Anda di halaman 1dari 232

Anatomi, Histologi,

Fisiologi
Learning Objective 1
Genitalia Wanita
Organ genitalia Organ genitalia
eksterna : interna :

Vulva/ pudenda :
Mons veneris
Labia mayora dan labia
Vagina
minora Uterus
Klitoris Tuba Fallopii
Hymen Ovarium
Vestibulum
Muara urethrae
Organ seksual
ekstragonadal
Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral.
Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,
berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah
pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu
dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama
payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin
pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually
responsive organ.
Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari
keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai parfum daya tarik seksual
(androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan
kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan
liur.
Tulang Panggul
Terdiri atas 4 buah tulang :
- 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
- 1 tulang kelangkang (os sacrum)
- 1 tulang tungging (os coccygis)
Panggul kecil
4 bidang panggul kecil :
1. Pintu atas panggul
2. Bidang luas panggul
3. Bidang sempit panggul
4. Pintu bawah panggul
1. Pintu atas panggul
Adalah batas atas dari panggul kecil.
Bentuknya : bulat-oval.
Batas-batasnya : Promontorium,
sayap sacrum, linea innominata,
ramus superior ossis pubis dan
pinggir atas symphisis.
1. Pintu atas panggul
3 ukuran yang biasanya ditentukan
dari PAP (Pintu Atas Panggul) :
a. Ukuran muka belakang (diameter
antero posterior, conjugata vera) :
ukurannya 11 cm.
b. Ukuran melintang (diameter
transversa) : ukurannya 12,5 cm
c. Kedua ukuran serong (diameter
obliqua) : Ukurannya 12 cm.
2. Bidang luas panggul
Adalah bidang dengan ukuran-ukuran
yang terbesar.
Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan
acetabulum, dan pertemuan antara ruas
sacral II & III.
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan
ukuran melintang 12,5 cm.
Karena tidak ada ukuran yang kecil,
bidang ini tidak menimbulkan
kesukaran dalam persalinan
3. Bidang sempit panggul
Adalah Bidang dengan ukuran-ukuran
yang terkecil.
Terletak setinggi pinggir bawah
symphysis, kedua spinae ischiadicae
dan memotong sacrum 1 - 2 cm di
atas ujung sacrum.
Ukuran anteroposterior 11,5 cm,
ukuran melintang 10 cm, dan
diameter sagitalis posterior adalah
dari sacrum ke pertengahan antara
4. Pintu Bawah Panggul
Bukan satu bidang, tetapi terdiri dari
2 segitiga dengan dasar yang sama,
yaitu garis yang menghubungkan
kedua tuber ischiadicum kiri dan
kanan.
Puncak segitiga yang belakang
adalah ujung os sacrum, sisanya adl
ligamentum sacro tuberosum kiri dan
kanan
Segitiga depan dibatasi oleh arcus
Pada Pintu bawah panggul biasa
ditentukan 3 ukuran :
1. Ukuran anteroposterior : dari
symphysis ke ujung sacrum. (11,5
cm)
2. Ukuran melintang : antara tuber
ischiadicum kiri dan kanan sebelah
dalam (10,5 cm)
3. Diameter sagitalis posterior : dari
ujung sacrum ke pertengahan ukuran
melintang (7,5 cm)
Variasi Rangka
Pelvis
Pelvis gynecoid (41%) : tipikal pelvis
wanita, bentuk agak membulat dimana
diameter transversanya terletak
seluruhnya di depan sacrum.

Pelvis android (33% kulit putih) :


bentuk khas pelvis laki-laki, berbentuk
hati dan diameter transversanya
terletak dekat pada sacrum.

Pelvis anthropoid (24% kulit putih) :


berbentuk oval dengan diameter
conjugatanya panjang.

Pelvis platypelloid (2%) : mempunyai


diameter transversa yang lebar.
Histologi
Vagina
- Tabung muskuler yg terentang antara serviks smp
genitalia eksterna
-Tdr dr 3 lapisan:
- T. mukosa: ep. Berlapis gepeng & L. propria. L.
propria: J.I. Pdt fibrosa, byk serat elastin, tak
ada kelenjar. Dekat T. muskularis J.I. Jarang,
>> pemb. Darah submukosa.
- T. muskularis: Sirk, Long. Tdpt serat otot lurik
disekitar introitus vagina sphinchter
- T. adventitia: J.I. Padat fibrous bercampur J.I.
Jarang sekitarnya.
- Ep. Vagina mengalami perubahan-perubahan siklis
pengaruh hormon ovarium.
- Sbg pelincirnya berupa mukus/lendir yg berasal dr
getah kel serviks & kel. Bartholin serta kel mukosa
kecil vestibulum
Vagina
Epitel vagina dibagi 3 lapisan:
1. Lpsn Dlm (deep layer)
Tdd str. Germinativum sel2 bentuk silindris, inti
lonjong, sitoplasma basofil
2. Str. Intermedia (intermedia layer)
Sel bulat/ polyhedral. Inti relatif besar, sitoplasma
basofil. Makin kepermukaan sel mjd >> besar, inti >>
kecil. Sitoplasma basofil.
3. Lapisan Permukaan (Superficial)
Ep. Gepeng, inti piknotis. Sitoplasma superficial, sblh
dlm basofil, permukaan asidofil Menunjukkan sifat
menyerupai keratin.
Vagina

- Sel epitel lapisan intermedia & superficial pd


sitoplasmanya mengandung glikogen. Pd wkt ovulasi >>.
Dianggap nutrisi bagi sperma.
- Deskuamasi glikogen oleh bakteri tertentu diubah
lactic acid.
- Jk suasana vagina asam. Suasana canalis cericalis
basa.
- Asam mencegah hidupnya bakteri patogen.
Kemungkinan inf .
Uterus
- Berupa organ berongga, dinding tdr jar otot
- Terletak dlm rongga panggul berbentuk spt buah
alpukat
- Pd non-pregnan, sebesar jempol kaki. Pregnan
sebesar buah nangka besar
- Tdr dr korpus, fundus, serviks
- Di dlm fundus & korpus, dinding uterus tdr dr
endometrium, miometrium, dan serosa/ adventitia
Endometrium
- Lap mukosa berupa epitel selapis silindris, sebagian
besar tak bercilia
- Disokong oleh lamina propia Stroma endometrium.
Mengandung banyak kel uterina (tubulosa simpleks).
Menjulur dari lumen yg meluas ke bag. Miometrium
- Tebal endometrium hormon ovarium
- Fungsi utama endometrium:
1. Menyiapkan tempat dan suasana yg baik utk
implantasi
2. Menyiapkan nutrisi bagi blastosis
3. Membentuk plasenta pars maternal
Endometrium
- Vaskularisasi diperoleh dari 2 sumber, sehingga
dibagi menjadi 2 lapisan
1. Str. Fungsional
- 2/3 atas tebal endometrium
- Dibwh pengaruh hormon menebal & mengelupas
mengikuti siklus haid
- Tdr dr 2 lap. Str compacta (menghadap lumen) &
str spongiosa
- Str compacta mempunyai any. Jar. Penyambung >>
pdt. <<< pemb. Darah dr pd str spongiosa
- Jika tdk ada ovum yg dibuahi, lap ini akan
mengelupas pd setiap akhir siklus keluar
bersama darah berupa serpih kelenjar & stroma.
Tjd 3-5 hari
Endometrium

2. Str. Basal
- 1/3 tebal bwh endometrium
- Tdk ikut mengelupas pd saat haid
- tdpt kel. Yg menjadi sumber regenerasi pasca haid

Vaskularisasi

- Sepasang a. uterina bercabang menjadi a.


