Desember 2007
Diterbitkan oleh
Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup
dengan dukungan
Danish International Development Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Programme Phase 1
PENGANTAR
Pelingkupan merupakan tahap awal yang sangat penting
dalam proses AMDAL. Hasil pelingkupan yang tidak tepat
menyebabkan kajian ANDAL salah sasaran dan, pada
Pengarah akhirnya, tidak membantu proses pengambilan keputusan
Hermin Roosita, Sri Wahyuni Herly, Ary Sudijanto, Muham- soal kelayakan lingkungan hidup maupun pelaksanaan
mad Askary (Kantor Asisten Deputi Kajian Dampak pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup
Lingkungan, Deputi Bidang Tata Lingkungan, KLH) oleh pemrakarsa.
Banyaknya kesalahpahaman dalam menjalankan proses
Penyusun pelingkupan dan kajian ANDAL, mendorong Kementerian
Qipra Galang Kualita, yang terdiri dari: Isna Marifa, Rudy Negara Lingkungan Hidup menerbitkan sebuah buku pan-
Yuwono, M. Taufiq Afiff, Eka Jatnika Sundana (konsep & duan tentang pelingkupan. Buku panduan ini diharapkan
tulisan), M. Taufik Sugandi, Zarkoni (tata letak & desain dapat memperjelas konsep-konsep yang diperkenalkan
grafis), M. Nuraman Sjach (dukungan editorial) dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
8 Tahun 2006 (Permen LH 08/2006). Namun demikian,
Apresiasi disadari bahwa masih ada beberapa perbedaan pendapat
yang tidak dapat diselesaikan dalam buku ini.
Untuk Pendanaan: Danish International Development
Buku ini disusun berdasarkan sejumah diskusi tentang pe-
Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Program
lingkupan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir
(ESP) Phase 1.
serta diskusi intensif dengan sejumlah pakar pada tahun
2007. Sejumlah kajian pada literatur internasional dan con-
Untuk Masukan dan Substansi: Dr. Prastowo (PPLH-
toh-contoh dokumen KA-ANDAL juga dilakukan sebagai
IPB), Dr. Erry N. Megantara (UNPAD), Dr. Dadang Purnama
pendukung.
(KLH).
Untuk Foto: Bayu Rizky Tribuwono (Qipra), Taufik Ismail Penyusunan, pencetakan, dan penyebarluasan buku ini dapat
(Qipra), Heri Wibowo (Green Planet Indonesia) terlaksana berkat program kerjasama antara Pemerintah
Kerajaan Denmark (melalui DANIDA) dengan Pemerintah
Republik Indonesia, yaitu Environmental Sector Program
Phase 1.
Kami berharap para pelaku AMDAL dapat mengambil manfaat
Diterbitkan Oleh dari buku ini. Sejumlah masukan dari para pembaca kiranya
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penyempurnaan
Deputi Bidang Tata Lingkungan
buku ini di masa yang akan datang.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Gedung A Lantai 6
Jakarta, Desember 2007
Jl. D.I. Panjaitan Kav 24, Kebun Nanas, Jakarta 13410
Telp/Faks (021) 85904925
Deputi Bidang Tata Lingkungan
PO BOX 7777 JAT 13000
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
e-mail: amdal@menlh.go.id
Website: http:\\www.menlh.go.id
SI
N
TUJUAN PELINGKUPAN
Seperti halnya dengan kajian-kajian yang lain, kajian ANDAL membutuhkan fokus yang
jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu-rambu yang disepakati. Fokus dan batasan
itu ditentukan sebelum kajian dilaksanakan, yaitu pada tahap merancang kajian. Tanpa
rancangan kajian yang jelas, kajian dampak lingkungan (ANDAL) berpotensi menjadi sebuah
kajian tidak berarah yang kemudian tidak ada nilai dan manfaatnya. Rancangan kajian ANDAL
itulah yang dikenal sebagai lingkup studi ANDAL dan merupakan hasil proses pelingkupan.
Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi
kajian yang tepat sasaran.
Pada umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawab pertanyaan Apa yang
dikaji? Dimana dan kapan kajian dilakukan? Bagaimana kajian akan dilakukan?
