqraq tuelup uulcun8rp SuFas 8ue,( Suqsqeq sruaf-sruaf sequqrp 'lu!s IO 'le/rls deqq tuEIEp
UBBUB$lslad uup (uencu) .3ur1s11aq. qBlBSBru sBqBqrp ue{B , qBg tuBIEp .e,(ulnfue1e5
'n1r uer8uq-uerEeq EJsluB ueupaqrad undnutu uuqrunlese{ uJBJes
luqlllp lppnur 8ue{ requret uelEeqtued elnd sequqlp uu>tu nlr SurduBS IC 'reqtueE tuulep rp
pdeprol Eue[ epol-epol Bues upusl-Bpuel ueleunEEueu uep rs{eruatu tuBIBp rp uqeledasal
uelnlradrp lu8ues B{BuI'ueuusluled rEuq undnuu Bueouerad r8eq lruq selef rpefuetu e{uunuos
reEV 'ueuuuslelad uup ueuuuJuarad urelue Supuad 8ue( uu8unqnq ueledruatu n1r ruqtue8
-JeqruBC 'uIuqnEEunsas uBuuuslelad {nlun uedersrad re8eqas Euepuedrp sruuq rur uer8eg
'seqeqlp uB{E rur requru8 uep uoleq uetuelnuad adp pEeqas reqtuuS ledeprel qug eped
'SunsEuepaq ueun8ueq
ueuus$[Blad sasord uweles uqnTe1rp sruBq 8ue{ uuefralad sruaf uup rsesruu8ro upolatu
trlsJetlt rcSeqreq rtusqutueur uceqtued ered efudns re8e uolpn$leturp u{ueq nlle,( ruulupuatu
nlBIJal {Bpp lul qBq unpe{ upud uenefutl '..uee[ra1ad uedersred uBp rsBsruetro srua[-srua[..
suqeqrueu us{B Z qug uup ..ueun8uuqued Isu{ol eped uatua[uue1A1.. suqequau I qeg
'qoq qn{nt YDP !r!Pra, !u! nlng
'speuelsrs Sued UBBUB$luled uep sr3o1
tue{ uerDlrlued uutuap redecrp tedep >peq tue{ gseq'e{un1uel'uBBuBsIBled tue1u4 splad
{nfuqod ueryedupueu undneul lroel lEas urupp turdures Ip tuuruueq 8ue,( e^\srsur{Bru Inlun
etnf taqurd upud uolaq l$ltulsuo{ useues)t?lad uu8uap usUB{reg Suuf ucequred ured 1n1un
uplas'e,(u1nfuu1e5 'ufuueeuusluled uB{tlepntuetu nluequeu spes uuuntueq uBr.IBq qllFuatu
Irrulup euecuarad qelo uulleun8rp ludep Euef spprd 1o1od-1o>1od lentuaur rur n{ng
'l?ra uqrBryaq Suqus srLrsq uBeuB$lBlad uup usBusJueJad'nlr BuaJBX 'untSuntu uersuaas
eJBc ueEuap ueun8uuq nluns uBlutpuetu Buerureteq qelepu qeleserr rpefuaur Euea 'ere8au
nluns uelulouo{arad uep uueralqefase{ ue{ts>ltuguatu urEIBp Suquod ueuurad tue8auaur
ueun8uuqJoD[es uullgqple8uatu $! senl uBrxnrepas tue^ qruuEue4'u{ureEuqes uBp uelequaf
lHEs Llelrrru'1gqud-{lrqud'toguul-roluul'uutleuruad :luadas'uuunEuuq uelep Ip nele rz1plas
Ip Bpuraq ulg:l dnprq FBp reseq uultuqeg 'np!^ryq depas rtuq dnpg Bu?suns gruutuadua(u
gulEuuas usp le{Brursetu uudnpgal tuulsp Eunuad ueuered us{ureuau ueun8ueg
sEEffihEHffiffi
#'ffiBEeffimHnffiC
Pedoman Pengerlaan Beton

dengan pelaksanaan bekistingnya di sini juga dibahas berbagai macam metode penganyaman
tulangan. Membuat daftar pemotongan dan pelengkungan tulangan, serta pengerjaan
baja
beton merupakan bagian dari bab ini. Guna meningkatkan pemahu-un dasar t*turg
bahan
baja beton maka akan dibicarakan pula masalah pengenalan dan pembuatan berbagai
tile Ua5a.
Pengetahuan dasar ini sangat dibutuhkan pada pengelasan baja beton. Setelah penul"ng*
selesai, maka pengecoran beton dapat dimulai.
Bab 6 berjudul Beton, bab ini akan membahas pembuatan, pengerjaan dan perawatan
beton. Titik awal pemikiran campuran beton sederhana itu berdasarkan prinsip teknik beton.
Selanjutnya dibahas beberapa hal yang penting untuk membuat beton yang berkualitas,
khususnya pada bagian-bagian yang pokok untuk negara beriklim tropis.
Akhirnya, pada Bab 7 akan dibahas mengenai perawatan dan perbaikan dan konstruksi
beton. Sebagai akibat dari kesalahcampuran dan perawatan betol yang kurang baik, serta
pengaruh faktor luar (seperti kerusakan oleh zaUunsurkimia) dapat mengakibatkan
kerusakan
pada konstruksi beton. Mekanisme terjadinya kerusakan ini sangatlah rumit, tetapi
mutlak
untukdiperhatikan. Berbagaimacammekanismeyangmengakibatkankerusakan sertaberbagai
macam metoda untuk mengatasinya akan dibahas dalam bab ini. Karena pentingnya mencegah
masalah kerusakan ini maka metode untuk melakukan pemeriksaan dan bahan-Uut
un pengawet
yang dibutuhkan juga akan dibahas.

Di negeri Belanda dan Indonesia buku ini dikoordinasi oleh CUR Commissie F-l
"Kerjasama dengan Indonesia samenwerking met IndonesiE".

Penyusun Indonesia adalah Ir. Gideon Kusuma, M.Eng. (Tenaga Pengajar (Jniversitas
Kristen
Petra Surabaya).

Penyusun Belanda adalah Ing. P. Kole, Karyawan Pusat Pelaksanaan Riset dan peraturan
Teknik S"r/ (CUR Belanda); Ing. R. Sagel, Pejabat Pengawasan Bangunan dan perumahan
di Rottterdam.

Susunan "Kerjasama dengan Indonesia - Samenwerking met Indonesid" terdiri dari:

Pembimbing penyusun terdiri dari Meijer, Ir. S. F; Jansma,Ir, p. H; Btankers,


Ir. B. A.
Patut pula dicantumkan Ir. s. T. utomo yang telah menerjemahkan buku ini dari bahasa
Belanda ke dalam bahasa Indonesia.

Akhirnya ucapan terima kasih kepada 'Vereniging Nederlandse Cementindustrie (VNC)'


yang
telah mengizinkan pemakaian clatadari buku'CBl9 - Uitvoering van Betonconstructies,di
mana Ing. R. Sagel adalah salah satu penyusun dari buku tersebut.
uusulefuad uB{rrequau uup rs{nJlsuox uaun{oc uBEpBSued uuluuuslclau
{nlun 4e,(o:4 u1o1a8ua4 nluuquatu {nlun rs8un;raq BuBJueJad uullnsuo)
EUE3UA"i'a65 [ru ] insr. a, =-:
'(uul1nsuo) upE nclul !Ucraq rpuf :c,(rpru
1 redtuus e,(uu.(urq qulunf 8ue,( 1e,(o:d 1n1un uuldulalrp se,nc8ua4 uellnsuo;
Sii,r'LU-1i E-;-*{e -J jiii lij. ij J ;-
'snsnq{ Isuulproo{ ue{nlretuaur u88urqes uBrl.[Be1 urldrsrp re8eqraq
ue{leqlleu e,(uueeuus{pled 8ue,( e,(urgu 'qr83uec dn>1nc 8ue,( 1a,{ord eped nelu
'refrlrru I sele rp u,(uu,(erq qelunf 8ue,( :1a,(ord upud uuldqallp 11h[ uullnsuoy
'leuorsgrado telSutt 1p undnuu tuerSord 1e13uq Ip {luq rs{rulsuo{
deqn epud uurlupua8uad uup'uuuuecuarad duqur eped rsuullnsuo{ uu{Bues{clatu
ruBIEp 1a,(or4 u1o1a8ua4
nlucqueu {nlun su8npaq r$lrulsuo) uauafeuutr4l uellnsuo)
Esqn.nlseiog uaenafeirsg,q utr;[r1sui]){ i
'(atd 1a{or4 uursl rBUu(I r.uBIBp rp unluecral e(ueueu usp 'e8cqtual
Bnla)/rJaluah[ qalo ue>ldeleUp 1a,(or4 ue/hureqepueg uup 1a,(o-r4 urdurtua;
uelEuupas 'r{BreEO ue-u,ftuy utd13-al Jnsun nBlB quraeq ere8ap 3unpag-Sunpag
uele^\uf Jnsun qelo uB{n{BIIp tluraBp rp efuueeuuslulad epud sgu>1aa c1o1a8ua4
'luuolserado te13u1t tp undnetu tuerSord tu>13uq Ip {leq 'uuere33ua1a,(uad
deqel derlas epud se8nuaq lnqasrol luqu[ad eturlay '1a[or4 {!qel u1o1a8ue4
uep >1a{or4 ue8ueney B1olaEua4 '1a[or4 Iserlslulrupy e1o1atue4 '(or8uqtuld)
1efor4 uer8eg uldurpueg'(ordurr6) 1a[or4 urdturua; sels Frprel:ta,(or4 u1o1a8ua4
:;aAt-::.g lricl;'1';tr -1 ,
:qelupe ueun8uequad saso:d ruulep rp Surluad ueuuad ue{ururuatu 8ur i
ryqrd->pqld 'lul 1uq pepe,(uau nlnp qlqal srueq ueurdurd Eruulrual 'ur18unu JIII:ja:j
uerlsedal uB{lBBJuBtueu ledep e88urq 'Bruus ef.ra>1aq 3ur1es uup sulaf 3ue{ su8nl 1eduprc'r:a
sruuq Suuro durlag'tull nluns rc8uqas e,(use8nl uu{n{Blar.u'qepuar rcduus r38urt Suri
uup'1uqrd enuas re8e uu>lnfntlO 'urul-urul uup dele tuusetuad'n[u1 3uc1n1 'uleq Suuscu.reJ
tuls 1p luqrlrel 'ueleun8rp 8ue[ uequq tupcetu-ruecetruaq uBp Ju{B 8ue{ lsagord ryina1
dnlnc Buurrr 1p 'uuun8uuqtuad sasord ue8uap uetunqnq ruelep ueryr11drp nlrad tue,( ssd
lqlpes upy 'pnfnn:at (u,(uru8eqas u?p uulBqtuef 'SunpaE) uuunEuequrad u8Eutq ueltrrtuapet
rsn1ol nluns uped uuufta>1ad uelmlularu re8uqas uuluulp ueunEuuquad ueeuuqulad
IWJITIIxtr#i-Igd 'r
EHffiBffiffiHHffiqEEHffiffi
EsB{oT Bpud
uourefuuBtr/tl fr
sYe
Pedoman Pengeqaan Beton

Pekerjaan pada waktu pelelangan, serta memberikan penjelasan terhadap persoalan-


persoalan perencanaan yang timbul selama tatrap konstruksi.
e. Kontraktor
Kontraktor berfungsi membantu Pengelola Proyek untuk melakukan pekerjaan
konstruksi. Misalnya untuk perumahan dinas tertentu (tipe C, n Oun n)
pengembangannya dilaksanakan oleh Perum Perumnas di atas tanah kapling tanah
matang Perum Perumnas.
fl Sub Kontraktor: Pengawas bangunan, Perusahaan Air Minum, Perusahaan Listrik
Negara, Pemadam kebakaran.

Pihak-pihak ini bekerja tergantung dari fase-fase pembangunan di mana mereka harus
berfungsi, dan sedikit banyak juga berhubungan satu sama lain. Pertanggungiawaban terletak
pada semua pihak sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing.
Pengelola Proyek mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembayaran apabila
pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Pemborong utama bertanggung
jawab untuk keseluruhan pelaksanaan pembangunan. Ia harus mentaati perjanjian-iung
telah disepakati dalam hal penggunaan bahan, kualitas bangunan dan waktu pelaksanaan.
Hubungan dengan sub pemborong menjadi tanggung jawab pemborong utama (setelah di-
setujui oleh Pengelola Proyek). Instansi pemerintah mengawasi apakah rencana yang ada
sesuai atau tidak dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

Proses pembangunan dapat diterangkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:


in q.^i { >r
-.--jJ;: i- r i:-.: ':

!jeneelotaloyet J
f
Konsultan Perencana

@
Bagian penting dari proses ini adalah cara dalam menyiapkan rencana. Tentunya dalam
hal ini dituntut suatu kerja sama yang baik antara pengelola proyek dengan Iionsultan
Perencana dan antara Konsultan Perencana (bersama penasihatnya) dengan pelaksana. Di
dalam perencanaan selain seorang Konsultan Perencana harus dapat menterjemahkan secara
baik keinginan dari pengelola proyek, juga harus memahami keinginan dari instansi
pemerintah. Perencanaannya dalam hal bentuk, penggunaan dan letak, juga harus
sesuai
dengan tata kota yang telah ditentukan. Perencanaan juga harus memqnuhi persyaratan
struktur seperti kekuatan dan stabilitas. Hal yang sama berlaku dalam pemilihan bahan
bangunan. Bahan harus cukup awet dan di dalam hal tertentu juga harus memenuhi
persyaratan khusus misalnya: mempunyai sifat tahan api. Dari informasi yang
ada atau dari
pengetesan akan terlihat apakah bahan bangunan memenuhi persyaratan atau
tidak. Di
uup nfel uue[:a8uad (!:tpues) uB{BuBs{EIau ue{e Br urulas B^rquq {Bqollp ledep JuurTullu
BuI4n tuotoqurad FuC 'ueun8uuqtuad uelur8al untuas rsusrueS:o8ueu uep rse.trEis31s
?sslluuuas Intun BIp Bs{Etuetu IUI uup 'ueqrunlasa{ uueuuslelad ue>1u qemef 8un88trn:ac
BI uBIIIuap urBuaq 'utuuln 3uo:oqtuad uu8uap ue{nlulrp e,(uuq uurfuef:ad q?:T,r
ue8unqe8 {olsaq uu>punSSuetu e,{uuq uu8uap ue8untunol nlens 'l:rpuosJal lelsaq uEIrEr':-rrE
(uurulSuoqued 'tsupuod) uuuf:a1ed uer8uq durlas Inlun elnd ledep unuuN '(latsaq n-rms
uu8unqu8 {alsaq tuulep ue{turnlp ledup ueun8ueq ueefrala6 'ErBJ tuereru re8uq:aq urypf
ue{ruplrp ledup ueuntuuq uuelre>1ad qenqes {nlun uure/nuued 'nluauat (ueru,(uqud) ui-wq
usteqtul ue8uep ueulra1ad uuIBuBS{BIetu {nlun uBBrposa{ re8eqas uB{ruBIp uereir\euad
li$Vtlli.,:. iri.?.:i 'I
'lEuoISEU JStiUE:$
(:atu1) uuluunSSueu {nlun ueut>13unura1 ulnd uer{rtuaq 'uruu^\ uBp uulu^\erad 'uqara6r
'ue1un1e>1 :e(ulestu 'lul IBtl uelsq 'e.(ursuurqtuo{ nele uuun8ueq uer8uq-uelteq q:p
rynuadrp sruEq Suef lgJls-lsJrs retuqas ug{ru?rp lul pq tuulup sutlleq uelnlunJ,'ueluriurp
Eue{ selllerul uqnlunl unluBcral nlr rBpuBls BpBd 'uElpn$lBurrp Eue{ wqBq Inlun rEFirErs
uEnf uelnlulJaqrp 'ueun8ueq wqeq ueeunE8uad >1ntun '..{BJluo) uoun{oq.. uE1urwg.
B{BLu 'uetunlop qenqas LUEIBp ue{nlBsrp sBlE rp uepru{srad enuas ulrqedy 'uerre?ua4
suurC qelo uBIEunBrp 3uu,( Ialseq JBpuEls sruaf nlgns uep untun uuoJrun uetere.isreJ
'utntuS lserlslunupv ueruuola) DIBJraq tedep qotuoc ru8eqag 'Ielsaq ruulep rp uBr{EIEsEur:ai
Jpnq-Jpnq u?unlussuad urulup BtuBS 8uu,{ repuels re,(undueur B{aJau B{Brrr'uu>lderaIp ru
ultqedy 'ru>pdrp unun Suef uBIBrn uB{n{BIreQIp tedep B{Eur sruafas tuer( ueqepseur-aJ
re,(undtuaut - ueeftalad Sueluel uerBrn rlenoe{ - ueefra1ad lefueq BuarB{ qal6
'Suoroqtuad qalo rqnuedrp sruEq Suuf urBI uelere,{s:ad
uu-ru,(equad e:ec-erec uep uBBuBS{EIad n11e.r
ueeuus{ulad eruc-uJec
uu>luun8rp 8uu[ uuqeq nlntuTsruaf -
:ruua8uatu uercuHad uu{r.unluuJuar.u sruBrl lqlpas 3ur1ed \fls3,g
'uur.leluserruad rrlnq-:ltnq upp qeq ederaqaq ssrz rir,qg
{elsaq ufuunun BpPd 'uu>leunErp uE{B 8uu{ ueqeq sruaf uup eueture8eq srs.rad rtm,.!a
ufuruupp Ip Buutu rp uuun8uuqtuad nlsns uusue$lulad uep ueselaluad qBIBpe >ta]sag
ESVeSgUd &rVJ,ft.E&fr1?S/:ggI "tgg' T.
'uue lra1ad uB)tBrrE$tEI:Er
Inlun efuuuur8ule{ nr.Iullrequau qela 8ue[ 8uo:oqurad qulur remuuad BrBd '{atsaq rpeJ
de18ua1ad uopdrueur uup (rsuugsur) uusulafuad lepunq tuulup uellndtunllp lul usqRqrxrc
-uuquqruua '(rulgepuad) rur'reued Bnues epud lnfunlad uep ueselafuad ue{qpqurnr:@
lBdup uEn[ rslarrp 'e,(uruqruut uuEuap lelsaq Eurdures rq '(ryduul uup Euedureuad \1rs:p
{nlun 00t:I upls) UBIBUB$IBIIp uu:[B tuuf Buuruer pep {elsaq reqrueE-requrpt raCms
ua1e {alseq BpBd )talseq nlref 'uautnlop qunqes tuelup uu{unluu3rp snrurl tuolowd
uuqrfemal uup uuuntuuq uuqsq srua[ uqeru,(srad 'uuuueslelad lnfuntad 'uqeuusplqr 4
tuuf ueu[ra1ad 'uuluunEtp Euur( s1u{al ueleJufsrad unuasay 'luJnr?p BJsces uepsalafuad
uurygrdrp nped uesue$lulad eped BIBru {pq rypll useuuJualad ulrq uep 'ure1 @
nles uutuBllsreq uqB ls?Islsur u?rnlBs reEeqraq )Ipll {u,(uuq upud BA\qBq uslsqlq q
.11rtSII
11ulap Bpsd 'ueuetuetuad 'peqauur rurp '(JV) uoJUpuoJ rp :rpadas uulurtunp tc,[
Isulslsq uetuesutuad puatuatu rcuuadral BJBces
uqsulafuau sruBq euecuarad uslpml
Iu:IBf - sqalduol ueun8uuq uped Btuu1rual - tunuad le8ues tuef 1eq nlens BpE nrl turfu
I ueun6ueque4 lsolo7 eped uaabqp
ry

Pedoman Pengerlaan Beton

BENTUK BESTEK

BESMK T]FRSENIURI

iJ
ti
-;'--.-='----"--"- '
{ Pemborong A y*.., j i
PemborongC I Pemborong D pemborongE
,
-L:sEr:qtLL- _= _-- :.]:- :j:o-:

i3 ES c--,i:l t"', Q,rLF-i ii':i G.{" ij

, i;";;;ili; P,;;& .

ffid,i
i

i,qPembetonan
'..-*-".-..,*qffi_l

r=-"5--n+.!E-*ryr
1
i i P.*.rungun
i instalasai
i
i
ffiffi1
i+iitanahr
::j
iit Pemasanganl
r: -*-.:-r.*---:---=3
batu bata I
I a.*...=-*=-*--_-.:,-__r_, -
=_..",,_l
rlt:
I
I
)
2

q i Pekerjaan
i i
;
:
4,
2

I
i ,'.,,",..,...,',:
tanah 1 i
!
:

t
1,1

l
1'-:=-'.,'-,.-'-..-_"-.....--=;

lPemborong Ag
.-. --,..--. -- *--,- -- -i

dsb.
'{e,(ord ueuefuuer{ r{EIEFq
IUI JILpIB-JItptB reledrp Euuas 8uu,( 1a,(ord rsusruuErg '>1a,(ord rsusruu8ro unsnsrp ntrr{
u{Btu uetsge uup leturldo 8ue,( IISeq ue{llseqlp ledup 1a,(ord UBBuES{BIad tuelep re8y
"
',J1totrtyrtyf tofistaq o{uts1npottl oKotq '{rloatasuoq to!staq -
;
D?tot1,, srusrq {llsual{EJe1 ru,(unduou 3ue,( Is{rulsuo{ usuf rslesuerl uuludruau prsauoF'j-
Ip {urtuo) stuslg Blutu '(uotlelecsE/pexlC) eclrd lrun nElB aorrd paxlg tung dun-I ualsis
ue8uap ue8uorog {Brluo) Ipleuer.u slse^\S 1a,(o-t4 undneu quluFaua4 1a,{o:4 entu}s
rrduruq'n VII'IE4 uu8uap tedutes I VII-IAd '-rrg>1etal unqq SZ apoued eurelas rpel
lp1a,{qo uep -rnfnf 3ue[ uerelruad
lunqueu esrq ueqdereqrp Blaretu '8ur1uad le8ues (g)) ro,(aarn5 ,(11uen| nele rsrruadn5
uellnsuoy ueuu:ad 'rur acu6 llun ualsrs {erluo) IUBIB(I 'rollurluo; qalo 8un88uqrp
e,(uesrs uep su8na uaquad 8un83uqrp 1e,(o:d 1p e,(urq uBIrEua{ uer8eqas B{etu 'acFd
tpn duper.lral BIBIraq ISEIB{sg uusnuruad nele uenlualal Bpu {srluo{ tuBIBp BItf
'JOI{BJIUO) otrrsar
rpefuau u4elerad so>13uo uep utrel qedn'uuqeq u8:eq ue{reue{ tuqHe eferq grrnqnfi-auepx
'su8n; ueqruad ue8unSSuel rpufuatu ueeFalad eunlo^ uer.luqu?uad tuqr>p 1a[or4 rp e.{erq
rsenqnlC'Jol{uJluo)t uup se8nt Faquad qelo leuors.rodo:d Eruces Br,uesraq SunSSuulrp 1a.io-d
rp e,(urq rsenl{nu olrsal 'rur ecu4 llun ualsrs {BJluo; uuEuaq 'rur usefta{ed eunlo.\
uu8unlrq:ad 3ue1n llrlaueu ESrq Jol{Brluo) 'uur>lrtuap unuuN 'Japuel uaun{oq TUEIEF
uultrrnluuclp uep uu1nsuo) qalo Sunllqlp qelal @il Kt1ruon6 {o ruA lnqeslp esurq Suui
ueepalad etunlol BueJBI 'uuefrela4 uBnlBS e8reg UBIJBA\Buatu ur(ueq Jol{EJluoX e,{uruy
'aryd Uun luu'elsrs le{Bruetu lerluoy uu8uap leuorssuretul lspedtuoy repuel uB{n{Epp
sruBq 'pa8ap Jun'I uEo'I IJBp ufuqrunlas uup uur8eqas u,(ueuup Jaquns 8ue( resaq trep
qu8uauatu 1a,(ord-4e,(o:d 1n1un 'u,(ulnfuelas duqel uup II deqel unqel Eru!'I uuun8ueqtua4
urBIBp 'n1r acrr4 pexld urng dwn'I uelsrs ue8uep {Erluo{ u8.ruq Eurdtues rq
JIDIaJa uBp uersua BJucos uueuus{Blod n11um uup u,(erq ue{Ilepua3uar-u
ue8uep e[:a1aq esrq sruBq'nBtu lepll neur rollurluoy e33urqe5 'roqBrluo) ollsar 1pu[uarr
u,(uqnuadas 'Suns8uslraq lqnnsuo{ saso:d BruEIas 1a,(o:d rp e,{etq IsBru{nU tpeftal BIIq e:1e;{
'1a,(or4 Iplqrulsuol e{erq rsenl{ng e,(uepe rn4e8uaur lepll se8nl uaqtuad 'dotat de33wp
{erluo{ u8req qrunles'tut utalsts uu8uap uu8uo.rog {Brluoy el(u1uv 'nyd paqi wng durrT
ualsrs re{Brueru 8ue[ {?rtuol uu8uap IB)to'I lsrladtuo;1 rapual Inleleru uqrupllp (OgdY)
qereeq ufuelag uup uuledepuad ueruEtuy undneut (NgaV) ere8aSl u[ue1ag uup uuledspuad
uuruSSuy uup efueuBp Jaquns Euu{ r.lulupeue6laford Bnues BIun 'BruBS tuef uuettuy
unqeJ urelpp ereEelq uuludepuad IrBp uuerulraued ue8uap Brues lerul$lutu lsnrDqlp esef uep
Suereq uerlaquad {nlun uru8ell efueleg uerenla8uad qeltunf e,(u1uy 'Suequuag uu:e88uy
uueuesluftqay tnuu8ueru'ruseqrel ueun8usqued rolse^ul n>leles qquuaue d'lL6l ue8uap
Edtues 696l'I duqel unqul Brul'I uuun8uuqtua4 efu8uns8uul:aq qeleles uelpnuay
JplaJe uep uarsue Brures uueuusplad
nl{B/h uep u.furq uerlepua8uad uolnlBlau qnt8uns-qn8tuns 3uurn1 rol{Erluo) et8urq"s
'seEnl lraqured o{lsal rpufuau ufuqnuadas'1a[ord rp ufurq IsBnlInU rpeftal elyq'u{u1otrd
Bped '1ar(ord rp r$lulsuo>1 ur(erq WFun[ dupeqral tseluaso:d nele dqal quptn[ ue8uap
eal nelB esef uulequr uB{uequeu uup JoDIB$uoy upedol eftqadord uuguuqulad ue8uap
uslplreq SuuI u[e1q qrunlas lpque{ rulequraur4tuuttuaut uB{B sutn; IJequlad e,(urw
laag snld lsoc rualsls uutuap uu8uoroq ler1uol lu:letuatu ufuleford uopuu$lulau {nlm
JoDlB4uoX epuda:l suEnl ue:llJegtuaru Brsauopul r.p ryKot4 )tlytad nop to$aauJ u,(uunutn
'lL6l uu8uep rudues 6g6t '1 duqu; unqel Butl'I uuunEuuqua4 e(uplnru unlaqas
:uuloqurauad
uup uunferyad ueuntueq uu{?uus{Bletu uBIB ulnd uelerlryadrp 'nleq ue8ueseurad
I ueunduequta4 lsefo7 eped ueue/eury
6 Pedoman Pengerlaan Beton

4. TIPE.TIPE MITNA"TEMEN KONSTRT'KSI


Konvensional tanpa Fast Track
Semi konvensional tanpa Fast Track
Semi murni tanpa Fast Track
MK murni dengan Fast Track

s. YEpe Korevemsg.oeraB'*amps $'asl: Tru:*Ei

Il- Pemilik Proyek i


- {

ts-i--

-
r---' ' - --:
.,
-- -:--i Team
;
J
Pemilik
!t ;

; Provek iMK
rl
!

f**'----t
L __"-:_
iere
i,
i----- -.--i .

Fungsi team MK sebagai koordinator yang mengkoordinir pekerjaan perencana (AlE)


dan Kontraktor Utama (sebagai kontraktor struktur) beslrta kontraktor-kontraktor
spesialis lainnya. (Kontraktor AC, kontraktor instalasi peralatan mekanikal dan lain-
lain).

*" Ttm* segmi {;riixjrd-1i itiilii,ln ;i'*st ':;.


ii"ee;i4.
u?p ugr{Eq ufulu{ueq 'u8unq ufuresaq {nssrurel 1pu[ .ue:enla8uad sod ueurlfun:r;r
Bnues qelo uB{nluallp ue8uoroq e8ruq qBIBI uns dunl ue8uap uu{pns{Brurp 3ue.1
,(11uen[ Jo IIIS
ung dunl
:sulB uslepaqlp luls IC 'ue{nlE:T
uutunlrq:ad epoleu ltunuou uu{qequqrp u8n[3u!-reg'uBTunluBJIp lrlp uBlre/t\Buaur tedrua
uep uuldsJeUp 3uu{ snsnq{ uelere,(srad '!rlp usJBA\Buad n11u,n seleq rur uur,unun8uad
BpBd 'uulrBll uqlqrauad qlqel nBlB nlus InlBler,u uup (rsuelsur nlens) ruseJ srpeu rnlPlilt
uB{tllnunlp sruEl{ BInqJel UBJB/hBuad :ln{lJeq re8eqas lBrl-lBrl n)IuFeq e,(uuntun BpEd
'JoDIsJluoX rsBrsosv ueEuep qquuatuad
.ISuElsuI utuuseftel sElE unsnsrp Suur( uernleJed DIBIJaq B{nqJel uBJs^tBued lUun
ooo ooo oos du redues 3ffi:3ffi:331 :I ',',dil; ?
000'000'00S dU seqaq V
:lnlpaq rc8eqas uu8uoloSSued ueeunSSua6
'Frp ue{ru^rpuatu tudep {nlun tuoroqtuad ue8uolot
uu8uap lenses ueeFaled qu:pde uBp tul ueefralad Jesaq uderaq uepefueu sruBq Euoroqruad
tueroas E^\qBq lul IBtl tuBIBp 3ur1ua4 'lrrp uBIrBUBpuau ledup uueFalad ueleuu$[elru
I$un durs uup ueur8utal u,{und 3ue[ Euoroqurad derlas Blnqral uBJB^\?ued upe4
'.r(e>1u:n1.
Is{eles ard qelalas ueJBA\Bued
ue8uepun ueEuap ueJu/heuad
ue8ue1 qu/heq rp ueJeAreued
: u BrB u ed ere c BrBr ruB r ep'Jl[|rlx':[' :11, nlu
^\B "
r,s
'uq1nsuo1 Eueleleq r,l,Iraq Eue[ nElB rolrerluo{ Buqelaq r,lcrraq t;:f';ff'Jti -
'quluFauad uuuuuslefiqal
'uauafsuetu Euuprq tuEIBp
gdureral e8nf ':pu1a Euuprq rrrBIBp qqe Eurdtuus rp tafeuuu {lrqal e8uual efuupasra
'xhr eporatu depeqrar re,(orirffi*:"ffi _
:urBI BJBIUB JoDIEJ ruBceru ry(ueq
upud EunluuS:eq 'u{utueceu >1e{uuq leuu )IAI rsesruuS:o ueeleuad TsBIJB^ Inluag
'ue8uedel Ip {lsu ErBces e,(uueeues{Blad IrBp Jssluatualdurr undneur
uuuse{e>1arad'un8uuq Suecuer Eueprq ruelep >1req'qnuad Brecas leuorsutado srolel elola8uad
uup tuucuered re8eqas {Epuruag 'rusaq 8ur1ed 8ue,( seluolns plrlruaru XhI tuBel
i*l al-v
Iei
[*_ _:T:_
:IrEr& 3seg ueSuap ltilmffi Xm adU p
L ueun6ueque4 !s0to7 eped uauae-ryy
r
Pedoman Pengerlaan Beton

sebagainya' Pada Bill of Quantity beberapa pos yang telah


disetujui boleh dihitung lebih
dahulu' Ini adalah Pos yang sebelumnya dapai diperkirakan besarnla
pekerjaan tanah, banyaknya beton. Teniu saja di antara -iratnya: baja beton,
-terdapat
kedua bentui ini
kemungkinan-kemungkinan variasi. Pada hari penawaran yang
telah ditentukan, harga-
harga yang diajukan dibuka dan disebutkan nama serta besarnya
harga yang ditawarkan
masing-masing. Pada dasarnya diajukan secara tertulis. Tahap
b"rikilya adalatr menentukan
penawar yang berhak untuk melaksanakan pekerjaan. Pilihan
biasanya jatuh pada penawar
yang mengajukan penawaran terendah dengan mengajukan cara-;
pelaksanaan yang
memungkinkan terlaksananya pekerjaan dengan Sering sejumlah
!"ik.
bersaing secara ketat. OIeh karena itu perlu diteliti -p"nu** penawar saling
apakah mempunyai dana,
peralatan dan pengalaman yang cukup untuk dapat meiaksanukan
pekerjuun. gitu terlalu
rendah penawaran' kebanyakan akan mengakibatkan selumtatr
pelaksanaannya.
lersoatran pada
Pada penawaran di bawah tangan, direksi aias nama pemberi kerja
mengundang beberapa
pemborong untuk menawarkan diri. Pemilihan pemborong diten;ukan
oleh pengalaman
pemborong pada pekedaan sebelumnya, ketersediaan peralatan,
kemampuan keuangan dan
sebagainya' Juga dalam hal ini harga penawaran terendah yang wajar
akan mendapat izin
melakukan pekerjaan.
Dalam hal penawaran dengan undangan, hanya seorang pemborong
yang diundang
untuk mengajukan penawaran harga. Suatu p"nu*urun dengan
undangan; terutama terjadi
pada pekerjaan khusus yang menuntut kemampuan
tertentu dari pemborong atau keharusan
menggunakan alat bantu spesial. Pada umumnya pada cara
penawaran ini bukan harga
borongan terendah yang menentukan, tetapi juga tebirr memandang
pada kualitas pekerjaan
yang ditawarkan' oleh karenanya kemungkinun
..n.*ui kesulitan utuu kesalahan pengertian
pada pelaksanaan menjadi lebih kecil.
Bentuk lain di antara penaw:uan dengan undangan
dan penawaran terbuka adalah
penawaran sesudah pre seleksi. Pada tahap awal penawaran
ini dibuat terbuka, kemudian
oleh pemberi pekerjaan dan penasihatnyu oipitit puru prnuwar
dalam jumlah yang terbatas.
Selanjutnya para penawar yang terpilih akan iiunaong
kembari untuk mengajukan penawaran-
pekerjaan yang lebih terperinci.
Akhirnya ada suatu bentuk khusus dari penawaran yang
dinamakan sistem ,Turnkey,.
Di sini pemborong hanya atas dasar penguraian sasaran,
bertanggung jawab untuk
perencanaan dan pelaksanaan.
Sasaran yang dimaksud misalnya ukuran, jumlah penduduk
yang dapat ditampung,
maksud penggunaan, penghematan energi. Pemberi keda
- mungkin didampingi penasihat
- dapat menentukan pilihan dari beragzlm rencana termasut aspet keuangannya. Apabila
izin peke$aan diberikan dan pemborong kemudian bertanggunjiawab
secara keseluruhan
untuk terlaksananya pekerjaan itu. Pada penyerahan pekerjaan,
pemberi keda akan meneliti
apakah pemborong telah memenuhi sasarannya.

5. Pm&eKSASgAe"rS
Pihak yang mendapat tugas untuk melakukan fungsi pengawasan
pada pembangunan
merupakan penanggung jawab langsung atas pelaksanaan
pekerjaan yang diawasinya, seperti
pengawasan pada penancapan tiang atau pengawasan
tr,rrrr puao p.*asangan instalasi
Iistrik dan gas' Dalam kenyataannya ada oua ca.a yang
berbeda dalam iubungannya dengan
pengawasan dan pertanggungan jawab:
Pembangunan dengan tanggung jawab sendiri,
Pembangunan dengan tanggung jawab direksi.
.ueBunlrqrad
ruelep uu)plnssulp ledep .uu>pun1a1lp ute,(u 8uu,( e,(urq JBSEp selp uup detat Buu,( JBSeq
ruBIBp uers8Eue rp uuT.unluuJrp Eue,( e{erq qBIBpe,uolsodualalJa| uop ua$odla$,
'!U!S
Ip lBlBJIp ue:e,(uqtuad n11ern InsuuJal ueelre4ad uer{Bquel uuurlSuntual uep uuu[.ra>1ad
ue8uern8uad nele u?quqtuel 'Stalsodualauai uDp uatsodlrtr, .ue8unilq:ad entuas BuBru
tp 'uenSSurtu ue:odBl r.lgnqas r^uBIBp unsnsrp n88unu derlag .(uotaq rsrrulsuo{ rseredar
wP uele^\u'nd 'L uerteg lBt{ll) tut ue8uerela{ u?{BunSSuatu elnd ledep rsereder ueelre1ed
uEp uule^\u-rad 1n1un nll Surdures Iq 'ue{n>lelrp BpB 8ue,( uerfuefrad uep ue3uedurrfuad
u{uqeqas ude urlEunu BIIq uup e{uuelpu[a1 lses BueruruEuq :luadas rleqtual unsnlalrp
ludep uBBuus{Bled'ueqelesal rpuFal IBrl ruBIBp rp EuerBI qalo Eurluad le8uus rur uglqeouad
'e,(uru8eqes uup e[ra1 e8eual qelunt 'e.(uqeqa,(uad uep ueluqtuul:ale>1 ,ucunc usBpBaI
'uuqeq-ueqeq usJtlle,(ued'uuefte1ad uenfetua1 'lenqlp 8ue,( uerlueftad :ue{unluu3rp rurs rC
'ueuEq DInq LuBIBplp ueun8uequad lefemlJ leleJueur uBIu se/tre8uad 'uuueq uese^re8ued
uB{nIBIau Surdures IO 'uolaq uoulela rsulpqed :efulesrur 'ue{eues{e1rp uuuftalad uurfleq
ledual uep IIrqBd rxnseuaut e8nf {Bqreq 'uuun8ueqtuad rsulol Ip uBunquruad leduat
Suepn8 D{nsgtuatu qaloq {e{ ledepuetu BI rlgnoal 5llgq ue8uap uruse8nr uBIBuB$lBIetu lgdgp
ruEV 'uuunEueq ueqeq Bs{lreuetu uep Euo.roquad IrBp BFa{ Brur uB{B loruo{ .uern>ln3uad
Io4uo{ :{ns?uuel UIBI BrBluV '{elsaq tuBIEp r,unluecJal 3ue{ uee[ra1ad uep ugguequlad
{Epll
rselre8uau u8nf suirre8uad uep se8nl 'qeqnlp - IBel uulerecrqrp eduq - ledep
uBp ue{n{e11p q1[e,n efuueqeqruad ueuq8untual uep uelureolqlp qe1al 8ue,( ueresale[ua4
'|PeFa ludep Euef efuuqtlnse{ uep ueeue$lelad uer8eq edu-raqaq
Inlun rqnuadrp sn;gq
Euer( uulerufsradue{rrxluau sruBq Btuetrual selre8ua4 'lqerlp leqrseuad qalo elnd Flperllp
lnqasrq leder B{BuI 'uelSuuculqradlp ueuue$leled eped uBqBIBSa{ Enruas suarel qal6
'e,(uru8eqas uup'uu>1u:ucrqrp
uB{B efutunlaqas uelSunlrqradrp {el 3ue( uulrlnsa{ e,(u1nqturl ueurlflunuel
epa{ Buecuer uped rlequa{ ue{r.lere8uau
uBBuBsIBIad >1n1un
uolnpadrp 8ue{ uuqeq-uBt{Bq uup rnfnlasrp qelat 8ue[ reque8 IrBp uur.Ierafuad nDlB^\
:Suelua uurygrdrp sruBl{ Iuls I(I 'ueefta1ad uunleua1 usp rsusrue8ro lnltuefuau
Suef uuluosrad epEes ue{Brsclqlp - se/heEuad e1eda1 nBlE Buucue:ad ueurdurd qu^ruq rp
uB)lBuB$lBIIp - ueun8uequrad leder BpEd 'uuun8uequrad leder ue{Brueurp rur uuEurpurued
'Suoroqurad uep ls{aJlp ursluB Jnlural eJeces ueEurpuruad uu:1n1ullp uB)tB .nlueual ueetralad
uwue$lBlad lees eped 'e{usualu{ qeto 'uEBuBs{B1ad uulep rp rlepue{ Eue8auaur Brues
-BtuBsreq eueqelad uep l$lerlp BinqBq luqrlral sslu Ip uerurn IrBC 'ueulralad uuqerafuad
nDlB^r ue1uda1a1 {nlun qe,nef SunSsueuaq u8nf 'lnqtull 8uu,( uuleosrad uulesalaluatu
{nlun se,ne8uad uu8uap Sutpunraq undneu ueefralad usqnrnlesel uu>lrensafueu
uBp {IBq Euer( BuBJuaJ rnletuau Surdues Ip 'senl l?rrre eueslelad r:ep su8n;
'..Buss{Pled.. uulutueurp 3uu{ tuerooses qeto rlD{utrrp ulnd Supas Suo.loquad
Eueroas 'ueunEuuqured rsu>1ol IO 'lrlpuas Euoroqtued qelo uqmlulrp rur e[.re1 Buecuer Lrsp
-
unsnfuad uep (e[a:l u8euat) ufre1ed erud epud lerutsur Feqtud retuqes ue{pn$[Brulp
luls lp
- ueunEuuquad l$)tol epud uldurpued 'uuepa:1ad uunfuurel uup sslrluml sulu uese^\utuad
uB)lmfBleul sues ls:lerlp IIpIB/$au rylBPB se,i\uEuad B^\qBq ednl uutuuf 'Bpeqraq tetuBs
tue,( pq Bnp uulgdruau utdurueu IrEp IsBAlBEuau B,t\rIBq uolrtuqredlp nlJed .ls"plsu-r
ueEuessuad se^reEuad nstu 8te1l uedscueued semutuad $p,( uqpprua{lp rIBIq tue,( qoluoo
padas sstre8ued qns nule efuEuuplq nuurlerrau tuu.( se^ruEued qalo lturdureplp setre8uad
epdey 'uuuntuequad 1so1o11p su^reEuad epdal tuuroas qelo ${Btlrp ufuesvlq uuun8uuqruad
I$lerlq 'ueuntuequad Is{arlp qelo snsnq:l BrBces uldruldrp ruBIBp usp
"npel IBrl spsd
IBq
'ueunEuequad uulurEal ugqrunlasal IJIpuas urdunuau BFa{ Iraqud.uuuped
6 ueun0ueque4 lsslo7 eped ueue/euen
I
r
10 Pedoman Pengeqaan Beton

Tambahan pekerjaan diartikan sebagai pekerjaan tambahan yang dilakukan


oleh
pemborong di luar dari yang telah dicantumkan dalam bestek. Pekerjaan ini
ditentukan
dalam pembicaraan dengan direksi termasuk permintaan biaya tambahan. Seperti juga pada
pekerjaan tambahan dapat pula bagian pekerjaan yang telah tercantum di dalam
bestek
dihapuskan. Dalam hal ini juga harus dilakukan pembicaraan dengan direksi untuk
menetapkan pefiitungan biayanya. Ini disebut pengurangan pekedaan. Buku harian
dan
laporan mingguan ditandatangani oleh konsultan perencana, pengawas dan pemborong.
I-aporan yang teJah ditandatangani dikirim ke pengelola proy.k, Lonsultan
[rrn"rnu*,
pemborong dan kemungkinan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan peterjaan.

ffi ' ELF$"9'sKe]\Yfl.""Affi/&.&] :A #;g]Rii F,ffiE{e$H s,trsi{{:t-{.}r,i,t+Jts.

Sebelum persiapan nyata untuk pelaksanaan dimulai, ukuran dan perbedaan ketinggian
dari lokasi bangunan sudah harus diketahui. Apabila keterangan tenrang hal ini tak dikeLhui,
maka situasi yang ada dari lokasi harus diukur. Untuk itr akan dilakukan oleh ahli
ukur
tanah dengan bantuan alat waterpas, alat ukur sudut dan pita ukur. Lokasi bangunan yang
pasti dapat diukur berdasarkan batas-batas yang jelas sepertijalan, saluran uir,
utuu teterangan
yang diminta dari kadaster (instansi pemerintah). Apabila hal itu telah diketahui,
maka
ukuran lokasi bangunan dapat dinyatakan dan sekeliling lokasi dipatok dengan tonggak-
tonggak "bench mark". Tonggak-tonggak ini berupa patok bertanda yang ujungnya
JiUrri
warna dan dimasukkan sampai tersisa beberapa cm di atas permrkuun tanah. Akhirnya
pengukur tanah membuat gambar dari jarak-jarak ke titik tetap, iempat dari tonggak-tonggak
dan ukuran-ukuran lain yang relevan. Di samping penentuan tempat, penting.lrga
menent [-
ketinggian dari lokasi yang disebut tanda tinggi. Pengukur tanah melu[rm pengukuran
dengan waterpas untuk mendapatkan titik-titik sebagai tanda dari lokasi bangunan
mendatang.
Sering pula oleh instansi pemerintah dituntut suatu tanda ukur tertentu. Ketinggian
lantai
dasar dapat ditentukan dengan perbedaan ketinggiannya dari as jalan
ltengatr-tengah). Jika
di sekitar tak terdapat tinggi ukur yang tetap, maka dapat diletakkan sebuahlanda k-etinggian
pada lokasi bangun an (Gambar l.l). Apabila seluruh ukuran dari lokasi
diketahui, dibuattatr

: i::
:.1.."i-.,1
..,-.1,'r
.\::-)

Gasnnar tr.!. Tanda ketinggian. ilambapr . .? Konus Sonder.


'(snuo{ uqBqr.uEq tsBrlslSaJ) Japuos ruBJSBlq g"E r.sqlEiBe;B
&mdrret 00'gz +
JBSB)I .llsBd 0'92 *
ol'rz *
Bss)l ,qnc pdurBc
snleq lsrd uuqdrl
&rq1 6untn
x
(n'8! + B
E'
,e
fi e
o
o
7.
D
pquq Ounduel
=
T'
6
yEurBo 06'zl +
c3
x
99'Zl + o
D
:,
B
)
o
o.
o
o
nqB-ngB 3
pquq Oundtucl xtrtr
D
3
0g'9 + a
E
ylqurB9
08'8 +
6undurl
oz'8 +
Jlsed uBqqurEued
000 002 001 NVN.UJ OZ'O
t qeuel utulnr.ure6
.,-lqf tuqrp souol rrqoqurBl{
ue8uetala) 'q?puarel rIB s{ntu 63ull uup lerurs{Bru rle B{nu r33up slnd rnqu1alrp srueq sTeru
'uIISnut spud SunluuS-raq quuel JtB Blnut uueJEI qalg 'lsepuod uelsrs ueqrlrtuad ue8uap
uslplreq lul uep qBuBl rIB u{nu uett8ulla{ Jn{ntuaur Inlun uurynfuurp lBBuBs uBBpBaI
sderaqeq UIBIuO 'uoleq Suucued tuult nBlE uuJnuns 'nfu>I tuucued Euelt IsBpuod :Bfulesrut
'lsupuod tuelsls qllruteu uup tlsusl tunlnp elep uulnlueueu ledep tltp tueJoes rul stsp
uEnluBq ueEuaq '(g'7 nqupg) ropuos IBIB BpBd lelecrp snuo{ ueleqtuBq uep r{Buul ruBIBp
eI wla{p Q'l rDquDg) snuol Inluaqreq rDIn Bdrd rur epolau BpBd 'rapuos ruurEurp
uuEuep nIIBF urcl EuBI uullllauad epole1a1 'Bsrluuerp uerpntuel ledeprp Eue[ qeuel 'qBust
Joq uBnluBq uB8uep MtuBIp sruBq LIBuBI L{oluoJ rur {nlun'qewl uBqrlaued uqn{Blrp snrBq
B:IBIu BlPesrel {Epll uBBuBJele{ BIIS 'uBtuulu8ued uep wllrleued uu{rpseproq uu8ueraud
usllregtuaur ludup tlelulJauld Isuslsur pl IBrl ruele(I'ruperuatu u(u8unlnp sfup Eue{ uBSrdsI
XAelJal BuBtu IP nele 'quuu1 tunlnp ulup ruseq BdBraqes uB)lrprlefuad u)ln)pletu srurq
u,(uulnlaqes s^\quq uBsnrBIIeI nlens qulupe rusag ?lBIs ru?lup uBuntuuqtuad 1n1u61
IiltNVT T{tiTTIAGNgd 'L
'usBuB$lB1ad uupp BurcUed uBlBltal nlBns ug)lBdruatr
uuJmlneued uep uuEuqeutad 'Ju:lEuoqlp sruuq BuBI wunErcq nu1u uunfuq-nleq luads
uBtuBIBtI q?Fun[es nu1e Uqecrp sruuq uuqnqunl-qngunl pq Bdaraqeq urBIB(I .lselrg^raq
tetuus lur urFetuad 'ueuntueqruad ue:lmlErp pdep lnqe$al Isu>lol uped utEug ueptlurapc
uueftoEuad wp un[Bpull uuuuus)tgld pEuqas ue>lltrelp Isu:Iol uetueluulad 'ls?)lol uetuqsuEd r
]1 ueunduequa4 pap7 eped ueue/euq1
12 Pedoman Pengeqaan Eeton

ini dibutuhkan untuk mengatur tiang pancang kayu senantiasa berada di bawatr permukaan
air agar pelapukan kayu dapat dihindari.
Dalam hal gudang bawah tanah penting pula untuk memperhitungkan kemungkinan
adanya tekanan ke atas disebabkan air tanah. Untuk menentukan tinggi muka air dapat
dengan menggali lubang dan membiarkannya beberapa saat, dan didapatlah muka air. Hal
yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan pipa ukur yang dimasukkan ke dalam
tanah. Setelah itu dengan bantuan sebuah perangkai dan pengukur muka air dapat diukur.
Untuk menentukan muka air tertinggi dan terendah tentu saja harus diperhitungkan pengamh
dari musim.

8. Efl{JtsUHGA}S PEH&.&ffi EffiS"trtsiHSE PE&E&EA-EF{T',4}H


Pada bab terdahulu diperbincangkan secara teratur soal fteda sama) dengan pemerintah.
Pembangunan adalah suatu proses yang tergantung pada lokasi dan sedikit banyak mengikut-
sertakan instansi pemerintah. Dalam hal bagaimanapun penting juga untuk mendapatkan
penjetasan tentang prosedur yang harus diikuti dan untuk mendapatkan izin bangunan.
Hendaknya diperhitungkan bahwa bangunan dalam skala besar paling sedikit akan dinilai
oleh instansi pemerintah dalam beberapa hal yakni:
penampakan (arsitektur),
persyaratan tata kerja (ukuran, garis arah, tinggi, volume dan peruntukan),
keamanan (perhitungan struktur),
keawetan (mutu bahan),
kegunaan (ukuran dari nrangan, lendutan),
penghematan energi.
Sebelum pelaksanaan konstruksi beton dimulai harus diketahui lebih dahulu apakah
gambar-gambar dan perhitungan dari pekerjaan beton telah disetujui oleh direksi dan instansi
pemerintah. Juga sebelumnya harus dibuat perjanjian mengenai pengujian terhadap tulangan
dan penjagaan kualitas dari beton mortal. Sebelum pengecoran, pengawas setempat sering
akan melakukan pengujian terhadap tulangan-tulangan. Bila dalarn hal ini tidak dibuat
perjanjian yang jelas, maka tak terelakkan kesalahan pengertian yang membawa ketidak-
harmonisan dan kelambatan. Di samping penjelasan itu juga penting pada masa persiapan
untuk mengetahui keinginan dan harapan dari instansi yang mengelola air, gas, dan listrik.
Untuk kemungkinan pelayanan sementara selama periode pembangunan berlaku peraturan
khusus.

9. PER.SE"qPA}T PMffiB#ffi.SFgG
Pemborong yang akhirnya bertanggung jawab akan pelaksanaan, sebelumnya harus
mengatur organisasi secara baik. Ini berlaku terutama pada pembangunan berskala besar.
Mencari penyelesaian atas persoalan yang timbul pada saat pelaksanaan senantiasa akan
mengakibatkan kelambanan, ketidakharmonisan, dan juga rendahnya kualitas dan diperlukan
tambahan biaya yang tidak sedikit. Ada sejumlah tindakan organisasi yang berlaku umum
yang dibutuhkan agar pelaksanaan berjalan dengan baik. Harus diingat bahwa kerjasama
yang baik antara semua pihak tidaklah datang begitu saja. Untuk memberikan gambaran
akan hal yang perlu diperhitungkan di dalam masa persiapan, perlu diikuti beberapa butir
di bawah ini:
Personel dan permasalahan umum
Pada bagian personalia dicari pelaksanaan yang tepat, pimpinan proyek dan pimpinan
perusahaan, personel dan sub pemborong. Di samping itu, sudah merupakan keharusan
'..uBdB{ ugp BdB wauep 'Buutu rp ,udurs ,lufueq ede:aq ,euerure8eq
'BdV.. :EuBl|ropes Suuf letutle{ ue8uep lruq 3ue,( uuuruor nlgns rn1e3ua61 .r1i1rr Bulruad
tuapotu uuuqusruad rFnqas eped 1ru1el BuBJueJ rnquloSuau rnlun rdelat ,urpues:e1 uerufe1aJ
nlBns uB{qnlnqueu lul BUaJEI qolo 'ualetu rJEp qnuf n1e1:al
Iupll :e8e uuecual lruls:
-{!tDlel Bnuas lluElepueu {nlun 'euBJuar qulupB uuu[:a>1ad uersesrue8ro8uad ue:eqturF
uB{uaquau 8ue,( uup ueuuuslelad uup ueders:ad luus epud lreq 8ue,( nlueq lBIe qgnqas
qi.hI?3BJffiF.Y '+r
'{oJoJ EueF leuos:ad uuurxnued >1n1un ueu.(erquad ue8uap
turpuuqrp r33ur1 qlqal uodsuerl e,(erq uep uBuelelad nl{B/r\ qeludu ue>lSuuquluadp sruf,q
Iul IEt{ tll?luq 'lJlpuasJel
uJBJas Jnlerp lruosrad rseuodsueJl uep ueruDlnuuad .resaq luflues
?lDlsreq 8ue{ ueunEuuquad epu4 'Suo.roqtuad qns ue8uep ue8unqnq uup ufte1 BuBJuar
'uBqBq qBltun['utsatu4tuleprad derlas uup uelur8ullp 3uu,( ueruses 'ueun8uuquad aseg derlx
uped lodulola:1 u,(uresaq unsnstp ufurq>Jy 'uelelerad uep lruosred ueerpesrale{ ue3uap
uBIIBnsesIp sruBq npad BIIfl 'lorluollp uup tBrlllp sruBq lsuelsut ru8eq.raq ue8uap uerfue&ad
'u[:el BuEcueU 'ue>lIBqBIp qeloq lul ueJenla8uad usp uelnseuad -rn1ef euas u,(uJelqes uE'[i
uuun8uequad rse1o1 uedep ssetu uE{B resepuoru 8ue{ rsladsur nlens 'ueun8uequad uudurs-rad
ue8uap u,(uuu8unqnr{ BpB 8ue,( ryqld Bnues r8unqnq8uau srusq Br nt! qglalas .ueef.ralaJ u
uep uer8eq uBqunlasa{ uBIB Jesupuetu 8ue,( rpnls ue8uap rulnruau srueq Eues{eled
UBBUB$lB1ad 1n1un uudels:a4
l
3
'Euoroquad qns ue8uap uerfuufJad lBnqtuatu ugp uBlBlBJad uee^tafuad u
uBp usllequd 'Uodsuurl 'n1ueq ueqeq 'Euu:eq-Suureq rnlu8ueur uerlaqurod uurfleg I
uBrlaqrued q
'u,{utunlaqas uerfueFad tenQlp n1:ad rpef .uesruBqal nlEns
rpefuetu Suoroquad-qns IrBp ugnlugq B^rqeq JBSeq uuurl8unue) .ntle,n uuqeuau Buei
uBqBqlusl uuef.ra8uad ueurlSunual uup uerlera,(uad nlle,rl ue8uap e8nf ue13un1rq:adp
sruBq luls IO 'uEllaquad uer8uq upud ue>lsuellp uep Suereq uenlradel uBIe JsUBp lpnqlp
Ielsaq uBp JBqureB ueryesepJag 'efuue>lureJrqueu uup e&a1 reque8 uu>pnfuulau Innn
dnlnc Eue[ ue8uenr eps srueH 'rs{arp qalo - epa{ Buecuer uelep uBltunluBcrp ufupsnu
- 1nfnlasrp qgpns sruBq requruS-requet uep ue8unllqrad uedel ug{nluelrp sruBH IB
rnllnrls aPolalt '
'JBseq eo:1 qu8ual-quEual Ip BpBJaq EueF rulsnl nele uBUDInuad u
Fup qnef 8ue[ ueuntuuq
rsu>lol UBIB luls Ip unuplld 'lul prl rnle8uau Inlun e,(utunlaqes Euenl qlqal Euer ru{e.! -l
'r
Ireqlp nped uEBurqas 'ue1t1nsa1 uaqulau uu>p uodsuerl BuerBI qelo 'rueq 8ue,( ueun8urq
Is?{ol a{ uelBIBJad uelqepunueur {nlun Uodsuuq euuJuer unsnsrp uBrpnruey .e,,(uueuun8al
p11el1p uep lsesuulue^ullp srusq usT{nlnqrp 8uu{ uelelerad 'efes e/rra[uau nglg
lleqtuxx
uuEuap 'uuquqruq nped nElB Blpesral dnlnc qupns efuenuas qopde iueefueuad BpB usAl
u,(unluaa 'unsnslp uernleEuad {nlun uelnlradrp EuuI uuquq uup'rslJup e,(ulnfuelag
'ue{Brpasrp uu>le ufuereEuqes wp uerpq qn
uBunquluad pdural '11uosrad ledtuq 'ls{erlp u1oE8ue Inlun tudruaa 'tunq1p uuunlueqruad 'Jn
utt
IsB)lol uelnleEuad unleqas BuBJuaJ uuEuap rcnses :p[un1ed uu>llrequreru EuB$[BIad
uqep.rad uup uuun8ueq lsellot ue.lnletuql IE
lu
'ue:lrsnsesp nped BIrq uep urul uue[a1ad uBl
uu:lnqlsq uutuap uetunqnq tuBIBp lerll1p sruerl upe tue,( IeuosJed ..)q^ISV. :efqeslu
@
uu leus$lu1rp tuef
ueefra1ad pgls uetuap renses rsuurnsuu luqld rtunqnqEuau {ru@
8t ueun6ueque4 lsato7 eped uau&.ql
14 Pedoman Pengeq'aan Beton

Apa Dapat ditemukan di dalam bestek dan gambar bestek


Bagaimana Analisa proses yang memberikan petunjuk akanjenis pengerlaanl
tiniakan yang harus dilakukan.
Contoh: penyetelan bekisting lantai penganvaman/pengikatan
tulangan lantai,
pengecoran beton,
pengerasan beton,
pembongkaran bekisting.
Berapa banyak Dapat ditemukan di dalam bestek dan gambar bestek, dapat disusun
sesuai dengan jumlah satuan.
Siapa Memberikan jawaban atas pertanyaan berapa tenaga kerja dan
bagian disiplin yang mana (pekerja kayu, pemasang batu,
penganyaman/pengikat) melakukan bermacam pekerjaan. Ini
memerlukan rencana personil.
Di mana Memberitahu jawaban apakah suatu pekerjaan dilakukan setempat
atau di tempat lain.
Dengan apa Alat bantu yang digunakan harus ditentukan menurut rencana
peralatan.
Untuk pengerjaan beton pada umumnya terdiri:
- jumlah bekisting (ukuran, jenis dan tipe),
alat transport (trirk, keran).
Kapan Dalam rencana waktu harus sampai pada penjelasan apa, di mana
dan kapan harus dikerjakan.
Ini dibedakan atas:
Rencana primer : l). Rencana waktu primer,
(rencana kasar 2). Anggaran kerja.
pelaksanaan).
Rencana sekunder: l). Rencana bahan,
pelaksa-
(detail 2). Rencana personil,
naan) 3). Rencana bahan,
4). Rencana gambar,
5). Rencana tanggung pembayaran,
6). Rencana pematangan lokasi bangunan,
7). Rencana pelaksanaan dan sebagainya.
Dalam perjalanan waktu berbagai teknik rencana telah dikembangkan. Dalam
pembangunan telah banyak digunakan sistem yang didasarkan atas diagram balok dan
diagram blok. Dengan diagram ini kemajuan dapat dijaga dan dapat diuji antara perkiraan
kemajuan yang telah dibuat dengan kemajuan pada kenyataannya. Di sini sering rnelihat
padalalur kritis 'kritike pat.lilur kritic dipandang sebagai bagian pekerjaan-pekerjaan
yang bila terjadi keterlambatan akan mempengaruhi kemajuan dari seluruh pembangunan.
Dengan memakai rencana waktu itu terutama pada jalur kritis merupakan yang sangat
penting. Metode yang berdasarkan pada jalur kritis ini disebut 'Critical Path Methode
(CPIO'. Untuk teknik perencanaan ini semakin banyak tersedia program.komputer, sehingga
dengan bantuan komputer rencana dapat disusun.
;i ,.. i.;.!,r-ii;ftq i;;iJii L;fi.

Dengan rencana balok (Gambar 1.4) dapat dilihat secara lebih jelas kebutuhan waktu
dan hubungan antara berbagai pekerjaan. Pada arah mendatar tercantum rencana waktu,
bervariasi dari jam sampai bulan. Pada arah vertikal tercantum berbagai macam bagian
pekerjaan. Dengan bantuan panah terlihat hubungan antara bagian pekerjaan.
'{otq IrBrSBIq g.i,i Jer:g'618'13l]
j
i?,r T"c- r* F,.-.
i *! l_!*T":*I!,'
t.c/r l% lO i o
;'-
"' ( i_:: j "::
robirebeqi , gsepuod ue
0rrurtu 6uelunuad 6uulnl ue0un>10ua1
, uelenQul?J: -ad ue6uoloua6
i;r;ri*i'o*i-r -l itzii*I--o l*e --
\ ;is-t--v;-
i-.r -t i--, --: ----;. -..-
ilt 'z/rt'z/t: 0
, i ,1.
lsepu6d6upi!1aq HZ , rEsep lBluE-I B
uerel6uoqrua6 i uesela6ua6 ldat ue6ue;n1
i
f E Fi=e Er a lji,Trj D lffi 3El-a6ffi d
uElas
rllplBral lBseles = J rt I
uBJBBEuols{ = e i rl !p
:
JltppJel IB/rlB - p :*
nlnqepral rBseles - J c;ota iB
t"
:
e[ra{ uuq tuBIEp nl{B/}r - q
nlnqepJal IBlr{B = B uBBfte8uad
'u?q Bnp uDlqnlnqureu uBsBJe8uad 's'I JcquBD r{otuGr rfB!
Ipadas nluaual uesquq ue>llraqlp qeued EpBd uep 'ueefra8uad uErBBq nlens urlr-:=un
Inlun uB)r{nlnqrp 8ue,( nDlB^r Ereuel {olq dBrlas BPBd '{olq UBP r,lBuPd uBruwq dr
uqpeg1p 1uls Ip (,spou, eEn[tnqasrp nqe 5tolq) ueuf.raEued uslteq urelus uqrsil.rarl;:t
qolg qrB-d:ftii ?iln:
1ur6eqes1 )topq urur8ul6 S'"{ .aaql,'rs6;3 lB
BlEq ue6ueser.r,.ras !u
'n
rrB
Tl mT:i?,,'7/7,8l ISEPu:'E
Ouelt updmuerad
tlBuBl uEd.ffid
UEOnE*}l usl
tqna r
uof
9l ueun6uequa4 lsap7 @ tnffi,
16 Pedoman Pengerjaan Beton

I 1. ruff{TISAR, PERATURA.I{T-PtrRATUR.Aru PEIIEERINTAI{


YANG BDRII\KU
ll.l. Keputusan Presiden (Keppres) No, 29 tahun 1984
Keputusan ini merupakan penyempurnaan dari keputusan-keputusan presiden
sebelumnya, yaitu Keppres l4A tahun 1980 dan Kepres 18 tahun 1981
Keputusan ini mempakan peraturan yang paling penting karena berkenaan dengan
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keppres 29 ini berisi
antara lain tentang :
Pedoman pokok penerimaan, pengeluaran, penatausahaan anggaran
Pedoman pelaksanaan Anggaran Belanja Rutin, Anggaran Belanja Pembangunan,
serta Anggaran dalam lingkungan Departemen Pertahanan dan Keamanan.
Keppres 29 juga memuat penjelasan dan 3 buah lampiran.
Lampiran I berisikan ketentuan-ketentuan tentang Pelelangan, pengadaan, dan
penunjukan langsung.
Lampiran II berisikan ketentuan-ketentuan tentang .......
Berkaitan dengan Keppres No. 29 adalah Keppres No. 30 tahun 1984. Keppres ini
menyangkut tentang Tim Pengendali Pengadaan Barang/?eralacan Pemerintah di Departemen/
Lembaga. Berkaitan dengan Keppres tersebut adalah :
Keppres No. l0 tahun 1980,
Keppres No. 42 tahun 1982,
Keppres No. I tahun 1981,
Keppres No. 7 tahun 1982, dan
Keppres No. l7 tahun 1983, yang berkaitan dengan pembentukan, penambahan,
perubahan dan penyempurnaan keanggotaan team pengendali tersebut.

11.2. Keputusan Menteri/Sekretaris Negara selaku Ketua Team Pengendali Pengadaan


BaranglPeralatan Pemerintah No. 9I2FPP BPP/UV1984 tentang Pedoman Prakwatifikasi.
Keputusan ini memuat antara lain tentang tata cara pelaksanaan prakwalifikasi masing-
masing untuk pekerjaan pemborongan, pekerjaan konsultansi serta pekerjaan pengadaan
barang dan jasa lain. Termasuk dalam lampiran adalah antara lain petunjuk penggunaan
DRM dan Pedoman Penentuan Sisa Kemampuan Nyata untuk Tekanan Pemborong.
ll3. Keputusan DirekturJenderal Cipta-Karya No.O30/KPTS/Cry 1985 tanggal30 Maret
1985 tentang Pedoman Operasional Pelaksanaan DIP Proyek Gedung Pemerintah dan
Penrmahan Dinas.
Keputusan ini adalah sebagai lampiran dari Surat Edaran Bersama Bappenas dan
Departemen Keuangan tanggal 29 Maret 1985 perihal Pedoman dan Standarisasi
Pembangunan perumahan Dinas dan Gedung Pemerintah.
Ada 3 buah lampiran pada keputusan ini.
Lampiran A adalah Pedoman Penyelenggaraan Proyek, .....
Perlu diketahui bahwa Pedoman-Pedoman di atas ditetapkan secara periodik tiap tahun.
11.4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara penertiban Aparatur
Negara No. l55a/XMK.01U1983 dan 02[\{ENPAN/I983 tentang Petunjuk Mengenai
Pengadaan dan Biaya Pekerjaan Konsultansi Konsultan Indonesia, tertanggal24 Februari
1983.
Bersama dengan keputusan di atas, ada lagi Surat Edaran bersama Menteri Keuangan
dan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara No. SE-l8a/MK/1983 dan No. OZtSEt
MENPAN/1983 tertanggal 24 Februari 1983, mengenai Perincian tentang Beban Biaya
Personil (Billing Rate) dan biaya langsung yang dapat diganti (Direct Reimbursable Cost),
keputusan dan surat edaran di atas kemudian dicabut dan diperbarui dengan Keputusan
'
'g6I Brseuopul ufeg ueuntuuq uuBuecuaJad u?JnlBJed
'186I unqul tunpeg {nlun Blseuopul udurag uBqBI uueuBcuared usrrusrad
t
'0L61 unqq (tfla) Brseuopul uulsnhl uurnlurad IU
:e,(ulesrur Brseuopul lseslluurtof{
uese.(ua qelo uBlllqrellp qelel 8ue,( urel BrBfue nlge.( ueuse.f,olared/srulal
!8es upedal
qBJBral8ue.( e.(uuJq qBlupauad uu.rnlu.tad-uern;anad upu rIlsBHI r1e,(ord uBBuB$lB1ad uep
d;lanlqqurpr slu{q pes uped uurluu:lauau 1e.(ueq qlqal sBlB !p uannlu.red-uernlgred .4.II
OfldV uup Ngdy 1a,(o.rd UEBUB$IE1ad :1n[unpd
tuelual qr.raepfisugdo.rd 1e13ug11p uuuroped-ueuropad ..n.d uaruapudeq .r.&ru{qd!J tI
uafrgq uuun8urq qBtr lB.roplarlo qelo lgnq;p 3uu.( sgul0 ugqgrurued ugp qquuaued
tunpeg ueuntuequed uee.IeE8uale.(ua4 {nlun rrlnuroJ-rllnurol g}rades a,(uulq
luuo.tsanado uBJnlBrad-uelnle.rod upr qlsBnr tsulr !p uBJnlBrad-uelnlu.red qqas .9.II Is
TI
'tlsll'o11 u.re8eN uersqruerl uuquqruq uep .If6I
lent gz ptSuq EpuBleg BlpulH qBtuFeuod uesnlnde;1 tBrns uutuap uqqBEp turr
'0l..) ueryeinitrequado ue,r tuguraue [!q tupreoalg6l ep JooA uepruauoo1 eueure3ly .g11
'Blsauopq usllnsuo) IsuqFsuox uuuttadry
u,(e1g puetuaur 1nfunla4 tueluq Sg1lttfiErynlgg .da) .oN-seuadug ,ni.Xrrarrtt
L} ueun6ueEaa4 lssto7 eped uaualh-q1
uol
Jenis-ienis
Organisasi
dam. Persie.X)&m
treke-ff$&&It

3". grEFgB&Egq"IE"EJArq
persiaPan, rencana
Setelah mengumpulkan dan mengolah semua keterangan pada fase
gambaran yang ada' Jelas, untuk suatu
untuk pengaturan lokasi bangunan ditutun dengan
pemUungunaan dalam skala kecil pengaturannya tidak begitu rumit.
Walaupun demikian,
hal tersebut tidak boleh diabaikan karena suatu pemikiran yang masak untuk penempatan
tempat pembuatan yang pintar
atau penyimpanan bahan-bahan bangunan dan penyusunan
akan membawa keuntungan.
pertama-tama karena tindakan dan transpor yang tak perlu di lokasi bangunan dapat
dihindarkan.
Kedua, ketidakharmonisan antara berbagai pihak akan berkurang'
pada pembangunan berskala lebih besar, lokasi bangunan dibagi secara efisien dan
seperlunyu. S.Uugui alat bantu dapat digunakan rencana pembangunan
yang telah dibuat,
di sini terlihat bagian-bagian pengerjaan - tempat dan kapan dikerjakan - dalam proses
pembangunan itu. Sesuai dengan itu dapat ditentukan letak dari molen beton dan pompa
jalur keian, beberapa tempat penentuan bahan bangunan dan berbagai
beton, keran pengerek,
dipertimbangkan, apakah pengerjaan beton
bangsal berantai. Dalam hal ini; sebagai contoh
dari pusat mortal beton. Dalam hal yang pertama
akan dilakukan sendiri atau didatangkan
semen harus
tempat dari molen beton, penimbunan pasir, kerikil dan gudang penimbunan
berada di sekitar rencana pelokasian. Tentu saja jalur pemasukan dari beton spesi ke tempat
jauh. Kebanyakan tempat itu harus berada dalam jangkauan
pengerjaan tidak boleh teilalu
L.r*. Apabila beton diproduksi di pusat mortal beton, maka harus cukup disediakan jalanan
di lokasi pembangunan agar truk yang berat dapat mengantarkan muatannya. Harus diingat
jadi jalan
bahwa puOu penfecoran dalam skala besar harus dikerjakan siang dan malam,
masuk dan jalan keluar pada lokasi bangunan harus tanpa hambatan'
pada p.lokrrnoan konstruksi beton harus selalu memperhitungkan tempat penyiapan
(pelengkungan dan
baja beron dan lokasi di mana pengerjaan baja beton dapat dilakukan
pemotongan). Sudah disebutkan terdahulu, bahwa tempat dari gudang penyimPanan harus
juga untuk: tempat direksi, staf lokal dan staf pribadi-
iipikirkun secara baik. Ini berlaku
penting pula bahwa tempat untuk pemondokan itu jangan menyebabkan halangan pada
yang
pelaksanaan. Sebagai contoh gangguan yaitu; bila pemondokan terletak di atas tempat
perlu dilakukan pengerjaan tanah untuk sambungan telepon, listrik, air dan gas.

*. Fffi: ;:r{,e ftr_Et"ll1iii Lr$,ff#.tf,iH B,Ailtit*tJItS},.S,{


Dengan berbagai macam alasan, diinginkan untuk lebih dulu memagari lokasi bangunan.
pada urnumnya pemagaran itu bertujuan untuk mencegah kunjungan yang tak dikehendaki
dan mencegah pencurian dan perusakan bahan bangunan yang mahal.
lBIs ustlBpurdrad leqplu ue{reputqlp ludap rnlu u,(uqn1uru :e8u uuun8uuq rnruns uuqnrnlasal
rluESuaru Suuas'3ue1l uedecuuuad lr,l tuBlBC 'ruru 000t g 00g lelol uu{u1e1ad:uqel ueqequrEl
Ipuf - tsts detles uped tutu 00S redtuus 00t lrup ue>letalad reqal ueqeqruul tedup:ar -
u!a1 3ueru ueququgl uu8uep uulSunlrq.radrp snruq ruulup qlqel SueX uu1u1a1ad {nlun
'ruru 002 g 00t ququcl'F
rsupuod ue4e1a1ed Jeqal uuSuap curus uurlu8 ruqal 'tuulup lupll 8ue,( uerleSSuad upe4 'rn1e
r1e33uau uu8uap uB{nIBIrp uuuqrapas SueX ,lDDts do. ue4uialed rsepuod qenqas Inlun
ItvidiltlNv& $i3r*qIl$ J.d'Ui{"A&;''"Jr*ihiI[<i E
'lerlopoel ue8uap Iorluolp nvtv ,poo7alqrs.
Sunlue8req nled uunlueq uu8uap dutat 8ue,( 3ue1rs Bpuul uultudureueur ue8uap qu8acrp tedep
e,(u8uunu lstsod r8Euruau 8ue,{ uuefralad epe4 'uru1 3ue,{ uuun8uuq te{8urt eI E^reqral {Ep!
ntes Suef ueun8uuq 1e13u1t eped uutlrlat{upllel 'dulal 8ue,( rsua:eJal {Jtll rg{curau uu8uaq
'ue1de1alrp lllll ude:aqaq uep r88url uurn{n 'qeue1 B{nu a1 1efue-raq qepns ueun8ueq
BIIIeX 'rsupuod uep (tuauraseq) reple{-Ieluel r33ur1 uern{n ue{nluaueu {nlun ueleun8rp
ledep sedre1e16 'e8nf {nsuuuet ,uatplafioo{. lnqasrp 8ue[ ueun8ueq r38ugt 'e(ureqq
uup Euufued uuldelaueu IIBncaX 'rn{n-Buscuar IrBp ue>lqepurdlp tedep Surpurp Bnuras Lru?
ledtual ueun8ueq e18uur Bped 'uBrn{n reSeqas (>1esed) 1e1rd ueltedtuatlp e,(uren1 uer8eq
rp 8ue{ uuded u>13uer IrBp lrlprat 3ue{ uuun8uuq e18uer ueluunSSuaur uueftalad 1e,(ueg
't33uu uBJnIn uu{nluauau Inlun uuluun8rp tedep sefualum 8ue1es nlr Surdures !p 'sgEt
uup uern{n qalo:ad1p tudep (rn1n 1up 1e13uol) suolef uup Jn{n elrd uenlueq ue8uaq
'Buer.IJepas tue,( nlueq IBIB-IEIe teler.rara
ue8uap ueldaatJp tedup 1u.ref uep uern{n 'Bnruas ueun8ueq rsB{ol ruBIBp rq 'Suutep w1:
Eue{ ueun8ueq {Elel uuldelauau {nlun dnlnc r{uplepll S'I epolau lunuetu uenluauad
ii ir: i. i'.i..-. j,i,'..;;.,.:. .,.',;';'t=,,:i.;"liiiti;:;rj,{ .iift,i,..,._r-'.,uI''
'SurtuaJ i':r.""
uetuale qBIepB 'ueqrunlasa{ uBJn{n ue8uap rensas, sruBrl uur8eq uurn>ln8uad-ue:nlnital
ueqeltunfued depeqrel IoJluoI rule{'qn:n1a,(uau lorluo{ ue{n{Blatu JnlsJal BrEOes uep nmd
Suer( e[a{ epolau mlelraq luqld snuas Inlun 'uu>laca8uad uelnleleru stueq se.retoad J
Iuls Ip B{Bru 'ruseq Eue{ JIluEeu l?rl ue{leqr>leEuaur ludep uurnln8uad ueqelesatr q tl
Sunuad lu8ues lul ptl Buare{ qel6'snsnql uuuqulad nBlB ?uuslelad Suuroas e[:a1 uenllan{
uolqrunqureru {ol{Brd tsenlts al requeS-ruqtuu8 upud upe Eue[ uern{n FBp uerlutua0auq4
't33u1t uurn{n uep JnIn suu8 uetuap du13ua1 dn>1nc Buas uanlasuo{ snreq !u!s rp e
requeS-requ?D ':eqtueS-reqrue8 epud ledup:e1 3ue,( EuBJuaJ uep ueJn{n uudelauad 1n:n
dnlnc Suef uurluqrad uaquau sruBr.l euecua:od uetlnsuo{ orlq Ip uueuecuarad asu; ursp6
'rnl{ruls eFaI ruqute8 uBp IBInulp IIBq 8ue,( ue.rnln8uad nluns E^\qBq leqtlral luls l.6
'uuun8ueqtuad euecuer lrup ledq 8uu[ uurn{n uunlueued uup uedelauad re8eqes uetrrlrrEl
uurnlnEued 'uurmln8ued uuBuB$[EIad qulupe Supuad Suef ueefta8ued uer8eq uep ntes
Ff.\-??rI-ffi}Xfi t.iJ'.r :
'qucuurad tuqryD
ufupspu ueuulef uedsteEued pq edereqeq urclep uep rsplraq ls,tru>l uuEuep ue8edJp dry
sruuq IuBJaq
rq'urBI Euef wu:lulaca:l usp Bpueq-Bpuaq uuqn;efal lrsp Jepurqrel le.na1 ,r{
lnprefsuru:uEu gqusrn sluutl tuuf ruputuatu uu{epull reuaEuaw qetupaured Isuslsq uEilq
trBBrBclqtued uu:ppelp uB)tB pq edureqeq urBIeO 'uuun8uuquad ueeuusrylad ueEunquruueq
luql{B uentEuuE pep rEunpulrp nlrad 1e1ere[seru 'usgloryed uu8umlSu[ urelpp IO
6l ueepasla4 uedepta4 uep pesluedtg srLe-lf
I
.L
Pedoman Penge74an Beton

Penyetel tiang pancang. Sebelumnya harus ditentukan berapa banyak tanah yang harus
digali dan pengaturan penimbunan dan pembuangannya.
Perhitungkan juga, bahwa sebagai akibat kegiatan penggalian, kekompakkan tanah
(Car*ar2.I). Sebagai contoh
akan berkurang, karena itu menyebabkan pertambahan volume
pada pasir l0 6 35%; lempung kurus 20 6 25% dan lempung gemuk atau tanah
liat 25 6
30%.

>.;:ri%.:J7/sy7,:.-iT=-L.<7,i..9j;,Fi,rl);i,,.79V7;.7;1-1-

\,.---.1

{.iare:fua . 2..i Pertambahan volume tanah galian.

Sudut kemiringan dari suatu lereng (kelandaian) merupakan bagian penting dari
penggalian dalam skala besar, ini terutama ditentukan oleh kelandaian atami dari jenii-jenis
tanah kering. Sebagai contoh kelandaian alami dari lemp ung 20-250, pasir 30-4ff (Gaitor-
2.2).
Juga untuk penggalian perlu dibuat rencana.

Bidang geser yang paling berbahaya


,/ ./
,/ / ---
/
.\.( -/ kelandaian alami

= ./-- tt ---

: r], *,; *.'is t;: ? "1 Kelandaian alami.

Di sini perlu diperhitungkan hal-hal berikut:


penggalian dengan tangan (tenaga manusia),
penggalian dengan mesin (tenaga mesin),
jalur pemasukan/pengeluaran,
jalan-jalan (dengan pelat) sementara,
kabel dan pipa.

jii*i,, i lij:ii|;.'T.' 1:,:i ;,::, t:. :' ::i-

I-)alam banyak hal, ingatlah pada sumur bangunan yang


terletak sepanjang pinggir
jalan dan pemukiman, sebuah sumur bangunan tidak dapai dibuat
dengan kelandaian. Juga
sumur yang dalam - berkaitan dengan keperluan ruangan tidak mudah
-
kelandaian. Bila hal seperti ini muncul maka dapat dibuat struktur dinding
dibuat dengan
penahan tanah.
Di sini ada beberapa jenis yang mendapar perhatian:
dinding tanggul dari kayu (Gambar 2.3),
dinding tanggul dari baja (Gambar 2.3),
'rre dBpe{ rs{nrlsuol r{Eni}i
rsBsrlBeJrp lBdBp uoleq lequns nElE seJrp 3ue,( ufcq telad uunlueq uriurp .s.z
rgquug gr;
uuresala'(uad uped'Bpureq nll edtuod Jnuns Buetu
Jp tudruat eped uu:ocoqe{ InQturl \r;;
lluuu e33urq uEllluapos ull){tlputt Itquurp snruq IUis IC'raplal rutuuI rlu^ruq,p r,{u1r,, ]
uE{{elallp ludep udtuod rnLuns'ue1ur48unuau lcpll ucun8ur:q 8uuqn1 rEnl rp cd,l:,:
rntuns ueleduauad elrg 'uulnlelrp qupnu eduod rre rrup ue8uunqued euutu ip'rs,s
up.-,;
ueun8ueq rntunspuBqnl rBnl tp ,nTrlntrllp
{leq qlqol eduod rnruns .ueqrlrd re8eqa5 .Bundura,
llJedas rIB snqtuellP lllns Suef qeuel {nlun {ococ 3uurn1 uup rrsud padas lserrrrqeauuaa,
'rtu tnlu[p qupnu 8uel( r.{Buel
edrt Inlun {oJoc le8ues 1ur rpadas ueuduoued >1n1uag
'(roq eduod) :aquns ueudtuouad
'B{nqJa ueedurouad
:uurleqrod ledepueu rpuf 3uu{ drsu!:d Bnp BpB ueeduror.uad 1nru1
'r8e1
uuel qlqal efra1aq sruer{ uduod .su1e uuqaq e,(uupe
eduel 8ulra5 '(uuun8ueq)
sutu uuqaq ledepuatu dnlnc qulal uep (nluqueu) rru dupal qEia
rBuaq-Jsueq ls{rulsuo:1 redtues ls8unyaq srual sruBq eduod n1r uefluap SuHrag .JrB u'rrrqa
uBqBueu {nlun uBlBn{ar ru{undurau unleq rosrp ruuq Eue,t uoleg .uolag sBlllEnr trnl5o
Surtuad ueun8ueq rnruns/8ueqn1 e,(u8upal e8efuatu
- Inlun - ueroca3uea qeleia, undn.*
eFa{ nllE/h strBles IIBq uu{n{BIIp uulorluo8uad 'uo1aq rs{rulsuo{ ueeugs{Blad epe4
'Jusaq uDluuas uee[re1ad
IrBp uelequelralal uep uB{BsuaI uuurlSuntual uelqeqa,(u:r-r
uB{B nlual 'tepeuratu {Bpll edtuod pep sulrsudul uueueslulad luus eped ele,(ural BIIS -{17
ledueq ledeprq - uufnq tutsnu epud - Bueru rp e,(utunlaqas ue18uulqredlp {nlun aurrug
Suef IBq qsppv 'uesruBqa>1 rpefuatu ueun8uuq 8ueqn1 ueeduouad e88uiq )lguau q-*
qB/huq Iprlu Blntu ueuq8untual uuun8ueq 8ueqn1 ueuun8Sued eped Inq1tlll 3u!.ra5
'(2'7 toqwrg) nlnqup qlqal Suusudrp rur
1n33ue1 Surpurp rsIrulsuol e,iuru:un
EpBd 'PusJuaJad uellnsuo{ qelo e,(uuan4n uep {nlueq uBIuuBJuaJrp sruBq nlr rnl.I|-..I,s
'JelBpueuJ e(ufl uBllBuatu
Inlun ,woo4adruars. uer{Buad e18uer ufunl:ad ue{nluauaur Teuil
uBr{Bllp lBpueq tue,( qBuBl rESup uup uErn{n IrBp tunluetrat 1u1 1n33u4 Sulpulo
'1n53uq Surpurp lgord qoluoC Et.i.. ;,i
'ufeq pep 'Me{ Hsp
1n33uq Surpurp luord 1n33ue1 Eurpurp 1go,d
qcsaoH .l:i,
i:
Jou)lsolx ,
I
6
s
\ f
i!..,__ -'t. E
- --t''- u
ddruy uessJE|.l
fsjt 9
l q(
q
!1
tl
'urlrag ln8tua Eurpurp
'u[eq rslrulsuodruoleq rnl{nls
lz ueefies1a4 uedepta4 uep rce*uefu6t sriaLst.r
.L
(U
at
.Y .o)
3 iio
Eor
rc Es
.ok
='6- or>
c-
EF EE
Sor cl
s,E>\ EP
-E
Tt- E3
.=(! 9=
E'C cE
(Uf
KP
-J

ot;
c.o
Eo
E' i5 EE
(l= trcL
ad
o= -- rB
g6'
a-6
,_
c-o
.E 3,
OC,r
4c
-G
Se
or.:
C"E
cc
EE
fl

l
t,)
(,)
c(0
.Y
o, :,
c C
6 f
.g
o l

l
Ef
EE
hc,
o
O'P
C
(, .Ed
tr>
ol
o,
c
(! o(U
0,
gE,
L EF
C-
(6:
>J
CF
o=
o-d

Konstruksi dinding tanggul, untuk lubang bangunan.


'raqtllns uBBdurourad g'z JBqurrc
Ln3 9l-g'1. alauierp
Jaquns-Jaquns
ueOuepec Bdu.e,-
uBrnps edrd lequnAuad
erPpn lalal
Jre uelnJns \
"{ -/
\\\ _
(uere1) lequnAuad
rrrc 0g-g I Jalauretp uelnles edtd
'rapla{ rBluel eped edurod 8ueqn1 g'U rBqruBC
lols\-nr
sruo>1 6ueqn; ueEuap t1e depa>; nele e[eq ed;d ue6uap lB dEper
raplol pluel eped edurod Oueqng ,oplal eped eduod ere(r
1e1ueg
6
g
(ereluaues uelol6uaqrp)
ez ueepetle4 uedeqste4 uep yseslue&g q,#
1
24 Pe&man Pengefaan
r
A"@ I

I
i

72 Pemompaan sumber
Dalam hal penambatran (pengurungan) pasir di atas tanah gambut yang lembek atau
lapisan lempung yang kurang padat dan dalam hal air tanah tenggek ('perched water table')
atau lapisan lempung yang padat, dibutuhkan pompa bor.
Prinsip dari pompa bor yaitu dengan bantuan sejumlah sumber (air), air tanatr dihisap
sedemikian hingga tinggi air tanatr menjadi turun sampai ketinggian yang diharapkan untuk
pelaksanaan pengerjaan. Di sekeliling lubang bangunan pipa-pipa dimasukkan ke dalam
tanah (berbagai sistem memungkinkan) yang saling dihubungkan satu sama lain dengan
saluran pipa-pipa dan kemudian dihubungkan pada satu sistem Pompa. Sistem ini cocok
untuk menurunkan air tanah sampai sekitar 4 6 5,5 m. Dalam penentuan kedalaman dari
penghisapan air harus diperhitungkan surutan air ('drawdown') pula (Gambar 2.Q.

8. PEI,AKSATYAAI\I PERBAII(AIY TA}IAH


8.1 Umum
Penambahan pasir dapat digunakan untuk membuat lokasi pada ketinggian yang
diinginkan atau mendapatkan dasar bawah tanah yang cocok untuk meletakkan pondasi
peletakan (lihat Gambor 2.7).

Gambar 2.7 Penambahan (pengurungan) pasir.

Ingatlah dalam hal adanya lapisan tipis dari humus yang terletak di atas pelat pasir
dengan kedalaman 1,5 62 m. Oleh penggalian dan penambahan pasir yang cocok merupakan
cara yang sederhana untuk mendapatkan lapisan bawah tanah yang punya daya dukung.
Sebagai akibat dari pengurungan ini timbul persoalan pada air yang berada di bawah tanah.
Oleh karena itu sering digunakan drainase vertikal untuk menghindari persoalan ini. Drainage
vertikal dapat dibuat dari bahan buatan 'kunstofl atau pasir.
Penambahan pasir sebagai metode untuk perbaikan tanah adalah cocok untuk
pelaksanaan pembangunan berskala kecil dan sering mengakibatkan pada penghematan
biaya untuk pengerjaan tanah.

f'
1., !
taLt* -
'"iv" ''

* woaa'" h
:i'
tr:* */4./4h;.
- *-

Sekop pemuat dan Buldoser.


'(tueI nlBS Er.uulas) rre l8ueue8rp rrsed uro.u
002 uuunqurl durles luts IC 'JIB ue8ueuesSuad qulepu rrsud uuleputuad rrup urul BrBJ
rgsed uesnquruad uup ue8ueuaSSua; .3-g
ucqrluq:adrp e8nf n1.rad (tnpr.:
-lnpnslp e,(ulesrtu) ISuluIItp UIIpas nBtB {eprl 8uu,{ tudual-1udua1 'eXuuulupeuad {nlu:
uB{lBBJuBurlp )tllBq {EIoq UBSBIUII '(tunuad) dolas urseru uup rasoplng ueeunSSuad epe4
'unlrler{Jedrp Eurluad rrsed
(taryd) uusrdul ueluputued uruc B{Btu 'ueq uurpnue{rp Btucs {up!l 3ue,( r.lBuel ueun:nuad
uB{rBpuIq8uau Inlun 'tutu 00S tudtues 002 uupqalal ue8uap uesrdul rad uulufralrp
ludep ueleun8rp Suur( l?lB uup uu>lur8urrp 3uu{ uetepede>1 ':rsed lsJrs :uep 3un1ue3:a1
'(6'7 nqtuog) lr1a3 uu4lnqtunuad u
'(6'7 nqurg) lasarp ursew uu8uap telad uu>11r.ruuad {
'(ue>plupapp) rsolds{a ueplnqunuad
43
'ue8uul ue8uap ue>plnqunuad
'r
:ruadas uelulerad ru8uqraq Brpesrol luls IO .srdelas ruap srdq
'3
BJPces UB)In>IEIIp uu8uel ue8uap.rrsed uuqeqrueua4 'dn1nc 3ue,( uuleduo>1a1 ue8uap taled
us
Inqup eSSurqas '{leq qlqal ledep ;tsed ueleputued erec B{Eru 'srdepeq BJBJos uB{n{EIp
JISI
rrsud ueqequeuad ulrqudy 'sn8rlulas uu{n{elrp uurSSuruad nu1e1 uuledal>leplte{ nlBnS
'uelepuurad 1e1e-1eJy 6'Z rBqr.uBC
lasalp utsaul
ue6uap ue>11ere61p rela6 1e1a6 re1a6 ue1>lnqunuad
ISBI
tu
IJBP
Ioc
ueB
rusl
,
ryt
i dus
'
i

'(g'7 nqwDg) - tuunuad - (runuad) dolas ulseu


'(g'7 nquog\ - tuoropuad - resoplng (.a1
'(do1es 'leqorot) uutuu1 ue?uap
i
:erec uduraqeq uetuep ue>ln>lellp 1udep rlsud uuqequuuad
I ne&
I
l
i
j
l
I
9Z ueelat1e4 udepn4 uq pesyuedpt #* I tapg
I
l-
26

Perembesan (infiltrasi) air akan membawa butir-butir pasir dan membentuk suatu i

susunan yang kompak. Apabila ada sumuran (pompa) hisap atau air dapat mercmbes dengan I

baik, boleh menimbus - menimbun - dengan pasir. Di sini alur digenangi dengan air dan :

kemudian pasir ditimbunkan sehingga air terdesak ke atas. Penggenangan dan penimbusan
dengan pasir dapat mencapai kepadatan yang lumayan. Namun demikian, baik pada
penggenangan maupun penimbusan harus diperhitungkan pelesakkannya - memadat - supaya
jumlah pasir yang dimasukkan lebih besar dari volume penambahan pasir.

