JUZRI SIDIK-fkik PDF
JUZRI SIDIK-fkik PDF
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Oleh :
JUZRI SIDIK
NIM : 1110104000001
JAKARTA
1436 H/ 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
ABSTRACT
Special Needs child (ABK) is the children that is unique in the type and
characteristics, which distinguish from normal children in general.
This study aims to look at the picture of support for families who have children with
special needs in special schools South Tangerang City. The sample used in this
research were 60 respondents obtained with nonprobability sampling technique with
saturated sampling (total sampling). The design used is descriptive quantitative
approach. Collecting data using the research instrument in the form of a
questionnaire. Data analysis techniques using univariate descriptive analysis and
frequency with the help of statistical application program in its processing. The
results of the study of 60 children mnunjukkan that ABK, 34 retarded children, 4
children with hearing impairment, and 22 children with autism. Based on family
support to children with intellectual challenges in both categories 32 people (94.1%),
enough category (0.0%) and the category of less than 2 persons (5.9%). Support
families of children with hearing impairment in both categories 4 people (100%). And
support for families of children with autism either category 5 people (22.7%), the
category of pretty 10 people (45.5%) and the category of less than 7 people (31.8%).
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak-anak yang memiliki keunikan
tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal
pada umumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dukungan keluarga yang memiliki
anak berkebutuhan khusus di sekolah khusus Kota Tangerang Selatan. Sampel
penelitian yang digunakan sebanyak 60 responden didapat dengan teknik
nonprobability sampling dengan sampling jenuh (total sampling). Desain yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data
menggunakan analisa univariat dengan menggunakan bantuan program aplikasi
komputerisasi. Hasil penelitian mnunjukkan bahwa dari 60 anak ABK, 34 orang anak
tunagrahita, 4 orang anak tunarungu, dan 22 orang anak autis. Berdasarkan dukungan
keluarga pada anak tunagrahita dalam kategori baik 32 orang (94,1%), kategori cukup
(0,0%) dan kategori kurang 2 orang (5,9%). Dukungan keluarga pada anak tunarungu
dalam kategori baik 4 orang (100%). Dan dukungan keluarga pada anak autis kategori
baik 5 orang (22,7%), kategori cukup 10 orang (45,5%) dan kategori kurang 7 orang
(31,8%).
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Juzri Sidik
NIM: 1110104000001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
HP : +6285216804552
E-mail : Juzris@gmail.com
PENDIDIKAN
viii
DAFTAR TABEL
xi
xii
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia
agar hidup jauh lebih bermakna, karena hidup tanpa mimpi ibarat
Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa
kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya
untuk kuucapkan terima kasih.
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran
Dukungan Keluarga yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah
Khusus Kota Tangerang Selatan. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kesungguhan, kerja keras disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik
langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-
baiknya.
1. Bapak Prof. Dr(hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing 1 dan Ibu Yenita
Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D selaku pembimbing 2 yang selalu meluangkan
waktu dan dengan sabar memberikan saran, kritik, motivasi, bimbingan
kepada penulis selama proses penyusunan sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
5. Segenap staf bidang akademik FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan
serta Perpustakaan FKIK yang telah membantu dalam pengadaan bahan
rujukan skripsi.
x
6. Kepala Sekolah Khusus Muara Sejahtera, Kepala Sekolah Khusus Nurasih
dan Kepala Sekolah Al-ikhsan 01 yang telah bersedia membantu penulis
dalam mengumpulkan data.
7. Orang tua tercinta, Ibunda Siti Khozimah dan Ayahanda Zainal Gani, yang
selalu memberikan kasih sayang tak terhingga kepada anaknya, doa,
dukungan, dan semangat kepada penulis. Tak lupa kepada adik tersayang
Rini Julianti, serta seluruh keluarga besar yang juga memberikan dukungan
dan doanya kepada penulis.
8. Teman-teman FKIK, teman-teman PSIK, kakak-kakak, adik-adik, khususnya
teman seperjuangan PSIK 2010 (PSIK Compaq), yang telah memberikan
dukungan dan memacu semangat penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.
9. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Juzri Sidik
xi
DAFTAR ISI
xii
2. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus ...............................................8
3. Penyebab Kelainan pada Anak Berkebutuhan Khusus ............................18
4. Dampak Kelainan Bagi Keluarga.............................................................21
5. Dampak Kelainan Bagi Masyrakat ..........................................................22
B. Dukungan Keluarga .......................................................................................22
1. Definisi Keluarga .....................................................................................22
2. Struktur Keluarga .....................................................................................23
3. Fungsi Keluarga .......................................................................................24
4. Peran Keluarga dalam Bidang Kesehatan ................................................26
5. Peran Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus ..............................27
6. Dukungan Keluarga .................................................................................27
C. Kerangka Teori...............................................................................................31
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................32
xiii
D. Dukungan Keluarga .......................................................................................48
E. Jenis Dukungan dan Gambaran Dukungan ABK ..........................................48
BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................................51
A. Kesimpulan ....................................................................................................59
B. Saran ...............................................................................................................60
1. Bagi institusi keperawatan .......................................................................57
2. Bagi keluarga (orang tua) .........................................................................57
3. Bagi peneliti selanjutnya ..........................................................................57
4. Bagi sekolah khusus .................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak ..........47
xv
Daftar Bagan
xvi
Daftar Lampiran
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (special needs child) atau ABK adalah anak
yang mengalami keterlambatan lebih dari dua aspek gangguan perkembangan atau
anak yang mengalami penyimpangan yang terdiri dari yaitu tunanetra, tunarungu,
dengan anak normal lainnya (Poerwanti, 2007). Perilaku tersebut antara lain
wicara, okupasi, intelegensi, emosi dan perilaku sosial yang tidak dapat
Data Biro Pusat Statistik tahun 2006, dari 222 juta penduduk Indonesia,
sebanyak 0,7% atau 2,8 juta jiwa adalah penyandang cacat. Sedangkan populasi
khusus termasuk penyandang cacat di Indonesia belum memiliki data yang pasti.
dari total jumlah anak usia 0-18 tahun atau sebesar 6.230.000 juta anak pada tahun
1
2
Gangguan umum yang kerap dihadapi oleh orang tua atas anak ABK
adalah reaksi emosional yang sangat buruk, dan beranggapan bahwa anak itu
dimunculkan oleh orang tua. Beberapa reaksi emosional tersebut antara lain
shock, merasa tidak percaya, penyangkalan, sedih, merasa bersalah, cemas dalam
menghadapi keadaan, serta perasaan apa telah terjadi (Mangunsong, 2011). Orang
tua yang merasa malu karena anak mereka cacat dan perasaan malu mungkin
emosional ini merupakan hal yang wajar dirasakan oleh orang tua yang memiliki
anak berkebutuhan khusus, yang kemudian orang tua akan tetap berjuang untuk
orang dari 1000 orang dalam suatu populasi dan pada umumnya gangguan lebih
banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan (Jeffrey,
2005). Retardasi mental (anak berkebutuhan khusus) 1,5 kali lebih banyak pada
2014). Dukungan yang diberikan orang tua dipengaruhi oleh usia. Khususnya Ibu
anaknya dan lebih egosentris dibandingkan dengan ibu-ibu yang lebih tua
seusianya untuk belajar tentang pola-pola prilaku yang dapat diterima sehingga
keluarga, hal ini dilihat apabila dukungan keluarga yang baik maka pertumbuhan
dan perkembangan anak relative stabil, tetapi apabila dukungan keluarga anak
kurangbaik, maka anak mengalami hambatan pada dirinya yang dapat menganggu
dan semua anggota keluarga dengan berbagai cara. Rentang stres dan dinamika
emosi yang terjadi sangat bevariasi (Hardman 2002 dalam Hidayati 2011). Ibu
lebih besar memberi dukungan dari pada ayah. Ibu merasakan rasa tanggung
Kelelahan emosional terutama bagi ibu yang frekuensinya bersama anak lebih
besar daripada ayah. Hal ini terjadi dalam hal pengasuhan, ibu lebih
banyak informasi tentang kondisi anak serta dalam hal merawat anak. Ayah lebih
terfokus pada financial dalam membesarkan anak (Wenar dan Kerig, 2000 dalam
Miranda, 2013).
Penerimaan diri ibu baik sebanyak 57,9% sedangkan penerimaan diri ibu kurang
sebanyak 42,1%.Tingkatan dukungan sosial antara satu orang dengan orang lain
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan, ada sebagian orang tua kurang
kesekolah ada orang tua yang menerima sentuhan tangan antara anak dan orang
tua seperti salam kepada orang tua dan juga ada yang tidak karena ada yang sibuk
dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, peneliti disini ingin melakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
Setiap keluarga khususnya orang tua pasti ingin memiliki anak yang sehat
baik secara fisik ataupun mental akan berbeda ketika keluarga memiliki anak
dukungan dari keluarga terhadap anak yang memiliki kebutuhan khusus, agar
secara optimal sebagai bekal untuk hidup bersama dalam masyarakat, karena
hanya dari dukungan tersebut yang mampu memberi pengaruh besar dalam
kehidupan anak.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran jenis kelamin, usia, pendidikan, dan jenis kelamin anak
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Bagaimana gambaran jenis kelamin, usia, pendidikan, dan jenis kelamin anak
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
teori maupun data bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti
penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga (orang tua) yang memiliki anak
TINJAUAN PUSTAKA
(oligo : kurang atau sedikit dan fren : jiwa) atau tuna mental (Maramis,
2005).
kasar.
8
9
2008) yaitu :
mencari nafkah
SD
tolol).
mekanistis.
dungu).
dapat dilatih.
pander).
prestasinya.
13
dilingkungannya.
Bicara)
percakapan
sangat berat.
dikelas
15
dikelas
dalam membaca.
atas dua kategori yaitu mereka yang tuli sejak dilahirkan disebut
dB), sedang (55-69 dB), berat (70-89 dB) dan sangat berat (90 dB
keatas).
antara lain :
hendaya penglihatan
antara lain :
17
kebawah
nada monoton
menyenangi disekelilingnya
lainnya.
7. Anak Tunaganda
hukum di Amerika berdasarkan PL. 94-103 (Title II. Ps. 124, Tahun
antara lain :
1). Virus Liptospirosis, virus ini bersumber dari air kencing tikus, yang
2). Virus Maternal Rubella atau morbili atau campak Jerman. Penyakit
4). Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat
kucing)
waktu
1). Aranatal noxia yaitu seorang bayi sebelum dilahirkan terbelit tali
plasenta dileher atau karena ada lendir pada jalan pernafasan, akibatnya
3). Placenta previa, jaringan yang melekat pada segmen bawah rahim
pendarahan diotak
4). Proses kelahiran yang lama, karena pinggul ibu kecil sehingga sulit
melahirkan
otak
c. Post Natal
masa kanak-kanak
kelainan
kondisi badan.
bahwa berbeda dari yang lainnya, karena tidak berdaya, selalu ditolong,
meringankan beban orang tua, namun pada umumnya lebih banyak yang
pada anak untuk mendapatkan penghargaan yang sama dengan yang lain
(Poerwanti, 2007).
B. Dukungan Keluarga
1. Definisi Keluarga
perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu
Maglaya (1978) dalam Rasmun (2009) Dua atau lebih individu yang
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya
bersama atau mungkin juga tidak ada hubungan dan tinggal terpisah.
2. Struktur Keluarga
masyarakat.
diantara orang tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga
1). Terorganisasi
2). Keterbatasan
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari lima kategori (Friedmen, 1998 dalam Efendi,
2009 adalah :
placement function).
dan rumah.
keluarga.
2004) meliputi :
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang parah tidak terjadi
lagi.
perlindungan fisik tetapi juga untuk dicintai. Semua itu adalah hak hak
tua harus memperhatikan benar anak yang menderita retardasi mental dan
6. Dukungan Keluarga
keluarga itu untuk bertahan dan beradaptasi dengan baik hingga menjadi
sebuah keluarga yang relisien (Mc Cubbin, 2001 dalam Puspita, dkk, 2011)
sekumpulan tujuan, keyakinan cultural, peran orang tua dan anak, harapan
dan kondisi sosio ekonomi (Cook, Cook, & Tran, 1997; Danseco, 1997;
Fine & Simpson, 2000; Howie, 1999; Sontag, 1996; Turbiville, 1997,
Bern, 2007).
a. Jenis dukungan
2010 adalah :
individu.