Siapa saja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu, rancangan
suatu kajian ANDAL harus meliputi:
fokus kajian, terutama dampak-dampak
penting yang diperkirakan akan terjadi;
lokasi dimana kajian akan dilakukan;
kapan kajian akan dilakukan;
metode studi; dan
tenaga ahli apa saja yang akan
dilibatkan dalam kajian.
s
eak
opp
fis: T
3
Gra
Esensi proses pelingkupan ANDAL berlaku universal. Artinya, langkah kerja atau tata-laksana
yang dianjurkan dalam peraturan pemerintah dapat berubah, namun esensi pelingkupan
akan tetap sama. Oleh karena itu, buku ini akan menggunakan esensi proses pelingkupan
sebagai titik-tolak pembahasan.
Unsur-unsur ini berguna untuk membentuk rancangan kajian ANDAL atau dikenal sebagai
lingkup kajian ANDAL, yang terdiri dari:
1. batas wilayah studi dan rentang waktu prakiraan dampak;
2. metode penelitian yang diharapkan dapat membuktikan hipotesa tentang dampak
yang dikaji;
Dengan demikian, uraian dampak penting hipotetik merupakan satu kesatuan informasi yang
mudah dipahami. Penyampaian pernyataan dampak dapat dilakukan dengan beberapa cara,
seperti secara naratif dan dengan tabel atau butir-butir deskripsi singkat. Contoh diberikan
di bawah ini.
A. Secara naratif
Kajian ANDAL harus/akan mencakup kajian tentang tingkat sedimentasi (Total Sus-
pended Solid dalam air sungai) dan dampaknya terhadap kelangsungan budidaya ikan
air tawar yang dimiliki penduduk yang mungkin terjadi di Sungai X di ruas dekat De-
sa Ampar akibat kegiatan pembukaan lahan untuk rencana pembangunan kompleks
perumahan Z. Peningkatan ini akan terjadi musim hujan. Dampak dapat berlangsung
sejak tahap prakonstruksi (persiapan lahan) sampai dengan tahap konstruksi.
Buku panduan ini terfokus pada proses pelingkupan sehingga lebih banyak mengulas hal-hal
yang relevan untuk Bab 2 dari dokumen KA-ANDAL.
MENGENAL RO
NA
LINGKUNGAN
HIDUP
CONTOH KASUS:
PELAKSANAAN KA-ANDAL DALAM PROSES PERENCANAAN
RENCANA KEGIATAN
BP Indonesia melakukan pelingkupan (dan penyusunan KA-ANDAL) untuk Proyek Pengembangan
Lapangan Gas LNG Tangguh bersamaan dengan tahap Rekayasa Dasar (Front End Engineering Design).
Berikut diuraikan tahap-tahap perencanaan proyek secara umum berikut tahun pelaksanaannya.
Kajian konseptual (Conceptual Engineering Study). Tujuan: Menentukan kelayakan ekonomi dan
teknis serta strategi pelaksanaan proyek selanjutnya. Mencakup optimalisasi teknologi LNG,
strategi pembangunan fasilitas lepas pantai, strategi pengembangan sumur, dan pengelolaan
cadangan gas. 1996-1998.
Persiapan rekayasa dasar (Front End Engineering Design Preparation). Berbagai kajian teknik
untuk menentukan teknologi yang cocok pada rancang-bangun proses dan peralatan utama
kilang serta mengumpulkan berbagai data rinci dari lokasi kilang yang dipilih. 1998-2000.
Rekayasa dasar (Front End Engineering Design). Mencakup optimalisasi teknologi proses yang
dipilih, pembuatan rancang-bangun fasilitas-fasilitas, sehingga masalah teknis dapat diatasi
dan risiko teknis dapat ditekan serendah mungkin. FEED Kilang LNG 2000-pertengahan 2001.
FEED Fasilitas Produksi Gas 2001-2002.
Proses di atas diikuti oleh Persiapan Konstruksi (Engineering, Procurement, and Construction) dan
Pelaksanaan Konstruksi(Engineering, Procurement, and Construction).
Dokumen KA-ANDAL disetujui pada bulan Mei tahun 2001.