9. PONDASI
9.1 Umum
Apabila bawah tanah di mana pembangunan akan dilakukan hanya terdiri dari tanah
lunak (tanpa daya dukung) seperti humus atau lempung lunak, dan pada kedalaman yang
lebih jauh (lebih dari 2 meter) baru terdapat lapisan yang berdaya dukung, maka harus
digunakan pondasi sumuran atau pondasi tiang pancang.
Susunan lapisan tanah dapat diperoleh dari penelitian tanah. Ahli mekanika tanah atau
spesialis pondasi - sesuai dengan hasil sonder, gambar bestek dan hitungan yang dibuat
konstruktor - dapat memberikan advis mengenai pondasi yang akan digunakan. Apabila
bawah tanah secara jelas mempunyai daya dukung (pasir atau batuan) atau dengan bantuan
perubahan tanah yang berdaya dukung, maka akan dipasang pondasi peletakan sebagai
pilihan. Biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk pembangunan berskala kecil.
Kita akan membedakan macam pondasi beton dalam:
pondasi peletakan pada batu bata atau beton padat,
pondasi lajur,
pondasi lajur dengan rusuk yang kokoh,
pondasi sumuran dengan balok beton,
pondasi tiang pancang kayu dengan balok beton,
pondasi tiang pancng beton dengan balok beton.

9.2 Pondasi peletakan pada batu bata atau beton padat


Jika lapisan bawah bata telah dibuat, dapat disusun batu dengan kekuatan yang memadai
dan diisi dengan mortal. Sebagai alternatif, pada beton padat dibuat dari campuran satu
bagian semen, tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil yang dipadatkan dalam iklim yang
lembab (Gambar 2.10).

beton 300 x 45(


atau 400 x 60(

"1-
?l
ot
ot Or
'1 tr)l
-l
dl
ol
ratuJ .Jiisi dr
motal

Gambar 2.10 Pondasi peletakan.


'et.Z nqutog) rluuul rlu^\uq e1 ulereui
e[u:rq1u ueqaq e83urq uutltuepas Suefuuurour quJB tuelup ten8uad ffi1n.,p
{nsru ue{BueJue*ur
{nlun nFad E{utu 'tsepuod e{ eluJaru ureJas ue{rnlusrp uu{E sElB ueqaq Euarcl qel.
gunEuad Xnsnr ue8uap .rn[uX tsepuod
].6
'uelnlradlp 8uu,( uu8uelnl uu{nluoltp tedup uulu .(unu
0SI<) uurynfuurp 3ue[ ueleqale{ uep (o67.9) leurrurur ue8uelnl eseluasrad resep sBlV'
^ . tE^ 8 00t .rE
zQx o*T=1,,dx--ox00t * = =**lrl
f
:qBIepB Jaleu uenles :ed rnful qu8uat-qe8uat Ip lpeFat Buu,( u,rtusl{
'Jaleu 1 ue8uolod nlens {nlun e,(uuu8untJq:ad ntr Surdtugs )0
IC 'Jalatu uentes ;d suet )9'
uBqeq reEuqas duSSuerp (g) sete uuun8uuq IrBp ueqaq'.ln[e1 rsupuod ue8unlrqrad epu4
Juqel uunles Jalou:ad ueqeq - C :Buetu rp
-
('3o) ue{ulzllp 8ue,( quuel uu8uu8ag
=q
tu
:lnlrreq re8eqas Sunuqrp tudup (q) -rn[u1 ue1ela1ad rcqrl nlBl
1uer1e1a1ad; rn[e1 rsBpuod II.Z rBqtuBC IEP
len6uad InsnJ ue6uap .rnfe1 rsepuod rn[e1 qsepuod
q
r-l
reB
uEnl
'(to) ue{urzrrp tuef r.luuet uBuBIel epuduep IIce{ qlqal srusq BIIqI
IUI ueue{al B^tqeq DlEIreq qsuel ueuu{al Inlun 'ue8unlrq-rad ueryesepreq ue{nluallp sarcq lBnq
uulnlredrp Euef uu8uelnl uup'tpeftat 8ue,( ueruou 'ue4utelad JBqrI 'rnfu1 IrBp reqal qrunlesatr nBlu
uB)lrnlBslp pdep uB{B uuqeq eSSurqes':nfel eped qaed nqu/uep {Ba-l ue{nluequad uequuaur
uale Euef ue8uelnl Suesedrp sruBq nll {nlun 'qe8ual uur8uq rp ue8uap Surpueqrp 1rr1 srue
qlqal 8uu,( t{BuBl ue8ue8al uultedepueu uB{B rrSSurd uer8eq upud ue8un>18ua1ad euaru Sue
r{BuB
'tuuaq {Bpp lul IBq 'poel utelep 1q 'rn[u1 rsepuod Uee{nuuad sule rp BlBr r8uqral uEqaq
ruEeqas Suepued ulg Isepuod eped sule uuunEueq uup r$[BeU 'U f 'e nqutog) tenEuad Insru
uapunEEuaur uduq rnful rsupuod quppu Buuqrapes Eurpd Euu{ Eurlnrlag uoleq lsupuod
rnfq Isupuod C(
'u{urq uuEurpuuqrad uepouad uurydn::o
tut 'uulEunlunEuaul turlud Eue,( Buutu uuduraua4 tlduras qlget tued JnlB uurlefitu2d u,(edr
uup tupsgeg uuluureqEuad ueluglEunueur 1ury .unplulallp uu:lu uolaq p[u:I susu p uped
uurtEupa:1 Edrues (r1sud uurEuq 91 eped uauas uerEeq I) Uqets tue,( rlsud nete tepgd uolrq uEsn(
uutuap rnlB uullrunlasal ullqedu Buuqrapes qlqel UBP
Isllp tuef BpB lurl uduraqaq urBIEq
'uuleosrad uelEuurepueur {BpIl IIBuau tue,( ueufraled rzte ruttuol lgryes uutul
IIqq nlsns
3lI{ uuJDlntuod 'uu:1uuus1e1lp fdup rul rsupuod l:Z lnpns uutuurura{ nlzns uutua6
LZ ueepesle4 ued?Jste4 uep peslue&g Wqfr I tatq
) L
Pedotnan Pengerjaan futqt

Variasi dari daya dukung tanah juga membuat kebutuhan untuk menerapkan penggunaan
rusuk penguat. Rusuk penguat ini diberi tulangan sesuai dengan sebuah balok beton biasa.
Peralihan jarak karena nrsuk penguat harus ditentukan oleh perencana (misalnya 2 6 3
rneter). Di sini dimensi tulangan menurut pedoman beton bertulang dapat ditentukan oleh
seorang konstruktor.

Tulangan balok
Sengkang

Tulangan bagi
Tulangan utama
Lantai keria

Gambar 2.12 Pondasi lajur dengan rusuk penguat.

9.5 Pondasi sumuran


Jenis pondasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik yang pasti di mana jarak
antar dua titik terbentang sebuah balok beton (Gambar 2.13).Ide dibelakang pondasi sumuran
adalah dengan membandingkan seperti pada pondasi yang diletakkan pada lapisan tanah di
mana lapisan berdaya dukung tidak terlalu dalam. Pada pondasi sumuran letak lapisan
berdaya dukung lebih dalam, sampai sekitar 3 6 4 meter. Dalam hal ini penggalian tidak
ekonomis lagi, dan pondasi sumuran menjadi alternatif yang baik. Pondasi sumuran yang
dibuat dari ring beton pre pabrikasi dapat diperoleh dalam berbagai diameter. Setelah disusun,
bulatan diisi dengan pasir stabil (50 kg semen pada I m3 pasir) dan/atau beton. Selain itu
harus diperhitungkan pula daya dukung tanah yang menjadi lebih kecil karena telah "teraduk".
Yang dimaksudkan dengan teraduk adalah akibat dari pekerjaan galian kepadatan tanah
berkurang.
Bila pemadatan diberi perhatian sekali lagi maka persoalannya tidak begitu berarti.
Daya dukung dari pondasi sumuran adalah:

oEt4x- I ndz - (berat sumuran sendiri) i


dengan: o*, = tegangan tanah yang diizinkan
d = diameter luar dari ring (beton) sumur.

I lfu -: :3 :1-.; i-1, :.s,."gi


pasir stabil
(50 kg semen)
per m3 pasir)

pondasi sumuran

,..,.*f
2.lB Pondasi sumuran.
,, $**iih"
.rsBIuqed
erd rp Eue,( (Suu8aterd) ulcl Suucued 3ue1t r.lelur rurl esetu 1a11erd ruEIBp ueleun3rp
1u{ueqral 3uu1 'ue8uusuuad snsnql uuleru{s:ad leua8uatu Suucuud Euult adrt durtas
'roq Suucued Suerl
'.oJql1. Suucued 3ue1t
'.sB[lV. Suecued Suep
:urelsrs 'quuu1 rr-rEIEp {nlueqp Suecuud Buerl
'uuEunqnqraq Suecued Suep
'luuorsrperl uu8uelnuad
'SueBalu:d
:GI'Z toquog) urcrl uolaq Suecuud Buerl
:qoluoJ eduraqaq uplrreqrp rsurlsnlr ru8rqa5
ru8eqraq tuulep ue{Bpeqlp lur uolaq Suecued Euelt sruaf Bnpex 'ledtualas qBusl *"*O',i
uapFa>1tp ?ue,( Suecued Suup ue8uap rselFqud erd Suucued Suerl Brelue ueepaqrad epy
uofaq Suecued 3ueg1 rsepuod L-6
qB
tt-)
netauad uolaq ue8uap n.l(n1 Suecued Euer; ?I.Z rBqurBC nl
rtolol dnlnc OueA tur
qeuq rpsep uep sue6
3ur
{B
uBt
Ip
IIBJ
IBJ
qPpuaral rlE E)lnu = lvl l
t{Euel uee>;nulad
'lsepuod {oleq ue8uap
uelEunqnqlp Euecued Euult u1eda4 IuI BrBJ uu8uaq 'uu>p1o>13uaq1p tedep (1ats uu8uelru)
rnlnfuau Suuf ue8uelng
lu8auad uolaq IrBp unu 00S g ggg Suufuedas sele Eunfn uer8eqp
-
ueEuolouad ue>Jau>11p qeloq IUI - trnpnJuerlrp uup qecadrp Suucuud Suup epda>l qulalas
'Euecued tuep uermln Buas quuel tlurY\sq tunlnp ufup uped tunluetraq
Nl 0ZI rrEp
09 BJslu? Isulrs/ueq uup [IJe{ tue{ tunlnp efep rufunduraur n[e1 Euucuud Euurl .uopq
Euecuud tuup ue>luunErp e{uuq tu 9-t eJutw uapletad uuruuppe{ {munluulBp tetues tta(
uulaelad usruulupe>1 eped ueryuntlp n,(q tuucued tuup uep >ptauad .gul lqrusuo;
'Gt'Z rDEuDg q
il'Z rDqurg) uopunErp nplas 4dtuuq >ptauad uolee qenqas etEulqas 'qupuar Eurpd tw,.(
rlBusl rJB B)lntu qB/hBq !p BpBraq snmq ndul Euecued tuep updal Eunfn .nfq tuB3rrd qep
tuup ueluuntp IIca{ Bp{sreq ueunEuequad 4n1un 'uupeqrad tedepuatu tuecugd tq E9
1 'esEl
lsepuod B:lptu 'qeuq B{nru qg,nuq Ip ut , g IrBp ruulBp qlqol lsepuod {slel ellqedy
n,(e1 Suucued tuegl lsepuod Js
' uuB[
I
I
6Z ueepasla4 uedeyae4 uep pesyuefug Wsf
r
Pedotnan Pengeqlaan Beton
I t
I
I

K re

tiang pancang
beton licin
fl
tiang pancang
berhubungan
tiang pancang
beton dibentuk
tiang
I parrca.
beton dibe6
dalam tanah dalam tand
dengan ujung yang
dipancang terdahulu

Gambar 2.15 contoh-contoh pondasi pada tiang pancang beton.

Untuk tiang pancang beton berlaku hal yang sama bahwa setelah dipancangkan dari
bagian paling atas kepala tiang 250 6 500 mm akan dihancurkan sedemikian hingga tulangan
yang menjulur tak terbungkus dapat dikaitkan pada balok pondasi atau lantai.
Pemotongan/pemenggalan dari kepala tiang pancang harus dilakukan dengan teliti.
Untuk menghindari pelepasan/pecahnya beton yang besar dari tiang pancang, harus digunakan
gelang pengikat atau dituangkan suatu lantai kerja dengan tebal yang cukup (5 cm). Akibat
dari pemecahan, puing yang terletak di sekitar dan pada kepala tiang harus disingkirkan.
Bila ini tidak dilakukan akan menirnbulkan risiko besar karena ikatan antara kepala tiang
dan pondasi lemah dan tentu saja kualitas beton pada siar sambungan bermutu rendah.
(lihat Gambar 2.lA

tulangan dibengkokan
lantai kerja nrvo pemotongan
permukaan tanah

Gambar 2.16 Pemecahan kepala tilng pancang.


' ..iJBqtuBB seua{ Jequal uBr8uqr.uad Suutuat uurnlu:ad lenqrp
qu>1udy.. :uBBFuBuad Inqtull reque8 suua{ uurequal rJBp lutruo3 luua8ueu I{ElalaS
luque8 ssla{ UBJBqI-ua1 uulSequrad 'Z'I
a 'se1a[ 8up.rn1 8ue,{ uu{uta3
+r, 'uurr
uu4lrseq8uau Supas lrsuad uu8uap lunqlp 8ue,( requruS--ruquug ulurl uuluunSSuatu
uu8uap lunqrp z,(ugrunq-grunq uup uu8uulrq'sue8-sFe8 elrqedu qaloradrp ledep 'lreqral 3uu,(
rurq {u1eJ llsuq uu>ltudepueu {nlufl 'u,(uuuleqalal uup sulllurul tuuJutu-tuuJuuuaq uurusud
Ip upe Eue,( rptte:l seuey 'Jplle)t suuel qBIBpB reledrp srucq 8ue[ reque8 seuel B{Bru
,rurq 'ueryuqtuu8rp4re>lllelaplp sruBq
1e1ao uu{EunSSuatu requu8 rslnpord Euaru{ qalo
Eue{ uer8eq uup Eunluu8ral re4edrp uulu tuul Buutu -reque8 suual ueruqual leuuoC
L67, x 0IZ ?V
OZN X L6Z V
n69 x 0z? ZY
Ir8 x v69 IV
68IIXI?8 OV
zuur urulsp suual ueJn)ill luttuoJ 1nfun1a4
'ruledrp SueI V - pes e,(utunun Buutu Ip 'uu{lsestletu:ourp 8uu,(
reqtuuE seue{ ueJequel lBuuoJ IrBp ueunsns ue4lnfunuaur IuI qu/huq uur8eq Ip laqu.;;
.reque8 sEUa{ usreqluel {nfun lBuIJoJ 'I'I 'r{r
'.lBru-ro;. reqtue8 ueln{n resaq nlre,('uernln luq uclep sellulJoJtun u,(uupu npad B{Er.u 3
reqtueS-reqtue8 ueuudur,(uad uup rslnpord uu{qupnuau {niun '(utu:ou nulu) ueuopad 'u
ruglep unluecJel ruqtuu8 Bpuq-epuul 'lu! uu:nlu:ad IBq tuBIeO 'tur Sueptq urulup n{Blreq le
flue,( uernlered rnqqa)gp npad 'uo1aq uu8uelnuad ueeueslulad requu8 uetue8uJesat luun UB
.Jgqal Suufuud 3ue[ uuselafuad nlred eduel lnqasJal requreS
..gua8ueu uep Bcuqtuatu.. ledep 'pl
ruqtuuB reluuad degtas ru8u uelntuollp Surluad ueruqtueSSuad ue:nlerad lul IBq {nlun
'e,(ure8eqas uup ueleunBrp uel
fluu,{ ufeq sruef'uo1aq nlnu efusnsntpl 'rs1ru1suo{ IJup uer8eq derlas uBJnIn uup {ntud. IJU]
ug{rgnluuorp JuqtuBB epe4 'uEuuBS{B1ad luduret 1p un8ueqrp ls{rulsuo1 uelSuupos 'ruqui!
s ue ru rp u,{nre p r u o'| eq
r
" Hil;;,,;"j;:ff :3; 1il}'J,"i,:1,1? 1i rll *""i,i,x, e
Bugqrepas 8uu[ Bsle{s udruaq e,(ueq lnqesral reqtue8 rdelal 'ueluun8rp qetal {IDIal:equer
undnelerqtr 'ue>1lleqradrp nlr8eq Suern>1 rur 8ue:e1as tuadas lenqlp 8ue{ {Iolel reqruui
u?qntnqal 'neduul Suef BSBru BpEd 'ue)lrlplp uBIB ueunsueq Buutu rp tedtua uup eueruuad
fPuel
BJBIuB tupuad leruu SueI uuEunqnq nlens re,(unduau uoloq lslrulsuo{ uuruquruSSua4 {ueqrp u
',Bcued
NvnanHvcNgd 'r
rrBSrrBlr\t
ilg:qIIIBo !
E-cBqruotrill nBp
.Ju,qIIIBEFrraRl D
i uqq
L
3Z Pedotnan Pengelaan Beton

Jawabannya adalah sederhan'a sekali. Peraturan tentang pembagian itu tidak dibuat,
tetapi sering digunakan pembagian,seperti pada Gambar 3.1 atau variasinya.
Sebagai contoh akan diambil splembar kertas gambar format A l. Di sudut kanan
bawatr pada kertas gambar ada suatu ruangan, biasanya 180 x 240 mm2, ini disediakan
untuk tempat 'renvooi' dan judulnya.

Gambar 3.1. Pembagian lembaran kertas gambar.

Dalam gambar pelaksanaan penulangan konstruksi beton, di renvooi paling tidak harus
ada keterangan seperti di bawah ini:
jenis baja,
jenis dan kelas semen,
mutu dan kelas semen,
jenis agregat (dengan maks. diameter burir),
kualitas beton,
selimut beton,
kekuatan kubus yang disyaratkan ketika pembongkaran bekisting,
nilai slump (kerucut Abram),
bahan kimia tambahan yang digunakan,
bagian pengecoran ('schroefhulzen' dan sebagainya),
urutan Pengecoran yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk adanya siar cor,
cara perawatannya.
Judul blok yang memuat keterangan tentang:
Iokasi proyek mana,
pemberi pekerjaan (proyek), ' '
pemakaian skala gambar,
biro konsultan atau konstruksi,
kontraktor.
'lquql z'g rBqurBc
rlr -i
lli
rlti
'l A
IO
=
+' ------qgiq?r- E'ffi
-ffr--l
-ffir-1 { \v\v
',
I
ft i oorxoo,
gol,.oo,,/i'.!;:l ;
ll -6;oot_- l; I
Ei igi I
I
Ir
ol
!;i
lorl
si ls
ll
rsil
'I
ll
ooo, I I
I
I
?rlo x ffDh- .-!O
4' -
00, x 00'
'luuorsPu BJBSaS
rlDpdeslp uup Infnleslp lul uurnlerad uup uunluala) 'uBllrdue1rp uB{E rs{ulsuo{ uuttgq
Buutu Ip uBnluala{ uBp uuJnluJad efuepu nlJad uolaq rqrulsuol JEqruBSSuau Inlun
Norgg IsxnuJ,sNox lfiranlvccNgr,{ .z
ilun Jouou g0
r{u/nEq 8ur1ed rBluel IpB[ 0 ror.uou rBluBl 0
wln{Suesraq 8uB[ uuun8ueq uet8eq V
1a[o:d4ruefra>1ad rouou ue8uap uulrs{raq g11-tt\
'90-0-v-8rz-M epol roruou nlBns HBp rloluoS
'e,(u1uu BpB EuB,( Jrunq ue8uap u?{rseurquolp
u{ns uBp uuEuepq edereqaq IrBp lrlprel nll Surrapoy 'reqtueE ueruqr,ual uerououad
Inlun uqnfuulraq 8uu{ Eurrapol ueleunSSueu rBseq 8ue{ usurlesruad-ueequsrua4
leque8 lrup apo)t roruol{
'(S:I nBlB 0t:I BIe)Is
qllldlp lpuru 8ue,( lrulep {nlun) gg:1 e,(ullqep uep 0Z:t uolo{ uup {olgq-Iotgq
gg:1 ufulplep uup 0S:1 Surpurp
97:1 e{qplep uup gE:1 relad4quel
:{nlun p{Bdlp 8ue[ ruqtuuE EIsrtS
'qe,ttu[ EunSEuzuaq Suef tuecuered uetuq Bpuul lr{nqnqlp uep 'leruele 'uuruu ue>lurnlueqp
sluBtl uolaq l$ltulsuo{ u??uBs>1e1ad JBsBp ru8eqes uuleuntJp tue,( uutunlrqred uzp
reqtuet-requreE BPBd 'uulsulafrp nlrad Euef qBlBSBru uderaqeq BpB rlrseru nl! uplas
'ruquut uup roruou apo{ usl
uBu
'(p8Euq uepueErad ueuDrEunual) uarequrut lsprar pEEuq
'qurruf Eunttuzueq tuu,( tuecuered
'uf uuqurutEuadTruqruet run f le
t8 ueOuepl ,equeg sJeguen uep ugtuffiull
34 Pedonan Pengelaan &etq,

Dengan bantuan Gambar 3.2 akan dibahas beberapa ketentuan.


Pelat lantai dalam Gambar 3.2 adalah bagian dari pelat yang menumpu pada kolom
dan menerus di atas balok. Untuk menunjukkan tempat dan ukurannyu, ,nuk" pua" denah
diberikan garis-garis bantu, yang disebut garis-garis stramin. Untul garis-garis stramin
yang horisontal cenderung menggunakan huruf besar (D dan E dalam Gambar 3.2), dan
untuk garis-garis stramin yang vertikal dipakai angka (dalam Gambar 3.2 yaitu 6, Z dan 8).
Dengan pertolongan garis-garis stramin ini letak dari bagian konstuksi (pelat) mudah ditinjau
kembali.
Bagian dari lantai yang digambarkan itu terletak antara garis-garis stramin D, E dan
6, 8. Petunjuk yang sama seped di atas berlaku untuk dinding dan kolom. Situasi kolom
D-6 terletak pada perpotongan garis-garis stramin D dan garis-garis stramin 6. Dinding A
adalah dinding yang terletak pada stramin A. Namun, karena dinding Nl-z terletak di
an&ara stramin I dan 2, sedangkan di sini menyatakan letaknya, maka petunjuk bahwa
ujung-ujung dinding berimpit dengan garis-garis stramin I dan 2 tidak diperlukan. IJkuran
dari konstruksi beton (ukuran bekisting) harus sedemikian rupa agar bentuk beton dapat
dibuat. Andaikan dibutuhkan info tambahan, maka gambar dari potongan melintang dapat
disisipkan. Ukuran dari konstruksi beton dinyatakan dalam satuan mm.
Apabila ada berbagai lapangan-lantai pada denah, rnaka lantai-lantai akan ditandai
dengan a, b, c dan sebagainya (dalam Gambar 3.2 dair kiri ke kanan f dall g). Tanda-tanda
lantai ini pada denah dinyatakan dalam sebuah lingkaran. Lingkaran selanjutnya menyatakan
ketebalan lantai, di sini setebal 150 mm. Jika semua lapangan-lantai sama tebalnya, maka
cukup ditunjukkan dengan tebal lantai pertama saja, contohnya lantai f.
Balok-balok ditandai dengan nomor 1,2,3 dan sebagainya. Pada Gambar 3.2 penomoran
balok-balok tersebut terdiri dari nomor-balok 34, 35,36 dan sebagainya. Andaikan balok
membentuk kesatuan monolit dengan sisi bawah dari lantai, ini akan dinyatakan dengan
garis putus-putus ----. Pada gambar balok-balok diberi warna abu-abu. Ukuran dari balok
mula-mula menunjukkan kelebaran dan kemudian ketinggiannya. Andaikan balok dan lantai
membentuk kesatuan monolit maka untuk menentukan ketinggian balok, tebal pelat harus
diperhitungkan pula. Pada Gambar 3.2, ukuran balok 34 adalah 400 x 600 mm2. Jadi lebar
balok adalah 400 mm dengan ketinggian 600 mm (termasuk tebal pelat).
Kolom (yang ditandai dengan D-6, D-7 dan sebagainya.) berukuran 400 x 400 mm2.
Dengan bantuan arsiran dapat ditunjukkan adanya kolom di bawah dan di atas pelat, atau
kolom di bawah dan di atas balok. Kolom juga diberi warna abu-abu. Untuk dinding
(beton) notasinya sama dengan kolom. Sedangkan untuk tembok bata yang mendukung
harus dinyatakan/dinotasikan dengan arsiran (lihat ruang lingkup).

2.1 Ruang lingkup dan tanda-tanda

@- - garis stramin
garis tengah
potongan
potongan dilihat dari kanan ke kiri
a.| potongan dilihat dari kiri ke kanan

+---------+ garis ukur


garis ukur
#
'(g'g nquD7) - o0
OOV 9 Ot
:ufulesryq 'ue8uu1n1 nquns e{ nquns 1e:ef ugrpnue{ ufeq sruaf Buas Jatetuerp 'uu8ue1n1
8uuleq qelurnf :nlre,{ '1n1uaq reSuqas ue8ue:ate{ sllnllp tnqasJot uu8uulnl 8uuluq su1e Ip
uup efus uu8uulni 3uc1uq n]us Juquu8rp dnlno eIuLU'r'.ur, e,4irnqu..'ris 34 nqluns [-rup 1r.:-,
euos Jusaq Etuus 3uu,( uu8uulnl 3ue1uq ude:aqaq upu EIIB 'ueuu{ o)t lrl{ qeru IrEp Eelrlrurp
slueln ue8uelnl uu8uap srunl 4e8a1 {Elalral 8ue,( uu8uulnl-uu8uelnl Bruqructu {nlun
'so1od uu8uelnl 8uu1uq qe/hpq uu8upef u,(u:rq1e uep
(uuoyap) Btuutn uzEuulnl 3ue1uq uurpnua{ solod uu8uelnl 3uu1uq FBp sBlB ue8upuf :uep
IJIprel Euu,( qu^luq e{ sBlB IrBp lurllllp e,(uuu1run B{Bru 'lru1raq ufuEunfn nBlE ue)plo>18uaqrp
Eue[ uule1n uuEuulnl Euutuq rc{Bueu elrq e,(u1n[uu1ag 'qe^ruq ueEuelnl uerpnue{ sul?
ue8uelnl rcdtunfuatu elrx ?lnu-?lnhl 'qB/$Bq e{ sBlB IrEp Iul -requru8 rruerlstuetu/Bceqtuaur
srBJ 't'E rEqtuEC filadas ue{reqrlu8rp rquel ue8uulnuad requu8 {ntueq u,(uunun
f{V0f\firunJ, UVgn[VCCNgI,t'8
3u
ruru S'0 - '0 roolual r,uulep rp u,(ulusrtu 's1a1
3u
ruru 8'0 - s'0 rBsaq Jrunq I.xElBp ?lB{-ele{ uBp BIUBN
nP
:uBlBlBJ - 'zul
ruru 8'0 - f'O Suotod suu8 {nfunted 'uuBue1n1
ruru ,'0 - '0 loqurs uup e13uu 'uogaq->1n1uaq ueseleqJad
ruq
ruru Z'0 - ['0 rrsre sue8 uep snlnd-snlnd slre8
sru
'uetnln sue8 uep unuuJls sueg
lBtu
irur qumeq rp Bue{s uu8uap rensas ueluqalel uu8uap
sueS-suet ruledrp e,(uunun 'su1a[ 3ue( uotaq rqrulsuol reque8 lrsur{ ue)tludupueu {ntun ro
ueB
:speB leqel -
reqrue8 {or
{!u{al 1n[un1a4 Z'1, UBJC
B{Br.
uB{r
Bpur
!Bpu
IBIuBI-lBIad qe,ruq ry {qelrel Eunlnpuad uruq {oqual TZrut tudel
ludetr
3un4npuarutuu,(BlBq{oquel[uB[Bp1p1etue1-tu1ad% UBJN]
?A{qE
Igluul sBlB Ip uep qe^ruq Ip uotaq Surpurp ffidUeffi
IP {E
IsluBI rle^ruq rp uoleq Eurpurp VZ;ZV/% vBu
ruolo
uep
{ot'q nElB l,lu,l-te1ad qp^r,q Ip u,p s,lu Ip ,,,olo{ ooe x oog ffi
nefup
{opq nute rsruuprcled sute 1p ruolo{ ooe x ooe ffi '(g ue
ooe x ooe
-ffi uBp '
{ol,q n,t, Isru,I-tEad qB/h'q Ip .uolor uFr,rsJ:
rIBuep
uolaq lqrulsuo{ nluns uup vvEv'v-
uuEuotod ffi
ii*iiiitii*iit uop{
pluel r{B^\Bq Ip BpB Euu{ uoleq lqrulsuo{ !.=-.'I'fi
ueduelnl regueg Hequelry uep JqtffiJ uopg
98
36 Pedotnan Pengeqaan rr r*f
I

Gambar 3.3 Gambar tulangan lantai.


9=Q,

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan
notasi sebagai berikut:
Untuk menyatakan jenis baja:
Baja tulangan polos 24, atau Bj.Tp 24 tandanya 0p
Baja tulangan deform 40, arau Bj.Tp 40 tandanya Qo
Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan:
lapisan terluar Segitiga hitam menunjukkan
lapisan kedua dari luar + arah pusat bagian konstruksi.
Jumlah segitiga hitam mene-
lapisan kedua dari luar rangkan letaknya dilihat dari
lapisan terluar a a arah luar.

Catatan:
Hal di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/notasi
dari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi. Apabila ada suatu lantai
atau bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan identik ini tidak
perlu diulang kembali. Pada Gambar 3.3 ini, 3 Q, 6 - 250 adalah tulangan pembagi yang
menyatakan tulangan berada di jalur tulangan A (alur tulangan adalah suatu jalur di mana
penulangan harus didistribusikan). Untuk tulangan yang identik cukup bila notasinya hanya
pada jalur A saja. Notasi ini juga berlaku untuk jalur B.

3.2. Dinding
Suatu tulangan dinding (Gambar 3.4) yang tampak penampangnya seperti pada gambar
tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.
'(oszor
o0
{t 67 u,{upsnu) nqtuns a{ nquns leruf uup u,(ue[eq sruaf euos e,(u:alauulp '3uu13ux
qepunf ue13uu-rallp {oleq rsrs ludtuul qe/rreq uer8uq rn>1n s!-re8 uped 'u,(uue8uotod eped
uulreqtuu8rp u,(uuq 3uu13uas uep Inluaq ueq8uupas 'u,(u8uedtueuad uu8uotod ruquru8 eped
uulure{urp uu4e ue8uulnl uup {uta'I '(q uu8uelnl 3uu1uq 1uqr1 e,(ulesru) ue1>1o>18uaqrp lpilpa-{
uu8uap reque8rp uu{B IIB{req leplt 3uu,( ue8uulnl Suetuq Sunfn 'se1af qlqal e,(udn5
'uu3uu1n1 8ue1eq 8un[n eped rluqrue{ srlnlp g,l
pdep lnqasrel Jrunq-Jrunq uu8uap Bpusl 'uelnpadrp BIIB Jrunq uu8uap rupuelrp ue8uelru BU
tueteq-8uquq u,(ulnfueles '(uuo;ap) u,(uufuq sruaf eues raleuurp uurpnual 'uu8uu1n1 8ue1eq tu
-Euaeq qelunf ue>13uu:auau nl! Ioleq rsrs >ledurul lrap r{E/rrBq uur8uq uep sElB uur8ug )tBi
Isl
)toleq ue8uelnl rsBIrBA rBquBC 'q g'g rBqrrBC Is
+ffi+-
--*--+-*-
ost ' | 'ost
oz0 rI o9z-ot0rsoa gzt-orlltse
-or0'tse
szoc I
EqcB q cOZ0t+qeSZO q
apgr0e te0z soz
')toleq ue8uelnl JBqUBC 'B g'g rBqruB1;
00e9
uB{
06 0029 G
I
szr- ot 0 rs e o9z-ot0lsoz szt- ot 0 rs e
B q qe
A0z t- 'ttta* III eoz
q@0t+esz0e sr0e
-
)pIBq Isls IrBp ludtuq rBquBE qBlBpE S' reqtuug eped lopq ue8uslnl rBquED
IOIBg trT
'Surpurp ue8uelnl rBqurBC r'G rBqurBC
ONJJh
nOsZ-e0sl cosz-809t
_noSZ-g0st 5 5
6 @
+ o
o o
I I
N N
q r
LC ue6ue1n1 fiqueg sJequalry ueP tquffi uopg
.-Z L
38 Pedoman Pengeqhan *rJ
f
3.4 Kolom (pilar)
Tulangan kolom akan diterangkan di samping tampak sisi kolom (lihat Garnbar 3.6).
Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum keterangan (informasi) sebagai berikut:
jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 $, l6a). Sedangkan
letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan sengkang

'l-lr. r-:---
hanya digambar pada potongan ini juga.

" lIT I
lJ,l mru
I

Jl
rt
I
@
EI +
J
i
o
d

-v ""1
s+"Hl
,3O0r
" *- '
H;"H1"
,3tn,
,

-,r---4- -,r---i-
Gambar 3.6. Gambar tulangan kolom.

Pada garis ukur di samping potongan tersebut tercantum juga sengkang yang dipakai
yaitu: jumlah sengkang, diameter serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya
12 sk 0p 8-300). Untuk perubahan tulangan kolom ke balok (Gambar 3.6b) terkadang
dibutuhkan dua tampak yang dilihat dari sisi balok (niisalnya 6 g" 25 a dan 2 g, 20 b).
Hasil dari gambar tulangan pada umumnya cenderung digambar di luar gambar tampak, di
mana untuk batang-batang yang sama hanya satu batang tulangan yang digambar.

3.5 Penulangan jaringan


Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku
Peraturan sebagai berikut: jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang (Gambir
3.7) di mana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu
ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan-atas.

JARINGAN BAWAH JARINGAN ATAS

08-15O
3840

4-- ../
,/ o
r+
N
I
(, o
lo
e tt
N

Gambar 3.7 Penyataan tulangan jaring.


'sBlB uB8uulnl ueSulruf ueeues:1e1ad lreluul ue8uelnl rBquBC .q g.g JBqruBC
SV1V NVON\NNI
I
J-
-
l*
+e
at- )i2' 3 I
IN
e I
I I x-0- IJ:[ >;
I' ^
I 0
ls iiP
l' /t'Itt r
I
I /lt L]
o @ v
ffill -J
l-
lo r.l >-4" -/,- nll
lo
-+ ' ) lLz'f --. t?q
:it o
t-+-
IN n)I
*,-n i:! I
I' i i?l iii ""t' _ . J.t_.1_
--+
ooz 002 oo90 002' I t00z 009c 002 ,002
o)
N I
I o
o 9
o Ip'
o '(q
'qBrneq ue8uulnl uu8uFe[ UBEUB$tBlad ireluel uu8uelnl rBquEC 'B g'g rBqruBC Eue
ez(u
IB)t
0
I lrl
I rll t,l l.r I
j-.1
-j - --,-!L t- - r
- +- -
ooz I '0oz (x)9
@
'6' uep 8'g reqtueg epud teqryp ledup ue?ur.uri
tuerl
Iu>Iptueru ueEuap tqpup uep IBIUBI uetuepl {$un qoluo3 'lnqesrel slret tp^req r@
uu:It
1p s11nl1p (uru
- urelup) uutupuf I.rEp r"nl usrmln 'uetuu1n1 q?ru Bnpal nfnuetu (uetur-m.
Bpuq) uereltug upud tunfruaq tuuf slret ueEuap uu1ulufu1p tupef nquns e1 nztuqu, :In)Tr
nquns ryref uep uuEu?lu relaruul( 'leuoEurp sgut upud :ptelral tue,( uurqtug urEq
'ro't
slnlp ufusmalas uBp E'Z'l u:13uu r{BIBpB Eupuf uu8uulnl Inlun 1u>pd1p tuer( Bpuel
I
68 ueduelnl requeg wqluery uep tquffiq
r
40 Pedonan Pengorjaan Eetqt

se+++s0

Gambar 3.9 a. Gambar tulangan dinding; pelaksanaan jaringan tulangan bagian sisi belakang.

s9+_,350

Gambar 3.9 b. Gambar tulangan dinding; pelaksanaan jaringan tulangan bagian sisi depan.

Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masing-
masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringun ukun digambarkan potongan
penampangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya
dapat teilihat. Di
samping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula
nomor-
nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel. Sebenarnya bentuk
tulangan jaring ada bermacam-macam, namun hal ini tidak akan dibahas karena
akan terlalu
jauh dan menyimpang.
'ruru 00I rcduBs + relousrp ru{Btuaru uBluErusrp lBlnq (n,(u$ {olBq Inlun .lBqBur qlqel
qnef ufuuEreq uup ntnqup qlqal uusaueru srueq lUuraq uurusud
Ip Bpe Euer( uu8uap tuufuud
qlqel Suef 'lBlnq uup t8asrad 1o1uq 'uedud re{Btuatu uB{B ulrg 'ttr I g g uu8uufuudal uulup
?pu uBlrBsudrp 8ue,( {ol?q uep tuefued '13[nq n,(e1 1o1uq nBlE
zuu 0ZI x 0g .zuu 0l
x 0S 'zturu 09 x 0? :tuefued r8asred ledtua Susdlueuad uu8uap n,(u1 {oleq reledrp (8uBIl)
.1adtua1s. n[e4 uep uSSuufuad n,(u1 ru8eqes 'e,(uunurn BpBd 'zuu 0SI x 97 Sueduruuad
ue8uap nr(u1 ueded uolnlradrp lgreq rs{n-qsuo{ Inlun 'urur 0Z - SI ueleqele{ ue8uap
slaldplnur nfq uu:punEEuatu ledup Eurlsr1aq (uedud) rled Inlun upq 'e{uurpl sgtef
'ut l g g tue[uud uetuap ..urtu NIB
zuru ggt x S[ nElB zunu 00t x 91 00I x 61 Buuduruuadraq
n,(e1 uedud lu>lprueru uele nlu:1 uup Eupsplae {ruun 'efutunuln 'Juseq qlqel n,(q gen {nlr
tuqspleq uarulruad u:IBuI 'rEe1 ueleuntrp uqe IB)tEdrp qu14 tuef tuqspteq nfel EuarBX -JO
'Eue1n-tuulrueq ropdrp tedup Suufuud Euef {oleq-{oteq uup reqel tue{ Sultsgaq uuded Iq'
u{udns url8untu uelsgeas w{n>pllp ue>Je tupsqeq Inlun n(u1 uurfe8raSsuad'n1r urc1ag ueB
-Eul
'lBn>[ Eue[ Eurlsgaq uur.lrunlasal
Inluequlatu eEnf pdep lqlpes Euu[ ueufurqurad uu8uap e,(edns 'un18unur lBeJuuues usp
'u
IIBPntuas lsnqp npad turlspleq IrBp uuunsns 'leue{rp npad nfq nlntu uup DtBIIrad Euetua
uenqega8uad rusup rul Buers{ qalo'n(u:1 ppp lgnqrp (uence) Eunsqeq 'BIe>I nlnqgp {B[eS
'epeqreq 8ur1es tedup e,(unasaq
sueE-su?t rIBraBp depas uped nt1 Buaru{ 'upg r{Bpns Suef ueurele8uad-uutueleEuad uep
uDIrPSPPraq ufueq uep sllnuel {Bpp Suuas lur rusaq suuS-sueg 'qerapp dultasrp Euequaryaq
Euef uuEupsplaquad (uuuropad) ruseq suuS-sFet eduraqaq r{Elnqup 'ueunEueq uur{Eq
Inlun IUBIB IIsBtl uges 'upu tue{ ueunEueq 11I{B-llr{B usp leuorsuu rsrpuq ue{rusepreg
'Euenlrp uolae qnal Inqup 3ue{
uurnluel nuls uulnpual pqple uu>Iesrua{ rurup8uatu {spll rqrulsuol ufedns edru uer:lrurapas
uDleuBJuaJp npad uBp nlnu.uaq Suef ueqeq IrBp lenqrp snrurl Sunsgaq'rUI uuerel r{el6 'uolee
Is{nnsuol edru uep {ruueq ualnlueuetu lel e8nf Suqsgaq su1JIBn;l elufrua '(ueqBq u,(erq ucp
tuuftad eFa{ eAurq nlp,$ e.(uuue(etquod uJBIeS 'etnf Surluad ueuerad nlens SuuEeuatu
Supsgaq rdelal 'uruluatuas nlusquad 1ep ueqedruau e,tueq Suqsnlaq undnele6
'efuueseratuad {nlun undneu uoleuecuarrp tuuf {nluaq uulrdepueu {nlun
IIBq (uence) tuqsplaq nlens uu>lr{ntnqureru uoleg 'ueunEueq ugqgq re8eqas le)pdlp lp,tueq
ur)lBtuas uolag'rur rrq:1eral unqq 0Z - 0t ry[es BluBlrual'ueuntueq uwuB$l?lad tuqeq
'3ue1
NVn1INHVGAIgd 'I
FUI+sI{ofl
uopg
42 Pedonan Pengeqaan

oleh karena diameter yang lebih besar dari itu sulit didapatkan. Kayu bambu hanya boleh
dipakai sebagai batang penguat diagonal untuk lantai dan balok-balok.
&tm
l
I
Setelah beton mengeras, bekisting harus mudatr dibongkar tanpa membuat kerusakan I

pada strukturbeton. Selain itu, kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang untuk menghemat
i
pemakaian kayu. Untuk menghindari pemecahan serta keremukan di bagian sudut siku-
siku: balok, kolom, dinding dan lantai, maka di bagian ujung siku-siku'tersebut dapat I

diletakkan sebilah kayu berpenampang segitiga kecil.


Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindarkan dengan melumasi penampang bekisting
yang bersentuhan itu dengan minyak bekisting. Namun, pemakaian minyak bekisting ini
tidak boleh terlalu banyak karena warna permukaan beton dapat berubah.
Apabila papan (kayu) bekisting dikerjakan dengan seksama, maka papan ini dapat
digunakan sekitar 3 - 5 kali, sedangkan untuk balok persegi dan bulat dapat dipakai sekitar
7 - l0 kali.
Bekisting untuk bangunan teknik sipil seperti pintu air, tanggul, jembatan dan
terowongan-terowongan (tunel) dan sebagainya, pada umumnya digunakan bekisting dari
pelat baja dan penyangganya dari baja pula.

2. BAI{AN-BAI{AN BETUSTING DAN PELENGI(API{TA


2.1 Kayu
Kayu adalah hasil alam dan terdiri dari sel-sel yang ukuran serta bentuknya bermacam-
macam, sel-sel ini dibentuk pada masa pertumbuhan pohon. Ukuran dari sel-sel kayu yang
terbesar, letaknya sejajar dengan arah batang pohon kayu tersebut.
Seandainya kita melihat irisan lintang kayu 'kopshout', maka pada bagian sisi lingkaran
tahun terlihat garis-garis radial (ari-jari kayu). Selain itu hubungan garis radial yang satu
dan yang lain itu saling memperkuat, karenanya perilaku kekuatan kayu sangat kuat. Tetapi
ini ada kerugiannya juga, yaitu kayu di bagian arah radial mudah pecah. t

Pada saat kayu akan dikerjakan, struktur dan arah serat-seratnya perlu diperhatikan. il

a
Kayu yang bentuknya hampir lurus, di mana arah jaringan serat-seratnya hampir sejajar
I
dengan sumbu batang kayu, pengerjaannya akan lebih mudah (misalnya: mengetam) dari
pada kayu yang serat-seratnya tak teratur (terutama di bagian mata kayu).

2,1.1. Perilaku kelembaban kayu


Dalam pengertian "perilaku" kayu, ini diartikan sebagai penyusutan dan perpanjangan !
kayu akibat dari perubahan kadar kelembaban kayu. Panjang penyusutan (atau perpanjangan) I
kayu itu boleh diabaikan. Penyusutan/perpanjangan kayu dalam arah yang tegak lurus serat- l!

seratnya tidak sama besar dengan arah sejajar serat-serat kayu. Misalnya, pada bagian inti t
batang pohon kayu penyusutan/perpanjangannya tidak sepeka inti kayu yang lunak'spinthout' JI
(ini terletak di bagian lebih luar dari pada inti batang kayu). Akibatnya yaitu, untuk kayu- (
kayu yang telah digergaji/dipotong dapat berbentuk cekung, cembung atau tertarik miring I
(Gambar 4.1). !
'u
Jelas kalau kita akan membuat bekisting, perilaku kayu harus diperhatikan. Apabila
H
kayu yang teiah dikeringkan akan dipakai untuk kayu bekisting, maka jarak dari papan
I
kayu bekisting yang satu dengan yang lain jangan diletakkan terlalu sempit (sedikit renggang).
il{
Karena pada saat pertama kali hujan turun dan ketika beton dicor, kayu tersebut akan
rI
sedikit memanjang.
U
.qBlreq 8uE{
uBuoped nelB uuluJufsrad luqtlau uBIuBrBSrp u,(ure8eqas uep snlnpou seUSIlsBIa rulru .ugr
UB
uu8ueSel uB{nlueuetu Inlun 'e{uueleqalel uep uurn{n rueceru re8eqreq ruelep reldnsq
'(
ludep s1a1dr11nur uede4 'uuru pnuas Ip uruEs rrdtuuq s1a1dr1;nu uedecl rrup uqen{a{ .1._-
UEr
ueunsns {nlueq uu{qeqosl(l 'ulEI 8uu.,{ ue8uap nlus srunl 4u8e1 duua8 8ue{ uusrdelrp n.in
EII
lBras-leres uup tlsrB uelSuupas 'utu1 8ue,( uu8uap ntBS rufefas ntl lllue8 8uu,( uesrdul uerfie:
lp n{u1 leres-leres PBp LtBrV 'slrlaurs 8uu,{ uesrdel ueunsns lesnd depeqral pfuefl Buer.
qsprnf ruEIBp qllldlp uB{B s{eldltlntu ueded rad uesrdul qelwnf B{Bru '3un13ua1au {usue Eu
qe8acuaur ludep e,(edn5 'tutu - Z - S'I pep rseu?^raq rur srdrl uuded srdel nles ge3 -n
uBIEqqeX 'ura1 uuEuep u{,{lolarlp lnqesJel uudud uusrdul-uusrdel n1r urelas 'e,(uuesrdut qepunf .lo
g[uuE sues srdul-srdepaq 3ue{ srdg nfel ueded nlens lrep urpral nll s{atdrllnru uede4 pu
'(1tued-nfu1 pueSSuad re8uqas) s1a1d1t1nu uudud relEtuaru ue8uep
Iu>1E,( nel8ucfrp qepn6
-lE
Suef qe13uu1 'p>pd durs qepns 8ue,( .ualloqcs. lruud-n,(u1 ru{Etuatu IBq tuepp BInr.u-BInl{ (ut
'splerd uup telSuls qlqel SueF ueeFelad epolau psrlp uelu 'u,(uBueru{ qalo .1e,(uec uel
>p8e 8uu( nDlB/A uep Jlsualur ueufta>1ad uelqnlnquau nll 8u$sptaq n,(e>1 uulenqured
uededfelad ueqeg,.n
'Ersauopul n,{e; IJU
ISIrulsuoX uBJnleJed Ip u?{unluBJlp IUI IEIIU-!B1ru'n[u>1 tuBJBr,u derlas {nlun 'edusqlsqsela ref
snlnpou lullu sUes utzt uu8ue8al telru uelntuellp ludup '1nqasra1 n,(u1 uu1unlal fln gseq 'uB
lreQ 'teras-leJes refufas qerB ruelep uup lBJes{BJes srunl >1e8a1 qerc uelpp n,(e1 sruef tueJeu
-ruuJerrueq {nlun IB{ed urzr uqgnlal uerfn8uad uelnluellp nlrad .e,(uuedaauad nuaq
Ide
'n[u1 leres-leras quru ue8uep refefas tue,( uvleruIe{ eped pup r?seq qlqel qnuf ufu1uat nlB
-lures qure depeqrel srunl {e8a Euu[ uelsn{al IrBp DtBIFad ie,(ueuarel 'uaSouoq ryp51 UB
tuef IBuelBLu uuqeq nluns qBIEpB nIuy 'Eue-rnlreq n{e1 uelen{el nlnu ue{leqrxu8uaru
Iul I?H '(rre dereluaur n.(e1 leras-luras) ryun1 qlqal l?dep nIul luras-leras e,(uurepn qequ"l Eu
ul)lBtues Buars{ ndul uBqBqualal repBl qelo n{n&Suadrp uSnf n[e1 uBl?n{a{ n{8lped -tut
uBlBn{e{ n{Blrrad .2.1.7,
'n(q n{Bluad I.} rBqrrruC
-{-9-
raneq 6uel uqeduratsd IJS
uB
-ffi
qg t{Plss 6uer( ueledurouod
re
' ludr
,. ,
l"ql l'ql IuI
tu
fffiffi] ffi
I ledr
rJ -.r
l'ql l'ql l'el -ql
lsrx
ffiq,#wtr ffii rrB)
qel(
ry
8' am
L-
Pedotnan Pengey'aan futott
44

23 Bahan-bahan PenYambung
penyambung yang dapat cepat dikerjakan
Sambungan kayu hanrs menggunakan bahan
Di samping itu, jumlatr sambungan-sambungan yanS
dan mudah dihubungkan dilepaskan.
ada disarankan semi-nim mungkin. Sedangkan
letak dari suatu sambungan harus ditentukan
dengan seksama agat gaya-gaya sambungan dapat dihindarkan. Bila masalah ini tidak
ruuio sambungan harus diperhitungkan menurut Peraturan Konstruksi
meriungkinkan,
'nxj6.
Kayu Indonesia (PKKI).
23.1 Paku-paku
untuk sambungan-
Sambungan kayu di bekisting disarankan memakai paku. Umumnya,
bekisting sering aiiatcai paku normal (Gambar 4.2a). Suaru paku yang berkepala ganda
clapat juga dipak u (Gaibar 4.2b). Oleh karena paku ini berkepala inafa mudah
ganda
dilepaskannya ldicaUut), tetapi ada suatu kerugiannya yaitu kepala paku yang menonjol
dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan.

Gambar 4.2 Paku-Paku'

Selanjutnya akan dibahas paku sekrup (paku ulir). Paku ini adalah suatu paku bergurat
yang berkepala pipih dan dibuat dari baja deform. Paku demikian akan dipakai untuk
menyambung papan-papan bangunan atau pelat baja dengan kayu keras 'zwaar hout'.
Disebabkan dibuat dari baja deform, perlawanan pelepasannya lebih besar karena itu ketika t
pembongkaran bekisting paku-paku tersebut lebih sukar dicabutnya.
Ukuran dari paku-paku diberikan dalam bentuk dua angka, misalnya 50 x 3,1. Angka
pertama menyatakan panjang paku (50 mm) dan angka kedua menyatakan diameternya
(adi 3,1 mm).Kode dalam bahasa Inggris yang banyak dipakai adalah:2" BWG ll.
-t
,E
Di sini 2" (dua inci) berarti panjang paku 50 mm dan 1l adalah nomornya, di mana il
paku nomor l1 menyatakan diameternya sebesar 3.05 rfm yang dibulatkan menjadi 3,1
mm.
Berkaitan dengan kemungkinan pecah/terbelah-nya kayu perlu dicantumkan untuk setiap
tebalnya kayu, diameter rnaksimal paku yang digunakan.
Sebagai pedoman dapat ditentukan diameter paku yang digunakan:

7,
tn adalah tebal kayu yang paling tipis di bagian sambungan.
Bila ln adalah panjang lekat paku, maka panjang lekat ini disarankan sebagai berikut;
lo 2 12 kali diameter paku pada satu bagian potongan aktip (Gambar 4.3).
Panjang dari paku > h + 12 x d.

dz. i,n
lh >-l?x d

Gambar 4.3. Penentuan ukuran paku.


'nl(e{ dn-r1as-dn-r1as g.} TBqruBC
tueuepal 1e;nq eledapaq nlel dn:1as _
ureuBuel qldrd eledaryeq nlel dru1es -
I \erc In>
1elnq epda>paq nr(e1 drulas -
#rff:i firi: ;l;::ll:l lf;l :H:: : de
'lElnq BIBdaIreq nful dnolas
:IuulBp lSeqrpTuelSuolo8rp ledep nfel dnrlas slBde{ IrBp lquaq uB)pBssprag
I'
nrel rneq usp n{B{ drc1as ueeun'Eu,. .,ril'-:l;; BUB
(tureq
il:i ffi';J;i,HlJ;TlH[i:,iH
u,qaq
u'qaq) n{q ln,q u,p (ue8uF ueqeq {nlun r,,ludrp) ninl dnqas B{Brr .{lr'l
IuBqeqlp ue8unques nlens erqedy 'sete{ n[e1 sruaf rp ue8unqunr tnnq*arr ugp ru(e1 lotEq efu
pzp uurEuq B[Bq ueryedureuau rnlun rc{BunSrp uu>1u
nfq lnBq uBp nfe1-drulas' B)ta
n,(e:l InBq uep n,(e{ dnrleg g6
B{I
' ue{rlupurdrp4relrnlesrp
'.ln
ludep {Bplr luls Ip epe tue( e,fufl-efie8 luuraq .1noqsdo1. ,p npnirq Eue[ nrya-nr1ni
{nl
'(n{e1 ufuqecad leJ
Peputq8uatu) efuleres-leras sHeB ue8uap qerBas n>1ed-n4ed ucln{Btueru uu3uuf
.(nfe1
tuotodas ueEuap druntlp urxSunur qlD ugTlo>13uaqrp ue8uuf rgnl al Euef nrya iunrn
'uqerlp
1udup sruBrl nled updal ,(y.y nqutag) uqnledrp uulup nlulrel uetuuf nrya-n1ea
'uBrulBtuad 'r., rl'qrrBc
1o[u,
rFp
Bpur
-uet
'n (e)I tuedueuad srunl {uEq qBrB ruBlsp qed-qud uolnlgd
, .(n{ud pluuleur Is)[n
uBrIBIssa{ uupugtueu l$un) uu8unqures dup
1p n{Bd urucuru/sruaf nps TIBIIB]pd )TBPI
'uetunques dep 1p qpd ? uu:puntrad 1g1pas turled uB)I
'uutunqtuus efet-efeE uuryepug tuel
'n:pd uetunqtues {nfun uJBI uuJus{rf, rrstu
'r'? ruqueg epud rql1p pdup
reuaq tued uenryrslr6
9t dN uop
,t
45 Pedonan pengeqaan &bn

Gambar 4.G Baut kayu.

untuk mencegah kayu akal


ry1ah bila dipakai sekrup kayu, maka sebelum sekrup
dipasang perlu dilubangi (dibor) lebih dahulu dengan diametei
mar.a bor 0,2 d sampai
kedalaman 0,8 l. Panjang lekat sedikitnya sebesar 5 d.
Bentuk dari baut kayu berupa: baut kayu berkepala segi enam
sama sisi atau berkepala
segi empat sama sisi (Garnbar 4.6) dan panjang sekrup s7s
L Bila akan memakai sekrup
kayu, sebelumnya kayu harus dibor dengan diameter mata
bor sebes ar 0,7 d. selanjutnya
untuk menghindari kerusakan kayu karena pemakaian seknrp
kayu, dapat diberi ring sekrup.
Panjang lekat di bagian kayu sedikitnya harus sebesar 5
d sekrup kayu dan baut kayu yang
berada di bagian 'kopshout' tidak dapat menyarurkan gaya-g '
ui^.
2.3.3 Sambungan dengan serat-serat atau tali
Andaikan konstruksi stempel dibuat dari bambu, maka
sambungannya harus diikat
dengan memakai serat-serat atau tali. walaupun
sambungan ini telah diterapkan untuk
perancah dan sukses hasilnya' namun sambungan
ikatan ini untuk bekisting sangat tidak
disarankan' sambungan ikatan ini masih dapat
bJrgerak meskipun diikatkan seketat mungkin,
karena itu akan merugikan konstruksi betonnyu
idunyu (perubahan bentuk).
2.4 Bahan pelumas pembongkaran bekisting
Apabila beton dituangkan k" dulum kayu iekisting
kering, air semen dapat diserap
pori-pori kayu' Ketika beton mengeras,
papan bekisting akan iielekat dengan
bila bekisting dibongkar maka beton, dan
Penampanq u.ton yang melekat itu akan mengalami kerusakan.
Jelas kalau kerusakan ini harus oiperuJH.
Agar b",on tidak melekat di papan bekisting,
maka papan ini dapat dirumasi dengan
perumas pembongkaran bekisting
Pelumas ini dapat dioleskan dengan
kuas ataudisempiotkan dengln memakai ,sprayer,.
Pelumasan ini dapat membentuk suatu
lapisan tipis s&ali (,fiI;,; di permukaan
bekisting' supaya beton tidak melekat papan
gudruugiunlopan bekisting. Jumlah bahan pelumas
yang terdapat di pasaran amat banyak. pelaksana
suatu bangunan beton biasanya akan
memilih suatu pelumas berdasarkan pengalaman
yang ada dari pembangunan yang telah
Iampau' Bahan pelumas harus dilumaskan
serata dan setipis mungkin, lagipula
peraturan yang ditentukan oleh pemasoknya. harus menurut
Jelas kiranya bira"peiu*urun harus
lebih dahulu sebelum tulangan dipasang. Apabila dilakukan
pelumas mengenai tulangan, kelekatan
tulangan dengan beton akan berkurang.
2.5 Baja
Dari pembahasan segi bahan kayu, ternyata kerugian
disebabkan keawet'annya yang
dari bekisting kayu terutama
rendah dan masaiah dengan ukuran pelaksanaan akibat perilaku
"kelembabannya"' Di samping itu pembuatan
bekjsting dari kayu agak memerlukan
pekerja' Untuk dua butir t..ukhi. itu, ternyata banyak
pelat multipleks merupaka" ,r.rr'*ffi|,",
yang baik. Tenrunya sudah jeras bagi
pembaca bira langk.h
pelat multipleks ke pelat baja mudan rry,;;;an dari penggunaan
ai;angt<au. Di bawah ini atan oisebutkan
keuntungan baja terhadap kayu: beberapa
ukuran yang tepat,
kekuatan dan kekakuan rebih besar (bentang
yang panjang memungkinkan),
'ueuuqaquad
.(sete
uer8eq ue8uulnl ugr.luqueuad uu8uap
In{nuotu ndureu reluBl Jnl{ruls ueqrunlesal
8uepu1-ra1) su:aSuaur qu1a1 8uu,( uuxar uusrdul uu8uap uu{rsuurqtuollc 'u8nprp e
ry,1 Eue,( tnlal
ueqerl uup ';ortp sftIeq I{ISCut 8ue,{ uu4a1 uusrdul uup iuJaq (l;rpuas'lu:aq r{alo uu{nluallp UE
ue8uelnl e,(u1u,(ueg 'r8eqruad uaSuulnl uup Erxutn uu3ue1n1 uu8uap rdelSualrp luled UB
'(uu>puurptp 8ue[) detat 8ur1sn1aq re8uqas qelepu ur.uu]-Er.uuuad Surtsr{eq Elu?1 telad uep
{E
ls8ung 'uququaf ueun8uuq uped ru>1udrp tgrpas uep 'ueeqesn:ed uuun8ueq 'ueqerunred Fep n)T
neluul upud ue4tedeprp sruBLI uolaq rrup Surlsnqaq tulad Fup resaqrel 8uu,( uers{Br.uad BT
lBtuBI {nlun uoleq grep Surlsgeq fulad .fg.Z
'ruru 0[ - 0s lrsp uBlBqele{
ludundu-lallr uolaq i-rup Surlstleq lcled 'uu>1e1erd Lrolaq nule Suelnuaq uolaq rselrrqud {nlun uBl
Surisqaq iulad uele{utuod qulepe urel 3uu,t efral e8eual uuleureq8uad Fep {nlueg uE
'ue{nxellp qBlal ulra>i e8eual uuletuaq8ued ue4epurl B{Br.u 'rnqruls usr{runlesa{
IJEp Jnl{ruts Irur
uerBeq ntcns {nluoquour e8nf 8uu,( (3uenqra1 3uqs11eq ru8eqas) ruledrp ufeq Suqsgaq qBI
eltqedy 'u[:a{ e8eual 1e,(uuq uelnlJatuau 8uu,( selr^rl{u nles qules {nluequotu Suelnpaq ue
uoleq .Inqruls uer8eq IJBp ueqrs-raquad uup ueJu{Suoqtuad 'ue8uusetuad 'uedursra4 sSrt
uolafl .g.z
uud
'
'e,(uue3!,ruseuad qupntu ucp (se:ep 8ue,( srue) re8uns sulg rp ueleqtuaf ,JO
srlens lruadas (re>18uoqrp nlrad {Bplt ruducrp t11ns 3ue,( uerBeq uped SurtsHaq) e,(uueueurea:1
suare{ elrru}rual 'e1nd re>lucirp IuI epolaw rdetel 'r88ugl qlqal uer1eq u,(urq undnu1e11 '3ul
.UBT
'rs{rnsuo{ uuqrunlase{ uup r$lrutsuol uer8eq
uBp
nluns {nluaqueu efeq 1ulad'se:a8uaur uolaq qelalas 'uuroca8uad ueqaq Btuuauetu dnSSuus
der
uep efeq uep e88ue,(uad {oleq sete Ip ue)Hu1alrp gulad-1u1a4 '8uenqra1 8urlsr1aq re8uqas
ue4eun8rp 4udueq (udure8eqas uep Suequrola?raq telad) uu11go:drp 3uu,( ufeq te1a4
'uuun8uequad ledual eped u8n[ ueluun8rp 1u,(ueq efuq Surlsqaq lle)t de:a1
'(reseq flue,l ugllulurued qaldtuol ntens e,,{upsrur) 8uu1n:aq ruledrp tedup Suqsnlaq Buetu rp 'upl!
ueun8ueq tree[ra1ad Bped 'tul {n]un un8ueq rp snsn{I 8uu,( uueftalad ledural 1p (ptuwx {BPII
rslnpo:d) uoleq uetuela rselr:qud epud uu>leun8rp Br.uslruol ufuq pep 3ur1s11aq uelsrs {nlu
'le18ursradrp ueun8uuq ledurel 1p Supsqaq l3{I
uurelSuoquad uup ue8urlsrlaqurad IrBp pFeI ruuf qupunf 'se1e Ip IBq ug{rusgprag
'ledac Euef, uure>18uoquad ueur>18unura1 uep rulSuoqrp r{Bpntu
'qupntu Euu[ uur33ur1a>1 uurnlu8ued 3ue,(
'upaq-raq Euef uzr8eq-uer8uq eruluu rp rpuesraq uu8unques 'dnr:1
:depeqrel uerleqrad ualqnlnqrp )te,tueq e,(ul
qlqal 'snsntg Suer( uee[ra1ad ledual Ip Bper"q 8uu{ Suqsrlaq rsulpqud uede13ua1a4 dnqe
efeq 3u11sqaq tua1sls eleda:
'(ttot 00I g gg) 8uu1n-tue1ruaq reledrp uule Eupsgaq ulrq uelqemn
redurr
tunSSueuadp tudep efuq Sunsrxeq lreeunt8uad 'r33up 3uu,( uuqeq u{urq lrup lBqDrv
dnqa
'rE8up Euef uulmlEueEuad uferq
'su1lsn:peq Euu[ s8uual uelqnlnqueu wp snsnq u[.ra{ ledual ry sruBq rsu>1uqed
'lerulraq ueuq8unula{
'(efuuutueseuled {ntun uelal uulnlradp) resaq tue,( IJrpues lBJaq
'(8uepp lpf,uuq BIIq sFuouo{e e(uuq) rEEup tuei( ueqaqured eEreq
:q?pps e,(uuertua:1 uduraqg
'uBruB qlqal
'sfuuusluqrlauad {leq BIIq latru
'efuuetueseurad rlBpnu uep pdac
UOlq
LT affi
-r
48 Pedooan Pengeqaan Befu, I

Pelat dengan kelebaran 1200 624W mm dan panjang sama dengan bentang dari lantai
diletakkan berdampingan. Bila perlu, pelat-pelat di antara peletakan dennitif disangga dengan
balok melintang dan stempel. Sbtelah tulangan bagian atas terkadang dipasang, kemudian
lapisan atas dituangkan. Agar gaya geser dapat diterima maka, permukaan pelat bekisting
di bagian sisi yang dicor dikasarkan.

3. BEKISTING LI\NTAI
3.1 lantai pendukung di atas tanah atau di jalur pondasi
Andaikan suatu lantai beton atau jalur pondasi langsung didirikan di atas tanah, maka
bekisting hanya perlu di sisi-sisinya saja. Tanah akan digali sedikit dan kemudian permu-
kaannya diratakan, selanjutnya tanah dasar harus dipadatkan supaya dapat membentuk suatu
bidang dukung yang baik untuk sebuah lantai beton atau jalur beton. Jika pengerjaan tanah
telah selesai dilakukan, maka sekat sisi dapat diletakkan. Untuk lantai beton atau jalur beton
sampai dengan ketebalan 150 mm, akan digunakan sekat sisi dari papan kayu. Melalui
bagian sekat sisi akan ditancapkan pasak-pasak kayu ke dalam tanah dengan jarak sumbu
ke sumbu 1500 6 1700 mm (Gambar 4.7). Selanjutnya pekerja bekisting akan mengatur
letak datar sekat sisi dengan 'waterpas' serta tinggi pasak kayu dengan tepat, setelah itu
pasak dan papan dipakukan.
Selanjutnya sebagai lantai kerja, beton dituang setebal 50 mm. Campuran beton yang
umum dipakai untuk lantai kerja (non struktural) terdiri dari 50 kg (a0 liter) semen terhadap
120 I pasir dan 200 I batuan. Campuran ini berbanding sebagai I:3:5. Lantai kerja ini
penting gunanya sebagai suatu lantai dasar yang baik untuk tempat memasang tulangan dan
mengecor beton. Selain itu juga untuk mencegah pengotoran yang tidak perlu terjadi pada

bekisting

S 1.N-\5o
-L

Gambar 4.7 Bekisting sederhana untuk jalur pondasi.

tulangan ketika tulangan dianyam dan pengecoran beton. Ada kalanya lantai kerja tersebut
ditukar dengan memakai 'kunststof foli', tetapi hal ini tidak disarankan karena ketika
menganyam tulangan foli tersebut akan terinjak-injak dan memungkinkan foli robek. penjaga
jarak dapat melesak ke dalam tanah yang empuk. Oleh karena itu selimut beton di atas
tulangan dapat melesak seluruhnya atau sebagian.
Pada bagian jalur pondasi yang lebih tebal dari pada 150 mm, sekat sisi ini dibuat dari
beberapa papan-papan. Akibat dari tekanan ke samping beton yang besar, di bagian sekat
i
I lBI,
'lBluBI Eurlsnlaq uBp rsrs lulas Inlun Euu5u ue8usfunuad .6.r rBqrrrBg IJBT
sul
eB
0g x 0, lesed 3{p
tnqi
(npad egrq) lnsegd r1o1
efua1 relue;
001 x 9I
OO! x 91 buultu 6uefunuac
009t <
(Ounsllaq nAey ueded) 1s;s lelas
09\
'ruur,0gI IrBp reqat qrqal Suef rsepuod rnlef r1n1un 8ur1sr>1ag 'B'? rBqtuBC
efial relue; uped
usp
-{ pl u
duper
ooo- + Euef
ruI q
rnletr
nqtun
'lrspu1llp ludep quusl uu)pseled ufedns Eupsplaq nfq us8uep rsrdepp uB{B lnqasral JnlB ts:I
InIBIa
rp B)luur 'urur 0oz IrBp r{lqal u,(u1ofuouatu 8ue{ rEluBI qB^\uq Ip {opq-{o1eq uerSeq {nlu.i uoleq
'JnlB-rnlB IIeEIp uB{e nlr uB{BuBcuarp qBlal SueI {opq-{olBq uBrSBq lBdural rp BIBr,u 'qclm
IlBust
sslB Ip BpBreq 3ue{ Eunlnpuad re1ue1 nlEns qB/$eq uBISEq Ip {otBq edereqaq BpB BIIB nl?ns
{olBq-{olBq uB8uap rIBuEl sslB !p Sun4npuad 1que1 rr -NTIIJE
'ruulp tupsqaq uup ue{Euuulp lzdep uFaI IBIUBI nll qslatas E{Uru
'tIIuI 0S Isqeps rlsBd lsrdepp ei(usslu uerEuq tp wlpntue{ IIoJ 1pse1d uuEuep dnlnlrp m.lrJ
JBsBp qeusr ssle Ip u>pur '(eFa{ IBIUBD uopq uuEuap rnduecraq Eundural qeteJuau {rm"-'l
'ueqeqursl uolupull us{qppp npad D[Bur 5pltuequau Eundual uu:lqeqafueru uep d"rry
ludup JIB Buuur rp 'sn1uq tued tundural qeusl IJBp lJ1pra1 ufruesup tluusl BIIqBd''/
:trEfTJ
tupsp
'(6'y nqurog) uEtuuslp srrruq Isls le:1es turu 00SI lr?p reqel qlqal Suuf pluul ngrc.rqt
uBlpnu
{nlun '(g'? tpryteg) tutu 00SI reqalas pdurus rnlef {nlun (uedud nu1B )pluq udnraq F& uutue
Iul) urBIeI lm1grreu wEuep ualtunqnqry snruq up1 tuu,( uup nlus tue,( Isls la1es'ttr:sd",u
uetuupl rrup Joclp eFaI 1uluul rl?leles 'ruseg tuef nfel lusud-:psed uuluuntp snruq 'm
IBtuq
tqq
6' dN
t
50 Pe&rnan Pengeriaan Belon

Papan (kayu) bekisting akan dipakukan dengan piket yang ditancapkan ke dalam tanah,
kemudian di samping balok ditimbuni dengan tanah dan dipadatkan (Gambar 4.10). Agar
sckat-sekat sisi tidak tertekan masuk, maka diganjal dengan penjaga jarak yang letaknya
teratur (t 1,5 m). Jika sebelum tanah ditimbun suatu lantai kerja (50 mm) dituangkan ke
dalam bekisting, maka penjaga-jarak hanya diperlukan di bagian atasnya saja. Sedangkan,
bila suatu lantai kerja dari bagian balok dan bagian lantai (pendukung) dituangkan bersama-
sama maka penjaga-jarak harus dipasangkan di bagian bawahnya pula. Penjaga jarak ini
harus dilepaskan ketika balok akan dicor penuh.
Andaikan balok dan lantai dituang bersama-sama (hal ini umum dilakukan), maka
bekisting dari bagian balok tidak dapat dibongkar lagi. Hal ini disebut bekisting terbuang,
oleh karena itu bekisting akan dibuat dari kayu bekisting tua tetapi masih dapat digunakan.
Untuk suatu lantai pendukung di atai tanah dengan baloknya, bekistingnya sering pula
dibuat dari tembok (Gambar 4.ll).

ditimbun dan
dipadalkan

Gambar 4.10. Lantai pendukung di atas tanah dengan balok-balok yang menonjolnya
Iebih dari 200 mm.

Apabila bagian balok di bawah lantai pendukung panjangnya hanya 150 6 200 mm
atau lebih pendek, maka bekistingnya sering tidak dibuat (Gambar 4.12).

/
ditimbun dan dipadatkan
--i--
/ lantai kerja

Gaurbar 4.11. Bekisting dari ternbok bata.

33" Fondasi jalur dan telapak


Di bawah tanah yang dangkal terdapat suatu lapisan tanah-dasar yang kokoh, karena
itu tanah yang kurang kokoh akan digali dan ditimbun (digantikan): misalnya dengan pasir.
Ada kalanya tanah yang harus digali dan penimbunannya terlalu banyak. Daripada menggali
tanah tersebut dapat dibuat suatu pondasi jalur (Gambar {|lil untuk tanah-dasar yang
'{oqtuallp Suei( uunluq sqB rp rsepuod.}I.f rBqurBC tu
IIB
I .JIS1
ffi-'-f
BU
]_
l8
Ir
j:
(qet t requEO ruedas e,(u6urlsrleq)
009 x 00n nPle 00t x ooe uolaq loleq
'rn1uf Isepuod 'gI'f rBqrrBC
(8un1np) {oleq uu8uap ?rues 3uu[ uernln IIqurB1p urlSunur ?[rq .euue^\zlnoq. re8eqa5
'Suefued rEasrad ludtua nBlB Isrs sr,ues'lslnq Euudureuadreq uolo{ :uu{EunSSuatu n,(e1
laduratg 'dnrlas:aq ufeq laduels nele n,(u>1 laduels uep u8Eue,(uad rs{rulsuo{ nlens
:lrup lrlpret @I'? nqutog) suqaq Sunlnpuau tuu( !Buu1 Inlun tupsgaq f$ln4sucy
suqaq 3un>lnpuaul tue,( lquBl {nfun IqUBI tu11q1ag '95
'rCt't nEuog) troF{
rsepuod l{Bnqas Eun4npuau Eue[ rydu1a rsepuod nluns qrpdrp elnd ledup rnluf rsupuod {rurl:
nll uples '@f 't toqutog) uunluq uBp {oquel nlens nele rutu 00Zt g 00S relrlas qofr
Ip BpBraq Suef Sunlnpuarl IquBI ueraeq epud rlnserrrral EuB,c lapuad {ot,g.tr;*rl?ffi ulnd
'rrB)le
'3uun
B)IPu
IuI+
-BIUUt
'uu:lt
eI u
uf,u{iu
rutV
J% 'qeug
*t'g
l9 a*
Ii
-T
52 Pedornan Pengeqaan futon

bl+.t (tdxxlo@(tso - 2scxles(xrxrso)

kolrn aoo x aOO

Potongn lihat
gEmbar 4..14

TxMPAK DEPAN

Gambar 4.15. Pondasi telapak.

stempel bala
bersekrup
41 8d x 120

rT yqrsEgr
persegi ru
SO x 70
/u
slempel kayu -.1 80 x 120
OETAIL - A
I
I
L butat 0 80
0lm
0 200
DETAIL - B

kontak bekisting

ueristing J
t I
balok anak

balok melintang

,m
I

dl
6l
PI
6l stemperkayu
al
ol
dl
'ol
{ru
stempel baia
JI bersekrup @
;lcl
el
I

I
I
ba,r
tl rt t f f
96da9r 1ui'tok1
OETAIL - C

Gambar 4.16. Bekisting lantai untuk lantai yang mendukung bebas.

melintang 'onderslagbalk'.'Hal ini, untuk memudahkan sambungannya yaitu antaft


dua papan pendek yang panjangnya 400 6 500 mm dipakukan rJengan kedua bagiar:
sisi sambungan stempel dan balok melintang. Stempei cjiletakkan iii bagian atas gelegar
yang cukup panjang dan lebar, untuk mencegah bekisting melesak, kemudian tingginl,a
i.,

disetel tepat dengan pertolongan dua baji kayu. Stempel baja bersekrup yang terdapai
ilj
di pasaran ada bermacam-macam panjang serta besarnya, sedangkan ini ,"*ukin Uanyaf
digunakan.

&
'B[Bq FBp dnrlas ladurals Bnp qo4uoC.L1..g rBqurBC
{e{tn
ludeP
rleq 1elad e[uri
lre ue6uenqutad 6ueqn1 ru8el
uerB
EJslU
renl 6unqnlas
+
dn:qi
P{Eq toc
(e[eq) ued nlens ue8uap pfuu8rp uep Inlag 8ue,( Suefued rudruus sqerel edrd uer3eq
Suefuedraduau uuEuap uslledeprp nluaual tue,( leduels Buu[uu4 -lala{uad Bueqnl
uuEuep BInd lde{8uapp sBlB Bdtd uur8pq BpEd 'lalafuad rnru nele JoupeerpJaorr{f,s.
dnrqas Eunqnlas Euesed rp qB^\Eq Surpd 3ue{ edrd uer8uq fC .(tt.t nquog)
u{uurepp eI uu>plnsetulp ledep Eue,( efeq edrd Bnp FBp plpral dnqas-raq efuq ladtuar5
'1adura1s uBrABq eped
1n1at u(urpeftal rudurus uuurxEunural uep e,(u1u1ol Buefued uep
Sunlue8ral rur '(31 0002 - 00s) tat 0z - s BrEtuE dnrlasraq efeq ledtuals Bunlnp e{eq
l:N-v5ft-OIGi ;Cr-IMETO
6=liVIiE
-#'si oe sr

ffitrffi
Dleg u'
89 a*
54 Pedornan Pengerjaan Beton

Gambar 4.18. Balok melintang disangga dengan stempel sekrup.

pengganjal. Penyetelan dalam ketinggian yang betul dapat dilakukan dengan pertolongan
selubung sekrup. Untuk menghindari terjadinya perpindahan stempel, maka pelat kaki
diberi baut kayu dan dipasang di atas sebuah balok gelegar. Di bagian atas dari pipa
atas terdapat sebuah pelat (kepala) berbentuk U dengan ukuran dalamnya 130 mm, ini
supaya dua buah balok dapat diletakkan berdampingan tepat. Dengan cara demikian,
kemungkinan pendukungan di sambungan balok-balok melintang terdukung dengan
baik (Gambar 4.18).
Penggunaan stempel baja bersekrup membutuhkan pengawasan serta kecanggihan
memasang. Kalau stempel baja bersekrup dirawat dengan baik dapat dipakai selama bertahun-
tahun. Penyetelan dari stempel kayu atau stempel baja bersekrup memerlukan butir-butir
perhatian seperti di bawah ini:
Stempel harus diberdirikan tegak lurus. Ini gunanya untuk mencegah perubahan bekisting
akibat dari gaya-gaya horisontai. Penyetelan dalam arah tegak lurus harus dengan
'waterpas'. Stempel yang berdiri miring misalnya; akibat dari peletakan balok melintang
yang tak sentris di atas bagian stempel baja bersekrup, kesalahan memukul baji di
bagian bawah stempel (Gambar 4.1A atau pemaksaan memasang penunjang miring
pada kolom yang letaknya tidak segaris.
Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, rnaka lendutan akibat dari lantai
yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan stempel diperpanjangannya
sebaik mungkrn (Gambar 4.19).
Tempat dari stempel perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban dapat terbagi
serata mungkin. Ini gunanya untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-beda
akibat dari perpendekan elastis stempel yang timbul karena pembebanan dan perbedaan
penurunan tanah.

akan dibor

telah dicor

Gambar 4.19. Penempatan stempel kayu atau stempel baja.


'ufuqemeq rp rBluBI a1 BuFrtu Buufunuad
8ue1eq nlBns InlBIeLu urul Eue{ lsls lrup uup qo)to{ Euu{ rsrs uur8eq e{ rgtugl Burtsrxaq
InlBIetII ISIS nlBS e{ uB{rnluslp u?{B leluospoq uBqeg'3uJ1sp1aq rsls nlBS ueu88ue.{ua; .q
E-'=-TMETd
ladurals
Duegullaur

;m
>1o1eq
IEUE lol"q
'qo{o{ 3ue[ rsrs uer8eq e{ rBluBI
Suqsqeq rnleletu uBlrnlesrp uB{B luluoslroq uuqaq nlBns 'dnlnga1 8ue,{ 3u11q1ag uBBpeq_
!
speq-Bt
rBuqrel
e,(uue8r
I4ue1 F
Suprur
IP I[Bq
'@Z't nqutog) Surlsqaq IrBp uBIIqqsaX Euetula
'ufuueefJa8uad u,(erq wp ue8uap
uerlequad e8:eq pup e,(unluat uep 8ue1n-Suulueq Sued 3ur1sp1a
Surlsqaq uerg{Bued qelunf
'sluFulp 8ue,( uoleg uue{nuuad pnp uenluala{ :uup Sunluu8ral s1a1dr11ntu 1n1ad nele
n[e>1 ueded uululeurad uep uuqllnued 'efuuu8unqtuus illnq-Jrl
Ip upereq ueeSSuefuad euarel
uBlBuecuerlp
snJBq {Eue {olBq-{opq ueluduauad >1n1un B{utu 's1a1dr11ntu n[e1 telad -unqBue
uopunE8ueu UBIE u>Ir[ 'urtu OZ - Sl uepqelq ue8uap s1e1dr11nur nfq uep Bunsqeq uuqrSSu
telad IB)IBdlp {e[wq
uDGtues IuDt Bserrr tp'n,(e1 ueded re)lguretll tupsgaq turdues 16
'(uequqtualal) pefra ledup Buu[ ueded ue8uefuedrad uuBuep
ue{urxEuntuetu {$un tueE8ua: lHlpes ueT|elellp Eurtsgaq uede4 '{Buu
{oleq ue8uap 'uerllttu
Sunquusrp snrgq rur ueded Bunfn-Bunfn .seda1t118urua1repll lnqesrel ueded qe8acuatu IUI 'tuut
tedep reEV 'Iuue {oFq qsnq Bnp rlu^\e1au depas uu>1n1udrp uB{B lnqesral uuded .u g edrd uel
g g Suufued uu8uap zuu OsI x sI nslB 00I x 91 Buedtueued uu8uap Burlsgaq plE)I lBIe
zuu
n{u1 ueded uep ruludrp (re1uu1 Ednsqeq) {quo{
Eurlsgaq nlens {nlun .efurunull uuBuolol
{Bluo{ Eulf.rlag o
'trwttuBfuad teduel 1p sruuq {BuB {o[eq uup tuqurlatu
{oleq Brulue uutunqtues .TErr"
IolBq-)plgq uB{BunEEuau teluaq nplral ueEuef uerrBrBsrp nll Buersx 'lpllpes qIFl
eFa{ nDIB,lr ugrynlnqueur {BuB lotgg tuesuuratu ufulq'tuulur1eu {opq uup laduas
uetedtuauad uetuap uolturpuuqtq 'urur O0l, - 00? uJslrrB !p's')t's ryruf uetuap (.unu
6g1
x 08 nele zuru 0[ x 0S) )puu {opq u?T1u1epp tuelu[eu {opq uurtuq Su1u 1q .rm!1,
tus{ 1utuul Isqq pep Eunluetral p1 .urur 0002 - 00SI lrup (s.1.s) nqruns eI nqurm
ryrzf uutuap (.ruru ozt xg8) 10pq-:ppq rqedrp ufuusurq p! Euqulelu ropq rqE
rylun 'tot't toEttog) laduap sslg !p tuesedrp upp rrsTlstapp tuquleul rotgq rq?trs
{BuB {oIBq uup Euqullarn ry1el .
99 uopg ueE
*]
56 Pedoman Pelgelaan

DETAIL - B
I

c. Bekisting yang berdiri sendiri. Beban horisontal akan disalurkan kb dua sisinya
melalui suatu batang penunjang miring ke lantai di bawahnya.

Gambar 4.20 Kestabilan dari lantai bekisting.

Setelah lantai bekisting dipasang, kestabilannya harus dijamin yaitu dengan memakai
beberapa penunjang miring yang cukup banyak supaya perpindahan horisontal bekisting
dapat dicegah. Suatu gaya horisontal dapat terjadi di sini, misalnya: karena angin, bahan-
bahan yang runtuh atau beton yang longsor dan sebagainya. Penentuan dari jumlah pe-
nunjang miring supaya stempel tidak tertekuk harus diperhitungkan pula (atau berdasarkan
pengalaman).

35. Menghitung lantai bekisting


Peninjauan kekuatan dan kekakuan dari lantai bekisting harus selalu memakai cara
perhitungan seperti di bawah ini.
Perhitungan kekuatan

oo = di
# ,
Rumus dari mekanika yaitu mana

ob = tegangan lentur kayu yang diizinkan.

Berdasarkan kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang, maka perilaku mekanis kayu
akan menunrn. Karena itu, tegangan lentur yang diizinkan untuk perhitungan bekisting
ditentukan sebesar 90Vo dan tegangan lentur kayu yang diizinkan.
M = momen lentur yang terjadi akibat beban keda.
Dalam praktek dianggap (untuk perhitungannya) sebagai momen yang terjadi adalah
1 *t, (di atas 2 peletakan bebas).
8
Perlu diingat pula bahwa pada awal beton dituang pembebanan sering hanya terjadi di
satu atau dua lapangan.
w = beban terbagi rata per m2.
Beban w harus ditentukan dari jumlah:
berat lantai beton sendiri yang akan dituangkan
berat bekisting sendiri
beban yang berubah-ubah (variasi) akibat dari pekerjaan penuangan beton
termasuk beban pekerja.
I = jarak sumbu ke sumbu tumpuan.
w = momen perlarvanan dari penampang yang akan dihitung.
Momen perlawanan suatu penampang empat persegi panjang adalah:

\[= lun'
6
di sini b adalah lebar penampang dan h tingginya
'uBlrensesrp sruuq uqBleled {lquns a{ nquns {uruf B{Eru 'nlls lp efta>1aq 3ue.{
tur;ull ufufl epud uup lrce{ qlqol n11 Eunlrqrp 3uu,{
'*A
leuls{Eru 3u4ur1 u,(u8 epg
'3un1rqrp
ludcp ut1urzup 8ue,{ lewISXBr.u 8uqur1 u,(e8 seie xp snturu ruxcuro'i-! uu8uap u6pnui3:i
'rs1n:1suo1 Suudureuad senl uup (''Pr) leurs4etu ras.:8 urzr uu3uu3a3 ue4r:eqlp eXIf
'3ue1ur1 u,(u8 ruuqaqrp 8ue,,( yep Sueduruued sunl V
= uol
3ueru11 eAuB = A I
I
I
:
uulle:u,(srp 8uu,( Erruou lrunuou rasa8 ue8uu8al = t,
i
:ue8uap
VZ t. sfltulu I
=
re{Bruetu ue8uap Sunlrqrp ludep rpu[:a1 Eue,{ lu{urs{Btu 8uqurl
ufug 'uu{uurrp Suef lururs{Bru Euqurl e,(et ue8uap uu>18urpuBqlp uu{B rur 8uqur1 e,{eg Iptl
'Eunlrqrp ledup rpe[ra1 flue( n 3uu1ur1 e[u8 e>pu 'Inqslellp ue4etalad leruf nsle)
3ue1ur1 e,(uE us1pe4
r{BIr
uBlrunsasrp srueq ue1e1a1ad nquns atr
nquns leref Bluru luls Ip lpeFa Susd uulaalad IS{Bar epeduep IIra{ qlqal *U
nllg
3u1r
'V x Pg ='*U nfe:
:lpu['V ue1qa1+J
Euedtueuad sunl rlsl Po uelurzrrp Suef ue{el ue8ue8el ue8uep Bures
''r*d
uu>1e1a1ad rp
Isrur$[Brr l$[BaU'uuletalad rp uBlurzlrp tuu,( Ierul$pru uuuu{al ue8uap uu>lSutpuuqlp ue:tE
rur ue{qapad rsluaa 'Euntglp ludup uelaalad Is{eeJ uup rnqetalrp tedup ue>1u1zrrp 3ue.i
uu4e1a1ad nquns eI nquns {Bre['efuuenlele{ Bues uBlBnIe{ Sunlrq8uau I{ElalaS
uu4etelad rs{?al B$luad
't,00t n)plraq es?rq rsllulsuol {nlun uBp
00s
'l. (snPq) eFa{ IBIUEI {nlun
f
ue>18uupar 'l (resu1) eFa{ ptuul 3ur1sg3q {nlun UBIJ]
+ :uu{uurusrp 8ue[ *J lrllr
-ed
-uurl
'speq-Bpeqrae tedup r$lrulsuo{ depas {ruun rur Isrur$leru uelnpual turefg 'ueltere{sE
tuqs
Euu{ Iurursluur uulnpuel lnrnuau esluedrp npad Sunlrqrp qelel tue,( uqnpua-I
IB{Brj
,urf=r
:qBIBpB Euefued r8asrad ludura Eueduruuad usuuqurale{ uauory
'Sumlq1p uele Suer( tuudrueuad (ersrrua) ueuleqtuala{ ueruotu = I
uoptalad sBIsIlsBIe snlnpou E efurs
: rurs IO
Igt8 _,
t
rlt s,z -
:n>1glreq 'qlqq nele uundr,u$ Bt$ sBlB Ip uapteled {ntu61
[I?8 |
= s
,l/n ,.
upr 6uq.rar ueqeq Freqaqp tue,( uundunl Bnp sslu tp uu:lg1eled nlens 1rup uu1npu{
'uu>lnluallp rdep uqptalad nlens 1rep (I) uqnpual 'uen1m1a1 ueEunllqred uutuag
'wn:te:Iol uetunlgpag
i
L9 a* r*
58 Pedqtan Pengo/aan efu,

Tegangan kayu dan modulus elastisitas (E) yang diizinkan.


Pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKD dicantumkan tegangan izin kayu
untuk bermacam-macam kekuatan yang diklasifikasikan dan modulus elastisitasnya.
Umumnya kayu yang dipakai sebagai bekisting adalatr kayu bermutu A di kelas tr dan III.
Berhubung dengan waktu pembebanan yang singkat akibat dari tekanan beton, tegangan
izin menurut PKKI akan dikalikan dengan nilai 1,25 dan hal ini dapat dipertanggung-
jawabkan.
Catatan: Oleh karena kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang maka perilaku mekanis
kayu akan menurun. Tergantung dari keadaan di mana kayu bekisting itu berada, disarankan
nilai dari tegangan izin dan modulus elastisitas kayu dikalikan dengan 0,9-1,0.

Periksa ukuran dari kayu stempel.


