Anda di halaman 1dari 4

Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma di bawah permukaan

bumi. Magma di bumi merupakan larutan silika bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan
asal semua batuan beku. Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar
melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi.

Hasil letupan gunung berapi ini mengandung larutan gas yang tidak pernah sampai ke
permukaan bumi. Magma terkumpul dalam kamar magma yang terasing di bawah kerak bumi
dan mengandung komposisi yang berlainan menurut tempat magma itu didapati.

Magma adalah batuan cair pijar yang terdapat di dalam perut bumi dan terdiri atas beberapa
mineral dan gas. Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lava atau lahar. Di samping itu,
magma yang membeku di dalam litosfer disebut batuan beku. Magma merupakan bagian inti
bumi yang senantiasa berusaha untuk keluar ke permukaan bumi.

Berdasarkan kandungan mineralnya magma dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Magma asam, yaitu magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO2), biasanya berwarna
terang, seperti granit dan diorit.
2. Magma basa, yaitu magma yang sedikit mengandung kuarsa (SiO2) dan berwarna lebih
gelap karena mengandung mineral yang berwarna lebih tua, seperti gabro dan basalt.

Di dalam perut bumi, magma menempati sebuah kantung yang disebut dapur magma (batolit)
yang kedalamannya berbeda-beda. Perbedaan dapur magma merupakan salah satu faktor penentu
kuat lemahnya sebuah erupsi.

Sejak akhir abad ke-19 , kata " alkali " dan " kalk-alkalin " diberi berbagai arti diilustrasikan dalam
glosarium geologi . Dalam definisi aslinya , " basa " diciptakan untuk batuan yang memiliki , pada kadar
silika yang diberikan , lebih alkalis dari " subalkaline " yang . Shand ( 1922 ) diformalkan konsep dengan
mempertimbangkan oksida alkali / alumina / silika rasio molar : sebuah batu alkali adalah satu di mana
oksida alkali berada di kelebihan 01:01:06 , baik alumina , atau silika , atau keduanya kekurangan .
Peacock (1931 ) mendefinisikan suite beku dengan mempertimbangkan perilaku oksida kapur dan alkali
vs silika : batuan memiliki oksida kapur dan alkali yang sama adalah " basa " jika isinya silika berada di
bawah 51 % berat , " kalk-alkalin " jika isinya silika berkisar dari 56-61 % berat .
Kemudian , arti istilah-istilah berubah drastis , " kalk-alkalin " menjadi kasar sinonim untuk " orogenic
subalkaline " , sementara " tholeiitic " diberi status ambigu rendah dari K serta tinggi Fe subalkaline
batuan , baik orogenic , atau tidak. Pergeseran tersebut dicontohkan oleh klasik Peccerillo & Taylor (
1976 ) klasifikasi rendah K tholeiites , menengah - K kalk-alkalin , tinggi - K kalk-alkalin , shoshonitic dan
potasik suite . Arculus ( 2003) menunjukkan bahwa mayoritas yang disebut suite kalk-alkalin sebenarnya
" yg mengandung kapur " dan , karena itu, bahwa penggunaan umum " kalk-alkalin " untuk batuan
subalkaline orogenic adalah menyesatkan . Menurut definisi Merak , tampak bahwa hanya " high- K kalk-
alkalin " suite terdiri dari batuan kalk-alkalin . " Medium - K kalk-alkalin " suite " yg mengandung kapur " ,
suite shoshonitic adalah Mg - kaya " alkali yg mengandung kapur " , sementara potasik untuk suite
ultrapotassic adalah " basa " di kedua Shand dan Merak definisi . Dengan demikian , yang terkenal dan
banyak digunakan diagram kalium - silika yang dikembangkan oleh Peccerillo & Taylor ( 1976) harus
digunakan tanpa menambahkan istilah " kalk-alkalin " untuk nama-nama K - rendah , menengah dan
tinggi K - K bidang ( Le Maitre, 2002) .
Menyusul rekomendasi dari Frost et al . ( 2001) , disarankan untuk menggunakan berturut-turut Fe -
nomor, yaitu besi / (besi + magnesium ) rasio , indeks alkali - kapur Peacock , baik dimodifikasi menurut
Frost et al . , Atau tidak, maka , alumina indeks saturasi , yaitu alumina / ( oksida kapur + alkali ) rasio ,
dan indeks peralkaline , yaitu oksida alkali / rasio alumina . The peralkaline indeks berguna untuk A -jenis
batuan silika tinggi , karena mereka dapat menjadi sangat rendah di kapur bahwa variasi yang sangat
kecil dalam aluminium / besi rasio menginduksi penyeberangan peralumina ? peralkaline batas (
Jacobson et al . , 1958). Dalam skema ini , suite beku orogenic cenderung dominan magnesian kalk-
alkalin untuk yg mengandung kapur , non - orogenic suite beku sebagian besar ferroan dan memiliki
indeks alkali - kapur yang mencakup seluruh rentang nilai , sehingga memberikan potongan pertama -
order.

