Anda di halaman 1dari 1

ULKUS KORNEA : SEBUAH STUDI PROSPEKTIF KLINIS DAN MIKROBIOLOGI

ABSTRAK

Latar belakang : Pentingnya mempelajari ciri epidemiologi dan faktor predisposisi dari
ulkus kornea dan setelahnya menemukan agen penyebab dan pola kepekaan antimikrobanya
pada masyarakat, iklim, dan budaya yang ada.

Tujuan dan sasaran : Studi prospektif dari 100 kasus ulkus kornea dilakukan untuk
menunjukkan prevalensi bakteri dan jamur diantara grup umur yang berbeda.

Bahan dan metode : Kikisan kornea dikumpulkan dari semua pasien. Satu pulasan kornea
dan kikisan kornea dikumpulkan. Pemeriksaan langsung sampel dilakukan dengan
menempelkan potasium hidroksida basah dan pulasan pewarnaan gram dan kemudian
diinokulasi dalam media agar darah, agar McConkey dan agar dekstrosa Saboraud.
Identifikasi pertumbuhan jamur akhirnya dilakukan berdasarkan ciri makroskopik dan
mikroskopik. Koloni bakteri diidentifikasi dengan pewarnaan gram dan tes biokimia standar
dan tes kepekaan antimikroba dikerjakan untuk setiap isolasi bakteri.

Hasil : Dari total 100 spesimen ulkus kornea, hanya 55% kasus ditemukan kultur positif
dimana bakteri lebih sering terisolasi daripada jamur. Staphylococcus aureus dan Aspergillus
spp merupakan bakteri dan jamur yang paling sering. Kejadian lebih tinggi pada laki-laki dan
pada grup umur > 40-60 tahun. Sementara itu S.aureus ditemukan paling sensitif terhadap
vankomisin, Staphylococcus epidermis paling sensitif terhadap cefazolin.

Kesimpulan : S.aureus dan Aspergillus spp merupakan paling sering mengisolasi terkait
dengan ulkus kornea, dan kejadiannya lebih tinggi pada populasi pedesaan khususnya para
petani yang terus menerus terkena materi vegetatif

Kata kunci : Ulkus kornea; Prevalensi; Bakteri; Jamur; Faktor predisposisi

Pengenalan

Anda mungkin juga menyukai