Foto: Istimewa
CONTOH KASUS:
KAJIAN ALTERNATIF PENEMPATAN TAILING PADA KEGIATAN PERTAM-
BANGAN
Di dalam dokumen KA-ANDAL, PT. Newmont Nusa Tenggara masih mempertimbangkan dua alternatif untuk
penempatan tailing yang dihasilkan oleh tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa. Dalam konteks penjelasan
di atas, kajian alternatif ini termasuk sebagai kajian alternatif di tingkatan mikro (elemen kegiatan).
Alternatif yang dikaji adalah:
1. penempatan di darat, yang mengharuskan di bangunnya dua waduk penampungan tailing seluas
1900 hektar; dan
2. penempatan di dasar laut pada kedalaman 3000-4000 meter di Ngarai Senunu, sebelah selatan
Pulau Sumbawa.
Kedua alternatif ini dikaji dalam AMDAL dan menunjukkan bahwa penempatan tailing di darat memiliki
potensi dampak lingkungan yang lebih besar karena 1) letak Pulau Sumbawa di zona risiko gempa bumi dan
2) adanya risiko bendungan pecah sementara curah hujan relatif tinggi.
Hasil kajian AMDAL tersebut memberi arahan agar PT. Newmont Nusa Tenggara memilih penempatan tailing
di dasar laut dalam. Hasil Kajian AMDAL tersebut juga menjadi dasar bagi Komisi Penilai AMDAL Pusat
mengeluarkan surat kelayakan lingkungan.
Sumber: Dokumen KA-ANDAL PT. Newmont Nusa Tenggara (Multisektor/Integrated Studi Analisis Dampak
Lingkungan Terpadu: Kegiatan Pertambangan Tembaga-Emas di Batu Hijau, Kec. Jereweh, Kabupaten
Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 1996)
Foto: Istimewa
3
Banyak perusahaan dan lembaga pemerintah (yang menjadi pemrakarsa kegiatan) telah menerapkan kebijakan lingkungan hidup atau standar operasional
baku yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan. Seluruh tahapan proses perencanaan dari sejak awal telah mempertimbangkan dampak lingkungan
yang mungkin terjadi sehingga rencana kegiatan yang dihasilkan telah selaras dengan lingkungan. Artinya, sebelum memasuki proses AMDAL, pemrakarsa
telah memilih alternatif-alternatif yang paling ramah lingkungan dan telah mengintegrasikan rencana pengendalian dampak sehingga rencana kegiatan final-
nya sudah merupakan alternatif yang terbaik.
6. Setiap alternatif yang masuk dalam lingkup kajian akan mempengaruhi pro-
ses identifikasi dampak potensial dan dampak penting hipotetik serta penen-
tuan wilayah studi dan waktu kajian.
MENGENAL R
ONA
LINGKUNGAN
HIDUPMENGENAL RO
LINGKUNGAN
NA
HIDUP
Tabel 5 Daftar Pertanyaan Indikatif untuk Pengenalan Awal Rona Lingkungan Hidup
Modifikasi dari Guidance on EIA Scoping, Office for Official Publications of the European Communities, June 2001.
Gambar 5. Proses pelingkupan untuk rencana kegiatan yang memiliki 2 (dua) alternatif lokasi.
CONTOH KASUS:
KAJIAN ALTERNATIF LOKASI UNTUK PENENTUAN LOKASI KILANG
LNG BP TANGGUH
Dalam dokumen KA-ANDAL untuk Proyek LNG Tangguh, dijelaskan proses penentuan lokasi kilang LNG sebagai
jabaran kajian alternatif. Proses pemilihan lokasi dimulai pada pertengahan tahun 1996 dan terus berlangsung
secara bertahap sampai dengan ditentukannya 1(satu) lokasi pilihan. Proses penyaringan bertahap dan jumlah
calon lokasi yang dipertimbangkan dijelaskan dalam KA-ANDAL sebagai berikut.
Penyaringan Tahap I : 17 calon lokasi
Penyaringan Tahap II : 9 calon lokasi
Penyaringan Tahap III : 5 calon lokasi
Penyaringan Tahap IV : 4 calon lokasi
Penyaringan Tahap Akhir : 1 calon lokasi, dengan 2 (dua) pililhan calon situs Kilang LNG, yaitu Tanah
Merah dan Saengga.
