Anda di halaman 1dari 54

Kata Pengantar

Assalamualaikum warohmatuallahi wabarokatuh

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Dzat yang telah menjadikan sebab untuk segala

perkara, yang mengandung segala hikmah dan keterangan kepada hamba-Nya. Yang mengutus

Muhammad sebagai rasul-Nya untuk membawa agama yang haq.

Saya menyadari bahwa penulisan dan pembuatan makalah ini tak lepas dari peran

dahsyat orang-orang yang membantu dalam proses pembuatannya, ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada:

1. Bapak subianto selaku guru matematika SMK Darul Jannah Al-Mawa

2. Bapak K. Hasan Arif selaku Pengasuh Pondok Pesantren Darul Jannah Al-Mawa

Saya juga membuat makalah ini untuk mengerjakan ujian akhir semester (UAS) ganjil dan saya

akan mengerjakan dengan semampu saya,apabila ada kata-kata yang tidak pas di hati bapak guru

yang mengajar matematika saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Summasalam mualaikummusalam

Tanggal,00 Desember 2014

BAGUS SABIQUL.A

DAFTAR ISI
H alaman Cover
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Operasi Aljabar Pada Fungsi
B. Menemukan Konsep Fungsi Komposisi
C. Sifat-sifat Operasi Fungsi Komposisi.
.. Uji Kompetensi 3.1
D. Fungsi Invers
E. Menentukan Rumus Fungsi Invers
Uji Kompetensi 3.2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kesan
C. Pesan
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang digunakan oleh BPK adalahadopsi dari Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Generally
Accepted Auditing Standard (GAAS). Sebagai Konsekuensinya, aturan aturan, pedomanteknis,
dan pedoman pelaksanaan yang disahkan SPAP dan GAAS seharusnyadiikuti oleh BPK. Namun,
yang terjadi tidak seperti itu. Masih ada beberapa hal yang terkesan diabaikan oleh BPK.
Padahal hal tersebut sangat esensial dalam melakukan pemeriksaan, seperti konsep dasar mengenai
perencanaan danpelaksanaan pemeriksaan keuangan. Hal ini menjadi sangat krusial karena ituartinya BPK
tidak benar-benar menjadikan keduanya sebagai referensi.Namun, GAAS dan SPAP tidak lebih
dari standar. Dalam praktiknya, tentuauditor menggunakan Professional Judgement saat menyelesaikan
auditnya. Hal inimemungkinkan auditor berimprovisasi dengan kreativitas masing-masing.
Walaubegitu, tak semua pekerjaan auditor ini dapat dilakukan dengan mudah. Olehkarenanya, Best Practice
yang biasa dipraktikkan auditor bisa dijadikan salah satupertimbangan dalam menyelesaikan
audit.Perbedaan Best Practice menurut Arens dengan matriks pemeriksaan BPKRI inilah yang
kemudian kami cermati. Baik dari segi langkah, penggunaan bahasa,ataupun konsep dasar
pemeriksaan. Alasannya, perbedaan yang ada dapatmempengaruhi kualitas pemeriksaan keuangan yang
dilakukan BPK RI.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Best Practice Arens benar-benar dijadikan referensi oleh BPK dalammenyusun matriks
pemeriksaan keuangan negara?
2. Adakah langkah pemeriksaan yang tidak tepat yang dimasukkan ke matriksyang disusun BPK?
C. Tujuan Penulisan
BPK RI menyusun SPKN berdasarkan GAAS dan SPAP. Oleh karena itu,seharusnya
BPK menerapkan pernyataan GAAS dan SPKN terkait pemeriksaansecara konsisten. Walaupun
sektor komersial dan sektor pemerintahan adalah duasisi yang berbeda, namun secara konsep
tetap bisa dicari jalan tengah. Tulisan inidibuat untuk membuktikan konsistensi BPK terkait
pelaksanaan pemeriksaan yangterdapat pada GAAS dan SPKN.Konsistensi yang dimaksud disini bukan
berarti bahwa semua hal yang diaturdalam GAAS dan SPKN harus pula diikuti seluruhnya oleh BPK.
Namun, ini lebihkepada pemahaman konseptual dan cara BPK merumuskannya menjadi
langkahpemeriksaan.
D. Sistematika Penulisan
H alaman Cover
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Operasi Aljabar Pada Fungsi
B. Menemukan Konsep Fungsi Komposisi
C. Sifat-sifat Operasi Fungsi Komposisi.
.. Uji Kompetensi 3.1
D. Fungsi Invers
E. Menentukan Rumus Fungsi Invers
Uji Kompetensi 3.2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kesan
C. Pesan
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup Penulis

BAB II PEMBAHASAN
A. Operasi Aljabar Pada Fungsi
Pada subbab ini, kita akan mempelajari operasi aljabar (penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pada fungsi). Perhatikan masalah berikut.Masalah-3.1
Seorang photografer dapat menghasilkan gambar yang bagus melalui dua tahap, yaitu;
tahap pemotretan dan tahap editing. Biaya yang diperlukan pada tahap pemotretan (B1) adalah
Rp500,- per gambar, mengikuti fungsi: B1(g) = 500g + 2500 dan biaya pada tahap editing (B2)
adalah Rp100,- per gambar, mengikuti fungsi: B2(g) = 100g + 500, dengan g adalah banyak
gambar yang dihasilkan.
a) Berapakah total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar
dengan kualitas yang bagus?
b) Tentukanlah selisih antara biaya pada tahap pemotretan dengan biaya pada tahap editing untuk
5 gambar.
Alternatif Penyelesaian
Fungsi biaya pemotretan: B1(g) = 500g + 2.500
Fungsi biaya editing: B2(g) = 100g + 500
a) Untuk menghasilkan gambar yang bagus, harus dilalui 2 tahap proses yaitu pemotretan dan
editing, sehingga fungsi biaya yang dihasilkan adalah:
B1(g) + B2(g) = (500g + 2.500) + (100g + 500) = 600g + 3.000
Total biaya untuk menghasilkan 10 gambar (g = 10) adalah:
B1(g) + B2(g) = 600g + 3.000
B1(10) + B2(10) = (600 10) + 3.000 = 9.000
Jadi total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan kualitas yang bagus
adalah Rp9.000,-
9
b) Selisih biaya tahap pemotretan dengan tahap editing adalah:
B1(g) B2(g) = (500g + 2.500) (100g + 500) = 400g + 2.000
Selisih biaya pemotretan dengan biaya editing untuk 5 gambar (g = 5) adalah:
B1(g) B2(g) = 400g + 2.000
B1(5) B2(5) = (400 5) + 2.000 = 4.000
Jadi selisih biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 5 gambar dengan kualitas yang bagus
adalah Rp4000,-
Perhatikan jumlah biaya pada bagian (a) dan selisih biaya pada bagian (b).
B1(g) = 500g + 2500 sehingga B1(5) = 5.000 dan B1(10) = 7.500.
B2(g) = 100g + 500 sehingga B2(5) = 1.000 dan B2(10) = 1.500
BJ (g) = B1(g) + B2(g) = 600g + 3000 sehingga BJ (10) = 9.000 dan B1(10) + B2(10)
= 7.500 + 1.500 = 9.000
Demikian juga,
BS (g) = B1(g) B2(g) = 400g + 2000 sehingga BS (5) = 4.000 dan B1(5) B2(5)
= 5.000 1.000 = 4.000.
Definisi 3.1
Jika f suatu fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan daerah
asal Dg , maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dinyatakan sebagai berikut.
a) Jumlah f dan g ditulis f + g didefinisikan sebagai ( f + g )(x) = f (x) + g (x) dengan daerah asal
D D D f + f = _ g g.
b) Selisih f dan g ditulis f g didefinisikan sebagai ( f g)(x)= f (x)g(x)dengan daerah asal D D
D f f = _ g g.
c) Perkalian f dan g ditulis f g didefinisikan sebagai ( f g)(x)= f (x)g (x)dengan daerah asal D
D D f f = _ g g.
d) Pembagian f dan g ditulis
dengan daerah asal D

