Fisiologi
Learning Objective 1
Genitalia Wanita
Organ genitalia Organ genitalia
eksterna : interna :
Vulva/ pudenda :
Mons veneris
Labia mayora dan labia
Vagina
minora Uterus
Klitoris Tuba Fallopii
Hymen Ovarium
Vestibulum
Muara urethrae
Organ seksual
ekstragonadal
Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral.
Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,
berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah
pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu
dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama
payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin
pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually
responsive organ.
Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari
keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai parfum daya tarik seksual
(androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan
kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan
liur.
Tulang Panggul
Terdiri atas 4 buah tulang :
- 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
- 1 tulang kelangkang (os sacrum)
- 1 tulang tungging (os coccygis)
Panggul kecil
4 bidang panggul kecil :
1. Pintu atas panggul
2. Bidang luas panggul
3. Bidang sempit panggul
4. Pintu bawah panggul
1. Pintu atas panggul
Adalah batas atas dari panggul kecil.
Bentuknya : bulat-oval.
Batas-batasnya : Promontorium,
sayap sacrum, linea innominata,
ramus superior ossis pubis dan
pinggir atas symphisis.
1. Pintu atas panggul
3 ukuran yang biasanya ditentukan
dari PAP (Pintu Atas Panggul) :
a. Ukuran muka belakang (diameter
antero posterior, conjugata vera) :
ukurannya 11 cm.
b. Ukuran melintang (diameter
transversa) : ukurannya 12,5 cm
c. Kedua ukuran serong (diameter
obliqua) : Ukurannya 12 cm.
2. Bidang luas panggul
Adalah bidang dengan ukuran-ukuran
yang terbesar.
Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan
acetabulum, dan pertemuan antara ruas
sacral II & III.
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan
ukuran melintang 12,5 cm.
Karena tidak ada ukuran yang kecil,
bidang ini tidak menimbulkan
kesukaran dalam persalinan
3. Bidang sempit panggul
Adalah Bidang dengan ukuran-ukuran
yang terkecil.
Terletak setinggi pinggir bawah
symphysis, kedua spinae ischiadicae
dan memotong sacrum 1 - 2 cm di
atas ujung sacrum.
Ukuran anteroposterior 11,5 cm,
ukuran melintang 10 cm, dan
diameter sagitalis posterior adalah
dari sacrum ke pertengahan antara
4. Pintu Bawah Panggul
Bukan satu bidang, tetapi terdiri dari
2 segitiga dengan dasar yang sama,
yaitu garis yang menghubungkan
kedua tuber ischiadicum kiri dan
kanan.
Puncak segitiga yang belakang
adalah ujung os sacrum, sisanya adl
ligamentum sacro tuberosum kiri dan
kanan
Segitiga depan dibatasi oleh arcus
Pada Pintu bawah panggul biasa
ditentukan 3 ukuran :
1. Ukuran anteroposterior : dari
symphysis ke ujung sacrum. (11,5
cm)
2. Ukuran melintang : antara tuber
ischiadicum kiri dan kanan sebelah
dalam (10,5 cm)
3. Diameter sagitalis posterior : dari
ujung sacrum ke pertengahan ukuran
melintang (7,5 cm)
Variasi Rangka
Pelvis
Pelvis gynecoid (41%) : tipikal pelvis
wanita, bentuk agak membulat dimana
diameter transversanya terletak
seluruhnya di depan sacrum.
2. Str. Basal
- 1/3 tebal bwh endometrium
- Tdk ikut mengelupas pd saat haid
- tdpt kel. Yg menjadi sumber regenerasi pasca haid
Vaskularisasi
str. Fungsional
Miometrium
- Lapisan paling tebal
- Tdr dr 3 lps otot polos yg tak jelas batasnya. Tdr dr:
long, Sirk (str. Vaskulare), long.