Arcuata
- A. arcuata mempercabangkan 2 arteri yaitu: a.
basalis menuju str. Basal dan a. ulir/ spiralis menuju

str. Fungsional
Miometrium
- Lapisan paling tebal
- Tdr dr 3 lps otot polos yg tak jelas batasnya. Tdr dr:
long, Sirk (str. Vaskulare), long.
- Ukuran seratnya sangat dipengaruhi estrogen
ovarium
- Bl tdk ada estrogen otot uterus akan atrofi
- Kdr estrogen tinggi pd saat kehamilan serat otot
10 kali lbh panjang, vol menjadi 24 kali lbh besar
- Pd saat persalinan, lonjakan oksitosin memicu
kontraksi miometrium yg kuat mendorong janin
keluar
- Pascasalin, miometrium ukurannya mengecil, sebagian
apoptosis
Miometrium

- Pd uterus tdk hamil juga terjadi kontraksi yg lemah,

yg tdk menimbulkan sensasi subjektif


- Kontraksi yg lbh kuat, tjd pd saat rangsangan
seksual atau selama menstruasi yg menimbulkan rasa

nyeri kejang
- Mekanisme yg mengontrol mekanisme ini masih
belum jelas
- Memp. Persarafan jenis viseral
Serosa/ adventitia (perimetrium)

- Uterus mempunyai 2 jenis pembungkus yg


merupakan jar. Penyambung jarang
- Fundus diliputi serosa
- Corpus diliputi adventitia.
Tuba uterina fallopii - Sepasang
- Berupa tabung muskular
panjang 12 cm
- Terbungkus mesosalping
- Ujung distal terbuka ke
dalam rongga peritoneum
dekat ovarium
- Terdiri dari:
1. Pars intramural/
interstisialis bag. Ug
menyatu & menembus
dinding rahim
2. Ismus bag yg sempit, tdk
jauh dr uterus
3. Ampula bagian terlebar,
byk lipatan mukosa
4. Infundibulum btk spt
corong, bibirnya menjulur
(fimbrae) menghadap ke
arah ovarium
Tuba uterina fallopii
Struktur dinding:
- Dinding tuba terdiri dari 3
lapis mukosa-muskularis
serosa
- Tdk dpt dikenali dgn jelas
lap. Submukosanya
- Mukosa: ep. selapis torak
bercilia dan tdk bercilia. ep.
Bercilia utk transport ovum. ep.
Tdk bercilia (peg cell) utk
sekresi tubular fluid. Tubular
fluid ini merupakan nutrien utk
spermatozoa, oocyt n zigot.
-Lap. Muskularis, otot sirkular &
longitudinal
Infundibulum & fimbriae
-T. Mucosa:
Melipat-lipat ( plica tubaria)
Lipatan sekunder, tertier
Plica tubaria beranastomosa
Diameter lipatan >> drpd Ampula
L Propria J.I. Jarang.
- T. Muskularis:
Umumnya:
Circ. Sebelah dalam
Long. Sebelah luar
Batas tdk jelas. Fimbrae (-)
- T. Serosa : Vasc >>
Ampula
-T. mukosa:
Plica tubaria sdh berkurang
dibanding infundibulum
Lipatan sekunder & tertier
masih ada <<
Anastomosa masih ada <<
L.P J.I. Jarang
- T. musk.: circ, long, diskontinue
- T. serosa
Isthmus
-T. mukosa :
Percabangan (-)/ sgt sdkt
L.P : kompak
- T. Musk: jelas/ lengkap ( sirk, long)
- T. serosa
Histofisiologi

- Epitel T. Fallopii berubah mengikuti irama siklus


haid.
- Jumlah relatif sel bersilia dan tak bersilia
dipengaruhi kontrol endokrin
- Pd awal fase folikuler relatif sel ep. Membesar &
siliogenesis dimulai
- Pd fase preovulasi persentasi jumlah sel bersilia
mencapai 48% dan menurun smp 4% pd fase luteal
OVARIUM

- Letak dalam rongga


panggul
- Ovoid (3 x 1,5 x 1 cm)
- Diliputi epitel selapis kubis
Epitel germinal
- Tn. Albugenia
- Dibawah Tn. Albugenia
terdapat jaringan ikat,
vaskuler , serat & sel
tersusun paralel dgn
permukaan (khas swirly
appearance)
-Parenkim dibagi menjadi
korteks & medula
Siklus Menstruasi
Siklus Ovarium
Siklus Ovarium
Siklus Ovarium
Dirangsang oleh hormon
gonadotropik: LH dan FSH.
Puncak sekresi tersebut pada awal
siklus seksual bulanan antara 11-16
tahun.
Periode perubahan ini disebut
pubertas dan sikulis menstruasi
pertama disebut menarke.
Terdiri dari :
1. Fase Folikel
2. Fase Luteal
Fase folikel
14 hari setelah perkembangan
folikel

Folikel matang / folikel de graaf

Oosit dikelilingi zona pelusida


dan selapis sel granulosa,
tergeser ke tepi secara
asimetris

Ruptur folikel

Ovulasi Oosit keluar Korona Radiata

Masuk ke rongga abdomen

Cepat di sedot ke dalam oviduktus


Fase Luteum
Ruptur folikel Transformasi struktural
(sel folikel sel luteal)

Korpus luteum
Yang mengalami hipertrofi dan jadi jar.Steroidogenik

Dalam 14 hari Jika ovum tidak dibuahi dan tertanam

Jika ovum dibuahi


Korpus luteum berdegenerasi dan
difagositosis, pembuluh darah
Korpus luteum akan terus tumbuh berkurang
Fase Luteum
Progesteron
Korpus albican
Sekresi Estrogen Progesteron Serviks
Jar.ikat cepat terisi oleh masa
Mukus yang kental & lengket
jar.fibrosa
Sumbat menutupi lubang serviks
Korpus luteum kehamilan Sperma tidak bisa lewat
Dipertahankan sampai plasenta ambil alih fiungsi sekresi hormon
Siklus Ovarium

Fase Folikel /
Proliferasi
Estrogen
Serviks
Mukus banyak, jernih,
encer
Mempermudah sperma
melewati kanalis
servikalis
Fase Luteum
Progesteron
Serviks
Mukus yang kental & lengket
Sumbat menutupi lubang serviks
Sperma tidak bisa lewat
Kontrol fungsi ovarium
embentukan estrogen oleh folikel ovarium
LH Kolestrol FSH

Sel-sel Teka Androgen Sel-sel Granulosa


Berdifusi ke dalam sel granulosa

Estrogen

Berperan dalam Disekresikan ke dalam darah


pembentukan
antrum

Inhibisi FSH dan LH oleh progesteron mencegah pematangan


folikel dan ovulasi selama fase luteal
Siklus Endometrium
Siklus Endometrium
Produksi Estrogen dan Progesteron
oleh ovarium berkaitan dengan siklus
endometrium yang terdiri dari :
1. Fase Proliferasi (Fase Estrogen) yang
terjadi sebelum ovulasi (11 hari)
2. Fase Sekretorik (Fase Progestasional)
yang terjadi setelah ovulasi (12 hari)
3. Fase Deskuamasi atau Menstruasi (5
hari)
1. Fase Proliferasi (Fase Estrogen) yang terjadi sebelum
ovulasi (11 hari)

Terdapat selapis tipis stroma dan sel epitel endometrium akibat


siklus menstruasi yang lalu

Sekresi Estrogen pada siklus awal ovarium

Sel stroma dan epitel berproliferasi dengan cepat

Permukaan endometrium mengalami epitelisasi kembali (4-7 hari)

Pertumbuhan sel stroma yang banyak
Pertumbuhan kelenjar endometrium
Pembuluh darah yan progresif ke dalam endomtrium (11 hari)

Ketebalan endometrium meningkat (3-4 mm) pada saat ovulasi

Kelenjar endometrium pada serviks menyekresi mukus encer
mirip benang

Membentuk saluran yang membantu sperma ke arah yang tepat
menuju uterus.
2. Fase Sekretorik (Fase Progestasional) yang terjadi
setelah ovulasi (12 hari)

Setelah ovulasi selesai



Korpus luteum menyekresi progesteron dan estrogen dalam
jumlah besar

Estrogen -> Sedikit proliferasi sel pada endometrium dalam
fase ini
Progesteron -> Pembengkakan yang nyata dan
perkembangan sekretorik dari endometrium

Kelenjar makin berkelok-kelok
Sitoplasma sel stroma bertambah banyak
Deposit lipid dan glikogen sangat meningkat dalam sel
stroma
Suplai darah ke dalam endometrium meningkat
Pembuluh darah menjadi sangat berkelok-kelok

Endometrium semakin menebal (5-6 mm)

Siklus Endometrium
Sekret uterus
Susu uterus
Berfungsi untuk menyediakan makanan
bagi pembagian awal ovum
Sekali ovum berimplantasi di dalam
endometrium, Sel-sel trofoblas pada
permukaan blastokis akan :
Mencerna endometrium
Mengabsorbsi substansi yang disimpan
endometrium
3. Fase Menstruasi
Ditandai oleh pengeluaran darah dan debris oleh
endometrium dari vagina
Kadar hormon
ovarium Merangsang sekresi prostaglandin

Vasokontriksi
Kontraksi ritmik ringan
miometrium
Aliran darah terganggu
Membantu
mengeluarkan darah
dan debris ke uterus Kematian endometrium dan pembuluh
darahnya

vagina
Perdarahan melalui disentegrasi pembuluh
darah itu, membilas jar.endometrium yang
mati ke lumen uterus
HAID
Kenaikan kadar LH yang tinggi sesaat
sebelum ovulasi dapat digunakan
sebagai indikator untuk mengetahui
masa sebelum ovulasi terjadi.
Kadar LH dapat dideteksi melalui
darah dan urin. Kadar LH dalam
darah dapat diperiksa melalui tes
laboratorium, sedangkan kadar LH
dalam urin dapat diperiksa melalui
alat tes kesuburan berupa strip.
Proses permulaan
kehamilan
Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual
dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi
atau masa subur ( keadaan dimana ovarium
melepaskan sel telur), dan sperma dari pria
membuahi sel telur dari wanita (konsepsi=
fertilisasi)
Telur yang telah dibuahi akan menempel pada
dinding rahim (nidasi)
Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan di
perlukan plasenta
Jadi setiap kehamilan harus ada
ovum,sperma,proses konsepsi,proses nidasi dan
plasenta
Oogene
sisdan
Spermato-
genesis
ovum
Menurut umur wanita,jumlah
oogonium adl ;
BBL : 750.000
6-15 tahun : 439.000
16-25 tahun : 159.000
26-35 tahun : 59.000
35-45 tahun : 34.000
Menopause : semua hilang
Konsepsi
NIDASI
Hari ke 4 std. Blastula blastokista:
luar trofoblas plasenta
Dalam massa inner cell janin
Trofoblas berhubungan dengan:
Keberhasilan nidasi trofoblas (kemampuan
invasif) & endometrium (pengontrol invasif)
seimbang
Produksi hormon kehamilan (hCG)
Proteksi imunitas janin
Peningkatan aliran darah maternal plasenta
Kelahiran bayi
NIDASI
Sitotrofoblas berdiferensiasi:
Sinsisiotrofoblas membentuk hormon hCG
Trofoblas jangkar ekstra villi menempel pd
endometrium
Trofoblas yg infasif
Saat nidasi berhasil berkembang pada
endometrium
Pada embrio terdapat lapisan pemisah untuk
proteksi janin dari serangan imunologik maternal
Nidasi
Kehamilan :
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Kehamilan
merupakan hasil
pertemuan sel telur
dan sperma yang
terjadi pada Masa
Subur.
Untuk menjelaskan
Masa Subur, perlu
dijelaskan mengenai
Siklus Menstruasi
pada perempuan.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Pada hari ke-6, 7


dan 8 (siklus
menstruasi)
perempuan
mengalami masa
kering selama +
3 hari untuk
memulai proses
pembangunan
(proliferasi)
dinding rahim.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Setelah Masa Kering,


fase selanjutnya
adalah dimulainya
proses pembangunan
(proliferasi) dinding
rahim dan
pembentukan lendir
rahim untuk
menciptakan
suasana yang
mendukung
terjadinya proses
pembuahan.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Periode berikutnya
adalah masuk ke
periode pelepasan sel
telur oleh indung telur.
Proses Pelepasan Sel
Telur yang telah matang
oleh Indung Telur
disebut Ovulasi.
Sel Telur yang
dilepaskan indung telur
kemudian ditangkap
oleh Fimbrae.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Sel Telur yang dilepaskan indung
telur dan ditangkap Fimbrae
selanjutnya bergerak menuju Tuba
Falopi untuk menunggu dibuahi.
Pada saat yang sama, atas
pengaruh hormon estrogen dan
progesteron, terbentuk lendir
rahim dan penebalan dinding
rahim yang maksimal, yaitu
suasana yang mendukung
terjadinya pembuahan.
Penebalan dinding rahim dan
pembuluh darah yang berkelok-
kelok disebut fase sekresi.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Sel Telur yang berada
di Tuba Falopi siap
dibuahi.
Periode ini disebut
Puncak Masa Subur,
yaitu saat Sel Telur
paling matang untuk
dibuahi.
Masa hidup sel telur
hanya berkisar 1 x 24
jam.
Puncak Masa Subur
biasanya terjadi pada
14 hari sebelum
menstruasi.
Pada gambar dapat
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bila sperma masuk pada Puncak Masa Subur, maka besar
kemungkinan untuk terjadi pembuahan.
Pada gambar terlihat salah satu sperma berhasil menembus
sel telur.
Proses ini disebut sebagai proses pembuahan (Konsepsi).
Tempat terjadinya pembuahan sebagaimana terlihat dalam
gambar merupakan tempat yang seharusnya terjadi.
Jika pembuahan terjadi di Fimbrae, maka kemungkinan besar
akan terjadi kehamilan di luar kandungan.
Telur yang sudah dibuahi
Sel telur yang ditembus sperma di Tuba Falopi disebut
terbuahi.
Dari jutaan sperma yang keluar waktu ejakulasi, hanya satu
yang berhasil menembus dinding sel telur yang sudah masak
dan menyatukan dua inti sel.
Inti sperma melebur pada inti telur, menyatukan unsur
genetik mereka.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Hasil konsepsi dari
pertemuan sel telur
dan sperma bergerak
atas bantuan rambut
halus yang ada di
Tuba Falopi menuju
rongga rahim,
biasanya terjadi mulai
dari hari ke-3 sampai
hari ke-7.
Sambil bergerak
terjadi pembelahan
diri (menjadi dua dan
masing-masing
belahannya akan
membelah lagi, dan
seterusnya),
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Selanjutnya
terlihat proses
terbenamnya
hasil konsepsi
pada dinding
rahim.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Bulan 1 - 3

Hasil konsepsi yang


melekat pada dinding
rahim disebut Fetus.
Pada fase ini terjadi
proses pembentukan
organ tubuh sehingga
sangat memerlukan
perhatian dalam hal
asupan gizi dan sangat
dipengaruhi oleh obat-
obatan.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Alat Peraga
Subur

Bulan 4 - 5
Selanjutnya pada bulan
ke 4 - 5, fungsi jantung
sudah dapat terdeteksi.
Organ tubuh semakin
berkembang dan
placenta mulai
terbentuk pada bulan
ke-4, bayi akan
mendapatkan makanan
melalui placenta yang
menempel langsung ke
dinding rahim ibu.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur

Bulan 6 - 7

Selanjutnya pada
bulan ke 6 - 7,
Janin dapat
bergerak bebas
karena dia berada
dalam cairan
ketuban.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bulan 8
Selanjutnya pada bulan
ke 8, Organ tubuh janin
semakin berkembang,
meskipun belum
sempurna.
Pada bulan ini janin
mungkin bisa lahir
karena alasan tertentu,
yang disebut dengan
kelahiran prematur.
Bayi prematur
memerlukan perhatian
dan penanganan
khusus, seperti
menaruh bayi pada
tabung inkubator.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bulan 9
Selanjutnya pada
bulan 9 merupakan
usia kehamilan
seorang ibu, di mana
kondisi bayi sudah
cukup sempurna dan
posisi kepala bayi
sudah berada pada
dasar panggul (jalan
lahir) dan siap untuk
dilahirkan.
Proses ini berhenti
setelah bayi
dilahirkan.
Proses Kehamilan
dapat berulang
kembali setelah Masa
Nifas. Masa Nifas
adalah masa setelah
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur Proses Kelahiran
Proses ini dimulai
dengan terbukanya
Leher Rahim secara
bertahap sampai
dengan pembukaan
lengkap (+10 cm).
Selanjutnya dengan
adanya kontraksi
dinding rahim dan
pecahnya ketuban,
bayi terdorong keluar
secara bertahap, yang
normalnya dimulai dari
kepala sampai seluruh
bagian tubuh.
Plasenta (ari-ari) lepas
Lama Kehamilan

Lama hamil = 280 hari (= 40


minggu)
266 hari dari ovulasi
Taksiran Persalinan = NAEGELE
(siklus 28 hari)

Haid terakhir : Hari +7


Bulan -3
Tahun +1
Lama Kehamilan

Abortus : < 500 gr


< 22 minggu

Partus Imaturus : 500 - 1000 gr


22 - 28 minggu
Partus Prematurus : 1000 - 2500 gr
28 - 37 minggu

Partus Maturus (Aterm) : > 2500 gr


37 - 42 minggu
Partus Serotinus (Postterm): > 42 minggu
Lama Kehamilan

Berdasarkan tua kehamilan :


Trimester / triwulan I : 0 12 minggu
Trimester / triwulan II : 12 28 minggu
Trimester / triwulan III : 28 40 minggu

Janin dapat hidup (viable) trimester


III
Perubahan pada
Kehamilan
Learning Objective 2
Perubahan Anatomi &
Fisiologi pada Kehamilan
Perubahan Anatomi & Fisiologi pada
Perempuan Hamil
Perubahan sudah terjadi segera setelah fertilisasi
dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan respons
terhadap janin.
Semua perubahan ini akan kembali ke keadaan
sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai.
Uterus
Beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Pembesaran uterus:
Pada perempuan tidak hamil berat: 70 gr dan
kapasitas 10 ml atau kurang
Pada perempuan hamil volume total pada akhir
kehamilan: 5 l 20 l dan berat: 1100 gr
Pembesaran uterus meliputi:
Peregangan dan penebalan sel-sel otot

Produksi miosit yang baru terbatas

Akumulasi jaringan ikat dan elastik terutama pada lapisan otot


luar
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal,
seiring bertambahnya usia kehamilan akan menipis desakan
dari hasil konsepsi
Posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus
tanda Piscaseck
Daerah fundus dan korpus akan membulat dan menjadi sferis
pada usia 12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi
isthmus jadi lebih panjang dan lunak : tanda Hegar
Pada akhir kehamilan 12 minggu, uterus akan menyentuh
dinding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke
atas, terus tumbuh hingga menyentuh hati.
Trimester pertama kontraksi tidak teratur dan tidak nyeri
Trimester kedua kontraksi Braxton Hicks (muncul tiba-
tiba & sporadik, intensitas bervariasi antara 5-25 mmHg)
Bulan terakhir kehamilan ( 1-2 minggu sebelum persalinan)
jumlah reseptor oksitosin & gap junction di antara sel-sel
miometrium kontraksi setiap 10-20 menit persalinan
palsu
Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi
lebih lunak dan kebiruan. bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.
Pada akhir trimester pertama kehamilan konsentrasi
kolagen secara keseluruhan berkas kolagen menjadi
kurang kuat terbungkus.
Pada saat kehamilan mendekati aterm penurunan lebih
lanjut konsentrasi kolagen.
Ovarium
Proses ovulasi terhenti dan pematangan folikel baru akan
tertunda selama kehamilan.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium.
Folikel berfungsi maksimal selama 6 7 minggu awal
kehamilan, setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron (jumlah relatif minimal).
Relaksin disekresikan oleh korpus luteum, desidua,
plasenta, dan hati efek: melunakkan serviks &
melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul
sebagai persiapan untuk persalinan.
Vagina dan Perineum
Selama kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva,
sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan tanda
Chadwick
Dinding vagina:
Ketebalan mukosa

Mengendurnya jaringan ikat

Hipertrofi sel otot polos

Bertambah panjangnya dinding vagina

Peningkatan volume sekresi vagina keputihan, menebal, pH


antara 3,5 6
Kulit
Terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga mengenai payudara dan paha
Striae Gravidarum
Kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra.
Muncul chloasma atau melasma gravidarum pada wajah
dan leher.
Pigmentasi yang berlebihan pada areola dan daerah
genital.
Payudara
Awal kehamilan payudara menjadi lebih lunak.

Setelah bulan kedua payudara akan bertambah


ukurannya, vena-vena di bawah kulit akan
terlihat.
Puting payudara akan lebih besar, kehitaman,
dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman.
Perubahan Metabolik
Berat badan akan bertambah 12,5 kg berasal dari uterus
dan isinya, payudara, volume darah, dan cairan
ekstraseluler.
Peningkatan jumlah cairan disebabkan oleh turunnya
osmolaritas yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang
rasa haus dan sekresi vasopresin.
Kehamilan normal hipoglikemia puasa yang disebabkan
oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia post prandial,
dan hiperinsulinemia.
Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam
plasma akan meningkat.
Perubahan Metabolisme Selama
Kehamilan
Jenis Perubahan
Lipid total & kolesterol Meningkat
Air dan garam Cenderung retensi
Volume plasma Meningkat
Jumlah eritrosit Rendah
Hematokrit Rendah
Sistem pembekuan Proses meningkat
Aktivitas fibrinolitik Berkurang
Sistem Kardiovaskular
Cardiac output
Denyut jantung
Peningkatan volume plasma preload
Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk
memfasilitasi perubahan cardiac output.
Perubahan posisi diafragma apeks jantung bergerak ke
anterior dan ke kiri pemeriksaan EKG: deviasi aksis kiri,
depresi segmen ST, inverse/pendataran gelombang T pada
lead III.
Penekanan vena cava inferior dan aorta bawah hipotensi
arterial (sindrom hipotensi supine)
Volume darah akan meningkat
Volume plasma akan meningkat (40-50%)
Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah eritrosit
sebanyak 20-30%
Penurunan Hb
Jumlah leukosit meningkat (5000-12000/l) mencapai
puncak saat persalinan & nifas (1400016000/l)
Hiperkoagulasi faktor-faktor pembekuan darah (kec. pada
faktor XI & XIII) dan fibrinogen , produksi platelet juga
(hemodilusi kadarnya )
Traktus Digestivus
Bertambah besarnya uterus lambung dan usus tergeser.
Penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan
asam hidroklorid, serta peptin di lambung:
Heartburn akibat refluks asam lambung ke esofagus
bawah karena perubahan posisi lambung dan tonus
sftingter esofagus bagian bawah
Mual

Konstipasi hemmorhoid
Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang membesar sering berkemih
Makin tua kehamilan akan hilang (karena uterus sudah
keluar dari rongga panggul).
Akhir kehamilan (kepala janin sudah mulai turun ke pintu
atas panggul) keluhan timbul kembali
Ginjal membesar, GFR dan renal plasma flow
Glukosuria
Dilatasi ureter (kanan > kiri)
Sistem Endokrin
Kelenjar hipofisis akan membesar
Hormon prolaktin 10x lipat
Kelenjar tiroid akan membesar akibat hiperplasia kelenjar
dan peningkatan vaskularisasi
Hormon paratiroid
Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan hormon
androstenedion, dioksikortikosteron, aldosteron, dan
kortisol akan meningkat.
LO 3

Perubahan hormon

Hormon reproduksi wanita
Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium
Paling penting untuk reproduksi adalah estradiol.
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita :
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga
sesuai untuk penetrasi sperma.
Untuk kontraksi uterus
Progesterone
diproduksi oleh korpus luteum.
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot.
Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Gonadotropin Releasing Hormone
diproduksi oleh hipotalamus diotak.
merangsang pelepasan FSH (folikel stimulating hormone) di hipofisis.
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke
hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH.
FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
HCG
human chorionic gonadotropin (hCG) tes dilakukan untuk
memeriksa hormon hCG di dalam darah atau urin..
Beberapa tes hCG mengukur jumlah yang tepat dan
beberapa hanya memeriksa untuk melihat apakah hormon
hadir. HCG dibuat oleh plasenta selama kehamilan
HCG juga dapat dilakukan normal oleh tumor tertentu,
terutama yang berasal dari telur atau sperma (tumor sel
germ). HCG level sering diuji dalam wanita yang mungkin
memiliki jaringan abnormal yang tumbuh di rahimnya,
sebuah kehamilan molar, atau kanker di rahim
(koriokarsinoma) daripada kehamilan normal. Beberapa tes
hCG dapat dilakukan setelah keguguran untuk memastikan
kehamilan molar tidak hadir. Pada pria, kadar hCG dapat
diukur untuk membantu melihat apakah ia memiliki kanker
testis
Hormon lainnya
Diagnosis, ANC, imunisasi

Learning Objective 3
Diagnosis presumtif
Amenorea
Mual dan muntah
Perubahan pada payudara: pembesaran,
sekresi kolostrum, perubahan warna
Perubahan pada traktus urinarius:
frekuensi, dan nokturia
Perubahan pada kulit: linea nigra,
stretch marks, dan telangiektasis
Diagnosis dugaan (probable)
Tanda Chadwick: perubahan warna vagina dan serviks
menjadi kebiruan/keunguan
Tanda Hegar: perlunakan daerah ismus sehigga dpt
dirasakan dgn penekanan pada pemeriksaan bimanual
Leukorea: peningkatan sekresi duh tubuh vagina. Pada
pulasan tdk membentuk pola seperti daun pakis
Perubahan struktur ligamen dan tulag pelvis
Pebesaran abdomen, pembesaran progresif mulai usia
kehamilan 7-28 minggu
Kontraksi Braxton-Hicks, mulai pada usia kehamilan 28
minggu
Tanda / gejala Kehamilan

Tanda Hegar (Hegars sign)


Diagnosis pasti:
Denyut Jantung Janin (DJJ): Usia 10
minggu kehamilan dgn Doppler; usia 18-
20 minggu kehamilan dgn
menggunakan fetoskop Laener
Palpasi fetus: biasanya setelah 22
minggu kehamilan
Pemeriksaan USG fetus
Perhitungan usia kehamilan dan
estimasi kelahiran
Kehamilan normal berlangsung 36-40
minggu dari Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT)
Kelahiran diestimasi dgn rumus
Nagele:
Kurangi bulan (B) HPHT dgn 3,
Tambahkan hari (H) HPHT dgn 7,
Dan tambahkan tahun (T) HPHT dgn 1
bila diperlukan
(H+7, B-3, T+1)
Asuhan Antenatal
Tujuan ANC:
Menentukan status kesehatan ibu dan fetus
Memperkirakan usia kehamilan
Menginisiasi rencana perawatan kehamilan
serta kelahiran, termasuk pemilihan tempat
bersalin
ANC dilakukan minimal 4x
1x pd Trimester pertama (sampai usia
kehamilan 14 minggu)
1x pd Trimester kedua (usia 15-28 minggu
kehamilan)
2x pd Trimester ketiga (usia 29-42 minggu
kehamilan)
Pelayanan Asuhan Standar Minimal 7T
1. Timbang berat badan
2. Tekanan Darah
3. Tinggi Fundus Uteri (TFU)
4. TT lengkap (imunisasi)
5. Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut
sampai ujung kaki
7. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan
rujukan
anamnesis
Yg perlu digali informasi mengenai :
Riwayat obsetri sebelumnya
Riwayat menstruasi, penggunaan kontrasepsi,
kondisi psikososial, lingkungan tempat tinggal,
nilai budaya, akss ke fasilitas kesehatan
Faktor resiko yg mengganggu kehamilan
seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan
penggunaan obat-obatan
Pada setiap kunjungan ditanya tada
bahaya pada kehamilan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap dan pelvis
pada awal kehamilan
TD dan BB ibu
Pemeriksaan Leopold menentukan
TFU, Posisi Janin, Presentasi Janin,
dan DJJ
Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit dan hemoglobin
Gol Darah dan Rhesus
Urinalisis
Kadar glukosa darah
Serologi Hepatitis B
Pada perempuan yg berisiko dianjurkan
pemeriksaan serologi HIV, infeksi rubella,
sifilis, gonokokus, chlamydia dan
skrining defek neural tube
Pemeriksaan Fisik
Rujukan
Indikasi :
Hipertensi, penyakit ginjal/jantung, endokrin, psikiatri, hematologi,
epilepsi, diabetes, autoimun, keganasan dan infeksi HIV
Ibu tanpa dukungan keluarga
Usia > 40thn atau <18thn
IMT 25kg/m2 atau 18kg/m2
Riwayat seksio sesarea
Pre-eklamsia berat (PEB) atau eklamsia
Riwayat PEB atau eklamsia
Abortus spontan > 3x/lebih
Riwayat prematuritas
Riwayat penyakit psikiatri atau psikosis masa nifas
Riwayat kematian neonatus atau stillbirth
Riwayat bayi dengan kelainan kongenital
Riwayat bayi besar atau kecil utk usia gestasi
Serta riwayat penyakit genetik pada keluarga
Nutrisi Ibu Hamil

Learning Objective 4
Peningkatan Kebutuhan Gizi Selama
Hamil
Zat Gizi % Zat Gizi %
Kalori 14 Folate 122
Protein 68 Vit B12 10
Vit D 100 Kalsium 50
Vit E 25 Fosfor 50
Vit K 8 Magnesiu 14
m
Vit C 17 Besi 100
Thiamin 36 Seng 25
Riboflavin 23 Yodium 17
Niacin 13 Selenium 18
Vit B6 27
Energi
Energi yang harus disiapkan hingga
kehamilan berakhir = 80000 kkal
atau 300 kkal/hari dari wanita tidak
hamil
Menurut widyakarya : 285 kkal/hari
Komposisi : protein 15%, lemak 10-
30%, karbohidrat 55-75%
Protein
Yang harus tersedia sampai
kehamilan berakhir = 925 g
Menurut widyakarya penambahan
protein = 12 g/hari (75-100 g/hari
=12% total kalori)
Pada gravida mature = 1,3g/kg/hari
Usia 15-18 tahun = 1,5 g/kg/hari
Usia <15 tahun = 1,7 g/kg/hari
Sumber : 2/3 protein hewani dan 1/3
protein nabati
Zat Besi
Kebutuhan Fe meningkat untuk
pembentukan sel darah merah dan
plasenta
Yang perlu ditimbun selama hamil =
1040 mg
Diperlukan suplementasi, wanita hamil
wajib menelan suplemen Fe sebanyak
30 mg/hari dimulai dari minggu ke 12
kehamilan 3 bulan pasca partum
setiap hari
Yang me penyerapan Fe : protein
hewani dan vitamin C
Yang me penyerapan : kopi, teh,
garam kalsium, magnesium
Asam Folat
Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan peningkatan kaki
kejang (restless leg syndrome,
anemia megaloblastik, BBLR, ablasio
plasenta, neural tube defect, spina
bifida
Pemberian 5g/kg/hari = 200 g/hari
(widyakarya), diberikan 28 hari
setelah ovulasi
Jenis makanan yang mengandung
asam folat : ragi, hati, brokoli, sayur
daun hijau, kacang-kacangan, ikan,
Kobalamin (Vitamin B12)
Fungsi : pertumbuhan normal RBC,
keberfungsian sel-sel sumsum
tulang, sistem saraf, dan saluran
cerna
Defisiensi : anemia pernisiosa
Sumber : daging dan olahannya, hati,
telur, ikan, kerang, unggas, susu,
keju
Mengganggu penyerapan : alkohol,
pil KB, dan senyawa tertentu dalam
Vitamin D
Defisiensi : hipokalsemia dan tetani
pada bayi baru lahir, hipoplasia
enamel gigi bayi, dab osteomalasia
pada ibu
Pemberian 10g/hari
Faktor resiko : daerah kurang sinar
matahari, wanita hamil berjilbab,
kelompok vegetarian
Yodium
Defisiensi : hipotiroidisme =>
kretinisme
Pemberian 200 g/hari dalam bentuk
garam beryodium

Kalsium
Asupan 1200mg/hari pada wanita hamil
>25 tahun
Asupan 800 mg/hari pada wanita hamil
< 25 tahun
Hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun diet wanita hamil :
Makanan yang padat gizi dan kaya akan
asam folat
Jangan melupakan waktu makan,
terutama sarapan
Harus makan cukup
Tidak menurunkan maupun menaikan
berat badan
Menggunakan garam yodium dalam
jumlah sedang
Memperbanyak minum
Tidak merokok
Kebutuhan nutrisi perempuan tidak
hamil, hamil dan menyusui
Nutrisi Perempuan hamil menyusui
tidak hamil
(15-18th)
Makronutrisi
Kalori (Kcal) 2200 2500 2600
Protein 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut
lemak 800 800 1300
A ( RE) 10 10 12
D (g) 8 10 12
E (mg TE) 55 65 65
K (g)
Vitamin larut air 60 70 95
C (mg) 180 400 270
Folat (g) 15 17 20
Niasin (mg) 1,3 1,6 1,8
Riboflavin (mg) 1,2 1,5 1,6
Tiamin (mg) 1,6 2,2 2,1
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (g) 150 175 200
Iron (mg Fe 15 30 15
Iron) 280 320 355
Magnesium 12 15 19
(mg)
Zinc (mg)
Prinsip Pemberian Obat

Learning Objective 5
Kategori penggunaan obat2an selama
kehamilan (United Stae Food & Drug
Administration)
Kategori A
tdk menunjukan peningkatan risiko abnormalitas terhadap janin
Kategori B
pada hewan tdk menunjukan bukti bahwa obat berbahaya pd janin, tapi
belum ada penelitian yg memadai dgn menggunakan pembanding pada
ibu hamil
Kategori C
pada hewan telah menunjukan efek yg tdk dikehendaki pd janin, belum
ada penelitian memadai dgn menggunakan pembanding pd ibu hamil
Kategori D
penelitian menunjukan risiko bagi janin pd pembanding ibu hamil;
pertimbangan manfaat pemberian obat dibanding risiko yg dpt
ditimbulkan
Kategori X
bukti positif terjadinya abnormalitas pada janin
Daftar obat yg terbukti
teratogenik
Mekanisme Persalinan Normal

3 faktor penting dalam persalinan :


1. kekuatan yg ada pada ibu :
- kekuatan his menyebabkan serviks
terbuka dan mendorong janin ke bawah
- kekuatan mengejan
2. keadaan jalan lahir
3. janinnya sendiri
Tahap Persalinan
1. Dilatasi serviks
- pada tahap ini : cairan amnion bisa keluar bantu
melumasi jalan lahir
- serviks dipaksa membuka spy cukup utk diameter
kepala bayi (max 10cm)
- lama : beberapa jam 2 4jam
2. Pengeluaran bayi
- dimulai stlh pembukaan serviks lengkap
- kontraksi abdomen bersamaan dg kontraksi uterus
(mengejan saat nyeri persalinan)
- lama : 30 90 menit
- bayi lahir terhub plasenta mll tali pusat diputus
menciut umbilikus
3. Pengeluaran plasenta
- segera stlh bayi keluar gel ke II kontraksi uterus
plasenta lepas dr miometrium keluar mll vagina
- lama : 15 30 menit
- miometrium terus kontraksi konstriksi pemb darah
uterus hentikan perdarahan
Proses Involusi
Involusi uterus menciut ke ukuran pra
gestasinya (berlangsung selama 4 6
minggu)
Sisa jar endometrium desintegrasi &
lepas duh vagina Lokia
Terjadi krn estrogen & progesteron
Dipercepat pd ibu menyusui oksitosin

kontraksi miometrium
pertahankan tonus otot uterus

Involusi > cepat


Tahap Persalinan
KALA Keterangan
1 Serviks membuka sampai pembukaan 10cm
(Pembukaa 13jam (primigravida), 7jam (multipara)
n) fase laten (8jam), pembukaan 3cm
fase aktif: (@2jam):
- fase akselerasi (3cm 4cm)
- fase dilatasi maksimal (4cm 9cm)
- fase deselerasi (9cm lengkap)
2 His kuat & cepat 1x/2-3min
(pengeluar Kepala janin masuk ke ruang panggul tekanan otot
an) dasar pelvis & rektum rasa mengedan & spt hendak
BAB
Perineum menonjol & lebar, labia mulai membuka
Kepala janin mula vulva saat his
Ketika o. dasar panggul relaxasi kepala tidak masuk lg
di luar his
1.5jam (primigravida), 0.5 jam (multipara)
3 (uri Setelah bayi lahir uterus teraba keras, fundus agak
plasenta) diatas pusat
Kontraksi plasenta lepas (+darah) 6-15min
kemudian
Plasenta dapat keluar spontan / dg tekanan pada fundus
4 Dari lahirnya plasenta ~ jam amati apakah ada
Kala Persalinan
Kala I
- tercapai kontraksi uterus dg frekuensi,
intensitas dan durasi yg cukup utk
menghasilkan pendataran & dilatasi
serviks yg progresif
stadium pendataran dan dilatasi serviks
- Klinis : partus dimulai timbul His +
keluar lendir bersemu darah (bloody show)
- selesai ketika serviks membuka lengkap
(10 cm) shg kepala janin bisa lewat
Kala 1
DIMULAI pada waktu serviks membuka.
BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada
periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10
cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai
4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).
Mekanisme Pembukaan Serviks
SIFAT HIS KALA 1
Fase laten
Amplitudo 40 mmHg.
Timbul tiap 10 menit, lama 20-30 detik.
Serviks terbuka sampai 3 cm.
Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Fase aktif
Peningkatan rasa nyeri
Amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg.
Frekuensi 2-4x / 10 menit, lama 60-90 detik.
Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
KALA 1
Dr, bidan, penolong persalinan harus mengawasi
wanita in partu pada kala 1
Kepala janin primigravida sudah dapat memasuki
PAP pd 36mgg (multipara 38mgg)
Kepala janin dapat memasuki PAP dalam 3 posisi
Fleksi kepala janin memasuki PAP dg paling kecil
(suboksipitobregmatikus 9.5cm)
Kepala yg turun menemui diafragma pelvis yg elastis
(+) tekanan intrauterin putaran paksi dalam (rotasi
ubun kecil kebawah simfisis)
Ketika kepala janin sampai dasar panggul
Masuknya kepala ke
PAP dapat berupa:
sinklitismus,
asinklitimus
anterior
asinklitimus
posterior
sinklitismus ,ialah bila arah sumbu
kepala janin tegak lurus dengan
bidang atas panggul
Asinklitismus , yaitu arah sumbu
kepala janin miring dengan pintu
atas panggul
1.Anterior : bila arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke depan
dengan pintu atas panggul
2.Posterior : sebaliknya dari
Turunnya presentasi sampai Hodge berapa
Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP antara
bagian atas simpisis dengan promontorium
Hodge II : bidang sejajar Hodge I, terletak setinggi bagian
bawah simpisis
Hodge III: bidang sejajar Hodge I dan II, terletak setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri
Hodge IV : bidang sejajar Hodge I, II, III setinggi articulatio
sacroiliaka
KALA 1
u/ memeriksa kemajuan partus pem. Luar &
dalam
Namun harus selalu diingat bahaya infeksi & rasa nyeri
ps
Pem. Dalam dilakukan bila ada Indikasi ibu/janin/bila
akan tindakan & u/ mengetahui kemajuan partus
Kala1 dilarang mengedan, sebaiknya diberi
klisma (enema) rektum kosong:
Dimasukan 20-40ml gliserin ke rektum dg semprotan
klisma / suppositoria
Apabila tidak, skibala memicu wanham u/ mengedan
sebelum waktu & skibala dapat menggg rotasi kepala yg
baik pada kala1
Kala Persalinan
Kala II
- dimulai saat dilatasi serviks telah
lengkap
- berakhir : saat janin sudah lahir
stadium ekspulsi janin
- pada primigravida : lamanya 1 jam
- pada multigravida : lamanya jam
KALA 2
Biasanya kepala janin sudah masuk PAP, & ketuban
nantinya pecah sendiri dipecahkan apabila belum pecah
Wanita biasanya timbul rasa ingin mengedan & harus
dipimpin meneran pada waktu ada his
Wanita dapat berbaring merangkul ke 2 paha sampai siku. Kepala
sedikit diangkat dagu dekat dada & dapat melihat perutnya;;
atau,
Posisi diatas tapi miring ki/ka tergantung letak punggung anak. Satu
kaki (yg diatas) dirangkul. Biasanya posisi ini apabila putaran paksi
dalam belum sempurna
Kepala janin dasar panggul
Vulva mulai membuka, kepala mulai tampak, perineum & anus
meregang & menipis (anus jadi berbentuk D)
u/ mencegah ruptur periteni tangan kanan menahan perineum
(sebaiknya) dg kasa steril
Ketika kepala janin akan defleksi tahan belakang kepala
dg tangan kiri defleksi tidak tll cepat risiko ruptur
perinei
Ujung jari tangan kanan mll kulit perineum dicoba menggait dagu
janin & ditekan ke arah simfisis hati kepala dilahirkan perlahan
Epiestomi dapat dilakukan bila: perineum jelas telah
menipis, risiko besar ruptur, kepala janin tidak masuk lagi ke
vagina:
Jenis epiestomi: mediana, mediolateral, lateral
Lateral risiko perdarahan >> dari mediana
Setelah kepala lahir putaran paksi luar ke arah punggung
janin
Apabila tali pusat melilit leher janin, dicoba dilonggarkan, apabila
susah, dijepit 2 cunam kocher, dipotong diantaranya dg gunting ujung
tumpul
SIFAT HIS KALA 2
Amplitudo 60 mmHg.
Frekuensi 3-4 kali / 10 menit.
Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah
janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga mengejan dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Cardinal Movement of Labor
Tahap Keterangan
Engage (0 station)
ment Ketika diameter biparietal (diameter transversal paling lebar
pada presentasi belakang kepala) memasuki pelvic inlet
Descen Nulipara: biasanya terjadi engagement, namun tidak
t langsung descent
Multipara: biasanya engagement terjadi lebih belakangan,
bersama descent
Flexion Terjadi ok resistensi diafragma pelvis + tekanan intrauterin
Interna Internal rotation: occiput (ubun kecil) bergerak kebawah
l simfisis
rotatio
n
Extensi (crowning) Terjadi ketika kepala yg flexi mencapai vulva
on Disebabkan ok tekanan uterus & resistensi pelvic floor
Extern Occiput bergerak keposisi sebelum internal rotation u/
al menyesuaikan dg posisi badan/punggung
Melahirkan bahu:
Ke 2 telapak tangan disamping ki & ka kepala janin
Kepala ditarik perlahan ke arah anus bahu depan lahir
Kepala janin diangkat ke arah simfisis bahu belakang
Penarikan tll keras m. sternocleidomastoideus robek
Melahirkan badan, trochanter anterior &
posterior:
Usaha ini < susah ok ukurannya > kecil
Ke 2 tangan dibawah ketiak janin & sebagian di
punggung atas
Janin lahir N segera menarik nafas & menangis
keras
Diletakan 30o kepala dibawah lendir dibersihkan
Tali pusar digunting 5-10cm dari umbilikus ujungnya
didisinfeksi & diikat dg kuat (ikatan yg terlepas
perdarahan)
Kandung kemih ibu harus dikosongkan
Kala Persalinan
Kala III
- dimulai : segera setelah bayi lahir
- berakhir : lahirnya plasenta dan selaput
ketuban janin
stadium pemisahan dan ekspulsi
plasenta
- segera stlh bayi lahir uterus teraba keras
dg fundus uteri sedikit diatas pusat
beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi melepaskan plasenta
dari dindingnya (6-15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dg tekanan
pd fundus uteri)
KALA 3
2 tingkat dalam kelahiran plasenta:
Melepasnya plasenta: dapat dari tengah (tali pusat akan
memanjang tanpa perdarahan), dari pinggir (ada
perdarahan), atau 22nya
Pengeluaran plasenta dari kavum uteri
Perdarahan N tidak > 400mL
N: plasenta lahir spontan 6-15menit setelah
anak lahir lengkap
Bila plasenta telah dipastikan lepas spontan, dapat beri
tekanan ringan pada fundus uteri plasenta dapat
mudah dilahirkan tanpa perlu mengedan
Apabila plasenta hanya sebagian terlepas perdarahan
banyak dapat terjadi
SIFAT HIS KALA 3
Amplitudo 60-80 mmHg
Frekuensi kontraksi berkurang
Aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan,
namun dapat juga retensio dan
memerlukan tindakan aktif (manual
aid).
Beberapa perasat dapat dilakukan u/
memastikan plasenta telah lepas:
Perasat kustner:
Tangan kanan meregang / menarik sedikit tali pusat
Tangan kiri menekan atas simfisis bila tali pusat
masuk kembali plasenta belum lepas dari dd
Perasat strassmann:
Tangan kanan meregang/menarik sedikit tali pusat
Tangan kiri mengetok fundus uteri (+) getaran tali
pusat plasenta belum lepas
Perasat klein
Wanita disuruh mengedan tali pusat turun
kebawah
Pengedanan berhenti tali pusat masuk kembali
plasenta belum lepas
Apabila plasenta lahir, umumnya otot uterus
segera kontraksi P.D terjepit perdarahan
Apabila kontraksi < baik dapat dilakukan massage
ringan korpus uteri
Apabila perlu, diberikan utero-tonika c/ pitosin,
metergin, ermetrin, dsb
Perhatikan apabila bag plasenta sudah lengkap
/ atau ada yg tertinggal
Apabila semuanya sudah lancar & baik luka
episiotomi ( & apabila ada ruptur perinei) harus
diteliti, dijahit diperbaiki
KALA III
Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yg kedua
Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak,
rawat bayi segera

Diagnosa
Kategori Deskripsi
Kehamilan dengan Persalinan spontan melalui vagina pd bayi
janin normal tunggal tunggal, cukup bulan
Bayi normal Tdk ada tanda-tanda kesulitan pernafasan
APGAR > 7 pd menit ke-5
Tanda-tanda vital stabil
Berat badan > 2,5kg

Bayi dengan penyulit Cth : berat badan kurang, asfiksia, Apgar


rendah, cacat lahir
Kala Persalinan
Kala IV
Dr, bidan, penolong persalinan, mendampingi wanita
min 1 jam postpartum
Sebelum meninggalkan, perhatikan 7 point:
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan per vaginam / perdarahan dalam alat
genitalia lain
Plasenta & selaput ketuban harus lahir lengkap
VU harus kosong
Luka pada perineum harus terawat dengan baik & tidak ada
hematoma
Bayi dalam keadaan baik
Ibu dalam keadaan baik --> nadi & TD N, frekuensi nadi me
Kala IV
Diagnosa
Kategori Deskripsi
Involusi normal Tonus - uterus tetap berkontraksi
Posisi fundus uteri di atau dibawah umbilikus
Perdarahan tidak berlebihan
Cairan tidak berbau

Kala IV dengan Subinvolusi uterus tidak keras, posisi di atas


penyulit umbilikus
Perdarahan atonia, laserasi, bag plasenta
tertinggal/membran yg lain
KEDUDUKAN JANIN
INTRAUTERIN
SIKAP (HABBITUS/
ATTITUDE)
Definisi:
Hubungan bag janin yg satu dengan bag. Lain, biasanya
terhadap tulang punggungnya
Sikap janin fisiologis:
Keadaan kifose punggung menjadi konveks
Kepala hiperpleksi dg dagu dekat dada
tungkai terlipat pada lipat paha & lutut rapat pada badan
Lengan biasanya bersilang didepan dada atau paralel
disetiap sisi, tali pusat diantara extremitas
Sikap janin lain:
Defleksi ringan (presentasi puncak kepala)
Defleksi sedang (presentasi dahi / frontum)
Defleksi maximal (presentasi muka)
LETAK (SITUS)
Definisi:
Hubungan antara sumbu panjang janin dg sumbu
panjang ibu
Variasi letak (situs):
Biasanya longitudinal (99%) atau transversal
Kadang: posisi antara axis fetal & maternal: 45o
(oblique) biasanya tidak stabil longi/transv
Fk risiko posisi transversal: multipariety, plasenta previa,
hydramnion, anomali uterus
Hubungan letak dg Presentasi fetal:
Longitudinal presentasi kepala atau bokong
Transversal presentasi bahu
PRESENTASI
Definisi & variasi posisi:
Dipakai u/ menentukan bag. Janin terbawah
Dapat kanan/kiri masing tdp 3 variasi (depan, lintang,
belakang) c/ kiri depan, kiri lintang, kiri belakang
Macam-macam presentasi
Presentasi kepala (96%)
Belakang kepala UUK
Puncak kepala UUB
Dahi dahi/frontum
Muka dagu/mentum
Presentasi bokong (3,6%)
Presentasi bahu(0,4%)
POSISI
Posisi pada periksa luar dengan
palpasi, ditentukan dg menentukan
letak punggung janin terhadap
dinding perut ibu
Posisi pada periksa dalam dg
menentukan kedudukan salah satu
bagian janin yg terendah terhadap
jalan lahir
Sikap Janin
TIPE PRESENTASI BOKONG
Posisi Janin
Presentasi Muka
Normoposisi Malposisi Malpresentasi
Ubun kecil depan Ubun kecil Presentasi puncak
belakang kepala
Ubun kecil kanan Ubun kecil kanan Presentasi dahi
depan belakang
Ubun kecil kiri Ubun kecil kiri Presentasi muka
depan belakang
Ubun kecil Presentasi bokong
melintang Presentasi bahu
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PENGKAJIAN AWAL
Lihat : tanda2 perdarahan, mekoneum atau
bagian organ yang lahir, tanda bekas
operasi sesar terdahulu, warna kulit ibu
kuning atau kepucatan.
Tanya : kapan tanggal perkiraan kelahiran
dan menentukan ibu sudah waktunya
melahirkan atau belum
Periksa : tanda2 penting utk hipertensi dan
DDJ utk bradikardi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
Kemajuan Kondisi Ibu Kondisi Janin
Persalinan
Riwayat persalinan: Mengkaji kartu Gerakan janin,
permulaan his, asuhan antenatal: denyut janin, letak n
selaput ketuban, riwayat kehamilan, besar janin,
darah lendir, kebidanan, medik, tunggal/kembar,
perdarahan, masalah sosial. selaput ketuban
kehamilan terdahulu, Pemeriksaan umum: pecah periksa warna,
terakhir makan- tanda2 vital, berat kepekatan, jumlah
minum, lama tidur. badan, edema, cairan ketuban
Pemeriksaan kondisi puting susu, Posisi janin:
abdomen: tinggi kandung kemih, penurunan bagian
fundus, tanda bekas pemberian makan- terendah,
operasi, frekuensi, minum. molding/molase
lama dan kekuatan Pemeriksaan lab:
his, penurunan kepala warna, kejernihan,
Pemeriksaan vagina: bau, protein urin dan
pembukaan, Hb.
penipisan serviks, Pemeriksaan psiko-
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PEMANTAUAN
Kemajuan Kondisi Ibu Kondisi Janin
Persalinan
Kontrol His setiap Kontrol tensi setiap 4 kontrol DJJ setiap
jam pada fase aktif jam jam pada fase aktif
Kontrol pembukaan,
penipisan serviks,
penurunan bagian
terendah, molding,
molase setiap 4 jam
Kontrol penurunan
kepala setiap 2 jam
pada fase aktif.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
Pemantauan persalinan
partograf
Kemajuan Persalinan

His/kontraksi:
Frekuensi
Lamanya
Kekuatan
Kontrol jam sekali pd fase aktif

Pemeriksaan vagina:
Pembukaan serviks
Penipisan serviks
Penurunan bag. Terendah
Molding/molase
Kontrol setiap 4 jam

Pemeriksaan abdomen/luar:
Penurunan kepala
Kontrol setiap 2 jam slm fase aktif
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PENANGANAN
Memberi dukugan
Mengatur aktifitas dan posisi ibu
Membimbing ibu utk rileks sewaktu ada his
Menjaga privasi ibu
Menjelaskan kemajuan persalinannya
Menjaga kebersihan diri
Mengatasi rasa panas
Masase
Pemberian cukup minum
Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
Sentuhan
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 2
PEMANTAUAN
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 2
PENANGANAN
Memberikan dukungan, menjaga kebersihan
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum
Memimpin mengedan
Bernapas selama persalinan
Pemantauan DJJ
Melahirkan bayi:
Menolong kelahiran kepala
Periksa tali pusat
Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
Mengeringkan dan menghangatkan bayi
Merangsang bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
PENGKAJIAN AWAL
Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi
yang kedua
Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil
atau tidak
DIAGNOSIS
Kehamilan dengan janin normal tunggal persalinan
spontan melalui vagina pada bayi tunggal, cukup
bulan.
Bayi normal tidak ada tanda kesulitan pernapasan,
apgar > 7 pada menit ke 5, tanda2 vital stabil, berat
badan 2.5kg
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MANAJEMEN AKTIF
Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
Memberikan oksitosin
Melakukan peneganan tali pusat terkendali
(PTT)
Masase fundus
PELEPASAN FISIOLOGI
Bertambah panjang
Pancaran darah
Bentuk uterus menjadi lebih bulat
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
EVALUASI
Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum
lahir dalam waktu 30 menit:
Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung
kemih penuh
Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
Berikan oksitosin 10 U IM dosis kedua, dalam jarak waktu 15
menit dari pemberian pertama
Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
Jika manajemen aktif tidak dilakukan:
Periksa tanda-tanda pelepasan fisiologi dan melakukan PTT utk
melahirkan plasenta n selaput ketuban
Melakukan masase uterus hingga uterus mengeras
Memberikan oksitosin 10 U IM setelah plasenta lahir
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MENGHENTIKAN PTT
Jika uterus bergerak ke bawah saat
menarik tali pusat plasenta belum
terlepas n terjadi inversio uteri
Jika ibu menyatakan nyeri dan atau
uterus atonia bahaya perdarahan
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
PEMANTAUAN
Memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, masase fundus utk menimbulkan kontraksi
Memeriksa kelengkapan plasenta
Memeriksa kelengkapan selaput ketuban
Memeriksa perineum
Memeriksa pengeluaran darah
Lokhia tidak lebih dari menstruasi
Mengosongkan kandung kemih
Kondisi ibu
Kondisi bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
DIAGNOSIS
Involusi normal:
Tonus uterus tetap berkontraksi
Posisi fundus uterus di atau bawah umbilikus
Perdarahan tidak > 500 cc
Cairan tidak berbau
PENANGANAN
mengikat tali pusat
Pemeriksaan fundus dan masase
Memberi nutrisi dan hidrasi
Membersihkan ibu
Mengistirahatkan ibu
Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Memulai menyusui
Mengajari ibu dan anggota keluarga
LO 8