29
lain. Bisa juga menghabiskan waktu dengan orang lain pada waktu
luang atau rekreasi. Oleh karena itu, individu merupakan bagian dari
keluarga, teman sekolah atau kerja, kegiatan agama atau bagian dari
kelompok lainnya.
sumber yang sama. Hal ini akan menjalinkan keakraban dan tingkat
pengetahuan.
yang diperoleh
C. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan maka dibentuk kerangka teori penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Faktor penyebab
Gangguan Deprivasi
Terjadi Gangguan Pengaruh Kelainan Prematuritas
Infeksi Penyakit otak jiwa berat psikososial
rudapaksa metabolisme prenatal kromosom
ABK
1. Baik
Adaptasi terhadap
2. Cukup
perubahan
3. Kurang
Dukungan keluarga
Dukungan informasional Dukungan penilaian Dukungan instrumental Dukungan emosional Dukungan sosial
Bagan 2.1 Modifikasi Kerangka Teori Friedman, 1998 dalam Astari, 2010; Maramis, 2005 dalam Kuntjojo, 2009; Salmiah, 2010;
BAB III
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini mengkaji satu variabel yang terdiri dari variabel bebas
32
33
B. Definisi Operasional
jika skor
jawaban <
61
{x < (-
1.0)}
(Azwar,
2012)
BAB IV
METODE PENELITIAN
dalam penelitian. Oleh karena itu, dalam bab ini akan diuraikan beberapa cara
A. Desain Penelitian
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
penafsiran angka statistik, bukan makna secara kebahasan dan kulturnya (Siregar,
2013).
Provinsi Banten, yaitu Sekolah Khusus Muara Sejahtera, Sekolah Khusus Nurasih
dan Sekolah Khusus Al-ikhsan 01. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober 2014. Alasan peneliti memilih tiga sekolah sebagai lokasi penelitian
35
36
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak
sekolah yang akan diambil antara lain, Sekolah Khusus Muara Sejahtera,
Sekolah Khusus Nurasih dan Sekolah Khusus Al-ikhsan 01. Populasi dari tiga
sekolah ini ada 100 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
2. Sampel
wakil populasi yang diteliti) (Riduwan, 2007). Sampel dalam penelitian ini
sampel (Riduwan, 2007). Dalam pengambilan sampel, dari 100 orang diambil
60 orang tua, karena 40 orang tua menolak untuk dijadikan sampel penelitian.
jumlah sampel sama dengan populasi (Dahlan, 2010). Dalam penelitian ini
sampel berjumlah 60 orang dari total populasi 100 orang. Namun 40 orang tua
E. Instrumen Penelitian
2012). Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner
mengenai data demografi serta data mengenai dukungan orang tua yang memiliki
anak berkebutuhan khusus. Untuk data demografi terdiri dari jenis kelamin, usia,
pendidikan orang tua, pekerjaan dan jenis kelamin anak. Sedangkan untuk data
data mengenai dukungan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus
Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada kuisioner
jawaban selalu skor 5, sering skor 4, kadang-kadang skor 3, jarang skor 2, dan
jika tidak pernah skor 1. Untuk pertanyaan unfavorable apabila jawaban selalu
skor 1, sering skor 2, kadang-kadang skor 3, jarang skor 4, dan skor tidak pernah
dimana :
mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Metode pengujian validitas
jika nilai r hitung > nilai r tabel (0.355) dengan jumlah sampel sebanyak 31
orang. Dari uji validitas, ada 3 item pertanyaan yang tidak valid. Yang tidak
pembimbing.
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar,
2013). Hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,6
nilai alpha 0,750 sehingga dapat dikatakan reliabel. Pengujian ini diuji
salah satu guru untuk memberi penjelasan saat pengambilan sampel yang
jumlah orang tua yang ada di tiap sekolah tersebut yang bisa dijadikan responden
penelitia ini.
kepada orang tua murid, menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.
Peneliti juga menjelaskan maksud dari tiap-tiap pertanyaan kepada orang tua saat
orang tua akan mengisi kuesioner tersebut. Waktu pengambilan kuesioner ini
dilakukan setelah orang tua mengisi form pertanyaan. Ada sebagian orang tua
bawa pulang, keesokan harinya dilakukan pengambilan kuesiner bagi yang bawa
1. Editing / memeriksa
oleh para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah diseleksi
dilakukan terhadap :
3. Sorting
Sorting adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data
menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).
4. Entry data
5. Cleaning yaitu Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau
belum.
42
dilakukan).
hasil yang dapat menjawab pertanyaan peneliti. Analisis yang dilakukan peneliti
ABK, serta variabel lain yang ikut diteliti, yaitu usia orang tua, jenis kelamin
J. Etika Penelitian
1. Prinsip manfaat
harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau
3. Prinsip keadilan
manusia.
