KALIMAT
Kelompok 2
Jurusan : Akuntansi
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengetian kalimat
2. Hakikat kalimat
3. Kalimat menurut para ahli
4. Jenis kalimat
5. Pola dasar kalimat Bahasa Indonesia
6. Kalimat yang baik dan benar
7. Kalimat efektif
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari kaliamt
2. Untuk mengetahui hakikat kalimat
3. Untuk mengetahui kalimat menurut para ahli
4. Untuk mengetahui jenis kalimat
5. Untuk mengetahui pola dasar kalimat Bahasa Indonesia
6. Untuk mengetahui bagaimana kalimat yang baik dan benar
7. Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang
kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek
dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan
kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya(?) dan tanda
seru (!).
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu
kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa
namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga
numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat
biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus
pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).
3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek
biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu
di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib
hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa
terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi
ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga
bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O
terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
5. Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa
dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa
proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau
di akhir kalimat. Contoh :
a. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan
waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a. Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b. Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e. Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f. Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)
B. Hakikat Kalimat
Dalam pandangan gramatikal, yang menganggap tata bahasa sebagai
subsistem yang hierarkis, kalimat merupakan satuan yang tetap terikat pada satuan
yang lebih besar atau dapat berdiri sendiri. Secara relatif, ada kemungkinan satuan
yang lebih besar kalimat dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi final, secara
aktual dan potensial terdiri atas klausa. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan
sintaksis (kata, frasa dan klausa), kalimat dapat dipandang sebagai suatu konstruksi
yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa disertai intonasi final
dan bila diperlukan dilengkapi dengan konjungsi (Dola, 2010: 76). Sedangkan
menurut Cook (dalam Tarigan, 2009: 6), kalimat adalah satuan bahasa yang secara
relatif dapat berdiri sendiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri
dari klausa.
Pendapat lain dikemukakan Kridalaksana (2008: 103), kalimat adalah satuan
bahasa yang berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun
potensial terdiri dari klausa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat
merupakan kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal
yang terpenting dalam pembentukan sebuah kalimat yaitu konstituen dasar dan
intonasi final. Konstituen dasar dapat berupa kata, frasa maupun klausa yang diberi
intonasi akhir. Berikut contoh kalimat yang dibentuk oleh kata, frasa dan klausa.
Contoh:
Mangga! (dari kata)
Mangga manis! (dari frasa)
Andik membeli mangga manis. (dari klausa)
Jika kalimat-kalimat di atas dilafalkan maka akan jelaslah peranan intonasi
final dalam menentukan suatu kalimat. Karena peran intonasi finallah maka kalimat
merupakan satuan gramatikal bebas.
Menurut Alwi kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),
atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai
tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik,
tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda
baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya,
dan tanda seru melambangkan kesenyapan. (Alwi, dkk. 2003: 311).
D. Jenis Kalimat
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua
atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah
kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua
predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok
pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Struktur kalimat yang di
dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-
masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang
menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya
cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan
menjalankan beberapa fungsi.
Pengertian kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang
dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat tetapi belum tentu benar.
Kakak memesankan ibu tiket pesawat (kalimat yang baik dan benar).
Ayam kampung itu telah mati karena tertabrak mobil(kalimat yang baik
dan benar).
Penjelasan :
G. Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa
Indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah
kaidah bahasa Indonesia menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat
diharapkan selalu berada di awal kalimat.
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting
untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang
ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan
kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.
Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-ciri
suatu kalimat dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5 ciri-ciri sehingga suatu
kalimat dapat kita katakan efektif.
1) Kesepadanan Struktur
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
2) Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele,
kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah
kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang
boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang
kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut
ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang
menghasilkan kalimat tidak efektif.
3) Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di
kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif
haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang
sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif)
4) Ketegasan Makna
5) Kelogisan Kalimat
A. Kesimpulan
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan
mempunyai intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa
Indonesia secara sederhana biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya,
yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut
hanya memiliki satu gagasan dan hanya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) saja.
Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua atau lebih klausa yang
membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu Predikat (P).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis kepada
pembaca secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.