- Ukuran seratnya sangat dipengaruhi estrogen
ovarium
- Bl tdk ada estrogen otot uterus akan atrofi
- Kdr estrogen tinggi pd saat kehamilan serat otot
10 kali lbh panjang, vol menjadi 24 kali lbh besar
- Pd saat persalinan, lonjakan oksitosin memicu
kontraksi miometrium yg kuat mendorong janin
keluar
- Pascasalin, miometrium ukurannya mengecil, sebagian
apoptosis
Miometrium
nyeri kejang
- Mekanisme yg mengontrol mekanisme ini masih
belum jelas
- Memp. Persarafan jenis viseral
Serosa/ adventitia (perimetrium)
Ruptur folikel
Korpus luteum
Yang mengalami hipertrofi dan jadi jar.Steroidogenik
Fase Folikel /
Proliferasi
Estrogen
Serviks
Mukus banyak, jernih,
encer
Mempermudah sperma
melewati kanalis
servikalis
Fase Luteum
Progesteron
Serviks
Mukus yang kental & lengket
Sumbat menutupi lubang serviks
Sperma tidak bisa lewat
Kontrol fungsi ovarium
embentukan estrogen oleh folikel ovarium
LH Kolestrol FSH
Estrogen
Vasokontriksi
Kontraksi ritmik ringan
miometrium
Aliran darah terganggu
Membantu
mengeluarkan darah
dan debris ke uterus Kematian endometrium dan pembuluh
darahnya
vagina
Perdarahan melalui disentegrasi pembuluh
darah itu, membilas jar.endometrium yang
mati ke lumen uterus
HAID
Kenaikan kadar LH yang tinggi sesaat
sebelum ovulasi dapat digunakan
sebagai indikator untuk mengetahui
masa sebelum ovulasi terjadi.
Kadar LH dapat dideteksi melalui
darah dan urin. Kadar LH dalam
darah dapat diperiksa melalui tes
laboratorium, sedangkan kadar LH
dalam urin dapat diperiksa melalui
alat tes kesuburan berupa strip.
Proses permulaan
kehamilan
Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual
dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi
atau masa subur ( keadaan dimana ovarium
melepaskan sel telur), dan sperma dari pria
membuahi sel telur dari wanita (konsepsi=
fertilisasi)
Telur yang telah dibuahi akan menempel pada
dinding rahim (nidasi)
Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan di
perlukan plasenta
Jadi setiap kehamilan harus ada
ovum,sperma,proses konsepsi,proses nidasi dan
plasenta
Oogene
sisdan
Spermato-
genesis
ovum
Menurut umur wanita,jumlah
oogonium adl ;
BBL : 750.000
6-15 tahun : 439.000
16-25 tahun : 159.000
26-35 tahun : 59.000
35-45 tahun : 34.000
Menopause : semua hilang
Konsepsi
NIDASI
Hari ke 4 std. Blastula blastokista:
luar trofoblas plasenta
Dalam massa inner cell janin
Trofoblas berhubungan dengan:
Keberhasilan nidasi trofoblas (kemampuan
invasif) & endometrium (pengontrol invasif)
seimbang
Produksi hormon kehamilan (hCG)
Proteksi imunitas janin
Peningkatan aliran darah maternal plasenta
Kelahiran bayi
NIDASI
Sitotrofoblas berdiferensiasi:
Sinsisiotrofoblas membentuk hormon hCG
Trofoblas jangkar ekstra villi menempel pd
endometrium
Trofoblas yg infasif
Saat nidasi berhasil berkembang pada
endometrium
Pada embrio terdapat lapisan pemisah untuk
proteksi janin dari serangan imunologik maternal
Nidasi
Kehamilan :
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Kehamilan
merupakan hasil
pertemuan sel telur
dan sperma yang
terjadi pada Masa
Subur.
Untuk menjelaskan
Masa Subur, perlu
dijelaskan mengenai
Siklus Menstruasi
pada perempuan.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Periode berikutnya
adalah masuk ke
periode pelepasan sel
telur oleh indung telur.
Proses Pelepasan Sel
Telur yang telah matang
oleh Indung Telur
disebut Ovulasi.
Sel Telur yang
dilepaskan indung telur
kemudian ditangkap
oleh Fimbrae.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Sel Telur yang dilepaskan indung
telur dan ditangkap Fimbrae
selanjutnya bergerak menuju Tuba
Falopi untuk menunggu dibuahi.
Pada saat yang sama, atas
pengaruh hormon estrogen dan
progesteron, terbentuk lendir
rahim dan penebalan dinding
rahim yang maksimal, yaitu
suasana yang mendukung
terjadinya pembuahan.
Penebalan dinding rahim dan
pembuluh darah yang berkelok-
kelok disebut fase sekresi.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Sel Telur yang berada
di Tuba Falopi siap
dibuahi.
Periode ini disebut
Puncak Masa Subur,
yaitu saat Sel Telur
paling matang untuk
dibuahi.
Masa hidup sel telur
hanya berkisar 1 x 24
jam.
Puncak Masa Subur
biasanya terjadi pada
14 hari sebelum
menstruasi.
Pada gambar dapat
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bila sperma masuk pada Puncak Masa Subur, maka besar
kemungkinan untuk terjadi pembuahan.
Pada gambar terlihat salah satu sperma berhasil menembus
sel telur.
Proses ini disebut sebagai proses pembuahan (Konsepsi).
Tempat terjadinya pembuahan sebagaimana terlihat dalam
gambar merupakan tempat yang seharusnya terjadi.
Jika pembuahan terjadi di Fimbrae, maka kemungkinan besar
akan terjadi kehamilan di luar kandungan.
Telur yang sudah dibuahi
Sel telur yang ditembus sperma di Tuba Falopi disebut
terbuahi.
Dari jutaan sperma yang keluar waktu ejakulasi, hanya satu
yang berhasil menembus dinding sel telur yang sudah masak
dan menyatukan dua inti sel.
Inti sperma melebur pada inti telur, menyatukan unsur
genetik mereka.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Hasil konsepsi dari
pertemuan sel telur
dan sperma bergerak
atas bantuan rambut
halus yang ada di
Tuba Falopi menuju
rongga rahim,
biasanya terjadi mulai
dari hari ke-3 sampai
hari ke-7.
Sambil bergerak
terjadi pembelahan
diri (menjadi dua dan
masing-masing
belahannya akan
membelah lagi, dan
seterusnya),
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Selanjutnya
terlihat proses
terbenamnya
hasil konsepsi
pada dinding
rahim.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bulan 1 - 3
Bulan 4 - 5
Selanjutnya pada bulan
ke 4 - 5, fungsi jantung
sudah dapat terdeteksi.
Organ tubuh semakin
berkembang dan
placenta mulai
terbentuk pada bulan
ke-4, bayi akan
mendapatkan makanan
melalui placenta yang
menempel langsung ke
dinding rahim ibu.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bulan 6 - 7
Selanjutnya pada
bulan ke 6 - 7,
Janin dapat
bergerak bebas
karena dia berada
dalam cairan
ketuban.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bulan 8
Selanjutnya pada bulan
ke 8, Organ tubuh janin
semakin berkembang,
meskipun belum
sempurna.
Pada bulan ini janin
mungkin bisa lahir
karena alasan tertentu,
yang disebut dengan
kelahiran prematur.
Bayi prematur
memerlukan perhatian
dan penanganan
khusus, seperti
menaruh bayi pada
tabung inkubator.
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur
Bulan 9
Selanjutnya pada
bulan 9 merupakan
usia kehamilan
seorang ibu, di mana
kondisi bayi sudah
cukup sempurna dan
posisi kepala bayi
sudah berada pada
dasar panggul (jalan
lahir) dan siap untuk
dilahirkan.
Proses ini berhenti
setelah bayi
dilahirkan.
Proses Kehamilan
dapat berulang
kembali setelah Masa
Nifas. Masa Nifas
adalah masa setelah
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa
Subur Proses Kelahiran
Proses ini dimulai
dengan terbukanya
Leher Rahim secara
bertahap sampai
dengan pembukaan
lengkap (+10 cm).
Selanjutnya dengan
adanya kontraksi
dinding rahim dan
pecahnya ketuban,
bayi terdorong keluar
secara bertahap, yang
normalnya dimulai dari
kepala sampai seluruh
bagian tubuh.
Plasenta (ari-ari) lepas
Lama Kehamilan
Konstipasi hemmorhoid
Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang membesar sering berkemih
Makin tua kehamilan akan hilang (karena uterus sudah
keluar dari rongga panggul).
Akhir kehamilan (kepala janin sudah mulai turun ke pintu
atas panggul) keluhan timbul kembali
Ginjal membesar, GFR dan renal plasma flow
Glukosuria
Dilatasi ureter (kanan > kiri)
Sistem Endokrin
Kelenjar hipofisis akan membesar
Hormon prolaktin 10x lipat
Kelenjar tiroid akan membesar akibat hiperplasia kelenjar
dan peningkatan vaskularisasi
Hormon paratiroid
Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan hormon
androstenedion, dioksikortikosteron, aldosteron, dan
kortisol akan meningkat.
LO 3
Perubahan hormon
Hormon reproduksi wanita
Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium
Paling penting untuk reproduksi adalah estradiol.
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita :
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga
sesuai untuk penetrasi sperma.
Untuk kontraksi uterus
Progesterone
diproduksi oleh korpus luteum.
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot.
Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Gonadotropin Releasing Hormone
diproduksi oleh hipotalamus diotak.
merangsang pelepasan FSH (folikel stimulating hormone) di hipofisis.
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke
hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH.
FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
HCG
human chorionic gonadotropin (hCG) tes dilakukan untuk
memeriksa hormon hCG di dalam darah atau urin..
Beberapa tes hCG mengukur jumlah yang tepat dan
beberapa hanya memeriksa untuk melihat apakah hormon
hadir. HCG dibuat oleh plasenta selama kehamilan
HCG juga dapat dilakukan normal oleh tumor tertentu,
terutama yang berasal dari telur atau sperma (tumor sel
germ). HCG level sering diuji dalam wanita yang mungkin
memiliki jaringan abnormal yang tumbuh di rahimnya,
sebuah kehamilan molar, atau kanker di rahim
(koriokarsinoma) daripada kehamilan normal. Beberapa tes
hCG dapat dilakukan setelah keguguran untuk memastikan
kehamilan molar tidak hadir. Pada pria, kadar hCG dapat
diukur untuk membantu melihat apakah ia memiliki kanker
testis
Hormon lainnya
Diagnosis, ANC, imunisasi
Learning Objective 3
Diagnosis presumtif
Amenorea
Mual dan muntah
Perubahan pada payudara: pembesaran,
sekresi kolostrum, perubahan warna
Perubahan pada traktus urinarius:
frekuensi, dan nokturia
Perubahan pada kulit: linea nigra,
stretch marks, dan telangiektasis
Diagnosis dugaan (probable)
Tanda Chadwick: perubahan warna vagina dan serviks
menjadi kebiruan/keunguan
Tanda Hegar: perlunakan daerah ismus sehigga dpt
dirasakan dgn penekanan pada pemeriksaan bimanual
Leukorea: peningkatan sekresi duh tubuh vagina. Pada
pulasan tdk membentuk pola seperti daun pakis
Perubahan struktur ligamen dan tulag pelvis
Pebesaran abdomen, pembesaran progresif mulai usia
kehamilan 7-28 minggu
Kontraksi Braxton-Hicks, mulai pada usia kehamilan 28
minggu
Tanda / gejala Kehamilan
Learning Objective 4
Peningkatan Kebutuhan Gizi Selama
Hamil
Zat Gizi % Zat Gizi %
Kalori 14 Folate 122
Protein 68 Vit B12 10
Vit D 100 Kalsium 50
Vit E 25 Fosfor 50
Vit K 8 Magnesiu 14
m
Vit C 17 Besi 100
Thiamin 36 Seng 25
Riboflavin 23 Yodium 17
Niacin 13 Selenium 18
Vit B6 27
Energi
Energi yang harus disiapkan hingga
kehamilan berakhir = 80000 kkal
atau 300 kkal/hari dari wanita tidak
hamil
Menurut widyakarya : 285 kkal/hari
Komposisi : protein 15%, lemak 10-
30%, karbohidrat 55-75%
Protein
Yang harus tersedia sampai
kehamilan berakhir = 925 g
Menurut widyakarya penambahan
protein = 12 g/hari (75-100 g/hari
=12% total kalori)
Pada gravida mature = 1,3g/kg/hari
Usia 15-18 tahun = 1,5 g/kg/hari
Usia <15 tahun = 1,7 g/kg/hari
Sumber : 2/3 protein hewani dan 1/3
protein nabati
Zat Besi
Kebutuhan Fe meningkat untuk
pembentukan sel darah merah dan
