Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA MIGRAIN

No. Dokumen /SOP/C/0102/III/2017


No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 01 April 2017
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Migrain adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala
berdenyut, diawali unilateral yang diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia,
gangguan tidur dan depresi.
Migrain bila tidak diterapi akan berlangsung antara 4 - 72 jam dan yang
klasik terdiri atas 4 fase yaitu fase prodromal (kurang lebih 25 % kasus),
fase aura (kurang lebih 15% kasus), fase nyeri kepala dan fase
postdromal.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk tatalaksana pasien migrain yang
berobat di Puskesmas Kecamatan Pademangan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Kecamatan Pademangan
Nomor 053 Tahun 2016 Tentang Standar Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan Berat Badan
d. ATK
6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesis
a. Keluhan:
1) Nyeri moderat sampai berat, kebanyakan penderita migren
merasakan nyeri hanya pada satu sisi kepala, namun sebagian
merasakan nyeri pada kedua sisi kepala.
2) Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
3) Semakin parah dengan aktivitas fisik.
4) Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari.
5) Mual dengan atau tanpa muntah.
6) Fotofobia atau fonofobia.
b. Faktor resiko:
1) Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau
sebelumnya/ perubahan hormonal.
2) Puasa dan terlambat makan
3) Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-
buahan.
4) Cahaya kilat atau berkelip.
5) Banyak tidur atau kurang tidur
6) Faktor herediter
7) Faktor kepribadian
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik: seringkali petugas tidak
menemukan kelaianan apa-apa
3. Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan Tatalaksana:
a. Analgesik spesifik adalah analgesik yang hanya bekerja sebagai
analgesik nyeri kepala. Lebih bermanfaat untuk kasus yang berat
atau respon buruk dengan OINS.
b. Ergotamin, Dihydroergotamin, dan golongan Triptan
c. NSAID: Ibuprofen 200-400 mg, Asetaminofen 1000 mg, Aspirin
600-900 mg
5. Petugas melakukan rujukan jika ditemukan: Pasien perlu dirujuk jika
migren terus berlanjut dan tidak hilang dengan pengobatan analgesik
non-spesifik
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal Yang Perlu
-
Diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang BP Umum, RGD 24 jam
10. Dokumen Terkait Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen

Anda mungkin juga menyukai