LIDYA LIE
405120089
LO1.
Jarang
diperluka
Persiapan resusitasi BBL
Mengantisipasi faktor risiko
faktor antepartum & intrapartum
Menyiapkan peralatan resusitasi
penghangat, alat penghisap, balon &
sungkup, alat intubasi, obat-obatan
Memanggil tenaga terlatih
tambahan
bidan, perawat, dokter paling tidak
harus ada 2 tenaga yang menolong
bayi
Pengkajian Faktor Risiko
SC cito
Faktor antepartum
Ketuban pecah dini Partus lama/kala II
Infeksi maternal lama
Hipertensi/pre- DJJ tdk teratur
eklamsia Prolaps tali pusat
Gerakan janin
Perdarahan
berkurang
intrapartum
Pertumbuhan janin
terhambat Letak sungsang
Kehamilan ganda Kelahiran kurang
Ibu tidak ANC bulan
Usia ibu Kehamilan lewat
<16tahun/>35 tahun waktu
Ketuban mekoneal
Tahapan Resusitasi BBL
Airway
Langkah Awal Resusitasi
1.
Hangatkan 2. Posisikan 3. Bersihkan
5. Rangsang
4. taktil
Keringkan
19
LO 3
PERAWATAN NEONATUS
DINI
29
30
31
Pemeriksaan BBL
Postur,tonus,aktivitas(gerak tangis),kulit
Tanda vital: RR 40-60x/menit,HR:120-
160x/menit,suhu aksila: 36,5-37,5C
Kepala: fontanel,mata,mulut
Dada/abdomen: cor/pulmo,tali pusat
Punggung: tulang belakang
Ekstremitas
Anus & genital
BB harian = dalam minggu pertama, BB
< 10% BB lahir.
Perawatan rutin BBL
Jaga bayi tetap kering di ruangan
hangat,hindarkan aliran udara,selimuti dengan
baik
Bayi tetap bersama ibu (rawat gabung)
Inisiasi menyusu dalam jam pertama kehidupan
Jika mampu mengisap,biarkan bayi minum ASI
sesuai permintaan
Jaga tali pusat tetap bersih dan kering
Jaga higiene ( prosedur cuci tangan semua staff
dan keluarga) dan sterilitas semua tindakan
Jika belum dilakukan
Beri tetrasiklin salep mata pada
kedua mata 1x
Beri vit K1 (fitomenadion) 1mg IM
paha kiri
Beri vaksin Hep B 0,5 ml IM paha
kanan sekurang 2 jam sesudah
pemberian vit K1
Jika dilahirkan di RS beri imunisasi
BCG intrakutan dosis 0,05 ml dan
vaksin polio oral 2 tetes saat bayi
L0 4.
HIPOTERMIA
Bayi
Dingin Panas
( suhu lingkungan (suhu lingkungan panas,
rendah), permukaan paparan sinar matahari
yang dingin atau atau paparan panas
basah atau bayi yang berlebihan dati
dalam keadaan basah inkubator atau alat
atau tidak berpakaian pemancar panas)
hipotermia Hipertermia
Prinsip dasar
Mengeringkan bayi baru lahir
Bayi lahir dgn badan basah,maka cepat terjadipenuapan dan
kehilangan panas tubuh
Bayi blm dapat menggigil karena kontrol suhu belum sempurna
Hipotermi <36 C
Normal = 36,5 C -37,5 C
Pnegeringkan bayi dengan lap hangat n kering setelah itu
membungkus bayi
Menunda memandikan bayi
Bila bayi cukup bulan, >2500 gr, dan menangis kuat maa
memandikan stlh 24 jam dgn air hangat
Bila bayi lemah, < 2000 gr, maka jangan dimandikan sampai
bayi stabil (suhu stabil,bayi lebih kuat,dpt menyusu dg baik)
KLASIFIKASI
HIPOTERMIA
Hipotermia
Gejala & Tanda
Bayi baru lahir
Penanganan
Hipertermi
Penilaian
Suhu >37,5 C
Pernapasan >60x/mnt
Tanda dehidrasi (turgor turun, BB turun, air
berkemih kurang)
Penanganan
Pindah ke ruang sejuk ( 26-28 C)
Badan di lap dengan kain basah (sampai suhu
normal)
Beri infus cairan dektrose :NaCl = 1:4 -> dehidrasi
Antibiotik bila ada infeksi
TANDA-TANDA Aktivitas kurang, tangisan lemah,
kemampuan menghisap lemah, bibir & kuku
kebiruan, kaki bayi teraba dingin
KATEGORI HIPOTERMIA SEDANG HIPOTERMIA BERAT
PENILAIAN Suhu Aksila 32 36 C Suhu Aksila < 32 C
PENANGANAN UPAYA
BIDAN / PUSKESMAS Keringkan bayi dengan handuk hangat
Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak
kulit ke kulit (metode kanguru) dan/ bungkus bayi
baru lahir dengan kain hangat
Kepala bayi ditutup topi
Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang
kering & hangat
Sering disusui
Rujuk ke rumah sakit
RUMAH SAKIT Sama dengan di atas
Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm
dari bayi
Dalam inkubator
Penghangatan kembali dengan metode yang
sesuai (dalam inkubator, pemanasan perlahan 0,5-
1 C/ jam)
Hipoglikemia pada neonatorum
HIPOGLIKEMIA
Kadar glukosa <40-45mg/dL tidak
normal
Normal : 70-100mg/dL.