Suatu balok melintang disangga dengan stempel. Setelah memeriksa tegangan tekan
antara stempel dan balok melintang, stempelnya harus diperiksa pula. Tegangan izin tekan
(tekuk)
stempel tergantung dari nilai kelangsingan = I
, dengan l* !
adalah panjang tekuk batang dan i menyatakan jari-jari kelembaman batang stempel.
Jari-jari kelembaman i = .E . di sini:
VA
I = momen kelembaman
A = luas penampang
Ini berarti untuk potongan penampang empat persegi panjang:

sumbu - x

Terhadap sumbu x: I. = ft2 un' A=bh


lk
nilai kelangsingan I" = 3,5 h
-
Terhadap sumbu y: Iy = 1 un' A=bh
12
lk
nilai kelangsingan I, = 3.5
b
c1
Iadurels nquns eI nquns >1uref =
Euqurlau loleq nquns eI nquns leruf = z1
11
IeuE {olBq nquns eI nquns leref =
:qu13un1rg
I
'88?B rP qoluoc rrBp uo?aq IBlurI Iz.p rBqurBc
!
I
I
J I
I
'l '.',t '. I
I
J
'uee88ue{uad ledural Ip ue{qaloqredrp e,(ueq ue8unqtuus-ue8unqtues
ue>lEuupas 'ue>1:epult{lp ur>1Eunu ludepas sruEq tuenq.ral Eue{ uurfeEra8Euad
:BJls{a lerufs-lerur(s
(eutp{ 1OVd eu/1ipl ?Z = uoleq aunlo^ uenlus-leraq
t, 00? retuqes uolnluelrp lolBq uBp rulusl Inlun ue{urzrrp SueI uelnpuel
(rurc731 000'00I) BdI I 000'0I = g sBlrsrlsula snlnpou
nIel leras-leJes stunl ry3at
po
(ztuc/E>t sz) BdI I g'Z = ue1ele1:ed ue:1al ulzf uetuetal
(ruc/A, ZI ) sdhl Z'I = 2, rasat urzr uu3ueEal
(ztucF>t 00t) edw 0[ = oo 'rn1ua1 urzt ue8ue8al
:UXa lrunuau g selrsrlsula snlnpow uep urzr ue8ue8al
II sBIeI uqBnIaI '8urn:e>1 n,(e1 srual'turu 00S Suefued 'euu 0ZI x gg ladtuats
II
sBIeI uelerule{ '3urrua1 n{e:1 sruaf'uur 000? tuefued 'zuu 0ZI x 08 loleq n{e1 'lad
II sBIe{
uzterule{ 'gluurau n,(q sruaf'uru 000? Euefued 'zuu 00I x St leluel uep uefuq
:(6'6 uulr1u:1p efusrue>1au n>p1gad) tuuln-8uslruaq reledrp qela
tue{ nful uuleun8rp tedep 'ufuuuquq-ueqeq re8eqag 'QZ't nqutog) ue{BuuJuarrp srLrEq uB)la
efuturls11aq'ruur 0SI ue1uqalal ue8uap rclturgaq ueun8ueq uolaq pluel nluns Intun uB)Ie
:qoluoS
'Bnuras uEEuusrp tunsplaq nvlr- (02', nEtog) qeEacp tedep Supsgaq pluosuoq
uuqepuldrad e,(edns tupru tuufunuad eduraqaq tuessuraur uuEuap uFrrefip nples mJq
uB)Iu
tunsplaq uulrqqse) 'e{qadtuats Euufuud Fadas Bures de8tuurp uelet wqeq peqp tw[ sFrs)
Euureq nlens pep 1{qq Euefuud Elntu-Blnu 'pluul Eupspleq ueEunllqrad nlens 1q
w -tunl
uEtqqes zp !| = , vp u T=I uuEu
t , =, tI u:luur lslnq ladtuals p{Buratu nelql ItrU
= \ 'u,(us
.
'uu:[ulzlp )tupll OSt e@lq
Jusaq qlqal ?uvf'yuetqstuulel IBIIu ntens '0U rqep p1yd IBTIID $ueuat usluqatr sqq Me:t
BpBd n,(q ue:lq up1 uutueEat ecuqp ledup 'pl y uutulstuulol IBIIU IrBp uelpnua;
I
69 affi ) tprea
I
L
-\
60 Pedornan Pengeqaan
r
futqt

Penyelesaian:
Mula-mula akan ditentukan beban terbagi rata w.
w : berat lantai sendiri 0,15 x 24 = 3,6 kN/m2
berat bekisting 0,2 kN/m2
beban variasi ketika dicor 1,5 kN/m2

Jumrah berat barok unur aunlfflffii,f,illTi'f'r?,lgft?, sebesar 0,r kN/mz (r0


kg/r").
Jadi untuk balok anak, jumlah w 5,4 kN/m2 (5a0 kg/m2)
= dan unruk balok melintang
w = 5,5 kN/m2 (550 kg/m2).
Papan bekisting lantai dengan tebal 15 mm, beban per
100 mm lebar adalah 0,1 x 5,3
= 0,53 kN/m = 0,53 N/mm.

Perhitungan kekuatan.
oo untuk kayu meranti kekuatan kelas II menurut PKKI
adalah l0 Mpa, untuk kayu
bekisting nilai ini boleh dikalikan dengan r,25. ladiregangan
lenrur ou = 12,5 Mpa (kg/cm2).
Karena memakai kayu bekisting bekas, maka oo
= 0,9 i tZ,S nb| Mpa. =

w =: 100 x r5z = 3,75 xr03 mm/per 100 mm


6 " rebar.

ob = maka 11,25 =
#' 3,75 x 103
M = 3,75 x 103x ll,ZS = 42,2 x 103 Nmm.
M =+ 8
*G.
\ .,,,2 42,2x lo3 = I; x 0,53 xli
x l?
8
t? = (42,2 x 103 x 8)/0,53
t? = 6370 x 102, sehingga ll = 798 mm.

Perhitungan lendutan (peletakan di atas beberapa tumpuan).


2,5 wl?
f _ f-,r,. =#
lr
384 EI
I - * * 100 x 153 = 28. 103 mm4
t2
E = 0,9 x 10.000 = 9000 Mpa (bukan dikalikan 1,25).
ll . : 2,5x 0,53x Il
400 ' 384 x 9000 x 2g x 103
r? 384x 9000x 28x 103
=
400x rJ.0J3
r? = 182,6 x 106 sehingga ll = 567 mm.

Dari perhitungan di atas ternyata perhitungan lendutan yang


menentukan. Disebabkan
panjang semua papan-papan 4000 mm, maka jarak
sumbu ke sumbu balok anak yang dipilih
sebesar 500 mm (pilihlah ukuran s.k.s. yani dibulatkan
dalar:r keliparan 50 rnm).
Periksa tekanan peletakan.
Untuk kayu bekisting bekas o, 0,9 x l,Z x 2,5
= = 2,g Mpa.
Luas bidang peletakan sebagai peletakan tengah
dari suatu bagian lantai (rebar 100 mm)
di atas bagian balok anak (lebar g0 mm) adalaf,:
,
Ll
00t r0I xzgll x0006 xrg (ur
tl
ttxL'zxs'z
zt Oot s){r1(r!l IA
t[J J
S,Z =I
rIA '88
BdW 0006 = 0000I x 6,0 = g I x I{II
otur-u r$t ZqI = ;(ZI x08 = I
"+ u?
uutnpuol ue8unlqra4
'ruru 0tsl = zl eSSurqes .eOI x 0rg = Ir
L,Z
gxeOIxogtz= 2r
2t x L'Z ><
?= eOt x Ogtt : tt^ = hl
i
'uuN eOt x ygrc, = w e88urqas 01 -11 z6l = gz,rl rpuf I'{
hI .W = qo
tur.u sOI xZ,6t
= zl1t x0g "? = /t\
(su>1eq 8ur1sr1aq n,(e1 qg
1nlun) udhl SZ,,II g,(.1
= x 6.0 =
'(rtuc731 SZI) Bdhl g'Zl = Ol x gZ,1 rpefuatu Burrsplaq n,(e1
1n1un
'Bdh[ 0I rlBIupB DI)d lrunueu uBlun{a{ sula{ Surn:e1 n,(e>1 qo
II Jnlual uuSueSaa
'uBlBn{eI ue8unlrqra4
'(tuur/N l'Z) ru/Nl L,Z = ?.S x 0S.0 qelupe IBuB {oleq relau rad ulur r8eq:a1 ueqeg
'(8uu1ur1aur
{oleq) qlqel nule uundtunl e8rl sBlE rp ue)Helelrp leue lolgq e[utunu.r61
'ruru 00s .s.I.s
zuu 0ZI x 0g IEUB {olBg
'uB{uIzIIp 8ue,(
lutuls{Btu Sueturl u,{u8 epeduep IrJa{ qlqel qnef rur IEIIN
'N99I=oo9xtg,oti=^
r{Brep' qrqar nure uundurnl e'lr sErE rp uu1ele1ad ffi1Tri::r'#lr1'r::f:?"f
"[:iuSSurqas
'N oStI = ''**A
"
AE = 00SI x Z, x SE,t
'(iulc,
oosl x z _-,_ ___r, YZ nf,e>1
'*A
A
= S'I IPBI ' ng = ,
lerurs{Eru Buelurl ulzr eKeB .BdN
''*-A :DIBIreq Inlun S.1
= z'r x gz'I x 6'0 = ru>1edrp Bue,( selaq Burlsqaq n[u1 ,tniun -eurru
00I x gt = v
:qBlBpB 3ue1ur1 efu? Iwqaqlp Bue{ BurlsJlaq uer8eq ntens Eued*1,ira unilr! ,nn1 ['s x
Fep
Suelu[ e{eE us1ua4
3ue1u
'ue{urzup Euef ue>paalad r$luar upedpup
l!re{ qlqel qnef rur pgN
'N 00 = 00s x s'0 * = u 1psl.r^ = r,n, 0I) r
|. * f . l,
:ufuesaq (unu 00S - If
tunfn IrBp Bnpa:1 uendunl {nlun .e8p uped
-
IruP qlqq eruuendurnt Euef (elup1uu1 uurEeq) uu1e1a1ad nt?ns pep uundu$ I$lsau
'N wnz,, = .r;J
H;*,f, ;;;;;,i,,,
'zuru 0008 = 00I x 08 = V
l9 tplw
6uttg:pg
., l-
62 Pedoman Pengerlaan Belon

ttr
384 x9000 x ll52 x 104
400x 2,5x 2,7
l3z = 14746 x 106 maka lz = 2452 mm.

Periksa tekanan peletakan.


6a = 2,5 MPa, untuk kayu bekisting bekas berlaku:
oo = 0,9 x 1,25 x 2,5 = 2,8 MPa.
Luas bidang peletakan dari bagian balok anak di atas bagian balok melintang adalah
80 x 80 = 6400 mm2.
Tekanan izin peletakan = 2,8 x 6400 = 17920 N.
Reaksi peletakan R dari sebuah balok di atas tiga tumpuan besarnya:
5swl, jadi
2,7 x 12 = 17920 maka lz = 5310 mm.
; i "
Ternyata panjang yang disediakan sebesar 4000 mm, adalah panjang yang menentukan
untuk penentuan l, jadi lz = 2000 mm.
Periksa gaya lintang.
Luas penampang dari suatu balok anak yang dibebani gaya linta-ng adalah:
A = 80 x 120 = 9600 mm2.

Tmaks. = 1,35 MPa


3V
-- ' juai t':5 = x3V
N
2 9600
1,35x2x9600=3V ^
sehinggaV*"kr. = 8&0N > : x 2,7 x 2000 = 3375 N
8

Balok melintang 80 x 120 ffiD2, jarak s.k.s. 2000 mm.


Beban terbagi rata per m balok melintang adalah
2,0 x 5,5 = I1,0 kN/m (l1,0 }.l/mm).

Perhitungan kekua tan


ob = 11,25 MPa = 192 x 103 mm M= 2160 x 103 Nmm.
M= *13 ;2160x 103 =**lt,Oxt3
* 8

11 =
2160x 10000x 8
ll
11 = l57l x 103, sehingga 13 = 1253 mm.

Perhitungan lendutan

f _ 2,5 wll f,*ukr.


t, t3
384 EI 4oo
2,5x 11,0x U
9000x 1152x 104 =1400
!
:3
384 x
384 x 9000 x ll52 x 104
13 =
400x 2,5x 11,0
13 = 3619 x 103 maka 13 = 1535 mm.
tuuf uE{el ue8ue8al epeduep r'seq qrgar Buerelas { uep x r{ErB ru'rup {nral ,n3rn3rg 'F
ro (1n1a1) uu{ar ue8ue8ar
=
'(.tucFr zr) udw z'l
uulreduprp Iu!s IC
'LL=+=11 ue8urs8uelal
esr
pllu uep 0s[[ = z : 00s rpefuatu ,( qeru tuBIBp Inlel tuefue4
'ledurats qetual-qu8uq p qllldp
{rtlIa uur{eued .eC.V
leqlt) r{Bruel
nquns uer8eq eped 1n1et 1era1e1 unqnuJ
!ue,(
nlred nU suerDI 'uelutzttp Eue{ uuEurs8uuie{ l#Ofp
pllu ,nnd*n1",r, ,u. urau,rauuial IclN
<
0SI ESI =
08K
00sxsT= Y
rurrr 0g =q uep unu 00sE - ,[ Iu!, to'+s'= ^\
(quua1 tuef nquns) f - qsry
'(.urc ttl td edlAl L,Z = ro
In{el ue8ue8al .Z selal uglen>Ia{
{nlun DIdd r.uBIBp IJI regup lrunueu .Z0I = 0zl r
oosl s'E = Y
ruru 0zI - q uup ruru 00g _ ,l lul, ,o'+s'E='y
(ten1 Suef nqurns) x - rlurv
'uII.u 00sE qBIEps
tuufuu4 '1>1n1at) ualol urzr uu8ue8al depeq.ral eslHadrp sruEq rur uglal uu8ueEal
In{a
(rutc 131 gt) edhl g'l 0096 D
= im. = 'o laduals Ip u?{el ue8ue8al
uendunl lq,er Eurrrauau rudup lnqa*,,, Iadruar quryde uslHadrp ,-rilut,ri:rl fr;*'rf**
'1adua1s BSIlrad
uBInlr
lutu 000I qslupe ladurals ryref elefural rur ueEuntlqrad uuq
*'n e
>Ngrg9= 000I x 0'II x vnt"n, rpuf.rar
8uu{ Euelurl u{e9 .(1euu )toleq
i .*n
lsqll) N 0r9g =
'8uqur1 u{et eslrq;
N 08892 > N s[EZt = o0or x rr x ,o"f .r^
] * =u tlBIspB
:tIBlBpB etgl epedlrup qlqal tuef uendunf se1u Ip {ol?g qsnqes lrsp uptstalad rsleag
'N 0gggz = 0096 x g,z uB)[Qa[ed qzr uBuB)laI
=
'(ruru qBIBpB uelerelad tuefued)
ozi
= ozt x -
08 :nllBf ladurar selu IP tuquJlaur rolBq qengas pup uBrBl"lru a.inpn
.** 9096
.ue1g1a1ad
;ni
ueuu{q Es:[:lld
uru 00OI TIBIBpB gg11dp trd
uendurnl nquns e{ ngtuns .uulurpasrp li
{uru[ u>pur Euu,( tuurued'i;tr;p ir"q;,{rrg
l
l
89 6tM | *na u
I
-]
64 Pedonan Pengeqban Beton

Untuk setiap penahan lateral tekuk harus direncanakan terhadap suatu gaya sebesar 2%
dari beban stempel maksimal. Arah dari gaya ini dapat bekerja baik dari arah kiri maupun

& steflrpol lyu b. stempel bala bersok ttp

Detail lihat Gambar 420 Detail lihat data dari pabrik

Gambar 4.22 Penahan lateral tekuk.

dari arah kanan. Apabila banyak stempel-stempel yang dihubungkan dengan penahan lateral
tekuk, maka gaya pada setiap penahan lateral tekuk sebesar 2Vo danpada total beban di atas
bagian stempel. Beban horisontal ini harus disalurkan melalui penunjang miring ke suatu
titik yang kokoh. Tergantung dari pemilihan penyaluran-beban, penunjang miring dan
penahan lateral tekuk dibebani gaya tarik (atau gaya tekan).
Sambungan di antara penahan lateral tekuk dan stempel dapat dipaku, selain itu gaya
yang terjadi harus diterima sebagai gaya geser. Untuk perhitungan dari sambungan pakuan
di- sarankan melihat PKKI. Di setiap sambungan paling sedikit harus digunakan dua buah
paku dengan ukuran 50 x 2,8 (2" BWG 12).
Untuk suatu lantai beton dengan ketebalan 150 mm, bekisting yang direncanakan
dapat dirangkum sebagai berikut:
papan ukuran : 15 x 100 Dffi2, panjang 4000 mm
balok anak : 80 x 120 DD2, panjang 4000 mm dan jarak sumbu ke sumbu
500 mm
balok melintang : 80 x 120 ffifr2, panjang 4000 mm dan juruk sumbu (gelagar) ke
sumbu 2000 mm
balok stempel : 80 x l2A ffih2, panjang 3500 mm dan jarak sumbu ke sumbu
1000 mm.

3.6 Meja untuk bekisting


Kalau suatu lantai akan dibangun dalam jumlah yang banyak, hal ini dapat lebih
ekonomis dengan merencanakan suatu sistem bekisting. Contoh dari suatu sistem bekisting
adalah sebuah bekisting meja. Bekisting meja ini dapat dibuat oleh kontraktor atau pabrik
bekisting. Pembuatan tersebut (Gambar 4.23) dapat menggunakan suku cadangnya yang
terdapat di pasaran (pipa baja, baja profil dan sebagainya ).
Di atas rangka-bawah baja akan diletakkan balok anak (dari kayu) dan di situ pula
papan bekisting akan dipakukan. Meja tersebut harus dibuat sekokoh mungkin supaya dapat
dipakai berulan g-ulang.
Dalam arah kelebaran bekisting meja terdapat suatu penyambung yang dapat diatur,
ini dapat dilihat pada Gambar 4.24. Dengan menyisipkan sambungan pembantu spesial,
meja itu dapat diperlebar. Balok anak dan lantai bekisting dapat dibuat, baik dari kayu
maupun dari baja.
JrsB(u Suer pluel epedpep uetuu qlqal urpuos uolag pluel tBreq
uBp lBtlleq qlqel uolaQ UBIB{Buad e8nf lenqrueru rur Suegtuola8req Suer( lulad .ug1rrg
{n1ueg
tue{ uFa{ 1uIuBI nlens Inluequaur uuluDt8unueu Suer 'Euuro pe/$alrp lndnp BunsEuel
'l
uup Euesudrp qepnru luled 'tedtuat tp rorrp 8uu,{ pluel {nlun Buunq:a1 Burlsqaq refluqas tJ
uopun8rp {oror le8uus e,(uunun (unrsadu4 nute JIoA leled) uqlgordrp 8ue,( ufuq tu1a4
Suenqral Surlsgaq {nlun uu:11gord1p Bue{ efeq 3u1ag
L,t. l
pquur qlqal ufuueureqrlatued EI
rEEup qlqel u{uuerlequrad e8reqnulru
talSue8uad uBJa{ reletuatu nlred 3
:nlle,('ufuuer8rual uduraqaq u8n[ epy )tF
3u
u,(u,uuseur- : ql
*on*':rH ;t-r1
tunrsederl telad
EueqtuolaEraq telad
relep tulad :Inluaq re8eq.raq r.ue1ep qaloradrp ludep
nq
lelSuruatu uu1en{a:l nlulFad
:nlru{ nIq Sunsr-{eg depuqrel efeq Surlsgaq lrup uu8unluna;tr o{
'ue:{rBqaltp lrdep 8ue,( Eurlsqaq BIaHI ]A.] rBqruBC nq
UB1:
qBn
UBru
eKe
uEp
nlBnl
sele
JPJall
'BuBr{rapae Eue,( 8ur1sp[aq Bfeli[ g6.f rBqurBC
undner
%c n
s9 uo)ogl U
6t#
L
66 Pedonan Pengeqaan &tott

Gambar 4.25 Contoh dari konstruksi jembatan.

Setelah memasang tulangan atas yang dibutuhkan, beton dapat dituang. Pelat baja
dikombinasikan dengan beton yang telah mengeras, ini merupakan suatu keseluruhan lantai
struktur yang mampu mendukung seluruh beban. Untuk mendapatkan kerja sama ikatan
yang baik antara beton dan pelat baja yang diprofilkan, rnaka di bidang vertikal dipasang
skear conector atau dipasang lekuk-lekuk yang memanjang.
Di bangunan teknik sipil, misalnya pada bangunan jembatan-jembatan sering diterapkan
suatu bekisting baja terbuang. Konstruksi jembatan dibentuk dari dua peletakan baja atau
lebih di bagian atas suatu lantai jembatan dari beton (Gambar 4.25). Profil yang diperlukan
untuk pelat bekisting dapat ditentukan dengan perhitungan kekuatan dan perhitungan
kekakuan. Tulangan atas mudah dipasang. Bila diperlukan, tulangan bawah diletakkan di
bagian yang bergelombang dari pelat bekisting. Pemasangan pelat baja dengan bagian
peletakan baja harus dilakukan dengan seksama. Bahan penyambung untuk pelat baja yang
diprofilkan dengan baja di bawahnya dapat disebutkan sebagai berikut:
Eur
rnp,r^ Eurlsplaq qoluor nrBns LZ'v ,nq)ree upud ,;lx:lHi?'t"1Hil".l;:Tilil:r*pBn
UBI
{rlpel Surgsrlaq qBnqas t.lBP qoluo1 LZ'y rBqurBC Ip
uB
rrB{
nslr
(loteq) re6atao
UB)T
laduats
6u;.uru Duefunued
Euu
usl
lBlu'
eleq
).,
'gz'n rsquruD epud ueluaqlp 'JnDlruls IsluBI qrunle{
usp IBJnD[ruls uer8eq ru8eqas lerllllp tuu{ Surlsgaq tulad uep>leruad Inlun qoluoc ruens
.uolderelrp u8nf ledup rur 3ur1s11aq 1elad '1npet.t uep uuluqruef ueun8ueq {nlun ruaCx
Ildls IIDlal ueuntueq uer8uq BpBd 'tunpat IrBp uelleturuad uuun8ueq uede:auad 3uepr,:
Eurlsrlaq lB?uBflu1ed uelulutuad qo4uo3 9Z', rtrquB3
t\r
+lo I+
urelup Bruultual ludural Ip roorp Eue,( lutu?l Inlun delq Eupsy4aq pEeqes IDPdIP lear
lulacurd uolae tupsgaq rc1ad '1'5;urEuru4 uBIEP tru:lp:inruqp tuu,( uutuep Pnsas
,llvltt Eu;pg1aq. pteqas uopq ;-rep tqpqeq lEad 1::
dnrlas Eun[n Ip Joq u1etu qenqes ueEuep lrlpues tuuqnl lunqueru tue,( dnqas
nInqEP
qlqel Joqlp srueq ufutuuqnl tue[ dnqas u
',apuaddottlaz. .IrlPues -rlptuau tue,(
:lrunueru lteq1p pdup drmlasdnrP5
dnlF$ .
A;t ii btq
L9 I
I
G8 Pensey'aand
4. BEKTSTTNG BAr0K I

4.1. Balok pondasi I


Misalkan balok pondasi dipakai sebagai pondasi-pondasi di atas tiang beton. Setelah
I
bagian kepala tiang beton dibor hancur (drill), kemudian tingginya di atui dan dirarakan
I
(Ganfrar 4.28 a), Selanjutnya bekisting dapat dipasang.
{

r--
I
tulangan stek dibengkok

kepala tiang dibor hancur


balok tulangan

lantai kerja

tiang beton

Gambar 4.28 a Persiapan pondasi balok setelah kepala tiang beton d.ibor hancur.

Untuk balok pondasi dengan ketinggian sampai 550 mm, bekistingnya terdiri dari
rangka penghubung bagian bawah, dua sekat sisi (papan), dan rangka penghubung
bagian
atas. Rangka penghubung terdiri dari dua balok 80 x 120 mm
latau OO x tOO derigan
jarak s.k.s. papan penghubung 1500 mm (Gambar 4.2g b dan 4.2g). ^*l
Ketinggian rangka penghubung bagian bawah diatur (piketnya) oleh pekerja bekisting
dengan 'waterpas'. Selanjutnya sekat sisi diatur dan sementara bagian atasnya dihubungkan
dengan kelam (s.k.s sekitar 2000 mm). Sekarang lantai kerja setebai
50 mm dap?rt dituanlkan
dan tulangan dipasang. Kemudian bekisting disiapkan supaya pengecoran
dapat aimutai.
Rangka penghubung bagian atas dipasang dan perubahan-ueHsiinf harus
dijamin dengan
menghubungkan pasak (s.k.s. sekitar 2000 mm) dan penunjang *iring (Gambar
4.2gi

bagian aras
Iangk P"nsttuuung

Gambar 4.28 b. Be\isting balok pondasi.


:ln{lraq rBSBqes 's'I's IBrBr uBSuap rolues ud
re{Bureu uu8uap Inluaqlp ztrrtu 0ZI x 08 lul e88ue,(ued >1opq->1opq IrBp ue8unqnll
'ruru 000I redtues 699 ueG8urla4 ue8uap tsepuod )totBg 6E'r JBqUBS
leqq lpq[ ued .s .I .s Inlun
oogt 's '1 's e[eq pep Inqes
's 'I 's
d - 0002
o9r / 09
09r / 09
ueE
oot I oz
.IBII
rrB{
'(qumuq uBrBBq LrBp relntup) Ioleq uBIEAuueI IrBp /I ElDlas rslEp UBI
u8Euu[uad lopq Suusedrp uB{B B{?ru 'uoleq {olBq FBp t{B/rruq uu18uq Ip rusaqrel 8uu,( urp Eup
Eurdures IrBp uoleq upuelal luql{V 'uoleq tsrrp EurlsDtaq BIIIo{ Inqup 3ue,( lsrs (ueded,
lulas uur8eq rp rnlual uepurq8uau Inlun e,(ueunt ryl '(0', nquog) O7,l x 08 lopq ueBr
uu8uap 8uefunlrp Brls{e sruurl rsrs (uudud) relas ( uru 0SS < ) r33up qlqal 3ue,( uolaq {olc! uer
{nlun BA\tFq e,(uu-rrl sulaf 'uolag uu8uap rsrrp Sutlsrxaq B{lla1 'rpe[:a Suef leluosuol' gBp
efiefl-e(ef Brulreuetu {nlun uulqnlnqrp quh\Bq uup ssle uer8eq Sunqnq8ued u>13uey
'urur 0gg ledrues ufuuuu-r83ultat uu8uap lsepuod )toleg 6Z'? TtrqtuuC
uE{sf
[Blala
)
i
I
I
I
h
69 A 'nteg.
- rll
L
70 Pedonan pengaqaan &br
tinggi balok jarak s.k.s. pen senter
dalam mm dalam mm
600 1600
7W 1400
800 t2w
900 t000
1000 800
Bila balok penyangga yang dipakai lebih besar,
maka jarak s.k.s dari pen senter perlu
dihitung' Balok penyangga dan sekat sisi kedua-duanya
ditembus oleh pen senter. Di bagian
dalam Papan bekisting ini, pen senter- diselubungi
dengan pipa (besi) yang kuat dan di
samping itu berfungsi juga sebagai penjaga jarak.iGrena
pen senter ini terselubung dalam
pipa, pembokaran pen tersebut mudah dilaiutan.
untuk suatu bangunan yang besar-bes:u yang
dipakai
berulang-ulang,
penerapan bekisting baja dapat lebih
menguntungtin.[kilfncnya
nekistlng ua.la'ini dipesan di pabrik
atau di tempat pengerjaan bekisting. Bekisting ii'i rerdiri aari teuai 3 mm pelat baja yang
ditunjang oleh baja profil (Gambatr 4.31).

Gambar {.Bl contoh dari sebuah bekisting-barok-pondasi


baja.

Di bagian atas dari pendukung ini 'staanders' dihubungkan


satu sama lain dan dapat
diatur, supaya dapat dipakai untuk burok yang
b".ru.u.-macam rebarnya.
Pemindahan pelat baja bekisting yani bJ*u.ur-macam
t'erlalu berat' Karena itu diperlukan sebuai'k..un
ini dengan renaga manusia
pengerek ,bouwkraan, untuk-memasang
bekisting' membongkar dan memindahkannya
t. i.rput pembuatan balok selanjutnya.
Lubang dan sponing 'sponningen' baik untuk
belisting r,uyu-nraupun bekisting baja
dapat dibentuk dengan memasang piprltuurng
atau kotak sponeng.

4.2 Bekisting batok yang mendukung bebas


Awal pembuatan suatu konstruksi bekisting yang
mendukung bebas untuk balok dimulai
dengan membuat suatu konstruksi penyangga
dari kayu atau ju.i ,iung (besi) bersekrup,
kemudian di bagian.atasnya dipasang barok merintang (Gambar
4.32).
Pengaturan dari penyangga sesuai dengan
pengaturan tiang ,stempel, untuk
bekisting lanrai (lihat faragraf 3;. suatu
'tBlnq ladua4s
'BfBq IJBp 8upsqaq qquoC ,g.r rBqruBC uu8uep {otBq turlsrlag gg.} rBqwBC
t
B
uoteq{qBq //
leuB rqBq
due66ued nlE)l
ledmls
rquq rylEq
-
ugtuac 'eEnf tglnq uEEue(uad 1o1uq rg{Buraur ledep 'zuu 0ZI x 0g rEasJed tedrua
e8tue{uad {opq ru{Etuaru urBIaS 'dqnc sruuq tuFI, Eun:lnpuad 5lopq Buqsgaq uqnpnpatr
urureluatu {nlun 'I'r;erBErBd Ip luefs-terefs uu8uap renses uu:lnlue1p ledup's'{'s lpref
'@ Zt't nqwog) elnd leref e8efuad ru8eqas raluas uaJ
uuEuap et8uefued loleq Suesedrp {otuq r8Eup guEualas uerteq 161 'rn1ual uer.luuau {nlun
uEEuesrp nlred lsls lB{as uerEuq Ip'uru osg FBp qlqel erur88un 8ue{ {opq-{oleq rEeg
'(g prEured {Buu {opq leqlD elnd rc1uu1 Eupsplaq eEEuefuau Euef eEBue,(uC
{olBq Suusedrp lnqesral uBIa{ uer8eq BpBd'Euqurlaru {oluq ue8uap uelnledrp (nz(q {olRi
nule uuded edruaq tudep) IuI tuBIeX 'p[ueE8uad tuBIaI ue8uap uuqqlp tsrs ls{es IrBp r{B,hE\
uetEuq B{BIu 'toctp uoleq qpa)t renla{ ue{agal uele Eultsqaq qBmeq uurEeq qe8acuau
)tqun '{otuq depeqral rnlsrp tudep nlnqep qlqet lunqrp qelal Suef rsrs le{as Suerulag
'zuu 0Z I'
08 )topq net? ztutu 0SI x g1 n,(q ueded lrup )toleq-rusep Suesedrp tuulurlaur {opq uer8e;
ssl? I([ 'Bnp pp{raq e38ue[uad reluurau {nlun uB{uuresrp tnted eE8uefuad re8eqas ro
Euere) 'L1BJB ?np IUBIBp IIqBI lul nlus ptapeq eEEue,(uad qenqas ueEuap uue8Euefua;
'Bnp ptopaq u88ue{uad ue8uap (urn 0gg 'nlBB rrB{raq n/(o1 u36ue.[uad uBEuap (EE tue,(
< FEup) )toleq Eullsprag q Gg'? TBqEBC 0gg > rS8trrl) )totBq Eurlsrxag o Gg.? rBqurg
{pqBd
'8uu1n
rBOEI6
lleq
ruEJBp
IP UBP
lfrtn |.,3lq uqBucd uurtuq
nlrad l
Ffnooued nlBrl
arE1t;;eu, urqol
oreg ue
}L nE<
,*-_ _
72 Pedonan Pengeqaan fubn

menggunakan balok yang lebih besar, beban-beban diperkenankan


tebih besar pula.
Di atas bagian stempel bulat dapat dipasang dua balok melintang yang sejajar dengan
sumbu balok (Gambar 4.33). Supaya dapat .enyangga alas balok,t
ut r uuii.n balok
melintang dipasang balok anak. Tentunya penyanggaanuntuk bekisting balok
aapat memakai
stempel baja berulir. Perhitungan kekuatan dan perhitungan kekakuan
untuk bekisting balok
sesuai dengan perhitungan bekisting lantai (lihat 3.5).
Sesuai dengan Paragraf 4.1 untuk proyek bangunan yang besar di mana
bekisting
b{ok harus dipakai berulang-ulang (berturutan), pemakaian Uetisting sistem dari baja dapat
lebih menguntungkan (Gambar 4.34).

5. BEKISTING DINDING
Pada waktu menyelesaikan bekisting untuk pengecoran lantai atau jalur pondasi,
akan
diperhitungkan tempat dari dinding beton yang telah direncanakan. Di tempat-tempat
tersebut
dibuat suatu peninggian (penebalan) dari beton (Gambar 4.3r.

dinding
tulangan lewatan U (bentuknya)

15 x 100 papan kayu penghubung

80 x 120 mm2

(.? lantai beton


I
.-.

Gambar 4'35 Peninggran dari beton di atas lantai atau jalur untuk keperluan
dinding beton.

Dua balok kayu 80 x 120 mm2 dan papan penghubung (15 x 100 mm2)
dengan
bantuan penjaga jarak (berupa blok beton kecil) oipurung di atas
bagian tulangan atas.
Pengecoran peninggian tersebut bersama-sama dengan lantai. Setelah
lantai cukup ri.ng"r^,
balok dan papan ('badding') dibongkar. Sekarang bekisting dinding dapat
mulai aipenii tan.
Bekisting dinding biasanya (Gambar 4.36) terdiri dari: bekisting kontak (dari
papan
kayu atau multipleks) yang ditunjang dengan 'staander' (dari balok kayu)
dan ,gording'
kayu horisontal (balok ganda). Dinding pemisah disusun dari bekisring
kontak dengan
penegak yang sudah dibuat lebih dahulu (sesuai dengan bekisting
lantai).
Selanjutnya dipasang dinding pemisah yang pertama dan ditunjang (penunjang
miring).
Sekarang tukang besi dapat mulai menganyam tulangan dinding
irilrut Bab 5). pada saat
yang sama' pekeda bekisting dapat memasang balok 'gording'.
Ltat dari balok ,gording,
ditandai pada balok staander. Pada bagian Lalok 'stuund".l dipasang
kelam penunjang
'vlaggetje' dan di atasnya diletakkan balok 'gording' bagian
bawah (biasanya dipakai 2
kelam penunjang per 4 meter gording). raJa goraing ditandai jarak dari pen senrer,
selanjutnya pada dinding pemisah dibor untuk lubang pen senter.
Setelah ,r,,ru pen senter
ditembuskan, 'gording' bagian atas dapat dipasang. Bila penganyaman'tutungio
,rr.rui,
maka dinding pemisah yang kedua dapat dipasang puia. Pertamu-ru*;
pen senter ditembuskan
ke penjaga jatuk. setelah dinding pemisah kedua dipurung kemudian
pen senter dikencangkan.
sruBr{ uuEuenued suare8ue4 .ueroca8uad
e1po1 lpefrq ledup Buef BurlsJleq
u,uu{ar uulrleqraduour srueq .au,puip eped leluoslroq
Bu,,ruel SuFsHag }rnrgar.u rrrulsc
";;
EuJpu;p BuJlsplaq BunlJq8unri .r.,
tedures 00t r,lHas reledrp tudep tur
8ur1sr1aq Bue,( u'Br'r{rraued
rnlun 'e[eq rrup Surpurp Surtsr{aq qenqas 'etuuslas uup ,rll}ff
qoluoc u,{rraqrp g.? r'qu'c
Bped
ue'uap sRuouo{e qrqar
rudep
r,r,,..--r.{3,I{il;Tl'Jirlrff,jll,;;lfirr:$;:;::ffilr1
Eultsqaq Burpurp nprd-rrfrniurl.)gg., )oqutogl'n,(rrnpn, urrl,nrrlriueu u,p ruolo{ uur'uq
epud uu8ueru Surpurp
lenquau ueutralad
{nlun ueqeqtue1 Ireqlp Eunsqag
e[a1a4
uep,edep,,,q1i::ry,;i,!i"iil"*,I':i}!f;1td:lii,,j,fi
'sn,rflapas reSu?s uoreg
Surpurp npna nir*aBqe;'d; u,{n{el
'*,,ffiT,J;**:;:
.gelacpueqnl
uel'nq.ued
s q Ia, ua .
es u ed u p
'"e a, p,o?l-,Tlfr .
qecuurad wrslpeslp Euuas
;:H' :ffi :J:1, ;Ji :,ffii [*:r:]*:ljl
Suipurp roJ qnlrqas uerEeq rg .turpup
rues lp Euusudrp u{ueq rur -3u1tsp1aq ISIS uer'eq
arnlunira ulqoq uup (roc uotaq) uerocaSued
nllur leluoslJorl ueqeq_ueqeq'uu^u
uur{sueur {nlun "p;,
Burrru aunirnllp iu,purp Burlsqag
'ue8uenuad qecue.rad
ue8uap EuSpurp Eurlsgxag gg.f
rBqurBC
uPrl!sraqurad 6ueqnl
lnq.
uuT
o0t x 9t
6ur.rgur Euelunued
tude
tups
rOIBq
i
Iu)[BU
il
ll
roFq
I ueEu
rl
I
il
u
8t toleg
otnw I
A
--!

74 Pdonan Pengoqaan &totr

ketam pengganjaI

Gambar 4.37 Contoh suatu penyelesaian sudut dari bagian bekisting dinding.

Gambar 4.38 Contoh suatu bekisting dinding dari baja.


t'
'rE8up uep lurrrrou 'qepuar pluosuoq
3ur1s11aq uuue{el eFeE eruluu uulepoq-Bpaqlp mqueE UIBIeO 'raleu uulup roclp uuIE
Euu{ Eurpurp r88ugt uu>lnefurp IBIrue^ nquns Ip uep zu/Nl UIBIBp reuotu uolee ueuetra
uu1qu,{urp Istuosuoq nquns Bpud '6', ruqueg uped lgur8 re4udrp ludup ruuour uolaq qelo
uu>neqDlsrp 8uu,{ Surpurp Surlsgaq upud letuospotl ueuelal {nlun 'uutuopad ru8eqag
'Epaq
-Bpeqreq ledep nulnd :ad nele Isatot rad uep 'ledualas uuurelu8uad Fup Sunluu8ral tuuas
rul nlnqeq 's^rn{ uep snuru ruulsp urnlEuurtp sBlB Ip lnqesJet tue,( roDluJ-roD[eC
uetuulnl uup uaederel : ueBuelnl
ueluputuad
uruc (.roc Euu1e1 ue8uap nBlB seqeq qnluD ue8uenuad apotau
tunspteq tuulup reuotu uolaQ pup ryfueuau uuludacel : uetuenua4
(e5ul1) uuqeqtuut ueqsq (upu u:11$ uu8uap uetues uele18uad nUs^\
(dun1s TBIIU) ruuotu uoleg uup ussllseldal
Jsuoru uolaq atunlo^ JBuotu uolag
lBraq :
:lDIIJeq re8uqas urn>ltuerp
ledup Jeuoru uolae luluosuorl ueue>lil JBSeq rqrue8uadueu Suef Btuuln JoDIBJ-JoDIBJ
'uru 0SZ s'I's IBrBf uu8uap uu8u!:ef ue3ue1n1 epeduep resaq qlqel tue,( (Eur1s11aq rp r
pluosuoq uBuBIal rqnpeJ ueqtuatu ue{u turu 0S 's1's 1e.ref uu8uap ueEuelnl tuuleg
'ueBuu1n1
roc uoreq u.rr,qp'BEuau IuI rlrpt,rat tuer ,r, '*ntil"":ilt'JHrifi:"t;'HtHJil
Irup Jorrp 8ue,( {[ Eurpurp epedgup resaq qlqel tue,( pluoslrotl uuuelet uulpseq8uru
uuls rur 'uri[ nlle^r urelup ralau g uur8Eurle{ pep roclp u{ulusnu 'gr1 Surpurq
I
'uu{lsBuP.lrF
ledup SunsHaq !p Fluoslror,{ ueuelal Buuru !p Jo3Ip EueI Eurpurp uep Jegal uep Surlsqaq tr
Jsuoru uolaq qequsueru ueledacal qJes ruuotu uoleq ssqeq ue8uenuad r33up '(rna8 tep
nu1e JqaE8uad urueD ue{leperuaur BJBJ 'Suenuaur BJB, B^\t{Eq selaf qupns e,(un1ua1
'uu8uenua6
'llcel qlqal tuer( pluosFoq uuuslat paqtuatu ur:{r
r{Bpuar tue[ dunls rc1tu uuEuap uolag 'rul1..pl Ol x ?'Z rulplas rtEup raleu rad pluosr-q
uBuBIal Jusaq '(racua uoleq uu{Brueurp) rEtup tue,( drunls Jupu uuEuap uoleq 1ruu:1
.rBsaq qlqat
\el i'Z sruurl utnf p11ue,l turpurp nlsns uped ptuospotl uBuu{el B{sur '(3u
lAl OOO1) rp
epeduup ruseq qlqal \ul l'Z (eiup>t A1W) uolag eulnlo^ 1eraq Buars;
'efusrualar
uup ..ru7511 'letrrua,
OZ = 0I x Z pluosuotl uBuBIel resaq 'talaut snp uPtuBIBpe{ spgd
turpup qpnqes eped ru I rrBrrrEIEpeI Ip (zru/8l 000I) zulNl 0t ruseqas Isluosuotl uutnr:n
uu>llnqrurueru (1e4ue^ rmlnp) rre ralatuag 'tunlg1p qepnu wp InqutqlP upte{ Iq l*
rrBrre:Iel .tueuar urulol turpqp u,(upslur tupurp nluns uped efra1aq tuu,( JrB uuuu{el uetu:u
rgnses rur 'tuppplaq uped Juuoru uopq IJup IsluoslJotl uBuu:lat Eunllqtueu UrEIB(I
'JUUotu uol3g
: IIBIBpB qnruEuedreq tuui( JoqeJ-rryi
elglum.tlr
ugue:Ia1 u[urpe[.1a1 gnretuaduaur ludup uup tupuadral Eue,( udu ropp;-JolTlJ
'uetmtua
Blpe:t uu:pepulrl1p 1udep nlrad IBpp trmf o{lslJ'nll uuarey 'uerocatuad tees uped turm
ugue)la llceryadrueu nBlB resaqradureru ledep tue,( udu roppJ-roqBJ elnd pqrn&n
tryq u
9L fr*
*--
76 Pe&nan Pengnrjaan &tot,

0
I) rnr,f (300 kCtO
I
50 ld,Unf (5000 kg/mz)
2
o

Eg 90 mUm' (9000 kdml


E1
g5
I a//222,
E6
t,
E7
.E
x 21 = ltP klvnf (10200 kg/rf)
10 20 30
tokanan boton rno,tar (klurn2) = too kg/cm':

Gambar 4.39 Tekanan horieontal beton mortar.

Bila merencanakan beton mortar dengan berat volume 2400kilm', maka boleh memakai
pedoman berikut:
. Gaya horisontal rendah, tekanan maksimal < 30 kN/m2 (3000 kg/.')
kecepatan menanjak di dinding < I m per jam
nilai slump S 80 mm
tinggi dinding ( 3,0 m
tebal dinding < 200 mm.
Untuk tebal dinding 200 mm < d < 500 mm, tekanan maksimal per l0 mm tebal-
dinding diperbesar dengan I kN/m2 (100 kg/m2).
Untuk tebal dinding 300 Dffi, besar tekanan maksimal menjadi

30 kN/m3 +
300 - 200 I kN/m2 = 40 kN/m2
l0

. Gaya horisontal normal, tekanan maksimal S 50 kN/m2 (5000 k/*')


tinggi dinding < 3,0 m -x
kecepatan menanjak < 3,0 m per jarn
tebal dinding < 250 mm.
untuk tebal dinding 250 mm < d < 500 mm, tekanan maksimal per 10 mm tebal
dinding diperbesar dengan 1 kNlm2
tinggi dinding < 6,0 m, kecepatan menanjak < 1,5 m per jam, tebal dinding <250
ITUN.

r Gaya horisontal yang besar, S 90 kN/m2 (9000 kg/m2)


dinding untuk bangunan tuang yang tinggi; kecepatan menanjak yang tinggi
dinding-dinding yang tebal
Catatan.
Bila tinggi penuangan bebas dari beton mortar lebih besar dari dua meter, maka tekanan
sisi harus diperbesar dengan l0 kN/m2 (1000 kglm') karena efek kejutan. Pembesaran ini
dapat dibatasi sampai ketinggian teratas I - 1,5 m di bawah bagian bidang penuangan.
Contoh.
Sebuah dinding ketinggian 3000 mm dan tebalnya 250 mm dituang dengan mernakai
keran. Karena tulangan lewatan 600 mm lebih menonjol di bagian atas bekisting, maka
letak'betonkubel' diperhitungkan 1 m di atas bekisting (adi ekstra tinggi penuangan sebesar
I m). Kecepatan penuangan (kecepatan menanjak) < 3,0 m per jam. Hitunglah tekanan
horisontal beton mortar.
uulnlueueur Suea 'Jeluas ued qalo Btuuellp Eueru>1as n,(e1 ledruels rp uendunl rs>lea1 .S.e
SurEue4 IP lauel Surlsgeq uep uu8untlq:ad uu8uap runses Suqsqeq uep uu8unllqrad
'sreurr
(qrs:aq/snleq uoiaq) I @7
[-J =
(3tutu ggt x 6St rn{r8uad 1e1ad uernln)
'(31 OOO7) Npl 0t r.lBIupB raluas uad upud uu{urzrrp 8ue,( 1gu e,(u8
(.tuc73>1 000'00I) BdI I 000'0[ = A sqrsllsule snlnpotu
(zucF>t SI) sdlni S'I = 7'l x 9Z'l = 1. u?Iutzllp 8uu,( rasa8 ue8uu8al
(ztucp>t It ) PdI I I'g = S'Z x SZ'l =Po
n{e1 uup uulurzrrp 3ue.( uundunl uelel ue8ue8el
(zurcF{ SZI) sdhl S'Zl = 0I x SZ'I = qo
Surlsqaq n[e1 1n1un luturs{Btu Jnlual ue8ue8al
II sBIa{ uulBn{a{ 'zuu 0zl x 0g uern{n {olBq-IolBq
II wle{ uelen{e{ 'ruru 00I x SI uerruln n,(q ueded
:EIBtu IDIBdlp
qeurad unlaq 8ue{ V nlnu n,(e1 uep SuqsHeq r{llldlp EIIS 'zr.u/N{ SS rgseqes eler r8eq
-ral uulsuo{ ueqaq ue8uap ue>18unrrq:adlp qrtoq tu L.0 = 8ur1ed uere8eq
# Uq?^\eq
tq '(Surpurp Eurlsgeq unuas Inlun uelnlueuatu Susf rur) ,u71.,11 SS qBIBpE rslroru uolaq
letul$Ptu uuue{at e>ptu '1etu.tou pluoslJor{ rreuuqequad ue8uep uulSunlrqredp qaloq Bueral
|uls Iq 'zu/lQl ZL = lZ x lpef 'rBlJotu uoleQ uBuBIal uulnpadrp u,(ueq e{Bru 'telaru enp
upudlrep IIre{ qlqel ue8uunuad rnDre uur8eq rp rsuoru uolog pup qnluf uerSSuqal Bua.rcX
'(ru S'I JBSeqes uu13un11q-radrp rurs rp ueuerrreal
{nlun) 'setBral uer8uq 1p ur S'I rcdures 1 uped suleqrel deta1 ruseg Suuf qnlBf uer33ur1a1
peP uelnlal {aJe'ui(tueueqas'ztu/N)t 9l = OI + OC x S'I) rpufuau e{uueue>1a1 Suerelas
'qemeq uurSeq sulB rp ur s'0 spBd'zu/Nl gs = 0I + $z x 0'z) = Juuour uolag uBuBIa
rpseq 'r3e1 uolaq tu s'0 Suenuau qBleles 'zu/I\Q[ gt = 0l + $z x s't) rlulBpB rsuoru uolag
IetuIs{BIu uEuBIal reseq B{utu 1nfue1 qlqel tu S'0 luqales uolag ue8uenuad nefuruau epg
'zu/I\pl ?E = 0I + 17, r.puf 'zulN{ 61 ueSuap reseqradlp srueq -
lnqesrel uBuBIal 'qnlef uer33ur1a1 LrBp rBsaq uulqeqasrc 'zulNI i7, Q X nd Jsuotll uolaQ
IEtulqut,u uBuB{el elefual '(0r'r toquog) LIB^\pq Surpd Euef uuuped Jaleu nles uer8eq rD
uoleg uu8uenuad lBqIIau ulrg 'r33u1t qlqel tue[ reuour uoleq ueuB{el BpB nluagat ledua
-ledtrral rp qelede esluadrp npad 'ralaru T, Wp rusaq qlqel ue8uenued rt8qt Buere;1
'zu/N)I gg rpefuauregotu uoleg uBuz{al eSSurqas 'r* lNl S = zull{:l I *
00#0fi
ueEuap resaqradrp stuerl ssle '( ruru IB
!p IBIIu 002 )
< tutu ggg Surpulp Isqel uuarey
'zulN1 0S IpBf ileturou leluosuoq
ur(eE uu8uapuulSuntgradp qaloq sle{ural tur qoluoc ruulep unlpaqlp 8ue{ u1up IrBq
'rrporu uqaq uBurltrl Sunlrq8uary 0?.r rBqrrBC
ie ,z
-\-1,
l-,1
ol
W
l
LL oum I ttot,
1
Pedoman Pengerjaan Eetqt

untuk bekisting dinding dan balok penahan adalatr perhitungan dari penuan ganO,7 m terbawatr
dari bagian meter terakhir. Untuk perhitungan kekuatan dapat dihitung dengan:

M-ar"l2danf
10 -2'5 *lo
384
(Peletakan berkaitan dengan adanya banyak tumpuan serta beban terbagi rata di mana-
mana).
o Bekisting dinding bagian papan kayu 15 x 100 mm2
w - ] urr' =l* l00x 152 =3,'l5x 103 *rn3/per lebar 100 mm
66
I = 1Un3 = 1x 100 x 153 -- ZBx 103 *m4
t2 t2
w = 0,1 x 55 = 5,5 kN/m = 5,5 N/mm

Perhitungan kekua tan


M . i..A, M
ob = jadi
= ,il1d
12,5
,i
M = 12,5 x 3,75 x 103 = 46,9 x 103 Nmm
M = + *l? ;46,9x 103 = +" 5,5x li
l0 l0
t?= 46,9x103x10
5,5
t?= 8,53 x 103 sehingga lr -292

Perhitungan lendutan

2,5 wlt
f_ f-at
l, I1
384 EI .
5oo
2,5x 5,5x lf I
ll
384 x 10000 x
x 103 500
28
r3
rl 384 x 10000 x 28 x 103
ffi
l? = 15639 x 103 maka lr = 250 mm.

Lendutan ternyata yang menentukan


Tekanan tumPuan dan tegangan geser memenuhi lebih dari cukup terhadap persyaratan
yang ditentukan.
Pemeriksaan diserahkan kepada pembaca.
r Balok penahan 80 x 120 mm2

w - 1 un' = 1 x 8ox t2o2 = 192 x 103 *,',',3


66
t = 1 un3 = 1 x 80 x 1203 - tt5z x 103 mmo
t2 t2
w = 0,25 x 55 = 13,75 kN/m = 13,75 N/mm
I
I
il'
]i
il
j
l;
'BpuBt purproS. uu!8eq uped uuquued
{otBq e ue:tqolad rsluar UBBS{Fauad I}.} rBqruBC
uBlr
'NI 9'II = (S'0 + 9'0) x S'0I = "U
:e83urqas tu/Nl S'0[ = Bl?r-BtBr uuqeq resaq rpei
C#effr
rrr/Npt z'L = gL'er = Im .(tr ;
nquog) I Inn rp uu{el ue8ue8al Sunlrqrp
" fi
snrcq BIntu-EInu 'tU I*p uu8unlrqrad {nlun
''U ,lrlo IDIfdlp u,(uesrs uep 8U qalo Inlrc
Z
-tp (ru 9'o - qe8uelas sule rp ueqeq B/hquq 'du88uerp JB IrBp uer8uq {nlun
*) 'N)l 9'6 Yu
= gL'El x (s'0 + z'o) =
'tU ,l"lo 1mgdlp ufuesrs uep vU qalo lnlrdlp (ru S'0 IpBD tuelux
gutualas sslB Ip ueqaq B,$qBq deSSuerp (ur 0'I) gy uer8eg'oU qrlo InIIdp Euns8uel tur.
(ru Z'0) Je^alnuu{ nlens rp ueueqaquad rpuf:el uelrsrunsBrp 'va ue>1n1uauau {nlun
'Buer{Jepes 3r.r: J
{oprd ueuroped ede-raqaq uu8uep 1eqo13 ueEunlrqrad uqn{elrp uB{B B{Br,u'uu>p1a1ad rs1l;-
JBSaq uep uu8ue{eq lpllpes ludepuau ruBV ')grDlel BIruE{eu snu(u ltunuatu Suntr'-':
'.Surpro8n eped unu 0SZ 's'{'s >p:ef ue8uap npuoors rs{BeU 'W'V JBqr.uBD lrunueu qll!; :
.8utp:o8. uer8equad nlens '.EurproE. uup uer.{euad qoluq uJslue uaplatad IsTBeJ Bs{uad
'us{nluauau 3uu.( ue1 npual ue8unlrq:a4
'r,rrru oLEl = ,l u{?ru 'sol x vLS|, =
tt
sL'glxs'zx00s
Er
u0I x z9II x 0000I x ?8
LI
-tI 00s r0I x zsII x 0000I x ,8t
fi XSI.EI y.9,Z
'uu1npuel ue8unlrqra4
'ruur lzEI z1 uSEurqas x g'fLl = :t
= r0I
SL,EI
0I x eol x00t7, = it
Zt x s['I x 7 = eor xootz:lrn + = rr
UIUIN eOIx O}tZ = eOI x Z6l x S'Zl = lt
,gff=s,zt1p4#=qo
'wlBmlal uutunlrqra4 t{3rllt
rcpa
6Z
I
g0 pedqnan pengelaan futon

Pada bagian kantilever di R. (0,6 m) dianggap beban seluruhnya (di sini = w,) dipikul
oleh \. Jadi R" = x 1,2 = 4,3 kN
+
Besar reaksi tumpuan yang diizinkan untuk balok penahan di bagian 'gording' (2
balok) adalatr: A x oo = 80 x 80 x2x
3,1 = 39680 N = 39,7 kN (memenuhi).
Periksa tegangan geser pada balok penahan.
Gaya lintang maksimal yang diizinkan adalah:
3V r.
, = ff, jadi r,5 = - -= seilngga
2x 80x120
. senl e

V- 2x80xl20x 1,5
=-_9600 N = 9,6 kN.

Gaya lintang yang paling besar (tepat di atas tumpuan A) adalah: 0,5 x 13,75 = 6,9
kN < 9,6 kN, jadi tidak membuat masalah. Ternyata pilihan pembagian gording benar.
. 'Gording' horisontal dari balok ganda 80 x 120 mm2.
Dari perhitungan reaksi peletakan untuk balok penahan ternyata, bahwa 'gording' di
tengah menerima beban paling berat yaitu: per 0,25 m (arak s.k.s. penahan) adalah I1,6
N'Per w= kN/m =
meter 'gorrding': = 46,4 46,4 N/mm.
#
W = 2 x 192 x 103 = 384 x 103 *.n3 12 balok)
| = 2 x ll52 x lOa = 23C4 x 103 *mo.

Perhitungan kekuatan.

ob =
M 'rdi 12.5 L4----------=

W Jt = ---
3g4 *-lOt
}yf = 1l0 *t' ; 4550 x 103=+ l0
x 46,4 x 12
,z 4550 x 103 x 10
l_-

46,4
= 98,1 x l0a, sehingga I = 990 mm.
Perhitungan lendutan.
r- 2,5 wla f=ll
l--
384 EI maxs 500
It 2,5x46,4x14
500 384 x 10000 x 23M x lOa
13=
384x10000x2304x104
2,5x500x46,4
13= 1525 x 106 maka l, = 1151 mm.

Periksa tegangan tekan tumpuan (Gambar 4.42).

penahan 'badding'

pelat pengikut

pen senter

Gambar 4.42 Detail struktur 'gordingl dan pen sentr dengan pelat pengikut.
T
'Buer{rapas Sued uro1o1 Eu11s11aq nlens qquoC
77.} ruqrrrup
'urolo{ 3ur1sr1aq {nlun .rnlutuac
.suBDL ue8ueseuad nlung gf.f rBqrrBg
'DlBpuaqe{rp 8uB,(
Intux,
lBdBpueu uSSurqes Surlsqaq e[:e1ad qelo r{Bsrr.ued Surpurp rpgfuau unsnsrp BueF qgur-
sBlB rp r.uele{ roleq uESuap zuu 00[ x sI uern{uaq n,(u1 uude4 .u,(uSupsD1eq qgpnqr
EuorEI ISIS BIUBS lEdure t8as nete Suufuud 18es-rad ledua
{nluaqraq u,(ueserq *o1o;
Isls Brues ledua JBas nelu Buefued g8as.rad ledtue tuoloy I!
ruoaox cNIJ,Sr}Igg .g
'ultu 009 's'{'s {BrB['zuu ost x osl ln{8uad lu1ad ueSuap :e1ues uad
Ir', rEqtuEC trunueu 's.{'s >1eruf .zuu 0ZI x 69 upue8 .Burpro8. Ioluq
ruru 0SZ 's'I's {BrB[ .zuu OZI x 0g rapuuels {oteq
zuu 00I x 91 nfel ueded
:LIE9
Irlprel urtu 0O uelsqela{ uu8uap raleu e311 r88urlos uoleq Surpurp Inlun Surpurp Supsqag
:ueurn13uq1 9.I T
p.
07,Ix0gxcxz VZ
O9S8I X
==L
AE .JE
:efuresaq upue8 .8urppuq, Jed rasaE ue8ue8al e88urqas
6'9,
'N:r o9s8l = #:n1ruf JBSeqJq Suer( Eue lur 1 u{eg
BdIAI osl x 09 x z
fz = OZILE
:rIstEPr
m:1fuad luled us/rruleru Euef .Eurprot. uufeq rp uunduru uu>Iq uuEuuEel JBseg
'Jaluas uad ryruf pteqes unu
008 IIBIIlllld 'uB:lnlueuetu tuuf
WIBpE ralues uad Intun ue)lulzlp tue,( {IJBI uelBn)Iex
z) ,
'(uru/N ?'9? Ai BUerel) utu sI
= Z9g = *000,= f
:n1pf luutl$[Bur tuu,( Jetues uad .s.1.s ryld
JBseg In)II(
'N 0m0, = Ip[ 0, rtBIspB retuas uad uerteq uped uDlurznp tuer IIre1 e,(eg
wt4
I8 Ougsp
L
82 Pedornan Pengetfuan Betoo

-
Tentunya dapat juga menggunakan pelat bekisting dari multipleks dengan ketebatan
$ - 2A mm. Sebelum mengatur bekisting kolorq awal mulanya tempat dari kolom ditandai
di atas lantai beton. Selanjutnya suatu 'krans' pengatur dipakukan ke lantai untuk bekisting
kolom (Gambar4.43). Sekarang dijamin penempatan kolom dengan tepat. Setelatr tulangan
kolom selesai dianyam, empat dinding kayu pemisatr dipasang di dalam 'krans' pengatur
dan di bagian ujung siku-sikunya dipaku.
Agar tekanan beton mortar dapat diterima jumlatr 'krans' hanrs cukup dipasang. 'Krans'
kolom ini dapat dibuat dari empat bilah papan yang dipakukan satu dengan yang lain
(Gambar 4.45). Jarak s.k.s. dari 'krans' (maksimal 750 mm) dan makin ke bawah semakin
dekat jaraknya.

Gambar 4.45 Xrans'dari kayu. Gambar 4.46'I(rans' dari baja.

Jarak s.k.s. 'krans' yang benar ditentukan oleh pekerja bekisting yang berpengalaman
atau untuk kolom berat berdasarkan perhitungan.
Tradisi 'krans' kayu semakin banyak ditukar dengan empat batang 'krans' baja yang
spesial dibuat, di mana dalam waktu singkat mudah dipasang dan dibongkarnya (Gambar
4.44. Bila 'krans' selesai dipasang kemudian kedudukan vertikal dari bekisting kolom
diatur dengan pertolongan dua penunjang miring (Gambar 4.44). Penunjang ini harus dapat
menahan baik gaya tarik maupun gaya tekan.
Umumnya kolom dicor dahulu sebelum memasang bekisting balok dan lantai.
Pengecoran kolom dikerjakan dengan memakai perancah untuk penuangan yang dipasang
di samping kolom. Jika kolom dicor menjadi satu dengan lantai dan balok (monolit) maka
dianjurkan di bagian bawah dari bekisting kolom dibuat sebuah lubang pembersihan (Gambar
4.4n.Kotoran dapat dibersihkan dengan menyapu atau menyiram air (angan lupa menutup
lubang pembersihan yang benar). Suatu bekisting untuk kolom yang berukuran besar dan
misalnya dari multipleks, umumnya disangga dengan penegak vertikal yang dikombinasikan
dengan gording ganda horisontal dan batang-batang penarik {Sarnbar 4.45). Cara bekisting
demiUan memerlukan banyak tenaga ke{a.
Untuk jumlah kolom yang banyak dan sama ukurannya, ini dapat menggunakan sistem
bekisting. Di samping dua buah contoh yang diperlihatkan pada Gambar 4.4g,jelas tentunya,
kalau ada banyak kemungkinan varias.i;variasi yang lain.
'@s't nquog) efeq pup tuolo{ SunsHaq tuelsls
ueEuap uul8uuqtuFadlp
tedep efuuerelerued 'ufuu?rn{n Buus uup
1efueq Buer( lernq .,oror rt*Iun[ 'e
.efuq
{nlun Iu
telad rrep repunq
Sunqnlas nule ''c'R'd edrd "ilor-tcr Sunqui :r:ep qrlrdip
tudup e,(uuereluu:ed e4uu-r .snsntp
uquru{sred epe {uprr ulrg 'r8u1 lunqlp qeu:ad 3u
rnpp -rldtueq 1,uo,ripnr1 Buqsrleq ueguap
l?rnq uolor 'rurs Ip u'rn{urrp 3ue,{ uuqeq uueFa>1ed e,(u1e,(ueq uuSuap
unilnlrrg uB
tBlnq luolox uEl
I.g
dnt
JDq
'urolo{ Eurlsrlag g?., rBquxBC
B{
tu
'lel
epueo roteq J-
rl
ted
tIIol
tDq
tue
ust
'utolo{ Eullsqaq qa^rBq uur8eq
Ip uBqrsraqtuad 1n1un Eueqnl l}., rBqrurrg
uplBu
up1
.sIIE
mtut
uetur
tupsl
IepuBl
uulBq(
wlql
88 OWsm
84

Gambar 4.4g Contoh sistem bekisting kolom.

Gambar 4.50 contoh bekisting korom dari baja


untuk kolom burat.

sudah jelas bahwa kemungkinan membahas beberapa variasi bekisting kolom


dilakukan' Akan tetapi, untuk meninjau semua variasi dapat
ini, pembahasannya amat luas.
Perhitungan untuk bekisting kolom sesuai dengan perhitungan
untuk bekisting dinding..

7. BEKISTING KHIISUS
7.1 Bekisting tunnet
Andaikan pada bangunan tinggi (hotel, kantor,
flat) atau proyek bangunan perumahan
yang besar; kemudian pembekistingan dinding
dan lantai, prng.irran, dan pembongkaran
hanya dilakukan satu $:ail saja, rnaka capat leuitr
ekonomis a.ngun menggunakan bekisting
tunnel' Panjang dari elemen tunnel sesuai dengan
kedalaman bangunan. pada awal mulai
melakukan suatu blok baru, permulaannya memasang
tunnel pertama dengan bantuan sebuah
keran penggerek' Setelah memasang tulangan
dan lagian-bagian dari dinding serta
yang akan dituang, tunnel selanjutnya dapat lantai
dipasang dan seierusnya.
.Eutpt1s. 3u11sqeq nBIB) 'uslFadrp uup tue,(elrp rB{uBIe[p tuluetued
ryrlBuop ugp Euusudrp t
tefueurad tuuluq 'rocrp uolaq 'tuu,(uurp ue8uelnl .nF.i piunl .sBlB eI
FBp TBInIAI {rpu q
{FelP (Surpurp qe8ual-qe8uarlp uperaq Euu{) refueuad Bunroq irrlnir* Buesudrp Buu[ renl
[IBp tuBIBp Surisrlag'.3urpr1s.
p
{icu Jnounlotu rulntrlludup unrpn-r1 ,Jeporu uolae uefiuap
3
tsrrp Surpurp qulalas 'turu srdulas .srde1_srde1.,rq
967 luqol uojrq ur3urp rsrrp Burpurq u3,
'relnurp tudup ueroca8uad u{Btu .tuufuurp qu1al
uBl
tufuuured {oPq lr?p qe/rruq uur8eq rp redures Surpurp uu8uelnl e1r1 .Buesedrp ledep renl
qucuerad uBp ruBIBp rBluBI Suure>1ag 'es.t nqtuog) ',rrr1qoq*111,
1ufueurad aunrnq uu8uap
tu[uuuad {erep uelpntuel '(tutu 00zI relrlas uFuriSult) Eurpurp Burlsr>1eq Euesudrp
?rusl-Erugua6 'Suesedrp .turpr1s, tupsllaq .sura8uau dnlnc uup uelsurnlip BLepnB uep
tsupuod qBIelaS 'unpuu8 8uupn8 uup rnrunlau Eupsr{eq wquqrp '
uu>lg rloluoc re3eqag rI .
'e{ure8uqes uup r88up ueun8ueq 'sB
Ip Ull Bueqnl
'.olls. unpue8 Suepn8'dese Suogorac'uoda1a1 uep rsr^alel BJBueur :nlre{ .arip11r. aupsqaq
ledr
ue8uap us{n{ellp ledep 8ue,( ueefraqad pep qoluoJ '(srlerseds) seq{
buri unn,iur-ra q"1o
IrB{BuB$IBIIP rut ulBlas 'lrBq lusleru uBp tuets uu>ln>Ielrp .(.Eurpi1s.;1
.Eurpr1s. efuuntun
roJlp nreq tuu,( uoleg InlBleru lg{ruel I{urB ruBIBp Sunqureurrrrq rur BurtsHrg .rniFrs
'unrn>1
Dllreurv IP ptBdlp uup Euuqtua{raq {pu tedep Surrsqaq uunueEradrallrr 1g "
11eu ledep EuJpplag T L
'lauunl Surlsqaq uu>1seda1au qCIluoC
Ig.r rBqrrrup
'ruducrp ludup uB{BuBcuarrp 8uu[ un8uequaur uuledace>1 e8furqas .urtuufueu u+
:[uq tuur( ueBuBSIBlad rseslueS:o epq lequpuer ledep ufueq
1rrunl uelsrs uueun3iua4
rEEup unEuequrau uepdacel
uernln wBuB$[BIad qepnu
roc uuEuno,,l?lil il:r'i:1,'#'1ff
turpurp BJsfuB uuEunques ufurqgp .ufuocrp
Brugs-Bruusraq plu?t unp tuipurp
:IIBIBpB (lspan) tupulp ugp JsluBI tupsgaq depeqral
lauuu aulrsgaq nter
;rep uetunlunex 'ufupluaq uunfn1 er Blrsqlp laratEuad ,orr1 qenqas uenlugq ugturr
Iauunl EupsS:1eq 'ntl quleteg 'ueryqtulsp uep (Is'f nEng) ml8uoqp leuuu tuprurm
'IBInuIIP pdup tupsgeq uuroltuoqruad qeur
'tupsgeq uurelauoqurad w{q t|gt;qq
uepJgr($ed rudecuaul qglel uolee Brrf .Jorrp tudup ptuul uup EurpuJp .ufu1nfue1ag
98 tum tqq
-1

86 Pedoman PeryorBan efu,

di sekitar 1,5 m 6 2,0 m sampai di atas bagian pondasi, maka perancatr dalam dan luar
dipasang. Dari perancah gantung ini, bila perlu permukaan beton yang bebas di bawatr
bagian bekisting diselesaikan. Jika ketinggian dinding'silo' telah dicapai, kemudian bekisting b
'sliding' dibongkar dengan pertolongan keran penggerek. )
l. Bekisting dinding. h
2. Derek pemanjat. b
3. Dongkrak. E
4. Batang pemanjat. I
5. Lantai kerja.
6. Perancah kerja bagian luar.
7. Perancah gantung bagian dalam.
8. Perancah gantung bagian luar
9. Lubang/celah bila perlu
10. Bukaan pintu
11. 'Waterpas'
12. Unting-unting
13. Lampu penerangan
14. Pipa penyiram.

Gambar 4.52 Bekisting'slidingi.


o
rsr8uad n,(eX uequlrq Suesedrp nlred elrq
(:epou uedenlad) dntnllp dn4nc ue8unqtues .
uisJoq uep urJri dn4nr (n;ie:l-uo;a4) -:1u1uo5 f;uudureuarl
3ur1sr4aq letod
r8el rnler6r uendunl Jnl{ruts ur>i8unr.r-r ellq
.:uque8 trunuatu uu8unques lrelep
In{e1 luJelul uuqfeuad uep Suuru 8ue[unuad tedepral '
laduals uu8uap st.quas ru8alaS
>p8a1 uBp tedal 8uu,{ >1uru[ uped ladurals
rpeLel rypll uelnpuel eSSurqas edru uurlruapas Suesedrp laduets
ueu88uu,{ued .rnqn:19
uernle3uad tedurat (qulatas) uulSunlrqraduatu dnlnc .
('ef,ure8eqes uup rulSuuf 1ar 'dnrlas Sunqnlas) uwulSuufuad tedtual '
w{qeloqradrp Eue,( rsueralol ueJn{n .
Is{rulsuol qruntas *, "rHrr:Lrr!:,#H:r;
(nt{e,n Bue{s uaqwau ue{ueJuslp
rcsaq 8ue{ ueun8uuqtuad 1n1un) uuefralad re8eq:aq rlrp{E ntle^i uup relntu nUe^l
1ara83ued uerl uede4Suolad
uurnle8uad uudelSualad
'lrunl-lrunueq 8uu,( ueleduauad .
uu,ne[-ru1 uunlradal '
ueqeq uep ueBuepec n{ns uuueseuad '
ueerpasred uep uur.[Bq uep n1-rad 8ue{ ue8uupuc n>1ns c
.TIEES
-luaurad rpnq suas ln{lraq etup ue{u{ntual1p upl Brsluu 3ur1s11aq ueerrecuerad upe4
3uJlsp1aq rreeueruarad uerllruad rllng 'I'g
uulnluallp Suur( nl{e,n tuBIBp uBIrsBSrlBaJrp
'leturunu Eue,( uqnlSue8uad lep uep ueqeq ueru4uuad c
Iururunu ue{qnlnqrp 8ue{ Eue:o qelurnf '
ptupdo tue,( ueunEuequrad n11e,n '
uunlradal '
lurururur Suef Eunsplee
:srurouo{e
elra4aq uuueurua{
u?BUBS{Blad uuullEunual uurye18u1ueu 'qupntu Euef IIBlep
uBlrqqse{ '
uslnpuel '
uqBruIe{ '
depuqra uulqumufilunEBuuuadlp ludup rru{ruls'Eqts54aq
:rqnueueu u88urqes udn: uurl3uapas ueufrelad apoleu uuluuucueJerrr Inlun r{strpr
?tuu1n uenfn1 'mlnturp ludep tur1s11aq uuefta:1ad Intun uuuuucuaJed uleu 'se1e rp Inqas.la
qBIBsEur upud uunefup dnlnc qBIapS 'qnd tqtued uuuured ue:lumueu upa:pd ufulq tq
-ueqeq u[u1q turdures Iq '11eg!p npad tuef uep uwrpesradp upu tuef efureteqas usp ufq
ladurar'lulnq n{q 5lopg'plue1 uedud'ueqeq-uer{Bq :lr?p uutuu,(eq spu snr"q efupfilqg
'tupuad tetu?s eEnf uBunEueq uuufralad Inlun uenu:1Euu1'nlnqsp qlqq He[etdlp suBq uq tqrs
m11tuls IJBp uuuuucuared uusuad pme 'tullsptaq Buucueq lunqtuatu pdup e,(udng IIB,ner
.l?nl
CNITSDISS VNVCNSU f
tpteg
L8 affi
l-
I

88 Pedoman Pengeqiaan-r-l
i

. pelat bekisting dibasahi sebelum beton dicor


. dilumasi minyak pembongkaran bekisting dan tepat banyaknya
Yang lainnya
. apakah pelengkapan yang perlu untuk siar cor telah dipasang
. ukuran penjaga jarak yang benar
. pemikiran untuk tempat dan penyelesaian pen senter, apakah sudah cukup kencang,
apakah penyelesaian pen senter cukup dilaksanakan untuk mencegah kebocoran
disekitar pen senter.
. sebelum penuangan, pelat bekisting disemprot bersih (dengan air atau udara)
. lubang pembersihan ditutup
. memasang pelengkapan penuangan
. periksa bekisting dengan teratur pada waktu sebelum, sesaat dan setelah pengecoran
beton sesuai dengan lendutan dan perpindahan yang tidak dikehendaki.
$Keamanan
. bekisting tedangkau baik (tangga, jembatan dan sebagainya)
, kestabilan bekisting, juga ketika memasang di setiap waktu cukup terjamin
. apakah lubang lantai telah ditutup
. dapatkah penuangan 'bordessen', tangga dan sebagainya ketika pengecoran arnan
dipakai (sewaktu-waktu dipasang lengan penyandar)
" tempat pembangunan dibereskan
. dinding elemen yang dipasang cukup ditunjang untuk menghindari ambruk pada
saat beban angin besar.

E.2. Pemeriksaan bekisting sebelum dan sesudah beton dicor


Sebelum beton boleh mulai dicor bekisting harus diperiksa (lihat 8.1). Pemeriksaan ini
bertujuan untuk; bila adanya kesalahan yang tedadi masih dapat diperbaiki, sedangkan
keamanan ketika pengecoran beton terjamin juga. Setelah diperiksa, dapat disetujui untuk
mulai pengecoran beton.
Selama pengecoran, bekisting harus terus diperiksa oleh pekerja bekisting yang ahi:
dengan perasaan yang bertanggung jawab. Orang ahli ini dapat menghindari, seandainya
ada kerusakan dan biaya perawatan yang tinggi.
Struktur bekisting bila baik dirancang dan dilaksanakannya, akan mampu menerima
gaya-gaya yang terjadi pada pengecoran beton dan pemadatan yang norrnal serta kecepatar
tuang yang dikontrol.
Pemadatan dengan jarum getar yang berkaitan dengan kedalaman, jangan terlampau
berlebih-lebihan. Penggetaran berulang dari lapisan yang lampau harus dihindari, karena in
dapat memberi tekanan tambahan (di bagian bekisting) yang tidak diperhitungkan. Jelu
pula supaya menghindari penyenggolan jarum getar pada bekisting (sewaktu-waktu terget.'
lepas dan memungkinkan kemungkinan yang besar bahwa air semen karena sambungar
akan mengalir keluar).
Pada perhitungan bekisting juga berdasarkan ketinggian penuangan (tinggi jatuhnl,
beton. Tinggi jatuh bebas beton harus dibatasi sampai lebih kurang 2 meter. Pada ketinggiar
yang besar harus digunakan talang corong cor.
Walaupun keperluan ahli meningkatkan biaya tetapi tindakan tersebut dapat membu;
penghematan biaya keseluruhan.'f,ernyata, ha! itu baik sekali kalau penyimpangan ditentuk::
dan diperbaiki ketika pengecorari ,Jaripa'ja setelah beton mengeras dan bekisting dibongk--
Butir-butir perhatian ketika pengecoran.
. pelesakan stempel ke dalam tanah,
. perubahan bentuk bekisting yang tidak diduga,
uu p uB r r{ r sre;s;:;u,,H#lJi ll'J.,fffl
'EruotICXo r8as i.rrp Suepurdrp uul8unlun8uetu qrsuu-! e,{ur:eqrs:aq.u;d
quryr:dz .ui:4:esep:a; 'ie
uulSuuquluedrp ledup 3ur1sr4aq uutuleuad ue8ueln-rad .8ue1ruaq uugun36uai
Fep BuuoN trEl
uuur>18unuax xnrnuollI rillldlp uBp unsnstp uB{B ru48uoqrp qulel auur 3ur1sr>1ag
IUII
ueuedtur,(ued uup ueferaeJad .r.g
.rlu/rlBO ueri
uur8eq Fep uSSuusrp tedup Brqueuas uoleq JnUruls 'n1rad BIrg 'uoleq rnl{uls euecuarad (e{
tnfnlasrp sruuq e,(uuurelSuoquad uelun Bues BJBo u1c1 '1nunr uup Jusaq Jntlruls
Inlun
'Qt'r ueB
nEuag).IIIrueq dnrlas ladurals lg{utuatu ue8uap us{rsgsrlua:rp ludup uq8unu eleras Bue,( JBle
ueuuqequad uernle.(uad 'u1nd uBDIItuaO 'uoleq rnUruls uer?uq eped uu1n[a{ up{lnquruaur sEle
eduEl uep urlSunu Bleras Jnl{nrs e{ uelrnlesrp 8uu.( ueueqequrad re8e edru uerxruepas IUI
uuldu-reqrp tur ueefteled 'uuqrunlasal BrBJes uuIBuBSIEUp
I1u{ deral {nper^ uup uqeqtuaf nudr
-uelequraf epud uellBsltu uerelSuoqua4 'uolaq rnqnrs uur8eq uped uelnfal ue{lnquruau
)rBpp reSe urtSunu El?r3s sruBq (lrrpues uolaq rnl{ruls uBp uEqaq) ueqaq-ueqaq .SuqsHaq uslB
uurelSuoqurad e>1r1ay '(qu8uat-qe8ualrp rpef ,re1uu1 uur8uq eped) rusaq Burlud ef,uuutnp BrulJ
-ua1 Suuf ISBIoI IlEp leintulp snreq 8un>lnpuaur 8uu{ 8ur1sr1aq rrup uerel3uoqua6
'ueun8ueq uese^\e8uad se8rued qalo rsg/lrurp uq8un.u BIre. efur
'rn1>1ruls uolaq Jn]{nrs euecuared qslo uB{ntuellp srueq e,(uue.lulSuoqtued nuu/r\ .>loluq r.rgp IITIB
tBlusl{nlun 'uB{BSrue{ rurulu8ueur qeloq
{Epll und e,{ulnpns-lnpns uep rdal Sunfn-Bunl';1
'(8ue1ruaq ruludrp ueur18unua11n1un) u,(u1ese
{nluoq uu8uap rcnses u8efrp ull3unur ledepas {ntu
sruBq SunsHaQ uede4 'uerluqrad qnuad ue8uep relSuoqrp sruuq e8nf undEu$splaq pgq-rlgq ue>1
ue8uap uelnIsllp srueq rueq qIsBLu 8ue{ uolag uu:elSuoqtuad turdulss rC .JtscuEI ue3uap
IUI Ur
uupl:aq tedup uere4Siroqruad eleu reueq Bue,( Bunsnlaq uere>l8uoqtuad selelrad ru>letuaui
ulrg 'w18uoqlp unlaq e83uu,(uad uelSuepas 'uuln1ulp tedep uelruq.red nl{e^r-nl{B,hes
'lrsl{ Bnp {elelas re4Suoqrp u8nf tedep IBTuBI uep
{oleq IrBp rsrs Sueprq r1e1 duray
'ue:oca8uad qulalas ueq e8p lBlnturp ludep Surpurp uep tuolo{ eped
Isls tueprq
uep uErBlSuoqtuad 'rc1udrp 8ue{ uaues stuaf Fep EunlueSral 'ruluel uup )totpq .Bulpurp
'uto1o1 PEp Isls tueprq :pedas tunlEunpuau {Bprt Euu{ 3uqs11aq uur8uq
IJBp 1glnturp UBTUE
SuusHaq uurulEuoqruad uuulnurad ufulruqag 'efuuerelEuoqrued
]rep ue1nrn ugp ?usrtr
Suef BrPJ IBI{lllp snrBII Blnru-?lnru 'Eups11aq FBp uuuuus:p1ad uep uuuuucuo:ad epia
ererlSuoqued uqnrn I.gT
'urr8unu ludeces uu:ulSuoqurad >1n1un e8nf nlrad B{Bru ,Buu1n-Buelruaq
{nlun Eunsplaq uenfnpaq upqedy '(ue1npua1 nelu qecad uu{nluequad) reducrel urntaq Euei
uslBn{el IrBp lBqplB nBlV 'rulEuoqueul B)lna{ ruBq qrsBru Euef uolae rp uu{esrua1 u,(eqai IIUJOCI
efuupu ue8uap Sunqnqraq'ueru>18uoqued nUB^r uu8uap uelrulreq Suer( nl{B/h uelerBfsrej
uElnluellp lBdep uurnlerad-uernlerad nule '.1a1seq. de18ue[ BusJuar .lslarrp qelg
ue.re48uoqured fi (
'e{uptuqas uup JBsaq Euuf {uueq uuqeqnrad
'1edura1s ueuunuad 'ufupsru eEnprp {Bpp tuel nlensas ueqpla{ I$un mluJel Brgfj uuJoc(
us1lradry srusq tuqsgeq 'uolaq uerocoEuad rluleps nBpI selaf qlqq uule efuqua; 'tuucl
uarues rrc
uudenlad .
J?ueq tuer( uqepuurad
s-IBc rmp JBUotu ueurunuad 'uetuunued uuludacel uue$gJeuad .uo1aq qUB[ rttun o
tre1p,(uququeu urul ueqnud
ryfunlad nRlu {ustu ue:leual uundunl'sradel rentral nu1e q?qruaqtuu,( uetunqrues .
,
68 il tape
I
Atffi
t
90 pe&man pengetfuan futon

Penyimpanan selayaknya yang teratur dan rapi. Tempat pembangunan yang baik
dipelihara akan meningkatkan keamanan dan kemajuan pekerjaan dengan baik, di samping
itu juga situasi pekerjaan lebih baik.
Beberapa saran-saran:
Selama pembongkaran bekisting
. bagian yang kecil: baut, baji, pen senter dan sebagainya dikumpulkan terpisa[
dalam bak.
. sekrup ulir maupun baut dan pen senter dibersihkan dari mortar, bagian yang sudah
usang disingkirkan
. selama pengangkutan: hindarikan kerusakan papan-papan, balok dan sebagainya.
Pemeliharaan pada bagian bekisting
. bersihkan permukaannya (ini jangan ditunggu sampai bekisting dibutuhkan lagi)
. bekisting disusun menurut penggunaannya (bagian yan1 tidak berguna dibuang)
. kayu-kayu disusun menurut panjangnya
. stempel sekrup dibersihkan'dan diperiksa untuk dipakai lagi
. bagian dari baja, bila perlu dilindungi supaya tidak berkarat
. bekisting sistem diperiksa kerataannya, kerusakan yang ada diperbaiki
Penyimpanan
. bahan/bruang dari balok bekas (tua) disimpan bebas dari atas tanah
. kayu disusun menurut panjang dan penampangnya
. bagian papan yang kecil disimpan di kotak dan dipisahkan menurut jenis dan
ukurannya.
i T
G
uusulrSSuad saso:d
eluq (t
ufuq rse4pqed
.torqcs . Bnl rseq qrdras
nslu rup (qnuau) JBsB{ rseq Q
,uaaoEootl,
r33up Jnuq saso:d
Isaq qttq (r
:ln{ueq re8uqas uu{etue{slp ludep uoteq ufeq rsel!.::'",
'(uoqrul obZ'O rups{ 'J 00SI ragas) efeq upedyep (o/ot uoqral rBpBI .J d\-
regas) qspuar qlqel 8ue,{ rnqq {ltp le,(unduau uep sqe8 efutuntun eped Euenl rsag
'ufeq uuleueurp o/oz > uoqrs{ JBpDI uetuap rsaq
'8uenl rsoq ue{uruuurp abz < uoqJBI repe:I uuEuep rsaq
:efeq uep Fr:
IS?q Brutue uulepaqtuatu Inlun lnfunled re8eqas u8nf re>1udrp uoqrul rBpBX '(g'Z lr,l
Isaq lrpp nlelped rqrue8uadtuatu le8ues (3) uoqre{ rnsun Btuetruel 'uru[ Jnsun-rnsun ir;
uoqrq ue8uap lrolo{p tue8o1 nlens e,(uuserg're4edrp quu:ed IEpp rrdtuuq rtuntu rseg a
Iulrued Jnsun q?nqes uu1u1e,(uau Inlun ueleunErp rldtuuq u,(usurpl IIrDIal l8as ueJep m
rrBslBlred 'rB{nual Suuas ufeq uep lsaq 3ue1ue1 uelpaSuad ueq-u?r,les ?sBqeq tuBpc
tuntu-I ::
NOIgg VT'VS TVd}1[VS ISgg IfIg TEV(I T
'8uere>1as luadas uoleq efeq uullrseqEuau nUe.tr s:-x-: -:p sl
$Bs rslplas uutueqtuaryad uep uepllauad 'rsaq Suqeq-Euqeq uuEuuef nlens usp ur.;r
lnqesJal ueEuelnt'p,te epopd sped'uolae ueEuepuad r-euaEuaru ru?q uunuauad qre-n urmr
{epp 1uI '(198I) raruo6l slotruJad Euuroas ueqrlaued lrseq T;BIBpE lul Bures efra1 'miurrmr
uep uopq Brsluu ?u.rBsepal IIsBII IJBp uultedeprp tuelnpaq uoleg JnDgqs tunqnp+.^lur
Buere>I uolag JnDltuls {ntun Eupuad letuus tue,( lstuq nlens ueludruatu ue8uqnl
NI/OAOHVGAIEd ":
iuenq
;'e1 ul
: iure8r
rrBErrBlr\t mpns E
usldret
fordtues
meq tu
wwG
92 Pedqnan Pengelaan &toll

22 Bijih besi
Bijih adalah suatu bahan tambang yang diolatr rnenjadi logam. Bumi mengandung
sejumlah besar bijih besi. Bijih besi ini terdapat di beberapa tempat dan tersebar di selunrh
bumi. Umumnya pertambangan bijih besi terdapat di tempat terbuka, kadang-kadang
diperlukan bangunan terowongan pertambangan. Hasil tambang tersebut berupa batu-batuan
yang susunannya berbeda-beda. Bijih besi adalah suatu persenyawaan kimiawi antara besi
(Fe) dengan unsur lain, terutama zat asam (O).
Beberapa bijih-bijih yang penting adalah: magnetiet (FerO), hematiet (FerOr) dan
sideriet (FeCOr). Kadar besi dari bijih-bijih yang disebut di atas sekitar 50 6 70Vo. Bijih
besi dimurnikan menjadi besi (Fe) di dalam tanur tinggi 'hoogoven' .
23 Proses tanur tinggi
Tanur tinggi diisi dengan bijih besi, kokas (metalurgi), dan bahan tambahan dalam
perbandingan teftentu. Kokas didapat pada tanur tinggi dari bahan batu bara tertentu. Batu
bara dibakar dalam udara yang disekap.
Setelah semua unsur gas menguap (gas kokas), sisa keseluruhannya hampir berupa
karbon (C) murni dalam bentuk (abu) kokas yang mengendap. Kokas dibakar menjadi
karbon monoksida di dalam tanur tinggi yang diembusi (banyak) udara panas. Karena itu
dapat terjadi pembakaran dalam temperatur tinggi (sekitar 2000 C) yang diperlukan untuk
proses reduksi. Proses ini adalah suatu proses oksidasi yang mereduksi bijih besi (di mana
terbentuk Co) bertingkat (FerO, -+ FerOo -+ FeO -+ Fe), dan membentuk suatu
persenyawaan karbondioksida (CO2)" Pada bagian bawah tanur terjadi suatu endapan karbon
tipis di atas partikel besi, selanjutnya pada zona pencairan dilebur menjadi besi kasar
berkarbon (sekitar 4Vo katbon). Besi kasar berkarbon ini adalah bahan baku untuk membuai
besi tuang dan baja. Dengan melebur besi kasar (rnentah) dan serpih besi tua 'schrot' dapat
diubah menjadi besi tuang yang dapat dipakai untuk membuat blok-mesin, kepala-silinder
mesin, tutup selokan air dan sebagainya. Paling banyak besi tuang ini dimurnikan menjadi
baja (kadar karbon < 2Vo) dalam pabrikasi baja. Bahan tambahan yang akan dipakai
(tergantung dari kornposisi bijih besi) adalah batu kapur, baru sabak/tulis CaMg(COr),.
Bahan tambahan tersebut perlu digunakan untuk rnelebur logam besi (kotor) dan kolai
(abu) menjadi suatu leburan besi berterak. Terak ini mengapung di atas'leburan besi dan
melindunginya terhadap pembakaran. Pada beberapa negara terak tersebut dipakai untuk
membuat semen tanur tinggi (' hoogavencement').
2.4 Pabrikasi baja
Dalam pabrikasi baja, besi tuang dimurnikan rnenjadi baja. Di sini kadar karbon sangat
diperkecil. Pada masa pemurnian ini unsur karbon (C) yang berlebihan akan dibakar dan
karbonmonoksida (CO) akan disisihkan.
Pemurnian ini dilakukan secara:
Proses Siemens-Martin
Proses Baja Oxy
Proses Baja Elektro

Proses Siemens-Martin
Seperti pada Gambar 5.1, tanur Siernens-Iv{artin diisi dengan besi kasar dan serpiil
besi. Perbandingan kedua besi ini banyak variasi;r3'a. Pem*na.sa,: yang dibutuhkan akan
disuplai dengan meintialian uair mini,ak;rang ban;'.,i, :it.lr*"rir:ir,ing zal asarn atau gas yang
selalu berada di atas permukaan leburan baja. Keistimewaan dari tanur ini yaitu, gas pembakar
untuk busur nyala-api dipanasi lebih dahulu oleh gas-buang. Baja ditampung dari bagian
samping (bawah) tanur dan selanjutnya dituang dalam bentuk blok untuk pabrik penggilaian.
.UB
'unlurEurrp Euu{ 8uufuud ue8uap rsnses ufuq uuBuadual {nluaquau uup (snsnq:f Supun8
ueEuap tuotodrp rur 8uelug 'ledura rtasred {ruuaqraq 8ue( Suqeq uu8uenued ue8unqureutsel
ueri
pu[:a1 tudup uer{rtuap Br?ras 'rtltues rn[nq Inruaqraq Suuf qlqel nelu Sueqnl nres
JDlt
uuBuep Suo.roc {n}ueqr}q {eq qenqes e4 Suentlp efeq Euetu Ip 'epolal,u qunqas ru4udrp e4ns
fue
qlqet rupl BSEru IC '{olq {nluaq ruulep Suenlrp uerpnua{ ')tepll nBiB uenpud ueqeq uu8uep
us{
qeqr,usUp ufeq qulqag '3uen1 rcued urelup a1 uelSuunlrp ufeq e,{uuru1 ISIS lrsp ue4Suupas
qtc
Jnue1 Surdurus r.pleqes rrep Sundtualp rpe[ra tue,( {BraI 'JE{Bq]il .uetoloBuad, enuas
rE8up leEu?s Suef Jnuq tuBIBp rp uusuuuuad teqpfV '(g'g toqurg) rnuq urBlep tuesedrp
Eue,( EporDlala uup rsaq uelenru qalo {nluaqrp Euu( lde-u1u{u rnsnq rc{Etuotu uerdura4'rsaq
qrdres nBlB rup Juse{ rseq uu8uap ISIIp orl{ela JnuBI 'llJa)t ?lu>lsraq ufeq rsuluqed epud
ue1eftaryp sruu1n:el tue,( onlale ufuq sesord e8nf upe ,(xo ufuq seso.rd Surdtuus rq
oqlalg o{og s?sord
uBp
'or?{alg rfeg saso.rd g'g rBqurBC ',(x6 efeg sesord Z'g rBqtrBC
teBu
.rnqag efeq
Inlu
uup
sB{o
uerelnd solod
''(tc
rsIB(
Ip?f
Japu
uese tez (.suet,) tedul
lSnqr
JBSE
'uesu1r33uad Lioq.ir
'B[Bq uurnqal i1lenl
{Fqud {uun Iotq {$ueq ruelup Suenlrp u?{psuryp 8ue,( e[eq ululnfuelas
urelep nlueuel uenpud usqeq ue{qequretlp nlrad epq'uIuueleleured lrep tunluu8ral '{ura BUBII
lcuud rp tunduqp ufulural uelSuBpas Euenl lcued uEIBp a1 uelSuunup ufeq 'tusalas Inlur
nll u
Iul ueqeloEuad sasord r{BIelaS 'IBra1 uu8uap ue>le,treIuestp utBI Jnsun eduraqaq qelo nsr
rnleqlp rusu{ Iseq IrBp uoqre{ rnsun '(7'g nquag) su.ra1 tuer( ue:ppe8ued pupal lBdsp IPE[U
udrue
rul Buerp1 'urelo{ r{BrB e)t tuecual uB{snquelp russ? 1ez'rnqe1 ureEol uuu:lnuuad selu Ip
uru 0Sl Bpereq 8uu,( (,suo1 ) {uqurot luadas drcuel e^u8unfn Euz,( udtd qunqes ru{Bluau
uuEueq 'rnleraduel ueselull rqn:e8uadrueu {nlun uu>lBgaslp lql Isaq qldras nu1e l{l[q ueg
ufuep:1 BpV 'roUa^uo{-uulenul uep rBsD[ lsaq uernqel FBp lrlprq {x6 efug sasord ruelel
{rg o{og saso4
'uluBl^[-Euattlels sosord I'9 rBqEBc qIIB
uBp (
Feq
IIBI[B
Suepr
qrunlt
tunpr
86 u6uqt: QPg,
L
I
94 Pedqnan Pengorjaan Betq i

25 Penggilasan
Dengan memanasi sampai temperatur sekitar 1300 C, blok Oaja) akan digttas menjadi
blok baja gilas dan batang lempengan baja gilas. Irmpengan tersebut berbentuk empat
persegi dengan penampang 80 x 80 mm2 sampai 130 x 130 mm2, ini adalatr produk batran
dasar untuk penggilasan baja beton.
Ketika menggilas lempengan bqia kecepatan menggilas setiap gilasan makin bertambatl
-
Berkaitan dengan kualitas produksi akhir kecepatan ini ada batas maksimumnya. Suatu
cara penggilasan dikatakan tidak modern apabila produksinya melalui satu garis (Gambar
5.4a). Sejak beberapa tahun yang lalu dipakai pula suatu cara penggilasan panas yang
dinamakan 'sli, rolling'. Satu batang lempengan dibentuk menjadi dua batang. Karena itu
dengan kecepatan penggilasan yang lebih lambat dapat pula mencapai hasil produksi yang
lebih banyak (Gambar 5.4b).

o
A
r V
O
A
T V
o A
oo
(D (D G
A V V
I o o
Gambar 6.4 o Penggilasan yang tidak modern; b. 'Slit rollingi.

2.5.1. Menggilas batang


Langsung setelah digilas, baja beton dipotong sesuai dengan panjangnya dan melalui
suatu ban berjalan akan dipindahkan ke tempat pendinginan. Akhirnya didinginkan dengan
udara (tenang) pada temperatur sekitar 95ff C (udara tidak diembuskan).
Sejak beberapa tahun yang lampau digunakan air pendingin yang dikontrol intensif
('Tempcore'), hal ini berjalan langsung setelah penggilasan {Gambar 5.r. Di sini temperatur
permukaan batang sangat cepat dingin mulai 950p C sampai 200P C. Akibat pengerjaan ini
kulit bagian luar sangat kuat tetapi getas. Ketika meninggalkan trayek pendinginan; inti
batang yang masih panas (sekitar 90tr C) akan memanasi kulit batang lagi sampai sekitar
640 C, hingga kulit tersebut langsung menjadi lebih lunak (liat) dan sedikit kurang kuat,
tetapi mempunyai struktur butiran halus dan liat. Selanjutnya struktur inti batang berubah
pula rnenjadi struktur butiran halus akibat dad pendinginan ,vang dipercepat (penyaluran
panas dipercepat ke kulit luar)" Peninggian kekuatan ]1ang dicapai secara penclinginan
rnenrJatlak iair pendinein), br:rdasarkan struktur pr-r.;ieD=;.r:rn ile;:as butira:r tralus di bagiap
Iuar batang (kira-kira 5AVo dari penampangnya). Perbaikan struktur secara clemikian
menghasilkan batas luluh/(leleh) sebesar 100 MPa serta kuat tarik 200 MPa, ini lebih besar
daripada cara pendinginan baja beton yang keseiuruhannya didinginkan dengan udara
(tenang).
're{Bdrp tunun Euu,( 0? pl'[g uvp lZ df'[g B[Bq lrep uelqesrdrp
nlred n11 uusadrp lursads Suur( ufeq ueuudturfuod rsu1o1 'ue8uesetued lees upud uequlusa{ EJE
uupurq8uetu BunC 'lurluur qlqal qnuf u,(ue8req uup sruul qlqel e(uleduprp nt1u/rr B^{qeq JB
'lu8urrp u8n[ nlred rdu1e5 '(Og df iA e,(ulesru) uesadrp lersads e8nl ludep urel 8ue,( eleq ue!
|til
nlntrr'n1r uullaqetlp 8ue,{ padas 0? pl'[g ueplZ df'fg uolaqufeq nlnu Surdues lC'I'S
IaqBI lrunuou uolee efeq nlntu tuuouru-ruuceuuaq {nlun uuesluauad uup uurfn8uad opolau ut
depeqral ueleru,(s.red Buuou rqnueueur sruBq uuun8ueq tuulup ruledrp 3uu,( uolaq ufeg iJJ
IunIIln I'c r"IB
'lBt
Norgg vfvg '8 JBI!
Ilu!
'reseqradrp gul
Isoro{ uurlel efep u8uqtual ue8uap uenped ue>lEuupas 1e18uruau ue{B u[uuulun>1a{ runlctlls Jnlr
uep rrrnrpuuel 'uetueru ue8uap npedrp tue,( efeq 'uoq.re{ Jnsun Surdtues lO,'Obg'O Jelqes JIS
redtues) llce{ Euer( aseluasord Sunpuu8uau qeloq e,(ueq uep (uesetaEa$ uu>13un1unEuaru
tuernl efeq dupeqral Euurateq lrep roJSoJ qruuEuag 'obE'O IrBp qlqel uoqrul rupu{ ue8uap ueB
efeq 1nlun Btuu1rual relns qlqal e[uuuupa8uad $r BuarBX 'selat qlqal leFelutu 'utunueur iNI
uD{Bur u,(uue1ur1a>[ rdutat lseral uep lunl uDtsuas uoqJDI JspD[ r33up up{BIA[ 'ure1 Euuf
uuqrunlesa{ rsesruelau rpufueru lerl uep {eunl rsaq qeqn8uaur dnlnc l{Blol efes lqrpas 8uu,(
uoqrq JBpB)t tre{qeqaslq 'uoqru{ rBpB{ !:ep SunlueErat le8ues efeq ;:ep tul1s-tug1g '(5)
tueralaq uep (d roJSoJ '(19) unrsllls '(J) uoqru{ luadas tuuEol-uou suas (qN) unlqolu uup
(n) urnrpeuu,r '(n3) e8eqtual '(uf$ ue8ueu :e{ulesrur 'u1e1 ure8ol IJep rnsun uep (ag) tsaq
msun usB,$efuasrad uep utpral B(uslruel Euef uunpud ufeq nlens qBlBpE uolaq efeg
'rnqapp ufuq
Dlrla{ uenped uru3o1 ue{qBqtuetlp ue:p efuq rseryrqed eped 'e[eq ueeunSSuad uep uenfnl
ueEuap uslre>peg 'p{Bdlp Suuref ltunur Inluaq urulsp (ag) lsaq rnsun 'uelll?qradlp t11pes
e,(ueq efeqerupl tstsodtuol depeq-ra1 uupeqred '(p'7 yt?ered leqrf efeq rselFqed epu4
uofeq ufeq qru11 ;s1soduto11 9'Z
'18uuua1; BrBPn ue8uap
ueul8ugouad uBpJlsualul Euef upugpuad rlB uBlo4uo8uad FBp sllBura{s uBrBquBC g'g ntqtuBg
U:s) norym 0ol +
oot
i
m Eue{
!=
m UI B
a
{
c tuu,(
f,
roclw
a
nlEn
qBqu
mqBq
Pdux
!P,B[u
topg
ueduqtl I
96
I
96 Pedqnan Pengo/aan futa,

Tabel 5.1
I .:: _i rtl.ir: ,j,, : :
.:
Batas luluh MPa Kuat tarik MPa
(kg/cnf)''

'Bjm ee 24A,,, 390 3o/o


(2400, (3eoo)

Deform: Bi.Td 40 400 500 5o/o


(4OoO) (5000)

Baja beton dikodekan berurutan dengin:


huruf Bj, Tp dan Td,
Bj berarti Baja
Tp berarti Tulangan Polos
Td berarti Tulangan Deform.
angkanya menyatakan batas luluh karakteristik yang dijamin
3.2 Perilaku dan penentuannya
Ciri-ciri khas dari baja beton adalah:
. kuat tarik;
" batas luluMeleh;
. regangan pada beban maksimal;
. modulus elastisitas (konstanta material).
Sifat-sifat ini dapat ditentukan secara pengujian tarik.
3.2.1 Pengujian tarik
Pada meja uji tarik dilakukan suatu pengujian tarik batang baja beton (yang luas
penampang batang dalam mm2 telah eksak ditentukan) sehingga batang patah (Gambar
5.d). Hasil lintasan dari pengujian tarik dapat digambarkan dalam suatu diagram (Gambar
s.n.

Gambar 6.6 Meja uji tarik.


'sBued uuef.reEuad uoleg
uluq ({peuau) uulEueEareur BrBJes uultedeprp 'ur8urp uuefta8uad ufeq uulenqued 'urEurp
ueeftatued uoleq ufeq undneu seued ueufta8uad uolaq e[eq 11eq ledeprp ue.rused rq
3s d
r- tl
0
:rup,('3 e,{uue8ue8ar ue8uap 18eq1p
(t<) sllsule qereup eped b ue8uu8ag reEeqas unlnluetlp 'g ,[eq sqtsllsula snpPorrl
'(l >tpp uped snlnd-sntnd slret qetspe e,{uqoluoc) srgsela lapuatuaul
nples Euqeq u>lput '1ou rcdtuus pcal:adp lees dupas upud 1uq e[eE ulrq 1pa uu1[ntuad
ulrley 'sr1se1d uup sllsule uerEeq pup 1rlprel nleles S uup ursluu uuEue8aa I l[ll
'41tot,rflI lnqasrp
w{nluelrp r{B1al Eue{ qntues Suudueuad sunl ueEuap lSeqp pul$[Btu {uel e,(eg'1[n tuqeq
qelo ugqstp tedup 8ue,( l?mrs{eru ryre1 e[u8 IIBIBpB lnqasral {uet efe8 B{BIu '(ts:1uRuo1)
uelrduafuad nlens uu11n[unuau rBlnru tueleq eustu Ip )glll nluns ledecuaur teduus
resaq.radrp qlqet lul )grsl eivt upg 'usl?n8uad qeraBp lnqeslp lul llrel u{eE uuququeuad
uglnlrauau uuEue8ar ueququepad ruluf l1n1r-raq I{eJaBp epu e{ulnfuelag 'redeclp
qBIo ufeq qelauqnlnl suteq B{BIII 'uulsuo:1 Eue[ 1ua e,(ut eped -rusaqueul rfn Suqeq
rp ue8ueEer u>II1 'qelaletu uelBuuurp 'sr1se1d {ruuaq qequeq ue>p efug '(rseuuo;ap) durat
tueleq {ruueq uuqeqn:ad eE8ugas efuresaq uepllulepas (ulnuas Eueluq Suudtueuad 6eqtp JD(
1ue1 ufut) ue8uutal 'lees nlens
pped 'u[u1use {nluaq e{ Ilpque)t uB{B 3u4eq'uB{BpBnIp lD
1u4 u[u8 BIrq urcl qu1 uu8uap isrlsela Sue8arau uu:le {lrelrp Suef Euqeq udupmy ser
'rnln8uad uef qenqes ruelep ecsqlp ledep lpel e,(e8 resag '3 IpE[
# =
Elntrres tueteq Suufued lSeqlp Susleq Suefued uuqeqruad qslepe \ uotuo?ay '% uIBIsp
'3 ue8ue8er lzluosrroq nquns uup BdI t ru?tep 'g ueEue8al ueletu,(uaul IB{luaA nquns
'ue8ue8ar - ueSuu8al utuEelp qc4uoC !'g TBqEBC
.gu1 gp qulud uulu Eurluq eEEugqas 'ueuluepae lcaEuau tueluq tusdusuad
ludural
nlBns Buoru Ip - rBsaq Euui( ledua4ae {quaq uuqeqnrad - (!s:tBrluo:1; uqldua{uad tpe$ra4 I - }
'lpBraq Euu,( urtuuta4
uBqBqurB+Iad gaqurau oduq %OG-%gl redursg lBsaqruaur usEueta.r BuBur !P qBIaBP t - I
qBraBp) uu,ue'a4 uBr,IBquBFad uulqnlnqrp uetueEa.r rusaq.raduroru {nlun '*["rp:fJil e- z
Euu{ puru:ogap s11su1d pBFa4 -|
- (q'quaq :p1 .rldueq uaEuuEal rEsaq) - :H[tiXH::# z
I-0EllsBleqBraBP
s3 uB6ue6sr
-(%)
,
lBll4silBur uEqeq
Z6 u*uepl tntet
I
--1t
r[l
II
-\ ,1

98 Pe&tnan Pengoy'aan &tlry,

0.1 0.2

Gambar 6.8 Penentuan batas regang O,zEo,

Baja seolah-olah ditarik hingga melewati batas luluh (lihat Gambar 5.8). Contoh:
ambillah baja beton pengerjaan panas yang mempunyai batas luluh sebesar 400 MPa (4000
kg/cm2). Dengan meregangkannya, baja ini sesaat akan melalui batas luluhnya. Akibat
peregangan, penampangnya akan mengecil. Iika gaya tarik (yang dibutuhkan untuk me-
regangkan) ditiadakan, bentuk batang tidak akan dapat kembali lagi ke dalam bentuk asalnya
melainkan lebih memanjang. Perubahan bentuk batang ini disebut plastis (lihat garis putus-
putus pada Gambar 5.8). Baja semacam ini mempunyai batas luluh yang kurang jelas dan
digagaskan mempunyai batas regang sebesar 0,2Vo.
Contoh:
Ambillah sebuah batang Q 8 dengan batas luluh sebesar 400 MPa (4000 kg/cm2).
Setelah pengedaan dingin diameter semula Q 8 berkurang menjadi Q 7. Batas regang 0,2%
yang digagaskan:

+rq* x 400 = HP x 400 = 522 Mpa (5220 ke t cmz)


luas Q7 0,385

Sebagai akibat proses pabrikasi timbul penguatan, pada baja timbul nilai akhir yang
lebih tinggi (batas luluh). Baja ini berkaitan dengan batas luluhnya (digagaskan) cukup
memadai dengan baja tipe Bj.Td 50.
Metode lain untuk pengedaan dingin adalah memuntir. Sesuai dengan pengerjaan
dingin secara tarik; dalam pengerjaan dingin secara puntir, kekuatan dari material pengedaan
Panas semula makin besar. Batang akan dipuntir, pada ujung batang yang satu dijepit dan
yang lain diberi gaya puntir. Akibat puntiran, sifat keluluhan akan lenyap dan diameter
batang tidak berubah.
Catatan:
Apabila baja beton pengerjaan dingin dipanasi sampai mencapai temperatur yang tinggi
dan dalam waktu yang berlangsung larna (misalkan pada saat kebakaran atau pengelasan
X00P C), maka material akan kembali ke kekuatan asalnya. Perilaku ini berlaku pula untuk
baja 'tempcore' (lihat par 2.5.1).
3.2.2 Menentukan kuat tarik, batas luluh (atau batas regangan 02%)
Sebelum memulai pengujian tarik, besar penampang dan diameter batang uji harus
eksak ditentukan. Bentuk baja beton baik didapat berupa batang polos maupun dalam
bentuk batang deform. Disebabkan bentuk deform ini maka rupa dari kebulatan batang
tidak begitu tampak hingga sulit untuk rnenyatakan diameternya. Bagi baja deform, tidak
dikatakan sebagai diameter melainkan disebut garis tengah karakteristik.
,;. ''.,.>'- .fa
'slnl'u-ulnur
)tBl
Euuluq tuefued ue8uap lSeqlp '1y tueleq 8uufued ueqeqruad qBIepB letuls{su ueqeq uped 3u
ue8uu8aa '1pe[:a1 8ue,{ ue8uefuedrad qupunf uunln8uad uelnlellp uE{B rfn 8ue1eq eped TII
'e[:a4eq r.{tseru letuls{etu Xuul uuqoq BtuBlsS 'ue8ue8a: uu:nln8ued ue{nlellp urw 0OE st
lglpes 8ur1ed 1e-ruf epud eluu 'uu8uufued:ad rpeftat ucpIlrct uerfn8uad E{IteX 'uuSuuBar
rnln8uad Suusudrp (rulnturp 1pu1 uerfn8uad unlaqas) uolaq eleq 8ue1eq qenqes Bped
,tuwt um[n?uad ,tmsas nln?uaq 'I
'Brec Bnp ue8uep ue{nluellp ledep IBuIIs{Btu ueqaq eped uuEuu8ea {nl
luru!$IBur uBqeq eped ue8ue8ar uenluaued C'Z'C uBs
'Brrres Euef eJuc uutuep lunsas ue{nlualtp qelat sslsg fB
(.ruc / a{ gs?s) ear{ s?s = It'}'z- r'
{Her e,(e8 ruseg
0I x IH
- rale
ruru I'9I = 9ry vL'Zl = r0 sele Ip snturu uuSuaq usp
UBB
3ue1eq Euefued
utu/uter8gg'1 UeBI
=I = 8ue1eq BSsBru =fl
0'988
:n{Blreq su1e Ip uqlraqlp 3ue,( Suqeq qotuoc {uun dn>l
Euefued uBnlES.rad 1[n Suuruq BSsBtu uup uetue[le rulru
*m
= fl
dxSZ'0xS8'L
gJ'?L'7,1 = =r0
:snruru lrunueu uolnluelrp elnd tedep lpspeqerul qeSuq sIJBD
%z'
'ultu I'9I = r0 '(zu
z-* 1'EOZ = .'0 | trl,rrlrrlerel qe8ual sgsg
uBp
.** g'toz,= A#lg0r = ffi = Euepqauuduruuaa -snlr
u,(up
'erlr.,'s0l x s'90I =
*#& Yffi}Y= = Su4uqe.,nlo1 -eru
IBqI]
'unu^rreJt ,Ot 'S8'[ = ,ur7t:[ 0S8t aunlol-Bssutu uup (t1 000,
00III) 11:f III purrs{Bru {usl e,(et 'ururt Oggg Esseur 'urul EZS tueluq tuefued Inqute:ilp :qolu
ufulnfuelas lgp pl'[g edq uuogap Euaeq r{Bnqes uelrfusrp ueesllrerued ru8uqaS
:qofuoJ
ue{nluolrp ledep lgrurs{Br,r ryrer efut uuas
(ueEuu8ar suleq o/oZ'OnqB) qn1nl ssleq'ryra-uutfnEuad uunluuq ue8uaq '{lrsfl[n efaru uped
ugp[s1alrp tudep ru1 tuzleq '1nqute{1p ulureuaqes Euer( Suedlueued sunl qelelas 'tuere1a5
.uquuellp redzp u,(qpslraqare{ qetua suuE uup tuqeQ Euedtuuued senl u{ulnluelas 'etlu,@\
65gt :n1p[ Inqqa{lp ludup ufuq eunlol-ussuru B{Btu'1esa1es sBlB Ip ueefre1ed qBIelaS
'urerE S'0 uupllqa:1 uutuap ue:lnlualp Inqesr4 tuqeq EssBLu
Ituur 1 uuplle1al uutuap pdues rfn Euquq Euufitud tplrmln
:lm1peq ptuqas uulselafip uu:lp lul IBH
iokqysy?plotol
ntdutolp uop uuotap o{oq qonqas tuodwouad sonl uapru?uaut Dtoc ououtlotog
'uuoJep Eueduuuedlaq tuu,( ulureuaqas u[rq
tuupg pedas Butus 'efupraq uup'eun1o,r 'tuufued uuEuap lulnq tuudueuadreq uqlBPuBIP
Euuf tugluq nlens uep qutuat spu8 rlunqas qBIBpB
t0
{ptp"lluru{ quEual slrgg
66 ueduelnl
l'
100 Pedoman Pengey'aan ktqt

Contohnya:
Ukuran panjang semula I = 300 mm.
Panjang sesaat mencapai beban tarik maksimal = 345 mm. Al = 345 - 300 = 45 mm.
Al 45
tr=T=3oo = 15%
(ini adalah jurnlah regangan plastis dan elastis).

2. Mengukur patahan batang


Sebelum memasang batang pada meja uji-tarik, misalnya pada batang sejarak 50 mrn
diberi tanda. Setelah penarikan diukur perpanjangan yang terjadi sejarak l0O mm. Irtak
jarak 100 mm ini paling sedikit harus 20 mm dari batang yang dijepit dan 50 mm dari
bagian bidang-patahan. Perpanjangan yang diukur (mengukur patahan batang) berupa
perpanjangan (tetap) plastis. Untuk mendapatkan regangan maksimal, masih harus ditambah
dengan regangan elastis (Gambar 5.7).
Contoh:
Ukuran panjang semula I = 100 mm. Kuat tarik maksimal yang didapat adalah 600
MPa (6000 kg/cm').
Modulus elastisitas E, = 2,0 x lff MPa (2,0 x 106 kg/cm,)
Pengukuran panjang batang setelah patah = 116 mm.
Al = 116- 100 = 16 mm.
16
Regangan di bagian plastis e, = = 16,0 Vo
100
600
di
2xl}s =
Regangan bagian elastis e. 0,3 Vo
T
Total e =
s
16,3 Vo

-!
33 Ciri-ciri tampak
33.f Tanda-tanda pengenal mutu baja
Baja beton Bj.Tp 24 dipasok sebagai baja beton polos (Gambar 5.9a). Bentuk dari
baja beton Bj.Td 40 adalah deform atau dipunrir.
rusuk
memanjang

BAJA BETON POLOS

c.

BAJA BETON DIPUNTIR

Gambar 6.9 Ciri-ciri tampak baja beton.


(g'S tequJ,) Euefuud red sllaroel BSSBTu {nlun uulurfrrp 8ue,{ rsueralot4ruBuedtur{ued
uur 0g snp
turu 0 =snutu sBlE aI Jaleu zl lelnu
unu 0? snp
u,tu o snutu, Jalau zl r{B^ Eq !p
lsuEra|ol 6ue[ue6
z's laqel
(Z'S taqet) Euuleq Euefued {nlun uu{urzrrp Bue[ ueEuedur,(uad
uotee efuq tuqeq-Sueteg
'uB{BpBIllp qaloq {Bpll e{uEuAullaur 8ue1ug 'sBI 0uefur
{llulq nles rc{undtuatu srugq
lglpes Suqed {Fulq selrp Eue[ uu8uulnl Eupel lrsp I[n Bpuaq-Bpuag .uu{Br,ruourp tuuf repu
-lBIIu lrunuaur usluedrp sruBq tedeprp Eue,( IEIIN '{llsllets Brsres Sunlrqrp4re{EFa{1p ledep
IJBP
nFad BIIq uBrruln8uad uup ueeqoc:ad pseq e,(edns (runsas lepll elrq) Sueteq
SI efu1r1rpas
ue{qelP Stre{ uBeqoaled 'lBselas lslnpord uol 0I deq uem{n8uad ne1e useqoc:ad nles lplpes
Eurpd '(8uqur1au uep Euefueureru 3ue1eq uep) qe8uat sue8 rseurquo{ delt ue-rnlnEuad
nslB usBqocrad qepunf l11t1t se1 qnduuryaq ue3ue1n1 SuFe[ BpBd .qeSuat sueS rad uep
uqBnur dep uan>lntued nule lr?Bqocrad eErl pulruru uuEuep'se1rEra1 rslnpord uur
6g < $
{nlun uol 0S delt uep urtu 0Z l0 {qun uot 0 rad uernln8uad ne1u ueeqocrad ntgs :qelgpg
uB{n>tEIIp srueq tued qe8uel sueE dup uup uqBntu dep uernlnEuad nBlB rrggqocrad r{Bl1gn[
'tuquq-tuqeq epBd 'ue{n{elrp tedep (>fece) uoprrur BrBJas ueuqocrad e8Eug usplruapes
uB)HRlelrP snluq-Jeleruelp uep sruef nles'rse>lFqed nles-eqlrdlp uele tuuf reuBdas
uoleq efeq ue1o.r1uo8ue6 .fr.C
'ur(uuurnln
uu8uap Iseulquo{as nBlB uurn{nes uolaq ufuq qupunf nlens qulepu leued >1oduro1a>1as
uetuap uB{luBIp tuel 'rslnpotd ledulal lp uoloq efuq pep esrs r$lnpo.rd uelnluauau
)tBPIl lnqesJal ue:odz1 'e1nd uBlunluuctp srueq rslred lodtuolales
Isnlgrpur ugp rBsag
)tBtlltllaul {8pp Eue[ Isuslsul IrBp IITIB Euuroas qalo uof.unlueJrp uelo4uo8uad pseq Bugru rp 009 r
ufuuerodel ue8uap prduulrp sruuq pued lodruola>1as uelortuo8ua4 1e>lgruasreq
{u1 Eue{
npl^rpur uoleq ufeq reued >1oduro1a1es {nlun lorluo{ rlBIBp reseq 1e18up uelo4uo8ua4
rBsaq 1o13u;1 urlo.rSuo8ued Z-;.e rIBqtur
ednrx
us, erersrad eruro u * n u,*,liud: IrBp
tri: #l-ilT:,
l?'Jfr'J ;HI": #, [j;3 ft
u4unqued {g{al uup'ufusesord sues n:leq ueqeq :uueuese{-ueurrrese{ ueEuep tedeprp EuuI
:ilr )H.I
unu 0
lslnpord loduola:1 qrunles uulndurnl pEuqes ue>IIuBIp rs:lnpord nlpns .uelerefsrad euuou
le)luluas runueruaur reldnsrp tuef uoleg e[eq unquq rsqdasplp qaloq B)lBru .uu)Ill)lBlrp
tua.( ueupatuad u?p uslutuBEuad BJBc suas Brruou lnfuntad ueEuaq .ualsls IsBIUIuas
fas urupp uesula{ad uup srueuau uulo4uotuad eseu qBIspB lslnpord uBrBIIued
(ls6lgUes) gslnpo.rd ;qgua1,11 .f.r.C
'(npnrpur telrgd rrrulBp IsEIUIuasreq ryf tue,( uoFg ufeq :pduolelas uepguoEuad)
i 'tunr
{eDlBrd uelonuotuad pEuqas undneut (1su1gpes utalsls rEas ruepp ueloquotued) uotag
ufeq lslnpord loduroleles puueru {nlun {ruq umpuntrp tedup uopg ufuq pup srruoN ,]
it
il
uoleq B[Bq uqo4uotued .?.9
x
f
I ,qee
101 wdugnl
) T
102 Pedoman Pengeq?an futorr

Tabel 5.3

-;r'i.j...

'*urdg Uri ro ,t'


.'
*'.7;%
:,10:'ttllll, dd 16 mm lt..6 ,

16 mm s/d 28 mm :.$ :i'r.r,.:,

dari 28 mm t'44

penyimpangan yang diizinkan untuk berat teoretis seluruh partai (Tabel 5.4)

Tabel 5.4

Diameter (mm) I Toleransi (7d


mm I
Kurang dari 10 t6 o/o

lOmm s/d16mm I t5"/"


16 mm dd 28 mm I *.4 "/,
dari2Smm I *3"/"

penyimpangan yang diizinkan dari diameter nominal (Tabel 5.5)

Tabel 5.5

Diameter (mm) Toleransi Penyimpangan Kebundaran


Sampai dengan 14 mm * 0,4 mrn Maksimum 7A o/o dari
16 rnm s/d 25 mm * 0,5 mm batas toleransi.
28 mm s/d 34 mm * 0,6 mm
36 mm s/d 50 mm t 0,8 mm

keprofilan/deform
Rusuk melintang dari baja deform harus dipasang sedemikian hingga:
. letaknya miring terhadap poros batang
. mempunyai lintasan berbentuk sabit yang rata
. tinggi rusuk > 0,05 0
. jarak sumbu ke sumbu rusuk < 0,7 0
. sudut antara rusuk dengan poros batang > 45'
uji urik
Untuk melakukan pengujian tarik lihat 3.2.1

tarin g -j arin g tulan gan


Pemeriksaan batang-batang memanjang dan melintang dari jaring-jaring tulangan sesuai
dengan cara pemeriksaan batang-batang baja beton. Juga dituntut syarat-syarat terhadap
pengelasan bintik (persilangan). Besar dari gaya geser ditentukan menurut percobaan geser
(lihat Paragraf 9.2 Gambar 5.64) yang sedikitnya harus sebesar: 0,25 x batas leleh x A,
[dl.Newton]. Bila batas leleh yang disyaratkan 500 MPa (atau 0,2 Vo batas regang), maka
gaya gesernya adalah 125 x A, [Newtonl.
uBqrlld IJBP Sunlue8rel le8uus uu8uulnl lslrutsuo{ uep ugunsns BueJuy .Buucuured upud
rclntulp qelel e,(u-reuaqas uelolEuaqruad uup ue8uototuad ue{n{Bleur B
{nlun ueders:a4
t
runrun I.,'
Ja!
hIHIIOXSNSSnIGd il\r(I IlIVcNOJ,Orugd "? de
IB
'u{ursulFqud
ueuDJ8unua)t IrBp Sunlue8Jat Suefuetuetu uup 3ue1ur1ou Sueleq-3uu1eq nqwns oI nquns
uBJn)Ul '(ut
I'Z Jeqel u?p uI ,S letulqutu Euefuud) 3un1n3:a1 losedrp ludep urur 9
Burqn ueEuelnl JaleLuBIp lutul$letu uetuap uutuelnl Euuef-tuue1 'Sunlntrat uetulrgl
'uuuesaued rlu{ nlss euas edp rad luururur quprnf
uep u8nf uB{oseued nqulr epud Eunlue8raq rlunra{ re{Bured 'uB{rsellrqudlp ledep
urlEuntu 8ue,( Sut u[ leJeq uup ruseq ueser,uetu
re{Bued 'uesadrp Eue{ SuFef-Euuut
'Brpasral 8ue,t ueresed-EuFef qaluo3 0I.g TBqEBC
'rxru 002 nBlB 0SI - 00t qBIupB Eugel
-rad Sueleq nquns eI nquns ugrnln rEpuBtS 'zuu 00rS x 00IZ r.lElBpB runtun Bue,(
ue8uFef-ue8upuf runl uern{ll 'uulelpasrp 8uu,( uep ue{rslnpordrp ue>1e 8ue,t ue8uuBf
-ue8ulref uelnluaueu {oserued :1g7'g ruquDg) ue>lrusedrp 8ue{ ue8uuuf-ue8uuef
:urelup uu{Bpaqrp uuEuulnl-Euue1
'turpulp u?p IBIuBI rnqruls Inlun uu>puntrp ufuuserq ue8uelnl-tupuf 'Ot 0 uuEuap pdtuus
g $ ue8uuef ralaururp udrueq losedrp ledup '(E'?'g tgrlll) Ipulq sullp ueEuepsraq tuqes
u,(uEuefuetuatu uep Suqurleru 3ue1eq Eue[ uetuuef-wtulref '?dhl 0OS Jeseqas qelat sqeq
refunduletu tuuf ur8urp {lrsllp uoleq efeq IrBp lgnglp {pulq se1 uu8uap uu8uelnl-EuFBf
.r1llulq su1 ue8uap ue8uelnl-8ur_re1
Z.S.e
'uusadrp snsnq{ ledep 09-0tr9 relaruurp uelSuepas .Z-gZ- gZ-Zt
{Z-6l-(gt)-qt-pt-(E1)-Zl-Ot-(0)-g-g :ues tuelup reduprq sruuq uoleg ufeq raleururq
'nu{runsesp nlred u{urq efute:lEuruetu uBp
strrBl qlqel Eue[ ru{Brn ue{utuau IuI B^rqeq uulnuqradp ntred '?rulJeuetu neru uuselrEtuad
uqesnEuad u{ueserq >pfuuq dnlnc uellaquad elrq 'uuryesud rp Eue,( Euefuud upedpup
tuudrurr(uau tuu,( Jeleluurp uup Euefued ueuusaule4 '(uurpresedlp Eus,( Euefued uquueup)
s1pe$q qupns u,(uuselq t\ Zl uup lu 6 'ur 9 uetuufuuda1 uutuap tuepq-tuspg
tuqeq-tuqBg lgg
uBrBsBltled gc
'rrE:tBIPasP
tue,( Brruou lBrlllaut Inlun uu{uu.rusrp 1uI IBrl lEug 'rn1ua1 ue1[nEuad ulnd uuryure,(sp
uetuulnl-tuuef {ntun 'Bureln uutuulnl Euetuq tuedureuad sunl qBIBpB 'V lulr lq
801 ueduepl to
I
Pedoman Pengertaan Belon
104

perancang seperti detail tulangan, panjang dan bentuk batang, maka dapat mengakibatkan
biaya pengerjaan setiap perancang atau kombinasi perancang dan Penganyam sering banyak
be6eda. Antara lain penting diperhitungkan pula dengan panjang yang dipasarkan 12 m.
Dari kepanjangan l2 mini dapat dihasilkan pemotongan tanpa ada yang terbuang (effisien)
yakni berupa: 2 x 600, 3 x 400, 4 x 300, 5 x 240, 6 x 200, 7 x l7l dan 8 x 150 mm.
Penganyam tulangan biasanya mempunyai kemungkinan yang cukup untuk memotong
batang, bila panjang yang dibutuhkan lebih pendek dari 150 mm. Perancang juga yang
menentukan detail sambungan. Jelas bahwa pekerjaan secara detail-standar yang sederhana
lebih ekonomis.
Ringkasnya berarti perancang (dan penggambar) dalam merencanakan dan menggambar
harus memperhitungkan jumlah keseluruhan biaya Pemasangan tulangan.

Bj.Tp 2a
Biaya bahan
Bj.Td 40
al

Tulangan te
s(
Pemotongan

Pembengkokan

Biaya kerja
Pengiriman
Penganyaman

Pemotongan, pembengkokan, dan penganyaman memerlukan tenaga kerja yang intensif


dan biasanya dilaksanakan oleh perusahaan khas penganyaman kecil sebagai gub-pemborong.
Umumnya pengerjaan tulangan dalam perencanaan terletak pada jalur kritik (lihat Bab l,
par l0) sehingga akan memberi konsekuensi langsung pada keseluruhan rencana bila waktu
penganyaman salah diperkirakan. 4.i
Apabila gambar tulangan telah digambar berarti pekerjaan menganyam dapat dimulai.
Bermacam-macam bentuk batang tulangan pada gambar tulangan diberi tanda (angka), bat

supaya penganyam tulangan pada lokasi pembangunan tepat mengetahui - misalnya tanda (G
batang I - letak batang yang harus dipasang. Selanjutnya berbagai bentuk batang
dikumpulkan dalam daftar pembengkokan.
Untuk memudahkan pendaftarannya seringkali bentuk batang yang paling banyak diberi
kode. Pengkodean dimanfaatkan sebagai pemotongan maupun pembengkokan tulangan,
sedangkan untuk menentukan ukuran tulangan yang tepat diperlukan pula ketebalan penutup
beton.

4.2 Pengaitan dan pernbengkokan


4.2.1. Pengaitan pada batang-batang
Kait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait penuh, miring atau lurus.
Untuk baja polos kaitan harus dibengkok agar garis tengah kait paling sedikit 2,5 0t (Garnbar
5.1l). Garis tengah kait dari batang deform minimal harus 5 0r. Selanjutnya ujung-lurus
untuk kait penuh paling sedikit harus 4 Q, dan untuk kait lurus dan miring 5 0r
',L-{olBq BpBd EUB{tuas
{nluag gl.g rBqurBc
s
ID
'sr
J_-L'
dn
+-1
09!? ou
6uurul nele SNJAUAUJ u
qnuad lre>;
sele ue6uelnl
tu
.S nqutog)
t0 ef Bpr
Ot lplpes Surpd tuBIBp qu8ual sueE ru[undurou sruer{ Bruu3n ueEuulnl Bueleq-Euquq '(s
uped ue1o18uequa4 '8uu1eq uulnlradrp 8ue,( qeru usqeqrued qglupe uulolSuaqurad 'tBl
8ueluq-Suelsq BpBd uolorl8uequrod e.Z,l
nDi
'3uu13ues eped 1c1 ue?B^ral ua (q) snrnl (B) SuFrtu 1rv11 ZI.g rBqrrrBC
.I
'3u
JISI
I.I n
,U
r 0Zt t
' oglt I
+:--;----f-
'r98 <
uele^ al
Ouelued .c 'q
'tI'S rgqugg eped ruedas 3uel8ues
{nluaq uu>luun8rp qetoq J,-)topq BpBd 'Eurlas-Euglasreq Euusudrp sruEq urolo{ upud ldela
'uulurzrrp eant c71'S rBqurBC lrunuau EuelSuas ueeunE8ued,-(qzl.S nquog)srunl lp{ nulB
(oZt'S nquog) Eupttu tp1 rdeltuelp srlrur.l ruolo{ uup lopq epud EuulSuas-tuolEuag
Euq8uas eped uqre8ua4 Z.Tg
'EuFlur ?lu:I uBp (g) qnuad tle:I .(o) srr.rnl 11a1 Euqeq-Euelug II.g rBqurBC
vruoJfo vrvg solod vfYs
7 JBq
N
N
ir( suE
+/ {
x & tu
Euc
nuoJ3o vfvs so-tod YIYg nuoJ3o v(v8 so-tod vrvs
vrvsi 'I
(ue
l/
'ut
N
ot ry
Orl
@ =L-L
r0rr 'j-/.:+
xlr?
*flrl
r
rl uR{
901 ,*r-,
)
106 Pedoman Pengeqaan futqt

Gambar 6.14 Pembengkokan.

43. Penutup beton


Penutup beton bertujuan melindungi tulangan teroksidasi karena pengaruh dari luar,
seperti air hujan, gaVuap agresif, lingkungan dan sebagainya, yang dapat membentuk karat.
Selain itu, guna melindungi tulangan terhadap kebakaran. Bila penutup beton terlalu tipis
atau kurang rapat, maka ada bahayanya yakni tulangan akan berkarat. Hal semacam ini
akan melemahkan tulangan. Di samping itu penutup beton dapat mengelupas. Baja berkarat
mempunyai volume yang lebih besar daripada volume baja semula. Penutup beton yang
tebal tidak baik juga karena bahaya peretakan semakin besar. Suatu alat pembantu agar
penutup beton dapat memenuhi persyaratan penutup beton yakni penahan jarak yang
dinamakan blok beton penutup, blok kecil beton atau penunjang tulangan. Bentuk dari
penahan jarak yang berupa blok kecil beton dengan/atau tanpa kawat, dan rusuk-rusuk
penyetel persegi cocok dipakai untuk jaringan tingkat berat; sedangkan gelang-gelang
digunakan pada bagian samping kolom, balok dan dinding dan sebagainya (Gambar 5.15).
Rusuk-rusuk pada lantai kerja yang harus dicor pada lokasi tidak disarankan, karena
menghasilkan kualitas beton kurang baik.

$ b
Gambar 6.15 Macam-macam bentuk dari penahan jarak.

Penggunaan sepotong baja beton sebagai penahan jarak tidak diizinkan, karena dapat
menimbulkan noda-noda karat pada permukaan beton. Selain itu tulangan utama dapat pula
dimakan karat. Juga pekerjaan yang pernah dilakukan ketika pengecoran yaitu tulangan
diangkat/digoyang sedikit agar spesi beton meliputi sekeliling batang tulangan dengan baik,
akan menghasilkan penutup beton yang kurang bermutu.
Untuk mendapatkan penutup beton yang tepat, dianjurkan memakai blok kecil beton
yang sedikitnya mempunyai kualitas beton dan kepadatan (kerapatan) yang sama (blok
kecil beton kurang cukup padat sehingga di tempat blok kecil air dapat terserap dengan
akibat terbentuknya karat pada tulangan).
'rIplu tunfn Ip llu{ uduq - 6 ledtuaal el8ue
Blnu Sunfn p lp)t eduq - 6 e8rre{ ul8uu ueEu
00.II
quruas 46 1o18uaqlp - I snpal el8ue ---l {olq
uulo>l8uaquad ue8uap Suuteq eueuad u>18uu .B uola(
- 1
Suelue Inluaq uup r{oluoJ
Suurtu '{p
1re>1 E
qnued uu8u
1u>1 Z
ulnd
srunl lrc{ I pdul
t1q udu4 0
:8ue1eq rrgle-tunfn uped ledua
a1 ulEue uelSuepes 'Eueleq elntu-Eunfn epud tlBI {nlueq uelelufuau eEpel qEuy
(uelolBuaqtuad JsUBp urBIEp
.uupeqrad, ruolo{ uped reque8rp Eueteq {nlueq) undude Suquq {nluaq - 6
(euqn lodulola>1 depas urupp) lrun rouou - g p I
6 ue8uap redtues 9 lrep eurutn >lodtuolay .q
(uo1o>lEueqtuad rsryBp ruelup
.uelluqJad, ruolo{ uped requruErp 8uu1sq {nlueq) undedu Euuleq {nlueq - 6
snsnq{ tuer Sueteq rBSBp {nluaq - g,L
undede lnpns tuBIEp uelolSuaqurad enp - g
os? lnpns qB,$Bq p uelolSuaquad enp - s
undede lnpns tuulep uulolSuaquad - n
os, lnpns qB/hBq p uelolSuaquad - E
Z,
qenas efuqrun1as {Bpll '06 )to{8uaqp -
qeruas ufuqrunlas '^96 1o>lEuaqrp - I
uelo>lSuaqtuad4re8uolourad ueuf.ralad uduq -0
.B
E ue8uap redures 0 lrup Burqn 1odtuo1al
:Inlun {nfuruad lraqrueu BnpeI ultuy ?uaJt
lafo-rd rad uulrsruuaplp 8ue,( EuqeQ Inluaq 6 'Grl
lersads Suuruq {nlueq g Suqc
lurrds uellgl uep Sue4Euas L {nsIL
(ruseq) snsnq 3uu{ Jnlual qu8ual slre8 ue8uap Suel?e Inluaq g IJEP
nlueq uutuelnl tuepq-tuepq S Euei(
(ueEunlSuaf uulolEuaq tedua ueEuap tueleq-Euu1eq n lr.te
(uu8un18ua1) uulolEuaq etn uu8uap Euqeq-tustee Euer(
(uuEuqEua| uu>1o1Euaq unp uutuep Euaeq-tueleq ?, lBJs{,
(uu8unlSuaf uelolEuaq nlus uu8uap tuuleq-8ue1uq t pl
srunl Suef Euuleq-tuquq 0 srdp
:lDIIreq pEuqas 'lBrB)
Bureln 1oduro1a1-1oduro1a{ trunuatu uur8eqtuad ue1u1efueu epo{ euegad ultuy 'renl
'u1Eue ledrua IrBp lrlprel epoy
'uuEue1n1 (uqretuad) Eunfn-Eunfn uep tuaeq {nluaq ueEuap usllalreq uuapolSua4
uu8uelnl uuapo:1Euad qoluoJ .1.?
'tuedrueued
olruq upudpup alos7 sueq tHlpas tulpd tuedtueuad Bnpel ureluu t1eler u:Ieru qpq
uetuap rlalatu pdup uoleg uup slpluls lpruf uequued ededng '(uu1n1a1 uuluuEunuraul)
4tundra Euqat unlpqpluEuau Suuas reseq qlqq tuuf Eueleg '(sedapal) tuqntnl tuelat
urlquqefueur ludup tuulat upudpep Ipq qlqq tue,( uuEuulnl tuupg .tuqeq uped pda
tuesedrp tuulat qqpdu uulpeqradp suuq speluls tuulat-tuqat uueunttued ?pud'spelup i
I
u?q?q uup ryruf uuqeuad uu:JeunEEueu uetuap nlp[ Iqedlp yuq EueI ursl BrBc nlBns
I
LOL ue&telnl | *,*
.,il
108 Pe&rnan Pengejaan futott

rll.l0
b.

/
angka ketiga I - kait di ujung mula
angka-angka yang lain - sesuai dengan a.

C. angka keempat I - kait di ujung akhir


I
angka-angka yang lain - sesuai dengan a.
11.0r

r
d.

lI.ll
lihat a, b dan c.

G. angka pertama 7 - (termasuMerlihat dalam kelompok utama 6 sampai

T
dengan 9)
angka kedua 2 - menyatakan nomor urut dalam kelompok utama.
Sengkang; nomor urut 2; kait lurus di ujung mula;
72.11 kait lurus di ujung akhir.

4.4.1 Pengukuran dari batang-batang


Llkuran (bagian) ditunjukkan dengan simbol A, B, C dan sebagainya dari kiri ke kanan
(Gambar 5.16). Ukuran harus dinyatakan pada gambar batang yang diskemakan dan sebagai
ukuran boleh dipakai dari bagian luar.

tit
Gq'nbar 6.16 Petunjuk ukuran (bagian).

Pada Gambar 5.16 dan 5.17 sebagai ukurannya:


U - panjang (total) batang lurus yang menutup.
11 = jarak turun (total) batang yang menutup.
Ukuran dari U dan M tidak boleh diukur dari gambar, tetapi harus selalu dihitung.
Jadi, di sini harus diperhitungkan dengan penutup beton.

Gambar 6.17 Contoh ukuran dari sebuah batang tulangan.


'ur{8untu lHrpes Euenqrq Euu,(
ueEuotod u,(edns'uolSuntu uatsueas ueJesed 8uefued uer8uquad euetum8eq ue1au,(ueur uEIp
uer \
ralnduol iralauutp Bues E[eq selrlgn{ uep Bueteq-3ue1eq qrunlas ueelepuad r{EIeleS
'.iainduol ruulup ue13un1rq:acirp qeial uu8unlSual rs{eJoy
+ I
II
'00s 008 00s z v7, zt 0I I -+-
l'
:su13up 8uc,t {nluoq 1u13urs ereras nele '0OS = J :00e = B :00S = y iZ 8ue1eq {nluag
:VZ dt [g eleq setllun{ lg1 ralatuulp :0t qulunf l1 epuul :(erep) ue{nsuued
'rnqBlsllp srusq J uep g'v uBp uBrn{n-uBrn{1
(OZ'S nqwog) ralndtuol qeto uullrduulrp 7-3uu1vq {quag 'Eunt
:e,(uqoluo3
'uu{lnqesrp 8uu,( uEJnIn-uBJn{n ueceu-tuucutruaq uep llu{{re{ u,(uepe 'Euquq
{nlueq 'u[eq su1rlen{ 'ralatuerp 'qelwnf 'ue8uu1n1 :uquuE upusl :edruaq u{uqup-eleq
'ue)plnseturp 8ue1uq qrunles {nlun
Blep-utep Uel{nlnqel u,(ulnfuelas 'ratndtuo{ ruelup uedtursrp 4efueq Eurled Suef tueleq
{nlueq-{nluaq'uueued 'ralnduol uBIlBBJuBueu ludep ue>1o>lEuaqued uup uu8uopued
rugep lunqluau Inlun 'rur tunleqas uu{reJnrp qelal 8ue,( ueluu uequq ue8uep pnsas
ralndurol Isleuraut ue8uap lenqlp uololSuaquad uup ue8uoloruad rEUBO e.i.t
6I'S rBqtueg eped SuJpulp rrBp uu{o4Suaqtuad .relgep uu!s! nlens Inlun qoluoJ Z.l.g
'(gl'S toEuog) Surlsqeq tuelup Sue8aual
8uu1eq ItrlIBl( rpefral Suuas Eue[ 'Suzsedrp dntnuad llrel (uotaq) Iotq qe1ata5 'gnuadrel
{ul uoleq dnlnuad uqure(srad ueurxSunuel JBSaq B{Bru 'rur us{o{Euaqtuad uu8unlunal +
uelSunlrqradtuatu eduut urolo)t 8ue13uas ueryolSuaquau uB{B epg '(ue1o>13uaquad
ueEunluna>1) Euetueueu tHrpas ue>1e Suuluq lBtol 8uefuud BIBtr '1nqasra1 qalel suleQ
+lr
tnuduelau Bueruy 'rnedruulrp qupns luuetsu lrup qalal squq urel e1u{ ue8uap'(spseld) dslal
{uueq ueqeqn:ad qeqn8uau uule (srunl IrB{ e,(ulesru) Sueteq Fup uoto>13uaqtua4
'uu>lupslllp efuupud ufta1aq Eue{ eFuB elrq eIulese Inluaq e{ rluqtual uB{B EuslBQ pBeq
'spsela {nluaq uuqeqruad r.uEIBp ele,(ural {pel uerfn8uad ueser.Iequad eped luedag '8uaeq UEUB)
uulolSuaqurad nete lp{ ueru{3ur1ad eped lnqup lul Euefued uer{Bqrued 'ue1o18uaquad
luBsas Euetuq ueEuefuedJad 1uqr1e us8unluna{ nlens nlpf 'ualaslluaqwad uotun1unaq
JolIsJ uu1?unlqradlp nlrad (3ue>1Euas u,(ulusru) dnlnuaru tue,( Suetuq-tuslug
leduea1 ruolol
ruelup uolo>lEuaqued rsgep upud ue{Blefurp 3uu1eq ueSuoloured ptot 3ue[ue4 'ueue>l
'
uerEeq Ip uep uq uet8eq Ip lle>t uu8uap 8ur1as-Suelesraq 3uu1uq 'sed n1u1as rrr.plurel 8ue{
redun
IlEq qlqet
xDIIraq pEeqes
uu:IuuJeslp u:Iutu tre>le1era1 ryl qlf'd$nuaur Eue,( Euqeq-Euuruq pepugEuau Inlrm urrtunu
pdupas uu>lBrlusn 'tupuad ueuerad ue{uruueur uu:le H u?p n uBrruln tuultuas BpBd
60t ue&tap1
r
-\|

+
8.8 CD
.x
EO + g,
E.Y
EE ot
ES
EN
EE + trc
o gE
tl
G

Egc + cD
c
'Se; o
0
ot
9-
ot
lr, lr'
rrt
q
ot
f8
EE
!E(E(E
o- ort e 00
C\I
ct
t Cq, t o)
(\t ro
?CL
(U
uBllewed o (E
o, o tot
I c(5
CL
c o c E l:
!EA I (L
(6 o
r^()
ol d) m
5s f

ueJ!ln
Gt
'a
at, uerel6u;ped tn
:f tr
c, qelunl tr
G
o
E
o
ue1o16ueq
o. qe6ue1 spe6 c
tr d
(g bo
tr
f g d
x a
:) p x A
cl
^E ,v
o
E x
x bo
co
LL ..o
E
tU
B.
c
(,)
E
(!
cl 3e,
o
'6, o
8
to ,.
d
-o or!
c([ o $
.E (!-O .o
:, 'e o
c@ G ro o)
o- dt ol
dI la
o
o o
o o Ir
t ro o
$ !
d
o, ai
E
ql
o
o o 8l (5
:
epoy
*o o ;l
Oueleq qetunl
o
c,
(o
o,
o
(r)

rnllnrls ue16eq
red Euegeq qeltun[
o
c)
(o
o)
o
ttj F Bg
JnunJls
ue;0eq qelunf

6ue1eq
red 6ue[ued
8
+
ct)
Irf
lr)
o
rJ)
o

'.req qe6uel spe6 o (D co

0ueleq BpuBl c{ .?

(o (E
!(lt
inllnJls CD

ue16eg
.=
1)9 -o o
o.
Y
!l tD
l
'ra4ndurol ue8uap ue:lol8uaqurad .regeq .E ilt
I6.9 rBqruBC
968
I ll
I
t
t.)*v 960 E rla
'eOr
009? 009t 00sr B 96 Z vz
0016 0016 B 00 t. ?z
Ouegeq ,0
i len;-uern16 Inluag 6uefue6 r.lelunf Epuel df'le
NyxoxgNsEuu3d UVjJVO
'6I'S reqr.ueC uped Surpurp r{Bnqes IrBp ue8uolouad
uep uelo>lSuaqiuad -re1;ep rolndtuol qotuos nlsns uellnfunueu
Iz.s requBD
'g-Eue1r"q
{n?uag 0Z.g rBqruBC
V
'6I'g rBqurup uelldtuel te8eqas Burpurp ue8uepl >1edure6 .o 6I.g TBqEBC
oE*i*_os +___ oos6_
oo
;e6eqas Pceqrp o
'Eu11sgaq urBIBp tueiepq Eual8uag gl.g TBqEBC
'_l-I
sld[ teOues uolaq dnlnuad
l- l
LLI ue&tqn1 [
-!

112 Pedmtan Pengeqaan futqt

DAFTAR PEMOTONGAN

g 8 Bj.Tp 24
30 dari 9400 = 282,00 m
96 dad 4500 = 432,00 m
30 dad 1034 = 31,02 m

Total 745,02 m= 292,8 kg.

Gambar 6.21b. Daftar pemotongan dengan komputer.

4-$ Toleransi ukuran memotong dan membengkok tulangan (Gambar 5.22)


A.) TOLERANSI BATANG LLURUS ATAU BATANG ANTARA BENGKOMN.BENGKOKAN

-
1 + 50 mm 25 mm unluk balang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran.
1 + 25 mm untuk batang yang dipotong menurut ukuran

B.) TOLEBANSI BATANG-BATANG YANG DIBENGKOK

(-

tt25r, {
F- l't + 25 mm
-l a \< 60 cm toleransi + 6 mm
a > 60 cm toleransi t 12 mm
a
I
I

[+25mm
--=

g 60 cm toleransi + 6 mm

i
a
It+25mm a > 60 cm toleransi + 12 mm

C.) TOLERANSI SENGKANG LILITAN SPIRAL DAN IKATAN-IKATAN

Ukuranluar+66rn
T
Ukuran luar +6 mm

l*---.-]
Ukuranluar+6mm
I
Gambar 5.22 Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan.
'{olq Surtunc }z'g rBql[Bc
'Suolotuad Surlung g6'9 TBqruBC
'trul SuufuBd
ue8uap qeqtusllp uelolSuaqruad r"l-Icp uunuau l?lol 8uB[ued qeppu Suolodrp 8uu,( Suefue4
'qesrd:a1 uuI1ulellp uup uu)tt{nlnqlp 8uu,{ 1rca4 8ue1eq-Suuleq ralauurp !-rurrp uerpntuel
'snlndrp ue8uulnl lepunqas r:ep lu4r8uad lurruy 'Suoloruad Surlun8 elreqtuaol ue8uap
ueuediut,{ued lse4otr a:1 r8.lad uc3uelirS uu,{ueSued 'nlueuet 3uu[ued-8uefuud ruulep urx8unu
srulcuolaas lSuqlp uoleq zfuq'uc:rsed-Surfucd'ue4o>lSuaqtuad JuUBp ue{resepJag
ue8uolotued I'Z'S
ueun8ueq lsu{ot epud uelolSuaqruad uep ue8uolouad Z.S
'u?urelreq tue,( efeq sulrpn>l uup Jaleu?rp
?.rque Ip (llca{) nfel Suquq uelleduauaur ue8uap uBIDIBIIp lul efuurnurn 'uudtursrp
uulpnure{ ralaruerp rad uep setrlun{ rad unsnsrp snrBq ufug 'n{e{ {otuq-{opq sr1u !p
UeT[utaleur uu8uap redecrp ledep lul IBH '(tndun: uep) qeuq EunSSur{ueu {Bplt efeq e33ug
wrltnuepes rnlulp sruBq ueuudur,(uod rsu>1ol EpBd 'uuun8ueq uere{ rudecrp qupnu sues
uu>1o13uaqured uep ue8uolourad rse1o1 uu8uap ur>18unur lelepes ueuudurr.(uad rsu>1o1 eped
uulledurellp uoloq ufeq'ue>pgntulp efeq ledurq qslelas 'e[ra:l u8eual :pfueq uu{qnlnquau
u8n[ uep nlred {s} e/(ursueqes unlsrunlah[ 'uelsrunletu n1-rad IBpp lu8s 'srun1 er(u8uquq
-Euqeq qu4udu luqllp ulnd snreH 'IIBq Euu[ uu1e1a1ad uDFESBpraq Bsurluuuas Euulnpaq
uoleg 'u.(uuulu1e1ad >psruaur 8ue[ ueqBq urefurel uup sedal Suef lsru{{Brsl 5tu{upr
'uuro1o1 :uep qlsJeq sruuq uoleq ufeg ':p1otp snreq 1ure>I uelerurp sne tue{ Suuteq-Euqeq
Idelel '1uru1req lpllpes uolqeloqradp u[ug 'uoFe efeq uuelnuuad Ip InJunru tue,( up1
IBcBJ-lBcBc nelu uu:luleJ 'uusudnled '1o1o1atuaur )tepll ulul BrBluB 'uoleq efuq uuulnuuad
'ledruq u?qqne:l lue:peqradlp srlreq nped Euweq ueerulrauad Bp?d'Jaleru ZI rI?IBprB Euqeq
-tuetuq lrep rrurBsed Euu[ue4 'uuuntuuq Isu:tol a1 uqusnEuad qalo urlrpgp uoteq ufeg
ueu.e.(us8uad ;qpar; I'S
wNgd'g
wt
tll ueiluent ]
lll
ilt
I
Pedatnan Pengeqaan Beton
114

Di sini harus memperhitungkan pertambahan panjang akibat pembengkokan. Batang-


batang yang diameternya sampai dengan 12 mm akan dipotong dengan gunting menurut
kepanjangannya (Gambar 5.23). Diameter yang lebih besar (> 12 mm) dipotong dengan
gunting blok (Gambar 5.24) yang diletakkan di atas sebuatr balok kayu.
Pemotongan dilakukan batang per batang. Batang yang telah dipotong, diangkat oleh
pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkok (atau batang yang tidak perlu
dibengkok), setelatr itu batang yang sepadan (sama-sama kualitas baja, diameter dan
kepanjangannya) dibundel dan diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan
sementara (Gambar 5.25 dan 5.26).

Lapangan Penyimpanan
Penyimpanan terpisah

Gambar 6.25 Pembagian lokasi bangunan.

I
(

I
(
(

Gambar 5.26 Pembundelan dan pemberian label yang sepadan.


t
j
Setelah batang dipotong; ukuran bagian yang tercantum pada daftar pembengkokan
C
ditandai dengan kapur tulis, di mana perlu diperhatikan ekstra dari panjang kait-kait. Pada (
sejumlah batang-batang yang sepadan (dalam daftar pembengkokan) disarankan untuk p
memberi ukuran di atas meja pembengkok clengan: kaprir tuiis trerwanra kuning, paku atau
k
sepotong kayu.
T

52.2 Pembengkokan ;,

Dalam pembengkokan, biasanya rnenggunakan meja pembengkok yang dibuat dari n

balok-balok kayu. Di atas meja pembengkok terdapat pelat-pelat, berupa sebuah pelat tr

pembengkok dengan dua pasak besi kecil (Gambar 5.2n yang dipakukan atau disekrup.
T
.
'1e-raE8ued uerel sruaf ru8eqraq ueleunSSuau ledep Surtsr4aq a1 qesrd:a1 tB
ueuudwu(uad uep uep qesrd:at 8uu,t ueuedwr,(ued nfnuetu (1o>18uaquad uup Suolotued efatu U
rnlelau-r) uuuedrur,{uad rpu>1ol Irop uqn>gBuu8ued 4nlun 'ueunBueq uBBuesXEIad ntr4urn-u>gBuuf
r:ep SunluruE-rog '3ue>i3uas-3uu>13uas 4olSuaqtueuJ Intun ue>luun8rp e{uurnun EUE {IISeru
-ursal^{ 'lrun-lruruiq urecas 8un18ua1-lnpns re8eqraq ue8uap >1o18uaqrp 8ue,{ Suuteq uBIoI
NE
-Suaquad uelurlSunueu 8ue,t 'uu>puurSordrp tedep qrSSuec 3ur1ed 8ue[ 4o>lSuaqtued
ulsary 'Euru18ua1 lnpns ueuruuse{ re,(unduau 8ue1eq-Eueleq qrunlas uuplruep BJBJaS {
s
'ue1o18uaquad-regep uu8uep runses uu1o13uaq {nluaqueu {nlun qepnut ue8uap Jnlslp
u
ledup tuepotu 8ue( ursetrAl 'sn8rlelas >lolEuaqrp gedup Sueteq-8uu1eq ederaqaq qBIBpu (gz'g
nquog) rur >1o13uaqtuad-ulsatu uep uu8unlune){ '{pls[ snre r{alo uu4lere8rp 3ue,( >1o13ueq
-uad-te1ad uu8uop relntlp detat ludrlad-te1ad 'lenqlp qula etnf lolSuaquad-ulsehl
'qesrd:a1 uB4llulallp u,(ulnfuelas uup leqel uu8uap nunlueclp
sues lapunqrp uu>lu {olSuaqrp n1.rad lepll Euef tuqeq-8uvtug 'BtuBS-BtuBSraq Euotodgp
ledup Wqal nele Sueluq nles Blutu '8uquq Jeleurelp uup Suolouad-ulseu selsedul eped
tuntue8rag'utuuued Euotouad-e[au a1ufta1ad qalo E^reqrp tuuleq-Eueuq'snlnd Suotodlp
wlapunq lagEuad qelalas 'elra1-ufatu Bnp uralrre rp daa ue>pedualp lereq 1u13un Suotoruad
ursat4l 'uedurrfuad uu8uedele{ B/heqrp Suolourad ulsau-{Bre38uad IIre{ Jolou qunqas
uuun8ueq lsu{ol eped sluelatu Breras uelol8uaquad uep uu8uoloued VZ'S
efusrualas uup 'nlueq ue8uulnl Sueteq selu Ip Suusedrp
8ue{ Suqeq-Suuleq {uun rurq BuIB^\ 1aqe1 tnfuel qlqel uep (uodns) ntueq ue8uelnl Suureq
-EueteQ {rqun r{ltnd Bue^uaq IeqBI efusrualas 'Eulunl Btue^r uslpntuel 'r-BIBdlp sItrBL{ Euef
qeJeru BruBA\ IeqBI sulsl-Brueuad'uuunEueq-rnuns uped uB{IESII I 'ustuei(ue8uad ueeftalad
uu1run uelule,(uau [eqBI prLrBAr ru1e,( Buergapes Suer epoletu nlens 'tage1 ue8uap lensas
ue:In>IBIrp uernte8uag '>1o18uaqueu {Bpll re8e n,(e1 {oleq-Ioleq ueEuap Suufunlrp dnlnc
snrpr{ Eueteq-EuqBg 'I{Eusl FBp suqaq uep llut{-lluq uu8uap w+[utelp lul 8ueleq-3uaeq
E{Bru '1o18uaqrp nu1B rup Suolodrp qelel u,(uuernln lrunuaru tueluq-tueteq epqudy
qesgdral ueuudur;.(ued 'Z'S
'eFa{
u8eual qalo Brsluauas ueuedur,(uad e1 B^\Bqrp uep IaqBI IunluBJIp uelpnua{ 'lapunqtp
Bpuu1es uup >1o13ueqp qBIa1 Eue,( tueleq-Suutug 'rqdelp sueq {elar nqu qeled Euef tueleq
-Euurug 'Euereq ralauulp uup EunlueErat tedllad Iseq lereq tqtura '1o1tuaq1p tedep tueluq
uulpnruel Euqeq uerpnura{ uad-uad uu:nuA\epp'ted11ad-lsoq nlsns lu{Bruaru uetuag
'1edr1ad-1e1ad uup 1ed11ed-1sa14 LG'g rBqurBC
uu
UB
NI
qa
TIBI
lr
-
ttol
9tt uefuueru
L
116 Pedornan Pengeiaan Eeton I-
I
I
i

Gambar 6.28 Mesin-pembengkok yang sekaligus dapat membengkok beberapa batang-batang.

53 Pemotongan dan pembengkokan pada sentral (industri pembengkokan dan


penganyaman)
Akibat pekerjaan di dalam ruangan serta investasi besar untuk mesin-pemotong dan
pembengkok khusus, maka sentral-sentral dapat menyaingi biaya pemotongan dan pem-
bengkokan pada lokasi pelaksanaan. Sentral akan mengerjakan baik baja beton dengan
panjang pasaran rnaupun gulungan. Baja beton yang digulung, pada awainya harus dilu-
ruskan dengan mesin-pelurus baru akan dikerjakari lebih lanjut. Seielah pelurusan, baja
beton dipotong oiomatis menurut panjangnya. Karena batang yang digulung sangat pan-
jung, potongan yang terbuang hampir tidak ada. Untuk mernotong cian membengkok baja
beton tergulung sampai diameter 12 mm, mesin pernotong dan pembengkck otomatis telah
diperdagangkan. Setelah pelurusan, baja dibengkok dan dipotong sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Baik untuk merubah (arak bengkokan) beberapa milimeter maupun untuk
berbagai pelengkungan dapat diatur secara elektronis.
Femotongan dan pembengkokan di sentral akan diiakukan sebagai berikut. Baja di-
tempatkan dalarn kotak-kotak yang tersortir. lvleja-pemotong dan pengukur diletakkan di
perpanjangan rneja tersebut. Dengan sebr.rah mesin-angkut kecil bertromol {'winch'), ba-
tang-batang diangkut dari tempat persediaan sampai ke mesin-pemotong hingga membentur
suatu batas pemotongan. Setelah kabel pengangkut/penarik dilepaskan dan diperiksa apa-
kah seluruh ujung-ujung batang menyinggung batas pemotongan, maka sebundel batang
tersebut dipotong sekaligus. Kabel pengangkut dipasang lagi dan pekerjaan dapat berulang.
Untuk pembengkokan, mesin pembengkok yang dipakai sesuai dengan yang ada pada
lokasi bangunan. Pada beberapa sentral terdapat mesin pembengkok untuk kegunaan ter-
tentu. Contohnya: mesin pembengkok untuk spiral persegi yang dibutuhkan pada pondasi
tiang pancang dan kolom-kolom. Batang-batang yang dipotong dan/atau dibengkok akan
dibundel dan dicantumi label, kemudian bundelan disimpan atau disediakan untuk diangkut
ke lokasi bangunan.
5.4 Penganyaman pada lokasi bangunan
5.4.1 Mengikat baja beton
Berkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan harus dilakukan seakurat
murngkin sesuai rlengan gambar (rancang), agar sebeluim dan sesaat pengeecran, fulangan
tidak bergeming. Bahan yang umum dipakai agar sambungan batang-batang persilangan
tidak bergerak yakni kawat pengikat (dari baja tarik panas) dengan diameter 1,24 mm.
Tergantung dari gaya-gaya yang diperkirakan akan bekerja pada sambungan, ada beberapa
macam tipe pengikatan (Gambar 5.29).
'ssquqrp qe1el Sued e:uc ue8uep rcnsas Surts11aq sule Ip loluq uu8uulnl uutuufue8ue4
ude
i B u e 1e q,,, ;il?JX 'uru
,x
Jl,'.:?tf f 'JrT, :'fi i:,1il l:ill ;
:>1uruf uu8uap Sucirs uutlJ1t EJuJas le{llp uu8r
(lnpns Ip )tel) urul 8uu,( Suuruq-8uu1uq uulSuepes 3uu43uas ciurles ueBuap IepES u?lu{I ueS
BJuJes turylp xnpns rp 8ue1uq-3ur1eq 'Suusudtp urul 8ue( 8ue1eq-8uilteg uutpnwe1 lsJn
8ue[ ue8uap lenses'n1e1
usqelaqesraq 8ue{ 3ue>13uas-3uu13uas {nlun ue>ln{B'I 'lepes uelull Bruces u{usuralas Iu:II
ugp sBlB lnpns rp 8uu1eq uer8eq ue>18unqnq 'e,(ulnfuutas 'tepes uulu{I Breras qB/heq lnpns
Suque uufluap lollp qu8uel-8ue18uag'uu1e1a1ad-solel ssle Ip uulndurnlrp qu8ual-8ue>18ue5
.uequBuapad a{ 8un[n r:ep 3uu13uas-3ue13uas uelr8eq uep LIB^rBq lnpns 8uu1eq qunqes tq3
uB{r
eped 3ue13uas >1e.ruf-ryref srlnt-:ndu1 ue8uap tspuul 'tl?^\uq uur8eq Surlsqaq uedud ssle Ip
ISEPr
{qelrel 8uu,( llcel uoteq >1o1q e8rt sElB Ip Euuleq-Euelsq uu{ele-I 'EuttsHaq tuBIBp Ip )toleq -Jal
tunfn eped lu8at ue)pplallp 3ue13uag 'ln{ueq ru8eqas uu:p[:a:1rp efutuntun Euqsgaq epe
gr?lgp Ip {oleq ue8uulnl uetue,(ue8ua4 'ueuf:a>1ad rse1o1 uped {opq ue8uulnl ueurefue8ued
'8ue
Eust
.:1otuq ue8uelnl relSues ueuedue8uad erec e8[L 08'9 rBqurBC
-ed
6urlsqaq renl rO 'c 6u;1s1aq sple lO 'q 6urgsr>1aq u,Blep rO 'E
Jnlu
-sq'
pur
-!p
{nlu
{RfU
qBIE]
ufeq
-ued
efuq
ug{qnlnqrp rlq8uHas 'ue8uelrsraq 8ur1es 8ue,( ue8uelnl-.re18uas r8as uup Suepued t6 .NIIP
.@t-S nqtaog) rueJBru-ruecsuJeq Breras uBIn>lBlIp ledep {oleq uu8uelnl ueuru,(ue8ue{
ue8u
{oluq ue8uelnl 7'9'5 -tuo
'lun>[ urls{a uu8unqurus lunquleru (leqop) delSuer uulult8ue4 'c uup
'ue8uellsrad lpp eped lopq-)toleq uup tuolo{ Irup lnpns uu8uelnl-Euu1uq ledtue
uetuap 3ue13uas-3ue13uas uulSunqnq8uau {nlun ueleun8rp lapus uuloytua4 'q uEp
lueBuups:eq
tuquq-8uauq uulEunqnq8uau {nlun ueleun8rp p38unr nulu Sueps ue1ery8ua4 'e '3uel
'uredue8uad Euoq uep uu8unqtuBs ed11 e8g, 66'9 Tuqtutrg
(aqop)
delGuer uelelr6ua6 'c lapes uele>ilOuea 'q Euegrs uelellOued r
ttt ueduepl @tq
i,.
-3
118 Pedoman Pengoqaan futon

Banyak pekerjaan bangunan besar dan kecil akan rnengunakan pra pabrikasi sangkar-
hrlangan, bila penulangan memenuhi. Dalam hal ini akan didirikan beberapa cagak penopang ta
di lokasi pemotongan dan pembengkokan (Gambar 5.31), kemudian diletakkan seluruh
batang-batang menerus. Setelah menandai pembagian sengkang-sengkang pada salah satu
batang bagian sudut, sengkang-sengkang dilingkarkan pada batang-batang. Dua batang atas
bagian sudut (lebih baik menenrs) diikat keras dengan semua sengkang-sengkang secara
ikatan sadel. Setelah batang-batang diikat dengan sengkang, batang-batang sudut disambung
dengan setiap sengkang secara ikatan sadel dan batang yang lain dengan pengikatan tunggal,
selanjutnya batang-batang yang tidak menerus dan batang-batang yang dibengkokkan,
dimasukkan dari ujung akhir sangkar kemudian diikat keras. Jika mungkin sambungan $.t
tulangan peletakan dapat bersama-sama digantungkan pada sangkar.
su;
rul
lat
per

Gambar 6.31 Penganyaman tulangan sangkar baiok dan kolom pada lokasi pemotongan/pem-
bengkokan.

tsila sangkar tulangan teiah diietakkan daiarn bekisting, maka tuiangan-sarnbungan ini
biasanya dapat dipasang ciengan mudah dan definitif. Guna rnenghindari perpindahan
(mengeser) sangkar tulangan, sering dipasang beberapa tulangan bantu (penyokong
tular
pengangkutan). Sangkar tulangan sernentara ini disimpan dahulu sarnpai bekisting hampir
selesai.
Agar penutup treton dapat dipert:anggungjar;abkarr r:laka diber: ptrtks:t is.rali
Fersyara[an umllrTl untuk jumlatri penahan jara]<, caiine seCikit ilai',-rs:
dua" buah Srer r:12 beilisriiili; at*ll li,in!,a: titri:.
) upr
satu buah per meter lajur pada setiap bidang balok atau kolorn" .

Penahan jarak tidak boleh dipasang:


pada jarak yang kurang dari 500 nnrn di batang yang sama,
dengan jarak dari penatran jarak di batang yang terdekat kurarrg dzu'i 300 rnrn.

iiil
lii,
Gg'S toqutog) sue8 nele 1er godns
Gt.S nqung) re8alaE uodns
(ff'S toEuog) rsrperl podns
:uruiup uclnpcqrp ludup podng
'(ue1u[ue3-ue1efuu3)
,uodn, Suusudrp nped u,{uelntu leme 'se1e ue8uueI uuqn]nqal Fuae
'ueBuelrs:ed jiu
tuelas deq eped ntes lpllpas 8ur1ed rdetal '8ue1eq roleuerp IIel1 0S nquns e{
nguns ryJuldutl'utu1 3uu,( uu8uultsred 1n1un l8unfn-3unfn eped ue8uulrsrad qrunles
ndr
:nIEIlaq qB/hBq ueSuqnt 3u<
Inlun 'ueEue1nl SuFuf Juqel uup ueEuelnt reletuelp IJBp EunlueBrat uetellSued qeltunl
uBI
6Ut
'ueela1ad Ip IBtuBl ue8uupl uefue8uad Zg'g rBqruBC
'8ue1rs uelu>ll ereJes Iu>IIIp efuuer8eqes nBlE ue8uulnl ue8uelrsrad
I{runles efulnfuu1as'(Z'S nEuog) uulrurueq Suesedrp ?npol uep sueuad uu8uulnl uesrdul
uelpntuey 'e1nd Suesudrp ledep Enpo{ srdel ue8uulnl 'Suesedrp eureuad srdel ue8uelru
IIBleleS 'sllnt rndul ueleunSSuatu ue8uap Surlsqaq uped rupuelrp ue8uelnl nquns e{ nquns
{BJB1 'uurnln8uad uulnlelau uelu ue,(uu8uad u,(uelntu letle 're1uu1 ue8uelnl BpBd
luluul uu8uqng gg.g ueEr
'ug>
'rsrs tueplq rnfel ur rad Z :ultu 00e < uurE8urlal
'tu3:
lsrs 3uup1q rn[e1 ur rad I :rutu 00 > uerE8upal tun
:{oluq 1s1s uefuq
B.IEf
'Iopq rnful ru rad t :uru 0I <
ssfB
Iopq rn[e1 ur td Z:urru 0I > nles
rIB,t\Bq uurteq tuqeq slsJ-stBr Jaletuslp
qrun
qolBq qu,IlBq uufuq
tued
:lmlpeq rctrqas n:plraq Iopq {nlun {f-4
ueguued gelurnf uluul'1a11erd ueture,(srad uupp aI uB)lqrplp lul lBurluFu lere{s u11g
'r1
I
I wlcr
I
6[r ue6ueqnl
t
-I
120 Pedonian Pengerjaan Beton

Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan tergantung dari
ketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut:
garis tengab tebal lantai
08 < 140 mm
010 > 140 mm < 200 mm
qn > 200 mm < 300 mm
016 > 300 mm < 450 mm
q20 > 450 mm
a. Tanpa balang tulangan bantu b. Dengan batang tulangan banlu

d
p

Gambar 5.33 Suport tradisional.


u
25
*{-1-----n '155
k,
d,
Ea la
EI la
ol
@l

U
s

,25. 150J_--_l
s0
-l--L *
o
Rl_ 13,
El ,U
ol
r..
li
JJ

Gambar 5.34 Suport gelegar. ,iJ']


,:l

rc-50
TlJ

8_r
ol
il
ol

s
lr
6.35 Suport-rak atau garis.
ar 6.35
Gambar

Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripacla garis tengah batang-
bawah dari jaring atas $, :

$*<l0mm n=2
0r>lomm <16mm n=l
01 >16mm n=0,5
'BpB dn{nc sruBq uCI}aq dnlnuad nlens gg.g rBqrrBC
-3ut
'turlsgaq rnfel tu red (ryref ueqeuad)
nl?s lerrrrulu '(9t'g rDEaDg) dnlnc Suer( )tBrB[ uequuad Sueseuau uu8uap 'uqerei(sred
rqnueueur uolaq dnlnuad uB{BqBSnrp ulnd sruBq Surdwes Sueprq-SuBprq Inlun
:::l
il::l ,0, o
:r:::: 1l;
:us{lBsru '>p,(ueq qlqet 8ue,( leruf uequuad r8{Burour uul.rnfuerp B{eu
0I 0 > Bruutn uu8uelnl relauerp epg 'efte1 ptuel nele Surlsplee zp red unp lerururru )prpf
ueqeued q?Funf 'uoieq IIcaI {olq mptueu uB{uErBSrp luref uBqeued 'uoleq dntnued {nlun
uslqnlnqrp 8ue,( 1e-ref uuquuad Suesedrp 'uu1efre1p IBSalas ruluel uu8uelnl qBIalaS
'uru[ Bruus nlus le{llp sruBq ue8uelrs-rad qunlas uerrSSurd rnlelau sele tuu?f
eped elndr8el 'urBI Btues nles Euulesreq lqllp sruBq lglpes Eurlud urel 8ue,( ue8uepsradrp
Euuluq-3ueluq uped 'Euedurr,(uatu qeloq rur 'ssle SuHef uer8eq qs,r\Bq Suelee depeqral srun1
1u34 ululutbl 3ue[ re8ala8 uodns qelo ndtuntlp sBlB Sul.ref uer8eq 8uuleq-8uqeq Blrg 'ur?l
sruBs nlBS le{llp 3ur1es sruBr1 uu8uellsred qrun1as rp sBlB Suuef uur8uq 8uu1eq-Euuleg
'8uups uele{r Bruces sure{ 1u)gp uep su1erel uesrdul depuq:a1 1u8a1 qere uetuap
etrruuad uusldel Suesedrp ufulnfuelas '(tt'S toqwog) sulu Supef uur8uq uup r{B^\Bqra
uusrdel dupeqr4 srunl le8a e[u1aa1 uep uodns rnlulau uueq ue8uelnl 8ueluq qenqes
Ireqlp Bluru lrupulq1p ledep tur ueeftalod ruBy 'uelqelelaur ler.uB nlr lsreq 8ue{ uuEuulnr
uu8uap leqat 8uu,( pluul {nlun selu-Surruf uer8eq pep SuFe[-3upuf uulHeuad uuuf:a1a4
'enpe{ uesrdel
qurheq rp Suusedlp uup {lrellp qumeq-8uuef selu p {qalret Suer( euzuad uesrdel ue8uel
-nl 'sele ue3ue1n1 uer8eq uup Enpel uusrdel ue8uelnl pnsnlauau qslelas 'uodns uqaJap
Brslue rp ue>p8eqrp ufuurel qelrteq Sueteq-8uqeg 'Suelrs uslslr Eruces uodns uuEuep selatr
lelglp ru1 tueluq uBp qe/r\Bq-srde1 uugEuq pep ssle-8upef tuqeq uu8uep ueltunqnqp lul
uodns uqeJepas Bpud 'r{B^\eq Suuef IrBp squret s1du1 eped tuesudrp puolslpeJl uodns
'go:d
eleq nu1e uolag u[eq pup lenqlp 1u1 uodns u,(uuer88ulla{ uup Eunluet-ral 'unu 00? Irep
IBqq qlqal Eue,( rquEI-rBluBI Inlun uuluun8rp (SS'S nquog) sput nu1e {Br udns \
sz'z 00'z o7,
00'z 9L'l 9I
9L'l 0s'I ZI
sz'l 0'I OI
0'I 9L'0 8
9L'O s'0 9
ueEuep rudueg Lrsp Juseq qlqe'I (rutu) rS
'selu-Eugel frep qu^\Bq tuuluq rq qetua
slret upud EuntuuEreq uftuesaq rutalat uodns IrBp (ru urBIBp 1) nqurns eI nquns lprBf
.lBluq
uBIBqepI rrucuur eEp :p1un uuuropad ptuqas r.qedp pdup rul e:Iutu 'uuleruesrD {EpF
1qs EuelEues BrBr uutuaq 'uollse:llJqed-erdrp rur ruEulaE uodng '@'*'S nquog) nluExl
uu8uupl ?uauq ueEuap puolslpur uodns pueSSuad ruEuqes ueluunElp ru8alat udns
tzt uefiuepl
E

---1

122 Pe&tnan Pengoq?an &ton

5.4.4. Tulangan dinding


Umumnya tulangan dinding akan dianyam setelah selesai memasang salatr satu sisi
bekisting dinding (Gambar 5.37). Irtak tulangan dapat ditandai pada bekisting dengan
kapur tulis.

Gambar 6.37 Penganyaman tulangan dinding.

@erlu dipikirkan bahwa pada beton bersih, 'oil crayon' berwarna kuning atau biru
pada bekisting akan luntur dan setelah beton dicor selalu terlihat. Karena itu gunakan
senantiasa kapur tulis agar selalu dapat dihapus dengan mencuci).
Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol dari jaringan akan diikat dengan
tulangan stek. Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton pada fase awal (misalnya pada
lantai atau dinding sebelatr bawah). Supaya tulangan stek ini tetap rerletak pada tempainya
dengan baik, maka dipasang tulangan bantu berbentuk-U dalam arah memanjang (Gambar
5-38 a). Batang-batang horisontal diikat secara sambungan silang dengan batang vertikal
yang lain. Karena jaring-tulangan masih harus dianyam, maka sementara batang-batang
(horisontal) ini diletakkan di antara tulangan stek (Gambar 5.39). Batang vertikal dilkat lagi
dengan tulangan stek, kemudian batang horisontal dari sebelah bawah Oiitat dengan batang
vertikal lain secara sambungan silang.

b.
dalam bidang
di luar lulangan

Gambar 6.38 Tulangan pembantu.


'Jrrplural
Suesedrp e,(ueserq Surlsqeq'luraq 1u13ur1 rnqruls BpBd 'rleqrual reledrp ledep uep runl eI
relndrp ue{e IsluoslJotl uutuelnl ue8uesuuad qulalas rur rnlu8uad 8ue1ug '(Ot.S nquog)
.rrue8uad Suquq nluns lu{udlp ledupB{cu uulqeled-e88uel uulru-re{srp uul8uupas .ueleun8rp
{Bpp 1u:-podns BIrg 'letuoslrorl ue8uulnl uu)Helalrp e(usele lO .Bfeq HuI-plB{ epud selrp
ludep Eueleq 'e,(uue8uesewad uBILIBpnr.ueu Inlun 'lepuad JIlBlar e(uleref 8ue{ >1er-godns
eped uelSunluuBlp Surpurp ueEuulnl qunlas'(67t'S nquog) 1e-r-podns ueleun8rp Eurpurp
-Eurpurp undnsu '1eun1 uup Jru-nlurd '1n33uq Surpurp :ruadas leJeq tq8uq Jnl{ruls Eped
'91e1 ederaqaq uBlB{Btuad r1n1un 8ue1uq nqB {Br-UodnS Of.g rBqruBC
Suetue
r8ul lu
tuqeq
IB>IIuar
tDqwD!
e.(ufedr
epvd e
uutuap
rrB{Bun
urg n
'ry{ueq
qlqel {BrB[ uequuad uuleunttueu u?{uBresrp BIEru '8 0 > renl-tuuleq HBp Jalaurerp BIrg
'Sunsgaq ,u rad qenq Bnp llltpas 8ur1ud >1e.ref uuqeuad qelurnf 'ue>pun8rp Suuas tuqat
-Euelat nete uoleq lopq udruaq leref uer1eued 'ururefrp ledep uoleq dntnuad re8u uuledntp
qeloq {Bpp leruf uuqeuad epq efunlual sBIa[ 'Euqeq-SuelBq Bnp uu8uap uB{laglp ledep p1
rltp[B uEEurq 'qnuad tugef rpqal Euufuedas snrur{ lglpes Euqud Euefued tuef rrple uerEug
'@ gg'S nqutog) n-InluaqJeq ueEunques u?{BunErp e>lsru 'ren1 uep tuBIBp uetuelnl uep
uullerufs1p Suuf {sre[ rnlu8uaur )tnlun 'qecuurad rapdrp npad Euulnfuatu Eue,( tupurp
BpBd'ulBI Bures ntus lu:lllp sruBq uuEuelrsrad qrun1as uurrE8urd rnleletu Euqeq-8uu1eq rtqe{
Surpurp uetuqnt {nlun qnd mp1-ree'!utuu1 uu8uulnl {$un Infunrad uu8uap uulunsesreg
na4s uu8uBlnl BrBluB rD [e1uoslroq Euqag gg-g rBqurBC
rocrp qetal 6ueI uolaq
6ue1eq-6ue1eq
uedap ue;6eq 1a1s ue6ue;n1
tueAuelp qelal wtuep
Ouelegeq p;s ue16eq 6upBl
s.rs ntes
o@g u
ezt ueduqnl
il-
J'
124 Pe&tnan Pengeqaan futot,

5.45 Tulangan kolom


Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam dalam keadaan
terlentang (sesuai dengan tulangan balok), kemudian sangkar diletakkan di atas tulangan
stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan. Mula-mula
sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang ada.
Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-balang
sengkang. Mula-mula sengkang teratas diikat, kemudian sengkang-sengkang yang lain dari
sebelah atas ke bawah .
Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang dan serentak
dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. Ketika pengikatan sengkang secara
sambungan sadel untuk tiap sengkang, (pada batang-batang sudut dan batang-batang yang
lain dengan sengkang lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula. tni
sering digunakan gelang-gelang yang melingkari sengkang. Minimal jumlah penahan jarak
yaitu: satu per m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal
dua per m2 bekisting.
Perhatian.
Penggunaan gelang-gelang sebagai penahan jarak di kolom ini sesuai dengan praktek,
tidak boleh dipasang pada tulangan vertikal utama.
Pertama-tama gelang berfungsi untuk selalu menjamin pemasukan penutup beton dengan
baik (melalui bagian batang terluar). Kedua dapat terjadi ruang kosong di bawah gelang
ketika pengecoran (mengendap).
5.5 Menganyam di industri (sentral) pembengkokan dan penganyaman
Dalam tahun-tahun yang lampau, sentral pembengkokan dan penganyaman saling
menggabung menjadi penganyaman konstruksi tulangan. Pada sentral penganyaman sangkar
tulangan di pra-pabrikasikan. Penganyaman hampir sesuai dengan tata cara pada lokasi
bangunan. Hanya sambungan dengan kawat biasanya diganti dengan sambungan las (lihat
8.1). Sebuah contoh dari sangkar tulangan kolom atau balok yang di pra-pabrikasi dapat
dilihat pada Gambar 5.41.
Ulasan Gambar 5.41
1. Daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rancang.
2. Pelurusan dengan mesin-pelurus, sedangkan batang-batang sengkang dipotong
dengan mesin-potong nrenurut panjangnya.
3. Batang-batang yang besar disuplai dalam panjang standar 6, 9, dan 12 m.
4. Pembengkokan sengkang-sengkang.
5. Batang-batang disortir untuk tulangan utama dan dipotong sesuai dengan
panjangnya.
6. Batang tulangan utama diletakkan di atas cagak-kerja (penopang). Pembagian
letak sengkang dan menandai di batang.
7. Sengkang-sengkang dimasukkan dan dibagi.
8. Pengelasan las-lewatan pada sengkang.
9. Batang tulangan utama digeser terhadap sengkang sampai pada ukuran yang tepat.
10. Tulangan utama balok dari bagian batang atas dilas dengan sengkang.
I l. Sangkar diputar agar batang bawah dari tulangan utama menopang di cagak-
kerja.
12. Pengelasan batang-batang bagian barvah.
13. Jika ada batang-batang samping dipasang pula.
14. Sangkar diberi penunjang-pengangkutan.
15. Sangkar dibawa ke lokasi pelaksanaan.
'{olBq nB?B ruolo{ {nlun uBSuBInl rB)t8uBs rsB{lJqBd_Brd
lr.g rBquxBc
-
'l
t
lB
lEr
Is
JB)
Eu
3ur
ue
lB
{BJ'
IuI
3u
?JUt
{elt
FBP
tu
.EP
?[n
ueEr
1i "n
l
IL
ll *,
&
-V
Pedotnan Pengaqaan Eetqt
126

Jangkauan industri penganyaman terhalang dalam pengangkutannya (melalui daratan


atau air), halangan ini baik berupa kepanjangan, kelebaran mauPun ketinggian dari kon-
struksi tulangan. Pengangkutan tulangan dari industri penganyaman ke lokasi bangunan
memberi biaya tambahan yang harus diimbangi dengan meningkatkan produksi per tenaga-
kerja. Supaya dapat memanfaatkan proses penganyaman seekonomis mungkin, perancang
dan penggambar harus lebih banyak bekerja secara detail standar, sehingga banyak proses-
proses dapat di otomatisasi. Lagi pula, dalam fase persiapan harus memperhitungkan segi
pengangkutan.

6. PENGET"ASAN
Apalcah engelasan itu ?
p
Pengelasan dapat diartikan dengan mudah yaitu: suatu penyambungan logam-logarn
setempat secara melebur. Bila pengelas akan mengelas baja beton, maka ia akan
memanaskannya hingga tidak hanya kawat las yang akan melebur, tetapi sedikit bagian baja
beton melalui kampuk las juga melebur.
Ketika pengelasan, di antara dua bagian (logam) terbentuk suatu zona leburan kecil
yang dinamakan "rendaman lebuC'. Logam pada rendaman lebur adalah suatu leburan
campuran kawat las dan baja beton. Bila rendaman lebur mendingin maka kedua bagian-
bagian akan menyatu. Logam tambahan tidak selalu dilakukan dengan memakai kawat las,
tetapi mungkin pula secara memanaskan ujung-ujung akhir baja beton sampai melebur dan
kedua bagian ini ditempelkan dengan keras. Setelah dingin kedua bagian ini keseluruhannya
akan menyatu.
6.1 Penggunaan
Teknik las digunakan dalam penulangan struktur beton untuk sambungan-sambungan
sebagai:
a. memperpanjang batang
b. batang disambung silang tindih.
Sambungan las dapat berfungsi dengan baik atau tidak sebagai penyaluran gaya-gaya.

6.2 Kemungkinan pengelasan


p
Kemungkinan pengelasan baja beton tergantung dari komposisi kimia baja. Dalam hal
n
ini unsur karbon memainkan peranan penting tetapi tidak menentukan sifat-sifat mekanis
p
baja. Bila kadar karbon menanjak, n"raka kuat tarik menurun tetapi kegetasan baja akan naik
p
pula. Lagipula dapat muncul persoalan mengenai kemungkinan pengelasan baja beton.
(r
Apa yang dimal<sudl<nn dengan pengertian kemungkinan pengelasan? IT
Sesaat pengelasan panas akan disalurkan ke dalam material kemudian material akan
6,
dingin kembali. Pada zona yang terpengaruh panas dapat terjadi perubahan struktur yang
kurang menguntungkan, seperti lebih getas atau kekuatan menurun. Selama gejala-gejala
ini masih diizinkan, maka timbullah dasar pengertian kemungkinan pengelasan.
Kecuali unsur karbon (C) unsur-unsur yang lain juga mempengaruhi perubahan struktur.
Unsur-unsur ini adalah: Mangan (Mn), nikel (Ni), molibden (Mo), vanadium (V), tembaga
(Cu) dan khrom (Cr). Umumnya salah satu kriteria pengelasan baja komposisi kimia (dalam
Vo) yang dinyatakan dalam karbon ekuivalen C- :

C =C+ Mn
eq
Cr+Mo+V
6515
Ni+Cu $.t

Di samping karbon (C) yang terutama, ternyata mangan (Mn) memegang peranan elt
penting juga.
lBqtuEC Bped uu{Brue{srp eIudrsuud 3ue,( Jnqol uesula8uad e:ec nlens qBIEpe 'epor11a1a
uesulaEued uuler,uuurp e,(uqupnu Inlun iueresuad apoJqale e1e,(u Jnsnq uesula8ua4
uuguqrad apoJllele e1e,(u rnsnq uese;a8uad I','9
'(,8ury1aa ttnq,) {lrlsll Inqunl uusula8ua6 l
uaSolo uesela8ue4 'a ruEI
(,3urp1au aaasnctad.) {ntal uesele8ua4 'p e?e
(,?urp1aa pds acuo1slsa.r.) ueuurlst l$ulq usseleEuad 'c .JND
CVnl/CIh[ uBSBIaAued'q
(,tutp1aa )rD ppltls.) ueres!:ad apo-r11e1a e1e,(u rnsnq uesula8ua4 'B
UIE
:lnluaq rc3eqas qBIEpe ueluunErp tuu{ uesela8uad sasord 3ue
uesela8uad saso.r4 V'9
uE{l
'sula8uad uelrdtuerlal e8nf (lensrn ueleure8uad uep e,(uru8eqas uep 'IIrBl tfn - sruulatu
uurfnEuad) se1 uu8unqruus IBJIS-leJrs '(ueeueslelad erec uep uesula8uad sasord efupsJtu)
't
uopuntrp 3ue^ uesulaEuad uu{rullale>1r8as IrBp lerllllp uep uogsuurqtuo{rp srueq uusela8uad
ueuplEunural rde1e1 '(ur8urp Bruces {ntueq uequqruad 're uetuap {Bpupuaur uuulEurpued IIs
sqalal sqBq-sIuDIauI stuE
'ssued uese1133uad 'ueurprEuad rsunlrs uup le{ure8eqes uep {usl lBnI
uuunsns iuu8uuru uup uoqru{ repol Btuutrual - B1rupt rsrsodtuol) uolaq-efeq IBualBu n1e1pd IsIl
uolrpsBpraq ufuuq {spp uusela8uad ueurx8unua{ u^iqeq uulntuaup ludep u,(usu:13ury
'sul II[{B 'eA
Sueroes ueleurcSuad uep uese/he8uad qemeq Ip uqqellp srueq uesela8uad uuepala4
'uesulaSuad uulefra8ueu unleqes lBrllllp
snr?q selatuad uepduru.ga{ uep uesela8uad sasord 'su1 lerede IJEp uendutetuay
'ue{Eue{radrp rypq uolaq ufeq uesula8uad BIBur S9'0 <b3 elrqedy ueBr
'ue)itsuuourp 3uu{ uoteq efeq uelere,{srad rqnueuaur sruur{ sBI renl rp uu8ue8ag
'uu1lere,(srp 3uu,( IIlslraUBrBI {usl-len{ x I't qBIBpe )grsl
len{ urntululrr BIIq rnfnlasrp uesula8uad rur pq LUBIBO 'su1 Surdures Ip nele uped e,{u
tedal'sBIIp Suef Suaeq uped 1pa uerfn8uad uBInIBItp B{Ile{ rpefra1 3ue,( ueqeted uEp
'(se1p 8ue[ 8ueleq ralauerp 'sel
rlBIBpB rS uueur Ip) r0 g er(ur111pas sel ruduep qeted tueprq lrup {BrB[ 1uu-raq -ueri
rul 'uusula8uad Euoz qrueEuad renllp quted sepp 8ue{ Suelee 5[Fsl I[n tuus upud uSJn
:elrq uu:luuuelradrp 1uls Iq1 IIre)
'(te1n1 p{ua1 uep len{ dnlnc selrp r{Blalas
tJ ,
ufeq umqeq uu1u1u{urp sruEq uueqoc.rad uenluuq ue8uap BIBtu S9'0 >
t3 Sr'0 ?llg eluq
s?'o > ualunrnla uoqrux o uB{r
:lqlreq re8eqas uelurnlSuurrp tudup e,(uuelere,(srad slluls uuqagrel Islrulsuo{ {nlun ureB
'nluauel ueleJs,(sred rqnueuau snreq se1 ue8unqruBs 'nlt euarel qelo 'IseuuoJap uep
uu1uru1el salsedul uudnlnca{ Hlltureru sruuq sepp z,(uuu8uulnl Eue,( uotae l$lnrsuoy
uolaq ufeq uusele8uo6 5"9
.b
'lllns uusulaEuad ueunl8unura:1 s9'0 < J
'sBI epoleu
bo
uBp ssl adp epud EunlueEral 'squqral uesula8uad uuuplEunua:1 S9'0 > J > Sr'0
boJ
{l?q uuselatued ueuqtunual sr'o t
:nIBIJaq Euurz:1ag
9 be
uw J= J
:reEeqas
-+
urultuurrp ledup sau rp snuru'ufuuuarey
LZt ueduelnl
-T
728 Pedornan Pengeq?an futon

5'42' Benda-kerja dihubungkan pada satu kutub dari transformator


las dan kutub lain dengan
elekrode las.

las translormalor

z\z
jepilan .'2 -- -4
benda-keria
Gambar 5.42 Pengelasan elektrode.

Di antara elektrode dan benda-keda timbul busur nyala api akibat


dari tegangan listrik.
Karena temperatur yang tinggi dari busur nyala, tempat yang
akan dilas dipanasi sampai
mencapai titik leburnya bersamaan dengan meleburnya elekirode.
Disebabian peleburan
tersebut akan terbentuk sambungan lekat antara kedua benda.
untuk menjaga agar busur
nyala api tidak menjadi padam ketika pengelasan, pengelas
mengusahakan jarak yang konstan
antara benda kerja dan elektrode (Gambar 5.4i). Elektrod.lung
digunakan terdiri dari
kawat berinti dan selubung (pembungkus) berupa bahan tambahan"yang
perlu supaya agar
didapat pengelasan yang baik.
selubung dari elektrode bertujuan menjaga busur api tidak
menjadi padam disebabkan
pembentukan gas dan terak, karenanya penerobasan
zat asam, zat lemas (nitrogen), dan
hidrogen (zat cair) dari udara serta pernbakaran bagian-bagian
baja yang penting, karbon,
mangan, dan silisium dapat dicegah. Selubung mencair
Jrruut p.nietrrrn dan terapung
sebagai "terak" pada pengerasan sebagai logam lebur
Setelah dingin, terak harus dibersihkan. selain ini merupakan
pekerjaan ekstra, terak
merugikan karena las tidak langsung terlihat dan (berarti)
untuk'pengetas yang sedikit
berpengalaman kurang menguntungkan.

inti elektrode
setetes logam lebur
diselubungi terak elektrode pembungkus

tetesan leburan logam


lerak cair
menutupi logam terak cair (melindungi
yg mencair tetesan leburan fog;T1

j< gasperisai
l1
busur nyala listrik
\=

logam melebur di bawah


busur nyala

Gambar 6.43 Pengelasan busur nyala elektrode.


'C1;ruCU [ uusula8ua4 9f'9 rBqurtrg
elrex spueq
\. SruE
Jeqirlns slue)lsur EJBcEs uelurnqured
lerue:1 uanp{ued
ueqequrq leuolPul
uoteq eleq
;es;red se6 seg 1o1s1d
1e,ue1 ue6un1n6
lpnurel sruE
se6 gnlnru uerbeq
uBue{al :nle6ued rnleEuad lete
qBnqes
srr)lSunqtuaur 8ue,( IBSud sBB uBququBued 'Gt'S rDEaoO) s?l lolsld e{ IaqDI tuelas
rnlelaur inlnrp lgdgp 8ue^ uuledacal ue8uep sruu{au sruces uB{rnlBSIp EueI tunqnlas edusl
aporDlele IB^\BI IJBp lrlpral luts Ip lqudlp Euer sBI usL1eg 'aporDlele ule'(u rnsnq ureces
uuselaauaa us8uep u,(uuelunsesa{ I{BHBdurer .DVI^UDI^, It{
ilt'r'r:r[Ir3'J#Jlrf..r., {8
' (tt'S nqutog) ueulSurPuad
't33up Eu
nl{BAr 8uu1as eruerelue rp uBEuep srdBl ruap srdulas sBltP stuBq sBI qndusx 'uc
$nuue(ysu1lpqreq Eue{ uoleq B[Bq {nlun 'efuqnre8ued Supuad quppe uBDlnuapes IBI{ uBl
s1llglrual .gJeI qlqat rpBfuetu sBuBd ue{nsBuod qelo lqruB8uadrp 8ue{ Buo? 'BInd uEDllruao uB
.iuerqraq qlqet tpefuaur u,(un11u,tr uBn]BS rad seued uel{Bqlueuad 8ue,( qupual uqBnla{req
'uE{n{BUp ludep 8uuleq-8uqeq Brelus lnpns tp
{l4sll stuB uu{Bun8rp ledep lul IBtt tueleq reE
*rni"aura euerg{ uelSunlun8uatu qlqal (srdp) gra)t 8ue{ aportleta uBBun8Sued'sBllp uB{B
IJsI
Eue,( uolaQ eluq pep EunlueSrel 'lsIBdrp >1req 8ue{ BuBtlI eporuala ralauBlp uep adrl
.Buua>1 Bunqa usl
{nlueq nste Euua{ Iruuet tuBIBp uBduIIsIp Inlun uB{Suuquludp Jns
nlrad ugp 3uua1 8uu,( ledrual rp uedulslp sruBq apoJl{eta nll qeqes qeto
'qgquq qBPnuI
UB
.eseq BunpuuEuatu Euer( aporl{ale uup tunqnla5 'ua8orpltl rgpnpeq uesldEl p,(undurau
Pd
su1 uruEo[ BuerBI {leq qlqel 8ue( srueletu IBIIu-IBIIu uulusuqEuau BsBq Eunqnlasraq
TI
opoJUetg 'Ilggrua{ lnlnslp uep e1e,,(ueul qupnu Ja!fir, EunqnlasJaq aporl)talg
'BSEq Sunqnlasreq ePorD1ala
('O II) Jaltnr. tunqnlasraq sporl{ale
:aporuala adrl enp ueluunSrp uolaq efeq uesulaSuad r-e8eqa5
'(x-sBI) qnuad su1 qnduvy ??'9 rBqurBC
861
ueOuolod 6uep;q uelqtsJequaui
ueduepJ
6Zl
.T

130 Pe&rrun Pengoqaan &tot,

kawat las; ketika pengelasan gas tersebut akan melindungi busur nyala api, kawat las, dan
leburan rnaterial terhadap penganrh dari udara yang dapat merusak seperti zat asanL nitrogen,
dan hidrogen. Keuntungan dari metode pengelasan ini adalah kampuh las tidak berterak
sehingga pada saat pengelasan, kualitas las dapat dinilai. Selain itu, elektrode tidak perlu
diperbarui lagi.
Pengaturan mesin las dapat memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas las, karena
itu perlu dilakukan secara akurat. Proses pengelasan MIG/MAG sebenarnya hanya benrpa
MIG (proses), jika gas perisai yang digunakan adalah gas lambat. MIG adalah singkatan
dari'Metal Inen Gas'.
Metal adalah elektrode yang mencair.
lnert Gas adalah gas mulia; yakni suatu unsur gas yang tidak dapat bersenyawa
dengan unsur kimia yang lain.
Apabila gas atau salah satu komponen aktif (dapat bersenyawa) yang dipakai, maka
akan disebut pengelasan MAG (Metal Active Gas, gas karbon dioksida (CO2) adalah suatu
gas aktif). Pada pengelasan baja beton memakai MIG/MAG dapat dipilih dengan:
80Vo argon (gas lambat) + 20Vo karbon dioksida (CO2);
lol%o karbon dioksida (iadi sebenarnya pengelasan MAG, juga dinamakan I
pengelasan CO2). T

Percikan api yang mengganggu ketika mengelas hanya dengan gas karbon dioksida I
(CO2), sebagian besar diperkurang dengan memakai gas campur (argon-karbondioksida) i
Argon murni kurang sesuai untuk pengelasan. Penyaluran panas yang jelek dari argon dapat t
memberi bentuk las yang tidak teratur. Pada penggunaan las MIG/IvIAG di lokasi bangunan, t
harus memakai pertendaan angin agar gas CO, (Rerisaian) tidak menjadi padam karena
diembus angin atau angin lembab.
6.43 Pengelasan bintik
Pada umumnya, sebagai sambungan persilangan batang-batang digunakan pengelasan
bintik tahanan ('resistance spot welding'), diringkas las bintik.
Prinsip pengelasan dinyatakan pada Gambar 5.46.

elektrode bergerak
tahanan kontak (
d
tahanan lewatan I

tahanan material ( d
d
elektrode tetap

arus arus
sekunder primer

Gambar 6.46 Las tempel (sambungan las silang).

Proses pengelasan berjalan sebagai berikut:


batang-batang beton yang akan dilas dijepit antara elektrode-elektrode,

menimbulkan pemanasan dengan bantuan hambatan listrik sampai mencapai )


temperatur yang diinginkan,
kedua batang didesak pnematik menjadi sambungan menyatu oleh elektrode- i
'elektrode tekan.
Keuntungan:
las bintik sangat sesuai untuk otomatisasi, sehingga produksi-seri pada mesin-las
bersinambung dapat menghasilkan waktu pengelasan yang amat singkat;
!r
Bqn-Bqg Eue[ ufuq uusura8uad BuoJs{ oIISIraq qlqal lul IBH 'rle uenluuq ueEuap Iu:1BI
uulesledrp ueur8urpuad IB{Btuau uelnl.ladrp ur8urp IIIe1 E!'Bq {nlun 'n1t qeqas qeto sBl
'resaq 3ue,( seuud uernle,(uad qelo uulquqeslp
ruI 'Intelse1 epedpep rusaq qlqal rlurl Bnp uaSoto lcsap-scl ereres uusela8uad upud seued
rqrue8uadrp 8ue,( euoz'uru1 8uu,( 8uu1uq uped uu>qcsap-Iusaprp 3uu1eq nles t{Bles euas -e
relequad rosaSSuatu/uu+uepeuraul uruc ue8uap uelpn[n,nrp ue8unqruus B{Etu'seuud dnlnc
Euuleq-8uqzq Blrg 'rdu e1e,(u ue8uap rseuedrp Suns8uel 8ue1eq-3ue1eq e1uda1 Suerulag IBC
.nlueuel e,(
{BrB[ uped ue4lqellp urel 8ue,( uup nlus 8ue,( 8uu1eq >1e-ref 'enpa1 apolau Bpud
'ua8o4o uB{al-sBI uped Suqeq Sunfn-8unfn usssuBurad 8r'9 rBqurBC
.)grls[ uurnlu.(uad ErBJes rseuudrp 8ue1eq Sunfn-Sunfrr enpay 'un8er uqrda[ ueEuap lldaftp
urel Etre[ uep nlBs tuereq Sunfn-3unfn :n1ruf utuuuad apolery '(St'S toqurog) apolelrl Bnp
ueEuap ue{n{Blrp ledep 3ueleq Sunfn-8unfn uesuueua4 'se3-se8 releq-Jolol pup ledeprp
uu{r{nlnqrp 8ue,( ssued qulunfes nlre,( 'uaSolo ue8uap {BSap-sB[ BJBoes uusula8ua6
ua8o1o lesap uusula8uad S'''9
'{nla)t ueselaSuad saso.rd lrep Cgsul:d l,r'g rBqruBC
,*-;:11;.T:fl] = ; '1 t
eleq pep un6e: uelrdal = 7 (
eOeqtual uep under uetldal = ,
I BUa.
'rsseq Suer( e,(e8 ue8uap ue{allp ue>1u 8ue1eq-Sueruq uep suued 'u?u
uqqflueqtuad ueseleqtuad uelur8urrp ur8urp uuu[re8uad efuq {nlun 'ur8urp ueefra8uad ledu
efeq uup seuud uese113 ufeq uuleunSSueu ledup sgas IIBq Suef ue8unques qaloradrp rut (ept
uesele8uad epolau uu8uaq 'rnpfereq uesela8uad sasord uep trdafrp Suqeq Eunfn-tunfn unpal BPIS
efutunlaqes JruBtp qe14 8ue,( ue{el e[s8 Buas SILIB trEtIIBBued ueEuep uIrBluBSJaq B{BIII 'ssued
dnqnc Eunquresrp ue>lu tuer( uoleg efeq tuqeq-Suuteq sllg'plslo ue{nluaquad Pnpug8ueu uB{r
usp splrp uB{? 8uB,{ ueu>1nur.rad uelqrsraquau 'F!s IP Inqup Suef rde ue1qua1a4
'(sed) rudat uu8uep lBnqlp ledep
Sueleg Eunfn-3unfn eSSurqas '1uu1rp uep uu{alrp 3ur1es 8ur1as-SuelasJaq Bruus nles 3u4eq nlB
-Euqeg.uesela8uad sesord uBIEC'Euqeq Sunfn-8unfn uelqalalau Inlun uelnpadp ruI sutrBd 3)tsu
.Buelee Sunfn-8un[n urelue
Ip )tsluol Suuprq eped r33up ueuuqq tEqpIB rBsaq qeltunFaq
tuer( seuud uultu8ueqtuatu 1ut )gIS[ snrv 'uulrllutp 1uru1 leEuBS {uls[ srue elulnfuela5 ?A{E.r
.Ut.S nqutog) run8ur uqrda[ uu8uap lldatrp 'tunqutestp ueIB Suer( Suupq-8uu1ug
(,Eu1p1e,n e,rgsnc.rod.) Inlal uusula3ued'Vl9
uslB:
ldnlncuaul nleles {Bpp'rcductp JB lns Eue,( sBI {pp-Ipp eped se1 Euut LrBp Je^nuuu
udtur
lreseq tuu,( Isqse^ul uu:gnnqtuetu lpulq sBI ulsau
BUAT
iuesqatuad ulnlaqas
teru:I rrup uu:glsreqlp sruuq ne1e 'lsru>paq lplpas rudtues qlstaq sruBq uotaq ufuq npa
:uefrua;
'rttup tue,( sBI ssllletll uuulrese{ Ien
'uatc
:e[ra1 etuuel lglpes uolqnlnquaur
uep'
Isuslluruolo upud uep refuladral {u1 eteual qalo uu>In>IBIIp ledep uesulatuad
uotq
18[ uefuep1
192 Pedonan Pengolaan Bebr

memungkinkan baja lebih getas (martensit). Juga, sifat-sifat kekuatan dapat menurun
akibat
pemasukan panas yang besar dan lama. P

6.4.6 Pengelasan tumbuk tistrik ('butt wetding')


- je
x
Plda saat periode pengelasan dengan las-tumbuk listrik, ujung-ujung batang saling dl
didesak dan melalui ujung-ujung batang ini dipanasi dengan atiranlistiit.
erus yanglangkit
karena tahanan tinggi'pada bidang-bidang singgung di antara ujung-ujung batang
menimbulkan sejumlah panas. Akibat penambahan temperatur dan pengamh dari
desakan
yang dilakukan, maka terjadi pengelasan.

7. MEMPERPANJAI\IG BATANG BA"IA BETON


7.1 Umum
Panjang batang baja tulangan yang terdapat dipasaran umumnya 12 m. Seandainya
Anda menginginkan batang-batang tulangan konstruksi beton yang lebih panjang,
maka
batang baja tulangan dapat disambung. untuk ini ada tiga metode-yakni:
pengelasan lewatan
sambungan las mekanis
las listrik atau otogen secara pengelasan desak dan lebur
72 Pengelasan lewatan
Pada pengelasan lewatan, batang-batang baja beton yang sesuai dengan panjang
peraturan diletakkan berdampingan (dipikirkan menentukan so
0J. Gaya-gaya yang bekerja
pada batang akan dipindahkan melalui beton yang menyelubunginya.
R.nyuirru n guyu-guy^
dipengaruhi dengan baik oleh rusuk-rusuk (deform) pada batang, ini mempengaruhi
kualitas
beton pula. Pengelasan (Gambar 5.49) hanya diiiinkan pada tempar-rempat yang
telah
dinyatakan dalam gambar.
Penganyam sendiri tidak diperbolehkan menentukan letak dari las lewatan.

Gambar 6.49 pengelasan lewatan. baL


den
73 Sambungan las rnekanis
terg
Sambungan las mekanis umumnya digunakan bila letak dari batang-batang
terlalu bau
rapat satu sama lain sehingga pengelasan lewatan satu lagi tidak memungkinkan.
(Ga
Hal sedemikian ini dapat terjadi seperti pada bagian ierbawah kolom di *unu jumlah
batang-batang dua kali lipat karena adanya ujung-ujung batang lewatan 7.3.:
(stek) dan tulangan
yang menanjak. Di samping itu las mekanis dipakai pula untuk membatasi
pemakaian baja
tulangan terlalu banyak. Selainnya digunakan pula iebagai pengganti pengelasan prof
lewatan
karena panjang las yang disyaratkan terlalu panjang (rerutama uniut !'anl
diameier yang besar).
Beberapa macam sambungan las yang digunakan dan yang terkenal panj
di dunia b-angunan
adalah: deng
jepitan 'G-loc'
sambungan selongsong berulir nnur
sambungan selongsong dikempa. Jari
73.1 Jepitan G-loc Pada

Sudah sekian tahun, jepitan G-loc digunakan sebagai sambungan i:bur


menerus dari batang-
batang tulangan yang terbeban tekan pada kolom-kolom beton --rda
Lertulang. Jepitan G-toc (emt
terdiri dari dua benda pembantu (logam) yaitu: satu sisi selubung jepit
dari baja dengan rap iand
beralur yang bentuknya makin ujung semakin kecil dan suatu
tap berbentuk baji (Gambar
s.so).
tDq
uu8uep relndlp ludep urluo{ rntu Suurelag 'ledtueuaru sruBq eusued 3uu1uq eped epuel
dsr
'Bnpe{ 8ue1eq rp ugupuguad epud Iqalrel u,(u8unfn eSSurqas relndrp Buos8uolas uerpnual
,ol'
uuldnrlasrp 3urles Euuleq Bnpe) 'uru1 3ue,( Brluol rnu Suesedrp enpal 8uu,( Suquq eped -3u
uulSuupes 'Btucuad Suquq upud uuldu{asrp rrlruaq Suos8uolas uep erluol rntu qenqos
uBlpnue{'JIIueq SuosSuolas 8uefued qu8ualas uep uu8uefuuda1 repusllp Suqeq durlas epe4
'l[e8:e8rp nelu n1r,(uatu sqqrp uup ue{qrsraqrp sruBq selrp uBIB 8uu,( Suqeq-Suuleq pup
u1eda1 uur8eq uped tuuraq uI uIBIe5 'uuldnqasrp ledep rrlruaq Suos8uolas uep ur1uol rnru
reEu truo;ep sru?q uolae u[eq rylueq BAqBq uu>llerufsrp nlrad rur ue8unqr,uus {nlun
'(fS'S toqwog) unu 0? ue8uefueda>1 ue8uap
tuBue l8as lnluaqroq srluol rntu pnp uup 3uu1eq-Suutuq Jalauerp IpI S'S u{u8uufuud uuu
'(res
Eue,( JIIrueq Suos8uolas lu{Etuatu uEIuBrBSrp nl1 Su.rdurus IC 'uu>lSunqnqrp 8ur1us 3ue,(
uolaQ ufeq 3u4eq Bnp uup lrlprel lul rllueq Suos8uolas ue8unquus {nluag 'BruBS efulgo-rd usls
Eue[ tuquq-Eueluq {ntun ueluun8rp uplSunu e{uuq JIIrueq Suos8uolas ue8unqurug eleq
usEr
rllrueq Suos8uolas uu8unqtuus Z.f-1,
rlslu
'(a OS'S nEuog)
snsnql rsr8uad Bpueq enp ueldrstslp sruBq rdetel 'Bpeqraq Suei( releuurp ue8uep tuqeQ NIsF
-8ue1eq uelSunqnq8ueu lruun lqBdlp e8nf ur;8untu 'urc1 Bruluv 'urBI Erues nles rasa8ra
)fepll SuqBq Sunfn-3unfn unpal e{edns Breqrlauau col-g uqldef 'npd re{Brueu ueEuap
u,(usuralas lnlndrp rfeq efulnfurlag '(uepf qe8uat rp ?pereq tldaf Eunqnlas) ueluqr1a1 Buqeq
-8uaeq Bnp Brutue EunSSurs lJuuprq qqude tBqlllp ledep uugs{lreuad Buuqnl ueq
'cofp uelldap 0g'g TBqtuBC
qBIEI
H} ssll
u[uB
EFaI
Suefi
L Dlsr
efuru
UEIBs
tuele
[1tur
.:Iluq uutuap nlufueut utEulq udru ueylFlepes relndlp uBp Brusrad tuepq sslB !p tqp
uB:p1ulalry up1 Euu,( rrBrIBIeq uep trdef Eunqnles uulep e:l rroplns?tu1p IfEq Wleqes uulpnula)
1em[ ueEuep tuusudrp uBp uoleq Ip uEu"Ual tuui( SwlBq ruElup e)I InsBut Euoroqp tldaf
tunqnles 'uu1g1ur1p Euuruq tunfn-tunfn tuudursuad qelatas u,(qurnu Bp?d 'snsnql su:p1rad
IRqPr
qunqes lu:Iulrau snrBrl rdelal 'e,(uEuesudlp qupnu uep ledac pr luadas uuEunqureg
tolq
t8t ueduelnl
w@F
Ff
s

t
s

9**
5
d
lr

#
a
n
r.l

b
v

Gambar 6.51 Sambungan selongsong berulir.

tangan sampai mur kontra menyinggung selongsong, dan dikencangkan dengan kunci momen.
Gaya putar yang disesuaikan dengan kunci momen harus diberitahukan oleh pemasok.
Keuntungan dari sambungan selongsong berulir yakni: baik mampu menahan tarikan maupun
tekanan. Tentunya mungkin didapatkan berbagai variasi yang lain daripada sambungan
selongsong berulir di atas.

clEFt!

Gambar 5.52 Sambungan selongsong berulir.

@) silindris GD roni,

Gambar 5.53 Sambunga-n selongsong berulir dengan uliran sekrup silindrie dan konis. 7.

la
Secara demikian misalnya, pada ujung-ujung batang baja beton dapat dipasang uliran
di
sekrup berbentuk silindris. Batang-batang ini dapat diperpanjang dengan batuan selongsong
berulir bersegi enam (Gambar 5.52 dan 5.5J). Keseluruhan sambungan ,Jipuiar sampai E2
ar
kencang dengan kunci momen yang bersesuaian dengan momen putar (menurut petunjuk
de
pemasok). Suatu variasi dari sambungan selongsong terulir dengan uliran sekrup silindris
p,
terlihat pada Gambar 5.53 a, sedangkan sambungan slongsong berulir dengan uliran sekrup
konis dapat dilihat pada Gambar 5.53 b. M
lar
'x nBlB x-sul
qndtuot edn:aq ledep lndurnl se1 'ndtunuau nu1e lndtunt se1 edruaq tedup sB-I '9VIAUCI6I
dn
ueselatued wp epoJl{a1a up,(u Jnsnq uesela8uad ru>fBtuau e.(ulreqas uBBUBSIBIad uue[re1ad
strp
tuelep 1p uep ue8ueru runl uBSBIaBuad Inlun uulSuepag '(8urp1an snouaSolne) ue8olo {Esap
uusela8uad uep (8urp1a,n anrssnc:ad) Intel uesula8uad Breras loror le8ues (dntnuat uu
rn
red
-8ueru tuBIEp rp) ueuuus{B1ad uueftalad JBnl Ip uesela8uad 'qlqet nete {req etuss efue,{e8
tu
-e,(e8 uernle,(uad 8uu,( uolaq efeq 8ue1uq-8uaeq eped ue8unqtuus nluns re8eqas uu)tslogp
UBJ
qotoq lul IBII Bnpey 'uuuuBslelad uuuf:a>1ed uepp uBp uueuesplad ueef:a4ad runl Ip uesel
-atuod Brelus uqepeqrp sruuq sela8uaru BJBJes Sueteq-Euqeq Euefued:adtuau {nlun
ua8o1o ne1c {rrlsrl ue8uap uul1al uep rlsf, uesrla8ua6 f L
'rdura:1p Suos8uolas - dnrlas ue8unqures Iseulqtuoy gg'g JBqtuBC
'eduraryp Suos8uolas ue8unques ,g'g rBqruBC
ue8u
6uos6uolas
1 undn
ffi
:- 'IosE
'uetu
ue6uelnl 1 e zl
Oueleq \
%
'losuuad qelo uu{nlualp 8ue[
relnd uauroru rcdues uetuoru rcun{ (le1e) ru{Btuetu sruBq rut ue8unqutes ueSuecua8uad epq
ufuruuel sutef 'uuJrlrueq Eue,( urul 3uu1eq Sunfn ue8uap uuldru:1aslp uulpnua:1'8uqeq Sunfn
nles r{EI?s uped edualrp dnrlas uerllruaq SunqA qsnqes 'GSS nqutog) eEn[ ug8unu
e,(unluq dru:lasraq Euostuolas uu8unqures uetuap uu>Itseulqtuo11ql'uu>Ia efet undneul {pst
u{e8 ueqeuaw ledup {quaqral 8ue[ ue8unqurus 'lnqasral {llorplq udural lup uetuap IEBI
edua>1rp uep ue>plnsutu1p ledup Bnpq Euu,( tuqee ufut0luelas 'uuoJep uutuulnl eleq IrBp
{$ueq pn1$uaru uIulnluaq ueqrunlasa:1 eEEug uupgutapes qeqruaq SuosEuolas '(r rgT
nqmg) {llorplrl edurol (rytQ 1ete lu:teureur edtua:1p trep uesuet Eptrst epud redurus uulsued
tuupq tun[n uped uulEunqnlaqp tuostuolag 'udtual tuostuolas uetuufueda:1 qetualx
I
:prufas slrut lupuqp flrqeq-tuufuq Bnpq Eped 'sEIIp uu:p tue,( tuAuq ralaurulD gpl qnfnt
rqplas ueEuufireda:l uuEuap ufuq Eunqnles ntens qsppu p1 Euostuoleg'eduaryp tuostuolas
rlunqes uunlwq uetuap Inluaqp uuoJep uoleQ efeq tu4uq unp gup uutunques
(tg'g mqwogl uduel;p Euostuolas uuEunqurus g"gl
il
98r ueduelnl w Lotq
/ h_
Pekerjaan sebelumnya yang dilakukan untuk bentuk kampuh ini (Gambar 5.56 fun
5.5n adalah mengikis atau memotong dengan memakai sebuah pembakar-potong. Dengan
sebuah alat pembakar-potong batang-batang untuk pertama kalinya disaluri panas, akibatnya
padajenis-jenis baja tertentu dapat terjadi pembatran sifat-sifat material (suuktur). Sambungan
ini dikerjakan baik secara proses las listrik maupun proses las MIG/MAG. Agar penyaluran
panas tidak terlalu besar, maka disarankan hanya kampuh Ias-X dan Y digunakan untuk
diameter yang lebih besar dari 12 6 16 mm. Supaya pemasukan panas terbatas, pengelasan
dilakukan bertahap (kampuh las dilas penuh dalam beberapa lapis, minimal tiga lapis)
dengan selang waktu pendinginan per lapis. Pada kampuh las-K lebih baik penampangnya
dikerjakan lebih dahulu. Pengerjaan sebelumnya secara demikian dengan "penghidungan"
(pertama-tama pada tengah-tengah bagian yang menyiku dari kampuh-K dilaskan suatu ulat
las) dapat menghasilkan resultat yang lebih baik (Gambar 5.58).

IC
F----
I ou)

DC
J t\_,'
+
I

kamPuh las -
rl\- + kampuh tas _K

Gambar 6.56 lGmpuh las-K Gambar 6.57 IGmpuh las-I(

O'-1 du
ujuns yans tancip
I J- da
lar
V- uratras ad
4{-, ml
ml

I +uiunsmenyiku sis
ya
b-J de
dir
Gambar 6.58 Pengedaan kampuh las-K Gambar 6.59 Tepi mencair habis. dir
sebelumnya. 'tt

Variasi dari kampuh las-X dan las-K adalah kampuh las-V dan las setengah-V.
Pcmakaian kampuh-kampuh ini kurang disarankan untuk baja beton. Akibat kemiringan
dari batang-batang, diujung batang yang lancip terbakar habis oleh las busur nyala (Gambar
5.59). Keuntungan dari kampuh Ias-X dan K (pengelasan dilakukan dari dua arah), yaitu I

setelah disimpulkan kesalahan pengelasan pada lapisan dasar (pertama), lapisan ini
iapat
dikikis dan dikoreksi, pengelasan dapat dilakukan dari bagian samping yang lain. pada I
sambungan las lewatan akan dilas jalur ulat las di antara dua batang-batang baja beton yang
saling dilewatkan (Gambar 5.60). Untuk mengelas ulat las bolefi digunakan baik pioses
pengelasan elektro maupun proses pengelasan MIG/MAG. Panjang
dan tebal dari kampuh
il'
las tergantung pada Eaya yang akan dipindahkan (adi diameter batang). lll
til

fl,
r

lll
lllr

i
-

,ii
o o Inqi!nl uese;a6ua6
o o Inlol uesega6ue6
qnd
gvf{/gtt^t uesege6ue6
sesl
c c IUlsil tu
C C Jnsnq-uesegaDue6 3pB
ledr
nl!u
toq
ueE
'A-
uolaq efeq 3ueluedraduratu {nlun se1 ue8unquus
uenu[u1; 'g'4
'uelueualradrp
{Bpll 3ue[ o,rru redecuaru redtues uBlBn{aI IBJIS{BJts t{Bgn:aq ledep 'wur ZZ < Jeletuulp
ue8uap r8Eup nlnuueq Eue,( seuud ucu[raEuad uolaq efeq uep utu 9I > Jalauulp ue8uep
ur8urp ueupa8ued efeq sruef {nlun uesela8uad sasord leqpp u,(un1ua1 'rnrs EuedulsJaq 8ue,(
ludepuad uderaqaq BpB uule^tal sul uu8unqtuus IrBp sulrlen{ reEeqag 'Qg'S nquog) tsrs
Bnp nu1u nles uped sulyp tedep sBI lBIn 'suleurs Suef uete/rrel sB[ uu8unques uuleunt8uau
uuEuap lrspulrlp tudep rur Euurtu uu{ueued 'Euurtu {Fsual uuEunquus uqluqge8uaut
ludup lul IEH''lnqesrel sue8 uu8uefuudradlp {slelral {Epll eiefl-uie? eFa{ slret I{BIBpB
Iul sE ueEunqtuus IrBp uer8rua4 nlBns 'Euuleq Bnp uenlnrurC Inleleru rnlcsral ledep UBSBI
-e8ued uolquqestp Euu[ suued uullnuap uutuaq 'uequEuagad o{ uele^tel rIIplB Eunfn lrep
r0 dep uped uulEeq enp
Euns8uulraq uBSBlaBua6 'rQ E rusaqas efueretus uetueru ue8uep S
urBIEp ueleFalrp se1 qnduul 'suued (ro1e1) uelnseured uopfueqal qeEacueu sunD
'(6lJlaurls) Isls BnP uep t6!8 nlBs uslBinal sBI ueEunqures I9'9 rBqEaC
lsls vno s\n NV9NnSwvs
I
I
% ffi
tsrs nrvs s\n NvgNnSulvs
lBIn
'uBlB^\aI su1 ue8unqulBs 09'9 rBqrEsC ,,WE
e(u
(qde
uBsBl
trntul
ueml
uet
r,(ult
uutu,
W:
Let ueduelnl
Y
138 Pedornan PengOfaan Belqt

Dibandingkan dengan las lewatan yang tradisionil, metode pengelasan yang lain sering
mmakan biaya yang tinggi karena untuk las lewatan hanya ekstra Oatran) baja yang II
menentukan biayanya. Akan tetapi, ada alasan-alasan (teknis) lain yang menentukan yl
penggunaan metode sambungan lainnya. d(
Pada lokasi bangunan yang paling baik digunakan adalah sambungan las mekanis. h
Berkaitan dengan masalatr teknik pengelasan perlu dibutuhkan tenaga pengelas baja beton tr
yang berkualifikasi untuk mengerjakan sambungan las secara las-elektrode dan MIG/MAG. c(
Apabila baja beton bermutu tinggi yang akan dilas maka harus selalu diperiksa jenis baja 8.
itu dan metode pengelasan yang sepadan atau dari mulanya telah ditentukan jenis bajanya
dengan persyaratan metode pengelasannya. Pada dasarnya setiap hal harus diusahakan bahwa
batang-batang yang akan dilas harus sejenis (pengelasan panas atau pekedaan dingin).
Empat topik penting dapat dirangkumkan sebagai pengelasan baja beton yakni:
l. Jenis baja beton dan diameter;
2. Tipe sambungmr las;
3. Pemakaian proses las;
sa
4. Tempat (pada lokasi bangunan atau dalam ruang keda).
ba
Supaya ada kecocokan antara empat topik tersebut, diperlukan penelitian sebelumnya
ca
yang seksama untuk metode pengelasan mana yang harus dilaksanakan. Lagipula ketrampilan
n,
pengelas harus diuji misalnya untuk membuat tiga las-percobaan. Untuk pemeriksaan dan
sa
pengujian sambungan las lihat Paragraf 9.
lar
ba
8" MENTYAMBT'NG PERSII.AI\IGAN BA"'A BETON
Menyambung persilangan baja beton dapat dibagi dalam dua kelompok utama: 9,
sambungan las lekat;
9.1
sambungan las silang.
Pe
8.1. Sambungan las lekat
Berkaitan dengan sifat kekuatan, sambungan las lekat sendin harus memenuhi p"r-
syaratan dari sebuah sambungan yang 'kuat' sebagai pengangkutan dan pemasangan.
Sambungan las lekat ini (lihat Gambar 5.62) sesuai dengan pengaruh bahan dasar dan
dipandang sebagai las yang bermutu tinggi. Jumlah penyaluran panas sangat sedikit karena
waktu pengelasan hanya terbatas dalam beberapa detik.

tar
Gambar 5.62 Sambungan las lekat. da

Pada baja beton, pengerjaan dingin (ditarik atau dipuntir), penyaluran panas yang
sedikit ini tidak merupakan bahaya yang riel untuk pengurangan kuat tarik. Sambungan las
lekat dapat berupa perawatan baja sesudahnya, baik dilaksanakan dengan proses las elektro
maupun dengan proses las MIG/IrzIAG. Diharapkan juga untuk diameter elektrode dan
kawat serta kuat arus jangan dipilih harga yang paling tinggi, agar kedalaman yang habis
terbakar dapat dibatasi.
Untuk baja beton deform (gilasan panas) Bj.Td 40 lebih condong memakai proses las
MIGA{AG, karena pengelasan las ini dapat dikerjakan dengan memakai kawat elektrode f.i
yang sangat kecil. Agar dapat rnencegah pendinginan yang sangat cepat, dianjurkan untuk
pel
memanasi gas perisai lebih dahulu.
sruBq >lpet uerfn8uad IrBp lullnse;'I'7'g yt?uru4 eped unluerral 8ue{ IIIBI uel[n8uad
uelure,(sred n{?lreq 8ue1rs Sundneu le{el se1 ue8unqtuus {rsq uelorluo8uad ruEeqag {n:
e
Suegs usp fnlal se1 uu8unqurBs ueu$lrrarrad 'Z'6
SEI
'uulnlualrp SuuA uolaq efeq uele:e,{srad Buuou rqnueuou snrpq sBI runl rp uu8uu8a-r
uulluruFsrp 8ue,( {lrr; lBnI x I'I ue8uap s!q
Bruus u,(ulgrpas Iput lBnI ruseq BIIq IIBq duSSuurp qetoq sB[ rur IBq uTBIEC 'sel UBI
turdtues rp tedat nBB/"pBd uduqaud sulrp Eue{ Suqeq uped'>pr4 uerfn8uod s{rle{ oJl
(sulp Eue[ Euqeq IrEp releuurp qBlBpB'0) t0 Z lglpas SBI
Euqud se1 uped redrues qeted Sueprq lrup )tsref Euefued B/hr&q luereq uuunuepes Eur
IBH 'sBI tqrue8uadrp 8ue[ vuoz renl uur8eq Ip qeled supp Eue,{ 8ue1uq epud
:BIrq lqnueuaru de88uerp ledup
sepp 8uu,( 3uuluq IrBp )tpul uurfn8uad tellnsag 'u,(ustuulau IBJIS{sJrs ue{nluellp )grsl
rfn uenlueq uu8uaq 'nlBI selurdas uu4sulafrp n1-rad ueusluaurd Fnp ledtuaal uerteg
'ruru ['0 epedFup llcal qlqet p>pd BSBUr BruBlas se1 qnduul
eped le8uer E^rqeq Brls{a uelurgfsrad reSeqas n{Blreq slue{oru ue8unqures BpEd 'S
lslueleu IBJIs-lBJrs dupeqrat uelorluo8ua;'t
i(etur 3ue[
uesule8uad 'tuelep nlulral {Bpll e,(ure>leq.rat) se1 ueefto8ued uep lensrn rsladsul '6 BUa
Irselgrseds spl ueeqoo:ad epoleu rrrelep uBp
ei(uunlaqes ueteruu8uad uB{resepreq lqudlp Eue[ uesela8uad epoleu ue>1aca8ua4 'Z 'ueE
l(1oduro1a{as UEBS{pauad nutB Isnlgluesraq ue>11usru) uotaq efeq -rod
uurnlered uup uBlBJBFsrad Euuou lrunueu uuleunErp 8uu[ uolae e[uq uelo:1uo8ua4 'I
s u B{ a ., u e3un q u Bs uBp uoIe
r
q r}l' ::, T:1,#il.1 *TH&1,',i,:],1'Yr1:
"
!firysxrugrugd '6
'sllstuolo Eue{ {efu?q
-{ltulq uesula8uad ursau relerusr,u snsnql Eue[ >1uqud-1!:qed epud pedeprp IUI '{uurq sBI
uu8uelnl Eupef rslnpord qBIBpB uIuuuruluuad sunl uup leua{ra1 Surpd Suua 'ledac le8ues u?p
tue,( ueselaEuad nl{Blr rcdeiuatu tudep lur ursetu B{Bru srue>leu BJBcas uolqesrdrp er(u u3TI
-1nfue1as 'urr8unu lufueqas uernlefued uup ue{nseurad BIIB 'nU uetuulnl {nlun uelSuec ur(uu
-uurrp lur ulsaru Buuru rp 'rauorsuts uBuBr{Bl )t$ulq ssl urseu IsTBdlp JnlEJq uep 1ufuuq
Iras ruulup uu8uulnl uauoduro{ uqBnqued ?lrlsrl uusula8uad uuluun8rp 1u1 ue8unques
Iruun leml se1 uuEunquus nlens qBIBpB (gq'S reqLuBC lsqll) Eueps se1 uetunquus
'8ue11s se1 ue8tmquBs Gg'g rBqurBC
'(
UrrrIP
r{uel
EuqJs sq uu8unques 'f8 ufuq
.:1IrtSI sBI .DY
IDtBdlp Euruapuac
uep epoalele uesulatuad uota
qlqel rslep Euu{ uuEuulnl l$ttulsuol Inlun uqEuupas 9Vn/CIHI
uu:punErp e{uutnurn 'e[u:pre[ tue8Euar Euu,{ uutuept Is:ryutsuo{ rylun 1euJuusuuag 'sluBI
tue,( efra:l eEeual unuureqtuad uu:lpszqtuau uuselatued 'uutuqnl uqelfued wtuap
Eulpuuqrp (rdec qlqal uusqetuad nDlu,h) ui(ueuarul qalo lrqrup11p rdup 'rensac tuel uB{nl
tun[n uep urolol'{opq BpBd uEuBrIBt lpulq ueselatuad uttulq ueDt5uapes lurrqrp sBI ulseul tuuI
tupas
{enqes 'uBu?qzt lpulq uuselaEuad eruc uetuep ue:lqplp epd rdup lu:lal uuselatua4
68r ueouent tqeg
J,.
Y

140 Pedonan Pengeqaan futott

sesuai dengan pengontrolan yang disyaratkan dari sambungan las baja beton dan sambungan
mekanis (lihat 9.1). Bila pada pengelasan bintik jaring tulangan, batang pembagi yang dilas
ikut disertakan dalam menentukan panjang penjangkaran dan las yang dibutuhkan dari
batang tulangan utama, maka perbandingan dari garis tengah karakteristik bagian pembagi
(0.,) Oan garis tengah karakteristik bagian tulangan (tarik) utama tidak boleh lebih kecil
daripada 0,8.
Jadi Qr, : Q*, > 0,8
[,as antara batang pembagi dan batang tulangan (tarik) utama harus dapat memindahkan

gaya geser minimal 125 A. t N ] dengan: A, = luas penampang batang tulangan u&ama
ouiu* mm2. Inm
Untuk pelaksanaan pengujian geser lihat Gambar 5.64. Batang yang datar dijepit,
selanjutnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik lepas batang vertikal ditentukan. Gaya ini
125
harus lebih besar atau sama dengan gaya yang didapatkan menurut rumus A" t N l
mm

i 150i: 150

lil=t

Gambar 6.64 Benda uji geser untuk pengelasan bintik jaring tulangan.

10. BUTIR-BUTIR PERI{ATIAN PENGANTAMAN PADA


LOI(ASI BAIYGT'NAN
Penerimaan baja beton
. memeriksa apakah sejumlah baja-baja (partai) sesuai dengan; jenis/mutu baja,
diameter dan panjang yang dipesan,
. dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan,
" pemeriksaan visual terhadap karatan, pelupasan dan sebagainya,
. kelurusan batang-batang.
Lokasi penyimpanan (sementara) baja beton
. penyimpanan baja beton bebas dari tanah (di atas balok atau yang sejenis),
. per diameter disimpan terpisah,
'u,tuqu1u-rnf dnlnc urul 3ue,( nlueqtuad Suqeq nele uodns .
'(e,(usruaf Inteq uep dnlnc Euef uBlBIr qulunly uuroca8uad uqn>1e1rp
B{Ila{ sudel-ra1 {BpllEuetuq-8ue1uq re8e lunlrnura dn>1nc ueue,(ue8uad pseq .
'sete-uu8uuef r33urt uulcda1a1
'{luq sqtlunlraq uBp dnlnc 1u:ef u8uluad qelunf
:dnlnuad4nturles
'uu1delalrp 8uu,( tsueJolol lrunueu
'tgueq Suer( BIIr.rou
'sluq
'3ue1eq nquns a{ nquns uuJn{n
'3uu1uq-8uqeq qepunf
'reledrp 8uu[ efeq nlntu uBJBueqaI
'pefuu8uau uueftelad eslpad
'n1u1 selurdas 3ups11aq uern{n usluad
'peledasrp qetal Euu,( reqtuu8 uu)prpes
uutuu{ueBua6
'r8unfunryp qupnu ueuedur,(uad rsu1o1 .
'prpuasral uu8uunr rp nu1e {sq-Iuq ue)plnseturp qeduresTusrs .
'ruecsrues Euef nsle
{olug-)toleq sBlB rp uBIurBIaw qeuul uuulnuuad setu !p uellutallp {Epll u?lepunq .
, 'nlel selurdas lurllllp rlupntu Bpeq-Bpeqlaq Eue[ uelapunq uB{BqBSn
'(uelo4u8uad ueuq8untual ue8uap Eunqnqroq) ry-ra8raq
ryrTduret-{ruueq edruaq nlnqBp qlqel lenqlp 8uu[ ueualo-uauele qe>pde eslued o
'(ueeslFeurad)
ur(uuen[n1 uu8uap Iequl runluecrp uep lapunqrp rslrulsuol uer8uq rd Suqeq-8uqeq
'uu:n1e:ad lrunueu lp1-lle{
Bpaq-Bpeqraq Eue,( ralauerp upud uu>lloq8uaqtuau {nlun uelturu{srp 3uu[ pu[-pe[
'(l'?'l gur8ere4
1o13uaqp 8ue,( Suauq-8uqeq ue{rleq.rad) efulntuaq uep Suquq 8uefued qeleslpa<l
'tnfnlastp qulat 8uu,( uelolSuaqtuad uup uu8uototuad JeUBp uulerpes
ue>1o18uaqued uep ue8uolorued
'euecuarad nelurrep requru8 runf ue8uap Surpuruaq nlrad upq .
'ue>leuecuarrptuu{ ue8unlrqrad urelup Euunq.lal Suef uu8uotod .
'us8uoloued regep lenqtuetu uolse8nlp uru{uu8uad .
uuEuototued re1Jeq
nolSuaq tNI
-ured nqe/uep Suoloruad e{ s/heqrp rnfnlasrp qulal tuel uelolSuequrad rugep .
rur e{r
'uuun8uuq
I$Ierlp uenfnlasred u1ururaur uup uelu[:eTp ue>Is 8ue,,( uolag ufeq er1s1e ueryodul " ildafrl
'unpparyp uu>[B 8uu{ uoleq ufeq quprnf qe13un1g '
'uu1o>13uequad regup urBIBp (u{ure8eqes uup podns) nluequrad Btuqn
Euu1eq-tuu1sq uurBtyupued Euelual uuunEueq rs{erlp uuEuap uerfueFad lenqruaru o us{r{B
'tnfnSesrp rIBIel Euei( ruqruut uopusepJaq uulolEuaqured JBUBp B$llrad .
'ue8uu1n1 IJBp ueBpueuad uelsls squgdas teqr; .
'pfnlasrp qelal tuef ueEuulnl ruqurut uoprpas .
IIJE{
uelolEuaqurad raguq puqu
'qus1dre1 tue{ uutuuru eped uulledtualrp lguelgru ugJrxde ugp Bsrs ' p?p u
(uusatueu supp t
qpfueq nlulrq uetuu] n1:ad {upp Eue,( ueueduu(uad n11elr uBBruEleI ue:pupunt . uetunc
trl ueduqnl Qlq
lr

142 Pedornan pengeqaan getn

. tempat pengelasan yang benar,


. menyetujui material yang dilas (pemeriksaan visual),
. sambungan mekanis (pemeriksaan visual),
. panjang las lewatan memadai,
. penganyaman yang erat di bekisting dan tidak berminyak (minyak bekisting).
Laporan kemajuan
. buatlah laporan kemajuan yang tertib,
. kepesatan menurut rencana (bila perlu mengganti yang rusak),
. buatlah perjanjian dengan kepala penganyam seandainya sebagian pekerjaan telah
selesai, ia akan melaporkan pada pelaksana.

1.

lingl
SUSU

cam
pem

l. l.

bahi
pasti
bahe
kasa
'uerndurec le8e.rte urp uatues uBnleg I.g TBqEBC
r : i.,,:.i "'\,

N .. :
'.,.i;i: lii i
,u
*, -:$'fu .
ueqrrre(rl rur nlBI squrdes usSuBreued'Q'9 rDqwDg) snlBq uBr{eq-uBqBq qeto rsrrp rESBI
uBrpq-u8r{eq BrBluB rp B88uou '(u,tureSeqas uBp llBSBq 'lpllJa{ nlBq) urBI 1B3er3e uuqeq
-ueqBq uup rrssd lB{r8ueu uerues ?/hqBq uls?d uB)IBls)llp ledup e,(u1e13urs 'uatues sls?d
ue8uep r{Bqtue1lp uep (rESDl uup snlBr,{) uurnduer le8er8e uep {nlueqlp uotag 'lpll-uBqeq
r{alo u?{le{arrp 8ue,( uBnlBq-nlBq ueLIBq ederaqeq FUP tlsodtuo{ nlBns q?lsp? uole8
uotofl 'I'I
'rpe[ rs{npord uep Epeq-BpeqJeq 8ue,( rBSBp uequq uulo]luo8uad uep uues-,iueuad
Suetual elnd ueryteqradrp ueqe e,(unlual 'uolaq ueef:a8uad uep ueln{Sue8ued 'uutndtuec
'rsrsodtuo{ 'qulr.unl Hades ueqrlrurad uulnluelrp ue{e JBsBp uequq-usguq I]Ep ueunsns
uelrusupreg 'uoleq tuJIs{BJrs uup rsu{uqed suqeqp u"ry efueuare;X 'Blseuopul rp ue8un4Surl
/us?pue{ lrunuetu uu4n[n1rp Suef uoleq rSolouqq Bruuln qelesetu seqBquau uurle IUI q?g
rrII/Oa0HVCNfld 'I
qBlal
uolag
'(Er
ryu
L
Be
144 Pedonnn PengerJaan Betor

bayangan bahwa harus ada perbandingan optimal antara agregat campuran yang bentuknya Se
'
berbeda-beda agar pembeniukan beton dapat dimanfaatkan oleh seluruh material. 1

Pembedaan material pembuat beton dalam:


semen bahan-ikat hidrolik;
agregat campuran batran batu-baruan yang netral (tidak bereaksi) dan merupakan
bentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir, kerikil, batu-
pecah, basalt);
batuan-semen campuran antara semen dan air (pasta semen) yang mengeras;
spesi-mortar campuran antara semen, agregat halus dan air yang belum
mengeras;
mortar campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah
mengeras;
dal
spesi-beton campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar)
lair
dan air yang belum mengeras;
me
beton campuran antara semen, agregat campuran dan air yang telah
dic
mengeras;
dip
bahan tambahan bahan kimia tambahan yang ditambahkan ke dalam spesi-
(admixtures) beton dan/atau beton untuk mengubah sifat beton yang
dib
dihasilkan (misalnya;'accelerator','retarder' dan sebagainya).

1.2 Asal usul


Peninjauan kembali ke sejarah pembuatan batu-tiruan (contohnya beton), ini asalnya
boleh dikatakan sejak adanya bangunan yang dibuat oleh manusia. Perkembangan hasil-
hasil percobaan masa silam seperti mortar-plester, pembataan dan mortar yang berbeda-
beda ternyata cocok juga sebagai pembuatan beton.
Pada tingkat awal orang menggunakan mortar dari gamping ('loam') dan tanah-liaU
lempung ('clay'), tahun-tahun kemudian dipakai campuran dari kapur, pasir dan air. Baru
sekitar akhir kurun abad ke-I8 timbul pikiran dari kerja sama bahan-ikat dan pengerasan
mortar. Penemuan semen Portland merupakan awal penggunaan pabrikasi-semen tingkat
besar-besaran dan kemajuan pemakaian beton yang sangat pesat.
Beton tidak bertulang umumnya digunakan pada pondasi, dam-pelabuhan, dinding-
kade. Di samping itu penemuan dari kerja sama antara baja dan beton merupakan dukungan
yang penting dalam penggunaan penulangan beton. Kepesatan perkembangan metode
perhitungan beton bertulang, mengakibatkan bangunan struktur beton lebih banyak
dilaksanakan. Pada permulaan kurun ini penggunaan struktur beton bertulang di beberapa
negara dilaksanakan dalam tingkat besar-besaran.
Seiring dengan masalah tersebut perlu disusun basis peraturan dalam segi perhitungan
beton struktur dan teknologi beton.

2. SEMEN
2.1 Umum
Semen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan-ikat hidrolik untuk pembuatan
beton. Hidrolik berarti:
semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa,
suatu produksi keras (batuan-semen) yang kedap air.
Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik-semen. Pabrik-pabrik semen
memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifarsifat dan karakteristik yang
berlainan.
'BPaq-Bpaqraq 8uB/( uoruas sBIa{-sBIar uBlBnra{-uB8uquauad z.g rBqurBc
3u
[ueq] <-- uesetaOuad nUe/,A u
8Z
ue
I uelBnla{ sdt
{B
'EsBuoI uBp 8uefnx 'Bpou u8rl 'Suepud '{rseJg nlref ueuos-IJau udrjrqag ep(
uef
-3u
qllnd I qllnd puBluod ;":,;l
nqe-nqv + 6ueq-re1 nqe puelpod ua.'^,es lB{
I
nqB-nqv ues
t l I pueruod ua.iras
I IIIB
c I V -_] nel
BUJeM N3W3S SrNsr
s\n3v
-upi
-IISI
'rE8ult le8uus [B^rB uelenlel uu8uap uatues :J sule; e,(u
t88urt Ie/hB ueteru{a{ uu8uap ueues :g selo;
Ierruou 8ue,,{ leine uulen{el ue8uap uerues :V sEIe)
'(er(
:sBIa{ u8rl uulup uu{Epeqrp
3us,
ue(ues sruef-srua[ '(z'g toqwog) uslBn)le{ ueSuequaryad uep ueledaca>1 lcrl TuBIBC
-ls
runun Bue,( ue.,,es q,tupu Buuqral-nq, puuruod ueuas u,p puBIu;:T::[t l:":?::il qele
qeloq {upp 7->1odtuo1e{ IrBp ue(ues IUBreq rul 'ruBq uee/he,(uasred nlens :lntuequeu
ue>lu I-Iodtuolal uu8uep rndtuscraq nu1e rnduecrp 8ur1us BIIq Z-{druola{ uaues '(ulrl
(JBSI
uuerrrufuasrad lnluaqueu) I$[Boreq Eurlus {epll urul 8ue,( uup nles 8ue,( 1-lodruolol uep
ueuras-ueues 'Iltlururx uBsBra8uad IS{BoJ IrBp roDlerul uB{JBsepreq SBIB rp uuEpoqred
qele
'lBJInSJaq uauras
'uolues tunrurrunle run[a
urcl ueues-ueues 'z :SB.I
'qpnd puuluod uerues
-uB(
'(.rueruacu"X';tr1r.fr;,,il:iff$ ::H:: - us)tB
'1saq rupelreq puBIUod ueures
'Suuqrq nqs pueluod ueues
'pue1uo4 uetues
puBluod-uellles-Je{ulpl usqBq rrBp uelues 'I
:nqe[ Bruu1n loduole:1 Bnp tuBIEp us{upeqp ueur?S 'Jm1
9rl uoFS 'olq
I
146 Pe&rtan Peryerlaan &bn t'
I

I
I

22 Semen Portland
Semen Portland dibuat dari semen hidrolis yang dihasilkan secara menghaluskan klinker
yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis ditambah dengan
bahan yang mengatur waktu-ikat (umurnnya gips).
Klinker semen Portland dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasar
berkadar besi. Jumlah batu kapur yang dipakai di sini amat banyak, sehingga pabrik semen
biasanya dibangun di sekitar gunung-kapur. Bahan dasar dari klinker semen Portland dapat
dipabrikasikan secara dua proses (basah dan kering). Pada proses basah, sebelum dibakar
bahan dasar dicampur dengan air ('slurry') dan digiling sampai halus berupa "bubur halusi,.
Pada proses kering, bahan dasar dicampur dan dikeringkan, kemudian digiling berupa "bubuk
kasar". Selanjutnya kedua produksi ini dibakar dalam tanur-putar-datar pada temperatur
yang sangat tinggi sehingga diperoleh klinker semen Portland (Gambar 6.3).
Proses pemabrikan klinker semen Portland
Proscs basah Proses keing
Bagian digiling Bagian dicampur
J J
dan dicampur dengan air digiling
J J
"Bubur halus" "Bubuk kasar"
_, Tanur semen (1400 C) { seb
Klinker semen Portland
Granulasi (udara dingin atau air)
chl
san
Klinker + bahan campur (gips)
2.4
Bagian utama dari klinker ini adalah:
dikalsium silikat
2
2CaO.SiO atau CrS
trikalsium silikat 3CaO.SiQ arau CrS
Vanr

trikalsium aluminat 3CaO.AlO, atau CrA


telal
tetra kalsium aluminatferrit4CaO.AlrOrFerO, atau CrAF Gipr
akhi
Akhirnya semen Portland didapatkan secara menggilas klinker tersebut dalam kilang-
Kecr
peluru ('kogelmolens') sampai halus dengan ditambah beberapa prosen gips (CaSO42H2O).
Semen Portland putih adalah suatu jenis yang tersendiri dan mempunyai siiat-sifat
yang sesuai dengan semen Portland normal. Ciri-cirinya adalah tanpa *rrgundrng besi dan
digiling sangat halus.
2.3 Semen Portland abu-terbang peng
Suatu perkembangan yang lebih lanjut yaitu pemakaian abu-terbang yang dikombina- selur
sikan dengan semen Portland. Abu terbang adalah suatu pemanfaatan kembali dari produksi 'pers
gas-pembakar, misalnya didapatkan pada pusat tenaga listrik yang dibangkitkan dengan
:epat
batu-bara.
pena
Guna melindungi pencemaran lingkungan, sekarang diharuskan mengambil tindakan
untuk mengurangi pernbuangan abu-terbang. Hal ini sangat bermanfaat karena "bahan-sisa" ;

.!umli
seperti abu-terbang dapat digunakan sebagai pengganti semen, asalkan dapat memenuhi
..ehal
persyaratan yang tertentu. Abu-terbang yang cocok terdiri lebih dan 213 bagian bahan-
bahan yang dapat bereaksi dan dinamakan bersifat"pozzolan'. Dengan kata lain berarti. ,latU
-:take
bahwa abu-terbang dapat bereaksi dengan ikatan kapur dan Oapat membentuk suatu
persenyawaan kimiawi dalam semen dan air. Secara demikian akan menambah ;ri sa
kepadatan :eberr
struktur dan perkembangan-kekuatan beton.
uB8uep uB)In)IBUp srueq efuueuuus{Bld Bsuru ruelep 'uru1 8uu,( uerues uere{utlled ede:aqaq
us
I$un uBp u8{nlualp ledep uolaq rnqtuls nluns epud rsegerprq seued 'rusaq lefiues rur nl
seuud uu{Uuequad r83urt nlnur uolee Jnt{uls eped euelruel .ue{ur8urrp
lepll rur ug{Blar 'l
uolaq rnl{ruls edu-raqeq BpBC 'ueut8utpuad u1r1a1 rpu[:e1 8ue,( ue{Ble-r ruleX tlelesg1g nlens
-uE
{nluequeu ledup tut seued ue8uequaryad 'uuuuus4elad uBIBC 'ue8urlr88ued ueinleqa>1
uup te>pdrp 8uu,( uoues stual uep Sunlue8ret urEI BrEluB luueqrp 8ue,( seuud qel1llnf Iqn
'lselBJplq-suuud uB{sluuulp ,,B
Iul seued 'seued Inqurlt r$leeJaq rrB uep uerues B{rley uB
'Euurn$aq rlrptB-uslsruIe{ qruu8uad uS8urqas 'r33up qlqet (resaq >lgrseds Buedtuuuad)
uuE
snlBq qlqel tue{ ueruas-uaues usp IB^lp usluqa{ nlr BuerBX 'ufurslearaq uuledacarl ledac
ul{etues u,(uueEunEEursrad Sueprq JESeq qlqe-I 'JBSeq ur;etuas rru uefluep (uu3unSsursrad)
Iq
{Bluol Sueprq sunlredtueu ue{u ua{uos rusaq qlqal Suedueuad ueulnur.rad qrunlas -?u
3II[ 'uaues Suedweuad raletuulp lulol qelepu) lgfisads Suodtuouad ue:leueurp ue8urpfiBuad
wsnleqoX'ue1u{8uad ueludacal rqnru8uadueur uaues ue8urpSsuad uBsnlsqay
'rnleredwal
uBp
uellles-Jrs JoDISJ
ISJI
uaues uBsnlsqa{ '(o
:qBlBpB ue1ery3uad nDIB^\ lqnru8uadueu tue.( ueledaca;1 -3ur
'rlWfsreq uelBII uB{nluequad urnlagas ue>1efta{lp uep
lnl8uurp ludep uolaq e,(u:rq1e
'tur uuqequreued u,(uupe ue8uaq 'JIB uep uauas uqelrEuad luqureqEuour lBJISraq sdlg
'sdrE uuquq*rr uBqeq uesred udureqaq qequrelrp ue>p udurunlaqas B^\r{Bq uelsulafrp qelel
Suef gedaS 'ledac le8ues ueptraq Is{Ber sesord 'ueures-rserplq lnqasp {uuaqral Buef
lmuq uelSuPpas ISBtBJplq ue{Btupulp lur upe/te{uasrad 'lspareq turps JrB rrep uaues
uaruas uesera8ued uep ue1e43ua.1 fZ
'o/oSZ rstp{as rudues
ueules Islnpar uelltseq8ueu IIBq Suuf Suuqral-nqe IrBp uBBunSSua4 'uoqre{ uep Eplroplo
repB{ 'uusnluqe>1 'uurolo8uad depeqral uulere,(sred uu:11uslh[ 'uetues pueSSued ruEeqas
ue>pun8rp ledep e.(udns uIBI usteJu,(srad rqnuoueu e8nf srueq Suuqrel-nqu ,e,(ulnfueleg
'puBIUod uaruae rs:1npo.rd sasord g.g rBqurtrC
puBluod ueures
uepl6ue6ued rnduecuaur + 6u1p6uanr ueures:a16u11 ueueduglued
lnlgrr
{nQn
'.,StrI
uoruos olts
6ueqreg-nqa
JqBq
In;un uoues te16ug
uepl6ue6ued rcdup
ueuro3 rnuEl uaue
JBssp
lrBrrlnrilred uetul
tfip rary[
rro6ngpared
.ndel|-nleq qnle6 qeuel
li
LiL uotq ll '4q
t,
148 Pedornan Penger7aan Eeton
l
pendinginan. Aspek lain yang besar pengamhnya terhadap pembentukan panas hidratasi
selain sifat-sifat beton yang lain adalah faktor air-semen
Faktor air-semen (F.A.S) adalah perbandingan antara berat air dan berat semen:
berat air
F.A.S =
berat semen
Misalkan:
F.A.S = 0,5; bila digunakan semen 350 [kg/m3],
jadi banyaknya air = 350 x 0,5 = 175 [Um3].
Semen bersenyawa dengan air. Dari persenyawaan ini butiran-semen membentuk suatu
produksi. Suatu hubungan yang erat akan ditimbulkan bila produkii-reaksi dari seluruh
butiran-butiran semen seakan-akan saling tumbuh menyatu.
' Faktor air-semen yang rendah (kadar air sedikit) menyebabkan air di antara bagian-
bagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran-butiran semen pendek. Akibatnya massa
semen menunjukkan lebih berkaitan, karenanya kekuatan awal lebih dipengaruh dan akhirnya
batuan-semen mencapai kepadatan tinggi.

kuat tekan [N/mm,]

28
3* umur/waktu pengerasan dl. hari

Gambar 6.4 Pengaruh faktor air-semen terhadap perkembangan kekuatan beton.

Semen dapat mengikat air sekitar 407o daiberatnya; dengan kata lain air sebanyak 0,4
kali berat semen telah cukup untuk membentuk seluruh semen berhidrasi. Air yang berlebih
tinggal dalam pori-pori. Beton nonryrl selalu bervolume pori-pori halus rata yang saling
berhubungan, karena itu disebut po\ori kapiler. Bila spesi-beton ditambah ekstra air,
maka sebenarnya hanya pori-porinya yang bertambah banyak. Akibatnya beton lebih berpori-
pori dan kekuatan serta masa-pakainya berkurang. Grafik uraian tentang pengaruh faktor
air-semen pada perkembangan kekuatan diilustrasikan pada Gambar 6.4.

3. AGREGAT
3.1 Pendahuluan
Agregat (yang tidak bereaksi) adalah bahan-bahan campuran-beton yang saling diikat
oleh perekat semen. Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil dan batu-batu pecah.
Pemilihan agregat tergantung dari:
syarat-syarat yang ditentukan beton
persediaan lokasi pembuatan beton
perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu 1
uBp lluer8 'lleseq gredes lococ 8ue{ qe:13uoq-qe>13uoq sruaf IrB(I 'llce{ e{ reseq uBrDIn
uep e,(uuee[ra>1ed u>Ir[ selaf'epaq-Bpoqraq 8ue[ ue1e13ur1 tuelep ue{n{elrp rur ueqgcerued
'epeq-Bpeqreq 8uu,( rBsB{ quced-nleq {nlueqraq redures (raqsn:c irnel) nteq qeced ursaur
ue?uep nlueuel uunluq rsuLUroJ uuqeoetuad uc8uep ueltudcprp u8nI ledup '(uolaq In]un
ue>leun8rp ledup Suns8uul:rduuq) rtuBIE uerlu8 uup qelo:ed1p tu8ar8e uuquq Surdtues rq 'qE
'sntunq Sunpue8ueu {Eprl ueqrrq 1I
-ueqgq e,(uepuel 'qluJef uep uu8utun>1-3urun{al BuB/h.req uB]rEJ ulrqedy 'reledrp lunsrs
{Bpp rtsed uep r8Eurl le8ues snunq repe{ I}rureq Bnl IBI{oc redues enl Eurun{ Bure,rrrq
UBJIBJ upg 'wef tZ BruBIes uB{rerqrp uep rdnlnlrp Jn{n-se1a8 '>lnpurp e,,(uenues qelelas U)Z
rn>1n-sue8 redtuus HOBN uelruul o69rfluvnlrp uurpntue;tr '0I rnln-sge8 redues eqo;--rrsed
uu8uap rsrrp (rurc ggE) ruryuad-su1eE r1unqes '(.rep-rug-suurqy.) eruu^\ ueeqoc:ad uu8uep
ue1u1e.(urp ludep snunH 'ue{nluallp tedup rndunl aseluasrad uup Suequlllp sruuq ur:>1e,(e rp JOI)
1e33urga1 te8er8e 'e,{u1n[ue1es
'turu 0S0'0 JBSeqes ue1e,(e 8uuqn1-8ueqn1 ue8uep uu1u,(e sele -u
.JIB
rp ruerr,(ueu usp rcncueru uurpnue{'le8ar8e uequq Suequruau uep ue>18ur:aEueu BJecas
uu{ulBfurp ludep Surdue8 uep IBII r{Busl uup uerolo8ua4'dn4nc Suernl leduelas uesura8ued Sul
uo1teqpte8uau 8ue,( ueues uers>1ee:ad depuq:a1 {unq qn.re8uadreq snrunH '(sruu8ro) qtq(
.snrunq. qelo uolo4rp e8nf ledup Surdure8 nBlB lerl qBuel usp ueJolo8uad Surdtues rq f'0
'-rru uuEuap rcncrp nlrad 3upe1
Bruces uur1e33ue6 'nll BuarBX 'u,(uuelelarad rqrueEuadueu uB{B BIBru uuleun8rp uule
und rur uur{Beruur{uq Bllq uSSurqes 'lHlra)i uup lsed Jrlnq-Jllnq llndrlaur 3ue,( sqdrl uusrdul
udruaq Suuas ntr Surduu8 uup lerl qBUBJ '(.tuuo1,) Surdtuu8 nelu lurl r{Bue1 fpadas urel
usquq-wquq ueuq8unue{ u,(uupe ue8uap ueryleqradrp srueq rur uerle8 rdelet uele'(re8uns
resBp renl rp rpefi ue>1n{ellp etnd tedep ..3uFa>1 B-rBcas.. Ipllre{ uep rlsed uurleE8ua4 'u8nt
ueryleqradrp srusq rdelal 'ru8uns uerle8 le8ar8e ue8uap >1u,(ueq Bpeqreq lepll lnBI uep IIIITa{
uep rrsed rsrsoduol e,(udrsuFd BpBd 'u{qlslslp 3ue.ra1 llln{ uep uB{r.lrsraqlp (Bplrolpt)
u,{utuereS-urere8 Euas ueroto8ued UBIIBSe tnel uup IIBBIp e8n[ ludep lp{lrel urp rrsud
'uoleq-rseds legrs-1ugrs uep uoleq {ru{el rlqe ue{nluellp 8ue,( uerrtnq-ucrlnq {nlueq
upud Sunlue8raq uotaq uurndtuec )inlun lodtuole>1 derles qelunf uer{rlruad 'ueluun8rp
ludep re8e ue4qecadrp tedep utueuad >1odruo1a1 ue(I 'uolaq uelenqtuad :1rtlun (1ocor
e88urq e.(uuelrndrueJueu ue8uap nule) {ococ 8ue,( qBIBpB rr(p{Bral 1odtuo1a1 enq
'(rutu S IrBp llco)t qlqol) uolaq rrsud
(urtu 0 redtues tutu S Fep) uoreq ll{lre{
(uru gg uup rsseq qlqet) rssu{ tHIreI
:nlre,( loduole>1 t tuelep ue1e.i'
ue8uap ue4qusrd-qusldp ue>le lplue{ uep rrsed uuqeSSued ls{npord 'tut Suerelas rgedal er{ur
ESSSU
1u8uns rnluf rpnl rp lelelrot IHITaI uep rrsed ue1e48uup >1e,{uuq eSSurqas ledurel qepurd:aq
Suges rc8uns JnlB BueJB;,1 'ru8uns srenru Ip gce{jlce1 8uu,( uelSuepas te8uns nlnq eped -uurB
ueldepuelp (lpllre{) rusaq Euef uerrlnq-uerllnq 'uequcad s^\eqrueru te8uns sruV 'snleq
rrlnq-rrlnq {nluequetu e,(u:npp (rsore4relndulad) sDlDtrol uep Sunln8rat tuqrty 're8uns qrunl
BJBnru eI JrB-Jequns uep rc3uns sruB BArBqrp nlBq-nluq ?Ina{ InlueqJal rur rISBd 'uolae r.lBns
uelunqurad {rqun uu:pun8rp lococ ru8uns JBsBp uep rluErp Eue,( .rtsed u,(uurnut6
Euururl-nlBq'lpllrol'.r.rse4 Z't,
'B1uq-n1eq {oqruq Surnd nule sep8
uolaq 're:1eqrel nulu Jalurs tuEs-)tnpord uu:punErp etnf ludep gur?le le8arEu flenJe)
'(rluoruu uup talleuteur rseq-Wfte tapuq) resq le8arEe
'(sqqpwq-)tnqres'requl-{gra1'n1eq-Eqnd) snluq letarEe
(tpseq 'Il:ure{ '4sud 'l!sren1) lutruou leEar8u
:lDIIreq ruEuqes uu:Inlp11p ludep (resu:1) np1 selurdas tuef
ssl?Jl
uur8uqured ntsns 'rqnreEuedlp ledep uotee 1BJIS-1BJIs lgrseds tutar8e uuruleurad ueq
6rI uotQ 409
il

150 Pedoman Pengeqaan


ll
Bete r

kuarsit akan diledakkan dahulu sampai berupa batu-batu gumpalan. Kemudian gumpalal
ini dimasukkan ke dalam mesin pecah batu secara mekanis atau dengan tangan dan d
dipecahkan sampai mendapat bentuk yang diinginkan. Umumnya bentuk-bentuk yang b
didapatkan bempa butir-butir ukuran 7 mm sampai 50 mm yang nantinya ditambah dengan 3
bahan-bahan antara 5 mm sampai l0 mm. r
3.3 Agregat di Indonesia (r

1
3.3.1 Geografi, geologi dan iklim
Di suatu negara dengan geografi, geologi dan iklim yang panas dan basah sepert
Indonesia, maka batu-batuannya akan mengalami pelapukan yang cukup dalam yang
tergantung pada jenis batu-batuannya, iklimnya, derajat erosinya, exposure dan lain-lainnya
Pengaruh yang paling besar adalah pada iklim setempat, yang pada umumnya makin panas
dan makin basah iklimnya maka derajat pelapukannya semakin besar yang akan
mengakibatkan dekomposisi dari batu-batuannya. Produk akhir dari pelapukan ini adalah
terbentuknya tanah residual.
Gambar 6.5 menunjukkan suatu grafik yang memperlihatkan pengaruh-pengaruh
pelapukan pada batu-batuan yang menghubungkan antara temperatur rata-rata per tahun
dengan curah hujan rata-rata per tahun dengan klasifikasi agregat yang dihasilkan di daerah
tersebut dan ini tentu berpengaruh terhadap produksi beton.
Indonesia dan daerah-daerah sekitarnya termasuk secara geologi muda dan pada dasarn5'a
terdiri dari batu-batuan igneous vulkanis yang muda (seperti: basalt, dolomit, andesit
porhyries, tuffs, ashes) lebih dalam lagi dapat ditemukan granites dan batu-batuan sedimen
di laut (sandstone, limestone dan rnarlstone), seringkali batu-batuan ini terbentuk pada
lipatan dan patahan pada gugusan gunung atau pegunungan berapi.

Agregal'sound'
Curah hujan rata-rata per lahun Elek cuaca dingin
tetfiadap beton.

Efek cuaca dingin


cukup sedang.
Agregat 'sound' umum
.F

10
Agregat 'sound' agregat 'sound' umum.
Belon pada cuaca Beton di lapangan pada
beku. Efek cuaca cuaca cukup-sedang beku.
,
c
E
(o
dingin.
Agregat'souM' umum
Beton di lapangan Pada
60
o. cuaca sedikit beku
so 40
(! Agregal sedikit'unsound'
(E Beton dilapangan pada
-10
f,
50 cuaca sedikit beku
(E
q)
o
E
@
F 2.
20 Agregat lunakJrapuh
Beton di lokasi bergaram
Elek cuaca panas

Agregat Agregai cukup- Agregat


'unsound' sedang'unsound' sedikit 'unsound'
Elek cuaca Elek cuaca Elek cuaca
panas pada panas pada panas pada
beton beton beton

Gambar 6.5 Grafrk pengaruh pelapukan pada batu-batuan.


u{uusurq uB{IISBL{Ip 8ue,( >lnpord eSSurqes 're8uns-re8uns urelep 1p IpBFet 8uu,( e,(e8
-vAeE leqple ue4qucedrp ledep uelnduled luqp{E 1en1 Suern>1 8uu,( snarod 3ue,( uenleq
-nlBq u(uunun Bpud 'lgreq leJauru-[uJeunu Sunpue8uau tedep :rsed nluauel qureep rC
'.lsIuq lletus, uep Ecnu ue8uap rnduucret Jolo{ dnlnc rdulel
'tulnq qlqel e,(u1e4pud-1e1rped ue1u,(ueqel uep uXuurel tedual uu8uep nles 3uu,( 1u:eI
Ircp qeqruaq lepll laTuud uern{n uuepaqred uep rsuue,\ rcpuel 8uu,( ru8uns-re8uns
upud Idelq 'qlsreq dnlnc e,{uesurq rul uenleq-nleq uep dnlnc lepll e,(usnluq rrtnq-Jrlnq
ur(uusurq uup nluaua {Bre[ nlBns eped resaq dnrlnc rsuuB^raq uB{B uenleq-nlpq telrued
IrBp llsodep uSSurqas surap 3ue,( uells uqleqge8uotu uele lefrat 8ue,( ru8uns-ru8ung
goSrp Suot uontuq-ntoq uop lo?uns lrop 4sDd 'Z
uolee eped (.,8ulpaalq.) ueqerupuad
r{Bpntu uup uelef:o{rp {nlun lrlns 'rse8er8urel qepnu '(,e1qeryozvr.) 1uce1 dn4nc {Epll
u,(uuserq rur te8er8e stuef ue8uap rslnpordrp 8ue{ uolaq ?IBru qtdtd 8ue,( Intuaq uep
rseper8 uup luqp[V '(.,{{uU.) Suefueuau uep qldld {ruueqraq u,(ueserq ue8uet uu?uap
qucedrp Suer uunteq-nleq e8nl 'JBSaq ur{Bru rpefte1 ue{e rsepe:8 ue8uefuasel ue8uap
InueUp ledep {Bpp ufuesurq 'tutu 0I rcdures S relourerp uu8uap uenleq-nleq uBJn{I-l
'Bluuln qslesetu rpefuatu (.aper8 du8.) Suefuas lsupurS e88urqas 1e,(erp rypp u,(uuserq
rut ue8uq quced lu8a:3y 'ue8uul qeced tutar8e lnqasrp e,(uusurq 8ue,( Ienueru Bruras
rs:lnpordrp le8ar8e ueqecarued Buuru rp r,IeJaep-qereep rp rnualJp 1e,(uuq e8nf qrseu rdelal
nleq qsoerued 1ep-ge1e ue8uep rslnpo-rdrp >1e,(ueq uenleq-nleq Erseuopq Ip lul lu?s BpBd
uereluqel rpu[ra1 e4r[ quced qBpnu ledep llsepue tu8ar8u uep Jrl{Bar
IIu:IIe lBJISraq ledup rsu13 eaul uenlpq-nleq uup lrsapus uen1eq-nleq sruaf ede:aqag 'ure1
ure8eu-ure8au rp Fredas {r,eq druInc ufuesurq urcI uenleq-nleq sruaf uep re8as uenl?q
-nluq 'te8as usepse{ ruelep uunleq-ruBq undryseur r33uq efurserqe rc1ru 'e8nf r33u1t
e$uan1od, Sulqsntc telru uep snarod dnlnc u,(uusurq {ruplln^ nqe sruaf uep uenleq-nleg
'uelslsuol {upp uPnlPq-nleq
lnpord qeqas uolaq uernduec eped nlnur uerlepue8ued 'ueuuecua.red r.uBIEp uulrlnsa{ eped
ue{leqple8uau ledup nluq qeceurad ulsnpul IrEp ue{lrwqrp 8ue,( >peq Suurnl uup IrEq
uetul
3ue{ nlnu uu8uap le8e.r8e uep uerndr.uso nluns e/r\qeq uellndturslp tedup eueqJepos
'l!se
?Jeces 'e,(useltsorod r83url uDlerrl vep eiuan1lr.t uoltoJqy qaSuy sr1 'an1ol ,codtut
e,(tuB
'eiuanloa, Eurqsntc relu r88ull ulIetu B{Bru ufuuolnduled 1efurep reseq urxutu ldelal
'ufuselrsorod qepua-r upleru e8nf uep
qBJae
e(uan1oa uolprqv soptuy so-l uup e(uanyo.t tcodrur 'vfuanloa. tutqsruc rellu rlupuar
unqs
uDrcru efuuenleq-q?q JBBas ul{urrr 'le?as Suef uenlgq-nteq uu8uap uelndulad nuele8ueu
qrueE
8uu{ wruBq-nluq uurndu?c tlEIBpe uduesulq 1ul urecuru le8er8e uequceued IISBH
'(.{cor qse:;.) reEas
qBIBP
uentuq-nluq uu>lnlue1p ledep ru8u urupp dnlnc uBIn{BIrp rur upnlsq-nluq tlsodap epud
uB{B
uerpSSued e,(u4reqes uSSurqas IIOa{ uDteru rur uelnduled qnru8ued rxBlep e{ urxuu
seued
uel8uupas lereq Surpd Suef uelndulad rurelu8uaru s4u Surpd Eue,( ue18eg'uenleq-nlsq
u{uul
Itsodap gord epud epe 8uu[ uusldel-uusrdul ue8uap renses luqllp ludep e{uue>1nde1ad
tued
p[urap pr sruaf uenteq-nluq ufuuserg '{efulp uBp u?Tleced1p nlrad Euur( uurruln ruBcuur
Uadar
-Iuuceuueq uu>IIISBqBueu Suef uelupalad uup uuroqa8uad uerynlnqrp lul ,fuienb BpEd
qcoqaq lrDp uunpq-npq krun[ 'I
:(uunpq-quq lFdep)
,ftrenb luec?tu E ue{rs?qEuaur uelp e[u1Eo1oa8 ue8uap leduales ur1p11 sJslue rs{Brelur IIsBH
lrEor8r ;rBp {llslrel{BrBy Z'E'E ueEue
'rIBpuaJ uarstep IIBJB e{ 4sed uep Jeploq 'lpllra{ mSeqes rIB,rBq tuef
,il
il uBp
e:I 1uI lndq Euef u?nleq-$Bq B/truqtueur tuef ru8uns-ptuns uBp uuJrlu-uex1u :p,(uuq uup
,fr uepdu
UBnII-uBtnq qelo dn1ru1p uuEuap unquu dnlnc ufuuselq elseuopul rp EununS-Sunung
uolq
ol8
L9t
T
'1r

152 Pedotnan Pengoqaan Beton

adalatr campuran jenis batu-batuan yang kuat dan fragment agak lemah dalam setiap
sistem sungai di Indonesia.
Sungai-sungai yang mengalir melewati jenis batu-batuan yang seragam misalnya sungai
yang melewati gugusan pegunungan yang mengandung batu-batuan granit akan
menghasilkan batu-batuan yang sejenis tetapi masih terdiri dari campuran fragment
yang kuat dan lemah. Sungai-sungai yang rnengandung granit biasanya mengandung
cukup banyak mica dalam pasirnya dan juga biasanya gradasinya senjang karena
kurangnya butir-butiran halusnya.
Pasir kasar alami biasanya dapat memenuhi syarat gradasi zone I dari standar B.S.
(British Standard), tetapi material halusnya di bawah 0,3 mm biasanya tidak cukup
banyak. Pasir alami yang dapat juga ditemukan yang mempunyai gradasi antara zone II
dan zone III, tetapi biasanya terdiri dari cukup banyak 'silt' dan tanah liat. Tetapi bila
dicuci dengan baik dapat menjadi campuran pasir kasar agar nantinya setelah dicampur
akan didapatkan pasir yang baik yang memenuhi syarat zone II.
Gambar 6.6 menunjukkan pengaruh material terhadap kekuatan beton bila beton dibuat
dari agregat yang kuat dan bila dibuat dari agregat yang lemah, juga bila agregat terdiri
dari 60Vo kuat dan 40Vo lemah. Perbandingan kekuatan tekan ini menunjukkan bahwa
pengaruh dari kekuatan agregat juga menentukan kekuatan beton sehingga bila kekuatan
agregat ini bervariasi maka kekuatan betonnya pun akan bervariasi. Agar dapat dicapai
mutu kekuatan yang seragam maka tentu harus dilakukan pemeriksaan agregat sesering
mungkin dan agar didapatkan hasil mutu beton yang konstan maka perlu selalu disiapkan
'alternatif mixed design' yang setiap waktu dapat digunakan bila ada variasi dari mutu
agregatnya. (lihat Tabel 6.3)

Material Kekuatan beton dalam kg/cmz

Umur Original 100 % 100 % Good British


(hari) (60 % lemah) kuat lemah Material

3 25s (- e%) 285 (+2"h1 215 (-23%l 280

7 324 (-19"/"') 420 (+5"/.) 306 (-23%) 400

28 4e2 (- e%l s21 (-3%) 413 (-23o/ol 540

90 557 (-10%) 605 (-2ol.) 486 (-22/"1 620

Faktor air semen (F.A.S) = 0.40


Batu-batuan Maialaya lndonesia
1 MPa = 10 kd"'t
bar 6.6 pengaruh material terhadap kekuatan beton.

