Lampung pada bulan Februari 2017. Subjek penelitian berjumlah 50 yaitu pasien
4.1 didapat bahwa frekuensi insiden penyakit gagal ginjal kronis lebih besar terjadi
tabel 4.2 didapatkan bahwa kelompok umur dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak
11 pasien (22%), kelompok umur lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 15 pasien
(30%), kelompok umur lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 19 pasien (38%), dan
sebanyak 13 pasien (26%), ibu rumah tangga sebanyak 12 pasien (24%), petani
pasien (4%), karyawan sebanyak 2 pasien (4%), buruh sebanyak 2 pasien (4%),
pasien (16%), hipertensi sebanyak 26 pasien (52%), diabetes melitus dan hipertensi
sebanyak 4 pasien (8%), hipertensi dan kardiomegali sebanyak 2 pasien (4%), SLE
dan ginjal polikistik sebanyak 1 pasien (2%) dan diabetes melitus dan tuberkulosis
Tabel 4.5 Jumlah Rerata Hematokrit pada Pre dan Post Hemodialisis
Rerata Hematokrit (%)
Pre Hemodialisis 25,6
Post Hemodialisis 24,9
Berdasarkan tabel 4.5 jumlah rerata hematokrit pada pre hemodialisis adalah
25,6%, sedangkan jumlah rerata hematokrit pada post hemodialisis adalah 24,9%.
Hal ini menunjukkan penurunan jumlah rerata hematokrit setelah dilakukan terapi
hemodialisis.
n Reratas.b. p
Pre_Hematokrit - 50 25,63,14 <0,001
Post_Hematokrit 50 24,93,35
Tabel 4.6 menunjukkan perbedaan jumlah hematokrit pada pre dan post
hemodialisis. Hasil uji Paired Sample T-test menunjukkan P value <0,001 (p value
<0,05) sehingga terdapat perbedaan jumlah hematokrit pre dan post hemodialisis.
4.2 Pembahasan
banyak menderita gagal ginjal kronik yaitu sebanyak 27 orang (54%) sedangkan
pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (46%). Hal ini sesuai dengan
penelitian Aywar Zamri (2013) yang melaporkan bahwa pasien laki-laki memiliki
persentasi lebih tinggi yaitu 70% dibandingkan dengan perempuan yaitu 30%.
angka kejadian gagal ginjal kronik dari kelompok umur dewasa akhir (36-45 tahun)
yaitu sebanyak 11 orang (22%) ke kelompok umur lansia awal (46-55 tahun) yaitu
sebanyak 15 orang (30%), dengan angka kejadian tertinggi yaitu pada kelompok
umur lansia akhir (56-65 tahun) yaitu sebanyak 19 orang (38%). Kemudian
frekuensinya menurun pada kelompok umur diatas 65 tahun sebanyak 5 (10%). Hal
ini sesuai dengan penelitian Reham Ahmed Khider Ahmed yang menunjukkan
frekuensi yang cukup tinggi pada pasien dengan usia 20-60 tahun dan frekuensinya
Hal ini sesuai dengan teori dari Sudoyo, dkk. (2015) yang menyatakan bahwa
penyebab utama dari insiden gagal ginjal kronis yaitu diabetes melitus dengan
persentase 44%, hipertensi sebesar 27% dan glomerulonefritis 10%. Hal tersebut
juga sesuai dengan data menurut National Kidney Foundation 2015 yang mencatat
penyebab tersering terjadinya penyakit ginjal kronis adalah diabetes dan tekanan
hemodialisis yaitu sebesar 25,6% sedangkan jumlah rerata hematorkit pada post
hematokrit setelah dilakukan terapi hemodialisis. Hal ini berkaitan dengan faktor
menentukan konsentrasi hematokrit dalam darah, yaitu eritrosit atau sel darah
merah. Hematokrit adalah persentase jumlah sel darah merah dalam darah.
Penurunan sel darah merah akan selalu diikuti juga dengan penurunan hematokrit,
karena kadar hematokrit berbanding lurus dengan jumlah sel darah merah atau
3,142 u/l sedangkan rerata eritrosit post hemodialisis yaitu 3,060 u/l. Hal tersebut
dialisat hipotonik. Pada kondisi larutan hipotonis, air akan masuk ke dalam
Hasil uji statistik Paired Sample T-test dengan menggunakan SPSS 20 for
Sample T-test merupakan uji komparatif parametrik yang mempunyai syarat data
harus terdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas didapatkan P value untuk pre
hemodialisis yaitu 0,146 dan P value untuk post hemodialisis yaitu 0,326 yang
artinya data terdistribusi normal karena P value > 0,05 sehingga uji yang digunakan
adalah uji komparatif parametrik Paired Sample T-test. Nilai indeks kepercayaan
ditolak. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar hematokrit pre dan
post hemodialisis.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbedaan antara jumlah sel darah merah pasien
gagal ginjal kronis pre dan post hemodialisa di bagian penyakit dalam Rumah Sakit
Pertamina Bintang Amin pada bulan Februari 2017 maka dapat disimpulan bahwa:
dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur 56-65 tahun (38%). Pasien
tinggi (52%).
4. Terdapat perbedaan kadar hemarokrit pada pasien gagal ginjal kronis pre
responden dan wilayah penelitian yang lebih luas untuk mendapatkan hasil