Gejala sering tidak
jelas/asimptomatik, semua tenaga
kesehatan perlu mewaspadai
kemungkinan adanya hipoglikemia
ETIOLOGI
Berkurangnya persediaan dan
menurunnya produksi glukosa
Peningkatan pemakaian glukosa
(hiperinsulinisme)
FAKTOR RESIKO
Bayi dengan IDM
Neonatus BMK
Bayi prematur dan lebih bulan
BBLR yang KMK/bayi kembar dapat terjadi
penurunan cadangan glikogen hati dan lemak tubuh
Bayi sakit berat karena meningkatnya kebutuhan
metabolisme yang melebihi cadangan kalori
Neonatus yang sakit atau stress (sindrom gawat
napas, hipotermia)
Bayi dengan kelainan genetik/gangguan
metabolik (penyakit cadangan glikogen, intoleransi
glukosa)
Neonatus dengan polisitemia
Neonatus dengan eritroblastosis
Obat-obat maternal misalnya steroid, beta
simpatomimetik dan beta blocker
DIAGNOSIS
Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi,
hipertermi, gangguan pernapasan
Riwayat bayi prematur
Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan
(BMK)
Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan
(KMK)
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung
Bawaan
MANIFESTASI KLINIS
Tremor
Kesulitan minum
Sianosis
Gerakan mata
Apatis berputar/nistagmus
Kejang Keringat dingin
Apnea intermitten Pucat
Tangisan Hipotermi
lemah/melengking Refleks hisap
Letargi kurang
Muntah
DIAGNOSIS BANDING
Insufisiensi adrenal
Kelainan jantung
Gagal ginjal, penyakit SSP
Sepsis, asfiksia
Abnormalitas metabolik
(hipokalsemia, hiponatremia,
hipernatremia, hipomagnesemia,
defisiensi piridoksin)
PENATALAKSANAAN
Memantau kadar glukosa darah
Pencegahan hipoglikemia
Perawatan hipoglikemia
TERAPI
Tanpa kejang bolus intravena 200 mg/BB (2
ml/kgBB) glukosa 10%
Kejang larutan glukosa 10-25%, dosis total 1-2
gr/kgBB, dilanjutkan infus glukosa 4-8 mg/kgBB/menit
Hipoglikemi berulang infus glukosa 15-20%, bila
tidak mencukupi beri hidrokortison 2,5 mg/kgBB/12
jam atau prednison 1 mg/kgBB/24 jam
Pemeriksaan gula darah sampai kadar diatas 40 mg/dl
kemudian pemeriksaan dilanjutkan tiap 4-6 jam
Bila gula darah normal terapi dihentikan
Berikan ASI
Penanganan penyulit
PROGNOSIS
Dengan pengobatan adekuat
kejadian hipoglikemia masih
berulang pada 10-15%
Hipoglikemia berat dan berlangsung
lama, dapat menimbulkan gejala sisa
neurologik dan kematian
GANGGUAN BERNAPAS
ETIOLOGI
Obstruksi jalan nafas, misalnya atresia khoana,
makroglosia, higroma koli kistik, trakeomalasia
Penyakit parenkim paru-paru, misalnya penyakit
membran hialin, MAS, atelektasis, transient
tachypneu of the newborn (TTN), BPD, pneumonia
Kelainan perkembangan organ, misalnya agenesis
paru-paru, hernia diafragmatika, kista intratoraks,
TOF, perdarahan paru-paru
Di luar paru-paru, misalnya payah jantung,
kelainan susunan saraf pusat, asidosis metabolik,
dan asfiksia
PENANGANAN
Menjaga jalan nafas tetap bebas
Pencegahan terjadinya
hipoksi/asidemia
Penanganan/tindakan
Pengobatan
Rujukan
DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit membrana hialin Terjadi pada bayi prematur,
biasanya terjadi sesudah lahir
dan secara progresif menjadi
berat dalam 72 jam
2. Atelektasis paru-paru / Paru-paru menguncup dapat
pneumotoraks disebabkan karena adanya
sumbatan dalam saluran nafas,
misalnya lendir sangat kental,
atau tersedak susu, demikian
juga pneumotoraks
3. Pneumonia aspirasi Misalnya karena tersedak cairan
ketuban, terutama yang hijau
kental
4.Kelainan susunan saraf pusat Dapat terjadi akibat asfiksia,
menimbulkan hipoksia otak
