Perhitungan Cadangan Hidrokarbon Pada Reservoar X, Cekungan Y PDF
Perhitungan Cadangan Hidrokarbon Pada Reservoar X, Cekungan Y PDF
Oleh:
TUNZIRA ABRAR
NIM: 072.11.116
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015
DAFTAR ISI
2.1 Hidrokarbon .. 3
2.2 Seismik 5
i
2.5.1 Batuan Induk . 15
2.5.4 Migrasi .. 17
2.5.6 Perangkap .. 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
semakin intensif dilakukan, baik melalui kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan
dibawah permukaan dalam suatu perangkap (trap) yang berupa struktur maupun
lapisan dan lapisan dimana hidrokarbon itu berpindah atau migrasi disebut batuan
reservoir. Pembentukan hidrokarbon berada dalam petroleum system yang terdiri dari
timing, perangkap (trap), batuan penyekat (sealing rock) dan fracture gradient.
Pada kegiatan ini penulis akan membahas tentang keberadaan hidrokarbon pada
perhitungan terhadap potensi hidrokarbon yang terdapat pada reservoir rock tersebut
Melalui kegiatan ini penulis berharap dapat mengetahui volume hidrokarbon pada
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Pada Reservoar Berdasarkan Data Log dan Seismik, Sub Cekungan Jambi,
Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui volume
Lokasi penelitian berada pada daerah operasi perusahaan BATM Trisakti (jika
Batasan yang dilakukan penulis berupa analisis korelasi sumur, analisis petrofisik,
pembuatan model reservoir yang nantinya menjadi dasar dalam perhitungan cadangan
2
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan
atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom
hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun
CnH2n-2.
3
3 Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih
adalah CnH2n.
(contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah
Umumnya hidrokarbon secara alami dapat ditemukan pada minyak bumi, di mana
bahan organik terurai menyediakan kelimpahan karbon dan hidrogen yang terikat
untuk membentuk rantai tak terbatas. Sehingga pada umunya penggunaan hidrokarbon
yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Beberapa jenis contoh senyawa
hidrokarbon yang digunakan sebagai sumber bahan bakar diantaranya adalah hexane
(C6) yang merupakan fraksi yang umum digunakan untuk membuat bensin, (C10)
yang merupakan komponen untuk membuat bahan bakar jet, metana (C1) sampai
propana (C3) merupakan komposisi yang paling banyak yang terkandung pada gas
alam, dll. Minyak bumi sebagai salah satu bagian dari hidrokarbon yang sering juga
disebut sebagai bahan bakar fosil terbentuk akibat dari proses penguraian material
organik yang mati dan terpendam didalam suatu cekungan dimana memiliki cukup
suhu dan waktu untuk pembentukannya, oleh karenanya minyak bumi merupakan
salah satu bahan bakar yang sangat penting dalam kehidupan didunia.
4
2.2 Seismik
kedalam salah satu metode geofisika aktif, pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah getaran diberikan, terjadi
tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman ilmiah dapat
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada
metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break)
diabaikan sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat
konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter
elastisitas batuan.
dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini,
gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga
sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset)
5
dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium.
Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
oleh suatu sumber getar yang umumnya berupa ledakan dinamit (pada umumnya
digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar berupa air gun,
boomer atau sparker). Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut
batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan
direkam oleh alat perekam yang disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di
laut) (Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada
suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismik refleksi banyak dimanfaatkan
pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat
getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-
permukaan.
6
Seismik refleksi umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon.
Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya,
refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap
survei detail.
hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk
Seismik 2D
7
struktur geologi maupun penampang stratigrafi bawah permukaan serta
Seismik 3D
tinggi (12,5 meter atau 25 meter). Yang diperoleh dari tubuh bawah
Shooting interval bisa 12,5m, 18,75m dan 25m dimana semakin rapat maka
data akan semakin bagus yang didapat. Panjang kabel harus bergantung pada
efisiensi yang diinginkan. Dan atau juga kedekatan dengan near group center
dari titik pusat kapal sangat mempengaruhi jumlah streamer yang digunakan.
Data log sumur dapat digunakan untuk menganalisa secara kuantitatif kandungan
fluida dan komposisi mineral dalam batuan induk yang potensial serta
dan neutron-density adalah jenis wireline logs yang sering digunakan karena
tertentu.
8
2.3.1 Spontaneous Potensial (SP)
resistivitas air (Rw) dan kandungan lempung daripada suatu formasi. Zona lempung
pada kurva SP menunjukkan garis lurus disebut shale base line. Kurva SP lapisan
Log gamma ray merupakan log radiaktif dengan tingkat perekaman radiasi alami
dari suatu lapisan yang diakibatkan oleh unsur unsur radioaktif yang ada dalam bumi
karakteristik log.
Pada Log Gamma Ray ini juga dapat dilakukan Elektrofasies. Eletrofasies
mengacu kepada model pola log gamma ray oleh Kendall, 2003 (gambar 2.1) yang
9
Gambar 2.1. Model pola log gamma ray yang merepresentasikan
fill of basin. Pola Corong (Funnel), ditafsirkan sebagai endapan crevasse splay, river
mouth bar, delta front, shoreface, dan submarine fan lobe. Pola Lonceng (Bell),
ditafsirkan sebagai endapan fluvial point bar, tidal point bar, deep-tidal channel fill,
tidal flat, dan transgressive shelf. Pola Simetris (Symmetrical), ditafsirkan sebagai
endapan reworked offshore bar dan regressive to transgressive shoreface delta. Pola
Serrated, ditafsirkan sebagai endapan fluvial flood plain, storm-dominated shelf, dan
Secara garis besar log resistivity dapat digunakan untuk interpretasi pintas
10
fluidanya, arus listrik dapat mengalir akibat adanya air sedangkan minyak dan gas
tidak mengalirkan arus sehingga parameter terbatas pada air yang dikandungnya.
Resistivitas tergantung dari resistivitas air formasi yang dikandungnya, jumlah air
Log neutron pada dasarnya membaca hidrogen index di dalam batuan yang
dihubungkan dengan jumlah fluida pada tempat tersebut. Pada batuan yang berukuran
halus log neutron akan menunjukkan pembacaan yang besar ke kiri karena pada
umumnya batuan yang berukuran halus ini mempunyai kandungan atom hidrogen
yang besar, baik hidrogen bebas maupun hidrogen yang terikat pada mineral-mineral
Analisis petrofisik sangat penting untuk mencapai salah satu tujuan utama
penelitian ini yaitu untuk menghitung cadangan hidrokarbon di tempat pada ketiga
interval reservoar pada daerah penelitian. Tiga properti petrofisik yang menjadi tujuan
utama pada analisis petrofisik ini adalah volume of shale (Vsh), porositas, dan saturasi
air (Sw). Dibawah ini akan dibahas pengolahan data properti-properti tersebut.
Volume of shale merupakan volume dari shale dalam suatu volume batuan
tertentu yang ditunjukan dalam bentuk fraksi desimal atau presentase. Salah satu
perhitungan Vsh adalah dengan memanfaatkan data gamma ray yaitu dengan
menggunakan rumus:
11
(log 1) (min)
Volume of Shale (%) = () ()
(Schlumberger, 1974)
Dengan:
- GRmin; nilai GR paling kecil pada suatu interval dengan anggapan bahwa nilai
menghasilkan dua jenis perhitungan porositas yaitu adalah porositas total dan porositas
efektif. Porositas total merupakan rasio antara volume total pori-pori dengan volume
batuan, sedangkan porositas efektif merupakan porositas total dikurangi oleh clay
bound water (CBW). Perhitungan porositas total menggunakan hubungan seperti yang
densitas (PHT) =
(crain, 1976)
Dengan;
12
Nilai porositas total (PHIT) ini nantinya akan digunakan untuk menentukan nilai
13
2.4.3 Perhitungan Nilai Saturasi Air
batuan yang ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu
Sg + So + Sw = 1
So + Sw = 1
Faktor-faktor yang menjadi perhatian studi petroleum sistem adalah batuan induk
batuan penyekat (sealing rock) dan fracture gradient. Faktor tersebut menjadi hal yang
14
2.5.1 Batuan Induk
Source rocks atau batuan induk adalah endapan sedimen yang mengandung
bahan-bahan organik yang dapat menghasilan minyak dan gas bumi ketika endapan
endapan sedimen selanjutnya dikenal dengan kerogen (dalam bahasa Yunani berarti
penghasil lilin).