BAB V
HASIL PENELITIAN
wilayah di kota Tangerang Selatan. Sekolah yang dilakukan tempat penelitian itu
Cabe Ilir Pamulang. Jumlah murid di sekolah ini ada 50 orang yang terdiri dari 29
orang murid SD, 13 orang murid SMP, dan 8 orang murid SMA dengan jumlah
tunarungu.
diruang sekolah, selain itu ada beberapa kegiatan yang sekaligus terapi bagi
wilayah Kampung Utan, Ciputat. Sekolah ini terdiri dari murid SD, SMP dan
SMA dengan gangguan tuna grahita dan autism sebanyak 40 murid dan staf
44
45
Lengkong Karya, Serpong Utara. Jumlah murid 45 orang dimulai dari jenjang SD,
SMP sampai SMA dengan jumlah pengajar 19 orang. Murid di sekolah ini
Jumlah dari anak berkebutuhan khusus yang diambil dari ketiga sekolah,
B. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis kelamin
digambarkan pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Keluarga (orang tua)
di Sekolah Khusus Tangerang Selatan 2014
(n = 60)
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 12 20,0%
Perempuan 48 80,0%
Total 60 100%
Tabel 5.1 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
2. Usia
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Sekolah Khusus Tangerang
Selatan 2014
(n = 60)
Usia Frekuensi Persentase
26 - 35 58 96,7%
36 - 45 1 1,7%
56 - 60 1 1,7%
Total 60 100%
Tabel 5.2 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan rentang usia 26
35 tahun sebanyak 58 orang (96,7%), usia 36-45 tahun sebanyak 1 orang (1,7%%)
3. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan di Sekolah Khusus
Kota Tangerang Selatan 2014
(n = 60)
Pendidikan Frekuensi Persentase
Perguruan Tinggi 36 60,0%
SMA 21 35,0%
SMP 3 5,0%
Total 60 100%
Tabel 5.3 menunjukkan hasil bahwa orang tua yang berpendidikan tingkat perguruan
tinggi lebih banyak 36 orang (60,0%) dibandingkan pendidikan tingkat SMA dan
tingkat SMP. Untuk yang paling sedikit terdapat pada pendidikan tingkat SMP
C. Jenis ABK
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Anak Berkebutuhan Khusus di
Sekolah Khusus Kota Tangerang Selatan 2014
(n=60)
Jenis ABK Frekuensi Persentase
Tunagrahita 34 56,7%
Tunarungu 4 6,7%
Autis 22 36,7%
Total 60 100%
Tabel 5.6 dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa, banyak ditemukan anak
tunagrahita sebanyak 34 orang (56,7%), anak autis sebanyak 22 orang (36,7%) dan
D. Dukungan Keluarga
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Sekolah
Khusus Kota Tangerang Selatan 2014
(n=60)
Dukungan Keluarga Frekuensi Persentasi
Baik 41 68,3%
Cukup 10 16,7%
Buruk 9 15,0%
Total 60 100%
Tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa dari hasil penelitian dalam kategori, 41
dukungan baik (68,3%), 10 dukungan cukup (16,7%), dan 9 dengan dukungan buruk
(15,0%).
Kurang 2 0 6
Dukungan penghargaan Cukup 3 2 11
Baik 29 2 5
Kurang 1 0 9
Dukungan instrumental Cukup 2 0 8
Baik 31 4 5
Kurang 1 0 7
Dukungan sosial Cukup 3 1 10
Baik 30 3 5
Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa dari hasil penelitian dalam lima jenis dukungan
keluarga dalam kategori baik lebih banyak dukungan emosional pada jenis anak
dalam kategori baik lebih sedikit dukungan penghargaan pada jenis anak tunarungu
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gambaran Dukungan Anak
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Khusus Kota Tangerang Selatan 2014
(n=60)
Dukungan Keluarga
Jenis ABK Total
Kurang Cukup Baik
Tunagrahita N 2 0 32 34
Tunarungu N 0 0 4 4
Autis N 7 10 5 22
9 10 41 60
Total
15,0% 16,7% 68,3% 100%
Tabel 5.8 memperlihatkan dari 60 responden dapat dilihat dukungan dalam kategori
baik lebih banyak pada anak tunagrahita dibandingkan dengan anak tunarungu dan
anak autis. Dukungan kategori baik pada anak tunagrahita sebanyak 94,1%, dukungan
kategori baik pada anak tunarungu 100%, sedangkan untuk dukungan pada anak autis
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi dari hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan
dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan
menunggu anak berkebutuhan khusus selama jam sekolah adalah orang tua
perempuan (ibu). Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Miranda (2013) bahwa ibu
lebih besar memberi dukungan dari pada ayah. Ibu merasakan rasa tanggung jawab
melahirkan hingga masa pertumbuhan anak. Ayah lebih terfokus pada financial
dalam membesarkan anak (Wenar dan Kerig (2000) dalam Miranda (2013).