5. Sepsis Dapat menyebabkan terjadinya
hipoksia di seluruh tubuh dan
pada bayi baru lahir mudah
BAGAN PENANGANAN GANGGUAN PERNAFASAN BAYI BARU LAHIR
TANDA Pernafasan cuping hidung, sianosis atau pucat, tarikan ke dalam
TANDA dinding iga bag bawah, merintih, pernafasan cepat >60/menit,
aktifitas menurun disertai atoni atau hipotoni
KATEGORI Gangguan pernafasan sedang Gangguan pernafasan berat
PENILAIAN
Pernafasan >60/menit 0 (apnu) <40/menit
Biru Biru di sekitar mulut Biru sentral (lidah biru)
(sianosis)
PENANGAN UPAYA
AN
puskesmas Bersihkan jalan nafas Bersihkan jalan nafas
Pertahankan tetap hangat Pertahankan tetap hangat
Beri O2, kalau perlu dengan masker VTP dengan pernafasan dari
Lanjutkan pemberian ASI dengan cara mulut ke mulut atau gunakan
diteteskan atau dengan sonde bila balon
tidak mau menelan Bila perlu pijat jantung luar
Beri antibiotika ampisilin dan Beri antibiotika ampisilin
gentamisin dan gentamisin
Perawatan tali pusat bersih Perawatan tali pusat bersih
Amati terhadap tanda-tanda Amati terhadap tanda-tanda
kegawatan/sakit berat (rujuk ke rumah kegawatan/sakit berat (rujuk
sakit) ke rumah sakit)
ETIOLOGI
Cairan amnion yang mengandung
mekonium terinhalasi oleh bayi.
Mekonium dapat keluar bila terjadi
stres / kegawatan intrauterin.
PATOFISIOLOGI
Asfiksia dan berbagai bentuk stres
intrauterin peristaltik usus janin
, relaksasi sfinkter ani eksterna
mekonium keluar ke cairan
amnion aspirasi cairan amnion
tsb oleh bayi asfiksia yang
menarik napas (in utero / selama
persalinan).
Mekonium tebal obstruksi jalan
napas gawat napas.
FAKTOR RISIKO
Kehamilan postterm, pre-eklampsia,
eklampsia, HT pada ibu, DM pada ibu,
bayi kecil masa kehamilan, ibu yang
perokok berat / penderita penyakit paru
kronik / penyakit KV.
MANIFESTASI KLINIS
Umumnya bayi postterm, kecil masa
kehamilan, kuku panjang, kulit kuning /
kehijauan, cairan amnion kehijauan
(dapat jernih juga kental).
Tanda sindrom gangguan napas tampak
dalam 24 jam pertama setelah lahir.
Kadang terdengar ronki pada ke2 paru,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto dada : hiperinflasi paru, pendataran
diafragma akibat obstruksi, gambaran
infiltrat kasar dan iregular pada paru
PENATALAKSANAAN
Perawatan umum :
Atur adekuat suhu dan kelembaban
lingkungan
Bersihkan jalan napas. Intubasi (bila
perlu)
Beri O2 sampai sianosis hilang, atur
keseimbangan asam basa
Beri antibiotik (kombinasi
penisilin/ampisilin dan gentamisin)
SEPSIS PADA NEONATUS
FAKTOR RISIKO
Prematuritas dan BBLR, KPD (>18 jam),
demam intrapartum maternal (> 37, 50C),
leukositosis maternal (> 18000/uL),
korioamnionitis, resusitasi saat lahir
MANIFESTASI KLINIS
Umum : panas, hipotermia, tampak tidak
sehat, malas minum, letargi, sklerema
Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia,
muntah, diare, hepatomegali
Saluran napas : apneu, dispneu, takipneu,
retraksi, napas cuping hidung, merintih,
sianosis
Sistem KV : pucat, sianosis, kutis marmorata,
kulit lembab, hipotensi, taki / bradikardia
SSP : iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi,
malas minum, napas tidak teratur, ubun2
membonjol, high-pitched cry
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Evaluasi sepsis menyeluruh (biakan darah,
pungsi lumbal, analisis dan kultur urin, foto
dada) bila sindrom klinis arah ke sepsis
Diagnosis sepsis bila ditemukan kuman
pada biaka darah; periksa darah tepi :
neutropenia pergeseran ke kiri,
trombositopenia; CRP.
