Anda di halaman 1dari 4

Triase Pasien Aritmia

Triase pasien aritmia harus berfokus pada kondisi hemodinamik dan onset gejala serta tanda.
Aritmia yang tidak stabil harus segera dirawat untuk evaluasi, pasien yang asimtomatis dapat
menunggu tapi harus tetap di evaluasi serta di monitoring.

Kriteria hemodinamik dan kriteria rawatan pasien dengan aritmia antara lain:

Tekanan darah sistolik < 90 mmHg


Tekanan darah diastolik < 60 mmHg
Denyut jantung > 120 kali/menit atau < 50 kali/menit
Frekuensi napas > 30 kali/menit atau < 10 kali/menit
Suhu tubuh > 39,0 C atau < 36,0 C
Saturasi Oksigen (SpO2) < 90%

Langkah selanjutnya adalah evaluasi nyeri dada, dispneu, gagal jantung akut, penurunan
status kesadaran, dan tanda syok selama triase dilakukan.

Pasien yang tidak stabil harus segera ditangani dan segera dilakukan pemeriksaan
elektrokardiografi serta harus ditatalaksana dengan adekuat sesuai dengan ketersediaan
sumber daya serta obat yang ada pada unit gawat darurat.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi apakah pasien berada dalam
kondisi hemodinamik yang tidak stabil, evaluasi segera beberapa parameter seperti tingkat
kesadaran, ventilasi, oksigenasi, denyut jantung, dan tekanan darah. Evaluasi klinis berfokus
pada gejala syok (penurunan kesadaran, kulit yang biru dan dingin, denyut nadi cepat dan
lemah, penurunan output urin, haus dan mulut kering, hipoglikemia, kebingungan, nausea)
dispneu dan takipneu atau desaturasi oksigen (SpO2 < 90%).

EKG, tekanan darah, dan saturasi oksigen harus segera diperiksa dan dilanjutkan dengan
monitoring terus menerus serta dilakukan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah.
Jalan napas (airway) harus tetap paten, bantuan pernapasan atau oksigen diberikan pada
pasien dengan SpO2 < 94%. Pemeriksaan EKG 12 lead harus segera dilakukan untuk
menentukan evaluasi diagnosis aritmia segera. Anamnesis didapatkan setelah tindakan awal
selesai dilakukan.
Secara sederhana, Pendekatan awal pasien aritmia di unit gawat darurat dapat dilakukan
sebagai berikut:

Tanda syok
Lihat dan nilai:
Nyeri dada
Distres Pernapasan

Monitoring pasien, infus, sampel darah


Pastikan jalan napas pasien paten, ventilasi baik dan berikan oksigen jika
diperlukan
Lakukan
Berikan dukungan untuk tekanan perfusi (gunakan rata-rata tekanan darah
arteri)
Lakukan pemeriksaan EKG 12 lead dan setelahnya lakukan anamnesis
Tatalaksana penyebab reversibel

Ketika terjadi henti jantung (Cardiac arrest) maka protokol dukungan hidup jantung lanjutan
harus dilakukan. Pada kondisi ketidakstabilan hemodinamik, maka harus ditentukan pula
kegagalan organ akut atau situasi yang mendekati henti jantung, dapat disebabkat oleh taki
atau bradiaritmia.

Pada kejadian takiaritmia, defibrilasi segera atau kardioversi tersinkronisasi harus dilakukan
tanpa mempertimbangkan mekanisme aritmia.

Sebagai tambahan, bradiaritmia dapat menyebabkan penurunan kardiak output berat yang
menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik seperti hipotensi, penurunan kesadaran, sianosis,
dispneu dan lain-lain.

Pengobatan berbasi atrofin, katekolamin, atau suatu stimulasi elektrikal dapat membantu atau
bahkan menyelamatkan hidup.

Algoritma untuk diagnosis dan pengobatan pasien aritmia


Apa yang dilakukan Bagaimana melakukannya

Evaluasi klinis

Menilai status hemodinamik


Tekanan darah, Denyut nadi, frekuensi
Untuk seluruh pasien napas, saturasi oksigen, suhu tubuh dan
akses intravena (infus)
Identifikasi aritmia EKG

Anamnesis, evaluasi klinis, EKG,


Identifikasi kemungkinan
Laboratorium, Rongent Thoraks, Konsultasi
penyebab kepada ahli kardiologi

Tatalaksana penyebab reversibel; berikan


obat yang tepat; pertimbangkan kardioversi
Obati ketidakstabilan
atau kemungkinan indikasi pemasangan
hemodinamik
pacemaker sementara (temporary
pacemaker)

Tatalaksana ketidakstabilan Lakukan kardioversi segera (dengan sedasi


hemodinamik prosedural jika memungkinkan)
Takiaritmia
Identifikasi aritmia EKG

Manuver manual, pemberian adenosis jika


reguler, beta bloker, atau penyekat kanal
kalsium.

Pertimbangan untuk kontrol irama


(dengan kardioversi atau obat) jika onset
Jika QRS kompleks < 48 jam atau kontrol frekuensi nadi
sempit terapi antikoagulan jika onset > 48 jam.

Konsultasi ke ahli kardiologi

Rawat jika toleransi status hemodinamik


buruk, patologi penyebab berat dan terus
berkembang, dan denyut jantung tidak
terkontrol dengan terapi awal
Pertimbangkan pemberian adenosin hanya
pada QRS kompleks monomorfik, infus
antiaritmia, konsultasi ke ahli kardiologi.
Jika QRS kompleks
lebar Rawat jika kardiopati organik terus
berkembang, takiaritmia persisten
meskipun telah diberikan terapi
antiaritmia, takikardia polimorfik,
toleransi status hemodinamik buruk.
Gunakan atropin, dopamin, adrenalin, atau
isoprenaline atau isoproterenol atau
Tatalaksana ketidakstabilan kemungkinan untuk melakukan pemasang
hemodinamik pacemaker sementara (dengan teknik sedasi
Bradiaritmia
jika memungkinkan). Konsultasi ke ahli
kardiologi

Sinus bradikardi Berikan dukungan hemodinamik, atropin.


Identifikasi dan tatalaksana kemungkinan
penyebab

Identifikasi aritmia EKG

Perekaman EKG loop dinamis, evaluasi ke


Sindrom sick sinus ahli kardiologi, pertimbangan pemasangan
pacemaker

Identifikasi kemungkinan penyebab. Rawat


jika toleransi status hemodinamik buruk,
Jika AV blok derajat I atau II
perkembangan patologi berat, denyut
tipe I
jantung tidak terkontrol setelah pemberian
obat-obatan.

Persiapkan untuk pemasangan pacemaker,


Jika AV blok berat (AV blok
konsultasi ke ahli kardiologi. Rawat untuk
derajat II tipe II atau III atau
monitoring status hemodinamik dan evaluasi
AV blok derajat III)
klinis.

Daftar Pustaka:

1. Neumar RW, Otto CW, Link MS, Kronick SL, Shuster M, Callaway CW, Kudenchuk PJ, Ornato
JP, McNally B, Silvers SM, Passman RS, White RD, Hess EP, Tang W, Davis D, Sinz E, Morrison
LJ. Adult advanced cardiovascular life support: 2010 American Heart Association Guidelines
for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation.
2010;122(18):S72967.
2. Hood RE, Shorofsky SR. Management of arrhythmias in the emergency department. Cardiol
Clin. 2006;24:12533.
3. Surian A, Visintin L. Management of Arrhythmic Patients in the Emergency Department:
General Principles. InThe Arrhythmic Patient in the Emergency Department 2016 (pp. 1-17).
Springer International Publishing.
4. Link MS, Berkow LC, Kudenchuk PJ, Halperin HR, Hess EP, Moitra VK, Neumar RW, ONeil BJ,
Paxton JH, Silvers SM, White RD. Part 7: adult advanced cardiovascular life support.
Circulation. 2015 Nov 3;132(18 suppl 2):S444-64.

Anda mungkin juga menyukai