Anda di halaman 1dari 4

Nama : Afifah Shabirah

NPM : 230110150085

Kelas : Perikanan B

Mata Kuliah : Fisiologi Hewan Air

Kelompok : 7 Lab Akuakultur

LAJU KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN

Ikan merupakan hewan poikilotermik, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri


dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen
terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan. Respirasi sendiri adalah
proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa
berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Respirasi
terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan
terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen
sebagai senyawa pemecah, semua respirasi tidak melibatkan oksigen. Oksigen atau
zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O
dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Menurut
massanya, oksigen merupkan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut,
dan tanah bumi
Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas suatu
perairan adalah jumlah oksigen terlarut (DO), yaitu menempati urutan kedua setelah
Nitrogen (Cole, 1991). Namun dilihat dari segi kepentingan untuk budi daya ikan,
Oksigen menempati urutan teratas, karena dibutuhkan untuk pernapasan. Oksigen
yang diperlukan untuk pernapasan ikan harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan
salah satu faktor pembatas, sehingga jika ketersediaannya dalam air tidak mencukupi
kebutuhan ikan, maka segala aktivitas dan proses pertumbuhan ikan akan tergangu,
bahakan akan mengalami kematian. Menurut Zonneveld dkk.(1991), kebutuhan
Oksigen mempunyai dua aspek yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan
kebutuan konsumtif yang bergantung pada keadaan metabolisme ikan. Ikan
membutuhkan oksigen guna pembakaran untuk menhasilkan aktivitas, pertumbuhan ,
reproduksi dll. Oleh karena itu oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas
ikan, konversi pakan, demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen
dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum.
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya
oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan
karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang
diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan
tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi
oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain
temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (A.R, Biofagri, 2006).
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemmapuannya memperoleh
oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam
perairan, tentu saja akanmempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang
memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004). Menurut
Ville, et. al (1988), konsumsi oksigen digunakan untuk menilai laju metabolisme ikan
sebab sebagian besar energi berasal dari metabolisme aerobik. Menurut Fujaya (2004)
Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai metabolisme.
Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air jauh lebih sedikit daripada
hewan darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al, 1988).
Ikan dapat hidup di dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai
insang. Insang memberikan permukaan luas yang dibasahi oleh air. Oksigen yang
terlarut di dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang ke jaringan ke sebelah
dalam dari badan (Kimball, 1988).
Faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan menurut Zonneveld
(1991), antara lain:
1. Aktifitas , ikan dengan aktifitas tinggi misalnya ikan yang aktif berenang akan
mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak dari pada ikan yang tidak aktif.
2. Ukuran, Ikan dengan ukuran lebih kecil, kecepatan metabolismenya lebih
tinggi daripada ikan yang berukuran besar sehingga oksigen yang dikonsumsi
lebih banyak.
3. Umur, ikanyang berumur masih muda akan mengkonsumsi oksigen lebih
banyak dari pada ikan yang lebih tua.
4. Temperatur, ikan yang berada pada temperatur tinggi laju metabolismenya
juga tinggi sehingga konsumsi oksigen lebih banyak.
Yuwono (2001) menyatakan bahwa konsumsi oksigen pada ikan berbanding
terbalik dengan berat tubuh ikan dan volume ikan, sedangkan Jolyet dan Regnart
dalam Zonneveld (1991), yang menemukan bahwa konsumsi oksigen seiring dengan
peningkatan berat tubuh. Menurut Prosser dan Brown, (1961), standar nilai konsumsi
oksigen untuk hewan poikiloterm dari ikan air tawar adalah 0,349 mg/g/jam pada
suhu 150C. Kecepatan konsumsi oksigen hewan poikiloterm akan naik dua kali lipat
setiap kenaikan suhu sebesar 100C.
Kebutuhan konsumsi oksigen ikan mempunyai spesifitas yaitu kebutuhan
lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang bergantung pada
kebutuhan dan keadaan metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu
lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan
struktural molekul darah yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial
oksigen dalam air dan derajat kejenuhan dalam sel darah. Ketersediaan oksigen bagi
ikan menentukan aktifitas ikan (Barner, 1963).

DAFTAR PUSTAKA
Awaluddin,2007.Diktat Pembelajaran Kualitas Air.Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Negeri Bone. Bone
Affandi R dkk. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press. Riau
Huet, M., 1972. Texbook of Fish Culture, Breeding and Cultivation Of Fish.
Fishing News(Books) Ltd. Surrey. 436 p.
Lagler, K.F, J.E. Bardach and R.R Miller. 1977. Ichtyology. John willey and
Sons,Inc. New York.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture, JICA Text
Book. The General Aquaculture Course. Departement of Aquatic Bioscience.
Tokyo University offisheries. Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai