Anda di halaman 1dari 62

Kisi kisI smp 12

No 1

Adapun konsep dasar geografi terbagi menjadi 10, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi : Suatu tempat atau letak daerah dimana adanya keterkaitan suatu objek di
muka bumi.
2. Jarak : Konsep ini berperan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi juga politik.
Jarak merupakan hal yang cukup diperhitungkan oleh manusia karena behubungan
dengan keuntungan yang didapat
3. Morfologi : Yang dimaksud dengan konsep morfologi adalah sebuah konsep yang
menjelaskan mengenai bentuk permukaan bumi sebagai hasil dari proses alam dan
kaitannya dengan aktivitas atau kegiatan manusia.
4. Keterjangkauan : Kemudahan dalam mengakses jarak yang ditempuh, tidak
berkaitan dengan jarak yang ditempuh jauh akan tetapi adanya sarana dan
prasarana penunjang untuk memudahkan atau mencapai jarak yang ditempuh.
5. Pola : Merupakan bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya atau alam
dengan alam dimana konsep pola ini berhubungan dengan persebaran fenomena di
muka bumi.
6. Aglomerasi : Yang dimaksud konsep ini ialah adanya pengelompokkan penduduk
dan segala aktivitasnya disuatu daerah atau wilayah.
7. Nilai Kegunaan :Konsep ini berkaitan dengan nilai guna, dimana manfaat maupun
kelebihan yang dimiliki suatu wilayah menjadi nilai tersendiri bagi wilayah lain yang
bisa dikembangkan dan dapat menunjang kesejahteraan suatu wilayah karena
potensi yang dimiliki dari suatu wilayah tersebut
8. Interaksi dan Interdependensi : Merupakan suatu konsep yang berhubungan
dengan realita bahwa keberadaan suatu daerah atau wilayah akan mempengaruhi
daerah lain dan pada dasarnya suatu daerah tidak bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri tanpa adanya interaksi dari daerah lain.
9. Differensiasi Area : Dimana konsep ini saling terkait yang memiliki ciri khas unik
dari suatu wilayah.
10. Keterkaitan Ruangan : Yaitu suatu konsep yang menunjukkan tingkat
keterkaitan suatu wilayah yang menyebabkan terjadinya interaksi sebab-akibat di
antar wilayah.

No.5

Bumi merupakan planet yang kita tempati, bagaimana ya sebenarnya proses terbentuknya bumi kita
ini? Nah jawaban dari pertanyaan itulah yang akan sahabat temukan dalam postingan saya kali ini.
Beberapa hal yang akan saya bahas adalah tentang Pengertian bumi, teori terbentuknya bumi,
Perkembangan bumi, dan hipotesa ahli yang dipercaya hingga saat ini. Langsung saja ya..

A.PENGERTIAN BUMI

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun
yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai
Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua
besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia
lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan
dengan bagian lain.

Sejarah Terbentuknya Bumi

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di
alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut.
Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

B.PEMBENTUKAN BUMI

Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi

1.Teori Kabut(Nebula)
Teori Kabut Nebula

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya
adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De
Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa
di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik
antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan
memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet
dalam tata surya.Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu

Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun
terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet,
bergerak mengelilingi matahari.
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga
Matahari.

2.Teori Planetisimal

Teori Planetesimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya
Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang
lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga
hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang
tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.Karena pengaruh gaya
gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan
bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang
disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya
membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.

3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)


Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah
bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang
surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang
surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa
bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang
bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-
gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar
yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan
penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga
lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan
dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-
planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4.Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar


Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal
dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang
terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka
sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang
tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.

5.Teori Big Bang

Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang
lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat
di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih
kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-
planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih
ringan akan bergerak ke permukaan.
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan
kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam
berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian
dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini
seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big
Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa
cacat .

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3).

Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:

Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang
menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.

Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada
mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat piringan
yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet planet.Dalam teorinya beliau juga
mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri dari debu,
es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke
luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai
menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah
matahari.

Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman
mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.
Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena
panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur
unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet planet,
termasuk bumi.

Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya
tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu
dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal
menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling
bertabrakan dan kemudian membentuk planet planet.

Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir Fred Hoyle
mengemukakan suatu teori yang disebut Steady-State.Teori steady-state menyatakan bahwa alam
semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham
materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama
menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa
setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh
ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru
alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua
peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi
ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi
meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi
peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer.
COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit
bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa
ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big
Bang.

Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal. Gagasan yang umum di
abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah
ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham
materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta
tidak berawal dan tidak berakhir.

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang
mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan
mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk
paham Materialisme dialektika Karl Marx.Para penganut materalisme meyakini model alam semesta
tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes
Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta
bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan
oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".

Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada
model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah
pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan
gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.

Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya
dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan
teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan
konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya
sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'.
Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan
dalam Alqur'an 14 abad lampau,yakni :

"Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)

C.PERKEMBANGAN BUMI

Teori-teori tentang Perkembangan Bumi

1.Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant

Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di bagian dalam
bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.

Teori Kontrasi Pembentukan Bumi

2.Teori Descartes dan Suess

Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah proses pengerutan
dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai
sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori kontraksi.

3.Teori Geosinklin

Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana pada tahun
1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen yang sangat tebal,
ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes.

Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama
beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini
menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap
berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama
proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang
terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus
menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah
pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.

Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik dengan baik
dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada
intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya
vertikal. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus
dengan bidang yang terdeformasi.

4.HIPOTESA PENGAPUNGAN BENUA(CONTINENTAL DRIFT)

Condinental Drif

Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan konsep Pengapungan
Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah
satu super continent yang disebut Pangaea (artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh
Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea
pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti
yang dijumpai saat ini. Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua
super kontinen , yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga
Gondwanaland.
NO. 10

Manfaat mempelajari sejarah adalah

1.Kegunaan edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia
yang belajar dari sejarah.belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.pengalaman tidak
hanya terbatas pada pengalaman yangdialaminyasendiri,melainkan juga dari generasi
sebelumnya
2.Kegunaan inspiratif
kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat
memberikan inspirasi pada pembacadan pendengarnya
3.Kegunaan rekreatif
kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah
sebagai kisah dapat memberi suatuhiburan yang segar.

No. 11
Prasejarah. Megalitikum merupakan kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan
monumental yang terbuat dari batu-batu besar. Bangunan megalitikum ini dipergunakan sebagai
sarana untuk menghormati dan pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang. Kebudayaan
megalitikum muncul pada zaman neolitikum dan berkembang luas pada zaman logam.

Peninggalan megalitikum hampir menyebar di seluruh wilayah nusantara, bahkan sampai


sekarang pun masih ditemukan tradisi megalitikum seperti di Pulau Nias, Sumba, Flores, dan
Toraja. Hasil-hasil kebudayaan zaman batu besar adalah sebagai berikut :

1. Punden berundak

Punden berundak adalah bangunan pemujaan para leluhur berupa bangunan bertingkat dengan
bahan dari batu, di atasnya biasa didirikan menhir. Bangunan ini banyak dijumpai di Kosala dan
Arca Domas Banten, Cisolok Sukabumi, serta Pugungharjo di Lampung. Dalam perkembangan
selanjutnya, punden berundak merupaan dasar pembuatan candi, keratin atau bangunan
keagamaan lainnya.

2. Menhir (men = batu, hir = tegak/berdiri)


Menhir ialah tiang atau tugu yang terbuat dari batu yang didiikan sebagai tanda peringatan dan
melambangkan arwah nenek moyang, sehingga menjadi benda pujaan dan ditempatkan pada
suatu tempat.

Fungsi menhir adalah sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang, sebagai tempat
memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal, dan sebagai tempat menampung
kedatangan roh.

Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi Tengah. Dalam
upacara pemujaan, menhir juga berfungsi sebagai tempat untuk menambahkan hewan kurban.
Tempat-tempat temuan menhir di Indonesia antara lain di : Pasemah (Sumatra Selatan),
Pugungharjo (Lampung), Kosala dan Lebak Sibedug, Leles, Karang Muara, Cisolok (Jawa
Barat), Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), Trunyan dan Sembiran (Bali), Belu (Timor), Bada-
Besoha, dan Toraja, Sulawesi.

3. Kubur peti batu

Kubur peti batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah yang berbentuk persegi
panjang, sisi, alas, dan tutupnya terbuat dari papan batu. Benda ini banyak ditemukan di daerah
Kuningan, Jawa Barat.

4. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat dengan tutup berbentuk atap
rumah. Bentuk dan fungsi waruga seperti sarkofagus, tetapi dengan penempatan posisi mayat
jongkok terlipat. Waruga hanya dapat ditemukan di Minahasa.

5. Sarkofagus

Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang bentuknya seperti lesung, tetapi mempunyai
tutup. Pembuatannya seperti lesung batu, tetapi bentuknya seperti keranda. Salah satu tempat
penemuan sarkofagus adalah di Bali. Isinya tulang-belulang manusia, barang-barang perunggu
dan besi, serta manik-manik. Sarkofagus juga ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur.

Untuk melindungi roh jasad yang sudah mati dari gangguan gaib, pada sarkofagus sering
dipahatkan motif kedok/topeng dengan berbagai ekspresi. Sarkofagus dapat juga diartikan
sebagai "perahu roh" untuk membawa roh berlayar ke dunia roh.
6. Dolmen (dol = meja, men = batu)

Dolmen adalah meja batu besar dengan permukaan rata sebagai


tempat meletakkan sesaji, sebagai tempat meletakkan roh, dan menjadi tempat duduk ketua
suku agar mendapat berkat magis dari leluhurnya.