B. Menemukan Konsep Fungsi Komposisi


Setelah kita memahami operasi aljabar pada fungsi, maka pada subbab ini, kita akan
membicarakan fungsi komposisi dari suatu fungsi. Untuk mendapatkan konsep fungsi komposisi,
kamu pahami dan pelajarilah beberapa masalah kasus dan contoh-contoh berikut.salah-3.2
Suatu bank di Amerika menawarkan harga tukar Dollar Amerika (USD) ke Ringgit
Malaysia (MYR), yaitu; 1 USD = 3,28 MYR, dengan biaya penukaran sebesar 2 USD untuk
setiap transaksi penukaran. Kemudian salah satu bank di Malaysia menawarkan harga tukar
ringgit Malaysia (MYR) ke Rupiah Indonesia (IDR), yaitu; 1 MYR = Rp3.169,54, dengan biaya
penukaran
sebesar 3 MYR untuk setiap transaksi penukaran. Seorang turis asal Amerika ingin bertamasya
ke Malaysia kemudian melanjutkannya ke Indonesia dengan membawa uang sebesar 2.000 USD.
Berapa IDR akan diterima turis tersebut jika pertama dia menukarkan semua uangnya ke mata
uang Ringgit Malaysia di Amerika dan kemudian menukarnya ke Rupiah Indonesia di Malaysia?
Alternatif Penyelesaian
Masalah ini dapat diselesaikan dua tahap penukaran.
Langkah 1:
Uang sebesar 2.000 USD akan ditukar ke Ringgit Malaysia di Amerika dengan
biaya penukaran sebesar 2 USD, maka jumlah uang yang diterima turis tersebut
adalah:
(2.000 2) 3,28 MYR = 1.998 3,28 MYR = 6.553,44 MYR
Langkah 2:
Uang sebesar 6.553,44 MYR akan ditukar ke mata uang Rupiah Indonesia, dan
perlu di ingat bahwa biaya penukaran sebesar 3 MYR. Uang yang diterima turis
tersebut adalah:
(6.553,44 3) 3.169,54 = 6.550,44 3.169,54 = 20.761.881,60 IDR
Turis tersebut menerima uang rupiah Indonesia sebesar 20.761.881,60 IDR.
Perhitungan kedua transaksi di atas dapat kita buat model matematikanya ke
dalam dua fungsi sebagai berikut.
Misalkan :
t = jumlah uang dalam USD
x = jumlah uang dalam MYR
y = jumlah uang dalam IDR
Transaksi penukaran pertama dapat kita tuliskan dengan
x = 3,28 (t 2)
x = 3,28 t 6,56
karena x merupakan sebuah fungsi t, maka dapat ditulis:
x (t) = 3,28 t 6,56 ............................. (1)
Untuk transaksi penukaran kedua dapat ditulis sebagai berikut.
y = 3.169,54 (x 3)
y = 3.169,54 x 9.508,62
karena y fungsi dari x, maka dapat ditulis
y (x) = 3.169,54 x 9.508,62 ...................(2)
Dengan mensubstitusi persamaan 1 ke persamaan 2 kita peroleh:
y (x) = y(x(t)), misal f (t) = y(x(t)), maka
f (t) = y(x(t))
= 3.169,54 (3,28 t 6,56) 9.508,62
= 10.396,09 t 20792.18 9.508,62
f (t) = 10.396,09 t 30.300,80
Fungsi f(t) = y(x(t)) ini merupakan fungsi komposisi x dan y dalam t yang dilambangkan
dengan (y x)(t) dan didefinisikan dengan (y x)(t) = y(x(t)).
Maka fungsi komposisi x dan y pada masalah di atas adalah
(y x) (t) = 10.396,09 t 30.300,80 ............(3)
97
Dengan menggunakan fungsi komposisi (y x)(t) seperti pada persamaan 3, maka dapat kita
hitung jumlah uang turis tersebut dalam mata uang rupiah Indonesia untuk t = 2000 USD seperti
berikut.
(y x)(t) = 10.396,09 t 30.300,80
= 10.396,09 (2.000) 30.300,80
= 20.792.180 30.300,80
= 20.761.881,60
Jumlah uang turis tersebut dalam rupiah adalah Rp20.761.881,60 Perhatikan bahwa hasilnya
sama dengan langkah pertama yang kita lakukan.
Agar kamu lebih memahami fungsi komposisi, perhatikanlah masalah berikut.
Masalah-3.3
Suatu pabrik kertas berbahan dasar kayu memproduksi kertas melalui dua tahap. Tahap
pertama dengan menggunakan mesin I yang menghasilkan bahan kertas setengah jadi, dan tahap
kedua dengan menggunakan mesin II yang menghasilkan kertas. Dalam produksinya mesin I
menghasilkan bahan setengah jadi dengan mengikuti fungsi f(x) = 0,9x 1 dan mesin II
mengikuti fungsi g(x) = 0,02x2 2,5x, dengan x merupakan banyak bahan dasar kayu dalam
satuan ton. Jika bahan dasar kayu yang tersedia untuk suatu produksi sebesar 200 ton, berapakah
kertas yang dihasilkan? (kertas dalam satuan ton).
Alternatif Penyelesaian
Tahap-tahap produksi pabrik kertas tersebut dapat kita gambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1. Tahapan Produksi Pabrik Kertas
Dari Gambar 3.1. di atas, terlihat jelas bahwa tahap produksi kertas terdiri atas dua tahap. Hasil
produksi setiap tahap kita hitung sebagai berikut
Hasil produksi tahap I Rumus fungsi pada produksi tahap I adalah: f(x) = 0,9x 1 Untuk x = 200,
diperoleh:
f (x) = 0,9x 1
= 0,9(200) 1
= 179
Maka hasil produksi tahap I adalah 179 ton bahan kertas setengah jadi. Hasil produksi tahap II
Rumus fungsi pada produksi tahap II adalah: g(x) = 0,02x2 2,5x Karena hasil produksi pada
tahap I akan dilanjutkan pada produksi tahap II, maka hasil produksi tahap I menjadi bahan dasar
produksi tahap II, sehingga diperoleh:
g(x) = 0,02x2 2,5x
= 0,02(200)2 2,5(200)
= 640,82 447,5
= 193,32
Dengan demikian hasil produksi tahap II adalah 193,32 ton bahan jadi kertas.
Hasil produksi yang dihasilkan pabrik kertas tersebut jika bahan dasar kayunya
sebanyak 200 ton adalah 193,32 ton bahan jadi kertas.
Masalah 3.3 di atas dapat kita selesaikan dengan menggunakan cara yang berbeda
sebagai berikut.
Diketahui fungsi-fungsi produksi berikut.
f(x) = 0,9x 1.....................................................................................................(1)
g(x) = 0,02x2 2,5x...........................................................................................(2)
dengan mensubstitusikan pers. 1 ke persamaan 2, kita peroleh fungsi
g(f(x)) = 0,02(0,9x 1)2 2,5(0,9x 1)
= 0,02(0,81x2 1,8x+1) 2,5(0,9x 1)
= 0,0162 x2 0,036x + 0,02 2,25x + 2,5
= 0,0162 x2 2,286x + 2,52
Kita peroleh fungsi g(f(x)) = 0,0162 x2 2,286x + 2,52...................................(3)
Jika disubstitusikan nilai x = 200 ke persamaan 3, kita peroleh:
g (f (x)) = 0,0162 x2 2,286x + 2,52
= 0,0162 (200)2 2,286(200) + 2,52
= 648 457,2 + 2,52
= 193,32
Terlihat bahwa hasil produksi sebesar 193,32 ton. Nilai ini sama hasilnya dengan hasil
produksi dengan menggunakan perhitungan cara pertama di atas.
Nilai g(f(x)) merupakan nilai suatu fungsi yang disebut fungsi komposisi f dan g dalam x
yang dilambangkan dengan g f. Karena itu nilai g f di x ditentukan dengan (g f)(x) = g(f(x)).
Perhatikan Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2. Fungsi Komposisi


Berdasarkan Gambar 3.2 di atas dapat dikemukakan beberapa hal berikut.
1) Df = daerah asal fungsi f; Rf= daerah hasil fungsi f; Dg = daerah asal fungsi g; Rg
= daerah hasil fungsi g; Dg f = daerah asal fungsi komposisi g f; = daerah hasil
fungsi komposisi g f
2) Fungsi f memetakan himpunan A ke himpunan B, ditulis f: AB.
Setiap unsur x Df dipetakan ke y Rf dengan fungsi y = f(x). Perhatikan Gambar
3.2(a).
3) Fungsi g memetakan himpunan B ke himpunan C, ditulis g : B C.
Setiap unsur y Dg dipetakan ke z Rg dengan fungsi z = g(y). Perhatikan
Gambar 3.2(b).
4) Fungsi h memetakan himpunan A ke himpunan C melalui himpunan B, ditulis: h:
AC. Setiap unsur x Dh dipetakan ke z h dengan fungsi z = h(x). Perhatikan
Gambar 3.2(c).
Berdasarkan beberapa hal di atas kita peroleh definisi berikut.Definisi 3.2
Jika f dan g fungsi dan R D f g _ __ , maka terdapat suatu fungsi h dari himpunan
bagian Df ke himpunan bagian Rg yang disebut fungsi komposisi f dan g (ditulis:
g f) yang ditentukan dengan
h(x) = (g f )(x) = g(f(x))
daerah asal fungsi komposisi f dan g adalah, Df g x Df f x D = { _ ( )_ } g
dengan
Df = daerah asal (domain) fungsi f; Dg = daerah asal (domain) fungsi g;
Rf = daerah hasil (range) fungsi f; Rg = daerah hasil (range) fungsi g.
Pertanyaan kritis!
Untuk fungsi komposisi f dan g atau g f.
1. Apa akibatnya jika R D g f _ =0 ? Mengapa?
2. 2) Bagaimana hubungan Dgf dengan Df? Apakah D D g f f ? Mengapa?
3. Bagaimana hubungan dengan Rg? Apakah R R g f g ? Mengapa? Untuk lebih memahami
konsep fungsi komposisi, perhatikanlah contoh berikut.
Contoh 3.2
Diketahui fungsi f: RR dengan f(x) = 2x + 1 dan fungsi g: RR dengan
g(x) = x2-1.
1) Apakah fungsi komposisi (g f )(x) dan (f g)(x) terdefinisi?
2) Tentukan fungsi komposisi (g f )(x) dan (f g)(x)!
Alternatif Penyelesaian
f(x) = 2x + 1; g(x) = x2 -1
Df = { x | x R} = R; Rf = { y | y R} = R
Dg = { x | x R} = R; Rg = { y | y R} = R
1. Untuk menentukan apakah fungsi komposisi (g f)(x) dan (f g)(x) terdefinisi, diketahui
berdasarkan:
Jika Rf Dg maka (g f)(x) terdefinisi. { y | y R} { x | x R} = R R = R , karena Rf
Dg maka (g f)(x) terdefinisi.
Jika Rg Df 0 maka (f g)(x) terdefinisi. { y | y R} { x | x R} = R R = R , karena
Rg Df maka (f g)(x) terdefinisi.
2. Untuk menentukan apakah fungsi komposisi (g f)(x) dan (f g)(x) sebagai berikut:
(g f)(x) = g(f(x)) = g(2x + 1)
= (2x + 1)2 1
= (4x2 + 4x + 1) 1
= 4x2 + 4x
(f g)(x) = f(g(x))
= f(x2 1)
= 2(x2 1) + 1
= 2x2 2 + 1
= 2x2 1
sehingga diperoleh (g f)(x) = 4x2 + 4x dan (f g)(x) = 2x2 1. Perhatikan kembali
Contoh 3.2 di atas! Contoh tersebut diberikan untuk menentukan fungsi komposisi jika fungsi-
fungsi yang lain telah diketahui. Berikut ini diberikan contoh bagaimana menentukan fungsi jika
diketahui fungsi komposisi dan suatu fungsi yang lain.

C. Sifat-sifat Operasi Fungsi Komposisi


Lakukanlah pengamatan pada beberapa contoh soal berikut untuk menentukan sifat-sifat
operasi fungsi komposisi. Dari pengamatan yang kamu lakukan, tariklah sebuah kesimpulan
terkait sifat operasi fungsi komposisi.
Contoh 3.4
Diketahui fungsi f: RR dengan f(x) = 4x + 3 dan fungsi g: RR dengan
g(x) = x1.
a) Tentukanlah rumus fungsi komposisi (g f )(x) dan (f g)(x)
b) Selidiki apakah (g f )(x) = (f g)(x)!
Penyelesaian
a) Menentukan rumus fungsi komposisi (g f )(x) dan (f g)(x)
* (g f)(x) = g(f(x))
= g(4x + 3)
= (4x + 3) 1
= 4x + 2
* (f g)(x) = f(g(x))
= f(x 1)
= 4(x 1) + 3
= 4x 4 + 3
= 4x 1
Dengan demikian (g f)(x) = 4x + 2 dan (f g)(x) = 4x 1.
b) Selidiki apakah (g f )(x) = (f g)(x)!
Berdasarkan hasil perhitungan butir (a) di atas diperoleh
(g f)(x) = 4x + 2, dan
(f g)(x) = 4x 1
Andaikan (g f )(x) = (f g)(x)
4x + 2 = 4x 1
2 = 1
Ternyata hasil yang diperoleh adalah kontradiksi dari pernyataan.
Jadi, g f f g
Berdasarkan Contoh 3.4 di atas, disimpulkan bahwa pada umumnya sifat komutatif pada operasi
fungsi komposisi tidak berlaku, yaitu; g f f g.
1) Suatu pabrik kertas berbahan dasar kayu memproduksi kertas melalui dua tahap. Tahap
pertama dengan menggunakan mesin I yang menghasilkan bahan kertas setengah jadi, dan tahap
kedua dengan menggunakan mesin II yang menghasilkan bahan kertas. Dalam produksinya
mesin I menghasilkan bahan setengah jadi dengan mengikuti fungsi f (x) = 0,7x + 10 dan pada
mesin II terdapat bahan campuran lain sehingga mengikuti fungsi g (x) = 0,02x2 + 12x, x
merupakan banyak bahan dasar kayu dalam satuan ton.
a) Jika bahan dasar kayu yang tersedia untuk suatu produksi sebesar 50 ton, berapakah kertas
yang dihasilkan? (kertas dalam satuan ton).
b) Jika bahan setengah jadi untuk kertas yang dihasilkan oleh mesin I sebesar 110 ton, berapa ton
kah kayu yang sudah terpakai? Berapa banyak kertas yang dihasilkan?
2) Diketahui fungsi f(x) = . Tentukan
rumus fungsi berikut bila terdefinisi dan tentukan daerah asal dan daerah hasilnya.
a) (f + g)(x)
b) (f g)(x)
c) (f g )(x)
3) Misalkan f fungsi yang memenuhi untuk f setiap x 0. Tentukanlah nilai f(2).
4) Diketahui fungsi f: RR dengan f(x) = x2 4x + 2 dan fungsi g: RR dengan g(x) = 3x 7.
a) (g f )(x) c) (g f )(5)
b) (f g)(x) d) (f g)(10)
5) Jika f(xy) = f(x + y) dan f(7) = 7. Tentukanlah nilai f(49)!

D. Fungsi Invers
Berikutnya, kita akan mempelajari balikan dari fungsi yang disebut dengan fungsi invers.
Dengan demikian, mari kita memahami masalah berikut.
Masalah-3.4
Seorang pedagang kain memperoleh keuntungan dari hasil penjualan setiap x potong kain
sebesar f(x) rupiah. Nilai keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) = 500x + 1.000,
(dalam ribuan rupiah) x adalah banyak potong kain yang terjual.
a) Jika dalam suatu hari pedagang tersebut mampu menjual 50 potong kain, berapa keuntungan
yang diperoleh?
b) Jika keuntungan yang diharapkan sebesar Rp100.000,00 berapa potong kain yang harus terjual?
c) Jika A merupakan daerah asal (domain) fungsi f dan B merupakan daerah hasil (range) fungsi f,
gambarkanlah permasalahan butir (a) dan butir (b) di atas.
Alternatif Penyelesaian
Keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) = 500x + 1000, untuk setiap x potong kain
yang terjual.
a) Penjualan 50 potong kain, berarti x = 50 dan nilai keuntungan yang diperoleh adalah:
f(x)= 500x + 1.000
untuk x = 50 berarti f(50) = (500 50) + 1.000
= 2.500 + 1.000
= 3.600
Jadi keuntungan yang diperoleh dalam penjualan 50 potong kain sebesar
Rp3.600.000,-
b) Agar keuntungan yang diperoleh sebesar Rp100.000,-, maka banyak potong kain
yang harus terjual adalah:
f(x) = 500x + 1.000
100.000 = 500x + 1.000
500x = 100.000 1.000
500x = 99.000
X = 99 000
500.
= 198
Jadi banyak potong kain yang harus terjual adalah 198 potong.
c) Jika A merupakan daerah asal fungsi f dan B merupakan daerah hasil fungsi f, permasalahan
butir (a) dan butir (b) di atas digambarkan seperti berikut.

Gambar 3.3. Invers Fungsi


Berdasarkan Gambar 3.3 di atas, dikemukakan beberapa hal sebagai berikut.
a. Gambar 3.3 (i) menunjukkan bahwa fungsi f memetakan A ke B, ditulis: f: AB.
b. (b) Gambar 3.3 (ii) menunjukkan bahwa f -1 memetakan B ke A, ditulis: f -1: BA. f -1
merupakan invers fungsi f.
c. Gambar 3.3 (iii) menunjukkan bahwa untuk nilai x = 50 maka akan dicari nilai f(x).
d. Gambar 3.3 (iv) menunjukkan kebalikan dari Gambar 3.3 (iii) yaitu mencari nilai x jika
diketahui nilai f(x) = 100.000.
Untuk lebih memahami konsep invers suatu fungsi, perhatikan kembali Gambar 3.4
berikut. Berdasarkan Gambar 3.4 di samping, diketahui
beberapa hal sebagai berikut. Pertama, fungsi f memetakan x A ke y B. Ingat kembali
pelajaran Kelas X tentang menyatakan fungsi ke dalam bentuk
pasangan berurutan. Jika fungsi f dinyatakan ke dalam bentuk pasangan berurutan, maka dapat
ditulis sebagai berikut.
f = {(x, y) | x A dan y B}. Pasangan berurut (x , y) merupakan unsur dari fungsi f. Kedua,
invers fungsi f atau f -1 memetakan y B ke x A. Jika invers fungsi f dinyatakan ke dalam
pasangan berurutan, maka dapat ditulis f -1 = {(y , x) | y B dan x A}. Pasangan berurut (y, x)
merupakan unsur dari invers fungsi f. Berdasarkan uraian-uraian di atas, diberikan definisi invers
suatu fungsi.
Menentukan Rumus Fungsi Invers
Masalah-3.6
Salah satu sumber penghasilan yang diperoleh klub sepak bola adalah hasil penjualan tiket
penonton jika timnya sedang bertanding. Besar dana yang diperoleh bergantung pada banyaknya
penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut. Suatu klub memberikan informasi bahwa
besar pendapatan yang diperoleh klub dari penjualan tiket penonton mengikuti fungsi f(x) =
50.000x + 20.000, dengan x merupakan banyak penonton yang menyaksikan pertandingan.
a. Tentukanlah invers fungsi pendapatan dari tiket penonton klub sepak bola tersebut.
b) Jika dalam suatu pertandingan, klub memperoleh dana hasil penjualan tiket penonton sebesar
Rp55.570.000,-. Berapa penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut?
Alternatif Penyelesaian
Diketahui bahwa fungsi pendapatan klub sepak bola tersebut adalah f(x) = 50.000x + 20.000
a. Invers fungsi pendapatan dari tiket penonton klub sepak bola Untuk menentukan rumus fungsi
invers f(x) dilakukan sebagai berikut.
y = f(x) = 50.000x + 20.000
y = 50.000x + 20.000
50.000x = y - 20.000
Karena x = f -1(y) maka
Karena
Jadi, fungsi invers dari f(x) = 50.000x + 20.000 adalah
b) Jika dana hasil penjualan tiket penonton sebesar Rp 55.570.000, maka banyak penonton yang
menyaksikan pertandingan tersebut adalah
Jadi, penonton yang menyaksikan pertandingan itu sebanyak 1111 orang. Berdasarkan alternatif
penyelesaian Masalah 3.6 di atas.
Uji Kompetensi 3.2
1 Seorang pedagang kain memperoleh keuntungan dari hasil penjualan setiap x potong kain
sebesar f(x) rupiah. Nilai keuntungan yang diperoleh mengikuti fungsi f(x) = 100x + 500, x
merupakan banyak potong kain yang terjual.
a. Jika dalam suatu hari pedagang tersebut mampu menjual 100 potong kain, berapa keuntungan
yang diperoleh?
b) Jika keuntungan yang diharapkan sebesar Rp500.000,00 berapa potong kain yang harus
terjual?
c) Jika A merupakan himpunan daerah asal (domain) fungsi f(x) dan B merupakan himpunan
daerah hasil (range) fungsi f(x), gambarkanlah permasalahan butir (a) dan butir (b) di atas.
2 Tentukanlah fungsi invers dari fungsi-fungsi berikut jika ada.
a) f(x) = 2x2 + 5
b) g(x) =2 1
c) h(x) = 3 x + 2
3. Diketahui f dan g suatu fungsi dengan rumus fungsi f(x) = 3x+ 4 dan g(x) =
Buktikanlah bahwa f -1(x) = g(x) dan g-1(x) = f(x).
4. Diketahui fungsi f: RR dengan rumus fungsi f(x) = x2 4. Tentukanlah daerah asal fungsi f
agar fungsi f memiliki invers dan tentukan pula rumus fungsi inversnya untuk daerah asal yang
memenuhi!
5. Untuk mengubah satuan suhu dalam derajat Celcius (0C) ke satuan suhu dalam derajat
Fahrenheit (0F) ditentukan dengan rumus F =
a) Tentukanlah rumus untuk mengubah satuan derajat Fahrenheit (0F) ke satuan suhu dalam
derajat Celcius (0C).
b) Jika seorang anak memiliki suhu badan 860F, tentukanlah suhu badan anak itu jika diukur
menggunakan satuan derajat Celcius!

BAB III PENUTUP


B. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi pada Bab 3 ini, beberapa kesimpulan yang dapat dinyatakan
sebagai pengetahuan awal untuk mendalami dan melanjutkan bahasan berikutnya. Beberapa
kesimpulan disajikan sebagai berikut.
1. Jika f suatu fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan daerah asal Dg, maka
pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dinyatakan sebagai
berikut. (1) Jumlah f dan g ditulis f + g didefinisikan sebagai (f + g)(x) = f(x) + g(x) dengan
daerah asal Df+g = Df Dg. (2) Selisih f dan g ditulis f g didefinisikan sebagai (f g)(x) = f(x)
g(x) dengan daerah asal Df-g = Df Dg. (3) Perkalian f dan g ditulis f g didefinisikan sebagai
(f g)(x) = f(x) g(x) dengan daerah asal Dfg = Df Dg. (4) Pembagian f dan g ditulis f
didefinisikan sebagai
Dengan daerah asal Df g = Df Dg {x| g(x) = 0}.
A. Kesan
Kesan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama mengikuti pelajaran Fungsi komposisi
dan invers ini kita gak harus hafal rumus-rumusnya yang terpenting adalah meneliti pelajaranya.
B. Saran
Pesan atau sebuah masukan yang saya ingin sampaikan semoga pelajaran fungsi komposisi
dan invers ini bermanfaat bagi siswa-siswi kelas XI ini supaya mentelaah pelajaran ini

Daftar Pustaka

Nuh,muhammad.2014.MATEMATIKA.pusat kurikulum dan


perbukuan:JAKARTA
http://www.academia.edu/6838521/BAB_I_PENDAHULUAN_1._LATAR_BE
LAKANG_MASALAH
Makalah Fungsi Komposisi, Fungsi Invers, Grafik Dua Fungsi Invers Satu Terhadap yang
Lain

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat
karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi mengenai fungsi
komposisi, fungsi invers, grafik dua fungsi invers satu terhadap yang lain. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah pengantar komputer yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Dan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat kami harapkan, untuk kesempurnaan penyusunan makalah

selanjutnya.

Surakarta, Mei 2016

Tim Editor Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan masalah


diantaranya:
A. Apa definisi pengertian dari fungsi komposisi, fungsi invers, grafik dua fungsi invers
satu terhadap yang lain?

Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah diatas kami memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai
berikut:
A. Mengetahui definisi arti fungsi komposisi, fungsi invers, grafik dua fungsi invers satu
terhadap yang lain.

BAB II
PEMBAHASAN

Pembahasan Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers


Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers - Pada artikel kali ini materi yang akan dipelajari
adalah tentang fungsi komposisi dan fungsi invers. Materi ini termasuk ke dalam salah
satu pokok bahasan yang ada di dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Menengah
Atas (SMA). Ada baiknya sebelum mempelajari materi ini kalian terlebih dahulu
memahami Teori, Konsep dan Jenis Himpunan Matematika. Fungsi atau pemetaan
termasuk ke dalam relasi karena di dalam sebah fungsi dari himpunan A ke himpunan B
terdapat relasi khusus yang memasangkan tiaptiap anggota yang ada pada himpunan A
dengan tiap-tiap anggota pada himpunan B. Untuk bisa menyelesaikan soal-soal mengenai
fungsi komosisi dan invers tentu kita harus memahami dengan baik konsep ataupun
prinsip dasar dari fungsi komposisi dan fungsi invers.

Pembahasan fungsi komposisi & fungsi invers


Rumus Matematika Dasar mencoba merangkum materi ini dari berbagai sumber seperti Field Code Changed
bisa kalian simak di bawah ini:

Pengertian Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers


Fungsi Komposisi
Dari dua jenis fungsi f(x) dan g(x) kita dapat membentuk sebuah fungsi baru dengan
menggunakan sistem operasi komposisi. operasi komposisi biasa dilambangkan dengan
"o" (komposisi/bundaran). fungsi baru yang dapat kita bentuk dari f(x) dan g(x) adalah:

(g o f)(x) artinya f dimasukkan ke g


(f o g)(x) artinya g dimasukkan ke f

Contoh Soal 1:
Diketahui f(x) = 3x - 4 dan g(x) = 2x, maka tentukanlah rumus (f o g)(x) dan (g o f)(x) ...

Jawab:
(f o g)(x) = g dimasukkan ke f menggantikan x
(f o g)(x) = 3(2x)-4
(f o g)(x) = 6x - 4

(g o f)(x) = f dimasukkan ke g menggantikan x


(g o f)(x) = 2(3x-4)
(g o f)(x) = 6x-8

Syarat Fungsi Komposisi

Contoh Soal 2
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut :
f : {(-1,4), (1,6), (3,3), (5,5)}
g : {(4,5), (5,1), (6,-1), (7,3)}
Tentukan :
a. f o g d. (f o g) (2)
b. g o f e. (g o f) (1)
c. (f o g) (4) f. (g o f) (4)

Jawab :
Pasangan terurut dari fungsi f dan g dapat digambarkan dengan diagram panah berikut
ini
a. (f o g) = {(4,5), (5,6), (6,4), (7,3)}

b. (g o f) = {(-1,5), (1,-1), (3,3), (5,1)}

c. (f o g) (4) = 5
d. (f o g) (2) tidak didefinisikan
e. (g o f) (1) = -1

Sifat-sifat Fungsi Komposisi


Fungsi komposisi memiliki beberapa sifat, diantaranya:

Tidak Komutatif
(g o f)(x) = (f o g)(x)
Asosiatif
(f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)]

Fungsi Identitas I(x) = x


(f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x)

Cara Menentukan fungsi bila fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui
Misalkan jika fungsi f dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f) telah diketahui maka kita
dapat menentukan fungsi g. demikian juga sebaliknya.

Contoh Soal 3
Misal fungsi komposisi (f o g) (x) = -4x + 4 dan f (x) = 2x + 2.
Tentukan fungsi g (x).
Jawab :
(f o g) (x) = -4x + 4
f (g (x)) = -4x + 4
2 (g (x)) + 2 = -4x + 4
2 g (x) = -4x + 2
g (x) = -4x + 2
2
g (x) = -2x + 1
Jadi fungsi g (x) = -2x + 1

Fungsi Invers
Apabila fungsi dari himpunan A ke B dinyatakan dengan f, maka invers dari fungsi f
merupakan sebuah relasi dari himpunan A ke B. Sehingga, fungsi invers dari f : A -> B
adalah f-1: B -> A. dapat disimpulkan bahwa daerah hasil dari f-1 (x) merupakan daerah
asal bagi f(x) begitupun sebaliknya.

Cara menenukan fungsi invers bila fungsi f(x) telah diketahui:

Pertama
Ubah persamaan y = f (x) menjadi bentuk x sebagai fungsi dari y

Kedua
Hasil perubahan bentuk x sebagai fungsi y itu dinamakan sebagai f-1(y)

Ketiga
Ubah y menjadi x [f-1(y) menjadi f-1(x)]

Contoh Soal:

Pembahasa fungsi komposisi & fungsi invers


Demikian sedikit ulasan yang dapat kami saya uraikan seputar materi Fungsi Komposisi
dan Fungsi Invers untuk menambah pengetahuan kalian mengenai materi matematika
tersebut. mungkin pada kesempatan yang lain saya akan menambahkan beberapa contoh
soal mengenai materi ini. jika merasa bingung atau memiliki pertanyaan, silahkan
disampaikan melalui kolom komentar yang ada di bawah. sampai jumpa di materi
matematika selanjutnya.

BAB III
PENUTUP

Demikian makalah ini kami tulis, semoga bisa memberi manfaat dan dorongan
untuk kita dalam mengetahui penjelasan fungsi komposisi, fungsi invers, grafik dua fungsi
invers satu terhadap yang lain di berbagai bidang. Mohon maaf jika banyak kesalahan
dalam penulisan. Terimakasih.