plasenta
Yang perlu ditimbun selama hamil =
1040 mg
Diperlukan suplementasi, wanita hamil
wajib menelan suplemen Fe sebanyak
30 mg/hari dimulai dari minggu ke 12
kehamilan 3 bulan pasca partum
setiap hari
Yang me penyerapan Fe : protein
hewani dan vitamin C
Yang me penyerapan : kopi, teh,
garam kalsium, magnesium
Asam Folat
Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan peningkatan kaki
kejang (restless leg syndrome,
anemia megaloblastik, BBLR, ablasio
plasenta, neural tube defect, spina
bifida
Pemberian 5g/kg/hari = 200 g/hari
(widyakarya), diberikan 28 hari
setelah ovulasi
Jenis makanan yang mengandung
asam folat : ragi, hati, brokoli, sayur
daun hijau, kacang-kacangan, ikan,
Kobalamin (Vitamin B12)
Fungsi : pertumbuhan normal RBC,
keberfungsian sel-sel sumsum
tulang, sistem saraf, dan saluran
cerna
Defisiensi : anemia pernisiosa
Sumber : daging dan olahannya, hati,
telur, ikan, kerang, unggas, susu,
keju
Mengganggu penyerapan : alkohol,
pil KB, dan senyawa tertentu dalam
Vitamin D
Defisiensi : hipokalsemia dan tetani
pada bayi baru lahir, hipoplasia
enamel gigi bayi, dab osteomalasia
pada ibu
Pemberian 10g/hari
Faktor resiko : daerah kurang sinar
matahari, wanita hamil berjilbab,
kelompok vegetarian
Yodium
Defisiensi : hipotiroidisme =>
kretinisme
Pemberian 200 g/hari dalam bentuk
garam beryodium
Kalsium
Asupan 1200mg/hari pada wanita hamil
>25 tahun
Asupan 800 mg/hari pada wanita hamil
< 25 tahun
Hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun diet wanita hamil :
Makanan yang padat gizi dan kaya akan
asam folat
Jangan melupakan waktu makan,
terutama sarapan
Harus makan cukup
Tidak menurunkan maupun menaikan
berat badan
Menggunakan garam yodium dalam
jumlah sedang
Memperbanyak minum
Tidak merokok
Kebutuhan nutrisi perempuan tidak
hamil, hamil dan menyusui
Nutrisi Perempuan hamil menyusui
tidak hamil
(15-18th)
Makronutrisi
Kalori (Kcal) 2200 2500 2600
Protein 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut
lemak 800 800 1300
A ( RE) 10 10 12
D (g) 8 10 12
E (mg TE) 55 65 65
K (g)
Vitamin larut air 60 70 95
C (mg) 180 400 270
Folat (g) 15 17 20
Niasin (mg) 1,3 1,6 1,8
Riboflavin (mg) 1,2 1,5 1,6
Tiamin (mg) 1,6 2,2 2,1
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (g) 150 175 200
Iron (mg Fe 15 30 15
Iron) 280 320 355
Magnesium 12 15 19
(mg)
Zinc (mg)
Prinsip Pemberian Obat
Learning Objective 5
Kategori penggunaan obat2an selama
kehamilan (United Stae Food & Drug
Administration)
Kategori A
tdk menunjukan peningkatan risiko abnormalitas terhadap janin
Kategori B
pada hewan tdk menunjukan bukti bahwa obat berbahaya pd janin, tapi
belum ada penelitian yg memadai dgn menggunakan pembanding pada
ibu hamil
Kategori C
pada hewan telah menunjukan efek yg tdk dikehendaki pd janin, belum
ada penelitian memadai dgn menggunakan pembanding pd ibu hamil
Kategori D
penelitian menunjukan risiko bagi janin pd pembanding ibu hamil;
pertimbangan manfaat pemberian obat dibanding risiko yg dpt
ditimbulkan
Kategori X
bukti positif terjadinya abnormalitas pada janin
Daftar obat yg terbukti
teratogenik
Mekanisme Persalinan Normal
kontraksi miometrium
pertahankan tonus otot uterus
Diagnosa
Kategori Deskripsi
Kehamilan dengan Persalinan spontan melalui vagina pd bayi
janin normal tunggal tunggal, cukup bulan
Bayi normal Tdk ada tanda-tanda kesulitan pernafasan
APGAR > 7 pd menit ke-5
Tanda-tanda vital stabil
Berat badan > 2,5kg
His/kontraksi:
Frekuensi
Lamanya
Kekuatan
Kontrol jam sekali pd fase aktif
Pemeriksaan vagina:
Pembukaan serviks
Penipisan serviks
Penurunan bag. Terendah
Molding/molase
Kontrol setiap 4 jam
Pemeriksaan abdomen/luar:
Penurunan kepala
Kontrol setiap 2 jam slm fase aktif