Metode Peacock dapat digunakan untuk menentukan jenis magma dan tipe suite berdasarkan nilai Alkali
Lime Index (T).
Penentuan dilakukan dengan mempergunakan diagram salib sumbu, dimana sumbu X (absis) adalah
harga-harga SiO2, sumbu Y1 (Ordinat) sebelah kiri untuk harga -harga ( K2O + Na2O ) dan sumbu Y2
sebelah kanan untuk harga-harga (K2O + Na2O) dan sumbu Y2 sebelah kanan untuk harga-harga CaO.
Harga-harga SiO2, CaO dan (K2O + Na2O) dari masing-masing contoh batuan diplot kedalam diagram
salib sumbu . Dari hubungan (a) harga SiO2 terhadap ( K2O + Na2O) dan (b) harga SiO2 terhadap CaO
didapatkan titik-titik tertentu. Dengan interpolasi ditarik garis ( K2O + Na2O) dan garis CaO.
Dari titik potong kedua garis itu, setelah diproyeksikan ke sumbu X akan terbaca harga Alkali Lime Index
(T) yaitu niai yang ditunjukan oleh nilai SiO2 dalam sumbu X.

Klasifikasi geokimia batuan granit didasarkan pada tiga variabel. Ini adalah FeO / (FeO + MgO) = Fe-
nomor [atau FeOtot / (FeOtot + MgO) = Fe *], yang dimodifikasi indeks alkali-kapur (MALI) (Na2O + K2O
- CaO) dan indeks saturasi aluminium (ASI ) [Al / (Ca - 1,67 P + Na + K)]. The Fe-nomor (atau Fe *)
membedakan ferroan granitoid, yang memanifestasikan pengayaan besi yang kuat, dari granitoid
magnesian, mana yang tidak. Para granitoid ferroan dan magnesian lebih lanjut dapat diklasifikasikan
menjadi bersifat alkali, alkali yg mengandung kapur, kalk-alkali, dan yg mengandung kapur di dasar MALI
dan dibagi atas dasar ASI ke peralumina, metaluminous atau peralkaline. Karena batuan bersifat alkali
tidak mungkin batu peralumina dan yg mengandung kapur dan kalk-alkali tidak mungkin peralkaline,
klasifikasi ini mengarah ke 16 kemungkinan kelompok batuan granit. Dalam klasifikasi ini granitoid paling
Cordilleran yang magnesian dan kalk-alkali atau yg mengandung kapur, kedua jenis metaluminous dan
peralumina hadir. A-jenis granitoid yang ferroan alkali yg mengandung kapur, meskipun beberapa
ferroan bersifat alkali. Kebanyakan metaluminous meskipun beberapa peralumina. Caledonian granit
pasca-orogenic didominasi magnesian alkali yg mengandung kapur. Mereka dengan <70% berat SiO2
yang dominan metaluminous, sedangkan varietas yang lebih kaya silika umumnya peralumina.
Leucogranites peralumina dapat berupa magnesian atau ferroan dan memiliki MALI yang berkisar dari
yg mengandung kapur ke bersifat alkali.

Istilah calcalkaline dan calcalkalic saat ini didefinisikan dan digunakan dalam beberapa dan non-setara
cara. Umumnya, variasi total Fe sebagai FeO / MgO dalam berkembang subalkaline batu suite dianggap
sebagai karakter yang paling khas dari calcalkaline dibandingkan dengan suite tholeiitic, mencerminkan
waktu relatif saturasi fasa dengan Fe-Ti oksida, plagioklas, dan silikat feromagnesium. Skema klasifikasi
lainnya yang banyak digunakan, termasuk minoritas penganut definisi formal asli 'calcalkalic' oleh
Peacock (1931, Jurnal Geologi 39, 54-67). Mengingat penggunaan kontradiktif dan membingungkan
berlaku istilah-istilah, yang menyebabkan miskomunikasi, diusulkan bahwa spektrum batuan subalkaline
dibagi menjadi-, tinggi, menengah, dan rendah-Fe suite, melengkapi divisi dibuat atas dasar isi K. Istilah
calcalkaline dan calcalkalic harus dibatasi untuk rock suite yang sesuai dengan definisi Merak.