Kandungan kerogen dari suatu source rock dikenal dengan TOC (Total Organic
Carbon), dimana standar minimal untuk 'keekonomisan' harus lebih besar dari 0.5%.
Implikasi penting dari pengetahuan tipe kerogen dari sebuah prospek adalah kita dapat
memprediksikan jenis hidrokarbon yang mungkin dihasilkan (minyak, gas, minyak &
2.5.2 Maturasi
Maturasi adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari kerogen
menjadi minyak dan gas bumi. Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang
kaya bahan organic terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur
rendah yang melibatkan bakteri anaerobic yang mereduksi oksigen, nitrogen dan
Proses ini terus berlangsung sampai suhu batuan mencapai 60 derajat celcius.
tingkat reaksi dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus mengingkat
15
Gambar 2.2 Maturasi Hidrokarbon
2.5.3 Reservoir
hidrokarbon. Dengan kata lain batuan tersebut harus memiliki porositas dan
diproduksikan dari suatu reservoir dapat berupa minyak bumi atau gas alam, hal ini
Jenis reservoir umumnya batu pasir dan batuan karbonat dengan porositas 15-
30% (baik porositas primer maupun sekunder) serta permeabilitas minimum sekitar 1
mD (mili Darcy) untuk gas dan 10 mD untuk minyak ringan (light oil).
16
Gambar 2.3 Contoh-contoh reservoir berikut nilai porositas, permeabilitas, dll
Setiap batuan reservoir memiliki sifat fisik yang berbeda-beda, hal ini tergantung
dari waktu pembentukan dan proses dari pembentukan reservoir. Semua sifat fisik
batuan reservoir tersebut dapat diperoleh dari analisa batuan inti reservoir di
merupakan beberapa sifat fisik dari batuan reservoir yang sangat berperan dalam
2.5.4 Migrasi
Migrasi adalah proses trasportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju
reservoir. Proses migrasi berawal dari migrasi primer (primary migration), yakni
transportasi dari source rock ke reservoir secara langsung. Lalu diikuti oleh migrasi
sekunder (secondary migration), yakni migrasi dalam batuan reservoir nya itu sendiri
17
Gambar 2.4 Menunjukkan bentuk migrasi primer dan sekunder pada suatu lapisan
membuat peta reservoir. Kebalikannya dari air sungai di permukaan bumi, hidrokarbon
akan melewati punggungan (bukit-bukit) dari morfologi reservoir. Daerah yang teraliri
hidrokarbon disebut dengan drainage area (analogi Daerah Aliran Sungai di permukan
bumi). Jika perangkap tersebut telah terisi penuh (fill to spill) sampai spill point, maka
2.5.5 Timing
Timing atau waktu pengisian minyak dan gas bumi pada sebuah perangkap
merupakan hal yang sangat penting. Karena kita menginginkan agar perangkap
tersebut terbentuk sebelum migrasi, jika tidak, maka hidrokarbon telah terlanjur lewat
2.5.6 Perangkap
perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi
18
dapat terjebak di dalamnya. Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi
a. Perangkap Statigrafi
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi
lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak
bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi
terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar
telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan
19
b. Jebakan Patahan
Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang
bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang
bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan
tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu
formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi
bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini
sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan
patahan ini.
Jebakan Antiklin
Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada
lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak
dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan
impermeabel.
20
Jebakan Struktural lainnya
Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks
minyak bumi berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang
posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada
diatasnya.
c. Perangkap Kombinasi
atau menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh
21
antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling
d. Perangkap Hidrodinamik
Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak bumi
atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat
air yang biasanya dari air hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan
keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak
dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang
konvensional.