3. Pasir dari pesisir pantai dan sumur-sumur yang mengandung pasir don batu-batuan
Pesisir yang landai dan delta-delta meskipun tidak terdapat pada setiap tempat sering
dijumpai di Indonesia. Pasir dapat terdiri dari pantai yang didahului oleh pantai-pantai
sebelumnya. Pantai-pantai biasanya terdiri dari batu-batuan bulat dan fragment kerang-
kerangan kadang-kadang dari setiap ukuran. Di belakang pantai tersebut mungkin terdiri
dari laguna tua yang dipenuhi dengan material organik atau lumpur dan silt yang
tercampur dengan batu-batuan dan pasir sungai. Daerah yang mengandung silt dan
tanah liat biasanya mengalami pelapukan dan lumpur tertutup oleh lapisan tanah residual
Galian yang dilakukan pada endapan sungai terdiri dari lapisan yang hampir sama
dengan yang dijelaskan pada batu-batuan, tetapi dengan tendensi bahwa tanah liat dan
'us{al uqBn{a{ dupuqral (BilI 9.6g9 = rsd 661; uuq
rnrun upud uauas u3p
BZ lB Jol{EJ ue8uap le8ar8e uep qrue8uad rBqrrug
^&.g Etul
.IBN
uauras-.,t8 Jollej uBp
flu
IJIP
0
-Eur
IBlu
000t 3uI
ue6ueral-OueJal uPp uolag
UOtl
oooz d
cx
0)
oooe g
xo
0,
000t 't,f
9.
0009
runrun ru'u,s Bue rues rsepIc,r,.TH,:'?,XHT f;ffi
i:ffi1'H,; Tffi il'tr}I]
uBnlBq-nl?q lrsodoc '(epntu 8ue{ auolsaurl 'sacrurnd 'sgnl 'Iru?{ln^ uenluq-nleq)
ufulesu lrep teq Suurn>1 8ue,( uBnlsq-nleq lrsp Flprq nqe (uu4ndelad lBqpIB) usnleq
-nluq tlsodep derlas uped rrdueq snorod wp lurul 8uern1 8ue,( IBualBu 1e,(ueq dnlnc
uep ulprel uenluq-nlBq qBIBpE lslnpord ruBIEp luqrlrel Euer( runtun upfeg 'pltot Suuf sel
uu8uap ueus{uauad/uu>llplta,(uad uep ueqrlruad uelqnlnqlp nlred uolog rslnpord {nlun nln
e,(uue1eun88uau urBIBp e{Bru 'rur Brsauopul Ip epe 8ue,( uentgq-ntgq IBJIS{qls IrB(I UE)I(
'reseq Eue,( u,(ursqrosqu ue8uep snarod le8ues 8uupo1-Buepe{ EUF
'r33u1l Eue[ e,(uenlerr IsBJqB'u.(uan1e,r lcedtur 'u,(uanlurr Surqsnrc relru-rulru rcfunduratu rsde
Suur( JBBes uenleq-ntsq IrBp q?ue[ qlqq e(uesurq rur ueEueral-8uera{ Irup srueleru rrBlB
IBJIs-l?Jrs 'qldld {muaq refunduraur efuesurq ue8uura>1-8uere1 uep 'uunlsq-nleq 'rrsu4 E/hI{
'rnuelrp {Bpp e8n[ rusul Eqlud Euef
IIIPJ
IuualBtu uup Suurnlraq efusnleq Surpd pueleu puerul Suefuas rsupert rc,(undtuau lBn
PpB 8ue[ rrsed BIIq Suepe:1-3uepu{ 'llurl-llurl uu8uap uu{Bupcuerrp ufuuurndurec
ue,>llBSB (7'9 nquog tot11fl IUI IBUeI?ur Fpp rslnpordrp tedep ryeq dnlnc 3ue( uenleg rndu
'uoleq le8ar8u SIIq
p8uqas P)tedlp ludep Inlun Eueral-8uBJa{ uup [Bro{ IrBp lrlpret 8ue[ pluud uenluq-nleq
IIeu
IrEp lrlpret Suef uenleq-nluQ llsodep qBIBpu IBrydp Fdup Euef l?lreluur ui(untes-ntes dr,{t
qeJeup nlBns ry Suepu:1-Euepuy 'snpq pue1etu-l?ueleur r.Iuquzuau ue8uap edusnsngrl 's'g
IIBq rsuper8req tue{ IBIreleIu uu)pudBpueu Inlun ue>Irululrp npad uernduucuad
uup ufuuu{rllsrequau Inlun {Elnur lurefs nlens uuledrueur ufuuuaqes uurcnJued BUE
'dn:pc {Bpll (uru g'g rlelr\uq rp) edusnpq tuntr
I?lreluu udueselq uBp .ezrsJelo. Eue[ IBuslBru llqes lHlpas uutuap .s.g IJBp 7 rsepert luau
pB)lepuaul q3l?p3 rlsed r$[3{ r,rup rrnun epfeg 'ruduuprel qupns qrq uulnfu?le{req rrB)[E
Euuf uulndulad sesord ?uarB{ 'snarod uBp quual Euer( IBIrelBu uup IJrpJq efuuserq rsEu
uEnlBq-$Bq uBp 4sed Euepas 'utnurn upfet ue>pdruaur Euufues rsupsrC 'Euernl leEu
JBseq tuuf releluelp uu8uap IBIrelBIu Euepel-Suepe>l uBp >pfueq WqeI efuEundural dupe
89t uopg wl4
Diperlukan untuk perencanaan, carhpqran

:: CD
c' c E
c
(E: 6. 9.-c ct E o
,Et :,
E
z o
p (:(6
ct
c E s'H !
E
,6
o e
!d cD o 6E E
a!
.g'e
(o(6
o
o 6h6 o. .E
_t sc E"
c
o
3E (g CDc Jo
Jo
G
J! >c E -=
o
o
o
T

.::t .o G'
a-v o. CD
.8E -Ecl 6
ga 6E (,E EE E
o -ts
F oc
=ccl
gEE (/,c,
E

E6 cll 6l
CE
-o
5o C' = =c clf sEe 6:E B crc at
(6
CE
o'; .Y o =(!
.EE CE CE c
o E=
ffis fr'p oV EE :t (U
o. o- t,'9 r,-t0 r5E EP o
fri oq
o-L bE
(Lk E,E
c l(
o
dt Jo
so acL
6E E
s.e o-E E
;i(!o
d6g 6q
&ts
e
o
o-
c
c,
a
6
&
= ql
,
o)
o c
o
!
crl tr
a(E o)
(U
o- -o a
.Y G a

i
o
Y- oS
rf
ql

ga E.s pd
cl
EEE l.l
el c
R< E.s .A

E'- s gE 9Ein
ko
{=
ftr
it o!
gE
-FL

EE
(6 .t -C = ^C. @r
olF
rsi cd a
Tf,(o 13 JCr .o
-sa (6
! CD;;
-(E (g lD- (Jai c(U
6
a
o.E
5<
lo +i
3EE Eei
-C +E
gt E ERaE E8 $Es t.-N
$r<
6
o
x
(Et Bo.8 e.
g: gi 6 ds o H .x
.O'A
F<
a
LL' A -o
-ot -d
tO-6
('r@ d)cO=
o ,o o, ,{! n*
*o
OrcO*(\t @or a6
or-o

3 N(\r6or
E

@- E<n 6::
FEr
P erE
o
(\l
@
a
or
CO -frs
(r<')@
-NcD oJ
.'i S
or(,)@
ot
lft s 5&*
N O,t (it
--N(,
CO o('r@
*N(t)
ccD
(r,
c.
a
'6
Fc0 ()d! OCo< oooo o o .lld) o- ;.u) trl d) o<d) o<dro:' o()<@ ()<st @
qJ

o
z o
o
F 5 c
o o
UJ
to o (! cG &
o. c(0
xo .=
5(u x6
Ec,o aO
c o
(6
o"
po f
E o
c E
G a
c E o () co L

o
z ..o
(U(D
aD
(U
E .,F j j
o
o-
c(0
oo &
6=
z (,, o c(U tEa G,. (U- cC, G'
c
=- EE
ba
(! o at c
tr
d,

Ed
a-

= -o? RE EE o, () (! 6
zu, (!5
(,,o o -o
6
,
(!
.Y
Ep (aG'
c-?
uro
a-?
.atE
c-?
c
,
.=
co E
6, c
o
& (o.U '6E5 Q) E
=e (,r1 o(D o(l) Oo) c o .x 6
:, :o
(E6.
J
i .Y 6r
Or
6..Y 5r
&: o o c
:,
o o
G'
(! v(6
-i(U tc
o +!
o EE
_tA r- -o
-O -y o. c(u G,
6
:t
c
3q)
(U
't k.P E.e E 3F o, o E
sE o ES
'oE c:f c c
zY EE .Y .l< TE
oE EE
oE E EE
l!= o o- c)
A
:6
EE
(tl(E (E g )x. -sbE =o-
oc. E o,
c E
:E'
(l(l,
d)Y
o
E
(,
Y EE O(!
YY YY
o(6 OJ
YTTTY
Ct ok
YU o
& o
o-
li
UJ
o

= I
c
EG, a
F o c
6
o- .x C' 0
o o a (U -o
lU
(r
c
!lC' -
C'
E
(,
tt
.Y
o
.lt
o
o
(0
-o
E
o {,
f .-o= cC,
C'
.x
o,
o
6
c(! tll
Y
tr
C,

iG =-
o(!
'=D
-!
5
c
o
fil
C,
:o
o
o,
c
o
d
o
ll
J
c(l,
cD
E
= o r,,
I
E
.Iq, =9
cJ
.E
E #8- '=
E ,l(
.Y
c(, E
(t, !
c-
o
c
o t=eO (6
TU o
ot
E i'j
o>\
=n;
.t (t ,GE Cl
o EE
q(E o)
c
o
.o o, (U
5
E d.= o6c '6= v .l( o '6 c .x $E o
c o= 6 6 ,6 o= :'
tr (U
c(E P.3 -oi5 ETE JL
l[f Zts
t-E I
o oC'(d :, o >c c
siB Eq6 o,tr
Y F
Oc
(L5 @i ae--o cr=
(Do,
@o- Y
o
o
(!
a oo- EI o
o-
ie{uuu1uca1e1
uu>p33urueu ':le depal leJIs ue>1r38uruaur Brepn Sunqurale8 4nluequred
lrndruucuad rre r.{Bltunf rEuern8uau'(rE8urgad
-lp ISuelslsuo)t euoz) ue{BJolal rSSurpeduau razrcrlsuld-redns
uonfnl uoqoquq olupl uDtlog
:r.lBIBp? IB)tBdlp urnrun 8ue,( ueqeqtue1 lurg uuqeg
'que8uadral u,(ursuelsrsuo{
EuBIlr 3uu[ sutunled reEeqas e[:a{eq uup rseds Bsseru ruulep {nluaqrp l!oa{ urepn Sunqruala8
urBI Bls{ uutueq 'Suuoaq-1pq \e1e ue{rBsepraq Suues uerleqtue1 ueqsq IrEp epl
'{luq uu8uap ulnd rsFal ledup und 1r1ns Euer( Suqsqeq Inlueq
-{nluaq eped re8e uu{Bcela{ r88urUadueur BUes lnlSuerp qepnur rsods 'n1r euarel qalo 'rre
uBLIEqtuBUad eduq ufutsuelstsuo{ ue{ISSuruaru BUes uBlB>p8uad lequreqtueur {Uun qBIBpB o
D
Eurtuad 3uu{ uuqsqtuq uFupt uuquq uup uurB{Btued nleng 'efuuereleruad uu{uueueu 8uu[ E

D
Elruou nule Jesaq sueS-suBE p,(unduratu ur:13unrrr ueqeqrrsl upqeq ederaqeg 'nlulp tue^ rr
o
IBJIs-IBJIS rqnueruatu efuuurelet qerydu ue8unuadel r-urop nlnqup qlqalrq [e^te ueuqocrad a
Fd
uDlBpBIp sruBq epe Euu[ trBIIBquIsl BIrrrH ueqeq ruecBru-luuoaru IrBC 'Iococ 3uu.( JBsBp o
a
Fo
uPqeq-uetlsq uuEuap unlSunut luturldoas uoleq rsrsodurol ue{Br{Bsnrp srupq ufueuaruy
Itt
'{runq Euur( uoleq-lsads rsrsoduol r$leroEueur ludzp lepll ueqequsl b
Bltupl uetleg 'uu{IBqBIp ledep IUI uer;Bg usru{sl u83urq Etueln ueqeq uu8uap uelSurpueqrp
lHlpas le8ues 1uI ueqequlsl BIUIpI uuqeq uere{el 'ssre{ uep {Bunl uoleg uurnduuc te
IrBp nluauel IBJIs-lBJts lryuqradueul {nlun qEIBpB lul Br-urpl uur.luq uer.Isqueuad pep uenfnl .'ln
'uo1aq-rsads uernduBc tuulep uulrndurucrp u8nf 're uep uurndutec letarEe 'ueuras ueqeq
Euldrues Ip lqnpord nlens q"[BpB uoloq {nlun nluuqured nele uer.lequru1 Er-tupl uBr.IBg r
I
(smrnrxmlcY) w vuilrx lwrrvg 'g
'rndu1 Sunpuu8uau lrxrpes nlelrel uu{qaloqrp {Bpp
u8n['9 < u,{ugd qatoq luplt uetueseal e[u1n[uu1as rrulut\Bred 1n1un Jrs uB{lBSrIA[ 'uoloq =.
uelunqured {nlun rp epeduep r33un qlqq tuef lerers-lere{s rrlnueruaru sruerl und rur rry
I
'JrB rrrBpuarrp Suunlp nr?q Suef uoleg nul? srueueru-srual il.leseqtuetu
t
?rucas nlruf efulnfueles uelemured apoleu nluns '3uun1rp uoleg qupnsas-uulumered a
E
ru8uqas qnd ruludrp'uu1u>pEued tsluer lruun ue:lrln1nqlp JrB urBIaS '?Fupl runlroleroqel Ip
Ue:In:IBIIp sttrBII lut llruJurues uerlllaua4 'ruureE-tuereE nele sruuEro uer{eq-uuqeq'llo1le 'ruese a
'{e{uFr '1uyso; u[uqo1uo3 ':psrued uBr1Bq-uBrIBq Eunpuu8ueur {epp ntr rrs qulede lleruerp
u8nf stueq 'pns[^ use$luauad Surdurus 161 'ru4edrp qetoq {Bpll rru B{eru 'SundeJat 8ue,( =
uuJolo{ uduraqraq epe epqedv 'rehlsl JrB upqnuafa>1 ue4uuqredlp sruuq utuul-etuuuad
=
'u[uq7uo1aq {Esruaur 3ue,{ ueqeq-ueqBq
Eunpue8ueur {Bpll lnqesral rru qu>pdu peuruEuau {uun uu:luurusrp BpB lupll BUg uup
nIBIes {BpIt rununu rIV'r-qedlp qetoq uap8urrp eduu1 'urnunurp ludup Suef rBlrru1 JrV
"pu
'ruueuel lersfs-lurefs r-qnuaueu rm{BunEry ue>p Euef {rB W)pdB u$luetuaru re8u ue>lnlradp
letu?s B{Bur 're uep ueruesBJBIUB Is{BaJ uB{JBsBpJaq uoleq uusereEued BueJsX
urv '?
'uuuuq-ruuq undnuur rrsud {n1un Brsauopul rp w{nlu1p nlrad
Eue[ tset-lsq uuryeqlpeduau 8'9 JsqruBD '(.q$eq.) JBSB{ le8ues eluesulq urseu qurad
plnpord r,rup uu:1lrsurllp
Euu[ rrsed uep'ruru 91 uutuep rcdures 0 BJstus Jeleruerp ueEuap
IuFstsru tunpuuEueu tuurnl ufueserq uetwl qucd.lJep uu:llrserlrp tuu,( u?uuq-nleg
99! @leg
Ir
156 Pedoman Pengeqaan Beton

'retarder' memperlambat awal pengikatan/pengerasan,


memperpanjang waktu pengerjaan;
Digunakan pada siar cor, membatasi panas
hidratasi (struktur tingkat berat);
bahan wuuna memberi warna permukaan.

Penggunaan plasticizer dan super plasticizer dapat dilihat pada skema di bawah ini:

TANPA BAHAN TAMBAHAN DENGAN BAHAN TAMBAHAN

Faktor airlsemen rendah.


Kekuatan dan durabilitas
FaHor airlsemen rendah.
beton meningkal.
Kekuatan dan durabilitas
Susut dan perkembangan
beton meningkat.
panas meningkat.
Kelecakan yahg sama
Kelecakan sesuai.

Kekuatan
(+ semen)
ditingkatkan

Kekuatan, durabilitas
Menghemat semen dan kelecakan sesuai.
PENGONTBOLAN
Susut dan perkembangan
BETON (- air - semen)
panas lebih rendah.

Kekuatan sesuai dan


Kekuatan dan
kelecakan meningkat.
durabilitas sesuai.
Susut dan perkembangan
Kelecakan meningkat.
panas meningkat.

6. PEMERIKSAAN
6.1 Umum
Pada paragraf di muka telah dibahas bermacam-macam material yang campurannya
dapat dibentuk dari semua material ini berlaku syarat-syarat yang harus dipenuhi. Untuk
memeriksa apakah material memenuhi persyaratan tersebut harus diadakan berbagai
{nlun 'sIdBI r-uep sIdBIas uu{n{BIIp srueq ue8uenued 'uBIBFeq uBq ureces uu{n>lslrp IB
8ue,{ u4n4Suu8ued rqrue8uadruaur tudep ur8ue eBnl 'qnef 8ur1ed 8urpur1a83uer.u reseq {
-ral uurllnq uu{lBqge8ueu ludep r33u1t 8ue,( ludural uep le8er8u uulqnlefuayq 'u,(uue:nd e
-tue,(ued o{ISaJ ell\Bqlueur uuuedul,(uad rselol IJep uersr8ued uep uetnlsue8ued e:u3
'rrupurqrp sruBq 8ue,( jraqtuns quleps nluauel 3ue,( tu8ar8u lslerg
nule epeqreq 8ue,( Jllnq-rrlnq 1oduo1a1 u,(u:ndtuucrel Er.uulrual 'rqnuadrp e,(ugure,(s-1e:e,(s
qe>1ede esqFadrp ledep Bpeq-Bpeq.Iaq 8ue,( te8ar8u ueuedtur,(uad uep ratsuou uelrqtue8ua4
'tue8er B{eueJeq 8ue,( Jpnq-Jllnq ueJruln lrsp ueunsns depeq.ral lere{s-lere,{s qelreq
IHIJa{ uup lsed )truun 'ue{delalrp qe1el 8ue,( uslere,(srad rqnuaueu sueq le8ar8y
3ueru1-nlBqlHlrarl'r.rse6 e'g
'uB|eir\Ua{
luuluqeurad 1e33uut -
iruldnsrp Eue,( ueuas adrl
ireldnsrp 8uu,( uaues s?[a{
:dupuqral uB{ruIBIrp stueq uetues Ueus{uarued
'lersads ueues oUS e{ ue)plnseturp nBlB
ueuas Suoluel tuelep reldnsrp ueruas e,(uunurn ueun8ueq rsolol BpBd '{pq uruefrp ueures
sv1rleml eSSurqas 'rslnpo-rd saso:d ru8eqas qrSSuec 8ue( urelul selrlen{ su,ne8uad rc{undtuoru
rsueq-ruueq ueues {lrqed 4e,(ueq B/rrr{Bq e8n[ >1edwq 1e11urd ueelufua>1 tusleq
'rse{UrlBn>IJaq 8ue,( ueroqel u8eual
qelo uu{eues{Blrp nleles sruBq usp r1epntu qel{Bpll ueruos uees{lrar.uad ru8eqas uueqocrad
ue{puBs{eletu {nlun ulndr8el 'nlnuueq dnlnc 8ue,( uerues uelpsuqEueur tedep re8e
'rslnpord sasord lorluoJ ,(lr1unb {ruun ryuq 8ue,( qoluoo r.lenqes qelepe ueules Iqnpord
uetuas z'9
'nlueuel uu8uq nluns qelo rs>ledsullp
u8nf sn:eq rqnpor4 'e,{uuulqnlnquau rslnpord rlaquad erud elrq ue{elpeslp us{e uep
gueuel Bruoes ueldutatlp sruBq rur uerfn8uad psuq uuq'e,(uuerfnEued BJpc BueturuEeq uuas
rslnpo-rd rfn re8uqes lrqurerp uB{E rs{npord n11em ede.raq 8uu1as uep euerure8uq ueldeleueu
{nlun elnd unlSunru e,(ulnfuelas 'ue{rselpqedrp rs4npord Btueles uEBtuBSa{ ue8unqueulsreq
Eueru rp 'sruelatu uup lrlsrupul sasord eped ueln>lullp ledep e,(uuq uepltruep apolary
'u,(uuelere,(srad lqnuatuetu dnlnc nlulas
lslnpord re8u 'delq Euef prruor {47onb ue:lBuB$[BIIp uBqeq rslnpo-rd eped 'eues 3ue,(
Irseq ue{ledepuaur {nlun'n1r qeqas qalo 'nl{BA\ ue)pueur lu{ueq nlepal netu us{Buu$lullp
ledep {Bpll eEnf unduueugu8uq rur ueefte8ued IrBp epoleru BA\LIBq efunluel selaf
'esluadrp ludup uolae uulunqued
{n1un uuleun8rp uule 8ue,( leueluru qrunles uuDtltuep erec ue8uap 'ufudtsuud spud
'uerfn8ued BIrell]DI ne1u uelsJe,(s.rad
luuuqocrad u,{ulp,{uuq
iralsuoru uupqrue8ued
luees4Fauted epotaul
:ueldaatp
sruurl ueeuuoued undneu uerfueftad uu{rulularu tuBIBp {pg 'us:pedrp ledep $ueuel IEJIS
{BJIs BueurruEeqes uqfuepad ue:p4u1p npad'ludepJel {Bpp rul BIIrrou-BIIuou qlqedy
'Iuuolsurualul undneu puolseN
uuu$luauad euuou-puuou BJEras uo1du1alp utnf tedep uue$luaured apoph[ 'B$IIJdlp
ludup I?lJelBu uttuqes 'ppaluru nlnu euuuretBq uedqauad quppu u,(ulnfuelas qulEurl
'u,(uuululuurad erec uusulafuad lnlunuau pdup 11tIB-lIqB 'elpasral {Bpp 1u1 ullqedy
I
'lBuolsBruelul nsle IBuolsBN rslnpord uBp Brruou-uruou rtBIspB lunuln turpd EueI
il]
tuE
il
'B.uc edereqaq tuBIBp uBIqBIrp ledep uu4duretp srueq tuef lurufs-lurB(g 'uueslpaurad
tl
zsr ,otq
I
158 Pedonan Pengofaan Beton

mencegah pengotoran, perlu diperhatikan dasar dari tempat penimbunan. Dasar tempat
penimbunan sebaiknya serapat mungkin, dasar ini paling baik dibuat dari beton. Berdasarkan
keadaan di atas, dapat disimpulkan untuk melakukan pengontrolan susunan agregat.
Pengambilan monster agregat hanrs dengan seksama dan oleh personal yang terampil. Monster
yang diambil hams representatif dan cukup banyak. Untuk mengambil suatu monster pasir,
kerikil atau material agregat yang lain, orang harus mengambil (sekitar 10 kg untuk pasir dan
40 6 50 kg untuk agregat kasar) dari puncak, tengah-tengah dan kaki gundukan. Dengan cara
memasukkan sepotong papan kayu sebagai ganjalan pada lereng, material di bawah lereng
tersebut disekop, maka butir-butir di atasnya tercegah jatuh (melorot). Selanjutnya monster-
monster ini dicampur aduk. Monster yang terbentuk harus dikecilkan.
Untuk memperkecil monster, monster disebarkan di atas kain-tenda membentuk lingkaran
dan dibagi berupa empat kuadran (Gambar 6.9) di mana letak kuadran yang berhadapan
menyilang disisihkan.

Gambar 6.9 Pembagian monster dan pekuadranan.

Dari sisa yang ada dilakukan seperti sebelumnya, sehingga sisanya berupa pasir sekitar
2 kg dan dari agregat kasar sekitar 10 kg. Secara mengayak, ayakan dibagi dalam ayakan
kawat dan ayakan datar (Gambar 6.10), dapat diperiksa apakah pasir atau agregat kasar
memenuhi pembagian butir-butir tertentu. Pembagian butir-butir ini diperlukan agar dari
bentuk butir-butir atau susunan beton dapat seoptimalnya dan ruangan kosong seminimal
mungkin.
Agregat dengan butir-butir lebih kecil dari 4 mm dinamakan pasir. Agregat dengan
butir-butir lebih besar dari 4 mm dibentukan sebagai bahan kerikil atau batu pecah (karang).

Gambar 6.10 Ayakan kawat dan datar.

?, :'*Jt:'l\
'ue:1efe :ttler5 qBnqas IrBP tloluoC UI'g rBqrrBC
ue>1eAe Oueqol
+-
stoc 9t3 83 nc z uur t 009 092 tutu gzt
1-l1l''\ ;:'l
08
OL
:6'
09 Cg,
=q']
gE
os vD
0, =
0e
OZ
0t
'(3ut
0
ue8r
.kr.g nqtuog) uasrad tuBlBp ue1u,,(u BSIS uBtl8lunfuad7;tlelnun{ uB{unluBrlp
Jelup nqurns uped '..ue1u'(e-1ger3.. IBru!
lBIIue^ nquns ,pna uJp uu>p,(, un-rtqn uelelu,(urp
ststluug IJep IISBH IJBP
inq"rrp aulr lgur3 nlgns edruaq uu4ete,(urp s6,eq ue1u6u3ued
'uellaqutlp uep u,(uueqnrnlese{ depuqral Suntlqlp ue>1e,(e ests JESB
asuluesord u,(u1n[ue1ag 'tue:8 tuetep lieSSuluat 3ue,0 ue1u,(u esrs
Suuqulllp ue4e'(e derlas uB{r
uBLIeg relp
uep uerpnu"l .unlnrr ruelzp uulSuunlrp uB{B slslleue-Jelsuotu Inlun te8a-l8e
..r1sud{nlunuu:1eun51p8uufuu:ledeSuedsIsItBuBFBpl{oluocII'grBquIBC
rJ o'0=Ool/eo0=dl
O'L= 00I/269 =
g'0 I ESIS
t
g'g 89 ulrl 9Zl
00t 66 I
e6 t8 [']8 9Ze ud 092
00r tutl
ze i'e? 0re OOg
00r z9
00t og tt g'rI z9t uru I
8t 9'Zl zel uur z
001. 9t
e I I'g ZE v3
Z6
gL 0 0 0 0 8C
vz o 0 0 0 9I c
0 o 0 0 0 g'le c
uedu
uuJS
(urnu) Z I uet6
-Jals
ue>pAe.rlsed Bsls-esls Suar
EIBC
UBP
uu{rnq-u,lpnquepequrd,(rr9nquos)uqrrrau#X;lHt&11::irH.?jff ff H:J*'" 'Jrs8(
r[ur 98 - 9I urur-0 Jalsu
urulz-0 'tete
rutu 9l - ,
tutlr8 4sed IIDI
-Z IHITaI ruuI-0
:lpllJeq refluqas efuqoluoc'IIuJIlnq :1odruo1e1 tuBIBp uerEequled nlens tedul
uola
691
160 Pedqnan Pengeqaan futon

Setelah pekerjaan di atas selesai maka hasilnya dibandingkan dengan nonna standar
lengkung ayakan ('standard zeefkrommen') dan diperiksa apakah agregat memadai.
6.4 Air
Disebabkan air pembuat beton hanrs dites terhadap kehadiran bahan-bahan perusak
yang larut di dalamnya, maka bila ada keraguan sangat disarankan untuk menganalisis
kualitas air di laboratorium.
6.5 Spesi (adukan beton)
Apabila komposisi spesi beton telah ditentukan dari bahan agregatnya, semen dan air
maka, sifat-sifat spesi beton dapat diperiksa. Pemeriksaan ini harus memakai monster
(spesimen) yang diambil dari kilang-beton ('beton molen') atau silo-beton.
Anggapan kelecakan spesi-beton dalam praktek suka menimbulkan pendapat-pendapat
yang berbeda-beda. Seseorang dapat berpendapat spesi tersebut "cukup kental", sedangkan
orang yang lain berpendapat spesi itu "sangat encer". Guna mencegah ketidaksependapatan
itu dipikirkan suatu pengujian yang simpel untuk menilai kelecakan spesi beton. Pengujian b
itu adalah pengujian slump. Pada lokasi bangunan, pengujian penurunan ini dapat dilakukan d
untuk spesi beton yang disuplai.
Slump diperiksa memakai Corong-Kerucut Abrams yang diisi dengan 3 lapis, tiap
d
lapis ditusuk-tusuk dengan tongkat-baja. Setelah muka-atas diratakan, spesi didiamkan selama
B
setengah detik dan kemudian corong-kerucut ditarik vertikal ke atas perlahan-lahan. Segera,
setelah itu turunnya puncak-kerucut terhadap tinggi awal disebut nilai-slump (Gambar
k
d
6. r 3)"

nilai - slamp
A
I
7,

ta
te
Gambar 6.13 Corong-kerucut Abrams. sl

Pemeriksaan spesi beton dengan cara lain tidak begitu mudah dilakukan pada lokasi
bangunan. Meskipun pusat industri beton pasti akan melakukannya (dengan tongkat penusuk).

Pemeriksaan Metode
kelecakan spesi beton percobaan getar
faktor air-semen menimbang dalam air
metode 'pyknometer'
pengeringan dan pembasahan
kadar udara (maksimal l2Vo') metode tekan
n'retode pendesakan
berat volume penimbangan St

6.6 Beton (pengerasan) K


Suatu pemeriksaan apakah beton benar-benar memiliki sifat-sifat tertentu dapat pE

dilaksanakan secara pengujian beton. Ini dapat dilakukan ketika pengecoran, di samping itu
beton dituangkan dalam cetakan spesial sebagai benda-uji.
uoleq us{lrsuq8uetu uB{B uoleq uelenqtued Bpud rre ue{u.(ueqay 'uD{8unru lBrururtues
ue4eun8rp uele Suef rte ue8uop uurnduruc nlens ue{eqesnrp sn:eq e,(udrsuud epud n
uerrlnuad
'uolee zu/8{ SZt ntre,( uaues repel l
Iu^\B JesB(I 'uaues-Jle JoUUJ uup uoues JBpE{ eped uiul uJulue SunluuS-raq rur uelal lun)
'nlueual uoleg uB{el lBn{ uB{JBSBpJeq euecuared 'ue8uu1n1 ufeq qepunI uenlueued epu4
:qoluoc re8eqag
'lgrsads uolee uulBrule{ IBJIS-IBJIs Blurturp euecuarad qeto
'ruludrp Suef (,sarn1xnupu.) ueqBqtue1 sr-ulrJ ueqeq
'rru repel
'snleq te8ar8u JepBI
'uerrlnq Inlueq
'uatues edll
'ueures rBpB{
iqelo rqrue8uadrp
;:il;rr1 '(
'uelm13ueEuad ISI
iuu8uep uslluryaq (.,(t11gquryon.) uelecale;
'e1nd dnlnc srueq uuefre8uad uped uolaq rsads
ue{scela{ 1ur 1ere,(s Surdtues IC 'rrlnq-rpnq quntas 1ery3uau uB{B uetues Blsud 'leder ISIrel
Suoso>1 8ueru qrunles -rrdueq e33u1qas 'nluaual ue8urpueqrad uelup rnduucrp 3ue,( ruu8er
e{aueraq rrlnq-rrlnq uBp {ntueqlp IlBq 8uu,( uoleq e^rqeq rur unlaqes seqeqrp r{BIaI
uBnlnqEpued rL
NffEOd}l[VC AIVCNNTIIIIISd dISNTUd'L
duJPls
'.euoseJlln. uernlnBuad
'roqlp ue{al uup repurlrs uurfn8uad
'(lrllar nllSeq rypll) uolaq nled
uu8uep ue{nlualrp ledep
lOt
uolaq ue{al 1en1 'rur uu>1at-1fn Surdrues rC'ue{ococa>1-1fn ue{utueurp rur u?BqorJad'lorluo{
'BJ
uerfn8uad luadas Br.ues Suef rsunlrs urBIBp uedursrp uueqocrad {nlun snqn{-snqn>1e,(ueserg
BTI]
'e{uuu1a1 lenl dqnc uernduec qu4edu us{n1ueuatu {nlun snqq-1[n ue4uunSSuaur u8nf ledep
der
'snsngl tue{ uesera8ued rsenlrs Inqull apf uep rueq uerndrueo nlens uesela8uad tuepq
'nlueual lsBS-lBBs ruulep rnDlruls ueruele upud uolaq snqruI uu1emle{ FIIulp ledup
uu
uesera8uad uuuqocred uru3 'uosotatuad uooqoctad ueqeuteurp rur 'ru4Suoqrp qeloq uolag
uu
rseds 8uefunueu 8uu,( Surlsqeq quledu uu{nluelrp tedup uu>1et-1[n uenlueq ue8uaq
uBl
'eFo{ ue8uedel u3l
rp ruducral ledep reuoq-reueq u?Inluatp 8uu,( snqn1 uqun{al ue{resepraq qllld1p 8uu,( lBd
uequq qulude Bs{ueruetu {nlun uenfngeq ueu$lueured-tln 'uoo$fitauad-1{n ue{etueurp
Iul IBH 'nlueuel (ue1a1 turufl rulru redeJueru sruuq ue{rsrpuo>yp 8ue{ uBBpBaI ruulep uep Jal
uu{lurefsrp 8ue[ uuuou lrunueu IrBr{ 8Z BruBles uudurrsrp sruutl 1fn-epuaq 'u,trqeq (tere[s) JI?
ueuropadreq 1uI w{4lenl uerfn8uad {nlu1'ueruB dnlnc {Bpll rnqtuts luureq redec-ra1{Bpll
uoleq uulel lBruI BIIS 'Ierururu uolae uulal IBruI uB{rBSBpJeq uolae tuecuered uuEunllqrad
BuaJB{ Eurtuad leEues rur uues{uerrred'uu1a-u[atu qunqes ue>lurpeslp srueq ufuuelnlqau
sls
{nlun 'uu:lel lerul uup uB Ia1 uerfnEuad uqqppp ludep w{B IUI 1fn-upuaq uuEuaq
'urur {B
S0g uer8turlal 'uru ZSI Jeleluelpreq Jepurlls -
Iruru gg1 Islsreq Euuf snqrul
:edrueq qBIEpB rutu 0S uup Euernl
efuruseq Euur( Jrlnq-Jrlnq ueJn{n ueluunErp urnrun Euu{ 1[n upuaq-ue{BlaJ J?P
l$un
uopg uol
t9t
162 Pedonan Pengeqaan Eeton

berkualitas jelek. Hal demikian disebabkan pembentukan batuan-semen membutuhkan air


untuk bereaksi, sehingga terbentuk ruang-kosong dalam beton.
Reaksi hanya memerlukan sedikit air. Faktor air-semen yang telah dibahas memainkan
suatu peranan penting. Andaikan F.A.S rendatr yang digunakan, maka spesi beton tidak
dapat dikerjakan lebih lanjut karena spesi sangat kental dan kaku. Pertambahan air tidak
lain hanya memprtinggi 'workability', tetapi kualitas beton akarr berkurang. F.A.S. maksimal
yang diizinkan adalah 0,55. Dengan memakai data ini kadar air dapat ditentukan.

Contohnya: 325 kg semen/m3 beton;


F.A.S = 0,55;
Kadar air = 0,55 x 325 = 179 literlm3 beton.

Pengaruh lain dari pembagian butiran terhadap agregat campuran adalah sifat-sifatnya.
Isian yang rapat dari butir-butiran kasar dengan butir-butiran halus adalah suatu keinginan
untuk rnenghindari pemakaian bahhn-ikat (semen) yang sangat mahal sesedikit mungkin.
Bagian dari butir-butir halus (sangat penting untuk pengerjaan) tidak boleh terlalu banyak
juga, karena spesifik permukaan butir sedemikian besarnya hingga membutuhkan semen
dan air yang banyak untuk perekatan seluruh butiran-butiran.
Jelas kiranya bahwa pengkombinasian dari seluruh syarat-syarat ini tidaklah mudah.
Seorang teknisi beton yang berkualifikasi harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut
untuk memenuhi persyaratan komposisi bahan-bahan dan campuran
Umumnya ia akan mulai dari ukuran butiran terbesar, kemudian menghitung pendosisan
dari ukuran butiran yang lain. Dari perhitungan ini timbulah sebuah "lengkung campuran"
yang ideal. Tugas dari teknisi beton yakni, dari spasi dan kerikil yang tersedia ia akan
mencampur sesempurna mungkin hingga campurannya mendekati "lengkung camiuran
idieal".
Pedoman untuk komposisi spesi beton yang dapat dipegang yaitu perbandingan antara
semen, pasir dan kerikil harus berupa 1:2:3. Satuan perbandingan ini dalarn volume. praktis
dapat dikatakan sebagai I sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil. Berdasarkan
semen 50 kg (adalah 40 liter) berarti perbandingan campuran dalam bagian-uku ran l:Z:3,
jadi 40 liter semen, 80 liter pasir dan 120 liter kerikil. Suatu campuran beton yang sering
dipakai pula adalah 1:l Yz:ZYz .

Tentunya perbandingan campuran ini dapat juga dinyatakan dalam satuan berat. Biasanya
hal ini dilakukan pada industri beton siap pakai yang akan menentukan secara menimbang
berat semen, pasir dan bahan agregat campuran. Perbandingan campuran ini menghasilkan
suatu campuran beton untuk bangunan beton sederhana dengan mutu yang cukup berkualitas.

7.2. Bagaimana membuat campuran beton dengan perbandingan volume lz2:3 yang
baik
7.2.1 Pendahuluan
Dalam konsep Pedoman Beton 1989, Pasal 4.2.5 dan 4.2.6 masih diperkenankan untuk
melaksanakan produksi beton dengan menggunakan teknik penakaran volume.
Sebenarnya dengan perbandingan volume masih dapat dihasilkan beton dengan mutu
yang cukup baik, tetapi harus dilakukan pengawasan dan perbandingan campuran yang
dapat memenuhi syarat-syarat mutu beton sebagai berikut; kekuatan, kelecakan ('workability,i
dan ketahanan ('durability').
Di Indonesia digunakan campuran dengan perbandingan volum e l:2:3 yang sering
tidak memenuhi syarat-syarat beton di atas. Dengan melakukan modifikasi dari .i*purun
l'.2'.3 ini dan dengan memperhatikan gradasi campuran, diameter maksimum agregat, iaktor
bentuk agregat dan jenis agregat halus, maka masih dapat diproduksi beton a.r,gun mutu
baik (lihat Tabel 6.1).
@ cr) 5 J
ro I I I A o) l\) o (rr
(rl
N -- fi E f H
(rl @ o,
fr?d*z
o (cr :,rl
o ET EF
3 @c
(o (oJ BBI $H s'
o) q,T 9.o il
o, -0, gq HEr
c 6 e,. E3A d_q- 't
a
o
d
o d
o
d
o
E3 3 o-
qqrco,
zm
FE 7s' Ea A o o-o)(cr o
3 3 3 o 3 9x J 3 \) o
c, (cI or=
;+(D dEE fl.9,E m
O) OfaOl
0, o
o, il -6- E=E
f o. :, fo)r
(o (D 9,.
{ a
o) :,
(cI (o
mil
<o, z
(cI ;*E
A' E g
o
(o :, CL EB-
ql I
A) a (cI a
=
d
$E 3
JOL
{
m
D(D= *{ T
u, =3 o6
o o. o- o- E Ed o.
'0, rt
(D EEg (D o o o oo (D o.{ '
3 ,X o, !) 3 3 r oi)
Pa- 3 3 33 3
EE >
=qrcL :o
gil S
='B 6',
EE
of^
E P, e
:r(o q,J =
-o u
o 6F frJ EF u
a J:A )*
g, qB ds 9B
:, r3 )a ..1
q aCL -O-
f -CL u
(o 5'ro E.E gd 1'
!, +E !
o 60, 'r, (og o
5 lr- (or o (oJ
:l< a t-< = a
o
o @g o, l
f :, @
c c g dg CL
d 3 3 a
x= o as E 5' 't
o o o (ct g; o o (cI
3 0, 3 I
I 3d 0, o
3 3 f
q, B' RE 3EE
:,
(ct
f cr z- u
(o o gsE r
*. g sE o
CL
r(D s, E,
q)
ail ac {
r0, .E'E ='-
dE '
o o. Po- Po-
r(D
cx o
:, -(D u
(o r+=
il 0)
q '8
J 0) :, frE
{
#t
o0l
0t .?e
:, o5 -u
!, ,o
,,,D T* m
c : tl
|:..\:. :z
.8' .c-- ,i: (D
!8, c, @ x'x ES o P
J o .t, 0r: oo- *o
GI ,r :cr rg. x DO - I
D *- {
{
D :, rP, a {E
o s
AI: .lt u
....t. ,"'r_ z
,i, r.,, .'l,,,
:

o'9
'::; tsP
.',t:
g; JIU
*sr
-1

164 Pedornan Pergeqaan Beton

7.2.2 Masalah produksi beton dengan perbandingan l:2 z 3 di Indonesia


a. Masalah agregat lcasar yang dipalcai
Pada masa yang lalu beton diproduksi dengan menggunakan agregat kerikil yang
diambil dari sungai secara alamiah, yang terdiri dari bermacam-macam ukuran 5 mm
sampai 50 mm yang tidak dicuci, yang mempunyai gradasi berubah-ubah pada setiap
pengiriman dan kadang-kadang tidak memenuhi syarat gradasi yang diperlukan, di
mana material dari ukuran 5 - 10 mm seringkali tidak ditemukan. Agregat macam ini
seringkali mempunyai gradasi yang senjang.
Bila agregat dengan cara pecah tangan digunakan (lihat Gambar 6.14 dan 6.15),
hasil produksi ini jarang sekali diayak dan masalah gradasi senjang merupakan masalah
utama. Ukuran agregat 5 -10 mm selalu tidak ditemukan sehingga kesenjangan gradasi
makin besar. Beton yang diproduksi dengan agregat ini biasanya tidak cukup
kelecakannya, mudah segregasi dan pendarahan ('bleeding').
Pada akhir-akhir ini hasil agregat dari mesin pemecah batu mulai banyak digunakan
dan biasanya didapatkan dengan ukuran 0 - 5,5 - 10, 10 - 15 atau 10 -20,20 -30.
Meskipun sering dijumpai bentuk agregat yang pipih dan memanjang, dan kadang-
kadang porous tidak cukup kekerasannya. Agregat dari mesin pemecah batu ini adalah

h
r
,7!/??.;r

Gambar 6.14 Pemecahan primer batu yang dilakukan secara manual dengan pemukul.
ue8uep uB{BuBcueJrp leuuou uu8urul8url rsrpuo{
uu8uap lerru{ruls Bnr,ues uapurefsuau uolee
8uu[ SS6I Igd ueleun8Eueur qrseru ayepe-s urp
11r"1 1a,,(ord Inrun rol{ertuo{ >1e,(uug
'iuupes undnsur Fcel-1e(ord-larord d;inp
Ersauopul rp u'{nr,lrp Buuref qrseur
Iul IUH 'uoleq sBllllqBrnp uep uBtBn{aI .ue{Bselol rqnuouerrr
'1ernl1n:1suou uoleq-uoloq Intun uuluuucusrrp sruuq
{ntun rlenco{
rnllruls uolaq sruaf nn*r, ,LLiltlgd lrunuer^i
e.,,nro^ ruBIBp E | 7: l uuSurpuuqrad uolaq ue-rnduecuad
4e14er..tz,L
u'lp'ttnSt, Suuref rlsed tueceu uernduecued'zgg.S.g
7 z auoz ruBIEo {"r#;,:rT;1[
rrsed uuryedeprp uB{B s{etu roc rtsed ue8ue}
,',iJ*nrrp rur rrsed e,q ue:nd.,,ec :rsed
tu8uqas rs8unpaq tedup IuI snlBLI -ttsed '{luq
uu8uap rcnJrp rur sruaf.rrsed u,q e3nt
undeuuturu8eq iry'(ueq dnlnc efuneuul uep
lpll qeuul rBpB{ uul8uupes redunfrp Bueref
urtu E sBlB Ip uern{n ?uuru
Ip uoleq {n1un snluq nlBJJel >1eflu Buerueu rur rrsgd
{nrun ue>1e u n3 rp eruuq e.(uuse rq, *,[1:::t'H];'l',1":il ;'.lf
rtsud uelSuupas 'uru, 5'g ue1u.(P l*/hel Euel
x":x, lli,ffi :
's'g [Blral,..,-l'Irels.,, uuEuernlal leEuus uep
(zsg ue8uap runsas) I euoz qeraep {nsBr,u
ISBpBT-8 ue8uap (-roc rrsed) :usel nl,lrel
efuuserq uoleq rslnpord {nlun urlrun8rp u*p urrnrrdrp pnfrp
Buu,( qBr.,BIu rrs,d
'(001*, roruou ue>1u.(e uep
g'g erulue ue:n1n) 8uu1rq tn>p e8nf uelnpadrp Bue,( uru
snler; uerrtnq_rrlnq ug{teqr4e3uatu
Iul leq 'rrsed 'urEIBp Ip epu Suuf 1ur1 qBuel rrncueru uersruBr.lrp 8uepe1_8uepn1
JoDprluo{-rol{BJluo{ uBBluruuad sele
losuuad BrBd .ug{e,(e8uad nrfl un,rncuad eduel
IBn[p e{uesurq uup ru8uns-ru8uns rp qrrrdral Eue{ idruat-ledt,,el
IrBp IIeBIp rrsud
1ot1od1p tuo{ sryDq ToBatBo qqDSDI4t .q
'u.(uueru>1euad uu{Bueoue-rrp
tedup er(uuernln
uBp IsBpBrB uuaral uoleQ
Inlun uuluun8rp ledep te3e:Be sruaf
Bue,( 4req:at iuu{
'IBnuBtu Brecas ue:ln{Blrp Euu{ .rapun{as
nleq uequrauad gl.g rBqruBC
,t.:,.,i ' r,...;' II
-' i'
' .'
",i-
t':
,,t' '.ril;',+;,;1,
",rr,.,, ,..:i.,
ri '*
ffi ,,., {.'
w;

-3
'01
'.,, t" :
", ,,,i ,-.!r*
rt{&u ,:l::.,: '"'!'. us
+',,
*1# ffi J:*, -l:iW*'N;. i dn
".,..:amr;ffi:;,,.
, Iiffir{rffiJ{ '1ffi
,,,' 't,.lt.' ISE
*1i,*'ii
I{EI
i.:i ,
"ti'..1rffi PI
p
de
tu
tur
il
99[ wl
I
uotq
t
l
166 Pebrnan Perryoqban futon

campuran perbandingan volume (1 semen : 2 pasir : 3 kerikil). Untuk kondisi lingkungan


berat PBI 1955 mensyaratkan memakai perbandingan I
: 1,5 : 2,5. Dengan mengikuti
l"
kebiasaan ini para kontraktor tidak melakukan perubahan pada perbandingan antara pasir
dan agregat kasar. Hal ini sangat disayangkan, sebab unruk mendapatkan kelecakan dan
sifat kohesif yang baik pada beton yang diproduksi dari agregat yang tidak mengalami
proses dan gradasinya senjang adalah dengan mengubah persentasi perbandingan pasir dan
agregat kasar.
Beton yang dicampur dengan perbandingan volume ini biasanya juga tidak dilakukan
koreksi akibat 'bulking of sand' (pasir membengkak). 'Bulking of sand' adalah sifat pasir
yang bila kering atau jenuh air mempunyai volume yang sama, tetapi bila kadar airnya
berada di atas keadaan kering membutuhkan volume yang lebih besar untuk berat tertentu.
Hal ini diakibatkan adanya minesi atau lapisan film yang mengakibatkan bertambahnya
volume (lihat Gambar 6.16).

Koring ovan Xoring udaB Kerhg ienuh


po.mukaan

I xapasitas I

, aDsolDst I

I rusotsi I
pmukaan-l
- xeremuauan
I etehtt I I **

s 4

:.1i"

#t

Gambar 6'16 'BulktHru# oll'I"b"*ran


lembab c. lembab jenuh

Besarnya persentasi dari 'bulking of sand' ini sangat tergantung pada kadar air dalam
pasir dan kehalusan pasir tersebut (lihat Gambar 6.17). Gar
Kotak-kotak yang dipakai untuk produksi beton biasanya kotak-kotak dengan kedalarnan tepr
yang rendah (lihat Gambar 6.18), di mana bila ada kekurangan pengisian atau kelebihan
pengisian mengakibatkan kesalahan yang besar. Pengawasan dari pengisian agregat ke
dalam kotak juga sering tidak dilakukan. Pada proyek-proyek kecil masih digunakan ember- mu
ember untuk mengisi alat pencampuran beton, sehingga semen yang sudah tertimbang tiap satr
40 kg ditimbun dalam sebuah kotak besar dan diambil dengan menggunakan takaran ember. dan
Hal ini mengakibatkan jumlah semen dalam tiap-tiap pencampuran berubah-ubah jumlahnya. 6.1
Kadar air dalam agregat dan jumlah air yang diberikan pada campuran tidak diawasi.
Cai
Pengukuran jumlah air yang diberikan menjadi tanggung jawab kepala regu pengecoran
yang pada umurnnya tidak atau belum mempunyai latar belakang pengetahuan beton
teknologi.
uBp Jocrp uB{?'8uef suBru uurSeq u?Inlualrp e,(u:lreqas unurs{Brrr uErn)uf
nleq qecetuad ursaur lrseq te8ar8u ru>p4 : le8e:By
:e,(urseluBuatu EIEC
'@z'g ugp 6I'9
JPqtuBD '.qtuoc,(auoq. tpeftat) sodora>1 LIBpnu uolae lenqtuetu qeler.u Suepe>1-3uepe{ uup
sul![lqJnp 'ufuuqenla:1 r8ue:n8uetu us{B Suef le uer.lBqueuad ue>1n1epp uelef u,(unles-nles
ue>ppa41p {nlun Uns uoleq BlIq uueru>1u.(uuulun:1a>1dn:1nr {Bpp qe>18uuas'rse8ar8as qupnu
'ufuuulucala>1 dnlnJ {Bpll sBlB Ip erec ue8uep lenqrp 8ue{ uolaq u,(ulequrd uru1e6
Eusr uern:ln;ued u*uefuaur ludep {Bp}l lur lsades lulguep ,r"^ njfr1"::ir}iH:r1?-ffi3
,."il',,
ffi
ffi
'1o618qr;e4.used depeqral aunlor urle:lSupad ll.g ruqurr11
ueqPqualax
OZgl0t9O
et
'
0t \,0ro1'
O)a e
a q:l
;r3 JI
(Dor
o, u
f,:Y
=.
(o6
s< u
-g c
3
o
U
JI
on ,Pt
l
TI
(c) (q) (e) l
il
l\ w
ll
z9l uotq lil
L
168 Pedoman Pengeq'aan Belon

'lri,

,",.. {*1,
Illl;'*: f"
. Gambar 6.19 Keropos pada beton
'. '' yang disebabkan oleh diameter
in agregat yang terlalu besar.

Gambar 6.20 Keropos akibat


pemadatan yang kurang dan
segregasi.
'deqe1 Enp uEIEp rre re{euetu
eruc uu8uep ug{nlredrp 3ue,( JrB qeltunf epud uerlepuaiuad uelnleleu {ntun
ueluun8rp ledep relsel dunls y
undneu leuorsua^uol 3ue,( lruq 'lsel dtun[$.,.
'uulsuol
dnlnc ueluequuadrp tudup e,(u:re repe{ ru8u ,3ur113ur-rds. ur:3uap uuln{Epp
uetuerr,(ued uep :re uu8uep r.ueJrsrp JESu{ tu8e:8u e,{ulruqas (scur:d uounJ rp
uuroca8uad epud rle{as Surluad) JesE{ le8a-r8u rnleradtual ue{urunuatu {nlun
'3uua:1 uBBpBe{ r.uulep rBSBI le8ar8e uelSuepes rle{os
qeseq uuepeo{ tuBIBp ElD[ Joc lsed u,(ueserg 'ru>1udrp 3uu,t .rre qeltunf uped
r$laro{ w{n{Blrp nlrad eSSurqes C'S'S uBBpBeI urEIBp IepI u,(ueserq lu8er8y
'{leq dnlnc redecrp
8uu,,( dtunls uuldu-reqrp rur ueuos JrB JoDIeJ uu8ueq '9'0 - S'0 = uaruos JrE
rol{eJ BUB(u Ip 3{ gZ - OZ rlp1upe (O'S'S) ueelnuucd qnuaf 3uue1 ueepue{
urelep leuelutu ulrq ue{un8rp Suuf JIqeJe rru e{utu 'uelndurec derl 3>1 97
ue>pun8rp 8uu,( ueuros BIrq rre depeqral uernln8uad uulepurp e,(uqreqe5 : JIV
'tue8eres qlqel
ludep redeclp 3ue,( uelun{a{ e8Eurqas uelsuo{ reledrp 3ue[ uauas qelunl
uerndtuec dert-durl r,uBIBp BIBu rur eJBc ue8uep'uelndurecued r1e1 nlBS tuelup
ueuas 3l Of tunrulunu rnduecuaur ledup 8ue,( raxru uu>leun8rp e,(ulruqeg : uauos ir
'Sutseur-Sutseru e.,tuauoz lrunuaur .nsed IslJaq 3ue{ Suepued snqural loloq-lo1og IA.g JBqurBC
, ouoz JrsPd auoz JrsEd z auoz Jrsed I AUOZ JrSPd
r{oluoc r.loluoc qoluoc r{oluoc
'..loo?ool'ooo'
18::soo ,nlo
oo .t
. ..:.:.o
o o"o..o q
oooo6o I :i:: ::
l-o t oosto.
.-o^i.o aooC
iilj
:fr*";
O o o o,
:t1:i3
":*:.^:3
ooo:" oea
oo" o 9o ii,',::;
'e,(uJndrJec Suecuer epud rsrneJ uu{Dlelrp
qEISruEr1 u{Bru 'auoz ueqeqruad BpB Blrq 'se1e rp :rsed qoluoc-qoluoc eped
uelotedreq uu8uep u,(u:rsed sruef uolpo8ap4p TIBISnrBq nruq rrsud uetuur8ued
e{uupu deqag '(tZ'g roclwog tDqlil Euupued snquet IIca{ Ioloq-toloq
urelep ue)plnserulp tedep lulraluur qoluoJ-qoluoJ 'uoleq IBUalBur unuoluroqel
IJBp euoz dert-den tuulup {nseru Eue{ 4sed qoluoc-qoluoJ lenqtuaur
u,(uryeqes B{Bru .rrsed Fep uapfe slsrlBrru lsel uu)nedepuaur {qun Uns BIrg
'e[es 1 euoz rrsed lqgdlp u{u:peqas qrsreq dnlnc {up$ FI
nsed elrq rdelal ' nele Z euoz ru?pp Inseru Suef rlsud pryd1p efu4reqag : Jrsed
'OZ - 0I uup 0t - S reE
-atEv Is{u{ ruucuru unp uup rmu 0Z Jeleruurp p>pdrp u{uryeqas laford->1a{
-ord rp rsrpuo{ lur.l{aur ue8uep u,(utunurn ?ped 'upe 3ue,( uu8uulnuad leref
69t uopg atq
170 Pedotnan Pengeqaan &ton

Tahap pertama, setengah dari junrlatr air yang diperlukan dimasukkan bersama-
sama dengan agregat dan pasir, kemudian setengahnya dimasukkan bertatrap
sesuai dengan keadaan beserta melakukan pengendalian dengan slump test.

Bahan kimia tambahan ('admixture'):


Dengan meningkatnya harga semen dan harga 'admixture' relatif konstan, maka
sebaiknya 'admixture' dijadikan bahan tambahan yang dapat membantu pengerjaan
beton agar didapat hasil yang lebih baik.
Jenis 'admixture' yang disebut sebagai 'super plasticizer' dapat digunakan untuk
mengendalikan slump pada beton dengan faktor air semen yang konstan. Dengan
faktor air semen 0,5 slump dapat diatur dari slump rendah 0 - 5 cm sampai dicapainya
beton encer ('flowing concrete'). Untuk menghindari pengikatan awal yang cepat pada
temPeratur-temperatur panas sebaiknya diberi 'retarder agent' untuk memperlambat
joint') dan kerumitan penge.jaun beton merupakan
pengikatan. Sambungan dingin ('cold
masalah yang harus dihindari dalam setiap pekerjaan beton.

7.2.4. Cara mencampur beton yang baik dengan menggunakan perbandingan volume
lz 2t3
Dalam pedoman beton 1989 diperkenankan juga mencampur beton dengan perban-
dingan volume yang didapatkan dari perhitungan dengan perbandingan berat. Agar tidak
perlu dilakukan perhitungan 'mixed design' maka rancang campuran dapat dilihat pada
Tabel 6.2. q
Mutu beton C-15-C berarti beton dengan mutu 150 kg/cm' yan1 memakai sample (o
berbentuk silinder. Mutu beton C-20-S berarti beton dengan mutu 2O0kglcr* yang memakai 6
.cl
(U
sample berbentuk kubus. F
Contoh penggunaan tabel rancang campuran perbandingan volume.
Diketahui:
Mutu beton yang akan dibuat; C - 15C, agregat halus zone l, semen Gresik atau Tiga
Roda, ukuran diameter maksimum agregat 20 mm, ketinggian slump yang dipakai 65 - 135
fiun.
Menurut Tabel 6.2. yang diperlukan (perbandingan berat) adalah;
semen = 300 kg,
pasir = 810 kg (agregat halus),
batu pecah = 990 kg (agregat kasar),
air dipakai = 150 - 165 kg.
Dalam merubah perbandingan berat ke perbandingan volume dipakai anggapan sebagai
berikut;
berat volume pasir = 1600 kg/m,,
berat volume kerikil = lM} kglm3,
dan 'bulking of sand' = 20 Vo
Untuk 40 kg semen didapatkan volume dari:
paslr = 0,0810 m3,
batu pecah = 0,0920 m3.
Ukuran kotak yang dipakai;
untuk batu pecah bila kedalaman dan lebar kotak 30 cm maka panjang kotak
adalah 34 cm,
untuk pasir bila kedalaman dan I ebar kotak 30 cm maka panjang kotak
adalah 45 cm.
Sebaiknya kotak untuk pasir dan kotak untuk batu pecah diberi warna masing-masing yang
berlainan, misalnya untuk pasir dicat merah sedangkan untuk agregat kasar dicat hijau.
oo c)o oo oo @<
u: :!& rIc
Irt TE ?6 66 9o
.l a tt a8 @
rrrlrrI 9e
>>>>= >>o >>o >>(n >>o >>., >>o >>o >>@ >>q >>tj xm
RF5 FFg ?!3 3eg FF5 333 F?3 F?3 .-t ceE i{g 8gF to
Fs3 oE f, m
gF rgS qF
Eeg 6ac qF 833 r3t rR9
ril3 EAs 6ilc ERc qF ct o =
-{
ufiu E5 E5 EF (F qs I5 E5 -,4 m
aON- ag!95 9a ,
asle.
cccE
D6 ,t
a'
o
o
NNNN l,
oooo ,n
,tr5 !5 o
OOOO J{ QO O6 NO !,! 06 oO NO oo
- N{ N{ NO +@ .{ }{ 5{ @@ 68
5UN- !N OO OO @- oo !o |o 6^i
{{ {
bh. bbo bb. bb- bb- bb- bbp b'o- hb- bb- 'O-g
-
oo8 oo8
-@L ooB oog
-@'5 _o-o
-oE oo8
_@_l oo8 oot ooO ooo
_o oo8 x
g,
!9i, '@L '@L '6'6 -a'o -o !'o
18 68 68 8E 88 8ts E8 g3 a8 818 {o C
I 6
m
I o
!o o{ o{ 06
N-
60 @@ 66 {6 NO !6
E o
,
.{_@ _o-9 _o-o -o!u J.o !on, J$!o _@-O @o -o-o -o.r
NJ r55l |@ aC 6V {o oo oo oo oo {o
555{, o o o o +45!
.o-o g-o g.oo o o o
-o-o -o-o -o-oo -o-oo -o,oo oo oo oo
nxnx ;8 :8 EB ;8 68 68 n9 NO
L'- :- '-
a| oQ
=8 40 {N o- oo oN !D 5@ {{ o-
o
x?3xqqCC 3
;t
55!5 O| -6 NO o{ o5 NO J{ oo oo OE
e *ss .,-.$
-U!,
F6
OOO
FF
66O
_8F
OAO
88
bb.
Eg
bb-
8e ;t
bb. bb- bb.
s8
bbt
{{
N{
bb-
=555 -o.ot.o.o6 -o96 -o-o8 -oo8 oo8
-@L oo8 -o.o 8 ooe a 8
<q<G {i, {o {'6 -o.o
{o
88 B:
oo @N
E& -o-o6
o@
;8 o@
E3 8:
Q@ 5@
oo
@o {o
o@ j
3:3 3 t I
z
o
oX6= j
! r 4J-
{
o e
+E
Q uD oo eo o{ No oo o@
- :9 .oa -@_q 9-o oN o5
-6 f9 _8-e
=*t o@ {o @l 6- 'ob N@ EN -8_8 -o -o
-o9 _
.68'- -o.0
6666
_o.0 _o-o
t 6 6
-o.o !r-o _a-o oo
6t 9-oL 9-o -o _o .o-o
EH 88 ro
N' -o
N6
J!
.-t
NO 68
OO
88
1{ 6O @{ rO
:8 o{
)
E+ 3e 6- io 6- 6e Es Ea jr o6 o6
N$ Et E8 -O_6 -N-O -@_J -O L .E.E
{{
-o.o
,ot oot ro! o68 oog oog oog oog bb- { ooo ooo
.o-oa.o.oo -o-oa.o-oa .g.o o .o_o o .o_o o 6 o o
-o-o .o-o o -o-o -o-o
Eg B: Et d'g o{ o! o-J
oo @N oo o@ E3
@@
t:
a@
Et
{@
i8 oo
so o@ {o 5@ U'
m {
I
{ 0,
,o
o ET
5-
_o-o
-o
6-
05 61
Qo
6o
Do g
_{'o -@L .98 S-3 F.6 66
i\r'-
_8F -.'..*
OO 05 N@ @N oo -o _o .t.8
o@
6t66 t6t6 t 6 6 o) a
e -a-o -og _o-o _oP -o-o -o-o -o-o ,o-o 9-o -:-: -o _o
:8
NO
68 OO
88
{o
88
06
E8
@{
n8 :8
No
59
oA @o N
-l -O -o
.t o B
2 f
6@ 3
.gq eg Ee Bd gt tE -o-o .t.E
EI
oo
bb. bb. b-o bb oo.E SB oog o o,. oop bbp
-
BB' o6g
gt trP {!{{ ^ 6 6
.o_oo -o-oo -ogo ooo ooo -
"oE -o_oo _o_oo P90
;PPI 'o'o oo 'o -{
B8 _o-oo
de -o-oo 3r
dE _o,oa Et
oo
3^n oo o6 oo o J
EOO{ -*B o-Bg o6
ocai I z
o
-= = i o
BroE _" :'"- :'i 6 et
'*qr 8i
.8.9 .ts.3 _i-d 8_ts 'o_o 88 I
'c-o
9! lo
Eg 'o'9
r8 'o'o
oQ 'o_o dJ I PB
-* g .o-ot .o.oB -o-oB -..61 .o_o
__6- _o_o t -o o 6 o o 6 -a.o t .o-0
t -:-3
t
ttnr* I @o
5 oo
88 oo 88 o{ 98 oo 98 {}iE oo EE oN 6e Nr88 88 o!
E I
P--d
I
o560
*88E {
oo oo 8: 3B I
!$ -o -o oN @J 66
98 -o'g..
'o'o
ig oots oQo bb-'o'o-
3-+X -o o u
d
"ots
ooo
'{ L
ooo
l.'6 -og
o
-op o p-o
"o! o _o_o oIll _o_o o -o-o o
66 NN 88 88 8; o o
d, o{ oD o{ o{
.!8 g-q8 98
Nl oo G u
5' ! o
F 0
5 oo t
.6-; .8F -8.; 8E dE
-N'D 88
-o'o
o
o
-i.r 'o-o 'o-o
at 60
7 oo oo oo oo
t e t
9-o _o-o P.o
ttr_o-o -o-o
o Bi ie 9-8 88
q aro ON 5lo
88
a6
88
{o
89
o-
93
o@
.o lN- , o-.'
,r
,., ,,
P. 3 UT
D 8t 8-{ EE !8' 8s
5 _o_o j,-q OD Ed dE g)
E
E ooa _{!9
--a oor 'o'q a bbB bbg
,'tt '
bbg bbB
o
-o-o
o o ooo ooo
-o-6 OC -o-o
6 1rp o 6 -o-p 6
I 8e aa g8 88 -o-o
88 ts8
oq o:a q, ao o- dT Da oo 60 q J
I
: I
6
o
s-e -r_8 o6 _8-8
I 1S
-o AA lt -8F,,
ao .t_i .t-8
to ND -r-8
qo
'. ! O .o. d
., ,
.

O rpo
_o-o .9-9 .o-o
t P9 t l,.o
ttt -op _o-o -
88 88 88 88 oo {o
.o 6N OO 88
90
88
06
89
a6 {l
q
172 Pedonan Pengeqaan futo

Agar camPuran ini dapat diketatrui baik tidaknya maka sebaiknya perlu dilakukar
pekerjaan percobaan yang diperiksa kelecakanny4 kekuatannya dan durabilitasnya.
Beberapa cara usulan dapat dilakukan untuk memeriksa apakah campuran beton in
cukup baik atau tidak. Bila terjadi 'over sanded' atau 'under sanded' maka sebaiknyr
campuran dirubatr dengan mengurangi atau menambah jumlah pasir yang dipakai, bih
kelecakannya kurang maka ada 2 alternatif yaitu:
Alternatif I perlu ditambah airnya tetapi tentu hams diperiksa apakah kekuatannya
masih dapat memenuhi syarat. Kemudian alternatif II, digunakan 'adrnixture' yanE
mempunyai sifat 'retarder' dan 'water reducer' yang sangat membantu kekuatan dan menun&
waktu pengikatannya.
Bila kekuatan tekan dari hasil benda uji tidak memenuhi syarat pemeriksaan mut1
beton untuk mendapatkan tegangan beton karakteristik, maka ada dua penyebab yang
mengakibatkan tegangan karakteristiknya tidak tercapai.
Penyebab pertama adalah bila standar deviasinya tinggi maka perlu dilakukar
pemeriksaan terhadap cara pengerjaan beton dan bahan material campuran beton. Devias:
yang besar dapat diakibatkan oleh bervariasinya bahan-bahan yang dipakai atau ketidat
seragaman pengerjaan, misalnya jumlah air yang dipakai bervariasi atau cara mencampurnya
mengakibatkan variasi yang besar.
Penyebab kedua adalah bila target kekuatan kokoh tekannya kurang tinggi. Hal iru
dapat diatasi dengan merubah rancang campuran dengan merencanakan untuk mutu betor
yang lebih tinggi, misalnya C20-S. Sebaiknya pada waktu membuat rancang campurar.
dipersiapkan tiga macam mutu, lihat Tabel 6.3 dan kotak-kotak agregat dan pasir dipersiapkar
juga untuk dapat dimodifikasi sedemikian rupa hingga dapat memenuhi penakaran beberapi
macam campuran ini.
7.2.5. Rangkuman :
Dengan menggunakan Tabel 6.2 dapat dicari perbandingan volume untuk setiap 40 kS ;
semen campuran beton untuk berbagai macam kombinasi dari diameter agregat maksimurn (

tipe agregat halus, kelecakan dan kekuatan tertentu. a


(
Perbandingan volume ini tetap dalam perbandingan I : 2 : 3, tetapi ukuran kotaknl,a
ditentukan berdasarkan volume yang digunakan, jadi satu kantong ('zak\) semen berbanding
dua kotak pasir dan tiga kotak agregat sedangkan ukuran kotak pasir tidak sama dengan
ukuran kotak agregat.
Perbandingan volume I : 2: 3 tetap dipertahankan agar kebiasaan di lapangan tidak
diubah, sebab merubah kebiasaan di lapangan membutuhkan pendidikan yurg Lma dar
berkesinambungan.

8. PENUAI\IGAN SPESI-BETON
8.f Pendahuluan
Cara penuangan/pengecoran dan perawatan dari spesi beton sangat besar pengaruhnya
terhadap kualitas akhir beton di lapangan. Jika seorang teknisi beton telah memilih suaru
komposisi campuran yang tepat dan bahan-bahan dasar dicampur secara akurat, maka pada
prinsipnya telah merupakan suatu dasar kualitas beton yang baik.
Selain dari ketepatan campuran, beton yang berkualitas baik masih berkaitan dengan dua
aspek lain:
l). kualitas penerapan;
2). kualitas perawatan-kemudian.
Pelaksanaan yang baik berkaitan dengan masalah yang telah dipikirkan lebih dahulu
berupa penuangan dari elemen struktural Sebelum ini harus direncanakan suatu pengecorar
IIBJ
nl
,}
! zo<mw z>->@ CN o
1'
o C^)
lc
:f C o (f o lx
9' @ -t v lc
3
(, m l) al 2
!, -o +
l) CNx m In
J fr>cD>x G m en
D) zm m I z { o l>
) 9. (D r C)
A) a c d l=
g, N z D m t=
c I ma,{ epr
o m
E z x I nlB
o m 6)
l"x
f tD
(o e,(!
c m
d
a
(o
z C=
g, +NCt)5(,1 -{
:, aoooo C
3
o. ooooo
x
o o
q, :D
o :, m
co : o uPp
o {e
(o
!, x
C i ,,wf
(o
=
. 3.UII
Eo 2
o :
q) z,(u
q,
l o
C' x T
o
o : 1Un
t,
arr,
? : l 3r
o-
O) l' x
.
=.
q) : . o
(o
6 :
(o . :der
L)
n =
1' reI(
-t :
C Jet
m v
a I r JOle
z xll
C CN
x :.tIU
C
3 TBPI
z 't 'S"1,1
.rE{r
l' :
. :
iue
'lnu
x rPu
:
o :-ue
z , r.(uu
:
a, :
I : {rq
eiu:l
: :] uu
:l .l:l
r")Tn
Peturnan Pengoqaan Beton
1Tl

di mana akan memperhitungkan jumlah beton yang dicor, penempatan tenaga keda dan

alat-alat bantu Yang tersedia'


Di samping itu, bekisting harus diperiksakemanfaatannya dan harus dibersihkan dari
sisa-sisa: kotoran, kawat-pengikat dan kayu-kayu. Kayu bekisting (acuan) harus disemprot
sampai basatr atau diminyaki dengan minyak-bekisting agar pembongkaran bekisting mudah
dikerjakan.
8.1.1 Kelanjutan sYarat-sYarat
Banyak syarat-syarat yang ditentukan untuk beton dapat dicantumkan dalam sebuah
bestek. Di sini, yang harus minimal dicantumkan adalah:
tingkat kekuatan;
tingkat lingkungan;
kondisi konstruksi (beton pra-tekan, beton bertulang, beton tidak bertulang).
Jika mungkin ditambah dengan:
mutu beton;
zona konsistensi (nilai slumP);
jenis semen;
bahan kimia tambahan (admixtures);
ukuran butir-butir;
syarat-syarat untuk kesifatan yang khusus:
. beton dalam air
. beton kedap air
. beton (bersih) dan sebagainya
Untuk situasi yang khusus, sewaktu pelaksanaannya harus dapat diperhitungkan
ketentuan-ketentuannya.

8.2 Pengangkutan spesi beton #&


Pengangkutan dari pabrik beton ke lokasi bangunan dapat memakai truk-mikser dan
isinya bervariasi dari 4 m3 sampai 8 m3. Isi dari truk-mikser sering dituangkan sementara
dalam silo-beton. Akan tetapi bila mungkin lebih cenderung spesi beton langsung dicor
dalam bekisting.
Seandainya beton dicampur pada lokasi bangunan, maka angkutan ke lokasi bangunan j
@

ditiadakan, hal demikian hanya akan membutuhkan pengakutan spesi beton di lokasi
bangunan sendiri.
3
Spesi beton dapat diangkut ke lokasi bangunan dengan beberapa cara (Gambar 6.22):
dengan 'kubel' (Gambar 6.24) yang diisi dari silo-beton atau truk-mikser/aduk.
dengan alat beroda seperti: kereta dorong, bak beroda, adukan berjalan. Bila jalanan-
jalanan pengangkutan berkualitas jelek, kemungkinannya besar bahwa spesi beton &
tidak tercampur ketika diangkut (ini tidak diinginkan). Jalanan pengangkutan yang
baik akan mengindari masalah tersebut. ff
dengan talang-cor miring; spesi beton mudah dan dapat dengan cepat dibawa ke
tempat cor. Dalam cara ini harus juga dihindari penyampuran spesi beton. Untuk
menjamin kecukupan arus penuangan, talang-cor harus dipasang agak curam dan 3
spesi beton harus cukup plastis.
dengan pompa-beton ('concrete pump'); spesi beton dilewatkan melalui pipa-pipa
hantarnya dan selang-selang dengan bantuan pompa mekanis ke tempat yang dituju.

Sistem ini digunakan pada pengecoran beton skala besar dan membutuhkan persyaratan
.wm
khusus terhadap komposisi spesi beton (Gambar 6.23). ffi
'Btra{aq Suepes uolaq-edurod gz.g rBquBC
U
'n
B(
u
{
a
3
UC
-u
'
IS
UB
JO
BIT
uBl
'ualaq rsads uelnl8ue8uad ?BIB-1Bw Z6.9 rBquBC
qen
r{Bpl
lor
IJSP
9Lt 0tet
wlq
B
175 Pedotnan PengerJaan Eeton

di
8.3 Penuangan
Pengisian acuan dengan beton dinamakan "penuangan/pengecoran". Karena spesi beton
harus dikerjakan dalam waktu yang singkat, maka ini merupakan suatu pekerjaan yang
kritis. Ketika pengecoran harus dilakukan penjagaan yang cukup. Apabila pada penuangan
terjadi suatu kesalahan; maka tindakan biaya perbaikannya tinggi dan besar. Kemungkinan
bahwa nivo kualitas pekerjaan beton juga sangat mengecewakan. Bergantung pada
pengecoran elemen-elemen: dinding, kolom atau lantai struktural harus dijaga masalah-
masalah yang spesifik. Untuk dinding dan kolom ja.ak "tinggi-jatuh" dari spesi beton tidak 8.
boleh jauh, agar mencegatr segregasi spesi beton (Gambar 6.24). Percampuran spesi ini
disebabkan karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke bawah lebih dahulu. b
Selanjutnya kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen yang akan jatuh dalam tic
bekisting. Percampuran sebelumnya yang baik itu akan terpengaruh dan kualitas beton be
buruk sekali. ya
ge
be
se,

ya
(m
tur
pasir dan semen

Ca
pu
agregat kasar pel

Gambar 6.24 Percampuran akibat jarak tinggi-jatuh yang besar'

Karena itu maksimal tinggi-jatuh bebas akan dibatasi sampai sekitar 1,5 meter. Untuk
tinggi-jatuh yang sangat tinggi harus digunakan talang-cor atau klep-cor pada bekisting
(Gambar 6.24). Tulangan pada lantai-lantai di mana pekerja-cor akan berjalan di atasnya
jangan dirancang terlalu kecil (lunak). Perhitungkan pula dengan pembebanan yang tinggi
akibat kendaran-angkutan pada dasar tanah.
Checklist berikut ini harus dilakukan sebelum penuangan:
apakah tulangan telah selesai;
apakah bekisting/acuan telah dibasahi dan/atau diberi minyak-bekisting;
kecukupan adanya perancah, tangga dan papan untuk dijalani;
cukup personil;
listriMampu bila dibutuhkan;
\ cukup adanya bahan-bahan;
apa ada bahan Persediaan;
apakah ada jalanan masuk, rute pengangkutan;
adanya alat Pemadatan;
apakah ada bahan perawatan-kemudian;
bagaimana ramalan cuaca.
Bila seluruh aspek-aspek ini telah beres, maka spesi beton dapat dituangkan dalam
bekisting. Jika spesi beton didatangkan dari pusat-(industri)-beton siap pakai, maka haru.
'{nsnu-{nsnuew gz.g rBqu.rBc sIuE
tuBIl
rl//'
llt
i' tl
,[i/t It
rttt,
efu
3up
trnlu
'{luq ny8aq {upp lecal 8uern1 Bue,( uotee rsads uelepeuad
e>futu 'llrel ueleun8rp Suer( uelnsnl e8eual BuerBX ':1uq 8ue,( lrsuq tudepuau refe ulnd
dnlnc sruBLl uu{Bcele{ uup tupud dnlnc 3ue,( uoleq-rseds ludeprp rur {nsnu-{nsnueu BrBJ
'Suqsgeq {nta{-{nla8uotu nled ueluunSSueur uu8uep rup,{
{nqunueu ue18uepa5
'GZ'g toqwog) uolee rsads tuslep uu{nsnl
-{nsnlrp tedep 'uu>1o[or nBlB ue{nsn1 3ueleq ueletueurp 8ue,(
(uru 91 Jaltuerp e{ulesru)
urul 8ue1uq nBlB nfe>1 Euotodas ue8uaq'{nqunuaur uup {nsnu-{nsnueur uruc ue8uap :n1e{
ueEuq uu8uep uuleper.ue4 'u1nd Bpeq-Bpaqreq uup >p,(uuq nlr uoleq uelgpgtued epotayq
'leuqdo ureces 3ue1n1 tugrlalas
uep 3ur1s11eq lnpns-lnpns qrun1as rleduaueu uB{B uolae lsads:e8u 'uelupBplp ue{u uoleq
lsads Luulup (SurtsHaq lnpns{npns Ip uup uu8uulnl rulrxes rp delesral Brepn Sunqurale8
edn:eq u,(ueserq) 8uoso4-Euuru luuJaq uelupetued '..u8{lepedlp,. srueq Joorp nreq Suef
uolaq rseds 'ur(uuuare) 'uoleq selllgmt rEeq ue>il8nreur le8ues rur Buosol-Buena .uoteg uole
tuBIBp 8uoso1-8uunr >p,(uuq {nluequeu uu{e nlr BJBpn B{Bru 'ede-ede ue>1uFa1rp
{epll ruslt
u,(ulnfueles qlf 'BJBpn 1u{ueq ludep-ra1 lrlpues uolee rseds uernduuc ruelup p uEnf uolag 'nln
tseds uep Eurpurp srBlu rp BI?ru 'Eups11aq tuulgp ue>13uunilp uolaq rsads ulrqedy
FII
uBlBpBued ,.9 IBPI
-r{BI
'uurluqursl uurlBq ue8uap uullu>paq 8ue{ prsads uuur8ure:1
sp?
luref red ur ruelsp uopsutued
wu
lrcldnsrp nDIEA\ uup pEEuq
uett
l(durnls IBIIU) Isuerslsuo{
tuel
luoleq uqumle{ 'uoleg lsrsodurol
uol
:uoleq rseds u,(ulp{ueq
:ruuaEueu pryd dels uolaq lesnd ueEuep uelfueFed lenqlp
@tet
L

Ltl uorEl
L
178 Pedoman Pengeriaan futon

Gambar 6.26 Menumbuk.

Menumbuk.
Metode ini dapat digunakan bila spesi yang dipakai kental, misalkan pada lantai yang
tidak begitu tebal. Beton dapat dipadatkan dengan menumbuk untuk tebal lapisan setinggi-
tingginya 100 mm (Gambar 6.26).
Di samping metode tangan ini untuk pekerjaan beton skala besar biasanya digunakan
pemadatan mekanis dan yang umum dipakai adalah jarum-penggetar (Gambar 6.27). p
tt
p
s
d
c

Gambar 6.27 Jarum penggetar. d


p
Jarum penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan baja lancip yang menggetar P
antara 3000 dan 12000 getaran per menit. ri
Di samping jarum-penggetar ini ada alat yang lain juga:
penggetar Permukaan n
penggetar bekisting/acuan d
meja-penggetar yi
penggetar 'terpedo' di

balok-penggetar tr
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting
dr
dalam menentukan kekuatan beton dan ketahanan beton. Banyak sekali kegagalan beton
u(
diakibatkan karena kurangnya pemadatan, dan terjadinya keropos-keropos pada beton, salah
h
satunya disebabkan kekurangan pemadatan. Dalam praktek, bahaya akibat kurang padat
lebih banyak terjadi dibanding dengan kelebihan pemadatannya.
Pada Gambar 6.28 dapat dilihat bahwa makin lecak betonnya semakin mudah
tr
b(
pemadatannya. Makin rendah slumpnya makin sulit pemadatannya dan kalau pemadatannya
re
kurang makin tajam Penurunan kekuatannya. m
Di negara seperti Indonesia hampir seluruh tahun penuangan beton dilakukan pada m
cuaca panas, penurunan kelecakan dapat terjadi dalam jangka waktu pendek, oleh karena SC
itu keadaan slump yang rendah selalu merupakan masalah ltama. m
'uslBpetued uBBFeId uB{?uB$lBletu
uruFp Eurtuad le8ues uulrprpued uep efra1ad ered uetuele8ued etes nluel :nunqr"p*
BrBJes uslrulultp ludep uelupuued u,(u1epp dnlnc uesala8uad rur Brpur Bnpel uuleun88ueu
ue8uaq 'dn1nc qupns uqupetuad e{utu EIrq .uulsuol Bue,( rsuenle{
lpefrq ful IBr{ rudecuatu
uep rSSuruetu uu{B e,(uerens unEI luqtuel uerpnual 'e1nd r{Bpuar urursuanlerJ uep qepuer
rpuluau s,(uerens B{Bur uoleQ uurnduec urBIEp ue)plnseulp nllSeq Idelet ,r88urt rsu"nlrry"q
8uue.(u 8uu,( BrPns uu)lrenla8uotu uelu uolaq renl
Ip Bperaq 3ue,( reta88ued 1e1y .rela33ued
lBlB IrBp IsueDle{ Bs{lratuetu {nlun uu>pun8rp uere8uapuad Brpur ueuunE8ua4
'(.3urpaa1q.) uequrepud leqH' rre e,(udn{nr l
l,qprB rBursreq
relnuJ UBIB uoleq uBBlnuuad uped lBr{lllp ledep e3n1.$7-g rDqwDg \olilil IIce{ Suer urBpn
EunqrualaE-tunqurala8 rupesrp uelpntua{ reseq Euef Brepn Sunqualaa-aunqurala3 uuEuap
IBInLUIp 'uoleQ usp Br?pn Sunqtuala8 e,(tuunla{ IBTIIIIp ledep uelepeurad sesord
uelg6
'dn1nc qepns uelupuued
ruBIBp
tIB)tBdB B$UJetuatu {nlun ue4eunSrp ueteqllsued srpul 'uulupeurad ,rr1Hr*"-
Surtuad qepe8uus ueru8uapuad erput uep uBleqrlSued pJpul ueeun88u"6 .ur1n1upp tuu{
uaupeurad dnlnc unteq nBlB qulal qe{Bde uesnlndal-ues$ndar uB{qBIfp tedep orldrrrqp
BpB 3ue,( urpur-ecued ue>pun33uau uu8uaq 'uelepeued e,(u1epp aqnr- rnqqaEuau
{nlun slgurd Ersr-Brer llelaqlp sruBrl rur ueefta>1ed ue>1n1uleu Suer( etlalad ere4
'ptuu1n 8uu{ rlulesurrr ueledruaur uelupuured e,(rrpprl
nulu dnlnc rnln8uatu ue8uedpl Ip uuu1e,(ua1 ruelup Bueru:l ueryleqradlp
lnrun Eurtuad
qqte8ues 1a,(ord nlsns eped uu1n1e1rp 3ue,( uulepeued ufuaepif dn1n3 .e,{uuulu>p3ued
?punueu {$un JeprBleJ qnre8uad ue8uap rezlcrlseld redns nBlB Jezrcpseld ueleun3rp
e.(ulreqas 'unrnuaul )tepp efuuulel uelen>la{ Idqat 'r33u1l de1at e.,(udunls ,rjru r"dy
'ue8uepec
relaE8uad nlBS B[pesJal srupq Istulunu reteEtuad g uerpunElp BIIg .ue8uepuc rela33uad enp
Blpesrel sruBl{ Isulrurtu relaSEuad >pfuuq ueleuntrp upg'ue>flu1uq1p uero]a8ued ufu:peqas
ruBs lBtuluru qululnfteq Suuf uu8uupec retoE8ued lelB BpB {Bpll epg '1a,(ord derlas uped
Blpasrel nleles sru?q uu8uupec retoSSuad 1e1y 'ufurelattued 1e1u epud up{esruel lpeFal
Sugas uup uu:nduas Suern{ nlules uelepeured e88urqas Jeseq leSues reta83ued
1e1e-uped
uoleg uqmlslP Suef uuuBqsl B{eru '1e1t8uau rslnur uolae uep qepuer efudurnls ellg
'uer{q uqen{a{ uep uauras rrB rol{BJ uu8unqnll g7.g rBqEB11
l9cNll dn\ns HVON3U dnnrs
- _\
x
xm
C
-{
%OZ - %9 delesrel
plEpn :uBt@sued eduel uEArEdq
!p uoleq |BIE eO
z
-{
m
gA - %J depoq erepn :ue6uedq p yeq 6r.e^ uqEp?ured
r
z
(%l -) qepur leouEs do)les.rq erepn :umrolEtoqE|I p uqDpeurod
dExecJel Bjepn 6unpuefueu IEp0 :qnued uqEpEtled
6ZL uolq
,L
Pedoman Pengeq?an futon
180

Gambar 6.29 Proses pemadatan dengan jarum penggetar.


E
pekedaan menggetar memakan banyak waktu tenaga-kerja dan harus secara akurat.
Agar menghasilkan konstruksi beton yang baik, dibutuhkan kecanggihan tenaga kerja dan (c
pekerja harus diberi instruksi cara bekerja alat tersebut (Gambar 6.30) kr
yi
tedalu lama pemampatan, air berada tedalu cepat psmampatan, udara masih ('
di alas spesi-beton banyak di spesi-belon
air _ semen sl
m

Gambar 6.30 Kesalahan pemadatan beton.

Beberapa pedoman umum Yaitu:


- pada tempat-tempat yang dekat jaraknya dilakukan dengan waktu getar yang pendek;
masukkan jarum-penggetar dalam arah vertikal dan dengan beratnya sendiri (angan
dipaksakan);
bila tampak permukaan di sekitar jarum-penggetar mulai licin, tarik perlahan-lahan
sehingga lubang yang ditinggalkan jarum-penggetar akan menutup dengan
sendirinya;
perhatikan letak kerja dari alat penggetar, jarak yang digetarkan harus sedemikian $.r
agar tidak saling berlewatan.
jangan sampai menggetarkan konstruksi tulangan; da
hindarkan singgungan antara alat penggetar dan bekisting; ini
pengangkutan/memindahkan spesi beton dengan alat penggetar tidak diizinkan Sa
(Gambar 6.31).
Pemampatan atau pemadatan pada siar-cor (tempat spesi beton di antara dua pengecoran
yang berbeda-beda) harus spesial diperhatikan. Jika beton pengecoran pertama sedang
mengeras, maka pemampatan bagi pengecoran kedua hingga menyatu tidak memungkinkan.
Sambungan ini pasti akan tampak dan berarti sambungan yang lemah dalam konstrtlksi.
'I
'{req 8ue[ ueledureured
'u
8ur1sr>1aq rp seqaq Eueru ue8uap runsas rrlnq-rlnq uuJn{n
t
Surlsqeq uep ue8uulnl Sueteq Eretuu uu8ueru uednlnca>1
uB.
qnpuar 3ue,( qntuf-l38u1t
:erures qu8acrp ledep Iul IHIre{ rel8ueg
'lHlpas e,(uuauas uep rtsed JEpB{ euelu Ip leduel nlBS rp
ll{lra{ uelndun8uad qelupe rur
lvH'G'9 nqwog) lptyilt totltuos lpel:at ledup 'le{ep nlelral 8ue,( 8urlsr1aq Burpurp Frep
'
luref uep 'Surlsrxeq LuBlBp uu8uelnl uuledera{ nele r33up 3ue,{ qnlel-l33ull
IrBp leqpl;
Il{lre{ relSueg Z.t.g
UB
'1purpaa1q,) uBr{ErBpuad rBqruBc UB
zg.g
uej
w(ureueqes uogeq
l{
anres e0e1eq 6uan1
&,le{ sngq lsed uasrdq
JlB B/$BqP 6uer( UareS
r1e uesrdel
'{runq te8ues uoleq uue{nr.uad se1r1en1 ue>lpseq8ueu
uB{u uBqB:epuad IrBp lBqHy 'sera8uaur rsads ueledace>1 usp JrB e.(u1u,(ueq ,Jrlnq ueunsns
uup Sunlue8ral uur{Brspued e,(urpef-rel lr{rpas nele 1e.(uua
.e-g nqwog) (.Burpaa1q.)
uDtlDrDpttad ue4vutBulp lul JIB ue{Ieuad uep uedepuaEuad 'uolaq ueelnrrrrodal
lruu rre nlre,(
e,{u1eqr>1e uup uu:ndtuec tuelep ue8uF 3ur1ed 8ue,( uer.leq ueledn:au rry .(teraq) rese>1
uuquq qalo {Bsep:a1 e,(ueserq (ue3ur:) snleq 3ue{ uuquq-uBqeg .(quqas nles qeles uep)
uoleq tsads e,(urndurecrel {Bpll ludep:a1 uBIB ssurluuues uoleg rsads uefluenuad epe4 ue
'lB,
(,8ugpaa1g.) uequ.rupuad I.r.g
'uo?aq rsads ue.rela88ua6
lg.g rBqurBC
reladuad qBrB ""--->
.r- relDuod qeJe,
]8r uopg tto
L
B
182 Pedoman Pengeqaan Beton

Sr
l; Lit.t. :::.:;t$ at
k:
tr
tr
ke
p

ral
dil
be

9,

dar
yai
dir
Fu
\$Y.

ade
kar
i diir

Gambar 6.33 Sangkar kerikil.

8.5 Penyelesaian
Bagian yang tidak tertutup dari beton umumnya dilihat segi estetika atau sebagai
permukaan yang digunakan, perlu diberi lapisan penyelesaian. Di sini banyak metode-
metode yang dapat digunakan. Penyelesaian untuk bagian atas bekisting balok dapat dan
mudah diselesaikan dengan memakai alat penggosok licin (Gambar 6.34\.

<e beri

Gambar 6.34 AIat penggosok licin.


(punoduoc 3uunc, uu8uep uoreq ueernrrrJad lordure,{ueu^r
i(.3ur11upds.)
uolaq uue>1ntu:ad uped snJeuau-sruol JIB ueBuep r{rJtatuetg4o:dureXuatu
l(.ru1up 8ue,( :n11ru1s uur8eq)
rln ur:Euap r8uuua88uau
lqeseq-ruo8 ue8uap rdnlnuau
Irlog 1r1se1d-reqtual ue8uep rdnlnuau
lSurtsrlaq tuulep ue{rerqrp
:ln{lreq
re8eqes rudecrp ledup 'uu8uunuad qelalos srs:ed (rru) rrec-1ez ue8uullqe)t ueln33uuue4
'uE{Blar lEql{B uo?aq uB{Bsruax gg.g rEquBc
leJelraq ue6ue;n1 ueur>16untla>1
uBl
-o
lef
lesnted u?qBq-ueqeq
'rurBurrp
)tBpll Iu! IBq uup ue8uelnl lBdecuetu {nsgru ludep 1esruad ueqeq-ugtlBq
lul uulstor BuerBI
'u8n1 'tSt'g nquog) 8ue-rn1:aq te8ues uoleq uuelnurrad sqrlenl rur ue{Blar teqrxg qBIspB
e,(eqeqraq qlqel 3ue,( Idelat '({ele[ 8ue,( 1uduu1) ue>lur8urrp
{upll u.(utunun unrlnrrg
'uo1aq eped
uB{eloJ nelu lu8uar-le8uar ue{leqlIe8uatu 8ue,{ uoloq ruBlep :nleradural uuupaq:ad
iuureued lrut{ uoleq uese:a8uad epud uolaq IlEp Jre uudun8ued uu1e,(uuqa1
ilumu tuef-uref uoleq uesu:a8uad e1l1e4 1e,(uuq 3ue,( JrcJ-tez ue8uelrqa>1
:uu{repurq8uatu qBIepB uerpnue{-uele/r\Bred lrnp :aupd rs8ung
'..uBrpnrua{-uelul\eJad..
Sur8ered tuelep runlBue.lrp
uE{B lBtulldo 8ue,( uuse:a8uad tsenils ledupuaur ru8e 'ue8uunuad qeleles
IIquBIp Busf
uDlBpuIl-uB{BpuIJ 'e8nf uulerne:ad n1:ad sere8uau BIrlaI rdelal '{leq 8ue{ uoleq pgp r?sgp
ueledruau uB{E IuI':uueq uuEuep ueldereilp sule rp seqeqrp 8uu,( ueeftalad qrunles BI1B
(swgx-I\wrvrl-t) twranrugx-Ail/&v/ttvugd .
6
'(.le4uqued) rde uurnquas uenluuq uu8uap ufuueu4nur:ad urul 8uu,( .lgrseds uolae
IBq {ruun
UBB{nuued ledepuatu re8u (Zf 't rDquDg 'l qDg rutilD.raeprBqcnoq. nlud ue8uap ue1efte4rp
uoleq 1eq ude-raqeq Bpud '(.uo1aq uassema8.) lndeles uoleq nele (.uolaquooqcs,) rdur
uolaq 'rn11nr1sraq uolaq :ue1eun38uaur ue8uap uurusela.(uad uesrdul
{nlun urEI BJSJ
'lerseds Sunpuqad-reluu[ uqusn8uad
qelo uB)lBuu$Pllp ufuurnun Sunpurlod-Iuluul uelenqrued 'sure{ Euef BJI$le uBsnBaI
-uesrdel {nluequatu u;(udns lelreluul ueryBqeueur uuEuep
Inlueqrp ledep lurseds Bunpuqad
-IBluu-I 'ueresele{uad uesrdel lraqlp )tepll eEnf Surras edereqeq ruBIBq .lersads Eunpurled
1eq
-IBluBI uesrdul edn-raq Eue{ uelpnue{-uuresalefuad uaqrp rBluEI uuulntu-rad eped u,(ue1o1
epy '(uuleJel us{Bruuurp) uB{BlBJIp uuulnuued larelau EruJes uurpntue .lqaur udrd nule
srunl n,(u4 udruaq ledup rut'nluouat uep8ulla1 uped uoqBlallp:elueqEued n{e1 Euolodeg
'(.ua[uJe.) tarelaur ureJas uE{uIcIIIp ledep pluul r$lrulsuol sqp qeleqas uurEeq BpBd
i
88r uopg lrct
i
I
il
llL
Pedoman Pengeqaan Beton
184

penuangan, tindakan
Supaya dapat menghindari penguapan air pada hari pertama setelah
yang di atas harus dilangsungkan sesempurna mungkin.

9.1 Produksi beton pada cuaca panas


Masalah yang diakibatkan oleh keadaan geografis Indonesia yang terletak di daerah
tropis yang *.*punyai kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan agregat mengalami
140

penga*h iuu.u (,weathering') sampai kedalaman yang cukup dalam pada suatu lubang
gatiirVOeposit batu-batuan ('quarry'). Dari segi geologi, batu-batuan di Indonesia termasuk
berusia muda dan terdiri dari batu-batuan andesitic dan basaltic. r00
Dari kedua hal tersebut mengakibatkan batu-batuan kita tidak cukup keras dan berpori-
pori (poreus) dan berbentuk pipih dan memanjang bila dipecah. Temperatur yang tinggi,
batu-batuan yang pipih dan memanjang, batu-batuan yang poreus akan mengakibatkan
penggunaan air dan semen yang lebih banyak dan mengakibatkan bahaya segregasi dan
pendarahan yang lebih besar. Admixture (bahan tarnbahan untuk beton) yang berguna untuk
mengurangi pendarahan dan segregasi, menambah kelecakan dan pengurangan air dan juga
menunda waktu pengikatan sangatlah penting artinya dalam produksi beton di Indonesia.
Temperatur yang tinggi sangat mempengaruhi beton dalam keadaan cair ('fresh') dan
padat ('hardened').