Hal itu juga sesuai dengan hasil wawancara dengan para orang tua
perempuan, yang mengatakan bahwa lebih punya waktu untuk mengurus anak dan
anak ini titipan dari Allah. Sedangkan untuk orang tua laki-laki mencari nafkah
untuk keluarga.
51
52
Usia orang tua dibagi menjadi menjadi 4 kategori yaitu : usia 17-25 tahun
(remaja akhir), usia 26-35 tahun (dewasa awal), usia 36-45 tahun (dewasa akhir),
usia 46-55 tahun (lansia awal), dan 56-60 tahun (lansia akhir). Hasil persentase
usia 26 35 tahun lebih banyak (96,7%) dari usia 36-45 dan usia 46-55 tahun.
Orang tua yang berusia 36-45 tahun sebanyak 1 orang (1,7%), sedangkan yang
berusia 56-60 tahun sebanyak 1 orang (1,7%). Dalam penelitian ini tidak
ditemukan usia orang tua 17-25 tahun dan 46-55 tahun. Menurut Supartini (2004)
usia orang tua sangat berpengaruh dalam mengasuh anak. Usia yang terlalu muda
dan terlalu tua tidak dapat menjalankan secara optimal karena diperlukan kekuatan
fisik dan psikososial. Penelitian Arfandi (2014) usia berkisar antara 23 58 tahun,
tergolong matang untuk menjaga dan mendidik anak dengan berkebutuhan khusus.
Hasil dari wawancara satu orang tua yang berusia 59 tahun mengatakan, kekuatan
fisik sudah tidak menjamin dalam mendidik dan hampir setiap hari dan setiap pagi
Tingkat pendidikan orang tua diteliti, terdiri dari perguruan tinggi, SMA,
dan SMP. Orang tua yang pendidikan hingga perguruan tinggi sebanyak 35 orang,
sebanyak 4 orang. Hasil dari persentase tingkat pendidikan perguruan tinggi lebih
(2006) dalam Arfandi (2014). Hal lain juga dijelaskan oleh Mayasari (2009)
53
tingkat pendidikan orang tua berbeda-beda ini menjadikan berbeda juga cara
dalam suatu populasi dan pada umumnya gangguan lebih banyak terjadi pada anak
yang baik, 31 orang memberikan dukungan instrumental yang baik dan 30 orang
memberikan untuk dukungan sosial kategori baik terhadap anak ABK. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardyanto (2010) bahwa orang tua
masing. Dukungan yang diberikan orang tua yaitu dukungan instrumental berupa
Peran dan dukungan orang tua pada anak tunagrahita adalah memberikan dasar
anak tunarungu, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan jumlah sampel responden
dukungan penghargaan dalam kategori cukup (11 orang), dukugan dalam kategori
secara maksimal pada anak autis yaitu dukungan emosional. Sebagai orang tua
harus dapat memberikan dukungan dan membantu terhadap segala hal yang
dilakukan oleh anak serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu
kategori cukup (16,7%) dan 9 dalam kategori buruk (15,0%). Akan dibahas dan
lebih besar dari pada dukungan dalam kategori cukup dan buruk dalam setiap
dukungan. Untuk kategori baik sebanyak 94,1%, kategori cukup 0,0% dan
semakin buruk dampaknya bagi anak retardasi mental (Wahidin (2006) dalam
Arfandi (2014)).
bahkan tidak sedikit orang tua malu mempunyai anak berkelainan. Somantri
laku orang tua yang memiliki anak tunagrahita yaitu, ada perasaan kehilangan
56
kepercayaan diri karena mempunyai anak yang tidak normal (orang tua menjadi
Dari hasil wawancara, mengatakan bahwa orang tua susah untuk lepas dari
Karena setiap yang disampaikan ke anak tidak bisa didengar dengan sempurna
oleh anak tersebut. Anak normal bisa disuruh berhenti jika disuruh berhenti,
sekolah.