Pada setiap tahap penyaringan, faktor lingkungan alam dan sosial menjadi pertimbangan, selain faktor-faktor
teknis dan ekonomis. Contoh kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
Lokasi tidak boleh berada dalam lingkungan cagar alam, Taman Nasional, maupun daerah yang secara
lingkungan dianggap masih lestari dan perlu dilindungi.
Hindari lokasi-lokasi yang mengakibatkan pipa penyalur gas harus menembus pegunungan dengan
jarak lebih dari 50 kilometer (km) dengan maksud mengurangi risiko dan biaya.
Hindari lokasi-lokasi dengan pelabuhan alam yang tidak dapat menampung kapal-kapal samudera
yang besar, yaitu untuk menghindari biaya dan dampak lingkungan dari pengerukan pantai secara
besar-besaran.
Hindari lokasi-lokasi dengan keadaan topografi yang tidak menguntungkan, seperti rawa-rawa dan
tebing-tebing yang tinggi. Dengan alasan untuk menghindari dampak biaya dan lingkungan dari
penyiapan lahan.
Hindari lokasi-lokasi di pantai yang membutuhkan pengerukan besar-besaran maupun pengerukan
berkala agar pelabuhan dapat terus dioperasikan.
Dijelaskan juga dalam KA-ANDAL upaya pengumpulan informasi tambahan dan kunjungan lapangan untuk
mendukung penyaringan bertahap di atas. Pada akhirnya, dijelaskan kenapa pilihan jatuh pada 1 lokasi
yang tersisa setelah adanya pembicaraan dengan penduduk yang mengindikasikan kesediaan mereka untuk
dimukimkan kembali di tempat lain. Pada saat KA-ANDAL mulai disiapkan, lokasi sudah mengerucut ke 1
lokasi, yaitu Tanah Merah.
(Sumber: Dokumen KA-ANDAL LNG Tangguh, BP dan PERTAMINA, halaman 2-48 sampai 2-54)
CONTOH KASUS:
PENGARUH KEGIATAN LAIN
PADA LINGKUP STUDI ANDAL
Sebuah perusahaan tekstil (AMALTEX) ingin mem-bangun pabrik baru di kota X. Pabrik tekstil
diketahui membutuhkan air dalam jumlah yang besar. Dari kajian kegiatan di sekitar lokasi,
ditemukan bahwa sudah banyak kegiatan manufaktur (pabrik) lain di radius 3 kilometer
sekitar rencana lokasi kegiatan. Sebagian besar pabrik-pabrik tersebut membuang limbah
cairnya ke Sungai C (yang secara visual diketahui sudah menunjukkan tanda-tanda pen-
cemaran ringan sampai menengah). Sumber air baku bagi sebagian besar pabrik-pabrik
tersebut adalah air tanah dalam (karena sumber air tanah dangkal tidak baik di daerah itu).
Jika AMALTEX akan menempatkan pabriknya di kota X, dapat diduga bahwa komponen
lingkungan air tanah serta air permukaan akan menerima dampak sehingga perlu dicakup
sebagai lingkup kajian ANDAL.
4. Pelingkupan perlu menyebutkan jika masih ada alternatif lokasi yang dipertim-
bangkan oleh pemrakarsa untuk komponen kegiatan tertentu.
5. Setiap alternatif yang masuk dalam lingkup kajian akan mempengaruhi proses
identifikasi dampak potensial dan dampak penting hipotetik, lokasi konsultasi
masyarakat, serta penentuan wilayah studi dan waktu kajian.
6. Jika tidak ada lagi alternatif lokasi yang dipertimbangkan pemrakarsa, seluruh
proses pemilihan lokasi harus dirangkum dalam dokumen KA-ANDAL teru-
tama pertimbangan lingkungan yang telah dilakukan.
7. Pelingkupan perlu juga mengenal kegiatan lain di sekitar lokasi kegiatan. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kegiatan lain yang mungkin telah
menimbulkan pencemaran atau kerusakan pada komponen lingkungan hidup
yang akan terkena dampak oleh rencana kegiatan yang baru.
