Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS SUMBERMALANG
Jln. Rengganis No. 03 Tlp. 085 100 510335
S U M B E R MALAN G
68355
Email : pkmsumbermalang@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM GIZI MASYARAKAT
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
KEPADA CALON PENGANTEN

I. Pendahuluan
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang
dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.
Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya,
maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau
hukum agama tertentu pula.
Menikah adalah satu momen yang tak hanya membahagiakan tapi juga merupakan fase akhir dalam
sebuah hubungan bagi tiap pasangan yang telah menemukan belahan jiwanya. Jauh-jauh hari sebelumnya,
kita harus mempersiapkan hari bersejarah itu, demi momen istimewa yang patut dikenang seumur hidup.
Salah satunya, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah.
Pemeriksaan kesehatan pranikah memang belum umum dilakukan di Indonesia, namun
pemeriksaan ini merupakan salah satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat dianjurkan oleh pakar
kesehatan. Jika tak waspada, ada banyak risiko bagi kesehatan Anda dan pasangan yang mungkin akan
menghadang Anda dalam menjalani pernikahan.
Pada dasarnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun, namun waktu yang
tepat adalah enam bulan sebelum menjelang hari pernikahan. Oleh karena itulah, alangkah baiknya
apabila kedua calon mempelai dapat mengetahui kondisi kesehatan pasangan masing-masing, jauh-jauh
sebelum menikah.
Sebagian besar masyarakat umumnya tidak sepenuhnya mengetahui status kesehatannya secara
detil, apalagi bagi yang tidak melaksanakan general check up rutin tahunan. Seseorang yang terlihat sehat
bisa saja sebenarnya adalah silent carrier atau pembawa dari beberapa penyakit infeksi & hereditas dan
saat hamil dapat mempengaruhi janin atau bayi yang dilahirkannya nanti. Pre-Marital Screening terdiri
atas beberapa kelompok tes untuk pasangan yang akan menikah. Tes-tes ini dirancang untuk
mengidentifikasi adakah masalah kesehatan saat ini atau yang akan muncul di kemudian hari saat
pasangan mengandung atau memiliki anak.
Beberapa negara sudah mulai memasukkan Pre-Marital Screening sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan izin untuk menikah. Salah satu contohnya adalah Kementrian Kesehatan Saudi Arabia yang
sejak tahun 2004 mewajibkan Pre-Marital Screening ini untuk menurunkan angka terjadinya kelainan
genetis generasi selanjutnya. Programnya dinamakan Pre-Marital Medical Test. Pada tahun 2008 program
ini diperbaharui dengan dimasukannya Screening Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV sebagai syarat wajib
pasangan yang akan menikah dan program ini dinamakan Program of Healthy Marriage. Negara lain yang
mengimplementasikan Pre-Marital Screening ini adalah China, selain itu diadakan pula program
konseling atau pembekalan di bidang kesehatan kepada pasangan yang akan menikah.
Pelayanan kesehatan calon penganten berupa Suntik TT (Tetanus Toksoid) disebut juga vaksin TT,
adalah tindakan memasukkan racun tetanus yang telah dinonaktifkan. Cara ini akan membuat tubuh lebih
kebal terhadap tetanus karena sudah belajar membuat antibody terhadapnya. Saat antibodi telah
terbentuk, jika suatu saat terluka dan kemasukan bakteri tetanus, tubuh lebih cepat membentuk antibody
karena sudah diperkenalkan sebelumnya.
Jika Anda adalah calon pengantin, suntik TT sebaiknya dilakukan selambat-lambatnya 2 minggu
sebelum menikah. Alangkah lebih baik jika 1 bulan sebelum menikah sehingga inisiasi pembentukan
antibody sudah terjadi. Seperti dikatakan sebelumnya, agar terlindungi dari tetanus selama 25 tahun,
diperlukan vaksin TT sebanyak 5 kali. Perlu dicatat bahwa suntik vaksin untuk calon pengantin ini
haruslah dilakukan saat Anda sehat, tunda dulu jika sedang demam.
Selain imunisasi TT, penting untuk diketahui bahwa mengkonsumsi tablet Fe sangat penting bagi calon
penganten. Tablet Zat besi (Fe) adalah suatu tablet mineral yang sangat dibutuhkan untuk membentuk sel
darah merah (hemoglobin). Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah
zat besi. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan
sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit
kurang darah. Tablet ini sangat diperlukan bagi calon penganten untuk mempersiapkan masa kehamilan.
Tablet ini sangat diperlukan oleh ibu hamil. Sudah selayaknya seorang ibu hamil akan mendapatkan
minimal 60 tablet Fe selama kehamilannya dan diberikan secara gratis.

