No. Dokumen
No. Revisi 0
Tanggal Terbit
SOP Halaman 1/5
BOJONEGORO
1. Pengertian Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Leprae yang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ
tubuh lain kecuali susunan syaraf pusat.
2. Tujuan Memberikan penanganan yang cepat dan tepat pada pasien penyakit Kusta
di Puskesmas Purwosari.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Purwosari No.
tentang Penanganan Pasien Resiko Tinggi
4. Referensi PERMENKES RI No.05 tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan 1. Alat Pemeriksaan Fisik
2. Rekam Medik
6. Prosedur/ 1. Petugas memberi salam dan memanggil pasien dengan ramah dan
Langkah-
senyum sesuai urutan
Langkah
2. Petugas menanyakan kepada pasien, apakah ada bercak pada kulit
yang mati rasa, rasa kesemutan atau nyeri pada anggota badan,
adanya cacat (Deformitas), luka yang tidak sakit. Kemudian dicatat
pada kartu rekam medis
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
Periksa rasa raba pada kelainan kulit untuk mengetahui
hilangnya rasa (dengan menggunakan kapas yang diruncingkan
ujungnya)
Pemeriksaan saraf tepi
Pemeriksaan dilakukan pada saraf Ulnaris pada siku, Peroneus
Lateralis di belakang lutut dan Tibialis Posterior di bawah mata
kaki bagian dalam.
Perabaan (Palpasi) Saraf, perhatikan:
Apakah ada penebalan/pembesaran
Apakah saraf kiri dan kanan sama besarnya
Apakah ada nyeri pada saraf yang diraba
Pemeriksaan Fungsi Saraf
Fungsi Motorik Saraf Facialis
Pasien diminta memejamkan mata
Dilihat dari depan/samping apakah mata tertutup
dengan sempurna atau ada celah
Bagi mata yang menutup tidak rapat, diukur lebar
celahnya lalu dicatat.
Fungsi Sensorik Saraf Ulnaris dan Medianus
Posisi pasien tangan yang akan diperiksa bertumpu
pada tangan kiri pemeriksa, sehingga semua ujung jari
tersangga
Pasien diminta menutup mata atau menoleh kearah
berlawanan dari tangan yang diperiksa
Pemeriksa menyentuhkan ujung bolpen pada telapak
tangan pelanggan
Pelanggan diminta menunjuk tempat yang dirasa
disentuh
Fungsi Sensorik Saraf Tibialis Posterior
Kaki kanan pasien diletakkan pada paha kiri, usahakan
telapak kaki menghadap ke atas
Tangan kiri pemeriksa menyangga ujung jari kaki
pelanggan
Cara pemeriksaan sama seperti pada pemeriksaan
fungsi sensorik saraf Ulnaris dan Medianus
Fungsi Kekuatan Otot (Saraf Ulnaris, Medianus dan
Radialis)
1. Jari Kelingking (Saraf Ulnaris)
Tangan kiri pemeriksa memegang ujung jari 2,3
dan 4 tangan kanan pasien dengan telapak
tangan pelanggan menghadap ke atas dan posisi
ekstensi
Minta pasien mendekatkan dan menjauhkan
kelingking dari jari-jari lainnya. Bila pelanggan
dapat melakukannya,
minta ia menahan kelingkingnya pada posisi jauh
dari jari lainnya, dan kemudian ibu jari pemeriksa
mendorong pada bagian pangkal kelingking
Penilaian:
Bila jari kelingking pasien tidak dapat
mendekat atau menjauh dari jari lainnya
berarti sudah lumpuh
Bila jari kelingking pasien tidak dapat
menahan dorongan pemeriksa berarti lemah
Bila jari kelingking pasien dapat menahan
dorongan pemeriksa berarti masih kuat
Minta pasien menjepit sehelai kertas yang diletakkan
diantara jari manis dan kelingking,lalu pemeriksa menarik
kertas tersebut sambil menilai ada tidaknya tahanan/jepitan
terhadap kertas tersebut
Penilaian:
Bila kertas terlepas dengan mudah berarti kekuatan
otot lemah
Bila ada tahanan terhadap kertas berarti otot masih
kuat
2. Ibu Jari (Saraf Medialis)
Tangan kanan pemeriksa memegang jari telunjuk
sampai kelingking tangan kanan pasien agar
telapak tangan pasien menghadap ke atas, dan
dalam posisi ekstensi
Ibu jari pasien ditegakkan ke atas sehingga tegak
lurus terhadap telapak tangan pasien, dan pasien
diminta untuk mempertahankan posisi tersebut
Jari telunjuk pemeriksa menekan pangkal ibu jari
pasien yaitu dari bagian batas antara punggung
dan telapak tangan mendekati telapak tangan
Penilaian
Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti
masih kuat
Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti
sudah lemah
Bila tidak ada gerakan berarti lumpuh
3. Pergelangan Tangan (Saraf Radialis)
Tangan kiri pemeriksa memegang punggung
lengan bawah tangan kanan pasien.
Pasien diminta menggerakkan pergelangan
tangan kanan yang terkepal ke atas (ekstensi)
Pasien diminta bertahan pada posisi ekstensi (ke
atas) lalu dengan tangan kanan pemeriksa
menekan tangan pasien ke bawah kea rah fleksi
Penilaian:
Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti
masih kuat
Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti
lemah
Bila tidak ada gerakan berarti lumpuh
Fungsi Motorik Saraf Peroneus
Dalam keadaan duduk penderia diminta
mengangkat ujung kaki dengan tumit tetap
terletak di lantai/ekstensi maksimal
Pasien diminta bertahan pada posisi
ekstensi tersebut lalu pemeriksa dengan
kedua tangan menekan punggung kaki
pasien ke bawah/lantai
Penilaiaan:
Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti
kuat
Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti
lemah
Bila tidak ada gerakan berarti lumpuh
(ujung kaki tidak bisa ditegakkan ke atas)
4. Petugas mencatat semua hasil pemeriksaan fisik pada kartu pasien
5. Petugas membuat Diagnosa Kusta dan Klasifikasinya
Klasifikasi Penyakit Kusta menurut WHO :
Tanda Utama PB MB
Bercak kusta Jumlah 1 s/d 5 Jumlah > 5
Penebalan saraf tepi yang Hanya satu Lebih dari satu
disertai dengan gangguan fungsi saraf saraf
Sediaan apusan BTA negatif BTA positif
Petugas melakukan
pemeriksaan fisik pd
Petugas menegakkan pasien
diagnosa kusta - Palpasi raba rasa
berdasarkan klasifikasi daerah bercak
kusta - Tes kekuatan otot
- Tes saraf tepi
8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
DAFTAR TILIK
KUSTA
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :