pada lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan asalnya disertai dengan
transportasi harus dipilih ikan yang berkualitas baik dan sehat (Suryaningrum et
al., 2008), karena tingkat kematian yang cukup tinggi selama transportasi
disebabkan oleh stres dan kerusakan fisik karena kesalahan penanganan selama
persiapan dan masa transportasi (Davis dan Griffin, 2004). Stres pada ikan dapat
disebabkan cedera fisik (Coyle et al., 2004), bahkan kematian (Hjeltnes and
Waagbo, 2008).
kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, serta kepadatan dan aktivitas
ikan (Boyd, 1990). Pengiriman ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan sistem terbuka dan sistem tertutup. Pengiriman benih dengan sistem
terbuka menggunakan media air dengan pemberian aerasi untuk suplai oksigen
secara terus menerus, transportasi ini untuk jarak tempuh yang dekat dengan
waktu yang pendek. Sistem transportasi tertutup digunakan untuk transportasi
transportasi dengan jangka waktu yang lama. Di pihak lain, untuk negara
yang lama, harus transit bahkan sering tidak bisa ditempuh dengan penerbangan
langsung satu pesawat. Sementara itu, transportasi ikan hidup dengan sistem
tertutup hanya bisa memberikan suplai oksigen secara terbatas sehingga hanya
bisa dipakai pada transportasi dekat dengan waktu yang relatif pendek.
maka dalam jangka waktu tertentu ikan akan mengalami kekurangan oksigen.
transportasi (Clucas and Ward, 1996). Transportasi ikan dengan sistem tertutup,
ketersediaan oksigen terbatas maka dalam jangka waktu tertentu ikan akan
cepat membusuk, air bau, pH turun dan kandungan amoniak (NH3) semakin
tinggi (Karnila dan Edison, 2001). Perubahan kondisi lingkungan saat transportasi
ikan. Stres adalah suatu fenomena biologis yang non-spesifik dari suatu perubahan
lingkungan atau faktor lain yang mempengaruhi proses daya adaptasi dari
homeostasis.
Kualitas air media pengiriman harus dijaga agar tetap sesuai bagi ikan,
khususnya oksigen (Pramono, 2002; Ismi et al., 2016). Indonesia yang merupakan
menuju ke suatu tempat harus transit dan berganti baik pesawat, angkutan darat
atau kapal laut, jika untuk mengganti media air yang baru dalam plastik tidak
banyak mati akibat parameter air media menurun, sehingga waktu transportasi
DO yang terlalu rendah menimbulkan pengaruh yang buruk untuk kesehatan ikan
merupakan cara transportasi ikan yang paling umum dilakukan. Pada sistem
tertutup ini, air sebagai media transportasi tidak berhubungan langsung dengan
diangkut ikan sudah dikondisi dengan baik agar ikan tidak stress, laju
lambat akan mengurangi ekskresi ikan berupa amoniak dan karbondioksida serta
oksigen dalam alat pengemasan antara lain : 1. Spesies ikan, kebutuhan ikan
terhadap oksigen bervariasi sesuai dengan spesiesnya 2. Suhu air, pada suhu
rendah mengakibatkan kadar oksigen di dalam air lebih tinggi, karena kebutuhan
oksigen akan menurun 3. Lama waktu angkut, makin pendek lama waktu angkut
makin tinggi kepadatannya 4. Cara angkut dan lama istirahat, makin cepat
transportasi dan makin baik prasarana serta waktu istirahat yang pendek,
suhu air lebih lambat dibandingkan dengan wadah logam, dan wadah kayu dapat
(Huet, 1971) menyatakan bahwa oksigen yang berada dalam media transportasi
menjamin oksigen yang baik. Boyd (1982) dan Piper et al (1982) menyatakan
bahwa konsumsi oksigen bervariasi menurut spesies, ukuran, aktivitas ikan dan
jumlah air. Suhu dingin akan mempengaruhi kerja sel saraf (neuron) dan berfungsi
sebagai penerima impuls sehingga rangsangan dari luar tidak diteruskan oleh
neutrit. sehingga, ikan atau organisme tersebut akan diam walaupun sebenarnya
masih hidup.
2003 dalam Drisatya, 2006) Konsumsi ikan terhadap oksigen menjadi sedikit pada
kondisi air yang bersuhu rendah. Hal ini disebabkan oksigen dalam darah ikan
terikat dalam darah semakin rendah. Keadaan ini mengakibatkan suplai oksigen
lebih lanjut berlangsung terus menerus akan menyebabkan otot menjadi lemas dan
tertentu, yang ditentukan oleh kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak, nitrit,
oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan serta perbandingan
antara jumlah ikan yang diangkut dan lamanya transportasi. Peningkatan suhu
Peningkatan suhu menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya O2,
parameter kualitas air yang penting dalam transportasi ikan hidup. Kekurangan
oksigen biasanya merupakan penyebab utama kematian ikan secara mendadak dan
dalam jumlah yang besar. Mempertahankan kondisi oksigen terlarut dalam kisaran
Pembudidaya
3. Mudah ditransportasikan
bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga
tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian air, dan
pengirimannya lama
Clucas, I.J. and A.R. Ward. 1996. Post – harvest fisheries development: a guide to
handling/preservation, processing and quality. Natural Resource Institute
Chatham Meantime, Kent, United Kingdom. 443pp.
Coyle, S.D., R.M. Durborow and J.H. Tidwell. 2004. Anesthetics in Aquaculture.
Southern Regional Aquaculture Center. Publication, No 3900. 6p.
Davis, B., K., and Griffin, B.R. 2004. Physiological Respon of Hybrid Striped
Bass Under Sedatation by Several Anasthetics. Aquacultue, Vol. 233, pp.
531-548.
Huet, M. 1971. Text Book of Fish Culture: Breading and Cultivation of Fish.
Second Edition. Fishing News Books. London. 408-414.
Karnila R, Edison. 2001. Pengaruh suhu dan waktu pembiusan bertahap terhadap
ketahanan hidup ikan jambal siam (Pangasius sutchi F) dalam ransportasi
sistem kering. J. Natur Indonesia, 3 (2): 151-167.
Makmur, S. 2002. Mengapa terjadi stres pada ikan. Warta Penelitian Per-ikanan
Indonesia, 2:18-20.
Todd., S.H. 2009. Methods for reducing stressors and maintaining water quality
associated with live fish transport in tanks: a review of the basics. Aqua-
culture, 1(1):58 – 66.