Dolmen ada yang berkakikan menhir seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan, ada
juga yang digunakan sebagai kubur batu seperti yang ditemukan di Bondowoso dan di Merawan,
Jember, Jawa Timur.

7. Arca atau patung


Arca atau patung adalah bangunan yang terbuat dari batu berbentuk binatang atau manusia
yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan. Peninggalan megalitik ini banyak
ditemukan di dataran tinggi Pasemah, yaitu pegunungan antara wilayah Palembang dan
Bengkulu.

Penyelidikan di Pasemah ini dilakukan oleh Dr. Van der Hoop dan Van Heine Geldern. Di lembah
Bada, Sulawesi Tengah ditemukan juga du abuah arca yang melambangkan sosok lelaki dan
perempuan.

Bangunan-bangunan megalitikum tersebut sering kali ditemukan bersama dengan alat-alat dari
zamn neolitikum dan yang paling banyak ditemukan bersamaan alat-alat dari zaman logam.
Baca kembali : Peninggalan kebudayaan zaman Batu Muda

Van Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan megalitikum ke Indonesia menjadi dua
gelombang, antara lain sebagai berikut :

a. Megalitikum tua, yang menghasilkan menhir, punden berundak, dan arca-arca statis
menyebar ke Indonesia pada zaman neolitikum tahun 2500 - 1500 sebelum Masehi, dibawa oleh
pendukung kebudayaan kapak persegi (Proto-Melayu).

b. Megalitikum muda, yang menghasilkan kubur peti batu, dolmen, waruga, sarkofagus, dan
arca-arca menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu tahun 1000 - 100 sebelum Masehi,
dibawa oleh pendukung kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).
No. 12
Sejarah Kerajaan Majapahit (Politik Ekonomi Sosial Budaya dan Sumber
Sejarah) - Berbicara tentang Kerajaan Majapahit berarti berbicara tetang
sebuah puncak kejayaan dari peradaban Hindu-Buddha yang pernah hidup di
Indonesia.
Kerajaan Majapahit disebut sebagai kerajaan nasional Indonesia yang ke dua.
Hal tersebut disebabkan oleh upaya yang besar dari kerajaan ini untuk
mewujudkan suatu cita-cita yaitu penyatuan Nusantara.
Dalam perjalanan Sejarah, upaya integrasi wilayah kepulauan Nusantara
memang tidak sepenuhnya berlangsung dengan mulus dan dilakukakan
dengan cara Ksatria. Peristiwa bubat yang disusul dengan perpecahan internal
didalam tubuh majapahit sendiri menyebabkan cita-cita penyatuan tidak
sepenuhnya dapat dilakukan.
Meskipun demikian, pada amannya, Majapahit merupakan kerajaan yang
mempunyai wibawa dan kekuatan yang besar, sehingga kerajaan lain harus
berpikir ratusan kali untuk membelot atau memberontak terhadap kekuasaan
yang ada.
a. Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit

1)Raden Wijaya (12921309)


Kerajaan Majapahit lahir dalam suasana perubahan besar dalam waktu yang
singkat. Pada tahun 1292 Kertanegara gugur oleh pengkhianatan
Jayakatwang, Singasari hancur dan digantikan oleh Kediri. R. Wijaya
terdesak oleh serangan tentara Jayakatwang di medan utara dan berhasil
melarikan diri serta mendapat perlindungan dari Kepala Desa Kudadu.
Selanjutnya, ia berhasil menyeberang ke Madura minta perlindungan dan
bantuan kepada Bupati Sumenep, Aria Wiraraja. Atas saran dan jaminan Aria
Wiraraja, R. Wijaya mengabdikan diri kepada Jayakatwang dan memperoleh
tanah di Desa Tarik yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Majapahit
Tentara Kubilai Khan sebanyak 200.000 orang dibawah pimpinan Shih Pie,
Ike Mase, dan Kau Shing datang untuk menghukum Kertanegara. R.
Wijaya bergabung dengan tentara Cina dan mengadakan serangan ke Kediri
karena Cina tidak mengetahui terjadinya perubahan kekuasaan di
JawaTimur.
Setelah R. Wijaya dengan bantuan tentara Kubilai Khan berhasil mengalahkan
Jayakatwang, ia menghantam tentara asing tersebut. Serangan mendadak
yang tidak terkira sebelumnya, memaksa tentara Kubilai Khan meninggalkan
Jawa Timur terburu-buru dengan sejumlah besar korban. Akhirnya, R. Wijaya
dinobatkan menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar
Kertarajasa Jayawardhana (12921307).
Untuk menjaga ketenteraman kerajaan maka R. Wijaya
mengadakan konsolidasi dan mengatur pemerintahan. Orang-orang yang
pernah berjasa dalam perjuangan diberi kedudukan dalam
pemerintahan. Misalnya, Aria Wiraraja diberi tambahan wilayah di Lumajang
sampai dengan Blambangan, Desa Kudadu dijadikan desa perdikan (bebas
pajak dan mengatur daerahnya sendiri). Demikian juga teman
seperjuangannya yang lain, diberi kedudukan, ada yang dijadikan menteri,
kepala wilayah dan sebagainya.
Untuk memperkuat kedudukannya, kempat putri Kertanegara dijadikan
istrinya, yakni Dewi Tribhuanaeswari, Dewi Narendraduhita, Dewi
Prajnaparamita dan Dewi Gayatri. Tidak lama kemudian tentara Singasari
yang ikut Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Kebo Anabrang kembali
membawa dua putri boyongan, yakni Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak
diambil istri oleh R. Wijaya, sedangan Dara Jingga kawin dengan keluarga
raja yang mempunyai anak bernama Adityawarman. Dialah yang kelak
menjadi raja di Kerajaan Malayu (Minangkabau).
Demikianlah usaha-usaha yang dilakukan oleh R. Wijaya dalam
upaya mengatur dan memperkuat kekuasaan pada masa awal
Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1309 R. Wijaya meninggal dunia dan
didharmakan di Candi Simping (Sumberjati, Blitar) dalam
perwujudan Harihara (Siwa dan Wisnu dalam satu arca).

2)Jayanegera (13091328).
R. Wijaya kemudian digantikan oleh putranya Kalagemet dengan gelar
Jayanegara (13091328), putra R. Wijaya dengan Dara Petak. Pada masa ini
timbul kekacauan di Majapahit karena pemerintahan Jayanegara yang kurang
berbobot dan adanya rasa tidak puas dari pejuang-pejuang Majapahit semasa
pemerintahan R. Wijaya. Kekacauan di Majapahit itu berupa pemberontakan
yang dapat membahayakan negara, seperti berikut.
a) Pemberontakan Rangga Lawe (1309) yang berkedudukan di Tuban tidak
puas karena ia mengharapkan dapat menjadi patih di Majapahit, sedangkan
yang diangkat adalah Nambi.
b) Pemberontakan Lembu Sora (1311) karena hasutan Mahapati
yang merupakan musuh dalam selimut Jayanegara.
c) Pemberontakan Nambi (1316) karena ambisi ayahnya Aria Wiraraja agar
Nambi menjadi raja. Semua pemberontakan tersebut dapat dipadamkan.
d) Pemberontakan Kuti (1319) merupakan pemberontakan yang
paling membahayakan karena Kuti dapat menduduki istana kerajaan dan
Jayanegara terpaksa menyingkir ke Bedander.
Namun, pasukan Bayangkari kerajaan di bawah pimpinan Gajah Mada
berhasil merebut kembali istana. Jayanegara dapat kembali ke istana lagi dan
berkuasa hingga tahun 1328. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah
Mada kemudian diangkat menjadi patih di Kahuripan dan kemudian di Daha.
3) Tribhuanatunggadewi (13281350)
Pada tahun 1328 Jayanegara wafat. Ia tidak mempunyai putra sehingga takhta
kerajaan diserahkan kepada Gayatri. Oleh karena Gayatri telah menjadi
bhiksuni maka yang tampil adalah putrinya, Bhre Kahuripan yang bertindak
sebagai wali ibunya. Bhre Kahuripan bergelar Tribhuanatunggadewi.
Pemerintahan Tribhuanatunggadewi masih dirongrong pemberontakan, yakni
pemberontakan Sadeng dan Keta. Namun, pemberontakan tersebut berhasil
dihancurkan oleh Gajah Mada. Sebagai tanda penghargaan, pada tahun 1333
Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit menggantikan Arya
Tadah yang sudah tua. Pada waktu penobatannya, Gajah Mada mengucapkan
"Sumpah Palapa" (Tan Amukti Palapa). Isinya, Gajah Mada bersumpah tidak
akan makan enak (palapa) sebelum seluruh Nusantara berada di bawah
kekuasaan Majapahit.
Dalam usaha menyatukan seluruh Nusantara, Gajah Mada dibantu oleh
Empuu Nala dan Adiytawarman. Mula-mula mereka menaklukkan Bali
(1334). Selanjutnya, satu per satu kerajaan-kerajaan di Nusantara berhasil
dipersatukan.
4) Hayam Wuruk (13501389)
Pada tahun 1350 Gayatri wafat sehingga Tribhuanatunggadewi turun takhta
dan digantikan oleh putranya, yakni Hayam Wuruk dengan gelar
Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya bersama Patih Gajah Mada,
Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya. Pemerintahan terlaksana
secara teratur, baik di tingkat pusat (ibu kota), tingkat menengah (vasal), dan
tingkat desa. Sistem pemerintahan daerah (tingkat menengah dan desa) tidak
berubah, sedangkan di tingkat pusat diatur sebagai berikut:
a) Dewan Saptap Prabu, merupakan penasihat raja yang terdiri atas kerabat
keraton dengan jabatan rakryan i hino, rakryan i halu, dan rakryan i sirikan.
b) Dewan Pancaring Wilwatikta, merupakan lembaga pelaksana
pemerintahan (lembaga eksekutif) semacam dewan menteri yang terdiri atas
rakryan mahapatih, rakryan tumenggung, rakryan demung, rakryan rangga,
dan rakryan kanuruhan.
c) Dewan Nayapati (lembaga yudikatif) yang mengurusi peradilan.
d) Dharmadyaksa, lembaga yang mengurusi keagamaan terdiri
atas Dharmadyaksa ring Kasaiwan untuk agama Hindu dan
Dharmadyaksa ring Kasogatan untuk agama Buddha.
Dengan demikian, pada masa Majapahit penganut agama Hindu dan Buddha
dapat hidup berdampingan, rukun dan damai. Bhineka tunggal ika tan hana
dharmamangrawa inilah semboyan rakyat Majapahit dalam menciptakan
persatuan dan kesatuan sehingga muncul sebagai kerajaan besar di
Nusantara.
Di tingkat tengah terdapat pemerintah daerah yang dikepalai oleh seorang
raja kecil atau bupati. Mereka dapat mengatur daerahnya secara otonom,
tetapi setiap tahun berkewajiban datang ke ibu kota sebagai tanda tetap setia
dan tunduk kepada pemerintah pusat Majapahit. Daerah-daerah demikian
disebut mancanegara yang berarti negara (daerah) di luar daerah inti
kerajaan.
Jadi, untuk mengikat hubungan maka setiap tahun daerah taklukan harus
mengirim upeti ke Majapahit. Di samping itu juga ada petugas Majapahit yang
berkeliling ke daerah-daerah untuk melihat kedaan rakyatnya. Untuk
memantau ketertiban dan keamanan dikirimlah duta nitiyasa (petugas sandi)
ke seluruh Nusantara
Di tingkat bawah, terdapat pemerintahan desa yang dikepalai oleh seorang
kepala desa. Pemerintahan dilakukan menurut hukum adat desa itu sendiri.
Struktur pemerintahan desa masih asli dan kepala desa dipilih secara
demokratis.
Dengan kondisi pemerintahan yang stabil dan keamanan yang
mantap, Sumpah Palapa Gajah Mada dapat diwujudkan. Satu per satu
wilayah Nusantara dapat menyatu dalam wilayah kekuasaan Majapahit.
Dalam kitab Negarakrtagama secara jelas disebutkan daerah-daearah yang
masuk wilayah kekuasaan Majapahit ialah Jawa, Sumatra, Tanjungpura
(Kalimantan), Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Semenanjung
Malaka, dan daerah-daerah pulau di sekitarnya.
Majapahit juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara yang jauh,
seperi Siam, Champa dan Cina. Negara-negara tersebut dianggap sebagai
mitreka satata (negara sahabat yang berkedudukan sama).
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 dan digantikan oleh putrinya Dyah
Kusumawardhani yang didampingi oleh suaminya Wikramawardhana (1389
1429). Hayam Wuruk dengan isteri selir mempunyai anak Bhre Wirabhumi
yang telah diberi kekuasaan sebagai penguasa daerah (bupati) di Blambangan.
Akan tetapi, Bhre Wirabumi menuntut takhta Majapahit sehingga
menimbulkan perang saudara (Perang Peregreg) tahun14011406. Pada
akhirnya Bhre Wirabhumi kalah dan perang saudara tersebut mengakibatkan
lemahnya kekuasaan Majapahit.
Setelah Wikramawardhana meninggal (1429) takhtanya digantikan
oleh Suhita yang memerintah hingga 1447. Sampai dengan akhir abad ke-
15 masih ada raja-raja yang memerintah sebagai keturunan Majapahit ,
namun telah suram karena tidak ada persatuan dan kesatuan sehingga
daerah-daerah jajahan satu demi satu melepaskan diri. Para bupati di pantai
utara Jawa, seperi Demak, Gresik, dan Tuban telah menganut agama Islam
sehingga satu per satu memisahkan diri dari Majapahit.
Demikian juga daerah di luar Jawa mulai berani tidak mengirim upeti ke
Majapahit sampai dengan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya
rutuh. Dengan demikian, faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit
kalu disimpulkan, antara lain sebagai berikut.
a) Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang
dapat mempertahankan kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan
Hayam Wuruk.
b) Terjadinya perang saudara (Paregreg).
c) Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit.
d) Masuk dan berkembangnya agama Islam.
Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini
ada dua pendapat:
a) Tahun 1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri.
Peristiwa tersebut diberi candrasengkala "hilang sirnakertaning bhumi" yang
berarti tahun 1400 Saka/1478 M.
b) Tahun 1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan
Raden Patah. Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di
Jawa.
DINASTI RAJASA (DINASTI GIRINDRA)

Pemberontakan Kuti merupakan pemberontakan yang paling berbahaya


karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Majapahit, sehingga raja Jayanegara
terpaksa melarikan diri ke daerah Badandea. Jayanegara diselamatkan oleh
pasukan Bhayangkari di bawah pimpinan Gajah Mada. Berkat ketangkasan
dan siasat jitu dari Gajah Mada, pemberontakan Kuti berhasil ditumpas.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di
Kahuripan pada tahun 1321 M dan Patih di Daha (Kediri).

Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tabib Israna Ratanca, ia
didharmakan di dalam pura di Sila Petak dan Bubat. Jayanegara tidak
mempunyai putra, maka takhta kerajaan digantikan oleh adik perempuannya
yang bernama Tribhuanatunggadewi. Ia dinobatkan menjadi raja Majapahit
dengan gelar Tribhuanatunggadewi Jaya Wisnu Wardhani.
Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta pada
tahun 1331. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Sebagai
penghargaan atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih di
Majapahit oleh Tribhuanatunggadewi.

Di hadapan raja dan para pembesar Majapahit, Gajah Mada mengucapkan


sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Isi sumpahnya, ia tidak
akan Amukti Palapa sebelum ia dapat menundukkan Nusantara, yaitu Gurun,
Seran, Panjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan
Tumasik.
Dalam rangka mewujudkan cita-citanya, Gajah Mada menaklukkan Bali pada
tahun 1334, kemudian Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku,
Sumatera, dan beberapa daerah di Semenanjung Malaka. Seperti yang
tercantum dalam kitab Negarakertagama, wilayah kekuasaan Kerajaan
Majapahit sangat luas, yakni meliputi daerah hampir seluas wilayah Republik
Indonesia sekarang.
Tribhuanatunggadewi memerintah selama dua puluh dua tahun. Pada tahun
1350, ia mengundurkan diri dari pemerintahan dan digantikan oleh putranya
yang bernama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350 M, putra mahkota Hayam
Wuruk dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan gelar Sri Rajasanagara dan
ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada.
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Nusantara.
Pada saat itulah cita-cita Gajah Mada dengan Sumpah Palapa berhasil
diwujudkan. Usaha Gajah Mada dalam melaksanakan politiknya, berakhir
pada tahun 1357 dengan terjadinya peristiwa di Bubat, yaitu perang antara
Pajajaran dengan Majapahit. Pada waktu itu, Hayam Wuruk bermaksud untuk
menikahi putri Dyah Pitaloka.
Sebelum putri Dyah Pitaloka dan ayahnya beserta para pembesar Kerajaan
Pajajaran sampai di Majapahit, mereka beristirahat di lapangan Bubat. Di
sana terjadi perselisihan antara Gajah Mada yang menghendaki agar putri itu
dipersembahkan oleh raja Pajajaran kepada raja Majapahit.
Para pembesar Kerajaan Pajajaran tidak setuju, akhirnya terjadilah
peperangan di Bubat yang menyebabkan semua rombongan Kerajaan
Pajajaran gugur. Pada tahun 1364 M, Gajah Mada meninggal dunia. Hal itu
merupakan kehilangan yang sangat besar bagi Majapahit. Kemudian pada
tahun 1389 Raja Hayam Wuruk meninggal dunia. Hal ini menjadi salah satu
penyebab surutnya kebesaran Kerajaan Majapahit di samping terjadinya
pertentangan yang berkembang menjadi perang saudara.
Setelah Hayam Wuruk meninggal, takhta Kerajaan Majapahit diduduki oleh
Wikramawardhana. Ia adalah menantu Hayam Wuruk yang menikah dengan
putrinya yang bernama Kusumawardhani. Ia memerintah Kerajaan Majapahit
selama dua belas tahun.
Pada tahun 1401 mulai timbul persengketaan antara Wikramawardhana
dengan Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi adalah anak Hayam Wuruk dari
istri selirnya. Kemudian meletuslah perang saudara, yang dikenal dengan
nama Perang Paregreg, yang berhasil dimenangkan oleh Wikramawardhana.
Tetapi, pertentangan antarkeluarga ini belum reda dan menimbulkan
perasaan balas dendam.
Pada tahun 1429 M, Wikramawardhana meninggal dunia. Selanjutnya raja-
raja yang memerintah Majapahit setelah Wikramawardhana adalah:
a. Suhita (1429 M 1447 M), putri Wikramawardhana;
b. Kertawijaya (1448 M 1451 M), adik Suhita;
c. Sri Rajasawardhana (1451 M 1453 M);
d. Girindrawardhana (1456 M 1466 M), anak dari Kertawijaya;
e. Sri Singhawikramawardhana (1466 M 1474 M);
f. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
Raja Majapahit yang terakhir ialah Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
Runtuhnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1400 Saka (1478 M) dijelaskan
dalam Chandra Sengkala yang berbunyi, Sirna ilang Kertaning-
Bhumi dengan adanya peristiwa perang saudara antara Dyah Ranawijaya
dengan Bhre Kahuripan. Selain itu, keruntuhan Majapahit disebabkan karena
serangan dari Kerajaan Islam Demak.
Antara tahun 1518 dan 1521, kekuasaan Kerajaan Majapahit telah beralih dari
tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus penguasa dari Demak.
Demikianlah riwayat dari Kerajaan Majapahit yang merupakan suatu kerajaan
besar di Nusantara.
b. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit
Di bidang ekonomi, Hayam Wuruk menaruh perhatian pada pertanian dan
perdagangan dengan menjadikan Tuban sebagai salah satu pusat perdagangan
Majapahit. Berdasarkan berita Cina bernama Wng Ta-Yuan yang
menggambarkan pulau Jawa yang padat penduduknya, tanahnya subur dan
banyak menghasilkan padi, lada, garam, kain, dan burung kakatua yang
semuanya merupakan barang ekspor. Hayam Wuruk berusaha untuk
menyejahterakan rakyatnya dengan membuat saluran pengairan, pembuatan
bendungan, dan pembukaan tanah baru untuk perladangan.
c. Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Majapahit
Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram.
Dalam kitabNegarakrtagama disebutkan bahwa Hayam
Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan
kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat
sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan,
dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum
tanpa pandang bulu.
Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka
suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya
budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit
dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Candi
Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi
Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar
(Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan
bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan
Makam Troloyo (di Trowulan).

2) Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil
sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal
dan Majapahit Akhir.

a) Sastra Zaman Majapahit Awal


(1) Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca.
Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah
jajahan, dan perjalananan Hayam Wuruk keliling ke
daerah-daerah.
(2) Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam
kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka
tunggal ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian
dipakai sebagai motto negara kita.
(3) Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya
tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.
(4) Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
b) Sastra Zaman Akhir Majapahit
(1) Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja
Singasari dan Majapahit.
(2) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
(3) Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
(4) Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan
Ranggalawe.
(5) Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya
sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
(6) Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh
Gajah Mada dan Aryadamar.
(7) Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan
gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma,
Wisnu, dan Siwa.

d. Kehidupan Hukum Kerajaan Majapahit


Majapahit di masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih
Gajah Mada, telah diciptakan hukum/perundangan-
undangan Majapahit. Kitab hukum/perundangan-
undangan Majapahit ini disebut Kutaramanawa yang
termuat dalam dua piagam, yakni Piagam Bendasari (tidak
bertarihk) dan Piagam Trowulan (bertarihk 1358).
Kitab Kutaramanawa terdiri atas 275 pasal, namun dalam
terjemahannya hanya disajikan 272 pasal karena satu
pasal rusak dan yang dua lainnya merupakan ulangan
pasal yang sejenis. Kitab perundang-undangan ini
meliputi hukum pidana dan perdata dan disusun dalam 20
(dua puluh ) bab. Sebagai contoh dapat dikemukakan
mengenai bab dan isinya, antara lain sebagai berikut.
Bab I : ketentuan umum mengenai denda.
Bab II : delapan macam pembunuhan (astadusta).
Bab III : perlakukan terhadap rakyat (kawula).
Bab IV : delapan macam pencurian (astacorah).
Bab V : paksaan (sahasa).
Bab VI : jJual beli (adol-atuku).
Bab VII : gadai (sanda).
Bab XI : perkawinan (kawarangan).
Bab XIII : warisan (drewe kaliliran).
Bab XVIII : wanah (bhumi).
Bab XX : fitnah (duwilatek).

Proses pengadilan, semua keputusan dalam pengadilan


diambil atas nama raja yang disebut Sang Amawabhumi,
artinya orang yang mempunyai/menguasai negara. Dalam
soal pengadilan, raja dibantu oleh dua orang
dharmadhyaksa, yakni Dharmadhyaksa ring Kasaiwan
dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan, yakni kepala agama
Siwa dan kepala agama Buddha. Kedudukan
dharmadhyaksa sama dengan hakim tinggi.
Mereka dibantu oleh lima upapatti (pembantu).

e. Sumber Sejarah (Prasasti) Kerajaan Majapahit


Prasasti adalah bukti sumber tertulis yang sangat penting
dari masa lalu yang isinya antara lain mengenai kehidupan
masyarakat misalnya tentang administrasi dan birokrasi
pemerintahan, kehidupan ekonomi, pelaksanaan hukum
dan keadilan, sistem pembagian bekerja, perdagangan,
agama, kesenian, maupun adat istiadat.
Seperti juga isi prasasti pada umumnya, prasasti dari masa
Majapahit lebih banyak berisi tentang ketentuan suatu
daerah menjadi daerah perdikan atau sima. Meskipun
demikian, banyak hal yang menarik untuk diungkapkan di
sini, antara lain, yaitu:

Prasasti Kudadu (1294 M)


Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi
Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu
dari kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden
Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana
Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan
Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.

Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti


Balawi (1305 M)
Mengenai Raden Wijaya yang telah memperisteri keempat
putri Kertanegara yaitu Sri Paduka Parameswari Dyah Sri
Tribhuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi
Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi
Prajnaparamita, dan Sri Paduka Rajapadni Dyah Dewi
Gayatri, serta menyebutkan anaknya dari permaisuri
bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di
Daha.

Prasasti Waringin Pitu (1447 M)


Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem
birokrasi Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan
bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar
Bhre, yaitu Bhre Daha, Bhre Kahuripan, Bhre Pajang,
Bhre Wengker, Bhre Wirabumi, Bhre Matahun, Bhre
Tumapel, Bhre Jagaraga, Bhre Tanjungpura, Bhre
Kembang Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura, Bhre
Keling, dan Bhre Kelinggapura.
Prasasti Canggu (1358 M)
Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di
Bengawan Solo.
Prasasti Biluluk (1366 M0, Biluluk II (1393 M), Biluluk III
(1395 M).
Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk
keperluan pembuatan garam dan ketentuan pajaknya.

Prasasti Karang Bogem (1387 M)


Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di
Karang Bogem.
Prasasti Marahi Manuk (tt) dan Prasasti Parung (tt)
Mengenai sengketa tanah, persengketaan ini diputuskan
oleh pejabat kehakiman yang menguasai kitab-kitab
hukum adat setempat.

Prasasti Katiden I (1392 M)


Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk
desa Katiden yang meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan
pajak ini karena mereka mempunyai tugas berat, yaitu
menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah
Gunung Lejar.

Prasasti Alasantan (939 M)


Menyebutkan bahwa pada tanggal 6 September 939 M, Sri
Maharaja Rakai Halu Dyah Sindok Sri Isanawikrama
memerintahkan agar tanah di Alasantan dijadikan sima
milik Rakryan Kabayan.

Prasasti Kamban (941 M)


Meyebutkan bahwa apada tanggal 19 Maret 941 M, Sri
Maharaja Rake Hino Sri Isanawikrama Dyah
Matanggadewa meresmikan desa Kamban menjadi daerah
perdikan.

Prasasti Hara-hara (Trowulan VI) (966 M).


Menyebutkan bahwa pada tanggal 12 Agustus 966 M, mpu
Mano menyerahkan tanah yang menjadi haknya secara
turun temurun kepada Mpungku Susuk Pager dan
Mpungku Nairanjana untuk dipergunakan membiayai
sebuah rumah doa (Kuti).

Prasasti Wurare (1289 M)


Menyebutkan bahwa pada tanggal 21 September 1289 Sri
Jnamasiwabajra, raja yang berhasil mempersatukan
Janggala dan Panjalu, menasbihkan arca Mahaksobhya di
Wurare. Gelar raja itu ialah Krtanagara setelah
ditasbihkan sebagai Jina (dhyani Buddha).

Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M)


Menyebutkan bahwa pada tanggal 28 Agustus 1264 M
Wisnuwardhana memberi tanda pemberian hak perdikan
bagi desa Maribong.

Prasasti Canggu (Trowulan I)


Mengenai aturan dan ketentuan kedudukan hukum desa-
desa di tepi sungai Brantas dan Solo yang menjadi tempat
penyeberangan. Desa-desa itu diberi kedudukan perdikan
dan bebas dari kewajiban membayar pajak, tetapi
diwajibkan memberi semacam sumbangan untuk
kepentingan upacara keagamaan dan diatur oleh Panji
Margabhaya Ki Ajaran Rata, penguasa tempat
penyeberangan di Canggu, dan Panji Angrak saji Ki Ajaran
Ragi, penguasa tempat penyeberangan di Terung.