P E L I N G K U P
MENGENAL RO
N
NA
K P E
LINGKUNGAN
P A
HIDUP
DA M
Foto: Heri GP
34 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL
PAN PELINGKU
PAN PELINGKUPAN WILAYAH
E
AN METOD
NTING
ENTING STUDI & WAKTU KAJIAN
DAMPAK P MENENTUK D I
SANA STU
DAN PELAK
38
menempatkan komponen kegiatan (sumber dampak) dan komponen lingkungan (penerima
dampak), masing-masing, pada satu axis (sisi) pada matriks. Untuk mengisi ruang (sel)
dalam matriks, isi masing-masing baris disandingkan dengan isi masing-masing kolom. Jika
diperkirakan terjadi interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan,
sel diisi dengan suatu tanda. Jika tidak ada interaksi, sel dibiarkan kosong. Jika ragu-ragu
atau kurang informasi untuk menilai apakah akan ada interaksi, sel diisi seakan-akan ada
interaksi4. Sel yang diberi tanda berarti ada potensi terjadinya dampak terhadap komponen
lingkungan tersebut akibat komponen kegiatan yang bersangkutan. Inilah yang disebut
dengan dampak potensial. Contoh bentuk matriks ada di Tabel 6.
Dalam mengisi matriks, para anggota tim Pelaksana Kajian dapat mengadakan diskusi.
Dengan kehadiran anggota tim dari berbagai latar-belakang ilmu dan pengalaman, peng-
isian setiap sel dalam matriks sudah mempertimbangkan masukan dari seluruh anggota tim.
Langkah berikutnya adalah mengambil sel-sel dari matriks yang telah diberi tanda lalu me-
rancang sebuah bagan alir. Bagian paling atas bagan alir adalah komponen kegiatan yang
menjadi sumber dampak. Setiap dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing sumber
dampak digambarkan sebagai suatu kotak, begitu pula semua dampak turunannya.
Bagan alir pada dasarnya memperlihatkan semua hubungan sebab-akibat dampak
potensial pada tingkatan-ganda (multiple levels) yang terdiri dari dampak-dampak berikut.
Dampak primer: interaksi antara Sumber Dampak (komponen kegiatan) dengan
Penerima Dampak Primer (komponen lingkungan);
Dampak sekunder: interaksi antara Penerima Dampak Primer (komponen lingkungan)
Penerima Dampak Sekunder (komponen lingkungan);
Dampak tersier: interaksi antara Penerima Dampak Sekunder (komponen lingkungan)
Penerima Dampak Tersier (komponen lingkungan), dan seterusnya.
Gambar 6 menunjukkan bagaimana hasil penggunaan matriks (Tabel 6) ditampilkan dalam
bentuk bagan alir yang menggambarkan keterkaitan antara sumber dampak dan komponen
lingkungan yang terkena dampak.
Setelah pembuatan matriks dan/atau bagan alir, dampak potensial yang telah diidentifikasi
ditampilkan dalam bentuk daftar atau tabel minimal dengan informasi tentang sumber
dampak, penerima dampak, serta deskripsi dampak itu sendiri (lihat Tabel 7). Informasi
pelengkap yang dapat ditambahkan pada daftar (tabel) dampak potensial adalah: waktu
terjadinya dampak (tahapan kegiatan), urutan terjadinya dampak (primer/sekunder/tersier),
4
Hal ini dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian untuk menghindari terlewatnya suatu dampak potensial.
40
besaran komponen sumber dampak (yang dapat memberi indikasi skala dampak).
Tabel 7. Contoh tabel dampak potensial kegiatan pertambangan dengan beberapa komponen lingkungan
(Diambil dan dimodifikasi dari KA-ANDAL kegiatan pertambangan batubara di Kalimantan Selatan,
PT. Interex Sacra Raya, 2004
5
Dampak potensial dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu 1) dampak penting (significant impact); 2) dampak tidak penting (insignificant impact); 3) tidak
diketahui atau kurang jelas apakah termasuk dampak penting atau tidak penting (unknown); dan 4) dampak yang sudah dikendalikan (mitigated impact)
(modifikasi dari ADB, 1997).