PENATALAKSANAAN
Suportif
Monitoring cairan, elektrolit, glukosa
Kausatif
Antibiotik beri sebelum kuman penyebab
diketahui (golongan penisilin)
Setelah ada hasil biakan dan uji sensitivitas, beri
antibiotik yang sesuai
Terapi untuk 10-14 hari
KEGAWATAN PADA SUSUNAN SYARAF
PUSAT
Kejang
Jenis : Klonik, tonik, subtle
Penyebab :
Ensefalopati, perdarahan intrakranial
Gangguan metabolik : hipoglikemia,
hipokalsemia
Gangguan elektrolit : hipo/hipernatremia
Kern ikterik
Infeksi : meningitis
Obat-obatan/toksin
Epilepsi
Tidak diketahui
Tindakan :
Segera rujuk ke rumah sakit
Pertahankan ventilasi dan oksigenasi
Atasi kejang diazepam rektal
76
ASFIKSIA
ASFIKSIA
Hipoksia progresif, penimbunan CO2
dan asidosis
Asfiksia neonatorum adalah suatu
keadaan dimana bayi baru lahir tidak
dapat bernapas secara spontan,
teratur dan adekuat.
ETIOLOGI
Etiologi atau penyebab asfiksia
Neonatorum meliputi :
Asfiksia intra uterin
Bayi kurang bulan
Obat-obat yang diberikan/diminum oleh
ibu
Penyakit neuromuscular
bawaan(congenital)
Cacat bawaan
Hipoksia intrapartum
b. Patofisiologi
Alveoli paru janin dalam uterus berisi cairan paru
Pada saat lahir Napas pertama
Udara memasuki alveoli paru
Cairan paru diabsorbsi jaringan paru
Napas kedua dan berikutnya
Udara yang masuk ke alveoli bertambah banyak + cairan paru
diabsorbsi
Seluruh alveoli berisi udara yang mengandung oksigen
Aliran darah paru meningkat
Ekspansi paru
Asfiksia berat:
Skor Apgar 0-3
Frekuensi jantung < 100x/menit
Tonus otot buruk
Sianosis berat
Kadang pucat
Reflex iritabilitas (-)
Asfiksia berat dengan henti jantung:
Bunyi jantung fetus menghilang < 10 menit sebelum lahir lengkap
Bunyi jantung bayi menghilang postpartum
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor dari ibu meliputi :
Gangguan his
Hipotensi mendadak pada ibu
Hipertensi pada eklamsia
Gangguan mendadak plasenta
faktor dari janin meliputi :
Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan
tali pusat
Depresi pernafasan
Ketuban keruh/mekonium
TANDA DAN GEJALA
Tanda Dan Gejala Asfiksia Neonatorum
Tanda- tanda klinik yang perlu diamati yaitu
Pernapasan, Denyut Jantung, Warna kulit
Gejala klinis dibagi menjadi :
apnu primer : pernafasan cepat, denyut nadi
menurun dan tonusneuromuskular menurun
dan
apnu sekunder : apabila asfiksia berlanjut,
bayi menunjukkan pernafasan megap-megap
yang dalam, denyut jantung terus menurun,
bayi terlihat lemah(pasif), pernafasan makin
lama makin lemah
Evaluasi Gawat napas dengan
Menggunakan Skor Down
0 1 2
MANAJEMEN LAKTASI
Keuntungan IMD
Mempercepat pengeluaran ASI
Fungsi saluran pencernaan normal
Kolostrum mencegah infeksi,
memicu pematangan saluran cerna
Mencegah hipotermia
Meningkatkan bonding antara ibu
dan bayinya
Masa pasca persalinan
1. Rawat ibu bersama bayinya (rawat gabung)
2. Ajari ibu cara menyusui
3. Pemberian ASI ad libitum
4. Mengosongkan payudara
5. Tidak memberikan minuman lain sebelum
ASI keluar
6. Ajari ibu memerah ASI
7. Ajari ibu menyimpan ASI perah
8. Ajari ibu memberikan ASI perah
9. Berikan ASI formula hanya bila ada indikasi
medis
Rawat Gabung
Rawat gabung : perawatan dimana ibu dan bayi yang baru lahir
tidak dipisahkan ditempatkan bersama dalam 1 ruang
selama 24 jam penuh. Bila mungkin, ibu dan bayi 1 tempat
tidur.