SUMBER : http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/pembahasan-fungsi-
komposisi-dan-fungsi-invers.html
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus tertentu dengan
buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para pelajar merasa
bosan untuk belajar matematika. Seringkali mereka bertanya, Apa sih manfaat belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari? Apa manfaat Aljabar? Apa manfaat himpunan?

Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu
menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan gagasan
serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun kita mengambil
jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di dalamnya karena mau tidak mau
matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satunya penerapan himpunan dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai
satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan
merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya,
studi mengenai himpunan sangatlah berguna.

Himpunan merupakan salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam matematika dapat
dikembalikan pada konsep himpunan, misalnya garis adalah himpunan titik. Sebetulnya
pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat diterima secara intuitif. Mengingat demikian
pentingnya teori himpunan, maka dalam kesempatan ini akan dijabarkan beberapa konsep
mengenai teori himpunan.

1. Rumusan Masalah

1) Apa definisi himpunan?

2) Bagaimana cara penulisan himpunan?

3) Bagaimanakah keanggotaan himpunan itu?

4) Ada berapa macam himpunan itu?

5) Apa manfaat himpunan dalam kehidupan sehari-hari?

1. Tujuan

Untuk mengetahui tentang himpunan, syarat agar dapat disebut sebagai himpunan dan
ketentuan-ketentuan lainnya dari himpunan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Himpunan

. Himpunan diperkenalkan oleh George Cantor (1845 1918), seorang ahli matematika Jerman. .
Ia menyatakan bahwa himpunan adalah kumpulan atas objek-objek. Objek tersebut dapat
berupa benda abstrak maupun kongkret. Pada dasarnya benda-benda dalam suatu himpunan tidak
harus mempunyai kesamaan sifat/karakter atau Himpunan merupakan kumpulan benda-benda
atau objek-objek yang didefinisikan dengan jelas.

Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam sebuah
himpunan.

Contoh:

Himpunan yang merupakan himpunan:

Himpunan anak yang berusia 12 tahun

Himpunan bilangan asli genap

Himpunan pulau-pulau di Indonesia

Himpunan yang bukan merupakan himpunan:

Himpunan anak-anak malas

Himpunan wanita-wanita cantik

Himpunan lukisan indah

1. Cara Penulisan Himpunan

Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan

1) dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang tanda
kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma. Cara ini disebut
juga cara Tabulasi.

Contoh: A = {a, i, u, e, o}

B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}

2) menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.


Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5

A = bilangan asli kurang dari 5

3) Notasi Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum
(role) dari anggotanya.

Contoh Soal :

Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya
himpunan berikut ini :

A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6

Penyelesaian :

A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6

Dengan menulis tiap-tiap anggotanya

A = {2, 3, 4, 5}

Dengan menulis sifat-sifatnya

A = {x | 1 < x < 6, x Asli}

4) Himpunan juga dapat di sajikan secara grafis (Diagram Venn).

Penyajian himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika Inggris
bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta digambarkan dengan segiempat dan
himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam segiempat tersebut.

1. Keanggotaan Himpunan

Nama suatu himpunan biasanya menggunakan huruf kapital seperti A, B, C, dan X. Sedangkan
anggota suatu himpunan biasanya dinotasikan dengan huruf kecil seperti a, b, c, x, dan y.
Misalnya H adalah himpunan semua huruf hidup dalam alfabet Latin maka benda-benda yang
termasuk dalam himpunan H adalah a, i, u, e, dan o. Benda-benda yang masuk dalam suatu
himpunan disebut sebagai anggota himpunan tersebut. Notasi untuk menyatakan anggota suatu
himpunan adalah sedangkan notasi untuk bukan anggota adalah . Dengan demikian
a H, iH, u H, e H, dan o H sedangkan b H, c H dan d H. Istilah anggota yang
digunakan di atas dapat diganti dengan istilah elemen atau unsur.

Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:

Simbol Arti
atau Himpunan kosong
Operasi gabungan dua himpunan
Operasi irisan dua himpunan
, , , Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati
Komplemen

Contoh :

A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-anggotanya adalah a, b, dan c.

Ditulis: a A; b A; dan c A

Bukan keanggotaan suatu himpunan A.

Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.

Ditulis: d A. Banyaknya anggota himpunan

1. Macam-Macam Himpunan

1) Himpunan Bagian (Subset).

Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B ditulis A B , jika setiap
anggota A merupakan anggota dari B.

Syarat :

A B, dibaca : A himpunan bagian dari B

A B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B

B A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

B A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

Contoh :

Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B A

Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.

Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga
merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan.

2) Himpunan Kosong (Nullset)


Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama sama
sekali.

Syarat :

Himpunan kosong = A atau { }

Himpunan kosong adalah tunggal

Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan

Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.

Sebab : { 0 } { }

Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai
satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani (phi).

3) Himpunan Semesta

Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan U atau S (Universum) yang berarti


himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya himpunan dari objek
yang sedang dibicarakan.

4) Himpunan Sama (Equal)

Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula sebaliknya.di
notasikan dengan A=B

Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.

Contoh :

A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A = B

Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang
anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan memiliki
anggota yaitu { c,d,e }.

5) Himpunan Lepas

Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama.

Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu
tidak mempunyai satu pun anggota yang sama

6) Himpunan Komplemen (Complement set)

Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi AC . Himpunan komplemen jika di


misalkan S = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A U. Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan
komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan notasi pembentuk himpunan ditulis :

AC = {xx U, x A}

7) Himpunan Ekuivalen (Equal Set)

Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan himpunan lain.

Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) AB, dikatakan sederajat atau
ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B,

Contoh :

A = { w,x,y,z }n (A) = 4

B = { r,s,t,u } n (B) = 4

Maka n (A) =n (B) AB

Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari himpunan tersebut, bila
himpunan A beranggotakan 4 karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.

1. Operasi pada Himpunan


2. a) Gabungan

Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan
anggota himpunan A atau himpunan B. Dinotasikan A B

Notasi : A B = {x | x A atau x B}

1. b) Irisan

Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan
anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.

Notasi : A B = {x | x A dan x B}

c)Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang anggotanya
merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan Ac

Notasi : Ac = {x | x S dan x A} atau

1. d) Selisih

Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A
dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah komplemen himpunan B
terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B

Notasi : A B = {x | x A dan x B}

1. e) Hasil Kali Kartesius ( cartesion Product )

Hasil kali kartesius himpunan A dan B, dinotasikan A x B, adalah himpunan yang anggotanya
semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B

Secara matematis dituliskan :

A x B = {(a,b)| a A dan b B}

1. Manfaat Belajar Himpunan Dalam Kehidupan Sehari-Sehari

Dengan mempelajari himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah dan akan
memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis, karena dalam hidup, logika memiliki peran
penting karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak kegunaan logika antara lain:

1) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.

2) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

3) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

4) Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas
sistematis.

5) Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir,


kekeliruan serta kesesatan.

6) Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

1. Contoh Penerapan Soal Himpunan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus teori himpuanan dalam kehiupan sehari-hari.
Soal:

1. Dalam sebuah kelas terdapat 40 orang siswa, 24 orang gemar musik 30 orang gemar olah
raga dan 16 orang gemar keduanya. Tentukan banyaknya siswa yang gemar musik saja
dan yang gemar olahraga saja?
2. Dari survey 100 orang warga terdapat 60 orang gemar membaca 50 orang gemar menulis,
45 orang gemar melukis, 40 orang gemar melukis dan menulis, 35 orang gemar membaca
dan melukis, 30 orang gemar ketiganya. Tentukan :
3. a) Orang yang gemar melukis dan menulis saja
4. b) Orang yang gemar membaca dan melukis saja
5. c) Orang yang gemar membaca saja
6. d) Orang yang gemar menulis saja
7. e) Orang yang gemar melukis saja
8. f) Orang yang tidak suka ketiganya

Penyelesaian:

1. Perhatikan dalam soal tersebut terdapat dua himpunan siswa yaitu siswa yang gemar
musik dan siswa yang gemar olahraga. Siswa yang gemar keduanya sebanyak 16 orang.
Dalam konsep himpunan, anggota yang gemar keduanya merupan anggota irisansehingga
dapat dicari siswa yang gemar musik saja dan siswa yang gemar olahraga saja.

Karena irisan siswa yang gemar keduanya sebanyak 16 orang sehingga siswa yang hanya gemar
Musik dan olah raga saja yaitu :

Musik = 24 16 = 8

Olahraga = 30 16 = 14

Dengan demikian himpunan semestanya :

S = 8 + 14 +16 = 40 siswa.

2. Dari soal nomor 2, terdapat tiga himpunan yang berbeda yaitu yang gemar membaca,
menulis dan melukis. Untuk menyelesaikan soal tersebut, terlebih dahulu kita cari irisan
ketiganya. Sehingga dapat disimpulkan :

Misal : B = Membaca, N = Menulis, L = Melukis

1. a) Orang yang gemar melukis dan menulis saja: 40 30 = 10 orang


2. b) Orang yang gemar membaca dan menulis saja: 35 30 = 5 orang
3. c) Orang gemar membaca saja: 60 30 5 = 25 orang
4. d) Orang yang gemar menulis saja: 50 30 10 = 10 orang
5. e) Orang yang gemar melukis saja: 45 45 = 0, maka orang yang gemar melukis saja
merupakan himpunan kosong
6. f) Orang yang tidak suka ketiganya: 100 25 30 5 10 10 = 20 orang
BAB III

PENUTUP

1. Simpualan

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dalam pembuatan makalah ini, diantaranya yaitu:

1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang


mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota
himpunan dan mana bukan anggota himpunan.
2. Dengan mempelajari Himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah
dan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis.

1. Saran

Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk kehidupan
sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai disiplin ilmu yang
lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih seius dalam mempelajari matematika
dan jangan dijadikan matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari karena
matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_28matematika29 diakses pada tanggal 25 Juni 2013

http://nurdhinlengke.blogspot.com/2013/03/makalah-himpunan.html diakses pada tanggal 25


Juni 2013

http://rumushitung.com/2013/05/25/soal-himpunan-matematika-dan-pembahasannya diakses
pada tanggal 25 Juni 2013

http://pariyantiblora.blogspot.com/2010/07/materi-himpunan.html diakses pada tanggal 13 April


2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_(matematika) diakses pada tanggal 13 April 2014


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus
tertentu dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang
menyebabkan para pelajar merasa bosan untuk belajar matematika.
Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri
dan mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan
ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa
Matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar
dari Matematika, sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran
Matematika di dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas
sehari-hari.
Himpunan. Satu kata penuh pertanyaan. Beberapa orang belum mengetahui apa
arti sebenarnya dari himpunan sehingga kadang-kadang orang itu salah
mengartikannya. Sebenarnya kata himpunan itu erat kaitannya dengan
pengelompokkan . Beberapa orang yang telah mengetahui kaitan himpunan dengan
pengelompokkan ini akhirnya bisa menyimpulkan sendiri meskipun belum biasa
mendeksripsikannya secara jelas.
Seringkali masalah ini akhirnya berhubungan dengan masalah sampah juga. Ketika
suatu tempat sampah tertulis Sampah basah, beberapa orang masih saja salah
membuang sampah di tempat yang tidak sesuai dengan labelnya. Mereka tidak
mempedulikan arti dari himpunan Sampah basah itu. Mereka belum mengerti secara
jelas karena mereka belum menguasai konsep dasarnya, yaitu himpunan. Kita harus
melakukan 3M ,Mulai dari diri sendiri, Mulai dari kecil/dini, dan Mulai dari sekarang.
Beranjak dari hal itu , untuk meningkatkan kesadaran kita sebagai mahasiswa
Kesehatan Masyarakay, kita harus memperhatikan pemilahan atau pengelompokkan
sampah yang baik dan benar sehingga di masa yang akan datang kita bisa
menerapkannya juga kepada orang lain atau bisa bermanfaat bagi semua orang. Mengingat
akan penting dan manfaatnya himpunan dala kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia kesehatan
maka penulis bermaksut menulis makalah tentang Himpunan.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tetang pengertian Himpunan?
2. Menyebutkan jenis-jenis himpunan?
3. Menjelaskan cara penulisan himpunan?
4. Menjelaskan operasi dan hokum aljabar pada himpunan?
5. Mejabarkan manfaat mempelajari himpunan dalam kehidupan sehari-hari?
6. Menjabarkan penerapan himpunan?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang
Himpunan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Himpunan
Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg
Cantor dianggap sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda
atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan
dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota
himpunan. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat
menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi
atau tidak.
Perhatikan objek yang berada di sekeliling kita, misal ada sekelompok mahasiswa
yang sedang belajar di kelas A, setumpuk buku yang berada di atas meja belajar,
sehimpunan kursi di dalam kelas A, sekawanan itik berbaris menuju sawah, sederetan
mobil yang antri karena macet dan sebagainya, semuanya merupakan contoh
himpunan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita amati semua objek yang berada disekeliling kita yang dijadikan contoh di
atas, dapat didefinisikan dengan jelas dan dapat dibedakan mana anggota himpunan
tersebut dan mana yang bukan.Himpunan makanan yang lezat, himpunan gadis yang
cantik dan himpunan bunga yang indah adalah contoh himpunan yang tidak dapat
didefinisikan dengan jelas. Lezatnya makanan, cantiknya gadis dan indahnya bunga
bagi setiap orang relatif. Lezatnya suatu hidangan bagi seseorang atau sekelompok
orang belum tentu lezat bagi orang lain atau sekelompok orang lainya.
Demikian juga indahnya sekuntum bunga bagi seseorang belum tentu indah bagi
orang lain. Bagi A yang indah adalah mawar merah bagi B yang indah adalah melati.
Jadi relatif bagi setiap orang. Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan disebut
anggota atau elemen atau unsur himpunan tersebut. Umumnya penulisan himpunan
menggunakan huruf kapital A, B, C dan seterusnya, dan anggota himpunan ditulis
dengan huruf kecil.

B. Jenis-Jenis Himpunan
1. Himpunan Bagian (Subset).
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B ditulis A B ,
jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.
Syarat :
A B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
B A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B A
Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya
.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan
A juga merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling
berkaitan.
2. Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama
sama sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { } Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } { }
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyai satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf
yunani (phi).
3. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan U atau S (Universum) yang
berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya
himpunan dari objek yang sedang dibicarakan.
4. Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula
sebaliknya.di notasikan dengan A=B
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A = B
Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang
anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan
memiliki anggota yaitu { c,d,e }.
5. Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang
sama.
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling
lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua
himpunan itu tidak mempunyai satu pun anggota yang sama
6. Himpunan Komplemen (Complement set)
Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi AC . Himpunan komplemen jika
di misalkan S = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A U. Himpunan {1,2,6,7} juga
merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan notasi pembentuk himpunan
ditulis :
AC = {xx U, x A}
7. Himpunan Ekuivalen (Equal Set)
Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan
himpunan lain.
Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) AB, dikatakan sederajat
atau ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B,

Contoh :
A = { w,x,y,z }n (A) = 4
B = { r,s,t,u } n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) AB
Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari himpunan tersebut,
bila himpunan A beranggotakan 4 karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.
C. Cara Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
1. Dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang
tanda kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma.
Cara ini disebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A = {a, i, u, e, o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2. menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.
Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5

A = bilangan asli kurang dari 5

3. Notasi Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum
(role) dari anggotanya.

Contoh Soal :

Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-
sifatnya himpunan berikut ini :
A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
Penyelesaian :
A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya A = {2, 3, 4, 5}
Dengan menulis sifat-sifatnya A = {x | 1 < x < Asli}6, x
4. Himpunan juga dapat di sajikan secara grafis (Diagram Venn)
Penyajian himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika
Inggris bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta digambarkan dengan
segiempat dan himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam segiempat tersebut.
D. Operasi Pada Himpunan
1. Gabungan
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap
anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Dinotasikan A B
Notasi : A B = {x | x A atau x B}
2. Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A B = {x | x A dan x B}
3. Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan Ac
Notasi : Ac = {x | x S dan x A} atau

4. Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota
himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah
komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B
Notasi : A B = {x | x A dan x B}
5. Hasil Kali Kartesius ( cartesion Product )
Hasil kali kartesius himpunan A dan B, dinotasikan A x B, adalah himpunan yang
anggotanya semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B
Secara matematis dituliskan : A x B = {(a,b)| a A dan b B}

E. Hukum Aljabar Himpunan


Hukum-hukum pada himpunan dinamakan Hukum hukum aljabar himpunan.
cukup banyak hukum yang terdapat pada aljabar himpunan , tetapi disini hanya
dijabarkan 11 saja. Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem
bilangan riil seperti a (b+c) = ab + ac , yaitu hukum distributif.
1. Hukum identitas: 2. Hukum null/dominasi:
A=A A=
AU=A AU=U
3. Hukum komplemen: 4. Hukum idempoten:
A =U AA=A
A = AA=A
5. Hukum involusi: 6. Hukum penyerapan (absorpsi):
=A A (A B) = A
A (A B) = A
7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:
AB=BA A (B C) = (A B) C
AB=BA A (B C) = (A B) C
9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:
A (B C) = (A B) (A C) =
A (B C) = (A B) (A C) =
11. Hukum 0/1
=U
=
Terlihat bahwa hukum- hukum yang berlaku pada himpunan merupakan analogi hukum
hukum logika , dengan operator menggantikan (dan) , sedangkan
operator menggantikan V ( atau ).

1. Prinsip inklusi dan eksklusi


Beberapa banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B.
penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-
elemennya berasal dari himpunan A dan himpunan B. himpunan A dan himpunan B
mungkin saja memiliki elemen yang sama. Banyaknya elemen bersama antara A dan B
adalah |A | . setiap unsure yang sama itu telah dihitung dua kali , sekali pada |A| dan
sekali pada |B|, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen di dalam
|A | . karena itu , jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya adalah jumlah
elemen di masing-masing himpunan dikurangi jumlah elemen di dalam irisannya, atau
|A| + B | |A |
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi eksklusi . sejumlah lemma dan
teorema yang berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut:
a) Lemma 2.1. misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas (disjoint) ,
maka |A| + B |
b) Teorema 2.3 misalkan A dan B adalah himpunan berhingga maka berhingga dan |A| +
B | |A |
c) Dengan cara yang sama , kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda
setangkup |A| + B | 2 |A |.
Contoh :
Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5
Penyelelsaian :
Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5
A himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat
yang habis dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 yaitu 15 ).
Yang ditanyakan adalah
Terlebih dahulu kita harus menghitung
|A| = [100/3] = 33 | B | = [100/5]= 20 |A | = [100/15] = 6
Untuk mendapatkan |A| + B | |A | = 33 + 20 6 = 47
Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5 .
Prinsip inklusi- eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah
himpunan. untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut:
Teorema 2.4 Misalkan A , B , dan C adalah himpunan yang berhingga maka berhingga
dan
Sedangkan untuk empat buah himpunan maka
|A B C D| = |A| + |B| + |C| + |D| |A B| |A C| |A D| |B C| |B
D| |C D| + |A B C| + |A B D| + |A C D| + |B C D | |A B
C D|
Contoh :
Sebanyak 1232 orang mahasiswa mengambil kuliah bahasa inggris , 879 orang
mengambil kuliah bahasa perancis , dan 114 mengambil kuliah bahasa jerman.
Sebanyak 103 orang mengambil kuliah bahasa inggris dan perancis, 23 orang
mengambil kuliah bahasa inggris dan jerman , dan 14 orang mengambil kuliah bahasa
perancis dan bahasa jerman. Jika 2092 orang mengambil paling sedikit satu buah kuliah
bahsa inggris, bahasa jerman ., dan perancis, berapa banyak mahasiswa yang
mengambil kuliah ketiga buah bahasa tersebut?
Penyelesaian :

Misalkan :
I = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa inggris.
P =himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa perancis.
J = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa jerman.
Maka ,
|I | = 1232 |P | = 879 |J| = 114 | I P | = 103
| I J | = 23 | P J | = 14 dan |I P J| = 2092
Penyulihan nilai- nilai diatas pada persamaan
|I P J| = |I | + |P | + |J| | I P | | I J | | P J | + |I P J|
2092 = 1232 + 879 + 114 103 23 14 + |I P J|
Sehingga |I P J| = 7
Jadi ada 7 orang mahasiswa yang mengambil ketiga buah kuliah bahasa inggris ,
perancis dan jerman

2. Pembuktian Proporsi Himpunan


Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan.
Pernyataan dapat berupa kesamaan (set identity), misalnya A (B C) = (A B) (A
C) adalah kesamaan himpunan atau dapat berupa implikasi seperti jika A B
= dan (B C), maka selalu berlaku bahwa A Terdapat beberapa metode untuk
membuktikan kebenaran proposisi himpunan. Untuk suatu proposisi himpunan . untuk
suatu proposisi himpunan kita dapat membuktikannya dengan beberapa metode yang
menghasilkan kesimpulan yang sama. Di bawah ini dikemukakan beberapa metode
pembuktian proposisi perihal himpunan.
a. Dengan diagram venn
Buatlah diagram venn untuk bagian ruas kiri kesamaan dan diagram venn untuk ruas
kanan kesamaan. Jika diagram venn keduanya sama beraarti kesamaan tersebut benar.
Kelebihan metode ini yaitu pembuktian dapat dilakukan dengan cepat sedangkan
kekurangannya hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak
jumlahnya. Metode ini lebih mengilustrasikan dibandingkan membuktikan fakta. Dan
banyak matematikawan tidak menganggap sebagai pembuktian valid untuk pembuktian
secara formal. Oleh karena itu pembuktian dengan diagram venn kurang dapat
diterima.
b. Pembuktian dengan tabel keanggotaan
Kesamaan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan. Kita
menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa suatu elemen adalah anggota
himpunan , dan 0 untuk menyatakan bukan himpunan. (nilai ini dapat dianalogikan
dengan true dan false).
Contoh : Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. buktikan bahwa A (B C) = (A B) (A C)
tabel keanggotaan untuk kesamaan tersebut adalah seperti dibawah ini. Karena kolom
A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama maka kesamaan tersebut benar.

A B C BC A (BC) AB AC (AB) (AC)


0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
c. Pembuktian dengan aljabar himpunan
Aljabar himpunan mengacu pada hukum- hukum aljabar himpunan, termasuk di
dalamnya teorema-teorema ( yang ada buktinya ), definisi suatu operasi himpunan dan
penerapan prinsip dualitas.
Contoh :
Misalkan A dan B himpunan . buktikan bahwa A (B A) = A Penyelesaian :
A (B A) = A (B Ac) definisi operasi selisih
= (A B) (A Ac) hukum distributif
= (A B) hukum komplemen
=AB hukum identitas
d. Pembuktian dengan menggunakan definisi
Metode ini digunakan untuk membuktikan proposisi himpunan yang tidak berbentuk
kesamaan , tetapi proposisi yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi
tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( ).
Langkah-langkah untuk membuktikan bahwa X Y adalah sebagai berikut:
Ambil sembarang x X
Dengan langkah-langkah yang benar tunjukkan bahwa x Y
Oleh karena itu x diambil sembarang dalam X , maka berarti bahwa setiap anggota X
merupakan anggota Y atau X Y. Pembuktian yang melibatkan kesamaan himpunan
(X = Y) haruslah melalui 2 arah sesuai dengan definisinya , yaitu X Y dan Y X.
e. Pembuktian dengan menggunakan sifat keanggotaan.
Contoh :
Bagaimana membuktikan A(BC) = (AB)(AC)?
x A (B C)
x A x (B C)
x A (x B x C)
(x A x B) (x A x C)
(hukum distributif untuk logika matematika)
x (A B) x (A C)
x (A B) (A C)
f. Argument dan diagram venn
Banyak statemen verbal dapat dialihkan menjadi statemen himpunan. Statemen ini
dapat digambarkan dengan diagram Venn. Oleh karena itu, diagram Venn acap kali
digunakan untuk menganalisa validitasnya suatu argumen.
Contoh :
Pandang asumsi SI, S2, S3 berikut :
S1 : Guru adalah orang yang tenteram hidupnya
S2 : Setiap raja merupakan orang kaya
S3 : Tidak ada orang kaya yang juga tenteram hidupnya
Kita hendak menggambarkan asumsi di atas dalam diagram Venn.
Himpunan guru termuat dalam himpunan orang yang tentram hidupnya (asumsi SI).
Himpunan orang tenteram hidupnya akan saling lepas dengan himpunan orang kaya
(asumsi S3). Himpunan raja termuat seluruhnya di dalam himpunan orang kaya (asumsi
S2).
F. Manfaat Mempelajari Hmpunan dalam Kehidupan Sehai Hari
Dengan mempelajari himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin
terasah dan akan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis, karena dalam
hidup, logika memiliki peran penting karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak
kegunaan logika antara lain:

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas
sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir,
kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

G. Contoh Penerapan Soal Himpunan Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus teori himpuanan dalam kehiupan sehari-
hari.

Soal:

1. Dalam sebuah kelas terdapat 40 orang siswa, 24 orang gemar musik 30 orang gemar
olah raga dan 16 orang gemar keduanya. Tentukan banyaknya siswa yang gemar musik
saja dan yang gemar olahraga saja?

2. Dari survey 100 orang warga terdapat 60 orang gemar membaca 50 orang gemar
menulis, 45 orang gemar melukis, 40 orang gemar melukis dan menulis, 35 orang
gemar membaca dan melukis, 30 orang gemar ketiganya. Tentukan :

a) Orang yang gemar melukis dan menulis saja

b) Orang yang gemar membaca dan melukis saja

c) Orang yang gemar membaca saja

d) Orang yang gemar menulis saja

e) Orang yang gemar melukis saja

f) Orang yang tidak suka ketiganya

Penyelesaian:

1. Perhatikan dalam soal tersebut terdapat dua himpunan siswa yaitu siswa yang gemar
musik dan siswa yang gemar olahraga. Siswa yang gemar keduanya sebanyak 16
orang. Dalam konsep himpunan, anggota yang gemar keduanya merupan
anggota irisansehingga dapat dicari siswa yang gemar musik saja dan siswa yang
gemar olahraga saja.

Karena irisan siswa yang gemar keduanya sebanyak 16 orang sehingga siswa yang
hanya gemar Musik dan olah raga saja yaitu :

Musik = 24 16 = 8

Olahraga = 30 16 = 14

Dengan demikian himpunan semestanya :


S = 8 + 14 +16 = 40 siswa.

2. Dari soal nomor 2, terdapat tiga himpunan yang berbeda yaitu yang gemar membaca,
menulis dan melukis. Untuk menyelesaikan soal tersebut, terlebih dahulu kita cari irisan
ketiganya. Sehingga dapat disimpulkan :

Misal : B = Membaca, N = Menulis, L = Melukis

a) Orang yang gemar melukis dan menulis saja: 40 30 = 10 orang


b) Orang yang gemar membaca dan menulis saja: 35 30 = 5 orang
c) Orang gemar membaca saja: 60 30 5 = 25 orang
d) Orang yang gemar menulis saja: 50 30 10 = 10 orang
e) Orang yang gemar melukis saja: 45 45 = 0, maka orang yang gemar melukis saja
merupakan himpunan kosong
f) Orang yang tidak suka ketiganya: 100 25 30 5 10 10 = 20 oran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pembuatan makalah ini,
diantaranya adalah:
1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang
mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota
himpunan dan mana bukan anggota himpunan
2. Jenis-jenis terdiri dari himpunan bagian, himpunan kosong, himpunan semesta,
himpunan sama, himpunan lepas, himpunan komplement, dan himpunan ekuivalent.
3. Himpunan dapat ditulis dengan menyebutkan semua anggota, menyebutkan syarat-
syarat anggota, notasi pembetuk himpunan, dan secara grafik
4. Operasi pada himpudan terdiri dari gabungan, irisan, komplement, selisih, dan hasil kali
kartesius
5. Pembuktian proporsi himpunan dapat menggunakan diagram venn, tabel keanggotaan,
aljabar himpunan, dan definisi
7. Manfaat mempelajari himpunan adalah membantu setiap orang yang mempelajari
logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren,
meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif, menambah
kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri,
memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas
sistematis, meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpikir, kekeliruan serta kesesatan, mampu melakukan analisis terhadap suatu
kejadian.

B. Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai
disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih serius
dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika sebagai sesuatu yang
menyeramkan untuk dipelajari karena matematika adalah bagian sangat dekat yang tak
terpisahkan dari kehidupan kita.
Contoh Soal 1

Dalam suatu kelas terdapat 48 siswa. Mereka memilih dua jenis olahraga

yang mereka gemari. Ternyata 29 siswa gemar bermain basket, 27 siswa

gemar bermain voli, dan 6 siswa tidak menggemari kedua olahraga

tersebut. Gambarlah diagram Venn dari keterangan tersebut dan tentukan

banyaknya siswa yang gemar bermain basket dan voli.

Penyelesaiannya:

Gambar diagram Venn dari keterangan tersebut dapat diperoleh jika

banyaknya siswa yang gemar bermain basket dan voli diketahui, maka cari

terlebih dahulu banyaknya siswa yang gemar bermain basket dan voli:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})

n{AB} = (29 + 27) (48 6)

n{AB} = 14

Siswa yang memilih basket saja = 29 - 14 = 15 orang

Siswa yang memilih voli saja = 27 - 14 = 13 orang

Gambar diagram Venn dari keterangan tersebut adalah


Diagram Ven
Banyaknya siswa yang gemar bermain basket dan voli ada 14 orang

Contoh Soal 2

Pada sebuah kelas yang terdiri atas 46 siswa dilakukan pendataan pilihan

ekstrakurikuler. Hasil sementara diperoleh 19 siswa memilih KIR, 23 siswa

memilih PMR, dan 16 siswa belum menentukan pilihan. Tentukan

banyaknya siswa yang hanya memilih PMR saja dan KIR saja.

Penyelesaiannya:

Siswa yang memilih PMR dan KIR adalah:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})

n{AB} = (19 + 23) (46 16)

n{AB} = 12

Siswa yang memilih KIR saja = 19 - 12 = 7 orang

Siswa yang memilih PMR saja = 23 - 12 = 11 orang


Jika digambarkan ke dalam diagram venn maka gambarnya seperti

dibawah ini.

Jadi banyaknya siswa yang hanya memilih PMR saja ada 11 siswa dan KIR

saja ada 7 siswa

Contoh Soal 3

Dari 40 siswa dalam suatu kelas, terdapat 30 siswa gemar pelajaran

matematika dan 26 siswa gemar pelajaran fisika. Jika 2 siswa tidak gemar

dengan kedua pelajaran tersebut, tentukan banyaknya siswa yang gemar

pelajaran matematika dan fisika.

Penyelesaiannya:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})

n{AB} = (30 + 26) - (40 - 2)


n{AB} = 56 - 38

n{AB} = 18

Jadi banyaknya siswa yang gemar matematika dan fisika ada 18 siswa

Contoh Soal 4

Dari 50 siswa di suatu kelas, diketahui 25 siswa gemar matematika, 20

siswa gemar fisika, dan 7 siswa gemar kedua-duanya. Tentukan banyaknya

siswa yang tidak gemar matematika dan fisika.

Penyelesaiannya:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})

7 = (25 + 20) - (50 - n{X})

7 = 45 - 50 + n{X}

7 = - 5 + n{X}

n{X} = 7 + 5

n{X} = 12
Jika digambarkan ke dalam diagram venn maka gambarnya seperti

dibawah ini.

Jadi banyaknya siswa yang tidak gemar matematika dan fisika ada 12 siswa

Contoh Soal 5

Dari sekelompok olahragawan, terdapat 18 orang yang gemar bulu tangkis,

16 orang gemar bola basket, dan 12 orang gemar dua-duanya.Gambarlah

diagram Venn yang menunjukkan pernyataan di atas dan tentukan jumlah

olahragawan tersebut.

Penyelesaiannya:

Gambar diagram Venn yang menunjukkan pernyataan di atas adalah


Jumlah olahragawan tersebut adalah 22 orang

Contoh Soal 6

Siswi-siswi kelas VIIC dan VIID salah satu SMP Negeri di Jakarta

mengikuti lomba memasak dan menjahit yang diadakan dalam waktu yang

berbeda. Dalam kelas tersebut terdapat 30 orang siswi. Setelah selesai

dikelompokkan, 18 orang ikut lomba memasak, 17 orang ikut lomba

menjahit, dan 12 orang ikut lomba memasak dan menjahit. Tentukan

pernyataan di atas dalam diagram Venn dan hitung berapa siswi yang tidak

mengikuti lomba dua-duanya.

Penyelesaiannya:

Gambar diagram Venn yang menunjukkan pernyataan di atas adalah


jumlah siswi yang tidak gemar dua-duanya ada 7 orang

Contoh soal 1 sampai 6 di atas dapat diselesaikan dengan cara cepat

kecuali contoh soal 7 di bawah ini.

Contoh Soal 7

Suatu kompleks perumahan mempunyai 43 orang warga, 35 orang di

antaranya aktif mengikuti kegiatan olahraga, sedangkan sisanya tidak

mengikuti kegiatan apa pun. Kegiatan bola voli diikuti 15 orang, tenis

diikuti 19 orang, dan catur diikuti 25 orang. Warga yang mengikuti bola voli

dan catur sebanyak 12 orang, bola voli dan tenis 7 orang, sedangkan tenis

dan catur 9 orang. Tentukan banyaknya warga yang mengikuti ketiga

kegiatan olahraga tersebut.

Penyelesaian:

misalkan yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga tersebut adalah x maka

yang ikut:

voli dan tenis saja = 7-x


tenis dan catur saja = 9-x

voli dan catur saja = 12-x

voli saja = 15 (12-x)-(7-x)-x = -4+x

tenis saja = 19 (9-x)-(7-x)-x = 3+x

catur saja = 25 (9-x)-(12-x)-x = 4+x

maka diagram vennya menjadi:

dari diagram venn di atas yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga tersebut

adalah

=>> 35 = (7-x) + (9-x) + (12-x) + (-4+x) + (3+x) + (4+x) +x

=>> 35 = 31 +x

=>> x = 4

jadi yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga tersebut adalah 4 orang


Untuk menjawab contoh soal 1 sampai 6 di atas coba gunakan cara
cepat, silahkan baca caranya di postingan Mafia Online yang berjudul
"Cara Cepat Mengerjakan Soal Himpunan (Diagram Venn)"
Contoh Soal 1:

Dari 42 kambing yang ada di kandang milik pak Arman, 30 kambing menyukai rumput gajah,
dan 28 ekor kambing menyukai rumput teki. apabila ada 4 ekor kambing yang tidak menyukai
kedua rumput tersebut, berapa ekor kambing yang menyukai rumput gajah dan rumput teki?

Pembahasan:

untuk mencarinya, kita gunakan rumus himpunan berikut:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})


n{AB} = (30 + 28) - (42 - 4)
n{AB} = 58 - 38
n{AB} = 20

Jadi, jumlah kambing yang menyukai kedua jenis rumput tersebut adalah 20 ekor.

Contoh Soal 2:

Siswa kelas 7 SMP Tunas Mekar adalah 45. tiap-tiap siswa memilih dua jenis pelajaran yang
mereka sukai. diketahui ada 27 siswa yang menyukai pelajaran Matematika dan 26 siswa
menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sementara siswa yang tidak menyukai kedua pelajaran
tersebut ada 5 orang. Tentukanlah banyaknya siswa yang menyukai pelajaran bahasa inggris dan
matematika serta gambarlah diagram venn-nya.

Pembahasan:

Kita cari terlebih dahulu jumlah siswa yang menyukai kedua pelajaran tersebut:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})


n{AB} = (27 + 26) (45 5)
n{AB} = 13

Maka dapat disimpulkan bahwa:


Siswa yang menyukai matematika saja = 27 - 13 = 14 siswa
Siswa yang menyukai bahasa inggris saja = 26 - 13 = 13 siswa

Maka gambar diagram venn-nya adalah:


Contoh Soal 3:

Di dalam sebuah ruangan terdapat 150 siswa yang baru lulus SMP. Diketahui ada 75 siswa
memilih untuk masuk SMA dan 63 siswa memilih untuk masuk SMK sementara ada 32 siswa
yang belum menentukan pilihannya. Lalu, berapakah banyaknya siswa yang hanya memilih
untuk masuk SMA dan SMK saja?

Pembahasan:

Siswa yang memilih masuk SMA dan SMK adalah:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})


n{AB} = (75 + 63) (150 32)
n{AB} = 138 118
n{AB} = 20 siswa

Siswa yang memilih masuk SMA saja = 75 20 = 55 orang


Siswa yang mmeilih masuk SMK saja = 63 20 = 43 orang

Contoh Soal 4:

Dari 40 orang bayi, diketahui bahwa ada 18 bayi yang gemar memakan pisang, 25 bayi gemar
makan bubur, dan 9 bayi menyukai keduanya. Lalu ada berapa bayi yang tidak menyukai pisang
dan bubur?

Pembahasan:

n{AB} = (n{A} + n{B}) - (n{S} - n{X})


9 = (18 + 25) - (40 - n{X})
9 = 43 - 40 + n{X}
9 = 3 + n{X}
9 - 3 = n{X}
n{X} = 6

Contoh Soal 5:

Dari sekelompok atlet diketahui bahwa 17 orang menyukai sepak bola, 13 menyukai renang, dan
12 orang menyukai keduanya. coba kalian gambarkan diagram venn dan tentukan pula jumlah
keseluruhan dari atlet tersebut.

Pembahasan:

Jumlah keseluruhan dari atlet tersebt adalah:


Atlet ang menyukai sepakbola saja : 17-12 = 5 orang
Atlet yang menyukai renang saja = 13 12 = 1 orang

Diagram venn-nya adalah:

Jadi, jumlah keseluruhan atlet tersebut adalah 18 orang

Anda mungkin juga menyukai