Demikianlah Materi Sejarah Kerajaan Majapahit (Politik Ekonomi Sosial


Budaya dan Sumber Sejarah), semoga bermanfaat.
No. 13 Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia

KERAJAAN SAMUDERA PASAI


Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai Pasangan
(Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak jauh dari laut) dan
Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam tersebut disatukan
oleh Marah Sile yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang
utusan Syarif Mekah. Merah Selu kemudian dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar
Sultan Malik al Saleh.
Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat
perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat,
Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai.
Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah
pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,
Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.
Aspek Kehidupan Politik

Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera Pasai, antara lain:
1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 1297)
2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 1326 )
3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 1345)
4) Mansur Malik az Zahir ( . 1346 )
5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 1383 )
6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 1405 )
7) Nahrasiyah ( 1405 1412 )
8) Sallah ad Din ( 1412 )
9) Abu Zaid Malik az Zahir ( 1455 )
10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 1477 )
11) Zain al Abidin ( 1477 1500 )
12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 1513 )
13) Zain al Abidin ( 1513 1524 )

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa
pemerintahan raja-raja berikut ini:
Sultan Malik al Saleh
Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam
menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan
Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai
dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun
1297, jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta kerajaan
dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.
Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur pernah
memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhok Seumawe dengan dibantu oleh kedua perdana
menterinya.
Sultan Ahmad Perumadal Perumal
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan Samudera
Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain, yakni
Kesultanan Delhi (India).

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera Pasai dititikberatkan pada kegiatan
perdagangan, pelayaran dan penyebaran agama. Hal ini dikarenakan, banyaknya pedagang
asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan
Malaka. Mereka yang datang dari berbagai negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat
kemudian bergaul dengan penduduk setempat dan menyebarkan agama serta
kebudayaannya masing-masing. Dengan demikian, kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat Samudera Pasai bertambah maju, begitupun di bidang perdagangan, pelayaran
dan keagamannya.
Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat dipengaruhi oleh perkembangan di Timur
Tengah. Hal itu terbukti pada saat perubahan aliran Syiah menjadi Syafii di Samudera Pasai.
Perubahan aliran tersebut ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu, di Mesir
sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada
Dinasti Mameluk yang beraliran Syafii.
Aliran Syafii dalam perkembangannya di samudera Pasai menyesuaikan dengan adat
istiadat setempat. Oleh karena itu kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran
Islam dengan adat istiadat setempat.
Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai
Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan politik
ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai dan Delhi
yang membahayakan kedudukannya, maka
pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai
mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan
Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh ditaklukkan Aceh

BAB II
KERAJAAN ACEH

Awal Perkembangan Kerajaan Aceh


Aceh semula menjadi daerah taklukkan Kerajaan Pedir. Akibat Malaka jatuh ke tangan
Portugis, pedagang yang semula berlabuh di pelabuhan Malaka beralih ke pelabuhan milik
Aceh. Dengan demikian, Aceh segera berkembang dengan cepat dan akhirnya lepas dari
kekuasaan Pedir. Aceh berdiri sebagai kerajaan merdeka. Sultan pertama yang memerintah
dan sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).
Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai berikut:
1) Letak Ibu kota Aceh yang sangat strategis.
2) Pelabuhan Aceh ( Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang.
3) Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang penting.
4) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah
ke Aceh.

Sultan Ali Mughayat Syah merupakan Raja pertama di Aceh sekaligus beliau merupakan
pendiri Kerajaan Aceh. Setelah beliau mangkat, raja selanjutnya adalah Sultan Ibrahim.
Dalam pemerintahannya beliau berhasil menaklukkan Pedir. Raja berikutnya adalah Iskandar
Muda. Pada masa pemerintahan beliau, Aceh mencapai puncak kejayaan dan menjadi
sumber komoditas lada dan emas. Beliau mangkat pada tahun 1636 M dan digantikan oleh
menantunya Iskandar Thani yang tidak memiliki kecakapan. Dalam pemerintahannya,
Kerajaan Aceh terus-menerus mengalami kemunduran.

Aspek Kehidupan Kebudayaan


Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat. Dengan demikian,
kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena sering berhubungan dengan
bangsa lain. Contohnya, yaitu tersusunnya hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang
disebut Hukum Adat Makuta Alam.
Dengan hukum adat Makuta Alam itulah, sehingga tata kehidupan dan segala aktivitas
masyarakat Aceh didasarkan pada aturan Islam. Dengan demikian, keadaan Aceh seolah-
olah identik dengan Mekah, Arab Saudi. Atas dasar itulah, Aceh mendapat julukan Serambi
Mekah.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah Sultan Ibrahim
dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin bertambah makmur dan
menjadi sumber komoditas lada dan emas. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu
membangun angkatan bersenjata yang kuat.
Kemunduran Kerajaan Aceh
Kemunduran Kerajaan Aceh ketika itu disebabkan oleh hal-hal sebagai-berikut:
Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun 1629 M.
Tokoh pengganti Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.
Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran berbeda.
Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri dengan Aceh.
Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lainnya berhasil mendesak dan
menggeser daerah-daerah perdagangan Aceh. Akibatnya perekonomian semakin melemah.

BAB III

KERAJAAN DEMAK
Awal Perkembangan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak sebelumnya
merupakan daerah vasal atau bawahan dari Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden
Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.
Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan diri sebagai
bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para bupati, Raden Patah
mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang
menjadi kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang
pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti
ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan digantikan oleh
putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak dan Portugis bermusuhan,
sehingga sepanjang pemerintahannya, Pati Unus hanya memperkuat pertahanan lautnya,
dengan maksud agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati
unus digantikan oleh adiknya Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana melakukan
usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan memperluas kekuasaan
Kerajaan Demak.
Beliau mengutus Faletehan beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Dengan
semangat juang yang tinggi, Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda Kelapa lalu
menyusul Cirebon. Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya tunduk kepada
pemerintahan Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak
terus bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta
Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan politik
dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana dengan Putra Bupati
Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada tahun 1546 M.
Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak. Negara bagian
banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga saling berebut tahta sehingga
timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan Pajang.

Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya


Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur
dengan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Hasil kebudayaan
Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan
berdirinya Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut
merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Aspek Kehidupan Ekonomi


Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang
cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu,
perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.

E. Keruntuhan Kerajaan Demak


Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena pembalasan dendam yang dilakukan oleh
Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan Bupati Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Mereka
berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang sebagai pemimpin Kerajaan Demak karena Aria
Penansang telah membunuh suami dan adik suami dari Ratu Kalinyamat. Dengan tipu daya
yang tepat mereka berhasil meruntuhkan pemerintahan dari Bupati Jipang yang tidak lain
adalah Aria Penansang. Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat itu
pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan Demak.

BAB IV

KERAJAAN BANTEN
Awal Perkembangan Kerajaan Banten
Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam)
mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya
kekuasaan Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten, Sunda
Kelapa, dan Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera tumbuh menjadi pelabuhan penting
menyusul kurangnya pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai
oleh Portugis.
Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada putranya,
Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M), Banten cepat
berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan
Palembang.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Raja Banten pertama, Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 M dan digantikan oleh
putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah kekuasaannya ke
pedalaman. Pada tahun 1579 M kekuasaan Kerajaan Pajajaran dapat ditaklukkan, ibu
kotanya direbut, dan rajanya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu, tamatlah kerajaan
Hindu di Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, Banten mengalami puncak kejayaan. Keadaan
Banten aman dan tenteram karena kehidupan masyarakatnya diperhatikan, seperti dengan
dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang pertanian juga diperhatikan dengan membuat
saluran irigasi.
Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580 M. Setelah mangkat, terjadilah perang
saudara untuk memperebutkan tahta di Banten. Setelah peristiwa itu, putra Sultan Maulana
Yusuf, Maulana Muhammad yang baru berusia sembilan tahun diangkat menjadi Raja
dengan perwalian Mangkubumi.
Masa pemerintahan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1508-1605 M. Kemudian
digantikan oleh Abdulmufakir yang masih kanak-kanak didampingi oleh Pangeran
Ranamenggala. Setelah pangeran Rana Menggala wafat, Banten mengalami kemunduran.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan
lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India, gujarat, Persia, dan Arab banyak yang
datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem
kemasyarakatan Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan,
tetapi meluas hingga ke pedalaman.

Kemunduran Kerajaan Banten


Penyebab kemunduran Kerajaan Banten berawal saat mangkatnya Raja Besar Banten
Maulana Yusuf. Setelah mangkatnya Raja Besar terjadilah perang saudara di Banten antara
saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten. Sejak saat itu Banten mulai
hancur karena terjadi peang saudara, apalagi sudah tidak ada lagi raja yang cakap seperti
Maulana Yusuf.

