Pemberian ASI (Air Susu Ibu) tanpa suplementasi makanan maupun minuman
lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI. Pemberian ASI
eksklusif di anjurkan selama 6 bulan pertama
2. Teknik Menyusui
Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. dapat dengan posisi
berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan
yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi
badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/ attachment).
Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau
posisi tidur miring. Dekap bayi sedekat mungkin dan hadapkan bayi ke
payudara ibu dengan posisi badan yang lurus. Hendaknya seluruh badan bayi
menghadap ke dada dan perut ibu; bukan hanya wajahnya saja. Telinga bayi
akan tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara. Pegang
payudara oleh tangan ibu yang lain. Ibu jari di bagian atas payudara, kurang
lebih 1 jari di atas areola atas, sedangkan 4 jari yang lainnya menyangga
payudara di bagian bawah, sehingga payudara terangkat dan puting mengarah
ke atas. Rangsang refleks hisap bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Saat
mulut bayi terbuka lebar, masukkan area kehitaman di sekitar puting (areola)
sebanyak-banyaknya ke dalam mulut bayi. Perlekatan yang baik akan terjadi
bila mulut bayi terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar. Bayi
dikatakan menyusu efektif bila ia menghisap perlahan, pipi membulat, dan
sesekali berhenti untuk menelan ASI.
Areola Daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat
kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak
untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.
Alveoli Kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi
sel alveoli untuk menghasilkan ASI.
Duktus laktiferus Saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke
sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI)
Sinus laktiferus / ampula Saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar
areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.
Jaringan lemak dan penyangga Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus
laktiferus yang menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar
mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama
banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras
keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi.
4. Fisiologi menyusui
Puting susu lecet biasanya terjadi karena posisi bayi sewaktu menyusu salah.
Bayi hanya menghisap pada puting karena aerola sebagian besar tidak masuk ke
dalam mulut bayi. Hal ini juga dapat terjadi pada akhir menyusui bila
melepaskan hisapan bayi tidak benar. Juga dapat terjadi bila sering
membersihkan puting dengan alkohol atau sabun. Puting lecet ini dapat
menggagalkan upaya menyusui oleh karena ibu akan segan menyusui karena
terasa sakit dan tidak terjadi pengosongan payudara sehingga produksi ASI
berkurang.
Pencegahan
Penatalaksanaan