kondisi yang buruk (baik secara fisik maupun secara mental), subjek memiliki
dukungan orang tua dalam kategori cukup. Untuk dukungan dalam kategori
cukup sebanyak 45,5%, baik sebanyak 22,7%, dan dalam kategori buruk
sebanyak 31,8%. Hal ini sejalan dengan penelitian Zainuri (2010) sebagian
besar responden (orang tua) memberikan dukungan sosial dalam kategori baik
diberikan orang lain dalam jaringan sosialnya (misalnya keluarga dan teman)
dukungan orang tua pada anak autis merupakan dukungan dimana orang tua
dengan self-esteem sebesar 67,4%, 78,8%, dan 73,4%. Hasil ini menunjukkan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, dari tingkat pendidikan orang tua
SMP sebanyak 3%. Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin baik
C. Keterbatasan Penelitian
yaitu:
1. Orang tua banyak yang menolak untuk menjadi responden, sehingga jumlah
responden sedikit.
2. Instrumen penelitian dibuat sendiri, karena belum ada instrumen baku untuk
3. Banyak orang tua menjawab lembar pertanyaan dengan bantuan orag lain.
Ada kemungkinan data yang diberikan orang tua bias/tidak sesuai dengan
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan temuan
(68,3%), kategori cukup (16,7%), dan dalam kategori kurang (15,0%). Hal ini
(60,0%), SLTA (35,0%), dan SMP (5,0%). Dari segi jenis kelamin responden,
dengan kategori baik 5 orang (22,7%), dukugan cukup 10 orang (45,5%) dan
59
60
B. Saran
1. Bagi institusi keperawatan, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam bidang
penyuluhan mengenai dukungan kepada orang tua yang berguna untuk ABK.
2. Bagi keluarga (orang tua), penelitian ini dapat memberikan maka upaya orang
tua agar mendukung kegiatan anak, kemauan anak yang aktifitas fisiknya
terbatas untuk menjadi anak yang sehat agar tumbuh kembang menjadi optimal.
4. Bagi sekolah khusus, penelitian ini menjadi motivasi bagi sekolah untuk
memberikan pelayanan kepada keluarga murid khususnya orang tua agar dapat
Refika Aditama.
Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas Kesehatan diakses tanggal 12-05-
2014.
tanggal 28-05-2014.
Medan.
Penerimaan Diri Ibu Anak Autis di SDLB-B dan Autis TPA Kecamatan
Mengajar Anak Normal, Autis, dan Perilaku Lain. Jakarta: PT Buana Ilmu
Populer.
FORMAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Dengan hormat,
NIM : 1110104000001
Saya menyatakan bahwa, saya telah membaca pernyataan diatas dan setuju
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun untuk dipergunakan seperlunya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada
paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan bila perlu.
Peneliti Responden
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
2. Pilihlah :
Mohon Kerjasama
1. Kuesioner Dukungan Keluarga
No Pertanyaan SL SR KD TP
Dukungan Informasional
1 Keluarga mencari informasi terkait kesehatan anak
melalui media massa ataupun elektronik.
Dukungan Emosional
6 Keluarga tidak menggunakan kalimat yang mudah
dipahami anak ketika berkomunikasi.
Dukungan Penghargaan
13 Dalam mengambil keputusan pengobatan, keluarga
tidak melibatkan anak.
No Pertanyaan SL SR KD TP JR
Dukungan Instrumental
18 Keluarga menyediakan transportasi dan biaya
berobat ketika anak sakit.
Dukungan Sosial
23 Keluarga meluangkan waktu untuk berkumpul
bersama.
