BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Luka terbuka yaitu luka dimana terjadi hubungan antara luka dengan
dunia luar. Contohnya: 1. Vulnus excoriatio (luka lecet), 2. Vulnus
3
b. Pengobatan lokal
Dilakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Mula-mula tutup
luka dengan pembalut steril (dressing). Jangan menaruh antiseptik, salep, obat
tepung, pada luka karena akan memperbesar kemungkinan kontaminasi dan
kerusakan jaringan oleh bahan-bahan kimia. Perdarahan diatasi dengan pembalut
tekan, bila luka terdapat pada ekstremitas maka ekstremitas dielevasi
(ditinggikan). Perdarahan arteri diatasi dengan:
- Kompresi dengan jari, bila peradarahn tidak berhenti, tekan arteri bagian
proksimal dengan jari (bila perlu jari dimasukkan ke dalam luka). Untuk arteri
karotis dilakukan penekanan ke arah kolumna vertebra, arteri subklavia dilakukan
penekanan pada fosa subklavikularis, arteri brakhialis ditekan pada fosa
bisipitalis, arteria iliaka dialkuakan penekan aorta ke arah kolumna vetebra, arteria
femoralis ditekan pada bagian bawah ligamentum Pouparti.3
6
2. Fase proliferasi
Fase proliferasi juga disebut fase fibroplasia karena yang menonjol adalah
proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai
kira-kira akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum
berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin
yang merupakan bahan dasar kolagen yang akan mempertautkan tepi luka.
Pada fase fibroplasia ini luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen
serta pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis), membentuk jaringan
berwarna kemerahan dan permukaan berbenjol halus yang disebut jaringan
granulasi. Proses migrasi hanya terjadi ke arah yang lebih rendah dan datar. Proses
ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan
8
2.2. TETANUS
2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Patogenesis
10
Porta de entre pada 60% pasien tetanus terdapat di daerah kaki terutama
pada luka tusuk. Infeksi tetanus dapat juga terjadi melalui uterus pascapersalinan
atau abortus provokatus. Pada bayi baru lahir, C.tetani dapat masuk melalui
umbilicus setelah tali pusat dipotong tanpa memperhatikan kaidah asepsis-
antisepsis. Otitis media atau karies gigi dapat dijadikan porte de entre bila pada
pasien tetanus tidak ditemukan luka yang diperkirakan sebagai tempat masuknya
kuman tetanus.5
Masa inkubasi berkisar antara tiga hari sampai empat minggu, kadang
lebih lama rata-rata delapan hari. Barat penyakit berhubungan dengan masa
inkubasi, makin pendek inkubasi makin buruk prognosis penyakit. Angka
kematian pada pasien yang masa ikubasinya kurang dari satu minggu umumnya
11
tinggi. Masa inkubasi rata-rata pada pasien yang akhirnya meninggal adalah tujuh
hari, sedangkan pada pasien yang sembuh sekitar sebelas hari.2
Tetanus dapat timbul sebagai tetanus local terutama pada orang yang telah
mendapatkan imunisasi. Gejalanya berupa kaki persisten pada otot di dekat luka
yang terkontaminasi basil tetanus. Kadang pada trauma kepala, timbul tetanus
local tipe sefalik. Dalam hal itu terjadi fenomena motorik sesuai dengan serabut
saraf kepala yang terkena (NIII,IV,V,VI,VII,IX,X,XI,XII).penting diperhatikan
bahwa kaku otot disekitar luka mungkin merupakan gejala tetanus.2
Yang paling sering terjadi adalah tetanus umum. Gejala pertama yang
terlihat adalah kaku otot masseter yang mengakibatkan gangguan membuka mulut
(Trismus), kemudian epistotonus yang disebabkan oleh kaku kuduk, kaku leher
dan kaku punggung, selain dinding perut yang menjadi keras seperti papan,
tampak risus sardonikus karna kaku otot wajah dan keadaan kekakuan
ekstremitas. Penderita sangat terganggu oleh gangguan menelan.2
2.2.5 Diagnosis
Hanya lokal.
2.2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan tetanus terdiri dari tiga upaya, yaitu mengatasi akibat
eksotosin yang sudah terikat pada susunan saraf pusat, menetralisasi toksin yang
masih beredar di dalam darah dan menghilangkan kuman penyebab. 2 Pada
penatalaksanaan penyakit tetanus perlu ditentukan terlebih dahulu derajat
13
keparahan penyakit dalam bagan tolak ukur dan besarnya nilai (Philips) pada tabel
2.2.
Tabel 2.2 Bagan Keempat tolak ukur dan besarnya nilai (Philips)
2.2.8 Pencegahan
Ada dua pencegahan tetanus yaitu perawatan luka yang adkuat dan
imunisasi aktif serta pasif. Imunisasi aktif didapat dari penyuntikan toksoid
tetanus untuk merangsang tubuh membentuk antibodi. Manfaan imunisasi aktif ini
sudah banyak dibuktikan. Imunisasi pasif diperoleh dari pemberian serum yang
mengandung antitoksin heterolog (ATS) atau antitoksin homolog (imunoglobulin
antitetanus). Berdasarkan riwayat imunitas dan jenis luka, baru ditentukan
pemberian antitetanus serum atau toksoid. Ada keraguan untuk memberikan
serum antitetanus bersamaan dengan toksoid karena ditakutkan terjadi netralisasi
toksoid oleh ATS. Hal ini dapat dicegah dengan memberikannya secara terpisah
pada tempat penyuntikan yang berjauhan, misalnya lengan kanan dan paha kiri.2
2.2.9 Prognosis
kematian akibat gagal nafas dan kelelahan akibat kejang. Selain itu, pemberian
nutrisi yang cukup ternyata juga menurunkan angka kematian.2