II. Latar Belakang


Sangat direkomendasikan bagi calon pengantin untuk melakukan Pre-Marital Screening atau Pre-
Marital Check Up alias tes kesehatan pranikah. Periksa kesehatan pranikah dilakukan dengan tujuan
untuk memastikan bahwa calon penganten secara medis dinyatakan sehat untuk menjalani dan
melangsungkan pernikahannya, tidak hanya sehat fisik tapi juga sehat psikis.
Meskipun suntikan TT pernah di dapat masa kecil, perempuan yang hendak menikah wajib
mendapat vaksinasi TT lagi. Vaksin TT dianggap penting karena tetanus pernah menjadi momok yang
berakibat kematian bayi Indonesia. Vaksinasi tetanus pada perempuan yang hendak menikah akan
meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi tetanus.
Di negara berkembang seperti Indonesia, kasus tetanus pada bayi baru lahir masih sering ditemui.
Menurut WHO, angka kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih besar dari pada di
negara maju. Kondisi ini dikarenakan tetanus terkait erat dengan masalah sanitasi dan kebersihan selama
proses kelahiran.
Infeksi tetanus tidak hanya membahayakan nyawa bayi, tapi juga ibu. Karena itu program vaksinasi
TT ini terutama ditujukan bagi kaum wanita di daerah pedesaan dan terpencil. Tapi sayangnya belum
semua perempuan mendapat vaksin TT sebelum menikah karena banyak pasangan yang menikah siri alias
menikah secara agama saja. Sebenarnya target pemberian vaksin ini tidak hanya pada perempuan yang
akan menikah saja, tapi juga pada wanita usia subur. Waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT
sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan. Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk
membentuk antibodi.
Penelitian Pusponegoro dan Anemia World Map pada tahun 2012 menyebutkan 51 persen wanita
hamil menderita anemia sehingga menyebabkan kematian hingga 300 jiwa per hari. Sementara, Asian
Development Bank (ADB) mencatat pada 2012 sebanyak 22 juta anak Indonesia menderita anemia
sehingga menyebabkan penurunan IQ.
Anemia yang parah atau tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan risiko: bayi prematur
atau berat lahir rendah, depresi pasca melahirkan, meningkatkan kemungkinan keguguran, perdarahan
paska persalinan, cacat bawaan, hingga kematian pada ibu maupun janin. Sementara, dampak
kekurangan besi pada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang dan kecerdasan anak, memicu
gangguan penglihatan, pendengaran, dan perilaku.
Wanita hamil lebih berisiko menderita anemia, karena mereka memerlukan lebih banyak asam folat
dan zat besi dari biasanya. Namun risikonya akan lebih tinggi dalam situasi hamil dengan lebih dari satu
anak (kembar), dua kehamilan berdekatan, muntah banyak karena morning sickness, kehamilan remaja,
tidak makan cukup makanan yang kaya zat besi, mengalami masalah fisik dan psikis.
Jangan pernah menganggap sepele anemia, karena biasanya anemia adalah manifestasi dari suatu
penyakit yang lainnya. Sebagai contoh, anemia bisa jadi karena adanya masalah pada ginjal atau
inflamasi arthritis dan bisa juga karena tiroid yang kurang aktif. Anemia karena kekuarangan vitamin
seperti vitamin B12 biasanya dihubungkan dengan adanya depresi atau kehilangan memori atau
demensia.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, terutama bagi wanita yang menstruasi atau
sedang hamil. Zat besi yang paling mudah diserap bersumber dari hewani, seperti daging, ayam dan ikan.
Beberapa makanan seperti sayuran, buah-buahan, sereal (yang diperkuat zat besi), telur dan kacang-
kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pemacu (enhancers) penyerapan zat besi. Beberapa
jenis makanan dapat memacu penyerapan zat besi seperti buah-buahan tinggi vitamin c, wortel, kentang,
tomat, jambu biji dan pisang.
Mengurangi makanan yang mengandung zat penghambat (inhibitors) penyerapan zat besi. ada
beberapa jenis makanan justru menghambat tubuh untuk menyerap zat besi seperti Teh, kopi, dan kacang-
kacangan. Hal ini dikarenakan jenis makanan tersebut mengandung zat aktif fitat dan polopenol. Makanan
tinggi kalsium dan pospat seperti keju dan susu juga merupakan zat aktif penghambat penyerapan zat
besi. Namun bukan berarti harus menghindari makanan-makanan tersebut, tetapi bisa memisahkan waktu
dalam mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dengan makanan penghambat penyerapan zat besi.
Mengkonsumsi suplemen zat besi (tablet Fe) sesuai anjuran dokter. Beberapa kelompok individu
yang rentan anemia seperti wanita hamil, menstruasi, perdarahan dan penyakit tertentu, membutuhkan
asupan zat besi yang lebih. Tetapi asupan suplemen ini perlu pengawasan dokter karena dapat
menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan bagi calon penganten

b. Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan suntik imunisasi TT
2. Memberikan pelayanan pemeriksaan Hb
3. Memberikan pelayanan konseling kesehatan reproduksi
4. Menghindarkan calon penganten dari kejadian tetanus
5. Menghidarkan calon penganten dari kejadian anemia

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Cara pelaksanaan atau langkah-langkah kegiatan Pelayanan Kesehatan bagi calon penganten
sebagai berikut :
1. Pelaksana kegiatan berkoordinasi dengan KUA yang ditandai dengan adanya MoU
2. Pelaksana kegiatan memberikan pelayanan kesehatan umum
3. Pelaksana kegiatan memberikan suntik TT pada calon penganten
4. Pelaksana kegiatan memberikan konseling kesehatan reproduksi
5. Pelaksana kegiatan memberikan tablet Fe

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

Kegiatan pelayanan kesehatan bagi calon penganten yaitu sebagai berikut :


1. Calon penganten diperiksa kesehatan umum meliputi tensi darah, Hb, BB, dan TB.
2. Calon penganten diberikan suntik TT
3. Calon penganten diberikan konseling kesehatan reproduksi
4. Calon penganten diberikan surat rekomendasi dari Puskesmas bahwa sudah mendaptkan
layanan kesehatan

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah calon penganten diwilayah kecamatan sumbermalang

VII. Keluaran yang diharapkan


Ada peningkatan capaian pemahaman tentang bahaya kejadian tetanus dan anemia serta calon
penganten dapat mengkonsumsi tablet Fe secara rutin. Dan diharapkan dapat menghindarkan kejadian
anemia dan tetanus.

VIII. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pelayanan Kesehatan bagi calon penganten dilaksanakan di Puskesmas Sumbermalang


dengan pelaksanaan kegiatan bekerjasama dengan KUA
IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan yang direncanakan
terlaksana, meliputi proses pelaksanaan dan kesesuaian seluruh rangkaian proses kegiatan terhadap jadual
yang telah direncanakan.

X. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Hasil Kegiatan


Pencatatan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendokumentasikan seluruh proses kegiatan dari
awal hingga akhir, keterlibatan peserta saat kegiatan berlangsung, hambatan atau kendala yang terjadi.
Pencatatan atau dokumentasi kegiatan ini dilaporkan kepada Kepala Puskesmas segera setelah kegiatan
terlaksana. Serta ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat rekomendasi yg ditujukan kepada KUA

XI. Pembiayaan

Mengetahui Sumbermalang,
Kepala Puskesmas Sumbermalang Pelaksana,

Hari Santoso, S.Kep.Ns Anggi Tri Febrianto, A.Md.Gz


NIP. 19800510 200501 1 010 NIP. 19860224 201001 1 012

Anda mungkin juga menyukai