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
.750 .938 27
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pertanyaan kesatu 4.32 1.077 31
Pertanyaan kedua 4.58 .886 31
Pertanyaan ketiga 4.42 1.205 31
Pertanyaan keempat 4.52 1.092 31
Pertanyaan kelima 4.58 .923 31
Pertanyaan keenam 4.29 1.270 31
Pertanyaan ketujuh 4.74 .575 31
Pertanyaan kedelapan 4.58 .848 31
Pertanyaan kesembilan 4.45 1.362 31
Pertanyaan kesepuluh 4.32 1.137 31
Pertanyaan kesebelas 3.65 1.330 31
Pertanyaan keduabelas 4.55 .850 31
Pertanyaan ketigabelas 2.39 1.145 31
Pertanyaan keempatbelas 4.00 1.125 31
Pertanyaan kelimabelas 2.55 1.567 31
Pertanyaan keenambelas 2.81 1.447 31
Pertanyaan ketujuhbelas 4.58 .765 31
Pertanyaan kedelapanbelas 4.71 .739 31
Pertanyaan kesembilanbelas 4.29 1.442 31
Pertanyaan keduapuluh 4.19 1.558 31
Pertanyaan keduapuluhsatu 4.65 .877 31
Pertanyaan keduapuluh dua 4.74 .815 31
Pertanyaan keduapuluh tiga 4.58 .848 31
Pertanyaan keduapuluh
3.58 1.311 31
empat
Pertanyaan keduapuluh lima 4.77 .617 31
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pertanyaan keduapuluh
4.13 1.360 31
enam
Total 108.97 17.058 31
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Pertanyaan kesatu 213.61 1112.045 .705 .738
Pertanyaan kedua 213.35 1128.170 .587 .742
Pertanyaan ketiga 213.52 1099.525 .787 .735
Pertanyaan keempat 213.42 1112.452 .690 .739
Pertanyaan kelima 213.35 1119.703 .701 .740
Pertanyaan keenam 213.65 1092.103 .836 .733
Pertanyaan ketujuh 213.19 1141.828 .558 .746
Pertanyaan kedelapan 213.35 1142.503 .360 .746
Pertanyaan kesembilan 213.48 1087.925 .824 .732
Pertanyaan kesepuluh 213.61 1114.845 .629 .739
Pertanyaan kesebelas 214.29 1106.080 .633 .737
Pertanyaan keduabelas 213.39 1127.045 .632 .742
Pertanyaan ketigabelas 215.55 1177.789 -.194 .755
Pertanyaan keempatbelas 213.94 1111.129 .686 .738
Pertanyaan kelimabelas 215.39 1115.045 .443 .740
Pertanyaan keenambelas 215.13 1184.116 -.224 .758
Pertanyaan ketujuhbelas 213.35 1123.170 .782 .741
Pertanyaan kedelapanbelas 213.23 1142.181 .423 .746
Pertanyaan
213.65 1079.903 .864 .730
kesembilanbelas
Pertanyaan keduapuluh 213.74 1083.998 .755 .732
Pertanyaan keduapuluhsatu 213.29 1120.413 .727 .740
Pertanyaan keduapuluh dua 213.19 1123.228 .732 .741
Pertanyaan keduapuluh tiga 213.35 1125.037 .670 .742
Pertanyaan keduapuluh
214.35 1106.837 .634 .738
empat
Pertanyaan keduapuluh lima 213.16 1154.006 .226 .749
Pertanyaan keduapuluh
213.81 1098.095 .709 .735
enam
Total 108.97 290.966 1.000 .923
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
217.94 1163.862 34.115 27
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 12 20.0 20.0 20.0
Valid Perempuan 48 80.0 80.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
26-35 58 96.7 96.7 96.7
36-45 1 1.7 1.7 98.3
Valid
56-60 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Perguruan Tinggi 36 60.0 60.0 60.0
SLTA 21 35.0 35.0 95.0
Valid
SMP 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Jenis Dukungan
ABK
Tunagrahita Tunarungu Autis
Count Count Count
Kurang 1 0 9
Informasional Cukup 2 1 8
Baik 31 3 5
Kurang 1 0 8
Emosional Cukup 1 0 9
Baik 32 4 5
Kurang 2 0 6
Penghargaan Cukup 3 2 11
Baik 29 2 5
Kurang 1 0 9
Instrumental Cukup 2 0 8
Baik 31 4 5
Kurang 1 0 7
Sosial Cukup 3 1 10
Baik 30 3 5
ABK* Dukungan keluarga Crosstabulation
Dukungan keluarga Total
Kurang Cukup Baik
Count 2 0 32 34
Tunagrahita
% within ABK 5.9% 0.0% 94.1% 100.0%
Count 0 0 4 4
ABK Tunarungu
% within ABK 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
Count 7 10 5 22
Autis
% within ABK 31.8% 45.5% 22.7% 100.0%
Count 9 10 41 60
Total
% within ABK 15.0% 16.7% 68.3% 100.0%
ABK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tunagrahita 34 56.7 56.7 56.7
Tunarungu 4 6.7 6.7 63.3
Valid
Autis 22 36.7 36.7 100.0
Total 60 100.0 100.0