Berbagai proses geologi, secara fisis maupun kimiawi, antara lain bermula dari adanya gangguan
kesetimbangan sistem yang selanjutnya akan mengarah pada pemulihan kesetimbangan baru.
Adanya gangguan kesetimbangan sistem dan beberapa kejadian yang diakibatkannya akan
membentuk hubungan yang timbal balik cdan saling pengaruh mempengaruhi. Kesetimbangan
sistem isostatik, kesetimbangan gaya tarik bumi, kesetimbangan panas bumi dan lain sebagainya
merupakan beberapa contoh kesetimbangan geologi. Kesetimbangan isostatik akan tercapai
apabila massa batuan di atas permukaan bidang kompensasi telah sama dan normal,sehingga
tidak ada penyimpangan regional. Kesetimbangan yang mempengaruhi magma anatar lain
kesetimbangan termal, kesetimbangan hidrostatik, kesetimbangan termodinamika,
kesetimbangan fisika, kimia dan lainya. Selama dapur magma belum membeku maka senantiasa
akan terjadi gangguan kesetimbangan, misal berupa hilangnya panas, pembentukan kristal,
naiknya tekanan gas dan uap, pergerakan magma, letusan dan lain sebagainya. Sistem hidrostatik
dikatakan setimbang apabila berta jenis magma membesar ke arah dalam. Suatu penyimpangan
terhadap berat jenis, biarpun kecil. Gangguan kesetimbangan pada magma yang berada dibawah
permukaan bumi anatara lain akan menyebabkan terjadinya arus terputar yang segera diikuti
proses lanjutan berupa pembentukan cekungan (geosinklin), tegangan pada kerak benua yang
berakhir dengan pembentukan lurah, retakan dan sesar, orogenesa, tektogenesa dan gejala
penerobosan magma ke permukaan bumi.
Sehingga jelaslah bahwa tektonik dan vulkanisme merupakan ekspresi gaya-gaya dalam bumi
yang dihuibungkan dengan proses pengalihan tenaga ke permukaan. Sementara tektonik
merupakan manisfestasi gejala aspek mekanik yang ditimbulkan ; maka vulkanisme adalah
manisfestasi aspek kimiawi dari proses pemindahan tenaga tersebut.

Ada tiga lingkungan gunungapi yang dapat dibedakan dengan jelas :


1. Lingkungan tipe busur kepulauan (typical island-arc environment), dimana gunungapi terdapat
di bagian puncak punggungan pegunungan yang membusur. Magma basalan dari bagian atas
selubung bumi yang terletak dibawah suatu punggungan akan naik sepanjang rekahan yang
memotong lapisan granit. Dan sewaktu magma menerobos lapisan tersebut akan terjadi
perubahan komposisi, disamping proses diferensiasinya sendiri berjalan tanpa halangan berarti.
Di permukaan akan terbentuk gunungapi andesitan.
2. Lingkungan tipe samudra (typical ocean environment), di mana gunungapi muncul dan
tersebar berderet di sepanjang puncak punggungan yang mempunyai sistem reakahan pada kerak
samodranya. Melalui rekahan yang memotong lapisan basalan, magma primer yang basa
bergenerasi ke atas dari asalnya yaitu selubung bumi yang berada di bawah punggungan tersebut.
Dan karena hampir tidak menjumpai lapisan granitan, maka magma yang berdiferensiasi selama
perjalanannya ke atas tidak mengalami perubahan yang bersifat basalan.
3. Lingkungan tipe benua (typical continental envoronment), di mana pada jalur pegunungan
yang tak stabil terdapat lapisan kerak granitan yang tebal. Magma yang bergenerasi dekat dengan
dasar akar p[egunungan, kemudian naik secara perlahan melalui rekahan pada kerak granitan dan
muncul di permukaan sebagai gunungapi andesitan dan riolitan.

Anda mungkin juga menyukai