Kolom paling kanan menunjukkan dampak yang perlu/akan dikaji dalam ANDAL. Inilah yang
disebut sebagai dampak penting hipotetik dalam Permen LH 08/2006.
Agar dampak penting hipotetik ini jelas, informasi diatas harus dilengkapi dengan informasi
tentang lokasi, rentang waktu, parameter lingkungan serta arah kajian (lihat Bab 1 tentang
pernyataan dampak hipotetik yang lengkap). Untuk contoh kasus pertambangan yang
digunakan, pernyataan dampak penting hipotetik adalah sebagai berikut.
1. Perubahan bentang alam yang diakibatkan oleh penambangan batu-bara
secara terbuka dan pembangunan jalan di Kecamatan X dan Y yang dapat berpenga-
ruh pada penerimaan masyarakat sekitar terhadap rencana kegiatan. Kajian akan
mempelajari dampak perubahan bentang alam pada tahap persiapan, operasi, dan
pasca-operasi tambang.
6 Klasifikasi jangan diartikan sebagai pengelompokan dampak-dampak yang sudah diuraikan secara spesifik menjadi kategori umum (seperti penurunan
kualitas udara, pencemaran air sungai atau keresahan masyarakat). Pengelompokan dampak harus memberi makna atau arah yang jelas bagi proses
kajian selanjutnya.
Tabel diatas menunjukkan pemetaan hasil penilaian dampak. Angka di dalam sel merupakan
hasil perkalian nilai Besarnya Peluang Kejadian dengan nilai Besarnya Akibat. Angka yang
7 Metode ini lazim dipakai untuk risk analysis di berbagai bidang. Referensi yang digunakan disini adalah The Orange Book: Management of Risk Principles
and Concepts, HM Treasury, U.K., October 2004.
52
Highlight Bab 4
1. Pelingkupan Dampak Penting adalah meliputi: identifikasi dampak potensial,
evaluasi dampak potensial dan klasifikasi dan prioritas.
2. Esensi pelingkupan dampak penting adalah menentukan dampak-dampak
yang perlu dikaji secara mendalam di tahap studi ANDAL.
3. Dampak potensial diperoleh dengan menduga interaksi antara komponen
rencana kegiatan dengan komponen lingkungan hidup. Setelah itu, dampak
potensial dipilah-pilah untuk menentukan mana yang perlu dikaji secara men-
dalam.
4. Dampak yang perlu dikaji dalam ANDAL adalah: a) dampak penting, untuk
diketahui besaran, sebaran dan dampak turunannya; b) dampak yang kurang
dipahami, untuk dipelajari lebih jauh sehingga jelas apakah termasuk dampak
penting atau dampak tidak penting. Dampak-dampak yang sudah diantisipasi
di tahap perencanaan awal, dan akan dikendalikan dengan pendekatan yang
lazim dipakai, tidak lagi perlu dikaji dalam ANDAL kecuali jika ada baku
mutu yang terlampaui.
5. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi dampak potensial (dan meng-
eliminasi dampak yang tidak perlu dikaji) perlu dijelaskan dalam dokumen KA-
ANDAL.
6. Klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik bertujuan untuk:
mempertajam arah kajian ANDAL, sehingga pemilihan strategi kajian dan
metodologi bisa lebih tajam; dan
memudahkan penilai/pengambil keputusan melihat tema-tema atau dampak-
dampak yang memerlukan perhatian khusus.
7. Klasifikasi membungkus dampak-dampak yang berhubungan dalam suatu
tema pengikat.
8. Prioritas memberi gambaran tentang dampak-dampak atau klasifikasi yang
memerlukan perhatian khusus.
9. Pendekatan untuk melakukan klasifikasi dan prioritas cukup banyak. Pendekat-
an yang digunakan sebaiknya dijelaskan dalam dokumen KA-ANDAL.