BAB V

KERAJAAN MATARAM ISLAM

Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam


Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi
Bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria
Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan
Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat
menjadi bupati di Mataram. Setelah menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan ingin
menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada
tahun 1528 M yang menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan
kekuasaan di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri yang
membuat Pangeran Pangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang, Mataram. Setelah
suasana aman, Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada
Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke kotagede pada tahun
1568 M. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak menghadapi


rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus yang dulunya
tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi,
Sutawijaya berusaha menundukkan bupati-bupati yang menentangnya dan Kerajaan
Mataram berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai
pasuruan (Jatim).
Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang, lalu
cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul
kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya,
Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.
Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar
pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fisik dan mental. Usaha
Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil menguasai
seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh
Jawa, Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan
mengalami kegagalan.
Aspek Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam
tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram
Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah
pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang
bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana
terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.
Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan
anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan


Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang
berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir
utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi
arus perdagangan Kerajaan Mataram.
Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat,
suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang
merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.
Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang
cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam
dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam

Kemunduran Mataram Islam


Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat
tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

BAB VI

KERAJAAN MAKASSAR

Awal Perkembangan Kerajaan Makassar


Di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-16 terdapat banyak kerajaan, tetapi yang terkenal
adalah Gowa, Tallo, bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk ri Bandang
dan Sulaeman dari Minangkabau, akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam (1605) dan
rakyat pun segera mengikutinya.
Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim
disebut Kerajaan Makassar. Dari Makasar, agama Islam menyebar ke berbagai daerah
sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Makassar
merupakan salah satu kerajaan Islam yang ramai akan pelabuhannya. Hal ini, karena
letaknya di tengah-tengah antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Malaka.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alauddin (1591-1639 M). Raja
berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653 M) dan dilanjutan oleh putranya, Hasanuddin
(1654-1660 M). Sultan Hasanuddin berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan
menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Bone.
VOC setelah mengetahui Pelabuhan Makassar, yaitu Sombaopu cukup ramai dan banyak
menghasilkan beras, mulai mengirimkan utusan untuk membuka hubungan dagang. Setelah
sering datang ke Makassar, VOC mulai membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama
menyerbu Banda (pusat rempah-rempah). Namun, bujukan VOC itu ditolak.
Setelah peristiwa itu, antara Makassar dan VOC mulai terjadi konflik. Terlebih lagi setelah
insiden penipuan tahun 1616. Pada saat itu para pembesar Makassar diundang untuk suatu
perjamuan di atas kapal VOC, tetapi nyatanya malahan dilucuti dan terjadilah perkelahian
yang menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Keadaan meruncing sehingga pecah
perang terbuka. Dalam peperangan tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam
menundukkan Makassar. Oleh karena itu, VOC memperalat Aru Palakka (Raja Bone) yang
ingin lepas dari kerajaan Makassar dan menjadi kerajaan merdeka.

Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan


Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan maritim. Hasil perekonomian terutama
diperoleh dari hasil pelayaran dan perdagangan. Pelabuhan Sombaupu ( Makassar ) banyak
didatangi kapal-kapal dagang sehingga menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai.
Dengan demikian, masyarakatnya hidup aman dan makmur.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja dibantu oleh Bate Salapanga (Majelis Sembilan)
yang diawasi oleh seorang paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan tertinggi dibawahnya
adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailang matoa dan malolo.
Panglima tertinggi disebut anrong guru lompona tumakjannangan. Bendahara kerajaan
disebut opu bali raten yang juga bertugas mengurus perdagangan dan hubungan luar negeri.
Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan bilal.
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah keahlian
masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.

D. Kemunduran Kerajaan Makassar


Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan karena permusuhannya dengan VOC yang
berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang memperalat Aru Palakka ( Raja
Bone) untuk mengalahkan Makassar. Kebetulan saat itu Kerajaan Makassar sedang
bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga Raja Bone setuju bekerja sama dengan VOC.

BAB VII

KERAJAAN TERNATE

Awal Perkembangan Kerajaan Ternate


Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan Ternate
terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah berdiri
kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan
Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari
Nusantara maupun pedagang asing.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya adalah
putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan
agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin
memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate berturut-turut
dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa
pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah
kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor.
Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.

Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan


Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada abad ke-
15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate
menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah.
Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan
Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya
banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari
Ternate dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat
sumpah dibawah kitab suci Al-Quran. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan
Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.
Kemunduran Kerajaan Ternate
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore
yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli
daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar
bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan
berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan
tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

BAB VIII

KERAJAAN TIDORE

Awal Perkembangan Kerajaan Tidore


Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan
Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M.
Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah,
Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat
dakwah Syekh Mansur dari Arab.
Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805
M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan
Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara
itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang
cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh
Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus
meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean
Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya,
Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-harinya
banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore
dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah
dibawah kitab suci Al-Quran.
Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku. Sebagai
penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa Eropa.
Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Kemunduran Kerajaan Tidore


Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Ternate
yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli
daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar
bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan
berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan
tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

No. 14

Faktor pendorong munculnya pergerakan nasional di Indonesia

Munculnya semangat kebangsaan yang ada pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh
faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor ekstern yang mempengaruhi
nasionalisme Indonesia adalah: (1) pengaruh faham-faham modern dari Eropa (liberalisme,
humanisme, nasionalisme, komunisme); (2) pengaruh gerakan Pan-Islamisme; (3) Pengaruh
pergerakan bangsa terjajah di Asia; dan (4) Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia.

Sedangkan faktor Intern yang mendorong munculnya semangat kebangsaan atau nasionalisme
adalah: (1) timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar; (2) adanya penderitaan
dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan; (3)
pengaruh golongan peranakan; dan (4) adanya keinginan untuk melepaskan diri dari
imperialisme.

No. 15

Panitia 9 ( Sembilan ): Rumusan dari Dasar Negara oleh Pendiri


Negara
A+A-
Print

Rumusan Dasar Negara oleh para pendiri Negara (panitia sembilan) akan menjadi ulasan artikel belajar pada postingan

plengdut.com kali ini. Artikel pelajaran PPKN ini akan memberikan pemahaman mengenai rumusan dari sebuah negara &

siapa saja tokoh-tokoh penting dalam penyusunan rumusan dari dasar untuk negara ini.

Indonesia Membutuhkan Rumusan Dasar


Ketua BPUPKI dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama BPUPKI, menyatakan bahwa untuk

mendirikan Indonesia merdeka maka diperlukan suatu rumusan untuk dasar dari Indonesia merdeka. Seperti disampaikan

oleh Ir Soekarno pada awal pidato tanggal 1/06/1945.

. Saya akan menetapi permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua
yang mulia ? Paduka Tuan dan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk
mengemukakan Dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini.
(Risalah Sidang, Halaman 63)

Rumusan merupakan pondasi dasar berdirinya sebuah negara. Ibarat sebuah bangunan, tanpa pondasi tentu bangunan itu

tidak akan berdiri dengan kokoh. Oleh karena itu, sebuah rumusan untuk Indonesia merdeka sebagai pondasi harus disusun

sebaik mungkin.

Rumusan Dasar Indonesia Merdeka


Untuk menjawab permintaan Ketua BPUPKI ini, maka beberapa tokoh tokoh pendiri negara mengusulkan rumusan untuk

Indonesia merdeka. Rumusan untuk negara yang diusulkan memiliki perbedaan satu rumusan dengan rumusan lainnya.

Namun demikian rumusan rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi & semangat yang menjiwainya.

Usulan mengenai rumusan untuk Indonesia merdeka dalam Sidang Pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh

Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, & Ir. Soekarno. Mr. Mohammad Yamin yang mengusulkan rumusan untuk negara

dalam sidang BPUPKI tanggal 29/05/1945.

Rumusan Mr. Mohammad Yamin

Dalam mengusulkan rumusan rancangan dasar untuk Indonesia merdeka, Mr. Mohammad Yamin menekankan bahwa:
rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban kebangsaan Indonesia;
orang timur pulang kepada kebudayaan timur.

kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran. Kita bangsa Indonesia masuk
yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya.

Mr. Mohammad Yamin mengusulkan lima asas rumusan bagi Indonesia merdeka yang akan didirikan, yaitu:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Sosial.

Mr. Mohammad Yamin


Setelah selesai berpidato, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan konsep dasar mengenai asas & rumusan untuk Indonesia

merdeka secara tertulis kepada Ketua Sidang, yang berbeda dengan isi pidato sebelumnya. Rumusan rumusan asas & dasar

Indonesia merdeka secara tertulis menurut Mr. Mohammad Yamin adalah sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan persatuan Indonesia

3. Rasa kemanusiaan yang adil & beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Mr. Soepomo

Selanjutnya, pada tanggal 31/05/1945, Mr. Soepomo menyampaikan pidatonya tentang rumusan dasar dari negara. Menurut

Mr. Soepomo, rumusan dari dasar untuk Indonesia merdeka adalah sebagai berikut.

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan Lahir & Batin

4. Musyawarah

5. Keadilan Rakyat

Mr. Soepomo
Rumusan Ir. Soekarno

Ir. Soekarno berpidato pada tanggal 1/06/1945. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno mengemukakan rumusan dari dasar untuk

Indonesia merdeka. Dasar untuk negara, menurut Ir. Soekarno, berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung.

Rumusan dari dasar untuk Indonesia merdeka menurut Ir. Soekarno adalah sebagai berikut.

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Ir. Soekarno

Ir. Soekarno dalam sidang itu pun menyampaikan bahwa kelima rumusan rumusan dari dasar untuk negara tersebut

dinamakan rumusan Panca Dharma. Kemudian, atas saran seorang ahli bahasa, Ir. Soekarno mengubahnya

menjadi Pancasila. Pada tanggal 1/06/1945, Ir. Soekarno mengemukakan pemikirannya tentang Pancasila, yaitu nama dari

lima dasar untuk negara Indonesia. Dengan berdasar pada peristiwa tersebut maka tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari

Lahirnya Pancasila.
Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang bertugas untuk mengumpulkan usul-

usul para anggota yang akan dibahas pada masa sidang berikutnya (10 s.d 17 Juli 1945). Panitia kecil resmi ini

beranggotakan delapan orang (Panitia Delapan) di bawah pimpinan Soekarno. Terdiri dari 6 orang wakil golongan

kebangsaan & 2 orang wakil golongan Islam. Delapan tokoh ini terdiri Soekarno, M. Hatta, M. Yamin, A. Maramis, M.

Sutardjo Kartohadikoesoemo, Otto Iskandardinata (golongan kebangsaan), Ki Bagoes Hadikoesoemo & K.H. Wachid

Hasjim (golongan Islam).

Panitia ini mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan & memeriksa usul-usul rumusan menyangkut beberapa masalah

yaitu Indonesia merdeka selekas-selekasnya, Dasar (Negara), Bentuk Negara Uni atau Federasi, Daerah Negara Indonesia,

Badan Perwakilan Rakyat, Badan Penasihat, Bentuk Negara & Kepala Negara, Soal Pembelaan, & Soal Keuangan.

Sembilan Tokoh Perumus Dasar untuk Negara


Di akhir pertemuan tersebut, Soekarno juga mengambil inisiatif membentuk Panitia Kecil perumus dasar untuk negara

beranggotakan sembilan orang tokoh, sembilan orang tokoh ini kemudian dikenal sebagai Panitia Sembilan . Sembilan tokoh

ini (Panitia Sembilan) terdiri dari Soekarno (ketua), Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, A.A. Maramis, Achmad

Soebardjo (golongan kebangsaan), K.H. Wachid Hasjim, K.H. Kahar Moezakir, H. Agoes Salim, & R. Abikusno

Tjokrosoejoso (golongan Islam).

Rapat Sembilan Tokoh : Usul Perumusan Dasar Negara


Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia sembilan langsung mengadakan rapat di rumah kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan

Timur No. 56, Jakarta. Rapat berlangsung alot karena terjadi perbedaan pandangan antar peserta rapat tentang rumusan dari

dasar unruk negara. Panitia Sembilan orang tokoh ini bertugas untuk menyelidiki usul-usul mengenai perumusan dasar untuk

negara yang melahirkan konsep rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Konsep rancangan Pembukaan ini disetujui pada 22/06/1945. Oleh Soekarno rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar

ini diberi nama Mukaddimah, oleh M. Yamin dinamakan Piagam Jakarta, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut

Gentlemens Agreement.(Empat Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Tim Penyusun, 2012: 35 36).
Panitia Sembilan BPUPKI

Akhirnya, disepakati rumusan konsep dasar yang tercantum dalam mukadimah (pembukaan) hukum dasar. Bunyi

mukadimah memiliki banyak persamaan dengan Pembukaan UUD 1945. Bunyi lengkap mukadimah adalah sebagai berikut.

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan
selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
hukum dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan, dengan berdasar kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan dari Dasar untuk Negara Pada Piagam Jakarta oleh


Panitia Sembilan
Naskah mukadimah yang ditandatangani oleh 9 ( sembilan ) orang anggota / Panitia Sembilan, terkenal dengan nama Piagam

Jakarta atau Jakarta Charter. Mukadimah tersebut selanjutnya dibawa ke sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945. Pada

tanggal 14/07/1945, mukadimah disepakati oleh BPUPKI. Rumusan dari dasar Indonesia merdeka yang termuat dalam

Piagam Jakarta, sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil & beradab,

3. Persatuan Indonesia, dan

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sekarang kalian sudah mengerti bukan rumusan rumusan apa saja yang ada pada dasar dari negara kita, juga siapa saja

pencetus rumusan rumusan tersebut?

20Aug2014

No. 20

Macam-macam Sistem Ekonomi


Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu sama lain. Tumbulnya
berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebt dalam suatu negara disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara.
Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya alam yang dimiliki.
Dari ke-empat faktor tersebut, timbul lah berbagai macam sistem ekonomi, diantaranya:
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan ekonomi
dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan mengandalkan
faktor produksi apa adanya.
o Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional
Belum adanya pembagian kerja yang jelas.
Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris.
Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis.
Teknologi produksi sederhana.

o Kebaikan sistem ekonomi tradisonal


Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masing-masing
individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertukaran secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari
keuntungan.

o Keburukan sistem ekonomi tradisional


Pola pikir masyarakat secara umum yang masih statis.
Hasil produksi terbatas sebab hanya menggantungkan faktor produksi
alam dan tenaga kerja secara apa adanya.

2. Sistem Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)


Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan paling
penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui
pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat.
Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur
(bekas negara Uni Soviet).

o Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat


Kegiatan perekonomian dari produksi, distribusi, dan konsumsi serta
harga ditetapkan pemerintah dengan peraturan negara.
Hak milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan
individu dalam berusaha tidak ada.
Alat-alat produksi dikuasai oleh negara.

o Kebaikan sistem ekonomi terpusat


Pemerintah lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan
pengendalian.
Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan
ekonomi.
Kemakmuran masyarakat merata.
Perencanaan pembangunan lebih cepat direalisasikan.

o Keburukan sistem ekonomi terpusat


Adanya pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua
inisiatif, inovasi diprakarsai oleh pemerintah.
Adanya pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu
ketat oleh pemerintah.
Anggota masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis
pekerjaan serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki.
Pemerintah bersifat paternalistis, artinya apa yang telah
diatur/ditetapkan oleh pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.

3. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)


Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang seluas-
luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari
pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.

Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis,
Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi liberal
pada tahun 1950-an.

o Ciri-ciri sistem ekonomi liberal


Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan
tindakantindakan ekonomi.
Diakuinya kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).
Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari
keuntungan sendiri.

o Kebaikan sistem ekonomi liberal


Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga
mendorong kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha
masyarakat.

o Keburukan sistem ekonomi liberal


Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang
lemah.
Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan
masyarakat.
Timbulnya praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan
yang sebesar-besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.

4. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah
memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi,
tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan
menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi.
o Ciri-ciri sistem ekonomi campuran
Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Mekanisme kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar adalah campur tangan
pemerintah dengan berbagai kebijakan ekonomi.
Hak milik perorangan diakui tetapi penggunaannya tidak boleh
merugikan kepentingan umum.

o Kebaikan sistem ekonomi campuran


Sektor ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk
kepentingan masayarakat.
Hak individu/swasta diakui dengan jelas.
Harga lebih mudah untuk dikendalikan.

o Keburukan sistem ekonomi campuran


Peranan pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.
Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah
karena banyak sektor-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan
sedikit sekali pengawasannya.

5. Sistem Ekonomi Pancasila


Sistem ekonomi yang dianut negara Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi
Pancasila adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, yang di dalamnya
terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan
usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di
bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Ciri pokok sistem ekonomi Pancasila terdapat pada UUD 1945 Pasal 33, dan GBHN Bab III B
No.14.

Berikut ini ciri-ciri pokok sistem ekonomi Pancasila.


o Pasal 33 Setelah Amandemen 2002
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

o GBHN Bab III B No. 14


Pembangunan ekonomi yang didasarkan kepada demokrasi ekonomi menentukan bahwa
masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karenanya maka
pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan
ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha; sebaliknya dunia
usaha perlu memberikan tanggapan terhadap pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim
tersebut dengan kegiatan yang nyata.

No. 21

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :

- Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat


- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang yang di tuju
- Harga barang subsitusi
- Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Harga barang yang dituju
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
- Lain hal (factor sosial/politik)

No. 23

Pengertian Elastisitas
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari
elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu
pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa
yang terjadi pada keseimbangan harga bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply
beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?
Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah
barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.

3.2. Elastisitas Permintaan


Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon
perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas
permintaan, yahitu :

1. elastisitas harga permintaan

2. elastisitas silang

3. elastisitas pendapatan

3.2.1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)


Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga
barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang
yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika
harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa
elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan
merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :

1. Tidak elastisitas (in elastic)

2. Unitari (unity) dan

3. Elastis (elastic)

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

Q P Q P
Eh : atau Eh = X
Q P P Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
adalah delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :

1. Apabila perubahan harga (P) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang
diminta ( Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar
dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % P < % Q].

2. Apabila persentase perubahan harga (% P) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah
barang yang diminta (% Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar
koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45
derajat dari titik asal [% P = % Q].

3. Apabila persentase perubahan harga (% P) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang
diminta (% Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya
lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % P > % Q].

Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya
sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada
harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari
satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama
dengan satu atau unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :

1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari
kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap
harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan
sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak
berhingga (Eh =) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat
harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah
dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah
sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak,
besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak
akan mengurangi jumlah permintaannya.

Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,


Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat
menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah
strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar

2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut

3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen

4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.

5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

Elastisitas akan besar bilamana :

1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik

2. harga relatif tinggi

3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :

1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain

2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.

3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat
dibutuhkan.

3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)


Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga
pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan
dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka
elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan
persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang
lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan
penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging
sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :


Qx Py
Es = - x - > 0 Substitusi
Px Qx

Qy Px
Es = - x - < 0 Komplementer
Py Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva
permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)


Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap
permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta
dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Q Y Q Y
Em = - : atau Em = x
Q Y Y Q

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap
barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang
lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta,
maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka
tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan
barang inferior atau giffen.

3.3. Elastisitas Penawaran


3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran
(The Price Elasticity of Suply)
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada
penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga,
penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya
saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Qs P
Es. = x
P Q

Dimana :
Q adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P adalah harga barang;
S adalah delta atau perobahan.

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam
tiga kategori, yaitu :
(a) Elastis (Es > 1)
(b) In Elastis (Es < 1),
(c) Unity (Es = 1).
(d) Elastis Sempurna (Es = ~ );
(e) In Elastis Sempurna (Es = 0).
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga
permintaan, yaitu :
a. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang
paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari
jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan
garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =)
pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat
harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
b. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan
tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang
terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal
dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah
nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi
jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat
menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah
strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar

2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut

3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen

4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.

5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang


Elastisitas akan besar bilamana :

1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik

2. harga relatif tinggi

3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :

1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain

2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.

3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat
dibutuhkan.

3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)


Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga
pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan
dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka
elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan
persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang
lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan
penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging
sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :


Qx Py
Es = - x - > 0 Substitusi
Px Qx

Qy Px
Es = - x - < 0 Komplementer
Py Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva
permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)


Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap
permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta
dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Q Y Q Y
Em = - : atau Em = x
Q Y Y Q

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap
barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang
lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta,
maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka
tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan
barang inferior atau giffen.

3.3. Elastisitas Penawaran


3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran
(The Price Elasticity of Suply)
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada
penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga,
penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya
saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Qs P
Es. = x
P Q

Dimana :
Q adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P adalah harga barang;
S adalah delta atau perobahan.

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam
tiga kategori, yaitu :
(a) Elastis (Es > 1)
(b) In Elastis (Es < 1),
(c) Unity (Es = 1).
(d) Elastis Sempurna (Es = ~ );
(e) In Elastis Sempurna (Es = 0).

3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu


Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan
tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan
perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga,
semakin besar elastisitas penawaran.
Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana
jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva
penawaran in elastis sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.
The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi
barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru,
sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam
pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih
memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,

3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan


Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)


Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat
kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)


Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

1. Elastisitas Jarak.

Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama
besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

1. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;

Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B
atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini
adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).

3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu


Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah,
para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka
menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri
terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.
Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu
yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat
dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis
sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.
The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu
perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk
mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out
put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva
penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan
baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat
perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk
menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih
elastis,

3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan


Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)


Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah
yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)


Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

a. Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur
dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

a. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;


Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai
dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya,
tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran
jarak (a).

3.2. Elastisitas dan Penerimaan


Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu
kurva permintaan atau penawaran tertentu.

Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap
perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk
barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan.

Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan
harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang
tersebut.

Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah
penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah
penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga
produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q).
Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi
terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen
bila harga berobah.

Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan
arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu
kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR).

Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi
permintaan terhadap perobahan harga barang.

Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan
kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan
jumlah penerimaan.

Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan
kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual
menjadi turun.

Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan
persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga
dan sebaliknya.
Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas
permintaan setiap tingkat harga tersebut.

Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti
apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara :
a) Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan
TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1;
b) Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau jika
P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;
c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis
kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.

Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In elastis atau
Unity, yaitu cara :
1) Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh dari informasi P
dan Q.
Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total
Revanue (TR), apabila P berobah dan pengujian total penerimaan
(Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai
koefisien.

No 36

Manfaat IPS
1) Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya
kelak di masyarakat.

2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan


menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di
masyarakat.

3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga


masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan


keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan
teknologi.

No. 42

Proses pembentukan konsep

Konsep diri terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan pembentukan ini tidak bisa
diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang dapat mengubah konsep diri (Alex
Sobur, 2009: 510). Konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang terhadap sikap
orang lain terhadap dirinya.

Menurut Alex Sobur (2009: 510-511) konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai
tahapan. Yang paling mendasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas
dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumahnya sendiri.
Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan antara dirinya dan
saudara-saudaranya. Adapun konsep bagaimana peranannya, aspirasinya ataupun
tanggung jawabnya dalam kehidupan ini, banyak di tentukan atas dasar didikan atau
tekanan dari orang tua.

No. 45

Tahapan Tahapan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )

Pada dasarnya, PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) terdiri dari 4 (empat) tahapan
tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan
(Palnning), tahap pelaksanaan (Acting), tahap pengamatan (Observing), dan tahap
refleksi (Reflecting).(M. Mega N. dan Kania Islami Dew

1. Perencanaan Tindakan.
Berdasarkan identifikasi masalah pada tahap pra-PTK, rencana tindakan disusun
untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Recana tindakan
ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci.

2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar
yang telah disiapkan sebelumnya dalam perencanaan. Dalam tahap ini guru dituntut
agar konsisten dengan segala perencanaan yang telah dibuat. Hal yang harus
diperhatikan adalah menyelaraskan relevansi antara tahap perencanaan dengan
tahap pelaksanaan agar sejalan dengan maksud awal.

3. Pengamatan Tindakan
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan
hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu atau instrumen pengamatan
yang dikembangkan peneliti.

4. Refleksi Terhadap Tindakan


Tahapan ini merupakan tahapan untuk memposes data yang didapat pada saat
melakukan pengamatan. Data yang dianalisis, lalu disentesiskan. Dalam beberapa
proses pengkajian data ini, dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai
kolabulator, seperti halnya pada saat observasi.

No. 47

manfaat dari PKB itu sendiri yang terstruktur, sistematik serta dapat memenuhi kebutuhan
dalam meningkatkan rasa profesional guru yaitu sebagai berikut:

1. Bagi siswa
Manfaat bagi siswa itu sendiri, siswa akan mendapatkan jaminan yang pasti untuk
memperoleh pelayanan serta pengalaman yang sangatlah efektif guna meningkatkan
potensi diri secara optimal yang mana melalui ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi yang
mereka pelajari yang mana sesuai dengan perkembangan masyarakat pada abad ke- 21,
juga memiliki jati diri yang baik sebagai pribadi yang luhur yang sesuai dengan nilai-nilai
keluhuran bangsa dan negara.

2. Bagi guru

Untuk guru, PKB memiliki manfaat untuk memberikan satu jaminan kepada guru-guru guna
menguasai hampir seluruh ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi, bukan hanya itu guru juga
harus memahami ilmu kepribadian yang kuat yang sesuai dengan profesinya yang
bermartabat, menarik, serta pilihan yang kompetitif agar guru mampu menghadapi suatu
perubahan internal atau pun perubahan eksternal dalam kehidupan pada abad ke- 21
selama karirnya berlangsung.

3. Bagi sekolah/ madrasah

Untuk sekolah/ madrasah, PKB memiliki manfaat untuk memberikan satu jaminan yang
mampu mewujudkan sekolah/ madrasah sebagai satu organisasi dalam proses
pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi,
loyalitas, serta komitmen pengabdian seorang guru dalam memberikan suatu pelayanan
yang baik dalam pendidikan yang memiliki kualitas yang baik pada peserta didik.

4. Bagi orang tua

PKB akan memberikan manfaat berupa suatu jaminan bagi seluruh orang tua bahwa sesuai
dengan kebutuhan serta kemampuannya masing-masing anak mereka yang mana telah
sekolah akan mendapatkan suatu bimbingan yang baik dalam proses pembelajaran dari
guru yang mana mampu bekerja secara profesional serta penuh dengan rasa tanggung
jawab.

5. Bagi pemerintah

Sedangkan untuk pemerintah sendiri, dengan adanya kegiatan PKB pemerintah mampu
memetakan kualitas pelayanan yang baik dalam pendidikan sebagai satu upaya dalam
pembinaan, pengembangan, juga peningkatan dalam kinerja guru serta pembiayaan dalam
rangka mewujudkan kesetaraan kualitas antarsekolah sejenis serta setingkat.

No. 50
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat
monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-
ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui
pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang
tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan
wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-
peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan
dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik,
ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya
terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada
aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi
sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi,
proses interaksi dan kontrol sosial. Secara

No. 51

Adapun karateristik penelitian kuantitatif adalah:


1. Instrumen Pengumpulan Data
2. Data Dapat Diobservasi Dan Diukur
3. Rancangan Penelitian atau Desain
4. Jumlah Subjek Banyak
5. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuabtitatif
a.Dari segi teknik, masing-masing memberikan pada tekanan pada teknik tertentu dalam
prosedur, prosedur, pengumpulan data dan analisis data.
b.Dari Segi Kriteria Kualitas, Penelitian Kuantitatif menggunakan kriteria validitas (internal
dan eksternal), reliabilitas dan objektifitas untuk menentukan kualitas penelitiannya.
Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan kriteria relevansi dalam menentukan kualitas
penelitiannya (apakah yang dilaporkan peneliti sesuai dengan kenyataan)
c.Dari segi sumber teori, Penelitian Kuantitatif teori secara opriori, yaitu menghasilkan
hipotesis dan kemudian dilakukan verifikasi. Sedangkan Penelitian Kualitatif, merumuskan
teori sejak awal dan bersumber dalam kehidupan nyata.
d.Dari segi maksud, Penelitian kuantitatif tujuannya adalah untuk mendapatkan
pengetahuan melalui pengujian hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.sedangkan Penelitian
Kualitatif, merumuskan pengetahuan yang
No. 52

Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik analisis multivariate yang
berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan cara
membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori statistik parametric.
Sebagai alat statistika parametric, maka untuk dapat menggunakan rumus ANOVA harus
terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas dan
random sampling (Ghozali, 2009).
No. 53
Karakteristik Atau Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
2. Memiliki sifat deskriptif analitik.
3. Tekanan pada proses bukan hasil.
4. Bersifat induktif.
5. Mengutamakan makna.

No. 55
Dari beberapa pendapat tersebut, maka saya coba untuk membahas tahap-tahapan
penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut

A. P E R S I A PA N
1. Menyusun rancangan penelitian
2. Memilih lapangan
3. Mengurus perizinan
4. Menjajaki dan menilai keadaan
5. Memilih dan memanfaatkan informan
6. Menyiapkan instrumen penelitian
7. Persoalan etika dalam penelitian
B. Lapangan

Anda mungkin juga menyukai