22
2.6 Geologi Regional
berarah barat laut tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di
sebelah barat daya, Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah
Pegunungan Dua Belas dan Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang
(Gambar 2.10)
23
Sesar-sesar yang berarah Barat Barat laut dan Timur-Tenggara serta Utara
serta basin inversion (Pulonggono et. Al., 1992). Sistem subduksi yang sekarang
terletak di lepas pantai Sumatera dan di Selatan Jawa yang dimulai dari Oligosen
baratlaut - tenggara sampai baratlaut-timur, ditempati oleh Formasi Muara Enim yang
Tatanan stratigrafi Sub Cekungan Jambi pada dasarnya terdiri dari satu siklus
besar sedimentasi dimulai dari fase transgresi pada awal siklus dan fase regresi pada
akhir silkusnya. Secara detail siklus ini dimulai oleh siklus non marin yaitu dengan
diendapkannya Formasi Lahat pada Oligosen Awal dan kemudian diikuti oleh Formasi
Talang Akar yang diendapkan secara tidak selaras di atasnya. Menurut Adiwidjaja dan
24
De Coster (1973), Formasi Talang Akar merupakan suatu endapan kipas alluvial dan
endapan sungai teranyam (braided stream deposit) yang mengisi suatu cekungan. Fase
transgresi terus berlangsung hingga Miosen Awal dimana pada kala ini berkembang
Batuan karbonat yang diendapkan pada lingkungan back reef, fore reef, dan intertidal
(Formasi Batu Raja) pada bagian atas Formasi Talang Akar. Fase Transgresi
selaras di atas Formasi Baturaja yang terdiri dari Batu serpih laut dalam.
Fase regresi dimulai dengan diendapkannya Formasi Gumai bagian atas dan
diikuti oleh pengendapkan Formasi Air Benakat yang didominasi oleh litologi Batu
pasir pada lingkungan pantai dan delta. Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras
di atas Formasi Gumai. Pada Pliosen Awal, laut menjadi semakin dangkal dimana
lingkungan pengendapan berubah menjadi laut dangkal, paludal, dataran delta dan non
marin yang dicirikan oleh perselingan antara batupasir dan batulempung dengan
sisipan berupa batubara (Formasi Muara Enim). Tipe pengendapan ini berlangsung
hingga Pliosen Akhir dimana diendapkannya lapisan batupasir tufaan, pumice dan
konglemerat. Stratigrafi regional Sub Cekungan Jambi yang merupakan bagian dari
25
Tabel 2.1 Kolom Stratigrafi Umum Sub-Cekungan Jambi, Cekungan Sumatera
26
a. Pre-Tertiary Basement (BSM)
Pegunungan Bukit Barisan (Gumai-Garba) yang membentuk batas pada arah batuan
Pra-Tersier hanya tersingkap di Bukit Pendopo, arah barat kota Prabumulih dan Bukit
Batu arah timur kota Palembang. Batuan basement yang dijumpai di daerah Limau
adalah Gneissic Granit, Quartz Diorit yang diduga didalam Sub Cekungan Palembang
Selatan sendiri, merupakan batuan beku yang mengalami metamorfosa lemah pada
barat daya Sub Cekungan Palembang Selatan, sedangkan pada arah timur laut,
singkapan batuan Pra-Tersier Kraton Sunda hanya dijumpai di Pulau Bangka dan
Pulau Singkep.
Formasi Lahat secara umum terdiri dari tufa, aglomerat, claystone, bresiatuff
dan andesit dalam butir kasar, fragmental, angular material vulkanik. Pada bagian atas
terdiri dari batuan shale dengan sisipan tuff, silt, batupasir dan beberapa lapisan tipis
yang bervariasi, bekisar Antara 200 m sampai 760 m, terbentuk sebagai endapan yang
terpisah dan terisolasi menumpang secara tidak selaras diatas batuan dasar Pra-Tersier.
Umur Formasi Lahat adalah Eosen Akhir sampai Oligosen Awal, terutama didasarkan
pada spora dan pollen berumur 55.5 + 2 Ma (dengan K-Ar age dating, De Coster,
1974). Lingkungan pengendapan Formasi Lahat adalah non marine, yang diendapkan
sebagai endapan fluviatil, yang secara lateral melewati endapan danau dan
27
c. Formasi Talang Akar (TAF)
Formasi Talang Akar menumpang secara tidak selaras diatas Formasi Lemat/Lahat,
tetapi bila Formasi Lahat tidak berkembang maka Formasi Talang Akar secara
Pendopo-Limau, Formasi ini terdiri dari dua unit. Pada bagian bawah secara umum
tediri dari batupasir kasar sangat kasar, berselang - seling dengan lapisan tipis shale
dan batubara. Pada bagian atas terdiri dari selang seling batupasir dan shale, dengan
beberapa sisipan tipis batubara, yang secara berangsur menjadi lebih bersifat marine.
Meskipun terdapat batubara, shale marine dan batupasir semakin ke atas bersifat
gampingan. Bagian bawah biasa disebut sebagai Gritsand Member (GRM) dan bagian
apa yang disebut sebagai basement high seperti di Benakat Timur, Tnjung Miring.