PAN
PELINGKU
ENTING
DAMPAK P
PELIN
MENGENAL RO
NA
LINGKUNGAN
HIDUP
STUD
DI & WAK
E
STUDI & WAKTU KAJIAN AN METOD
MENENTUK D I
SANA ST U
TU KAJIA
DAN PELAK
Dengan terjawabnya pertanyaan Apa yang dikaji? (Bab 4), maka langkah selanjutnya
adalah menggunakan hasil Pelingkupan Dampak Penting untuk merancang aspek kajian
lainnya.
Waktu kajian akan mempengaruhi pilihan metode studi dan data yang perlu dikumpulkan.
Untuk memprediksi kondisi komponen lingkungan tanpa-kegiatan pada waktu kajian,
informasi yang perlu dikumpulkan dan dianalisis8 adalah sebagai berikut.
Data komponen lingkungan di masa lalu (time-series) untuk parameter lingkungan
yang terkait dengan dampak yang akan dikaji. Misalnya, untuk kajian pencemaran
udara dari rencana pembangunan jalan tol maka dibutuhkan data pemantauan
kualitas udara ambien selama 5 tahun terakhir yang mencakup parameter terkait
dengan emisi kendaraan bermotor, seperti CO, HC, PM, CO2.
Analisis kecenderungan (trend analysis) dari parameter-parameter relevan. Kecen-
derungan ini yang nantinya akan diproyeksikan ke depan untuk waktu kajian yang
dipilih. Proyeksi parameter tersebut di tahun X (misalnya 2015) adalah kondisi
parameter tanpa-kegiatan.
Informasi tentang kegiatan-kegiatan yang direncanakan di wilayah yang sama dan
diperkirakan menyebabkan perubahan pada parameter-parameter yang menjadi
perhatian kajian. Adanya kegiatan-kegiatan ini diperkirakan akan mempengaruhi
rona lingkungan setempat. Informasi tentang kegiatan lain ini dapat diperoleh dari
Pemerintah Daerah terdekat, termasuk dari rencana pengembangan wilayah, AMDAL
8
Pengumpulan dan analisis data ini sering menghadapi hambatan keterbatasan data yang ada dan/atau besarnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh
data dan melakukan analisis. Oleh karena itu, pendekatan waktu kajian ini digunakan saat ketersediaan data dan dana mendukung.
Foto: Istimewa
2. Wilayah studi terdiri dari batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas
adminstratif. Keseluruhannya menentukan lokasi-lokasi untuk pengumpulan
data, lokasi pengambilan sampel, lokasi yang menjadi objek prakiraan dan
evaluasi dampak.
MENGENAL RO
NA
LINGKUNGAN
HIDUP
MENENTU
KAN METO
DAN PELA DE
KSANAAN
STUDI
METODE STUDI
Kredibilitas sebuah kajian ANDAL sangat ditentukan oleh kualitas dari prakiraan dampak
yang dilakukan. Dari prakiraan itulah diperoleh informasi tentang sebaran dan besaran
dampak serta komponen-komponen lingkungan alam dan sosial yang akan mengalami
perubahan tersebut. Semakin akurat prakiraan dampak yang dilakukan semakin tajam pula
informasi yang digunakan untuk merancang rencana pengelolaan dan pemantauan dampak.
Dengan demikian, pemilihan metode-metode yang tepat untuk pelaksanaan kajian sangatlah
penting.
Metode studi yang harus ditentukan pada tahap penyusunan KA-ANDAL terdiri dari hal-hal
berikut ini.
Metode pengumpulan data (primer dan sekunder), termasuk peralatan atau instrumen
yang digunakan untuk pengambilan sampel, jumlah sampel, lokasi pengambilan
sampel komponen lingkungan biogeofisik, metode pengumpulan data sosial, dan
sebagainya. Peta lokasi pengambilan sampel di dalam wilayah studi sebaiknya juga
disertakan.
Metode analisis data yang telah terkumpul di atas. Untuk data-data sampel komponen
lingkungan biogeofisik, metode analisis data termasuk peralatan/instrumen dan
metode standar analisis laboratorium. Untuk dampak sosial, metode analisis data
termasuk metode kualitatif dan kuantitatif yang akan digunakan.