Kontraindikasi rawat gabung bagi ibu :
Ibu dengan kelainan jantung gagal jantung
Ibu dengan eklampsia/preeklampsia berat
Ibu dengan penyakit akut berat
Ibu dengan karsinoma mammae
Ibu dengan psikosis
Kontraindikasi rawat gabung bagi bayi :
Bayi dengan BBLSR
Bayi dengan kelainan kongenital berat
Bayi yang perlu observasi atau terapi khusus
Bila rawat gabung tak bisa dilaksanakan ASI diperah dan
diberikan pada bayi dengan cara lain sesuai kemampuan bayi
Posisi dan perlekatan
menyusui
Perlekatan benar
Perlekatan salah
Teknik menyusui yang benar 1/2
Modul 5, Halaman
120
Teknik menyusui yang salah 1/2
Modul 5, Halaman
121
Teknik menyusui yang salah 2/2
Modul 5, Halaman
122
meningkatkan
Melihat bayi
FISIOLOGI Menghisap putting Mendengarkan
suara bayi
Mencium bayi
Mekanoreseptor di puting Memikirkan untuk
menyusui bayi
menghambat
Hipotalamus Stress (bingung/
pikiran kacau,
takut, cemas)
Hindmilk :
Kaya lemak dan nutrisi
Membuat bayi lebih cepat kenyang
Kekurangan susu botol
- Meningkatkan resiko infeksi
- Obesitas
Pemberian ASI
- ASI ekslusif selama 6 bulan (100%)
- Dari 6 bulan-12 bulan (60-70%)
masih merupakan makanan utama
bayi, perlu ditambah MPASI
- > 12 bulan 2 tahun (30%) tetap
dianjurkan
LO 7
KONTRASEPSI
KB
Perencanaan kehidupan masing masing pasangan
suami istri, melahirkan dan mendidik anak
Program KB Nasional tahun 2010 mempunyai 2
komponen penting :
pengendalian kelahiran dan pembinaan kesehatan reproduksi
Pembangunan keluarga sebagai beyond family planning(KB
berorientasi pd satu keluarga, bukan 1 individu lg)
Tujuan KB
Mengendalikan jumlah populasi
Menekan angka kelahiran
Meningkatkan derajat kesehatan wanita
Mengurangi kemungkinan AKI
Mengurangi kemungkinan AKB
146
JENIS ALAT KONTRASEPSI (KB) Alamiah
151
KONDOM PRIA
Selubung tipis terbuat dari karet, plastik (polivinil) atau
bahan alamiah, tanpa atau diberi spermisida untuk
menambah efek kontraseptif.
Selubung harus disarungkan pada penis saat penis telah
dalam kondisi ereksi.
Kualitas kondom tergantung bahan dasarnya, bentuk,
warna, lubrikasi/ pelumasan, ketebalan, tekstur dan ada-
tidaknya tambahan spermisida (biasanya nonoxynol-9).
Jenis-Jenis Kondom Pria
Lateks (karet)
Plastik (polivinil)
Bahan alamiah (bahan hewani)
152
153
KONDOM WANITA
158
OBAT SPERMATISID
Terdiri dari 2 komponen :
Nonilfenoksi polietanol berbentuk busa krim, tissue atau agar
Daya guna daya guna teoritis: 3 kehamilan/100 tahun
Daya guna pemakaian 30 kehamilan/100 tahun
Efek samping : alergik, rasa tidak enak
TUBEKTOMI
Cara: pomeroy, knoener (fimbriektomi), irving, Uchida, pemasangan cincin
falope, klip Filshie, elktokoagulasi disertai pemutusan tuba
Indikasi Tubektomi:
1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2. 30 tahun dengan 3 anak hidup
3. 35 tahun dengan 2 anak hidup
Dikenal sebagai indikasi 100 (umur ibu X anak =100)