6 kadar air, [b Per cu Yd (kg Per m])


310
c
(184) G
',i d) 5
6 y2
.!o 300
o- pz
,E (178)
.(6 4
c)(U
o.o 290
'a o. (172)

/III
C 3
di: c
EO 9.',
!c o
(166)
-5 -(!
E
o6,
r!
o= I
Slump : 3 inci ( 76,2 mm
CC
6d
270 - Ukuran pEg maks. 1-] in.
)
ya,
(E-(U (161)
1 ( 38,1 mm )
-O-
la
I dul
Od! 260
od. ( 154 ) 30 40 50 60 70 80 90 100 110
0
40 60 80 100 120 (0) (4) (10)(16)(21)(27) (32) (sB)(44 hal
TEMPERATUR BETON.F TEMPEBATUR BETON'F ("C)
ser
'ad
Gambar 6.36 Pengaruh temperatur Gambar 6.37 Kebutuhan air untuk
beton pada slump dan kebutuhan air suatu campuran beton meningkat
untuk mempertahankan slump. dengan meningkatnya temperatur. ten
Kadar semen 307 kg/m3 6.4
Llkuran agregat maksimal 38 mm
Kadar udara 4,5 7o & 0,5 Vo nlat

Kerugian-kerugian yang dapat diakibatkannya adalah;


dar
pen
Harus digunakannya lebih banyak air untuk mendapatkan slump yang sama (lihat
pen
Gambar 6.36 dan 6.37),
bah
Kehilangan slump dalam waktu yang cepat,
den
Waktu pengikatan yang lebih cepat, sehingga pengerjaan dan 'finishing' lebih sulit"
juga bahaya terjadinya 'cold joint' harus diperkirakan, pen
mer
Lebih sulit untuk dipadatkan,
Kekuatan yang lebih rendah (lihat Gambar 5.38 dan 6.39),
Lebih peka terhadap bahaya pendarahan ('bieeding'), rese
Penyusutan mula-mula ('early shringkage') cukup besar, dibe
Bahaya 'plastic cracking' bertambah besar,
ur
Ir,
i:
'sBuud upllnluur.uaru
nBlB quuBl ruelep rp e,(uuedur,(uaun ludep Bue,( qrlnd tec lJoqlp
ue8uap ur8urp detat e,(udns u3efrp sruuq
nvre ,uteluo{ ruEJBp tle 'ue4eun1rp JBoAJasar
lp nl,Jas sruBq r{rsreq rr' u,ruDJ8unurau
ellg:r!v
rudep tu'a:'e eped r.0 r :nleradua,,*i,.J:ftilff
snuru nlBns ru8uqe5 'uolaq
Hiffilll.,ijffi' LXi:l,,il',:
uu:nduucuad n11um upud te3er3u uep uuqequalal
uultluq:edrp n1:ed lur lur{ ru,l'c 'rrupurqrp teferep
ludep .sso1 dun1s. durnls ueSuelrqal e{eqeq
eSSurqas r8uurnlrp tedup rn.rod auoi ,onleq_nreq
qalo ue{tuqllelp Buu,( :re uedera,(uad
elnd uup ledec le8ues 8ue.,( rre uedun8ued'leqr)le
urflurp rpefuau te3e:Be uuulnuued
qBqes JIt>leJa teSues rte ue8uep (.3ur113uuds.)
uer,rerr,tua4 'Buns8uel rrurl,luru J'urs
Sunpurl-lat 3uu'( ludual Ip u')plelelrp nr'Ias Fep
srueq lu8a:Bu qottul u,S,Iu-uesure
rnrun
rnle:eduar rrep Bururqrp ludep rrBr uc'per{ *r;i,X1,Hiff.[jll',lll':;H:[riffi;
JBqUBD eped tuu:3erp uenlueq ue8uac 'rIsJ
u'ep'ar ruBIEp u"rrq u'p rrq,r, rnleradual
depeqJe1 rBsaq le8ues 8ue,( qrue8uad re,(unduaur
le8er8e'lrup rnleradtua 7 :p2at1y
'8ueq:al-nqe nele uep
uu4uunSSuau ue8uop tunturupu lunqlp sruuq .aJnlxlurpu.
uaues quJunf .rsutcqrp uoteQ
qupunf BIrq uBSBIu:aq reSues qur'pu u,(u.rusup
itul r.uBIBp uouas
EpBd .u'purqrp sruE.r
eSnf (eururg 00se) snr'q
nlBIJal 8uu,( uauas uu8ur1r33ua4 .(.uor1e:auaB
rnrq.; ,,trrnroa uo,lnrurq*ad u8nI ntlBaB
ualues uup rseJp,(q :e8e 'lsul'qrp sruEq uaruos iuelep
yca repel Bunpue8ueu 8uc( rp vcJ q,Iunf
-ni:a+ ;t*:'ffi?jl Ti::
uetuos ueeun88uad ue4rleqrrJ,p
rr'Bun5' :uauas
ueqe8acued .I.I.6
e{ulel'uruau ueauap
8U ue)t^q ue?Bn{a{ 1de1a1 ,rnleradural "*il'"'J"t"; .uolaq
efulelSuruatu ue8uap lel8uruaur Jnr,un ureceuuaq eped
IJBI{ I uolaq uelal ue?Bn{a{ eped
rnrun eped ueqal uqn{ay 6g.9 rBqurBC FEurl Eue.rt
:n1e:adura? qrue8uad gt.g rEqurBC
J" NVVUVHT-.t3t^l3d unIVU3dy{3r ( ruvu wtnvo )
00r 08 09 ot s:t norvtr vovd unnn
068eLt,t
x x
6's a
*
C / xm
n/ C I
{ a
.f lreq t + luaclad g', = lualuoc JlV
z I'eI --v' uoloq Jnuin 7_ url, 9/ ol gZ) q e ol I = durnls ,'l 0t
-{ -g
xm {
m
9r'0=o0elC/M
x :elep tt!
2mz z
{
o o-
0r-
A'_
P g,LZ A)
5 3 -""V,.ilM
'o o
O)
g ,laql
- g're --.1-;i
7i,eqry iL lo 001
uei{ 8a lcr lsrll rol palecrpur arnlaJa( !ual
t'Ln ,-i"zJ
\v paJnc - lslou, puB lsoc suauJla edg 0zL
:6r !rnc
09 0, 0e 0z or
0tt
r
'Suernlraq usulnuuad uped
rydur4 uetue8erasay
'(.r(tlgqurnp.) uoleq uuuuqule{ luyrs u,(uEuBrn{Jag
'unleperp nlrad Euupel-Bugpnl uolaq
lBrreleu ueurturpuef,
'uulnlradrp leSues uu1ell8uad lees uped uolaq uuurerlrletued
981
I
uopg
L
rlii
186 Pedoman Pengey'aan Beton

200
P
(U

250 E',
tr,
300 (U

350

d,
hr
f p
(6 250
o)
o. 300 L
S(
'6
E
o 250
200 m
di

se
kr

W.

be
ITI,

ya
Gambar 6.40 Temperatur material. ter
Diagtam untuk menghitung temperatur beton dalam keadaan cair dari temperatur- pe
temperatur agregat, semen dan air menurut jumlah kadar semen 2OO,25O dan BS0
kdm' beton. Temperatur dari beton dalam keadaan cair dapat dicari dengan
menjumlahkan temperatur pada sumbu ordinat untuk setiap bahan material- Pe
Contoh: P.C = 350. furegat 27'C, semen 60'C air 25,C. Temperatur beton dalam
keadaan cair + 17,0 + 6,8 + 6,4 = 30,2o C.

Sebagai suatu rumus pendekatan dapat dikatakan bila temperatur air berkurang 10eC,
maka penurunan temperatur pada beton cair mencapai 2 - 3"C. Kadang-kadang pemberian
es pada air cukup efektif. Dalam hal ini jumlah air yang digantikan oleh es diperbolehkan
sampai 50 Vo ber
Bil
'Admixtures' (bahan tambahan): 'pl
l) Super plasticizers, bahan tambahan ini mengurangi jumlah air yang dipakai cukup
unl
besar. Bila keuntungan dalam pengurangan air ini tidak digunakan atau sebagian
saja digunakan, maka dapat dihasilkan beton cair yang sangat 'workable (flowing
concrete)'. Beton macam ini disebut 'selfbeve!ing' cian hanya rnembutuhkan 5OVo
tenaga untuk memadatkan. 'Flowing concrete' mempunyai sifat kohesif yang baik
dan tidak menunjukkan sifat-sifat segregasi. Kemampuan dalam mempertahankan
slumpnya juga baik tergantung pada tipe'semen yang dipakai. Super plasticizers
t
$ir'*'
e,(p eduel .punoduoc 3uun3. : adrl
1
:lnlrreq ru8eqas uultsulursul{lp ledcp .punodtuoc Buun3. .nL_6OE
J
IAIJSV ueBuep rBnses ,punoduoJ 3ur:n3. ueBuap uru:1nu:ed uulo:duaXuad
'4r1se1d uu8uep uotoQ ueelnuued dnlnuau
'uolaq uBu{rl!"uJed epud :ru ueSuap ,3ur113ur:ds. uutuurr,(uad
|trqeual pq fiue1n??uvueu {ntun
A94n49l!p lvdup w tgfivq lp Nqaslq lvq vdvraq;.fl'fiav\frfluutip nuad ,aflv4uuqs cusvtd,
leqqu {e1ar u,(uquq uuqu8acuad 'tuu[.tu73>1 1 u8ruq uu{epueu uuden8uad tefu:ap ultg
sBlB rp qu13ue1 t qelrln{l rur 4gur8 ueleunSSuau Inlun 'BoBnJ uuupual uef,er.u-rueJetll.taq
leql{E uedun8uad u,(u.rusaq rruJueu {nlun uuluunSlp Ir'9 ruqtuug epud tut {uBrD
'uel1ut1?I rue1up ueden8uad uuludacel uBuBI qeleqas rp Ereg 'V a.
'ur8ue ueledacal ue8uap uu8uolofuaq uSSurqes qu/r\uq e1 uu:18uoto4 't
'uo1aq .rnleradual Sunq8ual ue8uap uu13u<ltod 'ueue1 a{ JasaC 'Z
'erepn ueqBquele{
3un13ua1 Suoloueu sEtB aI uelSunqnqrp uBrpnual 'erepn rnleradual uelnlual 'l
'.(l79 nqutog) lger8 ueeunSSua4
'rseluJprr{ sasord uped uenSSue8 uup JrE uuden8uad
r:ep r8unpulllp,r{ulsruuq uotaq r83url 8uu,( ur8uu ueludacal nBlE uup r33ur1 8uu,(rnteradurel
luqplv 'Bcenc uuqeqnrad leqrle .rrur ueupoa{ tuulep uoleq uue{nuued eped 8ue1rq 3uu,(
rre u,(u1e,(ueq edu:aq rJuorp ludup 'LV'g JEqrueD uped tuer8ulp lreq:.uDoroqtpuad
Buepas er,pn rnluradtuar Eu'ru Ip IrBr{ Buurs upud rpuf:ar su:aaue-':r1npI"*#:T:i;
IJep IseleJprq seuud 'uuq r8ud rp uu{nlulrp uolaq uuroce8uad nllg 'uer{ alosTSuurs nl{B/(
tp ueroce8uad ueln4uleur r33u1t tu8ues :ntu:adtuel egq uelSunlun8uau le8ues qBIBpV
'ure1 ledtuel IJBp llequau nele ema,(uau Inlun nlIB^\ epu lupll uBIBSTaI
BpB BIIq quqes 'ue>ldetstp srueq uu8uupuc .Jolu:qrA.urp SuupeJ nlnS 'ur>13unur euJnduasas
uBln{ellp snreq uereleSSuad uup uuluputuad 'e,(uledeces ue>lledurolrp sruur4 uolag
'urEI Brue^r ue8uap luJlp 8ue,( raxru ue8uep uelSurpueqrp
Co9'I tlupuer qlqel e,(u.rnleradual qrlnd lucrp 8ue,( raxrtrN 'qllnd EuB/r\roq IBJ uaqtuel'u
uu8uap Suns8uul lrequterr ruurs rrep r8unpurpp tedep uolaq lnlSue8uad 1e1e-1e1y
'ur>18unur runulrunuas u8efrp srueq uedenSued (.aur1 Sulttas
1urlrur.) Is/y\B uBlslr8uad asBJ Er.uules undneur uelepetuad uep ueleduauad 'ue1n18uu8uad
BrrrBIaS 'ur>18unur ludaces lBnq!p snruq uotaQ uuuf:a8ua4 'lEJ qlqal lunqlp sruBq
JrBJ uolaq pep tsualsrsuo{ r33urt 8ue,( .rnlu:adual Bpud 'J.0[ qe^\Bq rp rnle:edural ue8uap
uolaq lenqtrratu uB{Br{ESnrp sn.req u,{ep ele8as uu8uaq :(,3ttrco14) uo1aq uo7oduauaT
'rnluradural uequqrued uup uuuf-re>1ad lerurpef 'ue8uedel rse{ol
uBBpBe{ uped Sunlue8rat u8nf lul IBq uep (.a8esop.) uerp{Bl ue8uap uulrensasrp
ludup Surprular nl{BA\ e18uuf qrue8ua4 'JrBr ueepea{ ruelup uoleq eped razrcrlsuld
ru8eqes rs8ungraq e8nf rur uequq 'raprelar ru8eqas rs8unyaq ureles .Jeprele1. (g
'Suurmlraq e8nf rur UBI{Bq
uu4uunE8uaur 8uu{ uoleq eped ry18usr uup lnsns 'BtuBI qlqel 8ue{ nUu,tl e18uef
{nlun Epunup lsulurplr{ seuud uB{nluequed'rru qultunf ue8uern8uad uup sraztcnseld
uuEuap uuetuesJeq Surprular leJls uB{lJequeu rur uuquq'.lue8u Eurprelar r(1pr1se14. Q
'-I I/{d tuauB{rs luades srezrouseld radns AI e{ rseraua8 ruledrp ledep
uruul rllqel Eue,( 3uolleprulaJ. uep .ssol durnls. uBluutleuadureu {$un 'rt8up 3ue,(
rnluradtual eped uep Eruul qlqat nUB^i {nlun uotaq IrBp uu{BJale{ ue{lelSuruout
L8L
l-

188 Pedoman Pengeqaan Eeton

ru

'u 60 B( (
Temperatur udara'F ( oC (
)

)
t
k
I

L
!

r-o
o)
o +_l,"y
f,
C,)
c
o
o-
C
(U
o.
(g
0,4

*ffi yi
al
a,2 D,
(u
'6' m
r
o
o ke

Gambar 6.41 Pengaruh temperatur beton dan udara, kelembaban relatip, kecepatan angin dan 1t
kecepatan evaporasi dari permukaan beton.

Da
Tipe I-D : 'curing compound' dengan 'fugitive dye' (warna akan hilang selang kar
beberapa minggu) Pel
Tipe I[ : 'Curing compound' dengan zat pewarna putih.
Sebagai contoh, produksi Sika yang disebut 'Antisol Red' tenriasuk pacla tipe I-D,
'Antisol rvhitc' tcrtrt:.tsuk tipe II. Antisol E juga termasuk tipc I ('pop pigrnentetl curing Bal
compound'). Antisol E terdiri dari parafin sebagai selaput lilin yang dicampur dengan
larutan air.
'Curing compound' ini pada dasarnya sangat berguna untuk konstruksi beton di
daerah
yang tinggi temperaturnya, karena berfungsi sebagai pemantul panas karena lapisannya
:I.UUSE-I,UBSU
: uoraq r* XrtlttrllX, *u",
uulcleJ ucp uulcntuad
lruEIaI'U uer_uas_uuueq
:uIcJEtU Enp epe tmerur{ ue{BsruAd
'qu8ecrp tedep e,(usnsnql ,yrsa"r8e
Bue,( ueqeq liele ,^n,*o qn-le8uad uuaJe{
{usru 8ue,( uoleQ rnllnrls e,(udns n;.ugr1
'uolaq rusup uur.luq_uequq iiq, frrqnq8uaru l.1qn,nq,p Buuas f ul IBq urBIB(J
ueq,lnlrrd ,*;;i uu{qeqasrp ulnd ,oaop r^rerturl
ue{esruad
LlfVmInI frnr:rySnEgd .Of
'r33url
:nleradual re'(unduau 3uu,( qere'p-upud
uep uBuEquta{ 'uBlunre{ le:uds-lu'tu'(s uelu[.ra1rp undrlseu uB{BceJa{
rqnuauaur aue,( uolag lenqtlJaul
{eprl .rEIupB uu4nlradrp 8ue,{ ue:n:1n3uad-rnrnlnSuod {ntun ll{esntu
'r88urt rnle:adural u'{ll'tlJadurau
uup r*q arrr urrurrurrad
ueSueq
ndrnt uolaQ unrnnq.urd uueueslelad
'sera8uatu qupns Buu,( uoleQ ueuu8ueuad t'qr{B
un<Inuunln, u*rq uped rpef.rat
u'r'rul'Sa{-ueqer,sar e,(ueserq uup tudup r4rrqradrp lr1ns Buuz(
snpas uu.{Blese{-ueq'lesar ucdep
,p u,rulu*p luadas
3 u u { r fn up u eq e n q u e.
rnlun zped uolaq
rriil:H:;i'
:u,uelenlal .r88ult ffil rii:1i1i:"iT;' [xf
.
anrlnrlut,(interadurri
'ilT;
Bpuaq ellg 'lr,t{Ble., reuls npra u.reqrladrp rapurFs rln
Hep Sunputlral repll rapurrrs rtn epuaq u,{r,rquetu
'ludeprp uoteq Holuoc nilBaq url8unu'nrrarrir ue8ueg
rrpulll, lsel usp lSot .rre .dun1s r{BIlBng
iue4rleq:odrp n1:ad tur r{E^\uq rp
uu{Epurt ederaqag
IISeq luql{e ueufte>1ad uuupunuad-uuupunuad r:upurqaueu
uupurqSueu ledup rluq_rleq uep urp uonnffiilJJ:il:1il]:l
luurrac ue8uap uelsela8ua4 .rpeftat
lsel IIsuq ur,.u reuaq ue3uap ledr:p qupuer Bue,(
u'rnrBIIp rupll ,otaq-rep^uils lsel s11t.e,(utunul
uBriBIESe)i-uBr{BIe_sa{ Buare{
ruerrH au1q,ro1 uullpel-,p luqrd Fup
Jol{Brluo{ ured 't88utl rnle:adtuat eped jr;;rr_suo[na ,or.q {oseuad uep
uolaq'u'rorrarra npia isr,1rri, urp ttosotrohua4
'tu'ar'e .,'Iep rre r'pe{ e,(ursepuruaq
uBIu nurlrro{ BJBras rqpsgqrp q'l,Sutu u,{r'qqesuau
nurluol BreJas u,(urqesuqueu qulupe
lepll tu8ar8e uulndunl urig .unio]a_r{uad nrnr.unaurp
te8a.r8e ,qrroq*r*
Intun {tgqrel Buu,( EreJ
u,(u8uu:n>1:aq ru,raq rre e{uauer"r,r;i:lT}:ltjr,il:frtriffi:#Jr}rfi,Xlt;fi*ffi:i
8uu[ rIB uBrqnlnquou
{Bpll ur8urf qlqal Buu,( uora8 .e,(uuuur8urpuad qrue3uad
ez(uuoleq Fep nrnu u'{r,I8;iuaru
uBrB eanire8a:s, .tuuau:as
l'qr{B
JIU JBps{ te'(unduratu uBrB JnleJel ;;d;ffi;q
'aunr qlqal Bue,(
BJeces rqessqrp rnarran unana*nr .u[uuru1
uulndunl a>1 uelndtunl nlBS nruns
IrBp ls?lre^roq uBrB Bupal ru8ar8e uulndurnl .uEJBp
eSSurqas 'uefnq rre qulunf
lPelret n1,q ni-,n rep,{
tue8e:as uele u,(ueq Buuaq
lu'ar'e uulndun;
uulu,uu'uresBuerir:#;,,lli',til.,-,r1#;f.,JJ:f
'n'Bue'rar upr' e(uuoleq sq*rur
e'Buiqes *ra
ix3Hi[#'*_';,:f li:n,+
uup drunls B/hq,q lD[Bl B{erah[ 'rs?rr,Naq ili,,, rssnqnulraq un,[B uoreq IrBp uqBDIe)t
unln
u,,ls JIB ue8uap JB'B{ lu8ar8e ue>lur8urpuaru uolrq ur'I?p upu 3uu,( rrB u,rl,qrxuEuaur
uu8uep u/rlq,q err8uau, Bue:o >leduug
qrqer Buer,{
s rosrruv ueluunarp ururyuqes .rEaulr rnluredua, prunJ,lll;T*ITrjj"}i;
.punoduroc Buunc. {nlurl 'rnqnq-rre{ u,q,u"a ,narq;;il;n ,r'fu rro tr,nd Bru,^rreq
uo
68t
uopg
190 Pedoman Pengeqaan Eeton

Asam anorganis Asam organis


asam bromat asam cuka
asam karbonat qsam semut ('mierenzuur')
asam hidrokhlorat asam humus
asam khromat asam laktat
fluor hidroksida fenol
hidrogen sulfida asam samak ('tannic acid)
kalium nitrit (sendawa) asam butanoat
asam fosfor asam amoniak ('urinezuur')
asam sulfat mikro-organisme

Basa: (NaOH, KOH, IJreum, Aminen)


Garam-garam
Khlorida (Ca, Na, NHo, Mg)
nitrit
Nitrat dan (Na, NHo, K)
Sulfida (Fe)
Acetat (Na)
Garam-pencair
'Esters', lemaMilin, sabun
Alkohol
Larutan gula
Minyak tumbuh-tumbuhan dan binatang
Bakteri, alga, lumut laut, binatang berkerang, mikro-organisme.
Disebabkan beton dapat dirusak oleh garam-garam maka pemakaian beton dalam air-
laut meminta perhatian yang penting. Pula, pemakaian beton pada lingkungan bergaram dan
pada tanah yang lembab dapat membuat masalah. Kedua hal ini mendapat perhatian yang
kritis untuk struktur yang terletak pada zona-lewatan disekitar muka air.
Untuk membuat beton kedap perusakan kimiawi ada beberapa kemungkinan.
pemilihan beton yang tepat
faktor air-semen rendah
pemberian koating
pemampatan yang baik

11. BUTIR-BUTIR PERI{ATIAN


Umum
Bestek
Pencantuman syarat-syarat pekerjaan beton
Pencantuman syarat-syarat komposisi spesi beton
Pelaksanaan
Rencana kerja
Rencana pengecoran : data pengecoran;
jumlah beton mr;
waktu pengecoran dl. rn3/jam;
alat-alat pengangkut
banyaknya personil/waktu istirahat
Start
kontrol bekisting (Bab 4)
pemberian minyak bekisting
l'--
t
il
':r>1:ud ledual
aJAnuutu 3ueru
nulSuef:a1 -
Suepec n{ns uuerpasrad
luualeI'II
uoloq rsads ue1n48ue8ua4
suBrqv ln3rua{ uu{utpesrp
.laqn{, ue8urlrB ue{erpesrp
qltnd luorp nelu tueueltp n1:ad BIrq .Dluel-rluel tuelup JrB
snsnq{ sele sele rp Suupn8 {,uBlep llllra{
snsnrpl sule sBtB rp Suupn8 tuulep rrsed
quuul laduaueur {epll uup Suge{ uauas
uelo:luo8ued uep uees{ueuad
uBIp nu a{ - U e1e rr,r er ed
BCBNS
drunls relru
(sarnlxrupe) ueqeqruel uer.{Bq
ueruas-rre Jol{eJ uu1edale1
uatues sruaf
uulen{e{ ueEueqtualred
uuBuBs{eled eped ueufra1ad
ue8uenuad epolau
(uelnpe-ursau) ros{nu
uernduec teSa:8e lrep {nluoq uup sruaf
uu8uelnl ueledure>1
(tuo1o1 nBlB loleq're1uu1) rnquls ruecetu
8ur1sr1aq {nlueq
uolaq rsadg
Ucenc uBIBTuBJ
uBrpnue{-uBlB/r\BJed rnleEuau
JIB
rlp1u uu1usa1afued >1n1un [BIJalBur-lBIrelBur
uenfnlasrad uep uuurfrEued
{IJISI
puosrad uedn4ncal
Eults gaq uu{r.lrsrequau
(S qsO uEEuBInl lorluo{
u
t6t uopg
Perawatan dan
Perhaikan tlari
Struktur Beton Sr

a
d
k

I. PENDAIIT'LUAN
Satu sifat penting dari struktur beton bertulang adalah keawetan; yakni kemampuan
untuk menahan bekerjanya pengaruh kimia, fisika, mekanis dan bakteri.
Beberapa contoh dari pengaruh itu adalah:
erosi (pengaruh dari cuaca dan angin, air yang mengalir dan lain-lain),
temperatur yang tinggi (kebakaran),
temperatur yang rendah (sel-sel membeku),
tabrakan atau lain kerusakan,
alga,
pengaruh bekerjanya bahan agresif seperti sulfat dan chlorida.
Sejak beberapa tahun yang lalu telah menjadi kesadaran yang umum bahwa keawetan
tidak dengan sendirinya merupakan sifat dari beton. Keawetan dari beton hanya akan didapat
jika baik pada fase perencanaan, maupun pada fase pelaksanaan dan pemakaian kepadanya
diberikan perhatian yang cukup. Fase perencanaan rnerupakan fase terpenting dari ketiga
fase yang telah disebut. Oleh karenanya, pada fase perencanaan ini tidak hanya diperhitungkan
ad
kekuatan dan kekakuan struktur, tetapi juga diperhatikan keawetannya.
Contoh-contoh dari kerusakan-kerusakan yang muncul sebagai akibat dari kesalahan pada
perencanaan adalah:
ketidakcukupan gambaran tentang pembagian gaya atau pengabaian beberapa
pengaruh tertentu (misalnya: temperatur), akan membawa peretakan yang tidak
diinginkan,
ketidaktelitian detail, misalnya; terlalu "rapatnya" tulangan akan mengakibatkan pe
lubang-lubang, sangkar kerikil atau beton porous, se(
kesalahan hitungan, dit
penyelimutan pada baja tulangan untuk pondasi beton, kelder (basement) dan lantai rne

dasar gedung. Sering dipilih sebagai Iingkungan yang lembab, sedangkan pemiiihan rus
lingkungan yang agresif (tanah gambut) kadang-kadang rnerupakan pilihan yang ha
lebih riel. Hal ini rnengaliibatkan pengecilan investasi, tetapi sering tonpu
uar
rnemperhatikan kemungkinan birtya perbaikan.
kurang cukupnya perhatian untuk detail sambungan struktural (terutama untuk daerah Ke
gempa bumi). akz

Selain pada perencanaan juga harus diberi perhatian pada pelaksanaan. Banyak ter.iadi ber
kerusakan akibat dari ketidaktelitian pelaksanaan seperti:
'1udr1raq 8uu'( e,(erq wlrBnla{tp uB{B
u,{utuntun upud lnqasral Bunpe3 e,(urs3un,eg
usBtu Euulas tde1al 'uuun8uuqtuad leus eped 1rca1 8ue( rsersenu, e{erq B^r,qr.ueur uB{B
qBJnu 8ue'( Is{rulsuox tretlltued'ueseme8uad e,(uBuurnl
'uecues>Eulad uielep ueqoqoJaJax
"4lE{a 8ue't {'!o13q rfil}ru}s uuuues-Tuled
niuns uf,ulSur:ue,j cdet;q.ea.,l uui*qltre{ rurs
IJee
.e{uqn88unsas
Bue{ Euen
e''(uresaq lufuqes uBrnq uup uu8utpueqrad
{nrLln u13uu-e>13ue reSeqas Buepuedrp srupq e3req
-u8req ufus nluaa ":a}o'LT,'dg e,{erq ue{Buer.u un1, ,u, uE(J .nuB8rp eraEas
sruBq {Bsru
Eue,( uer8uq-uur8uq 'qu:ed Buu,t rsunrrs/lur{ rxu1ec .-.0c06 .d6
resaqes u,(erq ugr'.,e.,,
uele 8uu.( uurpnrue{-uule/hprad >lnsuuual
l$[aro{ uqe^ie:ad E)fe; .(ueludnup) uelluEEu[1p
Spuanard-uelu/i\e:ad uEBuES{BIad uup ueus{lJeuad elrg .u'Es{lrouad nt{e,tr upud rurp
BJBcas
uB{nuellp 8uu'{ ue>iusruar llreqredueu
{nlun 000E 'dg resaqas e,(erq uerpnua{ .ueeuus4elad
Br.uelas uule,nuradrnlun 000I 'du (uu>1rse1sa^ullp) uBuuBS{Elad eped .urul Eler ueSuag
'000L2 'dX {esru 8ue{ uer8uq-uer8eq uerlue88ue4 'v
-'0006 'dX u,rpnua{-u?l'in'Jad lnseuual I$leroI_uElBA\BJad '
-'000e'dg yltuarrard-ueleme:ed uuBuBS{EIad uepuees{lJaued .Z
-'000[ 'dX ueeues{Blad euules uer.Ieqr,usl ueerreqrleued .I
:qBlupe
utsnres rad uele,vrurad Fup aseg udu:oqeq uuelas e,(erq uu8unlrqrad eped
1eqo18 rse{rpuI
'!ra1e8 uBp uo{lBq-1e1ad uped r:elnurrla,Cuad qBIB'BI^J
I., rBqurBC
D.
'uIureBeqas
uup '(uu8upa8uad) renl llln>l snarod eSSurqes uerpnue{-uute^\Brad
efu3uernl
.uauras-Jre-roDteJ
r{upuar nlulrq nels FBup nlelrq
'ufuuulepudal Suern>1 Buepu>1-Buepel uup 1edal
{epp uerndurec uup uBunsns
'uaEouoq rypp efuuernduec
ualeun8rp {Bpll Supes lapprd uIBIBp rp roceauad Euo.roc rnr,le.,, uerocaaued;T:tJtLlnJ
uurusala,(ued
'nl! rseds eped qnle[ ledep (e[uure1 Jusu{ ugqequel uBqBq
uBp) ru8u
urolo{ 3ur1s11aq IrBp gu^tgq uur8eq a1 url8uunllp uaurasTrlsed rsads requaes Ipllral
efuurnlaqes
ImlBr 'Inqule{p IIBI4 nr1 luadas II:Ilrar rulEuui epfaE qnp** rnlun rruurr?qpled
'lpllrar m>18'ues Incunul tedep (Euuuf-8upu$ tuefuure1 uuEuelnl
uutuep urolo{
-ruolo{ upud stuBlruar '(rupour) uoleg uBp s?qeq uetuunued ,aaup rsseq
nlBFq
leg1ns EunpuuEuaur Eue,( usrlnq.,nl BIurH u'qBq ueeuntEuad
'ledel Euu[ uerues quaf unpunEtuau )ppp
.usroceEued
uutunqures upud uequqred ur(uEuerrq
,Q,I
ngng) Bptrureq-lutad usp uo{pq-pl{'dOn pluel lrep rgntq uelorofued :ufups*i
lre uernles ledruet-1udtuel uup r6Eu1d epud uolee tunpuiladprurqas
uuEuumlal
{uulesalad :urqusJur) tupsgeq IrBp {queq u,qo{o{e1 ufuEuurnl
86t wlq nurug leo uqpqted uw uepflered
tL-
194 Pedoman Pengeq?an Betqt

Beberapa kerusakan-kerusakan yang muncul akibat kesalahan pada pemakaian adalah:


pembebanan yang berlebih pada struktur. Contohnya: suatu bagian dari kantor
yang digunakan untuk tempat arsip-arsip
perubahan pada tujuan semula. Contohnya: tempat tinggal di lantai bawah digunakan
sebagai pertokoan atau tempat kerja.
perubahan pada lingkungan. Contohnya: gudang mesin-mesin yang digunakan
sebagai gudang pupuk
bangunan baru terletak pada bangunan-bangunan yang ada; peretakan akibat
pelasakan tambahan.
Untuk menjamin keawetan struktur beton selama pelaksanaan, secara teratur dilakukan
pemeriksaan. Apabila pada saat pemeriksaan visual telah terlihat tanda-tanda pertama dari
kerusakan, maka perlu diambil tindakan yang diperlukan.
Perhatian: Perlu ditekankan bahwa perencanaan dan pelaksanaan yang baik dari struktur
beton tidak menimbulkan kerusakan dalam kondisi normal selama masa-pakai yang
direncanakan. I

Untuk mendapatkan gambaran tentang bermacam-macam bentuk kerusakan beton, secara I

berurutan akan dibahas bentuk-bentuk kerusakan beton sebagai berikut: I


Paragraf 2 Kerusakan beton akibat pengaruh mekanis I
Paragraf 3 Kerusakan beton akibat pengaruh fisika
Paragraf 4 Kerusakan beton akibat pengaruh kimia. i
Paragraf-paragraf ini akan memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk dapat; I
mengenal kerusakan, menilainya dan kemudian membimbing untuk membuat rencana tr

perbaikan struktur.
Pada Paragraf 5 akan dibahas mengenai pemeriksaan dan perawatan.
Paragraf 6 mengenai perlindungan dan perbaikan konstruksi beton dan pada paragraf
7 dibahas mengenai penjagaan kualitas pada konstruksi beton.

2. I(ERUSAKAN BETON AIilBAT PENGARUH MEI(AI\I'IS ga

Beberapa contoh kerusakan beton akibat pengaruh mekanis adalah:


tabrakan dan sejenisnya,
pengikisan permukaan, misalnya oleh aliran air,
ledakan, gempa bumi,
pembebanan yang berlebihan,
kelelahan, getaran.
Kerusakan beton akibat pengaruh mekanis dapat bervariasi dari kerusakan permukaan
(goresan, benturan pada sudut dan sisi) sarnpai hancur berkeping-berkeping bagian-bagian
dari konstruksi. Latar belakang penyebab kerusakan beion mekanis aan pengenalan -<lari
kerusakan itu tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.

3. I(ERUSAKAIV BETON AIilBAT PENGARUIT FISII(A Cc

Beberapa contoh kerusakan beton akibat pengaruh fisika adalah:


be
pengaruh temperatur,
Pel
a. paltas hidratasi, dir
b. kebakaran. sitr
akibat-akibat yang bergantung waktu, seperti susut dan rayap, bel
pelesakan yang tidak sama dari pondasi atau titik-titik tumpu. ten
'$'7 nqurg) {rrsr ueEue8al uuquueur dn88ues uolae Bu,rrr l,durel
Ip
e1 rcduus rulufuau uB{B uep Eurpurp qe,$Bq rsrs uur8eq
lrup uu>lu uu{elered .sgqeq
Inqtull
tuns8uelraq 3uu{ uB{apuauad rpef.ral Burpurp ssle .r?seq qlqel qnel
ISIS uer8eq rc nlrs
Ip uoloq luluul uulPnlel Buere{ qalo Sueluqral leruoslror{ qerB ruEIEp uu{apuauad :Buipurp
I'lB/heq lsts uut8eq IC '{apuaruaul uelu Surpurp'rselerplq qetelas rpefta1 Buuf ueur3urfued
uB{qBqasrC 'J.09 lslllas tedues 1efuuuau uB{B Jnlgradurat rselgrpnl tEqDIE re8eqas uorrq
Surpurp u,I'qelor Fup Bunluu8-rag 'uoleg Burpurp u,ryocrp uolae rBluBI
nlBns Bped
:rtQtuoS
.(uorag
r3o1ou1a1 '9 uer8ug leqll) seuud uellrseq8uau' (rseleJplQ rru
uuEuap uauas rs{Beg
lselBrplq sBuBd c
'.rn1eradura4 u"ltrBual ?BqplB ue8uefuedrag Z.Z rBqurBC
ffi
r-r-
I
I
r/
-+- I
--- - /l
I
tt
ll
I
tl
L_r___
ffi
'(rarurl )tupll Suef rnlereduel
ueqeqrued luqr{B re8eqas) Irrpues welup uu8uu8at uup (ue8unl8url uep leqpp) rn1ua1
ue8ue8al '(8uu[uud uu8ueluq8ued luque) puuou uu8ue8at llnqup uele Buudurcued uped
,IEU, :(c z,'l nquog) rarurl {?pp uup ,t,ra.,
{Bpll Euu{ rnleradrual uuq'qruad uped
'Jnlue[ ue8us8el e8nf
lnqurp ue{B
lBuuou uu8uu8al ur?las '3ue1uqra1 Bue,( {nluaq ueqeqnred
BpBd 'Q z't nquog) !y lapuaueu uB{B r&^\?q rsJs uer8uq ue1?uupa, .ilv
unauniuno"a
ugququrel ledepuau uBIB selg rsrs uur8eg .EIBr-BIBJ rnleradual ue8uap
rnleiadurat
ueepaq:ad IBqHB re8eqas ue8unlSualad
lnqull ue>Js e8nt- 'lV nlnr-rter ue3ueluedred Inqup
Eurduus Ip B{Btu t{u,treq tsts uet8uq epeduep rnund qlqal Jnuruts ssle rsrs uer3eq
epg
,ur uuEuuruedred Brrs -rv
rnr'ror r;L'fl#,lilj,t;lJ:-#:r#J:;':ilt::l'"X:
{r'uau
'ueEue8at InqI'uJl.us1e Suepqtal 8ue{
{nruaq ueqeqruad upe41'@'7'7 )rq*rg tDtltt) Inrunu
1q ue8uu8al-ue8ue8el u4eur 'lnleradtuel uwpegrad lrep teqp1u ruEeqas seqeg (lseturogap)
Inluaq uequqrued lpeFet 'suqeq :pra8raq rdup Bue,( ,rl-truol uens ,pla BIIS
ltnptadwa| qntoSuad 70Et10 uol01atad nfims oKu\ncunu ououtl0gog
'(p yaEuru4
luqll) qured tuef uoleq uB{Bsruel ({ntuaqruaru) uelquqaluau uu>IB rur uolqaJad efss
ntuef drsarSe Euer( uBr{Bq-uBrIBq uuEuep rseurqtuoryeq qlq rru61 .ue:[esruer uolqeqa{uau
IBPII uopluuqel uBp snpq {Bler-{etar uB[Bp ssleqrq uelqarad {nlueg .1ur(uulnlaqas
uultunllqradlp {epp Brrgru rp) uu:prppadp:fepp Euer( ludulat-tedrual uB)tBlared ur:pdruaur
Ip
ufuuq rnlureduet qruetuod rqpp pEuqas yoleq uB{usruar uunu:1tuef urnun ,*r"g
-rn1e.radua1 qrue8uad luqgu uofaq ur:lesruey I.t
96] uopg Jnarus peo uelleqed uw uepile@d
196 Pedoman Pengerjaan Betm

.ta-

It' {-'

tampak muka potongan a-a

Gamban 7.3 Peretakan hidratasi. t


t
j
o Kebakaran t
Kemungkinan terjadinya kebakaran hampir pada seluruh struktur beton selalu ada,
tetapi bila setiap struktur beton diperhitungkan untuk kebakaran besar merupakan suatu hal
yang berlebihan. Peraturan penutup beton pada tulangan sudah cukup menahan keruntuhan
struktur yang terbakar. Dalam hal terjadinya kebakaran akan timbul perbedaan temperatur r
yang besar pada struktur. Mula-mulanya bagian permukaan amat panas dan akan mernuai. a

Semakin masuk ke dalam beton, sennakin kurang pemanasan dan pemuaiannya akan terhalang. )
Di dalam beton struktur sendiri timbul tegangan tekan dan tarik yang besar. t
a
Beton yang tertahan oleh tuiangan akan retak, sedangkan selimut beton kebanyakan
akan terkelupas. Pada saat kebakaran dipadamkan, permukaan luar cepat mendingin akibat r
semprotan air dan seterusnya. Tergantung dari besar kerusakan yang terjadi, akan P

k
dipertimbangkan apakah struktur akan diperbaiki atau dirubuhkan. Bila diputuskan konstruksi
s
akan diperbaiki, rnaka baja beton perlu kritis diperhatikan.
3.2 Efek-efek yang bergantung waktu seperti susut
1
Sebagai pengertian yang baik, jenis-.ienis susut yang berkaitan dengan beton dapat
dibedakan dalam:
susut plastis,
susut pengeringan, p
susut hidratasi, b
susut temperatur. St

o Susut plastis E

Penguapan air dari spesi beton yang masih plastis akan menimbulkan penyusutan yang
membawa peretakan. Peretakan susut plastis biasanya tidak dalam. Lapisan permukaan
akan mempunyai kualitas yang lebih buruk. Karena itu perawatan-kernudian sangal
dipentingkau untuk mencegah kehilangan air pada beton rnuda sebelum waktunya.
o Susut pengeringan 4
Bila beton berhubungan dengan udara kering, air dapat menguap dari pori-pori kapiler.
Fori-pori kapiler adalah tempat penyimpanan sisa-sisa air berlebih yang digunakan oleh Si

spesi beton pada pengerjaannya. Di sarnping itu sealean-akan rnenibentuk suatu susllnan p
salui'art yang berhubungan di dalam [oetcri" tsiia aii riari Bor"i-pori in; meriguap, gaya kapiler At

akan menutup pori-pori yang menyebabkan pengurangan volume. Ukuran dari susut
pengeringan tergantung dari beberapa banyak air yang dapat menguap dan struktur pori-
pori (pori-pori halus memperlambat penguapan). p
-ry uorl{ela-uorllele BUBIIT Ip ureSol ueu{nurad uup upr8eq qBIBpB opolg) .uruEol Bpud
1u33ur1deta -e uoJllola-uorllale uep lruBletu uB{B ++ac
ISeq uor-uor urel ulBI uu3uaq
_af + *al, z e_ e.{
: 'fduatwtli ISlieoU 'Irur?l ueiiu [r]ai-u :Juur.u up u;u3o1 rire{nuliad
lrcp uer8eq qgtsps
sporjv 'y'L rEqtueg upud lEqlllp ludep uoleq tuulep lp BfBq rsoro{ saso:tl uup ue8ue.rauad
uuxeurqrapa,{uaru .uo.r1)iela-uoJl{Glo
Xnlun uu8uap uu8unqnq:aq e8n[ ,uor_uor Burcitues
Ip ls{eor eped urrnqBq
uE{ulu{JP ledep rul 'Inriururrx/orqale sasord nlens r{ulepg rsoro)I
uqeuoqru4Suad leqplu ue8uelnl rso.loy E"t
'e,(ure8eqes u?p ueurure88uad ,uetuusu8uad uolaQ
leqplu uu>1usrued
'uplrolqc 'q
Bprsrorp uoqr8)i uBp uotoq rsEprs{o uu{quqesrp uBluuoqrelSuad .B
Iteqrxe ue8uelnl rsoro{
:rlBIEpB r/l\Brturx leqDlB r.roleq uB{Bsrua{ qoluoJ ede.roqag
'ei(uie8uqes uep -rnl{rulse{ur .>1ndnd Buepn8 .rdes
Euupuul 'uu>1o1as udld'uce1 qsturu rsepuod'Sunpa8 JBSBp .rsepuod :ue3uap
unrpryrq
fBiuBI
srue1ruel rul 'ueqeqruel uBrtBqrad uu4iudupueu nll BuerEI qelo uep .lncunur >1e,(ueq Eurled
ur:18unur 8ue,( uoloq u?{Bsruo{ ue>tredn:etu eFup{ qruu8uad leqDrc uolaq ug{Bsruex
vfi^tm
HnuvcNgd (rmvfiurx) "Lvgrurv Norgg I\IHHVSnUSX "?
'relrlturp ueryeqrad qe13uu1 tunlaqas
unlSuequpadrp sruEq uu4req:ad uel{runlese{ IrBp r!,uouole ueleXela>1 uurpn111ay .rlgqr.ua{ IS
8uruHIP uB{B rnt{n"ls (e,(urc8eqas uup riurrul uu>lreqrad i,mdu:auad'Suucuud Buun uffitueuad u
p:edas rsepuod uulreqred ueutlSunrual Insutural) rur ue8uerelal ue8uaq .uulesalad lB
efurpeftal quqa,{uad uelnluelueu srrerl uusl-Buzuad 'utues u
{Bpp Buur( uu>1esa1ad luqgg
uotestua{ ueernlrad eped .Surlua8 r.tEBpBeI
tuupp rnlltuls uulal\ea{ ldqat ,qn1un: unlaq
IInqtLIls 'ue4u'la:ad .o
uu8uap srlseld trerpuas:ad InJunu uep qnlnlau uB{B uu8uelnl .reseq Buef d
ueluselad uuepeq:ad Bped 'uelup u,(u8 uur8eqruad epud uuquqnlad ue4quqa,(uaru uBIB .
nluel IBI sllBls Jnl{uls zped uelusalad ueBtuESIBppeX 'lnpns uurelndred n{ls Jn
IJBp undnuur
p>lluaa ueqepurd:ad nele Isluosuorl ueqepurdrad >1n1ueq tuBlep .uB{usaled UB
Ip IIBq Inqup
uu1ela1ad uped nEfB IsBpuod rrup EruBs 1e1 Suer uB)lBsaled gc lB
'qe:ud Suel ue{?srue{ uellnqtutuetu us{B glsa-r8e 8ue,( ueqeq-uer.leq uu8uap rsgurq11;ol 'et
rdBlat uB{BSrue{ uB>IlBqlIEBuetu )fepp ue>Ju,(ueqel uep snler{
{Bler-{qar uped seleqrat eEnf
luls IF uE{Blared 'uu4Bla:ed ueutlSunura>1 uu8uap 1Fu1 ue8uu8al lncunu uB{B Eueluqral
tuef {nlueq ueqeqnrad qal6l '(-rnleradurat uepaqrad) 1'g gur8urud-qns uped ue1u1e,(urp qe1al
8uu,( ede uu8uap lensas u(uruseq slre8 ureiup lnsns IEqDIB luqrlrel Bue[ unrlnr-ry'
'1'g ger8ered-qns uped suqeqlp qe1al rnlereduel lnsns
.rnleradtual Insns .
'Eurtuad ru13aq )lepll slqerd uup
IrJeI le8ues purueral Suuf lnsns .snpq
leEues JnDFulsreq Euu[ pod-uod uurstEuad ruEuqas uu>FlsJetJp ledep Jesag uerEuqas
Fn rrp*
nsns 'uatues uBp JIB erunloA turpuuqrp llJa:l Wqel Euu,( etunlol refunduatu {UuaqJat tuu,(
uarues IsqerprH 'llce{ tuu,( aunlo^ ueEuernEuad pepal u?{B uauas .rsqerplq Eped
lselBrplq Insns .
'(efupod-god rUtpas) 4pq Euu,( uuleputuad epoleur
uutuap ue)IIsBuIquIoTp uup '(uurnduruc rre uSlEunur lpppas) qupuar uaruas-JrB-JoDtBJ rBpB{
'
uuEuap uoleg uernduuc qlFueut uetuap ruducrp ludup uetuga8uad
lnsns uuEuurnEua;
L6t uopg rnarug yeo uelleqted uw uepn4eted ttol
198 Pedoman Pengeqaan Beton I
yang tertinggal akan menuju ke sana (oleh logam) dan bereaksi dengan zat asam (Q) dan
air (tlO):
O, + HrO + 4e- -+ 4OH-
Ion-ion 4OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe* dan membentuk 2Fe(OH)r. Oleh
kehadiran zat asam dan air terbentuk karat F Pr. Karat mempunyai volume sekitar enam
kali lebih besar dibandingkan dengan bahannya semula. Apabila baja beton yang berada di
dalam beton berkarat oleh pembesaran volume akan muncul tegangan di dalam beton yang
mengakibatkan peretakan. Air dan zat asam semakin mudah berhubungan dengan baja yang
mengakibatkan hasil akhir yaitu, sebagian dari penutup beton akan tertekan lepas. Pada
penggunaan beton bertulang, bahwa baja di dalam beton tidak dapat berkarat adalah suatu
dasar pengandaian yang terlalu mudah. Suatu pertanyaan; "Apa yang diperlukan agar
tulangan selama janglat masa-palcai struktur tidak tergansSu 7", sering kurang dibincangkan.
Untuk menjawab pertanyaan ini kita tidak dapat menghindari tanpa membahas segi kimia.
Beton mengandung kadar alkali yang tinggi dengan pH (derajat keasaman) 12 6 13. Oleh
pengaruh zat asam dan air, pada mulanya timbul korosi tetapi lapisan oksida menjadi sangat
rapat karena pH yang tinggi di sekitarnya (beton), sehingga proses korosi pun berhenti.
Pada beton dengan pH < 9 terbentuk lapisan oksida yang kurang rapat pada baja, sehingga d:
proses korosi dapat terus berlangsung. h
Oleh pengaruh masuknya zat asam arang (COr) dari udara ke dalam beton, nilai
(harga) pH diturunkan. Kapur-udara Ca(OH), diikat dengan CO, dan membentuk Kalsiurn d:
Karbonat CaCOr. dr
Reaksi kimianya: ( Ca(OH), + CO, -+ CaCO. + HrO ). Proses ini dinamakan pengkarbonatan tu
(Gambar 7.5). Kecepatan dari zat asam arang untuk masuk ke dalam beton tergantung dari tu
permeabilitas (porositas) beton. Bila permukaan pengkarbonatan (pH < 9) telah mencapai ki
lingkungan tulangan, asalkan terdapat air dan zat asam dapat diperkirakan karat terbentuk. m

px
b(

la
bt
yi,

Ct

la
tu

.......Ferq........ (karat)

Gambar 7.4 Proses korosi baja.


'unl{Bl 6= I' 16 = zSZ : nllu,{
'unqq I qBlales IsoJoI lu/t\u uBullSunuel ue>1urr1.rad1p tedep elutu ,rnqelalrp u qulotas
BIBB
'ruru SZ ueuelupo{ eped ludep-ra1 ue8uulnl
'unqel/_tuu 6 E F
= 9l XE= Wl
'unqul9[=l tutuZI=J ite-zJ
'3un1rqrp sruBq e ueteuoqrul8uad HUElsuo{ Br.uut_Btueuad
:uegesalar(ua6
;uo?uolnt rudocuaw unlo uotDuoqtnlsuad uonflwrad uodotl unlolplrad
:u.{ue1rq
'ruru SZ uc8uelnl
InuIIes IBqeI 'tutu ZI uBlBuoqrB>13uad ueuelepa{ B/nr{eq uu{nuelrp eur.oluuloual uclruBl
uEnluBg uuSuop uep unqsl gI Jnun 'qBqrual uuSun>13ur[ ruBIBp .uo1aq rnuruls rpud
:qotuoc
'nqE-nqs utuu/l\req dulat (O > Hd) uplBuoqrBl8uad ruule8uatu Bue,(
uer8eq ue>18uupas 'upntu l{eretu Btuu/t\req (O < ffd) >yeq 8ue{ uoleg .qucad leqedrp ruuq
Suer( uolae qeled-Sueprq uege{nur:ad uped uel8ugnltp rut uslrug-I .eur.aleulouq uelruBl
uBnluBq uu8uep uulruuellp Buut{.Iapas BruJas ludep uoleq rp ueleuoqrulSuad in*n1*i"y
'(unqul) nf{BA
=|
(unqelTrtutu) uuleuoqrelSuad e1uu1suo{ - B
(unu) uuleuoqrulSuad 11eqat) uuruulepa{ = C Buerrrrp
lB=zC
:lmlueq snuru uele{apued nry1raq
nDp^t lrep rs8un; ru8uqas uuluuogru>18uad uur.uelepay'uu8ue1n1
ludecuau usleuoqrs>18uad
uuulntu-rad uede>1 rlrprlar(uatu {nlun ueurlSunue{ Bpe uoleq Jnl{nrls BpBd
'261 1n1a1ou '
{slouetu rrv 'uBlBuoq:u18uad lpeFat {Bpp rrB ruBIBp Ip uolag .(rle tedeprel Inpll) lBre{
ue{nluequad eduul ldetat ueleuoqrulSuad e8nf rpu[:a1 '3uFa>1 ueEunlSurl rp Bp?raq uutuulnl
ultqedy tedet nlBles {Epp lul IEq ule,(u:a1 3r1ua,re:d-uelu^1urad uuqnlnqa{ e- ue3uelnl
rcdscuetu ueluuoqrslSued uBB{nIu.Ied 'urc1 ele1 uu8uaq 'rpu[:al und ue8uulnl rsoJol uup
ue8uelnl tedecuatu ue>1e 8uu,( uee{nrrrJed ueleuoq:u18ued uulqeqefueu uu{B ur8ue uep
Eceno depeq-ra1 B{nqral Eue[ uoleq rnuruls Blrq B^\qBq de8Euur[ hrrrrr
lrtlnrd *rinq I
'uolaQ
3{ {nsBu l{Bpntu uu8uep Esglluuuas Euure uBsB lez lueleuoqre>18uad ledacraduaru ledep
e1
usB{nurad uegeluse{ uBp uB{qered 'ufusrualas uBp ufeq aunlo^ uBqBqueuad lBqHv .I
l
'uelBuoqrel8ua4 g.! rBqurBC q
'
TOCBC
O'H + <- .OC + ,(uO)eC '
J
n
?
b, --
E
t
bc =* I
t
qc
ue6uelnl
bc ----*
%
66[ wleg rnarug leo uaileqed uw ueta$&ted llO
rL
'lt

Pedoman Pengeq'aan Beton F


200

Konstanta pengkarbonatan a tergantung pada: permeabilitas dari penutup beton, jenis v


d
semen dan lingkungan struktur @asah, kering, berganti-ganti). Setelah menentukan tebal
pengkarbonaian dan kualitas dari penutup beton pada beberapa tempat di struktur beton,
maka dapat dibuat perkiraan kemungkinan risiko untuk tulangan di dalam struktur beton. b
Suatu rencana preventif dapat disusun. Mungkin dengan mengoleskan lapisan pelindung p
telatr cukup (pencegahan masuknya zat asam arang dan/atau air). yr
al
Perhatian:
Dalam praktek, ternyata timbul pendapat bahwa tulangan dalam beton yang langsung
k
berhubungan dengan cuaca dan angin akan berkarat, setelah beton di sekitar tulangan
tf
ternetralisasi (pH < 9). Penetralan beton disebabkan oleh pengkarbonatan akibat penerobosan
p
di
zat asann arang dari udara sekeliling.
sI
Kenyataan dalam praktek yaifu, tulangan dalam beton yang telatr terkarbonisasi selama
sekian tatrun pun dapat tak berkarat dan mungkin pula tidak akan mengarat. Di samping tr
pengkarbonatan bukan satu-satunya syarat-batas yang harus dipenuhi, ternyata kadar h
kelembaban udara di sekeliling tulangan pun ikut menentukan tulangan terkorosi.
Penutup beton yang cukup tebal serta berkualitas baik akan mencegah tulangan di
kebasah-basahan. Dalam segi praktek, bila struktur beton bertulang dilaksanakan sesuai ni
dengan peraturan beton maka kemungkinan tulangan berkorosi sangat tipis, walaupun
4.
beton yang dinetralisir telah melampaui penulangan.
4.2 Korosi tulangan akibat chlonida m
Dalain Paragraf 4.1 telah dijelaskan bahwa pada proses pengkarbonatan adalah yi
penentuan saat di mana munculnya korosi yang terlihat, yaitu pada pH yang lebih kecil l.^
AC

dari 9. Juga pada beton yang tidak mengalami pengkarbonatan (pH > 9) korosi dapat ke
muncul. Umumnya chlorida-chlorida adalah penyebabnya. Chlorida dapat berasal dari air P:
laut, bahan pembersih dan lain-lain. Konsentrasi yang kritis dari chlorida di dalam beton
dapat menyebabkan korosi tulangan di dalam beton dengan ph >. 9, tergantqng pada
kepadatan beton, tetapi lebih kurang dapat dinyatakan sebagai: 0,57o Cl- berkaitan dengan
berat semen per satuan volume beton mengeras. 4:
Proses korosi elektro/kimia berbeda dengan korosi akibat pengkarbonatan. Kehadiran
ion-ion chloor memperkuat keda elektrolisa air. Ion-ion chloor dapat mengambil ion-ion b
besi dari lapisan oksida pelindung (dinamakan lapisan tak terganggu) sehingga rusak o1
(Gambar 7.6). po
dil
ke
lapisan oksida pelindung
da
bila pH 2 9
da
atz
batang tulangan nl(
ga
sel
Garnbar 7.6 Korosi sumuran.
ter
jrr
Kerusakan-kerusakan ini akan terjadi seternpat. Anode kelih.atannya besar, tetapi
pada hakikatnya hanya membentuk sedikit bagian-bagian anode kecil yang tidak terlindung. 4":
Di sini rnuncul kerapatan arus yang tinggi pada kerusakan sets!^.npat, clengan akibat
"keclalaman penggerogotan" korosi sangat kuat (eiinanrak;'n kcrcsi s*i;iulaii etau 'pitting'). be
ali
Pembentukan karat akan bertempat pada jarak tertentu dari tennpat rnelarutnya besi
der
(anode), sedangkan perusakan besi yang tak terlindung berlangsung terus tanpa dapat
ter
dihindani. Korosi sumuran sangat menyesatkan oleh karena hanya sedikit produksi korosi
'sBdolral
u,(uuu1u>1r eSSurqas ue{auau 8ur1es ue{e ueuas uunleg '(ltul g'g) aunlo^
ueresaquad ue3uop
Suutas SunsSuel-l3q IiiI ueluxr8ue4 ',ler8ur-r:la. xilluaq:al u[{L? lura*ru
iuls tG {.,,,ij) }cffil}..r][B
uefiuep lsXEoJ3q {-IeXe llrJlns uep slcjlrts Euii6l'uu8uaru 8uu,{ :ie ue8uogr uuEun5?ilrs-:sr1 r5o}aq
EIrg 'uexapat 8ur1es ue(uas uuntuq e8nt ludep .ueuras ugnleq uuln:e1ed Bur,Jules 16
(3ugtrrrs
:u,{u6esrm} eue"eeE-lxu:e8 Elalc uaruas uen}uE uere*mBua
d z.e"p
'u,(uru8eqes upp rdes Suupuu:1 '1ndnd Buepn8 rp uoleq-uolaq epud
u8nf
Inqul tudup IuI (uuJ?tues uB{BSrue) 'qnluru uE{B lolr-edrd n1>1ulr ederaqaq Buulag ...rJncJal
Eue,( IpllJa{.. Incunu uu{e ueu{n'.ruad uur8uq rp 'plntu-elny[ 'uer{runlesa{ su6alaur ueues
uenluq uped uelell-usle{I 'ueff3-'"uure8 uuiruuled leqr{u 'elepn JrBJ lBz onsu eped .tuuJe3
-
{ruuaqulotrl uup erupn-rndc4 uu8uap l$ltaraq ue4e 8ue:alaq r.uESV '3uera1xi tuuse truueqtllaru
uep uiese 1ez ue8uap errur(uasJoq uu{e ?us,( ,(.lrec uurrec
{nlueqlal 5zg 1ez) uuu{nuuad sele
rq '?ue-relaq luBss qatro uolaq 1ou-edrd uulusruad qelepe tuese qalo uolaq uequsrued Fep
selaf 8ue,( qoluoJ 'leder qlqat rpefuau uo]eq uBe{nuued eSSurqas .Fod-uod rsrflua1l|
ludep
Iruuaqral 8ue,{ urereS-urureg'1er18urueur urJxpl ue4usruad uB/nBIeu uenduuua{ urfeur.Bupaq
ue8unlSull LuBIEp Bperoq rnllruls BIrg 'srual ueleFaq uu4esrual u,(uuuarel qalo -ug{ln,(uuqrp
uB{e IIIeJEB uqn-re1 e{Btu 'tlle8uatu Euer( JrE ruBIEp BpBJaq Jnqtuls elrg .uolaq selrsorod
ue)pllBuetx ue{e '(:tu tuclep Ip lruElaur qepnru) urereS-ueru8 e,(ulnluaqral uuarc{ qalo
'ueue:e83ued ,4niuraquau uoleQ uped luduptal Bue,( urupn-rnrlel uu8uap eruES_BurBSJeq
[IIBSE-IUESV 'uoloq epud >1esruau 8uu,( ru{undueu [unu]n eluoas r.uuse-1lIesv
laga
(tlesB-ruesB qalo uoruas uBnfeq uBfnJBIed
rtv
.*;'nnj,1l"Jil,J",H:l'ff _
il,J;;nff
:sel.lBqlp uB{B uelruruaq BTBJaS 'uoleq ue>1usruad reue8uatu seqBqrp us{B rur qgq sped
'sqrlen{roq 8uern1 8ue{ uoleq epud uu>1esrue{
IPuFet UBIB sslaf efus ntual 'uelleqerp rusorutB rp drsar8u utsqeq-uur{uq qelunf rrg{rgua{
qalc {IBq sE1ilBnlraq 8ue,t uoteq tnuruls uelusruad B^\r.leq uu>14nftrnuar.u senlaw 8uu[
uelllleuad 'e8ur1a1 rp ruSuep:a1 Supas SueX nluns rpefuaur .(ruesu uufnq.. qulrlsl .se1af ulunuaru
JUSOTUIB SBIIIBn)I .SU1UI1 NIEI UEP IJISNPUI UBII?UO{ qAlO 'IUT JIIPIBJAI
UNqq OZ JqITAS IC
uereS-uere8 uep dJsa.r8e tuese-ruesu qalo uolaq uB{BsnJad tV t'
Bplroltlr ueqeuad Eurleo>1 ISeloIp snruq rnDlnrls epud 'epFolrlo rup6l e,(u1reu I
qu8ecueu {nlun 'rsloda rBuotu uu8uap ledtualas ue8unpurlrad ue4Sueqturpedrp tedup
'ue8ue1n1 redecuau unlaq BplrotqJ uup BpuolqJ lplryes Eunpuu8uaur Buu{ Jru{ruls Bped
'Bplrotqc Eunpue8uau Euu{ uolae J
uur8uq pueSSueu ulrq rudecral u,(ueq ..BpuolqJ uE{BSrueI.r BuaJB{ tu{e{ 3uu( uulruqred f
nlens ?^\qeq uulndurrsal IIquBIp tedup'e,(uurnleqes [Bq uelneqradrueru ue8uaq .ugJnurns
Isoro{ IPeFat ludup nlls Ip ufueuarel 'apoue lncuntu ppuqradrp 8ue[ uerfleq qglaqes 1p
leda uolSuupes :epolal rpefuau Suurelas Hlsqredlp WIel Suef uur8eg'ufuuureluuq8ued
resaqradureu uB)[B lul 'wqeqluele{ eped uoqulagp u:llf 'lnrulatu Euef rseq uor qoto 1gqurgqre0
uulu Eunpulad Bprs{o uusrdel '6 < Hd uBp Bplrol!{J lrep sBqeq qupns uoleg .qequral
uuEuuqurasal rcducral ruuq Eue{ uufeq upud uulpqrad qBIe1aS .e2.7 nqurzg) epoue
qBIBpB tpu[a uBrnuns IsoJo{ Btrstu
tp ludtueg'rsoJol r$lual ue>lsrueueru {ntun dnlnc tuu(
Bplrotllc ludepral qlsstu uoleg Eurlrla>1as Ip ldslel '?plroHc Eunpuutuaur rypp ueleqrad f
rBuotII undqsa;ry 'Uns le8ues ..spuolqr uB)psrual.. eped IBIaI tuu,( uB)lrBqrad .e[uq '
uuEuqnl Euqug tuedtueued ueEuurn8ued uuarel qelsseur rralueqtuaru mDlnrs wlBrDIaX tl
lBquIBIrA Euqup
uelufueqe{ uoleq dntnuad uesedaled uup rrB{slerad gep ueleEuFad {eJg lnlueq1p Euef s
toz uotog rnAruS peq ueryeqod uep uepilered wl
]
,I
I
I

202 Pedoman Pengeqaan Eeton

Faktor-faktor penting yang menentukan ketahanan sulfat adalah:


-
kepadatan beton. Semakin padat betonnya, semakin baik ketahanannya. Faktor air
semen rendah dan penambahan bahan tambahan halus, abu terbang, tras, atau
'silica fume', akan berdampak positif
kehadiran aluminat pada semen. Semen dengan kadar tricalciumaluminat (CrA)
rendatr (< 3%) cukup untuk menahan perusakan sulfat. Suatu semen berkadar
rendah CrA juga merugikan yakni; beton mempunyai struktur yang kurang padat,
sehingga misalnya: chlorida dapat mudah masuk. Suatu kombinasi dengan batran
tambahan halus ektra akan merupakan suatu penyelesaian.

5. PEMERTKSAAN (rNSpEKSr) DAt[ PERAWATAN


Beton bertulang telah terbukti sebagai bahan bangunan yang murah dan terpercaya.
Dalam beberapa hal yang terbatas (sekitar 2 6 3Vo konstruksi beton), tindakan tambahan
masa-pakai konstruksi diperlukan. Dalam paragraf terdahulu telah dibahas apa dan mengapa
kesalahan dapat terjadi. Bagaimana dapat diambil keuntungan dari pemahaman ini pada
desain bangunan-bangunan, penilaian keawetan dan kemungkinan perkiraan perawatan masa-
datang. Dari penelitian terhadap kerusakan gedung-gedung yang ada terlihat bahwa sekitar
50 Vo kerusakan secara keseluruhan atau sebagian besar tedadi pada fase-desain. Perencana
harus menyaCari bahwa beton bertulang tidak dapat tahan terhadap segala bahan-bahan dan
pada pelaksanaannya mungkin pula dibuat kesalahan.
Mengenai bangunan baru, masih banyak kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
struktur yang awet. Pengelola proyek memilih konsultan perencana yang terpecaya serta
ahli dan sangat penting tidak menghemat pada perawatan kualitas yang baik di saat
pelaksanaan. Bila bangunan baru direalisasikan, maka desain bangunan yang baik harus
memberi perhatian pada perbaikan dan perawatan. Masa-pakai sering dapat lebih terbatas
dari yang sudah diperkirakan sebelurnnya. Misalkan tedadi kerusakan.
Sekarang menjadi suatu masalah untuk menemukan kemungkinan kerusakan sedini
mungkin. Pemeriksaan visual yang dilakukan secara teratur (misalnya: setiap 5 tahurr)
penting dipandang sebagai bagian perawatan struktur yang seharusnya.
5.1 Metode Pemeriksaan
Suatu pemeriksaan dirnulai dengan penelitian terhadap riwayat struktur beton.
Sebagai butir-butir perhatian berlaku:
lokasi dari bangunan (lingkungan agresip dan sebagainya)
tempat siar dibatasi
persoalan selama pelaksanaan dan bagaimana persoalan akan diselesaikan
campuran beton (enis semen, faktor air-semen, bahan tambahan)
tulangan (letak, diarneter, selimut) ha
perawatan-kemudian
lapisan penyelesaian (penghalusan) 5.1
pelaksanaan perbaikan sebelumnya, juga pada waktu pelaksanaan.
Kemudian pemeriksaan dapat dimulai.
5.1.1 Pemeriksaan visual umum
Pemeriksaan umum ditujukan terutama pada tempat-tempat yang berbahaya.
Untuk korosi beton misalnya:
elemen tipis
pemasangan pagar berkisi, lampu reklame dan sebagainya
saluran air pada balkon, pelat-galeri dan balok lintang di atas jendela
'(0 > Ud) ue{ruuelrp redep r,rglguoqrgl8ued
_ .uonq
uuulnuued aulelsuloueJ uelruB1 uu8uaq rrpurlrs qenqes roqrp .roq ue3uag
ueleuoqnlSuad ue:n1n8ua4
uelnluolrp ludep
uoleQ lnutles Iugel '(ue8ue1n1 roUalap)
lnurlas ueleqala{ rnln8uad 1e1u ue8uaq
uoleqdninuad uern>1n8ua4
:uBp urpJel UBBSIIJaUad
'ufuurnlaqes uB{BrDu"dlp nntt uu{nualrp r{Blal uu{Bsrual Eugru Ip ledurat
-tudtuq eped IsBrluesuoual Eue,( ueprleuad unrlnlnlrp 'ueeslpauad
ue:odul r'Sep s'tv
IlBlep uBBsrlrretued rl.s
'uuln{Bup sruBr{
I1qep upes{lraurad,uulerqradrp nele uBlnurallp ue{Esruel uurequeS
lrup nlBS BIIS
..r3ncJel IHIDI UeU:1ntutad..
'Blrupt uelesrued
Jurrual tedtuales uolag
Bplrolr{3 lBqP[B rsorol uBIBrrX u?{qer rslplas Ip luploJ sruB/hraq
-radp ludup .uuEuu1n1 rsorol
{pulq-{qurq ue8uep uelqer
IBJB{ JrB
ueEuelnl rsoJol 'ue8urda>1 .ueqelaq .{qeJ-{qeJ
stuBlatu UBIBSTeI ledtuelas uu{Bsrua{-uB{Bsrue{
uqelrurad u,(u8uu:n1 Irsedraq uuelnuuad
dnlnual Brupn (r
Euuru nqu lpllDt rul8uus uoleq tuulep rp JBSaq Bueru-Bueru r
8ue1uqra1 Euef {nlueq
S
ueqequed e.1 nquag) snseld
unrpsls uped uolaq uedepua s
-3uad ueueqaquad ueqrqalal lB
.ISBIBJPIq
{?IAJ.IBIOJ sl
'lnsnspupal uulularad uelsqrla{ snlBq {qar-{qar _ TI
gvgglNsd NVIVTVONgd U
B
NYVSXIUtrrutrd JB
-B!
'sr1se1d runrpBls upud uolaq uudepua8uad
L.L rBqrrBC ?p
ed
uBr
'e/
uolaq uedepua6uad qelalas
TIBT
ernuros pads ueel;;:I .IBI
JBP
'u,(uunlaqas rrue$llJaurad uuEuep uolturpueqp
IIsBrl_llsBrI (v
'uuuslpaurad uurr[E rcseles depag .oloJ-oloJ ue8uap sulafredp uqEunur uep ueetnp_uue8np
uBsnsnlHe{ lBlBrueu ueEuap uqnluelp stuBII rlug$luerued uu411t IrBp IISBqIISBH nBl
'nJuq/Eul?l uopq sBlB l?dq roc ueEunqu?s uup Joc ueEunquus JIU
Ip
Iosuo{ epsd tuled uuEunlnp Edtual
lr
802 uopg narug leo uefleqred uep uepnepd uor
il
I
pedoman pengeqaan geton
2O4 Pet

Beton yang baik berwarna merah jambu (rose), sedangkan bagian yang telah
mengalami pengkarbonatan tetap benrarna abu-abu. Jika permukaan pengkarbonatan jun
telah mencapai tulangan: pengukuran kadar kelembaban pada tulangan. tan;
Pengukuran kadar chlorida. lan;
Dari beton dibor sebuatr monster. Di laboratorium kemungkinan terdapatnya chlorida mir
ditentukan. Berikutnya ditentukan kandungan chlorida terhadap banyaknya semen.
Kekerasan beton.
Perubahan pada suara/bunyi (pengetokan dengan palu) memberikan indikasi tentang
kualitas beton dan kehadiran lubang-lubang dan retak-retak di bawah permukaan.
Permeabilitas beton. o
.Y
Dari beton dibor sebuah silinder. Di laboratorium permeabilitas (porositas) beton :,
6
dapat ditentukan. c
o
,.y,
Sesuai dengan hasil-hasil yang didapat, penelitian dapat diperluas. Pada penelitian C
o
o
yang diperluas ini harus juga ditinjau pada; penyebab dari kerusakan, mutu beton dan -o
o
tempat-tempat yang kerusakannya masih belum terlihat. Berdasarkan hal itu dapat dibuat (6
=
E
perkiraan dan perhitungan tentang kemungkinan kerusakan dan perkembangan mendatang. vf
Selanjutnya, dapat ditentukan penerapan koating pelindung, perbaikan atau kombinasinya.
Juga perkiraan biaya dan operasi pemulihan dapat dibuat.
5.1.3 Perawatan
Perawatan diartikan semua kegiatan yang bertujuan agar struktur tetap memenuhi atau
mempunyai keadaan yang baik.
Beberapa contoh dari kegiatan-kegiatan itu adalah:
Pemeriksaan yang dilaksanakan secara terarur dapat dikontrol apakah kualitas strukrur men
sama atau lebih baik dari perkiraan kualitas pada saat itu. dari
J Bila diduga bahwa kualitas pada kenyataan lebih buruk dari perkiraan, maka ekstra adal
tindakan perlindungan dilakukan agar struktur berada kembali pada tingkat kualitas kual
yang diharapkan. Penl
Apabila dalam tindakan perlindungan kualitas struktur tidak seperti pada tingkat yang biay
diharapkan, maka dilakukan tindakan koreksi (pemecahan/pemahatan dan perbaikan, peng-
gantian komponen dan sebagainya) men
Perhatian: Pada kerusakan beton yang diduga, pengecat dan tukang turap setempat jangan tidal
diberi perintah untuk membuang kerusakan yang kelihatan, ini berarti pembuangan uang. peni
Sepanjang penyebab kerusakan belum dimusnahkan, perusakan akan terus berlangsung. akar
dibe
Bila diputuskan belum akan diperbaiki, rnaka lebih baik bagian yang lepas atau hampir
lepas dihilangkan dan dengan pemeriksaan yang teratur diteliti bagaimana perkembangan
perusakan. Bila perlu nasihat dari seorang ahli dapat diminta. Bag
dind
Contoh:
(Gat
Suatu struktur beton didesain untuk dapat berfungsi (lingkungan lembab) selama jangka
yanl
beberapa tahun (masa-pakai desain). Selama pemeriksaan yang teratur (misalnya setiap 5
tahun) penentuan kualitas struktur pada kenyataannya dan dibandingkan dengan kualitas 5.1.r
desain. Setelah 15 tahun misalnya diduga bahwa kualitas dinding beton pada kenyataan
lebih buruk dari kualitas-desain yang direncanakan (lihat garis putus-putus pada Gambc,
7.8). Dari penyelidikan lebih lanjut kelihatan bahwa tidak terdapat chlorida di dalam beton
6,
Dengan bantuan penemuan ke dalam pengkarbonatan dapat diperkirakan (dengan rumus C:
= at lihat 4.1) bahwa permukaan pengkarbonatan akan mencapai tulangan dalam 38 tahun. setal
Lagi pula diambil kesimpulan yakni pada tulangan setempat terdapat kelembaban yang men
cukup sehingga korosi penulangan akan terjadi. "Masa-pakai dikenyataan" akan lebih pendek men
dibandingkan dengan rencana masa-pakai 50 tahun. labo:
u nd nB uuu nsu
t";1ffiilff1
." o{- or rq u'p uE{ r'q.r od rrrr r;:: 3r'jjor?;;Tr-T:l[fi
tut uelet8al-uuler8ay .ueun8ueq selr^rllB ug{.lrunlasal uelu^\erad rudtun, (qniu.u.* {
E
tuo.roquad qelo uu)iBuBS{BFp u,(uunurn)
Jlcal ulules uule,nu:ad IrBp qeqn:aq dequlas 'u
Frop duqulas uoreq rnr)irurs uurlreqred uep uu8unpuri;ad ,ue-01 unqul rlrptu {B[as
z3
'u
NOJ,fig xslIntE'LgNOX Ntl}[nrs.Hgd ffiG fiI.VSNfEffNITAgd .g JD
ug
uolaq rnl{nrls uped {Eler_Ielar qoluo:} uup .rBs!lq{L.I.S
s3l
'ue>18un1un8uau Burlud sruouo{a BJBJas Bue{ s
uurcsala'(ued qrlrdrp tedep uet'lgquul u,(urq ueqrunloso{ rrep Bunlue8.ral '(ot.t B)l
nqwog)
lorduas uoleq
rrup (tutu gg) ueqeqtuel dnlnued r.raqrp'uel8ueqtupacllp Burpurp
iranp
upud 'unpe>1 ueuq8unua{ re8uqag 'uetlpquel e,{erq uuryEque88uaru Jrsrgrp Bsu,(
uer3eg
'(6'7 toqurg)
ue1:u88uerp sruBq unqul Sg nDle/n usrs eped e,(erq ueqrunlasal r{Bltunf ue
'(ueeslFatuad) ISet paqlp JId
uB{B unqBl x quJalas tut dnlnuad uestdel '3ut1eo1 sruaf uped SunluuBrag .1uqtue1-radip
urrf" '
ufuuf:a>1aq undneu Euure ruBSB lez uusoqoJauad tre aepal Eungo>l uep Buere*rrn
uuquuad '3
uei
Eurleol ue8uep Surpurp r8unpurlau ueEuaq 'du-ra,(uetu- guer ,i, unqnuau dnlnc
{Bpll
undprpuas uolaq dnlnuad 'n1t utulag '1e18uruou uDturlr uuleuoqJel8uad wlluqplgauaru
uB{e Euere ruBsu lBz uBsoqorauad ueledacred e,nquq uelselafrp Bpsd
qBIq I.f -E
'IIBqtuaI uB{lsESIIsa:lP tudBp Surpurp ruled-eseur BuBcueJ :e8e ue1n1-rad;p Buu,( .eferq 3ur
ueEuap dul8ual ',.ue1e,lABrad uue[ra8ued.. rBua8uau ler.lrseu e8nf uelurqrp
nfr"4 ulola3uad
uu4uruuod sslv'ue)llraqrp tudep ru>1ud-usuru rrep uuulrxJad .unsnlesral
let Burpurp-rrt,1nn1 sel
e,(uurunuau qeqa,(uad 'JnleJoduat lnsns uu8uap rsBurqruol nu1e .ue8uuc8uad
tnrn. qninpn uJlr
unlSurtu uB{BSrue{ qeqe,(ua4 'pofueq uep snlur.I ue>l4nfunueu
{eter-{qar Burpurp Frep
uuluduruua4 'e,{uenpa)i rseurquo{ nele ,rnle:edurel lnsns ,ue8uua8uad
lnsns ,inuaaur* Jn
ludeq '1eu:nf n{nq uped unluecral {epp uolaq uge{nurad uele,nurad reuafiuayq
'uolaq rnlrruls eped ueeluz(ua>1 - uBBu,cua:ad ruled Bsew g.l r*qur,c
nBi
(unqet) uoleq tslnrlsuol es"u,r
8e
09 09 orl
'el
I
x '3u
I
cq,
I
T-- 9) lBn
r \ U'
qe^ eq seleq ----J g
\ o uB
,o ut
x'
o
f
Ut
(lxe=.3p:nuatu) c
x uo
(r.
ueeleAual sue6
'uBl
(6uecue.r) uresap sue6 Eur
\\-
'ue
'uB,rBJeq IBl 'EuBpes upue ,J\ZZ JnlBJeduq urnulruru 3p
'&IE rnleraduel runrul$lutu 'llnf ,I pEEu4 upud tunspleq uere4tuoqued .qBrac 11tuu1
'Euupas ur8uu '3,lzzrnlu:adural tunturunu uup c*g rnle:adual tuntur$pru .[nf p3Euul
upud roclp turpurp P,nqeq teqllrq nruq tungat uuuntuuqruad uped
zI
irnqii prun[ eilr usr
IIBII
n)lnq IrB(I '(snlEq {Bler-{sler uBp lrodreq) tuupos rIslBpB uolaq dnlnuad pep sapny
wteg narus leo uelteqed uw uepilered
V

lil
^a
co
e
5gg 'or
(U'
p o
C,
PEq .=
.-o o .=l
cloc
R E E I '6,
-s-d o c3 6.=
E$; P-c 9.
(o(t,
.Y
EE
1't
(tr-
JH
:eg s H
Er(u0
EE
(,, G,
t3 U)(!
*tE
EEg oc- .s3
c(o HF
c- 5 Ei
b9d
E g6 EB. fE o o;
Eo.i
,P B.E

Ec (u
-o
3(/.)Ce
-o ep hP, EE
6'O ,6i
f(6F
#fl
>= -PE o..E (U >=
6o gE ;EO
rg ar =.o
J (D:
t!(L c

c
.q
oE co
CE CC, c(U
c
(E
.t(E
sb
fo, c(E
(u-Y
-o, o) -a.e
c
.!P
oE EE
-hP
I.

o o) ob (d
oC oSc (6
:J
EIE
Eo.
0)6 c (6'tr
o-o 6o- okra
oE 6=c1o-E
gEEo EH
nG >\o O- O) !Y(!
:!
cc
o(!
(L3 iE
tUE
o(E
o- Co
Y6(L 6'a
IJE.O
(/,E
J(D(! c
tu o- o- =b(E
06.9bl
(6=
AE
=o
s
Y (U o
1Cl
(6
(o
c
(! c(u
oC,o E (U
F o (U
3
-o
o 6o-
6o E c (6 E o,
ltoo (!
(!
.E
(,)
'o
I-
c(U co c c(E (,)
c(U c
Gtet
F
L
o 1'
c(!
(o
-o
o
() o
g 6P 8p
-o6 -oE o) {a'a
._=
o) '6 c '6
c (r, o
E
Ss (6.J rE
-= (6J E c 5or
cc
L
o (u o c c
a (D Y 5 r_E EB EE 6 -5 _5 g.

c(U c(u
.C E E Cs CE
cE o) o cE (E(l, .qE
o(l) c E E
c (!- E6
9= J(f)
(oC
(6(o (o
E+
ci tl r- EE
o
L
-gE
-f-
c
qE E
E (U'=
o
= ee (D
s o
o) vC, s$ Ea
(! (l)o) o .g =o sg &g
Y (L -o
=
sg o o
(U sE
s
E (x dt o o lU tr- o I
ig$
c(0
Eg
E,
ic
c a (d.ql
(o ?a :=(o l<?:
(6 f :
eA =
6
8E
r-(D iD(U
O- cL =
ct)
6=q
Y 6! EH1
ag,
,E o; 1b
I
oDO)
*il t9
:lo D) =.?
)=
N. :-.
E-0. Be. f Jq)
5 (o (o
r
q,
z x C.
C)
q)
C rl
6-
8P
zs o-
c3 o, gq)
c9. 3 =.
:f
3 (o_ 5'u
(oo
o C'
=
o o cr3
o q)
o-
q, = o,
=
(D x 0)
0-o
Jq) o 9. r:, Ed (o
=
gq o o g.
fc
5 3
OJ .rJ =E o
il o
3)
U'
f
(o o J
ilB
(D =J
cir g) o
f ;r PT {
(O o A,
!, ir ET
:, q,
J
6d =,o x JJ6!
51' .j
o-! z r
o cr
jq) I6-a h9 ds9d flil 5 D
q) ^- iri
U)O c ,
oI =.
'{J. o-- EJ AE (o
D;r (ok- -f ro
t :, 0)
o- 0) (oE :o o
eL3 er = o o
ilo 5'P
q)J :, o
=(o c9. B$ q :,
=.o 3
(o
=(o
(o- o)
-'o.
o)
3
q
q) < 'Tr c) -n
J d= Pd =.
-=0)d i
J-lLlJ-
o-,' (cI !) (OJ (' s
0r-
:t or - E3 oi,
o
o
s6
L-J)
E9 0'6
:, x-
=il (ct
g
EE':Z 5
3
SP EF (D(D* r=
-3 9il5 IE
EID Eo) d==' fl
o=.=
:LX o=. a- 0) (O
\y--
=iF
Eg E.s E.s g
2fp 2Sp H o-G
o
f o -qr=
:J
f,
I
(D o il
o cr E.
0) 0, v,
(, (t A'
J 3 :,
A, q)
P,

E
(U
its
E
c
E.s
=(U ol
E .,8

E.E
G,

oo
l<g
(U
'a
co) (,)
.g= c
o
(6= .9,
A' C, T'
ko L

-v
5l9'
CE
(U

oo
(LF
(,)
c(!
E
'6
f
E
ll (!c
g
t
I
J
bE L
I

:lc o, rib
56 6c
I
6u=
o-y cD2
C'

EE $ E ;
f9

L tr(l)
(u0-
L

our-c
L-
PI
v

lvL
g gE L '-=G
t!!oc
EF s,: f; [ E
3 E '4.U
c,
e
S-oG

gH.qsI EE (! c(6: L

cqcu, (B
'6
l< $i!*
ts,8
tsc-o=u) 9
3 c(6* -!(
C(l):
L!s
:)

6g.qi'Ax P3 56=9
i= ((J

& j: f,or:
= ccts
E o (l)(6(l)(1)f ooc
o-crCO:Iu) (L(L0-
Gr
per

tr
o
o l(=
.o =
L
L U'
= c(g
,
-u
it L
o
o l';
(B
)
.Y
o o
o
(,)
o
t,oo .v. .=
'a E = (! o
EL I.L Y a d (L
J
o
0,
I
a
I
!
ct I

I c(u c(o
6) E o)
L .. g)
l- f c
(E
o o o
t-
E o -o
o C')
c o (r, c
o U) c
o @ o
(, o. o-
C
(E
t,
L
G
o
t c
x o-9
tf O-(6
F0,
tO
(r

Ga:
pen
'(q) B{uuBufurqwad
uB8uap (B) lorduas uolaq lraqlp 8uu{ Eurpurp
{nlun rs{aroual teled-ese141 0I.L rBqurBC
(unqe1) eseur
(-- 09 09 0? 08 0z 0t
1__ lensln ueesllreuad
eeuecue:ad elelq
ueqequ:e1 elelq
lordu:as uolaq uepaqu:ad
(unqe1) eserr.r
I
L
c7
0)
Z:;;;; A)
o
x
o
a
o
(ue>11eqled ue6uap)
ueegeluel spe6 r
9.
cr
o
(6uecuet) uresap sue6 o
f
I ar o{r ar, rr1, a - nl?1rf ^;.f :11H"H I
uu8uap (B) Brls{a 3u11eo1 Faqlp Suef Surpurp {nlun r {
I
(unqe1) eseul ll
o
09 oe, 0l lJf,
o
0)
x
0)
lensh UeB$luewad f
eeuecuered eAelq
D
f
(eluqn66unsas) ueqequreg e(erq 0)
fI
ttl o.
q)
6u;geo1 ueuaqured o
rttl q)
ir
OT
I
I
-t--
I
I
I
I x
c
I !r_
I
A)
I o
I x
I )o
(r,
I
c
.a ;r
l;
lo
lo
Yr e
602 uopg Jnarus pecl uoilecyed uep uepilered
Pedoman Pengeqaan Beton
210

i
(
(
(
s

r
li

li
u
k
II

Gambar T.ll Contoh dasar-dasar retak pada struktur yang diandaikan.


ut

Berdasarkan pengamatan dan bila mungkin didampingi dengan analisis yang lebih
h
p:
akurat, maka penyebab kerusakan dapat ditentukan dan dapat memberi advis perbaikan.
se
Sesuai dengan pelaksanaan, pada struktur beton yang khusus dapat diterapkan perlindungan
dan perawatan yang berkaitan dengan penerapan perbaikan yang cocok dengan pengamatan
de
serta teknik perbaikan maupun material yang dipakai.
b,e
Di samping itu perlu ditentukan sebelumnya berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk m
perbaikan. a
Berkenaan dengan biaya tersebut dapat dipikirkan seperti:
biaya penelitian dan konsultan
25
menyusun syarat-syarat rencana (acara) keda
Br
menyusun bestek perbaikan
Ba
biaya pelaksanaan ya
petugas pengawasan
o
memperbaiki kerusakan yang mungkin terjadi dalam masa perbaikan.
Bergantung pada penentuan kerusakan dapat diberikan nasihat, apakah konstruksi beton
ber
akan:
sui
dilindungi
o
diperbaiki
diganti.
unl
Dalarn dampak di
atas harus pula diikutsertakan:
Iun
masa-pakai bangunan yang diinginkan setelah perbaikan
Pel
keamanan pemakai
gangguan pada pemakai berhubung dengan pengerjaan pemulihan yang dipilih
pac
biaya keseluruhan perbaikan. Pada biaya keseluruhan tidak hanya biaya perbaikan
?pBd irE8urt Suur( e1efu-rnsnq -rngeradural Buere{ qalg .ul3urp guu( uolag ugg{nuuad uped
ledac uep r33url uBseueluad qelunfes ue8uap ,n1*rrpiaq"u1e,.tu-rnsnq
'(re>lequad) ursetu
uep drsulr4
.Jepu'rq. uup ue8u4 .rapu'rq. un8urp rnlnlnlrp tedup rur ueu[.ra1a4
'uftu E uEp '0 BJEIUB rsuuun;Oq uulzqolel ue8uap u,{urefleqas uBp 1e,(unu-.efi1e lnuin1
'leJ 'Sutleo{ :rUadas upu 8uu,( uurolo{ ,:en1:ai uoloq
{nseuuel uesrdel uu48uelrq8uaur {nlun
JBSeq 8uu,( rnluraduel uwpoq;ad uenluuq ue8uap
nluaual {lu:{al 1lBIBpB e1e,(u_rnsng
u1e.(u-.rnsng c
'uederaued Euqrlalas rp (qepsetu) ueqaq ruens
uuledruaur uuEueqralaq Euel( uolaq uer8eq_uur8eq uep ,narlrrr Buef
,nqnq Brtrquq qqr"q
eEnf rurs rc 'u,qBq uup sedal uerEuq uq8ue[q8ur*
1n1un rocoo Brspn uBuB{aJ
BJBpn uEuBIaI o
'qspuer rpefuaur rad e,(erq B{etu r88un Buel(
UBIJET{ rslnpord BuarBX ...suda1 snquaqrp.. e8nf
,u
ledep leqei qlqal tuui unridnl {nlun lpg
'uu4sudalrP ludep uBrxrtllap Bruces uep rlu uu8uap
tr>113uetu un[nq zuas sedalrat Suef uer3eg
'lqlpos turpd ueefta>1ed Buqrlalas rp uen88ue8 qelepu (uaft
0g relples redures Bdh[ SZ
ptutunu) t33up uuuerauaq rIB ue8uap uelorduaruaa uef rnsrq unaunluna{
nraid
133uJ1 uBuBIaUaq JIB uelordua,{ua4 .
'rBluel ueelnu-rad nBlB/uBp JESeq Eue,( Surpurp
uu1:useSuatu {
usp uB{qlsrequau {nlun uu>leun8rp e.(ueq nqapraq uequq uelo:dua{ua4 .rlel edaaqaq
lel
uu>leun8rp tedzp rtsed eSSurqas 'uu>lgesrdrp usrpntuel uep desrqrp
Bunssuui rttol-nqap
uep uglorduras rrsed 'nqapreq {et ugquq uelo:durefuad qelorp-irl u
IErl uu{qBqaslq
UB
rp ue8unpurlred un,lepup e{upquerp u,{srueqguatu qnef tuuf 'u
,:T#.f'.f#- ffi;,{|j
uelSuupas 'nqap4rBqEq-uBqeq 1e,(uuq uelsedalau Bueru{ Euu-repp efpeuutol'eaernqeq ql(
eped rur rtsud uelorduo,(uad rdqarleqel qlqal 8ue,( uesrdel-uerrdni
,nlauulrq8laru {nlun
eEn[ uolaq uuelnuuad ue8up ueresesuad >1n1un uuryun8ip urnlrr rrsed uelord*o,(uad'
l.rsed uulo:dua,(ua4 o
:qulepu urel BJsluu uBp{nuuad ueryese8uau
{nlun uuluun8rp Suef lulB-IBIV 'e8nf ue{qlsreqlp sruurl Sunpurlrat {el ue3uelru Bpud lErB{
u'(un1ua;'u31e uup
lnunl '.auqeuuo;. nElE (upou-epou) eurul uesraul uel8ueirq3uaur
1uc {ruun
urelad uBqBq uB{I{unqlp ulnd ludeq 'uuurfuaur nBlB loso88uau;le1r,(uau .r-rnrur* :urBI
EJsluB ueryesuEuaur nBlB rBp uolaq uss{nrured uulqrsraquau
{nlun uuqBq uBp lelv
uoleq Jnllnrls epud e.dutunlaqes-uule.rtured f.I.9
'apolB>l tunpurlad ue8uap r8unpuqrp u8nf tedup JnDInrs ,Sunpurlod uusrdel
Iraqlp Surduus IQ 'uBeueslelad srueles uesu/tre8uad 1nlun rlqe auuroas uplgrpasrp n1-rad
eEnl 'un[uqred {elseq upud uupeqrad Haqrp nlrad B{uur
1pq ururef:ar redep ,ru*n1rq6
-uuleirrerad ruBY '..e{utunleqes-uuls/heJed.. ue>1a1afa>1 unlqnqrrip ueaunpullred nanTrnp
uolaQ uulruqrad ue1e3eta1 quqa,(uad uoJe{uuqol BAlquq .1eqrFa1 Suuas
ral{erd tuBIBp Ip
BuerDI Euquad le8ues tut eruunleqas-uulu^rerad 'nlnqBp qlqel uB{JBsB{rp uup ug{rlrsregrp
sluEll us?)lnuuad 'uo1aq ueu4nuuad s?le Ip tunpurled uusrdul
lJeqtuetu unleqas
.upuu
uBp BrBpn qnruEuad dupuqral rnDluls rEunpurlaru Br$le uu>p Eunpultd *rrdn1-nFn1 '
'u.(uruEuqas
IrBp lnBI 4e 'le;1ns 'uplrogc '(uuluuoqru:1tuad) Suere tuusu grsarEu
tez luadas uBr{Bq-uBrIBg
uup tunpulFq uoleq Jnl{ruls ru8e uenfnueq .uolaq ueulnugad
1ul tunpuJlad uesrdel selu
rp uuTlulepp Eunpulled uesldul nlBns B,hqsq ruBreq uu)[E uoleq JnDgqs uuEunfurpa;
uolaq rnplruts ue8unpullrad f.9
.(uJu1-uru1
uep
e[ra{ ludtual uelEeq uudnlnuad) Eunlrqrp eEnf eruupl u{urq .du*FIIp Bue,(
ldslat
LLZ w
uoteg Jnarug leo uailEqed uep uep/uered
Pedoman Pengeq?an Eaton
212

perbedaan temperatur yang besar dan bertekanan tinggi,


bagian lapisan beton terluar muncul
,ri'inggu- lapisan ini mengelupas lepas. Sebagian dari lapisan beton ini pada beberapa x
masih menemPel permukaan beton.
t"rpuitrwaktu-waktu w
pengerjaan mekanis lebih lanjut (misalnya sikat baja berputar) tetap dibutuhkan untuk k
menghilangkan secara menyeluruh sebagian lapisan beton yang telah lepas. Panas yang Pr

dimisukkan pada umumnya tidak berakibat negatif untuk sifat-sifat mekanis beton, asalkan
kecepatan perpindahan tempat dari pembakar tidak terlalu kecil.
Bergantung pada temperatur busur-nyala dapat dipakai sebagai angka pdoman sebesar
0,5 m/minit. Ielas tentunya bahwa busur-nyala harus dilaksanakan oleh karyawan spesial
yang dilatih untuk itu. Tenaga-tenaga ini juga harus mengetahui beberapa tuntutan Pt
pengamanan dan lingkungan Yakni:
St
dengan Pemadam kebakaran ur
alat pengaman pribadi harus tersedia dan digunakan (pakaian kerja penghambat Pe
kebakaran, helm dan pelindung muka) bi
ventilasi yang baik dari ruangan di mana busur dinyalakan (gas-gas yang berbahaya/ ba
beracun akan timbul ketika pembakaran dari pengotoran).
Busur-nyala digunakan terbatas karena biaya per m2 besar.
Perhatian:
Busur-nyala pasti tidak dimaksudkan untuk menghilangkan keseluruhan penutup beton
pada baja tulangan (ingatlah pada akibat pengaruh negatif dari temperatur busur-nyala yang
tinggi, contohnya dapat mengakibatkan perubahan bentuk pengerjaan dingin baja beton).

c Alat-alat dengan tangan


Alat-alat dengan tangan yang digunakan untuk mengasarkan permukaan beton dapat
disebut seperti; 'Bouchardeerhamer', gigi besi dan pahat (Gambar 7.12).