Metode prakiraan dampak penting, untuk memprakirakan besaran dan sifat dampak
penting untuk masing-masing dampak penting hipotetik. Metode yang digunakan
untuk memprakirakan besaran dampak antara lain adalah: 1) metode perhitungan
matematis (modeling), 2) percobaan/eksperimen, 3) penilaian ahli (professional
judgement), 4) metode-metode lain yang diakui secara ilmiah (skenario, analogi,
dan studi literatur kegiatan serupa). Adapun metode yang digunakan untuk mem-
prakirakan sifat penting dampak, antara lain, dapat menggunakan Keputusan Kepala
Untuk setiap dampak penting yang akan dikaji, metode yang akan digunakan harus dijelas-
kan dalam dokumen KA-ANDAL. Tabel dapat juga digunakan untuk merangkum metode-
metode yang digunakan.
Foto: Doc Qipra
Untuk metode prakiraan dampak penting, Pemrakarsa diminta untuk melakukan valuasi ekonomi sehingga
tabel di bawah ini menunjukkan demikian.
Cuplikan Tabel Metode Prakiraan Dampak Penting
Tabel juga dilengkapi keterangan tambahan berupa rumus-rumus yang digunakan, di mana metode prakiraan
dampak menggunakan model atau perhitungan matematis.
Sumber: Dokumen ANDAL, Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Ujung Pangkah, Blok Pangkah,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Amerada Hess (Indonesia-Pangkah) Limited, 2006.
2. Metode studi harus ditentukan untuk setiap dampak penting yang akan
dikaji. Metode yang harus diidentifikasi terdiri dari:
metode pengumpulan data;
metode analisis data;
metode prakiraan dampak;
metode evaluasi dampak penting.
4. Ketua tim studi AMDAL memiliki sertifikat pelatihan AMDAL Penyusun dan
seluruh anggota sebaiknya berpengalaman melaksanakan studi. Tim
pelaksana studi ANDAL bertanggung jawab atas keabsahan ilmah dari ka-
jian serta hasil-hasilnya.
Empire State Development Corporation, 2006. Atlantic Yards Arena and Redevelopment
Project. Final Scope of Analysis for an Environmental Impact Statement. New York.
HM Treasury, U.K., October 2004. The Orange Book; Management of Risk Principles
and Concepts, (http://www.hm-treasury.gov.uk/media/3/5/FE66035B-BCDC-D4B3-
11057A7707D2521F.pdf)
Megantara, Erry. N. Tanggapan Proses Pelingkupan Permen LH 08/2006. Kick Off Workshop
ESP Phase 1, AMDAL 20 Juli 2007. Permata Bidakara. Bandung
Office for Official Publications for the European Communities, June 2001. Guidance on
EIA Scoping.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Pertamina PKP dan BP, Mei 2001. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
PSLH ITB, 2006. Himpunan Peraturan tentang LH dan AMDAL. Institut Teknologi Bandung.
PT. Interex Sacra Raya, 2004. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
Pertambangan Batubara, KP Eksploitasi KW 00PB0262, Kec. Muara Kamam, Batusopang,
Kuaro, Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimatan Timur, dan Kec. Jaro dan Muarauya, Kab.
Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan.
PT. Newmont Nusa Tenggara, 1996. Multisektor/ Integrated Studi Analisis Dampak
Lingkungan Terpadu. Kegiatan Pertambangan Tembaga-Emas di Batu Hijau, Kec.
Jereweh, Kabupaten Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Purnama, Dadang, 2007. Pelingkupan versi 08/2006 & 308/2005. Kick Off Workshop ESP
Phase 1, AMDAL 20 Juli 2007. Permata Bidakara, Bandung
Qipra Galang Kualita, World Bank Office Jakarta dan Kementerian Lingkungan Hidup RI.
2003. Konsultasi Masyarakat dalam AMDAL : Sebuah Panduan untuk Pemrakarsa.
Stone ,Y. 2003. Overview of Legislation and Practices in EIA in NSW. Department of
Infrastructure, Planning and Natural Resources NSW.
U.S. Environmental Protection Agency, September 1993. Sourcebook for the Environmental
Assessment Process.
United Nations University, Open Education Resources, July 2006. Environmental Impact
Assessment Course Module.