Secara vertical batupasir berbutir kasar sangat kasar berubah secara cepat menjadi
batupasir berbutir sedang sampai halus. Formasi Talang Akar berumur Oligosen Akhir
d. Formasi Baturaja
Cekungan Palembang Selatan. Unit ini berkembang sebagai reef coral yang tebal pada
struktur tinggian. Secara lateral pada daerah rendahan yang merupakan bagian dari
cekungan, lebih bersifat lempungan dan terdapat sebagai fasies marly. Formasi
28
Baturaja ini berumur Miosen Awal (N5-N8), tetapi didaerah Blok Lahat, berdasarkan
diseluruh Sub Cekungan Palembang Selatan. Formasi ini terdiri dari sikuen tebal dari
secara luas didaerah Sub Cekungan Palembang dan Jambi. Di beberapa tempat
terdapat sisipan batupasir yang tipis tipis. Di Lematang Deep, formasi ini mencapai
ketebalan 1500 m. Formasi ini di Sub Cekungan Palembang Selatan berumur N9-N12.
Formasi Air Benakat ini mengawali fase regresi, terutama terdiri dari
batulempung nya. Glauconit dan micro-foram banyak dijumpai pada unit ini. Di
daerah Limau, Formasi Air Benakat ini berumur N10/N11 N16, sedangkan didaerah
Formasi Muara Enim terdiri dari claystone dan shale dengan sedikit sisipan
batupasir dan lapisan batubara. Formasi ini diendapkan di lingkungan laut dangkal
hingga Paralic dan lingkungan pengendapan non marine. Kontak antara formasi ini
dengan formasi Air Benakat dibawahnya adalah transisional dan sering mengalami
29
dianggep sebagai batas formasi. Ketebalan formasi bervariasi dari 450 m hingga 750
Litologi Formasi Kasai terdiri dari pumise tuff, batupasir tufaan, batulempung
tufaan dan lignit. Kontak antara Formasi Kasai dengan Formasi Muara Enim berada
dibawahnya adalah disconformity. Formasi ini berumur Pliosen Akhir hingga Kwarter
Awal.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
kemudian dilakukan interpretasi dari data-data yang ada. Hasil dari analisa
diharapkan dapat mengetahui volume dari reservoir rock pada daerah yang telah
ini, yaitu:
a. Studi Pustaka
Tahap ini meliputi studi dari beberapa pustaka dan literatur yang berkaitan
b. Pengambilan Data
serta analisa, antara lain: data seismic 2D dan 3D, data log, serta data
c. Analisa Data
Tahap analisa yang dilakukan adalah data seismik, data log, dan pemakaian
31
Kemudian dilanjutkan korelasi antara lapisan batuan reservoir, hasil akhir
d. Penyusunan Laporan
32
3.2 Diagram Alir
Studi Pustaka
Petroleum System
Syntetic Perhitungan:
Seismogram -Vclay
-Porositas Batuan Reservoar
Well Seismic Tie -Permeabilitas
-Saturasi Air
Picking Horizon
Perhitungan Cadangan
Data Sekunder
Prospek Area
Analisa Penulis
33
BAB IV
dari data well log dan seismic. Penulis juga berharap dapat mengetahui bagaimana
letak dari lapisan reservoir rock berada. Sehinnga dengan letak tersebut dapat
34
BAB V
RENCANA KERJA
Waktu
No. Kegiatan November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
2 Analisa Data Log
3 Analisa DataSeismik
- Interpretasi Seismik
- Picking Horizon
- Time Structure Map
- Depth Structure Map
4 Peta Isopac, Peta Gross,
Peta Net
Korelasi Sumur, TOC
5 dan Peta Isopac Peta
Gross dan Peta Net
6 Perhitungan Volume
Reservoir Rock
7 Pembuatan Laporan
Tugas Akhir
35
DAFTAR PUSTAKA
Asquith, George, 1982, Basic Well Log Analysis for Geologists, AAPG Methods in
Nomenclature.
Jahn, Frank., Cook, Mark., dan Graham, Mark., 2008. Hydrocarbon Exploration and
Production. Elsevier
Tissot P.B., and Welte H.D. 1984. Petroleum Formation and Occurrence. Springer-
Verlag