[]'

Gambar 7.12'Bouchardeerhamer', grgr besi dan pahat. koa


a"
DII)
Alat-alat ini terutarna dipakai untuk permukaan yang kecil. Penggunaan sikat baja
berputar tidak disarankan, karena pekerjaan ini meminta banyak kekuatan tenaga dan sikat bitr
baja tidak sampai di pori-pori. Lagipula terjadi pengotoran seperti cat dan jelaga ('roet') sebr
yang menempel pada permukaan beton.
usp .uau*r.{1ern,(_10d. '(,uasruq,{xoda,) rs10da-reuup .(.>{ad,) .rJ{:',ff:l:;
:LIulBpB IBue{Ip Sued qoluo3 ederaqeg 'resaq -rp nlea-n1f,a
le8ues uu:esed du,1no{ ucurposrad
'ulrl 002 rudtuus srdrl qrqal Bue,( qelupe urfrce8ria,,1
{nlun uu>13uepes 'tuTf 002 < Sunpurlad uusrdel-uusrdul ,-r:uaq*; refleqas reledrp aulrr'oi
qeltlstr '3ur1eo1 ueluun8rp uu{u B{uLu '{r,q r{rqat
Buei ueiunpurlred uullere{srp eug
'BpuolIJ uep tuil{r ,BueJe tuesu lBz ucsoqorausl
idepeqral sBleqJal ue8unpurlrad uulrB/yrpuoru lec sruef ederaqag .uoloq uuelnr-urirl
qepuuaduau Inlun uuleuntlp uu>1e,(ueqa{ ueleca8ua4 .ue1o:duras .sp,:1
ueEuap nBlB Io.t
ue8uap uqsaloJp 3ur1eo1 usp uuleraEua4 l(uorrq
Lrentnr.r.uad) resep uesrdel sqe rp erilq
Sunpurlad uesrdul qlqal nelu nlus
lJoq[uatu ru8eqes uB)lruelp Furluol uBp uElc3e8ua,r
tu11oot1 uDp uDrDx '' rri.f
'lB{ola.u qaloq
{Bpll uup 1a^13 qlqol sruuq seraSuaur q?lelas lameEuad uBqEB
.(eu:e,r) Blrlelsa
uBsBIu_uBsBIB
(:usaq:adrp sne uBuer{eler) uolaq uuprnrr.rJad uu1u1r rE3uruaduratu
Suere ruuse lBz uplnseued r8unpurlatu
(. pue:eqoyorpdq. r
) ru r'roue*'::,?ii, TJff T:i,,:r'il1#:l :
laae8uad uuqeq ruBuqas ueluun8rp rur.uep edu'uatu 'etue,rue1
;:l?'Jr'#;::l; ' ''
'uelaa,re8uad gI.l JBquraC
u
'sBJe{ rpefuaur lamu8ued u, .ieg
'den8uau 1n:e1ad ueLIBq I{BIeleS 'lJuelu sI g
0I nl{B^r eles uu8uap-iaurlnrp lcdup n1:acl upq
tur uuefta8ua4 'sunr n?lB IoJ 'uelorduas ue8uap ug{n{elrp 1ur lame8ura-uoq"q-unprq*r4
'3u!ra1 uBp qlsraq sruBq (uotaq utrE{nurrad) resep l
uesrdul n^qnq uelleru{srp n1-ra6 eru1ttntun
Bpud 'Gt't nqwog) reuep qBIBpE ueluuntrp >1e,(ueq auek tameEuei uBWq ru8eqag
'uolaq uBDlnurled uod-Fod tuulep al Sunpurled uuquq ueuaqtuad :uslruglp uelarnr3ua.l
ur1aao8ua4
UT
'uoleq uqordruefuad
IB
relseldulaur J?
Eunuol ugp usluJaEuad
r se uBard
u Wela,r\ eEued U
:uuquBq uu8uep Btue1rual uolee JnDlruls uutunpuqra4
tu
'snru etu qnrutuad uBJrpsqe{ uuurxtunua:l
uBqBuaru ludep snJBll uestdel utnl .(unqe1 er(qus1u) ug{BugJuerrp
I
91 auei nl{B^r
Euufuudas;parEu u,rl,q-uuquq uurlgua.u redep ,inan, nd* *p1*rp",
sruuq efuuqeqap;tr
'tuuuad rul ugleselar(uad uuqdq ed
[BQet.tunpuilar Eue,( ueruselafued ueqdq-uuqdq rp;j
'r
uoleq rnl{tt.tp uu8unpullred fI.9
elz :l Lo]
uopg narug leo uuilwted uw uepr4end rl
u
Pedotnan Pengeqaan Betm
214

Bergantung pada campuran koating; gas uaP air dapat menembus, tetapi gas-g:ls yang
lain seperti zat asanr arang dan chlorida akan ditatran. Nasihat dari tenaga ahli rnengenai I
d
jenis koating (dan ketebalan lapisan) yang dipakai diperlukan.
p
Koating-koating juga digunakan sebagai pelindung terhadap kerusakan rnekanis. Masa-
d
pakai koating juga bergantung pada ketebalan dan bervariasi dari beberapa tahun sampai 25
p
tahun. Oleh karenanya sangat penting untuk menanyakan garansi yang cocok bertalian
dengan masa-pakai koating yang direncanakan.
pemberian koating dan pengecatan merupakan suatu biaya yang tidak begitu mahal p
d
dan cukup sederhana. Harga bahan dari berbagai koating lebih mahal dibanding dengan cat.
p
Untuk pengerjaan koating hanrs diperhatikan peraturan keamanan yang diberikan oleh pabrik
ti
(masker, pakaian pelindung dan lain-lain).

Memplester
Kerusakan-kerusakan mekanis kecil; sangkar kerikil ringan di permukaan dan
gelembung-gelembung udara dapat langsung dipulihkan dengan memberi lapisan pelindung,
dinamakan memplester. Spesi plester dibagi atas:
ikatan-spesi semen
ikatan-spesi semen dengan tambahan bahan-sintetis (polimer)
plester bahan-sintetis
c lkatan-spesi semen a
s,
Ikatan-spesi semen terdiri dari:
bahan ikat semen, mungkin dengan tambahan kapur It
bahan tambahan pasir a

tambahan bahan pembuat plastis, bahan pembuat kedap air, bahan pewarna
dan sebagainya.
Untuk membatasi susut pengerasan dapat dimasukkan bahan tambahan kasar. Maksimal
besar kerikil tidak boleh lebih dari l/3 tebal mortar.
Perhatian: tebal isian bervariasi dari tempat ke tempat.
Sebelum mulai memberi lapisan plester, terhadap permukaan beton dilakukan Pera-
watan-sebelumnya. Di situ permukaan harus dibersihkan dan mungkin dikasarkan, sedang-
kan bagian-bagian terlepas dihilangkan. Untuk mendapatkan rekatan yang erat, permukaan
beton dilembabi. Selanjutnya permukaan diolesi bahan perekat (bubur semen-pasir yang
kemungkinan ditambahi dengan kapur, atau bahan perekat berdasarkan bahan-sintetis).
Kemudian dapat diberi lapisan plester. Agar dapat mencegah retak-susut pada lapisan plester
dianjurkan untuk menggunakan lapisan perekat elastis (ingatlah pada Paragraf 7.3 Peretak-
an hidratasi). Sebagai plesteran di bagian luar boleh (supaya mendapatkan pengerjaan spesi
yang lebih baik) tanpa menambahkan kapur pada ikatan-semen spesi. Kapur dapat larut (air
hujan) sehingga muncul permukaan berpori. Untuk memperbesiu pengerjaan mortar, lebih
baik digunakan alat pembentuk gelembung udara. Pada kerusakan yang tidak besar, pelak-
sanaannya mudah dan murah. Keuntungan dan kerugiannya dapat dilihat pada bagian 6
Teknologi Beton.
e lkatan-semen spesi dengan polimer (tambahan-bahan-sintetis)
Semen sebagai bahan ikat mempunyai lingkungan pemakaian yang luas. Semen (beton)
juga mempunyai beberapa kerugian, yaitu kekuatan tarik dan perubahan bentuk yang kecil. p
Pada permulaan abad ini telah dicoba dengan bantuan bahan-bahan sintetis untuk ir
memperbaiki sifat-sifat beton. Sejak tahun 30-an bahan-sintetis yakni; karet alam (lateks) d

telah ditambahkan pada ikatan-semen spesi, dan dinamakan PCC (Polymer-Cement-Concrete)


il
spesi. Setelah tahun 1970 banyak penelitian dilakukan pada kombinasi epoksi dengan ikatan-
semen spesi, dinamakan ECC (Epoxy-Cement-Concrete) spesi.
Bped uEp rBsoq uulnsnxuad) ,(uu8uel8uelad uup
.tu1,ftce. up{Elarad rpeftal uguplflun1lle{
Inqull uE8urqas 'teseq uelnsn(uad) relsarlod :rt:adar ,,ni Bue{
srlalurs-relseld -
(
uu y Bunru - r''J*' (
tsads ueues uBlull ueeunSSued euaru4'urunuour r(unru 8ue{ srlalurs-:a1sa1d
J,'#iilih*;:, - # v
ueuun33ued lul
EJeluatuos 'lesodSuequral:aq uu8uel uu8uap uelreq:ad srlalurs-Ja1sa1d '
Inlun uuuun33uad
(
e8nf ,enrrlod uduui nule ue8uep uoruas4sads uueun88uad Burduss ,siar >relas
Ip
s!tatu!s-retseld
'rlqu unlnq Euuf
IB)tBued qalo ueuun8Euad ueqeleso{ Inqup ueuolSunural'raurrlod ni"rpfuoq nu.*r1
uB)Heqlustp 8ue,( sllaluls-uuqeq e,(u1e>13urueur
ue8uap SuFras [Br1gqr uDJBut
uelqnlnqrp Suues Bunpurlad ueru4ud
(sltalurs-uequq
pep qepuar qlqet 8ue,( sBlrsrlsBla snlnpotu g eSreq euerel) uede,,(er depeqrel
- qj
rBsoq r,#ffi;.tiH'J::il;::l -
:uerEruay
'sulBqJol uerpnuel-uelemerad
(epuolqc '1eg1ns) elul)t uelusruad ueq?uo.u ilBq qlqal uendtuuue{raq
(selrso:od) selpqearurad lqlpes
rre uedera,(uad lglpas
srlalurs-ueqeq uup ue3o1 ...?rue1.. uoleq ieped
lruq Buur( uBlEIaJ
(resaq dnlnc Bue[ ue8ue8ar selrsudul uep rnlual
l,n{ u,)plr'uau uv).e obol< :aur10d) lpq qlqal {ruueq uuqeqn:ad uendureurel P
le13urueu ilret tunl
BuBqrepes uruuueftaEuad
:qelEpe
raurrlod ue8uep rsads uatuos-uule{I uele{uuad
{ntun len{ uesBle-uBSBIB re8eqa5 .lroeTqrqel
rpefuau uurnduec ue8urpueq-red uup srsop uBr1EIBSa{ ueurlSuntual u88urqrr inlnO an6
tslnpord epud qntef e,(uesulq ueqllld 'e,(uueru4euad eped uu>lnFadrp (lntrn*) te8ues rlge
e8uual uBp leqlsBu B/rrt{Bq selaf efes n1ua1 'raurlod Brpesral dnr1n, uerusud rq
ry,(ueq
'1u[uuq uu)plnseturp
lpllpes uB)plnsBurP
8uu{ raurlod qulunf Euefi, raurrlod
qeprnf
raurlod qalo rsads ueues uuls)il qelo
't
rBsBn)Jrp IBJIs-lsJIS UB
ueqrprad r.{Braep lBsBn)lrp TBJIS{BJIS
.slufu uDturues snelurs-ueqgq
luJJs Brruru Ip {FIl
nlens eped ruduus Euernqraq wIB rsads ueues-uulu{l
IJBp teJls 'uuqequruued qspuna uped )TI
EunguuEral 'ueues uup rrusuJa8uad rqurzq8uau ludep spaluJs-rruqeq tlseds uped urlr;uqurgllp 'lB
>pfueq qlqal slleluls-ueqgq e>IIf 'luJIs-lBJIs uequqtuel uB{uaqueu uB)lB uBr,lunlasal ,pnd
IBT
raurqod uq8uupes .delal
uu>lu ueuos-uslolr Jeseq uerEuqes llq1pas rluqtue1lp EIrg
'uetllas ur?tBp I,rl?IUrH UeU,nUfuesrad uB
ueludn:au uB{nq rsads ueuas-uutu11 eped speluls-u?qeq uuq?qureued -BplJolqc nqg/upp
SZ
Euure uBse luz uu>[nseued dupuqral uetunpurFad ueryulturueur -BS
{$un uuleunErp reurlod
uBququuuad etnl 'tseds uetues-uste:ll 1.rp uu>la1 1en:I uBp mlual pn1 .uapfrallp pdrp
uenduutual 'uu1e1er lrusaqreduau pn$Ierrueq raurllod *quq,rreu"6:arniuilj"uesraul IBU
uped ur1s1e uqnlunl BpB BIIq Bululruel uuleunErp ratullod uuEuap u"111"r-urtp{ tu
1sa<Is
9lz uopg narus leo uailw@d uw uep/nered url
216 Pedoman Pengeqban Betqt

P
sl
lG

b
eo
.iE
.a C) A
aqa rtr

-9E.
Et E k
IE E
c-t
dE"
TC
8E
Eg h
B
koating petindung

beton koating

epoksi modar perbaikan

primer (laposan perekat)

bahan pengawet

kerusakan permukaan beton

perusakan akibat lingkungan agresif


si
(misalnya: ponggaraman, bahan kimia)
ad
Gambar 7.14 Perbaikan konstruksi beton dengan spesi-bahan-sintetis. Pe
ke
tel
temperatur di atas 50'C mulai meleleh) dan 'polyurethan' (E-modulus rendah dan regangan
rel
yang besar membuat damar ini tidak cocok untuk mendukung beban), sedikit dipergunakan.
Rekatan antara ikatan-damar-epoksi spesi sangat baik. OIeh karena spesi ini kering,
maka sudah merupakan keharusan yang utama bahwa lapisan dasar dari lapisan primer
berdasarkan damar-epoksi (Gambar 7.14).
Waktu pengerasan (mengeras sempurna) dari ikatan-damar-epoksi spesi yang sekitar
7 hari, itu dapat merupakan kerugian. Penyusutannya boleh diabaikan. Pelaksanaan
perlindungan dengan ikatan-damar-epoksi spesi sangat baik untuk menahan perusakan
mekanis. Pelaksanaannya sederhana tetapi bahan bakunya rnahal.
Perhatian umum
Polimer dan plester-sintetis dapat menimbulkan masalah bagi pekerja (misalnya: hasil
yang merah) apabila penanganan mereka dengan bahan-bahan tidak teliti. Tindakan
perlindungan yang baik (sarung tangan dan kaca mata pengaman) adalah suatu keharusan.
Untuk pengerjaan plester-sintetis harus diperhatikan pedoman-pedoman pengamanan
yang dikeluarkan oleh pabrik (masker, pakaian pelindung dan sebagainya). Setelah kerusakan-
kerusakan (gelembung-gelembung udara dan lain-lainnya) dibuang, sebagai alasan-alasan
estetika sering menjadi keharusan permukaan beton dicat atau dikoating.
Beton semprot
Beton semprot telah dikembangkan semenjak 1900 di Amerika.
(rIBsB(L uBp c8uua{. apo4our FBp srlBtuals uesulafuad gt.l .lBqurBC
apolauj
"qesPq"
t J_-__E
lo.rduras eledal uoloq Bduod -
,
u
-'N,.at" -T'
''i.\ qPsEq uelndurBc '
';-:i\
.i: r u
JESEp uesrdel
apolat! II
"6uua1.
lordures elede1
- eJepn
6uua>1 lolduras ursau u
u
6uua>1 JB
uelnduec
sep uesrde;
JA
.<'
o
'uelo:dtuas ue8uep Jnletp JIB uu)plnsuluad 'ueJndtuuc r.uelep '
a{ uelue{atrrp !1?puaJ
uuB{euaq rlE TI
lordtuas-u1eda1 uur8eq I(-'to:dtuis-e1eda1 aI ug{snquaqlp Ergpn ur:irs131
ue8uap uuqBqtuBl uequq uup ueuas uuJndr.uec ..3uFe1.. apoleru eped .uemdtrlec tuElrp e{
uDplnsutulp JIU BUBLU Ip lBduel uBp eJBJ uped qelepe
lul ruelsrs pnp BrBluB rp ur*p.-qred
Gt't nquog)..rlBSBq.. apolau uul8uequrarp 0s6I unqq rqples ...8uua1.. epolaw riRlBpE
enr tuWd SueI epolew 'lo:dtuas uoleg ueuftatuad
{nlun Bpeqraq Bue,( rualsrs Enp e,pv
,otduas uopq uroha&ued :*alsrg
'uusneal uusrdel uuFeqtuaa
('e{uruBuqas
uep JrB ue8uenqurad reoa:aseJ .lorJ-lop eped) url$le Sunpurlad uusrdul ueFaquacl
ueltu>18urllp rnqruls rde uuqet e{ep
rIEIec-qEIec uersrEuari
(tordruas uolaq epud srloluts luras-lures nels efeq teras uBlq?qr.uglrp
ledup uulgnre{ ue{{rgueru 1nlun) srug{eu uu{Bsrue{ dupuqral ue8unpurpad
?Il$[e ueEuelnl lreqlp Euu,( srlsre uoleQ uesrdel uaqtueru uuSuap rnDlrus uqenEued
('urc1-u1u1 rrup Epuolqc .3uere
ruusB lBz uBrnsuuad depuq-ra1 uuSunpurlred) uequqtusl uoleQ dntnuad uepeqruad
(ruas 1e[qo->1a[qo
nslE uoleq l$InJtsuo{ sldq ueSunlEual uollusnu) JnlBrel
{Bpp Suur( Jnuruls {nlueg
:quppu lorduas uoleq uuderaued qoluoc eduraqag
's1d1t nlelret uulEuunlrp w{g tuef ror uolaq
lgqal nqu Eupsgaq
Iepou tenqtuatu ruBl?p rp uBlllnsa1 tudepuetu .ul!q uuleuntp EuFas lorduas uolefl
uede.rauad qe.(e1;11 .
'uelorduas upda>1 uBp u?Jnlus udld Inluleru J?ssp uesJdul eI uu{loJdurasrp rEtup
rrglgdacel
uutuap BJspn uuusral ugnlueq uetuap tuu.( snpq pJo{Jeq uolee qulupg rcrduas uoleg
itotdutas uotaq qqodv
,'uopunEJp sruq qlsutrr ru51 pdruus (uu:iluqred udenqaq uutuap) Iur {$uaq
UTBIBP lBnses uuP uDlualedtp uruupad tue,( prdua,(uad ulsaru
116I unqq BpBd {uu:rqa1
-{qeup tue{ qdp uoleq uutuap .n,(s{ r:eo tupsSlaq
;s1dqp uesurp ,1n1rrf fuBi ,Ir;ir;
EId tuelBulQ-tuauul0 uotaq lrsp lues lafqo-1afqo epud *rtnrrqp eueuad tuur( uudarcuad
Llz uopg rnryrus yeo uailsqed uep uep/ndred qe1
218 Pedonan Pengeqaan futon

Beton spesi yang terbentuk ini dengan menatran tenaga disemprotkan ke lapisan dasar.
Pada metode "basah" spesi yang t,elah dicampur melalui pompa dialirkan ke kepala-semproL
Dengan bantuan tekanan udara tinggi spesi beton disemprotkan ke lapisan.dasar.
d
Keuntungan dan kemgian dari metode basah dan kering adalah:
b
. pantulan 15 -30% lO - l1%o
ji
('rebound' Gambar 7.18)
a
. rekatan baik banYak Problem
h
. tebal lapisan relatif tebal relatif kecil kemung-
penyemprotan kinan PengendaPan
p
. faktor air semen kebanyakan rendah kebanyakan tinggi
ri
(f.a.s)
bi
. bahan tambahan tidak perlu perlu (mempercepat)
ci
. mesin pembersih sedikit waktu relatif banyak
al
waktu
y.
. ketrampilan tukang- pekerja yang kurang butuh pekerja
tukang penyemprot terlatih baik yang terampil.
y1
Keuntungan-keuntungan dari metode basah yang kurang pantulan dan kurang butuh tr
pekerja terampil tidak seimbang dengan kerugian-kerugiannya seperti rekatan yang kurang aE
baik dan kepekaan yang besar terhadap pengendapan. Jelas tentunya bahwa pada umumnya tir
metode kering yang lebih disarankan.
a

o Perawatan-sebelumnya
Sebelum mulai melakukan beton semprot, permukaan beton harus dirawat sebelumnya air
(lihat Paragraf 6.1.1). Setelah permukaan beton; dibersihkan, dikasarkan dan bagian-bagian ad
yang lepas disingkirkan, kemudian permukaan beton "lama" harus dilembabkan dengan sil
teliti dan selama 6-8 jam. Pori-pori harus jenuh, tetapi permukaan tidak boleh basah. (uj
o pa
Susunan beton semprot
Beton semprot adalah suatu campuran dari semen, pasir, agregat kasar (besar butiran
ga.
< l0 mm), kadang-kadang dilengkapi dengan bahan kimia pembantu. Pilihan butiran terbesar
dari bahan tambahan kasar tergantung juga pada:
ketebalan memberi lapisan beton semprot
ruangan di antara tulangan yang diletakkan dan permukaan beton atau bekisting
penutup tulangan (selimut beton).
Sebagai pedoman untuk ukuran koral terbesar dapat dipakai bahwa koral tidak boleh
lebih besar daripadall4 6 113 d (Gambar V.I6)"

beton semprot
:-:.:.:(
.'.'.'.!
d2

beton lama beton lama

Gambar 7.16 Penentuan butiran terbesar dari kerikil.


'lE{ar lBn{ uBnluauad qoluoc
Ll.L rBqruBc
{uEl-EledaI ___,_}
lElarad -----)
BUIPI uolaq
--)
f- uelela, lenl uenluauad lo.rd
loJduJas uolaq
lEIaJad -=+
It.,Pl_PlBda{ ___>
rIsl
tupr
Ut't toqwog) ,QuI :snuru Inluaq uEluo
d
JSSAq
e'(eE
uetuap run,qrp ledup qered ue'ueEar Br,ru .,#jr'll'rfi':il'JilriT'JfiH:r*fio, uBJpr
'qBr.ual turlud tue,( uu8unqnq eped
ludep:a1 uB{B uBI{BlBd 'uBIlBIelIp {lrBl-Bleda{ qBnqas rur rsrs unpe{
uped.e[u(3unfn-Euntn) '
zpdal-epda1 ueelurad qelatag '.etuBl. uolae .uru
0s + lorduras uoleq Fqol qulcpe rapurlrs uuBua
r8Eurl '(urur 0s 0 u,(ulesrur) ueulra4ad leduet rp irpu,lrr-Japurlrs
Joq1ge111 uu3u.;, r{BIEpB
uqu{ar lpn{ uups{uauad apolau nlgns .es1lradrp uB{B usle)le.r uu18uc
tBrl)l ueufreleap e8ng .nf*p efuu
{IBsequar uBp uB{al 1en1 rfnrp lotdtuas uolaq ueuqocrad snqn{-snqnl
ugnlugq ueBr:aq
lorduras uolaq uee$lrJait,ad .
nBlB uB{n1:adrp
'uu4ur8uirp {Bpp efuur
{epll ueqEqrualad ue8uap uBrpnual-uulu/herad uep .lesaq qlqcl
Srsa:te tuern
uBqBq-ueqBq uB{nseued uBqBueru uunduruual uEnl 'lulEuruaru
qlqet ufuuulniu uraa Ilnlnq
uup rHsl 1en1 'uulu1ar '1u1 uBr{BquBuad qalg .lorduras uoleg ruBIBp
e{ ugrr{Bqtuullp tuer
(rsloda ufulusrtu) slraluls-uuqeq ryfunq ufn*as ,rur uu8uelulaq
unqsl-unqq Epud
'{lsq 8ue{ u
uBle^\?e{ uep qepuar 8ue{ sqlllquaurrad 'rE8url Euer uulen:Ie{
tudepuaur uu>1u u[u:rq1u
B{Bur illBq ue8uep lBpetuatu lordues uoleg Bueru{ qelo 'rrc
ue8uap rndureclp redep uerrgc
edruaq nluequad uBqBB '{nqnq edn:eq uup uurndtuec ruulup a{ uu{qequglp
tedep uunruuq (
uBqsq-uuqeg 'uB{Bun8rp tudep uulell8uad
.reprqar. uup .rolelacce. uur{?g .lsqppraq
rldruuq spas ..8uua{.. epolotu upud ueulra8uad qupnuuadureu {upfl
ujnaraul .uolag ueuopad
upud
ledepral Suuf lurers-lerefs nlnuetuaru ulnd snruq uapunErp Euei nrueqtuaa
rr,upr uBr{B;
'r'0
u?p 8.0 eru1ue Ip {qetrel uaues JrB roD[sC .qspual srrrurl -8
uerues Jru roDlsJ 'lorduas uolaq uedepuatuad qeEacueu .euvEr usp
{nluo OsE ereluE
)FlelJal uap,(ueqe{ u?:lBuntrp tuu,( uetues rupu:l uEEuriles .rrn1q 00? uBJqng rclguaur u:pf
sEnI qlqel lordulasrp uule Euu[ usnlnured uultuduprp
luqEunru lurrnsluuas) UceI uereng
uulg)Pued tuepq llBq tuu,( JISBII us{rsuqtuaur rudup pueHod a*qi"r nqB uauras uutuep
Btuqrue.L 'uola8 uBtuoped lllnuetuetu stu?q ueleuntp tue,( ueuras
JBpg)I rrBp uaues
'rupunq {nlueqreq ugtunur
4pfueqes 'lordues-
tuuf uequq qgldp rusu>l rcEarEe undnuu rrsed
wrllnq {nlueq ryeq .uu8rri urtlrrlrrg 'JUsBp uB
6tz @q Jnarus leo uailEqed uap uep/ua@d @teg ueel
220 Pedqnan pengefaan futon

. Pelaksanaan
Pada penyemprotan beton, peranan penyemprot
adarah hal yang sangat penting.
Ketrampilan pekerja/penyemprot menentukan seuagian besar kualitas lapisan
beton semprot. t:
Dalam penyemprotan fartor-faktor yang penting
adararr: ,kt
' Jarak antara kepala semprot dengan permukaan yang
akan disemprot. Bila jarak 'p.
kepala semProt terlalu kecil, maka gaya yang
*rny.rt i beton semprot terlalu besar dt
menyentuh permukaan beton. Akibatnya, tidak akan m
ada tapisan beton semprot
yang terbentuk karena semuanya akan dipantulkan la
kembali (,iebound,). Bila;u,ut
terlalu besar, maka gaya yang (menyertai beton semprot)-
r.ny.n,uh permukaan 6
beton terlalu kecil. Kepadatan dan rekatan tidak ,n.."nuhi.
Sebagai jarak rata-rata a
kepala semprot terhadap permukaan beton dapat diambil
sekitar 60 sampai g0 cm.
. Arah semprot.
Arah semprot sedapat mungkin tegak rurus terhadap permukaannya. ka

. Jumlah air. Br
Penambahan air diatur oleh penyemprot (metode ka
kering). Bila air yang ditambahkan
terlalu sedikit, maka mengakibatkan tidak cukupnya-gaya-lekat ter
aun akan terjadi
'rebound"
Pada penambahan air yang terlalu uunyat,
hilang.
J.uugiuni;ffi;n u*un a

, Beton semprot akan melun.ui tr-n dan iepas


Perhatian: Bahan-bafran terpantul dinamakan 'reboun d' (Gatnbar 7./g). persentase pe
-yang
rebound sangat tinggi (15-30%) don *.ngakibatkan pe
kerja tamtahan (pembersihan). Jadi
penting untuk membatasi persentase rebouid. ba
Ini dapat dirakukan dengan cara-cara berikut:
Perawatan yang baik pada mesin semprot. ke
Jarak dari kepala semprot sampai ke permukaan lal
beton ditentukan dengan bantuan
penyemprotan percobaan.
a
Penyemprotan berputar (Gambar 7.Ig)
Su'iut kepara semprot-permukaan beton adarah
90 derajat. pa
Susunan spesi:
bet
' butiran-butiran lebih kecil memberikan rebound
yang lebih sedikit bet
. faktor air-semen yang baik
der
' penambahan bahan-bahan agregat ringan (lebih
sedikit rebound) seperti abu dar
terbang dan 'silica fume' (kedua bahin ini-memb.JL."lr*r
perbaikan pada
beton semprot baik pada kekuatan maupun
keawetan). per
agi
Ril

(pe
ket
bet

Pct

dih
me
spe
yax
dic
ada
mei
Gambar 7.18 penggunaan yang baik ,l.ari kepala-semprot. betr
I
.uolaq
BfBq epole{ ueEunpullred uu>1Sueqtua{rp nlBI unqu1 ederaqeq ryfas EplrolrlJ BunpuuEueur
Euu{ uerEuq-uer8eq uu1r1uu83uau {nlun JIlBuJellE ru8eqa5 'urlEuntu )teplt qEIBpB
uu8unpurl:ad nule uurq8ur,{uad 'ueeues4ulad lEESrp uolaq ue:ndurec epud ue4.rndtuucrp
(.ro1u1accu.) nluuq uequq re8eqas Bpuolqc-Bppop{c uerpu[a1 {efueq Buare{ >fe,{uug qlqet tue[
ueluos-rad uu{lraquavr (Z't teqll) Bpuolqr qalo rsoro{ Idelal '{lpq Eue,( uelreqrad rsads
uuEuap uuTluu8rp uerpnue{ uup ueleuoqrultuad rurepEuatu r{ela tuEI uolae ue>poltur{uau
uutuap nele 'Eueru IITBsE lBz uuq?uad tunpurlad uesrdel nlens ueguetu uetuap uu{nuaqp
ledep ugleuoqrglSuad uulqgqasrp 8ue,( rsoJo{ 'I't qgg eped segeqlp rrtat luadag
$ilstporrq uotunpugta4
'Euufuedradrp tedep selllsnlreq Euernl Eue,( uolee ruled-esuprl 'roc uolaq
rSoloulal ue8uap Enses lorduras uolae r3o1ou1eg'efta1ad uupllelel uBp uerlr{BalTuepdtuurel
eped EunluuE:eq JBSeq uet8uqas ui(uselrleny 'BpB qelel Eue,( uolaq epud (Sunpurlad)
ugqgqugl uesrdel lrequeu {nlun Teq tuu{ epoteu nlgns qBIBps lorduras. uolag
uuserlSura
'(uun1 rnJunlau ueutlSuntual) to:dtuesrp Euu( uuu>1nu.red uped qnlef
{el uufnq rre re8e
qu8acrp sluetl B{Btu 'ue[nq ucunr eped uuln{B1lp uelo.rdua{uad upg 'uerpnue{-ueluirrurad
epud uuleosrad rEuern8uatu tudep (rsloda u,(ulusru) stlelurs-ugqgq uuqBqr.uguad ?pr
'.punodtuoc EuFnc. nluns uedereuad ue8uap uurpnua{-uelB^1erad
lJeqlp tedup nqr
uoleq Uee{nuued ueuDt8unua) 'sneluls-ueqeq IJoJ nsle SunlueE epual u,(ulusrur ue8uep
dnlnlrp ufuueelntu.rad re8e elnd uelrnfuerq 'lJBq t rqrxas BurBIes rqBsuqrp sruBq uolae
e,(ueueru:1 qelg 'SuFa8uaur uoleq uDllBqHBBuau uurlu 'len[ BJBpn ue8uap re8as uotag
BJBIUB ledac nlelJel Eus,( ueqnluasJed 'Jeseq ueseiatued nl{BA\ eped uu>1lrserlrp 8ue,( seued
'r83u1t tue{ uetues rBpE{ uetuap ueindurec nlens r{EIBpE lorduras uoleq Bueru{ qatg
uE!pnulaI-uElBr.LBJad o
uBn
'(.Eurqsrug.) uelesala(ued uusrdel Brt$le {nlun ryeq 8uu,( rusup uesrdel
uultudeprp eSSurqes sneluls-ueloso8 ue8uap >losoBrp tedup uep ue{tordurasrp qESBq usupua{
:tn>
uIBIep lut sBlBJel uusrdel 'r33up qlqel Suer( uaues repe{ ue8uep snlurl 8uu,{ uesrdal ueqeq
uulto:durasrp rnpprol lo:druas uoleq uesrdel {nlun uerynfuelq .3ur1eo1 nsls uesnpq8uad IPE
essl
4rerusalefuad uesrdul BJI$le lraqp nlrad Dleut 'ue>lur8urrp ulc11 qlqet Euu[ uuelnturad
utl8 'I{utBs?ur uP{Bdn:aru {Bpll tut eful'unurn 'rusu1 nlBlas lorduas uoleq uBB{nuJad
uB)lr
uesnpqEuedfrelusala.(ue6 .
IPB!
.Gt.t nqwog) uulr
Ipe[al
ledup ue8uelnl Euoplaq rp e8Euor-eBtuor uep uelslarad rpe[:4 untrgtunrua{-Bpn '*rt
-qellp )tel lul u1t1 'Euuluq-3uqeq Euqrlalas rp ueryorduesrp nlelas srusq lotduras uoteg
'urur 0OI IrEp IIJaI qlqat 8uu{ ue8u!-ruf Jsqal ue4dureuatu uu8uef re8u qrlrdlq 'uoleq uBE{
-nuuad uup ledal SueI ryruf epud Euesudrp raltue-ra18uu uunlueq uetuap uu8ueln; 'tu3
ue8uqnl uuEuuserua4 o ElBt-r
UEB{
"(lnsns uuEuutq ueqeuatu) uaplqalrp ledur Euef uutuupl uetur:uf 'uru 0S g
0t lrep qlqal 1ulol pqq ellqedy 'rudecral uuqdul usleqale{ 1elor Jedues e{u1n1!raq uesldul {BrB
uqn>IBllp dnlnc uusrdul UBn>1e>Ia>I qstelas .uru 0Z pdues :pta ueufra1ad uped uup ruut lordu
JBseq
0I uuleqalel pdtues tunluetrel uuufralad uped u,(uurnun .tuqulaq a1 tugpu nqu uudap
e1 tuppu '(EuJpqp) {pEa uue[.ra:1ad qe:lpdu '(upda1 sslB Ip) ..rlupetueuaru.. n1; ueepa:1ad rynf
IIu:pdB lupud tuntuetrq upl eretue gul 1eurl$teur pqel 'lqnued q tudup tue,( rreluqae)t
'lordr
1urul$lpur edureq rudutus pqAetuaul uBIp ufuuuuep8uad uu:FusBpJee pldure,(ua4 'unu SI
ueqdq luqal leruluFu lnlun{p uqnsn,(ued uup uetupatuad uferpq uetuap uEIIB{raE 'tupu
uBsldE IBqeI .
tzz wtq narus pao uapxyed uw aqsnaEd uolq
r
Pc
222 Pedoman Pengeqaan Beton

ya
*letode yang balk lletode yang salah
Ap
(penyemprotan dekat dengan (penyemprotran terlalu jauh dari
permukaan) permukaan)
dir
Pa

,/ Pri

@ @+- ele
ku
\ rid
an
an
oleh kecepatan yang tinggi oleh kecepatan yang rendah Ur
dan arah yang berganti-ganti spesi tetap tinggal pada batang jut
(menempel)
Se
sel
sel
Pe:

isian sempuma di belakang isian tidak baik di belakang


batang batang

-:Il':5'
'.::'.. .'..
t,;,",;$
<--
.:'..'.::\
.::'.".:i:
:-.,....:.'
<
oleh cara penyemprotan, batang di belakang batang terdapat
pada saat-saat terakhir bahan-bahan yang berpori
masih belum tertutup

<_ -

-+

penyelinrutan batang yang baik 6"1,


penyelimutan batang buruk dengan
kemungkinan peretakan
san
dig
Gambar 7.19 Penyernprotian beton di sekeliling tulangan. den
undnuur rIB sBlB Ip IISBqraq ueEuep uu{n{ulrp ludup
1s1a[u1 'srlalurs-ueqeq uprnduruc ue3uap
utnf nelu (s1talurs-uBqPq uBl{Bqtuel eduBl nule uuEuap) rrec rsadi uaues uBtEil ueleun8rp
1s1a[u1 uBrIBc re8eqeg 'e,(ure8eqes uup lelaf 3ue{ ueroce8ued ue8unqtues .lrxuel rel3uus
'uu>1ela:ad uJelEp ar uuuurat uu8uap 1s1o[u1 uerrec-ui;lnlJeruaru uu)irugrp uris4cfurBua4
ue;s>1a[u;8uad C.I.9
'EpoiB{ ue8unpurped ualsrs nlens srletua{s uBrBqwBC
OZ.2, TBqruBC
EpouE
lo,lduras uolaq
lnle6ued upp JnIn.lplp
snle elerad teanesbd
ueefte8ued uped rypoFad uelo4uoEuad
ledal fluefr, sruB lBnI rnlutuaur uep ualsrs
ue8uap uelSunqnq8ueur uep (02'l nqaog) rsr8uad s',, u,p leqq-laq'{ u,pfutele.u
dntnuad uesrdel ueduauad
uelqarad uep ruseq 3uuqn1-Eueqnl uersr8uad
sudal Suef uur8uq-uer8eq uel8uepq8uau
'uBuuralrp 8ue,( dnlnuad uesrdel eped uulerer DrrBqraduau
{nlun (ueruur,(uad ue8uap ueqrFd) rnl1n-r1s depuqrat u,(uunlaqas-uelu^\e:ad
:ln{uaq re8eqas selSurrrp lgdep epolal uetunpurlrad ualsrs uetueseura4
'(s:1ete1 u,r{BquBuad ueEuap ueurl8unual) utu
0e Fqeles lo-rdtuas uolee rsrdelrp ufulnfuelas
uBp uoleq eped Suusedrp apouB rualsrs '(snre u?{nsEuad) uEuqurel q"nqes
IeqB{ Ilul
uup tger8 uutst uu8uep sllaluls IaqBI nBtB uBIBunErp unruelq seE uollesrrurp spouR rn3nqrg
uetuqnt ufeq upud Eturatu u.rcces uu:Fnlusrp epolml ue8unpurlrad reEe
lsaurg lerundtuau e3n]
epouB IuelsIS 'ue3o1 Sunqnqtuad ede-raqaq u?p tgurE 'urlntu uruEol uuleun8rp rur {qun
'slqeq Isoro{Jel IUI epouB eduul tuns8uepaQ
tudup epoue ls{BeJ nlens Buuur uped snre
-rqueq8uad !:ep ulprel IuI epouv 'uu)Hulellp nruq 8ue{ apouu uu8uap uul8unqnqrp srug
slerad lemesad Jplsod qntn) 'apoue eped rpu[:a1 e(ueq 'uuln:e1 uped uor-uor rEel upe
IBpp
ryuf 'epolel uu8uap I$[BeJaq ..?s4udtp.. Jug 'e[ug 'sn:e elurad lellesed pnp gltr3ru qnrrut
eped uutuelnl uulSunqnq8uau uutuep lpuFq rur uorUale-uorDlale uuqequBued .uor{ela
-uoJDlele ueqequuuad qelo uolurunltp efeq prsualod quppe srpolal uetunpurlrad psp
drsug4
'u[uq uped p8Eup delet uorl{ele-uorDlela uep rurn8uau us{B rseq uor ulBI slg)I uuEuaq
'_el + *eg3 ?eg.z r$lear Inqurp apoue uped .r.1, ruqruug eped
u6lll3qule{lp spolBl ueEunpu[red ude stnlelr uelsulefuau
{nlun 'rrB{rlueryp nglg qeEacrp
tudup ufeq rsoro{ Buuru uu8uap ErtulryorDlela {1u{e1 nlens TIBIBpB slpolg)l unaunpullrr4
inry slPotrtl uoSunpuryad qa40dy
'Isqueuo asu; epud Epureq qls"ru 1ul )tJu)tel .apop{ uuEunpurlrrd ntp,{
ufeq rsorol r8uquauraru rnlun ruuq :llulla1 ludupral uuresed
lp ,nqo ,an rq"q ,irps
ezz uotq )narus yeo uelleqted uep uepae@d ttol(l
Pedoman Pengo/aan Beton
224
v
di dalam air. Untuk penginjeksian dapat digunakan peralatan tangan atau dengan peralatan p
,,,,,puran semprotan y*g-"rnggih. Untuk penginjeksian dibagi dalam dua metode kerja 2
yaitu injeksi melalui lubang bor dan injeksi permukaan.
. Injelsi melalui lubang bor 6
Contoh:
pengamatan timbul setelah di dalam dinding terdapat retakan sepanjang sekitar 300 v
mm (diulur dengan ultrason). Dari penelitian selanjutnya disimpulkan bahwa retak harus d
diinjeksi. pertama lubang dibor sampai atau sedikit menembus retak, kemudian cairan
injeksi di bawah tekanan dipompakan ke dalam' p
penginjeksian dilakukan terus sampai cairan injeksi keluar dari lubang bor beriliutnya. t
Setelah iubang pertama ditutup, penginjeksian dilanjutkan melalui lubang kedua
dan p
seterusnya. Jika ietaf telah terisi, maka pada lubang terakhir dapat ditempatkan sebuah p
selang yang diisi dengan cairan injeksi agar memungkinkan pengendapan cairan injeksi-
Bila cairan belum *.ng.rur, maka pada retak yang lebih kecil masih dapat terus mengendap. p
penginjeksian retak-retak sampai sekitar 0,1 mm dapat dilakukan dengan baik. p
Hasil injeksi tergantung dari:
viskositas (kemampuan mengalir) dari cairan injeksi 6,
bekerjanYa kaPilaritas beton
temperatu, ,uirun injeksi dan beton. Pada temperatur rendah cairan injeksi akan kr
lebih tebal tr
waktu cairan injeksi mengalir, ini berhubungan dengan kemungkinan pengendapan h
di dalam retak-retak kecil 6.
tekanan di mana cairan diinjeksi.
Bahan cairan dapat diberi tekanan rendah (0,1 MPa sampai sekitar I MPa) atau m
diinjeksikan dalam trkunun tinggi dari sekitar l0MPa (l MPa = l0 kg/cm2). Hal yang Pi
p"niing pada bahan cairan adalah dapat diinjeksikan, yang mana memberi pengisian lebih I
Laik, titapi harus diambil rindakan-tindakan tambahan. Ingatlah pada lubang bor kedua dari
contoh. Cairan injeksi dengan tekanan dapat menyemprot dari lubang ini. Lubang-lubang
yang terturup memberikan kemungkinan udara yang terselubung gol -sebagainya. .Juga
k
P:
le-rngtinan tak terpikirkan bahwa gumpalan beton oleh tekanan injeksi tertekan lepas yt
atau karena isian retak-retak justru makin membesar (Gambar7.2I). Penginjeksian sangkar
kerikil dengan cara Yang sesuai.
FX
y2
al
o

3(
de
di
ya
ju
ke
Gambar ?.21 Kerusakan oleh injeksi tekanan tinggi. di
di
rt''
. Injeksi permukaan b
Suatu retakan yang ditemukan sampai pada sisi luar dindipS, maka pertama-tama retak ke
pada bagian luar ditutup. Pada penutupan ('seal') diambil jarak yang teratut antara titik-titik Pe
injeksi. Iarak dari pusat ke pusat injeksi tergantung antara lain pada besar retakan dan
'(t't'g) uoleQ u
uuulnuuad uqemurad uuEuap rnlnquprp snrurl efus ruuat ugpgqred
'JuIBqJal lunleqes uBBpeatnu:1tup uped unlllequelrp
ledep uule^reel upp uggunSal
I
)
'ue1un1e1 eE8urq gpqredp urx8unu uerergqar lgqplu uolee ue{Bsruer uu>1u,(uuqa:1 ,rusaq
{Bpp.3ueJ uere{uqer BpBd 'e[us ue>1r1uu8rp nElB rxreq:adlp ,n11q, qe)1gdg uu>1sn1ndrp
ue>p 'peftat Suef uuruleqel uB{BSrue{ Euqual uereque8 tedepuatu dqnc uep uslraaip
JrUIruls qrunlas qelalos 'ua1qr1nd.lel {sl uu8unlSualed uotaq efuq ue8uetuud:ad ueull8unurel
usp uoleq uuqecad qeto rBseq uBrB{BqaMeFa quleles efulesrur 'plue1 .Burtuad e3nf
{nlueq uuquqnred'ueqeq IBJIs-lBJls Eurdtuus !C 'rnteradual ueqeqrud lBqplg Incun1II Euef
(rrc uulorduras uup rdu) relar Eueru{ loJluo{rp uoleq efulnfuelas 'unlrolgroqel rp ue)l"rlp
uelpntual 3ue[ JapuIIIs ueroqurad nslB (.raueqEuls trua1.) uelnluud npd uuntunq urd,urp
Iorluo{rp ledep uu{al lBnx '(unrnuau uB)tB) uoleQ nlnu uped 3un1ue3ra1 uB{al tunl 3 *,
sslu I(I 'uoleQ ue{al lun{ IEIIU quqn8uau uu)tu )tepll og0 rcdues uolee ugseugurad
J
uolafl
'trBIIBquIBl uutuelnl Suusedrp usurx8unuey 'rqnueruetu qlsuur JnDlruls
uqgn{al qg)IBdB
loquoEuau {nlun IIBqLua{ uuEuntrqrad w{n:1utrp nlrad BIrq 'runlroluroqel rp ue>pedeprp tue.,(
IISBTI
IJBO '(+rq uurfntuad) uetuelnt ederaqaq uped urn]rolgroqpl rp upeqorrad-ueuqocrad
uolqnlnqrp deta tue{ uBlBnIeI uutue[qe1 rcue8uau uensedal uuryedgpuau
{ruun
'dclat Suer( JB
uBlenla{ ue8uelrqol ueurlSunua{ uq8uug:adrp srueq ur8urp ueeftaSuad efuq sruaf Epud se
'qeqtual qllnd ue{E sBued uusep8tued efeq sruef-sruaf 'ueur8urpued qelalas :niulnlprq vB
rnluradural uB{rBue{ ue8uap SuHras urunueur uB{B q rfr" 3
J o00S ssle rp uolag rt tBnX
uofeq elefl . IJ
'leqlllp uuqeq IeJIs-IBJIS u[u1e,nu BpBd rll
'ssrsJal tuef Jnl{nrs ueuunSSued reua8uatu lgqrseu elurura(u 3
nu
Inlun teqlseuad IJBJuau uu{u rruIruls Bruqrlarua{ .uereluqa{ lsqqg {Bsru JnDl11;ls BIrg
uBre{Bqal lBqplB uoleq uB{Bsnra>l z.z.g
'ueqelalal nele qrqelreq 8uu( ueqoq
UBt
eped uuququrBl rnl{ruls uuderauad uglqnlnqrp r33up 3ur1e4 'uolag r$lrutsuo{ ue8unpurl-rad
'I'9 qBg uped ueseqequad ue8uap lBnses JBseq uer8eqas uBIrBqJad 'usulnu.ued uulesrual
ug:
uu>1udruau e,(uunun eped srup{aru qnre8uad-qnretuad ieqqe uolaq ug{esrue)
slue{etu qnre8uad-qn.re8uad IBqHE uolaq uB{Bsnray 1..z.g
'uuryeqred
ePolau uederauad uuuqEunua{ uup uoleq JnUuls uep ufutunleqas-uelu,nered uped
rrB{rlBrncrp wJlBqred 'lnJuntu SuFas 8ue{ u?)psruel uderaqaq sBqBqlp uB)lB rur qBq Eped 'de
.IS)
'turtuad
qB
ueuered uB)lulBtuau efeJq ladsu ufes nlual usp uslerlasal ladse 'uutugsetuad4reuueslelad
uBrlupntua:1 ufuJFgy 'uuqqrurad uBl
rBssp pefuatu sruBq Euuf u4BJIsaI {nlueq lur Inlun
'uuUusudlp d[us nruq Euu[ uuquq-uet{Bq reuaEueu epd EuFas .(uqamuag Euetuud '?f
ldelaI
ultuef epoFad lrup llsstl-11seq uup ueuftaEued ueureptued ueryusepraq Euuas uurlllld '
UBJ
'ggsarte 'ququal .tupa4) uutumltu{ rse{ol uup
sru1
rtunpqFp Euef .rgsup ueqdel selllBrul .Eueraslp tuer( uu>psruad upud tuntueErel qlgdlpSue,(
Eusur uBrIBg 'uuq?q :pfuuq Brpa$al uolag lqrusuol (ueileqrad) uuEunpulpad upu4 00f
. uoleq !$[lrlsuo{ uB)IIBqred cg
'uapgEulslp rdup ..FeS.. p1a[u1 uernac uesuratuad qBIelaS .eilN
?,
Jglliles pdures Bdy{ I'0 IrBP
mlglp ludsp pryfq wuu:Ial 'ruBIBp lgar)Flat uurs:lafuiiuad efra
uetuap lBnses {slat-{qeJ uurslafurEuad epal BJBo rrurpnuey 'lqe[q uErrEJ uBqeq sqlso{srl usl
9ZZ uopg narus yeo uelmnd uw uepaebd uon
Pedoman Pengeq'aan Betqt
226

Metode perbaikan yang sering digunakan:


pembongkaran bekisting dan Pengecoran II
pemelesteran (perbaikan permukaan yang kecil) dr
penyemprotan (perbaikan permukaan yang besar)
Kerusakan yang ada bila perlu akan diinjeksi p
6.23. Kerusakan beton akibat chlorida di
Bila permukaan beton menunjukkan retak-retak, pelupasan penutup beton dan tempat-
tempat karat terbatas, penyebabnya harus dicari pada kerusakan chlorida. Struktur beton
ke
harus diteliti pada kehadiran chlorida. Bila diduga bahwa chlorida muncul diberbagai elemen di
struktur, pertama harus diteliti apakah perbaikan masih mempunyai arti (mungkin dengan
perlindungan katodis) atau elemen struktur diganti. Setelah penelitian yang luas pada jumlah bi
chlorida yang telah masuk dan sampai kedalaman berapa chlorida berada dalam beton dan b(

dengan memperbandingkan biaya, dapat diputuskan apakah struktur beton akan diperbaiki.
Pertanyaan masih tetap sampai berapa kedalaman beton harus dihilangkan/dibuang. Bila
sebelumnya telah diduga bahwa tulangan terkorosi (Gambar 7.22), dianjurkan agar beton
di sekeliling tulangan dibuang/dihilangkan, batang dibersihkan dari karat dan dikontrol
terhadap 'pitting'. Sebagian atau keseluruhan batang yang berkarat harus diganti. Pada
penyingkiran beton dari baja tulangan yang mengandung chlorida pekerja harus diberi m
pakaian pelindung. le
koresi sumuran
al
yi
yl
al
benryarna coklat si
hz

Gambar 7.22Kerusakan beton akibat chlorida.

Pada chlorida yang masuk begitu dalam, tidak selalu perlu beton berchlorida itu dibuang.
Bila chlorida telah masuk sampai ke tulangan, maka pada perbaikan spesi dapat ditambahkan
inhibitor. Inhibitor-inhibitor itu adalah bahan pembantu. Yang paling sering muncul adalah
Calcium Nitrit (Ca(NOr)r) yang mencegah perusakan lapisan oksida pelindung pada baja
tulangan. Ini menjadi jelas bahwa ada cukup inhibitor pada tulangan.
a

Pada perpindahan chlorida ke tulangan akan dinetralkan oleh inhibitor. Dalam hubungan Cr
dengan ketidaktahuan mengenai kerja awal dari inhibitor, perlu ketelitian pada penerapan.
Setelah permukaan beton dirawat, struktur dapat diperbaiki dengan memplester bila kerusakan D,
hanya muncul insidentil dan penyemprotan bila kerusakan muncul menyeluruh dalam m
permukaan yang luas. Bila permukaan perlu diselesaikan secara estetika, dianjurkan untuk (c
melindungi permukaan dengan penahan chlorida atau koating. b,e

6.2.4 Kerusakan beton akibat pengkarbonatan


uc
Kerusakan beton akibat pengkarbonatan dapat dikenal pada permukaan beton dengan
be
retak-retak, pelupasan penutup berkombinasi dengan bintik-bintik karat. Bintik-bintik karat
di
ini hadir lebih luas dibanding pada kerusakan akibat chlorida (senantiasa korosi yang terbatas
da
'pitting'). Perbaikan kerusakan pengkarbonatan dapat tergantung dari tempat-tempat muka
p
pengkarbonatan bervariasi.
uBAueC 'r8u1 relnrulp uB{s uu8uulnl eteq epud uulure8uad 'pca1 Bue,( Burluol uelusnred
BpEd 'uuEuu1n1 upud p33up daet uB{E uuleuoq:u18uad B{nu rdulaa 'uel8uuFqtR ruanp
..uB{BSrua1.. qeqa,(uod 'uese pz dupvqtal Bunpurlad Burtuo{ ue)plelalaul ue8uaq .un18*irurp
siuEt{ u'-rloQ trlclep e{ LIIBSU 1ez u,(ulnseru qeqar{ua6 'iu.iex-req efeq 1rESBlBreq
4n1un
8uu,{ uuutlSunue{ EpB E{Btu 6 > Hd BIIg 'urunuoLu uoioq uuurusEe{ teferap
Iuls IrEp ,rnp.
rndel 1u4r3uatu uup uolaq ar {nsBU 3ue,( tuusu lez qelc uuxleqqerp uqeuoq:u13ua4
',,|uot13uollqV snrDq lsostuoqrn4il Suot uopq tlDlDdV.,:r{BIepB e,{uuue,(ueuad .tureryaq
lpllpas e8nprp B{nqJel 8uu,( Eu4ug 'ruru 0Z Jusaqes uBlBuoqrBlEuad tuBIBC .GZ.t nqurog)
tuul 8[ Jpseqes ueu1u,(ua>1 r.uulup uolee dnlnua4 .uelguoqJu>18uad
u,(uuelep ruua8uau
uuEue.lala>1>p,(uuq qlqel ue4edepueu {nlun l1ulop BruJes ues$llretuad uulqulau uu{snlndl(
'ue>1ula:ed lPeFel rclnru qulal u8nprp ledural uderaqaq eped '1ensr^ ueus{lreuad
BIrleX '
:qoluo)
ue8uelnl epud redtues uuleuoqru>l8uad B{nHI o
v
'rsBsruoqrel-ra1 Suud uolaq IsBsrlE{lB-aU f4.l reqtrrBg q
u
'(uo) eo
ueleuoqre>16uad
ueelnu:ad
1o.tduras uolaq
Ouenqrp uolaq
'6 IrBp qlqal gd utreq
rcdues {IBu uB{B nll uelSuglltlp tedep {el tuer ugp rsesruoqrg{rel tue{ uolaq Bsrs-Bsrs
IrBP uBluBsea>1 lefuraq 'ue8uuqtulese{ rcdecral redtues uor-uor ueqepurd:ad rpefral uB{B
rsBsruoqrB4rat 8ue,( uoleq uBp..lBqes.. uolaq uuseleqrad ?p?d .tt g gd ueSuap
zl {lBq Euer
uoleq qEIepB ue>pplellp ruuq Suuf uoleg 'OZ't nqwog) rsusrlulleer rpefta1 uB{B rugq Eue,(
(:a1se1d tsads netu) lorduras uoloq ueuas uuls{r uu{{Blaleu ue8uaq 'Tued {nlun uesBIB
BpB {Bpll 'uBqrunlesal Brecas uelSuulrqlp tedup rsesruoqrelrel Suuf uolaq BUg
lepll
'snuouo{e qlqet
rpefuau lorduas uoloq uulelarad ':usaq Suef Suq8url tuBIBp uuryeq.rad BpBd .ralsaldureu
ue8uap uelqrlndrp tedep ue{Bsnre{ 'llca{ 8ue,( dn:18ur1 ruBlBp uelruqrad BpBd IJa
BP
'uu8uu1n1 rleAralatu uBlBuoqrBltuad uBe{nurad g3.l rBqurBC Ior
uol
BIIT
'ptl
lElloc euJei Joq uBp
rltulq-x!lu!q
r{EIt
ueB
rleq Ourgrleles p
leJE{
ue
ueqrsraqurad
uol
-ted
'reupd ues$q lreqlp uoteq uuulnuued nqe e[eq uerynlnqry
nDls^\-nDIBmeS 'u,(uunlaqas lBlt\?JlP sttrurl uoleg Eursgad 'loguoEueu
{nlun uetunlqrad
mIqBIIp stuBtl rnDluls uBlBn)Ie{ B:lstu 'Euurnlraq B[Bq Euqug uutuolod e11g
(.uapqqgt.) 1we1 ueo
u?{Weraqp sruBq rqplas ry ueEuulq BEnf 'uqtueFqlP srugg usluuoqrg4Eued rueptuau
tue{ uolegB>lsut .uetuu1n1 uudep p
pdures q?14 uslguoqJgl8ued-u:1nur upqedy
(t7't nquog) uutuulnl llB,nalau ueleuoqrerl8uad u:lnl{ .
LZZ uotw nurus peo uaileqed uep uepaepd aopa
Pedoman Pengeqaan Betm Per
228

Pec
din
sedikit berlrat Pal
beton semprot mel
permukaan yar
pengkarbonatan seb
der
dan
Gambar 7.26 Pemeriksaan detail dinding.

memasang lapisan beton semprot padat setebal20 mm, zat asam akan dicegah masuk. Oleh
re-alkalisasi juga derajat keasaman sebagian besar dari beton yang terkarbonisasi akan naik
sampai di atas 9. Oleh lapisan beton semprot "padat" masuknya air (perlu bagi korosi) ke
tulangan juga dapat dicegah. Bergantung pada korosi yang telah terjadi di baja tulangan,
dapat diputuskan permukaan beton diberi lapisan beton semprot padat setebal 20 mm.
6.2.5 Perusakan beton akibat air tanah yang agresif
Perusakan beton akibat air tanah yang agresif menyebabkan kerusakan yang cukup
besar. Terutama kerusakan-kerusakan pondasi di jalur pantai (air laut), gudang pertanian,
pondasi rumah kaca dan lain-lain. Perusakan beton yang banyak muncul akibat sulfat akan
dibahas di sini. Sebagai contoh diambil gudang di kebun dan gudang taman. Di sini dapat
digunakan tiang pondasi prepabrikasi 150 x 150 mm2 (Gantbar 7.2A yang pada sisi bawah
dicor dengan beton 1:3:5 (sekitar 400 x 400 mm2). Oleh penggunaan pupuk yang mengandung
sulfat untuk menumbuhkan tanaman, air tanah akan terkotori. Karena kapilerittas air tanah
yang agresif pada beton akan meresap ke atas (Gambar 7.26). Pada ketinggian muka tanah,
air menguap dan sulfat tertinggal. Sulfat-sulfat ini akan bereaksi dengan aluminat semen por
sehingga terbentuk'ettrigit' (perbesaran volume 2,5 kali). Batuan semen akan saling tertekan ker
sehingga ikatan akan lepas. Juga kemungkinan tulangan berkarat menjadi lebih besar. Sel
(tal
sen
dip
setr
ma
ka)

7.

bet
yat
ole
bet
unt
Gambar 7.26 Beton 'poer' pada gudang di kebun.
ala
me
Dengan bantuan penyelidikan dapat ditentukan beton 'poetr' yang mana harus diganti ake

dan mana yang dapat diperbaiki. Penggantian beton poer tidak akan meminta penjelasan bar
tambahan. Pada perbaikan, pertama-tama gudang harus ditopang lebih dahulu, kemudian yar
per
menggali pada poer yang akan diperbaiki digali.
'unlueJJal 8ue,( uelere,{srad-uelure.(s:ad ue8uep uurfuefted
ue8uep lunses gruqradurau ue{u ueuqusn-rad B^\qEq qe,(s 8ue,( uee,(ecradal ledeprat Suef t
e/l\r.[Bq IUEraq uunlu8uad '..In{elp.. qelal 8uu,( ueuqusruad r8unqnq8uatu 'uotaq ueun8ueq
I
-uuun8ueq uelerrrurad uuuuuslelad uep uedurs:ad lues uped BIrq uEuRUef erila leciupuau ue4u
1a,(o:d e1o1a8ua4 'uBeqesruad Ip uuluun8rp 8uu,( apotou uep uu>peqrad lelu-lple 'srueleru
u?1usrua>1 teua8uatu BlpasJal Suer( uenqqe8uad uulderouau {nlun leJnqruls 8ue,( 1ep
ruBeqas lerllllp u8n[ tedep lul uunlu8ua4 'uenle8uad uurnle8ua4 uulSueqtua8uaur {nlun
ue1:nfuurp'uulruq-rad sulrlun>I rnln8uetu {nlun'uelnluauetu 8uu,( usBuB$[BIed selrpnl'uoloe
uelreqred uulusruad eped u8nt B^\r.{eq sulef rpefueru UBIV 'pllel {Bpp 8ue,( uEBuesIEIed qalo
uu{qeqasrp rpuftat 3uu{ uoleq uB{BStueI elutunurn B^\r.leq sulef rpefuetu tudep epu 8ue[
uelupurl IJB(I 'uoleq rnl{ruts uelreqred uep ue8unpurl:ad eped uulepurl euururu8eq uep uoleq
uu{usrua{ Inluaq re8eqreq reue8uatu ueruqtue8 ue4edeprp qelat nlnl{Epral 9 qeg spud
NO.Lgg frfiflllVEUgd VGIfd SV.LITYOX AI\i1UIIJ,VCNfld 'L
'3ur1eo1 uu8uap rdnlnlrp4sldegp lrerl ?I qelalas uolee uue>lnuuad qrunlas uerynfuerq 'n[u1
3uns11aq ue8uap uDIn{BIrp tedup rensos 8uu[ erec ue8uaq '8urleo1rp ludep scle ISIS u{Etu
'lrer{ ,I su:a8uau r{Blel uolaq ellg 'llequal ue{lepedlp uep r8ul rsrrp Sunqel nll qelolas
'uu>1nsn1 ue8uap uu>ltupudrp uup rsads ue8uap e,(uqe8uaas rsrrp trerpntuel 8unqe1 'ue4upedp
IlEq-pBq uep qeuu1 ue8uap rsrrp 8unqe1 3ur1r1a1as fC 'ue8unqtues Inlelatu rtle8uau uaruas
rru qe8acuau Inlun leder dnlnlrp Sunqur uuSunqtue5 'rfe8:a8rp u{uueqe8ual 3ue{ lSunqur)
ruru 0SZ 0 top edrd reledrp u,(uunun rurs rq 'reod Inlun Surlsgaq lenqlp e,(ulnfuelag
'uu{qnlnqrp 8ue{ ?rls{a ue8uelnl tuusudrp uerpnual (guq t qelelas uelefueqa1) sural u
dmlnc Inluaqrp ruuq 8uu[ uolaq-do-rd ellg'VtJ repel lqrpes Sunpue8uatu uetuap pueluod u
Sueqral nqu uauas rop,( uuleun8rp 8ue[ uauas sruaf elnd uelrnfue1p u,(uunlaqag 'q
qr
'.raod. (uqaq) gsepuod uB{rBqrad lZ'L TBqtuBC 3r
TI
le(
UB
*# 'u
1- d
uu I qeuq uElnued
0oz 'u!u
'ul
e{
{F
qe
'Ue't nqwog) ruuq uolaq uep
BruBI uotaq BJBIuB IlBq ururef.ra1 uulelar u,(edns 'utu 691 pqeps ruBq uoleq uustdul uuEuap
Joclp uotaq-dord uurzpa4 'lelnurrp pdup ruuq tuu,( raod uanoceEuad e>lutu 'ufurunlaqas
lu^rurlp uoleq Bsls-Bsls tIBIelaS 'pwt1p npad BIIq uep u,(uuqurul lo$uolrp Blnqral Euu,(
uetuulnt uBlpntue;'ufuuuryuqrad qepnruraduaur {$un uu1p,(ueqa1p1 'u,(uuoltuulgtueru
{nfun uerynfuerp uEnf detat 'tll1pes luttult tllsetu uoleq ufurepuua5 'teqedplud
ueEuep ufupspr tuunqp sruurl {Bsru qBIa tue,( uopq-dord sqe 1p uotaq qpur {pstulp
unleq uotaq-dord u:Uf '(qluqredrp) nuutrp npad raod-uo1aq Heleq (uuryrasraq) qurd
qepnu uotaq-dord egg 'npd uu>llmlnuau uetuap IoRuoIIp ..uolaqdord.. Btusuad
6ZZ uopg narus yeo ua{ecyed uEp uapaued wlc
230 Pedoman Pengeqaan Betqt pe

8. PENCATATAN PEMERII(SAAN STRTJKTT'R BETON


Pemeriksaan struktur beton dapat dilakukan pada saat yang sama dengan pemeriksaan
yang telah ada seperti pekerjaan pengecatan, instalasi, pelapisan jalur dan sebagainya.
Pencatan sistematis dari temuan-temuan selama pemeriksaan adalah sangat penting.
Pemeriksaan secara teratur diulangi dalam beberapa tahun dengan diselingi istirahat. Hal ini
untuk meneliti proses kerusakan beton yang lambat. Pemeriksaan visual yang teliti dari
permukaan beton adalah cukup untuk menetapkan apakah struktur beton masih "sehat".
Dalam hal khusus perusakan wapening oleh chlorida.
Penulisan pemeriksaan visual dapat dilakukan sebagai berikut:
Gambaran pemeriksaan suatu bagian bangunan.
Bangunan:
Alamat:
Kota:
Pemeriksaan beton luar pada elemen-elemen berikut:
Dinding
Kolom
Balok
Lantai 4

Tangga
Galeri dan balkon
Konsol
Dinding pelindung
Pinggir atap
Pengaliran, saluran air hujan dan sebagainya

Setiap elemen dikontrol pada:


Pengelupasan perrnukaan beton
Permukaan berpori
Retak-retak halus, retak-retak lebih lebar
Perubahan bentuk luar biasa
Sangkar kerikil atau gelembung udara besar
Bintik-bintik karat
Pelepasan penutup beton (tulangan kelihatan)
Lubang-lubang, saluran air
Kerusakan mekanis
Keadaan sambungan, peletakan, siar dan lain-lain.

Pengendapan kapur
Pengotoran (ganggang, cacing, jamur) Harus diberikan secara teliti bagaimana
pemeriksaan harus menilai kualitas. Apa yang dinilai oleh yang satu sebagai kerusakan
ringan, dinilai oleh yang lain sebagai kerusakan sedang. Jadi penilaian dan jumlah kerusakan
harus secara jelas dicantumkan (mungkin dengan memperbandingkan pada pemeriksaan ke
terdahulu).
Sesuai dengan laporan pemeriksaan dapat diputuskan sampai frekuensi berapa
pemeriksaan visual atau sampai mana penyelidikan lebih lanjut.

Penyelidikan umum lebih lanjut


Diputuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, maka pertama-tama riwayat dan masa depan
bangunan harus dipelajari.
(ueqequq) ur1s1a-uele^rerad e{erq
ueurx8unua{ uBp ue:lruqrad eferq
Ie)tsutd uped uenttuet
uuryeq-rad uenl.radal
uBuBtuBe{
uelur8urrp 8ue( pled-eseur esrs B
:ropf uuryleqradlp lnII luun nFed
'uulrreqrp rcdep uulreqred lBqrsuu u>luru 'uelnlualrp rIBIal uu:lesruel
u
qeqaluad BlIg 'uu>psrual quqa,(uad uu{nlualrp lnfue1 qlqat ueryprla{uad ue1-resepreg
u
lBJlns us)lEsrued u
BpFolqr ueEunpue) BU
(sutlsorod) sarlrqeauuad -
uB{el lBml - uolag sslrlPnx
uulusalad4reJnlual 8un1rq8uay.1
Hnluru uolag
{qar qErv
{Blar e{uuelep uep reqal rnln8uary
leJelreq 8ue{ ueBuBIu IrEp Bsrs Jalaucrp uu{nluaual4l
ledualas ue8uelnl eped wqequalel rEpBX
(utaplyloua;) ueleuoqrelSuad uEurBIEpeX
(.tppuqcg nlBd.) uoleg sstrlen)
(ralaus8upgep) ue3uu1n1 lulal uep uolag dnlnuad ue{nleuahl
(n1ed) uolee uuelnured 1o1atua61
1nfuu1
qlqel leduatas uu:1rp11a,(uad
ue8unlSurl uerleqruad euecua-r
uunfn1 uequqrued EusJueJ
ueuntuuqued euecuar
re>1ed-usutu Euscual :uedap-ese;n1
uBBSIIJaurad rrlnu:oy 1eqr1 :3uere{es (uuepua>fl ISEnUS
uelreqrad ueunltunrual
uetunltull uuqeqruad
uuunEuuqutad
ueqaq-ueqaq uup uureleued ueuler(ua1
uuruluurad aseg
ueEunlSurl
rc1ed-useur utrucueJ
ueryuqrad ueuuequlad
uurpnrue{-uelutrered
uopq uerocatued
uutuelnl '..lBq
tupsqaq sslllunl
IJEP
ruquut rrcp JnD1ruls ustuntg.pad
Iu! Ist
uoleq dntnuad 'tupu
uetuqnt 'efurr
uopq sglllBruI
uB?$[
uopq uBunsns
Flseq uenluauad :ruBq ueuntueq rrBBrrBstBlad
lez uotq narus peo ,taileqrod aap uep/uatod uopg
Pedotnan Pengeqaan Eetan
232

biaya-biaya lainnya (penutupan bagian dan lainJain)


penjualan gedung dan pembelian gedung bant
ketersediaan uang

Skema penielasan perbaikan dan perawatan

Pemeriksaan visual umum setiaP x tatrun

Tanpa kerusakan Perusakan


L-]
Abt
Insidensi Beberapa kali Abs
Abt
AC
Adr
Penyelidikan lebih lanjut Agr
Pemeriksaan visual
misalkan setiap 2 tahun
t-.,
Air

Tanpa Kerusakan bertambah Ala


kerusakan ekstra

Alg
Penyelidikan lebih Alk
lanjut diperluas Altr
Alu
Ant
Ant
Anr
Perbandingan Anl
Perbaikan
Penggantian.
Ars
An
Asz

Asl
Ast
AS'
Aut
Ayr
LSI IB^\BI -
Il tutpurp - LSI rslup - uu:p,ty
,8 {leu ludeP - 9 ssllrolnv
I I lotEq -
Et-zt )lamv
99 Suenq:el el-eq - L Jol{erluox rsBrsosv
gv e{eq -
gg Surlsqag
6rI salsv
197 tuerelaq -
0sl {rorpe8 68I ruBsv
6 n{e:1 tnug
6 leltslv
zst {ruB{ln^ - e uErrstv
68[ lruBletu uaules - 88I elH/$ -
951 ru8aS - 88I peu -
6rI uaurpss - ggl a _ Iosquv
I6 srlnlAuQes : 86I apouv
gg1 rsolt B^BI - culsepuv
,8I
Stl 't6 rndel - llsapuv
6rI spu>gnn snoauSl - ,?I UetIIeS UUnUnlV
ISI UuBr6 - uenlug
691 u8rsap pax5u JItBuellV
e?l uBrurl ntBg 09I JF{Ber IpB)ilV
luaulesB8
8l I IZ U8IV
,gI crtlBsEg 6 lnpns rn)In -
6tl '\vl'z?l llusug Z8t ulrll losoEEuad -
8?l lauug ?l )llorprq udual -
yg turlurlaru - g7 lrzpll - IBIV
79 re8aloE - gg leEEual rIBuBt -
11 epueE - 6gI qetllel -
,s IsuB - IolEg uorlrpuoc - rlv
611 lgord - 8rI lErurou -
gg1 urturp ueefra8uad -
gg1 seued uesep8 -
8tI snlBq -
LVI 'Ztt uerndurec tetarty
-
v6'o6 uolaQ - 681 'ZL\-69I ernlxltupv
9n-g? tuusHeq - EJV
06 ufEg Osl )iluB)llnn nqv
68I uolaq {Esruoru tuu[ - zsl rsqrosqv
rI {loryH lu{l - uBqeg
zsl enle^ IsBrqv
g V
s{opuI
wtq
234 fitffi m

- dinding tradisi 7l Critical path methode (cpm) 13

- kaYu 44 Crushing Value 152


- kolom 80 Curing Compound 187
- kontak 54,71 Fe
- meja 63 Fer
- sistem 63 Fla
- tunel 83 D Flo
Belerang (S) 94 Flu
Bench Mark 9 For
Daftar - Isian proyek 2
Bendaharawan proyek 2 For
Bentuk kepala sekrup kayu 44
- pembengkokan 103
Deformasi 126-195
Besi 90 For
Dekomposisi 149
- kasar berkarbon 9l Delta 15l fos
- tua "schort" 9l Derajat erosi 149
Fre
- tuang 90 Derek pemunjut "klimhokken" 84
Fur
Bastek 3 Fur
Deuvel 65
Betsn 46, 142 Diagonal stay 4l
- berstruktur 183 diagram - balok 13
- bertulang 46 - blok 13
- encer 169 - sunder l0
- gilas 148 Dikalsium silikat 145
- kubel 75 Dikotori 90 Ga
- molen 159 Dilever 42 Ga
- mortar 11,74 Dinding Kode 143
- pratekan 46 Direksi 17
- rapi (schoon beton) 159
Dokumen - konstnrksi 2
- Self beveling 186 - kontrak 3
Bijih besi 9l
- tender 4
- Magnetit 148
Dolomit 149 Ga
Bill of Quantity (BQ) 4, 6-7 Dosage 187 Ge
Biro - Arsitek 8 Drainage Vertikal 23 Ge
- Konstruksi 18
Durability 161, 185 Gi,
Bleeding 71, 100, 184 Dye 187 Gr
Block Mesin 9l
Bolde'r 150
British Standard l5l E Gr
Bubur - halus semen 145 Gr
-
kasar semen 145
Early Shringhage 184 Gr
Bulking of Sands 165 Gr
Efek ball bearing 154
Busur nyala api 9l Gt
Elastis 96
- Moduli 42
Elektrode- berselubung basa 128
c - berselubung rutiel 128
-las 127
Cara - peletakan pasir 24 Eskalasi 4
Ht
- pemurnian baja 81 Ettringiet 201
Carbon (C) 94 Exposure 149 Hi
Hr
Cetak biru 30
Hr
Ciri-ciri baja beton 95
cold joint 169, 184 F Hi
Concrete pump 174 Hi
Hr
Corong - kerucut Abrams 159 Faktor - air semen 147
Hr
- pengecor 193 - pengikatan semen 146
Hr
I
8' urBlex I0Z russu uefng
p tuuqureq ueretEuu uuuueslefiqoll 0S ause/hz lnoH
gp leduols - uellelol tooH
6p u8Euu,(ued - 9fl IsslerplH
Zt uallor.lrg lruud - 9?[ uauas ISUJpIH
gp s>1a1dr1nyr1 - t6 ('OzC) lallulrlaH
IL Isluozuoq Surpro8 - S8l uolteJeuaE leag
0t
nqureq - nley ?8t paualersH
LZI llupeq lB^r?x 0I s(uox uBlequIEH
l6t epotBx
16 ?prqouoru uoq$x
06 O) uoqrsy H
86I turex
? slsauopul sluslq Jel{erBx
I0Z erupn rnde; t1 lolq Euqung
8L re^elrluex 69I ueues 'epor u31l {lsalg
sel-rtl I. - 6?l selIIrEJ9
?t x- gtl uuerD
st A- gg1 uapfe IUBrD
SEI A qetuales - osl auoz -
?l)I- gE1 Suufual -
, 8ZI sB-I lnduuy IsepBrc
0sl
?01 EulJItu - 9tI sdtc
?0[ srunl - llEx gy1 releued sBIeD
6 relsepux g Eunpeg
80I lsel dun15 Y 99 tuelurletu u[eg
6ZI lEqulel -
16 Euunq - seg
)l 86- L6 lllslreqerel qe8uol -
z ultuuns -
17 nr(e1 IBIpur -
gg1 ure8ur - ze nlueq - sHu9
lteo.IC- uelrdal 0 )Ilqel rBqtuE9
6rI uauas -
61 Eulpurp Is{rulsuo{ sruaf-stue1
z uslsqulef c
Z qereup BJBteu Sunpet-EunpeE uelemul
1y nfq pu{:pef
lL'BLl rr;aEtuod ruluuf
97 EuusPlaq PIUBI teld lsEung
Eg uu8uulnt - 88I efponplSng
suur)l
f,l - rnlsf serd
,8I
g[ suolsf ?6 (d) roJsoJ
sI leJsoJ
gg ruquut ssual ueruqual -
l' 0 lEuuoc
IIZ aullBl,luoc
p u[e1q IsBnDInld
, JO$oAUI
691 tqmog
8gI lurs$ rsledsul
ppgul osr r)teu
[8I aup tupeg
06 urrueJ
ZSI{S1 onl?A pudurl
95 (rutuey) ag
[I I IoPBS rrstsru
,L rsuoru uoFg lBluozpotl
rr?uE:[a rBseq pprutuaduant tuua -
I tg XIlt rsesluutro uueteued Isulr"A -
s8z qqpql w.4
236 lndelrs lnd,

- pengganjal 70
Kepala silinder mesin 9l
L Mo
Mo
Keran penggerak 17, 69, 83
Laguna tua 151
Kerikil 148
Lantai kelder 18, 20
- beton 148
Iffutan fenolftaline 198, 203
Mo
- pad 13
I-as - lekat 137
- kasar 148 Mu
Kertal kalkir 30 - lewatan 137 Mu
Kenrgian - baja 45-46 - listrik cotogen pengelasan desaMe-
bur) l3l
- bekisting baja terhadap bekisting
- silang 137
Mu
kayu 64
-
las bintik 130 - tumpul 134
Kerusakan chlorida 201
lrndutan 40
Kesatuan monolit 33
knturan 40
Ketebalan garis 34
I-engkungan - campuran 161
Keterangan judul block 3l - palsu I 14
Leveransir 45, 133 Nb
Renvooi 3l
-
Keuntungan - baja 4546 Limoniet 148 Nil
Linestone 149-152 Ni(
- bekisting baja terhadap bekisting
[.oan luar negri 4 Nit
kayu 64
L,os Angelas Abration Value 150 Ni'
- bekisting tunel 84
Lubang sapuan 8l No
- bestek gabungan 3 Lump sum 6-7
- las bintik 129
- pembengkokan 108 - Fixed price 4
Kilang - beton 159 Lumut 211
- peluru 145
Klasifikasi curing Compound 187 ok
Klep cor 176 M On
Klinker 145
Oe
Koating 201 Macam - ganjalan (suport) 118 Or
- kedap air 2O5
- penawaran 7 Or
- pelindung 2M
- perusahaan kimiawi 189 Or
- penahan asam arang 205
- Sambungan las tekenal 131
Kodering 32
-tipe penyikat ll5-116
Kode angka pemakaian paku 43 MAG pengelasan 128
Kokas (Metalurgi) 9l Magnetiet (FerQ) 9l
Konsol 203 Manajemen Proyek 4
Konstruksi beton 30, 33 Mangn (MN) 94 Pa
Konsultan - manajemen konstruksi 2 Mata kayu 4l
- pengawas 2 Martensit 13l
- perencana 2 Marlstone 149
- supervrsi 4 Meja penggetar 178
Kontainer 185 Mengetam 4l
Kontraktor 3 Mengulir sendiri (7*lf trapende) 66 Pa
Kontrak borongan 4 Mentri (ketua lembaga) 2 Pa
Konus l0 Mesin las bintik khanan stasioner 138 Pa
Kopshout 41, M,45 Mesin pecah batu (faw Crusher) 148 Pa
Koral 152 Metal Inert gas 129 Pa
Korosi 197 Metode perhitungan 7 Pa
Krans pengatur 8l Mica 150 't
Kuarsit 148-149 MiG pengelasan 128
Kuat tarik 96 Minesi 165
Kubel 174 Minyak bekisting 4l
Kunstof 23 Mixed design 169
- foli 47 Modulus Elastis peletakan 56
s6 )ilrul - 9p turlsgaq -
6SI dru)ls - uurfntued
e6t uo{lBq -
16I uuteuoqrelSued ,9 uullgordrp 3uu,( e[Bq - lelod
18lleAle uBtu{r8ued 971 uolag _
8tl rlsud
'l;,::ffi11,;"ffH:::j 99 ..uaddou.. doul {BsBd
g6 uBsBlrEEuad
881 uuersd
8lI opdrel - 7p s1a1dp1npr1 uede4
8lI ueB{nuued - 961 'gtl Is4srplt{ sEued
8[I EupsHeq - rqaEtuad
a9 uoleq I?d
L6I uuuluruitue4 z? t\ur -
1p nfq uue[:a8ua;'
Z? dnDIS -
g leford {lqel - z, IBuuoN -
7 1e,{ord - 7p epue? epdel -
7 :1o{ord uuEuuna:1 - 8[ reeprBqrnoq -
g 1aford Iserslunupu -e1o1e8ue4 uolaq n{ud
09I -
II {ns!l qnqu$ -
ItI uulB/tral -
0l {nlel - d
9Zl Bporl{ele -
gg1 ueEoto {Bsap -
9ZI 1espd ?porUela e1e{u Jnsnq -
uuuuqBl lpulq
zsl rzls re^o
6Z[ - zLl pep$es ro^o
E31 uusuletue; gy1 spe8rg
ZT,l 'lg'91 ueroeo8ua4 gI Iuels dO
6 se,nu8ua4 ZS {leq Io15 rapug
uurxese8ua4
16I L6l uolaq IsBpls{o
7P[ sruE{au -
L6l't6l'z6I ?r-tupl -
t6l 'z6l E{!su - o
,6I Iral{BB - qrue8ue4
711 ueulu,(ue8ue4
?8t 't8I (3utpao1$ ueret{BPued eI s.poN
e Jelhsued 9LI sulllsnl o^lN
9rI {UIsd5 Sunduuue4 661 ua8orltp
[I I {BrB[ Irut{Bued ,6 (qN) unIqoIN
lL'69 Jaluas - 0SI enle1 Sutqsru3 te1t11
7E 1uluuEtuad - ued ?6 unIqoIN'qN
68[ uBlBnured
7 ueequsruod -
71a{ord uep8eq - utdturua; N
g >1e[ord -
171 uurnduruc luEerSs - u?qllruad
9SI uetues UBB$luetued
6 Euoroqtue; 0e uoleq nlnw
rI uBnlsqlued 7E late{uad - -e
B.IluoI
zI - rnhl
11 uuuntuequred
gg1 Euorod ru{Bqulad z8 roue^uo{ uslunw
ISI rr"uurpeqtued ueEuep relsuo1l uultuqua; 6y1 retsald -
gy uerelEuoqud suunled 197 rslodg - rsuol{l
lI uoleq
-
JFluuep uu)lBleled
l,
SS uEuE,$BIJd -
L6I uB)pseled
,9 JIOD - 95 uBuBqlualex - uauor{
6I EpuEreg - [I uopq uolol{
lez qepul qe
238 hrdeks

Pengukuran Ultrasone 160 O


Penilaian pemerintah l I
-
Penulangan beton 30
- lantai 30 Qs. Quantity Surveyor 5
Penunjang - miring 8l QuarrY 150

-VloggetjeTlQuantitySurveyor5
Penyetelan - baja sekrup 53
- kayu
' 53
Penyiraman 185 R
Peralatan penambahan pasir 24
Peraturan - konstnrksi kayu 43 Regangan 96
_ pemerintah 13-16 geser 56
Perancah 72,81,122 Rencana 13
90
Peruncis Moiner (1867) Rendabel 63
Perawatan 2M Rendaman lebur 125
Percobaan warna (Abrams Haroler) 148 Renvooi 3l
Permeabilitas198 Rehrder lg7-l71
Perpindahan - Horizontal 197 Retardation lg7
- vertikal 197 Retakan lg9
Persendian - plastis 197 Ring skrup 45
persenyawaan karbondioksida 9l
Pimpro 2
Pimbagro 2 e
Pipa riol201 9
- beton 201
Pistolas 128 Sambungan - dingin 169
Pita ukur 9, l8 - kerikil l8l
PKKI 43 - las mekanis l3l
Plastic - Cracking 184 - selongsong berulir l3l
- shinghage 187 - selongsong t,erkempa l3l, 134
PPlasticity retarding Agent 187 Sand stone 149
Plasticizer 153 Schief lood 18
Plastis 96 Segregasi 150
Plesteran 164 Skala gambar yang dipakai 32
Pompa beton 17, 174 Seknrp 66
Pori-pori kapiler 147, 196 - kayu 214
Porhyries 144 Selimut beton 105
Poreus 152 Selongsong 134
Porositos 150 - berseknrp 134
Pozzolun 145 Selubung sekrup (schroef draadmof) 52
Preseleksi 7 Semen 143
Prinsip pemompaan 20-23 - bersulfat 143
Proses - baja elektro 92 - Hidrolis 145
- baja Oxy 92 - portland 143-145
- Oksidasi 9l - abu terbang
- pengelasan 126 - berkadar besi
- pengelasan las bintik 129 - putih
- pengkarbonatan 198 - trass/puzzolan
- reduksi 9l -tanurtinggi (hoogorecement) gl,l43
- siemens martin 9l Serbuk batu 148
- tanur tinggi 9l Si, silisium 94
Proyek Canggih 2 Siar Cor 155, 150
hrmles 152 Siderit (FeCQ) 9l
Punten 44 Sikament PM l-3, 187
uBtuBpBc sBletql^ If -u:.rotsoq- ffiuq _
gg luuorsrpErl _ 16 Uq-E-lrlf,tDxs _ JnuBI
99 {NPEIA 00 {uq nanur Juratuad zpuel_Bpuul
g uelsoduelueJe^ I;I-6f I rmplsex _
,6 tunlpBuB^ 391 PdeN _
,6 UrnrpuuE^ .A t1 _.iElr- ,EII -
ttl (tueou qqrt _ qBUBI
;91 tmrrur -
A 94 rol tuupl
S6 uoloq u[uq epo:1 uetlun I
Z qura?C ue-u{ru; ad13-e1 rnsun
p ecl-rd lru11
0[ sstFluoJlun S0Z rnteladura -
zLl Papves repun 961 sns;e1d -
eI slrpurlrs - ggg uetugatuad _
ZI s1uol - Inqeqreq drules u?rlln soz IsslBrplH -
E tuqsqaq uu.ql-I t7, ry - uqnsns
19 ryfunu den 6II rsryu.rt _
,611 uetuutar _
ZT,l
971 re8alat _
n 6I I sgst _
911 (uelefuet) uodnS
SSI resr3rlsuld redn5
1 fe1 urna 491 tuupec qns
It leunl 0z UnJBJ _
Z9I ,6?I SJJNI
69 n{e1 -
IZI IE$ - 0S 'ge drmles uluq _
yg snlod -
gII Ieluul _ It rllnreq ufeq _
Z 4e _ ladtualg
[zI ruolo{ _ g uelsud1a15
19 ue8ugef _ 6SI uetrltuoq pcz _
171 Sqpup - ISI Sg - IaEpuBls
IZI n lnluoq nluBq -
69 srspueeqs
lI I nluuq _ tI lpeqtrd _
g2 uutuelnl
lI F{ol - Juls
?lI rexru IruI ggg spseld urnlpsrs
srl lB)lllrs _ 69 ..uaEruuodg.. tuauodg
sll luururnlB _ ulnlslE)lPl
1y lnoqlurdg
p9 tunrsedera
l.gl-Sgt .961 turpltuFrds
LZI rol"uuoJsuErl . enl rsuour -
r.rBrlBlBr,u ruJrl
gzl eporqela _ ?I uoFq - Isds
9-S ueurefuuuru
osl r$t?{ IIBrrrs
Is{rqsuol - edp-edr1.
89I lEuorsuo^uo{ sel -
srl ureJ |?ur-lunp lunrslBls.4el SgI sBI _ durnlg
631 uoleg repurls lsol
_ 66 tq11od 1qg
grl TBTIBI
rg tupts
Lz,I \EJoL p aogsnld lso3 ualsls
8I lllopooa 8'I leIUIS
,6 (rq1) utuqueg
991 lulsads uerues -
8sI ulfi uetuetel 6SI uoleq - ous
? I,uors,ruolq - r0 (ts) tuqsrus
? IB)IoI - F{rqsuox repuel 207, urruocJM
9 rs{ngsuoy ueuofuuu1q urBal
S0Z mpns uurelndrad n{rs
68e qe
qeput
240 hrdelg

w z
Water pas 9|47 Zat asam 91,129
lVater rcducer 172
- arang 198
Weathering 184 Zona konsistensi 174
Workable 150 Zwaarlput 42

Anda mungkin juga menyukai