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PENANGANAN
Memberi dukugan
Mengatur aktifitas dan posisi ibu
Membimbing ibu utk rileks sewaktu ada his
Menjaga privasi ibu
Menjelaskan kemajuan persalinannya
Menjaga kebersihan diri
Mengatasi rasa panas
Masase
Pemberian cukup minum
Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
Sentuhan
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 2
PEMANTAUAN
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 2
PENANGANAN
Memberikan dukungan, menjaga kebersihan
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum
Memimpin mengedan
Bernapas selama persalinan
Pemantauan DJJ
Melahirkan bayi:
Menolong kelahiran kepala
Periksa tali pusat
Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
Mengeringkan dan menghangatkan bayi
Merangsang bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
PENGKAJIAN AWAL
Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi
yang kedua
Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil
atau tidak
DIAGNOSIS
Kehamilan dengan janin normal tunggal persalinan
spontan melalui vagina pada bayi tunggal, cukup
bulan.
Bayi normal tidak ada tanda kesulitan pernapasan,
apgar > 7 pada menit ke 5, tanda2 vital stabil, berat
badan 2.5kg
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MANAJEMEN AKTIF
Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
Memberikan oksitosin
Melakukan peneganan tali pusat terkendali
(PTT)
Masase fundus
PELEPASAN FISIOLOGI
Bertambah panjang
Pancaran darah
Bentuk uterus menjadi lebih bulat
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
EVALUASI
Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum
lahir dalam waktu 30 menit:
Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung
kemih penuh
Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
Berikan oksitosin 10 U IM dosis kedua, dalam jarak waktu 15
menit dari pemberian pertama
Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
Jika manajemen aktif tidak dilakukan:
Periksa tanda-tanda pelepasan fisiologi dan melakukan PTT utk
melahirkan plasenta n selaput ketuban
Melakukan masase uterus hingga uterus mengeras
Memberikan oksitosin 10 U IM setelah plasenta lahir
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MENGHENTIKAN PTT
Jika uterus bergerak ke bawah saat
menarik tali pusat plasenta belum
terlepas n terjadi inversio uteri
Jika ibu menyatakan nyeri dan atau
uterus atonia bahaya perdarahan
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
PEMANTAUAN
Memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, masase fundus utk menimbulkan kontraksi
Memeriksa kelengkapan plasenta
Memeriksa kelengkapan selaput ketuban
Memeriksa perineum
Memeriksa pengeluaran darah
Lokhia tidak lebih dari menstruasi
Mengosongkan kandung kemih
Kondisi ibu
Kondisi bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
DIAGNOSIS
Involusi normal:
Tonus uterus tetap berkontraksi
Posisi fundus uterus di atau bawah umbilikus
Perdarahan tidak > 500 cc
Cairan tidak berbau
PENANGANAN
mengikat tali pusat
Pemeriksaan fundus dan masase
Memberi nutrisi dan hidrasi
Membersihkan ibu
Mengistirahatkan ibu
Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Memulai menyusui
Mengajari ibu dan anggota keluarga
LO 8
diagnosis perdarahan
postpartum, penanganan
awal kasus gawat darurat,
dan melakukan rujukan
DEFINISI
Perdarahan post pasrtum atau pasca
persalinan adalah perdarahan
>500cc dari traktus genitalia setelah
bayi lahir.
KLASIFIKASI
Perdarahan post partum primer / dini (early postpartum
hemarrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama.
Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retention
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir, inversio
uteri.