diagnosis perdarahan
postpartum, penanganan
awal kasus gawat darurat,
dan melakukan rujukan
DEFINISI
Perdarahan post pasrtum atau pasca
persalinan adalah perdarahan
>500cc dari traktus genitalia setelah
bayi lahir.
KLASIFIKASI
Perdarahan post partum primer / dini (early postpartum
hemarrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama.
Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retention
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir, inversio
uteri.
Jika perdarahan >500cc, namun telah menyebabkan
syok hipovolemia tetap dikatakan perdarahan paska
persalinan primer
Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late
postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, namun masih
dalam 6 minggu awal setelah persalinan
Penyebab tersering akibat sisa plasenta
Perdarahan masif jika darah yg hilang >1000, 1500,
atau 2500cc
Atonia uteri
Lemahnya kontraksi uterus sehingga
perdarahan dari tempat implantasi plasenta
tdk bisa tertutup.
Dilakukan pencegahan dengan :
Manajemen aktif kala III
Pemberian misoprostol 2-3 tab PO (400-600g)
setelah bayi lahir

Jika fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dan


kontraksi tdk bagus, perdarahan banyak curiga
atonia
Tatalaksana syok jika perdarahan
masif terjadi karena atonia
Posisi Tredelenburg, pasang oksigen dan akses vena
Merangsang kontraksi uterus:
Masase fundus uteri dan merangsang putting susu
Pemberian oksitosin dan turunan ergot secara IM,IV atau
SC
Pemberian derivat prostaglandin F2 .
Misoprostol 800-1000g per rektal
Kompresi bimanual eksterna/interna
Kompresi aorta abdominalis
Pemasangan tampon kondom. Kondom di kavum uteri
disambungkan ke kateter, fiksasi dgn karet gelang dan
diisi cairan infus 200cc (akan mengurangi perdarahan)
Robekan jalan lahir
Terjadi karena epistotomi, robekan spontan
perineum, trauma forseps/ekstrasi vakum atau
memimpin persalinan sebelum pembukaan
lengkap.
Setelah persalinan, jika kontraksi baik curiga
akibat robekan jalan lahir atau sisa plasenta
Ciri perdarahan : darah merah segar dan
pulsatif sesuai denyut jantung
Tatalaksana : klem sumber perdarahan, diikat
dijahit dgn cat-gut pd setiap lapisan dgn
anastesi lokal (perineorafi)
Retensio Plasenta
Keadaan plasenta masih belum bisa dilahirkan
setaeah setengah jam anak lahir.
Hal ini karena adhesi kuat antara plasenta dan
uterus
Terdapat beberapa jenis perlekatan plasenta:
Plasenta akreta: implantasi hingga desidua basalis-
lapisan Nitabuch. Predisposisi : plasenta previa, bekas
SC, kuret berulang, multiparitas
Plasenta inkreta: plasenta menembus hingga
miometrium
Plasenta perkreta: vili korialis menembus perimetrium
Inversio uteri
Kondisi simana endometrium turun
dan keluar ke ostium uteri
eksternum, bisa komplit atau
inkomplit.
Faktor penyebab : atonia uteri,
serviks terbuka lebar, tekanan pada
fundus uteri dari atas (manuver
Crede) dan tekanan intraabdomen yg
keras (batuk)
Tanda-tanda
Syok karena kesakitan
Perdarahan bergumpal
Vulva tampak endometrium terbalik
dengan/tanpa plasenta
Jika sudah lama, jepitan di serviks
menyebabkan uterus iskemi, nekrosis
dan infeksi
Tatalaksana :
Pasang IV line
bila perlu berikan tokolitik/MgS04 utk melemaskan uterus
yg terbalik sblm reposisi manual dgn cara mendorong
endometrium keatas masuk ke dlm vagina. Terus melewati
serviks sampai tangan masuk dlm uterus pd posisi normal
Plasenta dilepaskan di dlm uterus secara manual kemudian
dikeluarkan. Sambil memberikan uterotonika IV atau IM,
tangan tetap dipertahankan didlm hingga uterus kembali
normal. Baru tangan blh dikeluarkan
AB dan transfusi darah sesuai keperluan
Jika tidak bisa dimasukkan karena jepitan serviks keras
perlu laparotomi segera
LO 10

NIFAS
MASA NIFAS
1 jam setelah plasenta lahir hingga 6
minggu (42 hari) setelahnya
Masa pasca persalinan adalah fase khusus
dalam kehidupan ibu, bayi yg merupakan
masa transisi bagi ibu bayi dan keluarga
secara fisiologis, emosional dan sosial
Dikenal juga sebagai masa involusi dimana
sistem reproduksi perempuan stlh
melahirkan akan kembali ke kondisi seperti
sebelum hamil
Perubahan fisiologis nifas
Uterus- ukuran mengecil
Serviks uteri- setelah melahirkan involusi
serviks dan segmen bawah uterus berbeda dan
tdk kembali seperti kondisi sebelum hamil.
Kanalis servikalis mnjd lbh lebar dan longgar
Endometrium- regenerasi terjadi dalam waktu
himgga minggu ke-3 kecuali tempat perlekatan
plasenta (6 minggu)
Darah lochia- lokia normal yg keluar selama
masa nifas warna merah (bercampur darah), lalu
kuning dan menjadi putih dan tidak berbau
Vagina- minggu ke-3 akan mengecil
dan timbul rugae kembali
Dinding abdomen- striae akan
berkurang
Saluran kencing- kembali normal
dalam 2-8 minggu tergantung dari
kondisi sebelum persalinan, lama
kala 2 dan besarnya tekanan kepala
pada saat persalinan
Penilaian fundus (involusi
uteri)
Selama hamil, ukuran dan berat uterus akan
bertambah hingga 1000 gram. Setalah
persalinan berinvolusi kmbali seperti sebelum
hamil, 50-100 gram
Kontraksi miometrium membantu dlm proses
involusi. Berlangsung dalam 2-3 hari pertama
masa nifas
Selama 12 jam pertama stlh melahirkan,
kontraksi uterus reguler dan kuat. Sehari
setelah post partum akan berkurang sejalan
dgn perubahan involusi
Penilaian fundus setelah melahirkan,
yaitu :
Diakhir minggu pertama, uterus teraba
disekitar simfisi pubis, ukuran fundus
seukuran usia gestasi 12 minggudan
berat sekitar 500 gram
Dalam 2 minggu, uterus telah masuk
kedalam rongga pelvis dan beratnya
sekitar 300gram
Setelah 6 minggu uterus kembali ke
ukuran normal dan beratnya 100
Program masa nifas
Pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan penyakit atau komplikasi
Konseling pemberian ASI dan
perawatan bayi
Penjarangan kehamilan
Imunisasi
Nutrisi bagi ibu
Tatalaksana dan konseling
Ibu perlu istirahat yg cukup 8-12 jam/hari
Banyak minum 1500cc/hari, makanan tambahan
mencapai 2100 kkal/hari utk memenuhi
kebutuhan selama menyusui
Mobilisasi dilakukan pada hari pertama stlh
melahirkan. Dapat mengurangi masalah miksi dan
defekasi
Pemeriksaan tinggi fundus uteri, kondisi umum
dan tanda vital dan keluhan lain
Pemberian tablet Fe karena 50%
Rujuk bila ada komplikasi selama nifas
Pelayanan kesehatan pasca
persalinan
6-12 jam 3-6 hari 6 minggu 6 bulan
Bayi: Feeding, infeksi, Berat badan, Tumbuh
Breathing, tes rutin pemberian kembang
warmth, minum, weaning
feeding cord, imunisasi
imunisasi
Ibu : Breast care, Pemulihan, Kesehatan
Blood loss, suhu, lokhia, anemia, umum
nyeri, tekanan mood kontrasepsi Kontrasepsi
darah, warning Morbiditas
sign lanjut

Anda mungkin juga menyukai