Jika perdarahan >500cc, namun telah menyebabkan
syok hipovolemia tetap dikatakan perdarahan paska
persalinan primer
Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late
postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, namun masih
dalam 6 minggu awal setelah persalinan
Penyebab tersering akibat sisa plasenta
Perdarahan masif jika darah yg hilang >1000, 1500,
atau 2500cc
Atonia uteri
Lemahnya kontraksi uterus sehingga
perdarahan dari tempat implantasi plasenta
tdk bisa tertutup.
Dilakukan pencegahan dengan :
Manajemen aktif kala III
Pemberian misoprostol 2-3 tab PO (400-600g)
setelah bayi lahir
NIFAS
MASA NIFAS
1 jam setelah plasenta lahir hingga 6
minggu (42 hari) setelahnya
Masa pasca persalinan adalah fase khusus
dalam kehidupan ibu, bayi yg merupakan
masa transisi bagi ibu bayi dan keluarga
secara fisiologis, emosional dan sosial
Dikenal juga sebagai masa involusi dimana
sistem reproduksi perempuan stlh
melahirkan akan kembali ke kondisi seperti
sebelum hamil
Perubahan fisiologis nifas
Uterus- ukuran mengecil
Serviks uteri- setelah melahirkan involusi
serviks dan segmen bawah uterus berbeda dan
tdk kembali seperti kondisi sebelum hamil.
Kanalis servikalis mnjd lbh lebar dan longgar
Endometrium- regenerasi terjadi dalam waktu
himgga minggu ke-3 kecuali tempat perlekatan
plasenta (6 minggu)
Darah lochia- lokia normal yg keluar selama
masa nifas warna merah (bercampur darah), lalu
kuning dan menjadi putih dan tidak berbau
Vagina- minggu ke-3 akan mengecil
dan timbul rugae kembali
Dinding abdomen- striae akan
berkurang
Saluran kencing- kembali normal
dalam 2-8 minggu tergantung dari
kondisi sebelum persalinan, lama
kala 2 dan besarnya tekanan kepala
pada saat persalinan
Penilaian fundus (involusi
uteri)
Selama hamil, ukuran dan berat uterus akan
bertambah hingga 1000 gram. Setalah
persalinan berinvolusi kmbali seperti sebelum
hamil, 50-100 gram
Kontraksi miometrium membantu dlm proses
involusi. Berlangsung dalam 2-3 hari pertama
masa nifas
Selama 12 jam pertama stlh melahirkan,
kontraksi uterus reguler dan kuat. Sehari
setelah post partum akan berkurang sejalan
dgn perubahan involusi
Penilaian fundus setelah melahirkan,
yaitu :
Diakhir minggu pertama, uterus teraba
disekitar simfisi pubis, ukuran fundus
seukuran usia gestasi 12 minggudan
berat sekitar 500 gram
Dalam 2 minggu, uterus telah masuk
kedalam rongga pelvis dan beratnya
sekitar 300gram
Setelah 6 minggu uterus kembali ke
ukuran normal dan beratnya 100
Program masa nifas
Pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan penyakit atau komplikasi
Konseling pemberian ASI dan
perawatan bayi
Penjarangan kehamilan
Imunisasi
Nutrisi bagi ibu
Tatalaksana dan konseling
Ibu perlu istirahat yg cukup 8-12 jam/hari
Banyak minum 1500cc/hari, makanan tambahan
mencapai 2100 kkal/hari utk memenuhi
kebutuhan selama menyusui
Mobilisasi dilakukan pada hari pertama stlh
melahirkan. Dapat mengurangi masalah miksi dan
defekasi
Pemeriksaan tinggi fundus uteri, kondisi umum
dan tanda vital dan keluhan lain
Pemberian tablet Fe karena 50%
Rujuk bila ada komplikasi selama nifas
Pelayanan kesehatan pasca
persalinan
6-12 jam 3-6 hari 6 minggu 6 bulan
Bayi: Feeding, infeksi, Berat badan, Tumbuh
Breathing, tes rutin pemberian kembang
warmth, minum, weaning
feeding cord, imunisasi
imunisasi
Ibu : Breast care, Pemulihan, Kesehatan
Blood loss, suhu, lokhia, anemia, umum
nyeri, tekanan mood kontrasepsi Kontrasepsi
darah, warning Morbiditas
sign lanjut